Anda di halaman 1dari 5

Naskah Akademik Rancangan Qanun Bangunan Gedung

Kabupaten Aceh Barat Daya

4.1 LANDASAN FILOSOFIS


Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan
makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi
masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.
Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang
meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi
budi daya.
Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan,
pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang.

4.2. LANDASAN SOSIOLOGIS


Masyarakat berperan dalam perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang,
dan pengendalian pemanfaatan ruang sesuai dengan hak dan kewajiban yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.
Peraturan Pemerintah ini mengatur bentuk dan tata cara peran masyarakat
dalam penataan ruang pada tahap perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang,

Hal. IV - 1
Naskah Akademik Rancangan Qanun Bangunan Gedung
Kabupaten Aceh Barat Daya

dan pengendalian pemanfaatan ruang di tingkat nasional, provinsi, dan/atau


kabupaten/kota.
Tujuan pengaturan bentuk dan tata cara peran masyarakat dalam penataan ruang
adalah:
a. menjamin terlaksananya hak dan kewajiban masyarakat di bidang penataan

ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;


b. mendorong peran masyarakat dalam penataan ruang;

c. menciptakan masyarakat yang ikut bertanggung jawab dalam penataan ruang;

d. mewujudkan pelaksanaan penataan ruang yang transparan, efektif, akuntabel,

dan berkualitas; dan


e. meningkatkan kualitas pelayanan dan pengambilan kebijakan penataan ruang.

4.3. LANDASAN YURIDIS


Qanun Bangunan Gedung adalah merupakan amanah dari UU Nomor 28
Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan PP Nomor 36 Tahun 2005 tentang
Peraturan Pelaksana UU 28 Tahun 2002, dimana Qanun Bangunan Gedung
merupakan peraturan pelaksana penyelenggaraan bangunan gedung di daerah.
• Penjelasan Umum UU-BG berbunyi:
“... Undang-undang ini mengatur hal-hal yang bersifat pokok dan normatif,
sedangkan ketentuan pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah dan/atau peraturan perundang-undangan lainnya, termasuk
Peraturan Daerah, dengan tetap mempertimbangkan ketentuan dalam undang-
undang lain yang terkait dalam pelaksanaan undang-undang ini.”

4.3.1. UU No. 32 tahun 2004 Pemerintah daerah


Bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah dan sesuai
dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
pemerintahan daerah, yang mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, diarahkan untuk

Hal. IV - 2
Naskah Akademik Rancangan Qanun Bangunan Gedung
Kabupaten Aceh Barat Daya

mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan,


pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya
saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan,
keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
Bahwa efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah
perlu ditingkatkan dengan lebih memperhatikan aspek-aspek hubungan antar
susunan pemerintahan dan antar pemerintahan daerah, potensi dan
keanekaragaman daerah, peluang dan tantangan persaingan global dengan
memberikan kewenangan yang seluas-luasnya kepada daerah disertai dengan
pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam
kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan Negara.

4.3.2 UU No 2 tahun 2002 tentang Pembentukan Daerah


Bahwa dalam hal kegiatan yang menyangkut pembangunan untuk
pembentukan daerah diperlukan pengaturan teknis bangunan gedung yang
tidak boleh bertentangan dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten dan atau Rencana Teknis Ruang Kota.

4.3.3 UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung


Bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat
adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.
Bangunan gedung penting sebagai tempat manusia melakukan
kegiatannya untuk mencapai berbagai sasaran yang menunjang terwujudnya
tujuan pembangunan nasional;
Bangunan gedung harus diselenggarakan secara tertihuruf b, diwujudkan
sesuai dengan fungsinya, serta dipenuhinya persyaratan administratif dan teknis
bangunan gedung agar bangunan gedung dapat terselenggara secara tertib dan

Hal. IV - 3
Naskah Akademik Rancangan Qanun Bangunan Gedung
Kabupaten Aceh Barat Daya

terwujud sesuai dengan fungsinya, diperlukan peran masyarakat dan upaya


pembinaan;

4.3.4 PP No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU 28/2002


Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang
menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di
atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat
manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal,
kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan
khusus.
Bangunan gedung umum adalah bangunan gedung yang fungsinya untuk
kepentingan publik, baik berupa fungsi keagamaan, fungsi usaha, maupun
fungsi sosial dan budaya.
Bangunan gedung tertentu adalah bangunan gedung yang digunakan
untuk kepentingan umum dan bangunan gedung fungsi khusus, yang dalam
pembangunan dan/atau pemanfaatannya membutuhkan pengelolaan khusus
dan/atau memiliki kompleksitas tertentu yang dapat menimbulkan dampak
penting terhadap masyarakat dan lingkungannya.

4.3.5 UU No. 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah


Untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara hukum, Negara
berkewajiban melaksanakan pembangunan hukum nasional yang dilakukan
secara terencana, terpadu, dan berkelanjutan dalam sistem hukum nasional
yang menjamin pelindungan hak dan kewajiban segenap rakyat Indonesia
berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atas peraturan perundang-
undangan yang baik, perlu dibuat peraturan mengenai pembentukan peraturan
perundang-undangan yang dilaksanakan dengan cara dan metode yang pasti,
baku, dan standar yang mengikat semua lembaga yang berwenang membentuk

Hal. IV - 4
Naskah Akademik Rancangan Qanun Bangunan Gedung
Kabupaten Aceh Barat Daya

peraturan perundang-undangan, dimana dalam Undang-Undang Nomor 10


Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan masih
terdapat kekurangan dan belum dapat menampung perkembangan kebutuhan
masyarakat mengenai aturan pembentukan peraturan perundangundangan
yang baik sehingga perlu diganti;

Hal. IV - 5

Anda mungkin juga menyukai