Wakatobi
1. LATAR BELAKANG
Jalan dan Jembatan merupakan infrastruktur dasar dan utama dalam menggerakkan roda
perekonomian nasional dan daerah. Dengan Jalan dan jembatan memungkinkan seluruh
masyarakat mendapatkan akses pelayanan pendidikan, kesehatan dan pekerjaan. Untuk itu
diperlukan perencanaan struktur perkerasan yang kuat, tahan lama dan mempunyai daya tahan
tinggi terhadap deformasi plastis yang terjadi.
Dalam mendukung pengamanan sistem jaringan jalan secara kmprehensif, kegiatan
monitring kndisi jalan dan jembatan yang up t-date dan memiliki kemampuan grafis dalam
penyajiannya sangat dibutuhkan dalam rangka penyiapan slusi teknis dari permasalahan jalan dan
jembatan yang ada, agar jaringan jalan dapat beroperasi secara optimal. Informasi ini dapat
menjadi masukan bagi pihak terkait lainnya di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum dalam rangka
penyusunan rencana dan prgram serta kegiatan pelaksanaan fisik jalan dan jembatan
Untuk survey updating data base jalan ini menggunakan system PKRMs. PKRMS singkatan
dari Provinsial/ kabupaten Road Management System
PKRMS diharapkan dapat mendukung kegiatan teknik manajemen aset jalan menjadi lebih
efektif dan efisien melalui proses PPP yang didasari pada kondisi jalan dan lalu lintas aktual, serta
pertimbangan yang lebih rasional.
Sebagai alat bantu yang berupa software, kualitas hasil keluaran PKRMS sangat bergantung
pada kualitas data yang dimasukkan ke dalam PKRMS. Oleh karena itu, penyediaan atau
pengumpulan data yang memadai, akurat, dan tepat waktu merupakan bagian yang penting dari
pengoprasian PKRMS.
1
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi
3. TARGET SASARAN
Sasaran dari kegiatan ini adalah seluruh ruas jalan kabupaten wakatobi sepanjang 490,227 Km
4. WAKTU PELAKSANAAN
Waktu pelaksanaan selama 3 Bulan
5. SUMBER PENDANAAN
Sumber dana yang diperlukan untuk membiayai pekerjaan Survey dan Pemetaan Jalan Desa
berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Wakatobi Tahun Anggaran 2022.
Total pagu anggaran yang diperlukan sebesar Rp. 246.600.000,- (terbilang : Dua ratus Empat
Puluh Enam Juta Enam ratus Ribu Rupiah). Rincian terlampir
6. LINGKUP KEGIATAN
A. Tahap Persiapan
Umum
Persiapan survei penting untuk dilakukan agar pelaksanaan survei dapat berjalan dengan
efektif. Untuk melaksanakan persiapan survei, Anda perlu memahami tentang kebutuhan data,
tahap pengumpulan data, pendefinisian jaringan jalan, perencanaan survei termasuk
mekanisme kalibrasi alat pengukur jarak dan pengaturan GPS navigasi. Untuk itu, bacalah
uraian dibawah ini untuk mendapatkan pemahaman yang lebih rinci mengenai hal-hal tersebut.
Seperti yang telah dijelaskan pada Bab Pendahuluan di modul ini, PKRMS merupakan alat
bantu kegiatan perencanaan, pemrograman, dan penganggaran teknik manajemen aset jalan.
Kebutuhan data yang diperlukan dalam teknik manajemen aset jalan, khususnya menggunakan
PKRMS, dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
merupakan data yang diperoleh secara langsung dari lapangan. Sedangkan data sekunder adalah
data yang diperoleh secara tidak langsung misalnya dari buku atau dokumen resmi lainnya. Jenis-
jenis data primer dan sekunder diuraikan pada tabel berikut.
2
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi
Bagaimana cara untuk memperoleh data yang diuraikan pada tabel di atas? Secara umum
terdapat dua metode untuk memperoleh data tersebut yaitu melalui studi literatur dan survei
lapangan. Selanjutnya mari kita kelompokan data tersebut berdasarkan metode
pengumpulannya dalam tabel berikut.
3
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi
Data administratif, daftar ruas jalan, harga satuan penanganan jalan, daftar proyek komitmen
jalan, dan sejarah proyek jalan dapat diperoleh dengan mencari referensi informasi dan data
yang bersumber dari literatur. Pada umumnya, informasi dan data yang relevan dengan
PKRMS dapat diperoleh dari Kementerian Pekerjaan Umum, Dinas Pekerjaan Umum/Bina
Marga, Badan Pusat Statistik dan lembaga terkait lainnya.
Pengguna PKRMS harus melakukan survei lapangan untuk mendapatkan data titik referensi,
inventarisasi jalan, kondisi jalan, lalu lintas harian, data hasil vektor sumbu ruas jalan (tracking
ruas jalan), data jembatan, gorong-gorong, dan tembok penahan tanah. Penjelasan terkait survei
pengumpulan data tersebut akan kita bahas lebih rinci pada bab-bab selanjutnya dalam modul
ini.
4
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi
survei, penjelasan singkat prosedur survei dan tugas masing-masing personil survei, serta
kalibrasi perangkat survei yang diperlukan.
Pada kegiatan survei pengumpulan data PKRMS untuk tahun pertama, terdapat beberapa
tahapan survei yang harus dilakukan. Pertama, survei dimulai dengan survei titik referensi
termasuk tracking ruas jalan menggunakan GPS. Kemudian dilanjutkan dengan survei
inventarisasi jalan, kondisi jalan, dan lalu lintas. Survei yang terakhir dilakukan adalah survei
struktur (jembatan, gorong-gorong, dan tembok penahan tanah). Setelah para peserta pelatihan
kembali ke tempat kerja masing-masing, apabila terdapat lebih dari 2 (dua) tim survei maka
urutan survei tersebut dapat diubah dengan catatan survei referensi tetap menjadi survei yang
pertama diselesaikan untuk memperoleh panjang sebenarnya di lapangan. Setelah survei
referensi untuk seluruh ruas jalan selesai dilakukan, panjang sebenarnya jalan di lapangan
dapat dihitung. Panjang sebenarnya ini diinput dalam aplikasi PKRMS untuk kemudian dibuat
tablet survei inventarisasi, kondisi, lalu lintas, jembatan, gorong-gorong, dan dinding penahan
tanah. Pelaksanaan survei lalu lintas dan survei struktur dapat dilakukan bersamaan dengan
survei inventarisasi dan kondisi jalan (tergantung jumlah tim survei). Survei pengumpulan data
titik referensi tetap harus dilakukan pertama kali sebelum melakukan survei-survei yang lain
pada tahun pertama. Hal ini dikarenakan data titik referensi tersebut akan digunakan pada
survei-survei selanjutnya sebagai referensi lokasi ruas jalan.
Data titik referensi, inventarisasi jalan, lalu lintas, jembatan, gorong-gorong, dan tembok
penahan tanah pada umumnya dapat berlaku untuk jangka waktu yang panjang sehingga dapat
dilakukan paling lama 5 (lima) tahun sekali kecuali terdapat perubahan yang signifikan pada
tipe perkerasan atau dimensi bagian-bagian jalan. Disamping itu, untuk tahun ke-2 sampai
tahun ke-4 perbaruan data inventarisasi untuk segmen jalan yang mendapat penanganan
pekerjaan major dapat juga dilakukan melalui studi literatur yaitu dengan memperbaharui data
inventarisasi segmen jalan tersebut berdasarkan asbuilt drawing. Berbeda dengan data kondisi
jalan yang cenderung berubah dalam jangka waktu pendek akibat pengaruh cuaca dan muatan
maka survei kondisi jalan harus dilaksanakan minimal 1 (satu) tahun sekali.
Untuk penggunaan PKRMS, setiap ruas jalan memiliki kode ruas yang unik. Pengisian kode
ruas jalan harus mengikuti aturan sebagai berikut:
1. Terdiri dari sembilan angka untuk penomoran jalan provinsi/ kabupaten/kota dengan sistem
penomoran sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3.
2. Dua angka pertama untuk kode provinsi. Data ini dapat diperoleh dari Badan Pusat Statistik
(BPS).
5
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi
3. Dua angka berikutnya untuk kode kabupaten dan hanya digunakan pada jalan kabupaten
(dalam provinsi tersebut). Data ini dapat diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) . Untuk
jalan provinsi, kode kabupaten ini diisi dengan angka 00.
4. Tiga angka berikutnya untuk nomor ruas jalan. Data ini diperoleh dari Surat Keputusan (SK)
Gubernur, Bupati, atau Walikota tentang status jalan yang masih berlaku.
5. Dua angka berikutnya untuk nomor sub-ruas jalan. Data ini diperoleh dari Surat Keputusan
(SK) Gubernur, Bupati, atau Walikota tentang status jalan yang masih berlaku.
6. Pada jalan perkotaan, 2 angka untuk nomor sub ruas jalan akan diikuti oleh huruf ‘K’.
c. Membuat vektor ruas jalan sehingga terbentuk visualisasi jaringan jalan pada peta digital.
d. Jika sebelumnya pernah dilakukan survei pada ruas jalan yang dimaksud, maka sangat
dianjurkan untuk menggunakan peta diagram (stripmap) hasil survei sebelumnya sebagai
salah satu referensi survei.
6
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi
Perencanaan Survei
Setelah memiliki daftar ruas jalan dan elemen informasi yang terkadung didalamnya, maka
langkah selanjutnya adalah melakukan perencanaan survei. Survei yang baik harus memiliki
perencanaan yang baik pula. Perencanaan survei bertujuan agar survei pengumpulan data
berjalan sesuai target waktu, kuantitas, dan kualitas. Hal-hal yang perlu direncanaakan sebelum
kegiatan survei yaitu personil survei, jadwal waktu pelaksanaan survei, anggaran survei,
struktur dan pembagian tugas tim survei, perizinan dan keselamatan kerja, serta peralatan dan
perlengkapan survei.
Personil Survei
Penentuan nama-nama dan jumlah personil yang akan ditugaskan untuk melakukan survei
merupakan salah satu hal yang harus dilakukan pada awal perencanaan survei. Apabila
diperlukan, dapat diterbitkan Surat Keputusan (SK) Kepala Daerah atau Kepala Satuan Kerja
Perangkat Daerah sebagai dasar penugasan personil-personil survei.
Anggaran Survei
Sama halnya dengan waktu pelaksanaan survei, anggaran survei disusun berdasarkan
panjang ruas yang akan disurvei, jumlah personil survei, peralatan dan perlengkapan survei
serta biaya-biaya lainnya yang diperlukan dalam kegiatan survei.
7
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi
Peralatan Survei
Tahapan selanjutnya adalah menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk survei
pengumpulan data. Peralatan apa sajakah yang dibutuhkan? Mari kita lihat Gambar 2.
8
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi
Selain formulir dalam bentuk cetak, sistem PKRMS menyediakan alternatif fitur formulir
dalam bentuk aplikasi tablet berbasis program basis data MS-Acces yang selanjutnya disebut
sebagai ‘tablet PKRMS’. Pencatatan data survei kedalam tablet PKRMS memungkinkan
pengguna untuk langsung menyimpan data survei dalam bentuk digital. Dengan demikian,
risiko formulir cetak yang digunakan rusak atau hilang dapat terhindari. Teknis penggunaan
tablet PKRMS untuk mencatat data survei dapat dilihat pada Lampiran B. Gambar 4 berikut
menunjukkan contoh tampilan pada tablet PKRMS.
9
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi
1. Periksa tekanan angin pada roda kendaraan survei sesuai dengan standar tekanan angin
kendaraan tersebut yang pada umumnya dapat dilihat pada bagian bawah panel pintu
pengemudi. Apabila tekanan angin pada roda kendaraan berbeda dengan standar tersebut,
maka tekanan angina pada roda kendaraan survei harus disesuaikan atau dilakukan
penggantian nitrogen. Kemudian ukur dan catat nilai tekanan angin pada roda kendaraan
sebelum melakukan kalibrasi.
2. Beri tanda awal dan akhir pada segmen jalan yang dipilih sebagai tempat kalibrasi
kendaraan. Status ruas jalan bukan merupakan kriteria jalan untuk melakukan kalibrasi
kendaraan, maka setiap status ruas jalan dapat digunakan sebagai lokasi pelaksanaan
kalibrasi kendaraan, kriteria segmen jalan yang baik sebagai lokasi pelaksanaan kalibrasi
kendaraan adalah segmen jalan yang lurus, mulus, dan datar yang diukur secara manual
sepanjang 1000 meter dengan menggunakan pita ukur atau mengacu pada patok km apabila
pada segmen jalan tersebut terdapat patok km.
3. Posisikan kendaraan survei pada awal segmen jalan dimana as kendaraan depan tepat berada
pada garis penanda awal segmen jalan.
10
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi
5. Setelah berhenti tepat pada akhir segmen jalan, catat jarak yang terbaca pada alat pengukur
jarak digital.
7. Catat panjang yang diukur alat pengukur jarak digital pada Formulir A yang ada pada
Lampiran A.
8. Hitung faktor kalibrasi alat pengukur jarak dengan menggunakan rumus pada Formulir A
yang ada pada Lampiran A.
Setelah mendapat nilai faktor kalibrasi, panjang jalan sebenarnya di lapangan dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
Panjang Sebenarnya = Panjang jarak pada alat ukur digital x Faktor kalibrasi
Pengaturan GPS
Salah satu peralatan survei PKRMS adalah Global Positioning System (GPS) yang
merupakan sistem navigasi berbasis satelit. GPS dikembangkan oleh departemen pertahanan
Amerika. Selain GPS, ada beberapa sistem navigasi satelit yang serupa yaitu seperti
GLONASS milik Rusia, Galileo Uni Eropa dan IRNSS milik India. Alat GPS yang akan
dibahas pada modul ini adalah GPS navigasi handheld atau genggam tipe GARMIN
GPSMAP64s atau GPSMAP62s dan GARMIN MONTANA.
Pada survei pengumpulan data PKRMS, GPS memiliki dua fungsi utama yaitu sebagai alat
untuk merekam garis centerline ruas jalan (tracking) dan menyimpan titik koordinat pada
lokasi tertentu (marking waypoint). Sebelum melakukan tracking dan marking waypoint, Anda
perlu menguasai tombol-tombol pada alat GPS navigasi genggam seperti yang ditunjukan pada
Gambar 5.
11
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi
Tahap yang penting setelah menguasai tombol-tombol pada alat GPS adalah mengatur
format sistem, unit, posisi, dan format tracks. Hal-hal tersebut harus diatur sebelum
menggunakan alat GPS untuk mendapatkan hasil tracking dan marking waypoint yang lebih
akurat. Perbedaan tampilan hasil tracking GPS sebelum dan setelah pengaturan dapat dilihat
pada Gambar 6. Selain itu, pada modul ini juga akan diuraikan tentang langkah-langkah untuk
melakukan tracking dan marking waypoint menggunakan GPS.
Pengaturan Unit
Pengaturan unit ditujukan untuk pengaturan satuan pengukuran. Untuk penggunaan GPS
pada PKRMS, satuan pengukuran yang digunakan adalah satuan metric. Gambar dibawah ini
menunjukkan tahap pengaturan unit.
12
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi
13
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi
Langkah Tracking
Tracking dilakukan untuk merekam data geospasial berupa line atau garis. Pada survei
untuk PKRMS, tracking dilakukan untuk merekam centerline ruas jalan dari titik awal ruas
hingga akhir ruas.
Untuk memulai tracking, arahkan tampilan layar utama GPS pada menu “Trip Computer”.
Pada tampilan Trip Computer Terdapat Trip Odometer yang menunjukkan informasi jarak
tempuh yang juga merepresentasikan panjang Track yang terekam. Pada menu ini terdapat juga
informasi GPS Accuracy yang menunjukkan akurasi dari perangkat GPS. Sebelum mulai
melakukan survei, pastikan nilai akurasi GPS tersebut menunjukkan nilai yang seminimal
mungkin, semakin kecil angka yang muncul menunjukkan semakin akurat GPS dalam
merekam jarak. Langkah untuk membuka menu “Trip Computer” ditunjukkan pada Gambar
12.
yang lain. Gambar 13 di bawah ini menunjukkan langkah untuk melakukan reset atau clear
data tracking.
Gambar 13 Langkah Reset Data Tracking (Dilakukan Di Setiap Awal Ruas Jalan)
(Sumber : Manual GPSmap Garmin)
Pada setiap titik akhir ruas perlu dilakukan penyimpanan terhadap data hasil tracking dari
ruas yang telah di survei. Penamaan nomor dan nama ruas perlu diperhatikan pada langkah ini.
Pencantuman nomor ruas harus sesuai dengan aturan penomoran ruas jalan yang telah dibahas
pada Sub-Bab Pendefinisian Jaringan. Gambar 14di bawah ini menunjukkan mekanisme
penyimpanan data tracking.
Gambar 14 Langkah Menyimpan Data Tracking (Dilakukan Di Setiap Akhir Ruas Jalan)
(Sumber : Manual GPSmap)
Rangkuman
Survei pengumpulan data lapangan diperlukan untuk mendapatkan data titik referensi,
inventarisasi jalan, kondisi jalan, lalu lintas, jembatan, gorong-gorong, dan tembok penahan
tanah. Data tersebut merupakan data masukan utama yang diperlukan dalam teknik manajemen
aset jalan, khususnya jika menggunakan PKRMS sebagai alat bantu. Kegiatan survei
pengumpulan data untuk PKRMS pada tahun pertama dilaksanakan dengan urutan survei titik
referensi dilakukan pertama kali kemudian dilanjutkan dengan survei inventarisasi jalan,
kondisi jalan, lalu lintas, jembatan, gorong-gorong, dan tembok penahan tanah.
15
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi
Sebelum melaksanakan survei pengumpulan data, perlu dilakukan persiapan survei terlebih
dahulu. Kegiatan persiapan survei meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Pendefinisian jaringan jalan
2. Perencanaan survei:
3. Personil survei.
4. Waktu pelaksanaan survei.
5. Anggaran survei.
6. Struktur dan tugas tim survei.
7. Perizinan dan keselamantan kerja.
8. Perangkat yang dibutuhkan.
9. Kalibrasi alat pengukur jarak
10. Pengaturan GPS
B. Tahap Pelaksanaan
Pada Tahap ini dilakukan survey di setiap ruas jalan Kabupaten, survey yang dilakukan
ialah sebagai berikut:
1. Survey DRP
2. Survey Inventarisasi Jalan
3. Survey Kondisi Jalan
4. Survey Lalu Lintas
5. Survey Jembatan, Gorong-gorong dan Dinding Penahan Tanah
Bentuk fisik DRP yang paling umum digunakan pada jalan di Indonesia, termasuk jalan
provinsi, adalah patok kilometer. Namun untuk jalan kabupaten, patok kilometer tidak selalu
ada, maka bentuk fisik permanen lainnya dapat digunakan sebagai DRP. Berikut merupakan
jenis-jenis bentuk fisik DRP yang umum digunakan di Indonesia.
1. Patok kilometer (km) dan hectometer (hm)
16
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi
Data DRP harus ambil terlebih dahulu sehingga data DRP tersebut dapat digunakan sebagai
referensi atau acuan lokasi pada survei selanjutnya. Oleh karena itu, survei DRP harus dilakukan
pertama kali sebelum melakukan survei-survei lain. Data DRP biasanya tidak berubah dalam
jangka waktu yang panjang. Oleh karena itu, kegiatan survei DRP jalan cukup dilaksanakan
maksimal setiap 5 (lima) tahun sekali. Namun, apabila telah terbit Surat Keputusan (SK)
Gubernur/Bupati/Walikota baru terkait ruas jalan yang telah disurvei, maka data DRP harus
segera diperbaharui dengan melakukan survei DRP meskipun belum berjarak 5 (lima) tahun
dari survei sebelumnya.
17
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi
18
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi
5. Catat data awal ruas eksisting sesuai dengan daftar data yang disebutkan pada Sub-Bab D
pada formulir survei atau pada aplikasi PKRMS.
6. Atur trip meter ke posisi 0.000 kembali.
7. Atur GPS untuk mulai merekam trase ruas jalan dengan melakukan ‘clear track’ pada
perangkat GPS. Rekam koordinat titik referensi awal ruas jalan dengan melakukan
waypoint atau marking menggunakan GPS.
8. Lakukan pencatatan data sesuai dengan daftar data yang disebutkan pada Sub-Bab D pada
formulir survei atau pada aplikasi PKRMS jika pelaksana survei mengidentifikasi adanya
bentuk fisik DRP lainnya seperti patok kilometer eksisting, persimpangan, jembatan,
gorong-gorong, persilangan dengan rel kereta api, gedung, dan tanda permanen lain seperti
tugu perbatasan wilayah administrasi. Rekam koordinat titik-titik referensi lain yang
ditemui dengan melakukan waypoint atau marking menggunakan GPS.
9. Jalankan mobil ke titik akhir ruas.
10. Catat data akhir ruas jalan sesuai dengan daftar data yang disebutkan pada Sub-Bab D
pada formulir survei atau pada aplikasi PKRMS.
11. Simpan data trase jalan dengan melakukan ‘save track’ pada perangkat GPS. Rekam
koordinat titik referensi akhir ruas jalan dengan melakukan waypoint atau marking
menggunakan GPS.
Pencatatan data titik-titik referensi dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara. Pertama data titik-
titik referensi dicatat secara manual sesuai mekanisme di atas pada formulir survei DRP seperti
terlihat pada Gambar 3.3 kemudian diinput pada aplikasi PKRMS. Kedua, data titik-titik
referensi diinput langsung pada aplikasi PKRMS seperti diuraikan dalam langkah pengisian
data DRP pada aplikasi PKRMS di bawah.
19
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi
20
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi
Rangkuman
Data titik referensi (DRP) adalah data terkait titik yang menunjukkan posisi dari sebuah
objek penanda/referensi di suatu ruas jalan. Tujuan utama survei DRP adalah untuk
menginventarisasi objek referensi sepanjang ruas jalan. Data yang dicatat pada setiap survei
DRP adalah tipe atau nomor DRP, deskripsi DRP yang menjelaskan bentuk fisik DRP, lokasi
DRP dalam km/STA dan koordinat (Koordinat DRP berdasarkan GPS), dokumentasi foto DRP
termasuk nomor foto, jarak antara DRP pertama dan DRP yang diamati dalam meter (panjang
antar DRP), trase ruas jalan, keterangan tambahan pada DRP jika diperlukan. Disamping itu,
survei DRP juga dilakukan untuk menetapkan lokasi titik awal dan akhir ruas jalan serta
mengukur panjang sebenarnya ruas jalan.
21
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi
22
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi
Beton (Perkerasan
1
kaku)
3 Aspal (Hotmix)
Lapisan penetrasi
4
(Lapen)
5 Batu kali
23
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi
Kerikil (Lapis
6
fondasi agregat)
7 Tanah
24
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi
4 Aspal (hotmix)
Lapisan penetrasi
5
(lapen)
6 Batu kali
Kerikil (lapis
7
fondasi agregat)
8 Tanah
25
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi
Tipe Saluran
Tipe-tipe saluran pada umumnya terdiri dari tipe saluran tanah, tipe saluran pasangan batu terbuka, dan tipe saluran
pasangan batu tertutup. Pada praktiknya, tidak semua jalan memiliki saluran, dan tidak semua jalan memerlukan saluran.
Dalam inventarisasi tipe saluran, kedua hal tersebut menjadi salah satu pilihan tipe saluran. Oleh karena itu, terdapat 5
(lima) pilihan terkait tipe saluran dalam aplikasi PKRMS. Untuk lebih memahami tipe saluran yang disediakan dalam
PKRMS, mari kita lihat visualisasinya pada tabel berikut.
Tabel 6. Tipe Saluran
Kode Tipe Gambaran
3 Saluran tanah
26
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi
3 Desa
4 Kota
5 Hutan
27
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi
Datar (kemiringan
1
medan < 3%)
Bukit (kemiringan
2 medan berkisar
antara 3 – 25%)
Gunung (kemiringan
3
medan > 25%)
28
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi
1 Jembatan runtuh
2. Satu orang pencatat dan pengukur inventarisasi jalan bagian kiri (bahu jalan, saluran, dan tata guna lahan)
3. Satu orang pencatat dan pengukur inventarisasi jalan bagian kanan (bahu jalan, saluran, dan tata guna lahan)
4. Satu orang pencatat dan pengukur inventarisasi perkerasan jalan, lebar rumija, dan medan jalan
Untuk menyeragamkan persepsi terhadap pelaksanaan survei inventarisasi jalan untuk PKRMS, mari lihat gambar di
bawah ini.
29
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi
30
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi
Rangkuman
Data inventarisasi jalan adalah data yang menggambarkan aset jalan yang berupa elemen fisik pada perkerasan, bahu, dan
saluran. Data inventarisasi jalan melingkupi tipe saluran (kanan dan kiri), tipe dan lebar perkerasan bahu jalan (kanan dan
kiri), tipe dan lebar perkerasan jalan, lebar rumija, tata guna lahan (kanan dan kiri), dan medan jalan. Data inventarisasi
tersebut digunakan sebagai salah satu aspek untuk menilai karakteristik dasar pada aset jalan.
C. Pada survei inventarisasi jalan, pencatatan data dilakukan setiap interval tertentu, pada umumnya setiap 100 atau
200 meter. Pencatatan data tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan formulir survei cetak atau tablet
E. DATA PENUNJANG
a. SK Bupati Wakatobi tentang Penetapan Status Jalan
b. Peta Jaringan Jalan Kabupaten Wakatobi
c. Updating Data Base Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Kab.
Wakatobi tahun 2022
Tata cara pembayaran dalam pekerjaan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan ini dibagi dalam 1
(satu) Tahap secara sekaligus (keseluruhan).
G. PENUTUP
Seluruh lingkup pekerjaan Survey Data Jaringan Jalan dan Jembatan berpedoman pada
KAK.
.
Wangi-Wangi, januari 2022
31
Kerangka Acuan Kerja – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Wakatobi
Mengetahui/Menyetujui :
32