Anda di halaman 1dari 48

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


(RKL-RPL)

Peningkatan Kapasitas Penambangan Batubara


Sampai Dengan 10 Juta Ton/Tahun
PT. Mustika Indah Permai di Kecamatan Merapi Barat
Dan Merapi Timur, Kabupaten Lahat,
Provinsi Sumatera Selatan

SEPTEMBER 2015
KATA PENGANTAR

PT Mustika Indah Permai (PT. MIP), berencana meningkatkan kapasitas penambangan batubara
dalam wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Kecamatan Merapi Barat dan Merapi Timur.
Kebutuhan energi yang terus meningkat pada saat ini dan di masa yang akan datang merupakan
tantangan yang harus dipenuhi melalui penyediaan sumber energi yang memadai, salah satunya
adalah batubara. Pada saat ini PT. MIP mempunyai izin penambangan batubara dengan kapasitas 5
juta ton/tahun sesuai studi AMDAL yang disetujui Bupati Lahat melalui SK No. 467/KEP/BLH/2008.
Berdasarkan hal tersebut, pada 2010 Bupati Lahat memberikan IUP Operasi Produksi kepada PT.
MIP melalui SK No. 503/188/Kep/ PERTAMBEN/2010. Dalam rangka mengantisipasi kebutuhan
batubara yang cukup tinggi di masa yang akan datang, maka PT. MIP akan meningkatkan kapasitas
penambangannya menjadi 10 juta ton/tahun. Peningkatan kapasitas penambangan dan produksi
batubara ini akan dilakukan secara bertahap melalui penambahan beberapa fasilitas penambangan
dan produksi, serta fasilitas lainnya yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup yang ada
saat ini.

Sehubungan dengan rencana tersebut, PT. MIP mengajukan perubahan Izin Lingkungan kepada
Bupati melalui Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Lahat sebagai instansi pemerintah yang
berwenang sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah Republik Indoneia No. 27/2012
tentang Izin Lingkungan (Pasal 50). Sesuai dengan arahan BLH Kabupaten Lahat melalui Surat No.
660.1/685/BLH-4/2014 tanggal 31 Oktober 2014, PT. MIP diwajibkan menyusun dokumen AMDAL
baru yang terdiri dari dokumen Kerangka Acuan (KA), Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
dan dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
(RKL-RPL).

Dokumen ini merupakan RKL-RPL yang akan digunakan oleh Pemrakarsa sebagai arahan dan
panduan dalam mengelola dan memantau dampak yang timbul terhadap komponen lingkungan hidup
dari rencana kegiatannya. Penyusunan dokumen ini mengacu kepada Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 16/2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen
Lingkungan Hidup.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga studi
ini dapat disusun sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan memenuhi harapan semua pihak yang
terkait dan berkepentingan.

Jakarta, September 2015

PT Mustika Indah Permai

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas i PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
DAFTAR TABEL ..............................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................iii
1.0 PENDAHULUAN .....................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG ..................................................................................... 1
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN ............................................................................... 1
1.3 PERNYATAAN KEBIJAKAN LINGKUNGAN ............................................... 2
2.0 RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
HIDUP .....................................................................................................3
2.1 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP .................................... 3
2.2 RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP .................................... 21
3.0 JUMLAH DAN JENIS IZIN PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP YANG DIBUTUHKAN .........39
4.0 PERNYATAAN KOMITMEN PELAKSANAAN RKL-RPL ....................39
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................40

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas ii PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Peningkatan
Kapasitas Penambangan Batubara PT. Mustika Indah Permai Sampai
Dengan 10 Juta Ton/Tahun di Kecamatan Merapi Barat dan Merapi Timur,
Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan .............................................................. 4

Tabel 2 Matriks RPL Peningkatan Kapasitas Penambangan Batubara PT. Mustika


Indah Permai Sampai Dengan 10 Juta Ton/Tahun di Kecamatan Merapi
Barat dan Merapi Timur Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan. ..................... 22

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A1 Peta RKL-RPL Tahap Pra-Konstruksi, Konstruksi, Operasi Penambangan
dan Pascaoperasi Penambangan

Lampiran A2 Surat Pernyataan Komitmen Pelaksanaan Rencana Pengelolan dan


Pemantauan Lingkungan Hidup

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas iii PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
1.0 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
PT. MIP adalah salah satu perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang pertambangan
batubara di Kabupaten Lahat. Luas wilayah KP PT. MIP ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan
Bupati Lahat No. 503/377/KEP/PERTAMBEN/2008 tentang Pemberian Perpanjangan Kuasa
Pertambangan Eksplorasi atas suatu wilayah dengan kode KW.27.02.P.LHT.2008 seluas 2.000 ha
yang terletak di Kecamatan Merapi Barat dan Merapi Timur, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera
Selatan. Studi AMDAL kegiatan penambangan batubara PT. MIP disetujui melalui SK Bupati Lahat
No. 467/KEP/BLH/2008 untuk kapasitas penambangan sebesar 5 juta ton/tahun. Selanjutnya, Bupati
Lahat mengeluarkan Keputusan No. 503/474/KEP/PERTAMBEN/2008 yang memberikan izin KP
Eksploitasi untuk PT. MIP. Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No. 4/2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara, izin KP Eksploitasi diubah menjadi Izin Usaha Pertambangan
(IUP) Operasi Produksi berdasarkan Surat Keputusan Bupati Lahat No. 503/188/Kep/
PERTAMBEN/2010 tanggal 29 April 2010. IUP Operasi Produksi ini berlaku selama 20 tahun dan
dapat diperpanjang 2 kali masing- masing 10 tahun.

Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2015 – 2024 dari PT. Perusahaan
Listrik Negara (PLN), diperlukan penambahan kapasitas daya sistem Sumatera sebesar 17,7 GW
dalam periode 2015 - 2024 atau rata-rata sebesar 1,7 GW per tahun. Untuk pemenuhan target
tersebut, direncanakan 45,5% berasal dari PLTU Batubara (coal-fired power plant). Selain sistem
Sumatera, PLN juga merencanakan adanya pembangkit listrik mulut tambang pada area konsesi
tambang di Sumatera Selatan untuk membantu pemenuhan listrik sistem Jawa-Bali dengan total
kapasitas penambahan 3 GW. Sehubungan dengan hal itu, PT. MIP berencana meningkatkan
kapasitas produksi dari 5 juta ton/tahun menjadi 10 juta ton/tahun. Oleh karena itu, PT. MIP
mengajukan perubahan Izin Lingkungan melalui penyusunan dokumen AMDAL yang terdiri dari KA,
ANDAL dan RKL-RPL.

Dokumen ini merupakan RKL - RPL yang memuat tentang upaya-upaya yang akan ditempuh PT. MIP
dalam menangani dampak dan memantau komponen lingkungan hidup yang terkena dampak secara
keseluruhan. Penyusunan dokumen RKL-RPL ini mengacu kepada Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 16/2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


Secara umum, penyusunan dokumen RKL-RPL ini ditujukan agar pengelolaan lingkungan hidup
dapat berjalan dengan efektif dan efisien sesuai dengan sasaran yang akan dicapai. Secara spesifik,
maksud dan tujuan pengeloaan dan pemantauan lingkungan hidup antara lain sebagai berikut:

1. Melaksanakan peraturan perundang-undangan lingkungan hidup yang terkait dengan ke-


giatan penambangan batubara oleh PT. MIP;

2. Mengusahakan agar perubahan lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan PT. MIP tidak
menurunkan kualitas lingkungan hidup;

3. Memelihara kualitas lingkungan hidup di lokasi PT. MIP dan sekitarnya melalui penerapan
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup;

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 1 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
4. Sebagai arahan dan panduan dalam mengelola dan memantau dampak yang timbul terhadap
komponen lingkungan hidup oleh rencana kegiatan PT. MIP;

5. Sebagai arahan dan panduan bagi instansi terkait dan masyarakat dalam membantu dan
mengawasi penerapan RKL-RPL;

6. Mencegah, menanggulangi, meminimalisasi, serta mengendalikan dampak negatif yang


timbul dan meningkatkan dampak positif yang muncul;

7. Memantau komponen/parameter lingkungan hidup yang mengalami perubahan mendasar


yang terkena dampak penting dan/atau yang terkena dampak lingkungan hidup lainnya;

8. Memantau sumber-sumber penyebab dampak yang ada; dan

9. Menjadikan hasil pelaksanaan RKL-RPL sebagai indikator untuk mengevaluasi penaatan


terhadap peraturan yang berlaku, menganalisis pola kecenderungan dan tingkat kritis dari
kondisi lingkungan berdasarkan pengelolaan lingkungan yang diimplementasikan.

1.3 PERNYATAAN KEBIJAKAN LINGKUNGAN


 PT. Mustika Indah Permai merupakan perusahaan di bidang pertambangan batubara yang
berkomitmen untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya berdasarkan prinsip
pertambangan yang baik dan benar, mematuhi ketentuan peraturan perundangan terkait
yang berlaku, serta menjadi mitra yang baik bagi masyarakat di sekitar wilayah operasional
pertambangan;

 PT. Mustika Indah Permai mempunyai komitmen untuk melakukan penyempurnaan


pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup secara berkelanjutan dalam bentuk
mencegah, menanggulangi dan memantau dampak lingkunagn yang disebabkan oleh
kegiatan-kegiatannya;

 PT. Mustika Indah Permai, berdasarkan prinsip saling menghormati dan saling menghargai,
akan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal yang sejalan dengan pembangunan
berkelanjutan, ketentuan hukum yang berlaku, dan integrasi organisasi secara menyeluruh;

 PT. Mustika Indah Permai mewujudkan komitmen dan prinsip tersebut melalui penetapan
kebijakan operasional dan diantaranya dengan menetapkan kebijakan Corporate Social
Responsibility melalui 5 (lima) Pilar Program, yaitu:

1. Pengembangan Bidang Ekonomi;

2. Pengembangan Bidang Pendidikan;

3. Pengembangan Bidang Kesehatan;

4. Pengembangan Bidang Sosial Budaya; dan

5. Pengembangan Bidang Lingkungan.

 PT. Mustika Indah Permai melalui 5 (lima) Pilar Program Corporate Social Responsibility
bertekad untuk mengupayakan peningkatan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat di
sekitar wilayah operasional pertambangannya bekerja sama dengan para Pemangku
Kepentingan. Dalam upaya mewujudkan tekad tersebut, dan dengan pertimbangan bahwa

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 2 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
PT. Mustika Indah Permai merupakan salah satu aset yang berharga bagi negara maka
keberadaan dan kelangsungan kegiatan operasional pertambangan PT. Mustika Indah
Permai harus secara bersama-sama dijaga oleh seluruh pemangku kepentingan terutama
yang berada di wilayah operasional pertambangan PT. Mustika Indah Permai.

2.0 RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN


LINGKUNGAN HIDUP
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RKL-RPL)
untuk kegiatan “Peningkatan Kapasitas Penambangan Batubara Sampai Dengan 10 Juta Ton/Tahun
di Kecamatan Merapi Barat dan Merapi Timur” wajib dilaksanakan oleh PT. MIP sebagai penanggung
jawab kegiatan.

2.1 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP


Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup disusun karena rencana kegiatan tersebut diprakirakan
menimbulkan dampak penting terhadap komponen lingkungan hidup, sehingga akan mengalami
perubahan yang mendasar, baik terhadap komponen lingkungan geofisik-kimia, biologi maupun
komponen lingkungan sosial ekonomi dan budaya serta kesehatan masyarakat. Dampak yang
diprakirakan timbul akan dikelola melalui pendekatan teknologi, sosial-ekonomi, dan kelembagaan
(institusi).

Rencana pengelolaan lingkungan hidup untuk rencana kegiatan yang menjadi lingkup dalam
dokumen ini disajikan dalam bentuk matriks (Tabel 1), sedangkan peta lokasi pengelolaan disajikan
dalam Lampiran A1.

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 3 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
Tabel 1 Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Peningkatan Kapasitas Penambangan Batubara PT. Mustika Indah Permai Sampai Dengan 10 Juta Ton/Tahun di Kecamatan
Merapi Barat dan Merapi Timur, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan

Indikator Keberhasilan Periode


Dampak Lingkungan yang Lokasi Pengelolaan
No Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dikelola Lingkungan Hidup
Hidup Lingkungan Hidup
Dampak Penting yang Dikelola
A. TAHAP PRA KONTRUKSI
1. Perubahan pola mata Pengadaan lahan Terciptanya lapangan kerja  Pengadaan lahan mengikuti peraturan perundangan Desa Kebur, Telatang, Selama Tahap Pra-  Pelaksana: PT.MIP
pencaharian dan/atau sumber nafkah bagi yang berlaku; dan Merapi (Kec. Merapi Konstruksi  Pengawas: BLH Kab. Lahat
sekitar 310 kepala keluarga  Bekerjasama dengan instansi terkait dan masyarakat Barat) dan Desa
 Penerima Laporan:
(KK) buruh tani dan petani dalam menciptakan wirausaha baru perdesaan Gunung Kembang
penggarap yang kehilangan disesuaikan dengan kebutuhan di desa terkait. (Kec. Merapi Timur).  BLH Kabupaten Lahat dan
matapencahariannya  Dinas Tanaman Pangan dan
Hortikultura

2. Timbulnya keresahan Pengadaan lahan  Kejelasan informasi terkait  Menyediakan informasi secara terbuka dan akuntabel Desa Kebur, Telatang, Selama Tahap Pra-  Pelaksana: PT.MIP
masyarakat mekanisme dan proses tentang rencana kegiatan; Desa Merapi (Kec. Konstruksi  Pengawas: BLH Kab. Lahat
pelaksanaan pengadaan  Melakukan sosialisasi/penjelasan secara langsung Merapi Barat) dan
 Penerima laporan: BLH Kab. Lahat
lahan. kepada masyarakat; dan Desa Gunung
 Menurunnya keluhan, protes  Penentuan harga lahan dilakukan secara musyawarah Kembang (Kec.
tentang mekanisme dan dan mufakat. Merapi Timur).
proses pengadaan lahan.
3. Perubahan persepsi Pengadaan lahan  Meningkatnya persepsi  Memberikan penjelasan yang baik dan benar dengan Desa Kebur, Telatang Selama Tahap Pra-  Pelaksana: PT.MIP
masyarakat positif terhadap kegiatan melibatkan tokoh masyarakat; dan Desa Merapi Konstruksi  Pengawas: BLH Kab. Lahat
pengadaan lahan  Membangun kondisi lingkungan sosial yang kondusif (Kec. Merapi Barat)
 Penerima laporan: BLH Kab. Lahat
 Menurunnya keluhan melalui pendekatan partisipatif; dan dan Desa Gunung
tentang proses pengadaan  Membangun pola interaksi harmonis antara masyarakat Kembang (Kec.
lahan dengan pelaksana kegiatan lapangan. Merapi Timur).

B. TAHAP KONTRUKSI
1. Perubahan pola mata Penerimaan tenaga kerja Bertambahnya jumlah  Program CSR terutama bidang ekonomi melalui Desa Kebur, Telatang Selama Tahap  Pelaksana: PT.MIP
pencaharian wirausaha baru dari pengembangan mata pencaharian alternatif; ekonomi dan Desa Merapi (Kec. Konstruksi  Pengawas: BLH Kabupaten Lahat
masyarakat yang terkena produktif dan lainnya; Merapi Barat) dan
 Penerima laporan:
dampak.  Memfasilitasi wirausaha baru yang bersumber dari Desa Gunung
masyarakat terdampak. Kembang (Kec. Merapi  BLH Kab. Lahat
Timur).  Dinas Tenaga Kerja Kab. Lahat dan
 Dinas Sosial Kab. Lahat
2. Perubahan kesempatan kerja Penerimaan tenaga kerja Minimum 30% dari kebutuhan Penerimaan tenaga kerja konstruksi yang dibutuhkan Desa Kebur, Telatang Selama Tahap  Pelaksana: PT.MIP
tenaga kerja konstruksi (441 mengutamakan warga lokal sesuai dengan kualifikasi dan dan Desa Merapi (Kec. Konstruksi  Pengawas: BLH Kab. Lahat
orang) diprioritaskan dari ketersediaan lapangan kerja, melalui : Merapi Barat) dan
 Penerima laporan:
tenaga kerja lokal.  sosialisasi secara intensif; Desa Gunung
Kembang (Kec. Merapi  BLH Kab. Lahat dan
 pengumuman;
Timur).  Dinas Tenaga Kerja Kab. Lahat
 penerimaan tenaga kerja secara transparan; dan
 peningkatan keterampilan bagi warga lokal yang
memiliki potensi.
3. Perubahan tingkat Penerimaan tenaga kerja  Adanya kepastian sumber  Mengutamakan penerimaan tenaga kerja konstruksi Desa Kebur, Telatang Selama Tahap  Pelaksana: PT.MIP
pendapatan pendapatan bagi dari masyarakat yang terkena dampak di sekitar tapak dan Desa Merapi (Kec. Konstruksi  Pengawas: BLH Kab. Lahat
masyarakat terkena dampak proyek; dan Merapi Barat) dan .  Penerima laporan:
yang terserap sebagai  Menciptakan jalinan kemitraan dengan pemerintah Desa Gunung
tenaga kerja pada Tahap desa sekitar dalam rangka meningkatkan Kembang (Kec. Merapi  BLH Kab. Lahat;
Konstruksi; perekonomian masyarakat. Timur).  Dinas Tenaga Kerja Kab. Lahat; dan
 Meningkatnya jumlah  Dinas Sosial Kab. Lahat
tenaga kerja dari
masyarakat terkena dampak
yang terserap pada usaha-
usaha yang dikembangkan
oleh wirausaha baru;

 Adanya kepastian bagi


masyarakat buruh tani dan

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 4 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
Indikator Keberhasilan Periode
Dampak Lingkungan yang Lokasi Pengelolaan
No Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dikelola Lingkungan Hidup
Hidup Lingkungan Hidup
penggarap yang terkena
dampak yang masih
menginginkan bekerja di
sektor pertanian.
4. Perubahan persepsi Penerimaan tenaga kerja  Berkurangnya persepsi  Mencegah timbulnya persepsi negatif dalam Desa Kebur, Telatang Selama Tahap  Pelaksana: PT.MIP
masyarakat negatif dan/atau masyarakat yang terkena dampak dengan membangun dan Desa Merapi (Kec. Konstruksi  Pengawas: BLH Kab. Lahat
meningkatnya persepsi komunikasi terbuka yang terprogram antara Merapi Barat) dan .  Penerima laporan:
positif masyarakat terhadap perusahaan dengan masyarakat; Desa Gunung
mekanisme penerimaan  Melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait Kembang (Kec. Merapi  BLH Kab. Lahat Kab. Lahat;
tenaga kerja yang dilakukan rencana kegiatan melalui diskusi yang dibangun oleh Timur).  Dinas Tenaga Kerja Kab. Lahat;
perusahaan. perusahaan. dan
 Rendahnya intensitas  Dinas Sosial Kab. Lahat
keluhan/protes masyarakat
atas rencana kegiatan
tambang batubara PT. MIP
5. Peningkatan kasus penyakit Penerimaan tenaga kerja Tidak ada pekerja yang  Membuat program edukasi kesehatan seksual dan Tapak proyek Selama Tahap  Pelaksana: PT.MIP
mengidap penyakit menular pembinaan kerohanian secara rutin bagi karyawan dan Konstruksi  Pengawas: BLH Kab. Lahat
seksual (PMS). berkelanjutan secara antar generasi.
 Penerima laporan:
 Melakukan pemeriksaan kesehatan (medical check-up)
pada saat penerimaan tenaga kerja;  BLH Kab. Lahat;
 Melakukan pemeriksaan kesehatan para pekerja  Dinas Kesehatan Kab. Lahat; dan
secara berkala; dan  Dinas Tenaga Kerja Kab. Lahat
 Melakukan upaya promosi kesehatan kerja dan
pencegahan melalui penyuluhan, spanduk, leafleat dan
sebagainya tentang penyakit menular seksual.
6. Penurunan kualitas udara Mobilisasi alat dan bahan Konsentrasi partikulat, SO2  Menggunakan kendaraan yang laik jalan; Sekitar jalur akses Selama Tahap  Pelaksana: PT.MIP
ambien dan NO2 di lokasi  Pemasangan rambu lalu lintas sesuai dengan prosedur mobilisasi alat dan Konstruksi  Pengawas: BLH Kab. Lahat
pertambangan dan dan ketentuan yang berlaku; bahan, terutama yang
 Penerima laporan: BLH Kabupaten
permukiman terdekat di  Proses pengangkutan material (tanah gali/ urug) berdekatan dengan
Lahat
sekitarnya memenuhi Baku dilengkapi dengan penutup terpal pada saat melewati permukiman penduduk.
Mutu Udara Ambien Nasional daerah pemukiman;
(PP RI No. 41/1999 tentang
Pengendalian Pencemaran  Pengaturan kecepatan kendaraan pengangkut di jalur
Udara) dan Peraturan mobilisasi alat dan bahan;
Gubernur Sumatera Selatan  Pengaturan jarak kendaraan pengangkut tidak dalam
No. 17/2005 tentang Baku waktu yang berdekatan (tidak beriringan);
Mutu Udara Ambien.  Melakukan perawatan mesin kendaraan secara berkala
sesuai dengan prosedur ketentuan yang berlaku; dan
 Melakukan penyiraman minimal dua kali sehari pada
ruas jalan akses yang tidak diaspal yang dilalui
kendaraan pengangkut peralatan dan material secara
rutin, terutama pada saat musim kemarau dengan
mengacu kepada prosedur penyiraman tanah.
7. Peningkatan kasus penyakit Mobilisasi alat dan bahan Tidak ada peningkatan kasus  Pemakaian masker bagi operator kendaraan berat Tapak proyek dan di Tahap Konstruksi  Pelaksana: PT.MIP
gangguan saluran nafas sesuai dengan keperluan dan prosedur yang telah Desa Kebur, Telatang,  Pengawas:
(khususnya ISPA) pada ditetapkan; dan Merapi dan Gunung
karyawan operator alat berat Kembang  BLH Kap. Lahat dan
 Melakukan promosi kesehatan kepada masyarakat  Dinas Kesehatan Kab. Lahat
maupun masyarakat yang bekerjasama dengan instansi pelayanan kesehatan
tinggal di sekitar jalur yang  Penerima laporan:
setempat, misalnya penyuluhan kesehatan tentang
digunakan untuk kegiatan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).  BLH Kab. Lahat dan
mobilisasi alat dan bahan.  Kegiatan pemeriksaan kesehatan untuk masyarakat  Dinas Kesehatan Kab. Lahat
serta penyiraman sekolah dapat menjadi bagian
program sosial perusahaan apabila di kemudian hari
hal tersebut diperlukan.

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 5 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
Indikator Keberhasilan Periode
Dampak Lingkungan yang Lokasi Pengelolaan
No Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dikelola Lingkungan Hidup
Hidup Lingkungan Hidup
8. Peningkatan erosi tanah dan Pembukaan lahan  Erosi tanah pada lahan  Pembukaan lahan dilakukan secara bertahap dan Di lahan-lahan yang Selama Tahap  Pelaksana: PT.MIP
hasil sedimen terbangun (fasilitas kantor terbatas hanya pada tapak proyek; dibuka (rencana Konstruksi  Pengawas:
dan jalan akses) lebih  Meminimalkan pemotongan dan penimbunan tanah perkantoran dan
 BLH Kab. Lahat dan
rendah daripada erosi (cut and fill) untuk mempertahankan stabilitas tanah; fasilitas tambang
yang dapat ditoleransikan lainnya serta jalan  Dinas Pekerjaan Umum Kab.
 Penstabilan lereng tanah timbunan untuk mencegah Lahat
(< 22 ton/ha/ tahun); terjadinya erosi gully dan longsor; akses).
 Jumlah sedimen yang  Penerima laporan:
 Pembuatan sediment trap terbatas pada lahan yang
terangkut dalam air sungai sedang dibangun;  BLH Kab. Lahat dan
memenuhi baku mutu air  Dinas Pekerjaan Umum Kab.
kelas I (< 50 mg/L) sesuai  Penstabilan tebing sepanjang kiri-kanan jalan dan
penutupan dengan tanaman penutup (cover crop) Lahat
PP No. 82/2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air  Penanaman tanaman penghijauan menggunakan
dan Pengendalian tanaman eksotik in-situ di lahan perkantoran dan kiri
Pencemaran Air. kanan sepanjang jalur jalan akses.
9. Peningkatan air limpasan Pembukaan lahan Koefisien regim sungai <50  Pembukaan lahan dilakukan secara bertahap dan Di lahan perkantoran Selama Tahap  Pelaksana: PT.MIP
permukaan sesuai P.61/Menhut-II/2014 terbatas hanya pada tapak proyek; dan dan fasiltas tambang Konstruksi  Pengawas:
Tentang Monitoring dan  Meningkatkan peresapan air di lahan untuk rencana lainnya
 BLH Kab. Lahat dan
Evaluasi Pengelolaan Daerah perkantoran dan fasilitas lainnya menggunakan sumur
Aliran Sungai resapan dan atau lubang resapan biopori.  Dinas Pekerjaan Umum Kab.
Lahat
 Penerima laporan:
 BLH Kab. Lahat dan
 Dinas Pekerjaan Umum Kab.
Lahat
10. Penurunan kuantitas air tanah Pembukaan lahan Penurunan muka air tanah <2 Meningkatkan peresapan air di lahan perkantoran dan Di lahan perkantoran Selama Tahap  Pelaksana: PT.MIP
m fasilitas lainnya menggunakan sumur resapan dan atau dan fasiltas tambang Konstruksi  Pengawas:
lubang resapan biopori. lainnya
 BLH Kab. Lahat dan
 Dinas Pekarjaan Umum Kab.
Lahat
 Penerima laporan:
 BLH Kab. Lahat dan
 Dinas Pekerjaan Umum Kab.
Lahat
11. Penurunan kualitas air Pembukaan lahan Parameter sesuai dengan  Penerapan sistem drainase di area tambang; Tapak proyek Selama Tahap  Pelaksana: PT.MIP
permukaan persyaratan baku mutu  Membuat settling pond atau kolam pengendapan Konstruksi  Pengawas:
menurut Peraturan Gubernur lumpur;  BLH Kab. Lahat dan
Sumatera Selatan No. 16/2005
 Membuat sediment trap, untuk menangkap sedimen  Dinas Pekarjaan Umum Kab.
tentang Peruntukan Air dan
Baku Mutu Air Sungai. akibat penyiapan lahan; dan Lahat
 Melokalisasi material tanah galian dengan membuat  Penerima laporan:
penghalang agar potensi ceceran tanah/material
 BLH Kab. Lahat dan
masuk ke saluran drainase dapat dicegah atau
dikurangi.  Dinas Pekerjaan Umum Kab.
Lahat
12. Gangguan flora Pembukaan lahan Jumlah dan jenis flora darat  Pada saat pembukaan lahan hanya dilakukan pada Tapak proyek Selama Tahap  Pelaksana: PT.MIP
lokasi-lokasi yang sudah ditetapkan/direncanakan Konstruksi  Pengawas: BLH Kab. Lahat
untuk kegiatan penambangan;
 Penerima laporan: BLH Kab. Lahat
 Menyediakan lahan untuk pembibitan jenis tanaman
asli (indigenous species) yang berfungsi ekologis;
 Melakukan pendekatan persuasif kepada warga
masyarakat untuk tidak melakukan pembalakan hutan
di dalam IUP PT. MIP.

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 6 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
Indikator Keberhasilan Periode
Dampak Lingkungan yang Lokasi Pengelolaan
No Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dikelola Lingkungan Hidup
Hidup Lingkungan Hidup
13. Gangguan fauna Pembukaan lahan Jumlah dan jenis fauna darat  Mengerjakan pembukaan lahan dalam blok-blok kerja Tapak proyek Selama Tahap  Pelaksana: PT.MIP
dan tidak mengganggu areal di luar blok kerja untuk Kontruksi  Pengawas: BLH Kab. Lahat
memberi kesempatan berpindahnya satwa liar;
 Penerima laporan: BLH Kabupaten
 Mempertahankan area hijau di wilayah IUP yang tidak Lahat
akan ditambang atau dibangun;
 Melakukan pendekatan persuasif kepada warga
masyarakat untuk tidak melakukan pembalakan hutan
di dalam IUP PT. MIP; dan
 Melakukan koordinasi dengan instansi teknis terkait
dalam upaya perlindungan dan pelestarian jenis-jenis
fauna.
14. Penurunan keanekaragaman Pembukaan lahan Keanekaragaman dan  Pembuatan saluran drainase yang dilengkapi Tapak proyek Selama Tahap  Pelaksana: PT.MIP
biota perairan keseragaman biota perairan sediment trap; dan Kontruksi  Pengawas: BLH Kab. Lahat
 Menerapkan SOP terkait pembukaan lahan yang  Penerima laporan: BLH Kab. Lahat
berlaku.
15. Perubahan persepsi Pembukaan lahan Rendahnya intensitas  Mencegah timbulnya persepsi negatif dalam Desa Kebur, Telatang Selama Tahap  Pelaksana: PT.MIP
masyarakat keluhan/protes masyarakat masyarakat yang terkena dampak dengan dan Desa Merapi (Kec. Konstruksi  Pengawas: BLH Kab. Lahat
atas kegiatan tambang membangun komunikasi terbuka yang terprogram Merapi Barat) dan
batubara MIP antara perusahaan dengan masyarakat;  Penerima laporan:
Desa Gunung
 Melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait Kembang (Kec. Merapi  BLH Kab. Lahat dan
rencana kegiatan melalui diskusi yang dibangun oleh Timur).  Dinas Tanaman Pangan dan
perusahaan. Hortikultura Kab. Lahat
16. Peningkatan kasus penyakit Pembukaan lahan Tidak ada peningkatan kasus Melakukan promosi kesehatan kepada masyarakat Desa Gunung Selama Tahap  Pelaksana: PT.MIP
water-born disease (diare, bekerjasama dengan instansi pelayanan kesehatan Kembang Kontruksi  Pengawas:
alergi kulit, gatal-gatal) pada setempat, misalnya penyuluhan kesehatan tentang Pola
 BLH Kab. Lahat dan
masyarakat di Desa Gunung Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Kembang.  Dinas Kesehatan Kab. Lahat
 Penerima laporan:
 BLH Kabupaten Lahat dan
 Dinas Kesehatan Kab. Lahat
17. Peningkatan erosi tanah dan Pembuatan jalan akses  Erosi tanah pada lahan  Pembukaan lahan dilakukan secara bertahap dan Tapak proyek Selama Tahap  Pelaksana: PT.MIP
hasil sedimen terbangun (fasilitas kantor terbatas hanya pada tapak proyek; Konstruksi  Pengawas:
dan jalan akses) lebih  Meminimalkan pemotongan dan penimbunan tanah  BLH Kab. Lahat dan
rendah daripada erosi (cut and fill) untuk mempertahankan stabilitas tanah;
yang dapat ditoleransikan  Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
 Penstabilan lereng tanah timbunan untuk mencegah Lahat dan
(< 22 ton/ha/ tahun); terjadinya erosi gully dan longsor;
 Jumlah sedimen yang  Penerima laporan:
 Pembuatan sediment trap terbatas pada lahan yang
terangkut dalam air sungai sedang dibangun;  BLH Kabupaten Lahat dan
memenuhi baku mutu air  Dinas Pekerjaan Umum Kab. Lahat.
kelas I (< 50 mg/L) sesuai  Penstabilan dan perkerasan saluran drainase di lahan
kiri dan kanan jalan akses;
PP No. 82/2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air  Penstabilan tebing sepanjang kiri-kanan jalan dan
dan Pengendalian penutupan dengan tanaman penutup tanah
Pencemaran Air.  Penanaman tanaman penghijauan menggunakan
tanaman eksotik in-situ di kiri-kanan sepanjang jalur
jalan akses.
18. Peningkatan air limpasan Pembuatan jalan akses Koefisien regim sungai <50  Pembukaan lahan dilakukan secara bertahap dan Tapak proyek Selama Tahap  Pelaksana: PT.MIP
permukaan sesuai P.61/Menhut-II/2014 terbatas hanya pada tapak proyek; dan Konstruksi  Pengawas:
Tentang Monitoring dan  Meningkatkan peresapan air di lahan untuk rencana  BLH Kab. Lahat dan
Evaluasi Pengelolaan Daerah perkantoran dan fasilitas lainnya menggunakan sumur
Aliran Sungai resapan dan atau lubang resapan biopori.  Dinas Pekerjaan Umum Kab. Lahat
dan
 Penerima laporan:
 BLH Kabupaten Lahat dan
 Dinas Pekerjaan Umum Kab.
Lahat.

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 7 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
Indikator Keberhasilan Periode
Dampak Lingkungan yang Lokasi Pengelolaan
No Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dikelola Lingkungan Hidup
Hidup Lingkungan Hidup
19. Perubahan bentang alam Penataan sungai  Tidak terjadi longsoran  Melakukan pemadatan material gali tanah yang Tapak proyek Selama Tahap  Pelaksana: PT.MIP
pada tebing sungai; dan digunakan untuk pembuatan bantaran sungai pada Konstruksi  Pengawas:
 Tidak terjadi proses saluran baru;
 BLH Kab. Lahat dan
pengikisan secara cepat  Pemanfaatan sebagian material gali tanah untuk
pada tebing sungai. pemerataan area yang akan digunakan untuk  Dinas Pekerjaan Umum Kab.
pembangunan fasilitas kantor dan penunjangnya; Lahat
 Pada bagian kelokan sungai agar diberikan perlakuan  Penerima laporan:
teknis untuk memperkuat dinding sungai, seperti  BLH Kab. Lahat dan
membangun dinding tembok atau batu dalam bronjong  Dinas Pekerjaan Umum.
kawat untuk penahan erosi; dan
 Pada bagian dinding sungai, dengan kemiringan lereng
>30°, harus dibuat berundak, sesuai aturan teknis yang
berlaku.
20. Penurunan kuantitas air tanah Penataan sungai Ketersediaan air irigasi lahan  Melakukan penataan sungai secara bertahap agar Lokasi rencana Selama Tahap  Pelaksana: PT.MIP
sawah terpenuhi secara kualitas air sungai di bagian hilir tidak terganggu; penataan Sungai Konstruksi  Pengawas:
kuantitas dan kualitas  Menjaga debit air sungai yang mengalir ke bagian hilir Puntang dan Sungai
 BLH Kab. Lahat;
cukup untuk kebutuhan irigasi lahan pertanian; dan Kili
 Dinas Pekerjaan Umum Kab.
 Berkoordinasi dengan pihak terkait sebelum dilakukan Lahat; dan
penataan sungai.
 Dinas Pertanian Kab. Lahat
 Penerima laporan:
 BLH Kab. Lahat dan
 Dinas Pekerjaan Umum Kab.
Lahat
21. Penurunan kualitas air Penataan sungai Parameter sesuai dengan  Melakukan penataan sungai sesuai dengan desain Tapak proyek Selama Tahap  Pelaksana: PT.MIP
permukaan persyaratan baku mutu yang direncanakan dan telah disetujui oleh instansi Konstruksi  Pengawas:
menurut Peraturan Gubernur berwenang di bidang sumberdaya air;
 BLH Kab. Lahat dan
Sumatera Selatan No. 16/2005  Melakukan penataan sungai secara bertahap agar
tentang Peruntukan Air dan kualitas air sungai di bagian hilir tidak terganggu;  Dinas Pekerjaan Umum Kab.
Baku Mutu Air Sungai. Lahat
 Menjaga debit air sungai yang mengalir ke bagian hilir
cukup untuk kebutuhan masyarakat; dan  Penerima laporan:
 Memberikan cukup waktu tinggal bagi air di saluran  BLH Kab. Lahat dan
baru (agar sedimen mengendap) sebelum dialirkan ke  Dinas Pekerjaan Umum Kab.
bagian hilir, sehingga kandungan sedimen dalam air Lahat
yang mengalir ke bagian hilir relatif rendah.
22. Penurunan keanekaragaman Penataan sungai Keanekaragaman dan  Menjaga debit air sungai yang mengalir ke bagian hilir; Sungai Puntang dan Selama Tahap  Pelaksana: PT.MIP
biota perairan keseragaman biota perairan dan Sungai Kili yang Konstruksi  Pengawas: BLH Kab. Lahat
 Melakukan penataan sungai secara bertahap agar melintasi IUP PT. MIP.
 Penerima laporan: BLH Kab. Lahat
kualitas air sungai di bagian hilir tidak terganggu.
23. Perubahan persepsi Penataan Sungai Rendahnya intensitas  Mencegah timbulnya persepsi negatif dalam Desa Telatang dan Selama Tahap  Pelaksana: PT.MIP
masyarakat keluhan/protes masyarakat masyarakat yang terkena dampak dengan Desa Merapi (Kec. Kontruksi  Pengawas: BLH Kabupaten Lahat
atas kegiatan tambang membangun komunikasi terbuka yang terprogram Merapi Barat) dan
 Penerima laporan: BLH Kab.Lahat
batubara MIP antara perusahaan dengan masyarakat; Desa Gunung
 Melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait Kembang (Kec. Merapi
rencana kegiatan melalui diskusi yang dibangun oleh Timur).
perusahaan.
24. Peningkatan kasus penyakit Penataan sungai Tidak ada peningkatan kasus Melakukan promosi kesehatan kepada masyarakat Desa Gunung Selama Tahap  Pelaksana: PT.MIP
water born disease (diare, bekerjasama dengan instansi pelayanan kesehatan Kembang Konstruksi  Pengawas:
alergi kulit, gatal-gatal) pada setempat, misalnya penyuluhan kesehatan tentang Pola
 BLH Kab. Lahat dan
masyarakat di Desa Gunung Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Kembang pada kegiatan  Dinas Kesehatan Kab. Lahat
penataan sungai  Penerima laporan:
 BLH Kabupaten Lahat dan
 Dinas Kesehatan Kab. Lahat

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 8 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
Indikator Keberhasilan Periode
Dampak Lingkungan yang Lokasi Pengelolaan
No Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dikelola Lingkungan Hidup
Hidup Lingkungan Hidup
C. TAHAP OPERASI PENAMBANGAN
1. Perubahan pola mata Penerimaan tenaga kerja Bertambahnya jumlah  Program CSR bidang pemberdayaan ekonomi bagi Desa Kebur, Telatang Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
pencaharian wirausaha baru dari warga lokal. dan Desa Merapi (Kec. Penambangan  Pengawas: BLH Kab.Lahat
masyarakat yang terkena  Memberikan informasi tentang perluasan kesempatan Merapi Barat) dan
 Penerima laporan:
dampak. kerja dan penerimaan tenaga kerja secara transparan Desa Gunung
melalui forum komunikasi dan media komunikasi, Kembang (Kec. Merapi  BLH Kab. Lahat;
diantaranya meliputi: Timur).  Dinas Tenaga Kerja Kab. Lahat; dan
 kualifikasi yang dibutuhkan sesuai dengan  Dinas Sosial Kab. Lahat
tahapan kemajuan proyek; dan
 tatacara penerimaan tenaga kerja
2. Perubahan kesempatan kerja Penerimaan tenaga kerja  Jumlah tenaga kerja lokal  Merekrut tenaga kerja lokal yang terkena dampak Desa Kebur, Telatang Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
yang terserap pada tahap sesuai dengan kualifikasi, spesifikasi, dan dan Desa Merapi (Kec. Penambangan  Pengawas: BLH Kab.Lahat
operasi (diperkirakan sekitar ketersediaan lapangan kerja; dan Merapi Barat) dan
 Penerima laporan:
30% dari 795 orang)  Memberi penjelasan tentang kebutuhan tenaga kerja, Desa Gunung
 Rendahnya intensitas persyaratan dan prosedur penerimaan melalui forum Kembang (Kec. Merapi  BLH Kab. Lahat;
keluhan dan protes akibat komunikasi dan pengumuman di kantor desa/ Timur).  Dinas Tenaga Kerja Kab. Lahat; dan
kegiatan penerimaan tenaga kecamatan  Dinas Sosial Kab. Lahat
kerja
3. Perubahan pola berusaha Penerimaan tenaga kerja  Adanya masyarakat Pembinaan terhadap kegiatan-kegiatan usaha dengan Desa Kebur, Telatang Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
setempat yang prioritas bagi penduduk lokal dapat dilakukan program dan Desa Merapi (Kec. Penambangan  Pengawas: BLH Kab.Lahat
memanfaatkan peluang keikutsertaan pemrakarsa dalam bidang kemasyarakatan Merapi Barat) dan
 Penerima laporan:
berusaha ketika kegiatan yang dilakukan secara partisipatif. Desa Gunung
operasional perusahaan Kembang (Kec. Merapi  BLH Kab. Lahat;
tambang berlangsung Timur).  Dinas Tenaga Kerja Kab. Lahat; dan
 Meningkatanya tenaga kerja  Dinas Sosial Kab. Lahat
dari masyarakat terkena
dampak yang terserap pada
usaha-usaha yang
dikembangkan oleh
wirausaha baru
4. Perubahan tingkat Penerimaan tenaga kerja Adanya kepastian sumber  Memfasilitasi penciptaan wirausaha baru bagi tenaga Desa Kebur, Telatang Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
pendapatan pendapatan bagi masyarakat kerja lokal yang tidak dipekerjakan lagi pada Tahap dan Desa Merapi (Kec. Penambangan  Pengawas: BLH Kab.Lahat
lokal terkena dampak yang Operasi Penambangan melalui program Merapi Barat) dan
 Penerima laporan:
terserap dalam Tahap Operasi CSR/pemberdayaan masyarakat; dan Desa Gunung
Penambangan  Memfasilitasi warga masyarakat untuk meningkatkan Kembang (Kec. Merapi  BLH Kab. Lahat;
variasi dan skala usaha dalam rangka peningkatan Timur).  Dinas Tenaga Kerja Kab. Lahat; dan
pendapatan.  Dinas Sosial Kab. Lahat
5. Timbulnya keresahan Penerimaan tenaga kerja  Adanya kepastian sumber  Penjelasan tentang kesempatan kerja dan penerimaan Desa Kebur, Telatang Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
masyarakat pendapatan bagi tenaga kerja diumumkan secara transparan kepada dan Desa Merapi (Kec. Penambangan  Pengawas: BLH Kab.Lahat
masyarakat lokal terkena tenaga kerja lokal yang akan berakhir masa kerjanya Merapi Barat) dan
 Penerima laporan:
dampak yang terserap melalui forum komunikasi dan media komunikasi, Desa Gunung
dalam Tahap Operasi diantaranya meliputi: Kembang (Kec. Merapi  BLH Kab. Lahat;
Penambangan  kualifikasi yang dibutuhkan sesuai dengan Timur).  Dinas Tenaga Kerja Kab. Lahat dan
 Adanya kepastian bagi tahapan kemajuan proyek; dan  Dinas Sosial Kab. Lahat
masyarakat buruh tani dan  tata cara penerimaan tenaga kerja.
penggarap yang terkena
 Sosialisasi program CSR untuk :
dampak yang masih
menginginkan bekerja di  memfasilitasi wirausaha baru bagi masyarakat
sektor pertanian. lokal yang terkena dampak pemutusan
hubungan kerja di tahap konstruksi;
 pengembangan bidang sosial budaya;
 pengembangan pendidikan; dan
 peningkatan sarana dan prasarana.

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 9 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
Indikator Keberhasilan Periode
Dampak Lingkungan yang Lokasi Pengelolaan
No Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dikelola Lingkungan Hidup
Hidup Lingkungan Hidup
6. Perubahan persepsi Penerimaan tenaga kerja Berkurangnya keluhan  Mencegah timbulnya persepsi negatif dalam Desa Kebur, Telatang Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
masyarakat masyarakat masyarakat yang terkena dampak dengan membangun dan Desa Merapi (Kec. Penambangan  Pengawas: BLH Kab.Lahat
yang terkena dampak komunikasi terbuka yang terprogram antara Merapi Barat) dan
 Penerima laporan:
perusahaan dengan masyarakat; Desa Gunung
 Melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait Kembang (Kec. Merapi  BLH Kab.Lahat;
rencana kegiatan melalui diskusi yang dibangun oleh Timur).  Dinas Tenaga Kerja dan
perusahaan.  Dinas Sosial
7. Peningkatan kasus penyakit Penerimaan tenaga kerja Tidak ada penderita PMS  Membuat program edukasi kesehatan seksual dan Tapak proyek Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
pada pekerja pembinaan kerohanian secara rutin bagi karyawan dan Penambangan  Pengawas: BLH Kab.Lahat
berkelanjutan secara antar generasi.
 Penerima laporan:
 Melakukan pemeriksaan tes kesehatan (medical check-
up) saat penerimaan tenaga kerja dan dilakukan  BLH Kab.Lahat;
pemeriksaan ulang (berkala)  Dinas Kesehatan; dan
 Melakukan upaya promosi kesehatan kerja dan  Dinas Tenaga Kerja
pencegahan melalui penyuluhan, spanduk, leafleat, dll
tentang penyakit menular seksual
8. Peningkatan erosi tanah dan Pembukaan lahan untuk  Erosi tanah pada lahan  Pembukaan lahan dilakukan secara bertahap dan Areal pembukaan Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
hasil sedimen penambangan terbangun (fasilitas kantor terbatas hanya pada tapak proyek. lahan untuk Penambangan  Pengawas:
dan jalan akses) lebih  Pembuatan sediment trap terbatas di sekeliling lokasi penambangan
 BLH Kab. Lahat
rendah daripada erosi yang pembukaan lahan
dapat ditoleransikan (< 22  Dinas Pekerjaan Umum Kab.
ton/ha/ tahun); Lahat dan
 Jumlah sedimen yang  Penerima laporan:
terangkut dalam air sungai  BLH Kab. Lahat
memenuhi baku mutu air  Dinas Pekerjaan Umum Kab.
kelas I (< 50 mg/L) sesuai Lahat
PP No. 82/2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian
Pencemaran Air.
9. Penurunan kesuburan tanah Pembukaan lahan untuk Kesuburan tanah pada lokasi  Pembukaan lahan dilakukan secara bertahap dan Areal pembukaan Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
penambangan lokasi penambangan dan terbatas hanya pada tapak proyek; lahan untuk Penambangan  Pengawas:
penempatan top soil tidak  Melakukan kegiatan pengendalian aliran permukaan penambangan
 BLH Kab. Lahat dan
turun signifikan (tidak turun 1 dan erosi untuk mengurangi kehilangan unsur hara
kelas berdasarkan Kriteria pada saat pembukaan lahan  Dinas Pertanian Kab. Lahat
Kesuburan Tanah/Puslitanak  Penerima laporan:
1981) dan mampu  BLH Kabupaten Lahat,
menumbuhkan tanaman
 Dinas Pertanian Kab. Lahat
secara optimal.
10. Peningkatan air limpasan Pembukaan lahan untuk Koefisien regim sungai <50  Pembukaan lahan dilakukan secara bertahap dan Tapak proyek Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
permukaan penambangan sesuai P.61/Menhut-II/2014 terbatas hanya pada tapak proyek; dan Penambangan  Pengawas:
Tentang Monitoring dan  Pembuatan saluran peresapan biopori dan atau rorak  BLH Kab. Lahat dan
Evaluasi Pengelolaan Daerah untuk meningkatkan peresapan air ke dalam tanah.
Aliran Sungai  Dinas Pekerjaan Umum Kab.
Lahat dan
 Penerima laporan:
 BLH Kab. Lahat dan
 Dinas Pekerjaan Umum Kab.
Lahat
11. Penurunan kuantitas air tanah Pembukaan lahan untuk Penurunan muka air tanah  Pembukaan lahan dilakukan secara bertahap dan Tapak proyek Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
penambangan tidak lebih dari 2 m terbatas hanya pada tapak proyek; dan Penambangan  Pengawas:
 Meningkatkan peresapan air di lahan penambangan  BLH Kab. Lahat dan
menggunakan sumur resapan dan atau lubang resapan
biopori.  Dinas Pekarjaan Umum Kab.
Lahat
 Penerima laporan:
 BLH Kab. Lahat
 Dinas Pekerjaan Umum Kab.
Lahat

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 10 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
Indikator Keberhasilan Periode
Dampak Lingkungan yang Lokasi Pengelolaan
No Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dikelola Lingkungan Hidup
Hidup Lingkungan Hidup
12. Penurunan kualitas air Pembukaan lahan untuk Kesesuaian dengan  Penerapan sistem drainase di area tambang; Tapak proyek Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
permukaan penambangan persyaratan baku mutu  Membuat settling pond atau kolam pengendapan Penambangan  Pengawas:
menurut Peraturan Gubernur lumpur;  BLH Kab. Lahat;
Sumatera Selatan No. 16/2005  Membuat sediment trap, untuk menangkap sedimen
tentang Peruntukan Air dan  Dinas Pekerjaan Umum Kab.
akibat penyiapan lahan; dan Lahat dan
Baku Mutu Air Sungai
 Melokalisasi material tanah galian dengan membuat
 Dinas Sosial dan UKM Kab. Lahat
penghalang agar potensi ceceran tanah/material
masuk ke saluran drainase dapat dicegah atau  Penerima laporan:
dikurangi.  BLH Kab. Lahat;
 Dinas Pekerjaan Umum Kab.
Lahat dan
 Dinas Pertambangan Kab. Lahat
13. Gangguan flora Pembukaan lahan untuk Jumlah dan jenis flora darat  Pada saat pembukaan lahan hanya dilakukan pada Tapak proyek Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
penambangan lokasi-lokasi yang sudah ditetapkan/direncanakan Penambangan  Pengawas: BLH Kab. Lahat
untuk kegiatan penambangan; dan
 Penerima laporan: BLH Kab. Lahat
 Menyediakan lahan untuk pembibitan jenis tanaman
asli (indigenous species) yang berfungsi ekologis;
 Melakukan pendekatan persuasif kepada warga
masyarakat, untuk tidak melakukan tindakan yang
menyebabkan hilangnya jenis-jenis flora yang
dilindungi dan berfungsi ekologis.
14. Gangguan fauna Pembukaan lahan untuk Jumlah dan jenis fauna darat  Mengerjakan pembukaan lahan dalam blok-blok kerja Tapak proyek Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
penambangan dan tidak mengganggu areal di luar blok kerja untuk Penambangan  Pengawas: BLH Kab. Lahat
memberi kesempatan berpindahnya satwa liar;
 Penerima laporan: BLH Kab.Lahat
 Mempertahankan area hijau di wilayah IUP yang tidak
akan ditambang atau dibangun;
 Melakukan pendekatan persuasif kepada warga
masyarakat untuk tidak melakukan pembalakan hutan
di dalam IUP PT. MIP; dan
 Melakukan koordinasi dengan instansi teknis terkait
dalam upaya perlindungan dan pelestarian jenis-jenis
fauna.
15. Penurunan keanekaragaman Pembukaan lahan untuk Keanekaragaman dan  Pembuatan saluran drainase yang dilengkapi Sungai Puntang dan Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
biota perairan penambangan keseragaman biota perairan sediment trap; Sungai Kili yang Penambangan  Pengawas: BLH Kab. Lahat
 Mengolah air di settling pond sebelum dibuang ke melintasi IUP PT. MIP
 Penerima laporan: BLH Kab. Lahat
lingkungan atau badan air; dan
 Melakukan kegiatan sesuai dengan rencana tambang.
16. Perubahan persepsi Pembukaan lahan untuk Berkurangnya keluhan  Mencegah timbulnya persepsi negatif dalam Desa Kebur, Telatang Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
masyarakat penambangan masyarakat masyarakat yang terkena dampak; dan Desa Merapi (Kec. Penambangan  Pengawas: BLH Kab. Lahat
yang terkena dampak  Membangun komunikasi terbuka yang terprogram Merapi Barat) dan
 Penerima laporan:
antara pemrakarsa dengan masyarakat; Desa Gunung
Kembang (Kec. Merapi  BLH Kab. Lahat;
 Melakukan musyawarah guna memperoleh
pemecahan yang tepat ketika kegiatan operasi Timur).  Dinas Tenaga Kerja; dan
menimbulkan kerugian masyarakat; dan  Dinas Sosial
 Mensosialisasikan kemajuan dan rencana kegiatan
dalam sebuah diskusi yang dibangun.
17. Peningkatan kasus penyakit Pembukaan lahan untuk Tidak ada peningkatan kasus Bekerjasama dengan pelayanan kesehatan setempat Desa Gunung Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
penambangan water born disease (diare, untuk melakukan Promosi kesehatan misalnya penyuluhan Kembang Penambangan  Pengawas:
alergi kulit, gatal-gatal), kesehatan tentang pola hidup sehat dan bersih (PHBS) di
 BLH Kabupaten Lahat dan
khususnya pada masyarakat wilayah studi (Desa Kebur, Telatang, Merapi dan Gunung
Gunung Kembang. Kembang)  Dinas Kesehatan Kab. Lahat
 Penerima laporan:
 BLH Kabupaten Lahat dan
 Dinas Kesehatan Kab. Lahat

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 11 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
Indikator Keberhasilan Periode
Dampak Lingkungan yang Lokasi Pengelolaan
No Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dikelola Lingkungan Hidup
Hidup Lingkungan Hidup
18. Penurunan kualitas udara Pengupasan dan Konsentrasi partikulat, SO2  Menggunakan kendaraan yang laik jalan Pengaturan Sekitar area tambang, Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
ambien penempatan topsoil dan NO2 di lokasi kecepatan kendaraan pengangkut/truk di jalur jalan angkut batubara,  Pengawas:
pertambangan dan mobilisasi; lokasi pengolahan,
 BLH Kabu. Lahat;
permukiman terdekat di  Melakukan perawatan mesin-mesin secara rutin pada serta pemukiman
sekitarnya memenuhi Baku alat-alat berat yang digunakan, agar diperoleh terdekat tapak proyek;  Dinas Perhubungan Kab. Lahat
Mutu Udara Ambien Nasional pembakaran sempurna ketika dioperasikan; dan dan
(PP RI No. 41/1999 tentang  Melakukan penyiraman di sepanjang jalan tambang  Dinas Pertambangan dan Energi
Pengendalian Pencemaran dan di dalam area tambang secara berkala, terutama Kab. Lahat
Udara) dan Peraturan pada musim kemarau;  Penerima laporan:
Gubernur Sumatera Selatan
 Penanaman pohon yang berfungsi estetis dan  BLH Kabupaten Lahat dan
No. 17/2005 tentang Baku
Mutu Udara Ambien ekologis di dalam area IUP PT. MIP; dan  Dinas Pertambangan dan Energi
 Rehabilitasi/reklamasi pada lahan bekas tambang dan Kab. Lahat
area terbuka di kiri dan kanan jalan tambang yang
rawan erosi atau longsor.
19. Perubahan Bentang Alam Pengupasan dan Top soil yang disimpan, tidak  Penempatan top soil dilakukan secara benar, dengan Tapak proyek Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
penempatan topsoil mengalami proses pelapukan, memperhatikan kemiringan lereng yang relatif landai Penambangan  Pengawas: BLH Kab. Lahat
pengikisan ataupun longsoran. untuk mengurangi proses erosional; dan
 Penerima laporan: BLH Kab. Lahat
 Selama topsoil disimpan, maka harus ditutupi oleh
tanaman penutup (cover crop), sesuai aturan teknis
yang benar.
20. Peningkatan erosi tanah dan Pengupasan dan  Erosi tanah pada lahan  Pembukaan lahan dilakukan secara bertahap dan Lokasi penempatan top Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
hasil sedimen penempatan topsoil terbangun (fasilitas kantor terbatas hanya pada tapak proyek; soil. Penambangan  Pengawas:
dan jalan akses) lebih  Pengupasan top soil dilakukan dengan  BLH Kab. Lahat dan
rendah daripada erosi mempertahankan bentuk dan volume tanah alami;
yang dapat ditoleransikan  Dinas Pekerjaan Umum Kab.
 Penempatan top soil dilakukan dengan memperhatikan Lahat
(< 22 ton/ha/ tahun); susunan/urutan lapisan/horizon tanah;
 Jumlah sedimen yang  Penerima laporan: BLH Kabupaten
 Tinggi per jenjang timbunan top soil tidak lebih dari 3 m
terangkut dalam air sungai Lahat
untuk mempertahankan kestabilan tanah timbunan;
memenuhi baku mutu air
kelas I (< 50 mg/L) sesuai  Penstabilan lereng tanah timbunan untuk
meminimalkan terjadinya erosi parit, gully dan longsor;
PP No. 82/2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air  Penutupan tanah timbunan menggunakan tanaman
dan Pengendalian penutup tanah (cover crop); dan
Pencemaran Air.  Pembuatan sediment traps di sekeliling lokasi tanah
timbunan.
21. Penurunan kesuburan tanah Pengupasan dan Kesuburan tanah pada lokasi  Pengupasan top soil dilakukan dengan Lokasi pengupasan Selama pengupasan  Pelaksana: PT.MIP
penempatan topsoil lokasi penambangan dan mempertahankan bentuk/volume tanah secara alami; dan penempatan top dan penempatan top  Pengawas:
penempatan top soil tidak  Penempatan top soil dilakukan dengan memperhatikan soil soil hingga
 BLH Kab. Lahat;
turun signifikan (tidak turun 1 susunan/urutan lapisan/horizon tanah; Pascaoperasi
kelas berdasarkan Kriteria  Dinas Pertanian Kab. Lahat
 Penutupan tanah timbunan menggunakan tanaman
Kesuburan Tanah/Puslitanak penutup tanah (cover crop); dan  Penerima laporan:
1981) dan mampu  BLH Kab. Lahat;
menumbuhkan tanaman  Penstabilan tanah pada lokasi penempatan top soil
secara optimal. untuk mencegah terjadinya erosi parit, gully dan  Dinas Pertanian Kab. Lahat
longsoran tanah.
22. Peningkatan air limpasan Pengupasan dan Koefisien regim sungai <50  Pembukaan lahan dilakukan secara bertahap dan Lokasi pembukaan Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
permukaan penempatan topsoil P.61/Menhut-II/2014 Tentang terbatas hanya pada tapak proyek; dan lahan untuk Penambangan  Pengawas:
Monitoring Dan Evaluasi  Pembuatan saluran peresapan biopori dan/atau rorak penambangan
 BLH Kab. Lahat;
Pengelolaan Daerah Aliran untuk meningkatkan peresapan air kedalam.
Sungai  Dinas Pekerjaan Umum Kab.
Lahat dan
 Penerima laporan:
 BLH Kab. Lahat;
 Dinas Pekerjaan Umum Kab.
Lahat dan

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 12 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
Indikator Keberhasilan Periode
Dampak Lingkungan yang Lokasi Pengelolaan
No Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dikelola Lingkungan Hidup
Hidup Lingkungan Hidup
23. Penurunan kuantitas air tanah Pengupasan dan Penurunan muka air tanah  Pengupasan dan penempatan top soil dilakukan Permukiman sekitar Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
penempatan topsoil pada areal permukiman di secara bertahap dan terbatas hanya pada tapak lokasi tambang Penambangan  Pengawas:
sekitar lokasi tambang tidak proyek.
 BLH Kab. Lahat;
tidak menyebabkan keresahan  Pengupasan tanah dilakukan dengan
dalam masyarakat mempertahankan bentuk tanah alami sehingga tidak  Dinas Pekerjaan Umum Kab. Lahat
menyebabkan pemadatan/gangguan yang besar pada dan
lapisan bawahnya;  Dinas Sosial dan UKM Kab. Lahat
 Penempatan top soil memperhatikan susunan  Penerima laporan:
lapisan/horizon tanah;  BLH Kab. Lahat;
 Penutupan tanah timbunan menggunakan tanaman  Dinas Pekerjaan Umum Kab. Lahat
penutup tanah (cover crop); dan dan
 Pembuatan embung/tandon air untuk menampung air  Dinas Sosial dan UKM Kab. Lahat
hujan dan aliran permukaan disekitar lokasi
penempatan top soil.
24. Penurunan kualitas air Pengupasan dan Kesesuaian dengan  Penerapan sistem drainase di area tambang; Tapak proyek Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
permukaan penempatan topsoil persyaratan baku mutu  Mengoperasikan sistem settling pond atau kolam Penambangan  Pengawas:
menurut Peraturan Gubernur pengendapan;  BLH Kab. Lahat;
Sumatera Selatan No. 16/2005  Membuat sediment trap, untuk menangkap partikulat
tentang Peruntukan Air dan  Dinas Pekerjaan Umum Kab. Lahat
akibat penyiapan lahan agar tidak menimbulkan
Baku Mutu Air Sungai sedimentasi di badan air penerima;  Penerima laporan:
 Mengatur penempatan tanah dan material di tempat  BLH Kab. Lahat dan
yang jauh dari saluran drainase dan diberi penghalang  Dinas Pekerjaan Umum Kab. Lahat
sehingga potensi ceceran tanah/material masuk ke
saluran drainase dapat dikurangi.
25. Penurunan keanekaragaman Pengupasan dan Keanekaragaman dan  Pembuatan saluran drainase yang dilengkapi Sungai Puntang dan Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
biota perairan penempatan topsoil keseragaman biota perairan sediment trap; Sungai Kili yang Penambangan  Pengawas: BLH Kabupaten Lahat
 Mengolah air limbah sebelum dibuang ke lingkungan melintasi IUP PT. MIP
 Penerima laporan: BLH Kabupaten
atau badan air; dan Lahat
 Melakukan kegiatan sesuai dengan rencana
penambangan.
26. Perubahan persepsi Pengupasan dan Berkurangnya keluhan  Mencegah timbulnya persepsi negatif dalam Desa Kebur, Telatang Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
masyarakat penempatan topsoil masyarakat masyarakat yang terkena dampak; dan Desa Merapi (Kec. Penambanganl  Pengawas: BLH Kabupaten Lahat
yang terkena dampak  Membangun komunikasi terbuka yang terprogram Merapi Barat) dan
 Penerima laporan:
antara pemrakarsa dengan masyarakat; Desa Gunung
Kembang (Kec. Merapi  BLH Kabupaten Lahat
 Melakukan musyawarah guna memperoleh
pemecahan yang tepat ketika kegiatan operasi Timur).  Dinas Tenaga Kerja
menimbulkan kerugian masyarakat; dan  Dinas Sosial
 Mensosialisasikan kemajuan dan rencana kegiatan
dalam sebuah diskusi yang dibangun.
27. Peningkatan kasus penyakit Pengupasan dan Tidak ada peningkatan kasus Bekerjasama dengan pelayanan kesehatan setempat Disekitar Desa Gunung Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
penempatan topsoil water born disease (diare, untuk melakukan Promosi kesehatan misalnya penyuluhan Kembang Penambangan  Pengawas:
alergi kulit, gatal-gatal), kesehatan tentang pola hidup sehat dan bersih (PHBS) di
 BLH Kab. Lahat dan
khususnya pada masyarakat wilayah studi (Desa Kebur, Telatang, Merapi dan Gunung
Gunung Kembang Kembang)  Dinas Kesehatan Kab. Lahat
 Penerima laporan:
 BLH Kabupaten Lahat dan
 Dinas Kesehatan Kab. Lahat

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 13 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
Indikator Keberhasilan Periode
Dampak Lingkungan yang Lokasi Pengelolaan
No Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dikelola Lingkungan Hidup
Hidup Lingkungan Hidup
28. Penurunan kualitas udara Pembongkaran Konsentrasi partikulat, SO2  Menggunakan kendaraan yang laik jalan Sekitar area tambang, Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
ambien batuan/tanah penutup dan NO2 di lokasi  Pengaturan kecepatan kendaraan pengangkut/truk di jalan angkut batubara, Penambangan  Pengawas:
pertambangan dan jalur mobilisasi; lokasi pengolahan,
 BLH Kab. Lahat;
permukiman terdekat di  Melakukan perawatan mesin-mesin secara rutin pada serta pemukiman
sekitarnya memenuhi Baku terdekat tapak proyek;  Dinas Perhubungan Kab. Lahat
alat-alat berat yang digunakan, agar diperoleh dan
Mutu Udara Ambien Nasional pembakaran sempurna ketika dioperasikan; dan
(PP RI No. 41/1999 tentang  Dinas Pertambangan dan Energi
Pengendalian Pencemaran  Melakukan penyiraman di sepanjang jalan tambang
Kab. Lahat
Udara) dan Peraturan dan di dalam area tambang secara berkala, terutama
pada musim kemarau;  Penerima laporan:
Gubernur Sumatera Selatan
 Penanaman pohon yang berfungsi estetis dan  BLH Kab. Lahat; dan
No. 17/2005 tentang Baku
Mutu Udara Ambien ekologis di dalam area IUP PT. MIP; dan  Dinas Pertambangan dan Energi
 Rehabilitasi/ reklamasi pada lahan bekas tambang Kab. Lahat
dan area terbuka di kiri dan kanan jalan tambang yang
rawan erosi atau longsor.
29. Perubahan bentang alam Pembongkaran Tidak terjadi longsoran atau  Adanya monitoring terhadap bentuk geometri lereng, Tapak proyek Tahap konstruksi  Pelaksana: PT.MIP
batuan/tanah penutup amblasan, serta proses sesuai SOP pemantauan lereng, baik pada lereng selama kegiatan  Pengawas: BLH Kab. Lahat
erosional pada area timbunan timbunan (bentang alam positif) ataupun lereng galian operasional
dan area galian. (bentang alam negatif); berlangsung  Penerima laporan: BLH Kab. Lahat
.  Menjaga saluran drainase agar tetap berfungsi sesuai
fungsinya, terutama di saat musim penghujan; dan
 Melakukan penanaman pada bentuk bentang alam
positif (timbunan) sesuai SOP yang berlaku.
30. Peningkatan air limpasan Pembongkaran Koefisien regim sungai <50  Pembongkaran batuan/tanah penutup dilakukan secara Areal pembongkaran Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
permukaan batuan/tanah penutup sesuai P.61/Menhut-II/2014 bertahap dan terbatas hanya pada tapak proyek; batuan/tanah penutup Penambangan  Pengawas:
Tentang Monitoring dan  Penutupan tanah timbunan menggunakan tanaman  BLH Kab. Lahat;
Evaluasi Pengelolaan Daerah penutup tanah (cover crop); dan
Aliran Sungai  Dinas Pekerjaan Umum Kab.
 Limpasan permukaan dari areal tambang (pit Lahat dan
penambangan) disimpan sementara pada reservoir
settling pond (volume reservoir mampu menampung  Penerima laporan:
seluruh limpasan permukaan) yang kemudian  BLH Kab. Lahat; dan
dikeluarkan secara bertahap ke badan sungai alami.  Dinas Pekerjaan Umum Kab.
Lahat
31. Penurunan kuantitas air tanah Pembongkaran Penurunan muka air tanah  Sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi tambang Permukiman sekitar Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
batuan/tanah penutup pada areal permukiman di terkait air tanah dan kualitas air tanah. lokasi tambang Penambangan  Pengawas:
sekitar lokasi tambang tidak  Program community development dan Corporate  BLH Kab. Lahat;
tidak menyebabkan keresahan Social Responsibilty untuk pengembangan sosial
dalam masyarakat ekonomi masyarakat dan pembangunan sarana dan  Dinas Pekerjaan Umum Kab.
prasarana. Lahat dan
 Dinas Sosial dan UKM Kab. Lahat
 Penerima laporan:
 BLH Kab. Lahat;
 Dinas Pekerjaan Umum Kab.
Lahat dan
 Dinas Sosial dan UKM Kab. Lahat
32. Penurunan kualitas air Pembongkaran Parameter sesuai dengan  Penerapan sistem drainase di area tambang; Tapak proyek Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
permukaan batuan/tanah penutup persyaratan baku mutu  Mengoperasikan sistem settling pond atau kolam Penambangan  Pengawas: BLH Kab. Lahat,
menurut Peraturan Gubernur pengendapan;  Penerima laporan:
Sumatera Selatan No. 16/2005  Memelihara saluran badan air penerima Sungai
tentang Peruntukan Air dan  BLH Kab. Lahat dan
Puntang secara berkala untuk menghindari adanya
Baku Mutu Air Sungai sampah padat dan pendangkalan akibat kegiatan  Dinas Pertambangan dan Energi,
konstruksi;
 Membuat sediment trap, untuk menangkap partikulat
akibat penyiapan lahan agar tidak menimbulkan
sedimentasi di badan air penerima; dan
 Mengatur penempatan tanah dan material di tempat
yang jauh dari saluran drainase dan diberi
penghalang sehingga potensi ceceran tanah/ material
masuk ke saluran drainase dapat dikurangi.

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 14 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
Indikator Keberhasilan Periode
Dampak Lingkungan yang Lokasi Pengelolaan
No Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dikelola Lingkungan Hidup
Hidup Lingkungan Hidup
33. Penurunan keanekaragaman Pembongkaran Keanekaragaman dan  Pembuatan saluran drainase yang dilengkapi Tapak proyek Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
biota perairan batuan/tanah penutup keseragaman biota perairan sediment trap; Penambangan  Pengawas: BLH Kab. Lahat
 Mengolah air sebelum dibuang ke lingkungan atau  Penerima laporan: BLH Kab. Lahat
badan air; dan
 Melakukan kegiatan sesuai dengan rencana tambang.
34. Perubahan persepsi Pembongkaran Berkurangnya keluhan  Mencegah timbulnya persepsi negatif dalam Desa Kebur, Telatang Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
masyarakat batuan/tanah penutup masyarakat masyarakat yang terkena dampak; dan Desa Merapi (Kec. Penambangan  Pengawas: BLH Kab. Lahat
yang terkena dampak  Membangun komunikasi terbuka yang terprogram Merapi Barat) dan
 Penerima laporan:
antara pemrakarsa dengan masyarakat; Desa Gunung
Kembang (Kec. Merapi  BLH Kab. Lahat;
 Melakukan musyawarah guna memperoleh pemecahan
yang tepat ketika kegiatan operasi menimbulkan Timur).  Dinas Tenaga Kerja; dan
kerugian masyarakat; dan  Dinas Sosial
 Mensosialisasikan kemajuan dan rencana kegiatan
dalam sebuah dikusi yang dibangun.
35. Peningkatan kasus penyakit Pembongkaran Tidak ada peningkatan kasus Bekerjasama dengan pelayanan kesehatan setempat Disekitar Desa Gunung Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
batuan/tanah penutup water born disease (diare, untuk melakukan Promosi kesehatan misalnya penyuluhan Kembang Penambangan  Pengawas:
alergi kulit, gatal-gatal), kesehatan tentang Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
 BLH Kab. Lahat dan
khususnya pada masyarakat di Desa Kebur, Telatang, Merapi dan Gunung Kembang);
Gunung Kembang  Dinas Kesehatan Kab. Lahat
 Penerima laporan:
 BLH Kab. Lahat; dan
 Dinas Kesehatan Kab. Lahat
36. Penurunan kualitas udara Pemindahan dan Konsentrasi partikulat, SO2  Menggunakan kendaraan yang laik jalan Pengaturan Sekitar area tambang, Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
ambien penimbunan batuan dan NO2 di lokasi kecepatan kendaraan pengangkut/truk di jalur jalan angkut batubara, Penambangan  Pengawas:
penutup pertambangan dan mobilisasi; lokasi pengolahan,
 BLH Kab. Lahat dan
permukiman terdekat di  Melakukan perawatan mesin-mesin secara rutin pada serta pemukiman
sekitarnya memenuhi Baku alat-alat berat yang digunakan, agar diperoleh terdekat tapak proyek.  Dinas Perhubungan Kab. Lahat
Mutu Udara Ambien Nasional pembakaran sempurna ketika dioperasikan;  Dinas Pertambangan dan Energi
(PP RI No. 41/1999 tentang  Melakukan penyiraman di sepanjang jalan tambang Kab. Lahat
Pengendalian Pencemaran dan di dalam area tambang secara berkala, terutama  Penerima laporan:
Udara) dan Peraturan pada musim kemarau;  BLH Kab. Lahat; dan
Gubernur Sumatera Selatan
No. 17/2005 tentang Baku  Penanaman pohon yang berfungsi estetis dan  Dinas Pertambangan dan Energi
Mutu Udara Ambien ekologis di dalam area IUP PT. MIP; dan Kab. Lahat
 Rehabilitasi/ reklamasi pada lahan bekas tambang
dan area terbuka di kiri dan kanan jalan tambang yang
rawan erosi atau longsor.
37. Perubahan bentang alam Pemindahan dan Tidak terjadi longsoran atau  Adanya monitoring terhadap bentuk geometri lereng, Tapak proyek Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
penimbunan batuan amblasan, serta proses sesuai SOP pemantauan lereng, baik pada lereng Penambangan  Pengawas: BLH Kab. Lahat
penutup erosional pada area timbunan timbunan (bentang alam positif) ataupun lereng galian
 Penerima laporan: BLH Kab. Lahat
dan area galian. (bentang alam negatif);
 Menjaga saluran drainase agar tetap berfungsi sesuai
fungsinya, terutama di saat musim penghujan; dan
 Melakukan penanaman pada bentuk bentang alam
positif (timbunan) sesuai SOP yang berlaku.
38. Peningkatan erosi tanah dan Pemindahan dan  Erosi tanah pada lahan  .Penstabilan lereng tanah timbunan untuk Lokasi penimbunan Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
hasil sedimen penimbunan batuan terbangun (fasilitas kantor meminimalkan terjadinya erosi parit, gully dan longsor. batuan penutup. Penambangan  Pengawas:
penutup dan jalan akses) lebih  Penutupan tanah timbunan menggunakan tanaman  BLH Kab. Lahat dan
rendah daripada erosi penutup tanah (cover crop); dan
yang dapat ditoleransikan  Dinas Pekerjaan Umum Kab.
 Pembuatan sediment trap sekeliling lokasi tanah Lahat
(< 22 ton/ha/ tahun); timbunan.
 Jumlah sedimen yang  Penerima laporan: BLH Kab.Lahat
terangkut dalam air sungai
memenuhi baku mutu air
kelas I (< 50 mg/L) sesuai
PP No. 82/2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian
Pencemaran Air.

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 15 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
Indikator Keberhasilan Periode
Dampak Lingkungan yang Lokasi Pengelolaan
No Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dikelola Lingkungan Hidup
Hidup Lingkungan Hidup
39. Penurunan kualitas air Pemindahan dan Kesesuaian dengan  Penerapan sistem drainase di area tambang; Tapak proyek Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
permukaan penimbunan batuan persyaratan baku mutu  Mngoperasikan sistem settling pond atau kolam Penambangan  Pengawas: BLH Kab. Lahat, Dinas
penutup menurut Peraturan Gubernur pengendapan;  Penerima laporan:
Sumatera Selatan No. 16/2005
tentang Peruntukan Air dan  Memelihara saluran badan air penerima Sungai  BLH Kab. Lahat; dan
Puntang secara berkala untuk menghindari adanya  Dinas Pertambangan dan Energi
Baku Mutu Air Sungai dan
sampah padat dan pendangkalan akibat kegiatan Kab. Lahat
Peraturan Gubernur Sumatera
konstruksi;
Selatan No. 8/2012 tentang
Baku Mutu Limbah Cair  Membuat sediment trap, untuk menangkap partikulat
akibat penyiapan lahan agar tidak menimbulkan
sedimentasi di badan air penerima; dan
 Mengatur penempatan tanah dan material di tempat
yang jauh dari saluran drainase dan diberi penghalang
shg potensi ceceran tanah/ material masuk ke saluran
drainase dapat dikurangi.
40. Penurunan keanekaragaman Pemindahan dan Keanekaragaman dan  Pembuatan saluran drainase yang dilengkapi Hulu dan hilir Sungai Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
biota perairan penimbunan batuan keseragaman biota perairan sediment trap; Puntang serta hulu dan Penambangan  Pengawas: BLH Kab. Lahat
penutup  dan hilir Sungai Kili
Mengolah air sebelum dibuang ke lingkungan atau  Penerima laporan: BLH Kab. Lahat
badan air; dan yang melintasi IUP PT.
MIP
 Melakukan kegiatan sesuai dengan rencana tambang.
41. Perubahan persepsi Pemindahan dan Berkurangnya keluhan  Mencegah timbulnya persepsi negatif dalam Desa Kebur, Telatang Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
masyarakat penimbunan batuan masyarakat yang terkena masyarakat yang terkena dampak; dan Desa Merapi (Kec. Penambangan  Pengawas: BLH Kab. Lahat
penutup dampak  Membangun komunikasi terbuka yang terprogram Merapi Barat) dan
 Penerima laporan:
antara pemrakarsa dengan masyarakat; Desa Gunung
Kembang (Kec. Merapi  BLH Kab. Lahat;
 Melakukan musyawarah guna memperoleh pemecahan
yang tepat ketika kegiatan operasi menimbulkan Timur).  Dinas Tenaga Kerja Kab. Lahat dan
kerugian masyarakat; dan  Dinas Sosial Kab. Lahat
 Mensosialisasikan kemajuan dan rencana kegiatan
dalam sebuah dikusi yang dibangun.
42. Peningkatan kasus penyakit Pemindahan dan Tidak ada peningkatan kasus Bekerjasama dengan pelayanan kesehatan setempat Di sekitar Desa Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
penimbunan batuan water born disease (diare, untuk melakukan Promosi kesehatan misalnya penyuluhan Gunung Kembang Penambangan  Pengawas:
penutup alergi kulit, gatal-gatal), kesehatan tentang pola hidup sehat dan bersih (PHBS) di
 BLH Kab. Lahat dan
khususnya pada masyarakat wilayah studi (Desa Kebur, Telatang, Merapi dan Gunung
Gunung Kembang Kembang)  Dinas Kesehatan Kab. Lahat
 Penerima laporan:
 BLH Kabupaten Lahat dan
 Dinas Kesehatan Kab. Lahat

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 16 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
Indikator Keberhasilan Periode
Dampak Lingkungan yang Lokasi Pengelolaan
No Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dikelola Lingkungan Hidup
Hidup Lingkungan Hidup
43. Perubahan bentang alam Penggalian batubara Tidak terjadi longsoran atau  Pembukaan lahan harus dilakukan sesuai dengan Tapak proyek Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
amblasan, serta proses petunjuk yang telah dikaji dalam Studi Kelayakan Penambangan  Pengawas: BLH Kab. Lahat
erosional pada area timbunan. Teknis, yang menyangkut penataan lereng berupa
 Penerima laporan: BLH Kab. Lahat
pengaturan tinggi dan kemiringan lereng yang akan
dikupas;
 Menjaga lereng yang berpotensi lonsor dalam keadaan
kering (tidak jenuh air), bila lereng jenuh air maka akan
berpotensi terjadinya longsor lebih besar; dan
 Perlu menata dan membuat saluran drainase di tepi
area timbunan, sehingga areal tersebut dapat kering
lebih cepat pada saat kejadian hujan.
44. Penurunan kualitas air Pengangkutan batubara Kesesuaian dengan  Penerapan sistem drainase di area tambang; Tapak proyek Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
permukaan persyaratan baku mutu  Mngoperasikan sistem settling pond atau kolam Penambangan  Pengawas: BLH Kab. Lahat
menurut Peraturan Gubernur pengendapan;  Penerima laporan:
Sumatera Selatan No. 16/2005
 Memelihara saluran badan air penerima Sungai  BLH Kab. Lahat; dan
tentang Peruntukan Air dan
Puntang secara berkala untuk menghindari adanya
Baku Mutu Air Sungai  Dinas Pertambangan dan Energi
sampah padat dan pendangkalan akibat kegiatan
Kab. Lahat
konstruksi;
 Membuat sediment trap, untuk menangkap partikulat
akibat penyiapan lahan agar tidak menimbulkan
sedimentasi di badan air penerima; dan
 Mengatur penempatan tanah dan material di tempat
yang jauh dari saluran drainase dan diberi penghalang
sehingga potensi ceceran tanah/ material masuk ke
saluran drainase dapat dikurangi.
45. Penurunan keanekaragaman Pengangkutan batubara Keanekaragaman dan  Pembuatan saluran drainase yang dilengkapi Sungai Puntang dan Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
biota perairan keseragaman biota perairan sediment trap; Sungai Kili yang Penambangan  Pengawas: BLH Kab. Lahat
 melintasi IUP PT. MIP.
Mengolah air sebelum dibuang ke lingkungan atau  Penerima laporan: BLH Kab.Lahat
badan air; dan
 Melakukan kegiatan sesuai dengan rencana
penambangan.
46. Penurunan kualitas air Pengolahan batubara Kesesuaian dengan  Penerapan sistem drainase di area tambang; Tapak proyek Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
permukaan persyaratan baku mutu  Mngoperasikan sistem settling pond atau kolam Penambangan  Pengawas: BLH Kabupaten Lahat
menurut Peraturan Gubernur pengendapan;  Penerima laporan:
Sumatera Selatan No. 16/2005
 Memelihara saluran badan air penerima Sungai  BLH Kab. Lahat; dan
tentang Peruntukan Air dan
Puntang secara berkala untuk menghindari adanya
Baku Mutu Air Sungai dan  Dinas Pertambangan dan Energi
sampah padat dan pendangkalan akibat kegiatan
Peraturan Gubernur Sumatera Kab. Lahat
konstruksi;
Selatan No. 8/2012 tentang
Baku Mutu Limbah Cair  Membuat sediment trap, untuk menangkap partikulat
akibat penyiapan lahan agar tidak menimbulkan
sedimentasi di badan air penerima; dan
 Mengatur penempatan tanah dan material di tempat
yang jauh dari saluran drainase dan diberi penghalang
sehingga potensi ceceran tanah/ material masuk ke
saluran drainase dapat dikurangi.
47. Penurunan keanekaragaman Pengolahan batubara Keanekaragaman dan  Pembuatan saluran drainase yang dilengkapi Sungai Puntang dan Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
biota perairan keseragaman biota perairan sediment trap; Sungai Kili yang Penambangan  Pengawas: BLH Kab. Lahat
 melintasi IUP PT. MIP.
Mengolah air sebelum dibuang ke lingkungan atau  Penerima laporan:
badan air; dan
 BLH Kab. Lahat; dan
 Melakukan kegiatan sesuai dengan rencana  Dinas Pertambangan dan Energi
penambangan. Kab. Lahat

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 17 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
Indikator Keberhasilan Periode
Dampak Lingkungan yang Lokasi Pengelolaan
No Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dikelola Lingkungan Hidup
Hidup Lingkungan Hidup
48. Penurunan kualitas air Pengelolaan air tambang Kesesuaian dengan  Penerapan sistem drainase di area tambang; Tapa proyek Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
permukaan persyaratan baku mutu  Mengoperasikan sistem settling pond atau kolam Penambangan  Pengawas: BLH Kabupaten Lahat
menurut Peraturan Gubernur pengendapan;  Penerima laporan:
Sumatera Selatan No. 16/2005
tentang Peruntukan Air dan  Memelihara saluran badan air penerima Sungai  BLH Kab. Lahat dan
Puntang secara berkala untuk menghindari adanya
Baku Mutu Air Sungai dan  Dinas Pertambangan dan Energi
sampah padat dan pendangkalan akibat kegiatan
Peraturan Gubernur Sumatera Kab.
konstruksi;
Selatan No. 8/2012 tentang
Baku Mutu Limbah Cair  Membuat sediment trap, untuk menangkap partikulat
akibat penyiapan lahan agar tidak menimbulkan
sedimentasi di badan air penerima; dan
 Mengatur penempatan tanah dan material di tempat
yang jauh dari saluran drainase dan diberi penghalang
sehingga potensi ceceran tanah/ material masuk ke
saluran drainase dapat dikurangi.
49. Penurunan keanekaragaman Pengelolaan air tambang Keanekaragaman dan  Pembuatan saluran drainase yang dilengkapi Sungai Puntang dan Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
biota perairan keseragaman biota perairan sediment trap; Sungai Kili yang Penambangan  Pengawas: BLH Kabupaten Lahat
 Mengolah air sebelum dibuang ke lingkungan atau melintasi IUP PT. MIP.  Penerima laporan:
badan air; dan  BLH Kab. Lahat dan
 Melakukan kegiatan sesuai dengan rencana  Dinas Pertambangan dan Energi
penambangan. Kab.Lahat
50. Peningkatan kasus penyakit Pengeloaan air tambang Tidak ada peningkatan kasus Bekerjasama dengan pelayanan kesehatan setempat Di sekitar Desa Tahap Operasi  Pelaksana: PT.MIP
water born disease (diare, untuk melakukan Promosi kesehatan misalnya penyuluhan Gunung Kembang Penambangan  Pengawas:
alergi kulit, gatal-gatal), kesehatan tentang pola hidup sehat dan bersih (PHBS) di
 BLH Kab. Lahat dan
khususnya pada masyarakat wilayah studi (Desa Kebur, Telatang, Merapi dan Gunung
Gunung Kembang Kembang)  Dinas Kesehatan Kabupaten
Lahat
 Penerima laporan:
 BLH Kab. Lahat dan
 Dinas Kesehatan Kab. Lahat
D. TAHAP PASCAOPERASI PENAMBANGAN
1. Penurunan kualitas udara Demobilisasi alat dan Konsentrasi partikulat, SO2  Melakukan koordinasi dengan pemilik jalan yang akan  Sekitar jalur Tahap Pascaoperasi  Pelaksana: PT.MIP
ambien bahan dan NO2 di lokasi digunakan untuk demobilisasi alat dan bahan; demobilisasi alat Penambangan  Pengawas:
pertambangan dan  Menggunakan kendaraan yang laik jalan; dan bahan; dan
 BLH Kab. Lahat;
permukiman terdekat di  Pemasangan rambu lalu lintas sesuai dengan prosedur  Pemukiman
sekitarnya memenuhi Baku terdekat jalur  Dinas Perhubungan Kab. Lahat
dan ketentuan yang berlaku; dan
Mutu Udara Ambien Nasional demobilisasi alat
 Pengaturan kecepatan kendaraan pengangkut/truk di
(PP RI No. 41/1999 tentang dan bahan.  Dinas Pertambangan dan Energi
Pengendalian Pencemaran jalur demobilisasi;
Kab. Lahat
Udara) dan Peraturan  Pengaturan jarak kendaraan pengangkut tidak dalam
 Penerima laporan:
Gubernur Sumatera Selatan waktu yang berdekatan (tidak beriringan);
 Melakukan perawatan mesin kendaraan secara berkala  BLH Kab. Lahat; dan
No. 17/2005 tentang Baku
Mutu Udara Ambien. sesuai dengan prosedur ketentuan yang berlaku;  Dinas Pertambangan dan Energi
 Melakukan penyiraman minimal dua kali sehari pada Kab. Lahat
ruas jalan akses yang tidak diaspal di sekitar tapak
proyek yang dilalui kendaraan pengangkut peralatan
dan material secara rutin, terutama pada saat musim
kemarau dengan mengacu kepada prosedur
penyiraman tanah; dan
 Pemakaian masker bagi operator kendaraan berat
sesuai dengan keperluan dan prosedur yang telah
ditetapkan.

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 18 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
Indikator Keberhasilan Periode
Dampak Lingkungan yang Lokasi Pengelolaan
No Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dikelola Lingkungan Hidup
Hidup Lingkungan Hidup
2. Perubahan persepsi Pengelolaan fasilitas Berkurangnya keluhan  Mencegah timbulnya persepsi negatif dalam Desa Kebur, Telatang Tahap Pascaoperasi  Pelaksana: PT.MIP
masyarakat bekas tambang masyarakat masyarakat yang terkena dampak; dan Desa Merapi (Kec. Penambangan  Pengawas: BLH Kab. Lahat
yang terkena dampak  Membangun komunikasi terbuka yang terprogram Merapi Barat) dan
 Penerima laporan:
antara pemrakarsa dengan masyarakat; dan Desa Gunung
Kembang (Kec. Merapi  BLH Kab. Lahat;
 Melakukan musyawarah dengan Pemerintah Daerah
dan juga masyarakat sekitar lokasi tambang terkait Timur).  Dinas Tenaga Kerja Kab. Lahat;
penyerahan fasilitas bekas tambang yang tidak dan
dibongkar - guna memperoleh kesepahaman tentang  Dinas Sosial Kab. Lahat
keberlanjutan fungsi dari fasilitas eks-tambang.
3. Perubahan bentang alam Reklamasi Tidak adanya lokasi yang  Adanya monitoring terhadap bentuk geometri lereng, di Hulu dan hilir Sungai Tahap Pascaoperasi  Pelaksana: PT.MIP
menjadi area genangan banjir, luar area timbunan, dimana bentuk geometri tidak Puntang serta hulu dan Penambangan  Pengawas: BLH Kab. Lahat dan
terutama saat musim membentuk cekungan; dan dan hilir Sungai Kili
penghujan, kecuali void.  Penerima laporan: BLH Kab.Lahat
 Menjaga saluran drainase agar tetap berfungsi sesuai yang melintasi IUP PT.
fungsinya, terutama di saat musim penghujan. MIP
4. Peningkatan kualitas air Reklamasi Kesesuaian dengan  Penerapan sistem drainase di area tambang; Tapak proyek Tahap Pascaoperasi  Pelaksana: PT.MIP
permukaan persyaratan baku mutu  Mengoperasikan sistem settling pond atau kolam Penambangan  Pengawas: BLH Kab. Lahat
menurut Peraturan Gubernur pengendapan;  Penerima laporan: BLH Kab. Lahat;
Sumatera Selatan No. 16/2005
 Memelihara saluran badan air penerima Sungai
tentang Peruntukan Air dan
Baku Mutu Air Sungai Puntang secara berkala untuk menghindari adanya
sampah padat dan pendangkalan akibat kegiatan
konstruksi;
 Membuat sediment trap, untuk menangkap partikulat
akibat penyiapan lahan agar tidak menimbulkan
sedimentasi di badan air penerima; dan
 Mengatur penempatan tanah dan material di tempat
yang jauh dari saluran drainase dan diberi penghalang
sehingga potensi ceceran tanah/ material masuk ke
saluran drainase dapat dikurangi.
5. Pemulihan keanekaragaman Reklamasi Jumlah dan jenis flora darat  Melakukan reklamasi sesuai rencana tambang; Tapak proyek Tahap Pascaoperasi  Pelaksana: PT.MIP
flora  Menyediakan lahan untuk pembibitan jenis tanaman Penambangan  Pengawas: BLH Kab. Lahat
asli (indigenous species) yang berfungsi ekologis dan  Penerima laporan: BLH Kab. Lahat
 Melakukan penanaman jenis tanaman asli (indigenous
species), pioneer dan jenis tanaman lain sesuai
dengan habitatnya dengan melibatkan masyarakat
setempat dan instansi terkait.
6. Pemulihan keanekaragaman Reklamasi Jumlah dan jenis fauna darat  Melakukan reklamasi sesuai rencana tambang; dan Tapak proyek Tahap Pascaoperasi  Pelaksana: PT.MIP
fauna  Melakukan penanaman jenis tanaman asli (indigenous Penambangan  Pengawas: BLH Kab. Lahat
species), pioneer dan jenis tanaman lain sesuai  Penerima laporan: BLH Kab. Lahat
dengan habitatnya dengan melibatkan masyarakat
setempat dan instansi terkait.
7. Perubahan persepsi Reklamasi Berkurangnya keluhan  Mencegah timbulnya persepsi negatif dalam Desa Kebur, Telatang Tiga bulan sebelum  Pelaksana: PT.MIP
masyarakat masyarakat masyarakat yang terkena dampak; dan Desa Merapi (Kec. Tahap Pascaoperasi  Pengawas: BLH Kab. Lahat
yang terkena dampak  Membangun komunikasi terbuka yang terprogram Merapi Barat) dan Penambangan
 Penerima laporan:
antara pemrakarsa dengan masyarakat; dan Desa Gunung operasi berakhir
Kembang (Kec. Merapi  BLH Kab. Lahat;
 Reklamasi dan revegetasi sesuai tataruang serta
menggunakan jenis tanaman lokal (karet, kopi, dll) yang Timur).  Dinas Tenaga Kerja Kab. Lahat
bermanfaat (secara ekonomi) bagi masyarakat. dan
 Bekerjasama dengan pemerintah daerah.  Dinas Sosial Kab. Lahat
8. Perubahan kesempatan kerja Pelepasan/Pemutusan Penyelesaian atas hak-hak  Sosialisasi dan penjelasan tentang kebutuhan dan Di kantor PT. MIP Tahap Pascaoperasi  Pelaksana: PT.MIP
hubungan kerja bagi sekitar 239 orang pekerja penggunaan tenaga kerja secara transparan sesuai Penambangan  Pengawas: BLH Kab. Lahat
berkaitan dengan pemberian tahapan kegiatan;
 Penerima laporan:
pesangon, tunjangan jabatan,  Melakukan musyawarah guna memperoleh pemecahan
asuransi/jamsostek, dll yang tepat ketika kegiatan operasi berakhir;  BLH Kab. Lahat;
 Melakukan pemutusan hubungan kerja sesuai dengan  Dinas Tenaga Kerja Kab. Lahat
prosedur dan peraturan yang berlaku; dan
 Kewajiban perusahaan melakukan penyelesaian atas  Dinas Sosial Kab. Lahat
hak-hak tenaga kerja berkaitan dengan pemberian
pesangon, tunjangan jabatan, asuransi/jamsostek;dan

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 19 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
Indikator Keberhasilan Periode
Dampak Lingkungan yang Lokasi Pengelolaan
No Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dikelola Lingkungan Hidup
Hidup Lingkungan Hidup
 Menciptakan jalinan kemitraan dengan pemerintah
desa sekitar.
9. Perubahan kesempatan Pelepasan/Pemutusan Adanya kesepahaman dengan Bekerjasama dengan masyarakat, khususnya masyarakat Desa Kebur, Telatang Tahap Pascaoperasi  Pelaksana: PT.MIP
berusaha hubungan kerja para pekerja terkait atau pengusaha yang sebelumnya mempunyai akses dan Desa Merapi (Kec. Penambangan  Pengawas: BLH Kab. Lahat
berakhirnya operasional peluang berusaha di sekitar areal Merapi Barat) dan
perusahaan  Penerima laporan:
Desa Gunung
Kembang (Kec. Merapi  BLH Kab. Lahat;
Timur).  Dinas Tenaga Kerja Kab. Lahat
dan
 Dinas Sosial Kab. Lahat
10. Perubahan tingkat Pelepasan/Pemutusan Adanya program pembinaan  Memfasilitasi tenaga kerja lokal yang mengalami Desa Kebur, Telatang Tahap Pascaoperasi  Pelaksana: PT.MIP
pendapatan hubungan kerja keterampilan usaha seperti pemutusan hubungan kerja melalui program CSR dan Desa Merapi (Kec. Penambangan  Pengawas: BLH Kab. Lahat
home industri atau tehnik pemberdayaan masyarakat; dan Merapi Barat) dan
 Penerima laporan:
budidaya pertanian khususnya  Memfasilitasi warga masyarakat untuk meningkatkan Desa Gunung
karet bagi karyawan dan variasi dan skala usaha dalam rangka peningkatan Kembang (Kec. Merapi  BLH Kab. Lahat;
masyarakat. pendapatan. Timur).  Dinas Tenaga Kerja Kab. Lahat
dan
 Dinas Sosial Kab. Lahat
E. DAMPAK LINGUNGAN LAINNYA YANG DIKELOLA
11. Limbah Padat dan Limbah Seluruh aktivitas  PP No. 101/2014 tentang Limbah Padat Non B3: Di lokasi tapak proyek Selama Tahap  Pelaksana: PT. MIP
Cair PT. MIP dan pengelolaan limbah B3  Mengumpulkan seluruh limbah padat domestik non-B3 Operasi Berlangsung  Pengawas: BLH Kab. Lahat
fasilitas  PP No. 74/2001 Tentang dari kegiatan non-industri (perumahan, kantor, dan  Penerima Laporan:
Pengelolaan B3 lainnya); dan
penunjangnya yang  BLH Kab. Lahat;
berpotensi  Membuang limbah yang tidak dapat digunakan kembali
atau tidak dapat didaur ulang ke tempat pembuangan  BPLHD Prop. Sumsel;
menghasilkan sampah (TPA).  Kementerian LH dan Kehutanan
limbah non B3 dan
maupun limbah Limbah B3:  Kementerian ESDM
B3
 Mengumpulkan minyak pelumas bekas dan aki bekas di
lokasi Tempat Penampungan Sementara B3 sebelum
dikirim ke pengolahan limbah B3 yang telah memiliki
izin dari pemerintah;
 Membangun penampungan sekunder (secondary
containment) di sekitar tangki-tangki penyimpanan
bahan yang mudah terbakar dan berbahaya
sebagaimana dipersyaratkan;
 Secara berkala memberikan pelatihan kepada
karyawan dalam penanganan limbah B3; dan
 Menerapkan SOP tentang pengelolaan limbah B3.
12. Kebisingan dan Getaran Kegiatan Pembongkaran  Keputusan Menteri Melakukan kegiatan blasting sesuai dengan petunjuk Tapak Proyek Setiap melakukan  Pelaksana: PT.MIP
Batuan/Tanah Penutup Pertambangan dan Energi teknis yang terdapat dalam peraturan terkait. kegiatan peledakan  Pengawas: Dinas ESDM Kab. Lahat
No. 555K/26/M.PE/1995  Penerima laporan: BLH Kab. Lahat;
tentang Keselamatan Kerja
di Bidang Pertambangan
 Peraturan Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral
No. 38/2014 tentang
Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan
Pertambangan Mineral dan
Batubara

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 20 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
2.2 RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Suatu usaha dan/atau kegiatan diprakirakan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan,
sehingga akan mengalami perubahan dari kondisi rona lingkungan awalnya. PT. MIP berencana
melakukan peningkatan kapasitas penambangan batubara dari 5 juta ton/tahun menjadi 10 juta
to/tahun. Oleh karena itu, diprakirakan kegiatan ini akan menyebabkan dampak yang dapat merubah
kondisi rona lingkungan awal.

Berdasarkan hasil telaah terhadap dampak penting yang dilingkup dalam dokumen ANDAL, maka
semua dampak yang dikelola harus dipantau agar upaya pengelolaan lingkungan menajdi lebih
efisien dan efektif. Pemantauan lingkungan dilakukan sesuai dengan tahap kegiatan yang dilakukan,
baik Tahap Pra Konstruksi, Tahap Konstruksi, Tahap Operasi Penambangan, dan Tahap
Pascaoperasi Penambangan. Tabel 2 menunjukkan rencana pemantauan lingkungan yang akan
dilakukan oleh PT. MIP untuk setiap tahap kegiatan. Peta lokasi pemantauan Tahap Konstruksi,
Tahap Operasi Penambangan dan Tahap Pasca-operasi Penambangan dapat dilihat pada
Lampiran A1.

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 21 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
Tabel 2 Matriks RPL Peningkatan Kapasitas Penambangan Batubara PT. Mustika Indah Permai Sampai Dengan 10 Juta Ton/Tahun di Kecamatan Merapi Barat dan Merapi Timur Kabupaten Lahat
Provinsi Sumatera Selatan.

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Jenis Dampak Indikator/ Waktu dan
Sumber Dampak Metode Pengumpulan dan Analisis Data Lokasi Pemantauan Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
yang Timbul Parameter Frekuensi
Dampak Penting yang dipantau
A. TAHAP PRA KONTRUKSI
1. Perubahan pola Semakin bertambahnya Pengadaan lahan  Observasi partisipatif dengan melibatkan Desa Kebur, Telatang dan Desa Satu tahun sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat;
mata pencaharian jumlah buruh tani dan petani wakil masyarakat Merapi (Kec. Merapi Barat) dan Desa selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Tanaman
panggarap yang memilih  Studi dokumentasi Gunung Kembang (Kec. Merapi Timur) Prakonstruksi Sumatera Selatan, Pangan dan
membuka usaha baru.  Survei wawancara pada masyarakat terkena lihat Lampiran A1 Peta RKL-RPL  Dinas Hortikultura
dampak Tahap Pra Konstruksi) Pertambangan dan
 Deskriptif kualitatif Energi Provinsi
Sumatera Selatan
dan
 KLHK
2. Timbulnya  Para pemilik lahan Pengadaan lahan  Observasi lapang dengan melibatkan wakil Desa Kebur, Telatang dan Desa Satu tahun sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat;
keresahan terdampak memahami masyarakat Merapi (Kec. Merapi Barat) dan Desa selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Tanaman
masyarakat informasi pelaksanaan  Studi dokumentasi Gunung Kembang (Kec. Merapi Timu Prakonstruksi . Sumatera Selatan, Pangan dan
pengadaan lahan.  Survei pada masyarakat terkena dampak lihat Lampiran Peta RKL-RPL Tahap  Dinas Hortiikultura
 Adanya identifikasi- dan wawancara Pra Konstruksi Pertambangan dan
inventarisasi pemilik  Deskripsi secara kualitatif Energi Provinsi
lahan, tatabatas, Sumatera Selatan
pengukuran luas, dan
kesepakatan harga, dan  KLHK
pembayaran lahan.
3. Perubahan persepsi  Menurunya intensitas Pengadaan lahan  Observasi lapang dengan melibatkan wakil Desa Kebur, Telatang dan Desa Satu tahun sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat;
masyarakat keluhan tentang proses masyarakat Merapi (Kec. Merapi Barat) dan Desa selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Tanaman
pengadaan lahan  Studi dokumentasi Gunung Kembang (Kec. Merapi Prakoonstruksi . Sumatera Selatan, Pangan dan
 Para pemilik lahan yang  Survei wawancara pada masyarakat terkena Timur), lihat Lampiran A1 Peta RKL-  Dinas Hortiultura
menerima proses dampak RPL Tahap Pra Konstruksi Pertambangan dan
pengadaan lahan  Deskripsi secara kualitatif Energi Provinsi
Sumatera Selatan
dan
 KLHK
B. TAHAP KONTRUKSI
1. Perubahan pola  Tingkat fasilitasi Penerimaan dan  Observasi lapang dengan melibatkan wakil Desa Kebur, Telatang dan Desa Satu tahun sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat;
mata pencaharian wirausaha baru bagi pelepasan tenaga kerja masyarakat Merapi (Kec. Merapi Barat) dan Desa selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Tenaga Kerja
masyarakat terkena  Studi dokumentasi Gunung Kembang (Kec. Merapi Konstruksi. Sumatera Selatan,  Dinas Sosial
dampak yang dapat  Survei wawancara pada masyarakat terkena Timur), lihat Lampiran A1 Peta RKL-  Dinas
mengembangkan dampak RPL Tahap Konstruksi . Pertambangan dan
usahanya. Energi Provinsi
 Deskripsi secara kualitatif
 Adanya sejumlah petani Sumatera Selatan
penggarap dan buruh dan
tani terkena dampak  KLHK
yang masih bekerja di
sektor pertanian
2. Perubahan  Meningkatnya partisipasi Penerimaan dan  Observasi lapang dengan melibatkan wakil Desa Kebur, Telatang dan Desa Satu tahun sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat;
kesempatan kerja masyarakat lokal pada pelepasan tenaga kerja masyarakat Merapi (Kec. Merapi Barat) dan Desa selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Tenaga Kerja
kegiatan sosialisasi  Studi dokumentasi Gunung Kembang (Kec. Merapi Konstruksi. Sumatera Selatan,  Dinas Sosial
 Tersedianya media  Survei wawancara pada masyarakat terkena Timur), lihat Lampiran A1 Peta RKL-  Dinas
pengumuman di balai dampak RPL Tahap Konstruksi Pertambangan dan
desa  Deskripsi secara kualitatif Energi Provinsi
 Tenaga kerja lokal Sumatera Selatan
terserap minimum ± dan
30% dari 441 orang  KLHK
kebutuhan tenaga kerja
pada tahap konstruksi
 Intensitas keluhan atau

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 22 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Jenis Dampak Indikator/ Waktu dan
Sumber Dampak Metode Pengumpulan dan Analisis Data Lokasi Pemantauan Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
yang Timbul Parameter Frekuensi
protes terhadap proses
penerimaan tenaga kerja
 Kesediaan masyarakat
untuk mengikuti kegiatan
peningkatan ketrampilan.
3. Perubahan tingkat  Intensitas keluhan Penerimaan dan  Observasi lapang dengan melibatkan wakil Desa Kebur, Telatang dan Desa Satu tahun sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat;
pendapatan mengenai kesesuaian pelepasan tenaga kerja masyarakat Merapi (Kec. Merapi Barat) dan Desa selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Tenaga Kerja
upah yang diterima  Studi dokumentasi Gunung Kembang (Kec. Merapi Konstruksi. Sumatera Selatan,  Dinas Sosial
 Meningkatnya jumlah  Survei wawancara pada masyarakat terkena Timur), lihat Lampiran A1 Peta RKL-  Dinas
wirausaha baru dampak RPL Tahap Konstruksi . Pertambangan dan
 Deskripsi secara kualitatif Energi Provinsi
Sumatera Selatan
dan
 KLHK
4. Perubahan persepsi  Meningkatnya partisipasi Penerimaan dan  Observasi lapang dengan melibatkan wakil Desa Kebur, Telatang dan Desa Satu tahun sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat;
masyarakat masyarakat lokal pada pelepaan tenaga kerja masyarakat Merapi (Kec. Merapi Barat) dan Desa selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Tenaga Kerja
kegiatan sosialisasi;  Studi dokumentasi Gunung Kembang (Kec. Merapi Konstruksi. Sumatera Selatan,  Dinas Tanaman
 Tersedianya media  Survei wawancara pada masyarakat terkena Timur)., lihat Lampiran A1 Peta RKL-  Dinas Pangan dan
pengumuman di balai dampak RPL Tahap Konstruksi Pertambangan dan Hortikultura
desa;  Deskripsi kualitatif Energi Provinsi  Dinas Sosial
 Tidak adanya keluhan Sumatera Selatan
atau protes terhadap dan
proses penerimaan  KLHK
tenaga kerja;
 Kesediaan masyarakat
untuk mengikuti kegiatan
peningkatan ketrampilan;
 Intensitas keluhan
mengenai kesesuaian
upah yang diterima; dan
 Sosialisasi kemajuan
dan rencana kegiatan.
5. Peningkatan kasus Tidak ada kasus penyakit Penerimaan dan  Screening dengan melakukan pengecekan Desa Kebur, Telatang dan Desa Enam bulan sekali PT. MIP  Din Kesehatan Kab.  BLH Kab. Lahat;
penyakit penular seksual pada pelepasan tenaga kerja kesehatan Merapi (Kec. Merapi Barat) dan Desa Tahap Kontsruksi, Lahat  Dinas Kesehatan
pekerja  Pengumpulan data kesehatan ) dari klinik Gunung Kembang (Kec. Merapi  BLH Kab. Lahat
perusahaan Timur), lihat Lampiran Peta RKL-RPL  BLH Provinsi
Tahap Konstruks Sumatera Selatan,
 Dinas
Pertambangan dan
Energi Provinsi
Sumatera Selatan
dan
 KLHK
6. Penurunan kualitas Konsentrasi partikulat Mobilisasi Alat dan  Pengambilan contoh udara ambien dan Di sekitar jalur mobilisasi alat dan Tiga bulan sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab.Lahat,
udara ambien (TSP/debu, PM10, PM2,5 dan Bahan dianalisis di laboratorium terakreditasi KAN. bahan dan area pemukiman terdekat selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Pertambangan
debu jatuh) dan gas (NO2  Perbandingan hasil dengan baku mutu tapak proyek :Desa Kebur;Desa Konstruksi Sumatera Selatan, dan Energi
dan SO2) di lokasi kualitas udara (PP No. 41/1999 dan/atau Telatang; Desa Gunung Kembang;  Dinas
pertambangan dan Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No. dan Desa Merapi, lihat Lampiran Peta Pertambangan dan
permukiman terdekat di 17/2005 tentang Baku Mutu Udara Ambien) RKL-RPL Tahap Konstruksi. Energi Provinsi
sekitarnya memenuhi Baku Sumatera Selatan
Mutu Udara Ambien dan
Nasional (PP RI No.
41/1999 tentang  KLHK
Pengendalian Pencemaran
Udara) dan Peraturan
Gubernur Sumatera Selatan
No. 17/2005 tentang Baku
Mutu Udara Ambien.

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 23 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Jenis Dampak Indikator/ Waktu dan
Sumber Dampak Metode Pengumpulan dan Analisis Data Lokasi Pemantauan Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
yang Timbul Parameter Frekuensi
7. Peningkatan kasus Tidak ada peningkatan Mobilisasi alat dan  Pengumpulan data kasus penyakit di Sekitar jalur mobilisasi alat dan bahan Enam bulan sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab.Lahat,
penyakit kasus gangguan saluran bahan Puskesmas, Polindes atau Poskesdes: di Desa Telatang, (lihat Lampiran A1 selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Kesehatan
nafas (khususnya ISPA) Peta RKL-RPL Tahap Konstruksi) Konstruksi
pada masyarakat yang
 Wawancara dengan masyarakat; Sumatera Selatan, Kab. Lahat
 Pengamatan lapangan; dan  Dinas
tinggal di sekitar jalur Pertambangan dan
transportasi untuk kegiatan  Deskripsi dengan melihat tren kasus Energi Provinsi
mobilisasi alat dan bahan. penyakit yang disajikan dalam grafik. Sumatera Selatan
dan
 KLHK
8. Peningkatan erosi  Erosi tanah pada lahan Pembukaan lahan  Pengukuran erosi pada saat pembukaan Saluran inlet settlng pond, dan aliran Enam bulan PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH dan Dinas
tanah dan hasil terbangun (fasilitas kantor lahan untuk fasilitas perkantoran Sungai Puntang yang menerima sekali selama  BLH Provinsi Kesehatan Kab.
sedimen dan jalan akses) lebih menggunakan pin erosi dan atau bak outlet settling pond di bagian hilir (lihat Tahap Konstruksi Sumatera Selatan, Lahat;
rendah dari erosi yang penampung erosi. Lampiran A1 Peta RKL-RPL Tahap  Dinas  Dinas Pekerjaan
dapat ditoleransikan (< 22  Pengukuran erosi pada timbunan tanah Konstruksi) Pertambangan dan Umum
ton/ha/tahun) dan sepanjang kiri kanan jalan menggunakan pin Energi Provinsi
 Jumlah sedimen yang erosi. Sumatera Selatan
terangkut dalam air  Pengamatan visual bentuk erosi tanah (erosi dan
sungai memenuhi baku parit dan erosi gully) pada lahan perkantoran  KLHK
mutu air kelas I (< 50 dan lahan timbunan tanah sepanjang kiri
mg/L) sesuai PP No. kanan jalan.
82/2001 tentang  Pengukuran sedimen tersuspensi (TSS)
Pengelolaan Kualitas Air pada saluran drainase di areal perkantoran
dan Pengendalian dan saluran drainase kiri dan kanan jalan.
Pencemaran Air
9. Peningkatan air Koefisien regim sungai <50 Pembukaan lahan  Pengukuran debit aliran air tambang yang Saluran inlet settlng pond, dan aliran Enam bulan sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat,
limpasan (Permenhut No. 61/2014 diolah di settling pond. Sungai Puntang yang menerima selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Pekerjaan
permukaan tentang Monitoring dan  Pengukuran debit aliran sungai pada Sungai outlet settling pond di bagian hilir (lihat Knstruksi Sumatera Selatan, Umum
Evaluasi Pengelolaan Puntang dan Sungai Kili serta anak-anak Lampiran Peta RKL-RPL Tahap  Dinas
Daerah Aliran Sungai) sungainya di sekitar lokasi proyek Konstruksi). Pertambangan dan
Energi Provinsi
Sumatera Selatan
dan
 KLHK
10. Penurunan kuantitas Penurunan muka air tanah < Pembukaan lahan  Pembuatan sumur pantau pada areal Area pemukiman penduduk terdekat di Sekali pada puncak PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat,
air tanah 2m terbuka pada fasilitas kantor Desa Kebur dan Telatang musim hujan dan  BLH Provinsi  Dinas Pekerjaan
 Pengukuran kedalaman muka airtanah puncak musim Sumatera Selatan, Umum
 Pengukuran debit aliran mataair kemarau pada  Dinas
Tahap Konstruksi Pertambangan dan
 Perbandingan hasil pengukuran
Energi Provinsi
Sumatera Selatan
dan
 KLHK
11. Penurunan kualitas Parameter sesuai dengan Pembukaan lahan  Pengambilan contoh air sungai dan dianalisis Hulu dan hilir Sungai Puntang dan Tiga bulan sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat,
air permukaan persyaratan baku mutu di laboratorium terakreditasi KAN. Sungai Kili (lihat Lampiran A1 Peta selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Pekerjaan
menurut Peraturan  Perbandingan antara hasil dengan RKL-RPL Tahap Konstruksi). Konstruksi Sumatera Selatan, Umum
Gubernur Sumatera Selatan persyaratan baku mutu sesuai Peraturan  Dinas
No. 16/2005 tentang Gubernur Sumatera Selatan No. 16/2005 Pertambangan dan
Peruntukan Air dan Baku tentang Peruntukan Air dan Baku Mutu Air Energi Provinsi
Mutu Air Sungai Sungai, meliputi parameter pH, TSS, Fe, Mn, Sumatera Selatan
COD, BOD, nitrat, nitrit, minyak dan lemak, dan
plankton, dan benthos.  KLHK
12. Gangguan Flora Jumlah dan jenis flora darat Pembukaan lahan Metode pengambilan data dengan pengamatan Tapak proyek ( lihat Lampiran A1 Peta Enam bulan sekali PT.MIP  BLH Kab. Lahat BLH Kab. Lahat
secara langsung dilapangan. Pengamatan RKL-RPL Tahap Konstruksi). selama Tahap  BLH Provinsi
menggunakan metode jalur berpetak (kuadrat) Kontruksi Sumatera Selatan,
untuk strata pohon, tiang, pancang, dan semai.  Dinas
Selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif. Pertambangan dan
Energi Provinsi
Sumatera Selatan

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 24 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Jenis Dampak Indikator/ Waktu dan
Sumber Dampak Metode Pengumpulan dan Analisis Data Lokasi Pemantauan Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
yang Timbul Parameter Frekuensi
dan
 KLHK
13. Gangguan Fauna Jumlah dan jenis fauna Pembukaan lahan Metode pengambilan data dengan pengamatan Tapak proyek Enam bulan sekali PT.MIP  BLH Kab. Lahat BLH Kab.Lahat
darat secara langsung dilapangan. Kegiatan (lihat Lampiran A1 Peta RKL-RPL selama Tahap  BLH Provinsi
inventarisasi jenis-jenis fauna dilakukan dengan Tahap Konstruksi).. Kontruksi Sumatera Selatan,
cara pengamatan langsung Visual Encounter  Dinas
Survey (VES) dan menggunakan metode Pertambangan dan
penjelajahan jalur dan metode Index Point of Energi Provinsi
Abundance (IPA) termodifikasi selanjutnya Sumatera Selatan
dianalisis secara deskriptif kualitatif. dan
 KLHK
14. Penurunan Keanekaragaman dan Pembukaan lahan  Survei dan pengambilan contoh biota air Hulu dan hilir Sungai Puntang dan Enam bulan sekali PT.MIP  BLH Kab. Lahat BLH Kab.Lahat
keanekaragaman keseragaman biota perairan (plankton dan bentos). Sungai Kili (lihat Lampiran A1 Peta selama Tahap  BLH Provinsi
biota perairan  Pengambilan contoh biota perairan RKL-RPL Tahap Konstruksi). Kontruksi Sumatera Selatan,
dilakukan dengan cara sebagai berikut :  Dinas
 Pengumpulan contoh plankton Pertambangan dan
menggunakan jaring plankton (plankton Energi Provinsi
net). Sumatera Selatan
 Pengumpulan contoh benthos (grab dan
sampler).  KLHK
 Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif
dan kualitatif.
15. Perubahan persepsi  Meningkatnya partisipasi Pembukaan lahan  Observasi lapang dengan melibatkan wakil Desa Kebur, Telatang dan Desa Satu tahun sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat;
masyarakat masyarakat lokal pada masyarakat Merapi (Kec. Merapi Barat) dan Desa selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Tenaga Kerja
kegiatan sosialisasi;  Studi dokumentasi Gunung Kembang (Kec. Merapi Timur, Konstruksi. Sumatera Selatan,  Dinas Tanaman
 Tersedianya media  Survei wawancara pada masyarakat terkena ( lihat Lampiran A1 Peta RKL-RPL  Dinas Pangan dan
pengumuman di balai dampak Tahap Konstruksi) Pertambangan dan Hortikultura
desa;  Deskripsi kualitatif Energi Provinsi  Dinas Sosial
 Tidak adanya keluhan Sumatera Selatan
atau protes terhadap dan
proses penerimaan  KLHK
tenaga kerja;
 Kesediaan masyarakat
untuk mengikuti kegiatan
peningkatan ketrampilan;
 Intensitas keluhan
mengenai kesesuaian
upah yang diterima; dan
 Sosialisasi kemajuan
dan rencana kegiatan.
16. Peningkatan kasus Tidak ada peningkatan Pembukaan lahan  Pengumpulan data kasus penyakit di Kegiatan pembukaan lahan di sekitar Enam bulan sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat
penyakit angka kesakitan water born Puskesmas, Polindes atau Poskesdes: Desa Gunung Kembang (lihat selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Kesehatan
disease (diare, alergi kulit, Lampiran A1 Peta RKL-RPL Tahap Konstruksi
 Wawancara dengan masyarakat;
Konstruksi).
Sumatera Selatan, Kab. Lahat
gatal-gatal), khususnya  Dinas
pada masyarakat Gunung  Pengamatan lapangan; dan
Pertambangan dan
Kembang pada kegiatan  Deskripsi dengan melihat tren kasus Energi Provinsi
pembukaan lahan penyakit yang disajikan dalam grafik. Sumatera Selatan
dan
 KLHK
17. Peningkatan erosi  Erosi tanah pada lahan Pembuatan jalan akses  Pengukuran erosi pada saat pembukaan Saluran inlet settlng pond, dan aliran Enam bulan sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat,
tanah dan hasil terbangun (fasilitas kantor lahan untuk fasilitas perkantoran Sungai Puntang yang menerima selama Tahap  BLH Provinsi
sedimen dan jalan akses) lebih menggunakan pin erosi dan atau bak outlet settling pond di bagian hilir (lihat Konstruksi
 Dinas Pekerjaan
Sumatera Selatan, Umum
rendah dari erosi yang penampung erosi. Lampiran A1 Peta RKL-RPL Tahap  Dinas
dapat ditoleransikan (< 22  Pengukuran erosi pada timbunan tanah Konstruksi). Pertambangan dan
ton/ha/tahun) dan sepanjang kiri kanan jalan menggunakan pin Energi Provinsi
 Jumlah sedimen yang erosi. Sumatera Selatan
terangkut dalam air  Pengamatan visual bentuk erosi tanah (erosi dan
sungai memenuhi baku parit dan erosi gully) pada lahan perkantoran

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 25 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Jenis Dampak Indikator/ Waktu dan
Sumber Dampak Metode Pengumpulan dan Analisis Data Lokasi Pemantauan Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
yang Timbul Parameter Frekuensi
mutu air kelas I (< 50 dan lahan timbunan tanah sepanjang kiri  KLHK
mg/L) sesuai PP No. kanan jalan.
82/2001 tentang  Pengukuran sedimen tersuspensi (TSS)
Pengelolaan Kualitas Air pada saluran drainase di areal perkantoran
dan Pengendalian dan saluran drainase kiri dan kanan jalan.
Pencemaran Air
18. Peningkatan Air Parameter sesuai dengan Pembuatan jalan akses  Pengambilan contoh air sungai dan Saluran inlet settlng pond, dan aliran Tiga bulan sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat,
Limpasan persyaratan baku mutu dianalisis di laboratorium terakreditasi KAN. Sungai Puntang yang menerima selama Tahap  BLH Provinsi
Permukaan menurut Peraturan outlet settling pond di bagian hilir (lihat Konstruksi
 Dinas Pertambangan
 Perbandingan antara hasil dengan Sumatera Selatan, dan Energi
Gubernur Sumatera Selatan persyaratan baku mutu sesuai Peraturan Lampiran A1 Peta RKL-RPL Tahap  Dinas
No. 16/ 2005 tentang Gubernur Sumatera Selatan No. 16/2005 Konstruksi) Pertambangan dan
Peruntukan Air dan Baku tentang Peruntukan Air dan Baku Mutu Air Energi Provinsi
Mutu Air Sungai Sungai meliputi parameter pH, TSS, Fe, Mn, Sumatera Selatan
COD, BOD, nitrat, nitrit, minyak dan lemak, dan
plankton, dan benthos.  KLHK
19. Perubahan bentang  Telah dilakukan Penataan sungai  Secara visual telah terlihat adanya kegiatan Di sekitar area, timbunan, dan galian Sebulan sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat,
alam pemadatan tanah dan pemadatan lahan oleh alat-alat berat. selama Tahap  BLH Provinsi
Konstruksi
 Dinas Pertambangan
atau batuan pada lereng
timbunan
 Pemakaian patok berskala milimeter (mm) , Sumatera Selatan, dan Energi
untuk menentukan akurasi kemiriangan  Dinas
 Telah dilakukan lereng, pada tempat-tempat yang telah Pertambangan dan
pengaturan kemiringan ditentukan, dan dikontrol dengan Energi Provinsi
lereng pada lahan menggunakan theodolit. Sumatera Selatan
timbunan, sesuai aturan dan
yang berlaku  Adanya perubahan posisi koordinat patok
yang berubah secara intensif, sehingga  KLHK
 Dilakukan penghijauan, merubah bentuk geometri lereng.
di mulai oleh tananaman
cover crop hingga
tanaman yang lebih
besar.
20. Penurunan kuantitas Penurunan muka air tanah < Penataan sungai  Pembuatan sumur pantau pada areal Area pemukiman terdekat di Desa Sekali pada PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat,
air tanah 2m terbuka pada fasilitas kantor Kebur dan Telatang iPuncak musim  BLH Provinsi
hujan dan puncak
 Dinas Pekerjaan
 Pengukuran kedalaman muka airtanah Sumatera Selatan, Umum
 Pengukuran debit aliran mataair musim kemarau  Dinas
pada Tahap Pertambangan dan
 Perbandingan hasil pengukuran Konstruksi Energi Provinsi
Sumatera Selatan
dan
 KLHK
21. Penurunan kualitas Parameter sesuai dengan Penataan sungai  Pengambilan contoh air sungai dan Hulu sebelum Penataan Sungai Sekali selama PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat,
air permukaan persyaratan baku mutu dianalisis di laboratorium terakreditasi KAN. Puntang dan Kili serta Hilir sesudah penataan sungai  BLH Provinsi  Dinas Pertambangan
menurut Peraturan  Perbandingan antara hasil dengan penataan sungai (lihat Lampiran A1 pada Tahap Sumatera Selatan, dan Energi
Gubernur Sumatera Selatan persyaratan baku mutu sesuai Peraturan Peta RKL-RPL Tahap Konstruksi).. Konstruksi  Dinas
No. 16/2005 tentang Gubernur Sumatera Selatan No. 16/2005 Pertambangan dan
Peruntukan Air dan Baku tentang Peruntukan Air dan Baku Mutu Air Energi Provinsi
Mutu Air Sungai Sungai meliputi parameter pH, TSS, Fe, Mn, Sumatera Selatan
COD, BOD, nitrat, nitrit, minyak dan lemak, dan
plankton, dan benthos.  KLHK
22. Penurunan Keanekaragaman dan Penataan sungai  Survei dan pengambilan contoh biota air Sungai Puntang dan Sungai Kili dalam Enam bulan sekali PT.MIP  BLH Kab. Lahat BLH Kabupaten Lahat
keanekaragaman keseragaman biota perairan plankton dan bentos dianalisis di IUP PT. MIP (lihat Lampiran A1 Peta selama Tahap  BLH Provinsi
biota perairan laboratorium. Pengambilan contoh biota RKL-RPL Tahap Konstruksi). Kontruksi Sumatera Selatan,
perairan dilakukan dengan cara sebagai .  Dinas
berikut : Pertambangan dan
 Pengumpulan contoh plankton Energi Provinsi
menggunakan jaring plankton (plankton Sumatera Selatan
net). dan
 Pengumpulan contoh benthos  KLHK
menggunakan Grab sampler.
 Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 26 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Jenis Dampak Indikator/ Waktu dan
Sumber Dampak Metode Pengumpulan dan Analisis Data Lokasi Pemantauan Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
yang Timbul Parameter Frekuensi
dan kualitatif.
23. Peningkatan kasus Tidak ada peningkatan Penataan sungai  Pengumpulan data kasus penyakit di Kegiatan penataan sungai di sekitar Enam bulan sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat
penyakit angka kesakitan water born Puskesmas, Polindes atau Poskesdes: Desa Gunung Kembang (lihat selam Tahap  BLH Provinsi  Dinas Kesehatan
disease (diare, alergi kulit, Lampiran A1 Peta RKL-RPL Tahap Konstruksi
 Wawancara dengan masyarakat;
Konstruksi).
Sumatera Selatan, Kab. Lahat
gatal-gatal), khususnya  Dinas
pada masyarakat Gunung  Pengamatan lapangan; dan
Pertambangan dan
Kembang pada kegiatan  Deskripsi dengan melihat tren kasus Energi Provinsi
penataan sungai penyakit yang disajikan dalam grafik. Sumatera Selatan
dan
 KLHK
C. TAHAP OPERASI PENAMBANGAN
1. Perubahan pola Tingkat fasilitasi wirausaha Penerimaan dan  Observasi lapang dengan melibatkan wakil Desa Kebur, Telatang dan Desa Satu tahun sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat;
matapencaharian baru bagi masyarakat pelepasan tenaga kerja masyarakat; Merapi (Kec. Merapi Barat) dan Desa selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Tenaga Kerja
terkena dampak yang dapat  Studi dokumentasi Gunung Kembang (Kec. Merapi Timur) Operasi Sumatera Selatan,  Dinas Sosial
mengembangkan usahanya. lihat Lampiran A1 Peta RKL-RPL Penambangan  Dinas
 Survei wawancara pada masyarakat terkena
Tahap Operasi Penambangan. Pertambangan dan
dampak
 Deskripsi kualitatif Energi Provinsi
Sumatera Selatan
dan
 KLHK
2. Perubahan  Tersedianya media Penerimaan dan  Observasi lapang dengan melibatkan wakil Desa Kebur, Telatang dan Desa Satu tahun sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat;
kesempatan kerja pengumuman di balai pelepasan tenaga kerja masyarakat Merapi (Kec. Merapi Barat) dan Desa selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Tenaga Kerja
desa  Studi dokumentasi Gunung Kembang (Kec. Merapi Timur) Operasi Sumatera Selatan,  Dinas Sosial
 Tenaga kerja lokal  Survei wawancara pada masyarakat terkena (lihat Lampiran A1 Peta RKL-RPL Penambangan  Dinas
terserap minimum ± dampak Tahap Operasi Penambangan). Pertambangan dan
30% dari 795 orang  Deskripsi kualitatif Energi Provinsi
kebutuhan tenaga kerja Sumatera Selatan
pada tahap operasi dan
 Kesediaan masyarakat  KLHK
untuk mengikuti kegiatan
pembinaan untuk
peningkatan ketrampilan
dan kemampuan, (life
skills)
3. Perubahan pola Intensitas fasilitasi Penerimaan dan  Observasi lapang dengan melibatkan wakil Desa Kebur, Telatang dan Desa Satu tahun sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat;
berusaha pengembangan wirausaha pelepasan tenaga kerja masyarakat Merapi (Kec. Merapi Barat) dan Desa selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Tenaga Kerja
baru  Studi dokumentasi Gunung Kembang (Kec. Merapi Timur) Operasi Sumatera Selatan,  Dinas Sosial
 Survei wawancara pada masyarakat terkena (lihat Lampiran A1 Peta RKL-RPL Penambangan.  Dinas
dampak Tahap Operasi Penambangan). Pertambangan dan
 Deskripsi kualitatif Energi Provinsi
Sumatera Selatan
dan
 KLHK
4. Perubahan tingkat  Intensitas keluhan Penerimaan dan  Observasi lapang dengan melibatkan wakil Desa Kebur, Telatang dan Desa Satu tahun sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat;
pendapatan mengenai kesesuaian pelepasan tenaga kerja masyarakat Merapi (Kec. Merapi Barat) dan Desa selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Tenaga Kerja
upah yang diterima  Studi dokumentasi Gunung Kembang (Kec. Merapi Timur) Operasi Sumatera Selatan,  Dinas Sosial
 Meningkatnya jumlah  Survei wawancara pada masyarakat terkena (lihat Lampiran A1 Peta RKL-RPL Penambangan.  Dinas
wirausaha baru dampak Tahap Operasi Penambangan). Pertambangan dan
 Deskripsi kualitatif Energi Provinsi
Sumatera Selatan
dan
 KLHK
5. Timbulnya  Intensitas penjelasan Penerimaan dan  Observasi lapang dengan melibatkan wakil Desa Kebur, Telatang dan Desa Satu tahun sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat;
keresahan tentang kesempatan pelepasan tenaga kerja masyarakat Merapi (Kec. Merapi Barat) dan Desa selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Tenaga Kerja
masyarakat kerja  Studi dokumentasi Gunung Kembang (Kec. Merapi Timur) Operasi Sumatera Selatan,  Dinas Sosial
 Intensitas sosialisasi  Survei wawancara pada masyarakat terkena (lihat Lampiran A1 Peta RKL-RPL Penambangan .  Dinas
program CSR dampak Tahap Operasi Penambangan) Pertambangan dan

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 27 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Jenis Dampak Indikator/ Waktu dan
Sumber Dampak Metode Pengumpulan dan Analisis Data Lokasi Pemantauan Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
yang Timbul Parameter Frekuensi
 Deskripsi kualitatif Energi Provinsi
Sumatera Selatan
dan
 KLHK
6. Perubahan persepsi  Intensitas sosialisasi Penerimaan dan  Observasi lapang dengan melibatkan wakil Desa Kebur, Telatang dan Desa Satu tahun sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat;
masyarakat rencana kegiatan pelepasan tenaga kerja masyarakat Merapi (Kec. Merapi Barat) dan Desa selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Tenaga Kerja
operasional tambang  Studi dokumentasi Gunung Kembang (Kec. Merapi Timur) Operasional Sumatera Selatan,  Dinas Sosial
 Intensitas penanganan  Survei wawancara pada masyarakat terkena (lihat Lampiran A1 Peta RKL-RPL perusahaan.  Dinas
air permukaan; debu; dampak Tahap Operasi Penambangan). . Pertambangan dan
dan kebisingan  Deskripsi kualitatif Energi Provinsi
 Intensitas keluhan atau Sumatera Selatan
protes terhadap proses dan
penerimaan tenaga kerja  KLHK
7. Peningkatan kasus Tidak terjadinya Penerimaan tenaga  Pengumpulan data kasus penyakit di Desa Kebur, Telatang dan Desa Enam bulan sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat
penyakit penyebaran kasus penyakit kerja Puskesmas, Polindes atau Poskesdes: Merapi (Kec. Merapi Barat) dan Desa selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Kesehatan
kelamin/PMS termasuk Gunung Kembang (Kec. Merapi Timur) Operasi
HIV/AIDS
 Wawancara dengan masyarakat;
Penambangan
Sumatera Selatan, Kab. Lahat
(lihat Lampiran A1 Peta RKL-RPL  Dinas
 Pengamatan lapangan; dan Tahap Operasi Penambangan) Pertambangan dan
 Deskripsi dengan melihat tren kasus Energi Provinsi
penyakit yang disajikan dalam grafik. Sumatera Selatan
dan
 KLHK
8. Peningkatan erosi  Erosi tanah pada lahan Pembukaan lahan untuk  Pengukuran erosi tanah menggunakan pin  Lokasi pembukaan lahan dan Enam bulan sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat;
tanah dan hasil terbangun (fasilitas kantor penambangan erosi pada saat kegiatan pembukaan lahan. pengupasan top soil. selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Pekerjaan
sedimen dan jalan akses) lebih  Pengukuran erosi tanah menggunakan pin  Lokasi penempatan top soil Operasi Sumatera Selatan, Umum dan
rendah dari erosi yang erosi dan atau bak penangkap erosi pada  Saluran inlet settlng pond, dan Penambangan  Dinas
dapat ditoleransikan (< 22 lokasi penempatan top soil. aliran Sungai Puntang yang Pertambangan dan
ton/ha/tahun) dan  Pengamatan visual bentuk dan intensitas menerima outlet settling pond dan Energi Provinsi
 Jumlah sedimen yang erosi pada lokasi pembukaan lahan dan  Bagian hulu dan hilir anak Sungai Sumatera Selatan
terangkut dalam air lokasi penempatan top soil. Kili (lihat Lampiran A1 Peta RKL- dan
sungai memenuhi baku  Pengukuran TSS di anak sungai kili dan RPL Tahap Operasi  KLHK
mutu air kelas I (< 50 puntang disekitar lokasi penempatan top soil. Penambangan.
mg/L) sesuai PP No.
82/2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian
Pencemaran Air
9. Penurunan Kesuburan tanah pada Pembukaan lahan untuk Pengambilan contoh tanah di lokasi pembukaan Lokasi pembukaan lahan dan Satu tahun sekali PT. MIP  Dinas Pertanian  BLH Kab. Lahat
kesuburan tanah lokasi lokasi penambang an penambangan lahan dan pengupasan top soil untuk analisis pengupasan dan penempatan top soil. selama Tahap Kab. Lahat  Dinas Pertanian
dan penempatan top soil sifak fisik, kimia dan biologi tanah. (lihat Lampiran A1 Peta RKL-RPL Operasi  BLH Kab. Lahat Kab. Lahat
tidak turun signifikan (tidak Tahap Operasi Penambangan . Penambangan  BLH Provinsi
turun satu kelas Sumatera Selatan,
berdasarkan Kriteria
Kesuburan  Dinas
Tanah/Puslitanak 1981) dan Pertambangan dan
mampu menumbuhkan Energi Provinsi
tanaman secara optimal. Sumatera Selatan
dan
 KLHK
10. Peningkatan air Koefisien regim sungai <50 Pembukaan lahan untuk  Pengukuran debit air pada kegiatan pit Saluran inlet settlng pond, dan aliran Periode musim PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat dan
limpasan sesuai P.61/Menhut-II/2014 penambangan dewatering. Sungai Puntang yang menerima hujan selama  BLH Provinsi  Dinas Pekerjaan
permukaan Tentang Monitoring Dan  Pengukuran volume efektif reservoir (setling outlet settling pond di bagian hilir (lihat Tahap Operasi Sumatera Selatan, Umum Kab. Lahat
Evaluasi Pengelolaan pond) untuk menampung air dari sekitar Lampiran A1 Peta RKL-RPL Tahap Penambangan  Dinas
Daerah Aliran Sungai lokasi tambang. Operasi Penambangan) Pertambangan dan
 Pengukuran debit aliran anak Sungai Energi Provinsi
Puntang dan sungai Kili Sumatera Selatan
 Pengukuran debit aliran Sungai Puntang dan
dan Sungai Kili  KLHK

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 28 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Jenis Dampak Indikator/ Waktu dan
Sumber Dampak Metode Pengumpulan dan Analisis Data Lokasi Pemantauan Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
yang Timbul Parameter Frekuensi
11. Penurunan kuantitas Penurunan muka air tanah Pembukaan lahan untuk  Pematauan muka air tanah (sumur pantau)  Areal lokasi tambang Periode puncak PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat,
air tanah pada areal permukiman di penambangan di areal pertambangan.  hujan dan puncak  BLH Provinsi
sekitar lokasi tambang tidak
Permukiman disekitar lokasi
kemarau selama
 Dinas Pekerjaan
 Pengukuran muka air tanah di sumur tambang (lihat Lampiran A1 Peta Sumatera Selatan, Umum ,
tidak menyebabkan penduduk sekitar lokasi tambang. RKL-RPL Tahap Operasi Tahap Operasi  Dinas
keresahan dalam Penambangan ) Penambangan  Dinas Sosial dan
 Wawancara dengan penduduk Pertambangan dan UKM Kabupaten
masyarakat Energi Provinsi Lahat
Sumatera Selatan
dan
 KLHK
12. Penurunan kualitas Parameter sesuai dengan Pembukaan lahan untuk  Pengambilan contoh air sungai dan Hulu dan hilir Sungai Puntang dan Tiga bulan sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat,
air permukaan persyaratan baku mutu penambangan dianalisis di laboratorium terakreditasi KAN. Sungai Kili (lihat Lampiran A1 Peta selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Pertambangan
menurut Peraturan  Perbandingan antara hasil dengan RKL-RPL Tahap Operasi Operasi Sumatera Selatan, dan Energi
Gubernur Sumatera Selatan persyaratan baku mutu sesuai Peraturan Penambangan). Penambangan  Dinas
No.16/2005 tentang Gubernur Sumatera Selatan No.16/2005 Pertambangan dan
Peruntukan Air dan Baku tentang Peruntukan Air dan Baku Mutu Air Energi Provinsi
Mutu Air Sungai Sungai meliputi parameter pH, TSS, Fe, Mn, Sumatera Selatan
COD, BOD, nitrat, nitrit, minyak dan lemak, dan
plankton, dan benthos  KLHK
13. Gangguan flora Jumlah dan jenis flora darat Pembukaan lahan untuk Metoda pengambilan data dengan pengamatan Tapak proyek (lihat Lampiran A1 Peta Enam bulan sekali PT.MIP  BLH Kab. Lahat BLH Kab. Lahat
penambangan secara langsung dilapangan. Pengamatan RKL-RPL Tahap Operasi selama Tahap  BLH Provinsi
menggunakan metode jalur berpetak (kuadrat) Penambangan) Operasi Sumatera Selatan,
untuk strata pohon, tiang, pancang, dan semai. Penambangan  Dinas
Selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif. Pertambangan dan
Energi Provinsi
Sumatera Selatan
dan
 KLHK
14. Gangguan fauna Jumlah dan jenis fauna Pembukaan lahan untuk Metoda pengambilan data dengan pengamatan Tapak proyek (lihat Lampiran A1 Peta Enam bulan sekali PT.MIP  BLH Kab. Lahat BLH Kab. Lahat
darat penambangan secara langsung dilapangan. Kegiatan RKL-RPL Tahap Operasi selama Tahap  BLH Provinsi
inventarisasi jenis-jenis fauna dilakukan dengan Penambangan) Operasi Sumatera Selatan,
cara pengamatan langsung Visual Encounter Penambangan  Dinas
Survey (VES) dan menggunakan metode Pertambangan dan
penjelajahan jalur dan metode Index Point of Energi Provinsi
Abundance (IPA) termodifikasi selanjutnya Sumatera Selatan
dianalisis secara deskriptif kualitatif. dan
 KLHK
15. Penurunan Keanekaragaman dan Pembukaan lahan untuk  Survei dan pengambilan contoh biota air Sungai Puntang dan Sungai Kili dalam Enam bulan sekali PT.MIP  BLH Kab. Lahat BLH Kab. Lahat
keanekaragaman keseragaman biota perairan penambangan plankton dan bentos dianalisis di IUP PT. MIP (lihat Lampiran A1 Peta selama Tahap  BLH Provinsi
biota perairan laboratorium. Pengambilan contoh biota RKL-RPL Tahap Operasi Operasi Sumatera Selatan,
perairan dilakukan dengan cara sebagai Penambangan) Penambangan  Dinas
berikut : Pertambangan dan
 Pengumpulan contoh plankton Energi Provinsi
menggunakan jaring plankton (plankton Sumatera Selatan
net). dan
 Pengumpulan contoh benthos  KLHK
menggunakan grab sampler.
 Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif
dan kualitatif.
16. Perubahan persepsi  Intensitas sosialisasi Pembukaan lahan untuk  Observasi lapang dengan melibatkan wakil Desa Kebur, Telatang dan Desa Satu tahun sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat;
masyarakat rencana kegiatan penambangan masyarakat Merapi (Kec. Merapi Barat) dan Desa selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Tenaga Kerja
operasional tambang  Studi dokumentasi Gunung Kembang (Kec. Merapi Timur) Operasi Sumatera Selatan,  Dinas Sosial
 Intensitas penanganan  Survei pada masyarakat terkena dampak (lihat Lampiran A1 Peta RKL-RPL Penambangan .  Dinas
air permukaan; debu; menggunakan kuesioner dan wawancara Tahap Operasi Penambangan), . Pertambangan dan
dan kebisingan mendalam Energi Provinsi
 Intensitas keluhan atau  Deskripsi kualitatif Sumatera Selatan
protes terhadap dan
pembukaan lahan  KLHK

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 29 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Jenis Dampak Indikator/ Waktu dan
Sumber Dampak Metode Pengumpulan dan Analisis Data Lokasi Pemantauan Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
yang Timbul Parameter Frekuensi
penambangan
17. Peningkatan kasus Tidak ada peningkatan Pembukaan lahan untuk  Pengumpulan data kasus penyakit di Enam bulan sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat dan
penyakit kasus water born disease penambangan Puskesmas, Polindes atau Poskesdes: Desa Gunung Kembang (lihat selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Kesehatan
(diare, alergi kulit, gatal- Operasi
 Wawancara dengan masyarakat; Lampiran A1 Peta RKL-RPL Tahap
Penambangan
Sumatera Selatan, Kab. Lahat
gatal), khususnya pada Operasi Penambangan ).  Dinas
masyarakat Gunung  Pengamatan lapangan; dan
Pertambangan dan
Kembang  Deskripsi dengan melihat tren kasus Energi Provinsi
penyakit yang disajikan dalam grafik. Sumatera Selatan
dan
 KLHK
18. Penurunan kualitas Konsentrasi partikulat Pengupasan dan  Pengambilan contoh di lapangan dan Desa Kebur;Desa Telatang;Desa Tiga bulan sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat dan
udara ambien (TSP/debu, PM10, PM2,5 dan penempatan topsoil analisis laboratorium Gunung Kembang;Desa Merapi; dan sejak Tahap  BLH Provinsi  Dinas Pertambangan
debu jatuh) dan gas (NO2  Perbandingan hasil pengukuran titik pantau Area pemukiman dan kantor PT. MIP; Operasi Sumatera Selatan, dan Energi Kab.
dan SO2) di lokasi dengan baku mutu kualitas udara (PP No. (lihat Lampiran A1 Peta RKL-RPL Penambangan  Dinas Lahat
pertambangan dan 41/1999 dan Peraturan Gubernur Sumatera Tahap Operasi Penambangan ) Pertambangan dan
permukiman terdekat di Selatan No. 17/2005 tentang Baku Mutu Energi Provinsi
sekitarnya memenuhi Baku Udara Ambien) Sumatera Selatan
Mutu Udara Ambien dan
.
Nasional (PP RI No.
 KLHK
41/1999 tentang
Pengendalian Pencemaran
Udara dan Peraturan
Gubernur Sumatera Selatan
No. 17/2005 tentang Baku
Mutu Udara Ambien).
19. Perubahan bentang  Telah dibangun Pengupasan dan  Secara visual telah terlihat adanya  Pada lokasi dengan kondisi lereng Enam bulan sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat dan
alam bangunan pencegah penempatan topsoil bangunan pencegah longsor pada lokasi- curam, dan kondisi batuan yang selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Pertambangan
longsor, terutama pada lokasi yang dianggap rawan longsor. tidak kompak. Operasi Sumatera Selatan, dan Energi Kab.
lereng yang yang dinilai  Penambangan
tidak stabil, baik berupa
 Pengamatan langsung terhadap timbulnya Pada area dijumpainya gejala  Dinas Lahat
gejala longsor di lokasi kegiatan amblasan atau longsoran Pertambangan dan
bangunan beton atau Energi Provinsi
penempatan batuan  Pemakaian patok berskala milimeter (mm)
pada tempat-tempat yang telah ditentukan, Sumatera Selatan
dalam kawat bronjong. dan
 Pengaturan kemiringan dan dikontrol dengan menggunakan
theodolit.  KLHK
lereng yang aman (telah
melakukan perubahan  Adanya perubahan posisi koordinat patok
geometri lereng) lahan yang berubah secara intensif, sehingga
dibuat berundak, atau merubah bentuk geometri lereng.
berubah secara
berangsur, sesuai
dengan kemiringan
lereng yang sudah
ditentukan menurut
aturan teknis yang
berlaku.
20. Peningkatan erosi  Erosi tanah pada areal Pengupasan dan  Pengukuran erosi tanah menggunakan pin Saluran inlet settlng pond, dan aliran Enam bulan sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat,
tanah dan hasil penambangan lebih penempatan topsoil erosi pada saat kegiatan pembukaan lahan. Sungai Puntang yang menerima selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Pekerjaan
sedimen rendah dari erosi yang  Pengukuran erosi tanah menggunakan pin outlet settling pond di bagian hilir (lihat Operasi Sumatera Selatan, Umum
dapat ditoleransikan (< erosi dan atau bak penangkap erosi pada Lampiran A1 Peta RKL-RPL Tahap Penambangan  Dinas
22 ton/ha/tahun); dan lokasi penempatan top soil. Operasi Penambangan ) Pertambangan dan
 Jumlah sedimen yang  Pengamatan visual bentuk dan intensitas Energi Provinsi
terangkut dalam air erosi pada lokasi pembukaan lahan dan Sumatera Selatan
sungai memenuhi baku lokasi penempatan top soil. dan
mutu air kelas I (< 50  Pembuatan sediment trap (kolam  KLHK
mg/L) sesuai PP No. penampung sedimen) baru disekitar lokasi
82/2001 tentang penempatan top soil (tanah timbunan) jika
Pengelolaan Kualitas Air diperlukan sesuai dengan analisa teknis
dan Pengendalian lanjutan
Pencemaran Air
 Pengukuran TSS di anak sungai kili dan
puntang disekitar lokasi penempatan top

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 30 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Jenis Dampak Indikator/ Waktu dan
Sumber Dampak Metode Pengumpulan dan Analisis Data Lokasi Pemantauan Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
yang Timbul Parameter Frekuensi
soil.
21. Penurunan Kesuburan tanah pada Pengupasan dan Pengambilan contoh tanah di lokasi pembukaan Lahan yang akan direklamasi Satu tahun sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat dan
kesuburan tanah lokasi lokasi penambang an penempatan topsoil lahan dan pengupasan top soil untuk analisis selama Tahap  Dinas Pertanian  Dinas Pertanian
dan penempatan top soil sifak fisik, kimia dan biologi tanah. Operasi Kab. Lahat Kab. Lahat
tidak turun signifikan (tidak Penambangan  BLH Provinsi
turun 1 kelas berdasarkan Sumatera Selatan,
Kriteria Kesuburan
Tanah/Puslitanak 1981) dan  Dinas
mampu menumbuhkan Pertambangan dan
tanaman secara optimal. Energi Provinsi
Sumatera Selatan
dan
 KLHK
22. Peningkatan air Koefisien regim sungai <50 Pengupasan dan  Pengukuran debit air pada kegiatan pit Saluran inlet settlng pond, dan aliran Periode musim PT. MIP  BLH Kab. Lahat,  BLH Kab. Lahat,
limpasan sesuai P.61/Menhut-II/2014 penempatan topsoil dewatering. Sungai Puntang yang menerima outlet hujan selama dan dan
permukaan Tentang Monitoring Dan  Pengukuran volume efektif reservoir (settling settling pond di bagian hilir (lihat Tahap Operasi  Dinas Pekerjaan  Dinas Pekerjaan
Evaluasi Pengelolaan pond) untuk menampung air dari sekitar Lampiran A1 Peta RKL-RPL Tahap Penambangan Umum Kab. Lahat Umum Kab. Lahat
Daerah Aliran Sungai lokasi tambang. Operasi Penambangan )  BLH Provinsi
 Pengukuran debit aliran anak Sungai Sumatera Selatan,
Puntang dan Sungai Kili.  Dinas
 Pengukuran debit aliran Sungai Puntang Pertambangan dan
dan Sungai Kili Energi Provinsi
Sumatera Selatan
dan
 KLHK
23. Penurunan kuantitas Penurunan muka air tanah Pengupasan dan  Pematauan muka air tanah (sumur pantau) Area pemukiman penduduk terdekat di Enam bulan sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat,
air tanah pada areal permukiman di penempatan topsoil di areal pertambangan. Desa Kebur dan Telantang (lihat selama Tahap  BLH Provinsi
sekitar lokasi tambang tidak Lampiran A1 Peta RKL-RPL Tahap Operasi
 Dinas Pekerjaan
 Pengukuran muka air tanah di sumur Sumatera Selatan, Umum ,
tidak menyebabkan penduduk sekitar lokasi tambang. Operasi Penambangan) Penambangan  Dinas
keresahan dalam  Wawancara dengan penduduk Pertambangan dan
masyarakat Energi Provinsi
Sumatera Selatan
dan
 KLHK
24. Penurunan kualitas Parameter sesuai dengan Pengupasan dan  Pengambilan contoh dan analisis Hulu dan Hilir Sungai Puntang dan Tiga bulan sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat dan
air permukaan persyaratan baku mutu penempatan topsoil Laboratorium terakreditasi KAN. Sungai Kili (lihat Lampiran A1 Peta selam Tahap  BLH Provinsi  Dinas Pertambangan
menurut Peraturan  Perbandingan antara hasil dengan RKL-RPL Tahap Operasi Operasi Sumatera Selatan, dan Energi Kab
Gubernur Sumatera Selatan persyaratan baku mutu sesuai Peraturan Penambangan)) Penambangan  Dinas Lahat
No. 16/2005 tentang Gubernur Sumatera Selatan No. 16/ 2005 Pertambangan dan
Peruntukan Air dan Baku tentang Peruntukan Air dan Baku Mutu Air Energi Provinsi
Mutu Air Sungai Sungai meliputi parameter pH, TSS, Fe, Mn, Sumatera Selatan
COD, BOD, nitrat, nitrit, minyak dan lemak, dan
plankton, dan benthos.  KLHK

25. Penurunan Keanekaragaman dan Pengupasan dan  Survei dan pengambilan contoh biota air Hulu dan hilir Sungai Puntang serta Enam bulan sekali PT.MIP  BLH Kab. Lahat BLH Kab.Lahat
keanekaragaman keseragaman biota perairan penempatan topsoil plankton dan bentos dianalisis di hulu dan dan hilir Sungai Kili dalam selama Tahap  BLH Provinsi
biota perairan laboratorium. Pengambilan contoh biota IUP PT. MIP (lihat Lampiran A1 Peta Operasi Sumatera Selatan,
perairan dilakukan dengan cara sebagai RKL-RPL Tahap Operasi Penambangan  Dinas
berikut : Penambangan) Pertambangan dan
 Pengumpulan contoh plankton Energi Provinsi
menggunakan jaring plankton (plankton Sumatera Selatan
net). dan
 Pengumpulan contoh benthos  KLHK
menggunakan grab sampler.
 Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif
dan kualitatif.
26. Perubahan persepsi  Intensitas sosialisasi Pengupasan dan  Observasi lapang dengan melibatkan wakil Desa Kebur, Telatang dan Desa Satu tahun sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat;
masyarakat rencana kegiatan penempatan topsoil masyarakat Merapi (Kec. Merapi Barat) dan Desa selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Tenaga Kerja
Gunung Kembang (Kec. Merapi Timur) Operasi

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 31 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Jenis Dampak Indikator/ Waktu dan
Sumber Dampak Metode Pengumpulan dan Analisis Data Lokasi Pemantauan Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
yang Timbul Parameter Frekuensi
operasional tambang  Studi dokumentasi (lihat Lampiran Peta RKL-RPL Tahap Penambangan . Sumatera Selatan,  Dinas Sosial
 Intensitas penanganan air  Survei wawancara pada masyarakat terkena Operasi Penambangan). .  Dinas
permukaan; debu; dan dampak Pertambangan dan
kebisingan  Deskripsi kualitatif Energi Provinsi
 Intensitas keluhan atau Sumatera Selatan
protes terhadap proses dan
lahan penambangan  KLHK
pengupasan dan
penempatan topsoil.
27. Peningkatan kasus Tidak ada peningkatan Pengupasan dan  Pengumpulan data kasus penyakit di Desa Gunung Kembang (lihat Enam bulan sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat dan
penyakit kasus water born disease penempatan topsoil Puskesmas, Polindes atau Poskesdes; Lampiran A1 Peta RKL-RPL Tahap selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Kesehatan
(diare, alergi kulit, gatal- Operasi Penambangan). Operasi
 Wawancara dengan masyarakat;
Penambangan
Sumatera Selatan, Kab.Lahat
gatal), khususnya pada  Dinas
masyarakat Gunung  Pengamatan lapangan; dan
Pertambangan dan
Kembang  Deskripsi dengan melihat tren kasus Energi Provinsi
penyakit yang disajikan dalam grafik. Sumatera Selatan
dan
 KLHK
28. Penurunan kualitas Konsentrasi partikulat Pembongkaran  Pengambilan contoh di lapangan dan analisis Desa Kebur;Desa Telatang;Desa Tiga bulan sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat dan
udara ambien (TSP/debu, PM10, PM2,5 dan batuan/tanah penutup laboratorium Gunung Kembang;Desa Merapi; dan selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Pertambangan
debu jatuh) dan gas (NO2  Perbandingan hasil dengan baku mutu Area pemukiman dan kantor PT. MIP; Operasi Sumatera Selatan, dan Energi Kab.
dan SO2) di lokasi kualitas udara (PP No. 41/1999 dan (lihat Lampiran A1 Peta RKL-RPL Penambangan  Dinas Lahat
pertambangan dan Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No. Tahap Operasi Penambangan) Pertambangan dan
permukiman terdekat di 17/2005 tentang Baku Mutu Udara Ambien Energi Provinsi
sekitarnya memenuhi Baku Sumatera Selatan
Mutu Udara Ambien dan
Nasional (PP RI No.
41/1999 tentang  KLHK
Pengendalian Pencemaran
Udara) dan Peraturan
Gubernur Sumatera Selatan
No. 17/2005 tentang Baku
Mutu Udara Ambien.
29. Perubahan bentang  Telah dibangun Pembongkaran  Secara visual telah terlihat adanya  Pada lokasi dengan kondisi lereng Enam bulan sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat dan
alam bangunan pencegah batuan/tanah penutup bangunan pencegah longsor pada lokasi- curam, dan kondisi batuan yang selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Pertambangan
longsor, terutama pada lokasi yang dianggap rawan longsor. tidak kompak. Operasi Sumatera Selatan, dan Energi Kab.
lereng yang yang dinilai Penambangan,
tidak stabil, baik berupa
 Pengamatan langsung terhadap timbulnya  Pada area dijumpainya gejala
terutama pada
 Dinas Lahat
gejala longsor di lokasi kegiatan namblasan atau longsoran Pertambangan dan
bangunan beton atau musim hujan Energi Provinsi
penempatan batuan  Pemakaian patok berskala milimeter (mm)
pada tempat-tempat yang telah ditentukan, Sumatera Selatan
dalam kawat bronjong. dan
 Pengaturan kemiringan dan dikontrol dengan menggunakan
theodolit.  KLHK
lereng yang aman (telah
melakukan perubahan  Adanya perubahan posisi koordinat patok
geometri lereng) lahan yang berubah secara intensif, sehingga
dibuat berundak, atau merubah bentuk geometri lereng.
berubah secara
berangsur, sesuai
dengan kemiringan
lereng yang sudah
ditentukan menurut
aturan teknis yang
berlaku.
30. Peningkatan air Koefisien regim sungai <50 Pembongkaran  Pengukuran debit air pada kegiatan pit Saluran inlet settlng pond, dan aliran Enam bulan sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat dan
limpasan sesuai P.61/Menhut-II/2014 batuan/tanah penutup dewatering. Sungai Puntang yang menerima outlet selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Pekerjaan
permukaan Tentang Monitoring Dan  Pengukuran volume efektif reservoir (settling settling pond di bagian hilir (lihat Operas Sumatera Selatan, Umum Kab. Lahat
Evaluasi Pengelolaan pond) untuk menampung air dari sekitar Lampiran A1 Peta RKL-RPL Tahap Penambangan  Dinas
Daerah Aliran Sungai lokasi tambang. Operasi Penambangan ) Pertambangan dan
 Pengukuran debit aliran anak Sungai Energi Provinsi
Puntang dan Sungai Kili. Sumatera Selatan

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 32 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Jenis Dampak Indikator/ Waktu dan
Sumber Dampak Metode Pengumpulan dan Analisis Data Lokasi Pemantauan Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
yang Timbul Parameter Frekuensi
 Pengukuran debit aliran Sungai Puntang dan
dan Sungai Kili  KLHK
31. Penurunan kuantitas Penurunan muka air tanah Pembongkaran  Pematauan muka air tanah (sumur pantau) Saluran inlet settlng pond, dan aliran Periode puncak PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat dan
air tanah pada areal permukiman di batuan/tanah penutup di areal pertambangan. Sungai Puntang yang menerima hujan dan puncak  BLH Provinsi  Dinas Pekerjaan
sekitar lokasi tambang tidak  Pengukuran muka air tanah di sumur outlet settling pond di bagian hilir (lihat kemarau selama Sumatera Selatan, Umum Kab. Lahat,
tidak menyebabkan penduduk sekitar lokasi tambang. Lampiran A1 Peta RKL-RPL Tahap Tahap Operasi  Dinas
keresahan dalam  Wawancara dengan penduduk Operasi Penambangan) Penambangan Pertambangan dan
masyarakat Energi Provinsi
 Monitoring alokasi dan sasaran community
development/CSR PT. MIP Sumatera Selatan
dan
 KLHK
32. Penurunan kualitas Parameter sesuai dengan Pembongkaran  Pengambilan contoh air sungai dan Hulu dan Hilir Sungai Puntang dan Tiga bulan sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat dan
air permukaan persyaratan baku mutu batuan/tanah penutup dianalisis di laboratorium terakreditasi KAN. Sungai Kili (lihat Lampiran A1 Peta selam Tahap  BLH Provinsi  Dinas Pertambangan
menurut Peraturan  Perbandingan antara hasil dengan RKL-RPL Tahap Operasi Operasi Sumatera Selatan, dan Energi Kab
Gubernur Sumatera Selatan persyaratan baku mutu sesuai Peraturan Penambangan) Penambangan  Dinas Lahat
No. 16/2005 tentang Gubernur Sumatera Selatan No. 16/2005 Pertambangan dan
Peruntukan Air dan Baku tentang Peruntukan Air dan Baku Mutu Air Energi Provinsi
Mutu Air Sungai Sungai meliputi parameter pH, TSS, Fe, Mn, Sumatera Selatan
COD, BOD, nitrat, nitrit, minyak dan lemak, dan
plankton dan benthos.  KLHK
33. Penurunan Keanekaragaman dan Pembongkaran  Survei dan pengambilan contoh biota air Hulu dan hilir Sungai Puntang serta Enam bulan sekali PT.MIP  BLH Kab. Lahat BLH Kab.Lahat
keanekaragaman keseragaman biota perairan batuan/tanah penutup plankton dan bentos dianalisis di hulu dan dan hilir Sungai Kilidalam IUP selama Tahap  BLH Provinsi
biota perairan laboratorium. Pengambilan contoh biota PT. MIP (Peta terlampir) (lihat Operasi Sumatera Selatan,
perairan dilakukan dengan cara sebagai Lampiran A1 Peta RKL-RPL Tahap Penambangan  Dinas
berikut : Operasi Penambangan) Pertambangan dan
 Pengumpulan contoh plankton Energi Provinsi
menggunakan jaring plankton (plankton Sumatera Selatan
net). dan
 Pengumpulan contoh benthos  KLHK
menggunakan grab sampler.
 Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif
dan kualitatif.
34. Perubahan persepsi  Intensitas sosialisasi Pembongkaran  Observasi lapang dengan melibatkan wakil Desa Kebur, Telatang dan Desa Satu tahun sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat;
masyarakat rencana kegiatan batuan/tanah penutup masyarakat Merapi (Kec. Merapi Barat) dan Desa selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Tenaga Kerja
operasional tambang  Studi dokumentasi Gunung Kembang (Kec. Merapi Operasi Sumatera Selatan,  Dinas Sosial
 Intensitas penanganan air  Survei wawancara pada masyarakat terkena Timur), lihat Lampiran A1 Peta RKL- Penambangan  Dinas
permukaan; debu; dan dampak RPL Tahap Operasi Penambangan Pertambangan dan
kebisingan  Deskripsi kualitatif Energi Provinsi
 Intensitas keluhan atau Sumatera Selatan
protes terhadap proses dan
pembongkaran  KLHK
batuan/tanah penutup.
35. Peningkatan kasus Tidak ada peningkatan Pembongkaran  Pengumpulan data kasus penyakit di Desa Gunung Kembang (lihat Enam bulan selama PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat dan
penyakit kasus water born disease batuan/tanah penutup Puskesmas, Polindes atau Poskesdes; Lampiran A1 Peta RKL-RPL Tahap Tahap Operasi  BLH Provinsi  Dinas Kesehatan
(diare, alergi kulit, gatal- Operasi Penambangan) Penambangan
gatal), khususnya pada
 Wawancara dengan masyarakat; Sumatera Selatan, Kab. Lahat
 Pengamatan lapangan; dan  Dinas
masyarakat Gunung Pertambangan dan
Kembang akibat kegiatan  Deskripsi dengan melihat tren kasus Energi Provinsi
Pembongkaran penyakit yang disajikan dalam grafik. Sumatera Selatan
batuan/tanah penutup dan
 KLHK
36. Penurunan kualitas Konsentrasi partikulat Pemindahan dan  Pengambilan contoh undara ambien dan Lokasi pemantauan dilakukan di area Tiga bulan sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat dan
udara ambien (TSP/debu, PM10, PM2,5 dan penimbunan batuan dianalisis di laboratorium terakreditasi. pemukiman: Desa Kebur; Desa selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Pertambangan
debu jatuh) dan gas (NO2 penutup  Perbandingan hasil dengan baku mutu Telatang; Desa Gunung Kembang; Operasi Sumatera Selatan, dan Energi Kab.
dan SO2) di lokasi kualitas udara (PP No. 41/1999 dan Desa Merapi; dan Area pemukiman Penambanganberla  Dinas Lahat
pertambangan dan Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No. pendududk dan kantor PT. MIP (lihat Pertambangan dan
permukiman terdekat di 17/2005 tentang Baku Mutu Udara Ambien Lampiran A1 Peta RKL-RPL Tahap Energi Provinsi
sekitarnya memenuhi Baku Operasi Penambangan)

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 33 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Jenis Dampak Indikator/ Waktu dan
Sumber Dampak Metode Pengumpulan dan Analisis Data Lokasi Pemantauan Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
yang Timbul Parameter Frekuensi
Mutu Udara Ambien Sumatera Selatan
Nasional (PP RI No. dan
41/1999 tentang  KLHK
Pengendalian Pencemaran
Udara) dan Peraturan
Gubernur Sumatera Selatan
No. 17/2005 tentang Baku
Mutu Udara Ambien.
37. Perubahan bentang  Telah dibangun Pemindahan dan  Secara visual telah terlihat adanya  Pada lokasi dengan kondisi lereng Enam bulan sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat dan
alam bangunan pencegah penimbunan batuan bangunan pencegah longsor pada lokasi- curam, dan kondisi batuan yang selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Pertambangan
longsor, terutama pada penutup lokasi yang dianggap rawan longsor. tidak kompak. Operasi Sumatera Selatan, dan Energi Kab.
lereng yang yang dinilai  Penambangan
tidak stabil, baik berupa
 Pengamatan langsung terhadap timbulnya Pada area dijumpainya gejala
terutama pada
 Dinas Lahat
gejala longsor di lokasi kegiatan amblasan atau longsoran Pertambangan dan
bangunan beton atau musim hujan Energi Provinsi
penempatan batuan  Pemakaian patok berskala milimeter (mm)
pada tempat-tempat yang telah ditentukan, Sumatera Selatan
dalam kawat bronjong. dan
 Pengaturan kemiringan dan dikontrol dengan menggunakan
theodolit.  KLHK
lereng yang aman (telah
melakukan perubahan  Adanya perubahan posisi koordinat patok
geometri lereng) lahan yang berubah secara intensif, sehingga
dibuat berundak, atau merubah bentuk geometri lereng.
berubah secara
berangsur, sesuai
dengan kemiringan
lereng yang sudah
ditentukan menurut
aturan teknis yang
berlaku.
38. Peningkatan erosi  Erosi tanah pada areal Pemindahan dan  Pengukuran erosi tanah menggunakan pin Saluran inlet settlng pond, dan aliran Enam buan sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat dan
tanah dan hasil penambangan lebih penimbunan batuan erosi dan atau bak penangkap erosi pada Sungai Puntang yang menerima selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Pertambangan
sedimen rendah dari erosi yang penutup lokasi penimbunan batuan penutupl. outlet settling pond di bagian hilir (lihat Operasi Sumatera Selatan, dan Energi Kab.
dapat ditoleransikan (<22  Pengamatan visual bentuk dan intensitas Lampiran A1 Peta RKL-RPL Tahap Penambangan  Dinas Lahat
ton/ha/tahun) dan erosi pada lokasi lokasi penempatan batuan Operasi Penambangan). Pertambangan dan
 Jumlah sedimen yang penutup. Energi Provinsi
terangkut dalam air  Pemeliharaan dan atau pembuatan Sumatera Selatan
sungai memenuhi baku sediment trap (kolam penampung sedimen) dan
mutu air kelas I (< 50 baru disekitar lokasi penimbunan batuan  KLHK
mg/L) sesuai PP No. penutup (tanah timbunan) jika diperlukan
82/2001 tentang sesuai dengan analisa teknis lanjutan.
Pngelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian
 Pengukuran TSS di anak Sungai Kili dan
Sungai Puntang di sekitar lokasi
Pencemaran Air
penempatan batuan penutup.
39. Penurunan kualitas Paramete uji sesua Pemindahan dan  Pengambilan contoh air sungai dan Hulu dan Hilir Sungau Puntang dan Setiap bulan PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat dan
air permukaan persyaratan baku mutu Air penimbunan batuan dianalisis di laboratorium terakreditasi KAN. Sungai Kili (lihat Lampiran A1 Peta selama Operasi  BLH Provinsi  Dinas Pertambangan
Kelas II menurut Peraturan penutup  Perbandingan antara hasil dengan RKL-RPL Tahap Operasi Penambangan Sumatera Selatan, dan Energi Kab.
Gubernur Sumatera Selatan persyaratan baku mutu sesuai Peraturan Penambangan ).  Dinas Lahat
No. 16/2005 tentang Gubernur Sumatera Selatan No.16/2005 Pertambangan dan
Peruntukan Air dan Baku tentang Peruntukan Air dan Baku Mutu Air Energi Provinsi
Mutu Air Sungai Sungai meliputi parameter pH, TSS, Fe, Mn, Sumatera Selatan
COD, BOD, nitrat, nitrit, minyak dan lemak, dan
plankton, dan benthos  KLHK
40. Penurunan Keanekaragaman dan Pemindahan dan  Survei dan pengambilan contoh biota air Hulu dan hilir Sungai Puntang serta Enam bulan sekali PT.MIP  BLH Kab. Lahat BLH Kab.Lahat
keanekaragaman keseragaman biota perairan penimbunan batuan plankton dan bentos dianalisis di hulu dan dan hilir Sungai Kili dalam selama Tahap  BLH Provinsi
biota perairan penutup laboratorium. Pengambilan contoh biota IUP PT. MIP (lihat Lampiran A1 Peta Operasi Sumatera Selatan,
perairan dilakukan dengan cara sebagai RKL-RPL Tahap Operasi Penambangan  Dinas
berikut : Penambangan). Pertambangan dan
 Pengumpulan contoh plankton Energi Provinsi
menggunakan jaring plankton (plankton Sumatera Selatan
net). dan
 Pengumpulan contoh benthos

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 34 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Jenis Dampak Indikator/ Waktu dan
Sumber Dampak Metode Pengumpulan dan Analisis Data Lokasi Pemantauan Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
yang Timbul Parameter Frekuensi
menggunakan grab sampler.  KLHK
 Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif
dan kualitatif.
41. Perubahan persepsi  Intensitas sosialisasi Pemindahan dan  Observasi lapang dengan melibatkan wakil Desa Kebur, Telatang dan Desa Satu tahun sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat;
masyarakat rencana kegiatan penimbunan batuan masyarakat Merapi (Kec. Merapi Barat) dan Desa selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Tenaga Kerja
operasional tambang penutup  Studi dokumentasi Gunung Kembang (Kec. Merapi Timur) Operasi Sumatera Selatan,  Dinas Sosial
 Intensitas penanganan  Survei wawancara pada masyarakat terkena (lihat Lampiran A1 Peta RKL-RPL Penambangan  Dinas
air permukaan; debu; dampak Tahap Operasi Penambangan). . Pertambangan dan
dan kebisingan  Deskripsi kualitatif Energi Provinsi
 Intensitas keluhan atau Sumatera Selatan
protes terhadap proses dan
pemindahan dan  KLHK
penimbunan batuan
penutup.
42. Peningkatan kasus Tidak ada peningkatan Pemindahan dan  Pengumpulan data kasus penyakit di Desa Gunung Kembang (lihat Enam bulan sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat dan
penyakit kasus water born disease penimbunan batuan Puskesmas, Polindes atau Poskesdes; Lampiran A1 Peta RKL-RPL Tahap selam Tahap  BLH Provinsi  Dinas Kesehatan
(diare, alergi kulit, gatal- penutup Operasi Penambangan). Operasi
 Wawancara dengan masyarakat;
Penambangan
Sumatera Selatan, Kab. Lahat
gatal), khususnya pada  Dinas
masyarakat Gunung  Pengamatan lapangan; dan
Pertambangan dan
Kembang.  Deskripsi dengan melihat tren kasus Energi Provinsi
penyakit yang disajikan dalam grafik. Sumatera Selatan
dan
 KLHK
43. Perubahan bentang  Telah dibangun Penggalian batubara  Secara visual telah terlihat adanya Pada lokasi dengan kondisi lereng Enam bulan sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat dan
alam bangunan pencegah bangunan pencegah longsor pada lokasi- curam, dan kondisi batuan yang tidak selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Pertambangan
longsor, terutama pada lokasi yang dianggap rawan longsor. kompak. Operasi Sumatera Selatan, dan Energi Kab.
lereng yang yang dinilai Penambangan,
 Pengamatan langsung terhadap timbulnya Pada area dijumpainya gejala  Dinas Lahat
tidak stabil, baik berupa amblasan atau longsoran terutama pada Pertambangan dan
gejala longsor di lokasi kegiatan
bangunan beton atau musim hujan Energi Provinsi
penempatan batuan  Pemakaian patok berskala milimeter (mm)
pada tempat-tempat yang telah ditentukan, Sumatera Selatan
dalam kawat bronjong. dan
 Pengaturan kemiringan dan dikontrol dengan menggunakan
theodolit.  KLHK
lereng yang aman (telah
melakukan perubahan  Adanya perubahan posisi koordinat patok
geometri lereng) lahan yang berubah secara intensif, sehingga
dibuat berundak, atau merubah bentuk geometri lereng.
berubah secara
berangsur, sesuai
dengan kemiringan
lereng yang sudah
ditentukan menurut
aturan teknis yang
berlaku.
44. Penurunan kualitas Parameter uji sesuai Penggalian batubara  Pengambilan contoh air sungai dan Sungai Puntang dan Sungai Kili (lihat Setiap bulan PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat dan
air permukaan persyaratan baku mutu Air dianalisis di laboratorium terakreditasi KAN. Lampiran A1 Peta RKL-RPL Tahap selama Operasi  BLH Provinsi  Dinas Pertambangan
Kelas II menurut Peraturan  Perbandingan antara hasil dengan Operasi Penambangan). Penambangan Sumatera Selatan, dan Energi Kab.
Gubernur Sumatera Selatan persyaratan baku mutu sesuai Peraturan  Dinas Lahat
No. 16/2005 tentang Gubernur Sumatera Selatan No 16/2005 Pertambangan dan
Peruntukan Air dan Baku tentang Peruntukan Air dan Baku Mutu Air Energi Provinsi
Mutu Air Sungai Sungai meliputi parameter pH, TSS, Fe, Mn, Sumatera Selatan
COD, BOD, nitrat, nitrit, minyak dan lemak, dan
plankton, dan benthos  KLHK
45. Penurunan Keanekaragaman dan Penggalian batubara  Survei dan pengambilan contoh biota air Hulu dan hilir Sungai Puntang serta Enam bulan sekali PT.MIP  BLH Kab. Lahat BLH Kab.Lahat
keanekaragaman keseragaman biota perairan plankton dan bentos dianalisis di hulu dan dan hilir Sungai Kilidalam IUP selama Tahap  BLH Provinsi
biota perairan laboratorium. Pengambilan contoh biota PT. MIP (lihat Lampiran Peta RKL- Operasi Sumatera Selatan,
perairan dilakukan dengan cara sebagai RPL Tahap Operasi Penambangan). Penambangan  Dinas
berikut : Pertambangan dan
 Pengumpulan contoh plankton Energi Provinsi
menggunakan jaring plankton (plankton Sumatera Selatan

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 35 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Jenis Dampak Indikator/ Waktu dan
Sumber Dampak Metode Pengumpulan dan Analisis Data Lokasi Pemantauan Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
yang Timbul Parameter Frekuensi
net). dan
 Pengumpulan contoh benthos  KLHK
menggunakan grab sampler.
 Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif
dan kualitatif.
46. Penurunan kualitas Parameter sesuai dengan Pengolahan batubara  Pengambilan contoh air sungai dan dianalisis Hulu dan Hilir Sungau Puntang dan Setiap bulan PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat dan
air permukaan persyaratan baku mutu di laboratorium terakreditasi KAN. Sungai Kili (lihat Lampiran A1 Peta selama Operasi  BLH Provinsi  Dinas Pertambangan
menurut Peraturan  Perbandingan antara hasil dengan RKL-RPL Tahap Operasi Penambangan Sumatera Selatan, dan Energi Kab.
Gubernur Sumatera Selatan persyaratan baku mutu sesuai Peraturan Penambangan).  Dinas Lahat
No. 16/2005 tentang Gubernur Sumatera Selatan No. 16/2005 Pertambangan dan
Peruntukan Air dan Baku tentang Peruntukan Air dan Baku Mutu Air Energi Provinsi
Mutu Air Sungai Sungai meliputi parameter pH, TSS, Fe, Mn, Sumatera Selatan
COD, BOD, nitrat, nitrit, minyak dan lemak, dan
plankton, dan benthos.  KLHK
47. Penurunan Keanekaragaman dan Pengolahan batubara  Survei dan pengambilan contoh biota air Hulu dan hilir Sungai Puntang dan Enam bulan sekali PT.MIP  BLH Kab. Lahat BLH Kab. Lahat
keanekaragaman keseragaman biota perairan plankton dan bentos dianalisis di Sungai Kili (lihat Lampiran A1 Peta selama Tahap  BLH Provinsi
biota perairan laboratorium. Pengambilan contoh biota RKL-RPL Tahap Operasi Operasi Sumatera Selatan,
perairan dilakukan dengan cara sebagai Penambangan)., Penambangan  Dinas
berikut : Pertambangan dan
 Pengumpulan contoh plankton Energi Provinsi
menggunakan jaring plankton (plankton Sumatera Selatan
net). dan
 Pengumpulan contoh benthos  KLHK
menggunakan grab sampler.
 Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif
dan kualitatif.
48. Penurunan kualitas Parameter sesuai dengan Pengelolaan air  Pengambilan contoh air sungai dan dianalisis Hulu dan Hilir Sungau Puntang dan Setiap bulan PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat dan
air permukaan persyaratan baku mutu Air tambang di laboratorium terakreditasi KAN. Sungai Kili (lihat Lampiran A1 Peta selama Operasi  BLH Provinsi  Dinas Pertambangan
Kelas II menurut Peraturan  Perbandingan antara hasil dengan RKL-RPL Tahap Operasi Penambangan Sumatera Selatan, dan Energi Kab.
Gubernur Sumatera Selatan persyaratan baku mutu sesuai Peraturan Penambangan).  Dinas Lahat
No. 16/2005 tentang Gubernur Sumatera Selatan No. 16/2005 Pertambangan dan
Peruntukan Air dan Baku tentang Peruntukan Air dan Baku Mutu Air Energi Provinsi
Mutu Air Sungai Sungai dan sesuai Peraturan Gubernur Sumatera Selatan
Sumatera Selatan No. 8/2012 tentang Baku dan
Mutu Limbah Cair meliputi parameter pH,  KLHK
TSS, Fe, Mn, COD, BOD, nitrat, nitrit, minyak
dan lemak, plankton, dan benthos.
49. Penurunan Keanekaragaman dan Pengelolaan air  Survei dan pengambilan contoh biota air Hulu dan hilir Sungai Puntang dan Enam bulan sekali PT.MIP  BLH Kab. Lahat BLH Kab. Lahat
keanekaragaman keseragaman biota perairan tambang plankton dan bentos dianalisis di Sungai Kili (lihat Lampiran Peta RKL- selama Tahap  BLH Provinsi
biota perairan laboratorium. Pengambilan contoh biota RPL Tahap Operasi Penambangan). Operasi Sumatera Selatan,
perairan dilakukan dengan cara sebagai Penambangan  Dinas
berikut : Pertambangan dan
 Pengumpulan contoh plankton Energi Provinsi
menggunakan jaring plankton (plankton Sumatera Selatan
net). dan
 Pengumpulan contoh benthos  KLHK
menggunakan grab sampler.
 Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif
dan kualitatif.
50. Peningkatan kasus Tidak ada peningkatan Pengelolaan air  Pengumpulan data kasus penyakit di Desa Gunung Kembang (lihat Enam bulan sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat dan
penyakit kasus water born disease tambang Puskesmas, Polindes atau Poskesdes; Lampiran Peta RKL-RPL Tahap selam Tahap  BLH Provinsi  Dinas Kesehatan
(diare, alergi kulit, gatal- Operasi Penambangan ). Operasi
 Wawancara dengan masyarakat;
Penambangan
Sumatera Selatan, Kab. Lahat
gatal), khususnya pada  Dinas
masyarakat Gunung  Pengamatan lapangan; dan
Pertambangan dan
Kembang  Deskripsi dengan melihat tren kasus Energi Provinsi
penyakit yang disajikan dalam grafik. Sumatera Selatan
dan
 KLHK

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 36 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Jenis Dampak Indikator/ Waktu dan
Sumber Dampak Metode Pengumpulan dan Analisis Data Lokasi Pemantauan Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
yang Timbul Parameter Frekuensi
D. TAHAP PASCAOPERASI PENAMBANGAN
1. Penurunan kualitas Konsentrasi partikulat Demobilisasi Alat dan  Pengambilan contoh di lapangan dan Di sekitar jalur demobilisasi alat dan Enam bulan sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat dan
udara ambien (TSP/debu, PM10, PM2,5 dan Bahan analisis laboratorium bahan; Area pemukiman; terdekat selama  BLH Provinsi  Dinas Pertambangan
debu jatuh) dan gas (NO2  Perbandingan hasil dengan baku mutu tapak proyek, diantaranya: Desa Pascaoperasi Sumatera Selatan, dan Energi Kab.
dan SO2) di lokasi kualitas udara (PP No. 41/1999 dan Kebur; Desa Telatang; Desa Gunung Penambangan  Dinas Lahat
pertambangan dan Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No. Kembang; Desa Merapi (lihat perasi. Pertambangan dan
permukiman terdekat di 17/tentang Baku Mutu Udara Ambien;. Lampiran A1 Peta RKL-RPL Tahap Energi Provinsi
sekitarnya memenuhi Baku Pascaoperasi Penambangan ). Sumatera Selatan
Mutu Udara Ambien dan
Nasional (PP RI No.
41/1999 tentang  KLHK
Pengendalian Pencemaran
Udara) dan Peraturan
Gubernur Sumatera Selatan
No. 17/2005 tentang Baku
Mutu Udara Ambien.
2. Perubahan persepsi  Berkurangnya keluhan Pengelolaan fasilitas  Observasi lapang dengan melibatkan wakil Desa Kebur, Telatang dan Desa Sau tahun sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  Bappeda Kab. Lahat
masyarakat masyarakat yang bekas tambang masyarakat Merapi (Kec. Merapi Barat) dan Desa selama Tahap  BLH Provinsi  BLH Kab. Lahat;
terkena dampak,  Studi dokumentasi Gunung Kembang (Kec. Merapi Timur) Pascaoperasi Sumatera Selatan,  Dinas Tenaga Kerja
 Terjalin komunikasi dua  Survei wawancara pada masyarakat terkena (lihat Lampiran A1 Peta RKL-RPL Penambangan .  Dinas
Tahap Pascaoperasi Penambangan).  Dinas Sosial
arah antara pemrakarsa dampak Pertambangan dan
dengan masyarakat; dan  Deskripsi kualitatif Energi Provinsi
 Adanya kesepahaman Sumatera Selatan
antara pemrakarsa, dan
Pemerintah Daerah dan  KLHK
juga masyarakat sekitar
lokasi tambang terkait
penyerahan fasilitas
bekas tambang yang
tidak dibongkar - guna
keberlanjutan fungsi dan
manfaat dari fasilitas eks
tambang
3. Peningkatan Parameter sesuai dengan Reklamasi  Pengambilan contoh dan analisis Hulu dan Hilir Sungau Puntang dan Setiap bulan PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat dan
kualitas air persyaratan baku mutu Air Laboratorium terakreditasi KAN. Sungai Kili (lihat Lampiran A1 Peta selama Operasi  BLH Provinsi  Dinas Pertambangan
permukaan Kelas II menurut Peraturan  Perbandingan antara hasil dengan RKL-RPL Tahap Pascaoperasi Penambangan Sumatera Selatan, dan Energi Kab.
Gubernur Sumatera Selatan persyaratan baku mutu sesuai Peraturan Penambangan )  Dinas Lahat
No. 16/2005 tentang Gubernur Sumatera Selatan No. 16/2005 Pertambangan dan
Peruntukan Air dan Baku tentang Peruntukan Air dan Baku Mutu Air Energi Provinsi
Mutu Air Sungai Sungai meliputi parameter pH, TSS, Fe, Mn, Sumatera Selatan
COD, BOD, nitrat, nitrit, minyak dan lemak, dan
plankton, dan benthos.  KLHK
4. Pemulihan Jumlah dan jenis flora darat Reklamasi Metoda pengambilan data dengan pengamatan Tapak proyek (lihat Lampiran Peta Enam bulan sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat dan
keanekaragaman secara langsung dilapangan. Pengamatan RKL-RPL Tahap Operasi selama kegiatan  BLH Provinsi  Dinas Pertambangan
flora menggunakan metode jalur berpetak (kuadrat) Penambangan ). reklamasi Sumatera Selatan, dan Energi Kab.
untuk strata pohon, tiang, pancang, dan semai.  Dinas Lahat
Selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif. Pertambangan dan
Energi Provinsi
Sumatera Selatan
dan
 KLHK
5. Pemulihan Jumlah dan jenis fauna Reklamasi Metoda pengambilan data dengan pengamatan Tapak proyek (lihat Lampiran A1 Enam bulan sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat dan
keanekaragaman darat secara langsung dilapangan. Kegiatan Peta RKL-RPL Tahap Operasi selama kegiatan  BLH Provinsi  Dinas Pertambangan
fauna inventarisasi jenis-jenis fauna dilakukan dengan Penambangan). reklamasi Sumatera Selatan, dan Energi Kab.
cara pengamatan langsung Visual Encounter  Dinas Lahat
Survey (VES) dan menggunakan metode Pertambangan dan
penjelajahan jalur dan metode Index Point of Energi Provinsi
Abundance (IPA) termodifikasi selanjutnya Sumatera Selatan
dianalisis secara deskriptif kualitatif. dan

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 37 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Jenis Dampak Indikator/ Waktu dan
Sumber Dampak Metode Pengumpulan dan Analisis Data Lokasi Pemantauan Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
yang Timbul Parameter Frekuensi
 KLHK
6. Perubahan persepsi Berkurangnya keluhan Reklamasi  Observasi lapang dengan melibatkan wakil Desa Kebur, Telatang dan Desa Satu tahun sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  Bappeda Kab. Lahat
masyarakat masyarakat yang terkena masyarakat Merapi (Kec. Merapi Barat) dan Desa selama 3-5 tahun  BLH Provinsi  BLH Kab. Lahat;
dampak  Studi dokumentasi Gunung Kembang (Kec. Merapi tahun Tahap Sumatera Selatan,  Dinas Tenaga Kerja
 Survei wawancara pada masyarakat terkena Timur), lihat Lampiran A1 Peta RKL- Pascaoperasi  Dinas
Penambangan .  Dinas Sosial
dampak RPL Tahap Pascaoperasi Pertambangan dan
Penambangan. Energi Provinsi
 Deskripsi kualitatif
Sumatera Selatan
dan
 KLHK
7. Perubahan Fasilitasi dan penyelesaian Pelepasan/Pemutusan  Observasi lapang dengan melibatkan wakil Desa Kebur, Telatang dan Desa Satu tahun sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat;
kesempatan kerja hak-hak bagi sekitar 239 hubungan kerja masyarakat Merapi (Kec. Merapi Barat) dan Desa selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Tenaga Kerja
orang pekerja (pemberian  Studi dokumentasi Gunung Kembang (Kec. Merapi Timur) Pascaoperasi Sumatera Selatan,  Dinas Sosial
kompensasi/  Survei wawancara pada masyarakat terkena (lihat Lampiran A1 Peta RKL-RPL Penambangan .  Dinas
pesangon,asuransi/ dampak Tahap Pascaoperasi Penambangan . Pertambangan dan
jamsostek, dan lainnya) Energi Provinsi
sesuai dengan peraturan  Deskripsi kualitatif
Sumatera Selatan
yang berlaku. dan
 KLHK
8. Perubahan Terbangunnya Pelepasan/Pemutusan  Observasi lapang dengan melibatkan wakil Desa Kebur, Telatang dan Desa Satu tahun sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat;
kesempatan kesepahaman terkait hubungan kerja masyarakat Merapi (Kec. Merapi Barat) dan Desa selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Tenaga Kerja
berusaha berakhirnya operasional  Studi dokumentasi Gunung Kembang (Kec. Merapi Timur) Pascaoperasi Sumatera Selatan,  Dinas Sosial
perusahaan terhadap para  Survei wawancara pada masyarakat terkena (lihat Lampiran A1 Peta RKL-RPL Penambangan  Dinas
pekerja termasuk sekitar dampak dan wawancara Tahap Pascaoperasi Penambangan) Pertambangan dan
150 orang (± 50 orang, Energi Provinsi
dampak dari kegiatan  Deskripsi kualitatif
Sumatera Selatan
pembebasan lahan; ± 100 dan
orang, dampak dari
penerimaan tenaga kerja  KLHK
pada tahap operasi), yang
telah memanfaatkan
peluang berusaha.
9. Perubahan tingkat Keberlanjutan program CSR Pelepasan/Pemutusan  Observasi lapang dengan melibatkan wakil Desa Kebur, Telatang dan Desa Satu tahun sekali PT. MIP  BLH Kab. Lahat  BLH Kab. Lahat;
pendapatan dengan dengan salah satu hubungan kerja masyarakat Merapi (Kec. Merapi Barat) dan Desa selama Tahap  BLH Provinsi  Dinas Tenaga Kerja
kegiatanya adalah  Studi dokumentasi Gunung Kembang (Kec. Merapi Timur) Pascaoperasi Sumatera Selatan,  Dinas Sosial
pembinaan keterampilan  Survei wawancara pada masyarakat terkena (lihat Lampiran A1 Peta RKL-RPL Penambangan .  Dinas
usaha seperti home industri dampak Tahap Pascaoperasi Penambangan . Pertambangan dan
atau tehnik budidaya Energi Provinsi
pertanian khususnya karet  Deskripsi kualitatif
Sumatera Selatan
bagi eks karyawan dan dan
masyarakat.
 KLHK

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 38 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
3.0 JUMLAH DAN JENIS IZIN PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP YANG
DIBUTUHKAN
Jumlah dan jenis izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (Izin PPLH) yang dibutuhkan
berdasarkan rencana pengelolaan lingkungan hidup untuk kegiatan Peningkatan Kapasitas
Penambangan Batubara PT. Mustika Indah Permai Sampai Dengan 10 Juta Ton/Tahun di
Kecamatan Merapi Barat Dan Merapi Timur Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan, antara lain:

1. Izin Penggunaan/Pemanfaatan Sumberdaya Air dari Dinas Penekrjaan Umum, Kabupaten


Lahat. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18/PRT/M/2009 tentang
Pedoman Pengalihan Alur Sungai dan/atau Pemanfaatan Ruas Bekas Sungai, maka PT. MIP
wajib mendapatkan izin tersebut terkait dengan rencana penataan Sungai Puntang dan
Sungai Kili;

2. Izin Penyimpanan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari Bupati
Kabupaten Lahat. PT. MIP harus mendapatkan izin tersebut karena limbah B3 (seperti
pelumas bekas, limbah klinik, kain majun dan lainnya) akan disimpan untuk sementara waktu
hingga diangkut oleh pihak ketiga.

3. Izin Pembuangan Air Limbah (IBAL) dari Bupati Kabupaten Lahat. PT. MIP harus
memperoleh izin tersebut sehubungan dengan pembuangan air dari settling ke badan air
Sungai Puntang.

4.0 PERNYATAAN KOMITMEN PELAKSANAAN RKL-RPL


Sebagai bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan hidup, PT. MIP mempunyai komitmen dalam
menjalankan kegiatan operasi tambangnya berwawasan lingkungan. Oleh karena itu, PT. MIP akan
melaksanakan semua rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang tertuang dalam
dokumen ini. Pernyataan komitmen pelaksanaan RKL-RPL selanjutnya dicantumkan pada
Lampiran A2.

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 39 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2005. Bahan-bahan Berbahaya dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Manusia (buku
1-3), Departemen Kesehatan RI, Ditjen PPM dan PL. Jakarta

Anonymou., 2005. Parameter Pencemar Udara dan Dampaknya Terhadap Kesehatan, Departemen
Kesehatan RI. Jakarta

Anonymous. 2010. Pedoman Aspek Kesehatan Masyarakat Dalam Amdal, Direktorat Penyehatan
Lingkungan, Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan
RI. Jakarta

Arsyad S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Edisi ke 2, IPB Press. Bogor.

Badan Standarisasi Nasional. 2010. Klasifikasi Penutup Lahan. SNI 7645. Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional. 2011. SNI 6597: Uji Statik Pengidentifikasian Sumber Air Asam
Tambang. Jakarta.

Cooper, C. D and F.C. Alley, 1986, Air Pollutin Control: A Design Approach, PWS Publisher, Boston,
Massachusetts 02116.

Deputi Tata Lingkungan-Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2007. Kualitas Udara. Jakarta.
Danish International Development Agency (DANIDA).

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan.
Penerbit Kanisisus. Yogyakarta.

Emrich, A., Benno, P., Cornellia, S. 2000. Relevansi Pengelolaan Hutan Sekunder Dalam Kebijakan
Pembangunan. Deutsche Gesellschaft für. Eschborn.

Fidiarini, R. Hindra. 2012. Acid Mine Drainage Report PT. Mustika Indah Permai. Geology
Department. Jakarta.

Heyer WR, Donnelly MA, McDiarmid RV, Hayek LA, Foster MS. (eds). 1994. Measuring and
Monitoring Biological Diversity. Standard Methods for Amphibians. Smithsonian Institution Press,
Washington DC.

Hinds, W.C, 1982. Aerosol Technology: Properties, Behavior and Measurement of Airborne Particles,
John Wiley dan Sons, Inc.,New York.

Magurran, A.E. 1988. Ecological Diversity and Its Measurement. Princeton University Press. New
Jersey.

PT. MIP. 2015. Laporan Studi Kelayakan PT. Mustika Indah Permai, Kabupaten Lahat, Provinsi
Sumatera Selatan. Jakarta.

PT. MIP, 2008. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup Penambangan Batubara PT. Mustika
Indah Permai, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan (KA-ANDAL, ANDAL, RKL-RPL).

Soegianto, A. 1994. Ekologi Kuantitatif: Metode Analisa Populasi dan Komunitas. Usaha Nasional.
Surabaya.

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 40 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
Schwab, G. E., R. K. Frevert, T. W. Edminster, and K. K. Barnes. 1996. Soil and Water
Conservation Engineering. 3rd ed. John Willey dan Sons. New York. 525p.

Stirn, J, 1981. Manual Methods in Aquatic Environment Research. Part 8 Rome: Ecological
Assesment of Pollution Effect, FAO.

Sucipto, C. D., dan Asmadi.,2011. Aspek Kesehatan Masyarakat Dalam Amdal. Yogyakarta: Gosyen.

US-EPA, 2002. Emission factor for Unpaved Road.

Whitehaven Coal Mining. 2009. Water Management Plan. Whitehaven Coal Mining Pty Ltd.Gunnedah

Wischmeier, W.H., and D.D. Smith. 1978. Predicting Reinfall Erosion Losses – A Guide to
Conservation Planning. USDA Agric. New York.

RKL-RPL Peningkatan Kapasitas 41 PT. Mustika Indah Permai


Penambangan Batubara
LAMPIRAN
Lampiran A1

Peta RKL-RPL Tahap Pra-


Konstruksi, Konstruksi,
Operasi Penambangan
dan Pascaoperasi
Penambangan
Lampiran A2

Surat Pernyataan Komitmen


Pelaksanaan Rencana Pengelolan
dan Pemantauan Lingkungan
Hidup

Anda mungkin juga menyukai