Desa Kanigoro,
Kecamatan
Saptosari,
Kabupaten
Gunungkidul,
Daerah Istimewa
Yogyakarta
SITEPLAN
No Nomor Sertifikat Luas lahan Keterangan
Hak Guna Bangunan (HGB) No.
1 13.02.15.03.3.00004 4.240 m2
00004/Kanigoro
Hak Guna Bangunan (HGB) No.
2 13.02.15.03.3.00005 16.865 m2
00005/Kanigor
Hak Guna Bangunan (HGB) No.
3 13.02.15.03.3.00006 42.006 m2
00006/Kanigoro
Luas Total 63.111 m2
Pemasangan Alat Penyediaan PEMELIHARAAN : Penanganan Produk Sanitasi dan Sanitasi Lingkungan
Aerasii Pakan Alami Zoea, Mysis, PL Tidak Sesuai Biosecurity
Disinfeksi Bak
Panen Sanitasi Pemipaan &
Jalur Distribusi Algae
Pemasangan Plastik
Pengepakan Sanitasi Pipa Blower
Penutup Bak
CO 219,8 Buruk 2
KU-2
PM10 73,88 Baik 4
CO 126,1 Sedang 3
KU-3
PM10
Sumber: Hasil perhitungan data primer, (2017)
64,46 Baik 4
KUALITAS UDARA
RLA KOMPONEN: GEO-FISIK-KIMIA
Hasil Uji Laboratorium Hasil analisis Pij Kategori Skala Lingkungan
No Parameter Unit Baku Mutu Rentang Nilai
No Sampel Sampel Sampel Sampel
Sampel (1)* Sampel (2)** Pij Sampel (1) Sampel (2)
(1) (2) (1) (2)
1 Bau - Tidak Berbau Tidak Berbau Tidak Berbau
1 0 ≤ Pi ≤ 1,0
2 Rasa - Tidak Berasa Tidak Berasa Tidak Berasa
3 Warna TCU 3,38 5,13 15
2 1,0 ≤ Pi ≤ 5,0
4 Kekeruhan NTU 0,97 1,98 5 3 5,0 ≤ Pi ≤ 10 10,03 13,35 Buruk Buruk Skala 2 Skala 2
5 Temperatur oC 26 26 24 (± 3) oC 4 10 ≤ Pi ≤ 15
6 Residu terlarut (TDS) mg/L 261 317 1000 5 Pi > 15
7 Besi mg/L 1,88 0,04 1 Sumber : Permen LH No. 115 Tahun 2003
8 Flourida mg/L 0,65 0,001 1,5 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil analisis
9 Kadmium mg/L 0,001 0,001 0,005 perhitungan indeks pencemaran air (Pij) tersebut dapat
10 Kesadahan (CaCO3) mg/L 984,4 431,01 500 memberikan gambaran bahwa di wiliyah studi rencana
11 Klorida (Cl) mg/L 134,43 7,88 600 kegiatan kualitas air tanahnya tercemar berat dengan
12 Krom (VI) mg/L 0,02 0,03 0,05
nilai Pij (10,0 < PIj ≤ 15,0).
13 Mangan mg/L 0,4 0,05 0,5
14 Nitrat mg/L 1,5 0,54 10
15 Nitrit mg/L 2,92 0,08 1
16 pH - 7,0 7,3 6,0-8,5
17 Natrium mg/L 86,84 21,32 200
18 Seng (Zn) mg/L 0,106 0,03 15
19 Sianida mg/L 0,02 0,03 0,1
20 Sulfat mg/L 0,001 0,001 400
21 Timbal mg/L 0,01 0,004 0,05
22 Deterjen µg/L 0,5 0,40 0,5
23 Permanganat µg/L 5,29 16,82 10
24 Total Coliform JPT/100 mL 1,5 x 102 2,0 x 102 0
Sumber : Balai PIPBPJK, Data Primer (2017)
Keterangan:
Sampel (1); Sumur warga (RT 06/RW02), Dusun Rejosari, Desa Kemadang, Koordinat :
7°67'10,60"LS dan 110° 32'94,60"BT;
Sampel (2); Sumur warga (RT 03/RW 02), Dusun Rejosari, Desa Kemadang, Koordinat :
7°67'10,60"LS dan 110° 32'94,60"BT
KUALITAS AIRTANAH
RLA KOMPONEN: GEO-FISIK-KIMIA
Titik Sampling
No. Parameter Satuan Baku mutu Titik Sampling Titik Sampling Titik Sampling Berdasarkan hasil tersebut, diketahui bahwa di lokasi titik
I. Fisika
1 2 3
sampling 1 beberapa parameter seperti ammonia
1.
2.
Warna
Bau
TCU 20
tidak berbau
4,78
Tidak berbau
2,44
Tidak berbau
11,46
Tidak berbau
bebas, fosfat, nitrat, sulfida, senyawa fenol, deterjen,
3.
4.
Kecerahana
Kekeruhana
meter
NTU
>6
5
1,5
2,80
2
0,94
1,5
2,99
PAH, kromium heksavalen total, kadmium total,
5.
Padatan tersuspensi
mg/L 20 18 24* 14 tembaga total, timbal total, seng total, dan nikel total
totalb
6. Suhuc oC alami3(c) 25,7 25,7 25,8 telah melebihi baku mutu Peraturan Gubernur Daerah
7. Sampah - nihil1(4) nihil nihil nihil
8. Lapisan minyak5 - nihil1(5) nihil nihil nihil Istimewa Yogyakarta No. 3 Tahun 2010 tentang Baku
Kimia
1. pHd - 7-8,5(d) 7,2 7,2 7,2 Mutu Air Laut untuk Wisata Bahari. Pada lokasi titik
2.
3.
Salinitase
Oksigen Terlarut (DO)
‰
mg/L
alami3(e)
>5
31,5
3,22
31,6
3,13
30,6
2,13 sampling 2 beberapa parameter seperti padatan
4.
5.
BOD5
Amonia bebas (NH3-N)
mg/L
mg/L
10
nihil1
2
2,25*
3
4,0*
3
2,14
tersuspensi total, ammonia bebas, fosfat, nitrat, sulfida,
6.
7.
Fosfat (PO4-P)
Nitrat (NO3-N)
mg/L
mg/L
0,015
0,008
0,168*
0,360*
0,034*
1,478*
0,013
0,651*
senyawa fenol, PAH, kromium heksavalen total,
8.
9.
Sulfida (H2S)
Senyawa fenol
mg/L
mg/L
nihil1
nihil1
0,025*
<0,001*
0,058*
0,020*
0,043*
0,009*
kadmium total, tembaga total, timbal total dan nikel
PAH (Poliaromatik total juga telah melebihi baku mutu. Selanjutnya pada
10. mg/L 0,003 8,00*
hidrokarbon) 3,85* 3,64*
lokasi titik sampling 3 beberapa parameter seperti nitrat,
11. PCB (poliklor bifenil) µg/l nihil1 - - -
12. Surfaktan (deterjen)
mg/L
0,001 0,356* <0,001 <0.001
sulfida, senyawa fenol, PAH, kromium heksavalen total,
MBAS
13. Minyak dan lemak mg/L 1 0 0 0 kadmium total, tembaga total, timbal total dan nikel
14. Pestisida
Logam terlarut
µg/L nihil1(f) 158,96 (mg/L) 88,03 54,10
total juga telah melebihi baku mutu. Hal ini menunjukkan
15. Raksa (Hg) total
Kromium heksavalen
mg/L 0,0006 1,71 0,55 6,98
bahwa kualitas lingkungan perairan disekitar lokasi
16. mg/L 0,002 0,011* 0,014* 0,004*
17.
(Cr (VI)) total
Arsen (As) total mg/L 0,025 0,43 <0,01 <0,01
tapak proyek telah mengalami degradasi sebelum
18.
19.
Kadmium (Cd) total
Tembaga (Cu) total
mg/L
mg/L
0,002
0,050
0,053*
0,102*
0,036*
0,084*
0,038*
0,105*
adanya rencana kegiatan usaha hatchery yang
20.
21.
Timbal (Pb) total
Seng (Zn) total
mg/L
mg/L
0,005
0,095
0,768*
0,097*
0,826*
0,062
0,939*
0,071
kemungkinan disebabkan oleh aktivitas antropogenik
22. Nikel (Ni) total mg/L 0,01 0,359* 0,479* 0,324* seperti pemukiman, pariwisata dan perikanan dan
Biologi
1. E Coliform (faecal)g
MPN/100
200(g) <1,8 <1,8 <1,8
kelautan yang berada disekitar lokasi. Kesimpulan Skala
ml
2. Coliform (total)g
MPN/100
700(g) 4,5 9,2 9,2
Baik (4)
ml
Radio Nuklida
Komposisi yang tidak
1. Bq/L 4 - - -
diketahui
er: Data Primer, 2017 KUALITAS AIR LAUT
RLA KOMPONEN: TRANSPORTASI
tersebut, diketahui Rona Lingkungan Awal untuk vegetasi pada titik sampel
memiliki > 30 jenis vegetasi, sehingga apabila dikonversi memiliki Skala 5 (Baik
VEGETASI Sekali).
RLA KOMPONEN: BIOLOGI
Plankton
No. Lokasi
Jenis
Jumlah
individu
Pi Ln Pi PiLnPi Indeks Diversitas Kategori Kategori Skala Kualitas
Fitoplankton Lingkungan
1. AL1 Anabaena sp 5 0,074626866 -2,595254707 -0,193675724
>3 Sangat Baik Sangat baik 5
Ankistrodesmus sp 1 0,014925373 -4,204692619 -0,062756606
Ceratium sp 2 0,029850746 -3,511545439 -0,104822252
2,4 – 3,0 Baik Baik 4
Chaetoceros sp 2 0,029850746 -3,511545439 -0,104822252
Cyclotella sp 3 0,044776119 -3,106080331 -0,139078224 2,3 – 1,7 Sedang Sedang 3
Diatoma sp 5 0,074626866 -2,595254707 -0,193675724
Fragilaria sp* 7 0,104477612 -2,25878247 -0,235992198 1,6 – 1,0 Buruk Buruk 2
Mougeotia sp 9 0,134328358 -2,007468042 -0,269659886
Navicula sp 2 0,029850746 -3,511545439 -0,104822252
<1,0 Sangat buruk Sangat buruk 1
Oscillatoria sp* 10 0,149253731 -1,902107526 -0,283896646
Sumber : Lee et al (1978)
Scenedesmus sp* 5 0,074626866 -2,595254707 -0,193675724
Synedra sp* 16 0,23880597 -1,432103897 -0,341994961 Berdasarkan hasil tersebut, diketahui bahwa indeks diversitas
Total
Zooplankton
67 H’=0.466076834
fitoplankton di lokasi titik sampling 1 sekitar 0,47, di lokasi titik
Jenis
Jumlah
individu Pi Ln Pi PiLnPi sampling 2 sekitar 0,62 dan di lokasi titik sampling 3 sekitar 0,53.
- - - - -
Beberapa jenis fitoplankton yang berada di lokasi sampling 1, 2
Fitoplankton dan 3 adalah Chaetoceros sp, Cyclotella sp, Diatoma sp,
2. AL2
Achnanthes sp
Chaetoceros sp
1
1
0,014925373
0,014925373
-4,204692619
-4,204692619
-0,062756606
-0,062756606
Fragilaria sp, Mougeotia sp, Navicula sp, Oscillatoria sp, Synedra
Cyclotella sp 3 0,044776119 -3,106080331 -0,139078224 sp. Selanjutnya jenis fitoplankton yang mendominasi lokasi
Diatoma sp 18 0,268656716 -1,314320861 -0,353101127
Fragilaria sp* 3 0,044776119 -3,106080331 -0,139078224 sampling 1, 2 dan 3 masing-masing adalah Synedra sp dengan
Mougeotia sp
Navicula sp
1
3
0,014925373
0,044776119
-4,204692619
-3,106080331
-0,062756606
-0,139078224
jumlah individu sebanyak 67, Diatoma sp dengan jumlah individu
Oscillatoria sp* 9 0,134328358 -2,007468042 -0,269659886 sebanyak 18 dan Navicula sp dengan jumlah individu sebanyak
Phacus sp*
Synedra sp*
1
12
0,014925373
0,179104478
-4,204692619
-1,71978597
-0,062756606
-0,308021368
11. Perbedaan jenis fitoplankton, jumlah individu maupun indeks
Ulothrix sp 1 0,014925373 -4,204692619 -0,062756606 diversitas ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti pergerakan
arus, kualitas lingkungan perairan tersebut dan kemampuan
Volvox sp* 1 0,014925373 -4,204692619 -0,062756606
Total 54 H’=0,617692563
Jenis
Jumlah
individu Pi Ln Pi PiLnPi
Berdasarkan kondisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa Skala
- - - - - Kualitas Lingkungan untuk plankton di sekitar lokasi tapak proyek
3. AL3 Fitoplankton dengan mengacu pada Tabel memiliki Skala 1 (Sangat Buruk).
Chaetoceros sp 2 0,029850746 -3,511545439 -0,104822252
Diatoma sp
Lyngbya sp
1
1
0,014925373
0,014925373
-4,204692619
-4,204692619
-0,062756606
-0,062756606
BIOTA LAUT: Plankton
RLA KOMPONEN: BIOLOGI
No. Lokasi Prosentase tutupan karang (%)
TERUMBU KARANG
RLA KOMPONEN: SOSIAL-EKONOMI-BUDAYA
Nama Desa Kanigoro Kecamatan Saptosari terdiri dari 7
Laki Laki 2.877 Desa, 60 Dusun 60 RW serta 339 RT
dengan jumlah rumah tangga
Perempuan 3.141
sebanyak 9691 KK, jumlah tersebut
Jumlah 6.018 terbagi terbagi menurut jenis kelamin,
Sex Ratio 91,59
yaitu : Laki-laki 17.095 jiwa,
Perempuan 18.363 jiwa, dengan
Sumber: Profile Kecamatan Saptosari dalam angka 2015
jumlah total keseluruhan 35.458 jiwa.
Sedangkan yang termasuk diwilayah
studi hanya Desa Kanigoro dengan
jumlah Dusun sebanyak 10, RW 10
Tahun Jumlah Penduduk Pertumbuhan /Pertahun (%)
dan Jumlah RT 4 dengan jumlah
2013 6018 -
penduduk terdampak berada
2014 6114 1,52 diwilayah Dusun Ngresik sebanyak
2015 6212 1,55 557 jiwa 941 jiwa dengan 151 KK,
2016 6312 1,58 sedangkan Dusun Kranon sebanyak
Sumber: Data diolah 2016
384 jiwa dengan 82 KK
Wilayah Kecamatan Saptosari merupakan wilayah dengan kontur berbukit bukit dengan kondisi kepadatan penduduk yang
masih sangat rendah sehinggaakses menuju ke pusat kegiatan perekonomian menjadi sangat penting untuk meningkatkan
perekonomian serta kemudaha akses menuju fasilitas perekonomian. salah satu keluraha diwilayah Kecamatan saptosari yang
berbatasan langsung dengan samudera hindia adalah Desa Kanigoro yang memiliki wilayah pesisir yang telah sejak lama
berkembang menjadi tujuan wisata bahari, yaitu Pantai Baron. Terkenalnya pantai baron sudah sampai ke mancanegara
sehingga kegiatan wisata ini mampu menggerakkan perekonomian lokal masyarakatnya dengan berbagai jenis usaha yang
dikelola seperti warung makan ikan laut, warung jajannan, warung oleh oleh, penginapan, lahan parkir serta pedagang
asongan. Rencana Kegiatan Usaha pembibitan udang ini diyakini mampu menambah peluang usaha maupun peluang kerja
yang dapat dinikmati oeh masyarakat setempat sehingga kegiatan perekonomian diwilaya saptosari akan lebih dinamis
RLA KOMPONEN: SOSIAL-EKONOMI-BUDAYA
No Pekerjaan Pokok Responden JUMLAH PROSENTASE (%)
1 Petani 39 52
2 Perangkat Desa 3 4
3 Buruh bangunan 12 16
4 Wiraswasta 12 16
5 Nelayan 2 2
6 Pedagang 5 6
7 PNS 1 1
8 Serabutan/Tdk Bekerja 2 2
9 Pensiunan 1 1
Sumber : Data primer diolah 2017
Data jumlah pencari kerja pendaftar baru di Kabupaten Gunungkidul tahun 2014 sebanyak 2.219 orang atau
mengalami penurunan yang cukup signifikan yakni hampir mencapai 44 persen bila dibandingkan dengan
tahun 2013 (BPS Gunungkidul 2016). Sedangkan menurut hasil penyebaran kuesioner , warga masyarakat di
wilayah studi yang menjadi responden sebagian besar bekerja pada bidang pertanian 52% disusul 16%
bekerja disektor Buruh bangunan dan wiraswasta 16% pula. Sedangkan yang masih belum memiliki
pekerjaan tetap/serabutan dan atau tidak bekerja sebanyak 2% seperti yang terlihat dalam tabel dibawah
ini.
Kondisi tersebut diatas termasuk dalam kondisi yang sangat baik karena dari 75 responden hanya 2 % yang
belum memiliki pekerjaan tetap. Namun demikian berdasarkan hasil dari wawancara mendalam dengan
beberapa tokoh masyarakat seperti Kepala Desa, Dukuh Ngresik dan Kranon menyatakan masih cukup
banyak warganya yang belum memiliki pekerjaan tetap/serabutan, meskipun mereka tidak dapat
memberikan informasi berapa jumlah pasti warga mereka yang belum memiliki pekerjaan tetap/serabutan
Intensitas konflik
KETERANGAN
Jarang Kadang Kadang
JUMLAH 70 5
PROSENTASE (%) 94 6
Proses Sosial
RLA KOMPONEN: KESEHATAN MASYARAKAT
No. Puskesmas Saptosari Jumlah Puskesmas Tanjung Sari Jumlah
Berdasarkan data primer dari penyebaran kuesioner di wilayah studi, dari 75 responden yang diambil diketahui
bahwa penyakit yang sering diderita oleh responden di wilayah studi adalah demam dan batuk (88%), hal ini
kemungkinan dipengaruhi oleh perubahan iklim saat ini
Sumber:
Darmakusuma (2012)
1
Tambahan
1 5
masyarakat
Munculnya persepsi
22
Kerangka Acuan yaitu
59 Dampak Potensial
kesempatan kerja dan sikap masyarakat
Peningkatan Gangguan
5
Gangguan
kesehatan 13
11
Penurunan kualitas
sanitasi lingkungan
34 dipantau”
masyarakat Tahap
Peningkatan Pengeringan
1
kebisingan
14 (Pencucian
C Penurunan kualitas
3
Bak/Disinfeksi 1
udara
35
2 Surface runoff 15 dan
Penyiapan
B3 Penurunan populasi Pengeringan
lahan 3 16
vegetasi alat produksi)
Penurunan populasi D Tahap Pasca- Operasi
4
satwa liar (Aves)
17
Revitalisasi
Pembangunan Penurunan kualitas D1 - - - -
1
udara
18 bangunan
bangunan
B4 *Keterangan: KP (Dikelola dan Dipantau)
utama dan Peningkatan TKP (Tidak Dikelola dan Dipantau)
fasilitas
2
kebisingan
19
Bagan Alir Evaluasi Dampak Secara Holistik Terhadap Lingkungan Hidup
Tahap Kontruksi
Bagan Alir Evaluasi Dampak Secara Holistik Terhadap Lingkungan Hidup
Tahap Operasi
REKOMENDASI KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP
Keterangan
No. 10 KRITERIA KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP
(YA) (TIDAK)
Lokasi rencana kegiatan sudah sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul No. 6
Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Gunungkidul 2010 – 2030:
Pasal 37 sebagian lokasi berada pada kawasan budidaya dengan peruntukan sebagai kawasan
pertanian lahan kering dan pada pasa 540 ayat (5) huruf f sebagaian lokasi berada ada
kawasaan budidaya tata ruang yang sesuai pemanfaatannya, yaitu diperuntukkan sebagai
kawasan budidaya dengan fungsi kawasan pertanian lahan kering.
Selain kesesuaian dari aspek tata ruang diperkuat dengan diterbitkannya Keputusan Bupati
Gunungkidul terkait Ijin lokasi dengan Nomor: 198/KPTS/1/2015 Tentang Izin Lokasi Pembangunan
Hatchery (pembenihan udang) kepada PT. Centralpertiwi Bahari
Risalah pertimbangan teknis pertanahan terkait Izin Lokasi Nomor :114/2015 dari Badan
Pertanahan Nasional Kabupaten Gunungkidul, DIY.
Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta sumber daya alam
2.
yang diatur dalam peraturan perundang-undangan
A. Bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan diperbolehkan untuk dilaksanakan pada rencana
lokasi tapak proyek sesuai peraturan perundang-undangan:
Peraturan Daerah sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul No. 6 Tahun 2011
tentang RTRW Kabupaten Gunungkidul 2010 – 2030, disebutkan bahwa yaitu diperuntukkan
sebagai kawasan budidaya
Keputusan Bupati Gunungkidul terkait Ijin lokasi dengan Nomor: 198/KPTS/1/2015 Tentang Izin
Lokasi Pembangunan Hatchery (pembenihan udang) kepada PT. Centralpertiwi Bahari seluas
67.000 m2
B. Seluruh kajian dalam Andal dan RKL-RPL tidak bertentangan dengan kebijakan dibidang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan:
Implementasi dari pengelolaan ini tertulis didalam dokumen Andal dan RKL sub bab 2 Hal II-2 s/d Hal.
II-3 terkait 33 Dampak penting yang perlu dikelola dan dipantau
Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta sumber daya alam
yang diatur dalam peraturan perundang-undangan
REKOMENDASI KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP
Keterangan
No. 10 KRITERIA KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP
(YA) (TIDAK)
Rencana kegiatan ini tidak akan mengganggu kepentingan pertahanan dan keamanan karena
berada di luar kawasan strategis untuk kepentingan pertahanan dan keamanan serta latihan militer
seperti yang tertuang pada:
Peraturan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul No. 6 Tahun 2011 tentang RTRW
Kabupaten Gunungkidul 2010 – 2030: Pasal 37 lokasi berada pada kawasan budidaya
Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2010 Paragraf 9 Pasal 78.
Keterangan
No. 10 KRITERIA KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP
(YA) (TIDAK)
Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak dari aspek biogeofisik
4 kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan kesehatan masyarakat pada tahap
prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan pasca operasi Usaha dan/atau Kegiatan.
Pernyataan Kelayakan Lingkungan Hidup:
1. Telah dilakukan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak, untuk setiap
komponen: geo fisik kimia, transportasi, biologi, sosial ekonomi budaya dan kesehatan
masyarakat untuk masing-masing tahap prakonstruksi, konstruksi, dan operasi dengan
menggunakan metode ilmiah yang lazim digunakan sesuai standar nasional dan internasional
(Andal Bab III)
2. Sudah dilakukan proses prakiraan secara kuantitatif untuk besaran-besaran kuantitatif,
prakiraan secara cermat telah dilakukan untuk 35 DPH.
3. Telaah dilakukan kajian mendalam dan analisis yang komprehensif terhadap semua
komponen kegiatan, rona lingkungan awal, prakiraan dampak, dan
4. telah dilakukan evaluasi dampak secara holistik dan cermat terhadap besaran dan sifat
penting dampak pada komponen geo-fisik-kimia, transportasi, biologi, sosial ekonomi budaya
dan kesehatan masyarakat pada masing-masing tahap kegiatan yaitu pra konstruksi, konstruksi
dan operasi.
Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak dari aspek biogeofisik
kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan kesehatan masyarakat pada tahap
prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan pasca operasi Usaha dan/atau Kegiatan.
REKOMENDASI KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP
Keterangan
No. 10 KRITERIA KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP
(YA) (TIDAK)
Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting sebagai sebuah kesatuan yang
5 saling terkait dan saling mempengaruhi sehingga diketahui perimbangan dampak penting yang
bersifat positif dengan yang bersifat negatif.
Pernyataan Kelayakan Lingkungan Hidup:
1. Sudah dilakukan evaluasi secara holistik menggunakan metode Matriks Sederhana, sudah
dirumuskan arahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan, sudah dilakukan evaluasi secara
holistik untuk menyusun pernyataan kelayakan lingkungan hidup.
2. Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh Dampak Penting Hipotetik telah dilakukan sebagai
sebuah kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi, sehingga diketahui
perimbangan dampak penting yang bersifat positif dan negatif sebagai dasar melakukan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup terhadap aspek geo-fisik-kimia, transportasi,
biologi, sosial ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat pada masing-masing tahap
kegiatan yaitu pra konstruksi, konstruksi, dan operasi.
3. Pengelolaan dan pemantauan dilakukan untuk setiap jenis dampak baik negatif maupun
negatif untuk setiap tahapan kegiatan.
Implementasi dari hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting tertulis didalam
dokumen Andal dan RKL:
1. Rekapitulasi Dampak Penting yang perlu dikelola dan dipantau tertuang pada BAB 4 SUB BAB
4.1 (Hal. IV-22 s/d IV-23)
2. Uraian keterkaitan dan saling mempengaruhi tertuang pada BAB 4 Sub Bab 1 (Hal. IV-24 s/d
IV-28)
3. Uraian Dokumen RKL-RPL , SUB BAB 2 (Hal II-2 s/d Hal. II-19) terkait 33 Dampak penting yang
perlu dikelola dan dipantau.
Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting sebagai sebuah kesatuan yang
saling terkait dan saling mempengaruhi sehingga diketahui perimbangan dampak penting yang
bersifat positif dengan yang bersifat negatif.
REKOMENDASI KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP
Keterangan
No. 10 KRITERIA KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP
(YA) (TIDAK)
Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung jawab dalam menanggulanggi
6 dampak penting negatif yang akan ditimbulkan dari Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan
dengan pendekatan teknologi, sosial, dan kelembagaan.
Dari kegiatan ini diprakirakan akan muncul berbagai dampak yang akan berpengaruh terhadap
lingkungan hidup. Terhadap semua dampak yang muncul, Pemrakarsa berkomitmen untuk mengendalikan
semua jenis dampak tersebut semaksimal mungkin melalui pendekatan secara teknologi, sosial dan
kelembagaan. Mengingat adanya jenis dampak yang muncul akibat terakumulasinya dengan jenis
kegiatan lainnya, maka dalam hal ini diperlukan adanya pendekatan pengelolaan secara lebih intensif
dengan pihak terkait lainnya yaitu:
1. Penurunan kuantitas airtanah. Diperlukan adanya kerjasama dan tanggung jawab dari pihak
pemangku kepentingan, dalam hal ini adalah Dinas PUP-ESDM DIY yang berwenang dalam
pengaturan atau perijinan penggunaan airtanah di wilayah DIY.
2. Penurunan Kualitas air laut. Diperlukan adanya kerjasama dan tanggung jawab dari pihak
pemangku kepentingan, dalam hal ini adalah Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK
Pusat) yang berwenang dalam pengaturan atau perijinan pembuangan air limbah ke badan air
(laut).
3. Penurunan kualitas airtanah. Untuk menekan penurunan kualitas airtanah diperlukan adanya
pendekatan sosial dengan warga masyarakat di sekitar lokasi rencana usaha/kegiatan dan secara
kelembagaan dengan Dinas Kesehatan untuk selalu memberikan penyuluhan tentang perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) mengingat penurunan kualitas airtanah diantaranya sebagai akibat
kurangnya PHBS masyarakat.
4. Surat kesanggupan Pemrakarsa dalam melaksanakan upaya pengelolaan dan pemantauan
lingkungan dicantumkan dalam dokumen RKL-RPL.
Keterangan
No. 10 KRITERIA KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP
(YA) (TIDAK)
Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu nilai-nilai sosial atau pandangan masyarakat
7
(emic view)
Mengingat bahwa di sekitar rencana usaha/kegiatan tidak terdapat adanya situs sosial budaya seperti
tempat-tempat (masjid, makam, tempat ziarah) yang dianggap keramat atau sakral, maka rencana
usaha/kegiatan ini tidak akan mengganggu nilai-nilai sosial atau pandangan masyarakat sekitar, sehingga
dapat dianggap layak lingkungan.
Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu nilai-nilai sosial atau pandangan masyarakat
(emic view)
REKOMENDASI KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP
Keterangan
No. 10 KRITERIA KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP
(YA) (TIDAK)
Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi dan/atau mengganggu entitas ekologis
yang merupakan: 1) entitas dan/atau spesies kunci (key species); 2) memiliki nilai penting secara ekologis
8
(ecological importance); 3) memiliki nilai penting secara ekonomi (economic importance); dan/atau 4)
memiliki nilai penting secara ilmiah
Rencana usaha dan/atau kegiatan memiliki jarak terdekat dengan permukiman penduduk sejauh 3 Km.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa jenis-jenis flora dan fauna yang
ditemukan merupakan jenis-jenis yang diusahakan atau dibudidayakan oleh masyarakat di halaman atau
pekarangan rumah. Oleh karena itu, rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi
dan/atau mengganggu entitas ekologis dengan pertimbangan:
1. tidak adanya entitas dan/atau spesies kunci (key species) di wilayah studi
2. tidak adanya spesies yang memiliki nilai penting secara ekologis di wilayah studi
3. tidak adanya spesies yang memiliki nilai penting secara ekonomi (economic importance) di
wilayah studi
4. tidak ada spesies yang memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance) di wilayah studi
Implementasi dari Data dan informasi keempat pertimbangan tersajikan dalam BAB II Rona Lingkungan
Hidup awal khususnya SUB BAB 2.1.1 Bagian C pada Komponen Biologi
Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi dan/atau mengganggu entitas
ekologis yang merupakan: 1) entitas dan/atau spesies kunci (key species); 2) memiliki nilai penting
secara ekologis (ecological importance); 3) memiliki nilai penting secara ekonomi (economic
importance); dan/atau 4) memiliki nilai penting secara ilmiah
REKOMENDASI KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP
Keterangan
No. 10 KRITERIA KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP
(YA) (TIDAK)
Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan terhadap usaha dan/atau kegiatan
9
yang telah berada di sekitar rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan.
Jenis-jenis kegiatan yang ada di sekitar rencana usaha/kegiatan adalah kegiatan pertanian dan Pusat
pengembangan energi terbarukan dan wisataa bahari sehingga dimungkinkan akan terjadi tumpang tindih
dengan Rencana Usaha Pembenihan Udang (Shrimp Hatchery). Namun mengingat bahwa rencana
kegiatan ini mempunyai spesifikasi dan karekteristik yang relatif berbeda dengan kegiatan yang ada,
diharapkan dampak yang ada tidak akan signifikan berdampak terhadap kegiatan lain di sekitarnya.
Pemrakarsa telah mempersiapkan alternatif pencegahan dan/atau penanggulangan untuk dampak-
dampak negatif dan semaksimal mungkin akan dikembangkan dampak-dampak positif yang ada. Oleh
karena itu berdasarkan kriteria ini, rencana usaha dan/atau kegiatan layak secara lingkungan hidup.
Implementasi dari Data dan informasi keempat pertimbangan tersajikan dalam BAB II Rona Lingkungan
Hidup awal khususnya SUB BAB 2.1.2 mengenai Usaha/Kegiatan yang Ada di Sekitar Lokasi Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan
Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan terhadap usaha dan/atau
kegiatan yang telah berada di sekitar rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan
REKOMENDASI KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP
Keterangan
No. 10 KRITERIA KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP
(YA) (TIDAK)
Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dari lokasi rencana usaha dan/atau
10
kegiatan, dalam hal terdapat perhitungan daya dukung dan daya tampung lingkungan dimaksud
Pernyataan Kelayakan Lingkungan Hidup:
Berdasarkan hasil prakiraan dampak diperoleh gambaran tentang kondisi lingkungan yang akan datang dengan proyek sebagai
berikut:
Pada saat mobilisasi peralatan dan material Tahap konstruksi. Berdasarkan nilai kosentrasi hasil prakiraan maka dapat
dianalisis nilai ISPU terhitung dan dikonversi ke dalam skala kualitas lingkungan. Dapat disimpulkan bahwa untuk paramater
kunci kualitas udara dengan parameter CO dan PM10 yang diukur di titik masing-masing sample masuk dalam kategori
sangat baik (skala 5) untuk paramater PM10 dan kategori baik (skala 4) untuk paramater CO di lokasi tapak proyek
sedangkan kategori baik (skala 4) untuk PM10 dan untuk paramater CO skala sedangkan di lokasi Dusun Rejosari) dan skala
buruk (skala 2) (Pantai Baron, Desa Kemadang). Penentuan kesimpulan skala kualitas lingkungan diambil dari nilai rataan
dari skala lingkungan berdasarkan paramater kunci, dengan demikian masih termasuk dalam kriteria baik (skala 4).
Pada saat mobilisasi peralatan dan material Tahap konstruksi mengenai kelancaran lalu lintas secara kajian mendalam
melalui prakiraan besaran dampak diketahui bahwa kinerja Simpang dan Ruas Jalan pada Kondisi dengan Proyek Tahun
2018 dimana Kinerja Ruas Jalan Baron Saat Derajat Jenuh (DS) pada waktu Pagi (0,14); Siang (0,09) dan Sore (0,13) dan
Kinerja Ruas Jalan Pantai Selatan Jawa pada waktu Pagi (0,022); Siang (0,095) dan Sore (0,211). dengan demikian masih
termasuk dalam kriteria baik (skala 4).
Penggunaan air bersih saat operasional diestimasi sebesar 75,51 m3/hari, dampak penurunan kuantitas air tanah terjadi jika
penggunaan air bersih tidak sesuai (melebihi pemanfaatan optimum) dengan rencana kegiatan yang memanfaatkan
airtanah dalam (deep well) (21 m3/hari) (37%) sebagai cadangan dengan pembuatan 1 unit sumur borair tanah dalam
dengan kedalaman ± 130-150 m.bpl dengan debit pengambilan 0,005 m3/detik dan 63% atau 54,51 m3/hari yang disuplai
dari PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul
Pada saat operasional, Prakiraan dampak terhadap penurunan kualitas air laut akibat pembuangan air limbah yang sesuai
baku mutu air limbah ke badan air (laut), secara kajian mendalam melalui prakiraan besaran dampak diketahui bahwa
potensi kosentrasi paramater kunci seperti ammonia, nitrat dan fosfat akan melebihi baku mutu masing-masing berkisar 2,797
mg/l; 0,830 mg/l dan 0,072 mg/l, sedangkan untuk BOD dan TSS masih memenuhi baku mutu berkisar 2,667 mg/l dan 18,667
mg/l. Baku mutu untuk BOD, TSS, amoniak total, nitrat dan fosfat masing-masing adalah 10, 20 mg/l, nihil, 0,008 mg/l, 0,015
mg/l. Jika pengelolaan IPAL tidak sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan maka dampak turunan terhadap
Penurunan populasi biota laut; Terganggunya Terumbu Karang. Secara kajian mendalam melalui prakiraan besaran dampak
diketahui bahwa jika limbah cair tidak sesuai dengan baku mutu maka secara berkelanjutan penurunan kualitas air laut akan
mempengaruhi kelangsungan hidup biota laut terutama mengakibatkan terjadinya penurunan populasi biota laut seperti
plankton dan nekton. Penurunan populasi plankton dapat ditandai dengan penurunan salah satu atau beberapa jenis
spesies plankton yang diikuti dengan adanya dominasi dari jenis spesies plankton yang lain. Dengan demikian, Berdasarkan
kondisi tersebut, maka dampak yang terjadi diprakirakan adalah sedang (skala 3)
Implementasi berdasarkan pada beberapa hal tersebut, diharapkan adanya rencana usaha/kegiatan ini tidak akan melampaui
daya dukung dan daya tampung lingkungan yang ada.
Keterangan:
Analisis Kualitas Udara saat Mobilisasi peralatan dan material BAB 3 Hal. III-30
Analisis transportasi saat Mobilisasi peralatan dan material BAB 3 Hal. III-39
Analisis Kuantitas Airtanah tahap Opeari BAB 3 Hal. III-91
Analisis Kuantitas Air Laut tahap Operasi BAB 3 Hal. III-82
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Lokasi Periode Insitusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dampak Indikator Keberhasilan
Bentuk Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
No Lingkungan Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Penerima
Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Pelaksana Pengawas
Yang Dikelola Hidup Laporan
Hidup Hidup
B2. Mobilisasi Alat Dan Material (4 Dampak Penting Dikelola)
1 Penurunan Kegiatan Konsentasi paramater kunci Pendekatan Teknis: Tapak proyek dan Pengelolaan PT.Centralpertiwi BLH DIY BLH DIY
kualitas udara pengangkutan udara ambien yaitu PM10 Penggunaan kendaraan ruas jalan yang dilakukan Bahari selaku Dinas Dinas
alat dan material dan CO dibawah baku bermotor yang layak uji dilalui di lokasi selama proses pemrakarsa Lingkungan Lingkungan
ke lokasi tapak mutu untuk PM10 sebesar emisi titik pengambilan mobilisasi Hidup. Hidup.
proyek 150 µg/m3 dan CO sebesar Mengatur laju kendaraan sampel kualitas alat dan Kabupaten Kabupaten
30.000 µg/m3 yang dengan kecepatan 30-40 udara: material Gunungkidul Gunungkidul
mengacu pada Baku Mutu km/jam menuju tapak Lokasi (1): berlangsung Kepala Desa
Udara Ambien Keputusan proyek Tapak Proyek, Kanigoro
Gubernur DIY No.153 Melakukan penyiraman di Desa kanigoro,
Tahun 2002 ruas jalan (Jalan BPPT) Kec. Saptosari;
menuju tapak proyek Koordinat :
secara berkala khususnya 8°07'89.0"LS
pada siang hari dan 110°
Pembuatan kolam 32'52,80"BT
pembersihan (Trap soil) Lokasi (2):
untuk ban kendaraan Pantai Baron,
bermotor pada saat keluar Desa Kemadang,
dari tapak proyek Kec. Tanjung
Penerapan standar K-3 Sari; Koordinat :
bagi pekerja untuk 8°07'68"LS dan
menggunakan masker 111°
Menggunakan penutup 32'34.95,9"BT
bak (cover desk truck) saat Lokasi (3):
operasional kendaraan Dusun Rejosari,
pengangkut alat dan Desa Kemadang,
material Kec. Tanjung
Pendekatan Sosial: Sari; Koordinat :
Melakukan 8°12'34,60"LS
pemberitahuan informasi dan
akan dimulainya kegiatan 111°32'89"BT
pengangkutan alat dan
material ke lokasi tapak
proyek kepada aparat
(Dusun Ngersik Desa
Kanigoro) dan stakeholder
lainnya
Menyediakan contact
person atau pos
pengaduan jika ada
keluhan dari masyarakat
KUALITAS UDARA
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DIPANTAU BENTUK PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP Insitusi Pemantauan Lingkungan Hidup
N
Jenis
o Metode Pengumpulan & Waktu & Penerima
Dampak Indikator /Paramater Sumber Dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
Analisis Data Frekuensi Laporan
Yang Timbul
B2. Mobilisasi Alat Dan Material (4 Dampak Penting Dipantau)
1 Penurunan Konsentasi paramater kunci Kegiatan pengangkutan Pengukuran parameter Tapak proyek dan Waktu: PT.Centralpertiwi BLH DIY BLH DIY
kualitas udara ambien yaitu PM10 dan alat dan material ke kualitas udara ambien ruas jalan yang CO = 1 jam Bahari selaku Dinas Dinas
udara CO dibawah baku mutu lokasi tapak proyek dilakukan oleh dilalui di lokasi PM10 = 24 jam pemrakarsa Lingkungan Lingkungan
untuk PM10 sebesar 150 titik pengambilan Frekuensi: Hidup. Hidup.
laboratorium yang
µg/m3 dan CO sebesar sampel kualitas 6 bulan sekali Kabupaten Kabupaten
30.000 µg/m3 yang mengacu terakreditasi Komite udara: selama tahap Gunungkidul Gunungkidul
pada Baku Mutu Udara Akreditasi Nasional (KAN) Lokasi (1): mobilisasi alat Kepala Desa
Ambien Keputusan Gubernur dengan 2 paramater, Tapak Proyek, dan material Kanigoro
DIY No.153 Tahun 2002 sebagai berikut: Desa kanigoro, berlangsung
Parameter Metode Alat Kec. Saptosari;
CO Spektrometri NDIR Koordinat :
Total Gravimetri PM10
partikel meter
8°07'89.0"LS
dan 110°
32'52,80"BT
Membandingkan hasil
Lokasi (2):
pengukuran dengan baku
Pantai Baron,
mutu sesuai Keputusan
Desa
Gubernur DIY No.153
Kemadang, Kec.
Tahun 2002 Tentang
Tanjung Sari;
Baku Mutu Udara
Koordinat :
Ambien Daerah di DIY
8°07'68"LS dan
111°
32'34.95,9"BT
Lokasi (3):
Dusun Rejosari,
Desa
Kemadang, Kec.
Tanjung Sari;
Koordinat :
8°12'34,60"LS
dan
111°32'89"BT
KUALITAS UDARA
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP