Anda di halaman 1dari 26

NASKAH AKADEMIK

PENGELOLAAN SAMPAH
PLASTIK
Provinsi lampung
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

1. Tujuan nasional negara Republik Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi serta keadilan social
2. Diamanatkan dalam pasal 28H (1) UUD 1945 bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
3. Timbulan sampah di Lampung pada tahun 2021 yaitu mencapai 1.629.264,65 ton dan 24,7% dari total sampah
tersebut merupakan sampah plastik.
4. Permasalahan sampah plastik menjadi isu yang masih membutuhkan strategi yang tepat untuk agar sampah tersebut
dapat diatasi dengan baik
PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI MASALAH

7. Dibutuhkan pengaturan perizinan dan sanksi untuk pelaku


1. Provinsi Lampung belum mempunyai peraturan yang mengatur usaha di dalam pengelolaan sampah plastik.
tentang pengelolaan sampah plastik yang menjadi dasar 8. Minimnya sistem perencanaan pengurangan sampah plastik
penyelenggaraan kegiatan masyarakat sehari-hari. termasuk database pengelola sampah plastik (Bank Sampah,
2. Dibutuhkan upaya pembatasan timbulan sampah plastik oleh TPS 3R, Pemulung, dsb).
seluruh lapisan masyarakat. 9. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengurangi
3. Dibutuhkan penegasan peran pemerintah, pelaku usaha, dan dan/atau membatasi penggunaan plastik.
masyarakat dalam pengelolaan sampah plastik. 10. Belum ada regulasi khusus yang mengatur mengenai peran,
4. Belum adanya dasar pertimbangan filosofis, sosiologis, dan tanggung-jawab, dan hak pihak ketiga atau pihak swasta yang
yuridis rancangan peraturan tentang Pengelolaan Sampah melibatkan diri di dalam pengelolaan sampah plastik,
Plastik di Provinsi Lampung. khususnya keterlibatan pihak swasta dalam kegiatan bank
5. Kurangnya kerja sama antara masyarakat dan fasilitas sampah dan/atau TPS 3R.
pengelolaan sampah seperti Bank Sampah, TPS 3R, dsb. 11. Corporate Social Responsibility atau tanggung-jawab sosial
6. Dibutuhkan pengaturan pembiayaan pengelolaan sampah perusahaan swasta belum dikelola atau dimanfaatkan secara
plastik di Provinsi Lampung. optimal untuk dilibatkan di dalam kegiatan-kegiatan
pengelolaan sampah plastik dan kebersihan yang sudah lazim
dilakukan di banyak kabupaten/kota di Indonesia .
PENDAHULUAN
TUJUAN DAN KEGUNAAN

Tujuan Kegunaan
1. Merumuskan permasalahan serta cara - cara mengatasi permasalahan
sampah plastik.
2. Merumuskan permasalahan hukum yang dihadapi sebagai alasan 1. Sebagai kajian akademis yang mendasari muatan
pembentukan Rancangan peraturan gubernur sebagai dasar hukum pengaturan dalam Rancangan Peraturan Gubernur
penyelesaian atau solusi permasalahan dalam kehidupan berbangsa,
tentang Pengelolaan Sampah Plastik;
bernegara, dan bermasyarakat.
2. Sebagai substansi acuan atau referensi dalam
3. Merumuskan pertimbangan atau landasan filosofis, sosiologis, yuridis
pembentukan Rancangan peraturan gubernur. pembahasan Rancangan Peraturan  Gubernur tentang
4. Merumuskan sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup pengaturan, Pengelolaan Sampah Plastik;
jangkauan, dan arah pengaturan dalam Rancangan peraturan gubernur.
3. Sebagai dokumen penunjang dalam proses legalisasi. 
Kegunaan penyusunan naskah akademik adalah sebagai acuan atau
referensi penyusunan dan pembahasan Rancangan peraturan gubernur.
PENDAHULUAN
METODE PENYUSUNAN

1. Naskah Akademik Pengelolaan Sampah Plastik Provinsi Lampung disusun dengan menggunakan metode kualitatif,
yaitu metode yang dapat menjelaskan, memberikan pengertian, serta menggali penyebab, alasan-alasan secara
mendalam
2. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian yuridis normatif, yaitu meneliti hukum sebagai norma positif
dengan menggunakan cara berpikir deduktif dan berdasarkan pada kebenaran koheren dimana kebenaran dalam
penelitian sudah dinyatakan kredibel tanpa harus melalui proses pengujian atau verifikasi.
3. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kepustakaan atau penelitian dokumen yang ditujukan atau dilakukan
hanya pada peraturan perundang-undangan yang relevan dengan permasalahan yang diteliti.
4. Spesifikasi penelitian bersifat deskriptif analitis, yaitu suatu penelitian yang menggambarkan secara menyeluruh
dan sistematis objek dari pokok permasalahan.
PENDAHULUAN
SIFAT PENELITIAN DAN METODE PENDEKATAN

Sifat Penelitian
Metode Pendekatan
Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif yang
Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif yang
bertujuan untuk memberikan gambaran
bertujuan untuk memberikan gambaran
mengenai peraturan perundang-undangan yang
mengenai peraturan perundang-undangan yang
ada dan berlaku dihubungkan dengan teori-teori
ada dan berlaku dihubungkan dengan teori-teori
hukum dan prakteknya yang berhubungan
hukum dan prakteknya yang berhubungan
dengan pengelolaan sampah plastik.
dengan pengelolaan sampah plastik.
PENDAHULUAN
TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN METODE ANALISIS DATA

Metode Analisis Data


Teknik Pengumpulan Data
Tujuan Analisis Data
Penelitian kepustakaan untuk mengetahui tingkat kebenaran terhadap data
(libraryresearch) yang terkumpul kemudian menganalisis data dan
menarik kesimpulan dari hasil penelitian.
Penelitian lapangan (fieldresearch)
Metode yang Digunakan
metode kualitatif yaitu metode dengan mengkualifikasi
Studi Dokumen
dan mengklasifikasi masalah-masalah secara sistematis
yang berkaitan dengan sistem pemerintahan daerah,
Observasi selanjutnya data tersebut akan disajikan dalam bentuk
deskriptif yaitu menggambarkan kembali hasil-hasil
Wawancara penelitian untuk menjelaskan permasalahan yang
berkaitan dengan identifikasi masalah yang diuraikan
sebelumnya
PENDAHULUAN
LOKASI PENELITIAN

Provinsi Lampung terletak pada geografis dengan titik


koordinat 103’40’’ Bujur Timur (BT) hingga 105’50” Bujur
Timur (BT) dan 3’45” Lintang Selatan (LS) sampai 6’45’
Lintang Selatan (LS). Secara administratif Provinsi Lampung
memiliki luas wilayah 35.376 km2, dengan batas-batas
wilayah sebagai berikut:
• Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia
• Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Sumatera
Selatan dan Provinsi Bengkulu
• Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Sunda
KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK
EMPIRIS
Mekanisme Pengelolaan Sampah Plastik

Pengelolaan sampah plastik menjadi dua yaitu pengurangan dan penanganan. Pengurangan sebagaimana dimaksud pada
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah dengan lebih spesifik yaitu dengan pembatasan
timbulan sampah plastik, pendaur ulangan sampah plastik, dan pemanfaatan kembali sampah plastik. Sementara
penanganan sampah plastik dapat dilakukan dengan melakukan pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan,
pemrosesan akhir.

Pengurangan Sampah Plastik Pemilahan Sampah Plastik


KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK
EMPIRIS
Mekanisme Pengelolaan Sampah Plastik

Pengelolaan sampah plastik menjadi dua yaitu pengurangan dan penanganan. Pengurangan sebagaimana dimaksud pada
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah dengan lebih spesifik yaitu dengan pembatasan
timbulan sampah plastik, pendaur ulangan sampah plastik, dan pemanfaatan kembali sampah plastik. Sementara
penanganan sampah plastik dapat dilakukan dengan melakukan pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan,
pemrosesan akhir.

Pengurangan Sampah Plastik Pemilahan Sampah Plastik


KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK
EMPIRIS
Prinsip Pengelolaan Sampah Plastik

Reduce Reuse Recycle


KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK
EMPIRIS
Jenis Sampah Plastik
1. Kantong Plastik merupakan kantong yang terbuat dari atau mengandung bahan dasar plastik, lateks aau polyethylene,
thermoplastic synthetic polimeric, atau bahan-bahan sejenis lainnya, dengan ada atau tanpa adanya pegangan tangan
yang diperuntukkan untuk penggunaan sekali pakai.
2. Sedotan plastik merupakan sedotan plastik lepasan yang disediakan baik secara eceran ataupun grosiran yang melekat
dan/atau tidak melekat sebagai satu kesatuan dengan kemasan minuman.
3. Styrofoam merupakan wadah makanan yang umumnya terbuat dari bahan polystyrene yang dapat berbahaya bagi
kesehatan maupun lingkungan.
KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK
EMPIRIS
Sumber Sampah Plastik

Pelaku dan/atau kegiatan usaha meliputi:


a. Pasar Tradisional dan/atau Pasar Modern
dan/atau Pusat Perbelanjaan
b. Pertokoan dan/atau Kios dan/atau Warung v
c. Penginapan dan/atau Hotel dan/atau Wisma
d. Rumah Makan dan/atau kafe dan/atau
Restoran
e. Retail Modern dan/atau Swalayan dan/atau
Mini Market

Kegiatan Masyarakat Indonesia khususnya warga yang tinggal dan


melakukan kegiatan di Provinsi Lampung.
Kegiatan pemerintahan meliputi kegiatan rapat/pertemuan, pelatihan, seminar, sosialisasi, lokakarya, workshop, simposium,
dan/atau kegiatan sejenisnya yang dilakukan oleh instansi pemerintah di Kabupaten dan/atau Provinsi.
KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK
EMPIRIS
Peran Pemerintah, Pelaku Usaha dan Masyarakat terhadap Bank Sampah dan/atau TPS 3R
dalam Mengelola Sampah Plastik

Penyuluhan dan pelatihan yang diberikan langsung masyarakat mengenai pengelolaan sampah plastik

Melakukan pemberdayaan bank sampah dan fasilitas pengelolaan sampah lainnya

Melakukan kerjasama dengan lembaga ataupun pelaku usaha sebagai motivator dan fasilitator dalam
upaya peningkatan peran masyarakat dalam melakukan pengelolaan sampahnya secara mandiri
KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK
EMPIRIS
Kajian terhadap Asas dan Prinsip yang Berkaitan dengan Penyusunan Norma

Asas Formal, meliputi: Asas Material, meliputi:


• Asas tentang terminologi dan sistematika yang
• Asas tujuan yang jelas benar 

• Asas organ/lembaga yang tepat  Asas tentang dapat dikenali 

• Asas perlunya pengaturan  Asas perlakuan yang sama dalam hukum

• Asas dapat dilaksanakan Asas kepastian hukum 

• Asas konsensus Asas pelaksanaan hukum sesuai keadaan
individual 
KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK
EMPIRIS
Kondisi Pengelolaan Sampah di Lampung

1.24% 1.65%

Pertumbuhan Penduduk

2000-2010 2010-2021

Data Dinas Lingkungan Hidup [DLH] Provinsi Lampung menunjukan, tiap masyarakat rata-rata
menghasilkan sampah sebanyak 0,45 kilogram/hari. Sementara, timbunan sampah di Lampung mencapai
1.630.317,05 ton/tahun.

Pola pengelolaan sampah di Provinsi Lampung masih menggunakan metode pengumpulan secara langsung (door to
door) dan langsung ditampung di TPA, dimana menggunakan metode open dumping tanpa ada pengelolaan lanjutan.
Permasalahan sampah yang tidak kunjung menemui solusi terletak pada sistem pengelolaan sampah yang tidak
ditangani secara tepat. 
KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK
EMPIRIS
Kajian terhadap Implikasi Penerapan Sistem Baru yang Akan Diatur dalam Peraturan
Daerah Provinsi

Implikasi Positif Peraturan Gubernur


• Adanya acuan yang jelas tentang pengelolaan
Arah pengembangan kebijakan sampah plastik terutama pada program daur
persampahan plastik di Provinsi Lampung ulang sampah plastik
adalah: • Adanya integrasi antara program-program
• Peningkatan kualitas estetika wilayah; pengembangan program pengelolaan daur ulang
• Peningkatan cakupan pengendalian sampah plastik kepada masyarakat
sampah plastik; • Arah pengembangan terhadap pelayanan
• Mengembangkan inovasi pengelolaan pengelolaan sampah plastik dengan manajemen
sampah plasttik yang efektif  yang profesioal dan perkembangan teknologi
pada pemerintah daerah sebagai pengelola
sampah dan masyarakat akan semakin jelas.
EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Peraturan Perundang-undangan Bersifat Atribusi

1. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945 2. UU No 32 Tahun 2009
Berdasarkan Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Berdasarkan isi pasal 65 dan 68
Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintahan daerah
berhak membentuk peraturan daerah dalam rangka 3.Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
pelaksanaan otonomi daerah dan tugas pembantuan.
Pemerintahan Daerah
Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2021 tentang Pengelolaan
Sampah merupakan implementasi dari kewenangan yang Peraturan Daerah oleh Pemerintah Daerah dalam
diberikan peraturan perundang- undangan yang lebih tinggi. rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas
Maka, secara konstitusional penyusunan dan perencanaan pembantuan. Peraturan Daerah ini memuat materi
pembentukan Rancangan Peraturan Gubernur Lampung muatan yang terkait dengan penyelenggaraan
dianggap telah memenuhi unsur sebagaimana yang otonomi daerah dan tugas pembantuan, dan
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar penjabaran lebih lanjut ketentuan peraturan
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. perundang-undangan yang lebih tinggi.
EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Peraturan Perundang-undangan Bersifat Delegasi
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2013
Penyusunan Peraturan Daerah mengenai pengelolaan sampah di tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam
daerah diamanahkan di dalam Undang-Undang Pengelolaan Sampah Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
Bab XVIII Ketentuan Penutup pada pasal 47 ayat
Pasal 2 ayat (1) yang menyebutkan bahwa Peraturan Menteri ini dimaksudkan
Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan sebagai acuan bagi Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah Kabupaten/Kota,
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga dan orang yang berkepentingan dalam penyelenggaraan Prasarana dan Sarana
• Terdapat 3 pasal yang mengamanahkan perlunya disusun Persampahan (PSP).
Peraturan Daerah mengenai pengelolaan sampah di daerah, yaitu Pasal-pasal 4, 5, dan 6 mengamanatkan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk
• Pasal 4 ayat (3) yaitu Pemerintah kabupaten/kota menyusun dan penyelenggaraan PSP dengan membuat rencana induk, studi kelayakan, dan
menetapkan kebijakan dan strategi kabupaten/kota dalam perencanaan teknis dan manajemen persampahan.
pengelolaan sampah. Bab III, yaitu Pasal 14 sampai dengan Pasal 39, mengatur dan memberikan amanat
• Pasal 38 ayat (1) yaitu Penyediaan fasilitas pemilahan sampah yang kepada Pemerintah Kabupaten/Kota tentang tata-cara Penanganan Sampah
terdiri atas sampah yang mudah terurai, sampah yang dapat didaur Bab IV, yaitu Pasal 40 sampai dengan Pasal 60, mengatur dan mengharuskan
ulang, dan sampah lainnya oleh pemerintah kabupaten/kota Pemerintah Kabupaten/Kota untuk menyediakan Fasilitas Pengolahan dan
dilakukan paling lama 3 (tiga)tahun Pemrosesan Akhir Sampah.
• Pasal 38 ayat 2 yaitu Penyediaan fasilitas pemilahan sampah yang Pasal 62 ayat (4) menyebutkan bahwa dalam rangka penutupan dan rehabilitasi
terdiri atas sampah yang mengandung bahan berbahaya dan TPA, Pemerintah kabupaten/kota wajib melaksanakan penutupan atau rehabilitasi
beracun dan limbah bahan berbahaya dan beracun, sampah yang TPA paling lambat 2 (dua) tahun setelah dikeluarkan rekomendasi.
mudah terurai, sampah yang dapat digunakan kembali, sampah Pasal 75 dan Pasal 76 mengharuskan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk
yang dapat didaur ulang, dan sampah lainnya oleh pemerintah melibatkan peran masyarakat dan swasta/badan usaha di dalam pengelolaan
kabupaten/kota dilakukan paling lama 5 (lima) tahun sejak sampah
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku.
EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Peraturan Perundang-undangan Terkait Teknis Pembentukannya

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan


Pasal 1 :
• Pembentukan Peraturan Perundang-undangan adalah pembuatan Peraturan Perundang-undangan yang mencakup
tahapan perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan atau penetapan, dan pengundangan. 
• Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum
dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan
dalam Peraturan Perundang-undangan. 

Pasal 7:
Hirarki peraturan perundang-undangan terdiri dari: 
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat; 
3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang; 
4. Peraturan Pemerintah; 
5. Peraturan Presiden; 
6. Peraturan Daerah Provinsi; dan 
7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. 
EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Peraturan Perundang-undangan Terkait Teknis Pembentukannya

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah,
dalamPasal 2 diatur bahwa produk hukum daerah bersifat pengaturan dan penetapan. Selanjutnya dalam Pasal 3 diatur
bahwa produk hukum daerah berbentuk peraturan daerah, peraturan kepala daerah, peraturan bersama kepala daerah
dan kepala daerah DPRD.
Dalam Pasal 16 diatur bahwa penyusunan produk hukum daerah yang bersifat pengaturan berbentuk Perda dilakukan
berdasarkan Propemperda.

Dalam Pasal 17 diatur bahwa kepala daerah memerintahkan kepada pimpinan SKPD menyusun Rancangan Perda
berdasarkan Propemperda. Selanjutnya dalam Pasal 22 diatur bahwa Pimpinan SKPD menyusun Rancangan Perda disertai
dengan penjelasan atau keterangan dan/atau naskah akademik untuk selanjutnya diajukan kepada biro hukum Provinsi
atau bagian hukum Kabupaten/Kota.
EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Peraturan Perundang-undangan Terkait Substansi Pengelolaan Sampah Plastik

Pedoman Teknis Pengelolaan Sampah


 Permen Dalam Negeri Nomor 33 tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Sampah;
 Permen Lingkungan Hidup Nomor 16 tahun 2011 tentang Pedoman Materi Muatan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga; 
 Permen Pekerjaan Umum Nomor 3/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;
 Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 9 Tahun 2021 Tentang Pengelolaan Sampah; dan
 Peraturan Gubernur Provinsi Lampung Nomor 27 Tahun 2022 tentang Strategi Daerah Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah
Tangga.
Standar Nasional Indonesia Terkait Pengelolaan Sampah
SNI 3242-2008 : Pengelolaan sampah di pemukiman.
SNI 19-2454-2002 : Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan.
SNI 03-3241-1994 : Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah.
SNI 03-3242-1994 : Tata Cara Pengelolaan Sampah di Permukiman
SNI 03-3241-1994 : Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah.
SNI 19-3964-1994 : Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan Sampah Perkotaan.
SNI 19-3983-1995 : Spesifikasi Timbulan Sampah untuk Kota Kecil dan Kota Sedang di Indonesia.
SNI 3234-2008 : Pengelolaan Sampah Permukiman
LANDASAN

Filosofis Yuridis Sosiologi

Secara konstitusional pengelolaan sampah


Landasan filosofis merupakan dasar yang Landasan sosiologis dalam Naskah
dapat dilihat melalui amanat yang
menunjukkan bahwa yang dibentuk Akademik ini, merupakan pertimbangan
terdapat dalam Undang Undang dasar
mempertimbangkan pandangan hidup atau alasan yang menggambarkan bahwa
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
bangsa yang mencerminkan nilai nilai peraturan yang dibentuk untuk memenuhi
andasan yuridis merupakan dasar yang
Pancasila. Hal ini menunjukkan jika kebutuhan masyarakat dalam berbagai
menjadi pertimbangan bahwa peraturan
peraturan perundang undangan aspek. Landasan sosiologis sesungguhnya
dibentuk untuk mengatasi permasalahan
merupakan turunan (derivat) dari nilai- menyangkut fakta empiris mengenai
hukum atau mengisi kekosongan hukum
nilai yang terkandung dalam Pancasila. perkembangan masalah dan kebutuhan
dengan mempertimbangkan peraturan
Landasan filosofis harus  menggambarkan masyarakat, yang dalam hal ini adalah
yang telah ada, yang akan diubah atau
pertimbangan fundamental atas pengelolaan sampah plastik dalam rangka
yang akan dicabut guna menjamin
pentingnya pembentukan suatu Peraturan mengurangi timbulan yang langsung di
kepastian hukum dan rasa keadilan
daerah. Oleh karena itu, landasan filosofis buang secara sembarang ataupun ke
masyarakat. Peraturan Daerah merupakan
suatu Peraturan Daerah hendaknya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) pada
suatu produk hukum yang hendaknya
mencerminkan nilai nilai Pancasila Provinsi Lampung.
mencerminkan aspek yuridis. Peraturan
dan/atau Pembukaan Undang Undang daerah diharapkan memenuhi dan
Dasar 1945. menjamin kepastian hukum seperti
pembentukan undang-undang
JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP MATERI
MUATAN PERATURAN GUBERNUR

Jangkauan Arah Pengaturan

• Pengurangan Sampah Plastik, meliputi kegiatan


Pembatasan timbulan sampah plastik; Pendaur • meningkatkan kualitas hidup masyarakat,
ulang sampah plastik atau; Pemanfaatan • tercapainya derajat kesehatan masyarakat,
kembali sampah plastik. • meningkatkan kesejahteraan masyarakat
• Penanganan sampah plastik, meliputi kegiatan melalui peluang ekonomi hasil daur ulang
Pemilahan; Pengumpulan; Pengangkutan; sampah plastik
Pengolahan atau; Pemrosesan akhir sampah. • dan mengurangi laju serta timbulan sampah
• Pemanfaatan sampah; dan plastik.
• Pengembangan kerjasama dan kemitraan
(khususnya dengan bank sampah, TPS 3R).
JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP MATERI
MUATAN PERATURAN GUBERNUR

Ruang Lingkup Materi Muatan

 Pengurangan dan penanganan


 Lembaga pengelola;  Hak dan kewajiban
 Hak dan kewajiban;  Perizinan
 Perizinan;  Penanganan Sampah
 Insentif dan desinsentif;  Pembiayaan dan kompensasi
 Kerjasama dan Kemitraan;
 Peran masyarakat
 Retribusi;
 Pembiayaan dan kompensasi;
 Larangan
 Peran masyarakat;  Pengawasan
 Mekanisme pengaduan dan penyelesaian sengketa;  Sanksi administratif.
 Pengawasan dan pengendalian;
 Larangan dan sanksi;
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai