Anda di halaman 1dari 20

KERANGKA ACUAN KERJA

PEKERJAAN UKL-UPL SEKARPURO - BUNUT


TAHUN ANGGARAN 2021

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pemerintah Indonesia berusaha memahami strategis pertumbuhan ekonomi adalah
dengan pembangunan areal perkotaan khususnya di pulau jawa dan bahwa
kepadatan jalan dalam areal perkotaan belum mendapatkan perhatian
khusus,sehingga kurang berperan dalam mendukung perekonomian Indonesia,
termasuk kepadatan jalan sekitar Kabupaten Malang..
Dalam rangka rencana pelaksanaan Pembangunan Jalan Sekarpuro - Bunut,
kegiatan rencana pembangunan jalan ini diperkirakan sedikit banyak dapat
menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup. diperkirakan dapat
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup. Dengan
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Pengelolaan
Lingkungan Hidup maka kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting
terhadap lingkungan hidup wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan
untuk memperoleh izin kegiatan. Pelaksanaannya diatur melalui Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Ijin Lingkungan. Dengan mengacu pada
Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan, maka kegiatan yang menimbulkan dampak terhadap
lingkungan hidup perlu memiliki Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup, sedangkan
UPL adalah singkatan untuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup guna
memperoleh izin kegiatan.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan penyusunan UKL-UPL Sekarpuro - Bunut ini diharapkan dapat :
1) Mengidentifikasi kegiatan Infrastruktur yang menimbulkan dampak terhadap
komponen - komponen lingkungan disekitarnya secara : fisik-kimia, biologi,
sosial, ekonomi budaya dan persepsi masyarakat.
2) Mengidentifikasi mengenai komponen - komponen lingkungan yang dapat dan
diprakirakan akan terkena dampak oleh kegiatan Infrastruktur
3) Menciptakan keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup
dalam jangka panjang sebagai satu tujuan utama dari pembangunan yang
berkelanjutan (sustainable development).
4) Melakukan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana dan terkendali.
5) Merekomendasikan alternatif upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan
kepada Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga sebagai pengelola Pembangunan
Infrastruktur jalan/jembatan.
Tujuan dilaksanakannya studi ini adalah:
1. Mengidentifikasi dampak penting terhadap rencana kegiatan Pembangunan
jalan, pada tahap prakonstruksi, tahap konstruksi dan tahap operasi.
2. Mengidentifikasi komponen-komponen lingkungan yang diprakirakan akan
terkena dampak akibat rencana kegiatan pembangunan jalan
3. Memprakirakan dan mengevaluasi dampak lingkungan sebagai akibat adanya
rencana kegiatan pembangunan jalan.
4. Merumuskan saran tindak lanjut pengelolaan dan pemantauan lingkungan di
tapak kegiatan dan sekitarnya.

1.3. SASARAN DAN MANFAAT


Sasaran dari pekerjaan ini adalah melaksanakan pekerjaan UKL-UPL Sekarpuro -
Bunut sedemikian rupa sehingga tercapai terwujudnya pembangunan/peningkatan
Jalan Sekarpuro – Bunut.

Dokumen UKL-UPL Sekarpuro - Bunut ini sangat penting bagi semua pihak, baik
Pemerintah maupun masyarakat umum terutama yang bertempat tinggal disekitar
Pembangunan Infrastruktur.

a). Pemerintah
Dokumen UKL-UPL Sekarpuro - Bunut ini dapat dipergunakan sebagai
bahan inventarisasi tentang kegiatan yang berpotensial menimbulkan
dampak terhadap komponen lingkungan, mencegah terhadap terjadinya
perusakan lingkungan seperti pencemaran udara, air dan tanah.

b). Masyarakat
Bagi masyarakat umum, Dokumen UKL-UPL Sekarpuro - Bunut ini dapat
dimanfaatkan sebagai informasi adanya Rencana Pembangunan
jalan/jembatan yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga
dalam rangka pengendalian dampak lingkungan, masyarakat dapat turut
serta berperan aktif dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
1.4. LOKASI PEKERJAAN

Dalam pembahasan ini yang akan dikembangkan adalah rencana UKL-UPL


Sekarpuro - Bunut yang mencakup Ruas jalan dimulai dari (Sekarpuro - Bunut).

1.5. SUMBER PENDANAAN

Sumber Pendanaan Pekerjaan UKL-UPL Sekarpuro - Bunut tersebut berasal dari


2021. Dengan Nilai HPS Rp. 99.831.000 (Sembilan Puluh Sembilan Juta Deelapan
Ratus Tiga Puluh Satu Ribu Rupiah).

1.6. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

Nama Pejabat Pembuat Komitmen : Ir. R. ANANG UDAYANA , Sp.1


Satuan Kerja : SKPD Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga
B A B II
DATA PENUNJANG

2.1. DATA DASAR


Dalam kegiatan seperti yang dimaksud pada KAK ini, Konsultan harus
memperhatikan persyaratan-persyaratan serta ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
1. Persyaratan Umum Pekerjaan
Setiap bagian dari kegiatan konsultansi harus dilaksanakan secara benar
dan tuntas dan memberikan hasil yang telah ditetapkan dan diterima
dengan baik oleh Pengguna Jasa/Kuasa Pengguna Anggaran/ Pejabat
Pembuat Komitmen/Pengendali Kegiatan.
2. Persyaratan Obyektif
Pelaksanaan pekerjaan pengaturan dan pengamanan yang obyektif untuk
kelancaran pelaksanaan, baik yang menyangkut macam, kualitas dan
kuantitas dari setiap bagian pekerjaan.
3. Persyaratan Fungsional
Kegiatan pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan dengan
profesionalisme dan tanggung-jawab yang tinggi sebagai Konsultan .
4. Persyaratan Prosedural
Penyelesaian administrasif sehubungan dengan pelaksanaan
tugas/pekerjaan di lapangan harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur-
prosedur dan peraturan-peraturan yang berlaku.
5. Kriteria Lain-lain
Selain kriteria umum di atas, untuk berlaku pula ketentuan-ketentuan
seperti standar, pedoman, dan peraturan yang berlaku, antara lain
ketentuan yang diberlakukan untuk pekerjaan kegiatan yang
bersangkutan, yaitu Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak), dan
ketentuan-ketentuan lain sebagai dasar perjanjiannya.

2.2. STANDAR TEKNIS/PEDOMAN


Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan rencana kegiatan dan
dijadikan rujukan dalam penyusunan studi adalah sebagai berikut.
1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya
Alam Hayati dan Ekosistemnya.
2. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang.
3. Undang-undang Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
5. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara.
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian Pencemaran Air.
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 tentang
Izin Lingkungan
11. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2008
tentang Tata Kerja Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup Kabupaten / Kota
12. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 06 Tahun 2008
tentang Tata Laksana Lisensi Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup Kabupaten / Kota
13. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 07 Tahun 2008
tentang Sertifikasi Kompetensi Penyusun Dokumen Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup dan Persyaratan Lembaga Pelatihan
Kompetensi Penyusun Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup
14. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2010
tentang Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup, Dokumen Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
15. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2010
tentang Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan atau Kegiatan Yang
Telah Memiliki Izin Usaha dan atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki
Dokumen Lingkungan Hidup.
16. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012
tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
17. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012
tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup
18. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2012
tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat Dalam Proses Analisis Dampak
Lingkungan Hidup Dan Izin Lingkungan
19. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP.
48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan.
20. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
KEP-45/MENLH/10/1997 tentang Indeks Standar Pencemar Udara.
21. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
KEP-13/MENLH/3/1998 tentang Baku Mutu Sumber Tidak Bergerak.
22. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002
tentang Baku Mutu Air Sumur / Air Bersih.
23. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003
tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik
B A B III
RUANG LINGKUP
TUGAS DAN KEWENANGAN

3.1. LINGKUP KEGIATAN.


Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012
tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan, maka ruang lingkup dan
format penyusunan DOKUMEN UKL-UPL adalah sebagai berikut.
A. 1. Identitas Pemrakarsa
1. Nama Pemrakarsa *)

2. Alamat Kantor, kode pos, No. Telp


dan Fax. email.

*) Harus ditulis dengan jelas identitas pemrakarsa, termasuk institusi dan


orang yang bertangggung jawab atas rencana kegiatan yang diajukannya.
Jika tidak ada nama badan usaha/instansi pemerintah, hanya ditulis nama
pemrakarsa (untuk perseorangan)

B. Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

1. Nama Rencana Usaha dan/atau


Kegiatan

2. Lokasi rencana usaha dan/atau


kegiatan dan dilampirkan peta yang
sesuai dengan kaidah kartografi
dan/atau ilustrasi lokasi dengan
skala yang memadai.

3. Skala/Besaran rencana usaha Keterangan:


dan/atau Kegiatan
Tuliskan ukuran luasan dan
atau panjang dan/atau
volume dan/atau kapasitas
atau besaran lain yang dapat
digunakan untuk
memberikan gambaran
tentang skala kegiatan.
Sebagai contoh antara lain:
1. Bidang Industri: jenis dan
kapasitas produksi,
jumlah bahan baku dan
penolong, jumlah
penggunaan energi dan
jumlah penggunaan air
2. Bidang Pertambangan:
luas lahan, cadangan dan
kualitas bahan tambang,
panjang dan luas lintasan
uji seismik dan jumlah
bahan peledak
3. Bidang Perhubungan:
luas, panjang dan volume
fasilitas perhubungan
yang akan dibangun,
kedalaman tambatan dan
bobot kapal sandar dan
ukuran-ukuran lain yang
sesuai dengan bidang
perhubungan
4. Pertanian: luas rencana
usaha dan/atau kegiatan,
kapasitas unit
pengolahan, jumlah
bahan baku dan
penolong, jumlah
penggunaan energi dan
jumlah penggunaan air
5. Bidang Pariwisata: luas
lahan yang digunakan,
luas fasiltas pariwisata
yang akan dibangun,
jumlah kamar, jumlah
mesin laundry, jumlah
hole, kapasitas tempat
duduk tempat hiburan
dan jumlah kursi restoran
6. Bidang Pekerjaan Umum
Pembangunan dan/atau
peningkatan jalan
dengan pelebaran yang
membutuhkan
pengadaan lahan (di luar
rumija)

Garis besar komponen rencana usaha dan/atau kegiatan


Pada bagian ini pemrakarsa menjelaskan:
a). Kesesuaian lokasi rencana kegiatan dengan tata ruang
Bagian ini menjelaskan mengenai Kesesuaian lokasi rencana usaha
dan/atau kegiatan dengan rencana tata ruang sesuai ketentuan
peraturan perundangan. Informasi kesesuaian lokasi rencana usaha
dan/atau kegiatan dengan rencana tata ruang seperti tersebut di
atas dapat disajikan dalam bentuk peta tumpang susun (overlay)
antara peta batas tapak proyek rencana usaha dan/atau kegiatan
dengan peta RTRW yang berlaku dan sudah ditetapkan (peta
rancangan RTRW tidak dapat dipergunakan).
Berdasarkan hasil analisis spasial tersebut, pemrakarsa selanjutnya
menguraikan secara singkat dan menyimpulkan kesesuaian tapak
proyek dengan tata ruang apakah seluruh tapak proyek sesuai
dengan tata ruang, atau ada sebagian yang tidak sesuai, atau
seluruhnya tidak sesuai.
b). Penjelasan mengenai persetujuan prinsip atas rencana kegiatan
Bagian ini menguraikan perihal adanya persetujuan prinsip yang
menyatakan bahwa jenis usaha kegiatan tersebut secara prinsip
dapat dilakukan dari pihak yang berwenang. Bukti formal atas
persetujuan prinsip tersebut wajib dilampirkan.
c). Uraian mengenai komponen rencana kegiatan yang dapat
menimbulkan dampak lingkungan
Dalam bagian ini, pemrakarsa menuliskan komponen-komponen
rencana usaha dan/atau kegiatan yang diyakini dapat menimbulkan
dampak terhadap lingkungan. Uraian tersebut dapat menggunakan
tahap pelaksanaan proyek, yaitu tahap pra-konstruksi, kontruksi,
operasi dan penutupan/pasca operasi. Tahapan proyek tersebut
disesuaikan dengan jenis rencana usaha dan/atau kegiatan.

C. Limbah dan Cemaran dari Kegiatan (opsional)


Pada bagian ini akan ditelaah kegiatan infrastruktur yang berpotensi
menimbulkan cemaran/limbah yaitu : limbah padat, limbah cair, serta gas,
debu, dan kebisingan
Pada uraian bab ini akan menjelaskan tentang bentuk fisik, sumber
limbah/cemaran, sifat limbah, parameter kunci, kapasitas/satuan waktu,
kualitas parameter kunci, baku mutu lingkungan yang diacu untuk masing
masing Pencemar, cara penanganan, dampak yang ditimbulkan, mulai
dilakukan pengelolaan lingkungan (terhadap cemaran).

D. Komponen Lingkungan yang ditelaah


Komponen lingkungan yang ditelaah berkaitan dengan dampak yang
ditimbulkan diuraikan sebagai berikut :
a). Komponen Fisik – Kimia
1. Hidrologi dan Kualitas Air
• Kualitas air badan penerima/sungai pada jarak 50 m sebelum dan
setelah lokasi pekerjaan, peruntukkan badan air, plankton dan
bentos serta baku mutu badan air
• Kualitas air sumur di lokasi baku mutu iklim dan kualitas Udara.
2. Kualitas udara ambien di lokasi kegiatan serta baku mutu lingkungan,
pengukuran meliputi parameter : iklim mikro, kualitas udara (CO,
NOx, SOx, Pb, debu dan HC) serta kebisingan.
3. Survei lalu lintas dn survei getaran.
b). Flora dan Fauna
1. Biota aquatik (plankton, bethos dan nekton)
2. Flora : jenis tumbuhan yang ada di lokasi kegiatan serta lokasi
kegiatan sekitar.
3. Fauna terestial : Keberadaan jenis-jenis satwa /fauna di sekitar lokasi
kegiatan dan luar lokasi kegiatan
E. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya
a). Kependudukan
- Kependudukan (struktur kependudukan atau profil masyarakat,
kelompok etnis , pendidikan, tenaga kerja, mobilisasi tenaga kerja)
- Pertumbuhan penduduk
- Kepadatan penduduk
b). Sosial-Ekonomi
- Struktur Ekonomi
- Mata pencaharian termasuk didalamnya bentuk usaha yang ada,
teknik pemeliharaan, pendapatan bersih, intensitas pemeliharaan, dll)
- Volume dan sumber pendapatan
- Lapangan pekerjaan dan angka pengangguran
- Sarana Perekonomian lokal
- Pendapatan Asli Daerah (PAD)
c). Sosial Budaya
- Komunitas penduduk yang di sekitar lokasi kegiatan dan yang terlewati
jalan akses
- Karakteristik budaya yang berhubungan dengan kondisi sosial dan
penyelesaian konflik (jenis konflik dan frekuensi konflik)
- Kelembagaan
- Persepsi masyarakat (masyarakat yang lahannya digunakan untuk
proyek dan masyarakat di sekitar lokasi), terhadap kegiatan serta
penanganan kegiatan dan hal-hal yang berkaitan dengan perubahan
fungsi lahan).
- Kepercayaan masyarakat
- Agama.

Upaya Pengelolaan Lingkungan


1. Upaya Pengelolaan Limbah dan Cemaran
Pada kajian ini akan menjelaskan pengelolaan terhadap adanya limbah dan
Cemaran (padat, cair, gas, debu, serta kebisingan). Secara garis besar
meliputi kajian terhadap :
- Jenis limbah/cemaran
- Bentuk Fisik
- Kapasitas per satuan waktu
- Sifat limbah
- Sistem pengelolaan yang digunakan
- Cara kerja sistem (mekanisme kerja unit pengelolaan)
- Kualitas parameter kunci sebelum dan sesudah pengolahan
- Baku mutu limbah yang diacu (No SK serta kualitas parameter dari bakumutu
tersebut)
- Kualitas parameter yang melampaui baku mutu
- Upayaperbaikan (cara kerja sistem dan jadwal waktu pelaksanaan)
- Lokasi peruntukkan / badan penerima
- Tindakan darurat bilamana sistem tidak berfungsi
- Serta unit pelaksana yang bertanggung jawab (dari pelaksana kegiatan di
lapangan)

Adapun Upaya pengelolaan lingkungan pada aspek ini dilakukan terhadap :


- Limbah padat
- Kantin, sampah halaman, dll (bila ada)
- Limbah cair (bila ada)
- Gas buang air dari kendaraan (ambien)
- Debu
- Kebisingan, dll.

Upaya Pemantauan Lingkungan


1. Upaya Pemantauan Limbah dan Cemaran
Pada kajian ini akan menjelaskan pemantauan terhadap adanya limbah dan
cemaran (padat, cair, gas, debu, serta kebisingan). Secara garis besar Upaya
pemantauan lingkungan dilakukan dengan cara melakukan telaahan
terhadap :
- Pemantauan terhadap Upaya pengelolaan
- Bentuk fisik
- Sumber dampak
- Jenis dampak yang ditimbulkan
- Kualitas parameter kunci sesudah pengolahan
- Tolok ukur & kualitas baku mutu lingkungan (SK Menteri, SK Gubernur, atau
lainnya)
- Lokasi pemantauan lingkungan
- Cara/teknis pemantauan
- Unit pelaksana pemantauan

Pemantauan yang dilakukan pada dasarnya ditujukan terhadap :


- Limbah padat, sampah, dll. (bila ada)
- Limbah cair
- Gas buang dari kendaraan
- Kebisingan, dll.

3.2 PELAPORAN
Pada kajian ini akan dikaji tentang sistematika pelaporan dari berbagai hasil
pemantauan yang harus dilaporkan kepada instansi terkait, materi waktu
pelaporan kepada instansi, serta frekuensi waktu pelaporan.

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup


serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Bagian ini pada dasarnya berisi satu tabel/matriks, yang merangkum mengenai:
1. Dampak lingkungan yang ditimbulkan rencana usaha dan/atau
kegiatan
Kolom Dampak Lingkungan terdiri atas empat sub kolom yang berisi
informasi:
a. sumber dampak, yang diisi dengan informasi mengenai jenis sub
kegiatan penghasil dampak untuk setiap tahapan kegiatan (pra-
kontruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi);
b. jenis dampak, yang diisi dengan informasi tentang seluruh dampak
lingkungan yang mungkin timbul dari kegiatan pada setiap tahapan
kegiatan; dan
c. besaran dampak, yang diisi dengan informasi mengenai: untuk
parameter yang bersifat kuantitatif, besaran dampak harus
dinyatakan secara kuantitatif.

2. Bentuk upaya pengelolaan lingkungan hidup


Kolom Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup terdiri atas tiga sub kolom
yang berisi informasi:
a. bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang diisi dengan
informasi mengenai bentuk/jenis pengelolaan lingkungan hidup
yang direncanakan untuk mengelola setiap dampak lingkungan
yang ditimbulkan;
b. lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang diisi dengan informasi
mengenai lokasi dimana pengelolaan lingkungan dimaksud
dilakukan (dapat dilengkapi dengan narasi yang menerangkan
bahwa lokasi tersebut disajikan lebih jelas dalam peta pengelolaan
lingkungan pada lampiran UKL-UPL); dan
c. periode pengelolaan lingkungan hidup, yang diisi dengan informasi
mengenai waktu/periode dilakukannya bentuk upaya pengelolaan
lingkungan hidup yang direncanakan.

3. Bentuk upaya pemantauan lingkungan hidup


Kolom Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup terdiri atas tiga sub
kolom yang berisi informasi:
a. Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup, yang diisi dengan
informasi mengenai cara, metode, dan/atau teknik untuk
melakukan pemantauan atas kualitas lingkungan hidup yang
menjadi indikator kerberhasilan pengelolaan lingkungan hidup
(dapat termasuk di dalamnya: metode pengumpulan dan analisis
data kualitas lingkungan hidup, dan lain sebagainya);
b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup, yang diisi dengan informasi
mengenai lokasi dimana pemantauan lingkungan dimaksud
dilakukan (dapat dilengkapi dengan narasi yang menerangkan
bahwa lokasi tersebut disajikan lebih jelas dalam peta pemantauan
lingkungan pada lampiran UKL-UPL); dan
c. Periode pemantauan lingkungan hidup, yang diisi dengan informasi
mengenai waktu/periode dilakukannya bentuk upaya pemantauan
lingkungan hidup yang direncanakan.

4. Institusi pengelola dan pemantauan lingkungan hidup


Kolom Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup, yang
diisi dengan informasi mengenai berbagai institusi yang terkait dengan
pengelolaan lingkungan hidup dan pemantauan lingkungan hidup yang
akan:
a. Melakukan/melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup dan
pemantauan lingkungan hidup;
b. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan pengelolaan lingkungan
hidup dan pemantauan lingkungan hidup; dan
c. Menerima pelaporan secara berkala atas hasil pelaksanaan
komitmen pengelolaan lingkungan hidup dan pemantauan
lingkungan hidup sesuai dengan lingkup tugas instansi yang
bersangkutan, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam bagian ini, Pemrakarsa dapat melengkapi dengan peta, sketsa,


atau gambar dengan skala yang memadai terkait dengan program
pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Peta yang disertakan harus
memenuhi kaidah-kaidah kartografi
Jumlah dan Jenis Izin IZIN PPLH yang Dibutuhkan
Dalam hal rencana usaha dan/atau kegiatan yang diajukan memerlukan izin
PPLH, maka dalam bagian ini, pemrakarsa menuliskan daftar jumlah dan
jenis izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dibutuhkan
berdasarkan upaya pengelolaan lingkungan hidup.

Surat Pernyataan
Bagian ini berisi pernyataan/komitmen pemrakarsa untuk melaksanakan
UKL-UPL yang ditandatangani di atas kertas bermaterai.

Lampiran
Formulir UKL-UPL juga dapat dilampirkan data dan informasi lain yang
dianggap perlu atau relevan, antara lain:
1. Bukti formal yang menyatakan bahwa jenis usaha kegiatan tersebut
secara prinsip dapat dilakukan yang dianggap perlu.
2. Bukti formal bahwa rencana lokasi Usaha dan/atau Kegiatan telah sesuai
dengan rencana tata ruang yang berlaku (kesesuaian tata ruang
ditunjukkan dengan adanya surat dari Badan Koordinasi Perencanaan
Tata Ruang Nasional (BKPTRN), atau instansi lain yang bertanggung
jawab di bidang penataan ruang) yang dianggap perlu.
3. Informasi detail lain mengenai rencana kegiatan (jika dianggap perlu);
4. Peta yang sesuai dengan kaidah kartografi dan/atau ilustrasi lokasi
dengan skala yang memadai yang menggambarkan lokasi pengelolaan
lingkungan hidup dan lokasi pemantauan lingkungan hidup; dan
5. Data dan informasi lain yang dianggap perlu.

3.3. KELUARAN/OUTPUT
1. Laporan Pendahuluan Dokumen UKL-UPL
2. Laporan Akhir Dokumen UKL-UPL

3.4 PERALATAN, PERSONIL DAN FASILITAS DARI PPK


Pengguna Jasa akan menugaskan juga personil Tim Teknis dari instansi untuk
melengkapi pekerjaan dari konsultan. Untuk fasilitas dari PPK hanya menyediakan
ruang untuk rapat-rapat rutin beserta perlengkapannya. Data dan fasilitas yang
disediakan oleh pengguna jasa yang dapat digunakan dan harus dipelihara oleh
penyedia jasa. Pengguna Jasa menyediakan kumpulan laporan dan data sebagai
hasil studi terdahulu serta data visual bila ada.
Pengguna jasa akan mengangkat petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai
Staf Teknik dan Staff Administrasi dalam rangka pelaksanaan jasa konsultansi.
3.5 PERALATAN DARI PENYEDIA JASA KONSULTAN
Penyedia Jasa diwajibkan untuk menyediakan segala perlengkapan dan peralatan
yang berkaitan dengan tugas konsultansi.
Barang-barang yang harus disediakan oleh penyedia jasa dengan cara sewa atas
nama Pengguna Jasa :
Barang-barang yang harus disediakan oleh penyedia jasa dengan cara sewa:
a). Akomodasi dan ruangan kantor
b). Kendaraan roda dua
c). Alat-alat kantor dan peralatan kerja lapangan
d). Komputer dan printer dan peralatan elektronik penunjang kegiatan

3.6 LINGKUP KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB PENYEDIA JASA

LINGKUP KEWENANGAN
Lingkup kewenangan bagi Konsultan adalah pelaksanaan UKL-UPL Asrikaton –
Banjararum.

TANGGUNG JAWAB KONSULTAN


Didalam setiap penyelesaian buku laporan diadakan diskusi dengan melibatkan
pihak-pihak terkait termasuk dengan Sidang Komisi. Buku laporan untuk bahan
diskusi diserahkan ke Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga harus memiliki tenggang
waktu yang cukup sebelum pelaksanaan diskusi, agar Tim Teknis mempunyai
kesempatan yang cukup untuk mempelajarinya.
Laporan-laporan dalam pekerjaan ini, disajikan dalam 4 (empat) tahap
pembahasan yaitu :
1. Diskusi 1, diskusi pada tahap awal ini membahas Buku Draft UKL-UPL dengan
Tim Teknis
2. Diskusi 2, diskusi ini membahas Laporan Dokumen UKL-UPL dengan Tim
Teknis
3. Diskusi 3, diskusi ini membahas Laporan Akhir Dokumen UKL-UPL dengan
Komisi Penilai.
4. Pengesahan Dokumen UKL-UPL

Selain dari diskusi secara formal seperti tersebut diatas, juga dilakukan konsultasi
(diskusi informal) dengan narasumber/pejabat yang membidangi dengan tujuan
untuk menyelaraskan setiap hasil pekerjaan sehinggan sesuai dengan yang
diharapkan.

3.7 JANGKA WAKTU


Kegiatan Konsultan dilaksanakan sejak diterbitkannya SPMK (Surat Perintah Mulai
Kerja). Dalam hal ini waktu yang disediakan untuk melaksanakan tugas yang
diberikan kepada Konsultan adalah selama 2 bulan ini tidak termasuk waktu
tunggu penilaian dokumen oleh Pemerintah Kabupaten Malang.

3.8 KEBUTUHAN PERSONIL


Keterlibatan tenaga-tenaga ahli yang profesional dan berpengalaman sesuai
dengan bidang pekerjaan yang dilaksanakan merupakan faktor utama optimalnya
pelaksanaan kegiatan. Pelaksanaan pekerjaan ini akan dilakukan oleh tenaga ahli
dari berbagai disiplin ilmu, untuk membantu kegiatan peneliti, maka tim akan
dibantu oleh beberapa tenaga pendukung.
Konsultan harus menyediakan tenaga ahli yang memenuhi kebutuhan kegiatan,
yaitu minimal terdiri dari :
1 orang Tenaga Team Leader sebagai Ahli Lingkungan

Didukung pula oleh Tenaga Surveyor, Draftman, Administrator, dan Operator


Komputer.

3.9 TUGAS DAN KUALIFIKASI PERSONIL TENAGA AHLI

Personil-personil yang tercantum di bawah ini harus bekerja secara penuh untuk
pekerjaan ini, yaitu terdiri dari :
A. TENAGA AHLI
a) Ketua Tim (Team Leader) Ahli Lingkungan
 Team Leader minimal adalah seorang sarjana S1 Teknik Lingkungan lulusan
perguruan tinggi negeri atau swasta disamakan dan mempunyai pengalaman
kerja minimal 3 tahun efektif yang terkait.

B. TENAGA PENDUKUNG

- Surveyor
Tenaga pendukung ini adalah seorang lulusan minimal SMK dengan disiplin ilmu
yang sama pengalaman minimal 3 tahun
- Draftman
- Administrator
- Operator komputer
B A B IV
LAPORAN DAN PENYERAHAN HASIL PEKERJAAN

4.1. UMUM

Semua laporan ditulis dalam Bahasa Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh pemberi
tugas dengan ukuran kertas format A4 atau format Folio serta A3 untuk Gambar dan
diserahkan kepada Pengguna Jasa, Laporan yang dimaksud meliputi :
1. Buku laporan yang harus diserahkan pada akhir pekerjaan, terdiri dari:
• Buku Laporan Pendahuluan UKL-UPL
• Buku Laporan Akhir UKL-UPL
BAB V
HAL – HAL LAIN

5.1. PEDOMAN PENGUMPULAN DATA LAPANGAN


Penyedia Jasa diwajibkan melaksanakan pengumpulan data lapangan sesuai
persyaratan dan kaidah teknis maupun regulasi yang berlaku di bidang/layanan
pekerjaan Perencanaan/studi

5.2. ALIH PENGETAHUAN


Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk menyelenggarakan
pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil
proyek/satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen
B A B VI
PENUTUP

Setelah Pengarahan Penugasan ini diterima Konsultan hendaknya memeriksa semua


bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan. Setelah
mempelajari dan mendapat penjelasan tentang Pengarahan Penugasan ini dari Pejabat
Pengadaan, Konsultan agar segera membuat Usulan Teknis/ Proposal Teknis agar
dimasukkan mengikuti ketentuan terlampir mengenai syarat-syarat mengikuti Pengadaan
Jasa Konsultan sesuai peraturan yang berlaku.

Ditetapkan,

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA

Ir. R ANANG UDAYANA, Sp.1

Anda mungkin juga menyukai