Anda di halaman 1dari 38

PENYUSUNAN RENCANA

TATA RUANG WILAYAH


DAN KOTA
OUR TEAM

I NYOMAN WIYANA RAFEL PUTRA


BASUDEWA RASSERWIN

5015201127 5015201132
TABLE OF CONTENTS

Jenis Produk Prosedur Penyusunan


01 Rencana Tata
02 Rencana Tata Ruang
Ruang

Tahapan
03 Penyusunan Sampai 04 Studi Kasus
Penetapan Produk
Rencana Tata Ruang
01
Jenis Produk
Rencana Tata
Ruang
RTRWN
Arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah negara yang dijadikan acuan untuk perencanaan jangka
panjang. Jangka waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional adalah 20 tahun, dengan peninjauan kembali setiap
satu kali dalam 5 tahun.

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional memuat:


1. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional.
2. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional.
3. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional.
4. Pewujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah provinsi, serta
keserasian antarsektor.
5. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi.
6. Penataan ruang kawasan strategis nasional.
7. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.
RTR PULAU/KEPULAUAN

Rencana rinci dari RTRWN yang memuat tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang, rencana Struktur Ruang,
rencana Pola Ruang, arahan pemanfaatan ruang, arahan pengendalian pemanfaatan ruang, serta peran Masyarakat
dalam penataan ruang.

Fungsi:
1. sebagai alat koordinasi dalam penyelenggaraan penataan ruang pada Pulau/Kepulauan yang diselenggarakan
oleh seluruh Pemangku Kepentingan;
2. sebagai acuan dalam sinkronisasi program Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, dan Masyarakat
dalam rangka pelaksanaan pembangunan untuk mewujudkan Pulau/Kepulauan; dan
3. sebagai dasar arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pulau/Kepulauan.
RTRW PROVINSI
Rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah provinsi, yang merupakan penjabaran dari RTRWN, dan yang
berisi: tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah provinsi; rencana struktur ruang wilayah provinsi; rencana
pola ruang wilayah provinsi; penetapan kawasan strategis provinsi; arahan pemanfaatan ruang wilayah provinsi; dan
arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi. Penyusunan RTRW harus mengacu pada RTRWN,
pedoman bidang penataan ruang, dan rencana pembangunan jangka panjang daerah.

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi memuat:


1. Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah provinsi;
2. Rencana struktur ruang wilayah provinsi yang meliputi sistem perkotaan dalam wilayahnya yang berkaitan
dengan kawasan perdesaan pada wilayah pelayanannya dan sistem jaringan prasarana wilayah provinsi;
3. Rencana pola ruang wilayah provinsi yang meliputi kawasan lindung dan kawasan budi daya yang memiliki
nilai strategis provinsi;
4. Penetapan kawasan strategis provinsi;
5. Arahan pemanfaatan ruang wilayah yang berisi indikasi program utama jangka menengah lima tahunan;
6. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi yang berisi indikasi arahan peraturan zonasi sistem
provinsi, arahan perizinan, arahan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi.
RTR KSN
Penjabaran RTRWN yang disusun sesuai dengan tujuan penetapan masing-masing KSN. Muatan RTR KSN
ditentukan oleh nilai strategis yang menjadi kepentingan nasional dan berisi aturan terkait dengan hal-hal spesifik di
luar kewenangan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Kepentingan nasional pada KSN merupakan
dasar pertimbangan utama dalam penyusunan dan penetapan RTRW provinsi dan RTRW kabupaten/kota

KSN adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara
nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau
lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia. RTR KSN memiliki peran sebagai alat
untuk operasionalisasi Rencana Induk Ibu Kota Nusantara dan Perincian Rencana Induk Ibu Kota.

● Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2022 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan
Strategis Nasional Ibu Kota Nusantara Tahun 2022-2042.
● Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2020 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan
Perkotaan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Dan Cianjur.
● Perpres No. 43 Tahun 2020 Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara Di Provinsi Riau Dan Provinsi
Kepulauan Riau.
RTRW KABUPATEN/KOTA
Rencana umum tata ruang kabupaten/kota adalah penjabaran RTRW provinsi ke dalam kebijakan dan strategi
pengembangan wilayah kabupaten/kota yang sesuai dengan fungsi dan peranannya di dalam rencana pengembangan
wilayah provinsi secara keseluruhan, strategi pengembangan wilayah ini selanjutnya dituangkan ke dalam rencana
struktur dan rencana pola ruang operasional.

Fungsi RTRW Kabupaten/Kota:


1. Acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
2. Acuan dalam pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah kabupaten/kota;
3. Acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah kabupaten/kota;
4. Acuan lokasi investasi dalam wilayah kabupaten/kota yang dilakukan pemerintah, masyarakat, dan swasta;
5. Pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang di wilayah kabupaten/kota;
6. Dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataan/pengembangan wilayah kabupaten/kota yang
meliputi penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi;
7. Acuan dalam administrasi pertanahan.
RDTR

Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mengatur mengenai pemanfaatan lahan pada skala detil (1:5000). Setiap izin
pemanfaatan ruang, termasuk di dalamnya Izin Mendirikan Bangunan (IMB) mengacu pada RDTR yang telah
disahkan oleh Pemerintah Daerah.

secara umum penyusunan RDTR memiliki fungsi sebagai berikut:


1. kendali mutu pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota berdasarkan RTRW;
2. acuan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang lebih rinci dari kegiatan pemanfaatan ruang yang diatur
dalam RTRW;
3. acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang;
4. acuan bagi penerbitan izin pemanfaatan ruang; dan
5. acuan dalam penyusunan RTBL.
02
Prosedur
Penyusunan Rencana
Tata Ruang
Prosedur Penyusunan Rencana Tata
Ruang
1. Pembentukan tim penyusun rencana tata ruang
2. Pelaksanaan penyusunan rencana tata ruang
3. Pelibatan peran masyarakat di tingkat provinsi dalam penyusunan rencana tata ruang
a. Tahap persiapan
b. Tahap pengumpulan data dan informasi
c. Tahap perumusan konsepsi rencana tata ruang
d. Tahap pembahasan
4. Pembahasan raperda tentang rencana tata ruang oleh pemangku kepentingan
03
Tahapan Penyusunan
Sampai Penetapan
Produk Rencana Tata
Ruang
Proses penyusunan RTRW
provinsi/kabupaten/kota
diselesaikan dalam waktu paling
lama 12 (dua belas) bulan.

Permen Agraria/Kepala BPN No.11 tahun 2021 tentang Tata


Cara Penyusunan dan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi, Kabupaten, Kota dan Rencana Detail Tata Ruang, Serta
Tata Cara Penerbitan Substansi
Tahapan Penyusunan

01 02 03 04 05

Kegiatan Persiapan Pengumpulan Data Pengolahan and Perumusan Penyusunan


Analisis Data Konsepsi RTRW Raperda tentang
RTRW Provinsi
KEGIATAN PERSIAPAN
Pemahaman Kerangka
Acuan / Terms Of
Reference
Persiapan Awal Kegiatan

Penyiapan Anggaran
Biaya
Kajian Awal Data Sekunder
Review RTRW Provinsi Pemberitaan kepada publik perihal akan
sebelumnya dan kebijakan dilakukannya penyusunan RTRW
terkait lainnya provinsi.

Persiapan teknis pelaksanaan


✦ Penyimpulan data awal.
✦ Penyiapan metodologi pendekatan pelaksanaan pekerjaan.
✦ Penyiapan rencana kerja rinci.
✦ Penyiapan perangkat survei (checklist data yang dibutuhkan, panduan
wawancara, kuesioner, panduan observasi dan dokumentasi, dan lain-lain),
serta mobilisasi peralatan dan personil yang dibutuhkan.
KEGIATAN PERSIAPAN

Pemberitaan kepada publik perihal akan


dilakukannya penyusunan RTRW
provinsi.

Hasil dari kegiatan persiapan

Metodologi pendekatan
Gambaran umum wilayah
pelaksanaan pekerjaan yang
perencanaan
akan digunakan
Kesesuaian produk RTRW sebelumnya Rencana kerja pelaksanaan
dengan kondisi dan kebijakan saat ini penyusunan RTRW provinsi
Hasil kajian awal berupa kebijakan terkait wilayah Perangkat survei data
perencanaan, isu strategis, potensi dan permasalahan primer dan data sekunder
awal wilayah perencanaan, serta gagasan awal yang akan digunakan pada
pengembangan wilayah perencanaan saat proses pengumpulan
data dan informasi (survei)
Pengumpulan Data
Data Primer

Penjaringan aspirasi masyarakat Pengenalan kondisi fisik dan


yang dapat dilaksanakan melalui sosial-ekonomi wilayah secara
penyebaran angket, temu wicara, langsung melalui kunjungan ke
wawancara orang per orang, dan semua bagian wilayah provinsi.
sebagainya
Primer Sekunder

Peta-peta Data dan Informasi


● Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) atau peta ● Data tentang kependudukan.
topografi skala 1:250.000 sebagai peta dasar. ● Data tentang sarana dan prasarana wilayah.
● Citra satelit untuk memperbaharui (update) ● Data tentang pertumbuhan ekonomi wilayah.
peta dasar dan membuat peta tutupan lahan ● Data tentang kemampuan keuangan
(catatan : citra satelit yang digunakan harus pembangunan daerah.
berumur tidak lebih dari setahun yang lalu ● Data dan informasi tentang kelembagaan
dengan menggunakan citra satelit resolusi 10m pembangunan daerah.
– 15m). ● data dan informasi tentang kebijakan penataan
● Peta batas wilayah administrasi. ruang terkait (RTRW provinsi yang sebelumnya,
● Peta batas kawasan hutan. RTRW Nasional dan RTR Pulau terkait).
● Peta-peta masukan untuk analisis kebencanaan. ● Data dan informasi tentang kebijakan
● Peta-peta masukan untuk identifikasi potensi pembangunan sektoral, terutama yang merupakan
sumberdaya alam. kebijakan pemerintah pusat.
● Peraturan perundang-undangan terkait.
Pengolahan and Analisis Data
Secara garis besar ada dua rangkaian analisis utama yang harus dilakukan dalam penyusunan RTRW provinsi.
Pertama, analisis untuk menggambarkan karakteristik tata ruang wilayah provinsi. Kedua, analisis untuk
menyusun rencana struktur ruang dan rencana pola ruang wilayah provinsi.

Fisik wilayah Sosial-kependudukan

Kemampuan keuangan
Ekonomi wilayah
pembangunan daerah

Kedudukan provinsi di
dalam wilayah
Perumusan Konsepsi RTRW
Setelah dilakukan beberapa kali iterasi, dipilih
alternatif terbaik sebagai dasar perumusan
rencana tata ruang wilayah provinsi. Hasil
kegiatan perumusan konsepsi RTRW yang
berupa RTRW provinsi, terdiri atas:

1. Tujuan, kebijakan dan strategi penataan


ruang wilayah provinsi
2. Rencana struktur ruang wilayah provinsi
3. Rencana pola ruang wilayah provinsi
4. Penetapan kawasan-kawasan strategis
provinsi
5. Arahan pemanfaatan ruang
6. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang
04
Studi Kasus
Faktor Penghambat Penyusunan RTRW Kabupaten
Pasca Ditetapkannya
UU 26/2007 Tentang Penataan Ruang
Latar Belakang

✦ Produk perencanaan tata ruang ✦ Semua peraturan daerah provinsi


disusun berdasarkan Undang-Undang tentang RTRW Provinsi disusun atau
Nomor 26 tahun 2007 tentang disesuaikan paling lambat dalam
Penataan Ruang waktu 2 (dua) tahun terhitung sejak
Undang-Undang ini diberlakukan

✦ Semua peraturan daerah


kabupaten/kota tentang rencana tata ✦ Hanya terdapat 5 Kabupaten yang
ruang wilayah kabupaten/kota mampu menyelesaikan Perda RTRW
disusun atau disesuaikan paling
lambat 3 (tiga) tahun terhitung sejak
Undang-Undang
TUJUAN

Mengetahui faktor yang paling


berpengaruh dalam menghambat
penyusunan RTRW di tingkat
Kabupaten pasca ditetapkannya UU
26/2007

Faktor yang mempengaruhi


tidak sinkronisasi UU
dengan RTRW
PEMBAHASAN
Penyebab RTRW telat tersusun :

Pedoman penyusunan RTRW yaitu Permen


01 PU 16/2009 baru dikeluarkan pasca 2 tahun sejak
UU 26/2007 ditetapkan
Muatan teknis RTRW belum sesuai dengan permen PU 16/2009 maka
02
proses persetujuan substansi menteri PU akan terhambat

03 Luas Wilayah Kabupaten

04 Aspek Pembiayaan
KESIMPULAN

Biaya merupakan variabel Luas wilayah juga Luas wilayah mempengaruhi


penting dalam proses menentukan besarnya biaya waktu yang dibutuhkan untuk
perencanaan termasuk dalam penyusunan RTRW, menyusun RTRW karna
proses penyusunan RTRW. semakin luas wilayah maka semakin besar wilayah
semakin besar pula semakin banyak
biaya yang dibutuhkan. karakteristiknya.
05
Studi Kasus
Perencanaan Tata Ruang sebagai Upaya Mewujudkan
Pembangunan Kota Berkelanjutan (Studi Analisis
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Mojokerto)
Latar Belakang

✦ Kota Mojokerto adalah kota dengan ✦ Beberapa permasalahan empiris di Kota


tingkat kepadatan penduduk terbesar Mojokerto terkait sosial dan lingkungan
ketiga di wilayah Jawa Timur, memiliki adalah adanya polusi akibat beban emisi
tekanan kebutuhan ruang atau lahan yang yang besar, belum optimalnya transportasi
semakin bertambah publik, tidak optimalnya pengelolaan
sektor informal, hingga alih fungsi lahan di
beberapa area
✦ Kawasan Megapolitan Gerbangkertosusila
dengan penambahan infrastruktur andalan ✦ Perencanaan Tata Ruang kota ini
berupa jalan tol, membuat Kota Mojokerto membutuhkan peran serta stakeholders agar
menjadi potensi investasi yang menarik. semua hak dan kepentingan yang terkait
Lahan-lahan tidak terbangun makin sulit dengan penataan ruang dapat
ditemui di Kota Mojokerto, karena kawasan dipertimbangkan secara seksama.
permukiman makin padat dan kawasan
perniagaan makin menjamur.
TUJUAN

Penelitian ini berfokus pada penilaian


kemampuan substansi perencanaan tata
ruang dalam RTRW Kota Mojokerto
untuk mewujudkan pembangunan kota
berkelanjutan

Penelitian ini menginterpretasikan dan


menganalisis konsep-konsep kota
berkelanjutan (Economy, Equity, Ecology,
Engagement,dan Energy) tersebut untuk
mengkritisi Perda RTRW ditinjau melalui
sudut pandang perspektif stakeholders
PEMBAHASAN
Analisis Gap Kriteria Economy Berdasarkan Perspektif Stakeholders dan Substansi Normatif pada Perda
RTRW:

● Kriteria ekonomi ditandai pada Perda RTRW dimana rencana kawasan industri harus menyiapkan
proporsi 40% bagi perumahan pekerja, utilitas umum, dan fasilitas sosial. Kriteria economy pada
rencana kawasan industri telah seimbang dengan kriteria ecology karena kawasan industri direncanakan
dengan memperhatikan jarak, tingkat pencemaran, upaya pencegahan pencemaran, dan tingkat
pencemaran.
● Pemerintah Kota Mojokerto seharusnya mengkaji lagi apakah efisien membangun pasar-pasar
lingkungan baru, sedangkan pasar induk di kota, maupun pasar-pasar pendukungnya sudah mampu
melayani bahkan di seluruh kawasan kota.
● di RTRW arahan rencana ekonomi hanya pada kawasan Timur saja, dimana kawasan Barat tidak
menjadi prioritas arahan ekonomi.
● Dengan kerjasama ekonomi regional, terutama di kawasan GKS, stabilitas ekonomi Kota Mojokerto
juga dapat dipertahankan
● Perda RTRW tidak tegas dalam penertiban, sehingga PKL makin menjamur dan memerlukan tambahan
ruang
● RTRW Kota Mojokerto tidak memberikan arahan bagi masuknya investasi/penanaman modal di Kota
Mojokerto.
PEMBAHASAN
Analisis Gap Kriteria Ecology Berdasarkan Perspektif Stakeholders dan Substansi Normatif pada Perda
RTRW:

● Tingkat emisi gas di Kota Mojokerto dalam kondisi mengkhawatirkan.


● Perencanaan pedestrian dan transportasi non-motorized seharusnya dapat diterapkan oleh Kota
Mojokerto melalui Perda RTRW-nya apabila berkomitmen kuat terhadap perwujudan kota
berkelanjutan.
● Rencana ruang terbuka hijau di Kota Mojokerto sebesar 20%, mayoritas mengambil lahan milik warga
dan bukan dibangun di atas aset lahan pemerintah kota. Proses penyusunan rencana pemanfaatan lahan
dapat dikatakan menyalahi aturan.
● Stakeholders memiliki konsep bahwa pemanfaatan sempadan sungai agar tetap sesuai dengan fungsinya
sebagai kawasan lindung adalah diarahkan menjadi kawasan wisata waterfront yang saat ini digemari
masyarakat
● Salah satu aspek non teknis perencanaan persampahan yang juga terlewatkan dalam Perda RTRW,
menurut perspektif stakeholders adalah bahwa tempat area TPA yang diletakkan di pinggir kota selalu
berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto, dan tidak pernah ada koordinasi.
● Mekanisme alih fungsi pada Perda RTRW dianalisis belum melakukan pewilayahan/ pemetaan
terhadap lahan yang memiliki kemungkinan bagi proses alih fungsi. Perda RTRW juga belum
mengatur mengenai mekanisme perizinan alih fungsi lahan demi mewujudkan kota berkelanjutan
secara ekologis.
PEMBAHASAN
Analisis Gap Kriteria Equity Berdasarkan Perspektif Stakeholders dan Substansi Normatif pada Perda
RTRW:

● Perbandingan yang paling relevan untuk perencanaan permukiman saat ini adalah kavling
besar:sedang:sederhana =1:2:3
● Pembangunan infrastruktur sudah direncanakan merata pada RTRW, namun realitanya hanya di
pusat-pusat kota
● RTRW perlu didukung oleh perencanaan infrastruktur bagi disabilitas
PEMBAHASAN
Analisis Gap Kriteria Engagement Berdasarkan Perspektif Stakeholders dan Substansi Normatif pada
Perda RTRW:

● Tidak ada pelibatan aktif masyarakat dalam perencanaan tata ruang, terutama dalam penentuan rencana
penggunaan lahan yang di dalamnya termasuk lahan milik warga
● Peran pemerintah kota yang seharusnya dapat ditunjukkan melalui Badan Koordinasi Penataan Ruang
Daerah (BKPRD), dinilai belum optimal
● Swasta tidak diikutsertakan dalam penyusunan perencanaan tata ruang
● RTRW yang saat ini dijadikan acuan, pada saat proses penyusunannya, belum melibatkan masyarakat
sebagai stakeholders yang berkepentingan.
PEMBAHASAN
Analisis Gap Kriteria Energy Berdasarkan Perspektif Stakeholders dan Substansi Normatif pada Perda
RTRW:

● Makin lama jumlah angkot makin berkurang.


● RTRW belum dapat memprediksi adanya angkutan online.
● Perda RTRW harus dilengkapi dengan menyegerakan Perda tentang Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
(RDTRK)
● Untuk pengembangan energi alternatif tidak perlu dicantumkan dalam Perda RTRW
KESIMPULAN

Perspektif stakeholders terhadap Perda RTRW Kota


Mojokerto adalah sudah efektif dalam rangka
mewujudkan pembangunan kota berkelanjutan
dengan perbaikan revisi RTRW ke depan dengan
meningkatkan pelibatan stakeholders.
SARAN

Melakukan revisi Perda RTRW Memberikan telaahan staf pada Memberikan edukasi kepada
melalui pelibatan stakeholders Walikota terpilih untuk meninjau masyarakat mengenai pentingnya
terutama aspek rencana kembali tim-tim bentukan penataan kota berkaitan dengan
arahan peruntukan ruang, dengan instansi-instansi pemerintah kota daya dukung lahan agar kota ini
tidak meniadakan tahapan proses yang berkaitan dengan penataan berkelanjutan, sehingga
pengembangan ruang. Telaahan staf tersebut pemerintah bersama-sama
alternatif-alternatif rencana dan berfokus pada hanya ada satu tim masyarakat mampu saling menjaga
analisis feasibilitas melalui uji kelembagaan untuk kelayak hunian Kota Mojokerto
publik; mengkoordinasikan penataan ruang hingga masa mendatang; dan
Kota Mojokerto;
TERIMA KASIH!

Anda mungkin juga menyukai