Anda di halaman 1dari 42

Politik Hukum Kenotariatan

Dr. Bambang Tri Bawono, S.H., M.H.


Pengertian Politik

 Politik Berasal dari kata Politea (Bahasa Yunani) yang akar


katanya berasal dari polis dan teia.
 Polis berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, dan
teia berarti urusan.
 Mathews : Intisari politik adalah act of choice (tindakan
pilihan).

SLIDE 2
Lanjutan…

 Hans Kelsen membagi politik menjadi:


1. Politik secara etik : memilih dan menentukan tujuan
kehidupan bermasyarakat.
2. Politik secara teknik : memilih dan menentukan cara dan
sarana untuk mencapai tujuan yang telah dipilih dan
ditentukan.

SLIDE 3
Pengertian Hukum

Mochtar Kusumaatmadja : Keseluruhan kaidah serta asas


yang mengatur pergaulan hidup dalam masyarakat dan
bertujuan untuk memelihara ketertiban serta meliputi
berbagai lembaga dan proses guna mewujudkan berlakunya
kaidah sebagai suatu kenyataan dalam masyarakat.
E. Utrecht : Suatu himpunan peraturan yang didalamnya
berisi tentang perintah dan larangan, yang mengatur tata
tertib kehidupan dalam bermasyarakat dan harus ditaati oleh
setiap individu dalam masyarakat karena pelanggaran
terhadap pedoman hidup itu bisa menimbulkan tindakan dari
pihak pemerintah suatu negara atau lembaga.
SLIDE 4
Pengertian Politik Hukum

Satjipto Rahardjo : Aktivitas untuk memilih dan cara yang


hendak dipakai untuk mencapai suatu tujuan sosial dan
hukum tertentu dalam masyarakat
Padmo Wahjono : Kebijakan yang bersifat mendasar dalam
menentukan arah, bentuk, maupun isi dari hukum yang akan
dibentuk tentang apa yang dijadikan kriteria untuk
menghukumkan sesuatu.
Solly Lubis : Kebijakan politik yang menentukan aturan hukum
apa yang seharusnya berlaku, sehingga bisa mengatur
berbagai hal dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
SLIDE 5
Perkembangan Politik Hukum dalam
Kurikulum

di Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Lemaire


pada tahun 1955

Diperkenalkan di Belanda pada tahun 1953

Mata kuliah politik hukum baru diajarkan pada tahun 1996


melalui SK Mendikbud RI No: 002/U/1996 tentang kurikulum
program ilmu hukum.

SLIDE 6
Pokok-Pokok Pembahasan Politik
Hukum

Prof. • Sistem Pemerintahan Negara.


Padmowahyono

Prof. Mochtar • Hukum Pembangunan.


Kusumaatmadja

Soehardjo • Perubahan Hukum.

SLIDE 7
Dimensi Kajian Politik Hukum dan
Perundang Undangan

Dimensi Kajian
Politik Hukum

Filsafat Politik

SLIDE 8
Lanjutan…

1. Dimensi politik : adanya keterkaitan antara hukum dan


politik, bahkan ada yang melihatnya sebagai law as a political
instrument yang kemudian berkembang dan melahirkan
satu kajian tersendiri yang disebut sebagai “politik hukum”
yang mengarah pada perlunya political geding van het recht
atau dasar berlakunya hukum secara politik, disamping juga
berdasar pada landasan yuridis, sosiologis, dan filosofis.
2. Dimensi filosofis : melihat sisi lain dari hukum sebagai
seperangkat ide-ide yang bersifat abstrak dan merupakan
penjabaran lebih jauh dari pemikiran filosofis, yang
dinamakan filsafat hukum.
SLIDE 9
Arus Timbal Balik Dimensi Kajian Politik Hukum
dalam Perundang-Undangan

Filsafat Hukum Ilmu hukum Politik hukum

 Gambar ini menunjukkan tentang bagaimana terjadinya arus timbal


balik dan kekuatan tarik menarik antara filsafat hukum dan politik
hukum tentang kecenderungan yang dapat dikaji dalam ilmu
hukum.
 Politik hukum lebih mengarah pada perumusan tentang apa dan
bagaimana seharusnya hukum yang akan datang, yang akan
dibentuk, dirumuskan, dan filsafat hukum yang lebih banyak
meramu ide-ide tentang hukum.

SLIDE 10
Politik Hukum Sebagai Landasan
Pembentukan Hukum
Wiliam Zavenberg : Politik hukum
mencoba untuk menjawab
pertanyaan tentang peraturan-
peraturan hukum mana yang patut
untuk dijadikan hukum.
Politik hukum memberikan landasan
terhadap pembentukan hukum yang
lebih sesuai dengan situasi dan
kondisi, kultur, serta nilai yang
berkembang di masyarakat dengan
memperhatikan kebutuhan
masyarakat terhadap hukum.
SLIDE 11
Peran Politik Hukum dalam Pembuatan
Perundang-Undangan

Sebagai alasan mengapa diperlukan


1. pembentukan suatu peraturan
perundang-undangan.

Untuk menentukan apa yang hendak


2. diterjemahkan ke dalam kalimat hukum
dan menjadi perumusan pasal.

SLIDE 12
Objek Kajian Politik Hukum

 Satjipto Rahardjo : politik hukum


diarahkan pada hukum yang
seharusnya berlaku (ius
constituendum).
 Longemen : politik hukum
menentukan apa yang berlaku
sebagai hukum politik itu sendiri.

SLIDE 13
Cakupan Politik Hukum

Pembangunan hukum yang akan diberlakukan atau


1. hukum yang diberlakukan untuk mewujudkan
tujuan negara.

Subsistem sosial kemasyarakatan baik politik,


2. ekonomi, dan budaya sebagai kekuatan-kekuatan
yang mempengaruhi politik hukum.

Masalah-masalah penegakan hukum dan


3. implementasi atas politik hukum yang telah
ditentukan.

SLIDE 14
Wilayah Kerja dan Kegiatan Politik
Hukum

1. Proses penggalian nilai-nilai dan


aspirasi yang berkembang dalam
masyarakat.
2. Proses pendekatan dan perumusan
nilai-nilai aspirasi ke dalam bentuk
rancangan perundang-undangan.
3. Fakta-fakta yang mempengaruhi dan
menentukan politik hukum.
4. Pelaksanaan dari peraturan yang
merupakan implementasi politik
hukum.
SLIDE 15
Konfigurasi Politik dan Produk Hukum

Konfigurasi
Politik

Demokratis Otoriter
SLIDE 16
Konfigurasi Politik Demokratis

 Konfigurasi politik demokratis akan


melahirkan karakter produk hukum
yang populistik atau responsif.
 Produk hukum populistik atau
responsif adalah produk hukum yang
mencerminkan rasa keadilan dan
harapan masyarakat.
 Hasilnya bersifat responsif atas
tuntutan-tuntutan sosial atau
individu dalam masyarakat.
SLIDE 17
Konfigurasi Politik Otoriter

 Konfigurasi politik otoriter akan menghasilkan karakter


produk hukum yang konservatif atau ortodok.
 Produk hukum konservatif adalah produk hukum yang
isinya lebih mencerminkan visi sosial, lebih mencerminkan
keinginan pemeriintah, dan bersifat positivis
instrumental, yakni menjadikan masyarakat sebagai alat
pelaksanaan ideologi dan program negara.
 Karakter produk hukum ortodok lebih tertutup terhadap
tuntutan-tuntutan kelompok maupun individu-individu
dalam masyarakat.
SLIDE 18
Pengertian Politik Hukum
Nasional

 Abdul Hakim Garuda Nusantara: Kebijakan hukum (legal


Policy) yang hendak diterapkan atau dilaksanakan secara
nasional oleh suatu pemerintah negara tertentu.
 Abdul Manan : kebijakan dasar penyelenggara negara (RI)
dalam bidang hukum yang akan, sedang, dan telah berlaku
yang bersumber nilai-nilai yang berlaku di masyarakat untuk
mencapai tujuan tertentu.

SLIDE 19
Lanjutan…

Menurut Moh. Mahfudz MD: politik hukum yang akan atau


telah dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia, meliputi:
1. Pembangunan hukum yang berintikan pembuatan dan
pembaharuan terhadap materi-materi hukum agar dapat
sesuai dengan kebutuhan.
2. Pelaksanaan ketentuan hukum yang telah ada termasuk
penegasan fungsi lembaga dan pembinaan para penegak
hukum.

SLIDE 20
Hukum Nasional yang Akan dan
Sedang Dibangun Harus

Berdasarkan Pancasila dan Undang-


Undang Dasar 1945.
Berfungsi Mengayomi,
menciptakan ketertiban sosial,
mendukung pelaksanaan
pembangunan dan mengamankan
hasil-hasil dari pembangunan.

SLIDE 21
Arah Sistem Hukum Nasional

Sistem hukum nasional yang dibentuk bersifat menyeluruh dan


1. terpadu.

Sistem hukum nasional yang dibentuk tetap mengakui dan


2. menghormati eksistensi hukum agama dan hukum adat.

Melakukan pembaharuan terhadap warisan hukum kolonial dan


3. hukum nasional yang diskriminatif dan tidak sesuai dengan tujuan
reformasi.

SLIDE 22
Hal Mendasar dalam Politik Hukum
Nasional

1. Harus memperhatikan integrasi bangsa, baik ideologi


maupun teritorial.
2. Hukum harus menjamin terciptanya keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
3. Hukum harus menjamin tata politik dan kenegaraan yang
demokratis.
4. Hukum harus mampu membangun terciptanya toleransi
hidup diantara warganya.

SLIDE 23
Konsepsi Pembangunan Hukum di
Indonesia

1. Konsepsi pembangunan hukum dilandaskan pada filosofi


Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.
2. Konsepsi pembangunan hukum di Indonesia melahirkan
pembentukan hukum formal yang dilandasi dari konsepsi
tersebut.
3. Hierarki hukum positif pada sistem hukum di Indonesia
diatur dalam UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan.

SLIDE 24
Tujuan Politik Hukum Nasional

Sebagai suatu alat atau sarana


dan langkah yang dapat
1. digunakan untuk menciptakan
sistem hukum nasioanal yang
dikehendaki.

Sistem hukum nasional itu akan


2. mewujudkncita-cita bangsa
Indonesia yang lebih besar.

SLIDE 25
Arti Penting Mata Kuliah Politik Hukum
Bagi Magister Kenotariatan

 Mahasiswa Magister Kenotariatan


sangat perlu diberikan mata kuliah politik
hukum kenotariatan agar tidak
memandang hukum hanya sebagai aturan
yang bersifat imperatif atau keharusan-
keharusan yang bersifat das sollen, tetapi
juga harus memiliki pemahaman tentang
pembentukan produk hukum yang telah
dilaksanakan maupun yang akan
dilaksanakan oleh negara.

SLIDE 26
Keterkaitan Politik Hukum dengan
Kenotariatan
Politik hukum merupakan kebijakan yang diambil oleh
negara melalui lembaga negara atau pejabat yang
berwenang untuk menetapkan hukum yang mana yang
perlu diubah, yang perlu dipertahankan, atau hukum
mengenai apa yang perlu diatur untuk mewujudkan tujuan
negara secara bertahap, terencana dan dapat terwujud.
Sementara Notaris adalah pejabat umum yang diberi
kewenangan untuk membuat akta otentik dan memiliki
kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam
undang-undang.

SLIDE 27
Tujuan Politik Hukum kenotariatan

Untuk Menjamin Kepastian hukum tentang:


1. Kedudukan (sebagai pejabat umum di bidang keperdataan).
2. Tugas (Pekerjaannya membuat akta sebagai alat bukti
otentik).
3. Wewenang (untuk membetulkan kesalahan tulis dan/atau
kesalahan ketik yang terdapat pada minuta akta yang telah
ditanda tangani).
4. Hak dan kewajiban (stempel garuda warna merah dan akta
wajib dibuat dalam bahasa Indonesia).
5. Formasi produk dari notaris.
SLIDE 28
Kebijakan yang Ditempuh Politik
Hukum Kenotariatan

Adanya unifikasi hukum dibidang kenotariatan dengan


mengadakan pembaharuan hukum dan pengaturan kembali
tentang jabatan notaris.
Produk kolonial diganti dengan produk hukum nasional yaitu
undang-undang jabatan notaris.
Adanya pengaturan secara lebih rinci mengenai kedudukan
notaris sebagai pejabat umum.
Mengatur secara detail tentng bentuk, sifat dan macam akta
notaris.

SLIDE 29
Peraturan Jabatan Notaris di Indonesia

 Lembaga notaris masuk ke Indonesia pada permulaan abad


ke-17 dengan masuknya VOC ke Indonesia.
 Di Indonesia ketentuan tentang Notaris mulai muncul pada
tahun 1822 dengan dikeluarkannya instructie voor de
notarissen residerende in nederlands indie.
 Pada tahun 1860 juga dikeluarkan lagi Reglement op het
Notaris Ambt in Nederlands indie (staatsblad Tahun 1860 No.
3) yang disebut Peraturan Jabatan Notaris.
 Setelah merdeka, Indonesia masih menggunakan (staatsblad
Tahun 1860 No. 3).
SLIDE 30
Lanjutan…

 Pada Tahun 1954 Pemerintah RI mengeluarkan UU No. 33


Tahun 1954 tentang Wakil Notaris dan Wakil Notaris
Sementara.
 Tahun 2004 diundangkan UU No. 30 Tahun 2004 tentang
Jabatan Notaris.
 Tahun 2014 UUJN direvisi menjadi UU No. 2 Tahun 2014
tentang Perubahan atas UU No. 30 Tahun 2004 tentang
Jabatan Notaris.

SLIDE 31
Pengertian Notaris

Pasal 1 Undang-Undang No. 30 Tahun 2014 tentang


Jabatan Notaris menyebutkan:
“Notaris adalah pejabat umum yang
berwenang untuk membuat akta autentik dan
memiliki kewenangan lainnya sebagaimana
dimaksud dalam undang-undang ini atau
berdasarkan undang-undang lainnya”
SLIDE 32
Pengertian Pejabat Umum

 Sebagaimana definisi Notaris dalam Pasal 1 UUJN


menyebutkan bahwa notaris adalah pejabat umum.
 N. G. Yudara: pejabat umum adalah organ negara yang
dilengkapi kekuasaan umum yang berwenang
menjalankan sebagian kekuasaan negara khususnya
dalam pembuatan peresmian alat bukti tertulis dan
otentik dalam bidang hukum perdata sebagaimana
ditentukan dalam Pasal 1868 BW.

SLIDE 33
Jabatan Notaris Sebagai Profesi

Pekerjaan pejabat notaris atau tugas-tugas jabatannya


hanya dapat dilaksanakan atas dasar keahlian yang
dimiliki.
Keahlian dalam ilmu kenotariatan menjadi syarat mutlak
untuk dapat melaksanakan tugas dan wewenang atas
pekerjaan sebagai pejabat umum keperdataan yang
akan menghasilkan akta sebagai alat bukti otentik.

SLIDE 34
Kewenangan Umum Notaris

Notaris berwenang membuat akta autentik mengenai


semua perbuatan, perjanjian, dan penetapan yang
diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan/atau
yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk
dinyatakan dalam akta autentik, menjamin kepastian
tanggal pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan
grosse, salinan, dan kutipan akta, semua itu di sepanjang
pembuatan akta itu tidak juga ditugaskan atau
dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain.

SLIDE 35
Kewenangan Khusus Notaris

Mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat


di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus.
Membukukan surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku
khusus.
Membuat kopi dar asli surat di bawah tangan berupa salinan yang
memuat uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat
yang bersangkutan.
Melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dengan surat aslinya.
Memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengn pembuatan akta.
Membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan
Membuat akta risalah lelang.
SLIDE 36
Pengertian Akta Otentik

 Akta yang dibuat oleh pejabat yang diberi wewenang


untuk itu oleh penguasa menurut ketentuan yang telah
ditetapkan baik dengan atau tanpa bantuan dari pihak-
pihak yang berkepentingan yang mencatat apa yang
dimintkan untuk dimuat di dalamnya oleh pihak-pihak
yang berkepentingan, akta tersebut memuat keterangan
yang menerangkan tentang apa yang dilakukannya atau
dilihat dihadapannya.

SLIDE 37
Hasil Pekerjaan Notaris

Menjadi alat bukti yang memiliki keabsahan


sehingga harus sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Dalam pelaksanaannya, jabatan notaris
memerlukan kaidah-kaidah yang berupa etika,
profesi, sesuai yang telah ditentukan dalam
undang-undang jabatan notaris

SLIDE 38
Peran-Peran Notaris

Untuk menangani masalah-masalah hukum antar warga


masyarakat.
Sebagai salah satu pelaksana hukum.
Mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dalam
masyarakat
Memiliki andil yang besar bagi masyarakat luas dalam
pembangunan moralitas.
Memikul tanggung jawab atas kepercayaan masyarakat.
 Sebagai penegak hukum.

SLIDE 39
Larangan-Larangan Notaris

1. Menjalankan jabatan di luar wilayah jabatannya.


2. Meninggalkan wilayah jabatannya lebih dari tujuh hari kerja
berturut-turut tanpa alasan yang sah.
3. Merangkap jabatan sebagai pegawai negeri.
4. Merangkap jabatan sebagai pejabat negara
5. Merangkap jabatan sebagai advokat.
6. Merangkap jabatan sebagai pemimpin atau pegawai badan
usaha milik negara, badan usaha milik daerah, atau badan
usaha milik swasta.
SLIDE 40
Referensi

1. Abdul Manan, Dinamika Politik Hukum di Indonesia, Kencana, Jakarta, 2018.


2. Abdul Latif dan Hasbi Ali, Politik Hukum, Cet. Kelima, Sinar Grafika, Jakarta,
2018.
3. Ghansamh Anand, Karakteristik Jabatan Notaris di Indonesia, Prenadamedia
Group, Jakarta, 2018
4. Imam Syaukani & A.Ahsin Thohari, Dasar-Dasar Politik Hukum, Pt. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2006.
5. Laurensius Arliman S, Notaris dan Penegakan Hukum oleh Hakim, Deepublish,
Yogyakarta, 2015.
6. Moh. Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia Edisi Revisi, Pt. Raja
GrafindoPersada, Jakarta, 2011.
7. menjadi UU No. 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU No. 30 Tahun 2004
tentang Jabatan Notaris.
SLIDE 41
Sekian
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai