Anda di halaman 1dari 48

LOGO

ANDAL, RKL-RPL
KEGIATAN PEMBANGUNAN PABRIK SEMEN TERPADU DENGAN
KEGIATAN PENAMBANGAN BAHAN BAKU SEMEN DI KECAMATAN
KUTAMBARU KABUPATEN LANGKAT PROVINSI SUMATERA UTARA
Pemrakarsa
LOGO

Nama Pemrakarsa : PT Terang Prakarsa Cipta (PT. TPC)


Alamat : Jl. Mahoni No. 11 Medan - 20235
Nomor Telp : 061 – 4519229, 4554567, 4536126
Nomor Fax. : 061 - 4526465
Penanggung Jawab :
Jabatan : Direktur
Lembaga
LOGO Penyedia Jasa Konsultan
AMDAL
Nama Perusahan : CV. Global Inter System
Alamat perusahaan: Jl. Setia Budi, Lingkungan VXI, No. 7
Telepon : 061-8229089
Penanggung jawab : Ir. Jonis Ginting, MS
Jabatan : Direktur Utama

Nomor registrasi kompetensi KLH :


0077/LPJ/AMDAL-1/LRK/KLH
(berlaku sampai 17 Nopember 2016)
Nomor registrasi perpanjang KLH :
R20161110023, tanggal 10 November 2016
Tim
LOGOPenyusun AMDAL

Ketua Tim bersertifikasi KTPA :


Prof. Dr. Ing. Ternala Alexander Barus, MSc.
(Sertifikat Kompetensi Sebagai Ketua Tim Penyusun Dokumen
Amdal No. 001292/SKPA/LSK-INTAKINDO/IX/2014, berlaku
sampai 25 September 2017).

Dua orang anggota tim bersertifikasi KTPA :


1). Ir. Jonis Ginting, MS (Sertifikat Kompetensi Sebagai Ketua
Tim Penyusun Dokumen Amdal 001225/SKPA-P1/LSK-
INTAKINDO/VI/2014, berlaku sampai 22 Juni 2017).
2). Lintong M. I. Pane, S.Si (Sertifikat Kompetensi Sebagai Ketua
Tim Penyusun Dokumen Amdal No. 001219/SKPA-P1/LSK-
INTAKINDO/IV/2014, berlaku sampai 30 April 2017).
Tim
LOGOPenyusun AMDAL

Tenaga ahli :
1. Dr. Tini Sembiring, MS (Sertifikat Amdal A, B, dan C), ahli fisik-kimia
2. Dr. Rachmat Mulyana, MS (Sertifikat Amdal A), ahli sosial ekonomi budaya
3. Ir. M. Eka Onwardana, MT (Sertifikat Amdal A dan Penyusun), ahli
pertambangan
4. Ir. Azhari Fitrah, MT, ahli geologi
5. Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si (Sertifikat Dasar-Dasar Amdal dan Penyusun
Amdal), ahli fisik-kimia
6. Bertua Novita S., M.Si (Sertifikat Dasar-Dasar Amdal dan Penyusun Amdal),
ahli biologi
7. Yolanda S. C. Sinuhaji, S.Si (Sertifikat Dasar-Dasar Amdal dan Penyusun
Amdal), ahli sosial ekonomi budaya
8. Bunga Fisikanta Bukit, M.Si (Sertifikat Dasar-Dasar Amdal dan Penyusun
Amdal), ahli fisik-kimia

Nara Sumber :
1. Dr. Mester Sitepu, MSc. (Sertifikat Amdal A, B, dan C), ahli geolistrik
2. Ir. Budi Sulistijo, M. App. Sc., PHd, ahli hidrogeologi dan karst
Rencana
LOGO Produksi Semen

 Rencana produksi semen 4,3 juta ton pertahun


 Kebutuhan batukapur ± 4 juta ton/thn; tanah liat dan silika
(diambil dari Tufa) 450-500 ribu ton/thn. Ketiga material
utama ini ada di lokasi Desa Sulkam dan Desa Kaperas.
Kaperas
 Kebutuhan pasir besi 100-150. ribu ton/thn dan gipsum 120-
150 ribu ton/thn didatangkan dari luar Langkat.
Langkat
Alternatif pabrik semen Pembangunan pabrik semen
(Desa Kuta Gajah) (Desa Perkebunan Marike)

Batuan Tufa

Pembangunan
belt conveyor
Tanah liat

Kegiatan penambangan
1.Desa Sulkam
2.Desa Kaperas

Batukapur
Jalan
tanah

Sungai Wampu

Lau Sulkam
Rencana Usaha Penyebab Dampak

1 2
KONSTRUKSI
PRA KONSTRUKSI 4. Persiapan lahan
1. Survei lahan 5. Mobilisasi material, peralatan kerja dan alat
2. Pembebasan lahan produksi
3. Rekrutmen tenaga kerja 6. Pembangunan infra struktur pabrik semen dan
pembangkit listrik
konstruksi
7. Pembangunan infra struktur pabrik kantong semen
8. Pembangunan Infra Struktur Penambangan
9. Pembangunan Infra Struktur Ban Berjalan
10.Pembangunan Fasilitas Penunjang
11.Rekrutmen tenaga kerja operasional
3
OPERASIONAL 4
12. Operasional pabrik semen
13. Operasional pabrik kantong semen PASCA OPERASIONAL
14. Operasional pembangkit listrik
20. Pembongkaran sarana dan prasarana
15. Operasional penambangan
tambang dan pabrik semen
16. Operasional ban berjalan
21. Reklamasi dan rehabilitasi lahan pasca
17. Reklamasi lahan tambang
penambangan
18. Transportasi batubara, BBMA, aditif
22. Rehabilitasi lahan pasca operasional
material, dan produk semen
pabrik semen dan ban berjalan
19. Pemeliharaan alat produksi, alat berat
23. Pemutusan hubungan kerja
dan alat angkut
Tahapan Pra Konstruksi

Survei lahan
 Area pabrik semen ± 125 ha direncanakan di perkebunan kelapa sawit PTPN II
Perkebunan Maryke, dan alternatif di dusun Kuta Gajah Desa Kuta Gajah
(tanaman kelapa sawit dan karet).
 Area rencana pembangunan ban berjalan meliputi karet, kelapa sawit, kemiri,
hutan sekunder, semak belukar dan melintasi Lau Ketuken menuju Desa Maryke
dan melintasi sungai Wampu menuju Desa Kuta Gajah
 Tutupan lahan areal penambangan merupakan hutan sekunder, dan ditanami
masyarakat dengan tanaman keras, seperti : karet, kemiri, kelapa sawit, jengkol
dan berselingan pohon kayu dan semak belukar

Pembebasan lahan
 Luasan lahan yang perlu dibebaskan ± 3.531 ha (areal tambang bahan
baku semen 3.376 ha, ban berjalan 30 ha, pabrik semen 125 ha)
 Areal penambangan masuk kawasan HPT, mengacu ke PP No. 10
Tahun 2010 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi
Kawasan Hutan, diperlukan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan
 Lahan masyarakat diberikan ganti rugi lahan dan tanaman
Rekrutmen Tenaga Kerja Konstruksi
 Tenaga kerja direkrut secara bertahap sesuai kebutuhan kerja.
 Tenaga kerja yang dibutuhkan pada puncak tahap konstruksi
diperkirakan 1.400 orang meliputi tenaga kerja yang digolongkan
sebagai tenaga kerja ahli sekitar 168 orang (12%), tenaga
kerja trampil ±490 orang (35%), dan tenaga kerja non trampil
± 742 orang (53%).
Tahapan Konstruksi

Deskripsi rencana pembangunan pabrik semen


 Luasan lahan untuk pabrik semen dan fasilitas penunjang 125 ha. Luas
lahan untuk unit pabrik 84 ha, unit Pembangkit listrik 5 ha, perkantoran 3
ha, pergudangan 3 ha, area parkir truk 5 ha. Tersisa 25 ha yang
direncanakan sebagai buffer zone
 Kegiatan konstruksi meliputi : pematangan lahan, konstruksi pondasi
mesin-mesin dan bangunan dengan tiang pancang, pembangunan
struktur balok, kolom dan pelat dengan pengecoran, pemasangan bata,
pemasukan mesin-mesin produksi dan mendudukkan dengan tepat
pada pondasi, pemasangan atap, elektrik, dan lainnya
Ilustrasi kegiatan konstruksi
Deskripsi rencana pembangunan ban berjalan
 Ban berjalan berguna mentransfer bahan baku semen (lokasi tambang di Desa
Sulkam dan Kaperas) ke pabrik semen sejauh 13 km (Desa Perkebunan Marike)
atau lokasi alternatif pabrik semen sejauh 15 km (Desa Kuta Gajah)
 Ban berjalan dengan lebar ban 1200 mm dan kecepatan 4 m/det dan mampu
mengangkut material 3.000 ton/jam

Deskripsi rencana
pembangunan fasilitas tambang
 Fasilitas pendukung tambang: kantor
administrasi tambang, gudang
(warehouse), bengkel (workshop), stasiun
bahan bakar, gudang bahan peledak,
mess karyawan, crushing plant.
 Besar dan luas masing-masing fasilitas
akan disesuaikan dengan kebutuhan dan
operasional kerja yang akan dilakukan.
Tahapan Operasional

Deskripsi rencana operasional pabrik semen


 Pembuatan semen akan dilakukan dengan proses kering : bahan baku
diolah (dihancurkan) dalam raw mill dalam keadaan kering dan halus
dengan hasil penggilingan (tepung baku) memiliki kadar air 0,5-1%.
 Proses pembakaran (burning) pada rotary kiln akan menggunakan
batubara, dengan kapasitas rotary kiln 10.000 ton/hari.
 Pendinginan mesin dilakukan dengan sirkulasi tertutup (closed
circulation). Untuk mendukung proses pendinginan mesin, disediakan
kolam sirkulasi air pendingin (cooling water pond) kapasitas 2x2.500 m3
 Guna mengurangi partikulat debu dan abu terbang yang keluar dari
rotary kiln, vertical roller mill dan potensi debu lain digunakan bag filter.
filter
Untuk cerobong PLTU digunakan Electrostatic Precipitator (EP).
 Pabrik semen akan memanfaatkan Bahan Bakar dan Material Alternatif
(BBMA) yang ada di Kabupaten Langkat dan ProvSU untuk
menggantikan sebagian dari pemakaian bahan bakar dan bahan baku
utama (co-processing).
Tahapan Operasional

Deskripsi rencana penambangan batu kapur


 Deposit batu kapur berbentuk gunung : sistem penambangan yang akan
diterapkan adalah sistem kuari
 Penambangan akan dilakukan secara blok dan maju membentuk
jenjang terhadap blok diatas atau dibawahnya. Demikian seterusnya
hingga akhirnya akan terbentuk teras-teras berupa jenjang yang juga
akan berfungsi sebagai jalan tambang
 Pembongkaran batu kapur akan dilakukan dengan metode pemboran
dan peledakan. Material batu kapur yang masih berukuran besar
(bongkah hingga boulder) diangkut ke crushing plant untuk pengecilan
ukuran diameter  60 mm
 Desain akhir bukaan tambang akan berada pada level terakhir di 350
mdpl. Level tersebut dianggap aman secara lingkungan karena lebih
tinggi dari permukaan air Lau Ketukan di sisi Barat-Utara area
penambangan. Pada akhir level penambangan, air dari Lau Ketukan
tidak masuk ke area penambangan karena relatif lebih tinggi
Lay-out rencana penambangan batukapur, tanah liat dan tufa

Kegiatan penambangan
Rencana kemajuan penambangan
Proses pelingkupan Pabrik Semen Terpadu Dengan Kegiatan Penambangan Bahan Baku Semen di
Kec. Kutambaru Kab. Langkat
Wilayah Studi

LINGKUP WILAYAH STUDI DAN BATAS KAJIAN


 Batas Proyek : Lahan proyek dengan luasan ± 3.531 ha (meliputi areal
rencana penambangan bahan baku 3.376 ha, areal rencana ban
berjalan 30 ha, dan areal rencana pabrik semen 125 ha) terhampar
mulai perbukitan di sisi selatan (penambangan bahan baku) dan menuju
dataran ke arah barat laut dimana pabrik semen akan dibangun

 Batas Ekologis : penurunan kualitas air permukaan (Lau Bakerah dan


Lau Ketukan) dan penurunan kualitas udara dan kebisingan (pabrik
semen).
- Peningkatan kekeruhan (TSS) akibat penambangan batu kapur
diperkirakan normal sekitar 500 m ke hilir Lau Bakerah dan Lau
Ketukan.
- Peningkatan kebisingan dan getaran akibat penambangan batu
kapur, maksimal 500 m.
- Peningkatan emisi dan debu akibat konstruksi dan operasional
pabrik semen diperkirakan menyebar dominan mengikuti arah angin
yakni menuju Timur Laut, dan normal pada jarak 2.500 m.
Wilayah Studi

 Batas Sosial : Desa Sulkam (terutama Dusun I), Desa Kaperas, Dusun 6
Flamboyan Desa Perkebunan Marike, dan Dusun Kuta Gajah Desa Kuta
Gajah

 Batas Administratif : Desa Sulkam, Desa Kaperas, Desa Perkebunan


Marike, dan Desa Kuta Gajah. Desa-desa tersebut masuk di Kecamatan
Kutambaru Kabupaten Langkat

Batas Waktu Kajian :


• Tahap Pra konstruksi sampai berakhirnya masa kegiatan tersebut, yakni 1
tahun , sesuaikan jadwal kegiatan usaha.
• Tahap Konstruksi sampai berakhirnya masa kegiatan Konstruksi, yakni 4
tahun sesuai jadwal kegiatan usaha
• Tahap Operasional ditetapkan 5 (lima) tahun hingga kesetimbangan
ekologis baru tercapai
Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal
Kualitas
udara

Lokasi sampling
kualitas udara
Kebisingan

Lokasi pengukuran
tingkat kebisingan
Kualitas
air sungai

Lokasi sampling
air sungai
Kuantitas airtanah

 26 titik ukur mewakili air tanah di area rencana penambangan (pengukuran April-Mei 2014, musim kemarau)
 Debit tertinggi lokasi Lau Batu Kapur I (8,88 l/det) dan terendah lokasi Lahan Sembiring (0,01 l/det)
 Rata-rata debit air tanah di area rencana tambang 1,33 l//det atau 1,92 m3/hari
 Mengacu kelas dan kriteria kualitas lingkungan untuk parameter kuantitas air tanah sebelum ada kegiatan
penambangan diberi bobot nilai 3 dan digolongkan sebagai sedang
Timbulan air limbah
 Timbulan air limbah akan dihasilkan dari kegiatan konstruksi dan operasional pabrik
semen terpadu dengan penambangan bahan baku. baku
 Pada kondisi eksisting, karena kegiatan pembangunan belum dilaksanakan maka belum
ada timbulan air limbah yang dihasilkan.
 Mengacu kepada kelas dan kriteria kualitas lingkungan untuk parameter timbulan air
limbah diberi bobot nilai 5 dan digolongkan sebagai sangat baik
Timbulan limbah B3
 Timbulan limbah B3 akan dihasilkan dari kegiatan konstruksi dan operasional pabrik
semen terpadu dengan penambangan bahan baku
 Pada kondisi eksisting, pembangunan belum dilaksanakan maka belum ada timbulan
limbah B3 yang dihasilkan.
 Mengacu kepada kelas dan kriteria kualitas lingkungan untuk parameter timbulan limbah
B3 diberi bobot nilai 5 dan digolongkan sebagai sangat baik

Gangguan terhadap fauna


 Wilayah studi, lahan yang terbuka dan cukup luas tanaman kemiri dan karet.
 Namun, wilayah studi > 500 m dari kawasan Hutan TNGL, maka jenis burung dan hewan
terkadang sampai ke lokasi rencana kegiatan untuk mencari makan.
 Di lapangan jarang ditemui habitat atau sarang hewan-hewan tersebut, namun terkadang
suara dan jejaknya ditemukan.
 Mengacu kepada kelas dan kriteria kualitas lingkungan untuk parameter fauna sebelum
ada kegiatan diberi bobot nilai 4 dan digolongkan sebagai baik.
Prakiraan Dampak Penting
Prakiraan Besar dan Tingkat Kepentingan Dampak

 Pelaksanaan prakiraan dampak penting dilakukan dengan menggunakan


metode formal dan informal.
 Sifat dampak dibedakan menjadi dampak positif (+) dan dampak negatif (-).
 Besaran dampak : selisih kondisi kualitas lingkungan tanpa adanya kegiatan
dibanding dengan kualitas lingkungan akibat adanya kegiatan pada waktu
tertentu.
Dampak besar, bila mempunyai selisih skala kualitas (+/-) ≥ 2
Dampak kecil, bila mempunyai selisih skala kualitas (+/-) < 2
 Kepentingan dampak : Kepka Bapedal No. 056 Tahun 1994 tentang Pedoman
Mengenai Dampak Penting (7 kriteria dan diberi pembobotan)
Bobot/
No Kriteria Dampak
skala
1).

Jumlah manusia yang akan terkena dampak :


1
Tidak penting bila tidak terjadi perubahan pada sendi-sendi kehidupan
masyarakat dan jumlah manusia yang menerima manfaat kecil (0-14%)  
Kurang penting bila tidak terjadi perubahan pada sendi-sendi 2
kehidupan masyarakat dan jumlah manusia yang menerima manfaat
cukup besar (15-44%)  
Penting bila terjadi perubahan pada sendi-sendi kehidupan masyarakat 3
dan jumlah manusia yang tidak menerima manfaat relatif sama besar
dengan jumlah manusia yang menerima manfaat (45-54%)
Lebih penting bila terjadi perubahan pada sendi-sendi kehidupan  
masyarakat dan jumlah manusia yang menerima manfaat lebih besar 4
dengan jumlah manusia yang tidak menerima manfaat (55-74%)
Sangat penting bila terjadi perubahan pada sendi-sendi kehidupan  
masyarakat dan jumlah manusia yang menerima manfaat dominan 5
(>75%)

≥ 3 = Dampak Penting
Tahap Pra Konstruksi

Kesempatan Kerja
Besaran Dampak
• Tahap konstruksi membutuhkan tenaga kerja ± 1.400 orang
• Tingkat pendidikan usia produktif di 4 desa wilayah studi dominan SD dan relatif kecil
tamat SLTA, maka diperkirakan mengisi lowongan kerja di sektor non-trampil dan sektor
trampil
• Asumsi tenaga kerja trampil dapat direkrut 25 % dan non-trampil 75%, sehingga rata-rata
pertahun tenaga kerja dapat direkrut ±227 jiwa
• Mengacu kepada kelas dan kriteria kesempatan kerja : sebelum ada kegiatan diberi bobot
nilai 1 (sangat buruk) artinya tidak ada tenaga kerja lokal yang terserap di industri semen.
• Kegiatan konstruksi 3 tahun dapat merekrut tenaga kerja lokal rerata 227 jiwa pertahun
dan diberi bobot nilai 3 (sedang), sehingga memberikan selisih skala kualitas +2 dengan
besaran dampak adalah Besar
• Tingkat Kepentingan Dampak : Jumlah manusia terkena dampak = penting (3), luas
wilayah persebaran dampak=penting (3), intensitas dampak=tidak penting (1), lamanya
dampak berlangsung =lebih penting (4), banyaknya komponen lingkungan lain terkena
dampak =lebih penting (4), sifat kumulatif dampak=lebih penting (4), berbaliknya
dampak=kurang penting (2) . Pembobotan rata-rata (3,0) tergolong Penting
Tahap Konstruksi

Kualitas Udara
Besaran Dampak
• Potensi penurunan kualitas udara tahap konstruksi : penggunaan alat berat :
buldozer, tractor, loader, dump truck, compactor, dll
• Peralatan bekerja menghasilkan emisi CO, N02, SO2 dan partikulat debu (PM10 dan
TSP).
• Jam kerja konstruksi 24 jam (3 shift kerja), waktu kerja efektif 6 jam
• Menghitung laju emisi polutan aktivitas alat berat : Nilai Faktor Emisi (Emission
Factor = EF)
Q = EF x A x (1 – ER/100)

• Faktor Emisi (EF) untuk alat berat : AP 42 Compilation of Air Pollutant Emission
Factor” (USEPA, 1995)
• Dikorelasikan dengan jumah unit peralatan yang digunakan pada kegiatan
konstruksi, cth : faktor emisi CO optimum pada pembangunan pabrik semen dan
pembangkit listrik 9,2407 lb/jam = 4191,5 gr/jam = 1164,3 mgr/det.
• Efisiensi pengurangan polutan (ER) = 0%
• Menghitung konsentrasi pencemar (C) CO yang dilepas ke udara (luas area kerja
L=1.000 m; W=1.000 m; dan H=100 m; U=5,25 m/det; , menggunakan box model,
maka didapat C = 3,65x10-4 mgr/m3.
• Emisi CO dalam box adalah 191,82 mgr/m3
Kualitas udara di Tahap Konstruksi

• Pengukuran CO di rona awal 3,33 µg/m3 : skala nilai 5 dengan kriteria sangat baik
• Konstruksi akan meningkatkan emisi CO menjadi 8,55 µg/m 3, dan dikategorikan
skala nilai 4 dengan kriteria baik (BM CO = 30.000 µg/m3).
• Selisih skala kualitas adalah 1 dan besaran dampak adalah Kecil.
• Tingkat kepentingan dampak : pembobotan, nilai rerata = 3,13 tergolong Penting
Tahap Operasional

Kualitas Udara
• Pemrakarsa telah memiliki Standard Operasional Prosedure (SOP) bagaimana
mengelola dampak penurunan kualitas udara akibat kegiatan operasional pabrik
semen, pembangkit listrik, ban berjalan, dan penambangan bahan baku semen.
• Selanjutnya tidak diperlukan lagi melakukan prakiraan dampak parameter
tersebut

Getaran
• Pemrakarsa telah memiliki SOP bagaimana mengelola dampak peningkatan
getaran akibat kegiatan peledakan di tambang

Perubahan Kuantitas Airtanah


• Pemodelan hidrogeologi. Pada model terlihat air tanah akan masuk ke kuari
tambang dengan debit maksimum 65 ltr/det dengan elevasi terendah pit 350 mdpl
• Debit di sekitar/luar area penambangan akan menurun dan diperkirakan < 0,2
ltr/detik
• Mengacu ke kelas dan kriteria kualitas lingkungan diberi bobot nilai 5 dan
digolongkan sebagai buruk.
• Selisih skala kualitas lingkungan -2 dengan besaran dampak adalah Besar
• Tingkat kepentingan dampak : pembobotan, nilai rerata = 3,0 tergolong Penting
Bab 4. Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan

Evaluasi dampak Penting

• Metode evaluasi dampak lingkungan menggunakan metode bagan alir.


• Hasil evaluasi dampak dijadikan dasar untuk rencana pengelolaan dan pemantauan
lingkungan :
1)Dampak negatif yang diprakirakan melebihi baku mutu, dampak penting yang dikelola
(PK).
2)Dampak tidak memiliki Baku Mutu, dan (ΣP/n) ≥ 3, dampak penting yang dikelola (PK)
3)Tidak masuk poin 1) dan 2), namun salah satu kriteria yakni jumlah manusia terkena
dampak memberikan skala ≥ 3, dampak penting yang dikelola (PK)

Pemilihan alternatif terbaik


Dari aspek lingkungan, lokasi pembangunan pabrik semen di kedua lokasi adalah baik, namun
Pemrakarsa lebih memilih d Desa Kuta Gajah dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Status lahan yang dapat di miliki oleh pemrakarsa
2. Kemudahan dalam proses pembebasan lahan
3. Kepemilikan saham dan pengelolaan perusahaan oleh pemrakarsa sendiri
Izin Lokasi telah diterbitkan SK Bupati Langkat No. 593-12/K/2015 tentang Pemberian Izin
Lokasi Kepada PT Terang Prakarsa Cipta di Desa Kuta Gajah Kecamatan Kutambaru Kabupaten
Langkat untuk pembangunan pabrik semen seluas 125 ha.
Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Rekomendasi Kelayakan Lingkungan
• Berdasarkan evaluasi dampak penting, maka kegiatan Pembangunan
Pabrik Semen Terpadu Dengan Penambangan Bahan Baku Semen di
Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera
DINYATAKAN LAYAK dengan mempertimbangkan 10 kriteria (Tabel
4.3, hal. IV-33 Dok. ANDAL)
RKL-RPL
Pendahuluan
 Lokasi pabrik semen di rencanakan di Desa Kuta Gajah Kecamatan Kutambaru
Kabupaten Langkat
 Lokasi tambang bahan baku semen di Desa Sulkam dan Desa Kaperas
 Transportasi bahan baku semen menggunakan ban berjalan sejauh 15 km
 Kajian Andal ada 22 (dua puluh dua) parameter lingkungan terkena dampak penting
positif dan negatif dari rencana usaha, dan perlu dilakukan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan

Pernyataan Kebijakan Lingkungan


 Sehubungan rencana kegiatan, Pemrakarsa berkomitmen memenuhi serta
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan yang relevan di bidang
lingkungan
 Pemrakarsa bersedia melakukan pelatihan bagi karyawan di bidang pengelolaan
lingkungan hidup dan memberikan bantuan ke masyarakat melalui program Corporate
Social Responsibility (CSR)
 Pemrakarsa bersedia melakukan pemberdayaan ekonomi masyarakat sebagaimana
telah dikembangkan pada pabrik semen lain yang dimiliki oleh group perusahaan di
Citereup Kabupaten Bogor, Palimanan Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat dan di
Tarjun Kabupaten Kota Baru Provinsi Kalimantan Selatan.
GOA KARST
LOGO

Anda mungkin juga menyukai