ada uraian pendekatan dan metodologi, merupakan pembahasan dalam usulan teknis ini yang
menjelaskan tentang pandangan konsultan tentang pendekatan dan metode apa yang akan digunakan,
sehingga dapat menyelesaikan kegiatan tersebut yang berkualitas sesuai dengan apa yang diinginkan
dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK). Untuk lebih jelasnya, sebagaimana pada pembahasan berikut:
1. PENDEKATAN TEKNIS
Pendekatan umum konsultan dalam dalam layanan jasa konsultansi adalah sebagai berikut :
a. Pendekatan Operasional
Dalam pendekatan ini konsultan akan mengatur strategi dalam pelaksanaan operasionalnya :
Dikantor akan dilengkapi dengan perlengkapan kerja seperti: furniture, peralatan
kantor, perlengkapan kantor, komunikasi, komputer dan lain-lain yang akan menunjang
kegiatan personil.
Melengkapi operasional kerja dengan sarana transportasi kendaraan agar pekerjaan
dapat dilakukan dengan cepat dan lancar.
Melakukan hubungan-hubungan kerja dengan instansi terkait yang akan membantu
terhadap kelancaran kerja serta masyarakat disekitar lokasi proyek.
b. Pendekatan Permasalahan
Didalam pelaksanaan pekerjaan Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Halmahera Barat Tahun Anggaran
2022, tidak sedikit terjadi kesalahan-kesalahan yang tidak diinginkan. Akibatnya terjadi
kualitas hasil pekerjaan tidak sesuai dengan dokumen pelaksanaan. Guna mengantisipasi
atau mengurangi kesalahan-kesalahan yang terjadi perlu dilakukan tindakan untuk
mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dengan melakukan pengawasan terhadap jalannya
pelaksanaan pekerjaan baik secara teknis maupun administratif.
c. Pendekatan Kerja
1) Penyusunan Rencana Kerja
Rincian tahapan Penyusunan rencana kerja yang tercakup dalam pekerjaan yang
dilakukan, meliputi hal-hal sebagai berikut:
Persiapan Administrasi
Penyusunan Bagan Organisasi Pekerjaan
Pembuatan Jadwal Waktu Pelaksanaan
Tingkat keberhasilan suatu pekerjaan tidak hanya tergantung atas kemampuan dari
para Tenaga Ahli yang menangani, akan tetapi faktor perencanaan (kerja) akan
memegang peranan kunci yang akan menentukan kelancaran dan kesempurnaan
hasil yang akan dicapai. Dengan adanya rencana kerja diharapkan tidak ada
kerancuan dan tumpang tindih pelaksanaan kegiatan, sehingga dukungan dari masing-
masing personil baik “Team Desain” maupun “Team Lapangan” akan memberikan
hasil yang optimal. Mengingat pentingnya rencana kerja ini, Ketua Tim akan memimpin
langsung untuk membicarakan dan mendiskusikan masalah-masalah yang berkaitan
dengan:
Jadwal pelaksanaan pekerjaan
Jadwal penugasan masing-masing personil
Uraian tugas dari masing-masing personil
Hubungan kerja antar personil maupun dengan proyek
Hubungan kerja dengan Kontraktor
Peralatan yang akan dibutuhkan
Dukungan pendanaan, dsb
2) Persiapan Administrasi
Pekerjaan Persiapan administrasi merupakan kegiatan paling awal setelah menerima
Surat Perintah Mulai Kerja (SPK)/Kontrak. Persiapan administrasi tersebut meliputi:
Administrsi surat-menyurat dan dokumen sehubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan, persiapan administrasi tersebut diusahakan dapat diselesaikan
sesegera mungkin sehingga tidak menghambat pelaksanaan pekerjaan
berikutnya.
Persiapan Administrasi ini harus dilaksanakan oleh seorang administrasi teknik
yang berpengalaman dalam menangani pekerjaan ini, sehingga diharapkan dapat
dilaksanakan sesuai dengan waktu yang disediakan untuk itu.
Semua Masalah administrasi tersebut selalu dibawah pengawasan Ketua Tim
yang bertanggung jawab atas penyelesaian seluruh pekerjaan.
Tabel 3.1 Keterkaitan Lingkup Kegiatan dengan Capaian dalam Kegiatan Penyusunan RP2KPKP
Overview kebijakan daerah dan identifikasi kesesuaian Hasil overview dokumen perencanaan dan
permukiman terhadap rencana tata ruang kota kebijakan daerah
Peta kesesuaian permukiman terhadap rencana
pola ruang kota/kabupaten (guna lahan
permukiman
Melakukan kegiatan Konsolidasi Tingkat Provinsi (KTP) Berita acara hasil Konsolidasi Tingkat
Provinsi (KTP)
Melakukan kegiatan penyiapan kelembagaan Terbentuknya/tersiapkannya kelembagaan
masyarakat di tingkat kota masyarakat (BKM/KSM)
VERIFIKASI LOKASI SERTA PERUMUSAN KONSEP DAN STRATEGI
Bersama dengan pemangku kepentingan melaksanakan hasil sinkronisasi data kumuh (primer dan
koordinasi dan sinkronisasi data kumuh baik data primer sekunder)
maupun data sekunder
Melaksanakan survei dan mengolah data Hasil survei berupa gambaran permukiman
permukiman kumuh kumuh kabuapten/kota dan hasil pengolahan
data permukiman kumuh
Verifikasi lokasi dan penyusunan profil permukiman kumuh data hasil verifikasi lokasi (delineasi, luasan,
layanan hunian dan infras truktur)
Profil permukiman kumuh yang telah
teverifikasi
Melakukan proses pemutakhiran profil kumuh yang Berita acara penyelanggaraan FGD 1
dilaksanakan memalui Focus Group Discussion (FGD) 1 (verifikasi lokasi kumuh dan kawasan
untuk verifikasi lokasi permukiman kumuh prioritas)
Menilai klasifikasi kekumuhan kawasan berdasarkan kriteria, Daftar peringkat permukiman kumuh
indikator dan parameter kekumuhan berdasarkan kriteria, indikator dan
parameter kekumuhan
Melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) 2 untuk Berita acara penyelenggaraan FGD 2
penyepakatan konsep dan strategi (konsep dan strategi)
Mermuskan konsep tematik & skenario pencegahan dan Konsep tematik dan skenario pencegahan dan
peningkatan kualitas kawasan kumuh prioritas peningkatan kualitas kawasan permukiman
kumuh prioritas
Menyusun Rencana Investasi & Pembiayaan Rencana Investasi dan pembiayaan kawasan
kawasan kumuh prioritas permukiman kumuh prioritas
Bersama Pemangku Kepentingan perencanaan Terselenggaranya perencanaan partisipatif
partisipatif di kawasan prioritas meliputi (pelaksanaan RKMdan penyepakatan
- Pelaksanaan Rencana Kerja Masyarakat (RKM) komponen DED) di kawasan permukiman
- Penyepakan Komponen DED kumuh prioritas
Melaksanakan focus group discussion (FGD) 3: Berita acara FGD 3 ( rencana aksi,
Penyepakatan rencana aksi, program dan kegiatan program dan kegiatan)
PENYUSUNAN DESAIN TEKNIS
Menyusun Desain Teknis, meliputi Peta rinci/ siteplan
Untuk wilayah yang berstatus kota, maka lingkup wilayah penyusunan RP2KPKP mencakup keseluruhan
kawasan permukiman kumuh di wilayah administrasi kota yang ditetapkan melalui SK Walikota dan hasil
verifikasinya. Untuk wilayah yang berstatus kabupaten, maka lingkup wilayah penyusunan RP2KPKP
mencakup kawasan di dalam wilayah administrasi kabupaten yang didefinisikan sebagai kawasan
permukiman kumuh perkotaan oleh SK Bupati dan hasil verifikasinya.
Gambar 3.1 Contoh delineasi Kawasan Permukiman Perkotaan di Lingkup Administrasi Kota
Gambar 3.2 Contoh Delineasi Kawasan Permukiman Perkotaan di Lingkup Administrasi Kabupaten
Gambar 3.3 Contoh Sebaran Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan berdasarkan SK Kumuh
Kawasan permukiman kumuh yang diprioritaskan untuk ditangani berdasarkan kriteria dan indikator yang
merujuk kepada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.2/PRT/M/2016 tentang
Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh, yang terdiri dari tiga lokasi
kawasan kumuh. Selanjutnya akan dipilih satu kawasan yang akan ditangani pada pelaksanaan
pembangunan tahap 1 berdasarkan kesepakatan hasil diskusi dengan pemangku kepentingan.
Gambar 3.4 Contoh Peta Kawasan Permukiman Kumuh Prioritas
PROGRAM
DAN
KEGIATAN
SKALA KOTA
PROGRAM
DAN
KEGIATAN
KAWASAN
PENGEMBANGAN
Gambar 3.6 Skema Dasar Pertimbangan Perumusan Strategi dan Program Penanganan TAHAP 1
Fokus dari obyek yang diatur di dalam RP2KPKP adalah program dan kegiatan terkait dengan
infrastruktur permukiman perkotaan, yang terdiri atas:
Kondisi Fisik Bangunan Hunian;
Aksesibilitas Lingkungan;
Kondisi Drainase Lingkungan;
Kondisi Pelayanan Air Minum/Baku;
Kondisi Pengeolaan Air Limbah;
Kondisi Pengelolaan Persampahan; dan
Kondisi Proteksi Kebakaran;
Selain fokus pada infrastruktur permukiman kumuh perkotaan, program dan kegiatan yang disusun dapat juga
mencakup infrastruktur bidang lainnya yang dibutuhkan di dalam pencegahan dan peningkatan kualitas
permukiman kumuh seperti Ruang Terbuka Hijau (RTH). Dan yang tidak kalah pentingnya dalam proses penilaian
terhadap kawasan kumuh ada beberapa pertimbangan lain yaitu kejelasan status lahan, kesesuaian dengan
rencana tata ruang, nilai strategis lokasi, kepadatan penduduk, dan kondisi social ekonomi budaya masyarakat.
Tentu saja beberapa fokus objek lainnya akan disesuaikan dengan kebutuhan di masing-masing kabupaten/kota.
A.1.
ELENGGARAAN SOSIALISASI
ATAN RP2KPKP A.4
A.5
(pen A.2 A.3
FGD 2:
PENYEPAKATAN KONSEP, FGD 3: A.6 A.7
KONSOLIDASITK. FGD 1: STRATEGI, POLA PENYEPAKATAN RENCANAAKSI, PEMBAHASAN
DISEMINASI
PROVINSI PENYEPAKATAN PROFILHASIL PENANGANAN PERMUKIMAN PROGRAM DAN KEGIATAN (Hasil PLENO
VERIFIKASI KUMUH RKM)
B.1 B.5 SURVEIDAN B.10 PERUMUSANKONSEP B.11 PERUMUSANSKENARIO B.12 PERUMUSANRENCANAAKSI & B.16
PERSIAPAN DAN PENGOLAHAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN & PENYEMPURNAAN
PENANGANAN DAN MEMORANDUM KETERPADUAN PROGRAM
DATA PENINGKATAN KUALITAS KONSEPDESAIN KAWASAN HASIL PLENO
PEMANTAPAN SKALA KOTA DAN KAWASAN
PERMUKIMAN PERMUKIMANKUMUH
RENCANAKERJA
KUMUH
B.17 PENYEMPURNAAN
B.13 DOKUMEN RP2KPKP
Rencana Aksi 0%
B.2 PENYUSUNAN B.4 B.9 PENENTUAN KAWASAN
PRIORITASPENANGANAN Kumuh
DESAIN SURVEY B.6
OVERVIEW VERIFIKASI LOKASI DAN PERUMUSAN Rencana Teknis
DAN FORMAT KEBIJAKANDAERAH KEBUTUHAN
DAN IDENTIFIKASI PEMUTAKHIRANPROFIL PENCEGAHAN & Pembangunan
PROSE KEGIATAN KESESUAIAN PERMUKIMAN
PERMUKIMANKUMUH
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMANKUMUH tahap 1
EKSISTING TERHADAP PERMUKIMANKUMUH Memorandum
RENCANATATA RUANG Program
(Pende KAB/KOTA DEDKomponen
B.14 Prioritas
B.3 B.7 PENYUSUNAN DESAIN
PENYIAPANDATA PENILAIAN LOKASI TEKNIS
PROFIL BERDASARKAN KRITERIA, Daftar rencana
PERMUKIMAN komponen B.18
INDIKATOR DAN PARAMETER Pengukuran lapangan
KUMUH FINALISASI &
Data kumuh KEKUMUHAN Visualisasi pendukung LEGALISASI HASIL
Data statistik perancangan (PERWAL/PERBUP)
terkait
B.8
DISTRIBUSI POLA B.15
KOLABORASI PENANGANAN
PERMUKIMANKUMUH PENYUSUNAN DETAILED ENGINEERING DESIGN/DED
(GAMBARKERJA, RAB, RKS)
LAPORAN
PENDAHULUAN LAPORAN LAPORAN LAPORAN
ANTARA DRAFT AKHIR AKHIR
Proses Perencanaan dan Penyusunan B.1 Persiapan dan pemantapan rencana kerja
Penyusunan desain survey dan format kegiatan
B.2
Penyiapan data profil permukiman kumuh
Overview kebijakan daerah dan identifikasi
B.3
kesesuaian permukiman terhadap rencana tata
B.4 ruang
Lingkup kegiatan persiapan ini akan diselesaikan pada 1 (satu) bulan pertama pelaksanaan kegiatan penyusunan
RP2KPKP, terhitung sejak diterbitkannya SPMK. Secara diagramatis, rangkaian kegiatan pada lingkup kegiatan
penyusunan desain teknis dapat dilihat pada Gambar 3-8.
1 TAHAP PERSIAPAN
A.1.
GARAAN P2KPKP SOSIALISASI
(pendekatan
A.2
Pemda KONSOLIDASI TK. PROVINSI
B.1
PERSIAPANDAN PEMANTAPANRENCANAKERJA
B.4DANFORMAT KEGIATAN
B.2 PENYUSUNAN DESAINSURVEY
OVERVIEW KEBIJAKANDAERAH DANIDENTIFIKASI KESESUAIAN PERMUKIMAN EKSISTING TERHADAPRENCANA TATARUANGKAB/
KOTA
PROSES PENY
RP2KP
(Pendekatan M
Sistem B.3
PENYIAPANDATA PROFIL PERMUKIMAN KUMUH
Data kumuh
Data statistik
terkait
LAPORAN
PENDAHULUAN
A.1.
SOSI ALISASI
A.1.
SOSI ALISASI
A.2
KONSOLIDASI TK.
PROVINSI
TUJUAN Mencapai pemahaman yang sama mengenai kebijakan, proses, prosedur, dan
produk yang dihasilkan dari penyusunan RP2KPKP
Menyepakati rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kegiatan, serta pendekatan
dan metodologi yang digunakan dalam lingkup Provinsi
Mensosialisasikan hasil Sosialisasi Nasional kepada pemangku kepentingan
di daerah
Mensinergikan arahan kebijakan pembangunan permukiman di provinsi
DURASI 1 hari *
*) Jadwal dan lokasi penyelenggaraan ditentukan oleh pihak Satker PKP Provinsi (maksimal
1 minggu setelah penyelenggaraan sosialisasi)
B.1 Penyiapan dan Mengkoordinasikan seluruh kegiatan RP2KPKP ini dari awal
Pemantapan sampai akhir antara Tim Ahli Pendamping (TAP) dan Pokjanis
Rencana Kerja Kabupaten/Kota
A.1.
SOSIALISASI
B.1
PERSIAPAN DAN PEMANTAPAN RENCANAKERJA
LANGKAH Diskusi kesiapan tim ahli pendamping dalam menjalankan lingkup pekerjaan dan
kebutuhan penyiapan pekerjaan
Penyamaan pemahaman lingkup tugas tim ahli pendamping dan Pokjanis
dalam kegiatan penyusunan RP2KPKP
Penyusunan dan penyepakatan rencana kerja dan metodologi yang akan
digunakan
Penyiapan peta dasar; dan Pengumpulan data dan informasi terkait dengan
pembangunan
Provinsi : ……………………………………………………… | | |
Kabupaten/Kota : ……………………………………………………… | | |
Kecamatan : ……………………………………………………… | | |
Keluarhan/Desa : ……………………………………………………… | | |
3 Data Umum
kawasan kumuh tingkat Jumlah Jumlah Rumah
Jumlah
Kawasa Luas Penduduk
kelurahan No Kepemillika Penduduk
n Kawasa Miskin
. Kumuh n (Ha) n lahan
RT/K Jiw RT Jiw Tota Kumu
K a M a l h
4 Data Kependudukan
No. 0–5 6 – 12 13 – 17 18 – 25 26 – 40 40 – 55 > 55 0–5
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
7 Tingkat Kesehatan
Penduduk Jumlah Penderita Penyakit Kronis (Jiwa)
Kawasan
No. Diare ISPA Demam
Kumuh Muntaber Malaria TBC Lainnya
Berdarah
8 Peta Dasar Kelurahan yang dilengkapi dengan Delineasi Lokasi Permukiman Kumuh
Tabel 3.3 Contoh Form Data Umum Permukiman Kumuh
Catatan :
Form Survey ini merupakan contoh minimal kelengkapan data umum kelurahan yang bisa dikemban gkan lebih lanjut oleh
Pokjanis
B.3 Penyiapan data Pengumpulan atau kompilasi data dan informasi dasar terkait
profil permukiman dengan kawasan permukiman kumuh yang nantinya digunakan
kumuh sebagai dasar dalam penyusunan RP2KPKP
B.1
PERSIAPAN DAN PEMANTAPANRENCANAKERJA
LANGKAH Koordinasi internal terkait profil permukiman kumuh yang ada di Kabupaten/kota sesuai
dengan SK penetapan lokasi permukiman kumuh
Koordinasi dengan pihak terkait (P2KKP) untuk Kabupaten/Kota yang telah memiliki
baseline
Penyamaan persepsi dan kesepatan terkait data dasar yang akan dipakai dalam
profile kawasan permukiman kumuh
B.1
PERSIAPAN DAN PEMANTAPAN RENCANAKERJA
B.4
OVERVIEW
B.2 PENYUSUNAN DESAIN SURVEY KEBIJAKANDAERAH
DAN FORMAT KEGIATAN DAN IDENTIFIKASI KESESUAIAN PERMUKIMAN TERHADAP RENCANATATA RUANG
NO. SUMBER/ DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
Tujuan 2: Membangun Strategi: Program kemitraan peningkatan 1. Kemitraan programCSR sektor sanitasi
kemitraanstrategis dalam Membangun kemitraan dengan berbagai pihak dalam pelayanan kesehatan 2. Workshop pengelolaan oleh sw asta
pembangunan sanitasi Sasaran: penyediaan sarana dan prasarana sanitasi
Meningkatnya jumlah perusahaan
yang terlibat dalam program CSR
sektor sanitasi dari 3 menjadi 6
Program/ Lokasi Kumuh Lokasi dan Luas Penanganan Skala Penanganan Komponen
No Sumber dana Tahun
Kegiatan Sektoral * (Kelurahan) (Cakupan Pelayanan) (Kawasan/Lingkungan) ** Infrastruktur
1
2
3
4
5
Dst.
Catatan
*) - Overview yang dilakukan mencakup program/kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota dan keterlibatan swasta
- Overview Program/Kegiatan Sektor Penanganan Permukiman Kumuh meliputi Program/Kegiatan yang telah/sedang berjalan dan yang masih dalam tahap rencana
**) Skala Penanganan yang dimaksud adalah menyesuaikan dengan fungsi dan pengelolaan infrastruktur tersebut.
Catatan:
Proses superimpose kondisi dan peta permukiman kumuh eksisting berlaku juga untuk rencana sektoral
C.1 Penyiapan Dalam kegiatan penyusunan RP2KPKP, peran masyarakat
kelembagaan dalam penanganan k awasan permuk iman k umuh sangat
masyarakat pada penting sebagai salah satu pelaku utama. Dalam hal ini
lokasi permukiman kelembagaan masyarakat di tingkat kawasan perlu disiapkan
kumuh agar pembagian peran masing-masing pemangku kepentingan
di daerah menjadi lebih efektif dan jelas.
C.1
PENYIAPAN C.2
KELEMBAGAAN KOORDINASI &
SINKRONISASI DATA
MASYARAKAT PADA LOKASI KUMUH
PERMUKIMAN KUMUH
(data primer & sekunder)
TUJUAN Menyiapkan kelembagaan lokal masyarakat sebagai mitra penggerak kegiatan sekaligus
mengawal dan mengupayakan keberlanjutan program penanganan permukiman kumuh
di tingkat masyarakat.
Penyelenggaraan Kegiatan RP2KPKP A.3 FGD 1 : verifikasi lokasi permukiman kumuh dan
(pendekatan fasilitasi Pemda) A.4 FGD 2 : penyepakatan konsep dan strategi
pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman
Proses Penyusunan RP2KPKP B.5 Survey dan Pengolahan data permukiman kumuh
(Pendekatan Membangun Sistem) B.6 Verifikasi lokasi dan pemutakhiran profil
permukiman kumuh
B.7 Penilaian lokasi berdasarkan kriteria, indikator
dan parameter kekumuhan
B.8 Distribusi pola kolaborasi penanganan
permukiman kumuh
B.9 Perumusan kebutuhan pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh
B.10 Perumusan konsep serta strategi pencegahan
dan peningkatan kualitas permukiman kumuh
Lingkup kegiatan verifikasi dan perumusan strategi skala kota ini dilakukan dalam jangka waktu 2 (dua) bulan
terhitung sejak kegiatan persiapan selesai dilakukan.
2 TAHAP VERIFIKASI LOKASI SERTAPERUMUSAN KONSEP DAN STRATEGI
RP2KP
(Pendekatan M
Sistem
B.7
PENILAIANLOKASI BERDASARKANKRITERIA,INDIKATOR DAN PARAMETER KEKUMUHAN
B.8
DISTRIBUSI POLA KOLABORASIPENANGANAN PERMUKIMANKUMUH
C.2 C.3
KOORDINASI & SINKRONISASI DATA KUMUH
KOORDINASI PERAN MASYARAKATDALAM PENANGANAN PERMUKIMANKUMUH
(data primer & sekunder)
LAPORAN
ANTARA
B.5
SURVEI DAN PENGOLAHAN DATA PERMUKIMAN KUMUH
B.6
VERIFIKASI LOKASI DAN PEMUTAKHIRAN PROFIL PERMUKIMAN KUMUH
B.7
PENILAIAN LOKASI BERDASARKAN KRITERIA, INDIKATOR DAN PARAMETERKEKUMUHAN
C.2
KOORDINASI & SINKRONISASI DATA KUMUH
(data primer & sekunder)
TUJUAN Untuk mengidentifikasi kondisi permukiman kumuh berikut sebaran lokasi, konstelasinya
terhadap ruang skala kota/perkotaan, mengidentifikasi tipologi permukiman kumuh, serta
potensi dan permasalahan yang terkait dengan karakteristik sosial, ekonomi, budaya, fisik, dan
kelembagaan.
Hasil dari kegiatan survey dan pengolahan data kumuh ini akan menjadi basis informasi awal
untuk verifikasi permukiman kumuh yang telah ditetapkan didalam SK Walikota/Bupati .
METODA Survey dan Observasi
Diskusi
Mengolah basis data permukiman yang ada di Kabupaten/Kota menjadi profil permukiman
kumuh kota/perkotaan. (Salah satu basis data yang bisa dimanfaatkan diantaranya adalah
baseline)
OUTPUT Daftar dan peta sebaran permukiman kumuh skala kota/perkotaan (termasuk
permukiman kumuh yang berada diluar SK)
Kesesuaian SK dengan profil kumuh hasil survey dan pengolahan data kumuh
Dalam pengolahan data permukiman kumuh, data baseline bisa dimanfaatkan sebagai basis data permukiman kumuh seb
permukiman kumuh.
Catatan :
Data numerik baseline yang ada di Kabupaten/kota pada umumnya masih berupa data profil permukiman, sehingga
parameter datanya perlu dikonversi menjadi data permasalahan permukiman kumuh. Sebagai contoh data keteraturan
bangunan hunian perlu dikonversi menjadi data ketetidakaturan bangunan hunian pada lokasi permukiman. Sebagai
ilustrasi, bisa dilihat pada tabel berikut.
KRITERIA /
No PARAMETER NILAI SATUAN
INDIKATOR
A FISIK
Keteraturan Bangunan Jumlah Keteraturan Bangunan Hunian 304 unit rumah tangga
1
Hunian Persentase Keteraturan Bangunan Hunian 10% persentase
Luas permukiman ….Ha 90,80 Ha
Kepadatan Bangunan
2 Jumlah total bangunan ……unit 3.027 Unit
Hunian
Tingkat kepadatan bangunan …..unit/Ha 33 Unit/Ha
Jumlah Bangunan hunian memiliki luas lantai ≥ 7,2 m2 per
2539 unit rumah tangga
orang
Persentase Bangunan hunian memiliki luas lantai ≥ 7,2 m2
84% persentase
Kelayakan Bangunan per orang
3
Hunian Jumlah Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai,
2.399 unit rumah tangga
Dinding sesuai persyaratan teknis
Persentase Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai,
79% persentase
Dinding sesuai persyaratan teknis
KONDISI
ASPEK KRITERIA PARAMETER
NUMERIK SATUAN PROSEN
Ketidakteraturan Bangunan bangunan pada lokasi tidak
2723 Unit 90%
memiliki keteraturan
bangunan memiliki
1. KONDISI BANGUNAN Tingkat Kepadatan Bangunan
kepadatan tidak sesuai 16 Ha 16%
GEDUNG
ketentuan
Ketidaksesuaian dengan bangunan pada lokasi
Persyaratan Teknis Bangunan tidak memenuhi 628 Unit 21%
persyaratan teknis
Tabel 3.6 Contoh Form isian Data Profil Permukiman Kumuh
FORM ISIAN DATA PROFIL PERMUKIMAN KUMUH DARI HASIL SURVEY DAN PENGOLAHAN DATA BASELINE
Keperluan
1. Database permukiman kumuh
2. Baseline data kawasan kumuh (T0)
3. Monitoring dan Evaluasi outcome penanganan kumuh
TANGGAL SURVEY :
Kecamatan : Jumlah KK : KK
Kawasan : Koordinat :
E
RT/RW :
S
Timur Barat
No. SK Walikota/Bupati
Di tepi air
Di Dataran Rendah
Di perbukitan
B. KARAKTERISTIK
sebagian/seluruh
tidak sesuai
Luas kawasan dengan kepadatan ≥200 unit/Ha (Untuk Kota Sedang dan Kota kecil) Unit
Panjang jalan dengan permukaan jalan rusak (yang sudah terstruktur aspal/paving block/beton) meter
Panjang saluran drainase yang tidak terhubung dengan sistem drainase kota m
d. Tidak terpeliharanya sistem drainase
Luas area yang sistem drainasenya tidak terpelihara baik melalui pemeliharaan rutin maupun berkala Ha
panjang saluran drainase yang tidak dipelihara m
e. Kualitas konstruksi sistem drainase
Luas area yang konstruksi prasarana drainasenya buruk, baik karena belum di-struktur atau karena mengalami Ha
kerusakan berat struktur
panjang saluran drainase dengan kualitas konstruksi buruk m
5 Kondisi pemeliharaan air limbah
a. Sistem pengolahan air limbah tidak sesuai dengan standar teknis yang berlaku
luas area Ha
b. Prasarana dan sarana pengolaha air limbah tidak memenuhi persyaratan teknis
Luas area yang sistem air limbah tidak sesuai persyaratan teknis Ha
6 Kondisi pengolahan persampahan
a. Sarana dan prasarana persampahan tidak sesuai dengan persyaratan teknis
Luas area yg tdk memiliki sarpras persampahan sesuai syarat teknis dengan pendekatan 3R (Reuse, Reduce, Ha
Recyclcle )
(Bin sampah dg pemilahan, gerobak sampah, TPS 3R, TPST)
b. Sistem pengolahan sampah tidak sesuai persyaratan teknis
Luas area dengan sistem pengolahan sampah yang tidak standar (pewadahan, pengumpulan, pengangkutan Ha
dan pengolahan)
c. Tidak-terpeliharanya sarana dan prasarana persampahan
Luas area yang sarana dan prasarana pengolahan sampahnya tidak terpelihara baik melalui pemeliharaan rutin Ha
maupun berkala
7 Kondisi proteksi kebakaran
a. Tidak tersedia sistem pengamanan secara aktif dan pasif
Luas area yang tidak memiliki sistem pengamanan secara aktif dan pasif Ha
b. tidak tersedia pasokan air untuk pemadaman yang memenuhi persyaratan teknis
Luas area yang tidak memiliki pasokan air Ha
c. Kondisi lebar jalan tidak memadai untuk dilalui sarana pemadam kebakaran
panjang jalan m
E. PERTIMBANGAN LAINNYA
1 Nilai strategis lokal ya, fungsi strategis kabupaten/kota
rendah
tidak
H. DATA PENDUKUNG
1 Peta orientasi lokasi
2 Peta delineasi kawasan
3 SHP koordinat data kawasan
4 Foto situasi kawasan
5 Foto nol pembangunan infastruktur
Tabel 3.7 Contoh data profil permukiman yang menampilkan data numerik dan persentase
KRITERIA /
No PARAMETER NILAI SATUAN
INDIKATOR
A FISIK
Keteraturan Jumlah Keteraturan Bangunan Hunian 304 unit rumah tangga
1 Bangunan Hunian
Persentase Keteraturan Bangunan Hunian 10% persentase
Kepadatan Luas permukiman ….Ha 90,80 Ha
2 Bangunan Jumlah total bangunan ……unit 3.027 Unit
Hunian Tingkat kepadatan bangunan …..unit/Ha 33 Unit/Ha
Jumlah Bangunan hunian memiliki luas lantai ≥ 7,2 m2 per
2539 unit rumah tangga
orang
Persentase Bangunan hunian memiliki luas lantai ≥ 7,2 m2 per
Kelayakan 84% persentase
orang
3 Bangunan
Jumlah Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding
Hunian 2.399 unit rumah tangga
sesuai persyaratan teknis
Persentase Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai,
79% persentase
Dinding sesuai persyaratan teknis
Panjang Total Jaringan Jalan Lingkungan yg ada 22.875 meter
Panjang jalan lingkungan dgn lebar > 1,5 meter 12.815 meter
Panjang jalan lingkungan dgn lebar > 1.5 meter yang
10.300 meter
permukaannya diperkeras
Aksesibilitas Jangkauan Jaringan Jalan Lingkungan yang layak 45% persentase
4
Lingkungan Panjang jalan lingkungan dgn lebar ≥ 1,5 meter yang
7.900 meter
permukaannya diperkeras dan tidak rusak
Panjang jalan lingkungan dgn lebar ≥ 1,5 meter yang dilengkapi
8.505 meter
sal. samping jalan
Jalan Sesuai Persyaratan Teknis 37% persentase
Luas Area permukiman tidak terjadi genangan air/banjir 84,67 ha
Persentase Kaw asan permukiman tidak terjadi genangan
93% persentase
air/banjir
Drainase Panjang Total Drainase 14.855 meter
5
Lingkungan Panjang Kondisi jaringan drainase pada lokasi permukiman
7.421 meter
memiliki kualitas tidak rusak/berfungsi baik
Persentase Kondisi jaringan drainase pada lokasi permukiman
50% persentase
memiliki kualitas minimum memadai
Jumlah Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum,
mandi, dan cuci (perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak) 457 unit rumah tangga
Samba
liung
Dst.
C.2 KOORDINASI DAN Merupakan kegiatan diskusi dalam rangka
SINKRONISASI DATA mengkonsolidasikan hasil identifikasi terhadap data profil
KUMUH permukiman kumuh yang telah diperoleh dari hasil survey
sekunder maupun primer serta hasil pengolahan data
permukiman yang diperoleh dari data baseline maupun data
statistik lainnya yang menjadi rujukan data permukiman
kumuh.
B.5
SURVEI DAN PENGOLAHAN DATA PERMUKIMAN KUMUH
B.6
VERIFIKASI LOKASI DAN PEMUTAKHIRANPROFIL PERMUKIMAN KUMUH
C.2
KOORDINASI & SINKRONISASI DATA KUMUH
(data primer & sekunder)
METODA Diskusi
LANGKAH Mengidentifikasi unsur-unsur terkait dalam proses identifikasi
permukiman kumuh di Kabupaten/Kota, baik di tingkat Pemerintah Kota, Korkot/Askot
P2KKP, Masyarakat/BKM, akademisi.
Melakukan koordinasi dan sinkronisasi data permukiman kumuh, baik itu data hasil olahan
maupun data hasil survey
OUTPUT Hasil sinkronisasi data permukiman kumuh
Basis data permukiman kumuh sebagai dasar verifikasi lokasi
permukiman kumuh
DURASI 1 minggu terhitung dari minggu pertama bulan kedua
B.6 VERIFIKASI LOKASI Merupakan bagian dari proses pemutakhiran profil
DAN PEMUTAKHIRAN permukiman kumuh untuk memperoleh data dan informasi
PROFIL permukiman kumuh terkini secara detail, akurat, dan terukur
PERMUKIMAN sebagai dasar perumusan konsep dan strategi pencegahan
KUMUH dan peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan yang
sesuai dengan kebutuhan penanganan.
B.5
SURVEI DAN PENGOLAHAN DATA PERMUKIMAN KUMUH
B.6
VERIFIKASI LOKASI DAN PEMUTAKHIRAN PROFIL PERMUKIMAN KUMUH
B.7
PENILAIAN LOKASI BERDASARKAN KRITERIA, INDIKATOR DAN PARAMETERKEKUMUHAN
C.2
KOORDINASI & SINKRONISASI DATA KUMUH
(data primer & sekunder)
Pemutakhiran profil kumuh kota/perkotaan dilakukan untuk menyusun profil permukiman kumuh pada kawasan
perkotaan dalam bentuk :
Pemutakhiran hasil verifikasi kebutuhan data dan peta yang perlu dilengkapi dalam penyusunan Profil
Permukiman Kumuh.
Pemutakhiran data dan peta hasil kegiatan survey terhadap SK Penetapan lokasi permukiman kumuh (contoh :
adanya perubahan luasan, perubahan unit lingkungan RT, ataupun redeliniasi kawasan).
Kelengkapan peta yang dibutuhkan dalam penyusunan peta profil sebagai berikut:
Catatan :
Beberapa kemungkinan hasil verifikasi lokasi diantaranya (1) luas permukiman kumuh bertambah/berkurang; (2) letak adm
Apabila dari hasil verifikasi ada ketidaksesuaian dengan SK penetapan lokasi permukiman kumuh yang telah terbit, maka
Adapun penambahan/pengurangan luasan permukiman kumuh hasil verifikasi ini selanjutnya akan dijadikan dasar bagi ta
Tahap verifikasi permukiman kumuh pada prinsipnya merupakan proses konfirmasi terhadap data yang diperoleh dari
hasil komparasi data hasil survey dan pengolahan data permukiman kumuh dengan data/profil permukiman kumuh
berdasarkan SK penetapan lokasi permukiman kumuh, sehingga dapat dipastikan akurasi informasi yang dicantumkan
ataupun melengkapi data dan informasi lain yang belum ada tetapi diperlukan terkait pemutakhiran dan pendetailan
profil permukiman kumuh. Secara skematis, kedudukan verifikasi permukiman kumuh, bisa dilihat pada gambar
berikut.
SURVEY & PENGOLAHAN DATA PERMUKIMAN KUMUH
DATA BASIS PERMUKIMAN BERDASARKAN HASIL SURVEY DAN DATA BASELINE
PENILAIAN TERHADAP 7
ASPEK DAN KRITERIA
KEKUMUHAN
PEMBENTUKAN KAWASAN
VERIFIKASI PROFIL DAN PETA
Catatan:
Dalam proses verifikasi lokasi, tidak menutup kemungkinan ada proses pembentukan kawasan (penggabungan spo
Kesamaan karakteristik/ tipologi kumuh
Lokasi dengan jarak yang berdekatan
Pembentuk sistem/jaringan infrastruktur yang tidak dapat ditangani dalam bentuk spot-spot kumuh
Pertimbangan keterpaduan penanganan kawasan dan kemudahan penanganan
kawasan
Proses penggabungan kawasan, bisa dilihat pada contoh ilustrasi peta di halaman berikutnya.
Tabel 3.9 Form Verifikasi Permukiman Kumuh Perkotaan
TOTAL
B.5
SURVEI DAN PENGOLAHAN DATA PERMUKIMAN KUMUH
B.6
VERIFIKASI LOKASI DAN PEMUTAKHIRAN PROFIL PERMUKIMAN KUMUH
B.7
PENILAIAN LOKASI BERDASARKAN
Kriteria, Indikator dan Parameter Kekumuhan
Tahap ini akan menjadi saringan awal penilaian lokasi permukiman kumuh berdasarkan kompleksitas permasalahan
yang ada di lokasi permukiman kumuh yang telah teridentifikasi pada tahap sebelumnya.
Penilaian lokasi dilakukan untuk menilai hasil identifikasi lokasi terhadap aspek:
1. Kondisi Kekumuhan
Penilaian lokasi berdasarkan aspek permasalahan kekumuhan terdiri atas klasifikasi:
a. Kumuh kategori ringan;
b. Kumuh kategori sedang; dan
c. Kumuh kategori berat.
2. Legalitas Lahan
Penilaian lokasi berdasarkan aspek legalitas lahan terdiri atas klasifikasi:
a. Status lahan legal; dan
b. Status lahan tidak legal.
3. Pertimbangan Lain
Penilaian berdasarkan aspek pertimbangan lain terdiri atas:
a. Pertimbangan lain kategori rendah;
b. Pertimbangan lain kategori sedang; dan
c. Pertimbangan lain kategori tinggi.
Hasil identifikasi terhadap kompleksitas permasalahan pada tahap ini akan menjadi rujukan dalam menetapkan kolaboras
perkotaan.
Tabel 3.10 Tabel Kriteria dan Indikator Penentuan Urutan Kawasan Prioritas
No ASPEK KRITERIA INDIKATOR PARAMETER NIL SUMBER
. AI DATA
A. Identifikasi Kondisi Kekumuhan
1. KONDISI Ketidakteraturan Tidak memenuhi 76% - 100% 5
BANGUNAN Bangunan ketentuan tata bangunan bangunan pada lokasi
GEDUNG dalam RDTR, meliputi tidak memiliki keteraturan
pengaturan bentuk,
besaran, perletakan, dan 51% - 75% 3
tampilan bangunan pada bangunan pada lokasi
suatu zona; dan/atau tidak memiliki keteraturan
Tidak memenuhi
Dokumen
ketentuan tata bangunan 25% - 50% 1 RDTR &
dan tata kualitas bangunan pada lokasi
RTBL,
lingkungan dalam RTBL, tidak memiliki keteraturan
Format
meliputi pengaturan blok Isian,
lingkungan, kapling, Observasi
bangunan, ketinggian dan
elevasi lantai, konsep
identitas lingkungan,
konsep orientasi
lingkungan, dan w ajah
jalan.
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Nomor 2 Tahun 2016 tentang Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan
Kumuh dan Permukiman Kumuh
Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan berdasarkan formula penilaian tersebut di atas, selanjutnya lokasi
perumahan kumuh dan permukiman kumuh dapat dikelompokkan dalam berbagai klasifikasi sebagaimana
ditunjukkan dalam tabel berikut.
Tabel 3.11 Hasil Penilaian Penentuan Klasifikasi dan Skala Prioritas Penanganan
BERBAGAI KEMUNGKINAN KLASIFIKASI
KETERANG
NILAI A A A A A A B B B B B B C C C C C C
AN
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
Kondisi Kekumuhan
71 – Kumuh
X X X X X X
95 Berat
45 – Kumuh
X X X X X X
70 Sedang
19 – Kumuh
X X X X X X
44 Ringan
Legalitas Lahan
Status
(+) X X X X X X X X X
Lahan Legal
Status
(-) Lahan Tidak X X X X X X X X X
Legal
Pertimbangan Lain
Pertimbanga
7–9 X X X X X X
n Lain Tinggi
Pertimbanga
4–6 n Lain X X X X X X
Sedang
Pertimbanga
1–3 n Lain Rendah X X X X X X
SKALA PRIORITAS
1 1 4 4 7 7 2 2 5 5 8 8 3 3 6 6 9 9
PENANGANAN
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Nomor 2 Tahun 2016 tentang Peningkatan Kualitas
Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Berbas Tengah
Berbas Pantai
Bontang Kuala
Gunung Elai 1
Teluk Kadere
Pulau Gusung
Bontang Baru
Nyerakat Kiri
Tanjung Laut
Selangan
Belimbing
NO ASPEK KRITERIA INDIKATOR DAN PARAMETER NILAI
Pagung
Loktuan
Indah
Pulau
Dst.
A. Identifikasi Kondisi Kekumuhan (Fisik)
76% - 100% Bangunan Tidak Memiliki
5 5 5 5 5 5 5 5 5
Keteraturan
(a) Ketidak-teraturan 51% - 75% Bangunan Tidak Memiliki
3 3 3 3 3
Bangunan Keteraturan
25% - 50% Bangunan Tidak Memiliki
1 1
Keteraturan
76% - 100% Bangunan Memiliki Kepadatan
5 5 5
Tidak Sesuai Ketentuan
Kondisi Bangunan Gedung (b) Tingkat Kepadatan 51% - 75% Bangunan Memiliki Kepadatan
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Bangunan Tidak Sesuai Ketentuan
25% - 50% Bangunan Memiliki Kepadatan
1 1 1 1
Tidak Sesuai Ketentuan
76% - 100% Bangunan Tidak Memenuhi
5 5 5 5 5 5 5 5
Persyaratan Teknis
(c) Ketidaksesuaian dengan Bangunan Tidak Memenuhi Persyaratan Teknis
3 3 3 3 3
Persyaratan Teknis Bangunan
25% - 50% Bangunan Tidak Memenuhi
1 1 1
Persyaratan Teknis
76%-100% area tidak terlayani oleh
5 5 5 5
jaringan jalan lingkungan
(a) Cakupan Pelayanan Jalan 51%-75% area tidak terlayani oleh
3 3 3 3 3 3 3
Lingkungan jaringan jalan lingkungan
25%-50% area tidak terlayani oleh
1 1 1 1 1
Kondisi Jalan Lingkungan jaringan jalan lingkungan
2
76% - 100% area memiliki kualitas
5 5 5 5 5 5 5
permukaan jalan yang buruk
(b) Kualitas Permukaan Jalan 51%-75% area memiliki kualitas permukaan
3 3 3 3 3 3 3 3
Lingkungan jalan yang buruk
25%-50% area memiliki kualitas permukaan
1
jalan yang buruk
Kondisi Penyediaan Air
4
Minum
Kondisi Drainase Lingkungan
4
SUBTOTAL 17 21 25 25 23 11 19 17 13 15 13 13 15
B. Identifikasi Pertimbangan Lain
Lokasi terletak pada fungsi strategis
5 5 5 5 5 5 5
kabupaten/kota
(a) Nilai Strategis Lokasi
Lokasi tidak terletak pada fungsi strategis
1 1 1 1 1 1 1 1
kabupaten/kota
Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar >
5 5
200 Jiwa/Ha
8 Pertimbangan Lain
Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar
(b) Kependudukan 3 3 3 3 3 3 3 3 3
151 - 200 Jiwa/Ha
Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar <
1 1 1 1 1
150 Jiwa/Ha
(c) Kondisi Sosial, Ekonomi, dan
Budaya
SUBTOTAL 8 8 8 10 8 4 4 2 2 2 2 4 8
C. Identifikasi Legalitas Lahan
Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status
penguasaan lahan, baik milik sendiri atau milik (+ ) 1 1 1 1 1
pihak lain
(a) Kejelasan Status
Sebagian atau keseluruhan lokasi tidak memiliki
Penguasaan Lahan
9. Legalitas Lahan kejelasan status penguasaan lahan, baik milik
(-) -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
sendiri atau milik pihak lain
SUBTOTAL -1,00 -1,00 -1,00 -1,00 -1,00 1,00 -1,00 1,00 1,00 -1,00 -1,00 1,00 1,00
Tabel 3.13 Contoh Tabel Rekapitulasi Hasil Penilaian, Penentuan Klasifikasi, Dan Skala Prioritas Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh
TINGKAT KEKUMUHAN PERTIMBANGAN LAIN LEGALITAS LAHAN
JUMLAH NILAI
JUMLAH NILAI
PENILAIAN
RENDAH
SEDANG
SEDANG
ASPEK
RINGAN
KUMUH
TINGGI
KUMUH
KUMUH
LEGAL
LEGAL
BERAT
TIDAK
NO KAWASAN KRITERIA DAN KLASIFIKASI SKALA PRIORITAS
PERTIMBANGAN
INDIKATOR
LAIN
KEKUMUHAN
(71-95) (45-70) (19-44) (11-15) (6-10) (1-5) Nilai (+ ) Nilai (-)
1 Bontang Kuala 67 x 13 x x B2 Prioritas 2
2 Berbas Pantai 87 x 13 x x A2 Prioritas 1
3 Belimbing 79 x 9 x x A4 Prioritas 4
4 Gunung Elai 1 81 x 11 x x A2 Prioritas 1
5 Tanjung Laut Indah 89 x 13 x x A2 Prioritas 1
6 Nyerakat Kiri 51 x 5 x x B5 Prioritas 8
7 Pulau Gusung 59 x 5 x x B6 Prioritas 9
8 Loktuan 57 x 3 x x B5 Prioritas 8
9 Pagung 59 x 3 x x B5 Prioritas 8
10 Pulau Selangan 57 x 3 x x B6 Prioritas 8
11 Teluk Kadere 53 x 3 x x B5 Prioritas 8
12 Bontang Baru 50 x 5 x x B5 Prioritas 8
13 Berbas Tengah 61 x 13 x x B1 Prioritas 2
14 Baltim 35 x 3 x x C5 Prioritas 9
Sempadan Sungai
15 44 x 9 x x C4 Prioritas 6
Bontang
16 Gunung Sari 41 x 3 x x C5 Prioritas 9
17 Guntung 37 x 3 x x C5 Prioritas 9
18 Gunung Elai 41 x 3 x x C6 Prioritas 9
19 Satimpo 37 x 3 x x C5 Prioritas 9
20 Tanjung Laut 1 43 x 3 x x C6 Prioritas 9
21 Tanjung Laut 43 x 3 x x C6 Prioritas 9
22 Kanaan 31 x 5 x x C5 Prioritas 9
23 Telihan 29 x 5 x x C5 Prioritas 9
24 Kanaan 1 27 x 3 x x C5 Prioritas 9
Gambar 3.16 Contoh Peta Klasifikasi Tingkat Kekumuhan
Gambar 3.17 Contoh Peta Sebaran Dan Urutan Permukiman Kumuh Prioritas Berdasarkan Hasil Penilaian Terhadap
Kompleksitas Permasalahan
A.3. FGD 1 : Merupakan kegiatan diskusi, konsolidasi data, dan
penyepakatan profil permukiman kumuh berdasarkan hasil pemutakhiran data
PENYEPAKATAN PROFIL
dan verifikasi yang telah dilakukan.
PERMUKIMAN
KUMUH HASIL
VERIFIKASI
A.3
FGD 1: PENYEPAKATAN PROFIL PERMUKIMAN KUMUH HASIL
VERIFIKASI
B.5
SURVEI DAN PENGOLAHAN DATA PERMUKIMAN KUMUH
B.6
VERIFIKASI LOKASI DAN PEMUTAKHIRAN PROFIL PERMUKIMAN KUMUH
B.7
PENILAIAN LOKASI BERDASARKAN KRITERIA, INDIKATOR DAN PARAMETERKEKUMUHAN
TUJUAN Untuk memperoleh kesepakatan dari semua pemangku kepentingan mengenai profil
permukiman kumuh di Kabupaten/kota berdasarkan hasil pemutakhiran data dan
verifikasi yang telah dilakukan.
PENYELENGGARA Pokjanis
PESERTA DAN Kegiatan FGD terdiri peserta dan pendukung Peserta meliputi:
PENDUKUNG Dinas/instansi tingkat kota yang membidangi infrastruktur
permukiman, permukiman, dan perencanaan
Akademisi
Tim P2KKP (Korkot/Faskel)
BKM/KSM
Tokoh Masyarakat
Pendukung meliputi:
Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman
Tim Teknis Provinsi
Tenaga Ahli Pendamping
DURASI Minimal 1 hari * dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang
disusun
*) Dilaksanakan pada minggu ke-4 bulan ke-2 atau sejak diselesaikannya sub
kegiatan penilaian lokasi berdasarkan kriteria, indikator dan parameter kekumuhan
METODE Diskusi dan metaplan
B.8 DISTRIBUSI POLA Merupakan bagian dari proses perumusan untuk memberikan
KOLABORASI kejelasan distribusi peran dan peluang program penanganan
PENANGANAN permukiman kumuh perkotaan sesuai dengan cakupan skala
PERMUKIMAN penanganan permukiman kumuh
KUMUH
B.7
PENILAIAN LOKASI BERDASARKAN KRITERIA, INDIKATOR DAN PARAMETERKEKUMUHAN
B.8
DISTRIBUSI POLA KOLABORASI PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH
C.3
KOORDINASI PERAN MASYARAKATDALAM PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH
TUJUAN Untuk mendapatkan kejelasan distribusi peran dan peluang program penanganan
permukiman kumuh perkotaan sesuai dengan cakupan skala penanganan
permukiman kumuh. Distribusi peran penanganan dapat dikategorikan berdasarkan
penanganan kawasan permukiman kumuh berat/masiv, kumuh sedang, dan kumuh
ringan. Penanganan kumuh berat dilakukan melalui pendekatan keterpaduan
program dan pendanaan dengan melibatkan pemerintah pusat, provinsi, kab/kota,
dan pelaku lainnya. Sedangkan penanganan kumuh sedang dan ringan (berbasis
kawasan/kelurahan) dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota atau memanfaatkan
peluang dan skema program yang telah ada (P2KKP, NUSP-SIAP, SISHA, dan
lainnya.
Penetapan kategori kumuh (Kumuh Berat, Kumuh Sedang, dan
METODA Kumuh Ringan)
FGD
Menetapkan kategori permukiman kumuh berdasarkan hasil
LANGKAH penilaian yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya (kotak
B.7)
Mengelompokkan lokasi-lokasi permukiman kumuh yang akan ditangani melalui
:
− kontribusi program skala kawasan (contoh : kontribusi program melalui
dokumen RP2KKP, dokumen SIAP, dan dokumen lainnya yang memiliki
konteks penanganan skala kawasan)
− kontribusi program skala kelurahan/lingkungan (contoh : kontribusi program
melalui dokumen NUAP, BLM, dan dokumen lainnya yang memiliki konteks
penanganan skala lingkungan)
Daftar lokasi permukiman kumuh yang akan ditangani melalui kontribusi
OUTPUT program skala kawasan
Daftar lokasi permukiman kumuh yang akan ditangani melalui kontribusi
program skala kelurahan/lingkungan
Berita acara penyepakatan
DURASI 2 minggu terhitung dari minggu kedua bulan kedua
B.9 PERUMUSAN KEBUTUHAN Merupakan proses identifikasi untuk memperkirakan
PENCEGAHAN DAN kebutuhan penanganan dalam k ontek s pencegahan dan
PENINGKATAN KUALITAS peningkatan kualitas permukiman kumuh baik itu pada
PERMUKIMAN KUMUH skala kota/perkotaan maupun skala kawasan
berdasarkan rumusan isu, potensi, permasalahan, dan
hasil pemutakhiran profil permukiman kumuh.
B.7
PENILAIAN LOKASI BERDASARKAN KRITERIA, INDIKATOR DAN PARAMETERKEKUMUHAN
B.8
DISTRIBUSI POLA KOLABORASI PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH
C.3
KOORDINASI PERAN MASYARAKATDALAM PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH
TUJUAN Untuk memperoleh daftar kebutuhan penanganan dalam konteks pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh baik itu pada skala kota/perkotaan maupun skala
kawasan berdasarkan rumusan isu, potensi, permasalahan, dan hasil pemutakhiran profil
permukiman kumuh pada tahapan sebelumnya.
Kebutuhan penanganan pada skala kota/perkotaan dirumuskan berdasarkan kondisi faktual
dan isu strategis serta kebijakan penanganan permukiman kumuh hasil overview yang telah
teridentifikasi pada tahap sebelumnya.
Kebutuhan penanganan pada skala kawasan dirumuskan berdasarkan profil dan
permasalahan permukiman kumuh yang telah dimutakhirkan dan diverifikasi sesuai dengan 7
(tujuh) indikator kekumuhan.
Kebijakan
Kondisi Faktual dan Isu Kebutuhan Penanganan
Penanganan Permukiman
No Strategis Kota/Perkotaan Lokasi
Kumuh Hasil Overview
Pencegahan Peningkatan
1 Berkembangnya Kawasan Pengendalian Penegakan Pemukiman
permukiman di lahan yang Permukiman di pembangunan permukiman aturan perijinan kembali
tidak sesuai dengan bantaran sungai pada kawasan yang tidak
peruntukannya Cimanuk sesuai peruntukannya
Drainase Lingkungan
Pengelolaan Persampahan
Sistem Proteksi Kebakaran
Kawasan
Kumuh B
Dst.
B.10 PERUMUSAN KONSEP Merupakan proses identifikasi terhadap konsep serta
SERTA STRATEGI strategi pencegahan dan peningkatan kualitas
PENCEGAHAN DAN permukiman kumuh untuk skala kota/perkotaan dan
PENINGKATAN KUALITAS skala kawasan pada seluruh lokasi permukiman kumuh
PERMUKIMAN KUMUH yang telah diverifikasi.
A.4
FGD 2:
PENYEPAKATAN KONSEP,
STRATEGI, POLA KOLABORASI PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH
B.10
PERUMUSAN KONSEP DANSTRATEGI PENCEGAHAN & PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH
LANGKAH Mengelompokkan kawasan permukiman yang sesuai dan tidak sesuai dengan
Rencana Tata Ruang (Kumuh/Slum dan Squatter)
Membuat daftar kebutuhan penanganan baik itu dalam konteks pencegahan maupun
peningkatan kualitas untuk permukiman kumuh legal dan maupun permukiman kumuh
ilegal.
Merumuskan tujuan dan sasaran pengembangan permukiman berlandasakan kondisi,
potensi, dan permasalahan kota/perkotaan dan kawasan.
Merumuskan konsep serta strategi pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman
kumuh dalam bentuk matriks.
Memetakan konsep serta strategi pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh
Melakukan diskusi FGD untuk menetapkan dan menyepakati konsep serta strategi
pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh.
OUTPUT Matriks rumusan konsep dan strategi pencegahan dan peningkatan kualitas
permukiman kumuh skala kota/perkotaan dan skala kawasan;
Peta konsep dan strategi pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh
skala kota/perkotaan dan skala kawasan.
Strategi skala kota/perkotaan diperlukan dalam hal menangani kondisi-kondisi permukiman yang tidak sesuai dengan
peruntukan rencana tata ruang. Rumusan strategi diarahkan untuk mengembalikan fungsi ruang sesuai dengan
peruntukannya.
Strategi skala kota/perkotaan dalam konteks pencegahan kualitas permukiman diwujudkan melalui penegakan
terhadap kesesuaian perizinan, kesesuaian tata ruang, SPM, aturan dan standar teknis lainnya yang terkait dengan
bidang Cipta Karya.
Strategi skala kota/perkotaan dalam konteks pencegahan kualitas permukiman diwujudkan melalui pemindahan
masyarakat dari lokasi yang tidak mungkin dibangun kembali/ tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan/ atau
rawan bencana (relokasi/resettlement).
Strategi skala kawasan diperlukan dalam hal menangani kondisi permukiman kumuh sesuai dengan profil yang telah
dimutakhirkan dan terverifikasi serta teridentifikasi kebutuhan penanganannya.
Secara skematis, perumusan konsep dan strategi pencegahan dan peningk atan kualitas permukiman kumuh
perkotaan, bisa dilhat pada bagan berikut ini.
KONSEP/POLA PENANGANAN
KONDISI KEKUMUHAN RUMUSAN
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PENCEGAHAN Penegakan kesesuaian perizinan
Permukiman kumuh Action plan program pencegahan (sosialisasi, public campaign, penyuluhan)
baru Pemeriksaan berkala kelaikan fungsi
Pendampingan dan pelayanan informasi
Ringan
PENINGKAT Legal
PEMUGAR
Penyiapan lahan
Rehabilitasi/perbaikan bangunan hunian
Rehabilitasi/perbaikan infrastruktur permukiman
Rehabilitasi/perbaikan proteksi kebakaran
Ringan
Tidak legal
PEMUKIMAN
Penyiapan lahan
Pembangunan kembali bangunan hunian
Pembangunan/penyediaan infrastruktur permukiman
Pembangunan/penyediaan proteksi kebakaran
Sedang
Legal
PEREMAJA
Penyiapan lahan
Peningkatan kapasitas bangunan hunian
Peningkatan kapasitas infrastruktur permukiman
Peningkatan kapasitas proteksi kebakaran
Sedang
Tidak legal
PEMUKIMAN
Penyiapan lahan
Pembangunan kembali bangunan hunian
Pembangunan/penyediaan infrastruktur permukiman
Pembangunan/penyediaan proteksi kebakaran
Berat
Legal
PEREMAJA
Penyiapan lahan
Peningkatan kapasitas bangunan hunian
Peningkatan kapasitas infrastruktur permukiman
Peningkatan kapasitas proteksi kebakaran
Berat
Tidak legal
PEMUKIMAN
Penyiapan lahan
Pembangunan kembali bangunan hunian
Pembangunan/penyediaan infrastruktur permukiman
Pembangunan/penyediaan proteksi kebakaran
Gambar 3.18 Skema Umum Perumusan Konsep dan Strategi Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 tahun 2011 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2016
Tabel 3.16 Contoh Perumusan Strategi Skala Kota
N Kondisi Faktual dan Isu Strategis Kebijakan Penanganan Permukiman Kumuh Kebutuhan Penanganan Konsep Penanganan Strategi Penanganan
o Kota/Perkotaan Hasil Overview Pencegahan Peningkatan Pencegahan Peningkatan Pencegahan Peningkatan
Berkembangnya permukiman di lahan Pengendalian pembangunan permukiman Penegakan aturan perijinan Pemukiman kembali Pengaw asan dan pengendalian Pemukiman kembali Meningkatkan sistem Menyiapkan lahan bagi
yang tidak sesuai dengan pada kaw asan yang tidak sesuai regulasi terhadap kesesuaian masyarakat yang terkena dampak
1 peruntukannya peruntukannya perizinan, kesesuaian tata ruang, penataan kaw asan
SPM, aturan dan standar teknis
Alih fungsi lahan (konversi) menjadi Membatasi perkembangan permukiman di Sosialisasi dan edukasi Pengembalian fungsi kaw asan Peremajaan Menggalakkan program Mengembalikan fungsi kaw asan
fungsi permukiman akibat demand yang w ilayah limitasi mengenai aturan dan ketentuan teknis sesuai dengan peruntukannya pencegahan melalui kegiatan sesuai dengan peruntukannya
2
cukup tinggi cenderung berkembang pada w pembangunan kaw asan permukiman sosialisasi, public campaign,
ilayah limitasi perkotaan penyuluhan.
Munculnya kantong-kantong kumuh Penataan kaw asan permukiman perkotaan Peningkatan infrastruktur dasar Pemberdayaan masyarakat Pemugaran Pendampingan dan Meningkatkan layanan
3 akibat perkembangan yang tidak terkendali permukiman pelayanan informasi infrastruktur dasarpermukiman sesuai
dengan SPM
Pengaturan Pemanfaatan Monitoring dan evaluasi
Lahan dan Pengendalian Ruang di terhadap hasil-hasil
Kaw asan Lindung pembangunan
4 ….
5 ….
Tabel 3.17 Contoh Perumusan Konsep dan Strategi Penanganan Permukiman Kumuh Skala Kawasan
Gambar 3.20 Contoh Peta Konsep dan Strategi Penanganan Skala Kawasan
FGD 2 : PENYEPAKATAN Untuk memperoleh kesepakatan dari semua
KONSEP, STRATEGI, DAN POLA stakeholder/ pemangku kepentingan mengenai konsep
KOLABORASI PENANGANAN dan strategi pencegahan dan peningkatan kualitas
PERMUKIMAN KUMUH permukiman kumuh skala kota serta penyepakatan
pola kolaborasi penanganan permukiman kumuh
A.4
FGD 2:
PENYEPAKATAN KONSEP,
STRATEGI, POLA KOLABORASI PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH
B.10
PERUMUSAN KONSEP DANSTRATEGI PENCEGAHAN & PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH
PENYELENGGARA Pokjanis
PESERTA DAN kegiatan FGD melibatkan pelaku pembangunan di bidang perumahan dan kawasan
permukiman, yang terdiri peserta dan pendukung Peserta meliputi:
PENDUKUNG
Peserta :
Dinas/instansi tingkat kota yang membidangi infrastruktur
permukiman, permukiman, dan perencanaan
Akademisi
Tokoh Masyarakat
Pihak-pihak terkait (PDAM,swasta, PT.KAI, PELINDO, dll) Pendukung
meliputi:
Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur
permukiman, permukiman, dan perencanaan
Tim Teknis Provinsi
Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman
Tenaga Ahli Pendamping
DURASI Minimal 1 hari * dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang
disusun
*) Dilaksanakan pada minggu ke-4 bulan ke-3 atau sejak diselesaikannya sub
kegiatan konsep dan strategi pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman
kumuh
C.3 KOORDINASI PERAN Merupakan kegiatan diskusi dalam rangka koordinasi peran
MASYARAKAT masyarakat terhadap pola kolaborasi penanganan
DALAM permukiman kumuh.
PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH
B.7
PENILAIAN LOKASI BERDASARKAN KRITERIA, INDIKATOR DAN PARAMETERKEKUMUHAN
B.8
DISTRIBUSI POLA KOLABORASI PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH
C.3
KOORDINASI PERAN MASYARAKAT DALAM PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH
TUJUAN Untuk mengkoordinasikan peran serta masyarakat dalam kontribusi penanganan
permukiman kumuh perkotaan sesuai dengan cakupan skala penanganan permukiman kumuh,
baik itu kontribusi program untuk pengananan permukiman kumuh yang massif ataupun
kontribusi program untuk kategori kumuh sedang dan ringan.
METODA Diskusi
Lingkup kegiatan perumusan rencana penanganan ini akan diselesaikan pada 2 (dua) bulan yaitu bulan ke-4 dan ke-5
pada pelaksanaan kegiatan penyusunan RP2KPKP, dan dimulai sejak kegiatan dalam tahap survey identifikasi dan
kajian. Secara diagramatis, rangkaian kegiatan pada lingkup kegiatan perumusan rencana penanganan dapat dilihat
pada Gambar 3- 16.
3 TAHAP PERUMUSAN RENCANA PENANGANAN
A.5
FGD 3: PENYEPAKATAN RENCANA AKSI, PROGRAM DAN KEGIATAN (Hasil
RKM)
B.11 B.12
PERUMUSAN SKENARIO PERUMUSAN RENCANA AKSI &
PENANGANAN & DESAINMEMORANDUM KETERPADUAN KAWASAN PERMUKIMANPROGRAM SKALA KOTA DAN KUMUHKAWASAN
B.13
PENENTUAN KAWASAN PRIORITAS PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH
C.4
PERENCANAAN PARTISIPATIF DIKAWASAN PRIORITAS:
Pelaksanaan Rencana Kerja Masyarakat
Penyepakatan KOMPONEN DED
LAPORAN
DRAFT AKHIR
Gambar 3.21 Rangkaian Kegiatan pada Lingkup Kegiatan Perumusan Rencana Penanganan
B.11 Perumusan Merupakan kegiatan untuk menurunkan rumusan konsep dan
Skenario strategi pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman
Penanganan dan kumuh ke dalam skenario pencapaian 0% kumuh dalam
Konsep Desain langkah-langkah strategis hingga tahun 2019. Konsep Desain
Kawasan kawasan permukiman yang didasarkan pada perumusan
kebutuhan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman
kumuh.
B.10
B.11 B.12
PERUMUSANKONSEPDAN PERUMUSANSKENARIO PERUMUSANRENCANAAKSI &
STRATEGI PENCEGAHAN & PENANGANAN & KONSEP MEMORANDUMKETERPADUANPROGRAM SKALA
PENINGKATAN KUALITAS DESAIN KAWASAN KOTA DAN KAWASAN
PERMUKIMANKUMUH
B.9 PERUMUSAN
KEBUTUHAN B.13
PENCEGAHAN &
PENINGKATAN PENENTUAN KAWASANPRIORITASPENANGANAN
KUALITAS PERMUKIMANKUMUH
PERMUKIMANKUMUH
OUTPUT Skema dan tabel skenario pentahapan penanganan permukiman kumuh dalam
pencapaian target 0% kumuh;
Peta konsep tematik pengembangan kawasan; dan
Peta konsep desain kawasan yang berisi rencana desain 7 (tujuh) indikator
kekumuhan.
Ploting komponen infrastruktur kedalam peta tematik 2 D dan 3 D
Catatan:
Pengertian konsep desain kawasan dalam konteks RP2KPKP adalah persepektif suasana didukung skenario tematis
pembangunan dan pengembangan infrastruktur permukiman sesuai dengan kebutuhan penanganan kawasan.
Tabel 3.18 Contoh Skema Skenario Pentahapan Skala Kota dan Skala Kawasan
2017 2018 2019
KEBUTUHAN
KONSEP/POLA PENANGANAN PROGRAM PENANGANAN
KONDISI KEKUMUHAN SKEMA PROGRAM
Penegakan kesesuaian perizinan
PENCEGAHAN
sosialisasi, public campaign, penyuluhan Melalui P2KKP
NUSP-SIAP
SISHA
Permukiman kumuh baru
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
Pemeriksaanberkala kelaikan fungsi CSR
PEMBERDAYAANMASYARAKAT APBDKota
Program reguler lainnya
Pendampingandan pelayanan informasi
Ringan
Tidaklegal
Pembangunan/penyediaan infrastruktur permukiman
Pembangunan/penyediaan proteksi kebakaran
PEREMAJAAN Penyiapan lahan danhunian sementara
Peningkatan kapasitas bangunan hunian
Melalui P2KKP
KAWASAN C . Ha NUSP-SIAP
Sedang SISHA
Legal CSR
APBDKota/Provinsi
Program reguler lainnya
Peningkatan kapasitas infrastruktur permukiman
Peningkatan kapasitas proteksi kebakaran
KAWASAN D. Ha PEMUKIMAN KEMBALI Penyiapan lahan danhunian sementara
Pembangunankembali bangunan hunian
Sedang
Tidaklegal Pembangunan/penyediaan infrastruktur permukiman
Pembangunan/penyediaan proteksi kebakaran
Multi stakeholder
KAWASAN F. Ha PEMUKIMAN KEMBALI Penyiapan lahan danhunian sementara
Pembangunankembali bangunan hunian
Multi program
Berat Multi penanganan
Tidaklegal Pembangunan/penyediaan infrastruktur permukiman APBN
Pembangunan/penyediaan proteksi kebakaran APBD
TOTAL KEBUTUHAN
INVESTASI DALAM PENANGANAN KUMUH (Rp .)
KEBUTUHANINVESTASI DALAM
KEBUTUHANINVESTASI
PENANGANAN KUMUH
DALAM
(RpPENANGANAN
.) KUMUH (Rp .)
B.12
B.11 PERUMUSANSKENARIO PENANGANAN& KONSEP DESAIN
PERUMUSANRENCANAAKSI & KAWASAN
MEMORANDUMKETERPADUAN PROGRAM SKALA KOTA DAN KAWASAN
B.13
PENENTUAN KAWASANPRIORITASPENANGANAN PERMUKIMANKUMUH
C.4
PERENCANAANPARTISIPATIFDI KAWASANPRIORITAS:
Pelaksanaan RencanaKerja Masyarakat
Penyepakatan KOMPONENDED
TUJUAN Merumuskan rencana aksi program penanganan yang aplikatif, riil dan terukur sesuai
dengan kebutuhan kawasan kumuh prioritas yang telah disepakati di dalam suatu
memorandum keterpaduan program meliputi jenis/komponen, volume, lokasi, dan
pelaku
Menyusun rencana investasi dan strategi pembiayaan penanganan kawasan
kumuh
Gambar 3.27 Contoh Peta Rencana Aksi Program Penanganan Jalan Lingkungan
Tabel 3.19 Contoh Tabel Rencana Aksi Program Kawasan Prioritas Penanganan Permukiman Kumuh
Provinsi :
Kabupaten/Kota : Sumber : Dokumen RKP-KP Kab/Kota
LUAS HARGA SATUAN TAHUN PENANGANAN SUMBER FOTO LOKASI RENCANA
NO NAMA KAWASAN ASPEK KEKUMUHAN / JENIS KEGIATAN SATUAN VOLUME TOTAL BIAYA (Rp)
(Ha) (Rp) 2016 2017 2018 2019 2020 PENDANAAN* KEGIATAN LELANG 2016
1 PRIORITAS 1 74,058,501,207 1,982,125,000 40,202,151,840 28,635,729,960 1,127,144,000 2,500,000,000 473,375,000
Kawasan Gayam 38.78 55,738,464,000 1,030,000,000 33,883,375,000 20,825,089,000 - - -
Bangunan Gedung
RT 6, 7, 8, 9, 10, 11, - Sosialisasi Program LS 1 -
12, 13 - Pengadaan Lahan m2 87,609 375,000 32,853,375,000 32,853,375,000
RW - Pembangunan Rumah Swadaya Unit 101 206,189,000 20,825,089,000 20,825,089,000
Kelurahan Gayam - Pembangunan Rusunawa Unit -
Kecamatan Tanjung Redeb - Bantuan Stimulan Bahan Bangunan Unit 206 10,000,000 2,060,000,000 1,030,000,000 1,030,000,000
- ... ... -
Titik 117° 30' 18.226"
Koordinat E
Jalan Lingkungan 4,650,161,800 473,375,000 3,064,724,940 1,112,061,860 - - 473,375,000
2° 9' 16.625" N
- Sosialisasi Program LS 1 -
- Pengadaan Lahan m2 -
- Peningkatan kapasitas jalan lingkungan m 574 2,767,700 1,588,659,800 - 476,597,940 1,112,061,860 - -
- Peningkatan struktur jalan lingkungan m 1,438 2,129,000 3,061,502,000 473,375,000 2,588,127,000 - - - 473,375,000
- ... ... -
Air Minum 281,250,000 281,250,000 - - - - -
- Sosialisasi Program LS 1 -
- Pengadaan Lahan m2 -
- Sambungan Rumah unit 225 1,250,000 281,250,000 281,250,000
- Pembangunan IPA unit -
- Pembangunan Reservoir unit -
- Pembangunan Hydran Umum unit -
- Penyediaan Terminal Air (mobil tangki/tangki air) unit -
- ... ... -
Drainase Lingkungan 12,082,131,000 - 2,917,801,900 6,664,329,100 - 2,500,000,000 -
- Sosialisasi Program LS 1 -
- Pembangunan Pintu Air m2 1 2,500,000,000 2,500,000,000 2,500,000,000
- Perbaikan Saluran Drainase m 3,079 3,042,000 9,366,318,000 - 2,809,895,400 6,556,422,600 - - -
- Pembangunan Baru Saluran Drainase m -
- Pembangunan Gorong-gorong m -
- Pembangunan Turap m -
- Bantuan Stimulan Tandon Air (detensi air hujan) unit 169 1,277,000 215,813,000 - 107,906,500 107,906,500 - -
Air Limbah 721,000,000 197,500,000 197,500,000 - 326,000,000 - -
- Sosialisasi Program LS -
- Pembangunan Pintu Air m2 -
- Pembangunan IPAL Komunal unit -
- Perbaikan IPAL Komunal unit -
- Pembangunan MCK Komunal unit -
- Perbaikan MCK Komunal unit -
- Penyediaan Truk tinja atau motor tinja unit 1 326,000,000 326,000,000 - - - 326,000,000 -
- Bantuan Stimulan Jambanisasi (On-Site/Bio Filter); Penanganan BABS unit 158 2,500,000 395,000,000 197,500,000 197,500,000 - - -
Persampahan 457,000,000 - 126,750,000 26,750,000 303,500,000 - -
- Sosialisasi Program LS 1 -
- Pengadaan Lahan m2 -
- Penyediaan Bak/Kontainer Sampah unit 214 500,000 107,000,000 - 26,750,000 26,750,000 53,500,000 -
- Penyediaan Gerobak/Motor Sampah/Mobil Bak Sampah/Perahu Sampa h unit 1 100,000,000 100,000,000 - 100,000,000 - - -
- Pembangunan TPST unit 1 250,000,000 250,000,000 - - - 250,000,000 -
- Pembangunan TPS 3R unit -
- ... ... -
Pengamanan Kebakaran 19,500,000 - 12,000,000 7,500,000 - - -
- Sosialisasi Program LS 1 -
- Pengadaan Lahan m2 -
- Rehabilitasi Hidran Pemadam Kebakaran unit 3 2,500,000 7,500,000 - - 7,500,000 - -
- Bantuan Stimulan Pompa Portabel Pemadam Kebakaran unit 1 12,000,000 12,000,000 - 12,000,000 - - -
- ... ... -
Ruang Terbuka 108,994,407 - - - 497,644,000 - -
- Sosialisasi Program LS -
- Pengadaan Lahan m2 -
- Pembangunan Penerangan Jalan Umum Lingkungan (PJU) unit -
- Penyediaan RTH m2 15,571 7,000 108,994,407 - - - 497,644,000 -
- ... ... -
VI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Catatan:
Rencana aksi program penanganan permukiman kumuh seperti pada contoh ilustrasi diatas dilakukan pada seluruh permukiman kumuh di perk otaan yang telah terverifikasi.
B.13 Penentuan Merupakan proses identifikasi terhadap lokasi permukiman
Kawasan Prioritas kumuh yang dinilai memiliki kesiapan untuk implementasi
Penanganan pembangunan fisik pada tahun pertama dalam rencana
Permukiman pentahapan pembangunan kawasan berdasarkan
Kumuh pertimbangan-pertimbangan yang telah disepakati antar
pemangku kepentingan yang terkait dengan penanganan
permukiman kumuh.
B.11 B.12
PERUMUSANSKENARIOPERUMUSANRENCANAAKSI & PENANGANAN& DESAIN MEMORANDUM KETERPADUAN KAWASAN PERMUKIMANPROG
B.13
PENENTUAN KAWASANPRIORITASPENANGANAN PERMUKIMANKUMUH
C.4
PERENCANAANPARTISIPATIFDI KAWASANPRIORITAS:
Pelaksanaan RencanaKerja Masyarakat
Penyepakatan KOMPONENDED
TUJUAN Untuk menentukan minimal tiga kawasan pembangunan tahap pertama yang akan
direncanakan secara lebih rinci dan operasional
METODE Observasi lapangan, analisis kondisi kawasan, pendekatan partisipatif, diskusi melalui
Focus Group Discussion (FGD)
LANGKAH Identifikasi tingkat kekumuhan kawasan (telah dilakukan pada tahap B.7);
Membuat daftar urutan permukiman kumuh berdasarkan kompleksitas permasalahan dan
kategori kekumuhan;
Merumuskan dan menyepakati dasar pertimbangan penetapan tahapan penanganan
permukiman kumuh prioritas (readiness criteria pembangunan tahap 1);
Menilai kembali daftar urutan permukiman kumuh berdasarkan dasar pertimbangan
(readiness criteria) yang telah disepakati; dan
Menetapkan dan menyepakati lokasi dan komponen pembangunan tahap
pertama.
5.
Catatan:
A.5
FGD3: PENYEPAKATAN RENCANAAKSI, PROGRAM DAN KEGIATAN (hasil
RKM)
PENYELENGGARA Pokjanis
PESERTA DAN Kegiatan FGD terdiri peserta dan pendukung Peserta meliputi:
PENDUKUNG Dinas/instansi tingkat kota yang membidangi infrastruktur
permukiman, permukiman, dan perencanaan
Akademisi
Tim P2KKP (Korkot/Faskel)
BKM/KSM
Tokoh Masyarakat
Pendukung meliputi:
DURASI Minimal 1 hari * dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang
disusun
*) Dilaksanakan pada minggu ke 4 bulan ke 4 sampai dengan minggu ke 1 bulan ke
5atau sejak diselesaikannya sub kegiatan penilaian lokasi berdasarkan kriteria,
indikator dan parameter kekumuhan
METODE Diskusi
B.11B.12
PERUMUSANSKENARIOPERUMUSANRENCANAAKSI & PENANGANAN& DESAIN MEMORANDUM KETERPADUAN KAWASAN PERMUKIMANPROGRAM SKAL
B.13
PENENTUAN KAWASANPRIORITASPENANGANAN PERMUKIMANKUMUH
C.4
PERENCANAANPARTISIPATIFDI KAWASANPRIORITAS:
Pelaksanaan RencanaKerja Masyarakat
Penyepakatan KOMPONENDED
Indikasi kesiapan kawasan (readiness criteria) dari sisi masyarakat untuk implementasi
program.
BKM/KSM
Tim Inti Perencanaan Partisipatif
DURASI 6 minggu (1,5 bulan) *
*) Terhitung sejak minggu ke-2 bulan ke-4 atau sejak diselesaikannya sub kegiatan
penyiapan dan penguatan kelembagaan masyarakat
2.3.4 TAHAP PENYUSUNAN DESAIN TEKNIS
Kegiatan penyusunan desain teknis adalah penerjemahan dari rencana penanganan kawasan permukiman prioritas
yang telah disusun pada tahap sebelumnya ke dalam bentuk rancangan/desain teknis untuk diimplementasikan pada
tahun pertama. Dengan kata lain, rancangan/desain teknis dalam rangka pencegahan dan peningkatan kualitas
permukiman kumuh di kawasan prioritas ini disusun berdasarkan rencana penanganan (konsep, strategi, dan
program) yang telah disusun dan disepakati sebelumnya. Dalam lingkup kegiatan penyusunan desain teknis ini
terdapat 7 (tujuh) sub kegiatan yang terbagi dalam 2 (dua) lingkup sebagai berikut:
Proses Perencanaan & Penyusunan B.14 Penyusunan desain teknis (daftar komponen
DED, pengukuran lapangan, dan visualisasi
pendukung perancangan)
B.15 Penyusunan detailed engineering design/DED
(gambar kerja, RAB, RKS)
B.16 Penyempurnaan hasil pleno Penyusunan
B.17 dokumen RP2KPKP
B.18 Finalisasi dan legalisasi hasil
(Perwal/Perbup)
Lingkup kegiatan penyusunan desain teknis ini akan diselesaikan pada 2 (dua) bulan terakhir pelaksanaan kegiatan
penyusunan RP2KPKP, dan dimulai sejak kegiatan dalam tahap perumusan rencana penanganan masih
berlangsung. Secara diagramatis, rangkaian kegiat an pada lingkup kegiatan penyusunan desain teknis dapat dilihat
pada Gambar 3-18.
4 TAHAP PENYUSUNAN DESAIN TEKNIS
B.17
PENYUSUNAN DOKUMEN RP2KPKP
Rencana Aksi 0%
Kumuh
Rencana Teknis Pembangunan tahap 1
Memorandum Program
DEDKomponen
Prioritas
B.14
PENYUSUNAN DESAIN
TEKNIS
Daftar rencana
komponen B.18
Pengukuran lapangan FINALISASI & LEGALISASI HASIL (PERWAL/PERBUP)
Visualisasi pendukung
perancangan
B.15
PENYUSUNAN DETAILED ENGINEERING DESIGN/DED
(GAMBARKERJA, RAB, RKS)
LAPORAN LAPORAN
DRAFT AKHIR AKHIR
Gambar 3.28 Rangkaian Kegiatan pada Lingkup Kegiatan Penyusunan Desain Teknis
B.14 Penyusunan desainPenerjemahan konsep dan desain penanganan kawasan yang
teknistelah dirumuskan ke dalam rencana teknis penanganan yang lebih terukur dan presisi baik secara
komponen tersebut.
B.13
PENENTUAN KAWASANPRIORITASPENANGANAN PERMUKIMANKUMUH
B.14
PENYUSUNAN DESAIN
TEKNIS
Daftar rencana komponen
Pengukuran lapangan
Visualisasi pendukung
perancangan
B.15
PENYUSUNAN DETAILED ENGINEERING DESIGN/DED (GAMBARKERJA, RAB, RKS)
OUTPUT Peta rencana rinci pembangunan tahap pertama yang disusun dengan memperhatikan
berbagai acuan yang ada (peta kebutuhan infarstruktur skala 1:1.000 untuk penanganan
tahun pertama dan skala 1:5.000 untuk jangka waktu tahun 2017-2019)
Visualisasi 3 dimensi (3D) dari rencana yang disusun
Animasi (video/flim yang memperlihatkan kondisi eksisting dan rencana)
Kesepakatan daftar rencana komponen infrastruktur pembangunan tahap 1; dan
Dimensi dan volume pekerjaan komponen infrastruktur pembangunan tahap 1
DURASI 4 (empat) minggu *
*) Terhitung sejak minggu ke-1 bulan ke-5 atau sejak diselesaikannya sub kegiatan
penentuan kawasan prioritas penanganan
Survei detail permukiman kumuh prioritas dilakukan setelah ditetapkannya kawasan prioritas pada tahapan
sebelumnya. Survei ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai permasalahan kondisi fisik dan non fisik
melalui pengamatan secara langsung di kawasan kumuh prioritas. Pengenalan akan lapangan ini penting
dilaksanakan agar mampu menyusun konsep penanganan yang sesuai dengan kebutuhan kawasan kumuh prioritas.
Data yang didapatkan pada survei kawasan kumuh prioritas ini berupa data primer dan data sekunder (by name
by address), diantaranya adalah:
a. Lingkup rumah tangga
Data kependudukan
Data potensi ekonomi eksisting kawasan
Data potensi pengembangan kawasan
Data kebiasaan dan adat istiadat di kawasan
Data identifikasi legalitas lahan dan bangunan hunian
Tabel 3.1 Contoh Daftar Komponen Pembangunan Tahap 1 (By Name by Address)
Koordinat Kegiatan
No. Nama Kegiatan
Desimal Derajat
RW. 01
Pemasangan BoxCuvert 200 x 200 Kali Badek Gg. 8 RW. -8.000959, 8°00'03.5"S
1
01 112.629219 112°37'45.2"E
-8.001166, 8°00'04.2"S
2 Pengaspal Jalan Gg. 08 RW. 01
112.630024 112°37'48.1"E
-8.001452, 8°00'05.2"S
3 Pasang Paving Jalan RT. 09 RW. 01
112.630665 112°37'50.4"E
-8.001762, 8°00'06.3"S
4 Pembuatan Pagar BRC Kali Badek RW. 01
112.631073 112°37'51.9"E
Pengaspalan Jl. Kolonel Sugiono X dan Jl. Perum. Kota -8.003769, 8°00'13.6"S
5
Lama 112.630384 112°37'49.4"E
Pengaspal dan Pasang Box U 50 x 40 Jl. Kolonel Sugiono -8.003343, 8°00'12.0"S
6
XA RT. 07 RW. 01 112.629358 112°37'45.7"E
Pasang Gorong- gorong D 30 dan Pasang Box U 30 x 40 Jl. Kolonel -8.005136, 8°00'18.5"S
7
Sugiono XA RT. 07 RW.01 112.629657 112°37'46.8"E
-8.007396, 8°00'26.6"S
8 Pasang Paving Jalan RT. 14,15,16
112.626472 112°37'35.3"E
-8.006230, 8°00'22.4"S
9 Pemasangan 10 Biofil RW. 01
112.628126 112°37'41.2"E
RW. 02
-7.999213, 7°59'57.2"S
10 Pasang Gorong-gorong Gg. Anggrek sampai Gg. Seruni
112.629139 112°37'44.9"E
-7.999015, 7°59'56.5"S
11 Pasang Gorong-gorong Gg. Seruni
112.629116 112°37'44.8"E
-7.999584, 7°59'58.5"S
12 Pasang Gorong-gorong Gg. Cilung
112.628670 112°37'43.2"E
-7.999551, 7°59'58.4"S
13 Perbaikan Aspal Jalan Simpang Sonokeling
112.628418 112°37'42.3"E
-8.000240, 8°00'00.9"S
14 Pasang Box U 50 x 70 Jl. Niaga
112.626679 112°37'36.0"E
-7.999601, 7°59'58.6"S
15 Pembuatan MCK Komunal jl. Simpang Sonokeling
112.628384 112°37'42.2"E
-7.998488, 7°59'54.6"S
16 Pembuatan MCK Komunal Gg. Matahari
112.629020 112°37'44.5"E
... RW ...
... ... ... ...
*) Daftar komponen terseb ut disepakati seb elum dilakukan pendetailan dan perhitungan dengan mempertimbangkan
kemungkinanpelaksanaan di lapangan dan dampak penurunan tingkat
kekumuhan dari rencana pembangunan komponen diatas.
Gambar 3.29 Plotting/pemetaan Daftar Komponen Infrastruktur Pembangunan tahap 1
Gambar 3.30 Contoh Siteplan Kawasan Prioritas
Gambar 3.31 Contoh siteplan kawasan skala 1:1000 (disertai dokumentasi kondisi eksisting)
Gambar 3.32 Ilustasi Perbandingan Kondisi Sebelum (Before) dan Setelah (After) Penanganan
Gambar 3.33 Contoh ilustrasi 3D Kawasan
B.15 Penyusunan Penyusunan rencana teknis rinci/gambar kerja (detailed
Detailed engineering design/DED) disertai dengan analisa harga
Engineering Design satuan, RAB, dan RKS untuk komponen infrastruktur
(Gambar kerja, pembangunan tahap 1 yang telah disepakati
RAB, RKS)
B.14
PENYUSUNAN DESAIN TEKNIS B.16 PENYEMPURNAAN HASIL PLENO
Daftar rencana
komponen
Pengukuran lapangan
Visualisasi pendukung
perancangan
B.15
PENYUSUNANDETAILEDENGINEERING DESIGN/DED (GAMBARKERJA, RAB, RKS)
OUTPUT Gambar kerja/DED untuk setiap komponen infrastruktur yang disepakati (skala 1:100,
1:50, 1:20, 1:10, 1:5) yang terdiri atas:
a) Peta lokasi komponen (keyplan);
b) Gambar potongan/denah/tampak 2D;
c) Gambar perspektif 3D; dan
d) Detail pengukuran dan analisa biaya (tabel).
Dokumen lelang meliputi:
a) Peta Rinci / Site Plan dan Gambar Detail;
b) Data Hasil Pengukuran dan Kondisi Lapangan;
c) Data survey investigasi lahan dan utilitas
d) Rencana Anggaran Biaya (RAB) atau Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dari paket-paket
pekerjaan yang disusun (OE);
e) Rincian Volume Pekerjaan (BQ);
f) Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS);
g) Dokumen persyaratan umum dan dokumen persyaratan administrasi; dan
h) Spesifikasi teknis dari masing-masing item komponen rencana
Nama Pekerjaan : Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Prioritas (RKP-KP) Kota Malang
Item Analisa : DIGESTER
Lokasi Pekerjaan : Kota Malang
Tahun Anggaran : 2015
Jumlah
No Nama Pekerjaan Vol Satuan Harga Satuan
Harga
DIGESTER
I Pekerjaan Tanah
1 Pengukuran dan Bouwplank 18,00 m 37.000,00 666.000,00
2 Galian Tanah 41,04 m3 45.900,00 1.883.632,73
3 Timbunan Tanah Kembali 12,31 m3 10.400,00 128.037,78
4 Pemadatan tanah setiap 20 cm 12,31 m3 22.900,00 281.929,34
5 Buangan tanah sisa galian 28,73 m3 13.700,00 393.552,02
6 Pasir Urug, t = 5 cm 0,89 m3 124.500,00 110.929,50
A.5
FGD 3: PENYEPAKATAN RENCANAAKSI, PROGRAM DAN KEGIATAN(Hasil A.6 PEMBAHASAN PLENO A.7 KONSULTASI PUBLIK *
RKM)
B.15
PENYUSUNAN DETAILED ENGINEERING DESIGN/DED (GAMBARKERJA, RAB, RKS)
OUTPUT Kesetaraan kualitas dan tingkat kedalaman hasil dari produk RP2KPKP yang dihasilkan
oleh tiap kabupaten/kota; dan
Hasil evaluasi terhadap proses yang telah dilakukan.
Secara proses, pada saat pelaksanaan pembahasan pleno diharapkan seluruh kota/kabupaten penyusun telah
melaksanakan kegiatan FGD 3 serta perencanaan partisipatif di kawasan
permukiman prioritas (pelaksanaan rencana kerja masyarakat). Secara substansi, pada saat pelaksanaan
pembahasan pleno diharapkan seluruh kota/kabupaten penyusun telah memiliki output akhir hingga tahap DED
komponen pembangunan tahap 1 yang disertai dengan visualisasi pendukung perancangan (dokumentasi drone,
ilustrasi before-after, dan animasi 3D).
Dalam konteks administrasi, pada saat pelaksanaan pembahasan pleno diharapkan seluruh kota/kabupaten
penyusun telah melaksanakan pembahasan laporan akhir sementara di tingkat provinsi.
B.17
PENYUSUNAN DOKUMEN RP2KPKP
Rencana Aksi 0%Kumuh
Rencana Teknis Pembangunan tahap 1
Memorandum Program
DEDKomponen Prioritas
B.15
PENYUSUNAN DETAILED ENGINEERING DESIGN/DED (GAMBARKERJA, RAB, RKS)
OUTPUT Rencana pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh yang telah
disempurnakan hingga ke tahap desain teknis.
A.7 Diseminasi dan Untuk menginformasikan hasil yang telah dicapai, maka
Publikasi pada awal bulan keenam perlu diselenggarakan kegiatan diseminasi dan publi
termasuk masyarakat.
B.17
PENYUSUNAN DOKUMEN RP2KPKP
Rencana Aksi 0% Kumuh
Rencana Teknis Pembangunan tahap 1
Memorandum Program
DEDKomponen
Prioritas
TUJUAN Untuk menyebarluaskan hasil penyusunan RP2KPKP yang telah dilakukan kepada
masyarakat
LANGKAH Menyiapkan materi pemaparan dan publikasi yang meliputi bahan tayang dan
materi visualisasi yang telah disusun
Memaparkan dan mempublikasikan seluruh capaian kegiatan RP2KPKP
OUTPUT Terinformasikannya hasil penyusunan RP2KPKP kepada masyarakat
DURASI 1 minggu
*) Jadwal penyelenggaraan disesuaikan dengan rencana kerja yang telah disusun
B.17
Penyempurnaan DOKUMEN RP2KPKP
Rencana Aksi 0%Kumuh
Rencana Teknis Pembangunan tahap1
Memorandum Program
DEDKomponen Prioritas
B.18
FINALISASI & LEGALISASI HASIL (PERWAL/PERBUP)
B.18
FINALISASI & LEGALISASI HASIL (PERWAL/PERBUP)
OUTPUT Berdasarkan timeline penyusunan RP2KPKP yang hanya selama 6 bulan, output yang
diharapkan yaitu tersusunnya naskah draft Peraturan Walikota/Bupati tentang Rencana
Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kota/Kabupaten
Proses diskusi
4. Dokumen/Album Peta
1. Lingkup Kegiatan
Lingkup Kegiatan yang ditetapkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini dibagi menjadi 8 tahap,
yaitu:
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan kegiatan sebelum tim turun ke lapangan, meliputi :
1) Melakukan Sosialisasi dan konsolidasi untuk mendapatkan data sekunder serta pemahaman
terhadap maksud penyusunan RP2KPKPK;
2) Menyusun rencana kerja tim, termasuk pembagian peran tiap tenaga ahli dalam melibatkan
partisipasi aktif kelompok swadaya masyarakat;
3) Menyiapkan data profil Permukiman Kumuh dan dokumen pendukung lainnya yang mengacu
kepada SK Penetapan Kawasan Kumuh disertai detil data statistik yang diperlukan pada
masing-masing indikator;
4) Overview kebijakan Daerah, yang berkaitan dengan penanganan Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh dan melakukan Identifikasi Kesesuaian permukiman eksisting terhadap
Rencana Tata Ruang Wilayah, Status Tanah Permukiman, Peta Rawan Bencana,
Pembangunan sektoral permukiman, serta dokumen-dokumen lain yang mendukung atau
berkaitan dengan penanganan Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh.
b. Tahap Survei
Tahap survei merupakan kegiatan mengumpulkan data, meliputi :
1) Menyusun desain survey awal kegiatan yang mencakup kebutuhankebutuhan data dan
informasi awal yang dibutuhkan, serta penyiapan format untuk kebutuhan baik di
lapangan maupun pengolahan data dan informasi terkait kondisi kawasan;
2) Mengumpulkan data-data primer maupun sekunder terkait isu strategis,
3) potensi, dan permasalahan mengenai penanganan perumahan kumuh dan permukiman
kumuh.
4) Melakukan wawancara semi-terstruktur dengan beberapa narasumber utama yang memiliki
kompetensi yang terkait dengan penanganan permukiman kumuh.
5) Melibatkan partisipasi aktif Kelompok Swadaya Masyarakat dalam melakukan
survei/pemetaan swadaya/survey kampung sendiri di permukiman kumuh.
6) Verifikasi lokasi permukiman kumuh sesuai SK Penetapan Kawasan Kumuh,
7) deliniasi kawasan dan cakupan pelayanan infrastruktur pada lokasi permukiman kumuh.
8) Melakukan pemutakhiran dan penajaman profil kawasan kumuh melalui survey kebutuhan
yang detail (by name, by address) dengan pemetaan sebaran kebutuhan pelayanan
infrastruktur menurut indikator kekumuhan.
9) Melakukan koordinasi dengan kelembagaan masyarakat setempat yang terlibat dalam proses
penyelenggaraan pembangunan kawasan permukiman.
10) Melakukan pengukuran lapangan lengkap atas kondisi batas lahan pembangunan,
kondisi landsekap, kondisi topografi dan keteknikan lainnya yang berpengaruh terhadap
penyusunan desain kawasan dan DED untuk pelaksanaan fisik
c. Tahap Kajian
Tahap kajian merupakan kegiatan telaahan data primer dan sekunder, meliputi :
1) Melakukan analisis dan pemetaan terhadap isu strategis kawasan, potensi,
permasalahan dan tantangan dalam kaitannya dengan pembangunan Perumahan dan
Kawasan permukiman.
2) Melakukan overview terhadap dokumen-dokumen perencanaan dan
pengaturan/studi yang terkait seperti Rencana Tata Ruang, SPPIP dan RPKPP (RP2KPKPK
yang saat ini berjalan), Perencanaan Teknis Sektoral dalam lingkup kegiatan ke-Cipta Karya-
an, kebijakan daerah dalam penanganan kumuh serta SK Bupati tentang Kawasan Kumuh
Kabupaten.
3) Melakukan kajian terhadap konsep, strategi penanganan permukiman kumuh di kawasan
terpilih, keterkaitan antar kawasan, serta penetapan sasaran output dan outcome.
4) Melakukan analisis yang melibatkan partisipasi aktif Kelompok Swadaya Masyarakat
dalam merumuskan metode penanganan permukiman kumuh yang paling tepat dan
implementatif sesuai dengan kebutuhan sektor keterpaduan pelaksanaan program, serta
dampak yang ditimbulkan dari dilaksanakannya / indikasi implementasi program penanganan
kumuh.
5) Melakukan penetapan kawasan kumuh prioritas berdasarkan kriteria, indikator, parameter
serta pembobotan sesuai dengan buku panduan.
6) Penyusunan Pra-Desain Kawasan, meliputi: Masterplan kawasan perencanaan, konsep
rancangan dan detail desain, pra-rancangan arsitektur, pra-rancangan penghijauan dan tata
ruang luar, pra-rancangan struktur,pra-rancangan sistem mekanikal dan elektrikal, denah,
tampak, potongan, jaringan utilitas dan rencana perhitungan konstruksi /Sipil untuk fasilitas
prioritas.
7) Melakukan analisa dan pendampingan terhadap kebijakan pemerintah
kota/kabupaten terkait penanganan kumuh (ditunjang data spasial, numerik/statistik, dan
kondisi sosial, ekonomi, fisik lapangan)
d. Tahap Focus Group Discussion (FGD)
Tahap FGD dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan perkuatan Kelompok Swadaya
Masyarakat dan Tim Teknis Pemerintah Kabupaten/Kota berkaitan dengan kegiatan
Perencanaan Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman
Kumuh Perkotaan meliputi:
1) Pelaksanaan FGD dilakukan minimal3 (tiga) kali selama masa pelaksanaan kegiatan ini.
2) Pelaksanaan FGD dilakukan pelaksanaan kegiatan ini untuk mencapai kesepakatan lintas
pemangku kepentingan terhadap strategi dan indikasi program/ kegiatan penanganan kumuh
di kawasan-kawasan prioritas.
3) FGD diadakan untuk memberikan pemahaman yang berkaitan dengan kebijakan, penetapan
kawasan prioritas kumuh, kesadaran terhadap lingkungan kumuh, dukungan infrastruktur ke-
Cipta Karya-an, strategi dan pola penanganan permukiman kumuh, penyusunan kertas kerja
kelompok swadaya masyarakat, dan metode dokumentasi kegiatan.
e. Tahap Perumusan
Tahapan perumusan merupakan kegiatan penyusunan dokumen perencanaan, meliputi:
1) Menyusun Rencana Kegiatan Pembangunan sektor ke-Cipta Karyaan berupa:
a) Strategi operasional penanganan kumuh hingga 0% (melalui pola pencegahan
dan peningkatan kualitas permukiman)
b) Kajian konsep dan merumuskan strategi teknis penanganan kumuh dari aspek
sosial, ekonomi dan analisa pembiayaan melalui analisa potensi peningkatan kualitas
kawasan.
c) Konsep penanganan permukiman kumuh secara tematik berdasarkan kondisi kawasan,
analisis keterkaitan antar kawasan, dan pola penanganan pemukiman kumuh.
d) Skenario pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman dalam upaya
mengurangi luasan kumuh kabupaten/ kota.
e) Strategi dan memorandum program keterpaduan sektor ke-Cipta Karyaan dalam
penanganan kawasan pemukiman kumuh perkotaan disesuaikan dengan konsep
penanganan.Kesinambungan antara rencana pemerintah dan Rencana Aksi
Komunitas (CAP) dalam penanganan kawasan permukiman.
f) Indikasi program investasi dan pembiayaan lintas pemangku kepentingan dalam
pencapaian kumuh 0% hingga 2027.
g) Tata cara pengendalian tahapan pelaksanaan dan pembiayaan tiap tahun.
h) Peta Perencanaan Penanganan Permukiman kumuh skala 1:5000 dan 1:1000 untuk
jangka waktu tahun 2022-2027
i) Desain Kawasan permukiman kumuh pada kawasan prioritas.
2) Menyusun Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh Tingkat Masyarakat (Perencanaan Partisipatif), berupa:
a) Susunan kelembagaan masyarakat sesuai kesepakatan pembentukan kelembagaan.
b) Rumusan prioritas kebutuhan berdasarkan pemberdayaan masyarakat dengan metode
yang paling tepat dan implementatif bagi masyarakat.
c) Rencana Kerja Masyarakat dalam skala lingkungan.
f. Tahap Penyusunan Desain Teknis
Tahap penyusunan detail desain dilaksanakan melalui :
1) Penyusunan peta rinci kawasan/site plandengan tingkat kedetailan peta yang cukup untuk
menjelaskan detil konsep penanganan dan perencanaan infrastruktur kawasan.
2) Pengambilan dokumentasi foto udara/film visual (air view) yang dapat
menggambarkan kondisi kawasan serta foto kondisi eksisting yang
disandingkan/digabungkan dengan desain rencana penanganan (visualisasi).
3) Rencana rinci pola penanganan kawasan pemukiman kumuh
(pencegahan/pemugaran/ peremajaan/ pemukiman kembali) beserta strategi keterpaduan
sektor ke-Cipta Karya-an.
4) Daftar rencana komponen infrastruktur yang dibutuhkan untuk penanganan permukiman
kumuh untuk jangka waktu tahun 2022-2027.
5) Tata cara pengendalian tahapan pelaksanaan dan pembiayaan tiap tahun.
6) Peta Perencanaan Penanganan Permukiman kumuh skala 1:5000 dan 1:1000 untuk
jangka waktu tahun 2022-2027.
7) Pengukuran dan survey investigasi terhadap kondisi lapangan dan perencanaan komponen
infrastruktur dalam upaya meningkatkan kualitas kawasan permukiman
8) Menyusun desain kawasan dan desain teknis komponen infrastruktur di kawasan
prioritas (dilengkapi gambar, RAB, dan RKS); gambar disajikan secara detail dalam skala
1:50, 1:20 dan 1:10.
9) Penyusunan Desain Kawasan, meliputi: Masterplan kawasan perencanaan, konsep
rancangan dan detail desain, rancangan arsitektur, rancangan penghijauan dan tata ruang
luar, rancangan struktur,rancangan sistem mekanikal dan elektrikal, denah, tampak,
potongan, jaringan utilitas dan rencana perhitungan konstruksi /Sipil untuk fasilitas prioritas.
10) Memastikan readiness criteria (kepastian lahan, desain, kondisi fisik, kondisi sosial,
kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah kota/kabupaten, dsb) terpenuji dan dapat
ditindaklanjuti dalam waktu dekat.
g. Tahap Pembahasan Pleno
Tahap Pembahasan Pleno merupakan upaya pendampingan dari Pemerintah Pusat
(Kementerian PUPR) untuk memastikan kualitas proses dan substansi yang telah dan dalam
proses penyusunan sesuai dengan metodologi pelaksanaan. Tim Tenaga Ahli bersama dengan
Tim Teknis Pemeritah Kabupaten/Kota akan memberikan pelaporan kemajuan pencapaian
kegiatan maupun hasil kesepakatan di daerah dalam penyusunan pekerjaan ini.
h. Tahap Penyusunan Laporan
Tahap penyusunan laporan merupakan kegiatan penyusunan laporan mulai dari laporan
pendahuluan, antara, dan akhir, meliputi :
1) Laporan hasil diskusi pembahasan dalam tahapan kegiatan penyusunan Laporan
Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Draft Akhir dan Laporan Akhir dengan melibatkan
berbagai instansi terkait dan (Pokja PKP).
2) Masing-masing tahapan dalam penyusunan laporan dengan gambaran hasil rumusan
dan analisis data/informasi yang diperoleh dari pelaksanan survey FGD, dan masukan
serta saran dalam pembahasan laporan bersama Tim Teknis dan pihak terkait lainnya.
3) Merumuskan kesimpulan sebagai landasan dari finalisasi Dokumen Profil Perencanaan
Kawasan Kumuh Perkotaan dan DED permukiman kumuh.
4) Menyusun dokumen perencanaan siap lelang dan DED masing-masing komponen
infrastruktur yang akan dilaksanakan di tahun selanjutnya
5) Profil update terkait hasil survey dan investigasi terhadap kondisi eksisting permukiman kumuh
(by name by address) beserta dokumentasi dan analisa isu strategis, potensi, permasalahan
dan tantangan dalam penanganan permukiman kumuh.
6) Matriks strategi operasional, program, dan indikasi kegiatan serta indikasi biaya dan peran
stakeholders dalam pencapaian kota/kabupaten bebas kumuh sesuai targetnya.
4. Alih Pengetahuan
Dalam proses penyusunan pekerjaan ini, beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Penyedia
Jasa dalam tahapan alih pengetahuan adalah sebagai berikut:
a. Penyedia Jasa diharapkan dapat melakukan asistensi/diskusi secara berkala dan intensif
(sebelum dan sesudah melakukan survei lapangan) bersama tim teknis sehingga dapat
diperoleh kerangka kerja, metode pendekatan, desain survei, dan hasil rumusan pekerjaan ini.
b. Asistensi/diskusi yang dilakukan oleh pihak Penyedia Jasa dilakukan sebelum pelaksanaan survei
instansional, sebelum, dan setelah pelaksanaan presentasi setiap tahapan pelaporan.
c. Penyedia Jasa setelah menerima pengarahan penugasan dan semua bahan masukan dalam
proses asistensi/diskusi, hendaknya memeriksa dan memproses semua bahan yang ada serta
mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini.
d. Untuk kesempurnaan pekerjaan tersebut diatas Penyedia Jasa diminta mempelajari dan
menganalisis lebih lanjut segala informasi dan ketentuanketentuan yang berhubungan dengan
pekerjaan dimaksud.