RTRW
1 BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biak Numfor telah memiliki peraturan daerah nomor 11 tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Biak Numfor. Pelaksanaan perda
tersebut telah memasuki tahun ke 7. Sebagaimana diamanahkan dalam PP nomor 15
tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang pasal 82, peninjauan kembali
rencana tata ruang dilakukan 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun. Peninjauan kembali
merupakan bagian dari perencanaan tata ruang, sebagai proses untuk memperbaiki
rencana tata ruang yang telah ada, sehingga lebih aplikatif.
Demikian pula untuk Kabupaten Biak Numfor, telah dilakukan rangkaian proses
peninjauan kembali, yang menghasilkan rekomendasi perlunya dilakukan revisi terhadap
RTRW lama. Oleh sebab itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Biak Numfor
menindaklanjuti rekomendasi tersebut dengan menyusun kegiatan Revisi RTRW
Kabupaten Biak Numfor. Hal ini sejalan dengan dinamika perkembangan yang
berlangsung di Kabupaten Biak Numfor. Pemekaran kampung berlangsung sangat
signifikan, dari 195 kampung dan kelurahan menjadi 268 kampung dan kelurahan. Di
samping itu, berdasarkan hasil peninjauan kembali RTRW Kabupaten Biak Numfor,
diidentifikasi terjadinya pembangunan pada kawasan lindung karena pemekaran
kampung dan kelurahan tersebut. Hal ini tentu mempengaruhi arah revisi kawasan
permukiman, yang perlu dicermati faktor-faktor penyebabnya.
Dinamika pembangunan khususnya di kawasan perkotaan juga dihadapkan pada
aspek kepemilikan lahan, yang kemudian menyebabkan munculnya kegiatan budidaya
pada kawasan yang berbeda peruntukannya. Dalam skala peta 1:50.000 konflik sejenis
ini mungkin sulit terdeteksi, namun dapat dipertimbangkan sebagai salah satu
perubahan peruntukan lahan.
Di samping adanya dinamika internal wilayah, revisi RTRW Kabupaten Biak
Numfor perlu mengacu pada kebijakan nasional dan provinsi yang mengalami beberapa
perubahan di antaranya: a) berlakunya PP nomor 13 tahun 2017 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
LAPORAN ANTARA
L
1-1
1 REVISI
RTRW
Nasional; b) berlakunya perpres nomor 57 tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang
Pulau Papua; dan c) berlakunya perda nomor 23 tahun 2013 tentang Rencana Tata
Ruang Provinsi Papua.
Tata cara revisi RTRW Kabupaten Biak Numfor mengikuti permen-ATR/BPN nomor
1 tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten Dan Kota.
LAPORAN ANTARA
L
1-2
1 REVISI
RTRW
LAPORAN ANTARA
L
1-3
1 REVISI
RTRW
LAPORAN ANTARA
L
1-4
1 REVISI
RTRW
Proses penyusunan RTRW Kabupaten Biak Numfor terdiri atas tahapan sebagai berikut:
a. Tahap persiapan
b. Pengumpulan data dan informasi
c. Pengolahan dan analisis data
d. Penyusunan konsep rencana tata ruang
e. Penyusunan dan pembahasan ranperda.
Selengkapnya dapat dicermati dalam diagram berikut.
LAPORAN ANTARA
L
1-5
1 REVISI
RTRW
1) Tahap persiapan
Kegiatan persiapan meliputi:
1 Pembentukan tim penyusun RTRW, yang diwujudkan dalam SK Tim
Penyusun RTRW Kabupaten Biak Numfor.
2 Kajian awal data sekunder, meliputi:
o review RTRW sebelumnya,
o hasil pelaksanaan peninjauan kembali, dan/atau
o kajian kebijakan terkait lainnya.
3 Kajian awal ini menghasilkan:
o Gambaran umum wilayah
o Kesesuaian produk RTRW sebelumnya dengan kondisi dan kebijakan
saat ini.
4 Persiapan teknis pelaksanaan, meliputi:
o penyimpulan data awal
o penyiapan metodologi
o penyiapan rencana kerja rinci
o penyiapan perangkat survei.
Persiapan teknis menghasilkan:
o Hasil kajian awal
o Metodologi pendekatan pelaksanaan pekerjaan
o Rencana kerja penyusunan RTRW
o Perangkat survei data primer dan data sekunder.
5 Pemberitaan kepada publik, dalam bentuk informasi penyusunan RTRW
yang disampaikan melalui berbagai media atau pertemuan.
2) Pengumpulan Data dan Informasi
Data dan informasi yang disimpulkan pada tahap ini terdiri atas data primer dan
sekunder dengan rincian sebagai berikut :
1. Data primer :
o Aspirasi masyarakat, termasuk pelaku usaha dan komunitas adat yang
didapat melalui metode : penyebaran angket, forum diskusi publik,
wawancara orang per orang, kotak aduan dan lainnya; serta
LAPORAN ANTARA
L
1-6
1 REVISI
RTRW
LAPORAN ANTARA
L
1-7
1 REVISI
RTRW
LAPORAN ANTARA
L
1-8
1 REVISI
RTRW
Tingkat akurasi data, sumber penyedia data, kewenangan sumber atau instansi
penyedia data, tingkat kesalahan, variabel ketidakpastian, serta variabel-variabel
lainnya yang mungkin ada, perlu diperhatikan dalam pengumpulan data. Data
dalam bentuk data statistik dan peta, serta informasi yang dikumpulkan berupa
data tahunan (time series) minimal 5 (lima) tahun terakhir dengan kedalaman
data setingkat distrik. Dengan data berdasarkan kurun waktu tersebut
diharapkan dapat memberikan gambaran perubahan apa yang terjadi pada
wilayah kota.
Hasil kegiatan pengumpulan data dan informasi menjadi bahan analisis, yang
keseluruhan dituangkan dalam Laporan Antara.
3) Pengolahan dan Analisis Data
a. Kegiatan Pengolahan dan Analisis Data
Secara garis besar ada dua rangkaian analisis utama yang akan dilakukan
dalam penyusunan RTRW Kabupaten Biak Numfor. Pertama, analisis untuk
LAPORAN ANTARA
L
1-9
1 REVISI
RTRW
LAPORAN ANTARA
L
1-10
1 REVISI
RTRW
LAPORAN ANTARA
L
1-11
1 REVISI
RTRW
LAPORAN ANTARA
L
1-12
1 REVISI
RTRW
Hasil kegiatan pengolahan dan analisis dataini akan menjadi bahan untuk
menyusun alternatif konsep rencana, akan didokumentasikan dalam Buku Fakta
dan Analisis.
4) Perumusan Konsep RTRW Kota
a. Kegiatan Perumusan Konsep RTRW Kota
Kegiatan penyusunan konsep RTRW Kabupaten, terdiri atas:
1) penyusunan alternatif konsep rencana, yang berisi:
rumusan tujuan, kebijakan, dan strategi pengembangan wilayah
kabupaten; dan
konsep pengembangan wilayah kabupaten (berupa sketsa spasial
yang mempertimbangkan skenario dan asumsi).
Dalam konsep rencana, dapat dikembangkan konsep pengembangan
wilayah. Penyusunan alternatif konsep rencana ini berdasarkan prinsip
optimasi pemanfaatan ruang wilayah kabupaten (ruang darat, ruang laut,
ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi).
2) pemilihan konsep rencana.
3) perumusan rencana terpilih menjadi muatan RTRW Kabupaten, disertai
pembahasan antarsektor yang dituangkan dalam berita acara.
b. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Perumusan Konsepsi
1) alternatif konsep rencana;
2) rencana yang disajikan dalam format A4, terdiri atas:
tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten;
rencana struktur ruang wilayah kabupaten;
rencana pola ruang wilayah kabupaten;
penetapan kawasan strategis wilayah kabupaten;
arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten; dan
ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.
3) album peta yang disajikan dengan tingkat ketelitian skala minimal
1:50.000 yang dicetak dalam kertas ukuran A1 dan dilengkapi dengan
peta digital yang mengikuti ketentuan sistem informasi geografis (GIS)
yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang. Album peta minimum
terdiri atas:
LAPORAN ANTARA
L
1-13
1 REVISI
RTRW
LAPORAN ANTARA
L
1-14
1 REVISI
RTRW
1.4.2 Metodologi
Metodologi merupakan bagian epistemologi yang mengkaji perihal urutan
langkah-langkah yang ditempuh supaya pengetahuan yang diperoleh memenuhi ciri-ciri
ilmiah. Metodologi juga dapat dipandang sebagai bagian dari logika yang mengkaji
kaidah penalaran yang tepat. Jika kita membicarakan metodologi maka hal yang tak
kalah pentingnya adalah asumsi-asumsi yang melatar belakangi berbagai metode yang
dipergunakan dalam aktivitas ilmiah.
Dalam kegiatan Penyusunan RTRW Kabupaten Biak Numfor, perlu disusun
langkah-langkah yang sistematis agar mendapatkan hasil sesuai dengan sasaran yang
telah ditetapkan. Metodologi yang digunakan dalam proses kegiatan ini tentunya
disesuaikan dengan ruang lingkup dan output yang telah ditetapkan di dalam Kerangka
Acuan Kerja dengan beberapa inovasi dan modifikasi untuk penyempurnaan hasil
pekerjaan yang diharapkan.
Kerangka pikir penyelesaian pekerjaan merupakan rangkaian dari pemikiran untuk
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan maksud dan tujuan dari pekerjaan. Kerangka
pikir penyelesaian pekerjaan merupakan dasar dalam pembuatan metodologi
pengelolaan pekerjaan. Kerangka pikir ini dapat menunjukkan gambaran metodologi
penyelesaian pekerjaan secara garis besar yang juga menunjukkan keterkaitan antara
materi/proses satu dengan lainnya. Sedangkan detail metodologi pada tiap tahapan
diterangkan pada Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan (sesuai dengan kerangka pikir
tersebut), dan metoda serta teknik yang digunakan.
Secara umum tahapan dari kegiatan Penyusunan RTRW Kabupaten Biak Numfor
terdiri atas:
1) Tahap persiapan dan inventarisasi data
2) Tahap Persiapan dan Inventarisasi Data;
3) Tahap Survei dan Kompilasi Data;
4) Tahap Analisis;
5) Tahap Perumusan Konsep dan Muatan RTRW; dan
6) Tahap Finalisasi Produk Akhir.
LAPORAN ANTARA
L
1-15
1
LAPORAN ANTARA
L
1-16
1
Rincian dari masing-masing tahapan tersebut disampaikan sebagai berikut:
1. Tahap persiapan dan inventarisasi data
Tahap persiapan dan inventarisasi data merupakan tahap awal perencanaan, yang
memuat beberapa kegiatan pokok berupa persiapan dan mobilisasi, pengumpulan
data awal, kajian data sekunder, serta penyiapan desain survei.
a. Persiapan dan Mobilisasi
Tahap persiapan dan mobilisasi memuat kegiatan berikut:
1. Pemahaman KAK;
2. Penyelesaian administrasi pekerjaan;
3. Persiapan peralatan dan personil;
4. Penyusunan dan penajaman pendekatan metodologi studi;
5. Penyusunan detail rencana kerja;
6. Kegiatan persiapan/perijinan;
7. Inventarisasi dan persiapan perangkat survei;
8. Mobilisasi tim
b. Inventarisasi Data
Kegiatan ini dilakukan terutama pada pengumpulan data yang bersifat data
sekunder yang berasal dari lembaga pemerintah maupun non pemerintah, e-data,
serta data lainnya. Beberapa kegiatan pokok dalam inventarisasi dan identifikasi
data awal yang dikumpulkan pada tahap ini diantaranya sebagai berikut:
1. Identifikasi profil wilayah perencanaan;
2. Inventarisasi isu strategis;
3. Inventarisasi kebijakan, pedoman dan NSPK terkait;
4. Informasi awal yang dapat diperoleh dari proses peninjauan kembali RTRW
Kabupaten Biak Numfor, di antaranya:
Materi Teknis dan perda RTRW Kabupaten;
Berita Acara dan dokumen pendukung lainnya
2. Pelaksanaan Survei dan Kompilasi Data
Pada tahap ini dilakukan beberapa kegiatan meliputi:
A. Pelaksanaan Survei
Survei sekunder dilakukan untuk memperoleh data dari institusi yang telah
tersedia. Survei primer dilakukan untuk memperoleh gambaran langsung
wilayah studi melalui observasi lapangan dan wawancara narasumber.
Pada prinsipnya yang dikumpulkan pada kegiatan survei lebih ditekankan
kepada:
LAPORAN ANTARA
L
1-17
1
1) Klarifikasi dan pelengkapan data yang digunakan dalam materi teknis
RTRW kabupaten;
2) Penggalian isu-isu strategis wilayah yang berpengaruh terhadap muatan
RTRW;
3) Identifikasi kendala dan permasalahan dalam penyusunan RTRW, terkait
dengan aspek:
Prosedural
Substansi/materi teknis
Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur pelaksana
Kendala non teknis lainnya (contoh: anggaran/pembiayaan)
4) Identifikasi data-data yang menjadi concern nasional dan provinsi yang
perlu diakomodasi dalam RTRW kabupaten.
LAPORAN ANTARA
L
1-18
1
LAPORAN ANTARA
L
1-19
1
LAPORAN ANTARA
L
1-20
1
LAPORAN ANTARA
L
1-21
1
LAPORAN ANTARA
L
1-22
1
LAPORAN ANTARA
L
1-23
1
LAPORAN ANTARA
L
1-24
1
Ukuran kertas A1 sebagaimana contoh panduan layout. Bila peta tidak cukup
untuk digambarkan dalam satu lembar kerta A1, maka peta dibuat dalam
beberapa lembar dengan indeks yang sesuai dengan indeks Peta Rupa Bumi
Indonesia-Bakosurtanal yang dijadikan sebagai peta dasar.
b. Skala Peta
Secara umum peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten adalah 1:50.000
c. Muatan Umum Album Peta
Secara umum album peta RTRW meliputi 2 (dua) bagian utama. Bagian Pertama,
berisi peta-peta yang menjelaskan tentang profil tata ruang wilayah kabupaten.
Bagian kedua, berisi peta-peta rencana tata ruang.
Tabel 1-2 Sistematika Penyajian Album Peta Rtrw Kabupaten
LAPORAN ANTARA
L
1-25
1
LAPORAN ANTARA
L
1-26
1
LAPORAN ANTARA
L
1-27
1
LAPORAN ANTARA
L
1-28
1
dimana :
Di = potensi pengembangan di kawasan i
Ai = indeks aksesibilitas dari kawasan i
Hi = luas kawasan yang mungkin dikembangkan di kawasan i
dimana :
Dr = potensi pengembangan (relatif)
Di = potensi pengembangan di kawasan i
iDi = jumlah seluruh potensi pengembangan
dimana :
Pi = jumlah penduduk yang dapat dialokasikan di kawasan I
Ptotal = jumlah penduduk seluruhnya
Di/iDi = potensi relatif kawasan i
Metoda lain yang cukup mudah penggunaannya yang hingga kini masih
dipergunakan adalah Metoda Perkiraan Kebutuhan. Pada model ini, digunakan
standar-standar yang dapat digunakan untuk memperkirakan kebutuhan sarana
dan prasarana yang memiliki implikasi terhadap kebutuhan ruang.
B. Metoda Skoring
Metoda ini digunakan untuk menilai tingkat layanan suatu wilayah sehingga
dapat ditentukan potensinya yang dapat menentukan fungsi wilayah tersebut.
Dari hasil penilaian ini pula dapat ditentukan tingkat kebutuhan yang harus
LAPORAN ANTARA
L
1-29
1
dipenuhi pada masa yang akan datang. Persamaan yang digunakan sangat
sederhana, yaitu :
Pi
B i X 100
P
Dimana :
Bi = Bobot dari kegiatan i
Pi = Jumlah aktifitas di wilayah i
P = Jumlah penduduk di wilayah i
LAPORAN ANTARA
L
1-30
1
Dimana :
TP = tingkat pelayanan fasilitas i di kawasan j
dij = jumlah fasilitas i di kawasan j
bij = jumlah penduduk di kawasan j
Cis = jumlah fasilitas i persatuan penduduk menurut standar
penentuan fasilitas untuk kawasan
Dengan perhitungan ini, dapat diketahui tingkat pelayanan setiap fasilitas,
kecuali untuk fasilitas peribadatan, dimana perbedaan terletak pada jumlah
penduduk pada kawasan yang diamati, yaitu bj diganti oleh jumlah penduduk
menurut agama.
E. Teknik Penelusuran Desa/Lokasi (Transek)
Transek dipergunakan untuk mengamati secara langsung keadaan lingkungan
dan sumber daya alam masyarakat. Transek adalah gambaran irisan muka bumi.
Pada awalnya transek digunakan oleh para ahli lingkungan untuk mengenali
“wilayah-wilayah ekologi” (pembagian wilayah lingkungan alam berdasarkan
sifat khusus keadaannya) Transek adalah teknik PRA untuk melakukan
pengamatan langsung lingkungan dan sumber daya masyarakat, dengan cara
LAPORAN ANTARA
L
1-31
1
LAPORAN ANTARA
L
1-32
1
LAPORAN ANTARA
L
1-33