bab4
PROFIL KABUPATEN LUWU TIMUR
Malili merupakan Ibukota Kabupaten Luwu Timur. Luas wilayah Kabupaten Luwu
Timur tercatat 6.944,88 km2 atau sekitar 11,14% dari luas wilayah Propinsi
Sulawesi Selatan.. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Towuti yang mencapai
1.820,48 km2 atau sekitar 26,21% dari luas wilayah Kabupaten Luwu Timur.
Pembagian wilayah dan peta administrasi berdasarkan kecamatan sebagai
berikut:
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
-2-
Tabel 4.1
Pembagian Daerah Administratif
di Kabupaten Luwu Timur Tahun 2013
2
No Kecamatan Desa Kelurahan Dusun Luas(km )
1 Burau 18 - 66 256,23
2 Wotu 16 - 70 130,52
3 Tomoni 12 1 52 105,91
4 Tomoni Timur 8 - 24 168,09
5 Angkona 10 - 48 147,24
6 Malili 14 1 56 921,20
7 Towuti 18 - 56 1.820,46
8 Nuha 4 1 17 808,27
9 Wasuponda 6 - 29 1.244,00
10 Mangkutana 11 - 47 1.300,96
11 Kalaena 7 - 27 41,98
Jumlah 124 3 492 6.944,88
Sumber: Kabupaten Luwu Timur Dalam Angka 2014
Kabupaten Luwu Timur dibagi menjadi 11 kecamatan yaitu Burau, Wotu, Tomoni,
Angkona, Malili, Towuti, Nuha, Mangkutana, Kalaena, Tomoni Timur, dan
Wasuponda. Wilayah Kabupaten Luwu Timur terdiri dari 124 desa dan 3
kelurahan. Kecamatan yang sudah terbentuk kelurahan adalah Kecamatan
Tomoni, Kecamatan malili dan Kecamatan Nuha.
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
-3-
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
4.2 Demografi
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk dan Tingkat Kepadatan Penduduk
Kabupaten Luwu Timur Tahun 2013
Kepadatan
Luas Jumlah Kepadatan Jumlah
No Kecamatan 2 Penduduk
(km ) Penduduk Penduduk KK
per KK
1 Burau 256,23 34.346 134 8.139 4
2 Wotu 130,52 30.305 232 6.886 4
3 Tomoni 105,91 23.453 102 6.253 4
4 Tomoni Timur 168,09 12.678 289 3.497 4
5 Angkona 147,24 24.792 168 6.069 4
6 Malili 921,20 39.566 43 7.367 5
7 Towuti 1.820,46 33.427 18 7.132 5
8 Nuha 808,27 23.323 29 6.230 4
9 Wasuponda 1.244,00 20.604 17 4.187 5
10 Mangkutana 1.300,96 21.650 17 5.592 4
11 Kalaena 41,98 11.379 271 3.105 4
Jumlah 6.944,88 275.523 40 64.457 4
Sumber: Kabupaten Luwu Timur Dalam Angka 2014
Pada tahun 2013 tercatat kepadatan penduduk Kabupaten Luwu Timur sebesar
40 jiwa per km2. Kecamatan terpadat adalah Kecamatan Tomoni Timur dengan
kepadatan 289 jiwa per km2. Sedangkan Kecamatan yang memiliki kepadatan
terendah adalah Kecamatan Wasuponda dan Mangkutana sebesar masing-
masing 17 jiwa per km2.
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
-5-
Tabel 4.3
Jumlah Penduduk Kabupaten Luwu Timur
Menurut Jenis Kelamin Tahun 2013
Tabel 4.4
Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Luwu Timur
Tahun 2012-2013
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
-6-
4.3 Topografi
Tabel 4.5
Kondisi Topografi di Kabupaten Luwu Timur
Adapun dalam spasial kemiringan lereng di wilayah Kabupaten Luwu Timur yakni
dikategorikan ke dalam kelerengan 0–8%, 8-15%, 15-25%, 25-40% dan di atas
40% dimana dapat dilihat pada “Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Luwu Timur“
bahwa wilayah dengan kelerengan 15-25% merupakan kategori kemiringan
lereng yang paling dominan di wilayah Kabupaten Luwu Timur. Untuk lebih
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
-7-
Tabel 4.6
Kemiringan Lereng di Kabupaten Luwu Timur
No. Kemiringan Lereng Luas (Km2) Persentase (%)
1 0-8 % 409,29 5,89
2 8 - 15 % 1.578,03 22,72
3 15 - 25 % 2.497,21 35,96
4 25 – 40 % 1.301,24 18,74
5 > 40 % 1.159,11 16,69
Jumlah 6.944,88 100
Sumber : Peta Kemiringan Lereng Kab. Luwu Timur
Berdasarkan pada tabel 6.4 dan gambar 6.3 diketahui bahwa wilayah dengan
kemiringan 0-8% yakni memiliki luas 409,29 Km2, sedangkan luas wilayah yang
kemiringan lereng 8-15% yakni 1.578,03 Km2 dan 2.497,21 Km2 untuk wilayah
dengan kemiringan lereng 15-25% serta 1.159,11 Km2 diatas 40%.
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
-8-
Gambar 4.3 Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Luwu Timur RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
- 10 -
4.4 Geohidrologi
Kabupaten Luwu Timur memiliki 5 danau dan 14 sungai. Danau yang terdalam
adalah Danau Matano (589 m) yang berada di Kecamatan Nuha. Danau terluas
adalah Danau Towuti (585 km2) yang terletak di Kecamatan Towuti. Sungai
terpanjang di Luwu Timur adalah sungai Bambalu dengan panjang 15 km.
Kondisi hidrologi di Kabupaten Luwu Timur dibedakan atas air permukaan dan air
tanah dalam. Air permukaan adalah air yang mengalir di permukaan bumi yang di
pengaruhi oleh kondisi klimatologi atau curah hujan, kecepatan evavorasi,
kedalaman muka air dan tutupan lahan sedangkan air tanah dalam atau air di
bawah permukaan yaitu air yang terdapat di dalam celah-celah batuan dan tanah
yang digunakan oleh mayoritas penduduk Kabupaten Luwu Timur untuk
membuat sumur bor dan sumur gali berupa mata air dengan jumlah debit yang
bervariasi.
Secara garis besar, kondisi hidrologi di Kabupaten Luwu Timur dipengaruhi oleh
keberadaan sungai dan danau. Adapun danau tersebut sangat potensial untuk
pengembangan kegiatan budidaya perikanan, pembangkit listrik, budidaya
tambak dan kegiatan pariwisata. Disamping itu juga, terdapat dua buah telaga,
yaitu Telaga Tapareng Masapi seluas 243 Ha, dan Telaga Lontoa seluas 172 Ha.
Untuk lebih jelasnya data mengenai sungai dan danau yang menjadi elemen
paling berpengaruh dalam aspek hidrologi di Kabupaten Luwu Timur dapat dilihat
pada tabel 4.7 dan tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.7
Danau, Kedalaman, Luas dan Lokasi Danau
di Wilayah Kabupaten Luwu Timur
No Nama Danau Kedalaman Luas Lokasi
(m) (Km2)
1. Matano 589 245,70 Kecamatan Nuha
2. Mahalona 95 25,00 Kecamatan Towuti
3. Towuti 95 585,00 Kecamatan Towuti
4. Taparang Masapi * 2,43 Kecamatan Towuti
5. Lontoa * 1,72 Kecamatan Towuti
Sumber : Kabupaten Luwu Timur dalam Angka 2012
Ket. *) data tidak diketahui
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
- 11 -
Tabel 4.8
Nama Sungai, Panjang dan Kecamatan yang dilintasi
di Wilayah Kabupaten Luwu Timur
Panjang Kecamatan
No. Nama Sungai
(Km) yang dilintasi
1 Larona 60 Kecamatan Nuha
Kecamatan Nuha
2 Ussu 30
Kecamatan Malili
Kecamatan Nuha
3 Cerekang 50
Kecamatan Malili
Kecamatan Nuha
4 Angkona 48 Kecamatan Malili
Kecamatan Angkona
5 Kalaena 85 Kecamatan Mangkutana
Kecamatan Mangkutana
6 Powosoi 18
Kecamatan Wotu
Kecamatan Mangkutana
7 Senggeni 24
Kecamatan Wotu
8 Bambalu 15 Kecamatan Wotu
9 Lepa-Lepa - Kecamatan Burau
10 Lumbewe - Kecamatan Burau
11 Langkara - Kecamatan Angkona
12 Malili - Kecamatan Malili
13 Pongkeru - Kecamatan Malili
Sumber : Kabupaten Luwu Timur dalam Angka
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
- 12 -
4.5 Geologi
Geomorfologi
Morfologi daerah ini dapat dibagi atas 4 satuan : Daerah Pegunungan, Daerah
Perbukitan, Daerah Kars dan Daerah Pedataran.
Daerah Kras menempati bagian timurlaut pada peta lembar Matano dengan
ketinggian antara 800-1700 m dari permukaan laut dan dibentuk oleh
batugamping. Daerah ini dicirikan oleh adanya dolina, “sinkhole” dan sungai
bawah permukaan. Puncak yang tinggi di daerah ini di antaranya Bulu
Empenai (1185 m).
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
- 14 -
Stratigrafi
Batuan ofiolit ; merupakan batuan tertua di lembar ini, terdiri dari ultramafik
termasuk harzburgit, dunit, piroksenit, wehrlit dan serpentinit, setempat
batuan mafik termasuk gabro dan basal. Umurnya belum dapat dipastikan,
tetapi diperkirakan sama dengan ofiolit di lengan timur Sulawesi yang
berumur Kapur – Awal Tersier (Simandjuntak, 1986).
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
- 15 -
Pada Kala Miosen Akhir batuan sedimen pasca orogenesa Neogen (kelompok
Molasa Sulawesi) diendapkan tak selaras di atas batuan yang lebih tua.
Kelompok ini termasuk Formasi Tomata yang terdiri dari klastikahalus sampai
kasar, dan Formasi Larona yang umumnya terdiri dari klastika kasar yang
diendapkan dalam lingkungan dangkal sampai darat. Pengendapan ini terus
berlangsung sampai Kala Pliosen.
Struktur Geologi
Struktur utama yang berkembang di daerah ini berupa lipatan, sesar dan kekar.
Sesar meliputi sesar turun, sesar geser dan sesar naik. Daerah ini memiliki
tektonik yang cukup kompleks dengan pengaruh dua sesar besar yaitu Sesar
Palu-Koro dan Sesar Matano. Sesar Palu-Koro berarah relatif utara-selatan,
sedangkan sesar Matano berarah barat laut – tenggara.
Ditinjau dari arah sumbunya pelipatan di wilayah ini dapat dibagi menjadi dua
yaitu perlipatan yang berarah baratdaya-timurlaut dan perlipatan yang berarah
baratlaut –tenggara. Jenis perlipatan yang teridentifikasi melalui kedudukan
batuan adalah jenis antiklin.
Kekar terdapat dalam hampir semua satuan batuan. Terjadinya mungkin dalam
beberapa periode, sejalan dengan perkembangan tektonik di daerah ini. Tegasan
utama berarah N 330 oE, hasil pengukuran pada satuan sekis di Sungai Laimbo
dan satuan metagamping di Sungai Kalaena kemungkinan merupakan arah
sesar Regional Palu-Koro. Arah tegasan relatif timur barat N 270 OE dihasilkan
dari pengukuran pada satuan peridotit di daerah Bonepute. Arah tegasan
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
- 16 -
tersebut ditafsirkan sebagai arah Sesar Matano, kemungkinan arah ini adalah
arah Sesar matano Bawah. Tegasan utama berarah N 20 oE, hasil pengukuran
pada satuan peridotit di daerah Karebbe diperkirakan sebagai arah tegasan
utama yang mengotrol Sesar Geser Lampea dan Sesar Naik Tabarano. Tegasan
utama berarah N 345 oE, hasil pengukuran pada satuan batupasir sedang di
Sungai Bungadidi ditafsirkan sebagai arah tegasan yang mempengaruhi
pembentukan Perlipatan dan Sesar Naik Balease. Ditempat ini pula dilakukan
pengukuran kekar tarik yang menghasilkan arah N 45 OE, arah tersebut akan
memberikan dukungan terhadap keberadaan struktur sesar turun di wilayah ini.
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
- 17 -
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
Bahan galian golongan B, meliputi: emas (Au), tembaga (Cu), seng (Zn)
nikel (Ni), kromit (Cr), dan besi (Fe).
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
- 20 -
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
- 21 -
Besi, Endapan pasir besi di daerah ini berwarna hitam, ukuran pasir
halus-sedang, komposisi mineral berat (besi dan kromit), felspar, dan kuarsa;
tersebar sebagai endapan pasir pantai; berbatasan dengan singkapan batuan
ultrabasa dan lapukannya dalam bentuk laterit.Lokasi singkapan besi limonit
adalah di Desa Harapan, Kecamatan Malili, dan endapan pasir besi tersebar di
Pantai Teluk Bone, sekitar Jalan Poros Malili-Karebbe-Sultra, Daerah Laoli, Desa
Lampia, Kecamatan Malili.Pada tahun 2004 sebuah investor lokal, yaitu PT.
Gema Nusantara Sakti, telah melakukan kegiatan Penyelidikan Umum endapan
laterit besi di Kecamatan Malili, dengan luas wilayah 10.000 ha (Laporan Akhir
“Profil Daerah dan Daya Saing Investasi Kabupaten Luwu Timur”, LP UNHAS
dan Bappeda Kabupaten Luwu Timur, 2006).
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
- 22 -
Gabro, Serpentin, Peridotit dan Dunit ; bahan galian ini dapat menjadi
batuan induk dari unsur-unsur yang bernilai ekonomis seperti nikel, cobal, dll.
Disamping itu dapt pula sebagai bahan galian golongan c untuk keperluan bahan
bangunan dan kontruksi.
Nikel, sumberdaya mineral ini telah ditambang oleh PT. Inco Tbk
Sorowako. tersebar di daerah Sorowako, Kecamatan Nuha, memiliki cadangan
180.000.000 ton bijih, 3.024.000 ton logam (kadar Ni 1,68%), dengan asosiasi
kobal (Co) 0,15% serta besi (Fe) 23%. Nikel di Sorowako merupakan salah satu
komoditas andalan di daerah ini, yang telah dieksplorasi sejak tahun 1968 dan
dieksploitasi, diproses, diproduksi, serta diekspor ke Jepang sejak 1978 oleh PT.
Inco Tbk Sorowako. Kegunaan utama bijih nikel adalah untuk raw material pada
industri besi dan baja, terutama untuk besi-baja anti karat. Secara keseluruhan
luas wilayah Kontrak Karya PT. Inco Tbk untuk Periode I (1968) dan Periode II
(1995-2005) adalah 218.528 ha, di mana 118.400 ha di antaranya masuk dalam
wilayah Luwu Timur. Selain PT. Inco Tbk, pada tahun 2004 sebuah investor
lokal, yaitu PT. SETIA MULIA BAKTI, juga melakukan kegiatan Penyelidikan
Umum endapan nikel di Kecamatan Nuha, Malili, dan Towuti, dengan luas
wilayah 22.210 ha (Laporan Akhir “Profil Daerah dan Daya Saing Investasi
Kabupaten Luwu Timur”, LP UNHAS dan BAPPEDA Kabupaten Luwu Timur,
2006).Di daerah Larona, Kecamatan Towuti, terdapat juga endapan nikel laterit
dengan sumberdaya terindikasi sebesar 370.000.000 ton, dengan kadar Ni (0,39-
0,93)%, serta asosiasi besi (Fe2O3) 41%, krom (Cr2O3) (2,5-4,8)%, dan titanium
(Ti) 0,15%.
Slika (Chert), silika yang terdapat dalam batu rijang (chert) telah
ditambang oleh pihak PT. Inco Tbk di wilayah Wasuponda, tidak ada informasi
mengenai kualitas dan cadangan sumberdaya mineral ini.
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
- 23 -
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
- 24 -
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
- 25 -
1. Geologi
Peta Geologi beserta penjelasannya
Peta Jenis Tanah beseta penjelasannya
Tabel 6.7
Struktur Penyusun Geologi di Kabupaten Luwu Timur
2
No. Formasi Batuan Luas (Km )
Batu pasir, konglomerat, tufa, batu lanau,
1. Formasi Walanae 0.57
batu lempung, batu gamping, napal
Endapan Aluvium Kerikil, pasir, lempung, lumpur, batu gamping
2. 145.09
dan Pantai koral
3. Formasi Tonasa Batu gamping 48.69
Batu pasir hijau, grewake, napal, batu
4. Formasi Sekala lempung dan tuf, sisipan lava bersisipan 0.59
andesit-basal
Batuan sedimen laut berselingan dengan
5. Formasi Camba 12.11
batuan gunung api
Batuan Gunung
6. Api Formasi Breksi, lava, konglomerat, tufa 591.79
Camba
Kompleks Sekis, genes, pualam, serpentin, kuarsit, batu
7. 865.26
Pompangeo sabak, pilit dan setempat breksi
Kompleks Hastburgit, lhersolite, wehrite, websterit,
8. 1664.19
Ultrabasa serpentint, dunit, gabro dan diabas
Batu pasir, konglomerat, batu lempung
9. Formasi Larona 179.03
dengan sisipan tufa
Batuan Gunung
10. Pusat Erupsi 10.49
Api
11. Endapan Danau Lempung, pasir dan kerikil 58.16
Batu gamping hablur dan kalsiut, napal dan
12. Formasi Matano 662.11
serpi dengan sisipan rijang dan batu sabak
13. Aluvium Kerikil, pasir, lempung dan lumpur, kerakal 679.99
Melange Berbagai bongkah asing serpentint, sekis
14. 191.06
Wasuponda ampibolit, doloritmalin batu gamping
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
- 26 -
4.6 Klimatologi
A. Klimatologi
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
- 27 -
4. Curah Hujan. Curah hujan rata-rata bulanan dari tahun 1990 sampai 2001
berkisar di antara 111,3-409.7 mm dengan curah hujan tertinggi pada bulan
Mei dan terendah pada bulan September. Jumlah rata-rata hari hujan setiap
bulan antara 12-25 hari. Periode dengan tingkat curah hujan tinggi terjadi
mulai bulan Maret sampai Mei ( 300 mm), sedangkan periode dengan curah
hujan rendah mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober ( 200
mm). Periode dengan tingkat curah hujan sedang terjadi dari bulan
November sampai Februari (200 – 300 mm). Variasi curah hujan bulanan
diperlihatkan padagambar berikut.
5. Angin. Dalam penelitian ini data kecepatan dan arah angin setiap jam
selama 7 tahun terakhir diperoleh dari Stasiun Meteorologi PT. INCO TBK.
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
- 28 -
Data angin selama 7 tahun terakhir menunjukkan bahwa antara pukul 07.00
sampai 18.00 (siang) arah angin dominan dari arah tenggara (24,8 %) dan
dari utara (24,13 %), sedangkan antara pukul 19.00 sampai 06.00 (malam)
arah angin dominan dari arah utara (36,8 %) dan dari arah tenggara (19,1 %).
Kecepatan angin selama 7 tahun terakhir antara pukul 07.00 sampai 18.00
sebagian besar berkisar 0 sampai 2 m/s (69,1 %), sedangkan antara pukul
19.00 sampai 06.00 besar berkisar 0 sampai 2 m/s (73.16 %). Hasil
perhitungan data angin secara rinci dapat dilihat pada gambar berikut.
1. Klimatologi
Tabel keadaan cuaca bulanan kabupaten/kota, antara
laintemperatur, kelembaban, dan curah hujan
Narasi mengenai kondisi klimatologi di kabupaten/kota
Tabel 6.8
Jumlah Hari Hujan dan Curah Hujan Menurut Bulan Di
Kabupaten Luwu Timur Tahun 2011
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
- 29 -
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
- 30 -
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
- 31 -
Salah satu komponen yang berkaitan langsung dengan peningkatan SDM adalah
pendidikan. Karena itu, kualitas SDM selalu diupayakan untuk ditingkatkan
melalui pendidikan yang berkualitas. Sumber daya manusia (SDM) yang handal
merupakan salah satu faktor keberhasilan pembangunan. Salah satu faktor yang
mempengaruhi keberhasilan peningkatan mutu pendidikan diantaranya adalah
ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan.
Pada tahun 2013, untuk pendidikan pra sekolah Pemerintah Kabupaten Luwu
Timur telah menyediakan 153 unit Taman Kanak-Kanak. Pada tingkat Sekolah
Dasar tersedia 144 unit SD Negeri, 9 SD Swasta dan 20 Madrasah Ibtidaiyah
(MI). Pada tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) tersedia 24 unit
SLTP Negeri, 10 unit SLTP Swasta dan 23 Madrasah Tsanawiyah (MTs). Pada
tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) tersedia 12 unit SLTA Negeri, 7
unit SLTA Swasta dan 9 Madrasah Aliyah (MA). Selain itu juga tersedia 3 unit
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk mendapatkan sumber daya manusia
yang siap kerja. Pada tingkat sekolah tinggi, tersedia 2 unit Akademi yang
berada di Kecamatan Wotu dan Kecamatan Nuha.
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
- 32 -
Tabel 6.1
Jumlah Penduduk Pra Sejahtera dan Sejahtera
Kabupaten Luwu Timur Tahun 2013
Pada tabel menunjukkan bbahwa pada tahun 2013 di Kabupaten Luwu Timur
keluarga pra-sejahtera mencapai 21% atau 13.177 keluarga, sejahtera I
mencapai 22% atau 14.079 keluarga, sejahtera II mencapai 29% atau 18.351
keluarga, sejahtera III mencapai 25% atau 15.495 keluarga, dan sejahtera III+
mencapai 3% atau 2.189 keluarga.
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
- 33 -
Keluarga pra sejahtera yang berjumlah 13.177 keluarga terdiri dari 24.981 jiwa
laki-laki dan 23.761 jiwa perempuan, sedangkan keluarga sejahtera I yang
berjumlah 14.079 keluarga terdiri dari 26.781 jwa laki-laki dan 25.378 jiwa
perempuan. Jika berdasarkan status pekerjaannya pada tahun 2013 jumlah
keluarga pra sejahtera yang bekerja ada 84% atau 11.071 keluarga, sedangkan
jumlah keluarga sejahtera I yang bekerja berjumlah 12.537 keluarga atau 89%.
Tabel 6.1
Jumlah KeluargaPra Sejahtera dan Sejahtera I Menurut Kecamatan dan
Status Pekerjaan Tahun 2013
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
- 34 -
Pada tabel menunjukkan bbahwa pada tahun 2013 di Kabupaten Luwu Timur
C. Perkembangan PDRB
Pada tahu 2013, PDRB Kabupaten Luwu Timur atas dasar harga berlaku
encapai 12.789.845,56 juta rupiah. Dibandingkan dengan tahun 2012, selisihnya
mencapai sekiitar 2.324.195,95 juta rupiah. Peningkatan angka PDRB atas dasar
harga berlaku ini masih dipengaruhi oleh perkembangan harga.
Pada tahun 2013 PDRB per kapita berasarkan harga berlaku mencapai
48.628.373 rupiah. Sedangkan PDRB per kapita berdasaarkan harga konstan
2000 mencapai 20.038.944 rupiah. PDRB per kapita yang sangat tinggi karana
adanya pertambangan nikkel yang dikelola oleh PT. Vale. Olehnya itu angka ini
tidak menggambarkan keadaan dan kondisi riil masyarakat di Kabupaten Luwu
Timur.
Pertumbuhan ekonomi riil tercermin dari peningkatan PDRB atas dasar harga
konstan. Pada tahun 2013, kondisi perekonomian lebih baik. Nilai tambah bruto
yang dihasilkan di daerah ini dapat mengangkat pertumbuhan ekonomi menjadi
9,62%.
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
- 35 -
pembentukan PDRB Luwu Timur. Sumbangan terbesar pada tahun 2014, sama
seperti tahun-tahun sebelumnya, dihasilkan oleh lapangan usaha pertambangan
dan panggalian kemudian pertanian, kehutanan dan perikanan.
Tabel 4
Peranan PDRB Menurut lapangan Usaha (persen), 2010-2014
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
- 36 -
Luwu Timur tahun 2014 mencapai 8,47%, sedangkan tahun 2013 sebesar
6,31%. Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha real estate
sebesar 12,79%. Sedangkan seluruh lapangan usaha ekonomi PDRB yang lain
pada tahun 2014 mencatat pertumbuhan yang positif.
PDRB per kapita Luwu Timur tahun 2014 mencapai 75,6 juta Rupiah, mengalami
peningkatan sekitar 12 juta rupiah dari tahun sebelumnya.
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
- 37 -
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
- 38 -
Tabel 4.4 Inflasi Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Luwu Timur Tahun 2009-2013 (%)
Tanpa Pertambangan
Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012 2013 *
1. Pertanian 9,90 6,76 5,80 4,33 10,69
2. Pertambangan dan Penggalian 22,08 13,77 3,04 7,27 14,62
3. Industri Pengolahan 6,16 6,16 4,57 4,85 7,16
4. Listrik, Gas & Air Bersih 2,62 7,31 1,76 2,61 6,59
5. Bangunan 16,17 10,60 3,20 10,86 10,56
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 1,18 5,53 6,97 6,80 8,68
7. Pengangkutan & Komunikasi 26,90 4,38 4,53 9,15 9,38
8. Keu. Persewaan & Jasa Perusahaan 15,25 7,48 8,08 8,01 9,96
9. Jasa-Jasa 37,25 55,92 13,63 11,13 6,30
Produk Domestik Regional Bruto 12,39 12,34 6,58 5,77 9,26
Sumber: BPS Kab. Luwu Timur
*) : Angka sementara
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
- 39 -
Pertanian
Lahan sawah di Kabupaten Luwu Timur seluas 24.074 hektar, terdapat 22.110
ha yang menggunakan irigasi, 1.699 ha merupakan sawah tadah hujan dan
pasang surut 265 ha. Lahan kering di Kabupaten Luwu Timur diantaranya
digunakan untuk berbagai keperluan. Sebanyak 25.404 ha digunakan sebagai
tegal/kebun, 11.934 ha untuk ladang/huma, 33.487 ha untuk perkebunan, 2.871
ha untuk hutan rakyat, 9.092 ha untuk tanah gembala/padang rumput.
Rata-rata produktivitas padi (padi sawah dan padi ladang) di Kabupaten Luwu
Timur pada tahun 2013 sebesar 68,39 kwintal/ha dengan luas panen sebesar
38.571 ha dan produksi 263.818,98 ton. Kecamatan penyumbang produksi padi
terbesar adalah Kecamatan Wotu dengan total produksi 50.352,10 ton dari luas
panen sebesar 5.761 ha.
Kommoditi tanaman pangan Paawija juga dihasilkan Kabupaten Luwu Timur
seperti jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar.
Produksi jagung sebanyak 14.704,78 ton dari luas paanen 2.933 ha. Produksi
kedelai sebesar 77,85 ton dari 69 ha luas panen. Produksi kacang tanah sebesar
82,25 ton dari 60 ha luas panen. Produksi kacang hijau sebesar 9,38 ton dari 13
ha luas panen. Sedangkan komoditas ubi kayu dan ubi jalar mencapai produksi
masing-masing 1.525,43 ton dan 832,88 ton.
Selama kurun waktu 5 tahun, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan selalu
memberikan kontribusi diatas 15%. Pada tahun 2014, persentase sektor ini
terhadap total sedikit menurun dari tahun sebelumnya, yaitu dari 15,94% di tahun
2013 menjadi 15,60% tahun berikutnya. Pertumbuhan ekonomi tahun 2014 pada
kategori ini merupakan yang tertinggi selama kurun waktu 5 tahun terakhir,
mencapai 8,59%. Pertumbuhan sektor ini pada tahun-tahun sebelumnya berkisar
4%-7%.
Pertambangan
Kegiatan pertambangan Nikel di Kabupaten Luwu Timur dilakukan oleh PT. Vale
yang terletak di Kecamatan Nuha. Pada tahun 2013, jumlah produksi Nikel Matte
mencapai 77.118,421 ton. Jumlah ini mengalami kenaikan dari tahun
sebelumnya yang mencapai 71.961,594 ton.
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
- 40 -
Industri
Kontribusi sektor industri pengolahan terhadap total PDRB hanya sekitar 2%.
Tahun 2014 persentasenya sedikit menurun 0,02% dari tahun sebelumnya
menjadi 2,29%. Laju pertumbuhan kategori industri pengolahan tahun 2014
sebesar 10,54%. Persentase ini mengalami perlambatan dari tahun sebelumnya
yang mencapai 11,56%.
RPI2JM 2016-2020
Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan