BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
2. DASAR HUKUM
Sesuai dengan PERMEN No. 11 Tahun 2006 tentang Jenis Usaha dan Kegiatan yang
wajib dilengkapi dengan dokumen AMDAL, kegiatan pembangunan Stasiun Pengisian
dan Pendistribusian Bulk Elpiji atau SPPBE Desa Watualang Kecamatan Ngawi tidak
wajib dilengkapi dengan dokumen AMDAL, dan cukup hanya dilengkapi dengan UKL –
UPL. Untuk hal tersebut kegiatan pembangunan Stasiun Pengisian dan Pendistribusian
Bulk Elpiji atau SPPBE Desa Watualang Kecamatan Ngawi sesuai dengan peraturan
yang berlaku harus melengkapi dokumen UKL – UPL sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Sebagai tahap awal sesuai Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.
86 Tahun 2002 tentang Pedoman Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup, maka akan dilakukan penyusunan UKL – UPL.
1. Undang-undang.
1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 5/1990 tentang Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistem.
2. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 23/1992 tentang Kesehatan.
2. Peraturan Pemerintah.
3. Peraturan Pemerintah No. 82/2001 Tentang Pengolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air.
3. Peraturan Presiden
1. IDENTITAS PERUSAHAAN
2. Alamat Perusahaan : Jl. Raya Ngawi Solo, Desa Watualang, Kec. Ngawi, Kab.
Ngawi
4. Jabatan : DIREKTUR
5. Lokasi Usaha : Jl. Raya Ngawi Solo, Desa Watualang, Kec. Ngawi, Kab.
Ngawi
PT. SUMINAR MITRAGA SELARAS terletak di Jl. Raya Ngawi Solo, Desa Watualang,
Kec. Ngawi, Kab, Ngawi dengan batas-batas kegiatan sebagai berikut :
Tujuan upaya pengelolaan dan upaya pemantauan lingkungan SPBE PT. Suminar
Mitragas Selaras antara lain :
1. Bagi Pemrakarsa
2. Bagi Pemerintah
3. Bagi Masyarakat
BAB II
1. DATA UMUM
1. data pemrakarsa
c. Alamat Lokasi : Jl. Raya Ngawi Solo, Desa Watualang, Kec. Ngawi, Kab. Ngawi
1.2. Nama Rencana Usaha : Pembangunan Stasiun pengisian Bulk Elpiji (SPBE)
/ kegiatan
Desa : Watualang
Kecamatan : Ngawi
Kabupaten : Ngawi
Status lahan yang digunakan untuk kegiatan rencana pembangunan SPBE adalah Hak
Guna Bangunan hal tersebut atas nama Ir. Budi Sulistyono
Rencana sumber pendanaan usaha dan kegiatan berasal dari Non PMA-PMDN
Jenis kegiatan yang direncanakan adalah Pembangunan Stasiun Pengisian Bulk Elpiji
khusus untuk tabung elpiji kapasitas 3 kg
rencana lahan yang dimanfaatkan adalah seluas 5.150 m Dari luas lahan tersebut
dimanfaatkan untuk pembangunan SBPE beserta bangunan pendukungnya seluas
1000m. Sedangkan sisanya Akan dimanfaatkan sebagai lahan terbuka untuk jalan
lingkungan paving blok, areal parkir, taman/;ansekap, SPAH dan saluran air hujan
(drainase).
Kantor SPBE
4. Struktur Bangunan dan Bahan-bahan Instalasi Pendukung
Sedangkan bahan-bahan dari instalasi dan bangunan fasilitas penunjang SPBE ini
mengacu pada standar dari PT Pertamina antara lain :
- Flange : A-105
- Copling : A-105
- Socket : A-105
- Unions : A-105
5. Instrumentasi
6. Bangunan Pengisian
- Pondasi : Batu kali
- Base plate & baut angkur : A-36 & HTB atau setara
- Atap : Zincallume
- Atap : Zincallume
- Lampu : Standar
Atap : Zincallume
Lampu : Standar
8. Pos jaga
Tiang kolom
Portal baja rangkap atap : A-36 / SS-41 atau setara
Atap : Zincallume
Base plate dan baut angkur : A-36 & HTB atau setara
Tiang kolom
Portal baja rangkap atap : A-36 / SS-41 atau setara
Atap : Zincallume
b. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi yang dihasilakan 12000 kg/hari dan produk yang dihasil 11.700
kg/hari.
c. Proses Produksi
Untuk proses produksi saat operasional nanti meliputi pengisian gas oleh distributor
gas elpiji PT. Pertamina dari Cilacap melalui mobil tangki, gas elpiji tersebut
dimasukkan ke dalam tangki-tangki timbun tempat penampungan gas di SPBE
tersebut. Sedangkan untuk pelayanan pengisian gas elpiji ketabung-tabung gas elpiji
di dalam tangki timbun tersebut dipompa ke esin pengisi gas{ mesin kovosel }
dengan dilengkapi pompa sebanyak 18 bauh.
Keterangan
1. Tabung-tabung gas kosong ditempatkan pada lokasi terpisah {area nomor 10}
2. Dinaikkan ke rel jalur pengisian tabung.(1)
3. Tabung-tabung kosong tersebut diberi kode terlebih dahulu (2)
4. Pengisian gas elpiji di mesin pengisian tabung ada 18 mesin pengisi tabung(3)
5. Tabung-tabung yang telah terisi gas tersebut dicek ukurannya(4)
6. Selanjutnya ditimbang berat tabung beserta gas tersebut (5)
7. Tabung-tabung gas tesebut dites ada kebocoran atau tidak (6)
8. Apabila ada tabung gas yang tidak lolos dalam pengecekan,berat dan ada kebocoran
segera dipisahkan dan ditempatkan pada rak-rak (7)
9. Pemberian tutup pada tabung gas (8)
10. Pemberian seal pada tabung gas (9)
11. Proses pengisian gas sudah selesai dan tabung-tabung gas yang telah terisi
ditempatkan area tersendiri(11)
12. Selanjutnya tabung-tabung gas siap diangkutke dal truk dan didistribusikan.
Saluran pembuangan air hujan berupa saluran terbuka dan sebagian salura
tersebut diatasnya akan ditutup dengan jeruji besi (plat beton) agar terlihat dan
mudah terkontrol kebersihannya serta saluran akan diarahkan ke sebelah barat
dan timur berhubungan dengan SPAH dan luapan langsung masuk ke saliran
irigasi di sisi timur dan barat lokasi SPBE.
3. Sumur Peresapan Air Hujan (SPAH)
Sumur peresapan Air Hujan akan dibangun di sudut bangunan serta halaman
maupun tempat parker. Mengacu pada ketentuan tiap 60 m persegi luasan tanh
yang tertutup oleh bangunan maupun paving conblock harus ada 1 bah sumur
resapan dengan kapasitas 1,5 m prsegi,maka dengan luas bangunan dan
pengerasan seluas 5677 m persegi,maka akan dibangun dengan sumur sejumlah
47 buah dengan kapasitas 3 meter persegi. Setiap SPAH terbuar dari buis beton
berdiameter 80 cm dan tebal 20 cm serta ditutup plate beton tebal 12 cm dengan
dasar sumur dilengkapi dengan media penyaring yang terdiri dari
ijuk,kerikil,dan pasir. Specifikasi Sumur Peresapan Air Hujan (SPAH) yang
dibangun adalah sebagai berikut:
Disetiap sumur peresapan air hujan dilengkapi dengan saluran outlet yang saling
terhubung ke saluran air hujan( drainase). Hal tersebut dimaksudkan jika terjadi
overflow/luapan dari dalam SPAH,maka air hujan dapat tetap mengali menuju
saluran air hujan sehingga air tidak menggenangi halaman / area parker.
4. Tata Lansekap
Tata ruang terbuka akan dibuatkan di sebelah utara ,selatan dan barat dari okasi
SPBE ini. Penataan ruang ini mengacu pada:
1. Septictank
Septictank akan dibangun untuk menampung dan mengolah buangan air dari
kamar mandi/toilet. Rencana pembuatan septictank dibuat 4 buah septictank
dengan criteria dapat enampung pembuangan dari kamar mandi/toilet,
septictank tersebut direncanakan dengan dimensi 2m x 2m x 1m selanjutnya
dilengkapi dengan 1 buah peresapan untuk menampung luapan air dari
septictank. Peresapan tersebut dibuat dengan menggunakan buis betin
berdiameter 8 cm dan kedalaman 3,00 meter serta dilengkapi dengan bak
control (Mainhole).
Untuk melihat lebih jelas tentang sistm pengelolaan air buangan SPBE ini
dapat dilihat pada skema berikut ini.
1. Kebutuhan air untuk kegiatan karyawan dan pengunjung( kamar mandi/WC dan
mushola)
Kebersihan dan estetika SPBE akan dikelola agar lingkungan SPBE tetap terjaga
kebersihannya. Sistem pengelolaan sampah direncanakan akan menerapkan pola
komunal langsung yaitu pengelolaan di dalam ruangan dilakukan dengan
pengumpulan sementara di dalam bin/wadah sampah dengan jumlah 7 yang akan
ditempatkan di tiap ruangan. Untuk pengelolaan di luar ruangan, akan
ditempatkan bin/wadah sampah 2 buah yaitu bak sampah kering dan hasah di titik
halaman yang strategis dan mudah dijangkau. Frekuensi pengumpulan sampah
dilakukan setiap 1 hari sekali. Seluruh sampah yang berasal dari dalam lantai
maupun dari luar lantai/halaman selanjutnya akan ditampung sementara di dalam
Tempat Penampungan Sampah Sementara{ TPS } yang ditempatkan di sebelah
depan SPBE.
Rencana penggunaan energy listrik SPBE adalah menggunakan eneri listrik dari
untuk SPBE adalah menggunakan energi listrik yang bersumber dari PT. PLN
{Persero } dan Genset sebanyak 1 ( satu) unit. Untuk energy listrik dari PT.PLN
( Persero ) dengan kapasitas 82.5 KVA akan digunakan rutin setiap hari,
sedangkan Genset akan digunakan sebagai cadangan jika terjadi pemadaman
listrik dari PT. PLN ( Persero ).
Listrik 250 A
Genset 125 A
Pemadam kebakaran
( Unit)
1 2 3
Untuk menjaga keamanan lingkungan apabila terjadi kecelakaan kerja sarana yang tersedia
(alat pemadam kebakaran) :
Uraian secaa inci tentang kegiatan-kegiatan di atas akan dijelaskan pada uraian berikut
ini:
b. Kegiatan Sosialisasi
Tukang cat
Tukang batu
Tukang kayu
Tenaga pembantu
Sopir
penjaga
Site manager
Pelaksana
Logistik
Mandor
Tukang besi
Yaitu penyiapan tanah untuk kegiatan SPBE,dari lahan yang tadinya berupa
persawahan dikeringkan dan diurug sehingga rata dengan permukaan jalan di
depan lokasi kegiatan.
4. Pembangunan Konstruksi
Tahap operasional dalm hal ini merupakan operasional SPBE. Kegiatan saat
operasioanl meliputi:
Direksi Strata 1 1
Bagian operasional -
-Sie logistic D3 1
-Kendaraan SMK 2
-Adm penjualan
-Kasir SMEA 1
-sekuriti/satpam SMA,SMP,SD 10
3. Kegiatan Produksi
Kegiatan produksi SPBE ini ber operasi selama 8 jam namun juga ada
penjagaan selam 24 jam. Kapasitas produksi yaitu 12000 kg /hari dan produk
yang dihasilkan 11.700 kg/hari. Proses pengisian gas sudah dijelaskan pada
uraian di sebelumnya,sehingga untuk proses pengisian elpiji mengikuti
prosedur sesuai standarisasi dari PT. Prtamina.
Pengisian
botol
12 Kg Gas Truk
50 Kg Gas Truk
6 Kg Gas Truk
3 Kg Gas Truk
Pengisian Skid
4 4 Gas Truk
Tank
Bahan - - - - - -
penolong
Karena SPBE merupakan tempat pengisian bulk elpiji, maka akan terjadi
mobilisasi truk pengangkut tabung yang keluar masuk. Sedangkan untuk
parker kendaraan bermotor roda empat dan roda dua disediakan di bagian
depan. Untuk tempat bongkar muat tabung gas berada disebelah dalam lokasi
SPBE. Upaya pengaturan kendaraan akan dilakukan semaksimal mungkin
agar dapat mencukupi kebutuhan parkir bagi para karyawan dan pembeli
(sopir truk angkut) .Areal parkir yang tersedia akan dipisahkan antara
kendaraan roda dua dan roda empat, sehingga upaya tersebut dapat
meminimalisasi terjadinya bangkitan parkir yang tersedia maka akan dapat
mengurangi kapsitas jalandan menimbulkan dampak gangguan kelancaran
lalulintas dan keselamatan pengguna jalan.
Luas parker kendaraan yang akan disediakan adalah 427 m, maka kebutuhan
areal parker kendaraan diharapkan telah cukup untuk menampung kendaraan
karyawan ataupun truk pengangkut yang masuk ke SPBE. Untuk pengaturan
sirkulasi kendaraan yang keluar masuk,akan dibantu satpam.
Mesin Produksi
Kompresor LPG 2 Motor listrik 15 Baik Bising
Tanki timbun hp
Unloading direct valve 2
Corcen LPG
LPG sihi Pump 1
LPG Sihi Pump
Carosel 12 kg 1
Evacuation pum 25 kw
Check scale 200 kg 2
Check scale 150 kg 22 hp
Chain conveyor 1
Chain conveyor 30 hp
LPG Filling Machine 50 1
kg -
System perpipaan 1
-
2
-
2
-
1
4,5 hp
2
3 hp
2
-
Las &
ikat -
Fasilitas Pengamanan
Dcp
10
pompa pemadam
4
pompa summersibel
kolam air pemadam 2
bel tanda bahaya
1
1 45 kw @ 2o kw
1 150 tabung/jam
1 150tabung/jam
6. Operasional Genset
penggunaan genset akan dioperasikan khusus pada saat aliran listrik dari PLN
padam. Agar pengoperasian dan pemeliaharaan dapat lebih optimal maka
genset dibuatkan ruang tersendiri dan kedap suara yang rencana akan
diletakkan di sebelah samping utara dan jauh dari aktifita karyawan.
Pertimbangan tersebut diambil agar tidak mengganggu aktifitas karyawan
maupun lokasi sekitar pada saat dioperasikan.
PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN YANG
DILAKUKAN
1 2 3
Limbah cair yang dihasilkan Pembuatan tanki septic dan Adanya sumur
berasal dari kamar mandi/WC sumur resapan resapan
dan ceceran minyakpelumas Adanya tanki septic
BAB III
1. INFORMASI LINGKUNGAN
1. Iklim
Kabupaten Ngawi adalah daerah dengan iklim tropis dengan sebagian besar
merupakan dataran rendah yaitu sebesar 95% dari luas wilayah dan sisanya
merupakan dataran tinggi dengan ketinggian ± 2.000 mdpl.
2. Kecepatan angin
Wilayah Kabupaten Ngawi yang sebagian besar dataran rendah maka kecepatan
angin tergolong cukup rendah dan tidak berpengaruh terhadap aktifitas warga.
3. Curah hujan
Curah hujan di Kabupaten Ngawi cukup tinggi di beberapa daerah yaitu Sine,
Ngrambe, Jogorogo, dan Kendal, namun untuk sebagian besar wilayah
Kabupaten Ngawi curah hujan tergolong sedang.
4. Kualitas udara
5. Fisiografi
Dilihat dari kondisi fisik Kabupaten Ngawi sebagian besar merupakan dataran
rendah dengan permukaan tanah termasuk sangat datar dengan klasifikasi
kemiringan 0% - 2%, namun perkembangan saat ini mulai banyak lahan yang
terbentuk karena aktifitas manusia yaitu bangunan pabrik, toko dan pasar,
perumahan dan kantor, perkerasan aspal jalan, saluran dan lain-lain.
Kemiringan tanah dan tektur tanah yang ada di Wilayah Kabupaten Ngawi cukup
baik dalam rangka penyediaan air bagi masyarakat dan dengan didukung
beberapa sungai atau kali yang melintasi wilayah Kabupaten Ngawi untuk
kebutuhan pertanian.
2. Komponen Biologi
1. Flora
Flora yang ada disekitar perusahaan PT. Suminar Mitragas Selaras antara lain:
Mangga
Karsen
Nahoni
Serut
Trembesi Lamtoro
2. Fauna
Burung gereja
Burung kutilang
Burung perkutut
Burung emprit
Burung trocok
Burung Derkuku
1. Geografis
2. Kependudukan
Data penduduk Kecamatan Ngawi
3. Interaksi Sosial
4. Persepsi Masyarakat
2. Kondisi perumahan
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi pengguna kebutuhan rumah tangga
maka penduduk rata-rata desa Watualang menggunakan air sumur dangkal.
Jalan Raya Ngawi – Solo Desa Watualang merupakan salah satu jalan kolector
primer yang cukup ramai karena mempunyai jalan akses menuju kearah kota Solo
dengan 2 arah yang menuju ke kota Solo maupun yang meninggalkan kota Solo dan
dilewati oleh mobil penumpang umum, truk, bus, penumpang pribadi dan sepeda
motor.
Tahap Operasional
Mobilitas tenaga kerja menimbulkan dampak terhadap
Terjadinya kerusakan jalan karena berat kendaraan yang membawa tabung LPG
Penurunan kualitas udara disebabkan oleh adanya bau gas hidrokarbon dan gas buang
kendaraan bongkar muat tabung LPG.
Peningkatan kebisingan pada areal filling hall disebabkan karena suara tabung dari
proses kegiatan bongkar muat tabung kosong dan tabung isi.
Peningkatan polusi udara terjadi di areal filling hall dengan adanya bau gas pada saat
pengisian
Peningkatan kebisingan terjadi di areal filling hall dan bongkar muat tabung LPG.
BAB IV
Setiap adanya kegiatan rencana pembangunan di suatu wilayah, maka akan muncul
dampak-dampak yang ditimbulkan, baik dampak positif maupun dampak negative.
Identifikasi terhadap jenis dampak yang akan terjadi dimaksudkan untuk menelaah
kemungkinan adanya perubahan lingkungan sebagai akibat adanya kegiatan proyek, baik
kegiatan pada tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, maupun tahap operasi.
Identifikasi dampak positif antara lain akan timbulnya kebutuhan tenaga kerja, kebutuhan
material yang memungkinkan bertambahnya kegiatan perekonomian di sekitar lokasi. Sektor
jasa/perdagangan akan bertambah pada tahap operasi. Sedangkan dampak negatifnya antara
lain diuraikan di bawah ini:
4.1. TAHAP PRA KONSTRUKSI
Yaitu kegiatan pembebasan lahan oleh pemrakarsa terhadap pemilik tanah. Lahan
diukur sesua batas-batas yang ditentukan sesuai dengan ksepakatan antara pemrakarsa
dengan pemilik lahan. Dilakukannya pengukuran tersebut dimaksudkan agar
perencanaan desai sesuai yang direncanakan. Saat kegiatan ini dilaksanakan
diperkirakan dapat memunculkan keresahan masyarakat sekitar, karena kekhawatiran
perluasan/kehilangan lahan oleh pemilik tanah dari kegiatan ukur ulang, yang akan
digunakan sebagai lokasi Rencana Pembangunan SPBE PT. Suminar Mitragas Selaras
1. Jenis Dampak
2. Besaran dampak
Besaran dampak yaitu banyaknya masyarakat sekitar yang resah dengan adanya
rencana pembangunan SPBE PT. Suminar Mitragas Selaras
Tolok ukur dampak yaitu intensitas keluhan dan munculnya pembicaraan kurang
baik di kalangan masyarakat sekitar.
Kegiatan ini sebagai tindak lanjut setelah dilakukannya pengukuran lahan. Kegiatan
sosialisasi yang dimaksud adalah mempersiapkan pengenalan dan memasyarakatkan
rencana usaha tersebut. Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa di lokasi
tersebut akan didirikan SPBE PT. Suminar Mitragas Selaras. Lahan yang digunakan
untuk pembangunan seluas 7.919 m yang lokasinya secara adminis trative terletak di,
Desa Watualang, Kecamatan Ngawi , Kabupaten Ngawi.
Persepsi positif masyarakat sekitar saat kegiatan ini berlangsung diperkirakan dapat
muncul, karena masyarakat telah mendapatkan kepastian dan informasi yang jelas/rinci
tentang rencana kegiatan yang akan dilaksanakan, salah satunya melalui acara
sosialisasi yang telah dilaksanakan. Namun ada pula persepsi yang kurang baik yang
muncul dari masyarakat sekitar.
1. Jenis Dampak
Terjadinya persepsi yang kurang baik dan hubungan yang kurang harmonis antara
masyarakat sekitar dengan pemrakarsa.
2. Besaran Dampak
Perekrutan tenaga kerja saat konstruksi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga
kerja saat pelaksanaan konstruksi yaitu membangun SPBE PT. Suminar Mitragas
Selaras. Untuk tahap konstruksi akan merekrut tenaga kerja seperti mandor, tukang
batu, tukang kayu, tukang besi, tukang cat, hingga laden.
Kegiatan perekrutan tenaga kerja ini dapat memunculkan dampak positif berupa
terciptanya kesempatan dan peluang kerja bagi masyarakat umum maupun masyarakat
sekitar, sehingga tidak sedikit masyarakat yang menaruh harapan dapat ikut bekerja
saat pelaksanaan konstruksi berlangsung. Namun juga akan menimbulkan dampak
yang negative seperti terlihat pada uraian berikut ini :
1. Jenis Dampak
1. Peluang dan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar akan menipis apabila banyak
menggunakan tenaga kerja dari luar daerah.
2. Dengan adanya tenaga kerja konstruksi dari luar daerah maka banyak muncul wajah-
wajah baru yang dikhawatirkan akan menurunkan tingkat keamanan.
3. Penggunaan tenaga kerja dari luar karena di masyarakat sekitar tidak ada yang
mempunyai ketrampilan dan keahlian yang dibutuhkan akan menimbulkan
kecemburuan social.
2. Besaran Dampak
1. Jumlah tenaga kerja yang dapat diserap saat pelaksanaan konstruksi yaitu 60 orang.
1. Adanya tenaga kerja dari masyarakat sekitar minimal 10% dari total tenaga kerja
konstruksi.
Penyiapan tanah dasar Ini berupa pembersihan lokasi serta pemberian tanah urug untuk
meratakan permukaan tanah lokasi agar sesuai dengan perencanaan. Tanah urug
direncanakan diambil dari lokasi sekitar.
1. Jenis Dampak
2. Besaran Dampak
2. Timbulan sampah/m
1. Baku Mutu Lingkungan menurut Keputusan Gubernur Jawa Timur No. 45Tahun
2002,tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Industri atau Kegiatan Usaha Lainnya di
Jawa imur.
Kebutuhan bahan dan material bangunan untuk keperluan konstruksi fisik banyak
didatangkan dari luar lokasi tapak kegiatan pembangunan. Kondisi ini diperkirakan
akan sering terjadi mobilitas kendaraan proyek yang keluar masuk ke lokasi rencana
pembangunan yang menyebabkan gangguan kelancaran dan keselamatan lalu lintas di
jalan-jalan sekitar lokasi rencana pembangunan serta diperkirakan pula dapat
meningkatkan kadar debu dan kebisingan.
a. Jenis Dampak
2. Peningkatan kebisingan
3. Timbulnya kerawanan kecelakaan lalu lintas dan gangguan lalu lintas di jalan
depan lokasi kegiatan pembangunan.
b. Besaran Dampak
1. Baku Mutu Lingkungan menurut Keputusan Gubernur Jawa Timur Bo. 129 Tahun
1996,tentang Baku Mutu Kualitas Udara Ambient dan Emisi Sumber Tak Bergerak
2. Baku Mutu Lingkungan menurut Keputusan Gubernur Jawa Timur No. 413 Tahun
197,tentang Penggolongan dan Baku Mutu Air di Jawa Timur.
Sumber Dampak
Gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat, kawatir bila terjadi kebakaran akibat
ledakan tabung LPG.
Tolok Ukur
Memprioritaskan tenaga kerja local bila ada penggantian tenaga kerja baru
Lokasi Pengelolaan
Kantor Admiinistrasi, karyawan dan masyarakat sekitar Pt. Suminar Mitragas Selaras
Periode/waktu Pengelolaan
Pelaksana Pengelolaan
Pengawas
Ditjen Migas, PT. SMS dan Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ngawi
Sumber Dampak
Kualitas udara adanya bau gas hidrokarbon dan gas buang kendaraan bongkar muat
tabung LPG.
Tolok ukur
SK Gub. Jatim No. 129 tahun 1996 tentang baku mutu udara
Permenkes No. 718 tahun 1987 tentang baku mutu tingkat kebisingan
SK Gub. Jatim No. 45 tahun 2002 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan yang
beroperasi.
Mencegah penurunan kualitas udara dan kebisingan sekaligus menjaga K-3 karyawan
Melengkapi mesin LPG dengan valve otomatis dan penggantian valve secara rutin
Lokasi
Waktu Pengelolaan
Untuk Filling Hall setiap hari dan setiap ada pengisian dan pengosongan
Untuk Storage Tank pada saat pengisian dan penyimpanan LPG ke tanki timbun
Pelaksana
Pengawas
Ditjen Migas, PT. SMS dan Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ngawi
Pelaporan
Sumber Dampak
Tolok Ukur
Untuk menghindari terhambatnya keluar masuk truk-truk ke areal SPPBE yang dapat
mengganggu lalu lintas
Pintu keluar masuk truk pengangkut Bulk dan tabung pada pembongkaran tabung di
Filling Hall
Waktu
Pelaksana
Pengawas
Pelaporan
Lokasi pemantauan
Waktu pemantauan
Cara pemantauan dampak
Lokasi pemantauan
Pelaksana pemantau
Pengawas pemantau
Water Storage meliputi: suhu, minyak dan lemak, pH dan air pendingin.
Saluran drainase meliputi: suhu air, pH, minyak dan lemak dan zat-zat organic dalam
air limbah ( sebagai buangan air bekas kamar mandi) seperti BOD, COD, amoniak,
phenol serta kuman pathogen dari feses dan air seni manusia.
Kondisi septic tank dan sumur resapan parameter yang dipantau adalah bau yang
mungkin timbul, kapasitas, kebocoran dan efektivitas septic tank.
Kualitas air bersih yang dipantau adalah seluruh parameter yang ada pada syarat
kualitas air bersih berdasar Permenkes No. 416 tahun 1990
Untuk keberadaan sampah yang dapat mempengaruhi kualitas air tanah yang dipantau
adalah karakteristik sampah, jumlah dan penanganan yang dilakukan.
Jangka Waktu :
Pada saluran drainase dilakukan setiap 6 bulan sekali, pada septic tank dilakukan
pemantauan setiap kali dilakukan pengurasan.
Untuk kualitas air bersih dilakukan pemantauan tiap bulan sekali dan sampah
dilakukan setiap hari.
Pengukuran suhu dengan metode pengukuran biasa dan alat yang digunakan adalah
thermometer
Tolok Ukur :
Pelaksana :
Pengawas :
Pelaporan :
Parameter :
Utama. Kualitas udara yang meliputi SO2, NO2, debu dan higrokarbon dan tingkat
kebisingan disekitar areal kerja
Lokasi :
Jangka waktu :
Gas hidrokarbon pada lokasi filling hall dan filling skid dilakukan setiap minggu
sekali
Untuk gas kendaraan bermoto maupun partikel di pintu masuk kendaraan truk
dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali.
Cara pemantauan yaitu dilakukan pemeriksaan sample kualitas udara yang terdiri dari
pengukuran jkandungan debu dan gas-gas polutan di udara serta kebisingan yang ada
disekitar kegiatan. Peralatan yang digunakan untuk pengambilan sample adalah : debu
dengan High volume sampler, Sox dengan menggunakan spektrofotometer, CO
dengan NIDR Analyzeer, Pb dengan alat AAS, NOx, dengan menggunakan alat
spektrofotometer NH3 menggunakan spektrofotometer, H2S menggunakan alat
spektrofotometer dan kebisingan alat sound level meter.
Dari analisa yang dibuat maka selanjutnya dibandingkn dengan baku mutu udara
ambient untuk mengetahui kondisi kualitas udara awal di sekitar kegiatan
SPPBE.
Tolok Ukur :
Untuk kualitas udara disesuaikan dengan SK Gubernur KDH Tk. I jatim N0. 129
tahun 1996 mengenai baku mutu kualitas udara
Pelaksana:
Pengawas :
Pelaporan :
Parameter :
Jumlah tenaga kerja setempat yang digunakan
Lokasi :
Jangka Waktu :
Cara pemantauan dilakukan dengan wawancara pada tenaga kerja dan pendapatan
mereka saat ini. Pendataan terhadap asal tenaga kerja dan pendapatan mereka saat ini.
Pendataan terhadap asal tenaga kerja perlu dilakukan untuk meminimalkan
tumbuhnya pemukiman kumuh disekitar proyek. Selain itu juga dilakukan pendataan
atau registrasi pegawai dan hubungan mitra kerja PT. SMS. Untuk kesehatan
karyawan metode yang dilakukan adalah secara rutin mengevaluasi hasil chec up
karyawan dan wawancara secara langsung mengenai K3 yang diberikan oleh
perusahaan.
Tolok Ukur :
Tolok ukur kesempatan kerja adalah jumlah tenaga kerja, asal tenaga
kerja,pendapatan (sesuai UMR)
Pelaksana :
PT. SMS
Pengawas :
Parameter :
Ada tidaknya protes atau keluhan masyarakat sekitar proyek terhadap kegiatan
operasional SPPBE
Lokasi :
Jangka Waktu :
Tolok ukur :
Tolok ukur ada keresahan masyarakat adalah ada tidaknya keluhan dan protes
masyarakat sekitar.
Pelaksana :
PT. SMS
Pengawasan :
Ditjen Migas, PT. SMS, Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ngawi
Parameter :
Parameter utama lingkungan yang dipantau adalah keanekaragaman flora yang ada
disekitar proyek (dipantau secara visual)
Lokasi :
Jangka waktu :
Tolak ukur :
Tanaman hidup
Pelaksana :
pengawasan
Parameter :
Yang dipantau adalah frekwensi keluar masuknya kendaraan truk pengangkut setiap
harinya serta kapasitas parker SPPBE yang ada
Lokasi :
PT. SMS
Jangka Waktu :
Dilakukan pendataan dan perhitungan jumlah kendaraan yang melewati jalan raya
Ngawi solo serta kendaraan truk pengangkut tabung yang keluar masuk pabrik.
Tolok ukur :
Pelaksana :
PT. SMS
Pengawasan :
PT. SMS
BAB V
PELAPORAN
Oleh karena dalam kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan selalu melibatkan
pihak instansi pengawas maupun instansi terkait, maka pemrakarsa berkewajiban
memberikan laporan tentang hasil-hasil pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan. Pelaporan ini dimaksudkanagar instansi pengawas atau instansi terkait
dapat melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan UKL/UPL PT.Suminar Mitragas
Selaras, sehingga dapat dipakai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan
selanjutnya.
Apabila terjadi keadaan darurat, maka hasil pengelolaan dan pemantauan lingkungan
dapat dipakai sebagai acuan untuk mencari sebab-sebab terjadinya keadaan darurat.
Dari catatan harian yang dibuat oleh petugas pemantauan lingkungan di perusahaan
akan terlihat adanya fluktuasi tingkat pencemaran yang ditimbulkkan sehingga
petugas tersebut akan menandai pada buku laporan harian mengenai waktu
terjadiyapeningkatan pencemaran yang dianggap baku mutu yang ditentukan.
Pelaporan terjadinya kecelakaan atau gangguan lingkungan dalam skala besar wajib
dilaporkan 2x24 jam kepada Ditjen Migas dan Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi.
3. Pelaporan Bulanan Terjadinya Pencemaran
Laporan triwulan mencakup berbagai laporan pelaksanaan UKL dan UPL selama
tiga bulan. Laporan tersebut antara lain:
Laporan hasil pemantauan secara lengkap dan kendala yang terjadi selama
melaksanakan UKL dan UPL.
Dari semua bentuk laporan ini pada akhirnya akan memberikan keuntungan tidak saja
bagi masyarakt sekitar yang memerlukan rasa aman tetapi juga tidak kalah pentingnya
adalah bagi PT.Suminar Mitragas Selaras agar kesinambungan usahanya dapat
berlangsung terus menerus.