PENGELOLAAN SAMPAH
PLASTIK
Provinsi lampung
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
1. Tujuan nasional negara Republik Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi serta keadilan social
2. Diamanatkan dalam pasal 28H (1) UUD 1945 bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
3. Timbulan sampah di Lampung pada tahun 2021 yaitu mencapai 1.629.264,65 ton dan 24,7% dari total sampah
tersebut merupakan sampah plastik.
4. Permasalahan sampah plastik menjadi isu yang masih membutuhkan strategi yang tepat untuk agar sampah tersebut
dapat diatasi dengan baik
PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI MASALAH
Tujuan Kegunaan
1. Merumuskan permasalahan serta cara - cara mengatasi permasalahan
sampah plastik.
2. Merumuskan permasalahan hukum yang dihadapi sebagai alasan 1. Sebagai kajian akademis yang mendasari muatan
pembentukan Rancangan peraturan gubernur sebagai dasar hukum pengaturan dalam Rancangan Peraturan Gubernur
penyelesaian atau solusi permasalahan dalam kehidupan berbangsa,
tentang Pengelolaan Sampah Plastik;
bernegara, dan bermasyarakat.
2. Sebagai substansi acuan atau referensi dalam
3. Merumuskan pertimbangan atau landasan filosofis, sosiologis, yuridis
pembentukan Rancangan peraturan gubernur. pembahasan Rancangan Peraturan Gubernur tentang
4. Merumuskan sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup pengaturan, Pengelolaan Sampah Plastik;
jangkauan, dan arah pengaturan dalam Rancangan peraturan gubernur.
3. Sebagai dokumen penunjang dalam proses legalisasi.
Kegunaan penyusunan naskah akademik adalah sebagai acuan atau
referensi penyusunan dan pembahasan Rancangan peraturan gubernur.
PENDAHULUAN
METODE PENYUSUNAN
1. Naskah Akademik Pengelolaan Sampah Plastik Provinsi Lampung disusun dengan menggunakan metode kualitatif,
yaitu metode yang dapat menjelaskan, memberikan pengertian, serta menggali penyebab, alasan-alasan secara
mendalam
2. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian yuridis normatif, yaitu meneliti hukum sebagai norma positif
dengan menggunakan cara berpikir deduktif dan berdasarkan pada kebenaran koheren dimana kebenaran dalam
penelitian sudah dinyatakan kredibel tanpa harus melalui proses pengujian atau verifikasi.
3. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kepustakaan atau penelitian dokumen yang ditujukan atau dilakukan
hanya pada peraturan perundang-undangan yang relevan dengan permasalahan yang diteliti.
4. Spesifikasi penelitian bersifat deskriptif analitis, yaitu suatu penelitian yang menggambarkan secara menyeluruh
dan sistematis objek dari pokok permasalahan.
PENDAHULUAN
SIFAT PENELITIAN DAN METODE PENDEKATAN
Sifat Penelitian
Metode Pendekatan
Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif yang
Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif yang
bertujuan untuk memberikan gambaran
bertujuan untuk memberikan gambaran
mengenai peraturan perundang-undangan yang
mengenai peraturan perundang-undangan yang
ada dan berlaku dihubungkan dengan teori-teori
ada dan berlaku dihubungkan dengan teori-teori
hukum dan prakteknya yang berhubungan
hukum dan prakteknya yang berhubungan
dengan pengelolaan sampah plastik.
dengan pengelolaan sampah plastik.
PENDAHULUAN
TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN METODE ANALISIS DATA
Pengelolaan sampah plastik menjadi dua yaitu pengurangan dan penanganan. Pengurangan sebagaimana dimaksud pada
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah dengan lebih spesifik yaitu dengan pembatasan
timbulan sampah plastik, pendaur ulangan sampah plastik, dan pemanfaatan kembali sampah plastik. Sementara
penanganan sampah plastik dapat dilakukan dengan melakukan pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan,
pemrosesan akhir.
Pengelolaan sampah plastik menjadi dua yaitu pengurangan dan penanganan. Pengurangan sebagaimana dimaksud pada
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah dengan lebih spesifik yaitu dengan pembatasan
timbulan sampah plastik, pendaur ulangan sampah plastik, dan pemanfaatan kembali sampah plastik. Sementara
penanganan sampah plastik dapat dilakukan dengan melakukan pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan,
pemrosesan akhir.
Penyuluhan dan pelatihan yang diberikan langsung masyarakat mengenai pengelolaan sampah plastik
Melakukan kerjasama dengan lembaga ataupun pelaku usaha sebagai motivator dan fasilitator dalam
upaya peningkatan peran masyarakat dalam melakukan pengelolaan sampahnya secara mandiri
KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK
EMPIRIS
Kajian terhadap Asas dan Prinsip yang Berkaitan dengan Penyusunan Norma
1.24% 1.65%
Pertumbuhan Penduduk
2000-2010 2010-2021
Data Dinas Lingkungan Hidup [DLH] Provinsi Lampung menunjukan, tiap masyarakat rata-rata
menghasilkan sampah sebanyak 0,45 kilogram/hari. Sementara, timbunan sampah di Lampung mencapai
1.630.317,05 ton/tahun.
Pola pengelolaan sampah di Provinsi Lampung masih menggunakan metode pengumpulan secara langsung (door to
door) dan langsung ditampung di TPA, dimana menggunakan metode open dumping tanpa ada pengelolaan lanjutan.
Permasalahan sampah yang tidak kunjung menemui solusi terletak pada sistem pengelolaan sampah yang tidak
ditangani secara tepat.
KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK
EMPIRIS
Kajian terhadap Implikasi Penerapan Sistem Baru yang Akan Diatur dalam Peraturan
Daerah Provinsi
Pasal 7:
Hirarki peraturan perundang-undangan terdiri dari:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
4. Peraturan Pemerintah;
5. Peraturan Presiden;
6. Peraturan Daerah Provinsi; dan
7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah,
dalamPasal 2 diatur bahwa produk hukum daerah bersifat pengaturan dan penetapan. Selanjutnya dalam Pasal 3 diatur
bahwa produk hukum daerah berbentuk peraturan daerah, peraturan kepala daerah, peraturan bersama kepala daerah
dan kepala daerah DPRD.
Dalam Pasal 16 diatur bahwa penyusunan produk hukum daerah yang bersifat pengaturan berbentuk Perda dilakukan
berdasarkan Propemperda.
Dalam Pasal 17 diatur bahwa kepala daerah memerintahkan kepada pimpinan SKPD menyusun Rancangan Perda
berdasarkan Propemperda. Selanjutnya dalam Pasal 22 diatur bahwa Pimpinan SKPD menyusun Rancangan Perda disertai
dengan penjelasan atau keterangan dan/atau naskah akademik untuk selanjutnya diajukan kepada biro hukum Provinsi
atau bagian hukum Kabupaten/Kota.
EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN