Anda di halaman 1dari 139

HUKUM PERBANKAN

dan Pembuatan Akta


SYARIAH
Oleh:
Aryani Witasari,SHMhum
Universitas Islam Sultan Agung
Perbankan Syariah

A K A D------KONTRAK--------AKTA

 NOTARIS--------------AKTA
lembaga
perbankan

Subyek hukum modal

lembaga non
bank
Lembaga
Pembiayaan

Bank Lemb.Keuangan non Perusahaan


bank Pembiayaan

OJK
Harus berbentuk
badan hukum
Otoritas
perseroan
JasaKeuangan
terbatas atau
koperasi

-Pasar Modal -Leasing


-Bank Umum
-Asuransi -Modal
-BPR
-Dana Pensiun Ventura
-Bank Syariah
-Pegadaian -Anjak
Piutang
-Kartu Kredit
 KONVENSIONAL

 BANK

SYARIAH
R I B A ?
Pengertian Riba
 Menurut Bahasa riba adalah tambahan,
berkembang, meningkat dan membesar. Atau
riba adalah
 Penambahan,perkembangan,peningkatan dan

pembesaran atas pinjaman pokok yang


diterima pemberi pinjaman dari peminjam
sebagai imbalan karena menangguhkan atau
berpisah dari sebagian modalnya selama
periode waktu tertentu.
Menurut Sayyiq Sabiq dalam kitab Fikih
Sunnah, Riba adalah:
 Tambahan atas modal baik penambahan itu

sedikit atau banyak


Menurut Allama Al Hasan Taunki, Riba adalah:
 Kelebihan atau pertambahan dan jika dalam

suatu kontrak penukaran barang lebih dari


satu barang yang diminta sebagai penukaran
satu barang yang sama
 Kesimpulan: Riba adalah pengambilan

tambahan yang harus dibayarkan,baik dalam


transaksi jual beli maupun pinjam meminjam
yan bertentangan dengan prinsip syariah.
MACAM-MACAM RIBA
 Menurut para ulama, riba ada empat macam
yaitu:
a. Riba Fadli,( RJB)yaitu riba dengan sebab
tukar menukar benda, barang sejenis (sama)
dengan tidak sama ukuran jumlahnya.
Misalnya satu ekor kambing ditukar dengan
satu ekor kambing yang berbeda besarnya
satu gram emas ditukar dengan seperempat
gram emas dengan kadar yang sama.
‫‪‬‬ ‫‪Sabda Rasul SAW‬‬
‫ْال ُج ْد ِر ِّي َ َّان َرس ُْو َل ِهللا َصلَّى ُهللا َعلَي ِْه َو َسلَّ َم َ َقا‪:‬ل َ‬
‫ال‬ ‫عنآبِى َس ِع ْي ٍد ن‬ ‫َْ‬
‫ْض َو َالتَبِ ُع ْ‬
‫واال َو ِر َق‬ ‫ض َها َعلَى َ بع ٍ‬ ‫ب ِم ْث ٍل َو َال ُ ت ِشفُّ ْوا َ ب ْع َ‬ ‫ب ا َّال ِم ْث ًال ِ‬
‫َ تبِي ُْع ْواال َّذ َه ِ ِ‬
‫ْض‬ ‫اعلَى َ بع ٍ‬ ‫ض َه َ‬‫ِ ْبال َو ِر ِق ِ ا َّال ِم ْث ًال ِ ب ِم ْث ٍل َو َال ُ ت ِشقُ ْوابَ ْع َ‬
‫اج ٍز ( متفقعليه )‬ ‫َو َالتَبِ ُع ْوا ِم ْن َها َغائِبًابِنَ ِ‬
 Artinya:
“ Dari Abi Said Al Khudry, sesungguhnya Rasulullah SAW.
Telah bersabda, “Janganlah kamu jual emas dengan emas
kecuali dalam timbangan yang sama dan janganlah kamu
tambah sebagian atas sebagiannya dan janganlah kamu jual
uang kertas dengan uang kertas kecuali dalam nilai yang
sama, dan jangan kamu tambah sebagian atas sebagiannya,
dan janganlah kamu jual barang yang nyata (riil) dengan
yang abstrak (ghaib).” (riwayat Bukhari dan muslim)
Riba Fadli atau riba tersembunyi ini dilarang karena dapat
membawa kepada riba nasi’ah (riba jail) artinya riba yang
nyata
 b. Riba Qardhi, R UTANG PIUTANG)yaitu riba
yang terjadi karena adanya proses utang
piutang atau pinjam meminjam dengan syarat
keuntungan (bunga) dari orang yang meminjam
atau yang berhutang.
 Misalnya, seseorang meminjam uang sebesar
sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta) kemudian
diharuskan membayarnya Rp. 1.300.000,- (satu
juta Tiga ratus ribu rupiah)
Terhadap bentuk transsaksi seperti ini dapat
dikategorikan menjadi riba,
 seperti sabda Rasulullah Saw.:
)‫ض َج َّر َم ْنفَ َع ًة َ ف ُه َو ِربًا ( رواه البيهقى‬
ٍ ْ‫ُ ُّكل َ قر‬
Artinya
“Semua piutang yang menarik keuntungan
termasuk riba.” (Riwayat Baihaqi)
 c. Riba Nasi’ah, (RIBA JUAL BELI)ialah
tambahan yang disyaratkan oleh orang yang
mengutangi dari orang yang berutang
sebagai imbalan atas penangguhan
(penundaan) pembayaran utangnya.
 Misalnya si A meminjam uang Rp.

1.000.000,- kepada si B dengan perjanjian


waktu mengembalikannya satu bulan, setelah
jatuh tempo si A belum dapat
mengembalikan utangnya.
 Untuk itu, si A menyanggupi memberi
tambahan pembayaran jika si B mau
menunda jangka waktunya.
 Contoh lain, si B menawarkan kepada si A

untuk membayar utangnya sekarang atau


minta ditunda dengan memberikan
tambahan. Mengenai hal ini Rasulullah SAW.
Menegaskan bahwa:
ْ َ ‫عن َس َم َر ِة ْ بِن ُج ْن ُد ٍب َ َّان النَّبِ َّي َصلَّىا ُهلل َعلَي ِْه َو َسلَّ َم َ ن‬
‫هىعن َ بي ِْع َال َحيَ َو ِان‬ َْ
) ‫ِ ب ْال َحيَ َو ِان َ ن ِس ْيئَ ًة ( رواه الخمسة وصححه الترمدىوابن الجاروه‬
 Artinya:
Dari Samrah bin Jundub, sesungguhnya Nabi
Muhammad saw. Telah melarang jual beli
hewan dengan hewan dengan bertenggang
waktu.” (Riwayat Imam Lima dan dishahihkan
oleh Turmudzi dan Ibnu Jarud)
 d. Riba Yad,(R.JB) yaitu riba dengan berpisah
dari tempat akad jual beli sebelum serah
terima antara penjual dan pembeli.
 Misalnya, seseorang membeli satu kuintal

beras. Setelah dibayar, sipenjual langsung


pergi sedangkan berasnya dalam karung
belum ditimbang apakah cukup atau tidak.
Jual beli ini belum jelas yang sebenarnya.
 Sabda Rasulullah SAW.
‫ض ُة ِ ب ْالفِض َِّة َو ْالبُرُّ ِ ب ْالبُ ِّر َوال َّش ِع ْي ُربِال َّش ِعي ِْر َوالتَّ ْم ُر ِبالتَّ ْم ِر‬ َّ ِ‫ال َّذ َهُب ِ بال َّذ َه ٍب ْْ َوالف‬
‫َو ْال ِم ْل ُح ِ بْال ِم ْل ِح ِم ْث ًال ِ ب ِم ْث ٍل َس َوا ِ ًءب َس َوا ٍء َ ي ًدابِيَ ٍدفَاِ َذ َااجْ تَلَفَ ْت َه ِذ ِه ْ ا َالصْ نَ ُاف َ فبِ ُع ْو ا َكي َْف‬
) ‫ِش ْئتُْم اِ َذا َك َان َ ي ًدا ِ بيَ ٍد ( رواه مسلم‬
Artinya:
“Emas dengan emas, perak dengan perak, beras
dengan beras, gandum dengan gandum, kurma
dengan kurma, garam dengan garam, hendaknya
serupa dan sama banyaknya, tunai dengan tunai,
apabila berlainan jenisnya boleh kamu menjual
sekehendamu asal tunai”. (Riwayat Muslim)
DAMPAK RIBA
 1. riba dpt menimbulkan permusuhan antara
pribadi dan mengurangi semangat kerja
sama/saling tolong dg sesama manusia,
(asumsinya: peminjam tidak tahu kesulitan
dan tidak mau tahu kesulitan orang lain.)
 2. Menimbulkan mental boros dan

pemalas,dg membungakan uang kreditur


mendapat tambahan penghasilan dari waktu
ke waktu
 Persamaan Bank Konvensional dengan Bank
Syariah
 1. sama-sama menjalankan fungsi bank

(menghimpun dana,mengelola dan


menyalurkan dana)
 2. sama2 hrs patuh dg UU perbankan dan

peraturan BI, OJK


 3. berorientasi untuk mendapatkan hasil/laba
PERBEDAAN YG MENDASAR ANTARA BS DAN
BK:
1. Konsep bunga dan bagi hasil;
Bunga: Pd wkt perjanjian dg asumsi selalu
untung
Bagi hasil: Pd wkt akad dg pedoman
kemungkinan untung rugi
2. Besarnya persentase;
Bunga: Berdasarkan jmlah uang yang
dipinjamkan
Bagi Hasil: Berdasarkan jmlah keuntungan yg
diperoleh
3. `Pembayaran
Bunga: Spt yg diperjanjikan tanpa
pertimbangan untung rugi
Bagi Hasil: Bergantung pd keuntungan proyek
bila rugi ditanggung bersama
4. Jumlah Pembayaran
Bunga: Tetap, tidak meningkat walau
keuntungan berlipat
Bagi Hasil: Sesuai dg peningkatan jmlah
pendptn
5. Eksistensi
Bunga: Diragukan oleh agama
bagi Hasil: tdk ada yg meragukan
keabsahannya.
Perbedaan antara Bunga dan Bagi Hasil
Bunga Bagi Hasil
a.Penentuan bunga dibuat a. Penentuan besarnya rasio/nisab
pada waktu akad dengan bagi hasil dibuat pada waktu
asumsi harus selalu untung akad dengan berpedeoman
b. Besarnya presentase pada kemungkinan untung rugi.
berdasarkan pada jumlah b. Besarnya rasio bagi hasil
uang modal yang dipinjamkan berdasarkan pada jumlah
c. Pembayaran bunga tetap keuntungan yang diperoleh
seperti dijanjikan tanpa c. Bagi hasil bergantung pada
pertimbangan apakah proyek keuntungan proyek yang
yang dijalankan oleh nasabah dijalankan.
untung rugi d. Jumlah pembagian laba
d. Jumlah pembayaran bunga meningkat sesuai dengan
tidak meningkat sekalipun peningkatan jmlh pendptn.
jumlah keuntungan berlipat
atau keadaan ek sdg booming
AKAD
menurut Pasal 1 poin 5 Undang Undang Nomor
19 tahun 2008 tentang Surat Berharga  
Syariah Negara tertanggal 7 Mei 2008
 dikatakan bahwa Akad adalah perjanjian
tertulis yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah dan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Menurut Undang Undang Nomor 21 tahun
2008 tentang Perbankan Syariah tertanggal 
16 Juli 2008 Pasal 1 poin 13 dikatakan bahwa
akad adalah kesepakatan tertulis antara Bank
Syariah dan pihak lain yang memuat adanya
hak dan kewajiban bagi masing-masing
pihak sesuai dengan Prinsip Syariah
Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
sebagai lampiran Peraturan Mahkamah Agung
RI nomor: 02 tahun 2008 yang dipergunakan
sebagai pedoman para Hakim dalam
lingkungan Pengadilan Agama yang
memeriksa, mengadili dan menyelesaikan
perkara yang berkaitan dengan ekonomi
syari’ah, dalam Pasal 20 ayat (1) yang
dimaksud dengan Akad adalah
kesepakatan dalam suatu perjanjian antara dua
pihak atau lebih untuk melakukan dan atau
tidak melakukan perbuatan hukum tertentu.
Menurut para Ahli Hukum Islam, Akad adl :
Hubungan antara ijab dan qabul sesuai
dengan kehendak syariat yang menetapkan
adanya pengaruh  (akibat) hukum pada obyek
perikatan
Kesimpulan:
Akad tersebut memuat Ijab dan Kabul.
Ijab yakni pernyataan pihak pertama mengenai
isi perikatan yang diinginkan.
Sedang Kabul yakni pernyataan pihak kedua
untuk menerimanya.
Ijab Kabul ini diadakan untuk menunjukkan
adanya kesukarelaan timbal balik terhadap
perikatan yang dilakukan oleh dua pihak yang
bersangkutan yang sesuai dengan prinsip
syariah.
Dasar Hukum Bank Syariah dalam Al qur’an:
a. QS An-Nisa’ ayat 29:
“hai orang-orang beriman ! janganlah kalian saling memakan
(mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela
diantara kalian.”

b. QS Al-Baqarah ayat 238:


 Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain

maka hendaknya yang kamu percayai itu menunaikan


amanatnya dan hendaklah bertaqwa kepada Allah SWT.”

c. QS Al-Maidah ayat 1-2


 Dalam ayat ini memiliki arti “ Hai orang-orang beriman !

penuhilah akad-akad itu.” Untuk ayat 1 sedangkan arti ayat


ke dua “ dan tolong menolonglah kamu dalam hal kebajikan.”
DASAR HUKUM PERBANKAN SY
1. Undang-undang dasar 1945 pasal 33
2. Undang-undang no 7 tahun 1992 tentang
perbankan
3. Undang-undang no 10 tahun 1998 tentang
perbankan: Undang-undang ini berisikan
tentang penyempurnaan dan penjelasan dari
undang-undang no 7 tahun 1992,
4. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008
Tentang Perbankan Syariah.
 5. Peraturan Pemerintah:
 PBI No. 9/19/PBI/2007 yang berisi tentang

pelaksanaan prinsip-prinsip syariah dalam


kegiatan penghimpunanan dana dan
penyaluran dana serta pelayanan jasa dari
Bank syariah.
 PBI No.6/24/PBI/2004 yang membicarakan

tentang bank umum yang menjalankan


kegiatan usaha atau tugasnya berdasarkan
atas prinsip-prinsip syariah.
Fungsi dari perbankan syariah:
1. melakukan fungsi penghimpunan
2. penyaluran dana masyarakat,
3. fungsi sosial yaitu:
a. dalam bentuk lembaga baitul maal yang
menerima dana zakat, infak, sedekah, hibah
dan lainnya untuk disalurkan ke organisasi
pengelola zakat,
b. dalam bentuk lembaga keuangan syariah
penerima wakaf uang yang menerima wakaf
uang dan menyalurkannya ke pengelola
(nazhir) yang ditunjuk (Pasal 4).
Prinsip syariah oleh Pasal 1 angka 12 Undang-
undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah
Prinsip Syariah yaitu: prinsip hukum Islam
dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa
yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki
kewenangan dalam penetapan fatwa di
bidang syariah.
Prinsip syariah adalah sebuah aturan perjanjian
atau ketetapan yang berdasarkan hukum
serta ajaran islam antara Bank dan pihak
nasabah untuk penyimpanan dana maupun
pembiayaan segala bentuk kegiatan usaha.
Apa itu Prinsip Syariah?
 Prinsip syariah adalah sebuah aturan perjanjian atau ketetapan
yang berdasarkan hukum serta ajaran islam antara Bank dan
pihak nasabah untuk penyimpanan dana maupun pembiayaan
segala bentuk kegiatan usaha.
Kegiatan tersebut antara lain :
a. pembiayaan yang berasaskan bagi hasil (mudharabah),
b. pembiayaan yang berprinsip pada penyertaan modal
(musyakarah),
c. prinsip jual beli suatu produk mendapatkan sebuah
keuntungan (murabahah),
d. pembiayaan barang modal didasarkan atas prinsip sewa murni
tanpa adanya sebuah pilihan (ijarah),
e. pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak
bank dengan pihak lain (ijarah wa iqtina)
Kegiatan Usaha Bank Umum
Berdasarkan Prinsip Syariah
1. Menghimpun dana masyarakat dalam
bentuk simpanan yg meliputi:
a. Giro dengan prinsip wadiah
b. Tabungan dg prinsip mudhorobah
c. Bentuk lain dg prinsip wadiah dan
mudhorobah
2. Melakukan penyaluran dana ke masyarakat,
dg cara:
a. Transaksi jual beli dg prinsip murobahah,
ijarah,istishna
b. Pembiayaan Bagi Hasil berdasarkan prinsip
mudhorobah, musyarokah,bagi hasil
lainnya.
c. Pembiayaan lainnya berdasarkan prinsip
hiwalah, rahn, qardh.

3. membeli, menjual dan atau menjamin atas


risiko sendiri surat-surat berharga atas
dasar transaksi nyata berdasarkan prinsip
jual beli atau hiwalah.
4. Memindahkan uang untuk kepentingan
sendiri dan atau nasabah berdasarkan prinsip
wakalah
5. Menerima pembayaran tagihan atas surat
berharga yang diterbitkan dan melakukan
perhitungan dengan atau antara pihak ketiga
berdasarkan prinsip wakalah
6. Memberikan fasilitas Letter of credit
berdasarkan prinsip wakalah, murabahah,
mudharabah, musyarakah, dan wadiah. dsb
Prinsip Mudharabah
 pengertian mudharabah menurut ahli, seperti yang
tertulis pada fatwa DSN-MUI No. 07 tahun 2000
adalah sebagai berikut:

 Definisi mudharabah adalah akad kerjasama suatu


usaha antara dua pihak. Pihak pertama menyediakan
seluruh modal (disebut sebagai shahibul maal / LKS),
dan pihak kedua bertindak selaku pengelola (disebut
sebagai ‘amil / mudharib / nasabah). Dengan
ketentuan keuntungan usaha dibagi di antara para
pihak sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam
kontrak kerjasama.
 syarat mudharabah adalah sebagai berikut:

 Pihak yang bertransaksi haruslah mereka yang cakap


hukum dan berakal
 Modal mudharabah harus berupa uang, jelad dan

diketahui jumlahnya.
 Modal harus tunai bukan berupa hutang kepada pihak

pengelola, dan harus diserahkan kepada mudharib.


 Keuntungan harus jelas ukurannya (biasanya dalam

prosentase) dan harus dengan pembagian yang


disepakati kedua belah pihak
 Kerugian ditanggung sesuai dengan porsi modal yang

diserahkan.
Jenis Mudharabah:
1. Mudharabah Mutlagah adalah jenis kerjasama antara
pemilik modal dan pengelola usaha, tanpa ada batasan
ketentuan usaha dari pemilik modal, sehingga disebut juga
sebagai akad mudharabah tidak terikat.

Sesuai dengan sifatnya yang tanpa batasan, maka pengelola


usaha diberikan kebebasan menentukan jenis dan cara
usaha yang akan dilakukan untuk memperoleh keuntungan.

Salah satu contoh mudharabah mutlaqah adalah kerjasama


antara nasabah penabung dengan bank, melalui produk
tabungan, giro, dan deposito syariah.
 Mudharabah Muqayadah

 Jenis kerjasama ini adalah kebalikan dari mudharabah


mutlagah, karena pada jenis akad mudharabah ini, shahibul
maal (pemilik dana) menentukan usaha yang akan dilakukan
oleh pengelola. Sehingga pengelola terikat dengan batasan
yang diberikan oleh pemilik dana.

 Contoh mudharabah muqayadah adalah jika sebuah


perusahaan ingin memberikan bantuan produktif kepada
warga binaan, namun membutuhkan peran lembaga keuangan
sebagai penyalur dan pengelola. Maka perusahaan tersebut
dapat melakukan perjanjian mudharabah muqayadah dengan
pihak lembaga keuangan syariah.
PRINSIP MUSYARAKAH
Musyarakah : Akad kerjasama atau
percampuran antara dua pihak atau lebih
untuk melakukan suatu usaha tertentu yang
halal dan produktif dengan kesepakatan bahwa
keuntungan akan dibagikan sesuai nisbah yang
disepakati dan resiko akan ditanggung sesuai
porsi kerjasama.
MACAM-MACAM MUSYARAKAH:

 syirkah mufawadhah : Usaha bersama dimana masing2 pihak


memberikan kontribusi yang sama tentang dana, partisipasi
kerja, dan keuntungan/ kerugian dalam jumlah yang sama.
 contoh : Seseorang yang bernama A dan B, ingin bekerja sama
membuat usaha kemudian mereka bersepakat untuk
mngeluarkan modal masing2 Rp 100.000.
 syirkah ‘inan : Usaha bersama dengan mencampurkan modal
dalam jumlah yang tidak sama, begitupun keuntungan dan
kerugianya.
 contoh : Seseorang yang bernama A dan B, ingin bekerja sana
membuat usaha kemudian mereka mengeluarkan modal sesuai
kemampuan mereka masing2, Si A memberi modal Rp 200.000
sedangkan B mengeluarkan modal Rp 150.000 .
 syirkah wujuh : Usaha bersama dengan modal dan
reputasi/nama baik seseorang, keuntungan dibagi sesuai
kesepakatan bersama, sedangkan rugi ditanggung pemodal.
 contoh : seseorang yang bernama A, bekerja sama dengan
artis ternama yakni Rosa, mereka bersepakat untuk membuat
usaha dengan nama baik dari Rosa.

 syirkah ‘abdan : Usaha bersama dengan modal keahlian/


tenaga, jika untung dibagi sesuai kesepakatn bersama, rugi
ditanggung keduannya.
 contoh : Albab adalah tukang buat rumah dan Ardhi adalah
juru elektrik yang bekerja sama menyiapkan proyek sebuah
rumah. Kerjasama mereka tidak melibatkan modal uang,
namun hanya keahlian saja.
 syirkah mudharabah : Usaha bersama dimana
1 pihak modal, pihak lainnya keahlian,
untung dibagi sesuai kesepakatan, rugi
ditanggung pemodal.
 contoh : Riza sebagai pemodal memberikan

modalnya sebanyak Rp 100 ribu kepada Seno


yang bertindak sebagai pengelola modal
dalam pasaraya ikan.
KONSEP DASAR
BANK SYARIAH
A.PRINSIP-PRINSIP BANK SYARIAH
1.Menjauhkan diri dari kemungkinan adanya
riba.
a. Menghindari penggunaan sistem yg
menetapkan dimuka suatu hasil usaha,spt
penetepan bunga simpanan atau bunga
pinjaman yg dilakukan pd bank
konvensional(QS.Lukman(31):34)
b.Menghindari penggunaan sistem
presentasi biaya thd utang/imbalan thd
simpanan yg mengandung unsur
melipatgandakan sec otomatis
utang/simpanan tsb
c. Menghindari penggunaan sistem
perdagangan/penyewaan barang ribawi
dg imbalan barang ribawi lainnya
d. Menghindari penggunaan sistem yg
menetapkan dimuka tambahan atas
utang yg bukan atas prakarsa yg
mempunyai utang sec sukarela,spt
penetapan bunga pd bank
konvensional.
2. Menerapkan Prinsip Sistem Bagi Hasil dan
Jual Beli
Dasarnya: QS.Al baqoroh:275 dan An Nisa:29
intinya: Alloh SWT menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba
Tinjauan Operasional
Perbankan Syariah di Indonesia
Sistem Penghimpunan Dana dan Pembiayaan
Sumber dana yang dapat dihimpun dari
masyarakat terdiri dari 3 jenis dana,yaitu:
a. Dana modal
b. Dana Titipan (Al Wadiah)
c. Investasi( Mudharabah)
Ad. A. Dana Modal

1. Sektor Modal
Bank
Investor Shahibul Musyarik
Sahm(Pemegang Saham (Partner)

4. Bagi
Deviden
3. Bagi 2.Pe
Hasil manf
aatan
Dana

USER
Ad B. Dana Titipan ada 2: Wadiah Yad Al Amanah
1.Titipan Bank
Barang Musta
Nasabah
wda(P
Muwaddi’(Peniti
enyim
p)
pan)

2. Membebankan fee

Ciri2 nya adalah:


a. Harta/benda yang dititipkan tdk diperbolehkan untuk
dimanfaatkan dan digunakan oleh penerima
titipan/bank;
b. Bank berfungsi sbg penerima amanah yg bertugas dan
berkewajiban untuk menjaga brg titipan;
c. Bank diperkenankan untuk membebankan biaya/ fee
kpd yg menitipkan.
 Al Wadiah yad Adh-Dhamanah

1.Titip
Dana
Nasabah BANK
Muwaddi’(Penitip) Musta
wda
(Penyi
2. Hasil
mpan)
Bonus

2.
3.Bagi
Pemanf
Hasil
aatan
dana

User of
fund(Nasabah
Pengguna Dana
Ciri Al wadiah Adh-Dhamanah:
a. Harta/benda yang dititipkan diperbolehkan
untuk dimanfaatkan oleh penyimpan
b. Jika ada hasil dari pemanfaatan benda
titipan, maka hasil tersebut menjadi hak
dari penyimpan
 Ad.c.Investasi
 Menghimpun dana dalam bentuk investasi

dapat berupa deposito, tabungan dengan


akad mudhorobah atau akad lain yg tidak
bertentangan dg syariah.
AKAD
menurut Pasal 1 poin 5 Undang Undang Nomor
19 tahun 2008 tentang Surat Berharga  
Syariah Negara tertanggal 7 Mei 2008 akad
adalah
Akad adalah perjanjian tertulis yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah dan
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Menurut Undang Undang Nomor 21 tahun
2008 tentang Perbankan Syariah tertanggal 
16 Juli 2008 Pasal 1 poin 13 pegertian akad
adl
akad adalah kesepakatan tertulis antara Bank
Syariah dan pihak lain yang memuat adanya
hak dan kewajiban bagi masing-masing
pihak sesuai dengan Prinsip Syariah
Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
sebagai lampiran Peraturan Mahkamah Agung
RI nomor: 02 tahun 2008 dalam Pasal 20
ayat (1) Akad adl
Akad adalah kesepakatan dalam suatu
perjanjian antara dua pihak atau lebih untuk
melakukan dan atau tidak melakukan
perbuatan hukum tertentu.
Menurut para Ahli Hukum Islam, Akad adl :
Hubungan antara ijab dan qabul sesuai
dengan kehendak syariat yang menetapkan
adanya pengaruh  (akibat) hukum pada obyek
perikatan
Kesimpulan:
Akad tersebut memuat Ijab dan Kabul.
Ijab yakni pernyataan pihak pertama mengenai
isi perikatan yang diinginkan.
Sedang Kabul yakni pernyataan pihak kedua
untuk menerimanya.
Ijab Kabul ini diadakan untuk menunjukkan
adanya kesukarelaan timbal balik terhadap
perikatan yang dilakukan oleh dua pihak yang
bersangkutan yang sesuai dengan prinsip
syariah.
MACAM_MACAM AKAD
1. Akad Murobahah
2. Akad Mudhorobah
3. Akad Ijaroh
4. Akad Musyarokah
5. Akad Istishna’
6. Akad Salam
Akad Murobahah
Berdasar fatwa DSN no 04/DSN/MUI/IV/2000,
Murobahah adalah mejual suatu barang
dengan menegaskan harga belinya kpd
pembeli dan pembeli membayarnya dg harga
yg lebih sbg laba.
Penjual mendapatkan manfaat keuntungan dan
pembeli mendapat manfaat dari benda yg
dibeli
Pembayaran murobahah dpt dilakukan secara
tunai atau cicilan.
Karateristik Murobahah
Murobahah dpt dilakukan berdasarkan
pesanan atau tanpa pesanan
Yg berdasarkan pesanan, bank melakukan
pembelian barang setelah ada pemesanan
dari nasabah.
Bank dpt bertindaksbg penjual dan pembeli.
(sbg penjual: bank menjual kpd nasabah, sbg
pembeli: bank membeli brg dari supplier
untuk di jual kpd nasabah.
Syarat Murabahah
 Adalah sesuai dg rukun jual beli yaitu:
a. Syarat org yg berakal: - Berakal
- yg melakukan akad jual
beli adalah org yg berbeda
b. Syarat ijab kabul adalah:
1. org yg mengucapkan telah baligh dan
berakal
2. kabul sesuai dg ijab
3. ijab dan kabul dilakukan dlm satu
majelis.
C. Syarat brg yg dijualbelikan,yaitu:
1. Brg itu ada atau tdk ada ditmpat,ttp pihak
penjual menyatakan kesanggupanya untuk
mengadakan brg itu
2. dpt dimanfaatkan dan bermanfaat
bgmanusia
3. milik seseorang, brg yg blm dimiliki sso
tdk boleh dijualbelikan.
4. Boleh diserahkan saat akad berlangsung dan
pd wktu yg disepakati bersama ktk transaksi
berlangsung.
Ad.2 Akad Mudhorobah
Mudhobobah adalah: perjanjian atas suatu
jenis perkongsian,dimana pihak pertama
menyediakan dana dan pihak kedua
bertanggung jawab atas pengelolaan usaha.
Hasil usaha dibagikan sesuai nisbah (porsi bagi
hasil) yg telah disepakati bersama di awal.
Menurut Mazab Syafi’i, mudharabah yaitu
dimana pemilik modal menyerahkan sejumlah
uang kepada pengusaha..
 untuk di jalankan dlm suatu usaha dagang

dengan keuntungan menjadi milik bersama


Rukun Mudhorobah
 1.Shahibul maal/Rabulmal(pemilik
dana/nasabah)
 2. Mudharib(Pengelola

dana/pengusaha/bank)
 3. Amal(usaha/pekerjaan)
 Ijab kabul.
 Ada 2 jenis Mudhorobah:
 A. Mudharabah muthlaqah (investasi tidak

terikat)
 B. Mudharabah muqayyadah (investasi terikat)
Jenis Mudhorobah
 1. Mudhorobah Muthlaqah(Investasi tdk terikat)
yaitu pihak pengusaha diberi kuasa penuh unt
menjalankan proyek tanpa larangan/gangguan
apa pun.
 2. Mudhorobah Muqaidah/Muqayyadah

(Investasi Terikat) yaitu pemilik dana


membatasi/memberi syarat kpd mudharib dlm
pengelolaan dana.
 Bank dilarang mencampurkan rekening investasi

terbatas dg dana bank atau dana rekening


lainnya pd saat investasi
Ad.3.Akad Ijaroh
 Ijaroh adalah akad pemindahan hak guna
(manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam
wkt tertentu melalui pembayaran sewa/upah,
tanpa diikuti dg pemindahan kepemilikan
barang.
 Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas

suatu aset dlm wkt ttt dg pembayaran


sewa(ujrah) tanpa diikuti dg pemindahan
kepemilikan aset itu sendiri.
 Ijaroh diatur di Fatwa DSN no 09 tahun 2000,
Rukun transaksi Ijarah meliputi:
 A. Transaktor yaitu penyewa dan pemberi

sewa
 B. Objek ijarah yaitu fasilitas dan uang sewa
 C. Ijab dan kabul yaitu dg ucapan dan

perbuatan.
Keunggulan Akad Ijaroh
 1. lebih fleksibel dalam hal obyek transaksi
dibanding akad murobahah
 2. dibanding dg investasi, akad ijarah

mengandung risiko usaha yg lebih rendah,


yaitu adanya pendapatan sewa yg relatif tetap
Rukun transaksi Ijaroh
 Meliputi:
 A. Transaktor,yaitu: penyewa(nasabah) dan

pemberi sewa(bank syrh)


 B. Objek ijaroh,yakni fasilitas dan uang sewa
 C. Ijab dan kabul menunjukkan serah

terima,baik berupa ucapan atau perbuatan.


Ad.4. Akad Musyarokah
 syirkah=syarikah=partnership=kemitraan=perse
kutuan=perkongsian, adalah
 Akad antara orang-orang yg berserikat dalam hal

modal dan keuntungan.


 Teknisnya: kerjasama antara pemilik modal atau

bankl dg pedagang/pengelola
 dimana msg2 pihak memberikan kontribusi

modal dg keuntungan dibagi menurut


kesepakatan di muka
 dan jika rugi ditanggung oleh kedua belah pihak

yg bersepakat
Rukun Transaksi Musyarakah
 A. Ucapan(sigot), penawaran dan penerimaan
(ijab dan kabul)
 B. Para pihak yg berkontrak adalah mereka yg

berkompeten
 C. Objek kesepakatan adalah modal dan

kerja. (Hal 166)


Ad.5. Akad Istishna
 Akad Istishna secara umum diartikan sebagai
akad pemesanan
 Istishna adalah akad bersama produsen untuk
satu pekerjaan tertentu dalam tanggungan
atau jual beli satu barang yang akan dibuat
oleh produsen yang juga menyediakan barang
bakunya, sedangkan jika barang bakunya dari
pemesan maka transaksi itu menjadi akad
jarah (sewa), pemesan hanya menerima jasa
produsen untuk membuat barang.
Agar istishnâ’ menjadi sah, ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi, yaitu sebagai berikut.
 a. Barang (mashnu’)
         

 Perincian barang yang sah untuk dijadikan objek istishnâ’ adalah

sebagai berikut:
 1) Jenis, misal berupa mobil, rumah, pesawat atau yang lain.
      

 2) Tipe, misal berupa mobil kijang, rumah tipe RSS.


      

 3) Kualitas, bagaimana spesifikasi teknisnya dan hal lainnya.


      

 4) Kuantitasnya, berupa jumlah unit.


      

 b. Harga 
         

 Harga harus ditentukan berdasarkan aturan sebagai berikut:


 1) Harus diketahui semua pihak.
      

 2) Bisa dibayarkan sewaktu akad secara cicilan, atau


      

ditangguhkan pada waktu tertentu pada masa yang akan datang.


AD 6. AKAD SALAM
 Fatwa DSN MUI Nomor 05/DSN-
MUI/IV/2000 tentang Jual Beli Salam
disebutkan bahwa untuk pembayaran harus
dilakukan pada saat kontrak disepakati, alat
bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya,
baik berupa uang, barang, atau manfaat.
Selain itu, pembayaran juga tidak boleh
dalam bentuk pembebasan hutang.
Ciri-ciri akad Salam
 Pertama, pembayaran. Alat bayar harus diketahui jumlah dan
bentuknya, baik berupa uang, barang, maupun manfaat, pembayaran
harus dilakukan pada saat kontrak disepakati serta pembayaran bukan
dalam bentuk pembebasan utang.
 Kedua, barang yang dibeli (dipesan) harus jelas cirinya dan dapat diakui
sebagai utang, harus jelas spesifikasinya, penyerahannya dilakukan
kemudian, waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan
berdasarkan kesepakatan, pembeli tidak boleh menjual barang sebelum
menerimanya, dan tidak boleh menukar barang kecuali dengan barang
sejenis sesuai kesepakatan.
 Ketiga, penyerahan barang. Penjual harus menyerahkan barang tepat
pada waktunya dengan kualitas dan jumlah yang telah disepakati. Jika
penjual menyerahkan barang dengan kualitas yang lebih tinggi, penjual
tidak boleh meminta tambahan harga. Jika penjual menyerahkan barang
dengan kualitas yang lebih rendah dan pembeli rela menerimanya, ia
tidak boleh menuntut pengurangan harga (diskon).
 barang yang menjadi objek Salam adalah harus
jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai
hutang, harus dapat dijelaskan spesifikasinya,
penyerahannya dilakukan kemudian, waktu dan
tempat penyerahan barang harus ditetapkan
berdasarkan kesepakatan.
 Pembeli juga tidak boleh menjual barang
sebelum menerimanya dan tidak boleh
menukar barang, kecuali dengan barang
sejenis sesuai kesepakatan.
 Karakteristik utama jual beli salam adalah
pesanan dengan harga tunai dan barang tidak
tunai.
 Contoh pertama adalah jual beli barang yang

belum tersedia saat pemesanan atau


transaksi pembelian. Uang ditransfer oleh
pembeli saat pesanan kemudian barang
dikirim.
KONTRAK
 Kontrak adalah suatu kesepakatan yang
diperjanjikan ( promissory agreement )
diantara dua atau lebih pihak yang dapat
menimbulkan, memodifikasi, atau
menghilangkan hubungan hukum
Unsur-unsur yang tercantum dalam
Hukum Kontrak:
1.adanya kaidah hukum, dibagi dua yaitu
tertulis dan tidak tertulis.
kaidah yg tertulis yaitu kaidah-kaidah
hukum yg terdapat di dalam peraturan
perundang-undangan,traktat dan
yurisprudensi
Kaidah yang tidak tertulis yaitu kaidah
hukum yang timbul,tumbuh dan hidup
dalam masyarakat(berasal dari hukum
adat)
2. Subyek hukum
yaitu debitur dan kreditur
3. adanya prestasi
Prestasi adalah apa yang menjadi hak
kreditur dan kewajiban debitur,terdiri
dari;
- memberi sesuatu
- berbuat sesuatu
- tidak berbuat sesuatu
4. Kata sepakat
Kesepakatan adalah persesuaian
pernyataan kehendak antara para pihak
5. Akibat hukum
Setiap perjanjian yang dibuat oleh para pihak
akan menimbulkan akibat hukum,yaitu
timbulnya hak dan kewajiban.
Lihat Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata:
“Semua perjanjian yang dibuat secara sah
berlaku sebagai undang-undang bagi mereka
yang membuatnya”
Azas kebebasan berkontrak
Pasal ini memberikan kebebasan kepada para
pihak untuk:
1. membuat atau tidak membuat perjanjian
2. mengadakan perjanjian dengan siapapun
3. menentukan isi perjanjian
4. menentukan bentuknya perjanjian, lisan
atau tertulis
Asaz kebebasan berkontrak didalam Islam
dituangkan dalam “Antaradhin”yang diatur
dalam: S.AnNisa ayat 29 dan Hadist Nabi,
yaitu suatu perikatan atau perjanjian akan
sah dan mengikat kedua belah pihak apbl ada
kesepakatan(antaradhin) yaitu ijab dan kabul.
BANK SECARA UMUM
1. Etimologi
Kata bank berasal dari bahasa
Italia banque atau Italia banca yang berarti 
bangku. Para bankir Florence pada masa
Renaissans melakukan transaksi mereka
dengan duduk di belakang meja penukaran
uang, berbeda dengan pekerjaan kebanyakan
orang yang tidak memungkinkan mereka
untuk duduk sambil bekerja
2.Pengertian
 Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10

November 1998 tentang perbankan, dapat


disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi
tiga kegiatan, yaitu menghimpun
dana,menyalurkan dana, dan memberikan
jasa bank lainnya.
 Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana

merupakan kegiatan pokok bank sedangkan


memberikan jasa bank lainnya hanya
kegiatan pendukung
 Kegiatan menghimpun dana, berupa
mengumpulkan dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan giro, tabungan, dan 
deposito. Biasanya sambil diberikan balas
jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah
sebagai rangsangan bagi masyarakat.
Kegiatan menyalurkan dana, berupa pemberian
pinjaman kepada masyarakat.
Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya
diberikan untuk mendukung kelancaran
kegiatan utama tersebut
beberapa manfaat perbankan dalam kehidupan:
 Sebagai model investasi, yang berarti, transaksi

derivatif dapat dijadikan sebagai salah satu model


berinvestasi. Walaupun pada umumnya merupakan
jenis investasi jangka pendek (yield enhancement).
 Sebagai cara lindung nilai, yang berarti, transaksi

derivatif dapat berfungsi sebagai salah satu cara


untuk menghilangkan risiko dengan jalan lindung
nilai (hedging), atau disebut juga sebagai risk
management.
 Informasi harga, yang berarti, transaksi derivatif

dapat berfungsi sebagai sarana mencari atau


memberikan informasi tentang harga barang
komoditi tertentu dikemudian hari (price discovery).
 Fungsi spekulatif, yang berarti, transaksi
derivatif dapat memberikan kesempatan
spekulasi (untung-untungan) terhadap
perubahan nilai pasar dari transaksi derivatif
itu sendiri.
 Fungsi manajemen produksi berjalan dengan

baik dan efisien, yang berarti, transaksi


derivatif dapat memberikan gambaran
kepada manajemen produksi sebuah
produsen dalam menilai suatu permintaan
dan kebutuhan pasar pada masa mendatang.
Terlepas dari fungsi-fungsi perbankan (bank)
yang utama atau turunannya, maka yang
perlu diperhatikan untuk dunia perbankan,
ialah tujuan secara filosofis dari eksistensi
bank di Indonesia.
Hal ini sangat jelas tercermin dalam Pasal
empat (4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1998 yang menjelaskan, ”Perbankan
Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan pemerataan, pertumbuhan
ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah
peningkatan kesejahteraan rakyat banyak”.
Meninjau lebih dalam terhadap kegiatan usaha
bank, maka bank (perbankan) Indonesia
dalam melakukan usahanya harus didasarkan
atas asas demokrasi ekonomi yang
menggunakan prinsip kehati-hatian.4 Hal ini,
jelas tergambar, karena secara filosofis bank
memiliki fungsi makro dan mikro terhadap
proses pembangunan bangsa.
3.Sejarah/Asal mula
 Bank pertama kali didirikan dalam bentuk seperti

sebuah firma pada umumnya pada tahun 1690,


pada saat kerajaan Inggris berkemauan
merencanakan membangun kembali kekuatan
armada lautnya untuk bersaing dengan kekuatan
armada laut Perancis , akan tetapi pemerintahan
Inggris saat itu tidak mempunyai kemampuan
pendanaan kemudian berdasarkan gagasan 
William Paterson yang kemudian oleh 
Charles Montagu direalisasikan dengan membentuk
sebuah lembaga intermediasi keuangan yang
akhirnya dapat memenuhi dana pembiayaan
tersebut hanya dalam waktu duabelas hari.
 Sejarah mencatat asal mula dikenalnya
kegiatan perbankan adalah pada zaman
 kerajaan tempo dulu di daratan Eropa.
Kemudian usaha perbankan ini berkembang
ke Asia Barat oleh para pedagang
. Perkembangan perbankan diAsia, Afrika
 dan Amerika dibawa oleh bangsa Eropa pada
saat melakukan penjajahan ke negara
jajahannya baik di Asia, Afrika maupun benua
Amerika. 
Bila ditelusuri, sejarah dikenalnya perbankan
dimulai dari jasa penukaranuang. Sehingga
dalam sejarah perbankan, arti bank dikenal
sebagai meja tempat penukaran uang.Dalam
perjalanan sejarah kerajaan pada masa
dahulu penukaran uangnya dilakukan antar
kerajaan yang satu dengan kerajaan yang
lain. Kegiatan penukaran ini sekarang dikenal
dengan nama Pedagang Valuta Asing (Money
Changer).
 Kemudian dalam perkembangan selanjutnya,
kegiatan operasional perbankan berkembang
lagi menjadi tempat penitipan uang atau yang
disebut sekarang ini kegiatan simpanan.
 Berikutnya kegiatan perbankan bertambah

dengan kegiatan peminjaman uang. Uang


yang disimpan oleh masyarakat, oleh
perbankan dipinjamkan kembali kepada
masyarakatyang membutuhkannya.
4. Jenis-jenis bank dan fungsinya
 Tiga kelompok utama Institusi keuangan - bank

komersial, lembaga tabungan, dan credit


unions - yang juga disebut lembaga
penyimpanan karena sebagian besar dananya
berasal dari simpanan nasabah.  Bank-bank
komersial adalah kelompok terbesar lembaga
penyimpanan bila diukur dengan besarnya
aset.Mereka melakukan fungsi serupa dengan
lembaga-lembaga tabungan dan credit unions,
yaitu, menerima deposito (kewajiban) dan
membuat pinjaman ( Namun, mereka berbeda
dalam komposisi aktiva dan kewajiban, yang
jauh lebih bervariasi)
5. Jasa perbankan diberikan untuk mendukung
kelancaran menghimpun dan menyalurkan
dana, baik yang berhubungan langsung
dengan kegiatan simpanan dan kredit
maupun tidak langsung.
 Jasa perbankan lainnya antara lain sebagai
berikut:
 Jasa setoran seperti setoran listrik, telepon, air

, atau uang kuliah


 Jasa pembayaran seperti pembayaran gaji,

pensiun, atau hadiah


 Jasa pengiriman uang (transfer)

 Jasa penagihan (inkaso)

 Kliring
 Penjualan mata uang asing
 Penyimpanan dokumen
 Jasa cek wisata
 Kartu kredit
 Jasa-jasa yang ada di pasar modal, seperti
pinjaman emisi dan pedagang efek.
 Jasa Letter of Credit (L/C)
 Bank garansi dan referensi bank

 Jasa bank lainnya.


Jenis Bank
(Di Indonesia)
A. Bank Umum :
1. Bank Pemerintah
2. Bank Swasta Nasional:
a. Bank milik Koperasi
b. Bank milik Asing
c. Bank milik Campuran
B. Bank Syariah
C. Bank Sentral
A.Bank Umum
Yaitu bank yang melaksanakan kegiatan
usahanya secara konvensional dan atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran.
Ex: BNI, BCA
Bank Umum dilihat dari segi kepemilikannya
terdiri dari :
1.Bank Pemerintah
 Bank dimana pendirian maupun modalnya

dimiliki oleh pemerintah,sehingga


keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah
pula.Ex: BNI, BRI
2.Bank Milik Swasta Nasional
 Bank dimana sebagian besar sahamnya

dimiliki oleh swasta nasional serta akte


pendirianpun didirikan oleh swasta,
pembagian keuntungannya juga untuk swasta
nasional. Ex: BCA, Bank Mega
Bank milik swasta nasional terdiri dari:
1 Bank Milik Koperasi,
  bank dimana kepemilikan saham-sahamnya dimiliki

oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi.


Contoh: Bank Umum Koperasi Indonesia(Bukopin)
2 Bank Milik Asing,
 merupakan bank cabang dari bank yang ada di

luarnegeri yang kepemilikannya dimiliki oleh pihak


luar negeri .Ex: HSBC
3 Bank Milik Campuran,
 merupakan bank yang dimiliki oleh pihak asing dan

pihak swasta nasional. Kepemilikan saham mayoritas


dipegang oleh warga negara Indonesia.Ex: BII
 Jenis Bank Dilihat dari segi statusnya.
Bank terdiri dari :
   a.    Bank Devisa
Merupakan bank yang dapat melaksanakan
transaksi keluar negeri atau yang
berhubungan dengan mata uang asing secara
keseluruhan. Pernyataan untuk menjadi bank
devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia.
   b.   Bank Non Devisa
Merupakan bank yang belum mempunyai izin
untuk melaksanakan transaksi sebagai bank
devisa, sehingga tidak dapatmelaksanakan
transaksi seperti halnya bank devisa.
 B. Bank syariah
B.1. Bank Umum Syariah “Bank Syariah adalah
Bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan Prinsip Syariah
 Dalam mencari keuntungan dan menetapkan
harga berdasarkan prinsip syariah, yaitu
pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil
(mudharabah), pembiayaan berdasar pada
prinsip penyertaan modal (musyarakah),
prinsip jual beli barang dengan memperoleh
keuntungan (murabahah),dan pembiayaan
barang modal berdasarkan sewa murni tanpa
pilihan (ijarah).Sedang penentuan biaya jasa
bank lainnya juga sesuai dengan Syariah Islam
dan sebagai dasar hukumnya adalah Al-Qur’an
dan Sunnah Rosul. Ex: Bank Muamalat
B.2. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank Syariah
yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran.” Dalam sistem perbankan
dengan prinsip syariah istilah kredit berubah menjadi
istilah pembiayaan, hal ini dapat dilihat dalam Pasal 1
angka 12 Undang­undang Nomor 10 Tahun 1998
tentang perbankan yang menyebutkan: Pembiayaan
berdasar Prinsip Syariah adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah
jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
C. Bank Sentral
Bank yang didirikan berdasarkan Undang -
Undang No.13 Tahun 1968 yang memiliki
tugas untuk mengatur peredaran uang,
mengatur pengerahan dana- dana, mengatur
perbankan , mengatur perkreditan, menjaga
stabilitas mata uang, mengajukan pencetakan
atau penambahan mata uang rupiah dan lain
sebagainya. Bank sentral hanya ada satu
sebagai pusat dari seluruh bank yang ada di
Indonesia, yaitu Bank Indonesisa
Bank Indonesia
Dasar hukum UU no 23 tahun 1999 ttg Bank
Indonesia.
Berdasar Ps 52 dan 53, BI bertindak sbb:
a. Pemegang Kas Pemerintah
b. Penerima pinjaman luar negeri untuk dan
atas nama pemerintah, termasuk
menatausahakan serta menyelesaikan tagihan
dan kewajiban keuangan pemerintah thd
pihak luar negeri.
Tujuan dan Tugas Pokok Bank Indonesia
sebagai Bank Sentral
 Tujuan tunggal yang dimiliki oleh bank

sentral (BI) adalah mencapai dan memelihara


kestabilan nilai rupiah yang tercermin dari
laju inflasi dan perkembangan nilai tukar
rupiah terhadap mata uang asing.
 Instrumen yang digunakan untuk mencapai

dan memelihara kestabilan nilai rupiah


tersebut bisa disebut dengan tugas dari Bank
Indonesia sebagai bank sentral, yaitu :
Ad. 1. Menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter
a. Kebijakan moneter terkait dengan kebijakan
untuk mengatur jumlah uang beredar, yang
termasuk dalam kebijakan moneter adalah :
1. Operasi Pasar Terbuka
OPT dapat dilakukan dengan penjualan
Sertifikat Bank Indonesia dan Intervensi
2. Penetapan Cadangan Wajib Minimum
3. Pengelolaan Cadangan Devisa
b. Penetapan Cadangan Wajib Minimum
Giro wajib minimum oleh BI ditetapkan sebesar
5% dari aktiva yang dimiliki bank. Untuk
melaksakan kebijakan moneter ini bank dapat
menurunkan tingkat giro wajib minimum jika
BI menginginkan penambahan jumlah uang
beredar dan menaikkan tingkat giro wajib
minimum ketika kondisi mengharuskan
penurunan jumlah uang beredar.
c. Pengelolaan cadangan devisa
Dalam mengelola cadangan devisanya, Bank
Indonesia menerapkan sistem diversifikasi
berdasarkan jenis valuta asing atau pun
berdasarkan jenis investasi surat berharga.
Cadangan devisi sendiri adalah posisi bersih
aktiva luar negeri pemerintah dan bank-bank
devisa yang harus dipelihara untuk
kepentingan internasional.
Ad.2. Mengatur dan menjaga sistem
pembayaran
 Tugas ke-2 dari Bank Indonesia ini tersurat

dalam UU No.23 Tahun 1999, dalam sistem


pembayaran, Bank Indonesia mempunyai hak
oktroi atau hak tunggal untuk mengedarkan
uang rupiah serta mencabut, menarik, dan
memusnahkan uang dari peredaran.
Sementara itu untuk layanan pembayaran
dana antar nasabah dilakukan melalui
transfer elektronik, sistem kliring, dan Bank
Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-
RTGS).
Ad. 3. Mengatur dan mengawasi bank
 Untuk mengatur dan mengawasi perbankan

di Indonesia, Bank Indonesia menetapkan


peraturan yang harus dipatuhi oleh
perbankan, memberikan dan mencabut izin
atas kelembagaan atau kegiatan usaha
tertentu dari bank, melaksanakan
pengawasan atas bank serta mengenakan
sanksi terhadap bank-bank yang melanggar
peraturan perbankan.
Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga negara
 yang dibentuk berdasarkan UU nomor 21
tahun 2011 yang berfungsi
menyelenggarakan sistem pengaturan dan
pengawasan yang terintegrasi terhadap
keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa
keuangan.
Jadi tugas pengawasan OJK tidak terbatas pada
lembaga perbankan saja, ttp juga mengawasi
perusahaan-perusahaan sektor jasa
keuangan lainnya,spt: asuransi,DPLK,modal
ventura dll.
OJK, adalah lembaga yang independen dan
bebas dari campur tangan pihak lain, yang
mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang
pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan
penyidikan
OJK didirikan untuk menggantikan peran 
Bapepam-LK dalam pengaturan dan
pengawasan pasar modal dan lembaga
keuangan, dan menggantikan peran Bank
Indonesia dalam pengaturan dan pengawasan
bank, serta untuk melindungi konsumen
industri jasa keuangan.
OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan
kegiatan di dalam sektor jasa keuangan:
 terselenggara secara teratur, adil, transparan,

dan akuntabel;
 mampu mewujudkan sistem keuangan yang

tumbuh secara berkelanjutan dan stabil; dan


 mampu melindungi kepentingan konsumen

dan masyarakat.
Tugas dan Wewenang OJK:

OJK melaksanakan tugas pengaturan dan


pengawasan terhadap:
 kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan;
 kegiatan jasa keuangan di sektor pasar

modal; dan
 kegiatan jasa keuangan di sektor

perasuransian, dana pensiun, lembaga


pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan
lainnya.
Untuk melaksanakan tugas pengaturan, OJK
mempunyai wewenang:
 menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-

Undang ini;
 menetapkan peraturan perundang-undangan

di sektor jasa keuangan;


 menetapkan peraturan dan keputusan OJK;
 menetapkan peraturan mengenai pengawasan

di sektor jasa keuangan;


 menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas
OJK;
 menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan
perintah tertulis terhadap Lembaga Jasa Keuangan
dan pihak tertentu;
 menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan
pengelola statuter pada Lembaga Jasa Keuangan;
 menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur,
serta mengelola, memelihara, dan menatausahakan
kekayaan dan kewajiban; dan
 menetapkan peraturan mengenai tata cara
pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan.
Untuk melaksanakan tugas pengawasan, OJK
mempunyai wewenang:
 menetapkan kebijakan operasional

pengawasan terhadap kegiatan jasa


keuangan;
 mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan

yang dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif;


 melakukan pengawasan, pemeriksaan,

penyidikan, perlindungan Konsumen, dan


tindakan lain terhadap Lembaga Jasa
Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang
kegiatan jasa keuangan sebagaimana
dimaksud dalam peraturan perundang-
undangan di sektor jasa keuangan;
 memberikan perintah tertulis kepada
Lembaga Jasa Keuangan dan/atau pihak
tertentu;
 melakukan penunjukan pengelola statuter;
 menetapkan penggunaan pengelola statuter;
 menetapkan sanksi administratif terhadap

pihak yang melakukan pelanggaran terhadap


peraturan perundang-undangan di sektor
jasa keuangan; dan
 memberikan dan/atau mencabut:
 izin usaha;
 izin orang perseorangan;
 efektifnya pernyataan pendaftaran;
 surat tanda terdaftar;
 persetujuan melakukan kegiatan usaha;
 pengesahan;
 persetujuan atau penetapan pembubaran;

dan
 penetapan lain, sebagaimana dimaksud

dalam peraturan perundang-undangan di


sektor jasa keuangan.
Dewan Komisioner
 Dewan Komisioner adalah pimpinan tertinggi

OJK yang bersifat kolektif dan kolegial.


Dewan Komisioner beranggotakan 9
(sembilan) orang anggota yang ditetapkan
dengan Keputusan Presiden.
Susunan Dewan Komisioner terdiri atas:
 seorang Ketua merangkap anggota;

 seorang Wakil Ketua sebagai Ketua Komite Etik merangkap anggota;


 seorang Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap anggota;



 seorang Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap
anggota;

 seorang Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, 
Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya
merangkap anggota;

 seorang Ketua Dewan Audit merangkap anggota;

 seorang anggota yang membidangi edukasi dan perlindungan
Konsumen;

 seorang anggota Ex-officio dari Bank Indonesia yang merupakan
anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia; dan

 seorang anggota Ex-officio dari Kementerian Keuangan yang
merupakan pejabat setingkat eselon I Kementerian Keuangan.
DEWAN PENGAWAS SYARIAH
 Dasar Hukum: Ps 109 UUPT dan Ps 32
UUPerbankan Sy:
 dalam kegiatan usaha dengan menggunakan
prinsip syariah disamping ada Dewan Komisaris
juga wajib mempunyai DPS.
 DPS terdiri darti seorang ahli syariah atau lebih yg
diangkat oleh RUPS atas rekomendasi MUI
 Tugas DPS:
 Memberi nasehat dan saran kepada direksi serta
mengawasi kegiatan Perseroan agar tidak
menyimpang dari prinsip Syariah.
Pengertian Prinsip Syariah adalah prinsip
hukum Islam dalam kegiatan perbankan
berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh
lembaga yang memiliki kewenangan dalam
penetapan fatwa di bidang syariah.
Yakni Dewan Syariah Nasional yang dibentuk
oleh Majelis Ulama Indonesia. Fatwa tersebut
kemudian dituangkan dalam Peraturan Bank
Indonesia.
Salah satu transaksi yang cukup populer dan
dikembangkan dalam sistem perbankan
syariah adalah sistem jual beli, seperti halnya
diatur dalam Pasal 1457 sampai dengan Pasal
1540 Kitab Undang-undang Hukum Perdata.
Dalam literatur hukum perdata, yang
menjelaskan tentang pengertian jual beli ini,
disebut dengan koop en verkoop (bahasa
Belanda) dan purhcase and sale (bahasa
Inggris)
Dalam literatur hukum Islam, pengertian jual beli
sebagaimana diatur dalam KUHPerdata itu,
dalam fiqih Islam bentuk dan jenisnya dibagi
pada tiga cara, yaitu:
 1. Bai` Al-murabahah (Deferred Payment Sale),

yaitu bentuk jual beli barang pada harga asal


dengan tambahan keuntungan yang disepakati.
 2. Bai` As-Salam (In Front Payment Sale), yaitu

pembelian barang yang diserahkan dikemudian


hari, sedangkan pembayaran dilakukan dimuka.
 3. Bai` Al-Istishna ( Purchase By Order Or

Manufacture ), yaitu merupakan bentuk kontrak


penjualan antara pembeli dan pembuat barang.
Penyaluran dana bank syariah dilakukan dg
berbagai metode,spt: jual beli, bagi hasil,
pembiayaan, pinjaman dan investasi khusus.
SEJARAH BANK SYARIAH
DI INDONESIA
 BANK MUAMALAT INDONESIA:
 Bank syariah pertama yang didirikan
 Dasar pendirianya yaitu Hasil MUNAS MUI th
1990
 Didirikan pd 1 Nopember 1991beroperasi
awal pd 1 Mei 1992
 Muncul UU no7 tahun 1992, yang mengakui
Prinsip Bagi Hasil (Ps 13 ayat(c)), PP no 72
tahun 1992 ttg Bank berdasarkan Prinsip Bagi
Hasil
S E L E S A I
ALHAMDULILLAH

Anda mungkin juga menyukai