Anda di halaman 1dari 47

PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP

DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

DATA TEKNIS - 05
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI DAN
PROGRAM KERJA

A. URAIAN PENDEKATAN
Agar proses pelaksanaan Kegiatan PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN
HIDUP DAERAH IRIGASI MAIDI dapat berlangsung lancar dan diperoleh hasil
yang optimal, maka implementasinya perlu dilandasi oleh pendekatan dan
strategi pelaksanaan yang tepat. Berangkat dari hal tersebut, maka pendekatan
Kegiatan PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH IRIGASI
MAIDI , akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang sistematis untuk
menghasilkan produk perencanaan sesuai dengan yang diharapkan. Beberapa
pendekatan yang akan diaplikasikan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1. Pendekatan Normatif
Pada pendekatan normatif, kajian dirumuskan dengan memperhatikan
ketentuan peraturan perundang-undanganan yang ada. Dalam hal pengelolaan
lingkungan, Kegiatan bidang breakwater perlu mengacu kepada :
 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN


PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -1
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

 Undang-undang Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air


 Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
 Peraturan Mentri Negara Lingkungan Hidup No.38 Tahun 2019 Tentang
Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
 Peraturan Mentri Negara Lingkungan Hidup No.25 Tahun 2018 Tentang
Pedoman Penetapan Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup Dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Dan Pemantauan
Lingkungan Hidup
 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 16 Tahun 2012 Tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup
 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang
UKL-UPL dan SPPL
 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996, Tentang Baku
Mutu Tingkat Kebisingan.
 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 50 Tahun 1996, Tentang Baku
Mutu Tingkat Kebauan
 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 02 Tahun 1998, Tentang
Panduan Bagi Penetuan Baku Mutu Lingkungan Termasuk Baku Mutu
Sumber Air Dan Air Laut.
 Peraturan Daerah Provinsi Maluku Utara No 09 Tahun 2006 Tentang
Pengelolaan dan Pengendalian Dampak Lingkungan di Provinsi Maluku
Utara.

Pendekatan terkait penyusunan UKL-UPL, pembahasan pada sub bab ini berisi
tentang kajian dasar-dasar normative (teori) yang akan digunakan dalam
penyelesaian pekerjaan Pendekatan normatif ini meliputi inventarisasi, kajian
dan review mengenai peraturan perundangan (kebijakan) yang terkait
dengan:
- Izin Lingkungan (PP 27/2012)

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN


PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -2
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

Proses pembangunan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia harus


diselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan sesuai dengan amanah Pasal 33 ayat (4) Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemanfaatan
sumber daya alam masih menjadi modal dasar pembangunan di Indonesia
saat ini dan masih diandalkan di masa yang akan datang. Oleh karena itu,
pengunaan sumber daya alam tersebut harus dilakukan secara bijak.
Pemanfaatan sumber daya alam tersebut hendaknya dilandasi oleh tiga
pilar pembangunan berkelanjutan, yaitu menguntungkan secara ekonomi
(economically viable), diterima secara sosial (socially acceptable), dan
ramah lingkungan (environmentally sound). Proses pembangunan yang
diselenggarakan dengan cara tersebut diharapkan dapat meningkatkan
kesejahteraan dan kualitas kehidupan generasi masa kini dan yang akan
datang. Aktivitas pembangunan yang dilakukan dalam berbagai bentuk
Usaha dan/atau Kegiatan pada dasarnya akan menimbulkan dampak
terhadap lingkungan. Dengan diterapkannya prinsip berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan dalam proses pelaksanaan pembangunan, dampak
terhadap lingkungan yang diakibatkan oleh berbagai aktivitas
pembangunan tersebut dianalisis sejak awal perencanaannya, sehingga
Langkah pengendalian dampak negatif dan pengembangan dampak positif
dapat disiapkan sedini mungkin.
Perangkat atau instrumen yang dapat digunakan untuk melakukan hal
tersebut adalah Amdal dan UKL-UPL. Pasal 22 Undang- Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
menetapkan bahwa setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang berdampak
penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki Amdal. Amdal tidak
hanya mencakup kajian terhadap aspek biogeofisik dan kimia saja, tetapi
juga aspek sosial ekonomi, sosial budaya, dan kesehatan masyarakat.
Sedangkan untuk setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang tidak berdampak
penting, sesuai dengan ketentuan Pasal 34 Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN


PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -3
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

diwajibkan untuk memiliki UKL-UPL. Pelaksanaan Amdal dan UKL- UPL


harus lebih sederhana dan bermutu, serta menuntut profesionalisme,
akuntabilitas, dan integritas semua pihak terkait, agar instrumen ini dapat
digunakan sebagai perangkat pengambilan keputusan yang efektif.
Amdal dan UKL-UPL juga merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan
Izin Lingkungan. Pada dasarnya proses penilaian Amdal atau permeriksaan
UKL-UPL merupakan satu kesatuan dengan proses permohonan dan
penerbitkan Izin Lingkungan. Dengan dimasukkannya Amdal dan UKL-UPL
dalam proses perencanaan Usaha dan/atau Kegiatan, Menteri, gubernur,
atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya mendapatkan
informasi yang luas dan mendalam terkait dengan dampak lingkungan yang
mungkin terjadi dari suatu rencana Usaha dan/atau Kegiatan tersebut dan
langkah-langkah pengendaliannya, baik dari aspek teknologi, sosial, dan
kelembagaan. Berdasarkan informasi tersebut, pengambil keputusan dapat
mempertimbangkan dan menetapkan apakah suatu rencana Usaha
dan/atau Kegiatan tersebut layak, tidak layak, disetujui, atau ditolak, dan
Izin Lingkungannya dapat diterbitkan.
Masyarakat juga dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan dan
penerbitan Izin Lingkungan. keputusan dan penerbitan Izin Lingkungan.
Tujuan diterbitkannya Izin Lingkungan antara lain untuk memberikan
perlindungan terhadap lingkungan hidup yang lestari dan berkelanjutan,
meningkatkan upaya pengendalian Usaha dan/atau Kegiatan yang
berdampak negatif pada lingkungan hidup, memberikan kejelasan
prosedur, mekanisme dan koordinasi antarinstansi dalam penyelenggaraan
perizinan untuk Usaha dan/atau Kegiatan, dan memberikan kepastian
hukum dalam Usaha dan/atau Kegiatan.

- Pengertian Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya


Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL)
1. UKL UPL adalah dokumen pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha
dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN


PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -4
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang


penyelenggaraan usaha dan / atau kegiatan (pasal 1 Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 tahun 2010).
2. Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib
amdal wajib memiliki UKL-UPL (pasal 2).
3. Jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib UKL-UPL ditetapkan oleh
ditetapkan olehgubernur atau bupati / walikota berdasarkan hasil
penapisan.
4. Penapisan dilakukan dengan pedoman penapisan sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I PermenLH No. 13 tahun 2010.
5. UKL-UPL disusunoleh pemrakarsasesuai dengan format penyusunan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II PermenLH No. 13 tahun
2010.
6. Pemrakarsa mengajukan UKL-UPL kepada kepala instansi lingkungan
hidup kabupaten/kota apabila usaha dan/atau kegiatanberlokasi pada 1
(satu) wilayah kabupaten/kota.
7. Pemrakarsa mengajukan UKL-UPL kepada kepala instansi lingkungan
hidup provinsi apabila usaha dan/atau kegiatanberlokasi pada lebih dari
1 (satu) wilayah kabupaten/kota.
8. Kepala instansi lingkungan hidup memberikan tanda bukti penerimaan
UKL-UPL kepada pemrakarsa yang telah memenuhi format penyusunan
UKL-UPL. Selanjutnya melakukan pemeriksaan yang dalam
pelaksanaannya dilakukan oleh unit kerja yang menangani pemeriksaan
UKL-UPL.
9. Kepala instansi lingkungan hidup wajib melakukan pemeriksaan UKL-
UPL berkoordinasi dengan instansI yang membidangi usaha dan/atau
kegiatan dan menerbitkan rekomendasi UKL-UPL paling lama 14 (empat
belas) hari sejak diterimanya UKL-UPL.
10. Dalam hal terdapat kekurangan data dan/atau informasi dalam UKL-
UPL atau SPPL serta memerlukan tambahan dan/atau perbaikan,

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN


PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -5
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

pemrakarsa wajib menyempurnakan dan/atau melengkapinya sesuai


hasil pemeriksaan.
11. Kepala instansi lingkungan hidup wajib menerbitkan rekomendasi
UKL-UPL paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya UKL-UPL
yang telah disempurnakan oleh pemrakarsa.
12. Bila tidak melakukan pemeriksaan atau tidak menerbitkan
rekomendasi UKL-UPL atau persetujuan SPPL dalam jangka waktu
tersebut, yang diajukan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
dianggap telah diperiksa dan disahkan oleh kepala instansi lingkungan
hidup
13. Rekomendasi UKL-UPL digunakan sebagai dasar untuk :
- Memperoleh izin lingkungan
- Melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup

- Penapisan / Penyaringan Kategori (Sesuai lampiran I Permen Lh No.


13 tahun 2010) dan SE KPUPR No.12/ 2014)
Penapisan terhadap jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi
dengan upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan
lingkungan hidup (UKL-UPL) perlu dilakukan mengingat besarnya rentang
jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi UKL-UPL. Pasal 34
ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup mengatur bahwa setiap usaha dan/atau
kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib amdal, wajib memiliki
UKL-UPL. Pasal 35 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mengatur pula bahwa
usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib dilengkapi UKLUPL, wajib
membuat surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup (SPPL).
Pasal 36 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mengatur bahwa
ketentuan lebih lanjut mengenai UKL-UPL dan SPPL diatur dengan

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN


PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -6
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

peraturan Menteri. Secara skematik, pembagian tersebut dapat


digambarkan sebagai berikut.

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN


PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -7
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

Skema tersebut di atas dalam pelaksanaannya berbeda-beda untuk setiap


daerah sehingga menimbulkan perbedaan pembebanan tanggung jawab
bagi pemrakarsa usaha dan/atau kegiatan untuk daerah yang berbeda
walaupun jenis usaha dan/atau kegiatannya adalah sama. Untuk menjamin
bahwa UKL-UPL dilakukan secara tepat, maka perlu dilakukan penapisan
untuk menetapkan jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib
dilengkapi dengan UKL- UPL. Adapun usaha dan/atau kegiatan di luar
daftar jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan
UKL-UPL dapat langsung diperintahkan melakukan upaya pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup sesuai prosedur operasional standar (POS)
yang tersedia bagi usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan, dan
melengkapi diri dengan surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup (SPPL).
Disamping itu, mekanisme perizinan telah berkembang ke arah lebih
sempurna, sehingga dengan kondisi tersebut beban kajian lingkungan dapat
didorong untuk dapat menjadi bagian langsung dari mekanisme penerbitan
izin. Sebagai contoh, dalam setiap pemberian izin mendirikan bangunan

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN


PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -8
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

(IMB) telah termaktub kewajiban pemrakarsa untuk melakukan upaya


pengelolaan lingkungan hidup antara lain: wajib membuat sumur resapan,
berjarak tertentu dari batas daerah milik jalan (DAMIJA), dan lain-lain. UKL-
UPL merupakan salah satu persyaratan yang wajib dipenuhi dalam
pelaksanaan penerbitan izin lingkungan, sehingga bagi usaha dan/atau
kegiatan yang UKL-UPLnya ditolak maka pejabat pemberi izin wajib
menolak penerbitan izin bagi usaha dan/atau kegiatan bersangkutan. UKL-
UPL dinyatakan berlaku sepanjang usaha dan/atau kegiatan tidak
melakukan perubahan lokasi, desain, proses, bahan baku dan/atau bahan
penolong. Bagi UKL-UPL yang telah dinyatakan sesuai dengan isian formulir
atau layak, maka UKL- UPL tersebut dinyatakan kadaluarsa apabila usaha
dan/atau kegiatan tidak dilaksanakan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun
sejak rekomendasi atas UKL-UPL diterbitkan.

- Langkah dan kriteria penapisan jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang
wajib dilengkapi dengan UKL-UPL Menurut Lampiran I Permen LH No. 13
Tahun 2010
Penapisan jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi
dengan UKL-UPL dilakukan dengan langkah berikut:
LANGKAH PERTAMA
1. Pastikan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut tidak
termasuk dalam jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi
amdal.
a. Pastikan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut tidak
termasuk dalam daftar jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib
dilengkapi amdal, baik yang ditetapkan dalam peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup atau keputusan bupati/walikota sesuai
kaidah penetapan wajib amdal; Catatan: Bupati/walikota atau
Gubernur DKI Jakarta atas pertimbangan ilmiah dapat menetapkan
suatu jenis usaha dan/atau kegiatan menjadi wajib amdal atas
pertimbangan daya dukung, daya tampung dan serta tipologi

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN


PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -9
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

ekosistem setempat menjadi lebih ketat dari daftar jenis usaha


dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi amdal dalam peraturan
Menteri.
b. Pastikan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut tidak
berlokasi di kawasan lindung; Catatan: Usaha dan/atau kegiatan yang
berbatasan dan/atau berlokasi di kawasan lindung wajib dilengkapi
amdal.
c. Pastikan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut tidak
berlokasi di lokasi yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang
wilayah (RTRW) dan/atau rencana tata ruang kawasan setempat.
Catatan: Usaha dan/atau kegiatan yang berlokasi tidak sesuai tata
ruang wajib ditolak.

LANGKAH KEDUA
2. Pastikan bahwa potensi dampak dari rencana usaha dan/atau kegiatan
telah tersedia teknologi untuk menanggulangi dampak tersebut. Catatan:
Jika tidak tersedia teknologi penanganan dampak dari suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan, maka kemungkinan rencana usaha dan/atau
kegiatan tersebut wajib dilengkapi amdal.

LANGKAH KETIGA
3. Periksa peraturan yang ditetapkan oleh Menteri departemen sektoral
atau kepala Lembaga pemerintah non departemen (LPND) tentang jenis
usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL untuk ditetapkan menjadi usaha
dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan UKL-UPL. Catatan:
 Dalam hal menteri departemen sektoral atau kepala lembaga
pemerintah non departemen (LPND) belum menetapkan jenis usaha
dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL, maka lakukan penetapan jenis
usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL sebagaimana langkah
keempat dan langkah kelima.

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN


PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -10
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

 Dalam hal menteri departemen sectoral atau kepala lembaga


pemerintah non departemen (LPND) telah menetapkan jenis usaha
dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL tetapi tidak dilengkapi dengan
skala/besaran, atau skala/besarannya ditentukan tetapi tidak
ditentukan batas bawahnya, maka lakukan penetapan jenis usaha
dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL sebagaimana langkah keempat dan
langkah kelima.
 Dalam hal terjadi perubahan terhadap peraturan yang ditetapkan oleh
Menteri departemen sektoral atau kepala Lembaga pemerintah non
departemen (LPND) tentang jenis usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-
UPL, maka ketentuan dalam langkah ketiga ini wajib mengikuti
peraturan yang mengalami perubahan tersebut.

LANGKAH KEEMPAT
4. Lakukan penapisan rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut untuk
memastikan bahwa dampak dari rencana usaha dan/atau kegiatan
tersebut memerlukan UKL-UPL atau SPPL dengan menjawab pertanyaan
berikut:

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN


PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -11
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

Apabila diberikan jawaban "Ya" pada salah satu kriteria tersebut, maka
diindikasikan kegiatan tersebut wajib dilengkapi dengan UKL-UPL.

LANGKAH KELIMA
5. Tetapkan jenis dan skala/besaran rencana usaha dan/atau kegiatan
tersebut wajib dilengkapi dengan UKL-UPL atau surat pernyataan
kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup (SPPL).
Catatan: Pemerintah daerah dapat menetapkan jenis rencana usaha
dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL di luar jenis usaha dan/atau kegiatan
wajib UKL- UPL yang ditetapkan oleh Menteri departemen sektoral atau
kepala Lembaga pemerintah non departemen (LPND).

- Pedomen penyusunan Penyusunan Dokumen UKL-UPL (dalam Permen LH


16/2012)
1. Dokumen lingkungan hidup terdiri atas:
a. dokumen amdal;
b. formulir UKL-UPL; dan
c. SPPL.
2. Dokumen Amdal dan formulir UKL-UPL merupakan persyaratan
mengajukan permohonan izin lingkungan.
3. Formulir UKL-UPL memuat:
a. identitas pemrakarsa;
b. rencana usaha dan/atau kegiatan;
c. dampak lingkungan yang akan terjadi, dan program
d. pengelolaan serta pemantauan lingkungan;
e. jumlah dan jenis izin perlindungan dan pengelolaan ingkungan hidup
yang dibutuhkan; dan
f. pernyataan komitmen pemrakarsa untuk melaksanakan ketentuan
yang tercantum dalam formulir UKL-UPL.
g. Daftar Pustaka; dan
h. Lampiran

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN


PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -12
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

4. Pengisian formulir UKL-UPL dilakukan sesuai dengan pedoman


pengisian formulir UKL-UPL sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV
Permen LH 16/2012 sebagai berikut.

2. Pendekatan Teknis
Pada pendekatan teknis akademis, kajian dilakukan berdasarkan kaidah-
kaidah keilmuan dan teori dalam menyusun konsep pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup. Pendekatan secara teknis ini dapat dilakukan
dengan melakukan kajian secara teoritis dan komparatif penyusunan
kebijakan dan strategi terdahulu maupun kebijakan di atasnya, sesuai aspek-
aspek terkait dengan pengelolaan lingkungan hidup. Target prioritas dari
pendekatan ini adalah memperoleh informasi dan data pengelolaan dan
pemantauan yang lebih baik yang lebih tepat sasaran.

3. Pendekatan Aktual
Pendekatan aktual lebih mengarah kepada identifikasi kondisi saat ini
mengenai kondisi wilayah studi. Kecenderungan dari pendekatan ini yaitu
mencoba untuk menjabarkan isu lingkungan aktual yang berkembang di
wilayah studi pada saat ini, sehingga dapat digunakan sebagai pendekatan
untuk menjaring input permasalahan yang dihadapi dalam mengelola kawasan
itu sendiri. Pendekatan aktual ini dapat dilakukan dengan menjaring isu-isu
yang berkembang dan diperoleh dari kajian-kajian sebelumnya yang terkait
dengan berbagai aspek terkait pengelolaan wilayah studi, serta perubahan-
perubahan kondisi lingkungan hidup yang perlu diantisipasi di masa
mendatang. Penjaringan isu ini dapat sebagai dasar awal bagi pengkajian lebih
lanjut dalam menyusun pola konsep kebijakan yang ideal, dengan melakukan
pengamatan langsung kondisi di obyek pengamatan. Kegiatan ini antara lain
dilakukan dengan melakukan survei dan pengambilan sampling pada
beberapa lokasi yang ditentukan, dan merekam isu dan kondisi terkini yang
terjadi, kemudian merumuskan identifikasi permasalahan untuk dijabarkan
dalam tahap analisis dan perumusan konsep pengelolaan dan pemantauan.

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN


PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -13
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

4. Pendekatan Partisipatif
Pada pendekatan partisipatif, kajian dirumuskan dengan melibatkan
pemangku kepentingan yang terkait dengan pengelolaan. Hal ini dimaksudkan
untuk memperoleh masukan dan saran pemangku kepentingan di daerah,
dimana dapat diperoleh feedback berupa pemberian informasi yang tepat
sasaran dan sesuai dengan demand dan kondisi aktual di lapangan. Dalam
pendekatan secara partisipatif ini, keterlibatan masyarakat dan pemangku
kepentingan dilakukan secara aktif dan dapat dilakukan dalam berbagai cara
antara lain wawancara maupun kuesioner. Hasil penyusunan konsep
kebijakan dan strategi tersebut tentunya perlu disosialisasikan kepada para
pemangku kepentingan selaku penerima langsung maupun tidak langsung atas
konsep baru ini, yang kemudian sekaligus akan mengawasi jalannya konsep
baru tersebut (monitoring).

B. URAIAN METODOLOGI
Uraian metodologi dalam pekerjaan PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN
HIDUP DAERAH IRIGASI MAIDI adalah sebagai berikut :
1. Metodologi Pekerjaan
a) Tahap persiapan
Mempersiapkan berbagai metodologi, konsep, kebijakan, standar dan
pedoman yang akan menjadi pegangan dalam pelaksanaan pekerjaan.
b) Tahap pengumpulan data dan informasi lapangan
Pengumpulan data dan informasi di lapangan baik itu kondisi fisik maupun
non fisik melalui survey primer dan survey sekunder. Survey Primer ini
dilakukan dengan menggunakan Alat Ukur Theodolit, GPS Handlet, dan
Meteran Roll dengan observasi dilapangan untuk mengamati kondisi
wilayah studi Survey Sekunder ini dilakukan untuk memperoleh data dari
instansi – instansi atau institusi terkait kondisi wilayah studi
c) Tahap Analisa
Pelaksanaan analisa kajian lingkungan hidup berdasarkan kondisi data
lapangan yang telah ada untuk mendapatkan kajian-kajian dampak
lingkungan hidup untuk kontruksi Daerah Irigasi Maidi
d) Tahap penyusunan dokumen

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN


PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -14
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

Penyusunan dokumen lingkungan hidup berdasarkan hasil analisa untuk


mengidentifikasi dampak dan pengaruh serta mengarahkan rancangan
penanganan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam lingkup kegiatan.

2. Metodologi Teknis Penyusunan Dokumen


1. Pendekatan Teknologi
Pada hakekatnya seluruh dampak lingkungan komponen fisik dapat
ditanggulangi dengan pendekatan teknologi. Pendekatan perekayasaan ini
dimungkinkan untuk komponen fisik dan biologis. Untuk komponen fisik
penanganannya menggunakan pendekatan techno engineering dan biologis
menggunakan bio engineering. Pendekatan ini merupakan pendekatan
teknologi yang digunakan untuk mengelola dampak penting terhadap
lingkungan hidup, yaitu :
a. Pendekatan teknologi untuk udara ambient (debu dan gas) dan
kebisingan dilakukan dengan melakukan penanaman buffer zone
(tanaman penyangga) sepanjang jalan yang dilewati alat-alat angkutan
dan operasional.
b. Untuk iklim (suhu dan kelembaban udara), perubahan kualitas tanah dan
erosi dilakukan dengan melakukan perhitungan dampak yang akan
terjadi dari kegiatan operasional pelabuhan, sehingga peruntukan lahan
tidak akan terganggu dan segera mungkin melakukan upaya pengelolaan
lingkungan bila terjadi dampak yang timbul dari kegiatan tersebut.
c. Pendekatan teknologi untuk pengelolaan kualitas air sungai yaitu dengan
melakukan upaya pengelolaan terhadap proses erosi tanah baik dari
lahan yang terbuka atau penyaliran dari stockpile agar tidak langsung
masuk ke badan sungai.
d. Untuk komponen biologi (biota perairan) yaitu dengan melakukan
pengelolaan terhadap wilayah habitat biota perairan, juga dengan
menanam tanaman mangrove swarm (bakau rawa) yang fungsinya bisa
menyerap logam dasar maupun logam berat yang terdapat pada sungai,
dan juga sebagai habitat biota sungai.

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN


PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -15
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

e. Pendekatan teknologi untuk perekonomian, proses disosiatif dan sikap


persepsi masyarakat adalah dengan melakukan pendekatan musyawarah
yang dipadukan dengan pendekatan hukum formal dalam penanganan
konflik yang terjadi dalam proses pembebasan lahan, penerimaan tenaga
kerja, pemutusan hubungan kerja.
2. Pendekatan Sosial Ekonomi
Pendekatan sosial ekonomi dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Membangun partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan,
pengendalian dan penanggulangan pencemaran yang diakibatkan oleh
aktivitas kegiatan.
b. Mengembangkan pendekatan musyawarah dan persuasive yang
dipadukan dengan pendekatan hukum formal dalam penanganan dan
penyelesaian suatu masalah antara perusahaan dan masyarakat
disekitarnya.
c. Mengadakan dialog dengan masyarakat untuk mengetahui pendapat dan
keluhan yang terjadi akibat adanya kegiatan perusahaan untuk menekan
dampak negatif suatu masalah yang timbul dimasyarakat sekitarnya.
d. Pengalokasian anggaran perusahaan yang mencukupi untuk mendukung
pelaksanaan upaya pengelolaan lingkungan secara optimal.

3. Pendekatan Institusi
Pendekatan ini merupakan mekanisme institusi (kelembagaan) yang akan
dilakukan pemrakarsa dalam rangka menaggulangi dampak penting
terhadap lingkungan hidup, yaitu:
a. Membentuk unit kerja upaya pengelolaan lingkungan hidup di lingkup
daerah BreakWater yang dilengkapi dengan personalia, peralatan dan
fasilitas kerja yang memadai untuk upaya pengelolaan lingkungan.
b. Menyusun Standard Operational Prosedure (SOP) pencegahan,
pengendalian dan penanggulangan pencemaran lingkungan dengan
mengacu pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku termasuk

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN


PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -16
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

mengembangkan dan mengoptimalkan komunikasi dan koordinasi serta


kerjasama dengan aparat pemerintahan dan aparat keamanan dalam
patrol perlindungan dan pengamanan lingkungan.
c. Mengembangkan komunikasi, koordinasi dan tukar informasi dengan
aparat pemerintahan setempat, dinas instansi terkait dan perusahaan
terhadap kegiatan yang berpotensi menimbulkan pencemaran dan
kerusakan lingkungan.
d. Membangun kerjasama dan komunikasi kemitraan dengan masyarakat
untuk mempelajari dan menilai usulan dan permohonan bantuan yang
disampaikan masyarakat serta memberikan masukan kepada pihak
manajemen dalam pelaksanaan program community development atau
dengan kerjasama kemitraan.
e. Mengembangkan kegiatan sosial kemasyarakatan secara bersama-sama
untuk mempererat hubungan sosial dan semangat kerjasama antara
perusahaan dan masyarakat disekitar wilayah operasional BreakWater.
f. Membuka ruang bagi terselenggaranya dialog dan diskusi dengan
berbagai pihak berkenaan dengan kinerja upaya pengelolaan lingkungan
hidup yang telah, sedang dan akan dilaksanakan oleh kelompok petani
pengguna air.
g. Membangun komunikasi dan koordinasi dengan apparat desa dan
pemerintah daerah setempat dalam upaya perlindungan dan
pengamanan lingkungan serta penanganan masalah konflik serta sikap
dan persepsi masyarakat terhadap kegiatan penggunaan air BreakWater.
1) Metode Penilaian Para Ahli
Penggunaan metode ini ditujukan untuk menganalisis dan
memberikan interpretasi atas suatu fenomena dampak lingkungan
yang cenderung bersifat kualitatif dan subyektif. Prakiraan dampak
lingkungan dengan metode ini sangat dipengaruhi oleh ketajaman
narasumber dan kepakaran para ahli yang dijadikan narasumber
dalam metode studi UPL-UKL ini. Penggunaan metode ini dipilih bila
metode empiris dan metode analogi tidak dapat secara tepat memberi

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN


PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -17
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

makna atau interpretasi atas fenomena dampak lingkungan yang


terjadi.
2) Metode Penerapan Baku Mutu
Penggunaan metode ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai
skala kualitas parameter komponen lingkungan yang terukur pada
keadaan setelah kegiatan proyek berlangsung dengan ambang batas
baku mutu lingkungan yang menjadi acuan dalam studi UPL-UKL ini.
Nilai kualitas lingkungan yang terukur pada kondisi rona awal dan
setelah berlangsungnya kegiatan yang melebihi ambang batas (baku
mutu) lingkungan yang telah ditetapkan, dengan cara
mengidentifikasi terjadinya pencemaran atau penurunan kualitas
lingkungan yang signifikan dan memerlukan upaya penanganan dan
pengelolaan lebih lanjut. Sementara itu, bila skala kualitas lingkungan
yang terukur menunjukan masih berada dibawah ambang batas baku
mutu lingkungan, hal ini mengidentifikasi bahwa perubahan kualitas
lingkungan yang terjadi masih dapat ditoleransi atau tergolong
rendah.

4. Rona Lingkungan Awal


Implementasi dari Rona lingkungan awal diinterpretasikan sebagai
identifikasi rona awal lingkungan sebelum dilakukan kegiatan di area
Kegiatan secara sistematis untuk menghindari terabaikannya dampak
negatif sebagai sumber polutan dari kerusakan lingkungan secara
keseluruhan. Interpretasi dari rona lingkungan awal adalah melakukan
analisis kuantitatif untuk data-data yang terkait dengan lingkungan fisik,
kimia dan biologi, sedangkan data sosial budaya dan ekonomi dilakukan
secara kualitatif yang dideskripsikan berdasarkan tingkat
pengelompokannya. Dengan memperhitungkan berbagai keterbatasan,
terutama terkait dengan ruang lingkup (scoping) daerah studi analisis
untuk menentukan dampak penting hipotetik yang diperkirakan timbul
sebagai akibat kegiatan rehabilitasi Daerah BreakWater, pelingkupan

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN


PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -18
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

tersebut perlu dilakukan untuk mempermudah dampak penting terutama


dampak fisik,kimia dan biologi berdasarkan arah penyebarannya.
Pelingkupan tersebut dilakukan dengan mengacu pada rona lingkungan
awal, deskripsi kegiatan proyek dari pihak perusahaan, dan kajian tersebut
berdasarkan tolok ukur sebelum adanya kegiatan operasional.

5. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


Data yang diperlukan dalam studi analisis upaya pengelolaan dan
pemantauan lingkungan berupa data primer dan data sekunder tetapi
dianggap primer karena berdasarkan perhitungan dari instansi terkait.
Terhadap komponen fisik dan kimia serta biologi, pengumpulan data
dilakukan dengan pengambilan sampel pada lokasi yang telah ditetapkan.
Kemudian sampel di bawa untuk di uji laboratorium, sedangkan data
biologi dilakukan dengan mengambil sampel air sungai yang kemudian di
uji ke laboratorium.
Pengumpulan data sosial, ekonomi, budaya dan Kesehatan masyarakat
dilakukan melalui wawancara terstruktur dengan menggunakan daftar
pertanyaan yang telah dipersiapkan untuk kebutuhan tersebut. Dalam
memperdalam informasi, data dilakukan juga wawancara dengan tokoh
formal, maupun tokoh informal, tokoh adat dan tokoh agama. Untuk
mempertajam analisis data kualitatif dilakukan juga diskusi kelompok
terarah (focus group discussion) dengan beberapa responden terpilih.

6. Metode Analisa Data


Data suhu dan kelembaban udara relatif disajikan dalam bentuk tabulasi
dan dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai rata-rata yang
menggambarkan perbedaan kondisi suhu dan kelembaban relatif pada areal
yang berhutan atau belukar rapat dengan areal terbuka. Data iklim mikro
yang lain disajikan dalam bentuk tabulasi kemudian di lakukan perhitungan
matematis untuk mendapatkan gambaran curah hujan, hari hujan,

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN


PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -19
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

intensitas penyinaran matahari, arah dan kecepatan angin dominan yang


terjadi di wilayah studi guna menentukan tipe iklim.

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN


PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -20
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

3. Metodologi Studi Penyusunan Dokumen


Data dan Metode Evaluasi
Dampak Metode 
Informasi yang Metode Analisis Data Untuk (Tidak  Per Individu
No. Penting Metode Prakiraan Dampak Pengumpulan Data
Relevan dan Prakiraan Dampak Melainkan
Hipotetik Untuk Prakiraan
Dibutuhkan Secara Keseluruhan)
A. Dampak Tipe iklim ditentukan berdasarkan pada Data iklim yang Data iklim seluruhnya Parameter dan Metode Analisis Data Komponen lklim Metode Fisher –
perubahan klasifikasi Schmidt-Ferguson dengan formula : akan merupakan data Komponen/Parameter Metode Analisis Davies dimulai dengan
Satuan Sumber Data
iklim (Curah BK dikumpulkan sekunder yang akan Lingkungan Data penentuan kualitas
Q= x 100
Hujan, Hari BB meliputi curah dikumpulkan dari 1. Curah hujan mm Aritmatik BMG lingkungan untuk
2. Hari hujan hari Aritmatik BMG
Hujan, dimana : hujan dan hari data yang diambil dari 3. Temperatur Udara °C Aritmatik BMG setiap komponen
Kecepatan BK = Rata-Rata Bulan Kering hujan, suhu, Stasiun Meteorologi 4. Kelembaban Udara % Aritmatik BMG lingkungan hidup
Angin, Lama BB = Rata-Rata Bulan Basah kelembaban Kelas III Amahai - 5. Evaporasi mm Aritmatik BMG untuk kondisi saat ini,
6. Radiasi Matahari jam/hari Aritmatik BMG
Penyinaran udara, radiasi Maluku Tengah 7. Kecepatan Angin km/jam Aritmatik BMG kondisi akan datang
Matahari, Klasifikasi iklim ditentukan berdasarkan matahari, arah Parameter iklim yang Sumber : Tiasyono, 1986. tanpa dan dengan
suhu dan Oldeman. Pengklasifikasian iklim oldeman ini dan kecepatan akan dikaji meliputi adanya proyek. Skala
kelembaban didasarkan pada kriteria berikut : angin, berupa curah hujan, hari yang digunakan
udara) 1. Bulan Basah (BB), merupakan bulan data historis hujan, kecepatan adalah 1 sampai
dengan rata- rata curah hujan lebih dari yang tercatat angin, dan penyinaran dengan 5. Nilai
200 mm minimal selama matahari. Data iklim kualitas lingkungan
2. Bulan Lembab (BL), merupakan buloan 10 tahun yang diperoleh akan pada setiap kegiatan
dengan rata- rata curah hujan 100 hingga terakhir. dianalisis secara di rata-rata untuk
200 mm tabulasi yang setiap komponen
3. Bulan Kering (BK), merupakan bulan ditampilkan dalam lingkungan. Nilai
dengan rata- rata curah hujan kurang dari bentuk tabel. Data dampak suatu
100 mm iklim (curah hujan, komponen lingkungan
suhu, kelembaban, diperoleh dari
Pengklasifikasian iklim oleh Oldeman ini dibagi dan penyinaran pengurangan antar
menjadi 5 kategori. Kategori- kategori iklim matahari) nilai kondisi akan
Oldeman antara lain sebagai berikut: ditampilkan dengan datang dengan kondisi
a. Tipe A, bulan- bulan basah secara kategori: maksimum, saat ini.
berturut- turut lebih dari 9 bulan rata-rata, dan
b. Tipe B, bulan- bulan basah secara minimum.
berturut- turut antara 7 sampai 9 bulan
c. Tipe C, bulan- bulan basah secara
berturut- turut antara 5 sampai 6 bulan

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -21


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

Data dan Metode Evaluasi


Dampak Metode 
Informasi yang Metode Analisis Data Untuk (Tidak  Per Individu
No. Penting Metode Prakiraan Dampak Pengumpulan Data
Relevan dan Prakiraan Dampak Melainkan
Hipotetik Untuk Prakiraan
Dibutuhkan Secara Keseluruhan)
d. Tipe D, bulan- bulan basah secara
berturut- turut antara 3 sampai 4 bulan
e. Tipe E, bulan- bulan basah secara
berturut- turut kurang dari 3 bulan

Data curah hujan, hari hujan, suhu dan


kelembaban udara digunakan dalam
perhitungan hidrologi, arah dan
kecepatan angin digunakan menelaah
potensi penyebaran dampak pada udara.

B. 1. Penurunan a. Kualitas Udara Data yang - Pengumpulan - Penetapan status mutu Metode Fisher –
kualitas Prakiraan dampak terhadap diperlukan: sampel udara udara ambien sesuai data Davies dimulai dengan
udara kualitas udara ambien dengan model - Rona awal ambien rona awal dan rona udara penentuan kualitas
ambien matematis dapat dilakukan dengan udara - Pengujian ambien saat lingkungan untuk
memanfaatkan formula-formula baku ambien di parameter kualitas konstruksi/operasional setiap komponen
yang lazim dalam penelaahan lokasi studi udara sesuai SNI mengacu pada baku mutu lingkungan hidup
komponen lingkungan yang (konsentrasi Parameter dan Metode Analisis Kualitas Udara
dalam PP 41 Tahun 1999 untuk kondisi saat ini,
Parameter Kualitas
No Satuan Metode Uji Alat SNI
bersangkutan. Jumlah emisi gas dari CO, O3, NO2, Udara
1 Karbon Monoksida (CO) µg/Nm3 NDIR NDIR Analyzer 7119.10:2011
Tentang Pengendalian kondisi akan datang
alat-alat berat yang digunakan pada SO2, TSP dan 3
2 Nitrogen Dioksida (NO2) µg/Nm Saltzman
3 Sulfur Dioksida (SO2) µg/Nm3 Parasosanilin
Spektrofotometer 19-7119.2-2005
Spektrofotometer 19-7119.7-2005
Pencemaran Udara. Baku tanpa dan dengan
kegiatan proyek dapat ditentukan Pb); 4 Amoniak (NH3) µg/Nm3 Indofenol
Alkaline Potassium
Spektrofotometer 19-7119.1-2005 mutu parameter-parameter adanya proyek. Skala
4 Ozon (O3) µg/Nm3 Spektrofotometer 19-7119.8-2005
menggunakan faktor emisi gas atau - Faktor emisi 6 Timah Hitam (Pb) 3
Iodate
µg/Nm Gravimetri AAS 19-7119.4-2005 kualitas udara yang yang digunakan
7 Total debu/partikel (TSP) µg/Nm3 Gravimetri
partikel dari sumber emisi gas dan 8 Bising dBA Tekanan bunyi
Hi-Vol 19-6603-2001
Sound Level Meter 7570:2010
dijadikan acuan seperti adalah 1 sampai
berdasarkan persamaan berikut (KLH, partikulat Sumber : Rump and Kirst, 1992
berikut dengan 5. Nilai
2007). mesin/kenda - Data sekunder kualitas lingkungan
raan; sesuai referensi pada setiap kegiatan
Q = EF x A x (1 – ER/100)
- Arah dan di rata-rata untuk
Q = Laju emisi gas atau jumlah polutan kecepatan setiap komponen
yang diemisikan per satuan waktu angin di No Parameter Lingkungan Satuan
Waktu Baku lingkungan. Nilai
Pengukuran Mutu
EF = Faktor emisi lokasi studi; 1 Total partikel (TSP) µg/Nm3 24 Jam 230 dampak suatu
A = Intensitas kegiatan per satuan waktu - Bobot 2 Karbon Monoksida (CO) µg/Nm3 1 Jam 30000
komponen lingkungan
3
3 Nitrogen Dioksida (NO2) µg/Nm 1 Jam 400
4 Sulfur Dioksida (SO2) µg/Nm3 1 jam 900
3
5 Timbal (Pb) µg/Nm 24 Jam 2
PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -22
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

Data dan Metode Evaluasi


Dampak Metode 
Informasi yang Metode Analisis Data Untuk (Tidak  Per Individu
No. Penting Metode Prakiraan Dampak Pengumpulan Data
Relevan dan Prakiraan Dampak Melainkan
Hipotetik Untuk Prakiraan
Dibutuhkan Secara Keseluruhan)
ER = Efisiensi pengurangan polutan oleh kenaraan diperoleh dari
sistem pengendali dalam alat (%) pengangkut. pengurangan antar
Faktor emisi beberapa komponen emisi gas Sumber: PP 41 Tahun 1999 nilai kondisi akan
buang sesui kategori kendaraan seperti Tentang datang dengan kondisi
ditunjukkan dalam sebagai berikut. Pengendalian saat ini.
Pencemaran Udara
- Besaran dampak terhadap
kualitas udara ambien
dihitung menggunakan skala
kualitas.
Faktor emisi gas buang beberapa kategi
kendaraan di Indonesia
Faktor Emisi (kg/km)
Kategori Kendaraan
CO HC NOx PM10 SO2
14, 0,2
Sepeda motor (bensin) 5,9 0,24 0,008
0 9
40,
Mobil penumpang (bensin) 4,0 2,0 0,01 0,026
0
Mobil penumpang (solar) 2,8 0,2 3,5 0,53 0,44
17,
Truk (solar) 8,4 1,8 1,4 0,93
7
43, 5,0
Angkot (bensin) 2,1 0,006 0,029
1 8
Sumber: Suhadi, 2008
Disamping itu, jumlah resuspensi debu yang
berasal dari permukaan jalanan yang dilewati
oleh kendaraan proyek dapat dihitung
menggunakan persamaan empiris untuk paved
road atau anpaved road, tergantung tipe jalan
yang dilewati oleh kendaraan proyek.
a. Untuk tipe jalan anpaved menggunakan
persamaan empiris dari Midwest
Research Institute USA (USEPA, 2003)
sebagai berikut.

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -23


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

Data dan Metode Evaluasi


Dampak Metode 
Informasi yang Metode Analisis Data Untuk (Tidak  Per Individu
No. Penting Metode Prakiraan Dampak Pengumpulan Data
Relevan dan Prakiraan Dampak Melainkan
Hipotetik Untuk Prakiraan
Dibutuhkan Secara Keseluruhan)
eu = 5,9(s/12)(S/30)
(W/7)0,7(w/4)0,5(d/365)
dengan:

eu =Jumlah debu per sepanjang jalan


(lb/mile)
s =Silt kontent (%)
S =Kecepatan kendaraan (mile/jam)
W =Berat kendaraan (ton)
w =Jumlah roda kendaraan
d =Jumlah hari tidak hujan
b. Untuk tipe jalan paved menggunakan
persamaan empiris dari USEPA (NPi,
1999; AQMD, 2007) sebagai berikut.

E = VMT  k  (sL/12)0,65  (W/3)1,5


dengan:

E =Emisi gas (kg/tahun)


VMT =Intensitas kegiatan (km/tahun)
sL =Silt Loading (g/m2)
k =tetapan tergantung tipe jalan
W =Berat kendaraan (ton)

Sebaran konsentrasi gas dan partikulat dalam


udara ambien yang bersumber dari dispersi
debu dan emisi gas buang pada berbagai jarak
saat mobilisasi peralatan dan pengangkutan
material proyek dihitung menggunakan
persamaan dispersi ground lavel line source

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -24


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

Data dan Metode Evaluasi


Dampak Metode 
Informasi yang Metode Analisis Data Untuk (Tidak  Per Individu
No. Penting Metode Prakiraan Dampak Pengumpulan Data
Relevan dan Prakiraan Dampak Melainkan
Hipotetik Untuk Prakiraan
Dibutuhkan Secara Keseluruhan)
Gaussian (Faizal, 2004).

2Q
L −z 2
C (x , z )= 0,5
2π σzμ
exp
2σ 2z ( )
dengan :
C(x,z) = konsentrasi debu (µg/Nm3)
Q/L = laju emisi per unit panjang jalan
(µg/dt.m)
σz = koefisien dispersi vertikal
µ = kecepatan angin rata-rata (m/dt)
z = tinggi titk konsentrasi yang ditinjau
π = 3,1416
Bila emisi resuspensi debu dianggap sebagai
sumber area maka prediksi konsentrasi emisi
polutan udara mengikuti persamaan empiris
Area Source Gaussian (Smith, R. J., 1995).
1
ξ ( x , y , z )= exp¿
πσ y σ x
dengan :
ξ (x , y , z ) = konsentrasi debu (µg/Nm3)
Q/L = Laju emisi per unit panjang jalan
(µg/dt.m)
σz, σx, σy = koefisien dispersi vertikal (z),
sumbu-x dan sumbu-y
µ = Kecepatan angin rata-rata (m/dt)
z = tinggi titik konsentrasi yang
ditinjau
π = 3,1416
Untuk menentukan besaran dampak

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -25


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

Data dan Metode Evaluasi


Dampak Metode 
Informasi yang Metode Analisis Data Untuk (Tidak  Per Individu
No. Penting Metode Prakiraan Dampak Pengumpulan Data
Relevan dan Prakiraan Dampak Melainkan
Hipotetik Untuk Prakiraan
Dibutuhkan Secara Keseluruhan)
pencemaran udara ambien yang dihasilkan
oleh kegiatan proyek digunakan rumus sebagai
berikut (Fandely, 2011).
2. Peningkatan n n

Kebisingan ∆ BP=∑ [BP]dp −∑ [ BP] tp - Rona awal - Pengukuran - Penetapan status mutu
j=1 j =1 kebisingan di kebisingan dengan kebisingan sesuai data rona
dengan: lokasi studi Sound Level Meter awal dan data kebisingan
[BP] = Perubahan beban pencemaran udara - Bising yang sesuai SNI saat konstruksi/operasional
ambien (µg/m3) ditimbulkan 75702010 mengacu pada baku mutu
[BP]dp = Beban pencemaran udara ambien oleh aktivitas - Data sekunder dalam KEP.
ketika ada proyek (µg/m3) proyek sesuai referesi No.48/MenLH/1996
[BP]tp = Beban pencemaran udara ambien pembangunan Tentang Baku Tingkat
tanpa proyek (µg/m3) Jalan dan Kebisingan. Dalam wilayah
J = Jenis pencemar jembatan studi, dampak bising akan
dapat terjadi di sepanjang jalur
b. Kebisingan bersumber akses pembangunan jalan
Untuk menggambarkan dari bunyi dan jembatan dalam dalam
perubahan tingkat kebisingan akibat kendaraan tapak proyek. Baku mutu
pengoperasian kendaraan atau mesin atau mesin sesuai lingkungan tersebut
ketika proyek berjalan digunakan dua yang adalah 70 dBA untuk jalur
parameter penting, yaitu akumulasi dioperasikan. transportasi, 55 dBA untuk
tingkat kebisingan akibat berbagai Dampak bunyi lingkungan pemukiman.
sumber suara dan perubahan tingkat dapat terjadi di Disamping menggunakan
kebisingan akibat perubahan jarak jalan akses baku mutu, penilain tingkat
sumber suara dan titik yang ditinjau. serta pada kebisingan dapat pula
Akumulasi tingkat kebisingan akibat tapak proyek ditentukan berdasarkan
dua sumber suara dihitung dan sekitarnya. skala kualitas lingkungan
berdasarkan rumus sebagai berikut Oleh karena bising terputus atau
(Godish, 2004): itu, semikontinyu, seperti
P21 P22 pengukuran berikut
LPtotal=10. log ⁡[ 2
+ 2] rona awal
Po Po bising

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -26


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

Data dan Metode Evaluasi


Dampak Metode 
Informasi yang Metode Analisis Data Untuk (Tidak  Per Individu
No. Penting Metode Prakiraan Dampak Pengumpulan Data
Relevan dan Prakiraan Dampak Melainkan
Hipotetik Untuk Prakiraan
Dibutuhkan Secara Keseluruhan)
Kebisingan (dB)
dengan : dilakukan di Skala
Semikontinu Terputus
LPtotal = Tingkat kebisingan total, dBA jalur akses 5 50 – 55 50 – 60
P1 = Intensitas suara sumber 1, N/m2 proyek yang 4 55 - 62,5 60 – 70

P2 = Intensitas suara sumber 2, N/m2 melewati 3 62,5 – 72 70 – 80


2 62,5 – 72 70 – 80
Po = Intensitas suara referensi, N/m2 pemukiman 1 85 – 100 90 – 100
atau dekat
Perubahan tingkat kebisingan akibat pemukiman Sumber: Fandeli, 2006
perubahan jarak dihitung berdasarkan penduduk
fenomena atenuasi geometris, yaitu sumber - Besaran dampak kebisingan
titik atau sumber diam dan sumber garis atau dihitung menggunakan skala
sumber bergerak. kualitas lingkungan.
Untuk sumber titik atau sumber diam
menggunakan rumus:
r2
LP2=LP1−20. log
r1
Untuk sumber garis atau sumber bergerak
menggunakan rumus:
r2
LP2=LP1−10. log
r1
dengan :
LP1 : Tingkat kebisingan pada jarak r1, dBA
LP2 : Tingkat kebisingan pada jarak r2, dBA
r1 : Jarak pengukuran kebisingan dari sumber
kebisingan 1
r2 : Jarak pengukuran kebisingan dari sumber
kebisingan 2

Kebisingan akumulatif (Leq) dari sejumlah


truk yang beroperasi setiap jam (Ni) pada
berbagai jarak dari sumber (d) dengan

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -27


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

Data dan Metode Evaluasi


Dampak Metode 
Informasi yang Metode Analisis Data Untuk (Tidak  Per Individu
No. Penting Metode Prakiraan Dampak Pengumpulan Data
Relevan dan Prakiraan Dampak Melainkan
Hipotetik Untuk Prakiraan
Dibutuhkan Secara Keseluruhan)
kecepatan rata-rata (Si) dapat dihitung
menggunankan rumus berikut (Rau and
Wooten, 1980).

15
Leq =Loi−10. log ¿ +10 log + s−13
Si d
Untuk menentukan besaran beban
pencemaran bising yang dihasilkan oleh
kegiatan proyek digunakan rumus sebagai
berikut (Fandely, 2011).
n n
∆ BP=∑ [BP]dp −∑ [ BP] tp
j=1 j =1
dengan:
[BP] = Perubahan beban pencemaran bising
(dBA)
[BP]dp = Beban pencemaran bising (dBA)
[BP]tp = Beban pencemaran bising (dBA)
J = Jenis pencemar
3. Fisiografi dan Menganalisis hasil penyelidikan geologi a. Gambaran Kajian geologi yang
Geologi permukaan dan data geologi bawah fisiografi akan dilakukan pada
permukaan serta pengujian laboratorium yang lokasi studi lokasi tapak proyek
memberikan gambaran kondisi geologi yang dan meliputi kajian
dikaitkan dengan keperluan perencanaan dan sekitarnya kestabilan lereng,
konstruksi bendung beserta sarananya. yang meliputi geologi teknik,
meliputi kegempaan dan
morfologi dan hidrogeologi. Untuk
topografi,
menganalisis sifat
panjang
keteknikan
lereng dan
kemiringan batuan/tanah pada
lereng akan lokasi tapak proyek.

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -28


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

Data dan Metode Evaluasi


Dampak Metode 
Informasi yang Metode Analisis Data Untuk (Tidak  Per Individu
No. Penting Metode Prakiraan Dampak Pengumpulan Data
Relevan dan Prakiraan Dampak Melainkan
Hipotetik Untuk Prakiraan
Dibutuhkan Secara Keseluruhan)
dikumpulkan Kegempaan akan
melalui ditelusuri
interpretasi berdasarkan kontrol
Peta struktur geologi
Rupabumi regional dan sejarah
yang kejadian gempa yang
diperoleh dari pernah terjadi di
Badan Pulau Seram. Kurun
Koordinasi
waktu yang
Survei dan
digunakan dari tahun
Pemetaan
Nasional 1990 hingga 2006
(BAKOSURTA berdasarkan data dan
NAL) Edisi I – informasi dari Badan
1991 dan Meteorologi
instansi Klimatologi dan
terkait serta Geofisika (BMKG).
pengamatan
lapangan.
b. Data geologi
dan
geomorfologi
yang meliputi
formasi
geologi,
batuan induk
dan sebaran
struktur
geologi serta
morfologi
daerah
diperoleh
melalui hasil
interpretasi

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -29


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

Data dan Metode Evaluasi


Dampak Metode 
Informasi yang Metode Analisis Data Untuk (Tidak  Per Individu
No. Penting Metode Prakiraan Dampak Pengumpulan Data
Relevan dan Prakiraan Dampak Melainkan
Hipotetik Untuk Prakiraan
Dibutuhkan Secara Keseluruhan)
Peta Geologi
dan Peta Land
System yang
ditelusuri
pada kantor
Pusat
Penelitian dan
Pengembanga
n Geologi
(PUSLITBANG
GEOLOGI)
atau instansi
yang terkait.

D. Hidrologi Pengumpulan data hidrologi akan dilakukan Interpretasi peta Pengamatan, Metode Analisis Data Hidrologi Rencana Pembangunan PLTA di Desa Kaloa Kecamatan Metode Fisher –
pada lokasi rencana kegiatan yaitu badan air dan analisis pengukuran dan Seram Utara Kabupaten Maluku Tengah
Davies dimulai dengan
yang secara hidrologis tercakup dalam wilayah curah hujan (10 perhitungan untuk Metode Analisis Data Hidrologi Rencana Pembangunan PLTM Benteng penentuan kualitas
Malewang, Kab. Bulukumba
studi yaitu DAS. Data hidrologi yang tahun data) yang mengetahui lingkungan untuk
Metode Metode
diperlukan mencakup debit air yang diperoleh diperoleh dari karakteristik dan No Parameter Satuan Alat setiap komponen
Pengumpulan Data Analisis
dari data sekunder yang ada. stasiun curah potensi perubahan Karakteristik DAS/ 3 Interpretasi peta/ Deskriptf/ lingkungan hidup
1. m /detik Pelampung
hujan terdekat, pola aliran Debit Sesaat Pengukuran Formula untuk kondisi saat ini,
representatif permukaan dan debit 3 Data sekunder/ kondisi akan datang
2. Aliran Permukaan m /detik Formula -
Interpretasi peta
atau dapat banjir di wilayah 3. Debit Banjir 3
m /dtk Data sekunder Formula -
tanpa dan dengan
dianalogikan lokasi rencana adanya proyek. Skala
dengan lokasi pembangunan jalan yang digunakan
studi dan dan jembatan adalah 1 sampai
karakteristik dengan 5. Nilai
daerah aliran kualitas lingkungan
sungai (DAS) pada setiap kegiatan
wilayah studi. di rata-rata untuk
setiap komponen
lingkungan. Nilai
dampak suatu

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -30


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

Data dan Metode Evaluasi


Dampak Metode 
Informasi yang Metode Analisis Data Untuk (Tidak  Per Individu
No. Penting Metode Prakiraan Dampak Pengumpulan Data
Relevan dan Prakiraan Dampak Melainkan
Hipotetik Untuk Prakiraan
Dibutuhkan Secara Keseluruhan)
komponen lingkungan
diperoleh dari
pengurangan antar
nilai kondisi akan
datang dengan kondisi
saat ini.
E Kualitas Air pembangunan jalan dan jembatan dapat -Rona awal - Teknik - Data hasil pengujian Metode Fisher –
menyebabkan perubahan kualitas air kualitas air pengambilan dan kualitas air digunakan Davies dimulai dengan
permukaan di sekitarnya atau perubahan nilai permukaan pengawetan sebagai dasar untuk penentuan kualitas
parameter uji. Perubahan konsentrasi (TSS, TDS, pH, sampel uji air menetapkan status kualitas lingkungan untuk
parameter kualitas air akibat penambahan setiap komponen
BOD5, DO, mengacu pada air baik untuk kondisi rona
bahan pencemar ke badan air dapat dihitung lingkungan hidup
menggunakan persamaan “model
COD, NH3, NO2, SNI 06-2412- awal maupun status untuk kondisi saat ini,
kesetimbangan massa” (Alley, 2007) atau H2S dan 1991. Sampel uji kualitas air yang terkena kondisi akan datang
pencampuran polutan dengan aliran air Sungai lainnya). air diambil pada dampak ketika berlangsung tanpa dan dengan
Isal menggunakan rumus berikut: -Laju erosi bagian kolom air kegiatan konstruksi dan adanya proyek. Skala
pada lokasi pada jarak 20 cm pembangunan jalan dan yang digunakan
n n studi dari permukaan jembatan . Penetapan mutu adalah 1 sampai
Co Qo + ∑ ( Ql ) j ∑ (C l) j -Debit air dan 20 cm dari air dilakukan dengan cara dengan 5. Nilai
j=1 j=1 kualitas lingkungan
C= n
sungai dasar membandingkan data hasil
Curah hujan menggunakan pengujian dengan baku pada setiap kegiatan
Q o + ∑ ( Q l) j di rata-rata untuk
j=1 water sampler, mutu air kelas I dan kelas II
setiap komponen
kemudian untuk air sungai Peraturan lingkungan. Nilai
dengan: keduanya Pemerintah Nomor 82 dampak suatu
C = Konsentrasi zat pencemar dalam sungai di dicampur dengan Tahun komponen lingkungan
sebelah hilir (mg/L) volume sama. - 2001 diperoleh dari
Qo = Debit air sungai (m3/dt) Sampel air akan pengurangan antar
Co = Konsentrasi zat pencemar dalam air sungai
diuji di nilai kondisi akan
di sebelah hulu lokasi proyek (mg/L)
laboratorium datang dengan kondisi
Ql = Debit air limbah (m3/dt)
yang terakreditasi saat ini.
Cl = Konsentrasi zat pencemar dalam air limbah
(mg/L) ISO/IEC 17025

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -31


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

Data dan Metode Evaluasi


Dampak Metode 
Informasi yang Metode Analisis Data Untuk (Tidak  Per Individu
No. Penting Metode Prakiraan Dampak Pengumpulan Data
Relevan dan Prakiraan Dampak Melainkan
Hipotetik Untuk Prakiraan
Dibutuhkan Secara Keseluruhan)
J = Jenis sumber pencemar oleh KAN.
Sebagian
Untuk menentukan besaran beban parameter diuji
Baku Mutu Air
pencemaran badan air yang dihasilkan oleh langsung di No Parameter Uji Satuan
Kelas I Kelas II
kegiatan proyek digunakan rumus sebagai lapangan seperti
A. Fisika
berikut (Fandely, 2011). pH dan 4 Temperatur o
C deviasi 3 Deviasi 3
n n
temperatur air 5 TDS mg/L 800 1000

[BP]=∑ [ BP]dp−∑ [BP]tp sementara yang 6 TSS mg/L 50 50

j=1 j=1 B. Kimia


lainnya diuji di 1 pH - 6,0 - 8,5 6,0 – 8,5

dengan: laboratorium. 2
3
BOD5
COD
mg/L
mg/L
2
10
3
25
[BP] = Perubahan kualitas badan air Agar sampel air 4 DO mg/L 6 4

penerima dampak (mg/L atau SKL) yang akan diuji di 5 Total Fosfat mg/L 0,2 0,2
10 Cr(VI) mg/L 0,05 0,05
[BP]dp = Kualitas air pada badan air ketika ada laboratorium 11 Cu mg/L 0,02 0,02
proyek/rona lingkungan akhir (mg/L tidak mengalami 12 Fe mg/L 0,3 (-)

atau SKL) kerusakan selama 16 Zn mg/L 0,05 0,05


C Mikrobiologi
[BP]tp = Kualitas air pada badan air tanpa penyimpanan 1 Total coliform MPN/100 mL 800 1000
proyek/rona lingkungan awal (mg/L
maka dilakukan
atau SKL) Sumber: Peraturan Pemerintah Nomor
J = Jenis sumber pencemar atau pengawetan
82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan
secara fisik atau Kualitas Air dan Pengendalian
kimia. Cara Pencemaran Air
pengawetan
sampel air untuk - Status mutu air juga
beberapa ditetapkan menggunakan
parameter uji perhitaungan Indeks
tercantum Pencemaran ( IP sebagai
sebagai berikut SKL),
sesuai Kepmen LH No. 115
Parameter

Temperatur
Wadah Volume

-
Cara Pengawetan

Segera
Waktu
Maksimum
-
Tahun 2003.
o o
TDS P, G 200 mL Didinginkan 4 C ± 2 C 2 hari
TSS P, G 200 mL Didinginkan 4 oC ± 2 oC 7 hari
pH P, G 100 mL Segera -
BOD5 G (botol BOD) 1000 mL Didinginkan 1 – 14 hari
COD P, G 100 mL Ditambah H 2SO4 hingga pH<2 7 – 28 hari

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -32


Penyaringan, segera ditambah H2SO4
Total fosfat P, G 100 mL sampai pH<2, didinginkan pada 4 oC±2 28 hari
o
C
DO G(botol BOD) 300 mL Segera/ditambah H 2SO4 sampai pH<2 8 jam

Penyaringan, segera/ditambah HNO3


Logam P(A), G(A) 1000 mL 6 bulan
sampai pH<2, didinginkan 4 oC ± 2 oC

Krom(VI) P(A), G(A) 1000 mL Didinginkan 4 oC ± 2 oC 1 hari


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

Data dan Metode Evaluasi


Dampak Metode 
Informasi yang Metode Analisis Data Untuk (Tidak  Per Individu
No. Penting Metode Prakiraan Dampak Pengumpulan Data
Relevan dan Prakiraan Dampak Melainkan
Hipotetik Untuk Prakiraan
Dibutuhkan Secara Keseluruhan)
(C i /Lij )2M +(C i / Lij )2R
IP j=
dengan :
√ 2
Lij = konsentrasi parameter
Sumber : Anwar Hadi, kualitas air yang
2007; SNI 06-2412-1991 dicantumkan dalam baku
Keterangan: P = polietilen; mutu peruntukan air (j)
G = gelas; P(A) = polietilen
dicuci dengan 1 + 1 HNO3; Cij = konsentrasi parameter
G(A) = gelas dicuci dengan kualitas air (i) dari samle
1 + 1 HNO3 uji
- Pengujian sampel M dan R masing-masing
air mengacu pada menunjukkan nilai maksimum
metode SNI dan rata-rataC i /Lij
masing-masing
parameter uji. - Metode IP ini dapat
Parameter langsung menghubungkan
kualitas air yang tingkat ketercemaran suatu
duji didasarkan badan air. Tingkat
pada komponen ketercemaran sesuai hasil
tanah tererosi evaluasi indeks ini mulai
saat kegiatan dari kategori baik atau
konstruksi memenuhi baku mutu
pembangunan hingga tercemar berat
jalan dan Rentang nilai IP Kategori Ketercemaran
jembatan serta 0 ≤ IPj ≤ 1,0 Memenuhi baku mutu
1,0 < IPj ≤ 5,0 Cemar ringan
polutan yang 5,0 < IPj ≤ 10,0 Cemar sedang
berpotensi IPj < 10,0 Cemar berat
dihasilkan, seperti
TSS, TDS,

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -33


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

Data dan Metode Evaluasi


Dampak Metode 
Informasi yang Metode Analisis Data Untuk (Tidak  Per Individu
No. Penting Metode Prakiraan Dampak Pengumpulan Data
Relevan dan Prakiraan Dampak Melainkan
Hipotetik Untuk Prakiraan
Dibutuhkan Secara Keseluruhan)
komponen - Besaran dampak terhadap
organik (BOD5, kualitas ie dihitung
COD, minyak dan menggunakan
lemak), pH dan skala kualitas lingkunan
logam terlaut (Fe, sesuai nilai IP.
Cr(VI), Cu, Zn),
serta bakteri
coliform.
Disamping itu,
beberapa
parameter lain
yang secara tidak
langsung akan
terpengaruh,
seperti oksigen
terlarut (DO) dan
temperatur air.
Metode SNI
penguajian
sampel air secara
umum
sebagaimana
tercantum
sebagai berikut

No Parameter* Satuan Metode Analisis Alat SNI

A Fisika

1 Padatan terlarut (TDS) mg/L TDS-Metri TDS-Meter 06-6989.27-2005


2 Padatan tersuspensi (TSS) mg/L Gravimetri Neraca Analitik 06-6989.3-2004
O
3 Temperatur C Pemuaian Termometer 06-6989.23-2005
B Kimia
1 pH - Potensimetri pH meter 06-2423-1991
2 BOD5 mg/L Winkler Titrasi 06-2425-1991
3 COD mg/L Titrimetri Titrasi 06-2424-1991

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN 4 DO


5 Total-fosfat
mg/L
mg/L
Titrimetri
Spektrofotometri
Titrasi
UV-Vis
06-2425-1991
06-2483-1991
V -34
6 Krom (VI) mg/L Spektrofotometri AAS/UV-Vis 06-2511-1991
7 Tembaga (Cu) mg/L Spektrofotometri AAS 06-2514-1991
8 Besi (Fe) mg/L Spektrofotometri AAS 03-6854-2002
9 Seng (Zn) mg/L Spektrofotometri AAS 06-2500-1991
C Mikrobiologi
1 Total coliform MPN/ 100 mL MPN Tabel MPN 06-3956-1995
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

Data dan Metode Evaluasi


Dampak Metode 
Informasi yang Metode Analisis Data Untuk (Tidak  Per Individu
No. Penting Metode Prakiraan Dampak Pengumpulan Data
Relevan dan Prakiraan Dampak Melainkan
Hipotetik Untuk Prakiraan
Dibutuhkan Secara Keseluruhan)

- Laju erosi di lokasi


studi sesuai hasil
perhitungan
- Debit air sungai
dan curah hujan di
wilayah studi akan
menggunakan data
sekunder.

F. Lahan Menelaah hubungan perubahan penutupan Parameter Penelusuran data Metode Analisis Data Penggunaan Lahan Metode Fisher –
lahan dengan parameter lingkungan fisik kimia penggunaan melalui interpretasi No. Komponen/Parameter Davies dimulai dengan
seperti tata ruang, hidrologi, erosi, parameter lahan yang Peta Tata Guna Lahan Satuan Metode Analisis Data Alat penentuan kualitas
Lingkungan
biologi seperti vegetasi dan satwa, serta ditelaah meliputi saat ini 1 Interpretasi Foto Udara & Stereoskop, lingkungan untuk
parameter sosial ekonomi dan sosial budaya jenis, luas, Jenis penggunaan lahan - setiap komponen
Pengamatan Lapangan Citra Satelit
seperti mata pencaharian, pendapatan dan sebaran dan tipe 2 Sebaran penggunaan lahan ha, % Perhitungan Luas SIG (GIS) lingkungan hidup
ketenagakerjaan penggunaan Sumber : Sutoto, 1988 untuk kondisi saat ini,
lahan, yang kondisi akan datang
ditelusuri tanpa dan dengan
melalui adanya proyek. Skala
interpretasi Peta yang digunakan

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -35


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

Data dan Metode Evaluasi


Dampak Metode 
Informasi yang Metode Analisis Data Untuk (Tidak  Per Individu
No. Penting Metode Prakiraan Dampak Pengumpulan Data
Relevan dan Prakiraan Dampak Melainkan
Hipotetik Untuk Prakiraan
Dibutuhkan Secara Keseluruhan)
Tata Guna Lahan adalah 1 sampai
saat ini. dengan 5. Nilai
kualitas lingkungan
pada setiap kegiatan
di rata-rata untuk
setiap komponen
lingkungan. Nilai
dampak suatu
komponen lingkungan
diperoleh dari
pengurangan antar
nilai kondisi akan
datang dengan kondisi
saat ini.
G. Tanah Metode untuk menghitung laju erosi tanah Untuk Data sifat fisik dan Metode Analisis Parameter Fisik dan Kimia Tanah Metode Fisher –
digunakan metode USLE (Universal Soil Loss menentukan kimia tanah diperoleh No Parameter Satuan Metode / Peralatan Davies dimulai dengan
Equation) Wischmeier dan Smith (1978). tingkat erosi melalui pengambilan I. Fisik penentuan kualitas
1. Tekstur - Hygrometer
tanah contoh tanah 2. Bulk Density g/cm3 Gravimetri lingkungan untuk
A = R.K.L.S.C.P dibutuhkan data terganggu (disturb 3. Struktur - - setiap komponen
4. Permeabilitas cm/jam Permeameter
dimana : curah hujan, samples) secara 5. Porositas % Aritmatik
lingkungan hidup
A = jumlah tanah tererosi (ton/ha/tahun) tingkat komposit untuk 6. Infiltrasi cm/jam Ring Infiltrometer untuk kondisi saat ini,
II. Kimia
R = faktor erosivitas curah hujan = EI30 kemiringan pengamatan sifat 7. pH - pH meter
kondisi akan datang
K = faktor erodibilitas tanah lihat tabel lahan, kimia tanah dan 8. KTK me/100 g tanah BaCl2 / EDTA tanpa dan dengan
(Arsyad, kemantapan contoh tanah tidak 9. C-organik % Walkley-Black adanya proyek. Skala
10. N-total % Kjeldahl
2000) agregat/sifat terganggu (undisturb 11. P2O5 ppm Olsen / Bray I yang digunakan
L = faktor panjang lereng (m) fisik tanah dan samples) untuk 12. K2O me/100 g tanah BaCl2 / EDTA adalah 1 sampai
Sumber : Booker Tropical Soil Manual, 1984
S = faktor kecuraman lereng (%) penutupan pengamatan sifat fisik dengan 5. Nilai
C = faktor vegetasi penutup tanah lahan. tanah. kualitas lingkungan
P = faktor perlakuan konservasi tanah pada setiap kegiatan
di rata-rata untuk
Untuk memperkirakan besarnya nilai sedimen setiap komponen
dari suatu daerah tangkapan air adalah dengan lingkungan. Nilai

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -36


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

Data dan Metode Evaluasi


Dampak Metode 
Informasi yang Metode Analisis Data Untuk (Tidak  Per Individu
No. Penting Metode Prakiraan Dampak Pengumpulan Data
Relevan dan Prakiraan Dampak Melainkan
Hipotetik Untuk Prakiraan
Dibutuhkan Secara Keseluruhan)
perhitungan pelepasan sedimen, yaitu dampak suatu
Sediment Delivery Ratio (SDR). Besarnya nilai komponen lingkungan
sedimen dinyatakan sebagai volume atau berat diperoleh dari
sedimen per satuan daerah tangkapan air per pengurangan antar
satuan waktu. Satuan yang biasa digunakan nilai kondisi akan
untuk menunjukkan besarnya hasil sedimen datang dengan kondisi
adalah ton/ha/tahun. Besarnya prakiraan saat ini.
hasil sedimen ditentukan berdasarkan
persamaan berikut:
Y=E(SDR)A
Dimana :
Y = Hasil sedimen per satuan luas
(ton/ha)
E = Erosi total (ton/ha/tahun)
SDR = Sediment Delivery Ratio
A = luas daerah tangkapan air (ha)

Sediment Delivery Ratio (SDR)


Sediment Delivery Ratio merupakan perkiraan
rasio tanah yang diangkut akibat erosi lahan
saat terjadinya limpasan (Wischmeier and
Smith, 1978). Nilai SDR dipengaruhi oleh
bentuk muka bumi dan faktor lingkungan.
Sediment Delivery Ratio dapat dirumuskan
dengan:
SDR= 0,41 A -0,3
Dimana :
SDR = Sediment Delivery Ratio
A = Luas DAS (km2)

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -37


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

Data dan Metode Evaluasi


Dampak Metode 
Informasi yang Metode Analisis Data Untuk (Tidak  Per Individu
No. Penting Metode Prakiraan Dampak Pengumpulan Data
Relevan dan Prakiraan Dampak Melainkan
Hipotetik Untuk Prakiraan
Dibutuhkan Secara Keseluruhan)
H. 1. Flora - Flora: Metode Pengumpulan Data Biologi Identifikasi jenis tumbuhan Metode Fisher –
Fauna Jumlah individu suatu jenis Komponen Lingkungan Metode Pengambilan Data Alat digunakan Flora untuk Sekolah Davies dimulai dengan
Kerapatan = 1. Flora di Indonesia karangan Van penentuan kualitas
Luas plot contoh a. Kerapatan, frekuensi, Plot Contoh Kompas, tali, meteran, dan
dominansi dan INP daftar isian. Stenis dan beberapa buku lingkungan untuk
Kerapatan Relatif (KR) =
b. Flora dilindungi Pengamatan dan wawancara Daftar isian monografi lain. Parameter flora setiap komponen
c. Tanaman Budidaya
Kerapatan suatu jenis  Jenis Tanaman Pengamatan dan wawancara Daftar isian meliputi komposisi jenis, lingkungan hidup
× 100%  Luas Garapan Pengamatan dan wawancara Daftar isian tumbuhan endemik atau yang untuk kondisi saat ini,
Kerapatan seluruh jenis 2. Fauna
dilindungi oleh Undang-Undang. kondisi akan datang
a. Jenis satwa
Pengamatan dan wawancara Teropong, Daftar isian
b. Jenis dilindungi dan
Pengamatan dan wawancara Daftar isian
Hasil pengamatan vegetasi tanpa dan dengan
Untuk mengetahui frekuensi relatif digunakan statusnya
digunakan untuk menghitung adanya proyek. Skala
3. Biota Air
rumus : a. Plankton Pengambilan sampel Plankton net No. 25 nilai nisbi dari frekuensi, yang digunakan
b. Benthos Sampling Eickman Dradge
c. Nekton Observasi dan wawancara Daftar isian
kerapan dan dominasi setiap adalah 1 sampai
Frekuensi = Sumber : Odum (1971); Soeparmo (1992) jenis, serta indeks nilai penting, dengan 5. Nilai
Jumlah plot ditemukannya suatu jenis kesamaan dan ketidaksamaan kualitas lingkungan
Jumlah seluruh plot komunitas dan keanekaragaman pada setiap kegiatan
dengan menggunakan di rata-rata untuk
Frekuensi Relatif (FR) = persamaan-persamaan. setiap komponen
Frekuensi dari suatu jenis lingkungan. Nilai
× 100% dampak suatu
Frekuensi dari seluruh jenis komponen lingkungan
diperoleh dari
Untuk mengetahui dominansi relatif digunakan pengurangan antar
rumus : nilai kondisi akan
datang dengan kondisi
Dominansi = saat ini.
Jumlah luas bidang dasar suatu jenis
Luas petak contoh
Dominansi Relatif (DR) =
Dominansi suatu jenis
× 100%
Dominansi seluruh jenis

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -38


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

Data dan Metode Evaluasi


Dampak Metode 
Informasi yang Metode Analisis Data Untuk (Tidak  Per Individu
No. Penting Metode Prakiraan Dampak Pengumpulan Data
Relevan dan Prakiraan Dampak Melainkan
Hipotetik Untuk Prakiraan
Dibutuhkan Secara Keseluruhan)

Indeks Nilai Penting = KR + FR + DR


di mana:
INP = Indeks Nilai Penting (%)
KR = Kerapatan relatif (%)
FR = Frekuensi relatif (%)
DR = Dominasi relatif (%)
Indeks Keanekaragaman
n
( H ' )=−∑
i=1
( nN ) ln ( nN )
i i

di mana:
H’ = Indeks keanekaragaman Shanon
ni = Nilai penting suatu jenis
N = Nilai penting seluruh jenis

Fauna:
Pengamatan terhadap fauna akan dilakukan
terhadap satwa liar. Metode pengumpulan
data satwa liar akan dilakukan melalui
pengamatan langsung di lapangan (data
primer) dengan menggunakan metode IPA
(Index Ponctualle de’Abondance) khusus
untuk satwa liar burung. Untuk satwa liar
lainnya dengan pengamatan langsung serta
wawancara dengan penduduk di sekitar lokasi
untuk mengetahui jenis-jenis satwa liar yang
terdapat di sekitar areal. Pengamatan
langsung akan dilakukan baik berdasarkan
perjumpaan langsung, suara, jejak ataupun
tanda-tanda lain yang ditinggalkan. Lokasi

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -39


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

Data dan Metode Evaluasi


Dampak Metode 
Informasi yang Metode Analisis Data Untuk (Tidak  Per Individu
No. Penting Metode Prakiraan Dampak Pengumpulan Data
Relevan dan Prakiraan Dampak Melainkan
Hipotetik Untuk Prakiraan
Dibutuhkan Secara Keseluruhan)
pengamatan satwa dilakukan pada tapak
proyek dengan jumlah pengamatan 4 titik.
2. Biota Hasil perhitungan kerapatan jenis, akan Pengamatan plankton Metode Fisher –
Perairan disajikan dalam bentuk kerapatan setiap jenis akan dilakukan Davies dimulai dengan
dan kerapatan seluruh jenis pada setiap melalui pengambilan penentuan kualitas
penggunaan lahan. Demikian pula dengan contoh air secara lingkungan untuk
indeks keanekaragaman jenis juga akan komposit kemudian setiap komponen
disajikan berdasarkan tipe penggunaan lahan. disaring dengan lingkungan hidup
Untuk satwa liar yang informasinya jaring plankton No. untuk kondisi saat ini,
didapatkan berdasarkan wawancara, hasilnya 25. Hasil saringan kondisi akan datang
akan disajikan dalam bentuk tabel dengan disimpan di botol tanpa dan dengan
informasi kelimpahan berdasarkan skala sampel selanjutnya adanya proyek. Skala
tetapan, yakni melimpah, jarang dan kurang. diawetkan dengan yang digunakan
larutan formalin 4 %. adalah 1 sampai
Sedangkan organisme dengan 5. Nilai
a) Indeks keragaman dihitung dengan benthos dikumpulkan kualitas lingkungan
persamaan: dengan menggunakan pada setiap kegiatan
n
ni ni Eickman Dradge di rata-rata untuk
H ' =−∑
i=1
[ ] [ ]
N
log 2
N secara sampling. setiap komponen
Sampel yang telah lingkungan. Nilai
Dimana: dikumpulkan dampak suatu
ni = Jumlah individu jenis ke-i diawetkan dengan komponen lingkungan
N = Jumlah individu seluruh jenis (ni) menggunakan larutan diperoleh dari
H'= Indeks Shannon-Wiener formalin 10% dan pengurangan antar
selanjutnya dilakukan nilai kondisi akan
b) Indeks dominansi dihitung dengan identifikasi di datang dengan kondisi
persamaan laboratorium. Data saat ini.
n 2 nekton dikumpulkan
∑ niN ( ) dengan menggunakan
(D) = i=1 teknik observasi
langsung dan
Dimana: D = Indeks Shimson wawancara terhadap

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -40


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

Data dan Metode Evaluasi


Dampak Metode 
Informasi yang Metode Analisis Data Untuk (Tidak  Per Individu
No. Penting Metode Prakiraan Dampak Pengumpulan Data
Relevan dan Prakiraan Dampak Melainkan
Hipotetik Untuk Prakiraan
Dibutuhkan Secara Keseluruhan)
Untuk menduga perubahan laju pertumbuhan masyarakat.
plankton akibat perubahan kekeruhan
digunakan pendekatan pertumbuhan
eksponensial dengan menggunakan formula
sebagai berikut:
gt
Pt=P 0 .e
dimana:
Pt = Populasi plankton pada waktu t
P0 = Populasi plankton pada waktu t 0
g = Laju pertumbuhan
e = Bilangan alami

Metode Pengumpulan dan Analisis Data Demografi, Sosial Ekonomi, Sosial Budaya
I. Demografi, (1). Perkembangan Penduduk Perubahan a. Pengumpulan data Instrumen Metode
Metode Fisher –
Jenis Data
Sosial Jumlah penduduk untuk satu jangka waktu kualitas primer dari Komponen/Parameter Lingkungan Satuan Pengumpulan Analisis Davies dimulai dengan
Data Data
Ekonomi dan tertentu diduga dengan menggunakan lingkungan responden melalui 1 Demografi/Kependudukan penentuan kualitas
2
Sosial Budaya. persamaan berikut (Demografi, 1992). hidup fisik kimia wawancara dengan a. Jumlah Kepadatan,
penyebaran
Jiwa/km
Jiwa
Data Sekunder Observasi, Analisis
Data Sekunder Kajian Pustaka Deskripsi
lingkungan untuk
(kualitas udara, menggunakan daftar b. Struktur penduduk % Data Sekunder Kuantitatif setiap komponen
c. Mobilitas Penduduk (migrasi)
Pt = Po (1+r )n kualitas air dan pertanyaan lingkungan hidup
2 Sosial Ekonomi
di mana : transprotasi) b. Pengumpulan data a. Kesempatan Kerja dan
Berusaha
-
-
Daftar Primer Observasi-
Wawancara Analisis
untuk kondisi saat ini,
Pt =Jumlah penduduk akhir tahun ke-n sekunder akan b. Perubahan Mata Pencaharian - Data Primer (Daftar Isian- Deskripsi kondisi akan datang
c. Pendapatan Masyarakat Data Primer Kuesioner) Kuantitatif
P0 =Jumlah penduduk pada tahun pengamatan ditelusuri dari d. Tenaga Kerja (TPAK + - Data Sekunder PKM/FGD tanpa dan dengan
Pengangguran)
r =Prosentase perkembangan penduduk pada kantor kelurahan, 3 Sosial Budaya
adanya proyek. Skala
akhir periode waktu t kecamatan, instansi/ a. Kelembagaan/Pranata Sosial - Data Observasi- Analisis yang digunakan
b. Proses Sosial - Sek/Primer. Wawancara Deskritif
Besarnya laju perkembangan penduduk dinas terkait. c. Sikap dan Persepsi - Daftar Primer (Kuesioner) Kualitatif adalah 1 sampai
d. Keresahan Sosial - Daftar Primer PKM/FGD
dihitung dengan menggunakan persamaan Pertemuan e. Keamanan dan Ketertiban - Daftar Primer
dengan 5. Nilai
berikut (Demografi, 1992). Konsultasi Sumber: Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial Dalam Penyusunan AMDAL. Keputusan kualitas lingkungan
Kepala Bapedal No. Kep.299/11/Tahun 1996.
Masyarakat di tingkat PKM=Pertemuan Konsultasi Masyarakat. pada setiap kegiatan
B−D+I−E Kelurahan. Dalam di rata-rata untuk
γ= x 100%
P tengah tahun pertemuan setiap komponen
di mana : menggunakan metode lingkungan. Nilai
B = Jumlah kelahiran dalam periode t Diskusi Kelompok dampak suatu
D = Jumlah kematian dalam periode t Terarah (Focus Group komponen lingkungan

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -41


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

Data dan Metode Evaluasi


Dampak Metode 
Informasi yang Metode Analisis Data Untuk (Tidak  Per Individu
No. Penting Metode Prakiraan Dampak Pengumpulan Data
Relevan dan Prakiraan Dampak Melainkan
Hipotetik Untuk Prakiraan
Dibutuhkan Secara Keseluruhan)
I = Jumlah migran masuk dalam periode t Discussion-FGD) diperoleh dari
E = Jumlah migran keluar dalam periode t pengurangan antar
P = Jumlah penduduk nilai kondisi akan
datang dengan kondisi
(2). Kepadatan Penduduk saat ini.
P
D=
L
di mana :
D = Kepadatan penduduk
P = Jumlah penduduk (jiwa)
L = Luas wilayah (Km2)

(3). Rasio Beban Tanggungan


Rasio Beban Tanggungan dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut
(Demografi, 1992):

∑ Penduduk Umur 0−14 tahun dan >60 tahun


BT = ∑ Penduduk Umur 15−59 tahun
Rasio jenis kelamin yang merupakan
perbandingan banyaknya penduduk laki-laki
dan penduduk perempuan pada suatu daerah
dan waktu tertentu, dapat dihitung menurut
persamaan (Demografi, 1992).

RasioJK =
∑ Penduduk Laki−Laki ×100%
∑ Penduduk Perempuan

(4) Ketenagakerjaan
Model ketenagakerjaan dipergunakan untuk
menggambarkan kondisi tenaga kerja, potensi

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -42


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

Data dan Metode Evaluasi


Dampak Metode 
Informasi yang Metode Analisis Data Untuk (Tidak  Per Individu
No. Penting Metode Prakiraan Dampak Pengumpulan Data
Relevan dan Prakiraan Dampak Melainkan
Hipotetik Untuk Prakiraan
Dibutuhkan Secara Keseluruhan)
tenaga kerja dan kesempatan kerja.
 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPA)
Tingkat pertisipasi angkatan kerja akan
dihitung dengan menggunakan rumus :
TP =
∑ Angkatan Kerja ×100%
∑ Tenaga Kerja
 Tingkat Pengangguran
TPA =
∑ Pengangguran ×100%
∑ Angkatan Kerja
 Kesempatan Kerja menggunakan persamaan
logaritma berikut : log y = a +
 Laju Pertumbuhan Kesempatan Kerja
Laju pertumbuhan kesempatan kerja
didekati dengan menggunakan persamaan
berikut :
K=Exg
di mana :
K = Laju pertumbuhan kesempatan kerja
E = Elastisitas TK
g = Laju pertumbuhan pendapatan (PDB)
N 1 /N2
E=
W 1 /W 2

di mana :
N1 = Besar perubahan jumlah pekerja terjadi
N2 = Jumlah pekerja mula-mula
W1 = Besar perubahan tingkat upah
W2 = Tingkat upah berlaku
N = Tahun ke n
VA = NP – KBP
di mana :
VA = Value Added

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -43


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

Data dan Metode Evaluasi


Dampak Metode 
Informasi yang Metode Analisis Data Untuk (Tidak  Per Individu
No. Penting Metode Prakiraan Dampak Pengumpulan Data
Relevan dan Prakiraan Dampak Melainkan
Hipotetik Untuk Prakiraan
Dibutuhkan Secara Keseluruhan)
NP = Nilai Akhir Produksi
KBP = Keseluruhan Biaya Produksi

(5) Pendapatan per kapita


PDRB
Y=
A
di mana :
Y = Pendapatan Perkapita per tahun
A = Jumlah Penduduk (jiwa)

(6) Tingkat Kesejahteraan


Pengukuran tingkat kesejahteraan masyarakat
menggunakan metode yang dikemukakan oleh
Sayogyo (1986), yaitu didasarkan kepada
ukuran-ukuran minimum keluarga.
Standar ukuran tingkat kesejahteraan
masyarakat pedesaan oleh Sajogjo (1986)
menetapkan nilai kemampuan rata-rata dalam
memenuhi kebutuhan kalori
pendapatan setara beras 640/kg/kapita/
tahun sebagai ukuran minimal. Sedangkan
nilai pendapatan setara beras
<240/kg/kapita/tahun, tergolong sangat
miskin.

(7) Perkembangan Investasi

t
H t =H o (1−r )
Dimana :
Ht = Jumlah investasi tahun ke t
Ho = Jumlah investasi tahun ke 0

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -44


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

Data dan Metode Evaluasi


Dampak Metode 
Informasi yang Metode Analisis Data Untuk (Tidak  Per Individu
No. Penting Metode Prakiraan Dampak Pengumpulan Data
Relevan dan Prakiraan Dampak Melainkan
Hipotetik Untuk Prakiraan
Dibutuhkan Secara Keseluruhan)
r = koefisien pertumbuhan invetasi

(8) Pertumbuhan PDRB


Y = C + I + G + (X-M)
Tingkat Pertumbuhan PDRB :
PDRB1
r ( t 1 −t −1)= (

n
PDRBt −1
−1 ) x100%

10. Kesehatan Perubahan Metode pengambilan Metode Analisis Data Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan, Metode Fisher –
 Persen KK yang menggunakan Jamban
Masyarakat kualitas sampel (responden) Metode Analisis Davies dimulai dengan
Sehat (JS) Komponen/Parameter Lingkungan Satuan Jenis Data
lingkungan menggunakan metode Data penentuan kualitas
hidup fisik kimia multiple stage cluster Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan lingkungan untuk
JS=
∑ KK yang menggunakan jamban sehat x 100% (kualitas udara, dan random sampling 1. Insidensi dan prevalensi penyakit menular - Kuantitatif/Kualitatif Data Primer setiap komponen
∑ Jumlah seluruh KK kualitas air dan method. Metode ini 2. Angka kesakitan - Analisis Kuantitatif Data Primer lingkungan hidup
 Persen KK yang menggunakan Air transprotasi) dilakukan untuk 3. Angka kematian kasar - Analisis Statistik Data Sekunder untuk kondisi saat ini,
Bersih (AB) menentukan jumlah 4. Angka kematian bayi - Analisis Statistik Data Sekunder kondisi akan datang
populasi kelompok 5. Sanitasi Lingkungan - Kuantitatif/Kualitatif Data Sekunder tanpa dan dengan
∑ KK yang menggunakan air bersih × 100% 6. Jenis dan Jumlah Fasilitas Kesehatan - Kuantitatif/Kualitatif Data Sekunder
AB= masyarakat yang adanya proyek. Skala
7. Pola Pencarian pengobatan - Kuantitatif/Kualitatif Data Sekunder
∑ Jumlah seluruh KK terkena dampak 8. Rasio Tenaga kesehatan - Kuantitatif/Kualitatif Data Sekunder yang digunakan
 Prevelance Rate (PR) langsung (dampak adalah 1 sampai
∑ Jumlah kasus yang ada pada suatu waktu × 100% primer) maupun Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 875/MENKES/ dengan 5. Nilai
PR = dampak tidak kualitas lingkungan
∑ Jumlah penduduk pada waktu yang sama SK/VI I/2001.
langsung (dampak pada setiap kegiatan
 Insiden Rate sekunder) pada di rata-rata untuk
(IR) =
∑ Kasus baru × 100% tahap prakonstruksi, setiap komponen
∑ Penduduk tahap konstruksi dan lingkungan. Nilai
tahap operasional. dampak suatu

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -45


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

Data dan Metode Evaluasi


Dampak Metode 
Informasi yang Metode Analisis Data Untuk (Tidak  Per Individu
No. Penting Metode Prakiraan Dampak Pengumpulan Data
Relevan dan Prakiraan Dampak Melainkan
Hipotetik Untuk Prakiraan
Dibutuhkan Secara Keseluruhan)
komponen lingkungan
 Tingkat Kesehatan masyarakat
diperoleh dari
Tingkat Kesehatan Masyarakat akan
pengurangan antar
dihitung berdasarkan jumlah pengunjung
nilai kondisi akan
dan banyaknya tenaga medis sebagai
datang dengan kondisi
berikut:
saat ini.
R = (U/M) x 100 %
di mana :
R = Tingkat pelayanan
U = Jumlah penduduk/pengunjung
M = Jumlah tenaga medis

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -46


PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
IRIGASI MAIDI - Tahun 2021

C. URAIAN PROGRAM KERJA


Berangkat dari uraian pendekatan dan metodologi sebelumnya, berikut ini dapat dikemukakan uraian program kerja yang
terkait dengan uraian jenis kegiatan, tahapan waktu pelaksanaan dan target keluarannya.
Tabel 5.1
Program Kerja Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup Daerah Irigasi Maidi
Bulan Ke Keterangan
No. Kegiatan
1 2 3
1 Tahap Persiapan Estimasi
2 Tahap Pengumpulan Data Dan Informasi Lapangan Estimasi
3 Tahap Analisa Estimasi
4 Tahap Penyusunan Laporan Pendahuluan Estimasi
5 Tahap Penyusunan Laporan Antara Estimasi
6 Tahap Penyusunan Laporan Akhir Estimasi

PT. DELINEASI RUPABUMI KONSULTAN V -44

Anda mungkin juga menyukai