Anda di halaman 1dari 17

Jurnal ilmiah Research Sains Vol.2 No.

2 Juni 2016

PERBANDINGAN HUKUM JABATAN NOTARIS DI INDONESIA DAN


DI NEGARA BELANDA

Oleh : Enny Mirfa. SH.,MH


Dosen Fakultas Hukum Universitas Samudera Langsa

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaturan hukum Jabatan
Notaris dalam perspektif pengawasan jabatan notaris di Indonesia untuk
dibandingkan dengan pengaturan hukum pengawasan Jabatan di Belanda. Ada
satu hal fenomenal yang ditemukan dalam penelitian ini, dengan adanya satu
badan hukum eksternal yang melakukan pengawasan secara terpadu di Negara
Belanda. Badan tersebut adalah Bureau Financieel Toezicht (Kantor Pengawasan
Keuangan) yang merupakan regulator integral dan tidak hanya akan mengawasi
keuangan, tetapi juga kualitas dan integritas. Selain melakukan pengawasan
kantor BFT juga juga masih berhubungan dengan Koninklijke Notariële
Beroepsorganisatie – KNB organisasi notaris di Negara Belanda. Dengan
kemitraan antara BFT dan KNB akan memperkuat bentuk pengawasan satu sama
lain,. KNB dan BFT memiliki prinsip yang sama yaitu untuk menjadikan profesi
notaris sebagai profesi yang terhormat, jujur dan dapat diandalkan.
Dengan melakukan perbandingan pengaturan hukum pengawasan jabatan
notaris di Indonesia dan di Belanda diharapkan dapat diketahui bagaimana
perkembangan hukum jabatan notaris di Belanda dan di Indonesia pada saat
sekarang, sehingga dapat dianalisis hal-hal yang lebih baik pengaturan hukumnya
dan dapat menjadi dasar pemikiran untuk perbaikan dan penyempurnaan
pengaturan hukum jabatan notaris di Indonesia dalam perspektif pengawasan
Jabatan notaris.

Kata Kunci : Jabatan Notaris

PENDAHULUAN notaris di Indonesia. Peraturan


terakhir tentang jabatan notaris, yaitu
A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 30 Tahun
Kedudukan notaris sebagai 2004 Tentang Jabatan Notaris, telah
pejabat umum pembuat akta otentik mengatur beberapa ketentuan
memang semakin dianggap penting mengenai organisasi notaris.
dengan berkembangnya bidang Ketentuan-ketentuan mengenai
hukum. Oleh karena itu, adanya organisasi notaris dalam undang-
suatu wadah perkumpulan bagi undang tersebut diharapkan dapat
notaris diharapkan membawa memenuhi kebutuhan para notaris
perkembangan-perkembangan yang untuk berkumpul dalam jabatan
positif dalam pelaksanaan jabatan mereka sebagai notaris dan lebih dari

49
Jurnal ilmiah Research Sains Vol.2 No. 2 Juni 2016

itu, organisasi notaris sebagaimana Diadakannya pengawasan


dimaksud dalam undang-undang terhadap para Notaris adalah sangat
tersebut diharapkan dapat beralasan, mengingat bahwa Notaris
mengangkat citra jabatan notaris menjalankan suatu fungsi sosial yang
menjadi lebih baik. sangat penting, meliputi bidang yang
Jabatan yang diemban sangat luas. Sebagaimana telah diatur
Notaris adalah suatu jabatan dalam UUJN, selain membuat akta-
kepercayaan yang diberikan oleh akta otentik, Notaris juga ditugaskan
undang-undang dan masyarakat, untuk melakukan pendaftaran dan
untuk itulah seorang Notaris mensahkan surat-surat atau akta-akta
bertanggung jawab untuk yang dibuat di bawah tangan. Notaris
melaksanakan kepercayaan yang juga memberikan penyuluhan hukum
diberikan kepadanya dengan selalu dan penjelasan mengenai undang-
menjunjung tinggi etika hukum dan undang kepada pihak-pihak yang
martabat serta keluhuran jabatannya, berkepentingan.
sebab apabila hal tersebut diabaikan Notaris sebagai pejabat
oleh seorang Notaris maka akan umum harus senantiasa menyadari
berbahaya bagi masyarakat umum bahwa ia diangkat oleh penguasa
yang dilayaninya. bukan hanya untuk kepentingannya
Dalam menjalankan sendiri, melainkan juga untuk
jabatannya, seorang Notaris tidak kepentingan masyarakat. Oleh sebab
cukup hanya memiliki keahlian itu, undang undang memberikan
hukum tetapi juga harus dilandasi kepada Notaris suatu kepercayaan
tanggung jawab dan penghayatan yang besar dan sejalan dengan itu,
terhadap keluhuran martabat dan Notaris harus pula menyadari bahwa
etika. Peranan dan kewenangan setiap pemberian kepercayaan
Notaris sangat penting bagi lalu kepada seseorang meletakkan
lintas hukum di masyarakat, oleh tanggung jawab di atas bahunya,
karena itu Notaris harus dapat baik berdasarkan hukum, moral
menjalankan profesinya secara maupun etika.
profesional, berdedikasi tinggi serta Notaris yang tidak
selalu menjunjung harkat dan bertanggung jawab dan tidak
martabatnya dengan menegakkan menjunjung tinggi hukum dan
kode etik Notaris. martabat serta keluhuran jabatannya
Kode Etik Notaris akan tetapi adalah berbahaya, tidak hanya bagi
juga untuk tujuan yang lebih luas, individu tetapi juga bagi masyarakat
yaitu agar para Notaris dalam yang dilayaninya.
menjalankan tugas persyaratan- Selain dari adanya tanggung
persyaratan ditetapkan oleh undang jawab dan etika profesi yang tinggi,
undang, demi pengamanan atas juga adanya integritas dan moralitas
kepentingan masyarakat yang yang baik, hal ini merupakan
dilayaninya. persyaratan yang harus dimiliki oleh

51
Jurnal ilmiah Research Sains Vol.2 No. 2 Juni 2016

setiap Notaris. Apabila Notaris B. Perumusan Masalah


memenuhi persyaratan-persyaratan Mengacu pada pemaparan
di atas, maka dapat diharapkan latar belakang masalah tersebut di
Notaris akan melakukan tugasnya atas, maka pokok permasalahan yang
dengan baik, sesuai dengan tuntutan akan dibahas dalam tulisan ini dapat
hukum dan kepentingan masyarakat. diidentifikasikan dalam suatu
Namun pada saat ini di rumusan masalah, sebagai berikut:
Indonesia terdapat beberapa 1. Bagaimana pengaturan mengenai
organisasi notaris, pertama INI hukum Jabatan Notaris di
(Ikatan Notaris Indonesia) sebagai Indonesia dan di Negara Belanda
organisasi notaris yang diakui oleh 2. Bagaimana implementasi
pemerintah. Selain itu, ada pula mengenai hukum Jabatan Notaris
Himpunan Notaris Indonesia (HNI), di Indonesia dan di Negara
Asosiasi Notaris Indonesia (ANI), Belanda
dan Organisasi Perhimpunan Notaris
untuk Reformasi. Hal ini terjadi C. Kerangka Teori
karena memang di dalam Undang- Terdapat berbagai istilah
Undang Nomor 30 Tahun 2004 dalam perbandingan hukum
tentang Jabatan Notaris maupun perbandingan hukum yaitu :
Putusan Mahkamah Konstitusi 1. Comparative Law
Republik Indonesia Nomor: 009- 2. Foreign Law
i
014/PUU-III/2005 tidak 3. Comparative Jurisprudence
menyebutkan secara tegas bahwa Dengan demikian, pertama,
satu-satunya organisasi jabatan untuk perbandingan hukum merupakan
mereka yang memangku jabatan sejarah hukum (legal history) yang
notaris adalah INI(Ikatan Notaris berkenaan dengan hubungan antara
Indonesia). sistem-sistem. Tetapi, tidak dapat
Dengan melakukan dikatakan bahwa perbandingan
perbandingan dengan hukum jabatan hukum secara sederhana sebagai
notaris di Belanda diharapkan agar cabang dari sejarah hukum. Kedua,
dapat diketahui bagaimana perbandingan hukum berkenaan
perkembangan hukum jabatan notaris dengan sifat hukum, khususnya
di Belanda dan di Indonesia pada tentang sifat pembangunan hukum
saat sekarang, sehingga dapat (legal development).
dianalisa hal-hal yang dapat menjadi Applied Theory dalam
dasar pemikiran untuk perbaikan dan penelitian ini memakai konsep
penyempurnaan pengaturan hukum dalam pembangunan yang
mengenai hukum jabatan notaris di dikemukakan oleh Mochtar
Indonesia. Kusumaatmadja. Secara substansial,
di dalam negara hukum ada dua hal
yang pokok, yaitu: pertama, adanya
pembatasan kekuasaan negara

52
Jurnal ilmiah Research Sains Vol.2 No. 2 Juni 2016

terhadap perseorangan, negara tidak pemerintahan (bestuur), termasuk


maha kuasa, negara tidak dapat aparatur eksekusi pidana.
bertindak sewenang-wenang.
Tindakan-tindakan negara terhadap Oleh karena itu, dapat
warga negaranya dibatasi oleh dipahami jika ada yang berpendapat
hukum. Dengan kata lain, kekuasaan bahwa penegakan hukum itu
tunduk kepada hukum. Kedua, tidak merupakan bidang yang sangat luas,
boleh pembatasan kekuasaan negara sebab tidak hanya tindakan yang
terhadap perseorangan ini menjadi bersifat kuratif dan represif, tetapi
sedemikian rupa, sehingga juga tindakan preventif. Dalam arti
pemerintah terganggu dalam luas, tindakan preventif melibatkan
melaksanakan tugasnya. banyak pihak atau badan antara lain
Pendapat di atas dapat dimaknai pembentuk undang-undang, polisi,
bahwa di dalam negara hukum, kejaksaan, pengadilan, pamong praja
perlindungan hukum tidak hanya dan aparatur eksekusi pidana serta
semata-mata untuk kepentingan masyarakat secara umum.
penduduk dan warga negara, tetapi Walaupun hukum dalam arti
juga memberikan perlindungan normatif semakin hari semakin baik,
sekaligus memberikan legitimasi hal itu tidak ber-
kepada pemerintah untuk bertindak arti bahwa tujuan dari hukum, yaitu
tegas dalam menjalankan tugas dan tercapainya keadilan dan kepastian
wewenangnya, agar pemerintah tidak hukum, semakin hari semakin baik.
dirugikan dan tidak takut untuk Teori kebijakan hukum
mengambil tindakan terhadap siapa berawal dari landasan pembangunan
pun yang mencoba dan melakukan hukum nasional sebagai salah satu
perbuatan yang melanggar hukum. strategi pembangunan nasiona.
Secara fungsional, sistem Fungsi dan peranan hukumdalam
penegakan hukum merupakan suatu pembangunan merupakan penentu
sistem aksi yang diwujudkan dalam arah kebijakan pembangunan di
suatu Sistem Peradilan Pidana. Ada bidang hukum. Fungsi hukum yang
sekian banyak aktivitas yang utama sebagai sarana rekayasa sosial
dilakukan oleh alat perlengkapan (a tool of social engineering) adalah
negara dalam penegakan hukum. membawa perubahan mendasar sikap
Alat atau instrumen penegak hukum masyarakat dalam setiap gerak
itu secara sempit biasanya hanyalah pembangunan nasional.
badan-badan yang mempunyai Fungsi dan peranan hukum
wewenang kepolisian dan kejaksaan. dalam model hukum pembangunan
Akan tetapi, kalau penegakan hukum kurang dipahami sebagai pembawa
itu diartikan secara luas, maka perubahan sikap (attitude)
penegakan hukum itu juga menjadi penyelenggara negara, melainkan
tugas dari pembentuk undang- dipahami sebagai sarana (a tool)
undang, hakim, instansi semata-mata untuk mengubah sikap

53
Jurnal ilmiah Research Sains Vol.2 No. 2 Juni 2016

masyarakat. Dengan kata lain, efisiensi, kepentingan


hukum dipahami hanya sebagai lintas sektoral, dan kontrol kualitas,
sarana untuk mengubah sikap dapat dipertanggungjawabkan dan
masyarakat dan tidak dipahami standardisasi analisis dan evaluasi
sebagai sarana untuk mengubah peraturan perundang-undangan.
perilaku penyelenggara negara ke Strategi pembangunan hukum yang
arah yang lebih baik dari hanya dilandaskan kepada
sebelumnya. kepentingan sektoral harus diubah
Namun, menurut Mochtar dengan mengutamakan kepentingan
Kusumaatmadja, konsep Roscoe keterkaitan antarsektoral sehingga
Pound justru cocok untuk negara tidakmenimbulkan tumpang tindih
maju maupun negara berkembang wewenang antara instansi yang
yang bergerak dari kondisi agraris saling berkaitan satu sama lain.
menuju industri seperti Indonesia. Penetapan cost and efficiency
Dalam hal ini, hukum (undang- yang ketat akan dapat mencegah
undang) mengubah alam pemikiran lahirnya produk perundang-
masyarakat tradisional ke pemikiran undangan yang benar-benar
modern. diperlukan untuk memperkuat
Asumsi dasarnya adalah pembangunan nasional dan yang
bahwa hukum itu tidak boleh lebih rnengutamakan kualitas produk
ketinggalan dengan proses perundang-undangan yang rnernadai.
perkembangan yang terjadi dalam Kedua faktor tersebut diperkuat
masyarakat, termasuk pembangunan.. dengan kontrol kualitas yang
Mochtar Kusumaatmadja juga komprehensif serta analisis dan
berpendapat bahwa kelemahan teori evaluasi peraturan perundang-
hukum dari ajaran Von Savigny undangan yang terstandardisasi
tentang mazab sejarah maupun aliran dengan baik dan dapat
sociological jurisprudence adalah dipertanggungjawabkan, diharapkan
bahwa masing-masing aliran tersebut dapat menghasilkan perencanaan
tidak dapat menerangkan secara pernbangunan hukum dan penegakan
memuaskan apa yang dimaksudkan hukurn yang dapat mendukung
dengan volksgeist atau nilai-nilai pembangunan nasional dalam bidang
yang hidup dalam masyarakat. Di lainnya.
Indonesia, pelbagai upaya
pengungkapan apa yang hidup dalam D. Metode Penelitian
kesadaran hukum masyarakat telah 1. Obyek Penelitian
diberi tempat yang layak, yaitu Obyek penelitian dalam
konsepsi hukum sebagai alat atau penelitian ini adalah perundang-
sarana pembaharuan masyarakat. undangan yang berkaitan dengan
Strategi pembangunan hukurn hukum jabatan notaris di negera
nasional harus mernpertimbangkan 5 Belanda dan hukum jabatan notaris
(lima) faktor, yaitu ratio biaya dan di Indonesia.

54
Jurnal ilmiah Research Sains Vol.2 No. 2 Juni 2016

2. Teknik Pengumpulan Data 2. Dewan Kehormatan


Alat pengumpulan data yang Dewan Kehormatan
digunakan dalam penelitian ini merupakan alat perlengkapan
adalah studi dokumen terhadap data- perkumpulan yang terdiri dari
data yang dikumpulkan dalam beberapa orang anggota yang dipilih
penelitian ini. Dengannya, dapat dari anggota biasa dan werda
memudahkan penelitian yang Notaris, yang berdedikasi tinggi dan
dilakukan oleh peneliti. loyal terhadap perkumpulan,
3. Teknik Analisis Data berkepribadian baik, arif dan
Dalam penelitian ini, data- bijaksana, sehingga dapat menjadi
data yang digunakan dianalisis panutan bagi anggota dan diangkat
berdasarkan metode analisis data oleh kongres untuk masa jabatan
kualitatif, yang mana adalah analisis yang sama dengan masa jabatan
data dengan pemaknaan sendiri oleh kepengurusan. Dewan Kehormatan
peneliti terhadap data-data yang berwenang melakukan pemeriksaan
dikumpulkan untuk penelitian. atas pelanggaran terhadap Kode Etik
dan menjatuhkan sanksi kepada
HASIL PENELITIAN pelanggarannya sesuai dengan
A. Pengawasan Jabatan Notaris di kewenangannya dan bertugas untuk:
Indonesia a. melakukan pembinaan, bimbingan,
1. Majelis Pengawas pengawasan, pembenahan anggota
Dengan berlakunya Undang- dalam menjunjung tinggi Kode
Undang Jabatan Notaris, pengawasan Etik;
Notaris dilakukan oleh Menteri yang b. memeriksa dan mengambil
kemudian membentuk Majelis keputusan atas dugaan
Pengawas yang terdiri atas unsur pelanggaran ketentuan Kode Etik
pemerintah, organisasi Notaris dan yang bersifat internal atau yang
ahli akademisi masing-masing tidak mempunyai masyarakat
sebanyak 3 (tiga) orang. Adapun secara langsung;
susunan anggota Majelis Pengawas c. memberikan saran dan pendapat
Notaris tersebut, sebagaimana diatur kepada majelis pengawas atas
dalam Pasal 67 ayat (3) Undang- dugaan pelanggaran Kode Etik
Undang Nomor 30 Tahun 2004 dan Jabatan Notaris.
adalah sebagai berikut : Pengawasanan atas pelaksaanaan
1. Birokasi Pemerintah sebanyak 3 ( Kode Etik dilakukan dengan cara
tiga ) orang; sebagai berikut :
2. Organisasi Notaris sebanyak 3 ( a. Pada tingkat pertama oleh
tiga ) orang; Pengurus Daerah Ikatan Notaris
3. Akademisi sebanyak 3 (tiga) orang Indonesia dan Dewan Kehormatan
; Daerah;
b. Pada tingkat banding oleh
Pengurus Wilayah Ikatan Notaris

55
Jurnal ilmiah Research Sains Vol.2 No. 2 Juni 2016

Indonesia dan Dewan Kehormatan menempatkan Majelis Pengawas


Wilayah; Notaris sebagai pelapor tindak
c. Pada tingkat terakhir oleh pidana.
Pengurus Pusat Ikatan Notaris Menurut Pasal 1 angka 24
Indonesia dan Dewan Kehormatan Kitab Undang Undang Hukum Acara
Pusat. Pidana (KUHAP) bahwa laporan
Dewan Kehormatan Daerah terdiri adalah pemberitahuan yang
dari 3 (tiga) orang anggota disampaikan oleh seseorang karena
diantaranya, seorang Ketua, seorang hak atau kewajiban berdasarkan
Wakil Ketua, dan seorang Sekretaris. undang-undang kepada pejabat
Yang dapat diangkat menjadi berwenang tentang telah atau sedang
anggota Dewan Kehormatan Daerah atau diduga akan terjadinya peristiwa
adalah anggota biasa yang telah pidana. Berdasarkan isi Pasal
menjabat sebagai Notaris sekurang- tersebut, bahwa syarat untuk menjadi
kurangnya 5 (lima) tahun dan pelapor, yaitu :
anggota luar biasa (mantan Notaris), 1) Seorang ( satu orang /
yang senantiasa mentaati peraturan perseorangan); dan
perkumpulan dan peraturan 2) Ada hak dan kewajiban
perundang-undangan yang berlaku, berdasarkan undang-undang.
berdedikasi tinggi, berjasa dan loyal Majelis Pengawas merupakan suatu
serta mempunyai rasa kepedulian badan dengan parameter seperti ini
yang tinggi kepada konferensi daerah dikaitkan dengan Pasal 1 angka 24
dapat menentukan lain, terutama KUHAP, bahwa yang dapat menjadi
mengenai komposisi Notaris dan pelapor adalah subjek hukum berupa
mantan Notaris. orang, bukan majelis atau badan .
3. Permasalahan Pelaksanaan Berkaitan pula dengan keputusan
Pengawasan Notaris Menteri Kehakiman Nomor
3.1. Majelis Pengawas Tidak M.01.PW.07.03. Tahun 1982 tentang
Berwenang Menjadi Pelapor Pedoman Pelaksanaan KUHAP,
Tindak Pidana dalam Pasal 5 ayat 1 huruf a angka 1
Mengenai kewenangan dan Pasal 7 ayat (1) disebutkan
Majelis Pengawas (Daerah, Wilayah, bahwa, penyidik dan penyelidik
dan Pusat ) ini, ada satu kewenangan berkewajiban mempunyai wewenang
Majelis Pengawas yang perlu untuk menerima laporan atau pengaduan
diluruskan sesuai aturan hukum yang dari seseorang tentang adanya tindak
berlaku, yaitu atas laporan Majelis pidana. Substansi Pasal ini
Pemeriksa jika menemukan suatu menegaskan bahwa penyelidik atau
tindak pidana dalam melakukan penyidik hanya menerima pengaduan
pemeriksaan terhadap notaris, maka atau laporan dari orang. Dengan
majelis pengawas akan demikian tidak tepat Majelis
melaporkannya kepada pihak yang Pengawas bertindak sebagai pelapor
berwenang. Substansi Pasal ini telah tindak pidana, karena Majelis

56
Jurnal ilmiah Research Sains Vol.2 No. 2 Juni 2016

Pengawas bukan subjek Hukum Dengan demikian perlu dikaji


berupa orang. Ketentuan Pasal 1 kedudukan Majelis Pengawas yang
angka 24 KUHAP menentukan secara fungsional (dalam fungsinya)
bahwa hak atau kewajiban telah melakukan urusan
melaporkan suatu tindak pidana pemerintahan. Mengenai kedudukan
harus berdasarkan undang-undang, Majelis Pengawas tersebut dapatkah
maka dengan demikian Majelis dikategorikan sebagai Badan atau
Pengawas tidak mempunyai hak dan Jabatan Tata Usaha Negara? Apakah
kewajiban sebagai pelapor Keputusan Majelis Pengawas yang
berdasarkan undang-undang. Pelapor telah menjatuhkan Sanksi
harus subjek hukum orang atau Administratif
perorangan, bukan badan, majelis telah memenuhi ketentuan sebagai
atau lembaga. Karena terjadi Keputusan Tata Usaha Negara ?.
ketidaksinkronan secara vertical Majelis Pengawas dalam
antara Pasal 1 angka 24 KUHAP menjalankan kewenangannya
dengan Pasal 32 ayat 1 dan 2 mengeluarkan putusan yang
Peraturan Menteri Hukum dan Hak ditujukan kepada Notaris, baik
Asasi Manusia Nomor putusan menjatuhkan sanksi
M.02.PR.08.10 Tahun 2004, maka administratif ataupun putusan
kemudian Pasal 32 ayat 1 dan 2 mengusulkan untuk memberikan
Peraturan Menteri Hukum dan Hak sanksi-sanksi tetentu dari MPW
Asasi Manusia Nomor kepada MPP ataupun MPP kepada
M.02.PR.08.10 Tahun 2004, tidak Menteri.
berlaku. Pada dasarnya yang
mempunyai wewenang melakukan
3.2. Majelis Pengawas Sebagai pengawasan dan pemeriksaan
Badan atau Jabatan Tata Usaha terhadap Notaris adalah Menteri
Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia yang
Pada dasarnya pengawasan dalam pelaksanaannya Menteri
terhadap Notaris dilakukan oleh membentuk Majelis Pengawas
Menteri (Pasal 67 ayat (1) UUJN) Notaris. Menteri sebagai kepala
dan dalam pelaksanaannya dilakukan Departemen Hukum dan Hak Asasi
oleh Majelis Pengawas yang Manusia mempunyai tugas
dibentuk oleh Menteri (Pasal 67 ayat membantu Presiden dalam
(2) UUJN). Menempatkan menyelenggarakan sebagian urusan
kedudukan Majelis Pengawas yang pemerintah di bidang hukum dan hak
melaksanakan tugas pengawasan dari asasi manusia.
Menteri dapat dianggap sebagai Dengan demikian
menerima tugas dari Menteri (secara kewenangan pengawasan terhadap
atributif) sebagai pihak yang Notaris ada pada pemerintah,
mempunyai urusan pemerintahan. sehingga berkaitan dengan cara
pemerintah memperoleh wewenang

57
Jurnal ilmiah Research Sains Vol.2 No. 2 Juni 2016

pengawasan tersebut Ada 2 (dua) mempunyai wewenang untuk


cara utama untuk memperoleh mengawasi Notaris sepenuhnya,
wewenang pemerintah, yaitu tanpa perlu untuk mengembalikan
Atribusi dan Delegasi. Mandat juga wewenangnya kepada delegans.
ditempatkan sebagai cara tersendiri Kedudukan Menteri selaku Badan
untuk memperoleh wewenang, atau Jabatan TUN yang
namun apabila dikaitkan dengan melaksanakan urusan pemerintahan
gugatan ke pengadilan tata usaha berdasarkan peraturan
negara, Mandat tidak ditempatkan perundangundangan yang berlaku
secara tersendiri karena penerima membawa konsekuensi terhadap
Mandat tidak bisa menjadi tergugat Majelis Pengawas, yaitu Majelis
di pengadilan tata usaha negara. Pengawas berkedudukan pula
Berdasarkan pengertian sebagai Badan atau Jabatan TUN,
tersebut di atas, bahwa wewenang karena menerima delegasi dari badan
untuk melakukan pengawasan atau Jabatan yang berkedudukan
terhadap Notaris secara atributif ada sebagai Badan atau Jabatan TUN
pada Menteri sendiri, yang dibuat, dengan demikian secara kolegial
diciptakan dan diperintahkan dalam Majelis Pengawas sebagai :
undang-undang sebagaimana a. badan atau Pejabat TUN;
tersebut dalam Pasal 67 ayat (1) b. melaksanakan urusan
UUJN. Kedudukan Menteri sebagai pemerintahan;
eksekutif (pemerintah) yang c. berdasarkan perundang-undangan
menjalankan kekuasaan pemerintah yang berlaku, yaitu melakukan
dalam kualifikasi sebagai Badan atau pengawasan terhadap Notaris
Jabatan Tata Usaha Negara. sesuai dengan UUJN.
Berdasarkan Pasal 67 ayat (2) Dalam melakukan
UUJN Menteri mendelegasikan pengawasan, pemeriksaan dan
wewenang pengawasan tersebut penjatuhan sanksi Majelis Pengawas
kepada suatu badan dengan nama harus berdasarkan kewenangan yang
Majelis Pengawas. Majelis Pengawas telah ditentukan UUJN sebagai
menurut Pasal 1 ayat (1) Peraturan acuan untuk mengambil keputusan,
Menteri Hukum dan Hak Asasi hal ini perlu dipahami karena
Manusia Republik Indonesia Nomor anggota Majelis Pengawas tidak
M.02.PR.08.10 Tahun 2004, adalah semua berasal dari Notaris, sehingga
suatu badan yang mempunyai tindakan atau keputusan dari Majelis
kewenangan dan kewajiban untuk Pengawas harus mencerminkan
melaksanakan pengawasan dan tindakan suatu Majelis Pengawas
pembinaan terhadap Notaris. sebagai suatu badan, bukan tindakan
Dengan demikian Menteri anggota Majelis Pengawas yang
selaku delegans dan Majelis dianggap sebagai tindakan Majelis
Pengawas selaku delegataris. Majelis Pengawas.
Pengawas sebagai delegataris

58
Jurnal ilmiah Research Sains Vol.2 No. 2 Juni 2016

Dengan demikian jika intervensi khusus kasus tertentu.


Menteri Hukum dan HAM RI yang KNB dan BFT memiliki prinsip yang
secara atribusi mempunyai sama yaitu untuk menjadikan profesi
kewenangan Pengawasan yang notaris sebagai profesi yang
kemudian didelegasikan kepada terhormat, jujur dan dapat
Majelis Pengawas, maka Menteri diandalkan.
telah memberikan kewenangan BFT memiliki wewenang dan
kepada Majelis Pengawas Notaris tanggung jawab yang berbeda
untuk melakukan wewenangnya. dengan KNB, dimana KNB bertugas
menetapkan aturan dan memajukan
B. Implementasi Pengawasan kualitas, sedangka BFT mengawasi
Jabatan Notaris di Negara kepatuhan (compliance).
Belanda Alasan Pengawasan oleh BFT
1. Biro Financieel Toezicht Pada tahun 1999, kelompok
(Kantor Pengawasan kerja khusus telah menguji
Keuangan ) efektivitas dari pengawasan notaris
Dengan diperkenalkannya profesi. Kelompok kerja
Perubahan UU Notaris baru, maka menyimpulkan bahwa ada beberapa
sejak 1 Januari 2013 maka hambatan untuk pengawasan yang
pengawasan seorang notaris menjadi efektif :
lebih jelas dan seragam di bawah - Pengawasan terlalu terpisah-pisah,
BFT. tidak ada tempat sentral yang
BFT adalah regulator integral menyimpan semua informasi.
dan tidak hanya akan mengawasi - Majelis Pengawas terlalu
keuangan, tetapi juga kualitas dan bergantung pada informasi yang
integritas. Dalam Undang-Undang diberikan oleh otoritas lainnya.
lama, tugas ini sebelumnya berada di - Pengawasan terlalu terfokus pada
tangan sembilan belas majelis tindakan represi, namun sedikit
pengawasan. Dalam menjalankan perhatian terhadap kegiatan
peran yang baru ini, BFT akan pencegahan.
menggunakan perhitungan risiko - Banyaknya Majelis Pengawas
dalam mengawasi semua kantor menyebabkan kurangnya
notaris. Selain melakukan keseragaman dalam pengawasan.
pengawasan kantor BFT juga juga - Banyaknya otoritas yang
masih berhubungan dengan peer menangani keluhan sehingga tidak
review dari KNB. Dengan kemitraan mempunyai keseragaman dalam
antara BFT dan KNB akan putusan.
memperkuat bentuk pengawasan satu Kelompok kerja menyarankan untuk
sama lain, dimana dapat bertukar memberlakukan pemeriksaan khusus
data yang akurat dari kecenderungan untuk profesi notaris. Pengawasan
umum dalam pelaksanaa tugas harus melalui otoritas nasional yang
notaris dan bila diperlukan adanya independen, melakukan fungsi

59
Jurnal ilmiah Research Sains Vol.2 No. 2 Juni 2016

pengawasan kualitas hukum dan 1.1.Kerangka Penilaian


integritas profesi notaris. Menteri Standar yang relevan dengan
Kehakiman dan KNB juga tidak pengawasan ditentukan oleh hukum
melihat pengawasan yang terpisah- dan peraturan, peraturan menteri dan
pisah sebagai solusi terhadap (disiplin) yurisprudensi. Standar
masalah-masalah tersebut di atas. standar ini adalah kerangka penilaian
Dalam menanggapi temuan untuk BFT.
kelompok kerja ini, mereka
memberikan kewenangan kepada 1.2.Area Pengawasan
BFT untuk melakukan pengawasan. Daerah pengawasan BFT
BFT singkatan Biro Financieel yang berbeda per kelompok
Toezicht ( Kantor Pengawasan profesional. BFT adalah pengawas
Keuangan ) yang sejak 1 Januari keuangan di mana petugas
2013, BFT sudah mulai mengawasi pengadilan yang bersangkutan. BFT
seluruh sistem jaminan kualitas integral mengawasi hal kenotarisan
secara terintegrasi. (termasuk WWFT) BFT juga
BFT adalah badan pengawas bertugas mengawasi kepatuhan
dan mengawasi kepatuhan terhadap dengan WWFT, misalnya dari
hukum dan peraturan oleh petugas penasihat pajak, akuntan terdaftar,
pengadilan dan notaris dan sesuai akuntan dan konsultan administrasi,
dengan Pencucian Uang dan atau profesi lain yang melakukan
Pendanaan Terorisme ( Prevention ) kegiatan yang hampir sama, seperti
Act ( dalam bahasa Belanda : kantor administrasi, penasihat pajak,
WWFT ) oleh berbagai kelompok dan penasehat bisnis.
profesional. 1.3.Pengawasan keuangan petugas
Sehingga BFT memberikan pengadilan
kontribusi dalam kepastian hukum, Pengawasan keuangan
perlindungan kepentingan keuangan petugas pengadilan ditujukan untuk
kolektif orang-orang profesional, mengamankan kepercayaan
pengguna jasa, dan integritas sistem masyarakat bahwa dana pihak ketiga
keuangan di Belanda. dipercayakan kepada petugas
Ketika melaksanakan kegiatan pengadilan yang aman dan aman .
pengawasannya, BFT adalah :
- Independen 1.4.Posisi Informasi BFT
- Transparan Posisi informasi yang baik
- Profesional sangat penting untuk BFT, untuk
- Selektif dan efisien memungkinkan untuk secara
- Tegas memadai melaksanakan tugas
pengawasannya . BFT menggunakan
informasi dari petugas pengadilan itu
sendiri untuk membangun posisi
informasinya. Petugas pengadilan

60
Jurnal ilmiah Research Sains Vol.2 No. 2 Juni 2016

secara berkala memberikan BFT 1.7.Pada Penyelidikan Situs


dengan ( keuangan ) informasi. Penyelidikan seorang notaris dapat
Pada Penyelidikan Situs terjadi karena berbagai macam
alasan yang berbeda. Jika menurut
1.5.Sentra Informasi BFT analisis ada kemungkinan timbul
Sentra informasi yang baik risiko, maka dilakukan penyelidikan,
adalah sangat penting bagi BFT, berdasarkan informasi yang
untuk memungkinkan pelaksanaan dikumpulkan. Setelah itu dibuat
tugas pengawasannya secara laporan sebagai hasil dari
memadai. BFT akan mulai dengan penyelidikan .
menggunakan informasi dari notaris Pelaksanaan
sendiri untuk membangun sentra BFT dapat mengambil
informasinya. Notaris akan secara tindakan penegakan hukum. Tujuan
berkala memberikan BFT data dari tindakan hukum di satu sisi
informasi keuangannya. adalah untuk memperbaiki perilaku
tidak patuh (non-conformant),
1.6.Keahlian BFT dan kerangka sementara itu juga memiliki lebih
hukum dari karakter korektif . Sejumlah
BFT memiliki kekuatan dari contoh penegakan termasuk
UU Administrasi Umum (dalam percakapan transmissive standar ,
bahasa Belanda: Algemene Wet memaksakan denda atau hukuman
Bestuursrecht -AWB) yang atau - dalam kasus pelanggaran
mewajibkan notaris untuk bekerja standar yang lebih serius -
sama. Title 5.2 dari AWB berlaku mengirimkan keluhan disiplin
untuk tugas pengawasan. Sehingga dengan hakim disiplin (ruang untuk
BFT memiliki kewenangan untuk itu, notaryship tersebut ) .
misalnya untuk membuat salinan
informasi bisnis. BFT juga 1.8.Pengawasan kepatuhan
berwenang untuk memeriksa terhadap Undang-Undang
administrasi keuangan pribadi Pencegahan Pencucian Uang dan
notaris. AWB juga akan Pendanaan Terorisme
memungkinkan penggunaan BFT bertugas mengawasi ,
informasi dari pihak ketiga untuk misalnya, ( calon ) notaris dan
dilibatkan dalam pengawasan. notaris pengganti, pengacara ,
Notaris tidak memiliki kewajiban penasihat pajak , akuntan terdaftar ,
kerahasiaan dengan BFT dan karena akuntan dan konsultan administrasi ,
itu tidak dapat menggunakan haknya dan setiap profesional independen
tersebut untuk menolak menjawab lainnya atau bisnis yang
pertanyaan BFT. melaksanakan kegiatan serupa,
seperti kantor administrasi ,
penasihat pajak, dan hukum dan
penasihat bisnis.

61
Jurnal ilmiah Research Sains Vol.2 No. 2 Juni 2016

Pemantauan kepatuhan WWFT Kegiatan ini sudah mulai


didasarkan pada kebijakan tiga hal: dilakukan sebelum pengenalan
 Meningkatkan kesadaran Undang-Undang Notaris baru.
hukum dan peraturan , ( Sistem kualitas jaminan terdiri dari
pencucian uang ) risiko dan lima unsur ;
pentingnya memerangi - Wajib pendidikan pasca –
terorisme dan pencucian uang sarjana Survei kepuasan pelanggan
( dengan cara publikasi dan - Pengembangan sistem
presentasi ) ; verifikasi antar –
 Merangsang kepatuhan persaudaraan
terhadap hukum dan - Pengembangan
peraturan melalui organisasi perencanaan karir
profesi dan asosiasi , apakah - Pengenalan buku
atau tidak melalui peer pegangan pada kualitas
review ( pengujian dalam rangka untuk
intercollegial ); - Merangsang
 Pengujian kepatuhan pengembangan kualitas
terhadap hukum dan pedoman dalam kantor
peraturan oleh para notaris. Buku panduan ini
profesional tersebut melalui berisi standar kualitas
investigasi sendiri terfokus minimum yang berkaitan
reguler dan risiko. dengan organisasi kantor,
bimbingan klien,
1.9. Jurisdiksi Penegakan Disiplin pembuatan akta notaris,
Majelis Pengawas dan bekerja sama dengan
(Supervisory Chambers). Jurisdiksi komisi keuangan (
disiplin juga telah diberlakukan Notariaat Magazine ,
untuk notaris junior. Undang-undang Januari 2005) .
Notaris baru menyatakan bahwa
notaris dan notaris junior tunduk
pada aturan disiplin ketika mereka PENUTUP
melakukan pelanggaran terhadap (
Huijgen dan Pleysier , 2001): A.Kesimpulan
a. Undang-undang atau
peraturan yang terkait 1. Jabatan Notaris Pengaturan
Notaris tentang pengawasan terhadap
b. Tanggung jawab notaris Notaris dalam menjalankan tugas
terhadap klien dan jabatannya adalah Pasal 1 butir 6
c. Standar lain yang berasal Undang-Undang Nomor 30 Tahun
dari profesi notaris 2004 Tentang Jabatan Notaris ,
2.Pengawasan Jaminan Kualitas dimana yang melakukan tugas
pengawasan terhadap Notaris setelah

62
Jurnal ilmiah Research Sains Vol.2 No. 2 Juni 2016

berlakunya Undang-Undang Jabatan notaris, notaris pengganti atau junior


Notaris adalah tugas dari Majelis notaris.
Pengawas. Selain itu menurut Pasal 2.Di Indonesia pelaksanaan tugas
67 Undang-undang Nomor 30 Tahun pengawasan terhadap notaris
2004 tentang Jabatan Notaris yang dilakukan oleh Majelis Pengawas
menjadi pengawas untuk mengawasi Notaris dan Dewan Kehormatan
segala tugas dan jabatan Notaris merupakan amanat Undang-undang
diatur dalam adalah Menteri yang Jabatan Notaris, khususnya Pasal 67
ditindaklanjuti dengan Peraturan Ayat (1) dan (2) yang menyatakan
Menteri Hukum dan Hak Asasi bahwa menteri berwenang dalam
Manusia RI Nomor M.02.PR.08.10 mengawasi notaris dan dalam
Tahun 2004 tentang Tata Cara melaksanakan pengawasannya
Pengangkatan Anggota, menteri membentuk majelis
Pemberhentian Anggota, Susunan pengawas. Pengawasan ditujukan
Organisasi, Tata Kerja dan Tata Cara untuk pentaatan terhadap Kode Etik
Pemeriksaan Majelis Pengawas dan ketaatan untuk menjalankan
Notaris. ketentuan-ketentuan yang ditetapkan
Kode Etik notaris ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan.
organisasi notaris, seperti tertera .
dalam UUJN pasal 83, namun dalam Pengaturan Organisasi Notaris
Undang-Undang Jabatan Notaris seperti di Belanda ini lebih jelas
tidak menyebutkan nama suatu dasar hukumnya dan berorientasi
organisasi notaris tertentu yang pada peningkatan kualitas.
berwenang untuk menetapkan kode Pengaturan ini bisa diadopsi dalam
etik tersebut. pengaturan hukum Jabatan Notaris di
Di Negara Belanda pengaturan Indonesia, yang akan menghilangkan
tentang pengawasan terhadap notaris ketidakjelasan definisi wadah
terdapat dalam BAB IX pasal 110- organisasi notaris.
113 dalam Undang-Undang Notaris Dalam proses adopsi peraturan
Tahun 1999 (Wet op het Notarisambt dalam rangka pembangunan hukum
- WNA). Pada pasal 110 ayat 1 jelas nasional, maka hal ini berkaitan
disebutkan bahwa yang berwenang dengan strategi kebijakan dari
untuk melakukan pengawasan adalah pembuat hukum.
Bureau Financieel Toezicht (Kantor B. Saran
Pengawasan Keuangan). Badan ini
adalah badan hukum yang 1. Pengawasan oleh badan eksternal
bertanggung jawab dalam seperti yang dilakukan BFT
mengawasi kepatuhan notaris, sebaiknya bisa dicontoh dalam
notaris pengganti, dan notaris junior, pengaturan hukum pengawasan
termasuk pengawasan terhadap notaris di Indonesia. Apa yang
pelayanan yang diberikan sebagai dimuat dalam pengaturan hukum
pengawasan Notaris di Belanda

63
Jurnal ilmiah Research Sains Vol.2 No. 2 Juni 2016

(WNA Tahun 1999) tersebut DAFTAR PUSTAKA


merupakan refleksi dari perubahan
mendasar dalam setiap gerak A. Buku-buku
pembangunan nasional di Belanda,
dimana pengawasan notaris Adjie, Habib, 2009, Hukum Notaris
dilakukan oleh Kantor Pengawasan Indonesia, Bandung:PT Refika
Keuangan untuk mematuhi (comply) Aditama.
terhadap Undang-Undang ----------------, 2009, Meneropong
pencegahan tindak pidana pencucian Khazanah Notaris dan PPAT
uang dan pendanaan teroris, karena Indonesia, Bandung:Citra Aditya
tugas dan tanggung jawab notaris Bakti.
akan bersinggungan dengan hal-hal Anshori, Abdul Ghofur, 2009,
ini. Lembaga Kenotariatan Indonesia,
2.Pembahasan RUU UUJN pada saat Yogyakarta:UII Press.
sekarang diharapkan bisa melakukan Budiono, Herlien, 2010, Kumpulan
perbaikan aturan-aturan yang lebih Tulisan Hukum Perdata di Bidang
menyinkronkan aturan, serta lebih Kenotariatan, Bandung:Citra Aditya
efektif dan efisien dalam Bakti.
pelaksanaannya, dengan tetap CPB Netherland Beureau for
menjunjung nilai-nilai keadilan dan Economic Policy Analysis 2013,
asas manfaat. Terutama dalam hal (http://www.cpb.nl), diakses tanggal
kejelasan wadah organisasi notaris 1 November 2013.
sehingga bisa fokus dalam Dewi , Santia, 2011, Panduan Teori
peningkatan keahlian notaris dan & Praktik Notaris, Yogyakarta:
peningkatan kualitas pelayanan Penerbit
kepada masyarakat. Dja’is , Mochammad dan RMJ
3. DIperlukan politik hukum Koosmargono, 2008, Membaca dan
pemerintah yang strategis dan Mengerti HIR, Badan Penerbit
visionary untuk menentukan arah Universitas Diponegoro, Semarang.
perbaikan peraturan Jabatan Notaris Gutteridge ,H.C., Comparative Law,
pada umumnya, pengawasan pada 1946, An Introduction to the
khususnya. Comparative Method of Legal Study
& Research, Cambridge.
Kie, Tan Thong, 2007, Studi
Notariat dan Serba-Serbi Praktek
Notaris, Jakarta:Ichtiar Baru Van
Hoeve.
Koehn, Daryl, 2000, Landasan Etika
Profesi, Yogyakarta:Penerbit
Kanisius.
Koninklijke Notariele
Beroepsorganisatie(KNB), 2013,

64
Jurnal ilmiah Research Sains Vol.2 No. 2 Juni 2016

(http://www.ebnotariaat.nl) diakses Widjojanto, Bambang, 2005,


tanggal 1 November 2013. Ceramah: “Etika Profesi Suatu
Metis Notaries Nederland, 2013, Kajian dan
(http://www.metisnotarissen.nl), Beberapa Masalah Pokok”.
diakses tanggal 1 November 2013. Pendidikan Khusus Profesi Advokat
Angkatan
Nico, 2003, Tanggung Jawab I, Depok.
Notaris Selaku Pejabat Umum,
Yogyakarta : Center for Z.D. Lacle, 2013,
Documentation and Studies of (http://www.leidenuniv.nl), Notarieel
Business Law. Ethic Development, diakses tanggal 1
November 2013.
Notodisoerjo ,.R. Soegondo, 1993,
Hukum Notariat di Indonesia, PT. Nicole Kuijpers, Joelle Noailly, Ben
Raja Grapindo Persada, Jakarta. Vollaard, , Liberalization of the
Ducth Notary Profession, CPB
Purwadi , Hari, 2000, Pendekatan Netherland Beureau for Economic
Baru Dalam Studi Perbandingan Policy Analysis 2013,The Hague,
Hukum: “Critical Comparative The Netherlands, 2013, page 13.
Law” Dan Transplantasi Hukum Di
Indonesia, dalam Wajah Hukum di Malavet, P.A., The Latin notary, a
Era Reformasi, PT. Citra Aditya historical and comparative model,
Bakti, Bandung. mimeo, Hastings, College of the
Law, 1996.
Radjagukguk ,Erman , 2000,
Perbandingan Sistem Hukum (Civil Blokland, P., Testen en toelichting
Law – Common Law) Jilid I op de wet op het notarisambt,
(Kumpulan Kuliah), Fakultas Hukum Koningklijke Vermande, Lelystad,
UI Program Pasca Sarjana.Pustaka The Netherlands, 2001.
Yustisia.
Jong, R. de, Tussen ambt en vrij
Soekanto , Soerjono dan Sri beroep. Het notariaat tussen 1842 en
Mamudji, 2007, Penelitian Hukum 1999, Stichting ter bevordering van
Normatif: Suatu Tinjauan Singkat, de notariele wetenschap,
Jakarta:PT Raja Grafindo Persada. Amsterdam, 2002.

Tobing ,G.H.S. Lumban, 1983, Voert, M. ter and M. van Ewijk,


Peraturan Jabatan Notaris, 2004, Eerste Trendrapportage
Jakarta:Erlangga. Notariaat. Toegankelijkheid,
continuïteit, kwaliteit en integriteit
van het notariaat, WODC, The
Hague.

65
Jurnal ilmiah Research Sains Vol.2 No. 2 Juni 2016

W.J.S Poerwadarminta, Kamus


Huijgen, W.G. and A.J.H. Pleysier, Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta ;
2001, De wetgeving op het Balai Pustaka, 1976), hal. 20.
notarisambt, Kluwer, Deventer. Sujamto, Norma dan Etika
Pengawasan, Jakarta : Sinar Grafika,
Plug, P.J., A.S.E. Dekker, S.E. van 1989, hlm 18.
der Hurk, B.E. Baarsma and F.A. 29 Sujamto, Norma dan Etika
Felsö, Mededinging versus Pengawasan, (Jakarta : Sinar
domeinmonopolie en Grafika, 1989), hal 18 .
ministerieplicht. Over de gevolgen
van marktwerking in het notariaat, Poedjawijatna, Etika Filsafat
Berenschot/SEO, The Hague, 2003. Tingkath Laku, (Jakarta : Bina
Aksara, 1984), hal 6
Sujamto, Aspek Aspek-aspek
Pengawasan Di Indonesia, (Jakarta : Anonim, Himpunan Etika Profesi :
Sinar Grafika, 1993), hlm.53. Berbagai Kode Etik Asosiasi
Indonesia, Pustaka. (Yogyakarta :
Viktor M. Situmorang dan Yustisia, 2006), hal. 123.
Cormentyna Sitanggang, Hukum Keputusan Kongres Ikatan Indonesia
Administrasi Pemerintahan Di (I.N.I) tentang Kode Etik
Daerah, (Jakarta : Sinar Grafika, Keputusan Kongres Ikatan Indonesia
1993), hlm. 233. (I.N.I) tentang Kode Etik

Sujamto, Beberapa Pengertian B. Peraturan Perundang-


Dibidang Pengawasan, (Jakarta undangan
:Ghalia
Indonesia, 1983). hal 64. UU No. 30 Tahun 2004 Tentang
Undang-Undang Jabatan Notaris,
S. Wojowasito, Kamus Umum Indonesia.
Belanda-Indonesia, Jakarta : Ichtiar
Baru Van Hoeve, 1978, hlm. 428. Wet op het Notarisambt, Tahun
1999, Belanda.

i
Habib Adjie, Meneropong Khazanah Notaris dan PPAT Indonesia, Bandung:PT Citra Aditya
Bakti, 2009, hlm. 117.

66

Anda mungkin juga menyukai