Anda di halaman 1dari 7

NAMA : MEGA RAHMADANI FITRI

NIM : 1821180001

JURUSAN : SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

1. Ada tiga hal yang dilarang (terutama) dalam kegiatan transaksi keuangan syariah,
antara lain :
 Riba Secara bahasa riba berarti tambahan. Riba dapat diartikan sebagai
penambahan atau harta pokok yang diambil dari suatu transaksi tanpa adanya
suatu ’iwadh (pengganti/penyeimbang) yang dibenarkan syariah atas
penambahan tersebut. Syariah memang melarang praktik riba, karena dampak
negatifnya terhadap sistem sosial dan perekonomian masyarakat, baik secara
mikro maupun makro.
 Gharar Secara bahasa, Gharar berarti penipuan, ketidakjelasan atau risiko
(khatr). Gharar adalah transaksi yang mengandung tipuan atau ketidakjelasan
dari salah satu pihak, sehingga pihak lain dirugikan. Meski demikian, tidak
setiap gharar menyebabkan statu transaksi menjadi tidak valid. Kaidah fikih
menyatakan, bahwa apabila gharar itu kecil dan sulit dihindarkan, maka
transaksi tersebut tetap sah.
 Maysir Secara bahasa Maysir berarti memperoleh sesuatu/keuntungan dengan
Sangay mudah tanpa kerja keras salah satu pihak dirugikan.
2. Dampak riba
1. Riba memberikan dampak negatif bagi akhlak dan jiwa pelakunya. Jika
diperhatikan, maka kita akan menemukan. Maysir dapat diartikan sebagai
aktivitas spekulasi, judi, dan untung-untungan di dalam suatu transaksi
keuangan, yang memungkinkan diperolehnya keuntungan dengan adanya
bahwa mereka yang berinteraksi dengan riba adalah individu yang secara
alami memiliki sifat kikir, dada yang sempit, berhati keras, menyembah harta,
tamak akan kemewahan dunia dan sifat-sifat hina lainnya.
2. Riba merupakan akhlaq dan perbuatan musuh Allah, Yahudi. Allah ta’ala
berfirman:

‫اس بِ ْالبَا ِط ِل َوأَ ْعتَ ْدنَا لِ ْل َكافِ ِرينَ ِم ْنهُ ْم َع َذابًا أَلِي ًما‬
ِ َّ‫َوأَ ْخ ِذ ِه ُم ال ِّربَا َوقَ ْد نُهُوا َع ْنهُ َوأَ ْكلِ ِه ْم أَ ْم َوا َل الن‬
“Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah
dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan
jalan yang batil, Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di
antara mereka itu siksa yang pedih.” (QS. An Nisaa’: 161)

Dampak Gharar
Aktifitas gharar yang sering muncul yakni biasanya dalam sebuah aktifitas
perdagangan. Sebagai halnya contoh ketika seseorang menjual atau membeli anak
sapi yang sedang dikandung oleh induknya. Nah kegiatan tersebut ada unsur gharar
didalamnya , dikarenakan tidak ada kejelasan atau spesifik dari barang yang dijual
atau dibeli. Ketika masih didalam kandungan tentu yang menjual atau membeli
pasti tidak akan tahu apakah anak sapi tersebut nantinya akan tumbuh sampai
dikeluarkan atau mati didalam rahim sebelum masanya. Sehingga dari kejadian
tersebut sangat merugikan pembeli, ketika dapat merugikan salah satu maka
aktifitas gharar yang dilakukan dikalangan masyarakat tentunya harus dilarang.
Tetapi dalam kenyataannya aktifitas suatu masyarakat yaitu menjual barang yang
belum jelas spesifikasinya. Yaitu menjual buah yang sedang berbunga, atau
menjual burung yang berada dihutan, ataupun menjual ikan yang masih didalam
lautan.

3. Bunga Flat

Bunga flat yaitu sistem perhitungan suku bunga yang besarannya berpatokan utang
awal pokok. Cara perhitungan bunga flat  biasanya dipakai untuk kredit barang
konsumsi atau kredit tanpa agunan. Jika suatu kredit atau cicilan memakai jumlah
angsuran yang tetap jenis bunga yang dipakai adalah flat atau rata.

Bunga Efektif
Nama lain dari bunga efektif adalah sliding rate. Jenis bunga ini biasa diterapkan pada
kredit dengan jangka waktu atau tenor yang panjang. Contohnya, pengajuan kredit
rumah (KPR) atau KPA membuat pinjaman tidak harus terlunasi segera, sementara
suku bunganya tidak terlalu untuk apartemen. Bunga efektif biasa dipakai untuk kredit
jangka panjang karena tenor yang lama besar. Suku bunga efektif biasanya lebih
rendah dibandingkan bunga flat sehingga cocok untuk kredit jangka panjang.

Bunga Anuitas

Perhitungan bunga anuitas berupa modifikasi dari perhitungan bunga efektif. Nilai
total angsuran bunga efektif setiap bulannya berbeda. Pihak kreditur membuat cara
perhitungan yang mirip dengan perhitungan bunga efektif setiap bulan, namun
angsuran pokoknya berbeda. Jika pada bunga efektif angsuran pokok diperoleh dari
jumlah pinjaman dibagi dengan tenor kredit, namun bunga anuitas berbeda. Angsuran
pokok diperoleh dari total angsuran yang telah ditetapkan dikurangi hasil perhitungan
bunga anuitas.

Bunga Tetap

Bunga tetap adalah bunga yang dikenakan kepada kreditur dalam tenor kredit yang
tidak berubah-ubah. Persentase bunga tetap selalu sama dari awal pinjaman hingga
pelunasan tagihan. Contohnya, pada pinjaman ditetapkan suku bunga sebesar 10
persen. Angka tersebut terus dipakai sampai pinjaman berakhir. Jenis  bunga tetap
bisa dihitung dengan cara bunga fix, efektif, hingga anuitas. Pemakaian bunga
memiliki kelemahan dan keunggulan. Keunggulannya, jika ada kenaikan suku bunga
pasar, pinjaman tidak akan terpengaruh sebab bunganya telah ditetapkan.
Kelemahannya, jika bunga pasar turun, pinjaman juga tidak akan terkena pengurangan
persentase bunga. per bulan yang harus dibayar Dina?

Bunga Mengambang

Jenis bunga mengambang sangat dipengaruhi oleh pergerakan kondisi pasar sehingga
kesepakatan di awal tidak berpengaruh. Jika persentase bunga pasaran menurun,
bunga pinjaman juga turun. Sebaliknya, jika suku bunga pasar naik, maka pinjaman
akan dibebankan bunga yang lebih tinggi, sesuai dengan dinamika pasar. Perhitungan
bunga mengambang dengan cara bunga efektif atau anuitas.

4. Unit Usaha Syariah dilarang:

a) Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah.


b) Melakukan kegitan jual beli saham secara langsung di pasar modal.
c) Melakukan penyertaan modal, kecuali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2)
huruf c, yaitu “melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi
akibat kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, dengan syarat harus harus
menarik kembali penyertaannya.”
d) Melakukan kegiatan usaha perasuransian, kecuali sebagai agen pemasaran produk
asuransi syariah.

5. Menurut ahli fikih hutang piutang adalah transaksi antara dua pihak, yang satu
menyerahkan uangnya kepada yang lain secara sukarela untuk dikembalikan lagi
kepadanya oleh pihak kedua dengan hal yang serupa. Adapun yang dimaksud dengan
hutang piutang adalah memberikan sesuatu kepada seseorang dengan perjanjian dia
akan membayar yang sama dengan yang dipinjamnya tersebut. Yang dimaksud
dengan kata “sesuatu” dari definisi diatas mempunyai makna yang luas, selain dapat
berbentuk uang juga bisa dalam bentuk barang. Asalkan barang tersebut habis karena
pemakaian. Sedangkan pengertian hutang piutang dalam ketentuan Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata pasal 1754 sama pengertiannya dengan perjanjian pinjam
meminjam.
6. Mengenai persoalan denda, para ulama masih memiliki perbedaan pendapat. Ada
sebagian yang mengaharamkan dan ada pula yang memperbolehkan.
Para ulama yang memperbolehkan adanya denda, alasan yang mereka kemukakan
berdasarkan riwayat dari Bahz bin Hukaim yang mengatakan tentang zakat unta.
Dalam hadits tersebut, Rasulullah SAW bersabda :
“Siapa yang membayar zakat untanya dengan patuh, akan menerima imbalan
pahalanya, dan siapa yang enggan membayarnya, maka saya akan mengambilnya
serta mengambil sebagian dari hartanya sebagai denda dan sebagai hukuman dari
Tuhan kami…” (HR. Nasa’i)
Dan dari (HR. Bukhari) yang mengatakan : Rasulullah SAW pernah bersabda
“Tindakan menunda pembayaran hutang oleh orang yang mampu atau kaya adalah
suatu kezaliman.”
Dikutip dari (HR. Ahmad, Abu Dawud, Nasa’I, Ibnu Majah dan Al-Hakim),
Rasulullah SAW. bersabda : “Tindakan orang mampu(menunda pembayaran utang)
telah menghalalkan kehormatan dan sanksi kepadanya.”

7. Pada lembaga keuangan syariah seperti bank syariah dan koperasi syariah/ BMT,
transaksi murabahah diterapkan untuk produk penyaluran dana (lending). Bank
syariah sebagai penjual sedang nasabah sebagai pembeli. Karena bank syariah bukan
perusahaan dagang yang menyediakan persediaan barang, biasanya barang baru
disediakan jika ada pemesanan dari nasabah. Sedang pembayarannya dilakukan secara
tunai atau tangguh/kredit. Contoh, tuan Malik berencana membeli mobil Avanza
seharga Rp230 juta. Karena tuan Malik tidak memiliki uang sejumlah tersebut, tuan
Malik mendatangi Bank Syariah X untuk membeli mobil yang diinginkan. Bank
Syariah X kemudian memesan mobil dimaksud, kemudian menjualnya kepada tuan
Malik dengan harga yang disepakati sebesar Rp 250 juta (Rp 230 juta harga perolehan
dan Rp 20 juta margin). Pembayaran dilakukan secara angsuran setiap bulan selama
jangka waktu 12 bulan.
Dalam pemesanan barang, bank syariah dapat mewakilkan (wakalah) kepada pihak
lain atau kepada nasabah itu sendiri. Jadi, yang membeli barang adalah tuan Ahmad
(contoh diatas) atas nama bank syariah X. Tapi transaksi murabahah baru boleh
dilaksanakan jika barang sudah dibeli oleh nasabah. Transaksi ini biasa dikenal
dengan murabahah bil wakalah.

8. Contoh penerapan akad musyarakah dalam aplikasi pembiayaan syariah sebagai


berikut :

Terdapat dua orang yang akan melakukan akad musyarakah.  Kedua orang


tersebut bernama Afif dan Ciba. Afif memiliki keinginan untuk membuat sebuah
proyek untuk membuat sekolah desain. Pada kesempatan yang sama, Ciba juga
memiliki keinginan untuk membuat sekolah. Kemudian mereka bertemu dan
membuat kesepakatan kerjasama musyarakah.
Jenis syirkah yang dipakai adalah syirkah inan  dimana Afif memberikan
modalnya sebesar 40 juta dan Ciba memberikan modalnya sebesar 60 juta.
Mereka sepakat untuk nisbah bagi hasil sebesar 60% untuk Afif dan 40% untuk
Ciba. Dalam musyarakah,  tidak menjadi masalah apabila Afif mendapatkan porsi
keuntungan lebih tinggi dari Ciba meskipun porsi modal yang diberikan lebih kecil
dari Ciba selama itu sudah disepakati di awal.

Alhasil usaha tersebut berjalan dan keuntungan yang diperoleh adalah sebesar 1
miliar rupiah. Maka dalam hal ini Afif mendapatkan porsinya sebesar 600 juta
(60% x 1M) dan Ciba mendapatkan porsinya sebesar 400 juta (40% x 1M).

9. Berikut ini empat perbedaan mendasar di antara keduanya yang perlu Anda
ketahui.

Memiliki Konsep Akad


Perbedaan mendasar antara tabungan konvensional dan syariah terletak pada
konsep akad. Dalam hukum Islam, setiap transaksi yang dilakukan harus melalui
sebuah proses perjanjian kedua belah pihak yang disebut akad. Konsep inilah yang
kemudian ikut diterapkan dalam pelaksanaan perbankan syariah.
Dalam tabungan syariah, dikenal dua jenis akad yaitu mudharabah dan wadi’ah.
Akad mudharabah digunakan bagi para nasabah yang ingin menyimpan dana dalam
bentuk tabungan biasa. Atau dengan kata lain, nasabah hanya menitipkan pada
pihak bank untuk disimpankan. Sedangkan akad wadi’ah digunakan bagi nasabah
yang menitipkan dana dan bisa dimanfaatkan oleh pihak bank itu sendiri. Salah satu
contohnya adalah dengan membuka rekening giro

Pembagian Keuntungan
Dalam tabungan konvensional, terdapat beberapa nilai yang dianggap bertentangan
dengan syariat Islam. Salah satunya adalah persoalan bunga, yang dalam agama
Islam dianggap haram karena merupakan bentuk riba. Di sinilah peran tabungan
syariah menjadi sangat penting, karena dapat mengakomodasi kebutuhan para
nasabah muslim di Indonesia.
Untuk itu, sistem yang diterapkan dalam tabungan syariah adalah bagi hasil. Hal ini
juga berlaku bagi nasabah yang ingin melakukan pinjaman. Apabila bank
konvensional memberikan bunga terhadap suatu pinjaman, maka tabungan syariah
menawarkan konsep margin keuntungan bagi para peminjamnya.

Balik Modal Deposito


Hampir sama dengan sistem konvensional, bank syariah juga memiliki produk
deposito. Hanya saja, terdapat perbedaan mendasar antara sistem balik modal
investasi syariah dan konvensional. Pada deposito syariah, sistem balik modal yang
diterapkan adalah bagi hasil. Nasabah dan bank akan membuat sebuah kontrak di
awal transaksi, yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan bank itu sendiri.
Meskipun hal ini tergolong fluktuatif, tetapi semua telah disepakati dan diperkirakan
pada awal pembuatan kontrak.

Keunggulan Produk
Tabungan syariah juga memiliki produk khusus yang jarang ditemukan pada
tabungan konvensional. Beberapa di antaranya yaitu tabungan haji, wakaf,
hingga kurban. Tak hanya itu, tabungan syariah juga menawarkan bebas
biaya administrasi dan setoran awal kecil bagi nasabah yang menggunakan
akad wadiah (rekening giro).

10.

Anda mungkin juga menyukai