Anda di halaman 1dari 32

Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab.

Wakatobi

KERANGKA ACUAN KERJA


(KAK)

1. LATAR BELAKANG

Jalan dan Jembatan merupakan infrastruktur dasar dan utama dalam menggerakkan roda
perekonomian nasional dan daerah. Dengan Jalan dan jembatan memungkinkan seluruh
masyarakat mendapatkan akses pelayanan pendidikan, kesehatan dan pekerjaan. Untuk itu
diperlukan perencanaan struktur perkerasan yang kuat, tahan lama dan mempunyai daya tahan
tinggi terhadap deformasi plastis yang terjadi.
Dalam mendukung pengamanan sistem jaringan jalan secara kmprehensif, kegiatan
monitring kndisi jalan dan jembatan yang up t-date dan memiliki kemampuan grafis dalam
penyajiannya sangat dibutuhkan dalam rangka penyiapan slusi teknis dari permasalahan jalan dan
jembatan yang ada, agar jaringan jalan dapat beroperasi secara optimal. Informasi ini dapat
menjadi masukan bagi pihak terkait lainnya di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum dalam rangka
penyusunan rencana dan prgram serta kegiatan pelaksanaan fisik jalan dan jembatan
Untuk survey updating data base jalan ini menggunakan system PKRMs. PKRMS singkatan
dari Provinsial/ kabupaten Road Management System
PKRMS diharapkan dapat mendukung kegiatan teknik manajemen aset jalan menjadi lebih
efektif dan efisien melalui proses PPP yang didasari pada kondisi jalan dan lalu lintas aktual, serta
pertimbangan yang lebih rasional.
Sebagai alat bantu yang berupa software, kualitas hasil keluaran PKRMS sangat bergantung
pada kualitas data yang dimasukkan ke dalam PKRMS. Oleh karena itu, penyediaan atau
pengumpulan data yang memadai, akurat, dan tepat waktu merupakan bagian yang penting dari
pengoprasian PKRMS.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari pengembangan sistem ini adalah untuk memberikan infrmasi tentang kndisi
jalan dan jembatan bagi para pihak terkait dengan jalan dan jembatan. Tujuan dari pengembangan
sistem ini adalah tersedianya sistem infrmasi database jalan dan jembatan yang dapat menjadi
acuan dan dasar penetapan penanganan jalan dan jembatan secara cepat dan tepat sehingga dapat
mendukung peningkatan keamanan sistem jaringan jalan dan jembatan yang ada.

1
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi

3. TARGET SASARAN
Sasaran dari kegiatan ini adalah seluruh ruas jalan kabupaten wakatobi sepanjang 490,227 Km

4. WAKTU PELAKSANAAN
Waktu pelaksanaan selama 3 Bulan

5. SUMBER PENDANAAN

Sumber dana yang diperlukan untuk membiayai pekerjaan Survey dan Pemetaan Jalan Desa
berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Wakatobi Tahun Anggaran 2022.
Total pagu anggaran yang diperlukan sebesar Rp. 246.600.000,- (terbilang : Dua ratus Empat
Puluh Enam Juta Enam ratus Ribu Rupiah). Rincian terlampir

6. LINGKUP KEGIATAN
A. Tahap Persiapan

Umum
Persiapan survei penting untuk dilakukan agar pelaksanaan survei dapat berjalan dengan
efektif. Untuk melaksanakan persiapan survei, Anda perlu memahami tentang kebutuhan data,
tahap pengumpulan data, pendefinisian jaringan jalan, perencanaan survei termasuk
mekanisme kalibrasi alat pengukur jarak dan pengaturan GPS navigasi. Untuk itu, bacalah
uraian dibawah ini untuk mendapatkan pemahaman yang lebih rinci mengenai hal-hal tersebut.

Kebutuhan Data untuk PKRMS


Sebelum lebih jauh membahas tentang kebutuhan data untuk PKRMS, mari kita bahas
tentang pengumpulan data secara umum. Setiap kegiatan pengumpulan data membutuhkan
waktu, tenaga, dan biaya yang tentu tidak sedikit. Oleh karena itu, kegiatan pengumpulan data
harus dilakukan seefektif dan seefisien mungkin. Pastikanlah data yang dikumpulkan pada
kegiatan survei merupakan data yang benar-benar dibutuhkan.

Seperti yang telah dijelaskan pada Bab Pendahuluan di modul ini, PKRMS merupakan alat
bantu kegiatan perencanaan, pemrograman, dan penganggaran teknik manajemen aset jalan.
Kebutuhan data yang diperlukan dalam teknik manajemen aset jalan, khususnya menggunakan
PKRMS, dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
merupakan data yang diperoleh secara langsung dari lapangan. Sedangkan data sekunder adalah
data yang diperoleh secara tidak langsung misalnya dari buku atau dokumen resmi lainnya. Jenis-
jenis data primer dan sekunder diuraikan pada tabel berikut.

2
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi

Tabel 1 Data untuk PKRMS


Kelompok Elemen Data Primer Data Sekunder
Data administratif  Nama dan kode
provinisi
 Nama dan kode
kabupaten/kota
 Nama dan kode
kecamatan
Data jaringan jalan  Titik referensi  Daftar ruas jalan
(termasuk titik awal dan sesuai SK Kepala
akhir ruas) Daerah tentang
 Data vektor sumbu ruas status jalan
jalan (tracking ruas
jalan)
Data inventarisasi jalan  Data inventarisasi
perkerasan
 Data inventarisasi non
perkerasan misalnya
saluran, bahu, dan
rumija
Data kondisi jalan  Data kondisi perkerasan
 Data kondisi non
perkerasan misalnya
saluran, bahu, dan
lereng
Data Lalu Lintas  Data lalu lintas
harian rata-rata
Data Harga Satuan  Data harga satuan
penanganan jalan
Data Struktur  Data inventarisasi
gorong-gorong, tembok
penahan, dan jembatan
 Data kondisi gorong-
gorong, tembok
penahan, dan jembatan
Data pendukung  Daftar Proyek
komitmen jalan
 Sejarah Proyek
Jalan

Bagaimana cara untuk memperoleh data yang diuraikan pada tabel di atas? Secara umum
terdapat dua metode untuk memperoleh data tersebut yaitu melalui studi literatur dan survei
lapangan. Selanjutnya mari kita kelompokan data tersebut berdasarkan metode
pengumpulannya dalam tabel berikut.

3
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi

Tabel 2 Metode Pengumpulan Data

Metode Studi literatur Survei lapangan


a. Data titik referensi
a. Data administrative
b. Data inventarisasi jalan
b. Data daftar ruas
c. Data kondisi jalan
jalan
d. Data lalu lintas
Kelompok c. Data harga satuan
e. Data hasil vektor sumbu
elemen/aspek penanganan jalan
ruas jalan (tracking ruas
data d. Daftar proyek
jalan)
komitmen jalan
f. Data jembatan
e. Sejarah proyek
g. Data gorong-gorong
jalan
h. Data tembok penahan tanah

Data administratif, daftar ruas jalan, harga satuan penanganan jalan, daftar proyek komitmen
jalan, dan sejarah proyek jalan dapat diperoleh dengan mencari referensi informasi dan data
yang bersumber dari literatur. Pada umumnya, informasi dan data yang relevan dengan
PKRMS dapat diperoleh dari Kementerian Pekerjaan Umum, Dinas Pekerjaan Umum/Bina
Marga, Badan Pusat Statistik dan lembaga terkait lainnya.

Pengguna PKRMS harus melakukan survei lapangan untuk mendapatkan data titik referensi,
inventarisasi jalan, kondisi jalan, lalu lintas harian, data hasil vektor sumbu ruas jalan (tracking
ruas jalan), data jembatan, gorong-gorong, dan tembok penahan tanah. Penjelasan terkait survei
pengumpulan data tersebut akan kita bahas lebih rinci pada bab-bab selanjutnya dalam modul
ini.

Tahapan Survei Pengumpulan Data


Setelah mengetahui daftar kebutuhan data untuk PKRMS, selanjutnya mari kita susun
tahapan survei pengumpulan data. Gambar berikut menggambarkan alur tahapan survei
pengumpulan data dengan PKRMS.

Gambar 1. Tahap pengumpulan data


Persiapan survei dilakukan sebelum melaksanakan setiap kegiatan survei pengumpulan data.
Persiapan survei meliputi pendefinisian jaringan jalan, perencanaan jadwal survei, personil

4
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi

survei, penjelasan singkat prosedur survei dan tugas masing-masing personil survei, serta
kalibrasi perangkat survei yang diperlukan.

Pada kegiatan survei pengumpulan data PKRMS untuk tahun pertama, terdapat beberapa
tahapan survei yang harus dilakukan. Pertama, survei dimulai dengan survei titik referensi
termasuk tracking ruas jalan menggunakan GPS. Kemudian dilanjutkan dengan survei
inventarisasi jalan, kondisi jalan, dan lalu lintas. Survei yang terakhir dilakukan adalah survei
struktur (jembatan, gorong-gorong, dan tembok penahan tanah). Setelah para peserta pelatihan
kembali ke tempat kerja masing-masing, apabila terdapat lebih dari 2 (dua) tim survei maka
urutan survei tersebut dapat diubah dengan catatan survei referensi tetap menjadi survei yang
pertama diselesaikan untuk memperoleh panjang sebenarnya di lapangan. Setelah survei
referensi untuk seluruh ruas jalan selesai dilakukan, panjang sebenarnya jalan di lapangan
dapat dihitung. Panjang sebenarnya ini diinput dalam aplikasi PKRMS untuk kemudian dibuat
tablet survei inventarisasi, kondisi, lalu lintas, jembatan, gorong-gorong, dan dinding penahan
tanah. Pelaksanaan survei lalu lintas dan survei struktur dapat dilakukan bersamaan dengan
survei inventarisasi dan kondisi jalan (tergantung jumlah tim survei). Survei pengumpulan data
titik referensi tetap harus dilakukan pertama kali sebelum melakukan survei-survei yang lain
pada tahun pertama. Hal ini dikarenakan data titik referensi tersebut akan digunakan pada
survei-survei selanjutnya sebagai referensi lokasi ruas jalan.

Data titik referensi, inventarisasi jalan, lalu lintas, jembatan, gorong-gorong, dan tembok
penahan tanah pada umumnya dapat berlaku untuk jangka waktu yang panjang sehingga dapat
dilakukan paling lama 5 (lima) tahun sekali kecuali terdapat perubahan yang signifikan pada
tipe perkerasan atau dimensi bagian-bagian jalan. Disamping itu, untuk tahun ke-2 sampai
tahun ke-4 perbaruan data inventarisasi untuk segmen jalan yang mendapat penanganan
pekerjaan major dapat juga dilakukan melalui studi literatur yaitu dengan memperbaharui data
inventarisasi segmen jalan tersebut berdasarkan asbuilt drawing. Berbeda dengan data kondisi
jalan yang cenderung berubah dalam jangka waktu pendek akibat pengaruh cuaca dan muatan
maka survei kondisi jalan harus dilaksanakan minimal 1 (satu) tahun sekali.

Pendefinisian Jaringan Jalan


Sebelum melakukan survei lapangan, diskusikanlah dengan tim dan dinas terkait mengenai
daftar ruas jalan mana saja yang akan disurvei. Setelah menentukan daftar ruas jalan yang akan
disurvei, pastikan setiap ruas jalan memiliki informasi nama ruas, status ruas, fungsi ruas, dan
panjang ruas berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur tentang fungsi jalan dan SK
Gubernur, Bupati, atau Walikota tentang status jalan yang wajib diperbaharui minimal setiap 5
(lima) tahun.

Untuk penggunaan PKRMS, setiap ruas jalan memiliki kode ruas yang unik. Pengisian kode
ruas jalan harus mengikuti aturan sebagai berikut:

1. Terdiri dari sembilan angka untuk penomoran jalan provinsi/ kabupaten/kota dengan sistem
penomoran sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3.

2. Dua angka pertama untuk kode provinsi. Data ini dapat diperoleh dari Badan Pusat Statistik
(BPS).

5
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi

3. Dua angka berikutnya untuk kode kabupaten dan hanya digunakan pada jalan kabupaten
(dalam provinsi tersebut). Data ini dapat diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) . Untuk
jalan provinsi, kode kabupaten ini diisi dengan angka 00.

4. Tiga angka berikutnya untuk nomor ruas jalan. Data ini diperoleh dari Surat Keputusan (SK)
Gubernur, Bupati, atau Walikota tentang status jalan yang masih berlaku.

5. Dua angka berikutnya untuk nomor sub-ruas jalan. Data ini diperoleh dari Surat Keputusan
(SK) Gubernur, Bupati, atau Walikota tentang status jalan yang masih berlaku.

6. Pada jalan perkotaan, 2 angka untuk nomor sub ruas jalan akan diikuti oleh huruf ‘K’.

Tabel 3. Sistem Penomoran Ruas Jalan Provinsi Dan Kabupaten


Nomor Nomor Nomor
Nomor
Ruas Jalan Kabupate Ruas Sub Ruas
Provinsi
n Jalan Jalan
Ruas Jalan Provinsi 42 00 010
Ruas Jalan Provinsi
luar kota dengan 42 00 011 01
Sub Ruas Jalan
Ruas Jalan Provinsi
dalam Kota dengan 42 00 050 11.K
Sub Ruas Jalan
Ruas Jalan
42 07 010
Kabupaten
Ruas Jalan
Kabupaten dengan 42 07 200 01
Sub Ruas Jalan
Sumber : Manual PKRMS Bagian 3 Panduan Pengumpulan Data, 2017
Untuk mengoptimakan kegiatan survei pengumpulan data, langkah-langkah berikut perlu
dilakukan sebagai dasar perencanaan survei:
a. Menetapkan lokasi atau koordinat titik awal ruas dan akhir ruas.

b. Mengestimasi panjang ruas di lapangan melalui peta digital.

c. Membuat vektor ruas jalan sehingga terbentuk visualisasi jaringan jalan pada peta digital.

d. Jika sebelumnya pernah dilakukan survei pada ruas jalan yang dimaksud, maka sangat
dianjurkan untuk menggunakan peta diagram (stripmap) hasil survei sebelumnya sebagai
salah satu referensi survei.

6
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi

Perencanaan Survei
Setelah memiliki daftar ruas jalan dan elemen informasi yang terkadung didalamnya, maka
langkah selanjutnya adalah melakukan perencanaan survei. Survei yang baik harus memiliki
perencanaan yang baik pula. Perencanaan survei bertujuan agar survei pengumpulan data
berjalan sesuai target waktu, kuantitas, dan kualitas. Hal-hal yang perlu direncanaakan sebelum
kegiatan survei yaitu personil survei, jadwal waktu pelaksanaan survei, anggaran survei,
struktur dan pembagian tugas tim survei, perizinan dan keselamatan kerja, serta peralatan dan
perlengkapan survei.

Personil Survei
Penentuan nama-nama dan jumlah personil yang akan ditugaskan untuk melakukan survei
merupakan salah satu hal yang harus dilakukan pada awal perencanaan survei. Apabila
diperlukan, dapat diterbitkan Surat Keputusan (SK) Kepala Daerah atau Kepala Satuan Kerja
Perangkat Daerah sebagai dasar penugasan personil-personil survei.

Jadwal Waktu Pelaksanaan Survei


Sebelum melakukan survei, rencanakanlah jadwal dan target waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan survei pengumpulan data. Waktu yang diperlukan untuk survei dihitung
berdasarkan panjang ruas yang akan disurvei dan jumlah personil survei. Survei lapangan tidak
harus benar-benar sesuai dengan jadwal survei yang direncanakan karena survei lapangan harus
dilakukan dalam kondisi cuaca cerah dengan cahaya penerangan matahari yang cukup. Jadi,
apabila pada saat pelaksanaan survei di lapangan terjadi hujan maka survei harus dihentikan
karena pengamatan kerusakan jalan akan menjadi tidak maksimal, kemungkinan sinyal GPS
terganggu, kemungkinan kerusakan laptop/ tablet/ GPS apabila dibawa keluar kendaraan untuk
pengamatan yang lebih detail, dan kemungkinan terjadi kerusakan pada kamera blackvue
(apabila digunakan) yang terpasang diluar kendaraan. Oleh karena itu, apabila survei
dipaksakan dilakukan pada saat hujan maka data hasil survei menjadi tidak akurat dan hasil
analisis PKRMS menjadi tidak dapat dipertanggung jawabkan. Sebelum survei dihentikan,
batas lokasi survei terakhir harus diberi tanda yang jelas dengan menggunakan cat warna
(pilox) berwarna terang atau penanda sementara lainnya. Disamping itu, apabila intensitas
cahaya matahari sangat sedikit, misalnya ketika sore hari menjelang malam hari, maka survei
harus dihentikan karena identifikasi tipe bagian-bagian jalan maupun kerusakan jalan menjadi
tidak maksimal. Survei dapat dilanjutkan setelah hujan reda atau esok hari ketika cuaca cerah
dan terang.

Anggaran Survei
Sama halnya dengan waktu pelaksanaan survei, anggaran survei disusun berdasarkan
panjang ruas yang akan disurvei, jumlah personil survei, peralatan dan perlengkapan survei
serta biaya-biaya lainnya yang diperlukan dalam kegiatan survei.

Struktur dan Tugas Tim Pelaksana Survei


Pelaksanaan survei dapat terdiri dari beberapa tim survei yang dikoordinir oleh 1 (satu)
orang koordinator. Satu tim survei minimal terdiri dari 3 (tiga) orang personil survei
(surveyor) ditambah 1 (satu) orang pengemudi dengan rincian sebagai berikut :
1. Satu orang surveyor perkerasan
2. Dua orang surveyor non-perkeransan

7
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi

3. Satu orang pengemudi


Perlu dipastikan bahwa koordinator survei dan surveyor telah mendapat pelatihan yang
memadai untuk melakukan survei pengumpulan data PKRMS termasuk tata cara pelaksanaan
survei, penguasaan peralatan survei, dan pengisian formulir pencatatan data survei atau aplikasi
tablet survei PKRMS.

Perizinan Dan Keselamantan Kerja


Sebelum pelaksanaan survei, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang/Dinas Bina
Marga Provinsi/Kabupaten/Kota harus menerbitkan surat perintah tugas (SPT) atau surat izin
kepada personil survei sebagai dasar pelaksanaan survei. Kemudian sebelum survei dimulai di
lapangan, personil survei harus menginformasikan kegiatan survei, jadwal pelaksanaan survei,
dan hal-hal lain kepada instansi setempat seperti Kantor Kecamatan/Desa/Kelurahan. Pada saat
pelaksanaan survei, personil survei diharuskan untuk memperhatikan aspek keselamatan kerja
seperti:
1. Berada dalam keadaan sehat badan dan rohani.
2. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti safety vest.
3. Mendapat perlindungan yang memadai dari cuaca, seperti menggunakan topi dan kacamata.
4. Mengantisipasi kemungkinan terhadap tabrakan, karenga adanya kendaraan atau lalu lintas
yang hilang kendali. Dapat dilakukan dengan memasang stiker ‘sedang survei jalan,
kecepatan < 20 km/jam’.
5. Menyiapkan peralatan pertolongan pertama pada kecelakaan.

Peralatan Survei
Tahapan selanjutnya adalah menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk survei
pengumpulan data. Peralatan apa sajakah yang dibutuhkan? Mari kita lihat Gambar 2.

Gambar 2. Perangkat Survei

8
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi

Selain formulir dalam bentuk cetak, sistem PKRMS menyediakan alternatif fitur formulir
dalam bentuk aplikasi tablet berbasis program basis data MS-Acces yang selanjutnya disebut
sebagai ‘tablet PKRMS’. Pencatatan data survei kedalam tablet PKRMS memungkinkan
pengguna untuk langsung menyimpan data survei dalam bentuk digital. Dengan demikian,
risiko formulir cetak yang digunakan rusak atau hilang dapat terhindari. Teknis penggunaan
tablet PKRMS untuk mencatat data survei dapat dilihat pada Lampiran B. Gambar 4 berikut
menunjukkan contoh tampilan pada tablet PKRMS.

Gambar 3. Contoh Formulir Survei

9
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi

Gambar 4. Contoh Tampilan Tablet PKRMS

Kalibrasi Alat Pengukur Jarak


Sebelum menggunakan peralatan survei, kita wajib memastikan bahwa peralatan tersebut
layak untuk digunakan. Khusus untuk alat pengukur jarak digital (odometer/ haldameter/
tripmeter), dibutuhkan proses kalibrasi agar hasil pengukuran jarak yang diperoleh
merepresentasikan jarak yang sebenarnya di lapangan. Lakukanlah langkah-langkah berikut
untuk melakukan kalibrasi pada alat pengukur jarak digital:

1. Periksa tekanan angin pada roda kendaraan survei sesuai dengan standar tekanan angin
kendaraan tersebut yang pada umumnya dapat dilihat pada bagian bawah panel pintu
pengemudi. Apabila tekanan angin pada roda kendaraan berbeda dengan standar tersebut,
maka tekanan angina pada roda kendaraan survei harus disesuaikan atau dilakukan
penggantian nitrogen. Kemudian ukur dan catat nilai tekanan angin pada roda kendaraan
sebelum melakukan kalibrasi.

2. Beri tanda awal dan akhir pada segmen jalan yang dipilih sebagai tempat kalibrasi
kendaraan. Status ruas jalan bukan merupakan kriteria jalan untuk melakukan kalibrasi
kendaraan, maka setiap status ruas jalan dapat digunakan sebagai lokasi pelaksanaan
kalibrasi kendaraan, kriteria segmen jalan yang baik sebagai lokasi pelaksanaan kalibrasi
kendaraan adalah segmen jalan yang lurus, mulus, dan datar yang diukur secara manual
sepanjang 1000 meter dengan menggunakan pita ukur atau mengacu pada patok km apabila
pada segmen jalan tersebut terdapat patok km.

3. Posisikan kendaraan survei pada awal segmen jalan dimana as kendaraan depan tepat berada
pada garis penanda awal segmen jalan.

10
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi

4. Atur alat pengukur jarak digital (odometer/haldameter/tripmeter) menjadi 0.000 dan


jalankan kendaraan dengan kecepatan normal selurus mungkin hingga berhenti pada
penanda akhir segmen ruas jalan 1000 meter.

5. Setelah berhenti tepat pada akhir segmen jalan, catat jarak yang terbaca pada alat pengukur
jarak digital.

6. Lakukan langkah nomor 3 sampai 5 sebanyak 10 kali.

7. Catat panjang yang diukur alat pengukur jarak digital pada Formulir A yang ada pada
Lampiran A.

8. Hitung faktor kalibrasi alat pengukur jarak dengan menggunakan rumus pada Formulir A
yang ada pada Lampiran A.

Setelah mendapat nilai faktor kalibrasi, panjang jalan sebenarnya di lapangan dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
Panjang Sebenarnya = Panjang jarak pada alat ukur digital x Faktor kalibrasi

Pengaturan GPS
Salah satu peralatan survei PKRMS adalah Global Positioning System (GPS) yang
merupakan sistem navigasi berbasis satelit. GPS dikembangkan oleh departemen pertahanan
Amerika. Selain GPS, ada beberapa sistem navigasi satelit yang serupa yaitu seperti
GLONASS milik Rusia, Galileo Uni Eropa dan IRNSS milik India. Alat GPS yang akan
dibahas pada modul ini adalah GPS navigasi handheld atau genggam tipe GARMIN
GPSMAP64s atau GPSMAP62s dan GARMIN MONTANA.
Pada survei pengumpulan data PKRMS, GPS memiliki dua fungsi utama yaitu sebagai alat
untuk merekam garis centerline ruas jalan (tracking) dan menyimpan titik koordinat pada
lokasi tertentu (marking waypoint). Sebelum melakukan tracking dan marking waypoint, Anda
perlu menguasai tombol-tombol pada alat GPS navigasi genggam seperti yang ditunjukan pada
Gambar 5.

Gambar 5 Pengenalan Tombol GPS Genggam


(Sumber : Manual GPSmap Garmin)

11
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi

Tahap yang penting setelah menguasai tombol-tombol pada alat GPS adalah mengatur
format sistem, unit, posisi, dan format tracks. Hal-hal tersebut harus diatur sebelum
menggunakan alat GPS untuk mendapatkan hasil tracking dan marking waypoint yang lebih
akurat. Perbedaan tampilan hasil tracking GPS sebelum dan setelah pengaturan dapat dilihat
pada Gambar 6. Selain itu, pada modul ini juga akan diuraikan tentang langkah-langkah untuk
melakukan tracking dan marking waypoint menggunakan GPS.

Gambar 6. Perbandingan Hasil Tracking Sebelum dan Setelah Pengaturan

Pengaturan Format Sistem


Pengaturan format sistem ditujukan agar perangkat GPS dapat mengoptimalkan penerimaan
signal satelit. Pada pengaturan ini, alat GPS diatur agar dapat menerima sinyal dari satelit GPS
dan Glonass. Pengaturan format sistem pada GPS ditunjukan pada Gambar 7.

Gambar 7 Pengaturan Format Sistem Pada GPS


(Sumber : Manual GPSmap Garmin)

Pengaturan Unit
Pengaturan unit ditujukan untuk pengaturan satuan pengukuran. Untuk penggunaan GPS
pada PKRMS, satuan pengukuran yang digunakan adalah satuan metric. Gambar dibawah ini
menunjukkan tahap pengaturan unit.

12
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi

Gambar 8. Pengaturan unit pada GPS


(Sumber : Manual GPSmap Garmin)

Pengaturan Format Posisi


Pengaturan format posisi ditujukan untuk mengatur format sistem koordinat geografis. Pada
modul ini, pengguna dianjurkan untuk mengatur format sistem koordinat geografis yang dapat
menunjukkan satuan derajat, menit, dan detik. Langkah pengaturan format posisi seperti yang
ditunjukan pada Gambar 9.

Gambar 9. Pengaturan Format Posisi pada GPS


(Sumber : Manual GPSmap Garmin)

Pengaturan Format Tracks


Pengaturan tracks ditujukan untuk merekam hasil tracking yang lebih akurat. di bawah ini
menunjukkan langkah pengaturan tracks.

Gambar 10 Pengaturan Format Tracks


(Sumber : Manual GPSmap Garmin)

13
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi

Langkah Marking atau Waypoint


Marking atau waypoint dilakukan untuk merekam data geospasial berupa point atau titik
koordinat pada suatu titik lokasi tertentu atau sering disebut dengan waypoint. Waypoint dapat
dilakukan pada awal dan akhir ruas, patok km, titik persimpangan, titik lokasi gorong-gorong,
jembatan, serta objek-objek penanda lain yang dianggap penting untuk disimpan koordinatnya.
Untuk menyimpan koordinat titik objek tertentu, tempatkan GPS pada objek yang dimaksud
kemudian tekan tombol “Mark”. Arahkan kursor untuk merubah keterangan nama objek.
Gambar 11berikut menunjukkan contoh tampilan marking awal ruas (start link) dan jembatan.

Gambar 11 Contoh Marking Waypoint


(Sumber : Manual GPSmap Garmin)

Langkah Tracking
Tracking dilakukan untuk merekam data geospasial berupa line atau garis. Pada survei
untuk PKRMS, tracking dilakukan untuk merekam centerline ruas jalan dari titik awal ruas
hingga akhir ruas.
Untuk memulai tracking, arahkan tampilan layar utama GPS pada menu “Trip Computer”.
Pada tampilan Trip Computer Terdapat Trip Odometer yang menunjukkan informasi jarak
tempuh yang juga merepresentasikan panjang Track yang terekam. Pada menu ini terdapat juga
informasi GPS Accuracy yang menunjukkan akurasi dari perangkat GPS. Sebelum mulai
melakukan survei, pastikan nilai akurasi GPS tersebut menunjukkan nilai yang seminimal
mungkin, semakin kecil angka yang muncul menunjukkan semakin akurat GPS dalam
merekam jarak. Langkah untuk membuka menu “Trip Computer” ditunjukkan pada Gambar
12.

Gambar 12 Langkah Tracking – Membuka Menu Trip Computer


(Sumber : Manual GPSmap Garmin)
Pada setiap titik awal ruas perlu dilakukan reset atau clear data terhadap Trip Odometer dan
tracking data agar data tracking tidak tergabung menjadi satu antara ruas yang satu dengan ruas
14
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi

yang lain. Gambar 13 di bawah ini menunjukkan langkah untuk melakukan reset atau clear
data tracking.

Gambar 13 Langkah Reset Data Tracking (Dilakukan Di Setiap Awal Ruas Jalan)
(Sumber : Manual GPSmap Garmin)

Pada setiap titik akhir ruas perlu dilakukan penyimpanan terhadap data hasil tracking dari
ruas yang telah di survei. Penamaan nomor dan nama ruas perlu diperhatikan pada langkah ini.
Pencantuman nomor ruas harus sesuai dengan aturan penomoran ruas jalan yang telah dibahas
pada Sub-Bab Pendefinisian Jaringan. Gambar 14di bawah ini menunjukkan mekanisme
penyimpanan data tracking.

Gambar 14 Langkah Menyimpan Data Tracking (Dilakukan Di Setiap Akhir Ruas Jalan)
(Sumber : Manual GPSmap)

Rangkuman
Survei pengumpulan data lapangan diperlukan untuk mendapatkan data titik referensi,
inventarisasi jalan, kondisi jalan, lalu lintas, jembatan, gorong-gorong, dan tembok penahan
tanah. Data tersebut merupakan data masukan utama yang diperlukan dalam teknik manajemen
aset jalan, khususnya jika menggunakan PKRMS sebagai alat bantu. Kegiatan survei
pengumpulan data untuk PKRMS pada tahun pertama dilaksanakan dengan urutan survei titik
referensi dilakukan pertama kali kemudian dilanjutkan dengan survei inventarisasi jalan,
kondisi jalan, lalu lintas, jembatan, gorong-gorong, dan tembok penahan tanah.

15
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi

Sebelum melaksanakan survei pengumpulan data, perlu dilakukan persiapan survei terlebih
dahulu. Kegiatan persiapan survei meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Pendefinisian jaringan jalan
2. Perencanaan survei:
3. Personil survei.
4. Waktu pelaksanaan survei.
5. Anggaran survei.
6. Struktur dan tugas tim survei.
7. Perizinan dan keselamantan kerja.
8. Perangkat yang dibutuhkan.
9. Kalibrasi alat pengukur jarak
10. Pengaturan GPS

B. Tahap Pelaksanaan
Pada Tahap ini dilakukan survey di setiap ruas jalan Kabupaten, survey yang dilakukan
ialah sebagai berikut:
1. Survey DRP
2. Survey Inventarisasi Jalan
3. Survey Kondisi Jalan
4. Survey Lalu Lintas
5. Survey Jembatan, Gorong-gorong dan Dinding Penahan Tanah

Survey Data Titik Referensi (DRP)


Setiap jenis data pada ruas jalan memerlukan informasi khusus untuk mendefinisikan lokasi
spesifik yang dimaksud pada data tersebut. Misalkan identifikasi kerusakan jalan, maka hal
pertama yang ditanyakan biasanya adalah “Dimana lokasi jalan yang rusak?”. Untuk
menyeragamkan persepsi terhadap lokasi, diperlukan suatu acuan lokasi yang selanjutnya
disebut data titik referensi jalan. Survei titik referensi dibutuhkan untuk mengidentifikasi titik
referensi jalan. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 17/PRT/M/2007, titik
referensi jalan adalah titik yang menunjukkan posisi dari sebuah objek referensi di ruas jalan
yang selanjutnya di dalam modul ini disebut sebagai Data Reference Point (DRP).

Bentuk fisik DRP yang paling umum digunakan pada jalan di Indonesia, termasuk jalan
provinsi, adalah patok kilometer. Namun untuk jalan kabupaten, patok kilometer tidak selalu
ada, maka bentuk fisik permanen lainnya dapat digunakan sebagai DRP. Berikut merupakan
jenis-jenis bentuk fisik DRP yang umum digunakan di Indonesia.
1. Patok kilometer (km) dan hectometer (hm)

16
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi

2. Tanda permanen lain di sisi jalan seperti tugu perbatasan


3. Persimpangan
4. Kepala jembatan
5. Kepala gorong-gorong
6. Persilangan dengan rel kereta api
7. Gedung atau landmark lainnya

Data DRP harus ambil terlebih dahulu sehingga data DRP tersebut dapat digunakan sebagai
referensi atau acuan lokasi pada survei selanjutnya. Oleh karena itu, survei DRP harus dilakukan
pertama kali sebelum melakukan survei-survei lain. Data DRP biasanya tidak berubah dalam
jangka waktu yang panjang. Oleh karena itu, kegiatan survei DRP jalan cukup dilaksanakan
maksimal setiap 5 (lima) tahun sekali. Namun, apabila telah terbit Surat Keputusan (SK)
Gubernur/Bupati/Walikota baru terkait ruas jalan yang telah disurvei, maka data DRP harus
segera diperbaharui dengan melakukan survei DRP meskipun belum berjarak 5 (lima) tahun
dari survei sebelumnya.

Tujuan SurveI DRP


Tujuan utama survei DRP adalah untuk menginventarisasi objek referensi sepanjang suatu
ruas jalan. Selain itu survei DRP juga dilakukan untuk menetapkan lokasi titik awal dan akhir
ruas jalan serta mengukur jarak asli dari titik awal hingga akhir ruas jalan. Pada survei DRP
dilakukan juga perekaman sumbu jalan menggunakan perangkat GPS, sehingga data tersebut
dapat digunakan untuk membuat peta jaringan, peta kondisi, peta program penanganan, peta
pelebaran, serta peta lokasi-lokasi paket pekerjaan secara digital.

Data Yang Perlu Dicatat Pada Survei DRP


Setelah memahami tujuan survei DRP, maka selanjutnya kita dapat menentukan data apa
saja yang perlu dicatat atau diambil pada kegiatan survei DRP. Setiap ruas jalan harus memiliki
setidaknya 3 (tiga) DRP yaitu DRP awal ruas jalan (Stasiun 0), DRP akhir ruas jalan, dan satu
titik pada pertengahan ruas jalan. Untuk mencapai tujuan survei DRP, daftar data berikut harus
dicatat pada setiap DRP:
1. Kode atau nomor DRP
2. Jenis bentuk fisik DRP
3. Lokasi DRP (Koordinat DRP berdasarkan GPS)
4. Dokumentasi foto DRP dan nomor foto.
5. Jarak antara DRP pertama dan DRP tersebut
6. Jarak antara dua DRP
7. Trase ruas jalan (menggunakan GPS)
8. Keterangan khusus pada DRP jika diperlukan

17
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi

Gambar 15. Contoh Dokumentasi Foto DRP


Berupa Patok Kilometer

Pelaksanaan Survei DRP


Dalam pelaksanaan survei DRP dibutuhkan setidaknya 4 (empat) orang pelaksana survei,
terdiri dari:
1. Satu orang pengemudi mobil
2. Satu orang pencatat DRP pada formulir
3. Satu orang pengambil foto DRP
4. Satu orang perekam koordinat DRP dengan GPS
Untuk menyeragamkan persepsi terhadap pelaksanaan survei DRP untuk PKRMS, mari lihat
gambar di bawah ini.

Gambar 16. Ilustrasi survei DRP

Mekanisme pelaksanaan survei DRP


Mekanisme pelaksanaan survei DRP diuraikan sebagai berikut:
1. Jalankan mobil ke patok kilometer eksisting terdekat jika terdapat patok kilometer
(biasanya pada ruas jalan provinsi).
2. Catat data patok kilometer eksisting sesuai dengan daftar data yang disebutkan pada Sub-
Bab pada Formulir Survei Titik Referensi (Lampiran A) atau pada aplikasi PKRMS.
3. Atur trip meter ke posisi 0.000.
4. Jalankan mobil ke titik awal ruas. Jika tidak terdapat patok kilometer eksisting langsung
jalankan mobil ke titik awal ruas (biasanya pada ruas jalan kabupaten).

18
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi

5. Catat data awal ruas eksisting sesuai dengan daftar data yang disebutkan pada Sub-Bab D
pada formulir survei atau pada aplikasi PKRMS.
6. Atur trip meter ke posisi 0.000 kembali.
7. Atur GPS untuk mulai merekam trase ruas jalan dengan melakukan ‘clear track’ pada
perangkat GPS. Rekam koordinat titik referensi awal ruas jalan dengan melakukan
waypoint atau marking menggunakan GPS.
8. Lakukan pencatatan data sesuai dengan daftar data yang disebutkan pada Sub-Bab D pada
formulir survei atau pada aplikasi PKRMS jika pelaksana survei mengidentifikasi adanya
bentuk fisik DRP lainnya seperti patok kilometer eksisting, persimpangan, jembatan,
gorong-gorong, persilangan dengan rel kereta api, gedung, dan tanda permanen lain seperti
tugu perbatasan wilayah administrasi. Rekam koordinat titik-titik referensi lain yang
ditemui dengan melakukan waypoint atau marking menggunakan GPS.
9. Jalankan mobil ke titik akhir ruas.
10. Catat data akhir ruas jalan sesuai dengan daftar data yang disebutkan pada Sub-Bab D
pada formulir survei atau pada aplikasi PKRMS.
11. Simpan data trase jalan dengan melakukan ‘save track’ pada perangkat GPS. Rekam
koordinat titik referensi akhir ruas jalan dengan melakukan waypoint atau marking
menggunakan GPS.

Pencatatan data titik-titik referensi dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara. Pertama data titik-
titik referensi dicatat secara manual sesuai mekanisme di atas pada formulir survei DRP seperti
terlihat pada Gambar 3.3 kemudian diinput pada aplikasi PKRMS. Kedua, data titik-titik
referensi diinput langsung pada aplikasi PKRMS seperti diuraikan dalam langkah pengisian
data DRP pada aplikasi PKRMS di bawah.

Gambar 17 Formulir Survei DRP


(Sumber : Manual PKRMS Bagian 3 Panduan Pengumpulan Data, 2017)

19
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi

Langkah Pengisian Data DRP


Langkah pengisian data DRP pada Aplikasi PKRMS:
1. Pilih menu Pengaturan Jaringan
2. Pilih sub-menu DRP

Gambar 18. Pengisian Data DRP Langkah 1 - 2


3. Pilih status jalan
4. Pilih Provinsi
5. Pilih Kabupaten
6. Pilih ruas jalan
7. Isi data titik-titik referensi yang ditemui
8. Ulangi langkah 6-7 untuk ruas-ruas jalan lain yang memiliki hasil survei DRP
Apabila tidak ada data hasil survei DRP, pengguna dapat membuat data DRP sementara
dengan cara:
9. Menginput nilai 0 pada data KM Post dan Offset.
10. Pilih Automatically Generate all Km Post DRP
11. Ulangi langkah 9-10 untuk ruas-ruas lain yang tidak memiliki data survei DRP.
12. Terdapat 2 (dua) pilihan penyimpanan data yaitu Overwrite (data ditindih) dan Append
(data ditambahkan). Pada umumnya, dipilih opsi overwrite.

20
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi

Gambar 19. Pengisian Data DRP Langkah 3 – 12

Rangkuman
Data titik referensi (DRP) adalah data terkait titik yang menunjukkan posisi dari sebuah
objek penanda/referensi di suatu ruas jalan. Tujuan utama survei DRP adalah untuk
menginventarisasi objek referensi sepanjang ruas jalan. Data yang dicatat pada setiap survei
DRP adalah tipe atau nomor DRP, deskripsi DRP yang menjelaskan bentuk fisik DRP, lokasi
DRP dalam km/STA dan koordinat (Koordinat DRP berdasarkan GPS), dokumentasi foto DRP
termasuk nomor foto, jarak antara DRP pertama dan DRP yang diamati dalam meter (panjang
antar DRP), trase ruas jalan, keterangan tambahan pada DRP jika diperlukan. Disamping itu,
survei DRP juga dilakukan untuk menetapkan lokasi titik awal dan akhir ruas jalan serta
mengukur panjang sebenarnya ruas jalan.

Survey Inventarisasi Jalan


Dalam kegiatan teknik manajemen aset jalan, tentunya data inventarisasi aset jalan merupakan salah satu elemen utama.
Data inventarisasi jalan didefinisikan sebagai data yang menggambarkan aset jalan yang berupa elemen fisik pada ruang
milik jalan (rumija).
Data inventarisasi jalan biasanya tidak berubah dalam jangka waktu yang panjang. Oleh karena itu, kegiatan pencatatan
atau survei inventarisasi jalan cukup dilaksanakan maksimal 5 (lima) tahun sekali. Namun, jika terjadi perubahan yang
signifikan pada rumija, maka survei inventarisasi jalan wajib dilaksanakan meskipun belum berjarak 5 (lima) tahun dari
survei sebelumnya.

Tujuan Survei Inventarisasi Jalan


Tujuan utama survei inventarisasi jalan adalah untuk mencatat data elemen fisik pada rumija. Data inventarisasi tersebut
digunakan sebagai salah satu aspek untuk menilai karakteristik dasar pada aset jalan.

21
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi

Data Yang Perlu Dicatat Pada Survei Inventarisasi


Data inventarisasi jalan melingkupi deskripsi elemen fisik seperti geometri (dalam hal ini lebar) dan jenis atau tipe
elemen fisik tersebut. Gambar 20 berikut mengilustrasikan kebutuhan data inventarisasi.

Gambar 20. Kebutuhan Data Inventarisasi Jalan


Sumber: Manual PKRMS Bagian 3 Panduan Pengumpulan Data, 2017
Segmentasi untuk pengambilan data pada survei inventarisasi biasanya berupa segmen jalan yang homogen atau
sepanjang tidak terdapat variasi data inventarisasi. Untuk survei pengumpulan data PKRMS, pencatatan data inventarisasi
jalan dilakukan setiap 100 meter atau maksimal 200 meter. Namun pencatatan data wajib dilakukan jika terdapat variasi
data inventarisasi meskipun posisi perubahan data inventarisasi tersebut belum berjarak 100 meter dengan data
sebelumnya.
Pencatatan hasil survei data inventarisasi jalan dapat dilakukan dengan menggunakan formulir survei sebagaimana
terlihat pada Lampiran A modul ini atau tablet PKRMS. Adapun penjelasan terkait langkah pembuatan file tablet
PKRMS dan tahapan pengisian data hasil survei menggunakan tablet PKRMS diuraikan pada Lampiran B modul ini.
Daftar data yang dicatat pada survei inventarisasi untuk setiap segmen jalan adalah sebagai berikut:
1. Nomor ruas jalan sesuai data ruas jalan yang telah diidentifikasi pada tahap pra-survei
2. Panjang segmen
3. DRP/STA. awal segmen
4. DRP/STA. akhir segmen
5. Tanggal survei dan nama personil survei
6. Tipe dan lebar perkerasan
7. Tipe dan lebar bahu jalan sisi kiri dan kanan
8. Lebar rumija
9. Tipe saluran
10. Tata guna lahan pada sisi kiri dan kanan ruas jalan
11. Medan jalan
12. Apabila jalan yang disurvei tidak dapat dilewati maka personil survei harus mengidentifikasi jalan yang tidak dapat
dilewati tersebut dan penyebabnya.
Menurut Manual P/KRMS Bagian 3 Panduan Pengumpulan Data, 2017 terdapat beberapa tipe perkerasan, bahu, saluran,
tata guna lahan, dan medan jalan sebagai berikut:

22
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi

Tipe Perkerasan Jalan


Pada aplikasi PKRMS tersedia 7 (tujuh) pilihan tipe perkerasan jalan yaitu beton (perkerasan kaku), blok beton (paving
block), aspal (hotmix), lapisan penetrasi (lapen), batu kali, kerikil/lapis fondasi agregat, dan tanah. Untuk lebih
memahami tipe perkerasan jalan, mari kita lihat visualisasinya pada Tabel 4.
Tabel 4. Tipe Perkerasan Jalan
Kode Tipe Gambaran

Beton (Perkerasan
1
kaku)

Blok beton (Paving


2
block)

3 Aspal (Hotmix)

Lapisan penetrasi
4
(Lapen)

5 Batu kali

23
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi

Kode Tipe Gambaran

Kerikil (Lapis
6
fondasi agregat)

7 Tanah

Sumber : Manual P/KRMS Bagian 3 Panduan Pengumpulan Data, 2017

Tipe Bahu Jalan


Untuk pilihan tipe bahu jalan terdapat 8 (delapan) pilihan dalam aplikasi PKRMS. Pilihan tersebut adalah tidak ada bahu
jalan, beton (bahu rabat beton), blok beton (paving block), aspal (hotmix), lapisan penetrasi (lapen), batu kali, kerikil
(lapis fondasi agregat), dan tanah. Untuk lebih memahami tipe bahu jalan, mari kita lihat visualisasinya pada Error:
Reference source not found.
Tabel 5. Tipe Bahu Jalan
Kode Tipe Gambaran

1 Tidak ada bahu jalan

Beton (bahu rabat


2
beton)

24
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi

Kode Tipe Gambaran

Blok beton (paving


3
block)

4 Aspal (hotmix)

Lapisan penetrasi
5
(lapen)

6 Batu kali

Kerikil (lapis
7
fondasi agregat)

8 Tanah

Sumber : Manual P/KRMS Bagian 3 Panduan Pengumpulan Data, 2017

25
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi

Tipe Saluran
Tipe-tipe saluran pada umumnya terdiri dari tipe saluran tanah, tipe saluran pasangan batu terbuka, dan tipe saluran
pasangan batu tertutup. Pada praktiknya, tidak semua jalan memiliki saluran, dan tidak semua jalan memerlukan saluran.
Dalam inventarisasi tipe saluran, kedua hal tersebut menjadi salah satu pilihan tipe saluran. Oleh karena itu, terdapat 5
(lima) pilihan terkait tipe saluran dalam aplikasi PKRMS. Untuk lebih memahami tipe saluran yang disediakan dalam
PKRMS, mari kita lihat visualisasinya pada tabel berikut.
Tabel 6. Tipe Saluran
Kode Tipe Gambaran

Tidak ada saluran artinya


di lapangan tidak ada
saluran tetapi perlu
1 dibuatkan saluran
misalnya pada kawasan
permukiman yang tidak
ada saluran.

Tidak diperlukan saluran


artinya di lapangan tidak
ada saluran dan tidak
2
diperlukan saluran
misalnya apabila terdapat
tebing pada sisi jalan.

3 Saluran tanah

Saluran pasangan batu


4
terbuka

Saluran pasangan batu


5
tertutup

Sumber : Manual P/KRMS Bagian 3 Panduan Pengumpulan Data, 2017

26
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi

Tata Guna Lahan


Pada aplikasi PKRMS, data tata guna lahan diklasifikasikan kedalam 5 (lima) tipe yaitu tidak ada, pertanian, desa, kota,
dan hutan. Untuk lebih memahami tipe tata guna lahan, mari kita lihat visualisasinya pada tabel berikut.

Tabel 7 Tipe Tata Guna Lahan


Kode Tipe Gambaran

Tidak ada artinya tata guna


lahan tidak dapat
1
diidentifikasi dengan jelas
misalnya lahan tidur.

Pertanian dapat berupa


sawah, ladang, kebun,
2
kawasan peternakan, dan
kawasan perikanan.

3 Desa

4 Kota

5 Hutan

27
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi

Sumber : Manual P/KRMS Bagian 3 Panduan Pengumpulan Data, 2017

Tipe Medan Jalan


Tipe medan jalan menggambarkan topografi jalan secara umum. Menurut Buku Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan
Antar Kota No. 038/TBM/1997, medan jalan diklasifikasikan berdasarkan kondisi sebagian besar kemiringan medan
yang diukur tegak lurus garis kontur. Berdasarkan kemiringan medan ini, medan jalan dapat diklasifikasikan menjadi 3
(tiga) kategori medan jalan yaitu datar apabila kemiringan medan < 3%, bukit apabila kemiringan medan berkisar antara
3 – 25%, dan gunung jika kemiringan medan > 25%. Keseragaman kondisi medan jalan yang dipilih harus
mempertimbangkan keseragaman kondisi medan menurut kondisi trase jalan eksisting dengan mengabaikan perubahan-
perubahan pada bagian kecil dari segmen jalan tersebut. Untuk lebih memahami tipe medan jalan, mari kita lihat
visualisasinya pada tabel berikut.

Tabel 8. Tipe Medan Jalan


Kode Tipe Gambaran

Datar (kemiringan
1
medan < 3%)

Bukit (kemiringan
2 medan berkisar
antara 3 – 25%)

Gunung (kemiringan
3
medan > 25%)

Sumber : Manual P/KRMS Bagian 3 Panduan Pengumpulan Data, 2017

Identifikasi Jalan yang Tidak Dapat Dilewati dan Penyebabnya


Dalam aplikasi PKRMS terdapat pilihan 4 (empat) pilihan penyebab suatu jalan tidak dapat dilewati yaitu jembatan
runtuh, sungai tanpa jembatan, segmen jalan yang tidak dapat dilalui hanya selama musim hujan, dan kondisi lain. Jadi,
ketika personil survei menemukan segmen jalan yang tidak dapat dilewati maka personil survei harus menuangkan hal ini
dalam tablet survei dan mengidentifikasi apa penyebabnya. Untuk lebih memahami tipe jalan yang tidak dapat dilewati,
mari kita lihat visualisasinya pada tabel berikut.

Tabel 9. Tipe Jalan yang Tidak Dapat Dilewati

28
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi

Kode Tipe Gambaran

1 Jembatan runtuh

2 Sungai tanpa jembatan

Tidak dapat dilalui selama


3
musim hujan

Sumber : Manual P/KRMS Bagian 3 Panduan Pengumpulan Data, 2017

Pelaksanaan Survei Inventarisasi Jalan


Dalam pelaksanaan survei inventarisasi jalan setidaknya dibutuhkan 4 (empat) orang pelaksana survei yang terdiri dari:
1. Satu orang pengemudi mobil

2. Satu orang pencatat dan pengukur inventarisasi jalan bagian kiri (bahu jalan, saluran, dan tata guna lahan)

3. Satu orang pencatat dan pengukur inventarisasi jalan bagian kanan (bahu jalan, saluran, dan tata guna lahan)

4. Satu orang pencatat dan pengukur inventarisasi perkerasan jalan, lebar rumija, dan medan jalan

Untuk menyeragamkan persepsi terhadap pelaksanaan survei inventarisasi jalan untuk PKRMS, mari lihat gambar di
bawah ini.

Gambar 21. Ilustrasi Survei Inventarisasi


Mekanisme pelaksanaan survei inventarisasi jalan diuraikan sebagai berikut:
1. Jalankan mobil ke titik awal ruas jalan.

29
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi

2. Atur trip meter ke posisi 0.000.


3. Lakukan pengukuran lebar perkerasan jalan, bahu jalan, dan rumija menggunakan meteran atau pita ukur.
Pengukuran dilakukan pada lokasi yang mewakili lebar rata-rata sepanjang segmen jalan (100 m atau 200 m).
4. Catat data inventarisasi jalan sesuai Formulir Survei Untuk Inventarisasi Jalan (Lampiran A) atau pada aplikasi tablet
PKRMS.
5. Jalankan mobil sesuai dengan arah survei.
6. Hentikan mobil jika telah melaju sejauh interval yang telah ditentukan, misalkan setiap 100 meter, atau jika
pelaksana survei megidentifikasi adanya variasi terhadap tipe inventarisasi jalan.
7. Ulangi langkah 3 sampai 6 hingga mencapai akhir ruas jalan.

30
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi

Rangkuman
Data inventarisasi jalan adalah data yang menggambarkan aset jalan yang berupa elemen fisik pada perkerasan, bahu, dan
saluran. Data inventarisasi jalan melingkupi tipe saluran (kanan dan kiri), tipe dan lebar perkerasan bahu jalan (kanan dan
kiri), tipe dan lebar perkerasan jalan, lebar rumija, tata guna lahan (kanan dan kiri), dan medan jalan. Data inventarisasi
tersebut digunakan sebagai salah satu aspek untuk menilai karakteristik dasar pada aset jalan.
C. Pada survei inventarisasi jalan, pencatatan data dilakukan setiap interval tertentu, pada umumnya setiap 100 atau
200 meter. Pencatatan data tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan formulir survei cetak atau tablet

PKRMS. Tahap pengolahan data


Data hasil survey diolah dengan menggunakan Aplikasi PKRMS dalam bentuk Microsoft
acces.

D. Tahap Penyajian data


Setelah melalui beberapa tahapan maka akan menghasilkan Data kondisi Jalan terbaru dan
peta jaringan jalan untuk semua ruas jalan

E. DATA PENUNJANG
a. SK Bupati Wakatobi tentang Penetapan Status Jalan
b. Peta Jaringan Jalan Kabupaten Wakatobi
c. Updating Data Base Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Kab.
Wakatobi tahun 2022

F. TATA CARA PEMBAYARAN

Tata cara pembayaran dalam pekerjaan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan ini dibagi dalam 1
(satu) Tahap secara sekaligus (keseluruhan).

G. PENUTUP

Seluruh lingkup pekerjaan Survey Data Jaringan Jalan dan Jembatan berpedoman pada
KAK.
.
Wangi-Wangi, januari 2022

31
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi

Mengetahui/Menyetujui :

Kuasa Pengguna Anggaran PPTK Bidang Bina Marga


Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Penataan Ruang Ruang
Kabupaten Wakatobi
Kabupaten Wakatobi

H. KAMARUDDIN, S. Pd., M.M MUNAFAR, ST


Pembina Utama Muda, IV/c NIP. 19760115 200604 1 006
NIP. 19631231 198901 1027

32

Anda mungkin juga menyukai