Anda di halaman 1dari 147

P

ada uraian pendekatan dan metodologi, merupakan pembahasan dalam usulan teknis ini yang
menjelaskan tentang pandangan konsultan tentang pendekatan dan metode apa yang akan digunakan,
sehingga dapat menyelesaikan kegiatan tersebut yang berkualitas sesuai dengan apa yang diinginkan
dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK). Untuk lebih jelasnya, sebagaimana pada pembahasan berikut:
1. PENDEKATAN TEKNIS
Pendekatan umum konsultan dalam dalam layanan jasa konsultansi adalah sebagai berikut :
a. Pendekatan Operasional
Dalam pendekatan ini konsultan akan mengatur strategi dalam pelaksanaan operasionalnya :
 Dikantor akan dilengkapi dengan perlengkapan kerja seperti: furniture, peralatan
kantor, perlengkapan kantor, komunikasi, komputer dan lain-lain yang akan menunjang
kegiatan personil.
 Melengkapi operasional kerja dengan sarana transportasi kendaraan agar pekerjaan
dapat dilakukan dengan cepat dan lancar.
 Melakukan hubungan-hubungan kerja dengan instansi terkait yang akan membantu
terhadap kelancaran kerja serta masyarakat disekitar lokasi proyek.
b. Pendekatan Permasalahan
Didalam pelaksanaan pekerjaan Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Halmahera Barat Tahun Anggaran
2022, tidak sedikit terjadi kesalahan-kesalahan yang tidak diinginkan. Akibatnya terjadi
kualitas hasil pekerjaan tidak sesuai dengan dokumen pelaksanaan. Guna mengantisipasi
atau mengurangi kesalahan-kesalahan yang terjadi perlu dilakukan tindakan untuk
mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dengan melakukan pengawasan terhadap jalannya
pelaksanaan pekerjaan baik secara teknis maupun administratif.
c. Pendekatan Kerja
1) Penyusunan Rencana Kerja
Rincian tahapan Penyusunan rencana kerja yang tercakup dalam pekerjaan yang
dilakukan, meliputi hal-hal sebagai berikut:
 Persiapan Administrasi
 Penyusunan Bagan Organisasi Pekerjaan
 Pembuatan Jadwal Waktu Pelaksanaan
Tingkat keberhasilan suatu pekerjaan tidak hanya tergantung atas kemampuan dari
para Tenaga Ahli yang menangani, akan tetapi faktor perencanaan (kerja) akan
memegang peranan kunci yang akan menentukan kelancaran dan kesempurnaan
hasil yang akan dicapai. Dengan adanya rencana kerja diharapkan tidak ada
kerancuan dan tumpang tindih pelaksanaan kegiatan, sehingga dukungan dari masing-
masing personil baik “Team Desain” maupun “Team Lapangan” akan memberikan
hasil yang optimal. Mengingat pentingnya rencana kerja ini, Ketua Tim akan memimpin
langsung untuk membicarakan dan mendiskusikan masalah-masalah yang berkaitan
dengan:
 Jadwal pelaksanaan pekerjaan
 Jadwal penugasan masing-masing personil
 Uraian tugas dari masing-masing personil
 Hubungan kerja antar personil maupun dengan proyek
 Hubungan kerja dengan Kontraktor
 Peralatan yang akan dibutuhkan
 Dukungan pendanaan, dsb

2) Persiapan Administrasi
Pekerjaan Persiapan administrasi merupakan kegiatan paling awal setelah menerima
Surat Perintah Mulai Kerja (SPK)/Kontrak. Persiapan administrasi tersebut meliputi:
 Administrsi surat-menyurat dan dokumen sehubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan, persiapan administrasi tersebut diusahakan dapat diselesaikan
sesegera mungkin sehingga tidak menghambat pelaksanaan pekerjaan
berikutnya.
 Persiapan Administrasi ini harus dilaksanakan oleh seorang administrasi teknik
yang berpengalaman dalam menangani pekerjaan ini, sehingga diharapkan dapat
dilaksanakan sesuai dengan waktu yang disediakan untuk itu.
 Semua Masalah administrasi tersebut selalu dibawah pengawasan Ketua Tim
yang bertanggung jawab atas penyelesaian seluruh pekerjaan.

3) RUANG LINGKUP KEGIATAN RP2KPKP


3.1 LINGKUP KEGIATAN PENYUSUNAN RP2KPKP
Secara garis besar lingkup kegiaatan penyusunan RP2KPKP terdiri dari 4
(empat) tahapan, yaitu : (1) Persiapan, (2) Verifikasi lokasi serta
perumusan konsep dan strategi; (3) Perumusan Rencana Penanganan
dan (4) Penyusunan Desain Teknis. Secara rinci, lingkup kegiatan dari tiap
kegiatan besar dan capaian kegiatan dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 3.1 Keterkaitan Lingkup Kegiatan dengan Capaian dalam Kegiatan Penyusunan RP2KPKP

LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN


PERSIAPAN
 Mengikuti kegiatan sosialisasi tingkat nasional  Kesepahaman tahapan dan prosedur
penyusunan RKP
 Melakukan persiapan dan pemantapan rencana kerja  Rencana Kerja
 Pendekatan dan metodologi pelaksanaan
kegiatan
 Menyusun Desain Survey dan format kegiatan  Desain surveydan format kegiatan

LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN


 Menyiapkan data profil permukiman kumuh yang terdiri dari  Data awal profil permukiman kumuh
baseline data kumuh atau data statistik terkait
 Bersama dengan pemangku kepentingan melakukan verifikasi SK Kumuh, SK Pokjanis, Surat Minat dan Peta
readiness kriteria RP2KPKP yang meliputi Dasar
- SK dan permukiman kumuh  Peta Dasar Skala 1 : 25.000 untuk Kota dan 1 :
- SK Pokjanis 50.000 untuk Kabupaten
- Surat Pernyataan Minat Kabupaten/Kota  Peta skala 1 : 5.000 untuk skala
kawasan
- Peta Dasar
 Peta skala 1 : 1.000 untuk skala
kawasan prioritas

 Overview kebijakan daerah dan identifikasi kesesuaian  Hasil overview dokumen perencanaan dan
permukiman terhadap rencana tata ruang kota kebijakan daerah
 Peta kesesuaian permukiman terhadap rencana
pola ruang kota/kabupaten (guna lahan
permukiman
 Melakukan kegiatan Konsolidasi Tingkat Provinsi (KTP)  Berita acara hasil Konsolidasi Tingkat
Provinsi (KTP)
 Melakukan kegiatan penyiapan kelembagaan  Terbentuknya/tersiapkannya kelembagaan
masyarakat di tingkat kota masyarakat (BKM/KSM)
VERIFIKASI LOKASI SERTA PERUMUSAN KONSEP DAN STRATEGI
 Bersama dengan pemangku kepentingan melaksanakan  hasil sinkronisasi data kumuh (primer dan
koordinasi dan sinkronisasi data kumuh baik data primer sekunder)
maupun data sekunder
 Melaksanakan survei dan mengolah data  Hasil survei berupa gambaran permukiman
permukiman kumuh kumuh kabuapten/kota dan hasil pengolahan
data permukiman kumuh

 Verifikasi lokasi dan penyusunan profil permukiman kumuh  data hasil verifikasi lokasi (delineasi, luasan,
layanan hunian dan infras truktur)
 Profil permukiman kumuh yang telah
teverifikasi

 Melakukan proses pemutakhiran profil kumuh yang  Berita acara penyelanggaraan FGD 1
dilaksanakan memalui Focus Group Discussion (FGD) 1 (verifikasi lokasi kumuh dan kawasan
untuk verifikasi lokasi permukiman kumuh prioritas)

 Menilai klasifikasi kekumuhan kawasan berdasarkan kriteria,  Daftar peringkat permukiman kumuh
indikator dan parameter kekumuhan berdasarkan kriteria, indikator dan
parameter kekumuhan

LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN


 Merumuskan arahan distribusi pola kolaborasi  Menghasilkan arahan pola kolaborasi dalam
penanganan permukiman kumuh penanganan permukiman kumuh
 Bersama dengan pemangku kepentingan  Pembagian peran dalam penanganan
mengkoordinasikan peran masyarakat dalam permukiman kumuh
penanganan permukiman kumuh
 Merumuskan kebutuhan penanganan kawasan  Kebutuhan penanganan kawasan
permukiman kumuh permukiman
 Merumuskan konsep dan strategi pencegahan dan  konsep dan strategi pencegahan dan
peningkatan kualitas kumuh peningkatan kualitas permukiman kumuh

 Melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) 2 untuk  Berita acara penyelenggaraan FGD 2
penyepakatan konsep dan strategi (konsep dan strategi)

PERUMUSAN RENCANA PENANGANAN


 Merumuskan skenario pentahapan pencapaian 0% kumuh  Desain kawasan dan skenario pentahapan
dan desain kawasan pencapaian 0% kumuh
 Merumuskan rencana aksi dan memorandum keterpaduan  Rencana aksi pencegahan dan peningkatan
program untuk skala kota dan skala kawasan kualitas permukiman kumuh untuk skala kota dan
skala kawasan
 Rencana Investasi dan pembiayaan
permukiman kumuh prioritas
 Memorandum keterpaduan program
pencegahan dan peningkatan kualitas
permukiman kumuh
 Menentukan skala prioritas penanganan permukiman kumuh  skala prioritas penanganan permukiman kumuh
berdasarkan readiness criteria dan pertimbangan lain

 Mermuskan konsep tematik & skenario pencegahan dan  Konsep tematik dan skenario pencegahan dan
peningkatan kualitas kawasan kumuh prioritas peningkatan kualitas kawasan permukiman
kumuh prioritas
 Menyusun Rencana Investasi & Pembiayaan  Rencana Investasi dan pembiayaan kawasan
kawasan kumuh prioritas permukiman kumuh prioritas
 Bersama Pemangku Kepentingan perencanaan  Terselenggaranya perencanaan partisipatif
partisipatif di kawasan prioritas meliputi (pelaksanaan RKMdan penyepakatan
- Pelaksanaan Rencana Kerja Masyarakat (RKM) komponen DED) di kawasan permukiman
- Penyepakan Komponen DED kumuh prioritas

 Melaksanakan focus group discussion (FGD) 3:  Berita acara FGD 3 ( rencana aksi,
Penyepakatan rencana aksi, program dan kegiatan program dan kegiatan)
PENYUSUNAN DESAIN TEKNIS
 Menyusun Desain Teknis, meliputi  Peta rinci/ siteplan

LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN


- Penyusunan peta rinci/siteplan  Visualisasi pendukung perancangan
- Penyusunan visualisasi Pendukung (dokumentasi drone, animasi 3D)
Perancangan
 Menyusun Daftar Rencana & Pengukuran Detail  Daftar rencana komponen infrastruktur
Komponen Infrastruktur pembangunan tahap 1
 Data hasil pengukuran detail komponen
infrastruktur pembangunan tahap 1
 Menyusun Detailed Engineering Design / DED  DED (Gambar kerja, RAB, RKS) komponen
(GAMBAR KERJA, RAB, RKS) infrastruktur pembangunan tahap 1
 Dokumen lelang

 Melaksanakan pembahasan pleno


 Menyusun dokumen RP2KPKP Dokumen RP2KPKP
 Melakukan legalisasi hasil RP2KPKP Draft ranperwal/ranperbup RP2KPKP

2.3.1 LINGKUP WILAYAH PENYUSUNAN RP2KPKP


Kegiatan penyusunan RP2KPKP dilakukan pada lingkup wilayah kabupaten/kota.
 Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan

Untuk wilayah yang berstatus kota, maka lingkup wilayah penyusunan RP2KPKP mencakup keseluruhan
kawasan permukiman kumuh di wilayah administrasi kota yang ditetapkan melalui SK Walikota dan hasil
verifikasinya. Untuk wilayah yang berstatus kabupaten, maka lingkup wilayah penyusunan RP2KPKP
mencakup kawasan di dalam wilayah administrasi kabupaten yang didefinisikan sebagai kawasan
permukiman kumuh perkotaan oleh SK Bupati dan hasil verifikasinya.
Gambar 3.1 Contoh delineasi Kawasan Permukiman Perkotaan di Lingkup Administrasi Kota
Gambar 3.2 Contoh Delineasi Kawasan Permukiman Perkotaan di Lingkup Administrasi Kabupaten
Gambar 3.3 Contoh Sebaran Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan berdasarkan SK Kumuh

 Kawasan Permukiman Kumuh Prioritas

Kawasan permukiman kumuh yang diprioritaskan untuk ditangani berdasarkan kriteria dan indikator yang
merujuk kepada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.2/PRT/M/2016 tentang
Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh, yang terdiri dari tiga lokasi
kawasan kumuh. Selanjutnya akan dipilih satu kawasan yang akan ditangani pada pelaksanaan
pembangunan tahap 1 berdasarkan kesepakatan hasil diskusi dengan pemangku kepentingan.
Gambar 3.4 Contoh Peta Kawasan Permukiman Kumuh Prioritas

 Komponen Pembangunan Tahap 1

Pembangunan tahap pertama dapat dilakukan melalui 2 (dua) pendekatan, yaitu:


- Pembangunan berbasis kawasan  pembangunan tahap pertama dilakukan pada minimal 3 (tiga)
kawasan permukiman kumuh prioritas terhadap seluruh aspek penanganan dan seluruh komponen
infrastruktur keciptakaryaan, apabila seluruh readiness criteria (kesiapan lokasi, pemerintah daerah,
dan masyarakat) dapat dipenuhi pada kawasan tersebut.
- Pembangunan berbasis komponen infrastruktur  pembangunan tahap pertama dilakukan pada minimal 3
(tiga) kawasan permukiman kumuh prioritas, namun hanya dilakukan terhadap beberapa
komponen-komponen infrastruktur
keciptakaryaan yang dianggap telah memenuhi readiness criteria (kesiapan lahan, pemerintah
daerah, dan masyarakat) untuk diimplementasikan pada tahun berikutnya.

Gambar 3.5 Contoh Peta Komponen Pembangunan Tahap 1

2.3.2 KEDALAMAN SUBSTANSI RP2KPKP


Kedalaman substansi dari RP2KPKP sampai dengan strategi dan program pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh skala kota menuju 0% kumuh dalam jangka waktu 5 tahun yang dijabarkan ke
dalam rencana keterpaduan program penanganan dan penyusunan desain teknis dalam skala kawasan.
Rencana keterpaduan program penanganan permukiman kumuh merupakan penjabaran dari strategi dan
program ke dalam skala kawasan yang disusun untuk jangka waktu 5 tahun dan didetailkan pada program
tahunan/1 (satu) tahun. Untuk komponen infrastruktur bidang Cipta Karya pada program tahun pertama di
kawasan pengembangan tahap 1 dilakukan penyusunan Rencana Detail Desain/Detailed Engineering Design
(DED). Rumusan program dan kegiatan disusun dengan mengacu pada nomenklatur program di dalam
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13.1/PRT/M/2015 tentang Rencana
Strategis (Renstra) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ; Lampiran
A.VII Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah jo. Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri No.
21 Tahun 2011, berikut penyesuaiannya di kabupaten/kota yang bersangkutan yang ditetapkan melalui
Peraturan Daerah (Perda) kabupaten/kota; serta Rencana Strategi (Renstra) Kementerian/Lembaga lainnya.
Kebutuhan program penanganan RP2KPKP dalam skala kota, skala kawasan, dan program pembangunan pada
tahun pertama disusun dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut:
 Kebijakan dan strategi yang terkait dengan penanganan kawasan permukiman kumuh perkotaan;
 Strategi dan program yang telah ada di berbagai dokumen perencanaan pembangunan dan penataan
ruang yang berlaku dan terkait dengan penanganan kawasan permukiman kumuh perkotaan;
 Kebutuhan penanganan permukiman kumuh perkotaan, yang didasarkan pada isu strategis kawasan
permukiman kumuh dan karakteristik permasalahan permukiman kumuh perkotaan secara eksisting;
 Target capaian dalam menuju 0% kawasan permukiman kumuh perkotaan pada tahun 2019 sesuai
dengan arahan RPJMN 2015-2019;
 Readiness criteria yang dapat menjadi pembatas ataupun pendorong bagi terwujudnya target capaian
menuju 0% kawasan permukiman kumuh perkotaan pada tahun 2019 berupa:
- sumber pendanaan yang dimiliki oleh Pemerintah dan pemerintah daerah;
- kesiapan lahan yang tersedia untuk pembangunan;
- kesiapan masyarakat dalam mendukung program penanganan kumuh;
- komitmen pemerintah kabupaten/kota;
- Kebijakaan pemerintah kabupaten/kota
- dan sebagainya
ISU
STRATEGIS
KAWASAN
PERMUKIMAN
KUMUH

KEBIJAKAN DAN STRATEGI


PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN TARGET KEBUTUHAN KONDISI
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN YANG TERKAIT PENANGANAN EKSISTING
DENGAN PENANGANAN KAWASAN PERMUKIMAN 0% KAWASAN PERMASALAHAN
KUMUH KAWASAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN
PERMUKIMAN KUMUH KUMUH
KUMUH 2019

READINESSCRITERIA ARAH KEBIJAKAN DAN


PENDANAAN, KESIAPAN LAHAN, KESIAPAN
MASYARAKAT, KOMITMEN PEMERINTAH STRATEGI
DAERAH, KEBIJAKAN PEMDA, DSB PENINGKATAN KUALITAS
PENCEGAHAN

PROGRAM
DAN
KEGIATAN
SKALA KOTA

STRATEGI KEBUTUHANPROGRAM PROGRAM


ENANGAN
PN DAN
SKALA KAWASAN DANKEGIATAN
APRIORITAS SKALA KAWASAN PRIORITAS KEGIATAN
SKALA KAWASAN
PRIORITAS

PROGRAM
DAN
KEGIATAN
KAWASAN
PENGEMBANGAN
Gambar 3.6 Skema Dasar Pertimbangan Perumusan Strategi dan Program Penanganan TAHAP 1

Fokus dari obyek yang diatur di dalam RP2KPKP adalah program dan kegiatan terkait dengan
infrastruktur permukiman perkotaan, yang terdiri atas:
 Kondisi Fisik Bangunan Hunian;
 Aksesibilitas Lingkungan;
 Kondisi Drainase Lingkungan;
 Kondisi Pelayanan Air Minum/Baku;
 Kondisi Pengeolaan Air Limbah;
 Kondisi Pengelolaan Persampahan; dan
 Kondisi Proteksi Kebakaran;
Selain fokus pada infrastruktur permukiman kumuh perkotaan, program dan kegiatan yang disusun dapat juga
mencakup infrastruktur bidang lainnya yang dibutuhkan di dalam pencegahan dan peningkatan kualitas
permukiman kumuh seperti Ruang Terbuka Hijau (RTH). Dan yang tidak kalah pentingnya dalam proses penilaian
terhadap kawasan kumuh ada beberapa pertimbangan lain yaitu kejelasan status lahan, kesesuaian dengan
rencana tata ruang, nilai strategis lokasi, kepadatan penduduk, dan kondisi social ekonomi budaya masyarakat.
Tentu saja beberapa fokus objek lainnya akan disesuaikan dengan kebutuhan di masing-masing kabupaten/kota.

4) PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN RP2KPKP


Proses dan prosedur pelaksanaan kegiatan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) kabupaten/kota ini diarahkan dengan mengacu pada rangkaian
kegiatan pada Gambar 3-7. Rincian proses dan prosedur pelaksanaan kegiatan untuk tiap sub kegiatan selama
jangka waktu 6 (enam) bulan dapat dijelaskan pada subbab berikut ini.
1 TAHAP PERSIAPAN 2 TAHAP VERIFIKASI LOKASI SERTA PERUMUSAN KONSEP DAN STRATEGI 3 4
TAHAP PENYUSUNAN DESAIN TEKNIS
TAHAP PERUMUSAN RENCANA PENANGANAN

A.1.
ELENGGARAAN SOSIALISASI
ATAN RP2KPKP A.4
A.5
(pen A.2 A.3
FGD 2:
PENYEPAKATAN KONSEP, FGD 3: A.6 A.7
KONSOLIDASITK. FGD 1: STRATEGI, POLA PENYEPAKATAN RENCANAAKSI, PEMBAHASAN
DISEMINASI
PROVINSI PENYEPAKATAN PROFILHASIL PENANGANAN PERMUKIMAN PROGRAM DAN KEGIATAN (Hasil PLENO
VERIFIKASI KUMUH RKM)

B.1 B.5 SURVEIDAN B.10 PERUMUSANKONSEP B.11 PERUMUSANSKENARIO B.12 PERUMUSANRENCANAAKSI & B.16
PERSIAPAN DAN PENGOLAHAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN & PENYEMPURNAAN
PENANGANAN DAN MEMORANDUM KETERPADUAN PROGRAM
DATA PENINGKATAN KUALITAS KONSEPDESAIN KAWASAN HASIL PLENO
PEMANTAPAN SKALA KOTA DAN KAWASAN
PERMUKIMAN PERMUKIMANKUMUH
RENCANAKERJA
KUMUH

B.17 PENYEMPURNAAN
B.13 DOKUMEN RP2KPKP
 Rencana Aksi 0%
B.2 PENYUSUNAN B.4 B.9 PENENTUAN KAWASAN
PRIORITASPENANGANAN Kumuh
DESAIN SURVEY B.6
OVERVIEW VERIFIKASI LOKASI DAN PERUMUSAN  Rencana Teknis
DAN FORMAT KEBIJAKANDAERAH KEBUTUHAN
DAN IDENTIFIKASI PEMUTAKHIRANPROFIL PENCEGAHAN & Pembangunan
PROSE KEGIATAN KESESUAIAN PERMUKIMAN
PERMUKIMANKUMUH
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMANKUMUH tahap 1
EKSISTING TERHADAP PERMUKIMANKUMUH  Memorandum
RENCANATATA RUANG Program
(Pende KAB/KOTA  DEDKomponen
B.14 Prioritas
B.3 B.7 PENYUSUNAN DESAIN
PENYIAPANDATA PENILAIAN LOKASI TEKNIS
PROFIL BERDASARKAN KRITERIA,  Daftar rencana
PERMUKIMAN komponen B.18
INDIKATOR DAN PARAMETER  Pengukuran lapangan
KUMUH FINALISASI &
 Data kumuh KEKUMUHAN  Visualisasi pendukung LEGALISASI HASIL
 Data statistik perancangan (PERWAL/PERBUP)
terkait

B.8
DISTRIBUSI POLA B.15
KOLABORASI PENANGANAN
PERMUKIMANKUMUH PENYUSUNAN DETAILED ENGINEERING DESIGN/DED
(GAMBARKERJA, RAB, RKS)

C.1 PENYIAPAN C.3


KELEMBAGAAN C.2 C.4
KOORDINASI PERAN
MASYARAKATPADA PERENCANAANPARTISIPATIFDI KAWASANPRIORITAS:
KOORDINASI & SINKRONISASI DATA KUMUH MASYARAKAT DALAM
LOKASI PERMUKIMAN  Pelaksanaan RencanaKerja Masyarakat
(data primer & sekunder) PENANGANAN
KUMUH  Penyepakatan KOMPONENDED
PERMUKIMANKUMUH

LAPORAN
PENDAHULUAN LAPORAN LAPORAN LAPORAN
ANTARA DRAFT AKHIR AKHIR

 Rencanakerjayang telah disepakati;


 Dataprimer hasil survei dan datasekunder hasil pengolahan;  Skenario penanganandan desain kawasan permukiman kumuh;  Daftar rencanakomponen infrastruktur
 Pendekatandan metodologi pelaksanaan  Datahasil verifikasi lokasi (delineasi, luasan, layanan huniandan infrastruktur)  Rencanaaksi penanganan permukimankumuh; pembangunan tahap 1;
kegiatan yang telahdisepakati;  Hasil sinkronisasi data kumuh (primer dansekunder);  Memorandum keterpaduanprogram penanganan skala kota dan kawasan;  Datahasil pengukuran detail komponen
 Desainsurvey dan format kegiatan;  Profil permukiman kumuhyang telah terverifikasi;  Rencanainvestasi dan pembiayaan kawasan permukiman kumuh; infrastruktur pembangunantahap 1:
 Dataawal profil kawasan kumuh;  Hasil penilaianlokasi berdasarkan kriteria, indikator, danparameter kekumuhan;  Daftar kawasan prioritas penangananpermukiman kumuh;  Peta rinci/siteplan;
 Hasil overview dokumen perencanaandan  Pola kolaborasi penanganan permukiman kumuh;  Terselenggaranya perencanaanpartisipatif (pelaksanaanrencana kerja masyarakat danpenyepakatan  Visualisasi pendukung perancangan (dokumentasi
kebijakandaerah;  Kebutuhan pencegahan danpeningkatankualitas permukiman kumuh; komponen DED) di kawasan permukimankumuh prioritas; drone, ilustrasi before-after, animasi 3D);
 SKKumuh, SKPokjanis, Surat Minat, dan Peta  Konsep danstrategi pencegahan dan peningkatan kualitas permukimankumuh;  Berita acara FGD 3 (Penyepakatan rencanaaksi, program dan kegiatanhasil perencanaan di tingkat  DED (Gambar kerja, RAB, RKS) komponen
Dasar.  Peran masyarakat dalam penanganan permukimankumuh; masyarakat) infrastruktur pembangunantahap 1;
 Peta kesesuaian kawasan permukiman  Berita acarapenyelenggaraan FGD 1 (Penyepakatan profil hasil verifikasi dan polakolaborasi  Dokumen lelang;
perkotaan yang terhadap rencanatataruang penangananpermukiman kumuh);  Dokumen RP2KPKP; dan
 Hasil penyiapan kelembagaanmasyarakat  Berita acarapenyelenggaraan FGD 2 (Penyepakatan konsep, strategi, danpola penanganan  Draft Perwal/Perbup
permukimankumuh)

Gambar 3.7 Kerangka Pelaksanaan Kegiatan RP2KPKP


2.3.1 TAHAP PERSIAPAN
Kegiatan persiapan adalah kegiatan untuk menyiapkan pelaksanaan kegiatan baik teknis maupun non-teknis yang
akan melandasi rangkaian pelaksanaan kegiatan RP2KPKP secara keseluruhan. Dalam lingkup kegiatan persiapan
ini terdapat 7 (tujuh) sub kegiatan yang terbagi dalam 3 (tiga) lingkup sebagai berikut:

Penyelenggaraan Kegiatan RP2KPKP A.1 Sosialisasi Penyusunan RP2KPKP


A.2 Konsolidasi Tingkat Provinsi

Proses Perencanaan dan Penyusunan B.1 Persiapan dan pemantapan rencana kerja
Penyusunan desain survey dan format kegiatan
B.2
Penyiapan data profil permukiman kumuh
Overview kebijakan daerah dan identifikasi
B.3
kesesuaian permukiman terhadap rencana tata
B.4 ruang

Pendampingan pemangku kepentingan C.1 Penyiapan kelembagaan masyarakat di tingkat


kab./kota

Lingkup kegiatan persiapan ini akan diselesaikan pada 1 (satu) bulan pertama pelaksanaan kegiatan penyusunan
RP2KPKP, terhitung sejak diterbitkannya SPMK. Secara diagramatis, rangkaian kegiatan pada lingkup kegiatan
penyusunan desain teknis dapat dilihat pada Gambar 3-8.
1 TAHAP PERSIAPAN

A.1.
GARAAN P2KPKP SOSIALISASI

(pendekatan
A.2
Pemda KONSOLIDASI TK. PROVINSI

B.1
PERSIAPANDAN PEMANTAPANRENCANAKERJA

B.4DANFORMAT KEGIATAN
B.2 PENYUSUNAN DESAINSURVEY
OVERVIEW KEBIJAKANDAERAH DANIDENTIFIKASI KESESUAIAN PERMUKIMAN EKSISTING TERHADAPRENCANA TATARUANGKAB/
KOTA

PROSES PENY
RP2KP
(Pendekatan M
Sistem B.3
PENYIAPANDATA PROFIL PERMUKIMAN KUMUH
Data kumuh
Data statistik
terkait

C.1 PENYIAPAN KELEMBAGAAN


MASYARAKAT DI
TINGKATKAB/KOTA

LAPORAN
PENDAHULUAN

Rencana kerja yang telahdisepakati;


Pendekatandanmetodologi pelaksanaan kegiatanyang telahdisepakati;
Desainsurvey danformat kegiatan;
Data awal profil kawasankumuh;
Hasil overview dokumenperencanaandan kebijakandaerah;
SKKumuh, SKPokjanis, Surat Minat, dan Peta Dasar.
Hasil identifikasi kawasanpermukiman perkotaanyang tidak sesuai rencana tata ruang
Hasil penyiapankelembagaanmasyarakat

Gambar 3.8 Rangkaian Kegiatan pada Lingkup Kegiatan Persiapan


A.1 Sosialisasi Kegiatan sosialisasi merupakan kegiatan yang
diselenggarakan oleh Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Direkt
pelaksanaan penyusunan RP2KPKP

A.1.
SOSI ALISASI

A.2 KONSOLIDASI TK. PROVINSI

B.1 PERSIAPANDAN PEMANTAPAN RENCANAKERJA

TUJUAN  Melaksanakan penyebarluasan informasi mengenai RP2KP KP


 Mencapai pemahaman yang sama mengenai kebijakan, proses, prosedur, dan
produk yang dihasilkan dari penyusunan RP2KPKP

METODE Workshop dan diskusi

LANGKAH  Mengikuti sosialisasi pelaksanaan kegiatan


 Koordinasi dengan Pokjanis untuk merumuskan rencana penyelesaian kegiatan
 Melaksanakan alih pengetahuan mengenai proses dan prosedur penyusunan
RP2KPKP

OUTPUT  Kesamaan pemahaman mengenai kebijakan penanganan kawasan permukiman


kumuh
 Kesamaan pemahaman mengenai prosedur, dan produk dari penyusunan
RP2KPKP

PELAKSANA Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Direktorat Jendral Cipta Karya,


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
PESERTA  Pokjanis
 TA Pendamping
 TimTeknis di Lingkungan Direktorat Jendral Cipta Karya Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat
 Tim Teknis / Satker di Lingkungan Direktorat Jendral Cipta Karya Provinsi
 Narasumber
 KMP

DURASI 1-2 hari *


*) Jadwal dan lokasi penyelenggaraan ditentukan oleh pihak Direktorat PKP, Ditjen
Cipta Karya, Kementerian PUPR;
Undangan akan disampaikan paling lambat 2 (dua) minggu sebelum
penyelenggaraan kegiatan.

Pada tahap Sosialisasi ini Tim Pokjanis Kabupaten/Kota mempersiapkan sejumlah


data/dokumen sebagai berikut:
a. SK Bupati/Walikota tentang Penetapan Kawasan Kumuh;
b. Surat Pernyataan Minat Pendampingan Penyusunan RP2KPKP;
c. Profil Umum Permukiman Kumuh;
d. Data Base Line Kumuh dari P2KKP atau data statistik terkait;
e. SK Walikota/Bupati tentang Pembentukan Pokjanis RP2KPKP;
f. SK Tim Teknis Provinsi;
g. Rencana Kerja Penyelenggaraan Penyusunan RP2KPKP; dan
h. Daftar Tim Tenaga Ahli Pendamping (TAP).
A.2 Konsolidasi Kegiatan ini menjadi bagian dalam proses penyamaan
Tingkat Provinsi pemahaman substansi dan mekanisme penyusunan RP2KPKP
diantara penyusun di tingkat Provinsi, Kabupaten, dan Kota

A.1.
SOSI ALISASI

A.2
KONSOLIDASI TK.
PROVINSI

B.1 PERSIAPANDAN PEMANTAPAN RENCANAKERJA

TUJUAN  Mencapai pemahaman yang sama mengenai kebijakan, proses, prosedur, dan
produk yang dihasilkan dari penyusunan RP2KPKP
 Menyepakati rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kegiatan, serta pendekatan
dan metodologi yang digunakan dalam lingkup Provinsi
 Mensosialisasikan hasil Sosialisasi Nasional kepada pemangku kepentingan
di daerah
 Mensinergikan arahan kebijakan pembangunan permukiman di provinsi

METODE Workshop dan diskusi

LANGKAH  Mengikuti kegiatan Konsolidasi Tingkat provinsi


 Koordinasi dengan Pokjanis untuk merumuskan rencana penyelesaian kegiatan
OUTPUT  Kesamaan pemahaman mengenai kebijakan penanganan kawasan permukiman
kumuh
 Kesamaan pemahaman mengenai prosedur, dan produk dari penyusunan
RP2KPKP
 Kesepakatan rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kegiatan
 Overview kebijakan sektoral ditingkat provinsi
PELAKSANA Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Provinsi, Direktorat Jendral Cipta
Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
PESERTA  Pokjanis
 TA Pendamping
 Korkot P2KKP/NUSP
 Kelembagaan masyarakat tingkat Kabupaten/Kota
 Tim Teknis/Satker di Lingkungan Direktorat Jendral Cipta Karya Provinsi
 Bappeda Provinsi
 Narasumber

DURASI 1 hari *
*) Jadwal dan lokasi penyelenggaraan ditentukan oleh pihak Satker PKP Provinsi (maksimal
1 minggu setelah penyelenggaraan sosialisasi)

B.1 Penyiapan dan Mengkoordinasikan seluruh kegiatan RP2KPKP ini dari awal
Pemantapan sampai akhir antara Tim Ahli Pendamping (TAP) dan Pokjanis
Rencana Kerja Kabupaten/Kota

A.1.
SOSIALISASI

A.2 KONSOLIDASI TK. PROVINSI

B.1
PERSIAPAN DAN PEMANTAPAN RENCANAKERJA

B.2 PENYUSUNAN DESAIN SURVEY DAN FORMAT KEGIATAN

TUJUAN  Koordinasi antara tim ahli pendamping dengan Pokjanis


 Menyepakati rencana dan metodologi penyusunan RP2KPKP
 Menyediakan peta dasar skala kabupaten/kota dan kawasan kumuh yang
diperlukan dalam penyusunan RP2KPKP
 Mengumpulkan data dan informasi kabupaten/kota mengenai permukiman
kumuh (baseline dan profil kumuh)

METODE Diskusi dan Koordinasi

LANGKAH  Diskusi kesiapan tim ahli pendamping dalam menjalankan lingkup pekerjaan dan
kebutuhan penyiapan pekerjaan
 Penyamaan pemahaman lingkup tugas tim ahli pendamping dan Pokjanis
dalam kegiatan penyusunan RP2KPKP
 Penyusunan dan penyepakatan rencana kerja dan metodologi yang akan
digunakan
 Penyiapan peta dasar; dan Pengumpulan data dan informasi terkait dengan
pembangunan

OUTPUT  Rencana kerja dan metodologi yang telah disepakati


 Data dan informasi terkait pembangunan dan pengembangan kabupaten/kota
maupun pembangunan permukiman, permukiman kumuh perkotaan dan
infrastruktur permukiman perkotaan
 Peta Dasar Skala 1:25.000 untuk wilayah administrasi kota dan peta dasar skala
1:50.000 untuk wilayah administrasi kabupaten
 Peta garis skala 1:5000 untuk kawasan
*) pemanfaatan peta yang ada dari RTRW atau penyediaan peta sesuai dengan
ketentuan dalam penyusunan RP2KPKP
DURASI 1 (satu) minggu *
*) Terhitung sejak minggu pertama bulan pertama atau sejak diterbitkannya SPMK

B.2 Penyusunan Penyusunan desain survey pada awal kegiatan yang


Desain Survey dan Format
mencakup
Kegiatan
kebutuhan-kebutuhan data dan informasi yang dibutuhkan dalam peny

TUJUAN  Menyiapkan desain survey B.1


yang diperlukan untuk keperluan penyusunan RP2KPKP
PERSIAPAN DAN PEMANTAPAN RENCANAKERJA
 Menyusun format – format untuk kebutuhan baik dilapangan maupun pengelohan
data dan informasi terkait dengan kondisi kawasan
METODE Diskusi
LANGKAH B.2 PENYUSUNAN DESAIN SURVEY DAN FORMAT KEGIATAN
 Penyamaan persepsi dan kesepakatan terkait data dasar yang sudah ada
 Penyamaan kebutuhan data yang diperlukan dalam penyusunan RP2KPKP
 Penyiapan desain survey
 Penyiapan format untuk survey dan kegiatan
OUTPUT  Data Awal (sekunder)
B.3
PENYIAPAN DATA PROFIL PERMUKIMAN KUMUH
Data kumuh
Data statistik
terkait
 Desain survey
 Format – format survey dan kegiatan
DURASI 1 (satu) minggu *
*) Terhitung sejak minggu kedua bulan pertama atau sejak diselesaikannya sub kegiatan
persiapan dan pemantapan rencana kerja
Tabel 3.2 Contoh Form Survey

Provinsi : ……………………………………………………… | | |
Kabupaten/Kota : ……………………………………………………… | | |
Kecamatan : ……………………………………………………… | | |
Keluarhan/Desa : ……………………………………………………… | | |

No Parameter Data umum Kelurahan


.
1 Data
Lokasi Penanganan Program/Kegiata
Luas n Sumber Komponen
No. Kumuh Penanganan
Penanganan Kumuh Dana Tahun
Infrastruktur
(RW/RT/Lingkungan) Kumuh (Ha)
Sebelumnya

2 Data umum wilayah


Administratif Kelurahan Jumlah Jumlah Luas Permukiman
Luas
Jumlah Penduduk Bangunan Kumuh
No. RW Wilayah
RT rumah Kawasan Luas
RW (Ha) KK Jiwa (unit) (Ha)

3 Data Umum
kawasan kumuh tingkat Jumlah Jumlah Rumah
Jumlah
Kawasa Luas Penduduk
kelurahan No Kepemillika Penduduk
n Kawasa Miskin
. Kumuh n (Ha) n lahan
RT/K Jiw RT Jiw Tota Kumu
K a M a l h

4 Data Kependudukan
No. 0–5 6 – 12 13 – 17 18 – 25 26 – 40 40 – 55 > 55 0–5
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun

5 Data Mata Pencaharian


Penduduk Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian(orang)
Kawasa
No Tidak
n PNS/TNI/Pol Swast Pengraji Nelaya Petan Buru
. Bekeraj
Kumuh ri a n n i h
a
No Parameter Data umum Kelurahan
.
6 Data Penghasilan
Rata-rata Jumlah Penghasilan Rata-rata Rumah Tangga (KK)
No. Kawasan Kumuh < Rp. 1 Rp. 1 – 2 Rp. 2 – 3 Rp. 3 – 6 >Rp. 6
Penduduk
Juta Juta Juta Juta Juta

7 Tingkat Kesehatan
Penduduk Jumlah Penderita Penyakit Kronis (Jiwa)
Kawasan
No. Diare ISPA Demam
Kumuh Muntaber Malaria TBC Lainnya
Berdarah

8 Peta Dasar Kelurahan yang dilengkapi dengan Delineasi Lokasi Permukiman Kumuh
Tabel 3.3 Contoh Form Data Umum Permukiman Kumuh

I. Data umum Permukiman Kumuh

1 Nama Kawasan Permukiman Kumuh


2 Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh
Kawasan Pusat Kota 1
Kawasan Pinggiran Kota 2
3 Apakah Lokasi Sesuai dengan RTRW Kota
Ya 1
Tidak 2
4 Luas Kawasan Permukiman Kumuh (Ha) ……….. Ha
5 Status Kepemilikan Lahan Pada Kawasan Kumuh Milik
Pribadi 1 ……… Ha
Milik Pemda/BUMN 2 ……… Ha
Milik Pemerintah Pusat/BUMN Milik 3 ……… Ha
Swasta 4 ……… Ha
Kepemilikan Lainnya 5 ……… Ha
6 Karakteristik Kawasan Sekitar Permukiman Kumuh
Perumahan 1
Perkantoran 2
Perdagangan 3
Perindustrian Pelabuhan 4
Perkebunan/pertanian 5
6
7 Kondisi Fisik Kawasan Permukiman Kumuh
Tepi sempadan sungai 1
Tepi saluran drainaseinduk/utama kota 2
Tepi jalur rel kereta api 3
Tepi sempadan jalan primer Tepi 4
pantai 5
Dibawah SUTET 6
Tepi kawasan lindung 7

8 Apakah lokasi permukiman kumuh tercantum dalam SK Kumuh Ya 1


Tidak 2

II. Data Kependudukan pada Permukiman Kumuh


1 Jumlah penduduk pada kawasan permukiman kumuh Jiwa
2 Jumlah rumah tangga/kepala keluarga total KK
3 Jumlah penduduk miksin Jiwa
4 Jumlaj rumah tangga/keluarga miskin RTM
5 Jumlah keluarga yang menempati rumah sendiri KK
6 Jumlah keluarga yang tidak menempati rumah sendiri KK

III. Data Bangunan Rumah Kawasan Kumuh


1 Jumlah bangunan rumah tinggal menurut jenis konstruksi (unit)
Rumah permanen Unit
Rumah semi permanen Unit
Rumah nonpermanen Unit
2 Kondisi kekumuhan bangunan rumah tinggal (unit)
jumlah rumah tidak kumuh 1 Unit
jumlah rumah kumuh 2 Unit
3 Status pemanfaatan bangunan rumah tinggal (unit)
Ditempati sendiri 1 Unit
Dikontrakkan/disewakan 2 Unit
Tidak dihuni/ditempati (kosong) 3 Unit
4 Legalitas status lahan bangunan rumah tinggal (unit)
Bersertifikat (hak milik/HGB) 1 Unit
Perjanjian sewa lahan 2 Unit
Tidak memiliki status legal/formal Status 3 Unit
lainnya 4 Unit
5 Jumlah penghuni rumah
Kurang atau sama dnegan 5 jiwa 1 Rumah
Antara 6 smampai 8 jiwa 2 Rumah
Lebih besar dari 8 jiwa 3 Rumah

IV. Aksesibilitas Infrastrtuktur Permukiman


1 Jumlah rumah tangga yang memiliki akses kepenyediaan air minum
Sambungan rumah (perpipaan PDAM) 1 RT
Fasilitas umum 2 RT
Sumur pompa/sumur gali 3 RT
Sumber air bersih lainnya yang aman 4 RT
2 Jumlah rumah tangga yang memiliki akses saran air limbah (s anitasi)
Toilet pribadi dilengkapi septik tank 1 RT
Toilet priadi dengan PAL komunal 2 RT
MK Cumum 3 RT
Sarana sanitasi tidak layak (cubluk, toilet apung, dll) 4 RT Tanpa sarana
sanitasi (BABS) 5 RT
3 Luas genanagan yang terjadi selamlebih dari 2 jam Ha
4 Frekuensi terjadinya genangan dalam 1 tahun Kali
5 Penyebab utama terjadinya genangan Hujan
Luapan sungai 1
2
Luapan air laut (rob) 3
Lainnya 4
6 Rata-rata lamanya terjadi genangana (jam.hari/minggu/bulan)
jam hari minggu bulan
7 Frekeuensi pembersihan saluran drainaselingkungan
setiap hari 1
setiap 2 hari sekali 2
setiap 2 minggu sekali 3
tidak pernah 4
8 Cara membuang/mereduksi sampah rumah tangga
Diangkut petugas sampah 1
Dibuang di pekarangan 2
Dibuangke sungai 3
Di bakar 4
Di olah (3R) 5
9 Frekuensi pengangkutan sampah rumah tangga
setiap hari 1
setuap 2 hari sekali 2
setiap 2 minggu sekali 3
tidak ada layangan pengangkatan sampah  4
10 Pengelola layangan pengangkutan dan pembuangan sampah Dinas
kebersihan atau aparat Pemerintah Daerah 1
Jasa pihak ketiga (kontraktor) 2
Lembaga sosial kemaysarakatan (RT/RW) Kelompok 3
swadaya masyarakat 4
Tidak ada lembaga pengelola sampah 5
11 Prasarana jalan eksisting (m)
Jalan lingkungan diperkeras (aspal/corbeton/paving blok) Jalan 1
setapak diperkeras (rabat beton/paving blok) 2
Jalan lingkungan nonperkerasn (tanah) 3
Jalan setapak nonperkerasan 4
12 Kelengkapan infrastruktur jalan
Drainase tepi jalan dengan penutup (m) Jalan 1
degan lampu penerangan (m) 2
Jalan tanpa lampu penerangan 3

Catatan :
Form Survey ini merupakan contoh minimal kelengkapan data umum kelurahan yang bisa dikemban gkan lebih lanjut oleh
Pokjanis

B.3 Penyiapan data Pengumpulan atau kompilasi data dan informasi dasar terkait
profil permukiman dengan kawasan permukiman kumuh yang nantinya digunakan
kumuh sebagai dasar dalam penyusunan RP2KPKP
B.1
PERSIAPAN DAN PEMANTAPANRENCANAKERJA

B.2 PENYUSUNAN DESAIN SURVEY DAN FORMAT KEGIATAN


B.3
PENYIAPAN DATA PROFIL PERMUKIMAN KUMUH
Data kumuh
Data statistik
terkait

TUJUAN  Menyiapkan data dasar profil kawasan permukiman kumuh

METODE Diskusi dan Koordinasi

LANGKAH  Koordinasi internal terkait profil permukiman kumuh yang ada di Kabupaten/kota sesuai
dengan SK penetapan lokasi permukiman kumuh

 Koordinasi dengan pihak terkait (P2KKP) untuk Kabupaten/Kota yang telah memiliki
baseline

 Penyamaan persepsi dan kesepatan terkait data dasar yang akan dipakai dalam
profile kawasan permukiman kumuh

OUTPUT  Peta sebaran permukiman kumuh perkotaan

 Profil kawasan permukiman kumuh perkotaan

DURASI 1 (satu) minggu *


*) Terhitung sejak minggu ketiga bulan pertama atau sejak diselesaikannya sub kegiatan
penyusunan desain survey dan format kegiatan
Gambar 3.9 Contoh Data Awal Profil Permukiman Kumuh
B.4 Overview kebijakan Melakukan kajian terhadap kebijakan, strategi, dan
daerah dan program pembangunan daerah yang terdapat dalam
identifikasi dokumen perencanaan pembangunan dan penataan
kesesuaian ruang kabupaten/kota (RPJPD, RPJMD, Renstra Dinas,
permukiman eksisting RTRW, Rencana Sek tor dan dokumen lain yang terkait
terhadap rencana tata dengan kawasan permukiman kumuh)
ruang Kab/Kota

B.1
PERSIAPAN DAN PEMANTAPAN RENCANAKERJA

B.4
OVERVIEW
B.2 PENYUSUNAN DESAIN SURVEY KEBIJAKANDAERAH
DAN FORMAT KEGIATAN DAN IDENTIFIKASI KESESUAIAN PERMUKIMAN TERHADAP RENCANATATA RUANG

B.3 PENYIAPANDATA PROFIL PERMUKIMAN KUMUH


Data kumuh
Data statistik
terkait

TUJUAN  Mengidentifikasi dan melakukan kajian terhadap kebijakan dan strategi


pembangunan, serta rencana tata ruang yang telah tersedia maupun yang sedang
disusun terkait dengan pembangunan permukiman dan kawasan permukiman
kumuh; dan
 Mengidentifikasi dan melakukan kajian sinkronisasi kebijakan dan strategi
pembangunan kabupaten/kota, termasuk didalamnya kajian terhadap dokumen-
dokumen sektoral.

 Mengidentifikasi dan melakukan kajian kesesuaian permukiman (kumuh)


terhadap rencana tata ruang

METODE Content Analysis (Analisis Isi), Desk Study, Overlay peta

LANGKAH  Inventarisasi kebijakan dan strategi pembangunan kabupaten/kota, khususnya yang


terkait pengembangan permukiman kumuh perkotaan, terutama yang terdapat di
dalam RTRW, RPJPD, RPJMD, SPPIP, RPI2JM, dan rencana sektor lainnya;

 Melakukan pemetaan terhadap arahan kebijakan dan strategi pembangunan


terkait penanganan kawasan permukiman kumuh terutama yang terdapat di
dalam RTRW, RPJPD, RPJMD, SPPIP,
RPI2JM, dan rencana sektor lainnya
 Melakukan kajian terhadap keselarasan antar kebijakan dan strategi pembangunan
yang terkait pengembangan permukiman terutamanya terdapat di dalam RTRW,
RPJPD, RPJMD, SPPIP, RPI2JM, dan rencana sektor lainnya
 Melakukan superimpose/overlay peta permukiman eksisting dengan peta rencana
pola ruang kota (guna lahan permukiman)

OUTPUT  Matriks strategi, kebijakan dan program kabupaten/kota


 Peta kesesuaian guna lahan permukiman

 Peta rencana pengembangan sektor permukiman

DURASI 1 (satu) minggu *


*) Terhitung sejak minggu keempat bulan pertama atau sejak diselesaikannya sub
kegiatan penyiapan data profil kawasan kumuh
Tabel 3.4 Tabel Overview Kebijakan Pembangunan Daerah

NO. SUMBER/ DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN

1. RPJPD KOTA Visi: Strategi 1: 1. Rencana


BONTANG 2005 – KOTA MARITIM BERKEBUDAYAAN INDUSTRI Pembangunan perumahan dan Pengembangan Perumahan
2025 YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN DAN permukimanyang berwawasan Terencana
MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT lingkungan. Pagung, Baltim, dan
Arah Kebijakan: disekitar kaw asan pusat kota
Misi:  Pembinaan dan peningkatan kualitas lingkungan yaitu dikaw asan pusat
 Meningkatkan kualitas sumber daya perumahan dan permukiman disertai dengan pemerintahan.
manusia Kota Bontang yang penyediaan infrastruktur yang memadai. 2. Rencana Pengembangan
berkebudayaan industri, berakhlak mulia  Pemenuhan kebutuhan perumahan dan Perumahan Atas Raw a
dan martabat permukiman sesuai tingkat kemampuan pendapatan Perumahan ini timbul secara
 Meningkatkan kualitas tata masyarakat spontan, proporsi
kepemerintahan yang baik  Penataan dan revitalisasi kaw asan distribusinya akan menyebar
 Meningkatkan kualitas lingkungan hidup permukiman kumuh. pada WP I, II dan III.
Kota Bontang  Penataan dan pembatasan permukiman 3. Rencana Pengembangan
 Memperkuat struktur ekonomi kota di atas air dalam rangka perlindungan Rumah Susun
Bontang dengan sektor maritim sebagai ekosistem pesisir dan green belt Pengembangan Rumah Susun
penopang pembangunan ekonomi dan (RUSUN) baik sew a maupun
tetap menjaga keseimbangan industri milik akan diprioritaskan untuk
migas dan non migas menunjang kaw asan industri
dan nelayan yang
membutuhkan rumah.

2 RPJMD KOTA Visi: Tujuan 1: Tujuan 1, Sasaran 1 Tujuan 1, Sasaran 1:


BONTANG TAHUN TERWUJUDNYA MASYARAKAT KOTA MEWUJUDKAN KOTA BONTANG Strategi: Program pengembangan kinerja
2011 – 2016 BONTANG YANG BERBUDI LUHUR, MAJU, YANG BERSIH, HIJAU, DAN ASRI Pengembangan manajemen pengelolaan sampah pengelolaan persampahan
ADIL DAN SEJAHTERA Sasaran 1: Arah Kebijakan:
Meningkatkan penanganan  Peningkatan pengelolaan sampah di TPA
Misi: sampah menjadi 74% yang berkelanjutan
 Meningkatkan kualitas sumberdaya Sasaran 2:  Pemenuhan sarana prasarana
manusia kota Bontang yang Memelihara kondisi RTH eksisting persampahan
berakhlak mulia dan profesional dan meningkatkan luas RTH  Pemberdayaan masyarakat dalam
 Meningkatkan Kualitas Tata menjadi 3.330,96 Ha atau 22,5% pengelolaan sampah yang berkelnajutan
Kepemerintahan yang baik dengan pemanfataan teknologi ramah
 Meningkatkan Kualitas lingkungan.
Lingkungan Hidup
 Memperkuat struktur ekonomi Tujuan 1, Sasaran 2: Tujuan 1, Sasaran 2:
dan mempercepat pemenuhan Strategi:  Program pengelolaan ruang
kebutuhan listrik, dan air bersih dan Pengembangan ruang terbuka hijau Arah terbuka hijau
infrastruktur lainnya Kebijakan:  Program pengendalian
 Gerakan “Bontang Green” dan “one pemanfaatan ruang
man five trees”  Program rehabilitasi hutan dan
 Peningkatan peran masyarakat dalam lahan
peningkatan kualitas dan kuantitas RTH  Program peningkatan sarana
 Pembangunan dan revitalisasi taman prasarana aparatur dan
kota dan RTH administrasi pertanahan
 Penanaman pohon di “catcment area” kota  Program perencanaan
Bontang penataan ruang
 Perumusan kebijakan ruang terbuka  Program pemanfaatan ruang
hijau

PANDUAN PENYUSUNAN RP2KPKP


3-
NO. SUMBER/ DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN

7. STRATEGI SANITASI SUB SEKTOR AIR LIMBAH


KOTA BONTANG Tujuan 1: Mew ujudkan Strategi: Program pengembangan kinerja 1. Sosialisasi kebijakan pengelolaan air
(SSK) 2012 – 2016 peran serta masyarakat dalam Peningkatan peran serta pengelolaan air minum dan air limbah limbah
pengelolaanair limbah masyarakat dan dunia 2. Peningkatan peran serta masyarakat dalam
Sasaran: Meningkatnya jumlah usaha dalam pengelolaan air limbah
kelompok sw adaya masyarakat penyelenggaraan 3. Sanitation Aw ard bagi perusahaan
yang menangani pengelolaan air pengembangan sistem
limbah dari 5 menjadi 15 KSM pengelolaan air limbah
pemukiman

Tujuan 2: Membangun Strategi: Program kemitraan peningkatan 1. Kemitraan programCSR sektor sanitasi
kemitraanstrategis dalam Membangun kemitraan dengan berbagai pihak dalam pelayanan kesehatan 2. Workshop pengelolaan oleh sw asta
pembangunan sanitasi Sasaran: penyediaan sarana dan prasarana sanitasi
Meningkatnya jumlah perusahaan
yang terlibat dalam program CSR
sektor sanitasi dari 3 menjadi 6

Tujuan 3: Meningkatkan Tujuan 3 Sasaran 1 Tujuan 3, Sasaran 1: Tujuan 3, Sasaran 1:


pengendalian pencemaran Strategi: Program pengembangan kinerja 1. Pembangunan IPAL Berbas Pantai,
lingkungan Peningkatan pengelolaan air limbah pengelolaan air minum dan air limbah Loktuan, Guntung, Kanaan
Sasaran 1: Meningkatnya 2. Pembangunan IPLT
cakupan pelayanan dan Tujuan 3 Sasaran 2 Tujuan 3, Sasaran 2: Program 3. Pembangunan WC Umum
pengelolaan air limbah dari 4,8% Strategi: pengendalian pencemaran dan 4. Pembangunan Sanimas
menjadi 10% Peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan perusakan lingkungan 5. Penambahan jaringan pipa air limbah
sanitasi
Sasaran 2: Meningkatnya Tujuan 3, Sasaran 2:
sarana prasarana sanitasi dari Peningkatan sarana dan prasarana laboratorium
0% menjadi 66,7%

SUB SEKTOR PERSAMPAHAN


Tujuan 1: Strategi: Program pengembangan kinerja 1. Sosialisasi kebijakan pengelolaan
Meningkatkanperanaktif Mengikutsertakan masyarakat dan sw pengelolaan persampahan persampahan
masyarakat dan swasta dalam asta untuk berperan aktif dalam 2. Peningkatan peran serta masyarakat dalam
pengelolaan persampahanmandiri pengelolaan kebersihan pengelolaan persampahan
berbasis komunitas untuk dapat 3. Bimbingan teknis persampahan
mengurangivolume sampah
Sasaran: Meningkatnya jumlah
Kelompok Sw adaya Masyarakat
(KSM) dan sekolah yang
melakukan pengelolaan sampah
3R yang terbina dari 5
KSM/sekolah menjadi 25
KSM/sekolah

Tujuan 2: Strategi: Program pengembangan kinerja 1. Penyediaan sarana dan prasarana


Meningkatkancakupan layanan dan Pengembangan manajemen pengelolaan sampah pengelolaan persampahan pengelolaan persampahan
kualitas sistem 2. Pengembangan kinerja TPA
pengelolaanpersampahan Sasaran: 3. Peningkatan operasi dan pemeliharaan sarana
Meningkatnya cakupan pelayanan dan prasarana persampahan
persampahan dari 71,08% 4. Penyusunan dokumen perencanaan
5. Peningkatan operasi dan pemeliharaan

PANDUAN PENYUSUNAN RP2KPKP


3-
NO. SUMBER/ DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN

menjadi 74% prasarana dan sarana TPA

SUB SEKTOR DRAINASE


Tujuan: Meningkatkan Strategi: Program pengembangan, 1. Normalisasi sungai- sungai di Kota
sistem jaringandrainase dan Peningkatan penanganan sistemjaringan pengelolaan dan konservasi sungai, Bontang
pengendalian banjir Sasaran 1: drainase dan pengendalian banjir danau dan sumber daya air lainnya 2. Peningkatan Waduk Kanaan
Meningkatnya kondisi 3. Pembangunan Bendungan Suka
drainase/saluran pembuangan air Rahmat
sepanjang jalan dengan kondisi baik 4. Pembangunan folder Tanjung Laut dan KCY
dari 13,77% menjadi 38, 62% 5. Pembangunan folder Kel. Tanjung Laut
Sasaran 2: Menurunnya kondisi
drainase tersumbat dari 6% Program pembangunan Pembangunan dan rehabilitasi turap sungai
menjadi 3% turap/talud/bronjong dan saluran air
Program pembangunan saluran Pembangunan dan rehabilitasi saluran
drainase/gorong - gorong drainase / gorong-gorong di
Kota Bontang
SUB SEKTOR AIR BERSIH
Tujuan: Meningkatkan produksi Strategi 1: Program pengembangan kinerja 1. Pembangunan WTP Berbas Tengah,
air bersih Sasaran: Meningkatnya Peningkatan pelayanan air bersih pengelolaan air minum dan air limbah Gunung Elai, Loktuan dan Kanaan
cakupan layanan air bersih 2. Optimalisasi WTP eksisting
PDAM dari 52,3% menjadi 80% 3. Pengadaan dan peremajaan jaringan pipa
air bersih Kota Bontang

Strategi 2: Program pengembangan, 1. Dokumen perencanaan pipanisasi air


Penyediaan alternative sumber air baku baru pengelolaan dan konservasi sungai, baku dari Bendungan Marangkayu ke Kota
danau dan sumber daya air lainnya Bontang
2. Pipanisasi pipa air baku dari Waduk
Marangkayu ke Kota Bontang
3. Pipanisasi air baku permukaan (Folder)
ASPEK PHBS/ HIGIENE
Tujuan: Membangun perilaku Strategi 1: Program promosi 1. Upaya promosi kesehatan Puskesmas
hidup bersih dan sehat Kampanye dan sosialisasi PHBS kesehatan dan 2. Pengembangan media promosi dan
Sasaran: Meningkatnya perilaku pemberdayaan informasi sadar hidup sehat
hidup bersih dan sehat dari 36% masyarakat 3. Penyuluhan masyarakat tentang pola hidup
menjadi 75% sehat
4. Pembinaan posyandu
5. Pengembangan dan pembinaan
kelurahan sehat
Strategi 2: Program 1. Penyehatan lingkungan permukiman
Peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui pengembanagan lingkungan 2. Pengaw asan sarana air bersih
penerapan perilaku hidup bersih, sehat dan sehat 3. Pembinaan tempat pengolahan
pengembangan lingkungan sehat makanan dan minuman
4. Pembinaan tempattempat umum
5. Upaya penyehatan lingkungan
puskesmas
6. Pengembangan pasar sehat
7. Pengembangan kaw asan kota sehat

PANDUAN PENYUSUNAN RP2KPKP


3-
Tabel 3.5 Overview Program/Kegiatan Sektor Penanganan Permukiman Kumuh

Program/ Lokasi Kumuh Lokasi dan Luas Penanganan Skala Penanganan Komponen
No Sumber dana Tahun
Kegiatan Sektoral * (Kelurahan) (Cakupan Pelayanan) (Kawasan/Lingkungan) ** Infrastruktur
1
2
3
4
5
Dst.

Catatan
*) - Overview yang dilakukan mencakup program/kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota dan keterlibatan swasta
- Overview Program/Kegiatan Sektor Penanganan Permukiman Kumuh meliputi Program/Kegiatan yang telah/sedang berjalan dan yang masih dalam tahap rencana
**) Skala Penanganan yang dimaksud adalah menyesuaikan dengan fungsi dan pengelolaan infrastruktur tersebut.

PANDUAN PENYUSUNAN RP2KPKP


3-
Gambar 3.10 Contoh Peta Hasil Overlay Permukiman Kumuh Eksisting dengan Rencana Pola Ruang

Catatan:
Proses superimpose kondisi dan peta permukiman kumuh eksisting berlaku juga untuk rencana sektoral
C.1 Penyiapan Dalam kegiatan penyusunan RP2KPKP, peran masyarakat
kelembagaan dalam penanganan k awasan permuk iman k umuh sangat
masyarakat pada penting sebagai salah satu pelaku utama. Dalam hal ini
lokasi permukiman kelembagaan masyarakat di tingkat kawasan perlu disiapkan
kumuh agar pembagian peran masing-masing pemangku kepentingan
di daerah menjadi lebih efektif dan jelas.

C.1
PENYIAPAN C.2
KELEMBAGAAN KOORDINASI &
SINKRONISASI DATA
MASYARAKAT PADA LOKASI KUMUH
PERMUKIMAN KUMUH
(data primer & sekunder)

TUJUAN Menyiapkan kelembagaan lokal masyarakat sebagai mitra penggerak kegiatan sekaligus
mengawal dan mengupayakan keberlanjutan program penanganan permukiman kumuh
di tingkat masyarakat.

METODE Sosialisasi, diskusi

LANGKAH  Identifikasi kelembagaan masyarakat eksisting dalam konteks pembangunan


permukiman
 Melakukan pendekatan dan kerjasama dengan kelembagaan lokal masyarakat
eksisting
 Menyiapkan lembaga masyarakat/BKM/KSM eksisting agar siap mendukung
pelaksanaan kegiatan penyusunan RP2KPKP

OUTPUT  Terbentuknya/tersiapkannya kelembagaan masyarakat (BKM/KSM)

PELAKSANA  Pokjanis kabupaten/kota


UTAMA

PELAKSANA  Korkot/Askot/Fasilitator pendamping masyarakat


PENDUKUNG
 Tokoh/unsur masyarakat

DURASI 2 (dua) minggu *


*) Terhitung sejak minggu ketiga bulan pertama atau sejak diselesaikannya sub kegiatan
penyiapan data profil permukiman kumuh

2.3.2 TAHAP VERIFIKASI LOKASI SERTA PERUMUSAN KONSEP DAN


STRATEGI
Tahap verifikasi lokasi serta perumusan konsep dan strategi merupakan tahapan proses pemutakhiran profil
permukiman kumuh agar diperoleh data dan informasi permukiman kumuh
yang detail, akurat, dan terukur sebagai dasar perumusan konsep serta strategi pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh sesuai dengan kebutuhan lokasi permukiman kumuh.Tahapan ini terbagi menjadi
beberapa rangkaian kegiatan diskusi, penyusunan, serta penyepakatan terhadap proses rencana pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan. Lingkup kegiatan verifikasi serta perumusan konsep dan strategi
ini meliputi
5 (lima) sub kegiatan proses penyusunan dan 4 (empat) sub kegiatan diskusi dan penyepakatan, yaitu sebagai
berikut.

Penyelenggaraan Kegiatan RP2KPKP A.3 FGD 1 : verifikasi lokasi permukiman kumuh dan
(pendekatan fasilitasi Pemda) A.4 FGD 2 : penyepakatan konsep dan strategi
pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman

Proses Penyusunan RP2KPKP B.5 Survey dan Pengolahan data permukiman kumuh
(Pendekatan Membangun Sistem) B.6 Verifikasi lokasi dan pemutakhiran profil
permukiman kumuh
B.7 Penilaian lokasi berdasarkan kriteria, indikator
dan parameter kekumuhan
B.8 Distribusi pola kolaborasi penanganan
permukiman kumuh
B.9 Perumusan kebutuhan pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh
B.10 Perumusan konsep serta strategi pencegahan
dan peningkatan kualitas permukiman kumuh

Pendampingan pemangku C.2 Koordinasi dan sinkronisasi data kumuh (data


kepentingan (Pendekatan primer dan sekunder)
Peningkatan Kapasitas) C.3 Distribusi pola penanganan berdasarkan
kompleksitas permasalahan

Lingkup kegiatan verifikasi dan perumusan strategi skala kota ini dilakukan dalam jangka waktu 2 (dua) bulan
terhitung sejak kegiatan persiapan selesai dilakukan.
2 TAHAP VERIFIKASI LOKASI SERTAPERUMUSAN KONSEP DAN STRATEGI

GARAAN KEGIATAN RP2KPKP


A.4
(pendekatan FGD 2:
Pemda A.3 PENYEPAKATAN KONSEP,
FGD 1: PENYEPAKATAN PROFIL PERMUKIMAN HASIL VERIFIKAS
STRATEGI,POLA PENANGANAN SKALAKOTA, DAN KAWASAN PRIORITAS

B.5 B.10 B.11 PENENTUAN KAWASAN PRIORITAS PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH


SURVEI DAN PENGOLAHAN DATA PERMUKIMAN KUMUH PERUMUSANKONSEP DANSTRATEGI PENCEGAHAN& PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMANKUMUH

B.9 PERUMUSANKEBUTUHAN PENCEGAHAN& PENINGKATAN KUALITAS


B.6 PERMUKIMANKUMUH

PROSES PENY VERIFIKASI LOKASI DAN PEMUTAKHIRANPROFIL PERMUKIMANKUMUH

RP2KP
(Pendekatan M
Sistem
B.7
PENILAIANLOKASI BERDASARKANKRITERIA,INDIKATOR DAN PARAMETER KEKUMUHAN

B.8
DISTRIBUSI POLA KOLABORASIPENANGANAN PERMUKIMANKUMUH

C.2 C.3
KOORDINASI & SINKRONISASI DATA KUMUH
KOORDINASI PERAN MASYARAKATDALAM PENANGANAN PERMUKIMANKUMUH
(data primer & sekunder)

LAPORAN
ANTARA

Hasil pengolahan data permukimankumuh;


Data hasil verifikasi lokasi (delineasi, luasan, layanan huniandan infrastruktur)
Hasil sinkronisasi data kumuh (primer dansekunder);
Profil permukimankumuhyang telah terverifikasi;
Daftar kawsanpermukimankumuhprioritas penanganan;
Daftar kebutuhanpenangananpermukimankumuh;
Konsep danstrategi pencegahan danpeningkatankualitas permukimankumuh;
Kawasan kumuhprioritas penanganan
Berita acara penyelenggaraan FGD 1 (Penyepakatanprofil hasil verifikasi danpola kolaborasi penangananpermukimankumuh);
Berita acara penyelenggaraan FGD 2 (Penyepakatankonsep, strategi, pola penanganan, dan kawasanprioritas)
Gambar 3.11 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan Verifikasi dan Perumusan Strategi

B.5 SURVEY DAN Merupakanprosesidentifikasiuntukmemahami kondisi


PENGOLAHAN DATA permukiman kumuh berikut sebaran lokasi, konstelasinya
PERMUKIMAN KUMUH terhadapruangkota/perkotaan,mengidentifikasi tipologi
permukiman kumuh, serta potensi dan permasalahan yang
terkait dengan karakteristik sosial, ekonomi, budaya, fisik, dan kelembagaan. Ide
yang telah ditetapkan di dalam SK Walikota/Bupati.

B.5
SURVEI DAN PENGOLAHAN DATA PERMUKIMAN KUMUH

B.6
VERIFIKASI LOKASI DAN PEMUTAKHIRAN PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

B.7
PENILAIAN LOKASI BERDASARKAN KRITERIA, INDIKATOR DAN PARAMETERKEKUMUHAN

C.2
KOORDINASI & SINKRONISASI DATA KUMUH
(data primer & sekunder)

TUJUAN Untuk mengidentifikasi kondisi permukiman kumuh berikut sebaran lokasi, konstelasinya
terhadap ruang skala kota/perkotaan, mengidentifikasi tipologi permukiman kumuh, serta
potensi dan permasalahan yang terkait dengan karakteristik sosial, ekonomi, budaya, fisik, dan
kelembagaan.

Hasil dari kegiatan survey dan pengolahan data kumuh ini akan menjadi basis informasi awal
untuk verifikasi permukiman kumuh yang telah ditetapkan didalam SK Walikota/Bupati .
METODA  Survey dan Observasi

 Konsolidasi dan Analisis data


 Pemetaan isu strategis, potensi, dan permasalahan

 Diskusi

LANGKAH  Mengidentifikasi sebaran permukiman kumuh skala kota/perkotaan


(termasuk permukiman kumuh yang berada diluar SK)

 Mengidentifikasi konstelasi permukiman kumuh terhadap ruang kota/perkotaan.

 Mengidentifikasi tipologi permukiman kumuh kota/perkotaan untuk mendapatkan pola


penanganan yang tepat

 Mengidentifikasi isu-isu strategis penanganan permukiman kumuh

 Mengidentifikasi potensi dan permasalahan (karakteristik sosial, ekonomi, budaya, fisik,


dan kelembagaan)

 Mengolah basis data permukiman yang ada di Kabupaten/Kota menjadi profil permukiman
kumuh kota/perkotaan. (Salah satu basis data yang bisa dimanfaatkan diantaranya adalah
baseline)

OUTPUT  Daftar dan peta sebaran permukiman kumuh skala kota/perkotaan (termasuk
permukiman kumuh yang berada diluar SK)

 Matriks isu-isu strategis kawasan perkotaan dan permukiman kumuh perkotaan.

 Karakteristik permukiman kumuh kota/perkotaan yang didalamnya memuat kesimpulan


mengenai kondisi fisik, sosial budaya, ekonomi, kelembagaan, konstelasi terhadap ruang
kota/perkotaan;

 Kesesuaian SK dengan profil kumuh hasil survey dan pengolahan data kumuh

DURASI 2 minggu terhitung dari minggu pertama bulan kedua

Dalam pengolahan data permukiman kumuh, data baseline bisa dimanfaatkan sebagai basis data permukiman kumuh seb
permukiman kumuh.
Catatan :

Data numerik baseline yang ada di Kabupaten/kota pada umumnya masih berupa data profil permukiman, sehingga
parameter datanya perlu dikonversi menjadi data permasalahan permukiman kumuh. Sebagai contoh data keteraturan
bangunan hunian perlu dikonversi menjadi data ketetidakaturan bangunan hunian pada lokasi permukiman. Sebagai
ilustrasi, bisa dilihat pada tabel berikut.

Data Permukiman Baseline

KRITERIA /
No PARAMETER NILAI SATUAN
INDIKATOR
A FISIK
Keteraturan Bangunan Jumlah Keteraturan Bangunan Hunian 304 unit rumah tangga
1
Hunian Persentase Keteraturan Bangunan Hunian 10% persentase
Luas permukiman ….Ha 90,80 Ha
Kepadatan Bangunan
2 Jumlah total bangunan ……unit 3.027 Unit
Hunian
Tingkat kepadatan bangunan …..unit/Ha 33 Unit/Ha
Jumlah Bangunan hunian memiliki luas lantai ≥ 7,2 m2 per
2539 unit rumah tangga
orang
Persentase Bangunan hunian memiliki luas lantai ≥ 7,2 m2
84% persentase
Kelayakan Bangunan per orang
3
Hunian Jumlah Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai,
2.399 unit rumah tangga
Dinding sesuai persyaratan teknis
Persentase Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai,
79% persentase
Dinding sesuai persyaratan teknis

Data/Profil Permukiman Kumuh berdasarkan hasil olahan

KONDISI
ASPEK KRITERIA PARAMETER
NUMERIK SATUAN PROSEN
Ketidakteraturan Bangunan bangunan pada lokasi tidak
2723 Unit 90%
memiliki keteraturan
bangunan memiliki
1. KONDISI BANGUNAN Tingkat Kepadatan Bangunan
kepadatan tidak sesuai 16 Ha 16%
GEDUNG
ketentuan
Ketidaksesuaian dengan bangunan pada lokasi
Persyaratan Teknis Bangunan tidak memenuhi 628 Unit 21%
persyaratan teknis
Tabel 3.6 Contoh Form isian Data Profil Permukiman Kumuh

FORM ISIAN DATA PROFIL PERMUKIMAN KUMUH DARI HASIL SURVEY DAN PENGOLAHAN DATA BASELINE
Keperluan
1. Database permukiman kumuh
2. Baseline data kawasan kumuh (T0)
3. Monitoring dan Evaluasi outcome penanganan kumuh

TANGGAL SURVEY :

A. INFORMASI LOKASI DAN TIPOLOGI

Propinsi : Luas kawasan : Hektar

Kab/Kota : Jumlah penduduk : Jiwa

Kecamatan : Jumlah KK : KK

Kelurahan : Jumlah bangunan : Unit

Kawasan : Koordinat :
E

RT/RW :
S

Jumlah Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Unit

Panjang Jalan Lingkungan m

Panjang Saluran Drainase m

Batas-batas kawasan Utara Selatan

Timur Barat

Nama Lokasi Kumuh

Luas Lokasi Kumuh berdasarkan SK Ha

Luas Lokasi Kumuh berdasarkan Profil Ha

Legalitas Lokasi Ya, tercantum dalam SK Walikota/Bupati

No. SK Walikota/Bupati

Tidak tercantum dalam SK walikota/Bupati

Tipologi Lokasi Kumuh Di atas air

Di tepi air

Di Dataran Rendah

Di perbukitan

Di daerah rawan bencana

B. KARAKTERISTIK

Karakteristik kawasan Sekitar pusat kota/kws perkotaan


Bantaran sungai
Permukiman Nelayan

Sekitar kawasan industri

Sekitar permukiman baru

C. IDENTIFIKASI LEGALITAS LAHAN

Kejelasan Status tanah jelas

sebagian/seluruh

Kesesuaian dengan Peruntukan RTRW sesuai

tidak sesuai

Persyaratan adm. bangunan Memiliki IMB Unit

Tidak memiliki IMB Unit

D. IDENTIFIKASI KONDISI KEKUMUHAN


1 Kondisi bangunan gedung
a. Ketidakteraturan bangunan
 Jumlah bangunan/rumah yang tidak memiliki keteraturan Unit
b. Tingkat kepadatan bangunan
 Luas kawasan dengan kepadatan ≥250 unit/Ha (Untuk Kota Besar dan Metropolitan) Unit

 Luas kawasan dengan kepadatan ≥200 unit/Ha (Untuk Kota Sedang dan Kota kecil) Unit

c. Ketidaksesuaian dengan persyaratan teknis


 Jumlah bangunan yang tidak memenuhi syarat teknis bangunan (kecukupan luas, keamanan, kenyamanan, kesehatan,
kemudahan) Unit
2 Kondisi jalan lingkungan
a. Cakupan layanan jalan lingkungan
 Luas area yang belum terlayani prasarana jalan lingkungan (jalan lingkungan atau gang dngan struktur
beton/paving/aspal) Ha
b. Kualitas jalan lingkungan
 Total panjang jalan lingkungan yang sudah terstruktur (aspal/paving block/beton rabat) meter

 Panjang jalan dengan permukaan jalan rusak (yang sudah terstruktur aspal/paving block/beton) meter

3 Kondisi penyediaan air minum


a. Akses penduduk terhadap air minum yang aman
 Jumlah penduduk yang tidak terakses air minum yang berkualitas (bersih, tidak berbau dan tercemar) jiwa

b. Kecukupan kuantitas air minum


 Jumlah penduduk yg belum terpenuhi kebutuhan air minum secara kuantitas (60 liter/hari) jiwa

4 Kondisi drainase lingkungan


a. Genangan dengan >30cm, >2 jam , > 2x per tahun
 Luas area yang terkena genangan Ha
b. Ketidaktersediaan prasarana drainase lingkungan
 Luas area yang tidak terlayani prasarana drainase lingkungan Ha

 Panjang saluran drainase yang tidak tersedia m


c. Ketidakterhubungan dengan sistem drainase kota
 Luas area dengan sistem drainase tidak terhubung ke sistem kota Ha

 Panjang saluran drainase yang tidak terhubung dengan sistem drainase kota m
d. Tidak terpeliharanya sistem drainase
 Luas area yang sistem drainasenya tidak terpelihara baik melalui pemeliharaan rutin maupun berkala Ha
 panjang saluran drainase yang tidak dipelihara m
e. Kualitas konstruksi sistem drainase
 Luas area yang konstruksi prasarana drainasenya buruk, baik karena belum di-struktur atau karena mengalami Ha
kerusakan berat struktur
 panjang saluran drainase dengan kualitas konstruksi buruk m
5 Kondisi pemeliharaan air limbah
a. Sistem pengolahan air limbah tidak sesuai dengan standar teknis yang berlaku
 luas area Ha
b. Prasarana dan sarana pengolaha air limbah tidak memenuhi persyaratan teknis
 Luas area yang sistem air limbah tidak sesuai persyaratan teknis Ha
6 Kondisi pengolahan persampahan
a. Sarana dan prasarana persampahan tidak sesuai dengan persyaratan teknis
 Luas area yg tdk memiliki sarpras persampahan sesuai syarat teknis dengan pendekatan 3R (Reuse, Reduce, Ha
Recyclcle )
(Bin sampah dg pemilahan, gerobak sampah, TPS 3R, TPST)
b. Sistem pengolahan sampah tidak sesuai persyaratan teknis
 Luas area dengan sistem pengolahan sampah yang tidak standar (pewadahan, pengumpulan, pengangkutan Ha
dan pengolahan)
c. Tidak-terpeliharanya sarana dan prasarana persampahan
 Luas area yang sarana dan prasarana pengolahan sampahnya tidak terpelihara baik melalui pemeliharaan rutin Ha
maupun berkala
7 Kondisi proteksi kebakaran
a. Tidak tersedia sistem pengamanan secara aktif dan pasif
 Luas area yang tidak memiliki sistem pengamanan secara aktif dan pasif Ha
b. tidak tersedia pasokan air untuk pemadaman yang memenuhi persyaratan teknis
 Luas area yang tidak memiliki pasokan air Ha
c. Kondisi lebar jalan tidak memadai untuk dilalui sarana pemadam kebakaran
 panjang jalan m

E. PERTIMBANGAN LAINNYA
1 Nilai strategis lokal ya, fungsi strategis kabupaten/kota

bukan fungsi strategis kabupaten/kota

2 Kependudukan Rendah < 150 jt jiwa

sedang, 151 - 200 jt jiwa

tinggi, 201 - 400 jt jiwa

sangat padat, . 400 jt jiwa

3 Tingkat partisipasi masyarakat dalam


tinggi
mendukung pembangunan
sedang

rendah

4 Lokasi memiliki potensi sosial ekonomi dan budaya untuk dikembangkan/dipelihara ya

tidak

H. DATA PENDUKUNG
1 Peta orientasi lokasi
2 Peta delineasi kawasan
3 SHP koordinat data kawasan
4 Foto situasi kawasan
5 Foto nol pembangunan infastruktur
Tabel 3.7 Contoh data profil permukiman yang menampilkan data numerik dan persentase

KRITERIA /
No PARAMETER NILAI SATUAN
INDIKATOR
A FISIK
Keteraturan Jumlah Keteraturan Bangunan Hunian 304 unit rumah tangga
1 Bangunan Hunian
Persentase Keteraturan Bangunan Hunian 10% persentase
Kepadatan Luas permukiman ….Ha 90,80 Ha
2 Bangunan Jumlah total bangunan ……unit 3.027 Unit
Hunian Tingkat kepadatan bangunan …..unit/Ha 33 Unit/Ha
Jumlah Bangunan hunian memiliki luas lantai ≥ 7,2 m2 per
2539 unit rumah tangga
orang
Persentase Bangunan hunian memiliki luas lantai ≥ 7,2 m2 per
Kelayakan 84% persentase
orang
3 Bangunan
Jumlah Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding
Hunian 2.399 unit rumah tangga
sesuai persyaratan teknis
Persentase Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai,
79% persentase
Dinding sesuai persyaratan teknis
Panjang Total Jaringan Jalan Lingkungan yg ada 22.875 meter
Panjang jalan lingkungan dgn lebar > 1,5 meter 12.815 meter
Panjang jalan lingkungan dgn lebar > 1.5 meter yang
10.300 meter
permukaannya diperkeras
Aksesibilitas Jangkauan Jaringan Jalan Lingkungan yang layak 45% persentase
4
Lingkungan Panjang jalan lingkungan dgn lebar ≥ 1,5 meter yang
7.900 meter
permukaannya diperkeras dan tidak rusak
Panjang jalan lingkungan dgn lebar ≥ 1,5 meter yang dilengkapi
8.505 meter
sal. samping jalan
Jalan Sesuai Persyaratan Teknis 37% persentase
Luas Area permukiman tidak terjadi genangan air/banjir 84,67 ha
Persentase Kaw asan permukiman tidak terjadi genangan
93% persentase
air/banjir
Drainase Panjang Total Drainase 14.855 meter
5
Lingkungan Panjang Kondisi jaringan drainase pada lokasi permukiman
7.421 meter
memiliki kualitas tidak rusak/berfungsi baik
Persentase Kondisi jaringan drainase pada lokasi permukiman
50% persentase
memiliki kualitas minimum memadai
Jumlah Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum,
mandi, dan cuci (perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak) 457 unit rumah tangga

Persentase Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk


minum, mandi, dan cuci (perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang 16% persentase
Pelayanan Air layak)
6
Minum
Jumlah Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci
2.479 unit rumah tangga
(minimal 60liter/org/hari)
Persentase Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi,
cuci (minimal 60liter/org/hari) 86% persentase

Jumlah Masyarakat memiliki akses jamban keluarga / jamban


2.670 unit rumah tangga
bersama (5 KK/jamban)
Persentase Masyarakat memiliki akses jamban keluarga / persentase
93%
jamban bersama (5 KK/jamban)
Pengelolaan Air Jumlah Jamban keluarga/jamban bersama sesuai persyaratan
7
Limbah teknis (memiliki kloset leher angsa yang terhubung dengan septic-tank) 2.565 unit rumah tangga

Persentase Jamban keluarga/jamban bersama sesuai


persyaratan teknis (memiliki kloset leher angsa yang terhubung dengan 89% persentase
septic-tank)
KRITERIA /
No PARAMETER NILAI SATUAN
INDIKATOR
Saluran pembuangan air limbah rumah tangga terpisah dengan
45% persentase
saluran drainase lingkungan
Jumlah Sampah domestik rumah tangga di kaw asan
1.397 unit rumah tangga
Pengelolaan permukiman terangkut ke TPS/TPA min. dua kali seminggu
8
Persampahan Persentase Sampah domestik rumah tangga di kaw asan
49% persentase
permukiman terangkut ke TPS/TPA min. dua kali seminggu
Pengamanan
Persentase Kaw asan permukiman memiliki prasarana/sarana proteksi
9 Bahaya 0% persentase
kebakaran
Kebakaran
B NON FISIK
Jumlah Bangunan hunian memiliki IMB 2.007 unit rumah tangga
Persentase Bangunan hunian memiliki IMB 66% persentase
Legalitas
1 Jumlah Lahan bangunan hunian memiliki SHM/ HGB/ Surat yang
pendirian 2.284 unit rumah tangga
diakui pemerintah
bangunan
Persentase Lahan bangunan hunian memiliki SHM/ HGB/ Surat
75% persentase
yang diakui pemerintah
Kepadatan penduduk …..jiw a/Ha (=jumlah penduduk dibagi luas
78 jiw a/Ha
Kepadatan w ilayah RT)
2
penduduk Jumlah penduduk 11.933 jiw a
Luas w ilayah RT 153,81 Ha
Pertanian,perkebunan, kehutanan, peternakan 2
Perikanan/nelayan 0
Pertambangan/galian 0
Mata pencarian
3 Industri/pabrik 395 rumah tangga
penduduk
Konstruksi/bangunan 70
Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll) 2.152
Pegaw ai pemerintah 235
<450 Watt 1.034
900 Watt 1.553
Penggunaan
4 1300 Watt 211 rumah tangga
Daya Listrik
≥ 2200 Watt 26
Menumpang/tidak punya meteran sendiri/dll 26
Rumah Sakit 63
Praktik dokter/poliklinik 349
Fasilitas
Puskesmas/Pustu 2.431
5 Pelayanan rumah tangga
Kesehatan Dukun/Pengobatan tradisional 0
Bidan/mantri 0
Tidak pernah 0
Dalam kelurahan/kecamatan yang sama 2.739
Fasilitas Pelayanan Luar kecamatan 0
6 Pendidikan Di kota lain 0 rumah tangga
Tidak sekolah 18
Tidak ada anggota rumah tangga usia w ajib belajar 89
Tabel 3.8 Contoh Rekapitulasi Hasil Survey dan Pengolahan Data Permukiman Kumuh

Informasi Lokasi Kondisi


Nama Lua Aspek Parameter Data
Kw s s Koordinat RT/RW Kel. Kec. Jml Sat %
(Ha)
Bangunan/rumah yang tidak
2723 Unit 90%
memiliki keteraturan
Bangunan memiliki kepadatan tidak
sesuai ketentuan (Luas kaw asan
dengan kepadatan ≥ 250 unit/Ha untuk 16 Ha 16%
Bangunan
kota besar dan ≥200 unit/Ha untuk kota
Gedung
sedang/kecil)
Bangunan yang tidak memenuhi
syarat teknis bangunan (kecukupan luas,
628 Unit 21%
keamanan, kenyamanan, kesehatan,
kemudahan)
Luas area yang belum terlayani
prasarana jalan lingkungan (jalan
55,9 meter 55%
Jalan lingkungan atau gang dngan struktur
Lingkunga n beton/paving/aspal)
Panjang jalan dengan permukaan
jalan rusak (yang sudah terstruktur 63,88 meter 63%
aspal/paving block/beton)
Penduduk yang tidak terakses air
1003
minum yang berkualitas (bersih, tidak Jiw a 84%
Penyediaa n 9
berbau dan tercemar)
air minum
Penduduk yg belum terpenuhi
kebutuhan air minum secara 1658 Jiw a 14%
kuantitas (60 liter/hari)
117° 30' Luas area yang terkena genangan
RW 07/ (Genangan dengan >30cm, >2 jam 6,87 meter 7%
18.226" E
RT 1, 2, Tanjung
Gayam 39 - Gayam , > 2x per tahun)
3, dan redeb
2° 9' Luas area yang tidak terlayani/tidak
RT 4
16.625" N tersedia saluran/drainase lingkungan 22,3 Ha 57%

Panjang saluran drainase yang


Drainase 57,74 meter 57%
tidak tersedia
Lingkunga n
Panjang saluran drainase yang
tidak terhubung dengan sistem 86,44 meter 85%
drainase kota
Panjang saluran drainase yang
tidak dipelihara (drainase lingkungan kotor 79,32 meter 78%
dan berbau)
Panjang saluran drainase dengan
66,1 meter 65%
kualitas konstruksi buruk
Luas area yang sistempengolahan
air limbahnya tidak sesuai dengan standar 7,38 Ha 7%
Pengelolaa n
teknis yang berlaku
Air Limbah
Luas area yang prasarana dan
sarana pengolahan air limbahnya tidak 11,09 Ha 11%
memenuhi persyaratan teknis
Luas area yg tdk memiliki sarpras
persampahan sesuai syarat teknis
Pengelolaa n 52,35 Ha 51%
dengan pendekatan 3R (Reuse,
Persampah
Reduce, Recyclcle )
an
Luas area dengan sistem
pengolahan sampah yang tidak standar 52,35 Ha 51%
(pew adahan,
Informasi Lokasi Kondisi
Nama Lua
Aspek Parameter Data
Kw s s Koordinat RT/RW Kel. Kec. Jml Sat %
(Ha)
pengumpulan, pengangkutan dan
pengolahan)
Luas area yang sarana dan
prasarana pengolahan sampahnya tidak
81,35 Ha 80%
terpelihara baik melalui pemeliharaan rutin
maupun berkala
Luas area yang tidak memiliki
101,6
sistem pengamanan secara aktif dan Ha 100%
9
Proteksi pasif
Kebakaran Luas area yang tidak memiliki
101,6
pasokan air untuk kebutuhan Ha 100%
9
proteksi kebakaran
Karang
Ambun

Samba
liung

Dst.
C.2 KOORDINASI DAN Merupakan kegiatan diskusi dalam rangka
SINKRONISASI DATA mengkonsolidasikan hasil identifikasi terhadap data profil
KUMUH permukiman kumuh yang telah diperoleh dari hasil survey
sekunder maupun primer serta hasil pengolahan data
permukiman yang diperoleh dari data baseline maupun data
statistik lainnya yang menjadi rujukan data permukiman
kumuh.

B.5
SURVEI DAN PENGOLAHAN DATA PERMUKIMAN KUMUH

B.6
VERIFIKASI LOKASI DAN PEMUTAKHIRANPROFIL PERMUKIMAN KUMUH

C.2
KOORDINASI & SINKRONISASI DATA KUMUH
(data primer & sekunder)

TUJUAN  Untuk mengkonsolidasikan hasil identifikasi terhadap data profil permukiman


kumuh yang telah diperoleh dari hasil survey sekunder maupun primer serta hasil
pengolahan data permukiman yang diperoleh dari data baseline maupun data statistik
lainnya yang menjadi rujukan data permukiman kumuh.

METODA  Diskusi
LANGKAH  Mengidentifikasi unsur-unsur terkait dalam proses identifikasi
permukiman kumuh di Kabupaten/Kota, baik di tingkat Pemerintah Kota, Korkot/Askot
P2KKP, Masyarakat/BKM, akademisi.
 Melakukan koordinasi dan sinkronisasi data permukiman kumuh, baik itu data hasil olahan
maupun data hasil survey
OUTPUT  Hasil sinkronisasi data permukiman kumuh
 Basis data permukiman kumuh sebagai dasar verifikasi lokasi
permukiman kumuh
DURASI 1 minggu terhitung dari minggu pertama bulan kedua
B.6 VERIFIKASI LOKASI Merupakan bagian dari proses pemutakhiran profil
DAN PEMUTAKHIRAN permukiman kumuh untuk memperoleh data dan informasi
PROFIL permukiman kumuh terkini secara detail, akurat, dan terukur
PERMUKIMAN sebagai dasar perumusan konsep dan strategi pencegahan
KUMUH dan peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan yang
sesuai dengan kebutuhan penanganan.

B.5
SURVEI DAN PENGOLAHAN DATA PERMUKIMAN KUMUH

B.6
VERIFIKASI LOKASI DAN PEMUTAKHIRAN PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

B.7
PENILAIAN LOKASI BERDASARKAN KRITERIA, INDIKATOR DAN PARAMETERKEKUMUHAN

C.2
KOORDINASI & SINKRONISASI DATA KUMUH
(data primer & sekunder)

TUJUAN  Untuk memutakhirkan daftar dan profil permukiman kumuh


berdasarkan hasil survey dan pengolahan data permukiman kumuh.
 Untuk memperoleh data dan informasi permukiman kumuh terkini
secara detail, akurat, dan terukur sebagai dasar perumusan konsep dan strategi
pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan yang
sesuai dengan kebutuhan penanganan.
 Survey - observasi lapangan
METODA
 Cek silang dengan hasil identifikasi awal
 FGD
 Verifikasi data terhadap profil yang telah ada
LANGKAH
 Pemutakhiran SK berdasarkan hasil penilaian yang telah
dilakukan
 Penyusunan dan pendetailan profil permukiman kumuh
 Verifikasi peta permukiman kumuh dengan melakukan
pembuatan peta mutakhir profil permukiman kumuh :
- Peta Sebaran Lokasi Permukiman Kumuh Kota/Perkotaan (skala 1:
25.000).
- Peta Profil (skala 1:5000) yang menggambarkan kondisi eksisting
permukiman kumuh berserta sarana dan prasarananya
 Melakukan dokumentasi visual (foto, video drone) untuk seluruh permukiman
kumuh perkotaan
 Data hasil pemutakhiran SK
OUTPUT
 Daftar permukiman kumuh yang telah terverifikasi
 Data-data terverifikasi lokasi permukiman kumuh antara lain:
- Lokasi
- Deliniasi
- Luasan
- Layanan Hunian dan Infrastruktur (by name by address)
 Pemutakhiran profil detail permukiman kumuh yang mencakup data fisik yang
terkait dengan 7 indikator kumuh dan data non fisik lingkungan permukiman
(by name by address).
 Peta sebaran permukiman kumuh hasil verifikasi pada skala 1 : 25.000 – 1 :
10.000
 Peta deliniasi permukiman kumuh hasil verifikasi pada skala 1 :
5.000 dalam bentuk peta citra dan peta garis
 Melakukan dokumentasi visual (foto, video drone) untuk seluruh permukiman
kumuh perkotaan
 Berita Acara Verifikasi Lokasi
DURASI 2 minggu terhitung dari minggu kedua bulan kedua

Pemutakhiran profil kumuh kota/perkotaan dilakukan untuk menyusun profil permukiman kumuh pada kawasan
perkotaan dalam bentuk :
 Pemutakhiran hasil verifikasi kebutuhan data dan peta yang perlu dilengkapi dalam penyusunan Profil
Permukiman Kumuh.
 Pemutakhiran data dan peta hasil kegiatan survey terhadap SK Penetapan lokasi permukiman kumuh (contoh :
adanya perubahan luasan, perubahan unit lingkungan RT, ataupun redeliniasi kawasan).
 Kelengkapan peta yang dibutuhkan dalam penyusunan peta profil sebagai berikut:

NO NAMA KEBUTUHAN PETA SKALA


1 Peta orientasi wilayah administratif kota atau perkotaan pada wilayah 1 : 25.000
Kabupaten

2 Peta rencana tata guna lahan kota/perkotaan 1 : 25.000


3 Peta arah pengembangan wilayah kota/perkotaan 1 : 25.000
4 Peta infrastruktur eksisting pada wilayah kota/perkotaan 1 : 25.000
5 Peta sebaran lokasi permukiman kumuh kota/perkotaan 1 : 25.000
6 Peta deliniasi permukiman kumuh kota/perkotaan 1 : 5.000

7 Peta status legalitas lahan pada kawasan perkotaan 1 : 5.000

Catatan :
Beberapa kemungkinan hasil verifikasi lokasi diantaranya (1) luas permukiman kumuh bertambah/berkurang; (2) letak adm
Apabila dari hasil verifikasi ada ketidaksesuaian dengan SK penetapan lokasi permukiman kumuh yang telah terbit, maka
Adapun penambahan/pengurangan luasan permukiman kumuh hasil verifikasi ini selanjutnya akan dijadikan dasar bagi ta

Tahap verifikasi permukiman kumuh pada prinsipnya merupakan proses konfirmasi terhadap data yang diperoleh dari
hasil komparasi data hasil survey dan pengolahan data permukiman kumuh dengan data/profil permukiman kumuh
berdasarkan SK penetapan lokasi permukiman kumuh, sehingga dapat dipastikan akurasi informasi yang dicantumkan
ataupun melengkapi data dan informasi lain yang belum ada tetapi diperlukan terkait pemutakhiran dan pendetailan
profil permukiman kumuh. Secara skematis, kedudukan verifikasi permukiman kumuh, bisa dilihat pada gambar
berikut.
SURVEY & PENGOLAHAN DATA PERMUKIMAN KUMUH
DATA BASIS PERMUKIMAN BERDASARKAN HASIL SURVEY DAN DATA BASELINE
PENILAIAN TERHADAP 7
ASPEK DAN KRITERIA
KEKUMUHAN

DAFTAR PERMUKIMAN DAFTAR PERMUKIMAN


KUMUH HASIL SURVEY DAN
KUMUH DI
PENGOLAHAN DATA
KUMUH COMPARE BERDASARKAN SK

KESESUAIAN SK DENGAN PROFIL


KUMUH HASIL SURVEY DAN PENGOLAHAN DATA KUMUH

VERIFIKASI PERMUKIMAN KUMUH


PEMUTAKHIRAN SK

PEMBENTUKAN KAWASAN
VERIFIKASI PROFIL DAN PETA

PENDETAILAN PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

Gambar 3.12 Kedudukan Verifikasi Lokasi Permukiman Kumuh

Catatan:
Dalam proses verifikasi lokasi, tidak menutup kemungkinan ada proses pembentukan kawasan (penggabungan spo
Kesamaan karakteristik/ tipologi kumuh
Lokasi dengan jarak yang berdekatan
Pembentuk sistem/jaringan infrastruktur yang tidak dapat ditangani dalam bentuk spot-spot kumuh
Pertimbangan keterpaduan penanganan kawasan dan kemudahan penanganan
kawasan

Proses penggabungan kawasan, bisa dilihat pada contoh ilustrasi peta di halaman berikutnya.
Tabel 3.9 Form Verifikasi Permukiman Kumuh Perkotaan

Verifikasi dan Identifikasi Permukiman Kumuh Perkotaan


Hasil Penyusunan RP2KPKP 2016
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
Lokasi Kumuh Berdasarkan SK Kumuh Bupati/Walikota
a. Jumlah Lokasi :
b. Luasan Kumuh (ha) :

Lokasi Kumuh Berdasarkan Hasil Verifikasi 2015


a. Jumlah Lokasi :
b. Luasan Kumuh (ha) :

Tabel Lokasi Kumuh Hasil Verifikasi


Lokasi Kumuh Berdasarkan SK Lokasi Kumuh Berdasarkan Berita Acara Hasil Peta 1 : 5000 Profil Permukiman
Kategori Kumuh Kawasan Prioritas
No. Walikota/Bupati Verifikasi RP2KPKP 2016 Verifikasi (shp) Kumuh Keterangan
Lokasi* Luasan (Ha) Lokasi* Luasan (Ha) Ada Tidak Ringan Sedang Berat Ya Tidak Ada Tidak Sudah Belum
1
2
3
4
5
dst.

TOTAL

*) Keterangan lokasi mohon dijelaskan hingga RT dan RW


Gambar 3.13 Contoh Peta Verifikasi Permukiman Kumuh By Name By Adress Untuk Indikator Bangunan Gedung/Hunian
Gambar 3.14 Contoh Peta Verifikasi Permukiman Kumuh By Name By Adress Untuk Indikator Jalan Lingkungan
Gambar 3.15 Contoh Peta Verifikasi Permukiman Kumuh By Name By Adress Untuk Indikator Drainase Lingkungan
B.7 PENILAIAN LOKASI Merupakan tahapan untuk menilai lokasi permukiman kumuh
BERDASARKAN berdasarkan kriteria, indikator dan parameter kekumuhan
KRITERIA, INDIKATOR yang telah ditetapkan di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan
DAN PARAMETER Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 2 tahun 2016 tentang
KEKUMUHAN Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh.

B.5
SURVEI DAN PENGOLAHAN DATA PERMUKIMAN KUMUH

B.6
VERIFIKASI LOKASI DAN PEMUTAKHIRAN PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

B.7
PENILAIAN LOKASI BERDASARKAN
Kriteria, Indikator dan Parameter Kekumuhan

TUJUAN Untuk mendapatkan klasifikasi tingkat kekumuhan dan daftar


urutan (rangking) permukiman kumuh berdasarkan hasil penilaian terhadap
kompleksitas permasalahan sebagai landasan penetapan strategi dan pola
penanganan.
METODA Observasi lapangan, analisis kondisi kawasan, analisis peta spasial,
pemetaan masalah, diskusi melalui Focus Group Discussion (FGD)
LANGKAH  Menentukan daftar urutan (rangking) permukiman kumuh berdasarkan
kompleksitas permasalahan
 Skoring permukiman kumuh sesuai dengan kriteria dan indikator yang
telah ditetapkan didalam Permen PUPR No.2/PRT/M/2016 tentang
Peningkatan Kualitas Perumahan dan Kawasan Permukiman.
 Melakukan diskusi FGD untuk menyepakati kolaborasi pola penanganan
dan kontribusi program penanganan permukiman kumuh
(RP2KPKP/P2KKP/NUSP ataupun penanganan yang dapat ditindaklanjuti
melalui program- program regular di tingkat Pemerintah Kabupaten/Kota
dalam rangka peningkatan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
 Pemetaan sebaran lokasi permukiman kumuh dan kategorinya.
OUTPUT  Daftar kawasan permukiman kumuh prioritas.
 Peta kawasan permukiman kumuh prioritas
 Profil detail permukiman kumuh prioritas
DURASI 2 minggu terhitung dari minggu kedua bulan kedua

Tahap ini akan menjadi saringan awal penilaian lokasi permukiman kumuh berdasarkan kompleksitas permasalahan
yang ada di lokasi permukiman kumuh yang telah teridentifikasi pada tahap sebelumnya.
Penilaian lokasi dilakukan untuk menilai hasil identifikasi lokasi terhadap aspek:
1. Kondisi Kekumuhan
Penilaian lokasi berdasarkan aspek permasalahan kekumuhan terdiri atas klasifikasi:
a. Kumuh kategori ringan;
b. Kumuh kategori sedang; dan
c. Kumuh kategori berat.
2. Legalitas Lahan
Penilaian lokasi berdasarkan aspek legalitas lahan terdiri atas klasifikasi:
a. Status lahan legal; dan
b. Status lahan tidak legal.
3. Pertimbangan Lain
Penilaian berdasarkan aspek pertimbangan lain terdiri atas:
a. Pertimbangan lain kategori rendah;
b. Pertimbangan lain kategori sedang; dan
c. Pertimbangan lain kategori tinggi.

Hasil identifikasi terhadap kompleksitas permasalahan pada tahap ini akan menjadi rujukan dalam menetapkan kolaboras
perkotaan.
Tabel 3.10 Tabel Kriteria dan Indikator Penentuan Urutan Kawasan Prioritas
No ASPEK KRITERIA INDIKATOR PARAMETER NIL SUMBER
. AI DATA
A. Identifikasi Kondisi Kekumuhan
1. KONDISI Ketidakteraturan  Tidak memenuhi 76% - 100% 5
BANGUNAN Bangunan ketentuan tata bangunan bangunan pada lokasi
GEDUNG dalam RDTR, meliputi tidak memiliki keteraturan
pengaturan bentuk,
besaran, perletakan, dan 51% - 75% 3
tampilan bangunan pada bangunan pada lokasi
suatu zona; dan/atau tidak memiliki keteraturan
 Tidak memenuhi
Dokumen
ketentuan tata bangunan 25% - 50% 1 RDTR &
dan tata kualitas bangunan pada lokasi
RTBL,
lingkungan dalam RTBL, tidak memiliki keteraturan
Format
meliputi pengaturan blok Isian,
lingkungan, kapling, Observasi
bangunan, ketinggian dan
elevasi lantai, konsep
identitas lingkungan,
konsep orientasi
lingkungan, dan w ajah
jalan.

Tingkat  KDB melebihi ketentuan 76% - 100% 5


Kepadatan RDTR, dan/atau RTBL; bangunan memiliki
Bangunan  KLB melebihi ketentuan lepadatan tidak
sesuai ketentuan Dokumen
dalam RDTR, dan/atau
51% - 75% 3 RDTR &
RTBL; dan/atau
bangunan memiliki RTBL,
 Kepadatan bangunan
Dokumen
yang tinggi pada lokasi, lepadatan tidak
IMB,
yaitu: sesuai ketentuan
Format
 untuk kota metropolitan 25% - 50% 1
Isian, Peta
dan kota besar>250 bangunan memiliki
Lokasi
unit/Ha lepadatan tidak
 untuk kota sedang dan sesuai ketentuan
kota kecil >200 unit/Ha

Ketidaksesuaian Kondisi bangunan pada 76% - 100% 5
dengan Persyaratan lokasi tidak memenuhi bangunan pada lokasi
Teknis Bangunan persyaratan: tidak memenuhi
 pengendalian dampak persyaratan teknis
lingkungan
 pembangunan bangunan 51% - 75% 3
gedung di atas dan/atau di bangunan pada lokasi Waw ancar a,
baw ah tanah, air dan/atau tidak memenuhi Format Isian,
prasarana/sarana umum persyaratan teknis Dokumen
 keselamatan bangunan IMB,
gedung 25% - 50% 1 Observasi
 kesehatan bangunan bangunan pada lokasi
gedung tidak memenuhi
 kenyamanan bangunan persyaratan teknis
gedung
 kemudahan bangunan
gedung
No ASPEK KRITERIA INDIKATOR PARAMETER NIL SUMBER
. AI DATA
2. KONDISI Cakupan Sebagian lokasi 76% - 100% area 5
JALAN Playanan Jalan perumahan atau tidak terlayani oleh
LINGKUNGAN Lingkungan permukiman tidak terlayani jaringan jalan
dengan jalan lingkungan lingkungan Waw ancar a,
yang 51% - 75% area 3 Format Isian,
sesuai dengan ketentuan tidak terlayani oleh Peta Lokasi,
teknis jaringan jalan Observasi
lingkungan
25% - 50% area 1
tidak terlayani oleh
jaringan jalan
lingkungan
Kualitas Sebagian atau seluruh 76% - 100% area 5
Permukaan Jalan jalan lingkungan terjadi memiliki kualitas
Lingkungan kerusakan permukaan jalan permukaan jalan
pada lokasi perumahan atau yang buruk Waw ancar a,
permukiman 51% - 75% area 3 Format Isian,
memiliki kualitas Peta Lokasi,
permukaan jalan Observasi
yang buruk
25% - 50% area 1
memiliki kualitas
permukaan jalan
yang buruk
3. KONDISI Ketidaktersediaan Sebagian atau seluruh 76% - 100% populasi 5
PENYEDIAAN AIR Akses Aman Air jalan lingkungan terjadi tidak dapat
MINUM Minum kerusakan permukaan jalan mengakses air minum
pada lokasi perumahan atau yang aman
permukiman 51% - 75% populasi 3 Waw ancar
tidak dapat a, Format
mengakses air minum Isian,
yang aman Observasi
25% - 50% populasi 1
tidak dapat
mengakses air minum
yang aman
Ketidakterhubung Kebutuhan air minum 76% - 100% populasi 5
an dengan Sistem masyarakat padalokasi tidak terpenuhi
Drainase Perkotaan perumahan atau kebutuhan air minum
permukiman tidak minimalnya
mencapai minimal 51% - 75% populasi 3 Waw ancar
sebanyak 60 tidak terpenuhi kebutuhan a, Format
liter/orang/hari air minum minimalnya Isian,
Observasi
25% - 50% populasi 1
tidak terpenuhi kebutuhan
air minum minimalnya

4. KONDISI Ketidakmamp Jaringan drainase 76% - 100% area 5


DRAINASE uan mengalirkan lingkungan tidak mampu terjadi genangan>30cm, >
LINGKUNGAN Limpasan Air mengalirkan limpasan air 2 jam
sehingga menimbulkan dan > 2 x setahun Waw ancar
genangan dengan tinggi lebih a, Format
dari 30 cm selama lebih dari 2 51% - 75% area 3 Isian,
jam dan terjadi lebih dari 2 kali terjadi genangan>30cm, > Observasi
setahun 2 jam dan > 2 x setahun
No ASPEK KRITERIA INDIKATOR PARAMETER NIL SUMBER
. AI DATA
25% - 50% area 1
terjadi genangan>30cm, >
2 jam
dan > 2 x setahun

Ketidaktersediaan Tidak tersedianya saluran 76% - 100% area 5


Drainase drainase lingkungan pada tidak tersedia drainase
lingkungan perumahan atau lingkungan
Waw ancar a,
permukiman, yaitu saluran 51% - 75% area 3 Format Isian,
tersier dan/atau saluran lokal tidak tersedia drainase
Peta RIS,
lingkungan
Observasi
25% - 50% area 1
tidak tersedia drainase
lingkungan
Ketidakterhubunga Saluran drainase 76% - 100% 5
n dengan Sistem lingkungan tidak terhubung drainase lingkungan tidak
Drainase Perkotaan dengan saluran pada hirarki terhubung dengan hirarki
di atasnya sehingga di atasnya
menyebabkan air tidak dapat Waancara,
mengalir dan menimbulkan 51% - 75% drainase 3 Format Isian,
genangan lingkungan tidak Peta RIS,
terhubung dengan Observasi
hirarki di atasnya
25% - 50% drainase 1
lingkungan tidak
terhubung dengan
hirarki di atasnya
Tidak Tidak 76% - 100% area 5
Terpeliharanya dilaksanakannyapemeliha raan memiliki drainase
Drainasee saluran drainase lingkungan lingkungan yang
pada kotor dan berbau
lokasi perumahan atau Waw ancar a,
51% - 75% area 3
permukiman,baik: Format Isian,
memiliki drainase
 1. pemeliharaan rutin; Peta RIS,
lingkungan yang
dan/atau kotor dan berbau Observasi
 2. pemeliharaan 25% - 50% area 1
berkala memiliki drainase
lingkungan yang
kotor dan berbau
Kualitas Kualitas konstruksi 76% - 100% area 5
Konstruksi Drainase drainase buruk, karena berupa memiliki kualitas
galian tanah tanpa material kontrsuksi drainase
pelapis atau penutup maupun lingkungan buruk
karena telah terjadi kerusakan Waw ancar a,
51% - 75% area 3
Format Isian,
memiliki kualitas
Peta RIS,
kontrsuksi drainase
Observasi
lingkungan buruk
25% - 50% area 1
memiliki kualitas
kontrsuksi drainase
lingkungan buruk
5 KONDISI Sistem Pengelolaan air limbah 76% - 100% area 5
Waw ancar a,
PENGELOLAA N Pengelolaan Air pada lokasi perumahan atau memiliki sistem air limbah
Format Isian,
AIR LIMBAH Limbah Tidak Sesuai permukiman tidak memiliki yang tidak sesuai standar
Peta RIS,
Standar Teknis sistem yang memadai, teknis
Observasi
yaitukakus/kloset yang 51% - 75% area 3
memiliki sistem air
No ASPEK KRITERIA INDIKATOR PARAMETER NIL SUMBER
. AI DATA
tidak terhubung dengan limbah yang tidak
tangki septik baik secara sesuai standar teknis
individual/domestik, komunal 25% - 50% area 1
maupun terpusat memiliki sistem air limbah
yang tidak sesuai standar
teknis
Prasarana dan Kondisi prasarana dan 76% - 100% area 5
Sarana sarana pengelolaan air limbah memiliki sarpras air
Pengelolaan Air pada lokasi perumahan atau limbah tidak sesuai
Limbah Tidak permukiman dimana: persyaratan teknis
Waw ancar a,
Sesuai dengan  kloset leher angsa tidak 51% - 75% area 3 Format Isian,
Persyaratan Teknis terhubung dengan memiliki sarpras air
Peta RIS,
tangki septik; limbah tidak sesuai Observasi
 tidak tersedianya sistem persyaratan teknis
pengolahan limbah setempat 25% - 50% area 1
atau terpusat memiliki sarpras air
limbah tidak sesuai
persyaratan teknis
6. KONDISI Prasarana dan Prasarana dan sarana 76% - 100% area 5
PENGELOLAA N Sarana Persampahan persampahan pada memiliki sarpras
PERSAMPAHA N Tidak Sesuai dengan lokasi pengelolaan
Persyaratan Teknis perumahan atau persampahan yang
permukiman tidak sesuai tidak memenuhi
dengan persyaratan teknis, persyaratan teknis
yaitu: 51% - 75% area 3
 tempat sampah dengan memiliki sarpras
pemilahan sampah pada pengelolaan
skala domestik atau persampahan yang Waw ancar a,
rumah tangga; tidak memenuhi Format Isian,
 tempat pengumpulan persyaratan teknis Peta RIS,
sampah (TPS) atau TPS 3R 25% - 50% area 1 Observasi
(reduce, reuse, recycle) memiliki sarpras
pada skala lingkungan; pengelolaan
 gerobak sampah dan/atau persampahan yang
truk sampah pada skala tidak memenuhi
lingkungan; dan persyaratan teknis
 tempat pengolahan
sampah terpadu (TPST)
pada skala lingkungan.

Sistem Pengelolaan 76% - 100% area 5


Pengelolaan persampahan pada memiliki sistem
Persampahan yang lingkungan persampahan tidak
Tidak Sesuai Standar perumahan atau sesuai standar
Teknis permukiman tidak 51% - 75% area 3
memenuhi persyaratan memiliki sistem Waw ancar a,
sebagai berikut: persampahan tidak Format Isian,
 1. pew adahan dan sesuai standar Peta RIS,
pemilahan domestik; 25% - 50% area 1 Observasi
 2. pengumpulan memiliki sistem
lingkungan; persampahan tidak
 3. pengangkutan sesuai standar
lingkungan;
 4. pengolahan
lingkungan
Tidak Tidak dilakukannya 76% - 100% area 5 Waw ancar
terpeliharanya pemeliharaan sarana dan memiliki sarpras a, Format
No ASPEK KRITERIA INDIKATOR PARAMETER NIL SUMBER
. AI DATA
Sarana dan prasarana pengelolaan persampahan yang Isian, Peta
Prasarana persampahan pada lokasi tidak terpelihara RIS,
Pengelolaan perumahan atau permukiman, 51% - 75% area 3 Observasi
Persampahan baik: memiliki sarpras
 1. pemeliharaan rutin; persampahan yang
dan/atau tidak terpelihara
 2. pemeliharaan 25% - 50% area 1
berkala memiliki sarpras
persampahan yang
tidak terpelihara
7. KONDISI KONDISI Tidak tersedianya 76% - 100% area 5
PROTEKSI PROTEKSI prasarana proteksi tidak memiliki prasarana
KEBAKARAN KEBAKARAN kebakaran proteksi kebakaran
pada lokasi, yaitu:
 pasokan air; 51% - 75% area 3 Waw ancar a,
Format Isian,
 jalan lingkungan; tidak memiliki prasarana
Peta RIS,
 sarana komunikasi; proteksi kebakaran
Observasi
 data sistem proteksi
kebakaran 25% - 50% area 1
lingkungan;dan tidak memiliki prasarana
 bangunan pos proteksi kebakaran
kebakaran
Ketidaktersedi Tidak tersedianya sarana 76% - 100% area 5
aan Sarana proteksi kebakaran pada tidak memiliki sarana
Proteksi lokasi, yaitu: proteksi kebakaran
Kebakaran  1. Alat Pemadam Api 51% - 75% area 3 Waw ancar a,
Ringan (APAR); Format Isian,
tidak memiliki sarana
 2. mobil pompa; Peta RIS,
proteksi kebakaran
Observasi
 3. mobil tangga sesuai 25% - 50% area 1
kebutuhan; dan tidak memiliki sarana
 4. peralatan pendukung proteksi kebakaran
lainnya
B. IDENTIFIKASI LEGALITAS LAHAN
1. LEGALITAS Kejelasan Status Kejelasan terhadap status Keseluruhan lokasi
LAHAN Penguasaan penguasaan lahan memiliki kejelasan
Lahan berupa: status penguasaan (+)
 kepemilikan sendiri, lahan, baik milik Waw ancar
dengan bukti dokumen sendiri atau milik a, Format
sertifikat hak atas tanah atau pihak lain Isian,
bentuk dokumen keterangan Sebagian atau (-) Dokumen
status tanah lainnya yang keseluruhan lokasi tidak Pertanaha n,
sah; atau memiliki kejelasan Observasi
 kepemilikan pihak lain status penguasaan
(termasuk milik adat/ulayat), lahan, baik milik sendiri
dengan bukti izin atau milik pihak lain
pemanfaatan tanah dari
pemegang hak atas tanah Keseluruhan lokasi (+)
atau pemilik tanah dalam berada pada zona
bentuk perjanjian tertulis peruntukan
antara pemegang hak atas perumahan/permuki man
Waw ancar a,
tanah atau pemilik tanah sesuai RTR
Format Isian,
Sebagian atau (-)
RTRW,
keseluruhan lokasiberada
RDTR,
bukan pada zona Observasi
peruntukan
perumahan/permuki man
sesuai RTR
No ASPEK KRITERIA INDIKATOR PARAMETER NIL SUMBER
. AI DATA
C. IDENTIFIKASI PERTIMBANGAN LAIN
1. PERTIMBANG Nilai Strategis Pertimbangan Lokasi terletak pada 5
AN LAIN Lokasi letak lokasi fungsi strategis
perumahan atau kabupaten/kota Waw ancar a,
permukiman pada: Lokasi tidak terletak 1 Format Isian,
 1. fungsi strategis pada fungsi strategis RTRW,
kabupaten/kota; atau Kabupaten/ kota RDTR,
 2. bukan fungsi strategis Observasi
kabupaten/kota

Kependudukan Pertimbangan kepadatan Untuk Metropolitan& 5


penduduk pada lokasi Kota Besar
perumahan atau  Kepadatan
permukiman dengan Penduduk pada
klasifikasi:  Lokasi sebesar
 rendah yaitu kepadatan >400
penduduk di baw ah 150 jiw  Jiw a/Ha Untuk
a/ha; Kota Sedang & Kota
 sedang yaitu Kecil
kepadatan penduduk antara  Kepadatan Waw ancar
151– 200 Penduduk pada a, Format
jiw a/ha;  Lokasi sebesar Isian,
 tinggi yaitu kepadatan >200 Jiw a/Ha Statistik,
penduduk antara 201– 400  Kepadatan 3 Observasi
jiw a/ha; Penduduk pada
 sangat padat yaitu  Lokasi sebesar
kepadatan penduduk di 151 - 200
atas 400 jiw a/ha;  Jiw a/Ha
 Kepadatan 1
Penduduk pada
 Lokasi sebesar
<150
 Jiw a/Ha
Kondisi Sosial, Pertimbangan potensi  Lokasi memiliki 5
Ekonomi, dan yang dimiliki lokasi perumahan potensi sosial,
Budaya atau ekonomi dan
permukiman berupa: budaya untuk
 potensi sosial yaitu dikembangkan
tingkat partisipasi atau dipelihara
masyarakat dalam  Lokasi tidak 3
mendukung memiliki potensi Waw ancar
pembangunan; sosial, ekonomi a, Format
 potensi ekonomi yaitu dan budaya Isian,
adanya kegiatan ekonomi  tinggi untuk Observasi
tertentu yang bersifat dikembangkan
strategis bagi masyarakat atau dipelihara
setempat;
 potensi budaya yaitu
adanya kegiatan atau w
arisan budaya tertentu
yang dimiliki masyarakat
setempat

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Nomor 2 Tahun 2016 tentang Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan
Kumuh dan Permukiman Kumuh
Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan berdasarkan formula penilaian tersebut di atas, selanjutnya lokasi
perumahan kumuh dan permukiman kumuh dapat dikelompokkan dalam berbagai klasifikasi sebagaimana
ditunjukkan dalam tabel berikut.

Tabel 3.11 Hasil Penilaian Penentuan Klasifikasi dan Skala Prioritas Penanganan
BERBAGAI KEMUNGKINAN KLASIFIKASI
KETERANG
NILAI A A A A A A B B B B B B C C C C C C
AN
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
Kondisi Kekumuhan
71 – Kumuh
X X X X X X
95 Berat
45 – Kumuh
X X X X X X
70 Sedang
19 – Kumuh
X X X X X X
44 Ringan
Legalitas Lahan
Status
(+) X X X X X X X X X
Lahan Legal
Status
(-) Lahan Tidak X X X X X X X X X
Legal
Pertimbangan Lain
Pertimbanga
7–9 X X X X X X
n Lain Tinggi
Pertimbanga
4–6 n Lain X X X X X X
Sedang
Pertimbanga
1–3 n Lain Rendah X X X X X X

SKALA PRIORITAS
1 1 4 4 7 7 2 2 5 5 8 8 3 3 6 6 9 9
PENANGANAN
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Nomor 2 Tahun 2016 tentang Peningkatan Kualitas
Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa :


1. Berdasarkan kondisi kekumuhan, suatu lokasi merupakan:
a. kumuh berat bila memiliki nilai 71-95;
b. kumuh sedang bila memiliki nilai 71-95;
c. kumuh berat bila memiliki nilai 71-95;
2. Berdasarkan pertimbangan lain, suatu lokasi memiliki:
a. pertimbangan lain tinggi bila memiliki nilai 7-9;
b. pertimbangan lain sedang bila memiliki nilai 4-6;
c. pertimbangan lain rendah bila memiliki nilai 1-3;
3. Berdasarkan kondisi kekumuhan, suatu lokasi memiliki:
a. status lahan legal bila memiliki nilai positif (+);
b. status lahan tidak legal bila memiliki nilai negatf (-).
Berdasarkan penilaian tersebut, maka dapat terdapat 18 kemungkinan klasifikasi perumahan kumuh dan permukiman
kumuh, yaitu sebagai berikut :
1. A1 merupakan lokasi kumuh berat, dengan pertimbangan lain tinggi, dan status lahan legal;
2. A2 merupakan lokasi kumuh berat, dengan pertimbangan lain tinggi, dan status lahan tidak legal;
3. A3 merupakan lokasi kumuh berat, dengan pertimbangan lain sedang, dan status lahan legal;
4. A4 merupakan lokasi kumuh berat, dengan pertimbangan lain sedang, dan status lahan tidak legal;
5. A5 merupakan lokasi kumuh berat, dengan pertimbangan lain rendah, dan status lahan legal;
6. A6 merupakan lokasi kumuh berat, dengan pertimbangan lain rendah, dan status la han tidak legal;
7. B1 merupakan lokasi kumuh sedang, dengan pertimbangan lain tinggi, dan status lahan legal;
8. B2 merupakan lokasi kumuh sedang, dengan pertimbangan lain tinggi, dan status lahan tidak legal;
9. B3 merupakan lokasi kumuh sedang, dengan pertimbangan lain sedang, dan status lahan legal;
10. B4 merupakan lokasi kumuh sedang, dengan pertimbangan lain sedang, dan status lahan tidak legal;
11. B5 merupakan lokasi kumuh sedang, dengan pertimbangan lain rendah, dan status lahan legal;
12. B6 merupakan lokasi kumuh sedang, dengan pertimbangan lain rendah, dan status lahan tidak legal;
13. C1 merupakan lokasi kumuh rendah, dengan pertimbangan lain tinggi, dan status lahan legal;
14. C2 merupakan lokasi kumuh rendah, dengan pertimbangan lain tinggi, dan status lahan tidak legal;
15. C3 merupakan lokasi kumuh rendah, dengan pertimbangan lain sedang, dan status lahan legal;
16. C4 merupakan lokasi kumuh rendah, dengan pertimbangan lain sedang, dan status lahan tidak legal;
17. C5 merupakan lokasi kumuh rendah, dengan pertimbangan lain rendah, dan status lahan legal;
18. C6 merupakan lokasi kumuh rendah, dengan pertimbangan lain rendah, dan status lahan tidak legal.
Berdasarkan berbagai klasifikasi tersebut, maka dapat ditentukan skala prioritas penanganan, sebagai berikut:
 Prioritas 1 yaitu untuk klasifikasi A1 dan A2;
 Prioritas 2 yaitu untuk klasifikasi B1 dan B2;
 Prioritas 3 yaitu untuk klasifikasi C1 dan C2;
 Prioritas 4 yaitu untuk klasifikasi A3 dan A4;
 Prioritas 5 yaitu untuk klasifikasi B3 dan B4;
 Prioritas 6 yaitu untuk klasifikasi C3 dan C4;
 Prioritas 7 yaitu untuk klasifikasi A5 dan A6;
 Prioritas 8 yaitu untuk klasifikasi B5 dan B6;
 Prioritas 9 yaitu untuk klasifikasi C5 dan C6.
Tabel 3.12 Contoh Tabel Penilaian Lokasi Berdasarkan Kriteria, Indikator Dan Parameter Kekumuhan
Lokasi Permukiman Kumuh

Berbas Tengah
Berbas Pantai
Bontang Kuala

Gunung Elai 1

Teluk Kadere
Pulau Gusung

Bontang Baru
Nyerakat Kiri
Tanjung Laut

Selangan
Belimbing
NO ASPEK KRITERIA INDIKATOR DAN PARAMETER NILAI

Pagung
Loktuan
Indah

Pulau

Dst.
A. Identifikasi Kondisi Kekumuhan (Fisik)
76% - 100% Bangunan Tidak Memiliki
5 5 5 5 5 5 5 5 5
Keteraturan
(a) Ketidak-teraturan 51% - 75% Bangunan Tidak Memiliki
3 3 3 3 3
Bangunan Keteraturan
25% - 50% Bangunan Tidak Memiliki
1 1
Keteraturan
76% - 100% Bangunan Memiliki Kepadatan
5 5 5
Tidak Sesuai Ketentuan
Kondisi Bangunan Gedung (b) Tingkat Kepadatan 51% - 75% Bangunan Memiliki Kepadatan
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Bangunan Tidak Sesuai Ketentuan
25% - 50% Bangunan Memiliki Kepadatan
1 1 1 1
Tidak Sesuai Ketentuan
76% - 100% Bangunan Tidak Memenuhi
5 5 5 5 5 5 5 5
Persyaratan Teknis
(c) Ketidaksesuaian dengan Bangunan Tidak Memenuhi Persyaratan Teknis
3 3 3 3 3
Persyaratan Teknis Bangunan
25% - 50% Bangunan Tidak Memenuhi
1 1 1
Persyaratan Teknis
76%-100% area tidak terlayani oleh
5 5 5 5
jaringan jalan lingkungan
(a) Cakupan Pelayanan Jalan 51%-75% area tidak terlayani oleh
3 3 3 3 3 3 3
Lingkungan jaringan jalan lingkungan
25%-50% area tidak terlayani oleh
1 1 1 1 1
Kondisi Jalan Lingkungan jaringan jalan lingkungan
2
76% - 100% area memiliki kualitas
5 5 5 5 5 5 5
permukaan jalan yang buruk
(b) Kualitas Permukaan Jalan 51%-75% area memiliki kualitas permukaan
3 3 3 3 3 3 3 3
Lingkungan jalan yang buruk
25%-50% area memiliki kualitas permukaan
1
jalan yang buruk
Kondisi Penyediaan Air
4
Minum
Kondisi Drainase Lingkungan
4

Kondisi Pengelolaan Air


5
Limbah
Kondisi Pengelolaan
6
Persampahan
Kondisi Proteksi Kebakaran
7

SUBTOTAL 17 21 25 25 23 11 19 17 13 15 13 13 15
B. Identifikasi Pertimbangan Lain
Lokasi terletak pada fungsi strategis
5 5 5 5 5 5 5
kabupaten/kota
(a) Nilai Strategis Lokasi
Lokasi tidak terletak pada fungsi strategis
1 1 1 1 1 1 1 1
kabupaten/kota
Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar >
5 5
200 Jiwa/Ha
8 Pertimbangan Lain
Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar
(b) Kependudukan 3 3 3 3 3 3 3 3 3
151 - 200 Jiwa/Ha
Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar <
1 1 1 1 1
150 Jiwa/Ha
(c) Kondisi Sosial, Ekonomi, dan
Budaya
SUBTOTAL 8 8 8 10 8 4 4 2 2 2 2 4 8
C. Identifikasi Legalitas Lahan
Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status
penguasaan lahan, baik milik sendiri atau milik (+ ) 1 1 1 1 1
pihak lain
(a) Kejelasan Status
Sebagian atau keseluruhan lokasi tidak memiliki
Penguasaan Lahan
9. Legalitas Lahan kejelasan status penguasaan lahan, baik milik
(-) -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
sendiri atau milik pihak lain

(b) Kesesuaian RTR

SUBTOTAL -1,00 -1,00 -1,00 -1,00 -1,00 1,00 -1,00 1,00 1,00 -1,00 -1,00 1,00 1,00

Tabel 3.13 Contoh Tabel Rekapitulasi Hasil Penilaian, Penentuan Klasifikasi, Dan Skala Prioritas Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh
TINGKAT KEKUMUHAN PERTIMBANGAN LAIN LEGALITAS LAHAN
JUMLAH NILAI
JUMLAH NILAI
PENILAIAN

RENDAH
SEDANG

SEDANG
ASPEK

RINGAN
KUMUH

TINGGI
KUMUH

KUMUH

LEGAL

LEGAL
BERAT

TIDAK
NO KAWASAN KRITERIA DAN KLASIFIKASI SKALA PRIORITAS
PERTIMBANGAN
INDIKATOR
LAIN
KEKUMUHAN
(71-95) (45-70) (19-44) (11-15) (6-10) (1-5) Nilai (+ ) Nilai (-)
1 Bontang Kuala 67 x 13 x x B2 Prioritas 2
2 Berbas Pantai 87 x 13 x x A2 Prioritas 1
3 Belimbing 79 x 9 x x A4 Prioritas 4
4 Gunung Elai 1 81 x 11 x x A2 Prioritas 1
5 Tanjung Laut Indah 89 x 13 x x A2 Prioritas 1
6 Nyerakat Kiri 51 x 5 x x B5 Prioritas 8
7 Pulau Gusung 59 x 5 x x B6 Prioritas 9
8 Loktuan 57 x 3 x x B5 Prioritas 8
9 Pagung 59 x 3 x x B5 Prioritas 8
10 Pulau Selangan 57 x 3 x x B6 Prioritas 8
11 Teluk Kadere 53 x 3 x x B5 Prioritas 8
12 Bontang Baru 50 x 5 x x B5 Prioritas 8
13 Berbas Tengah 61 x 13 x x B1 Prioritas 2
14 Baltim 35 x 3 x x C5 Prioritas 9
Sempadan Sungai
15 44 x 9 x x C4 Prioritas 6
Bontang
16 Gunung Sari 41 x 3 x x C5 Prioritas 9
17 Guntung 37 x 3 x x C5 Prioritas 9
18 Gunung Elai 41 x 3 x x C6 Prioritas 9
19 Satimpo 37 x 3 x x C5 Prioritas 9
20 Tanjung Laut 1 43 x 3 x x C6 Prioritas 9
21 Tanjung Laut 43 x 3 x x C6 Prioritas 9
22 Kanaan 31 x 5 x x C5 Prioritas 9
23 Telihan 29 x 5 x x C5 Prioritas 9
24 Kanaan 1 27 x 3 x x C5 Prioritas 9
Gambar 3.16 Contoh Peta Klasifikasi Tingkat Kekumuhan

Gambar 3.17 Contoh Peta Sebaran Dan Urutan Permukiman Kumuh Prioritas Berdasarkan Hasil Penilaian Terhadap
Kompleksitas Permasalahan
A.3. FGD 1 : Merupakan kegiatan diskusi, konsolidasi data, dan
penyepakatan profil permukiman kumuh berdasarkan hasil pemutakhiran data
PENYEPAKATAN PROFIL
dan verifikasi yang telah dilakukan.
PERMUKIMAN
KUMUH HASIL
VERIFIKASI

A.3
FGD 1: PENYEPAKATAN PROFIL PERMUKIMAN KUMUH HASIL
VERIFIKASI

B.5
SURVEI DAN PENGOLAHAN DATA PERMUKIMAN KUMUH

B.6
VERIFIKASI LOKASI DAN PEMUTAKHIRAN PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

B.7
PENILAIAN LOKASI BERDASARKAN KRITERIA, INDIKATOR DAN PARAMETERKEKUMUHAN

TUJUAN Untuk memperoleh kesepakatan dari semua pemangku kepentingan mengenai profil
permukiman kumuh di Kabupaten/kota berdasarkan hasil pemutakhiran data dan
verifikasi yang telah dilakukan.

PENYELENGGARA Pokjanis

PESERTA DAN Kegiatan FGD terdiri peserta dan pendukung Peserta meliputi:
PENDUKUNG  Dinas/instansi tingkat kota yang membidangi infrastruktur
permukiman, permukiman, dan perencanaan
 Akademisi
 Tim P2KKP (Korkot/Faskel)
 BKM/KSM
 Tokoh Masyarakat
Pendukung meliputi:
 Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman
 Tim Teknis Provinsi
 Tenaga Ahli Pendamping

DURASI Minimal 1 hari * dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang
disusun
*) Dilaksanakan pada minggu ke-4 bulan ke-2 atau sejak diselesaikannya sub
kegiatan penilaian lokasi berdasarkan kriteria, indikator dan parameter kekumuhan
METODE Diskusi dan metaplan

TEMPAT di kabupaten/kota tempat penyusunan RP2KPKP


PELAKSANAAN

OUTPUT Berita acara kesepakatan profil permukiman kumuh hasil verifikasi

B.8 DISTRIBUSI POLA Merupakan bagian dari proses perumusan untuk memberikan
KOLABORASI kejelasan distribusi peran dan peluang program penanganan
PENANGANAN permukiman kumuh perkotaan sesuai dengan cakupan skala
PERMUKIMAN penanganan permukiman kumuh
KUMUH

B.9 PERUMUSANKEBUTUHAN PENCEGAHAN & PENINGKATAN KUALITAS


PERMUKIMAN KUMUH

B.7
PENILAIAN LOKASI BERDASARKAN KRITERIA, INDIKATOR DAN PARAMETERKEKUMUHAN

B.8
DISTRIBUSI POLA KOLABORASI PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH

C.3
KOORDINASI PERAN MASYARAKATDALAM PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH
TUJUAN Untuk mendapatkan kejelasan distribusi peran dan peluang program penanganan
permukiman kumuh perkotaan sesuai dengan cakupan skala penanganan
permukiman kumuh. Distribusi peran penanganan dapat dikategorikan berdasarkan
penanganan kawasan permukiman kumuh berat/masiv, kumuh sedang, dan kumuh
ringan. Penanganan kumuh berat dilakukan melalui pendekatan keterpaduan
program dan pendanaan dengan melibatkan pemerintah pusat, provinsi, kab/kota,
dan pelaku lainnya. Sedangkan penanganan kumuh sedang dan ringan (berbasis
kawasan/kelurahan) dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota atau memanfaatkan
peluang dan skema program yang telah ada (P2KKP, NUSP-SIAP, SISHA, dan
lainnya.
 Penetapan kategori kumuh (Kumuh Berat, Kumuh Sedang, dan
METODA Kumuh Ringan)
 FGD
 Menetapkan kategori permukiman kumuh berdasarkan hasil
LANGKAH penilaian yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya (kotak
B.7)
 Mengelompokkan lokasi-lokasi permukiman kumuh yang akan ditangani melalui
:
− kontribusi program skala kawasan (contoh : kontribusi program melalui
dokumen RP2KKP, dokumen SIAP, dan dokumen lainnya yang memiliki
konteks penanganan skala kawasan)
− kontribusi program skala kelurahan/lingkungan (contoh : kontribusi program
melalui dokumen NUAP, BLM, dan dokumen lainnya yang memiliki konteks
penanganan skala lingkungan)
 Daftar lokasi permukiman kumuh yang akan ditangani melalui kontribusi
OUTPUT program skala kawasan
 Daftar lokasi permukiman kumuh yang akan ditangani melalui kontribusi
program skala kelurahan/lingkungan
 Berita acara penyepakatan
DURASI 2 minggu terhitung dari minggu kedua bulan kedua
B.9 PERUMUSAN KEBUTUHAN Merupakan proses identifikasi untuk memperkirakan
PENCEGAHAN DAN kebutuhan penanganan dalam k ontek s pencegahan dan
PENINGKATAN KUALITAS peningkatan kualitas permukiman kumuh baik itu pada
PERMUKIMAN KUMUH skala kota/perkotaan maupun skala kawasan
berdasarkan rumusan isu, potensi, permasalahan, dan
hasil pemutakhiran profil permukiman kumuh.

B.9 PERUMUSANKEBUTUHAN PENCEGAHAN & PENINGKATAN KUALITAS


PERMUKIMAN KUMUH

B.7
PENILAIAN LOKASI BERDASARKAN KRITERIA, INDIKATOR DAN PARAMETERKEKUMUHAN

B.8
DISTRIBUSI POLA KOLABORASI PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH

C.3
KOORDINASI PERAN MASYARAKATDALAM PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH

TUJUAN Untuk memperoleh daftar kebutuhan penanganan dalam konteks pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh baik itu pada skala kota/perkotaan maupun skala
kawasan berdasarkan rumusan isu, potensi, permasalahan, dan hasil pemutakhiran profil
permukiman kumuh pada tahapan sebelumnya.
Kebutuhan penanganan pada skala kota/perkotaan dirumuskan berdasarkan kondisi faktual
dan isu strategis serta kebijakan penanganan permukiman kumuh hasil overview yang telah
teridentifikasi pada tahap sebelumnya.
Kebutuhan penanganan pada skala kawasan dirumuskan berdasarkan profil dan
permasalahan permukiman kumuh yang telah dimutakhirkan dan diverifikasi sesuai dengan 7
(tujuh) indikator kekumuhan.

METODE Analisis kebutuhan berdasarkan hasil verifikasi, analisis kawasan, diskusi

LANGKAH  Merumuskan dan menyusun daftar kebutuhan pencegahan dan


peningkatan kualitas permukiman kumuh Pada :
- Permukiman perkotaan yang tidak sesuai peruntukan di dalam RTRW
- Permukiman kumuh yang telah diverifikasi dan dimutakhirkan.
 Melakukan pemetaan kebutuhan penanganan secara spasial untuk
menentukan lokasi-lokasi pada permukiman kumuh perkotaan yang membutuhkan
pencegahan ataupun penanganan.

OUTPUT  Tabel kebutuhan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman skala


kota/perkotaan.
 Tabel kebutuhan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh skala
kawasan.

DURASI 2 minggu terhitung dari minggu pertama pada bulan ketiga

Tabel 3.14 Contoh Rumusan Kebutuhan Penanganan Skala Kota/Perkotaan

Kebijakan
Kondisi Faktual dan Isu Kebutuhan Penanganan
Penanganan Permukiman
No Strategis Kota/Perkotaan Lokasi
Kumuh Hasil Overview
Pencegahan Peningkatan
1 Berkembangnya Kawasan Pengendalian Penegakan Pemukiman
permukiman di lahan yang Permukiman di pembangunan permukiman aturan perijinan kembali
tidak sesuai dengan bantaran sungai pada kawasan yang tidak
peruntukannya Cimanuk sesuai peruntukannya

2 Alih fungsi lahan Membatasi Pengaturan Pengembalian


(konversi) menjadi perkembangan permukiman Pemanfaatan fungsi kawasan
fungsi permukiman di wilayah limitasi Lahan dan sesuai dengan
akibat demand yang Pengendalian peruntukannya
cukup tinggi cenderung Ruang di
berkembang pada Kawasan
wilayah limitasi Lindung
3 Munculnya kantong- Penataan kawasan Pembinaan Fasilitasi
kantong kumuh akibat permukiman perkotaan masyarakat pembangunan
perkembangan yang dalam infrastruktur dasar
tidak terkendali pengelolaan dan pemukiman
pemeliharaan berbasis
lingkungan masyarakat
permukiman

4 ……. ……….. Penyusunan ……………..


norma,
standar,
pedoman,
dan kriteria
(NSPK)
Rumah
Sederhana Sehat

Tabel 3.15 Contoh Rumusan Kebutuhan Penanganan Skala Kawasan


KAWASAN KEBUTUHAN PENANGANAN
ASPEK YANG DIAMATI PERMASALAHAN
KUMUH PENCEGAHAN PENINGKATAN
Kawasan Bangunan Gedung Sebanyak 2.723 Sosialisasi dan Perubahan fungsi dan
Kumuh A unit bangunan edukasi mengenai massa bangunan
hunian tidak aturan dan ketentuan
memiliki teknis kawasan
keteraturan dan sempadan pantai
lingkungan
permukiman Meningkatkan Pemukiman
didominasi oleh peran serta kembali
bangunan yang antara bangunan yang
berada di atas pemerintah berada di atas
sempadan pantai dengan pihak sempadan pantai
lain dalam
pengawasan dan
pengendalian
pembangunan
permukiman

16 Ha bangunan di Sosialisasi dan Pengendalian


dalam kawasan edukasi aturan dan pembatasan
memiliki kepadatan bangunan dan perkembangan
tidak sesuai ketentuan lingkungan permukiman
Sebanyak 628 Unit Sosialisasi, Rehabilitasi
bangunan berada edukasi, dan bangunan
pada lokasi tidak promosi rumah gedung sesuai
memenuhi dan lingkungan dengan standar
persyaratan teknis sehat lingkungan rumah
sehat

Jalan Lingkungan area tidak terlayani - Pembangunan


oleh jaringan jalan jalan baru
lingkungan sepanjang
55,90 meter
area memiliki - Peningkatan
kualitas permukaan kualitas jaringan
jalan yang buruk jalan
sepanjang 63,88
meter
Air Minum

Drainase Lingkungan

Pengelolaan Air Limbah

Pengelolaan Persampahan
Sistem Proteksi Kebakaran
Kawasan
Kumuh B
Dst.
B.10 PERUMUSAN KONSEP Merupakan proses identifikasi terhadap konsep serta
SERTA STRATEGI strategi pencegahan dan peningkatan kualitas
PENCEGAHAN DAN permukiman kumuh untuk skala kota/perkotaan dan
PENINGKATAN KUALITAS skala kawasan pada seluruh lokasi permukiman kumuh
PERMUKIMAN KUMUH yang telah diverifikasi.

A.4
FGD 2:
PENYEPAKATAN KONSEP,
STRATEGI, POLA KOLABORASI PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH

B.10
PERUMUSAN KONSEP DANSTRATEGI PENCEGAHAN & PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH

B.9 PERUMUSANKEBUTUHAN PENCEGAHAN & PENINGKATAN KUALITAS


PERMUKIMAN KUMUH

Untuk memperoleh rumusan konsep serta strategi pencegahan dan


TUJUAN
peningkatan kualitas permukiman kumuh berdasarkan kebutuhan yang
telah teridentifikasi pada tahapan sebelumnya, baik itu skala perkotaan maupun skala
kawasan pada lokasi permukiman kumuh yang telah diverifikasi .
METODE Analisis kebijakan, Analisis SWOT, Diskusi melalui Focus Group
Discussion (FGD)

LANGKAH  Mengelompokkan kawasan permukiman yang sesuai dan tidak sesuai dengan
Rencana Tata Ruang (Kumuh/Slum dan Squatter)
 Membuat daftar kebutuhan penanganan baik itu dalam konteks pencegahan maupun
peningkatan kualitas untuk permukiman kumuh legal dan maupun permukiman kumuh
ilegal.
 Merumuskan tujuan dan sasaran pengembangan permukiman berlandasakan kondisi,
potensi, dan permasalahan kota/perkotaan dan kawasan.
 Merumuskan konsep serta strategi pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman
kumuh dalam bentuk matriks.
 Memetakan konsep serta strategi pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh
 Melakukan diskusi FGD untuk menetapkan dan menyepakati konsep serta strategi
pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh.
OUTPUT  Matriks rumusan konsep dan strategi pencegahan dan peningkatan kualitas
permukiman kumuh skala kota/perkotaan dan skala kawasan;
 Peta konsep dan strategi pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh
skala kota/perkotaan dan skala kawasan.

DURASI 2 minggu pada bulan ke-3

Strategi skala kota/perkotaan diperlukan dalam hal menangani kondisi-kondisi permukiman yang tidak sesuai dengan
peruntukan rencana tata ruang. Rumusan strategi diarahkan untuk mengembalikan fungsi ruang sesuai dengan
peruntukannya.
Strategi skala kota/perkotaan dalam konteks pencegahan kualitas permukiman diwujudkan melalui penegakan
terhadap kesesuaian perizinan, kesesuaian tata ruang, SPM, aturan dan standar teknis lainnya yang terkait dengan
bidang Cipta Karya.
Strategi skala kota/perkotaan dalam konteks pencegahan kualitas permukiman diwujudkan melalui pemindahan
masyarakat dari lokasi yang tidak mungkin dibangun kembali/ tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan/ atau
rawan bencana (relokasi/resettlement).
Strategi skala kawasan diperlukan dalam hal menangani kondisi permukiman kumuh sesuai dengan profil yang telah
dimutakhirkan dan terverifikasi serta teridentifikasi kebutuhan penanganannya.

Secara skematis, perumusan konsep dan strategi pencegahan dan peningk atan kualitas permukiman kumuh
perkotaan, bisa dilhat pada bagan berikut ini.
KONSEP/POLA PENANGANAN
KONDISI KEKUMUHAN RUMUSAN
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PENCEGAHAN  Penegakan kesesuaian perizinan
Permukiman kumuh  Action plan program pencegahan (sosialisasi, public campaign, penyuluhan)
baru  Pemeriksaan berkala kelaikan fungsi
 Pendampingan dan pelayanan informasi

 Ringan
PENINGKAT  Legal
PEMUGAR

 Penyiapan lahan
 Rehabilitasi/perbaikan bangunan hunian
 Rehabilitasi/perbaikan infrastruktur permukiman
 Rehabilitasi/perbaikan proteksi kebakaran

 Ringan
 Tidak legal
PEMUKIMAN

 Penyiapan lahan
 Pembangunan kembali bangunan hunian
 Pembangunan/penyediaan infrastruktur permukiman
 Pembangunan/penyediaan proteksi kebakaran

 Sedang
 Legal
PEREMAJA

 Penyiapan lahan
 Peningkatan kapasitas bangunan hunian
 Peningkatan kapasitas infrastruktur permukiman
 Peningkatan kapasitas proteksi kebakaran

 Sedang
 Tidak legal
PEMUKIMAN

 Penyiapan lahan
 Pembangunan kembali bangunan hunian
 Pembangunan/penyediaan infrastruktur permukiman
 Pembangunan/penyediaan proteksi kebakaran

 Berat
 Legal
PEREMAJA

 Penyiapan lahan
 Peningkatan kapasitas bangunan hunian
 Peningkatan kapasitas infrastruktur permukiman
 Peningkatan kapasitas proteksi kebakaran

 Berat
 Tidak legal
PEMUKIMAN

 Penyiapan lahan
 Pembangunan kembali bangunan hunian
 Pembangunan/penyediaan infrastruktur permukiman
 Pembangunan/penyediaan proteksi kebakaran

Gambar 3.18 Skema Umum Perumusan Konsep dan Strategi Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 tahun 2011 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2016
Tabel 3.16 Contoh Perumusan Strategi Skala Kota

N Kondisi Faktual dan Isu Strategis Kebijakan Penanganan Permukiman Kumuh Kebutuhan Penanganan Konsep Penanganan Strategi Penanganan
o Kota/Perkotaan Hasil Overview Pencegahan Peningkatan Pencegahan Peningkatan Pencegahan Peningkatan
Berkembangnya permukiman di lahan Pengendalian pembangunan permukiman Penegakan aturan perijinan Pemukiman kembali Pengaw asan dan pengendalian Pemukiman kembali Meningkatkan sistem Menyiapkan lahan bagi
yang tidak sesuai dengan pada kaw asan yang tidak sesuai regulasi terhadap kesesuaian masyarakat yang terkena dampak
1 peruntukannya peruntukannya perizinan, kesesuaian tata ruang, penataan kaw asan
SPM, aturan dan standar teknis

Alih fungsi lahan (konversi) menjadi Membatasi perkembangan permukiman di Sosialisasi dan edukasi Pengembalian fungsi kaw asan Peremajaan Menggalakkan program Mengembalikan fungsi kaw asan
fungsi permukiman akibat demand yang w ilayah limitasi mengenai aturan dan ketentuan teknis sesuai dengan peruntukannya pencegahan melalui kegiatan sesuai dengan peruntukannya
2
cukup tinggi cenderung berkembang pada w pembangunan kaw asan permukiman sosialisasi, public campaign,
ilayah limitasi perkotaan penyuluhan.
Munculnya kantong-kantong kumuh Penataan kaw asan permukiman perkotaan Peningkatan infrastruktur dasar Pemberdayaan masyarakat Pemugaran Pendampingan dan Meningkatkan layanan
3 akibat perkembangan yang tidak terkendali permukiman pelayanan informasi infrastruktur dasarpermukiman sesuai
dengan SPM
Pengaturan Pemanfaatan Monitoring dan evaluasi
Lahan dan Pengendalian Ruang di terhadap hasil-hasil
Kaw asan Lindung pembangunan
4 ….
5 ….

Tabel 3.17 Contoh Perumusan Konsep dan Strategi Penanganan Permukiman Kumuh Skala Kawasan

Konsep Penanganan Strategi


Kaw asan Kumuh Aspek Permasalahan Pencegahan Peningkatan Pencegahan Peningkatan
Melakukan relokasi secara bertahap dan
85% bangunan permukiman tidak teratur,
Melakukan pendekatan dan sosialisasi terbatas pada unit lingkungan permukiman
struktur permukiman tidak jelas, dan
Pengaw asan dan pengendalian Pemukiman Kembali kepada masyarakat mengenai aturan yang dikategorikan kumuh berat dan
permukiman didominasi oleh bangunan
sempadan pantai cenderung merusak keseimbangan
yang berada di atas sempadan pantai
ekosistem pantai
Bangunan Gedung
80% Bangunan Tidak Memenuhi
Persyaratan Teknis, berada pada Rehabilitasi bangunan gedung agar
Peremajaan melalui redevelopment Kampanye lingkungan rumah
Kaw asan Tanjung Laut kaw asan rawan gelombang pasang, Pemberdayaan masyarakat fungsi dan massa bangunan kembali
kaw asan sederhana sehat
Indah dan pemanfaatan ruang permukiman seusai kondisi saat aw al dibangun
mulai mengintervensi kaw asan
Jalan Lingkungan mangrove
Air Minum
Drainase Lingkungan
Air Limbah
Persampahan
Sistem proteksi kebakaran
Kaw asan Berbas Pantai
Dst.
Gambar 3.19 Contoh Peta Strategi Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Skala Kota/Perkotaan

Gambar 3.20 Contoh Peta Konsep dan Strategi Penanganan Skala Kawasan
FGD 2 : PENYEPAKATAN Untuk memperoleh kesepakatan dari semua
KONSEP, STRATEGI, DAN POLA stakeholder/ pemangku kepentingan mengenai konsep
KOLABORASI PENANGANAN dan strategi pencegahan dan peningkatan kualitas
PERMUKIMAN KUMUH permukiman kumuh skala kota serta penyepakatan
pola kolaborasi penanganan permukiman kumuh

A.4
FGD 2:
PENYEPAKATAN KONSEP,
STRATEGI, POLA KOLABORASI PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH

B.10
PERUMUSAN KONSEP DANSTRATEGI PENCEGAHAN & PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH

B.9 PERUMUSANKEBUTUHAN PENCEGAHAN & PENINGKATAN KUALITAS


PERMUKIMAN KUMUH

TUJUAN Untuk memperoleh kesepakatan dari semua stakeholder/pemangku kepentingan


mengenai konsep dan strategi pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman
kumuh serta penyepakatan pola kolaborasi penanganan permukiman kumuh

PENYELENGGARA Pokjanis

PESERTA DAN kegiatan FGD melibatkan pelaku pembangunan di bidang perumahan dan kawasan
permukiman, yang terdiri peserta dan pendukung Peserta meliputi:
PENDUKUNG
Peserta :
 Dinas/instansi tingkat kota yang membidangi infrastruktur
permukiman, permukiman, dan perencanaan
 Akademisi
 Tokoh Masyarakat
 Pihak-pihak terkait (PDAM,swasta, PT.KAI, PELINDO, dll) Pendukung
meliputi:
 Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur
permukiman, permukiman, dan perencanaan
 Tim Teknis Provinsi
 Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman
 Tenaga Ahli Pendamping

DURASI Minimal 1 hari * dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang
disusun
*) Dilaksanakan pada minggu ke-4 bulan ke-3 atau sejak diselesaikannya sub
kegiatan konsep dan strategi pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman
kumuh

METODE Diskusi dan metaplan

TEMPAT Di Kabupaten/Kota tempat penyusunan RP2KPKP


PELAKSANAAN

OUTPUT  Matriks rumusan konsep dan strategi pencegahan dan


peningkatan kualitas permukiman kumuh skala kota/perkotaan dan skala
kawasan;
 Peta konsep dan strategi pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman
kumuh skala kota/perkotaan dan skala kawasan.
 Berita acara kesepakatan (konsep, strategi, dan pola kolaborasi penanganan
permukiman kumuh)

C.3 KOORDINASI PERAN Merupakan kegiatan diskusi dalam rangka koordinasi peran
MASYARAKAT masyarakat terhadap pola kolaborasi penanganan
DALAM permukiman kumuh.
PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH

B.7
PENILAIAN LOKASI BERDASARKAN KRITERIA, INDIKATOR DAN PARAMETERKEKUMUHAN

B.8
DISTRIBUSI POLA KOLABORASI PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH

C.3
KOORDINASI PERAN MASYARAKAT DALAM PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH
TUJUAN Untuk mengkoordinasikan peran serta masyarakat dalam kontribusi penanganan
permukiman kumuh perkotaan sesuai dengan cakupan skala penanganan permukiman kumuh,
baik itu kontribusi program untuk pengananan permukiman kumuh yang massif ataupun
kontribusi program untuk kategori kumuh sedang dan ringan.
METODA  Diskusi

LANGKAH  Melakukan koordinasi peran serta masyarakat terhadap kontribusi


penanganan permukiman kumuh
OUTPUT  Matriks peran serta masyarakat terhadap kontribusi penanganan
permukiman kumuh
 Matriks sinkronisasi data primer/sekunder terkait peran serta masyarakat:
- Data permasalahan kekumuhan
- Data identifikasi legalitas lahan
- Data demografi
- Data karakteristik masyarakat lokal DURASI 1
minggu terhitung dari minggu pertama bulan kedua
2.3.3 TAHAP PERUMUSAN RENCANA PENANGANAN
Tahap perumusan rencana penanganan ini merupakan kegiatan untuk merumuskan skenario dan konsep desain
kawasan permukiman kumuh, merumuskan rencana aksi penanganan, memorandum keterpaduan program skala kota
dan kawasan berdasarkan pada hasil perumusan kebutuhan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman
kumuh. Rangkaian kegiatan yang berada dalam lingkup perumusan rencana penanganan ini akan menjadi bahan
utama untuk melakukan pendetailan pada kawasan prioritas penanganan permukiman kumuh yang dipilih untuk
pengembangan tahap 1.
Kegiatan ini dilaksanakan selama dua bulan. Pada tahapan ini terdapat beberapa kegiatan yang bersamaan
dengan kegiatan dalam Tahap Penyusunan Desain Teknis.

Penyelenggaraan Kegiatan RP2KPKP A.5 Focus Group Discussion 3

Proses Penyusunan RP2KPKP B.11 Perumusan Skenario Penanganan dan konsep


Desain Kawasan Permukiman Kumuh
B.12 Perumusan Rencana Aksi dan Memorandum
Keterpaduan Program Skala Kota dan
Kawasan
B.13 Penentuan Kawasan Prioritas
Penanganan Permukiman Kumuh

Pendampingan dan Pelibatan Masyarakat C.4 Perencanaan Partisipatif di Kawasan


Prioritas

Lingkup kegiatan perumusan rencana penanganan ini akan diselesaikan pada 2 (dua) bulan yaitu bulan ke-4 dan ke-5
pada pelaksanaan kegiatan penyusunan RP2KPKP, dan dimulai sejak kegiatan dalam tahap survey identifikasi dan
kajian. Secara diagramatis, rangkaian kegiatan pada lingkup kegiatan perumusan rencana penanganan dapat dilihat
pada Gambar 3- 16.
3 TAHAP PERUMUSAN RENCANA PENANGANAN

A.5
FGD 3: PENYEPAKATAN RENCANA AKSI, PROGRAM DAN KEGIATAN (Hasil
RKM)

B.11 B.12
PERUMUSAN SKENARIO PERUMUSAN RENCANA AKSI &
PENANGANAN & DESAINMEMORANDUM KETERPADUAN KAWASAN PERMUKIMANPROGRAM SKALA KOTA DAN KUMUHKAWASAN

B.13
PENENTUAN KAWASAN PRIORITAS PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH

PROS PENYUS RP2KP


(Pendek
Membangun

C.4
PERENCANAAN PARTISIPATIF DIKAWASAN PRIORITAS:
Pelaksanaan Rencana Kerja Masyarakat
Penyepakatan KOMPONEN DED

LAPORAN
DRAFT AKHIR

Skenario penanganandan desain kawasan permukiman kumuh;


Rencanaaksi penanganan permukimankumuh;
Memorandum keterpaduanprogram penanganan skala kota dan kawasan;
Rencanainvestasi dan pembiayaan kawasan permukiman kumuh;
Daftar kawasan prioritas penangananpermukiman kumuh;
Terselenggaranya perencanaanpartisipatif(pelaksanaan rencana kerja masyarakat danpenyepakatan
komponen DED) di kawasan permukimankumuh prioritas;
Berita acara FGD3 (Penyepakatan rencanaaksi, program dan kegiatanhasil perencanaan ditingkat
masyarakat)

Gambar 3.21 Rangkaian Kegiatan pada Lingkup Kegiatan Perumusan Rencana Penanganan
B.11 Perumusan Merupakan kegiatan untuk menurunkan rumusan konsep dan
Skenario strategi pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman
Penanganan dan kumuh ke dalam skenario pencapaian 0% kumuh dalam
Konsep Desain langkah-langkah strategis hingga tahun 2019. Konsep Desain
Kawasan kawasan permukiman yang didasarkan pada perumusan
kebutuhan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman
kumuh.

B.10
B.11 B.12
PERUMUSANKONSEPDAN PERUMUSANSKENARIO PERUMUSANRENCANAAKSI &
STRATEGI PENCEGAHAN & PENANGANAN & KONSEP MEMORANDUMKETERPADUANPROGRAM SKALA
PENINGKATAN KUALITAS DESAIN KAWASAN KOTA DAN KAWASAN
PERMUKIMANKUMUH

B.9 PERUMUSAN
KEBUTUHAN B.13
PENCEGAHAN &
PENINGKATAN PENENTUAN KAWASANPRIORITASPENANGANAN
KUALITAS PERMUKIMANKUMUH
PERMUKIMANKUMUH

TUJUAN  Merumuskan skenario pentahapan pencegahan dan peningkatan kualitas kawasan


permukiman kumuh yang aplikatif, riil dan terukur sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan daerah dalam skala kota dan kawasan untuk mencapai target 0%
kumuh;
 Menyusun konsep tematik pengembangan kawasan dan strategi penanganan
kawasan kumuh; dan
 Menyusun konsep desain kawasan pada seluruh lokasi permukiman kumuh.
METODE Analisis Konsep desain kawasan dan diskusi melalui Focus Group Discussion
(FGD)

LANGKAH  Menggunakan matriks kebutuhan penanganan pencegahan dan peningkatan


kualitas kawasan permukiman kumuh (output kegiatan B.9);
 Menggunakan peta dan matriks konsep, dan strategi, pencegahan dan peningkatan
kualitas kawasan permukiman kumuh (output kegiatan B.10);
 Melakukan analisis dan kajian terkait capaian per tahun dalam mencapai
target 0% kumuh;
 Merinci skema pentahapan yang dirinci ke dalam langkah-langkah yang akan dilakukan
per tahun hingga tahun 2019;
 Menentukan tema pengembangan pada seluruh kawasan permukiman kumuh;
 Menyusun konsep desain kawasan pada seluruh permukiman kumuh
berdasarkan analisis kebutuhan penanganan; dan
 Melakukan diskusi untuk menjaring aspirasi dan penyepakatan terhadap skenario
pentahapan dalam pencapaian target 0% kumuh dan konsep desain kawasan yang
dirumuskan.

OUTPUT  Skema dan tabel skenario pentahapan penanganan permukiman kumuh dalam
pencapaian target 0% kumuh;
 Peta konsep tematik pengembangan kawasan; dan
 Peta konsep desain kawasan yang berisi rencana desain 7 (tujuh) indikator
kekumuhan.
 Ploting komponen infrastruktur kedalam peta tematik 2 D dan 3 D

DURASI 2 (dua) minggu *


*)Terhitung sejak minggu pertama sampai minggu kedua bulan keempat atau sejak
diselesaikannya sub kegiatan perumusan konsep dan strategi pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh

Catatan:
Pengertian konsep desain kawasan dalam konteks RP2KPKP adalah persepektif suasana didukung skenario tematis
pembangunan dan pengembangan infrastruktur permukiman sesuai dengan kebutuhan penanganan kawasan.
Tabel 3.18 Contoh Skema Skenario Pentahapan Skala Kota dan Skala Kawasan
2017 2018 2019

KEBUTUHAN
KONSEP/POLA PENANGANAN PROGRAM PENANGANAN
KONDISI KEKUMUHAN SKEMA PROGRAM
Penegakan kesesuaian perizinan
PENCEGAHAN
sosialisasi, public campaign, penyuluhan Melalui P2KKP
NUSP-SIAP
SISHA
Permukiman kumuh baru
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
Pemeriksaanberkala kelaikan fungsi CSR
PEMBERDAYAANMASYARAKAT APBDKota
Program reguler lainnya
Pendampingandan pelayanan informasi

Rehabilitasi/perbaikan bangunan hunian


PENINGKATAN KUALITAS
KAWASAN A . Ha
PEMUGARAN
Ringan Rehabilitasi/perbaikan infrastruktur permukiman
Legal
Perbaikan proteksi kebakaran

KAWASAN B. Ha PEMUKIMAN KEMBALI Penyiapan lahan danhunian sementara


Pembangunankembali bangunan hunian

Ringan
Tidaklegal
Pembangunan/penyediaan infrastruktur permukiman
Pembangunan/penyediaan proteksi kebakaran
PEREMAJAAN Penyiapan lahan danhunian sementara
Peningkatan kapasitas bangunan hunian
Melalui P2KKP
KAWASAN C . Ha NUSP-SIAP
Sedang SISHA
Legal CSR
APBDKota/Provinsi
Program reguler lainnya
Peningkatan kapasitas infrastruktur permukiman
Peningkatan kapasitas proteksi kebakaran
KAWASAN D. Ha PEMUKIMAN KEMBALI Penyiapan lahan danhunian sementara
Pembangunankembali bangunan hunian
Sedang
Tidaklegal Pembangunan/penyediaan infrastruktur permukiman
Pembangunan/penyediaan proteksi kebakaran

PEREMAJAAN Penyiapan lahan danhunian sementara


Peningkatan kapasitas bangunan hunian
KAWASAN E . Ha
Berat Peningkatan kapasitas infrastruktur permukiman
Legal Peningkatan kapasitas proteksi kebakaran

Multi stakeholder
KAWASAN F. Ha PEMUKIMAN KEMBALI Penyiapan lahan danhunian sementara
Pembangunankembali bangunan hunian
Multi program
Berat Multi penanganan
Tidaklegal Pembangunan/penyediaan infrastruktur permukiman APBN
Pembangunan/penyediaan proteksi kebakaran APBD

TOTAL KEBUTUHAN
INVESTASI DALAM PENANGANAN KUMUH (Rp .)
KEBUTUHANINVESTASI DALAM
KEBUTUHANINVESTASI
PENANGANAN KUMUH
DALAM
(RpPENANGANAN
.) KUMUH (Rp .)

PENGURANGAN LUAS PERMUKIMAN


PENGURANGAN
KUMUH
LUAS
(...Ha)
PERMUKIMAN
PENGURANGAN
KUMUHLUAS
(...Ha)
PERMUKIMAN KUMUH
HINGGA (0 Ha)
Gambar 3.22 Contoh 1 Konsep Desain Kawasan
Gambar 3.23 Contoh 2 Konsep Desain Kawasan Permukiman Kumuh
Gambar 3.24 Contoh 3 Konsep Desain Kawasan Permukiman Kumuh
Gambar 3.25 Contoh 4 Konsep Desain Kawasan Permukiman Kumuh
B.12 Perumusan Penyusunan rencana aksi program penanganan permuk iman
Rencana Aksi dan kumuh ini dilakukan dengan model pembangunan berbasis
Memorandum kawasan dan lingkungan melalui pendekatan perencanaan
Keterpaduan partisipatif pada kawasan prioritas. Rencana aksi program
Program Skala disusun sesuai dengan indikator kekumuhan berdasarkan
Kota dan Kawasan strategi penanganan kumuh dan target yang ingin dicapai dari
penanganan kawasan kumuh prioritas akan dibahas oleh
pemangku kepentingan yang ada di daerah dan disepakati
dalam suatu memorandum keterpaduan program baik skala
kota dan kawasan.

B.12
B.11 PERUMUSANSKENARIO PENANGANAN& KONSEP DESAIN
PERUMUSANRENCANAAKSI & KAWASAN
MEMORANDUMKETERPADUAN PROGRAM SKALA KOTA DAN KAWASAN

B.13
PENENTUAN KAWASANPRIORITASPENANGANAN PERMUKIMANKUMUH

C.4
PERENCANAANPARTISIPATIFDI KAWASANPRIORITAS:
Pelaksanaan RencanaKerja Masyarakat
Penyepakatan KOMPONENDED

TUJUAN  Merumuskan rencana aksi program penanganan yang aplikatif, riil dan terukur sesuai
dengan kebutuhan kawasan kumuh prioritas yang telah disepakati di dalam suatu
memorandum keterpaduan program meliputi jenis/komponen, volume, lokasi, dan
pelaku
 Menyusun rencana investasi dan strategi pembiayaan penanganan kawasan
kumuh

METODE Analisis dan pemetaan stakeholder, analisis pembiayaan, pendekatan partisipatif,


dan diskusi melalui Focus Group Discussion (FGD)

LANGKAH  Mengidentifikasi dan memetakan pemangku kepentingan masyarakat untuk turut


terlibat dalam proses perencanaan;
 Melakukan sinkronisasi terhadap program-program penanganan kawasan
permukiman kumuh perkotaan yang terdapat di berbagai dokumen kebijakan;
 Merumuskan kebutuhan program-program penanganan kawasan permukiman
kumuh prioritas sesuai dengan strategi dan indikator kekumuhan;
 Mensinkronisasikan rencana kerja masyarakat kedalam memorandum
program
 Merinci program-program yang telah disusun kedalam skema pentahapan
yang dirinci ke dalam program lima tahunan;
 Mengidentifikasi volume dan satuan dari setiap program;
 Mengidentifikasi perkiraan besarnya pembiayaan;
 Mengidentifikasi penanggung jawab dari setiap program; dan
 Mengidentifikasi alternatif sumber investasi dan pembiayaan; dan
 Menyepakati program-program penanganan baik skala kota dan skala kawasan prioritas.
OUTPUT  Peta rencana aksi program penanganan permukiman kumuh;
 Rencana investasi dan pembiayaan penanganan kawasan permukiman kumuh
prioritas; dan
 Matriks rencana aksi program penanganan dan memorandum program skala kota dan
skala kawasan.

DURASI 3 (tiga) minggu *


*)Terhitung sejak minggu ketiga bulan keempat sampai minggu pertama bulan kelima atau
sejak diselesaikannya sub kegiatan perumusan skenario penanganan dan k onsep desain k
awasan
Gambar 3.26 Contoh Peta Rencana Aksi Program Penanganan Bangunan Permukiman Kumuh

Gambar 3.27 Contoh Peta Rencana Aksi Program Penanganan Jalan Lingkungan
Tabel 3.19 Contoh Tabel Rencana Aksi Program Kawasan Prioritas Penanganan Permukiman Kumuh
Provinsi :
Kabupaten/Kota : Sumber : Dokumen RKP-KP Kab/Kota
LUAS HARGA SATUAN TAHUN PENANGANAN SUMBER FOTO LOKASI RENCANA
NO NAMA KAWASAN ASPEK KEKUMUHAN / JENIS KEGIATAN SATUAN VOLUME TOTAL BIAYA (Rp)
(Ha) (Rp) 2016 2017 2018 2019 2020 PENDANAAN* KEGIATAN LELANG 2016
1 PRIORITAS 1 74,058,501,207 1,982,125,000 40,202,151,840 28,635,729,960 1,127,144,000 2,500,000,000 473,375,000
Kawasan Gayam 38.78 55,738,464,000 1,030,000,000 33,883,375,000 20,825,089,000 - - -
Bangunan Gedung
RT 6, 7, 8, 9, 10, 11, - Sosialisasi Program LS 1 -
12, 13 - Pengadaan Lahan m2 87,609 375,000 32,853,375,000 32,853,375,000
RW - Pembangunan Rumah Swadaya Unit 101 206,189,000 20,825,089,000 20,825,089,000
Kelurahan Gayam - Pembangunan Rusunawa Unit -
Kecamatan Tanjung Redeb - Bantuan Stimulan Bahan Bangunan Unit 206 10,000,000 2,060,000,000 1,030,000,000 1,030,000,000
- ... ... -
Titik 117° 30' 18.226"
Koordinat E
Jalan Lingkungan 4,650,161,800 473,375,000 3,064,724,940 1,112,061,860 - - 473,375,000
2° 9' 16.625" N
- Sosialisasi Program LS 1 -
- Pengadaan Lahan m2 -
- Peningkatan kapasitas jalan lingkungan m 574 2,767,700 1,588,659,800 - 476,597,940 1,112,061,860 - -
- Peningkatan struktur jalan lingkungan m 1,438 2,129,000 3,061,502,000 473,375,000 2,588,127,000 - - - 473,375,000
- ... ... -
Air Minum 281,250,000 281,250,000 - - - - -
- Sosialisasi Program LS 1 -
- Pengadaan Lahan m2 -
- Sambungan Rumah unit 225 1,250,000 281,250,000 281,250,000
- Pembangunan IPA unit -
- Pembangunan Reservoir unit -
- Pembangunan Hydran Umum unit -
- Penyediaan Terminal Air (mobil tangki/tangki air) unit -
- ... ... -
Drainase Lingkungan 12,082,131,000 - 2,917,801,900 6,664,329,100 - 2,500,000,000 -
- Sosialisasi Program LS 1 -
- Pembangunan Pintu Air m2 1 2,500,000,000 2,500,000,000 2,500,000,000
- Perbaikan Saluran Drainase m 3,079 3,042,000 9,366,318,000 - 2,809,895,400 6,556,422,600 - - -
- Pembangunan Baru Saluran Drainase m -
- Pembangunan Gorong-gorong m -
- Pembangunan Turap m -
- Bantuan Stimulan Tandon Air (detensi air hujan) unit 169 1,277,000 215,813,000 - 107,906,500 107,906,500 - -
Air Limbah 721,000,000 197,500,000 197,500,000 - 326,000,000 - -
- Sosialisasi Program LS -
- Pembangunan Pintu Air m2 -
- Pembangunan IPAL Komunal unit -
- Perbaikan IPAL Komunal unit -
- Pembangunan MCK Komunal unit -
- Perbaikan MCK Komunal unit -
- Penyediaan Truk tinja atau motor tinja unit 1 326,000,000 326,000,000 - - - 326,000,000 -
- Bantuan Stimulan Jambanisasi (On-Site/Bio Filter); Penanganan BABS unit 158 2,500,000 395,000,000 197,500,000 197,500,000 - - -
Persampahan 457,000,000 - 126,750,000 26,750,000 303,500,000 - -
- Sosialisasi Program LS 1 -
- Pengadaan Lahan m2 -
- Penyediaan Bak/Kontainer Sampah unit 214 500,000 107,000,000 - 26,750,000 26,750,000 53,500,000 -
- Penyediaan Gerobak/Motor Sampah/Mobil Bak Sampah/Perahu Sampa h unit 1 100,000,000 100,000,000 - 100,000,000 - - -
- Pembangunan TPST unit 1 250,000,000 250,000,000 - - - 250,000,000 -
- Pembangunan TPS 3R unit -
- ... ... -
Pengamanan Kebakaran 19,500,000 - 12,000,000 7,500,000 - - -
- Sosialisasi Program LS 1 -
- Pengadaan Lahan m2 -
- Rehabilitasi Hidran Pemadam Kebakaran unit 3 2,500,000 7,500,000 - - 7,500,000 - -
- Bantuan Stimulan Pompa Portabel Pemadam Kebakaran unit 1 12,000,000 12,000,000 - 12,000,000 - - -
- ... ... -
Ruang Terbuka 108,994,407 - - - 497,644,000 - -
- Sosialisasi Program LS -
- Pengadaan Lahan m2 -
- Pembangunan Penerangan Jalan Umum Lingkungan (PJU) unit -
- Penyediaan RTH m2 15,571 7,000 108,994,407 - - - 497,644,000 -
- ... ... -

PANDUAN PENYUSUNAN RP2KPKP


3-
Tabel 3.20 Contoh Tabel Memorandum Program
INDIKASI KEBUTUHANBIAYA (x juta) SUMBER PENDANAAN PEMBIAYAAN (x juta)
No. PROGRAM KEGIATAN Lokasi Volume Satuan TAHUNANGGARAN Tahun APBN PENANGGUNGJAWAB
DAK APBD PROV APBD Kota BUMD KPS/SWASTA MASYARAKAT LAINNYA
2017 2018 2019 2020 2021 Rupiah PHLN
PENCEGAHAN
1 Pengawasan pemanfaatan ruang Sosialisasi teknis ketentuan kawasan sempadan kawasan D 1 Ls 100
Sosialisasi teknis ketentuan kawasan hutan lindung kawasan G
2 …dst
PENINGKATAN KUALITAS
I BANGUNAN HUNIAN
Direktorat Penyediaan
1 Rehabilitasi bangunan hunian sesuai dengan fungsi Perbaikan rumah tidak layak huni kawasan A 73 unit 600 400 1,000
Perumahan
II JALAN LINGKUNGAN
Direktorat Pengembangan
1 Peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh Rehabilitasi/peningkatan jalan lingkungan kawasan B 800 meter 1100 700 1200 600 Kawasan Permukiman, Dinas PU
Kota
Pembangunan jalan lingkungan kawasan C 600 meter 1200 1200
III DRAINASE LINGKUNGAN
….dst

IV PENYEDIAAN AIR MINUM


…dst

V PENGELOLAAN AIR LIMBAH


…dst

VI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

VII PROTEKSI KEBAKARAN

Catatan:

Rencana aksi program penanganan permukiman kumuh seperti pada contoh ilustrasi diatas dilakukan pada seluruh permukiman kumuh di perk otaan yang telah terverifikasi.
B.13 Penentuan Merupakan proses identifikasi terhadap lokasi permukiman
Kawasan Prioritas kumuh yang dinilai memiliki kesiapan untuk implementasi
Penanganan pembangunan fisik pada tahun pertama dalam rencana
Permukiman pentahapan pembangunan kawasan berdasarkan
Kumuh pertimbangan-pertimbangan yang telah disepakati antar
pemangku kepentingan yang terkait dengan penanganan
permukiman kumuh.

B.11 B.12
PERUMUSANSKENARIOPERUMUSANRENCANAAKSI & PENANGANAN& DESAIN MEMORANDUM KETERPADUAN KAWASAN PERMUKIMANPROG

B.13
PENENTUAN KAWASANPRIORITASPENANGANAN PERMUKIMANKUMUH

C.4
PERENCANAANPARTISIPATIFDI KAWASANPRIORITAS:
Pelaksanaan RencanaKerja Masyarakat
Penyepakatan KOMPONENDED

TUJUAN Untuk menentukan minimal tiga kawasan pembangunan tahap pertama yang akan
direncanakan secara lebih rinci dan operasional

METODE Observasi lapangan, analisis kondisi kawasan, pendekatan partisipatif, diskusi melalui
Focus Group Discussion (FGD)

LANGKAH  Identifikasi tingkat kekumuhan kawasan (telah dilakukan pada tahap B.7);
 Membuat daftar urutan permukiman kumuh berdasarkan kompleksitas permasalahan dan
kategori kekumuhan;
 Merumuskan dan menyepakati dasar pertimbangan penetapan tahapan penanganan
permukiman kumuh prioritas (readiness criteria pembangunan tahap 1);
 Menilai kembali daftar urutan permukiman kumuh berdasarkan dasar pertimbangan
(readiness criteria) yang telah disepakati; dan
 Menetapkan dan menyepakati lokasi dan komponen pembangunan tahap
pertama.

OUTPUT  Rekomendasi lokasi pembangunan tahap-1;


 Peta dan delineasi lokasi pembangunan tahap-1.
PELAKSANA  BKM/KSM
 Tokoh masyarakat
 Tenaga ahli pendamping

DURASI 2 minggu dari minggu ke 4 di bulan ke 4 sampai minggu ke 1 di bulan ke 5

Contoh dasar pertimbangan penentuan kawasan pembangunan tahap 1

1. Komitmen Pemerintah Kabupaten/Kota Terhadap Penanganan Kawasan


Semakin tinggi komtmen pemerintah Kabupaten/Kota maka semakin prioritas untuk ditangani.
Respon dan Kesiapan Masyarakat Terhadap Program Penanganan
2. Semakin tinggi respon dan tingkat penerimaan masyarakat terhadap program maka semakin prioritas untuk ditanga
Keberadaan dan Aktifitas Sistem/Kelompok Pengelola Lingkungan
Semakin baik struktur dan pola kelembagaan di dalam kawasan maka semakin prioritas untuk ditangani.
Karakteristik Daerah dan Kebijakan Daerah
3. Adanya karakteristik khusus dan kebijakan daerah yang perlu dipertimbangkan
Kemampuan Pembiayaan Daerah
Adanya kontribusi kemampuan pembiayaan daerah untuk ikut serta dalam penanganan
4. permukiman kumuh.

5.

Dasar pertimbangan penentuan kawasan pembangunan tahap 1, bisa tambahkan atau


dikurangi sesuai dengan kebutuhan daerah.

Catatan:

Pembangunan tahap pertama dapat dilakukan melalui 2 (dua) pendekatan, yaitu:


- Pembangunan berbasis kawasan  pembangunan tahap pertama dilakukan pada minimal 3 (tiga) kawasan
permukiman kumuh prioritas terhadap seluruh aspek penanganan dan seluruh komponen infrastruktur
keciptakaryaan, apabila seluruh readiness criteria (kesiapan lokasi, pemerintah daerah, dan masyarakat)
dapat dipenuhi pada kawasan tersebut.
- Pembangunan berbasis komponen infrastruktur  pembangunan tahap pertama dilakukan pada minimal 3
(tiga) kawasan permukiman kumuh prioritas, namun hanya dilakukan terhadap beberapa komponen-
komponen infrastruktur keciptakaryaan yang dianggap telah memenuhi readiness criteria (kesiapan lahan,
pemerintah daerah, dan masyarakat) untuk diimplementasikan pada tahun berikutnya.
A.5 FGD 3 Kegiatan penyepakatan terhadap perumusan rencana aksi,
program, kegiatan, dan hasil Rencana Kerja Masyarakat

A.5
FGD3: PENYEPAKATAN RENCANAAKSI, PROGRAM DAN KEGIATAN (hasil
RKM)

B.12 PERUMUSANRENCANAAKSI & MEMORANDUMKETERPADUAN PROGRAM SKALA KOTA DAN KAWASAN

TUJUAN  Menyepakati rumusan rencana aksi penanganan, program-


program dan kegiatan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman
kumuh
 Menyepakati kawasan prioritas penanganan permukiman kumuh yang dipilih
untuk pembangunan tahap 1

PENYELENGGARA Pokjanis

PESERTA DAN Kegiatan FGD terdiri peserta dan pendukung Peserta meliputi:
PENDUKUNG  Dinas/instansi tingkat kota yang membidangi infrastruktur
permukiman, permukiman, dan perencanaan
 Akademisi
 Tim P2KKP (Korkot/Faskel)
 BKM/KSM
 Tokoh Masyarakat
Pendukung meliputi:

 Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman


 Tim Teknis Provinsi
 Tenaga Ahli Pendamping

DURASI Minimal 1 hari * dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang
disusun
*) Dilaksanakan pada minggu ke 4 bulan ke 4 sampai dengan minggu ke 1 bulan ke
5atau sejak diselesaikannya sub kegiatan penilaian lokasi berdasarkan kriteria,
indikator dan parameter kekumuhan
METODE Diskusi

TEMPAT di kabupaten/kota tempat penyusunan RP2KPKP


PELAKSANAAN

OUTPUT  Skenario penanganan dan konsep desain kawasan permukiman


kumuh;

 Rencana aksi penanganan permukiman kumuh


 Memorandum keterpaduan program skala kota dan skala kawasan;

 Rencana investasi dan pembiayaan kawasan permukiman kumuh;

 Daftar kawasan prioritas penanganan permukiman kumuh; dan


 Berita acara kesepakatan

C.4 Perencanaan Melakukan perencanaan partisipatif dengan melibatkan


partisipatif di komponen kelembagaan kawasan permukiman prioritas yang telah dibentuk untuk men
kawasan prioritas kawasan dan komponen infrastuktur pembangunan tahap-1
yang akan ditindaklanjuti dengan penyusunan desain teknis (DED).

B.11B.12
PERUMUSANSKENARIOPERUMUSANRENCANAAKSI & PENANGANAN& DESAIN MEMORANDUM KETERPADUAN KAWASAN PERMUKIMANPROGRAM SKAL

B.13
PENENTUAN KAWASANPRIORITASPENANGANAN PERMUKIMANKUMUH

C.4
PERENCANAANPARTISIPATIFDI KAWASANPRIORITAS:
Pelaksanaan RencanaKerja Masyarakat
Penyepakatan KOMPONENDED

TUJUAN Menyusun rencana aksi masyarakat/community action plan (CAP) penanganan


permasalahan pembangunan pada kawasan permukiman kumuh meliputi
jenis/komponen, volume, lokasi, dan pelaku
METODE Analisis kebutuhan, pemetaan stakeholder, analisis pembiayaan, pendekatan
partisipatif, dan FGD (rembug warga)

LANGKAH  Mengidentifikasi dan memetakan pemangku kepentingan di tingkat masyarakat


untuk turut terlibat dalam proses perencanaan;
 Mengidentifikasi kebutuhan penanganan tahap pertama yang berbasis komponen
dengan melakukan diskusi partisipatif/rembug warga dengan pemangku kepentingan
dan masyarakat setempat;

 Menyusun dan memilih komponen infrastruktur yang akan ditindaklanjuti dengan


penyusunan desain teknis dan diimplementasikan pada tahun pertama melalui beberapa
kriteria, yaitu:
a) Komponen infrastruktur yang akan dibangun harus merupakan kebutuhan
utama kawasan yang langsung dapat dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat setempat.
b) Komponen infrastruktur yang akan dibangun harus memberikan implikasi atau
dampak nyata terhadap peningkatan kualitas permukiman;
c) Komponen infrastruktur yang akan dibangun harus bersifat mudah dilaksanakan,
tidak menimbulkan friksi di masyarakat,
d) Lokasi pembangunan komponen infrastruktur bukan merupakan lahan
ilegal/disengketakan.
*) Proses pelaksanaan perencanaan partisipatif dilakukan secara informal, sesuai dengan
kebutuhan, dan disepakati dalam bentuk berita acara.

OUTPUT  Kebutuhan penanganan kawasan;


 Rencana Kerja Masyarakat (RKM)

 Hasil perencanaan partisipatif (hasil desain masyarakat skala lingkungan)

 Komponen infrastuktur yang akan ditindaklanjuti dengan penyusunan desain teknis


(DED); dan

 Indikasi kesiapan kawasan (readiness criteria) dari sisi masyarakat untuk implementasi
program.

PELAKSANA  Koordinator Kota/Askot/Fasilitator Pendamping Masyarakat

 BKM/KSM
 Tim Inti Perencanaan Partisipatif
DURASI 6 minggu (1,5 bulan) *
*) Terhitung sejak minggu ke-2 bulan ke-4 atau sejak diselesaikannya sub kegiatan
penyiapan dan penguatan kelembagaan masyarakat
2.3.4 TAHAP PENYUSUNAN DESAIN TEKNIS
Kegiatan penyusunan desain teknis adalah penerjemahan dari rencana penanganan kawasan permukiman prioritas
yang telah disusun pada tahap sebelumnya ke dalam bentuk rancangan/desain teknis untuk diimplementasikan pada
tahun pertama. Dengan kata lain, rancangan/desain teknis dalam rangka pencegahan dan peningkatan kualitas
permukiman kumuh di kawasan prioritas ini disusun berdasarkan rencana penanganan (konsep, strategi, dan
program) yang telah disusun dan disepakati sebelumnya. Dalam lingkup kegiatan penyusunan desain teknis ini
terdapat 7 (tujuh) sub kegiatan yang terbagi dalam 2 (dua) lingkup sebagai berikut:

Penyelenggaraan Kegiatan RP2KPKP A.6 Pembahasan Pleno Konsultasi


A.7 Publik

Proses Perencanaan & Penyusunan B.14 Penyusunan desain teknis (daftar komponen
DED, pengukuran lapangan, dan visualisasi
pendukung perancangan)
B.15 Penyusunan detailed engineering design/DED
(gambar kerja, RAB, RKS)
B.16 Penyempurnaan hasil pleno Penyusunan
B.17 dokumen RP2KPKP
B.18 Finalisasi dan legalisasi hasil
(Perwal/Perbup)

Lingkup kegiatan penyusunan desain teknis ini akan diselesaikan pada 2 (dua) bulan terakhir pelaksanaan kegiatan
penyusunan RP2KPKP, dan dimulai sejak kegiatan dalam tahap perumusan rencana penanganan masih
berlangsung. Secara diagramatis, rangkaian kegiat an pada lingkup kegiatan penyusunan desain teknis dapat dilihat
pada Gambar 3-18.
4 TAHAP PENYUSUNAN DESAIN TEKNIS

A.6 PEMBAHASAN PLENO A.7 KONSULTASI PUBLIK *

B.16 PENYEMPURNAAN HASIL PLENO

B.17
PENYUSUNAN DOKUMEN RP2KPKP
Rencana Aksi 0%
Kumuh
Rencana Teknis Pembangunan tahap 1
Memorandum Program
DEDKomponen
Prioritas

B.14
PENYUSUNAN DESAIN
TEKNIS
Daftar rencana
komponen B.18
Pengukuran lapangan FINALISASI & LEGALISASI HASIL (PERWAL/PERBUP)
Visualisasi pendukung
perancangan

B.15
PENYUSUNAN DETAILED ENGINEERING DESIGN/DED
(GAMBARKERJA, RAB, RKS)

LAPORAN LAPORAN
DRAFT AKHIR AKHIR

Daftar rencanakomponen infrastruktur pembangunan tahap 1;


Data hasil pengukuran detail komponeninfrastruktur pembangunan tahap 1:
Peta rinci/siteplan;
Visualisasi pendukung perancangan (dokumentasi drone, ilustrasi before-after, animasi 3D);
DED (Gambar kerja, RAB, RKS) komponen infrastruktur pembangunan tahap 1;
Dokumen lelang;
Dokumen RP2KPKP; dan
Draft Perwal/Perbup

Gambar 3.28 Rangkaian Kegiatan pada Lingkup Kegiatan Penyusunan Desain Teknis
B.14 Penyusunan desainPenerjemahan konsep dan desain penanganan kawasan yang
teknistelah dirumuskan ke dalam rencana teknis penanganan yang lebih terukur dan presisi baik secara
komponen tersebut.

*) Komponen infrastruktur pembangunan tahap 1 dibatasi


hanya pada bidang keciptakaryaan

B.13
PENENTUAN KAWASANPRIORITASPENANGANAN PERMUKIMANKUMUH

B.14
PENYUSUNAN DESAIN
TEKNIS
Daftar rencana komponen
Pengukuran lapangan
Visualisasi pendukung
perancangan

B.15
PENYUSUNAN DETAILED ENGINEERING DESIGN/DED (GAMBARKERJA, RAB, RKS)

TUJUAN  Memperoleh list/daftar komponen infrastruktur prioritas yang akan ditindaklanjuti


dengan penyusunan gambar kerja serta
diimplementasikan pada tahun pertama penanganan
 Melakukan pengukuran teknis untuk menentukan komponen-komponen dari
infrastruktur permukiman yang masih bermasalah
 Menyusun peta rinci sebagai acuan untuk pelaksanaan pembangunan di lapangan;
 Menyusun visualisasi pendukung perancangan dan pembuatan komponen
penanganan kawasan secara visual
 Memperoleh gambaran visual kawasan kumuh prioritas secara komperhensif

 Memperoleh detail kebutuhan perancangan komponen infrasruktur (volume dan


dimensi) serta kondisi lapangan teraktual pada kawasan permukiman kumuh
prioritas
METODE  Studio, analisis kebutuhan, penjaringan informasi, observasi dan pengukuran
lapangan (ground survey), teknik penelurusan lokasi (transek)
LANGKAH  Melakukan penyusunan peta rinci/siteplan, pembuatan site plan diperlukan sebagai
acuan untuk pelaksanaan di lapangan siteplan sedikitnya memuat: (1) plotting
komponen rencana, (2) jenis serta ukuran komponen rencana dan (3) kondisi eksisting,
misal: nama jalan, arah aliran, kontur eksisting serta kondisi 0% dari komponen yang
akan dibangun. Peta kebutuhan infarstruktur yang dipersyaratkan skala 1:1.000 untuk
penanganan tahun pertama.
 Penyusunan Visualisasi Pendukung Perancangan, pembuatan komponen kawasan
secara visual untuk memberikan pembanding dari kondisi kawasan semula dan kondisi
kawasan setelah dibangun atau before-after
 penyiapan gambar pra rencana berdasarkan rumusan program kegiatan untuk
pembangunan kawasan secara keseluruhan. Gambar ini memuat bentuk dan
komponen-komponen fisik apa saja yang diperlukan dalam penanganan kawasan kumuh
prioritas, namun jumlah dan besarannya belum terinci yang disepakati antara pokja
kab/kota, stakeholders kab/kota serta masyarakat pada kawasan prioritas.
 Melakukan analisis dan diskusi pemilihan komponen dengan stakeholders
kab/kota serta masyarakat pada kawasan prioritas
 Melakukan ground check dan pengukuran yang di sesuaikan dengan kebutuhan nyata
di lapangan. Komponen rencana disusun ulang dan dilihat sejauh mana kemungkinan
dapat dilaksanakan pembangunannya di lapangan. Pemilihan komponen yang akan
diukur harus melalui beberapa kriteria, yaitu:
- Komponen harus benar-benar menjadi prioritas utama bagi penanganan
kawasan kumuh;
- Komponen harus memberikan dampak nyata/manfaat terhadap perbaikan
lingkungan kumuh yang ditangani; dan
- Komponen dapat dilaksanakan pembangunannya dan tidak berada dalam
tanah/lahan yang disengketakan

OUTPUT  Peta rencana rinci pembangunan tahap pertama yang disusun dengan memperhatikan
berbagai acuan yang ada (peta kebutuhan infarstruktur skala 1:1.000 untuk penanganan
tahun pertama dan skala 1:5.000 untuk jangka waktu tahun 2017-2019)
 Visualisasi 3 dimensi (3D) dari rencana yang disusun
 Animasi (video/flim yang memperlihatkan kondisi eksisting dan rencana)
 Kesepakatan daftar rencana komponen infrastruktur pembangunan tahap 1; dan
 Dimensi dan volume pekerjaan komponen infrastruktur pembangunan tahap 1
DURASI 4 (empat) minggu *
*) Terhitung sejak minggu ke-1 bulan ke-5 atau sejak diselesaikannya sub kegiatan
penentuan kawasan prioritas penanganan

Survei detail permukiman kumuh prioritas dilakukan setelah ditetapkannya kawasan prioritas pada tahapan
sebelumnya. Survei ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai permasalahan kondisi fisik dan non fisik
melalui pengamatan secara langsung di kawasan kumuh prioritas. Pengenalan akan lapangan ini penting
dilaksanakan agar mampu menyusun konsep penanganan yang sesuai dengan kebutuhan kawasan kumuh prioritas.
Data yang didapatkan pada survei kawasan kumuh prioritas ini berupa data primer dan data sekunder (by name
by address), diantaranya adalah:
a. Lingkup rumah tangga

 Kondisi Bangunan Hunian (Keteraturan bangunan Kelayakan Bangunan Hunian)


 Kondisi Penyediaan Air Minum
 Kondisi Pengelolaan Sanitasi
 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
b. Lingkup Lingkungan

 Kondisi Bangunan Hunian (Kepadatan Bangunan)


 Kondisi Jalan Lingkungan
 Kondisi Drainase Lingkungan (Kejadian Genangan)
 Pengamanan Bahaya Kebakaran
 Kondisi ketersediaan RTH
c. Data Nonfisik:

 Data kependudukan
 Data potensi ekonomi eksisting kawasan
 Data potensi pengembangan kawasan
 Data kebiasaan dan adat istiadat di kawasan
 Data identifikasi legalitas lahan dan bangunan hunian
Tabel 3.1 Contoh Daftar Komponen Pembangunan Tahap 1 (By Name by Address)

Koordinat Kegiatan
No. Nama Kegiatan
Desimal Derajat
RW. 01
Pemasangan BoxCuvert 200 x 200 Kali Badek Gg. 8 RW. -8.000959, 8°00'03.5"S
1
01 112.629219 112°37'45.2"E
-8.001166, 8°00'04.2"S
2 Pengaspal Jalan Gg. 08 RW. 01
112.630024 112°37'48.1"E
-8.001452, 8°00'05.2"S
3 Pasang Paving Jalan RT. 09 RW. 01
112.630665 112°37'50.4"E
-8.001762, 8°00'06.3"S
4 Pembuatan Pagar BRC Kali Badek RW. 01
112.631073 112°37'51.9"E
Pengaspalan Jl. Kolonel Sugiono X dan Jl. Perum. Kota -8.003769, 8°00'13.6"S
5
Lama 112.630384 112°37'49.4"E
Pengaspal dan Pasang Box U 50 x 40 Jl. Kolonel Sugiono -8.003343, 8°00'12.0"S
6
XA RT. 07 RW. 01 112.629358 112°37'45.7"E
Pasang Gorong- gorong D 30 dan Pasang Box U 30 x 40 Jl. Kolonel -8.005136, 8°00'18.5"S
7
Sugiono XA RT. 07 RW.01 112.629657 112°37'46.8"E
-8.007396, 8°00'26.6"S
8 Pasang Paving Jalan RT. 14,15,16
112.626472 112°37'35.3"E
-8.006230, 8°00'22.4"S
9 Pemasangan 10 Biofil RW. 01
112.628126 112°37'41.2"E
RW. 02
-7.999213, 7°59'57.2"S
10 Pasang Gorong-gorong Gg. Anggrek sampai Gg. Seruni
112.629139 112°37'44.9"E
-7.999015, 7°59'56.5"S
11 Pasang Gorong-gorong Gg. Seruni
112.629116 112°37'44.8"E
-7.999584, 7°59'58.5"S
12 Pasang Gorong-gorong Gg. Cilung
112.628670 112°37'43.2"E
-7.999551, 7°59'58.4"S
13 Perbaikan Aspal Jalan Simpang Sonokeling
112.628418 112°37'42.3"E
-8.000240, 8°00'00.9"S
14 Pasang Box U 50 x 70 Jl. Niaga
112.626679 112°37'36.0"E
-7.999601, 7°59'58.6"S
15 Pembuatan MCK Komunal jl. Simpang Sonokeling
112.628384 112°37'42.2"E
-7.998488, 7°59'54.6"S
16 Pembuatan MCK Komunal Gg. Matahari
112.629020 112°37'44.5"E
... RW ...
... ... ... ...
*) Daftar komponen terseb ut disepakati seb elum dilakukan pendetailan dan perhitungan dengan mempertimbangkan
kemungkinanpelaksanaan di lapangan dan dampak penurunan tingkat
kekumuhan dari rencana pembangunan komponen diatas.
Gambar 3.29 Plotting/pemetaan Daftar Komponen Infrastruktur Pembangunan tahap 1
Gambar 3.30 Contoh Siteplan Kawasan Prioritas
Gambar 3.31 Contoh siteplan kawasan skala 1:1000 (disertai dokumentasi kondisi eksisting)
Gambar 3.32 Ilustasi Perbandingan Kondisi Sebelum (Before) dan Setelah (After) Penanganan
Gambar 3.33 Contoh ilustrasi 3D Kawasan
B.15 Penyusunan Penyusunan rencana teknis rinci/gambar kerja (detailed
Detailed engineering design/DED) disertai dengan analisa harga
Engineering Design satuan, RAB, dan RKS untuk komponen infrastruktur
(Gambar kerja, pembangunan tahap 1 yang telah disepakati
RAB, RKS)

A.6 PEMBAHASAN PLENO

B.14
PENYUSUNAN DESAIN TEKNIS B.16 PENYEMPURNAAN HASIL PLENO
Daftar rencana
komponen
Pengukuran lapangan
Visualisasi pendukung
perancangan

B.15
PENYUSUNANDETAILEDENGINEERING DESIGN/DED (GAMBARKERJA, RAB, RKS)

TUJUAN  Menyusun rencana teknis rinci (DED) infrastruktur permukiman perkotaan


pada kawasan pembangunan tahap pertama; dan
 Menyusun Dokumen Lelang yang memuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan
daftar kuantitas harga

METODE Desk study, studio

LANGKAH  penyusunan desain teknis meliputi:


- Pembuatan keyplan dan gambar kerja sebagai pendetailan komponen prioritas
yang ditentukan sebagai acuan pelaksanaan di lapangan;
- Pembuatan gambar kerja detail dari komponen yang direncanakan yaitu gambar
denah, tampak dan potongan dengan skala yang telah ditentukan dan disesuaikan
dengan kebutuhan pelaksana lapangan (skala 1:200, 1:100, 1:50, 1:20, 1:10).
 Sedangkan dokumen lelang yang dipersiapkan selain site plan dan gambar detail
diatas mencakup dokumen yang akan digunakan dalam pengadaan barang dan jasa
yaitu:
- Analisa satuan pekerjaan dan RAB; yang disusun dengan
memperhatikan ketentuan yang ada (lihat box 1).
- Rencana Kerja dan Syarat (RKS) serta spesifikasi teknis, yang disusun
berdasarkan kebutuhan lelang

OUTPUT  Gambar kerja/DED untuk setiap komponen infrastruktur yang disepakati (skala 1:100,
1:50, 1:20, 1:10, 1:5) yang terdiri atas:
a) Peta lokasi komponen (keyplan);
b) Gambar potongan/denah/tampak 2D;
c) Gambar perspektif 3D; dan
d) Detail pengukuran dan analisa biaya (tabel).
 Dokumen lelang meliputi:
a) Peta Rinci / Site Plan dan Gambar Detail;
b) Data Hasil Pengukuran dan Kondisi Lapangan;
c) Data survey investigasi lahan dan utilitas
d) Rencana Anggaran Biaya (RAB) atau Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dari paket-paket
pekerjaan yang disusun (OE);
e) Rincian Volume Pekerjaan (BQ);
f) Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS);
g) Dokumen persyaratan umum dan dokumen persyaratan administrasi; dan
h) Spesifikasi teknis dari masing-masing item komponen rencana

DURASI 8 (delapan) minggu / 2 (dua) bulan *


*) Terhitung sejak awal bulan ke-5 atau sejak diselesaikannya sub kegiatan penyusunan
daftar rencana komponen infrastruktur

Acuan yang Digunakan dalam Penyusunan DED


Penyusunan rencana teknis rinci dapat mengacu kepada standar teknis yang digunakan yaitu Standar Nasional Indonesia
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11/PRT/M/2013 Tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang P
Standar Teknis Penyusunan Analisa Biaya Komponen DED Standar teknis bidang antara lain: SNI Tahun 2007 tentang
Pada kondisi komponen yang dibuat belum terdapat standar analisa satuan pekerjaan maka dapat digunakan metoda A
Gambar 3.34 Contoh Ilustrasi 3D Komponen DED
Gambar 3.35 Contoh Gambar Kerja (DED)
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

Nama Pekerjaan : Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Prioritas (RKP-KP) Kota Malang
Item Analisa : DIGESTER
Lokasi Pekerjaan : Kota Malang
Tahun Anggaran : 2015

Jumlah
No Nama Pekerjaan Vol Satuan Harga Satuan
Harga
DIGESTER
I Pekerjaan Tanah
1 Pengukuran dan Bouwplank 18,00 m 37.000,00 666.000,00
2 Galian Tanah 41,04 m3 45.900,00 1.883.632,73
3 Timbunan Tanah Kembali 12,31 m3 10.400,00 128.037,78
4 Pemadatan tanah setiap 20 cm 12,31 m3 22.900,00 281.929,34
5 Buangan tanah sisa galian 28,73 m3 13.700,00 393.552,02
6 Pasir Urug, t = 5 cm 0,89 m3 124.500,00 110.929,50

SUB TOTAL.I 3.464.081,37

II Pekerjaan Pasangan dan Beton


1 Beton lantai kerja K 100, t = 5 cm 0,89 m3 697.600,00 621.561,60
2 Beton Plat Dasar tebal = 20 cm K225 tul = 145 kg/m3 2,67 m3 2.946.100,00 7.874.925,30
3 Beton Plat Atas tebal = 12 cm K225 tul = 135 kg/m3 2,53 m3 4.245.000,00 10.745.188,09
4 Beton Tutup Manhole 0,07 m3 4.245.000,00 312.007,50
5 Pasangan Paving block tebal 6 cm 24,00 m2 119.200,00 2.860.800,00
6 Pasangan Batu belah 1Pc : 4 Ps ( penjepit paving block ) 2,16 m3 615.300,00 1.329.048,00
7 Pasangan Batu bata 1Pc : 3 Ps ( Pas 1Bt ) 35,95 m2 190.300,00 6.841.285,00
8 Pasangan Batu bata 1Pc : 3 Ps ( Pas.1/2 Bt ) 1,44 m2 91.000,00 131.040,00
9 Plesteran 1Pc : 3 Ps tebal 15 mm 37,39 m2 36.400,00 1.360.996,00
10 Acian 37,39 m2 19.200,00 717.888,00
11 Saluran drainase terbuka keliling Digester 24,00 m 292.300,00 7.015.200,00

SUB TOTAL.II 39.809.939,49

III Pekerjaan Lain- lain


1 Pipa PVC dia 3/4" AW 12,00 m1 127.800,00 1.533.600,00
2 Bend all socket PVC dia.3/4" AW 2,00 bh 24.000,00 48.000,00
3 Pipa PVC dia 4" AW 3,00 m1 185.200,00 555.600,00
4 Bend all socket PVC dia. 4" AW 2,00 bh 26.000,00 52.000,00

SUB TOTAL.III 2.189.200,00


JUMLAH 45.463.220,86

Gambar 3.36 Contoh Rencana Anggaran Biaya (RAB) Komponen

A.6 Pembahasan Pleno Pada bulan kelima/keenam penyelenggaraan kegiatan, akan


diselenggarakan kegiatan Pembahasan Pleno Penyusunan RP2KPKP yang wajib diikuti oleh Tenaga Ahli Pendam

A.5
FGD 3: PENYEPAKATAN RENCANAAKSI, PROGRAM DAN KEGIATAN(Hasil A.6 PEMBAHASAN PLENO A.7 KONSULTASI PUBLIK *
RKM)

B.16 PENYEMPURNAAN HASIL PLENO

B.15
PENYUSUNAN DETAILED ENGINEERING DESIGN/DED (GAMBARKERJA, RAB, RKS)

TUJUAN Memonitor pencapaian dari kegiatan penyusunan RP2KPKP yang dilakukan di


setiap kabupaten/kota

METODE Workshop dan diskusi

LANGKAH  Menyiapkan materi pembahasan capaian penyusunan RP2KPKP hingga tahap


penyusunan desain teknis yang meliputi bahan tayangan dan materi visualisasi yang
telah disusun;
 Mengikuti kegiatan pembahasan pleno dengan memaparkan hasil-hasil penyusunan
RP2KPKP kepada para pemangku kepentingan terkait;
 Memaparkan hasil dan proses penyusunan RP2KPKP oleh tim pokjanis
kabupaten/kota; dan
 Merumuskan langkah perbaikan berdasarkan masukan terhadap pencapaian
kegiatan RP2KPKP dari pelaksanaan pembahasan pleno

OUTPUT  Kesetaraan kualitas dan tingkat kedalaman hasil dari produk RP2KPKP yang dihasilkan
oleh tiap kabupaten/kota; dan
 Hasil evaluasi terhadap proses yang telah dilakukan.

DURASI 1-2 hari *


*) Minggu ke-4 pada bulan ke-5 (Jadwal dan lokasi penyelenggaraan ditentukan oleh
pihak Direktorat PKP, Ditjen Ck, Kementerian PUPR)

Secara proses, pada saat pelaksanaan pembahasan pleno diharapkan seluruh kota/kabupaten penyusun telah
melaksanakan kegiatan FGD 3 serta perencanaan partisipatif di kawasan
permukiman prioritas (pelaksanaan rencana kerja masyarakat). Secara substansi, pada saat pelaksanaan
pembahasan pleno diharapkan seluruh kota/kabupaten penyusun telah memiliki output akhir hingga tahap DED
komponen pembangunan tahap 1 yang disertai dengan visualisasi pendukung perancangan (dokumentasi drone,
ilustrasi before-after, dan animasi 3D).
Dalam konteks administrasi, pada saat pelaksanaan pembahasan pleno diharapkan seluruh kota/kabupaten
penyusun telah melaksanakan pembahasan laporan akhir sementara di tingkat provinsi.

B.16 Penyempurnaan Perbaikan rencana pencegahan dan peningkatan kualitas


hasil Pleno permukiman kumuh yang telah disusun berdasarkan hasil
masukan dari pembahasan pleno

A.6 PEMBAHASAN PLENO

B.16 PENYEMPURNAAN HASIL PLENO

B.17
PENYUSUNAN DOKUMEN RP2KPKP
Rencana Aksi 0%Kumuh
Rencana Teknis Pembangunan tahap 1
Memorandum Program
DEDKomponen Prioritas

B.15
PENYUSUNAN DETAILED ENGINEERING DESIGN/DED (GAMBARKERJA, RAB, RKS)

TUJUAN Menyempurnakan substansi rencana pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman


kumuh

METODE Desk study

LANGKAH  Menginventarisasi catatan masukan penyelenggaraan pembahasan pleno;


 Memperbaiki substansi rencana pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman
kumuh; dan
 Mengkonsultasikan hasil penyempurnaan substansi pasca pembahasan
pleno dengan tim teknis provinsi dan koordinator pusat.

OUTPUT  Rencana pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh yang telah
disempurnakan hingga ke tahap desain teknis.

DURASI 2 (dua) minggu *


*) terhitung sejak terselenggaranya kegiatan pembahasan pleno.

A.7 Diseminasi dan Untuk menginformasikan hasil yang telah dicapai, maka
Publikasi pada awal bulan keenam perlu diselenggarakan kegiatan diseminasi dan publi
termasuk masyarakat.

*) Diseminasi dan publikasi ini diselenggarakan melalui


pendanaan pemerintah k ota/k abupaten (APBD)

A.6 PEMBAHASAN PLENO A.7 DISEMINASI & PUBLIKASI

B.17
PENYUSUNAN DOKUMEN RP2KPKP
Rencana Aksi 0% Kumuh
Rencana Teknis Pembangunan tahap 1
Memorandum Program
DEDKomponen
Prioritas

TUJUAN Untuk menyebarluaskan hasil penyusunan RP2KPKP yang telah dilakukan kepada
masyarakat

METODE Pemaparan hasil melalui sosialisasi, publikasi media (cetak/elektronik), dll

LANGKAH  Menyiapkan materi pemaparan dan publikasi yang meliputi bahan tayang dan
materi visualisasi yang telah disusun
 Memaparkan dan mempublikasikan seluruh capaian kegiatan RP2KPKP
OUTPUT Terinformasikannya hasil penyusunan RP2KPKP kepada masyarakat

DURASI 1 minggu
*) Jadwal penyelenggaraan disesuaikan dengan rencana kerja yang telah disusun

B.17 Penyempurnaan Menyempurnakan Dokumen RP2KPKP sebagai produk akhir


Dokumen hasil penyusunan substansi RP2KPKP yang memuat seluruh
RP2KPKP output kegiatan hingga ke tahap desain teknis.

A.7 KONSULTASI PUBLIK*

B.16 PENYEMPURNAAN HASIL PLENO

B.17
Penyempurnaan DOKUMEN RP2KPKP
Rencana Aksi 0%Kumuh
Rencana Teknis Pembangunan tahap1
Memorandum Program
DEDKomponen Prioritas

B.18
FINALISASI & LEGALISASI HASIL (PERWAL/PERBUP)

TUJUAN Menyusun substansi rencana pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman


perkotaan ke dalam satu dokumen yang terpadu dan dapat dimanfaatkan oleh seluruh
pemangku kepentingan

METODE Desk study, kompilasi output

LANGKAH  Menginventarisasi output/keluaran utama dari kegiatan penyusunan RP2KPKP;


 Sistematisasi seluruh hasil-hasil dari rangkain proses kegiatan yang disusun dalam
dokumen perencanaan yang komprehensif seuai dengan substansi yang diwajibkan.
 Melakukan diskusi pembahasan terhadap konten dan sistematika penyajian
dokumen.
OUTPUT Dokumen Rencana Pencegahan dan peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Perkotaan yang memuat:
 Profil kawasan permukiman kumuh hasil verifikasi;
 Potensi dan permasalahan permukiman kumuh (pemetaan 7+1 indikator).
 Konsep dan Strategi penanganan permukiman kumuh (skala kota dan skala
kawasan);
 Hasil penilaian tingkat kekumuhan berdasarkan kriteria dan indikator (Permen
PUPR No.2/2016);
 Kebutuhan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan;
 Distribusi pola kolaborasi penanganan permukiman kumuh;
 Skenario penanganan dan desain penanganan kawasan permukiman kumuh;
 Rencana aksi dan memorandum keterpaduan program penanganan;
 Kawasan prioritas yang akan dilakukan pembangunannya pada tahap pertama
(dilakukan penyusunan rencana penanganan secara lebih rinci dan operasional,
dengan tingkat kedalaman skala perencanaan 1:1.000);
 Siteplan kawasan permukiman prioritas dan visualisasi pendukung perancangan
a) 1:5.000 (untuk kawasan prioritas)
b) 1:1.000 (untuk kawasan pembangunan tahun pertama)

DURASI 2 (dua) minggu *


*) terhitung sejak minggu ke-2 bulan ke-6 atau sejak diselesaikannya sub kegiatan
penyempurnaan hasil pleno

B.18 Finalisasi dan Melakukan penyempurnaan Dokumen RP2KPKP serta


legalisasi hasil menyusun produk hukum (legal drafting) dari substansi
RP2KPKP yang telah disusun
B.17
PENYUSUNAN DOKUMEN RP2KPKP
Rencana Aksi 0%Kumuh
Rencana Teknis Pembangunan tahap 1
Memorandum Program
DEDKomponen Prioritas

B.18
FINALISASI & LEGALISASI HASIL (PERWAL/PERBUP)

TUJUAN Menyusun substansi rencana pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman


perkotaan ke dalam satu dokumen yang terpadu dan dapat dimanfaatkan oleh seluruh
pemangku kepentingan

METODE legal drafting, pembahasan

LANGKAH  Penyusunan Draft Peraturan Walikota/Bupati berdasarkan dokumen RP2KPKP


yang telah disepakati oleh pemangku kepentingan;
 Pembahasan di bagian hukum (harmonisasi dan koordinasi dgn SKPD terkait);
 Pengajuan RANPERWAL/RANPERBUP kepada Walikota/Bupati (melalui
SEKDA);
 Penyempurnaan perwal/perbup oleh tim penyusun perwal;
 Penetapan peraturan Walikota/Bupati.

OUTPUT Berdasarkan timeline penyusunan RP2KPKP yang hanya selama 6 bulan, output yang
diharapkan yaitu tersusunnya naskah draft Peraturan Walikota/Bupati tentang Rencana
Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kota/Kabupaten

DURASI 2 (dua) minggu *


*) terhitung sejak minggu ke-3 bulan ke-6 atau sejak diselesaikannya sub kegiatan
penyusunan dokumen RP2KPKP
3.3 KELUARAN YANG DIHASILKAN
Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan Penyusunan RP2KPKP meliputi 4 (empat) dokumen, yaitu:
1. Dokumen Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP);
2. Dokumen Penyelenggaraan (Proceeding)Kegiatan;
3. Dokumen/Album Detailed Engineering Design (DED); dan
4. Dokumen/Album Peta.
dengan rincian muatan tiap dokumen sebagai berikut:
1. Dokumen Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

MUATAN  Profil kawasan permukiman prioritas;


 Potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas;

 Konsep dan rencana penanganan pada kawasan permukiman prioritas;


 Rencana aksi program penanganan permukiman pada kawasan prioritas selama 5
tahun;
 Momerandum program penanganan kumuh.

 Rencana pembangunan tahun 1


 Kawasan prioritas yang akan dilakukan pembangunannya pada tahap pertama
(dilakukan penyusunan rencana penanganan secara lebih rinci dan operasional,
dengan tingkat kedalaman skala perencanaan 1:1.000);
 Rencana Detail Desain ( Detailed Engineering Design/DED) infrastruktur
permukiman untuk kawasan permukiman kumuh yang pembangunannya akan
dilaksanakan pada tahun pertama yang disajikan dalam bentuk 3D; dan

 Dokumen spasial terkait dengan konsep, rencana penanganan, rencana aksi


program dalam skala :
e) 1:100 (Untuk DED kawasan prioritas)
f) 1:5.000 (untuk kawasan prioritas)
g) 1:1.000 (untuk kawasan pembangunan tahun pertama)

PENYAJIAN  Dokumen ini disajikan sebagai laporan utama; dan


 Penulisan dokumen ini dilengkapi dengan tabel, gambar dan peta
yang representatif

2. Dokumen Penyelenggaraan (Proceeding)Kegiatan

MUATAN  Notulensi dari tiap penyelenggaraan kegiatan-kegiatan


penyepakatan dan sosialisasi;

 Absensi dan daftar hadir tiap penyelenggaraan kegiatan


penyepakatan dan sosialisasi;

 Materi yang disampaikan;


 Bentuk-bentuk kesepakatan yang dihasilkan; dan

 Proses diskusi

PENYAJIAN  Dokumen ini disajikan sebagai dokumen yang terpisah dengan


dokumen proses (Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Akhir
Sementara, dan Laporan Akhir) dan dokumen RP2KPKP;
 Kegiatan yang dilaporkan setidaknya adalah kegiatan Sosialisasi, Konsolidasi
Tingkat Provinsi, FGD 1, FGD 2, FGD 3, dan Kolokium;

 Bentuk-bentuk kesepakatan tertuang dalam berita acara kegiatan yang dihasilkan


yang ditanda tangani oleh perwakilan pihak yang hadir dan menyetujui; dan

 Tiap kegiatan yang diselenggarakan dilengkapi dengan dokumentasi foto


penyelenggaraan yang disajikan sebagai lampiran dalam dokumen ini.

3. Dokumen/Album Detailed Engineering Design (DED)

MUATAN DED untuk komponen infrastruktur permukiman dan sektor terkait


lainnya pada kawasan pembangunan tahap pertama; dan
Rencana Anggaran Biaya (RAB)

PENYAJIAN Gambar kerja yang ditampilkan dalam Dokumen/Album DED


merupakan kompilasi gambar kerja yang termuat dalam dokumen RP2KPKP maupun dokum
Gambar kerja yang dihasilkan minimal memuat unsur-unsur
sebagai berikut (contoh terlampir):
Instansi yang menerbitkan gambar (pemilik kegiatan);
Judul kegiatan;
Judul gambar;
Pihak yang mengetahui dan menyetujui;
Skala gambar (baris dan angka);
Keterangan jumlah lembar dan nomor lembar;
Legenda/keterangan peta;
Peta orientasi/inset; dan
Gambar utama peta.
Gambar kerja yang secara visual memanjang dari atas ke bawah ditampilkan dalam bentuk portrait (contoh terlam
Gambar kerja yang secara visual memanjang dari kiri ke kanan ditampilkan dalam bentuk landscape (contoh terlam
Penulisandokumeninidilengkapidengandaftarisiyang representatif.

4. Dokumen/Album Peta

MUATAN  Peta kondisi eksisting;


 Peta rencana

PENYAJIAN  Peta yang ditampilkan dalam Album Peta merupakan kompilasi


peta yang termuat dalam dokumen RP2KPKP maupun dokumen proses kegiatan
(Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Draft Akhir, dan Laporan Akhir)
 Peta yang dihasilkan minimal memuat unsur-unsur sebagai berikut (contoh
terlampir):
j) Instansi yang menerbitkan peta (pemilik kegiatan);
k) Judul kegiatan;
l) Judul peta;
m) Orientasi peta;
n) Skala peta (baris dan angka) disertai keterangan jenis
proyeksi, sistem grid, dan datum horizontal;
o) Sumber data;
p) Legenda/keterangan peta;
q) Peta orientasi/inset; dan
r) Gambar utama peta.

 Peta kota/kabupaten/kawasan yang berorientasi utara-selatan


2. PROGRAM KERJA
a. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Halmahera Barat Tahun Anggaran
2022, adalah selama 180 (hari) terhitung setelah penandatanganan kontrak/SPMK. Konsultan
akan menyusun alokasi waktu yang efektif dan terencana dengan baik agar kegiatan ini bisa
mengikuti spesifikasi teknis yang ada. Sehingga output dari kegiatan ini akan dapat diterima
dengan baik oleh pengguna jasa.
b. TAHAPAN PEKERJAAN

1. Lingkup Kegiatan
Lingkup Kegiatan yang ditetapkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini dibagi menjadi 8 tahap,
yaitu:
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan kegiatan sebelum tim turun ke lapangan, meliputi :
1) Melakukan Sosialisasi dan konsolidasi untuk mendapatkan data sekunder serta pemahaman
terhadap maksud penyusunan RP2KPKPK;
2) Menyusun rencana kerja tim, termasuk pembagian peran tiap tenaga ahli dalam melibatkan
partisipasi aktif kelompok swadaya masyarakat;
3) Menyiapkan data profil Permukiman Kumuh dan dokumen pendukung lainnya yang mengacu
kepada SK Penetapan Kawasan Kumuh disertai detil data statistik yang diperlukan pada
masing-masing indikator;
4) Overview kebijakan Daerah, yang berkaitan dengan penanganan Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh dan melakukan Identifikasi Kesesuaian permukiman eksisting terhadap
Rencana Tata Ruang Wilayah, Status Tanah Permukiman, Peta Rawan Bencana,
Pembangunan sektoral permukiman, serta dokumen-dokumen lain yang mendukung atau
berkaitan dengan penanganan Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh.
b. Tahap Survei
Tahap survei merupakan kegiatan mengumpulkan data, meliputi :
1) Menyusun desain survey awal kegiatan yang mencakup kebutuhankebutuhan data dan
informasi awal yang dibutuhkan, serta penyiapan format untuk kebutuhan baik di
lapangan maupun pengolahan data dan informasi terkait kondisi kawasan;
2) Mengumpulkan data-data primer maupun sekunder terkait isu strategis,
3) potensi, dan permasalahan mengenai penanganan perumahan kumuh dan permukiman
kumuh.
4) Melakukan wawancara semi-terstruktur dengan beberapa narasumber utama yang memiliki
kompetensi yang terkait dengan penanganan permukiman kumuh.
5) Melibatkan partisipasi aktif Kelompok Swadaya Masyarakat dalam melakukan
survei/pemetaan swadaya/survey kampung sendiri di permukiman kumuh.
6) Verifikasi lokasi permukiman kumuh sesuai SK Penetapan Kawasan Kumuh,
7) deliniasi kawasan dan cakupan pelayanan infrastruktur pada lokasi permukiman kumuh.
8) Melakukan pemutakhiran dan penajaman profil kawasan kumuh melalui survey kebutuhan
yang detail (by name, by address) dengan pemetaan sebaran kebutuhan pelayanan
infrastruktur menurut indikator kekumuhan.
9) Melakukan koordinasi dengan kelembagaan masyarakat setempat yang terlibat dalam proses
penyelenggaraan pembangunan kawasan permukiman.
10) Melakukan pengukuran lapangan lengkap atas kondisi batas lahan pembangunan,
kondisi landsekap, kondisi topografi dan keteknikan lainnya yang berpengaruh terhadap
penyusunan desain kawasan dan DED untuk pelaksanaan fisik
c. Tahap Kajian
Tahap kajian merupakan kegiatan telaahan data primer dan sekunder, meliputi :
1) Melakukan analisis dan pemetaan terhadap isu strategis kawasan, potensi,
permasalahan dan tantangan dalam kaitannya dengan pembangunan Perumahan dan
Kawasan permukiman.
2) Melakukan overview terhadap dokumen-dokumen perencanaan dan
pengaturan/studi yang terkait seperti Rencana Tata Ruang, SPPIP dan RPKPP (RP2KPKPK
yang saat ini berjalan), Perencanaan Teknis Sektoral dalam lingkup kegiatan ke-Cipta Karya-
an, kebijakan daerah dalam penanganan kumuh serta SK Bupati tentang Kawasan Kumuh
Kabupaten.
3) Melakukan kajian terhadap konsep, strategi penanganan permukiman kumuh di kawasan
terpilih, keterkaitan antar kawasan, serta penetapan sasaran output dan outcome.
4) Melakukan analisis yang melibatkan partisipasi aktif Kelompok Swadaya Masyarakat
dalam merumuskan metode penanganan permukiman kumuh yang paling tepat dan
implementatif sesuai dengan kebutuhan sektor keterpaduan pelaksanaan program, serta
dampak yang ditimbulkan dari dilaksanakannya / indikasi implementasi program penanganan
kumuh.
5) Melakukan penetapan kawasan kumuh prioritas berdasarkan kriteria, indikator, parameter
serta pembobotan sesuai dengan buku panduan.
6) Penyusunan Pra-Desain Kawasan, meliputi: Masterplan kawasan perencanaan, konsep
rancangan dan detail desain, pra-rancangan arsitektur, pra-rancangan penghijauan dan tata
ruang luar, pra-rancangan struktur,pra-rancangan sistem mekanikal dan elektrikal, denah,
tampak, potongan, jaringan utilitas dan rencana perhitungan konstruksi /Sipil untuk fasilitas
prioritas.
7) Melakukan analisa dan pendampingan terhadap kebijakan pemerintah
kota/kabupaten terkait penanganan kumuh (ditunjang data spasial, numerik/statistik, dan
kondisi sosial, ekonomi, fisik lapangan)
d. Tahap Focus Group Discussion (FGD)
Tahap FGD dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan perkuatan Kelompok Swadaya
Masyarakat dan Tim Teknis Pemerintah Kabupaten/Kota berkaitan dengan kegiatan
Perencanaan Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman
Kumuh Perkotaan meliputi:
1) Pelaksanaan FGD dilakukan minimal3 (tiga) kali selama masa pelaksanaan kegiatan ini.
2) Pelaksanaan FGD dilakukan pelaksanaan kegiatan ini untuk mencapai kesepakatan lintas
pemangku kepentingan terhadap strategi dan indikasi program/ kegiatan penanganan kumuh
di kawasan-kawasan prioritas.
3) FGD diadakan untuk memberikan pemahaman yang berkaitan dengan kebijakan, penetapan
kawasan prioritas kumuh, kesadaran terhadap lingkungan kumuh, dukungan infrastruktur ke-
Cipta Karya-an, strategi dan pola penanganan permukiman kumuh, penyusunan kertas kerja
kelompok swadaya masyarakat, dan metode dokumentasi kegiatan.
e. Tahap Perumusan
Tahapan perumusan merupakan kegiatan penyusunan dokumen perencanaan, meliputi:
1) Menyusun Rencana Kegiatan Pembangunan sektor ke-Cipta Karyaan berupa:
a) Strategi operasional penanganan kumuh hingga 0% (melalui pola pencegahan
dan peningkatan kualitas permukiman)
b) Kajian konsep dan merumuskan strategi teknis penanganan kumuh dari aspek
sosial, ekonomi dan analisa pembiayaan melalui analisa potensi peningkatan kualitas
kawasan.
c) Konsep penanganan permukiman kumuh secara tematik berdasarkan kondisi kawasan,
analisis keterkaitan antar kawasan, dan pola penanganan pemukiman kumuh.
d) Skenario pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman dalam upaya
mengurangi luasan kumuh kabupaten/ kota.
e) Strategi dan memorandum program keterpaduan sektor ke-Cipta Karyaan dalam
penanganan kawasan pemukiman kumuh perkotaan disesuaikan dengan konsep
penanganan.Kesinambungan antara rencana pemerintah dan Rencana Aksi
Komunitas (CAP) dalam penanganan kawasan permukiman.
f) Indikasi program investasi dan pembiayaan lintas pemangku kepentingan dalam
pencapaian kumuh 0% hingga 2027.
g) Tata cara pengendalian tahapan pelaksanaan dan pembiayaan tiap tahun.
h) Peta Perencanaan Penanganan Permukiman kumuh skala 1:5000 dan 1:1000 untuk
jangka waktu tahun 2022-2027
i) Desain Kawasan permukiman kumuh pada kawasan prioritas.
2) Menyusun Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh Tingkat Masyarakat (Perencanaan Partisipatif), berupa:
a) Susunan kelembagaan masyarakat sesuai kesepakatan pembentukan kelembagaan.
b) Rumusan prioritas kebutuhan berdasarkan pemberdayaan masyarakat dengan metode
yang paling tepat dan implementatif bagi masyarakat.
c) Rencana Kerja Masyarakat dalam skala lingkungan.
f. Tahap Penyusunan Desain Teknis
Tahap penyusunan detail desain dilaksanakan melalui :
1) Penyusunan peta rinci kawasan/site plandengan tingkat kedetailan peta yang cukup untuk
menjelaskan detil konsep penanganan dan perencanaan infrastruktur kawasan.
2) Pengambilan dokumentasi foto udara/film visual (air view) yang dapat
menggambarkan kondisi kawasan serta foto kondisi eksisting yang
disandingkan/digabungkan dengan desain rencana penanganan (visualisasi).
3) Rencana rinci pola penanganan kawasan pemukiman kumuh
(pencegahan/pemugaran/ peremajaan/ pemukiman kembali) beserta strategi keterpaduan
sektor ke-Cipta Karya-an.
4) Daftar rencana komponen infrastruktur yang dibutuhkan untuk penanganan permukiman
kumuh untuk jangka waktu tahun 2022-2027.
5) Tata cara pengendalian tahapan pelaksanaan dan pembiayaan tiap tahun.
6) Peta Perencanaan Penanganan Permukiman kumuh skala 1:5000 dan 1:1000 untuk
jangka waktu tahun 2022-2027.
7) Pengukuran dan survey investigasi terhadap kondisi lapangan dan perencanaan komponen
infrastruktur dalam upaya meningkatkan kualitas kawasan permukiman
8) Menyusun desain kawasan dan desain teknis komponen infrastruktur di kawasan
prioritas (dilengkapi gambar, RAB, dan RKS); gambar disajikan secara detail dalam skala
1:50, 1:20 dan 1:10.
9) Penyusunan Desain Kawasan, meliputi: Masterplan kawasan perencanaan, konsep
rancangan dan detail desain, rancangan arsitektur, rancangan penghijauan dan tata ruang
luar, rancangan struktur,rancangan sistem mekanikal dan elektrikal, denah, tampak,
potongan, jaringan utilitas dan rencana perhitungan konstruksi /Sipil untuk fasilitas prioritas.
10) Memastikan readiness criteria (kepastian lahan, desain, kondisi fisik, kondisi sosial,
kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah kota/kabupaten, dsb) terpenuji dan dapat
ditindaklanjuti dalam waktu dekat.
g. Tahap Pembahasan Pleno
Tahap Pembahasan Pleno merupakan upaya pendampingan dari Pemerintah Pusat
(Kementerian PUPR) untuk memastikan kualitas proses dan substansi yang telah dan dalam
proses penyusunan sesuai dengan metodologi pelaksanaan. Tim Tenaga Ahli bersama dengan
Tim Teknis Pemeritah Kabupaten/Kota akan memberikan pelaporan kemajuan pencapaian
kegiatan maupun hasil kesepakatan di daerah dalam penyusunan pekerjaan ini.
h. Tahap Penyusunan Laporan
Tahap penyusunan laporan merupakan kegiatan penyusunan laporan mulai dari laporan
pendahuluan, antara, dan akhir, meliputi :
1) Laporan hasil diskusi pembahasan dalam tahapan kegiatan penyusunan Laporan
Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Draft Akhir dan Laporan Akhir dengan melibatkan
berbagai instansi terkait dan (Pokja PKP).
2) Masing-masing tahapan dalam penyusunan laporan dengan gambaran hasil rumusan
dan analisis data/informasi yang diperoleh dari pelaksanan survey FGD, dan masukan
serta saran dalam pembahasan laporan bersama Tim Teknis dan pihak terkait lainnya.
3) Merumuskan kesimpulan sebagai landasan dari finalisasi Dokumen Profil Perencanaan
Kawasan Kumuh Perkotaan dan DED permukiman kumuh.
4) Menyusun dokumen perencanaan siap lelang dan DED masing-masing komponen
infrastruktur yang akan dilaksanakan di tahun selanjutnya
5) Profil update terkait hasil survey dan investigasi terhadap kondisi eksisting permukiman kumuh
(by name by address) beserta dokumentasi dan analisa isu strategis, potensi, permasalahan
dan tantangan dalam penanganan permukiman kumuh.
6) Matriks strategi operasional, program, dan indikasi kegiatan serta indikasi biaya dan peran
stakeholders dalam pencapaian kota/kabupaten bebas kumuh sesuai targetnya.

2. Lokasi kegiatan kajian


penyusunan dan pembahasan laporan dilaksanakan di Jailolo Kabupaten Halmahera Barat.

3. Data dan Fasilitas Penunjang


a. Penyediaan oleh Pemberi Tugas Data dan informasi yang terkait dengan pekerjaan yang dimiliki
Pemberi Tugas dapat digunakan dan dipelihara oleh penyedia jasa sebagai referensi atau
masukan awal dalam penyiapan pelaksanaan pekerjaan, atas seizin Pemberi Tugas. Data
tersebut harus dipelihara oleh penyedia jasa dan harus dikembalikan.
b. Penyediaan oleh Penyedia Jasa Data dan informasi yang disediakan oleh penyedia jasa
mencakup materi yang dapat dimanfaatkan dalam penyusunan pekerjaan ini termasuk data dan
peta yang sama dan sesuai standar bagi seluruh rangkaian kegiatan.

4. Alih Pengetahuan
Dalam proses penyusunan pekerjaan ini, beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Penyedia
Jasa dalam tahapan alih pengetahuan adalah sebagai berikut:
a. Penyedia Jasa diharapkan dapat melakukan asistensi/diskusi secara berkala dan intensif
(sebelum dan sesudah melakukan survei lapangan) bersama tim teknis sehingga dapat
diperoleh kerangka kerja, metode pendekatan, desain survei, dan hasil rumusan pekerjaan ini.
b. Asistensi/diskusi yang dilakukan oleh pihak Penyedia Jasa dilakukan sebelum pelaksanaan survei
instansional, sebelum, dan setelah pelaksanaan presentasi setiap tahapan pelaporan.
c. Penyedia Jasa setelah menerima pengarahan penugasan dan semua bahan masukan dalam
proses asistensi/diskusi, hendaknya memeriksa dan memproses semua bahan yang ada serta
mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini.
d. Untuk kesempurnaan pekerjaan tersebut diatas Penyedia Jasa diminta mempelajari dan
menganalisis lebih lanjut segala informasi dan ketentuanketentuan yang berhubungan dengan
pekerjaan dimaksud.

Anda mungkin juga menyukai