Anda di halaman 1dari 3

Mata Kuliah : Perbankan dan Lembaga Keuangan Syari’ah

Pengampuh : Mursida, M. Pd
Materi Pertemuan :4

RIBA

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mempelajari kegiatan belajar ini, ananda diharapkan dapat memahami
tentang pengertian riba, macam-macam riba, barang ribawi, kontroversi bunga bank,
perbedaan bagi hasil dan interest.

MATERI POKOK
1. Pengertian riba
2. Macam-macam riba
3. Barang ribawi
4. Kontroversi bungan bank, Perbedaan bagi hasil dan interest

A. Pengertian Riba
Pada umumnya istilah riba sering didengar dalam kegiatan peminjaman atau
menabung uang di bank yang kemudian akan menghasilkan bunga. Riba adalah penetapan
nilai tambahan (bunga) atau melebihkan jumlah pinjaman saat pengembalian berdasarkan
persentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok yang dibebankan kepada peminjam. Riba
secara bahasa yaitu ziyadah (tambahan). Dalam pengertian lain, riba juga berarti tumbuh dan
membesar. Sedangkan menurut istilah teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari harta
pokok atau modal. Secara umum “Pengertian riba adalah pengambilan tambahan, baik
dalam transaksi jual-beli maupun hutang piutang secara batil atau bertentangan dengan
prinsip muamalat dalam Islam.”

Riba adalah perbuatan yang diharamkan dalam Islam. Ada banyak dampak buruk jika riba
terus dilakukan. Misalnya saja membuat orang menjadi tamak dan serakah terhadap harta.
Riba juga akan menyulitkan seseorang dan melahirkan permusuhan. Dijelaskan dalam Al-
quran surat Al Baqarah ayat 275,

Artinya:
"Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang
yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu,
adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,
padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah
sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya
apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan) dan urusannya (terserah) kepada
Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka
mereka kekal di dalamnya."
B. Macam-Macam Riba

Secara garis besar macam-macam riba dibagi menjadi dua, yaitu riba tentang piutang dan
riba jual beli. Riba hutang piutang terbagi lagi menjadi riba Qard dan riba Jahiliyah.
Sedangkan riba jual beli terbagi menjadi riba Fadhl dan riba Nasi'ah.

1. Riba Hutang Piutang

Riba hutang piutang terbagi menjadi 2 macam, yaitu riba Qard dan riba Jahiliyah.

- Riba Qard
Riba Qard yaitu suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan
terhadap yang berhutang.

- Riba Jahiliyah
Riba Jahiliyah yaitu hutang yang dibayar lebih dari pokoknya, karena si peminjam tidak
mampu bayar hutangnya pada waktu yang ditetapkan.

2. Riba Jual Beli

Riba jual beli terbagi juga menjadi 2, yaitu riba Fadhl dan riba Nasi'ah.

- Riba Fadhl
Riba Fadhl yaitu pertukaran antara barang-barang sejenis dengan kadar atau takaran
yang berbeda dan barang yang dipertukarkan termasuk dalam jenis 'barang ribawi'.

- Riba Nasi'ah
Riba Nasi'ah yaitu penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi
dengan jenis barang ribawi lainnya.

C. Barang Ribawi
Barang ribawi jumlah hanya ada enam jenis sesuai hadits Rasulullah SAW. Emas dengan
emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, jewawut dengan jewawut, kurma
dengan   kurma   dan   garam   dengan   garam,   harus semisal, sama dan kontan. Jika
berbeda jenis maka perjual-belikan sesuka kalian jika kontan. (HR al-Bukhari dan Muslim)

Dari hadits di atas kita memahami terdapat enam jenis barang yang terkategori barang
ribawi yaitu:
(1) Emas,
(2) Perak,
(3) Gandum,
(4) Jewawut,
(5) Kurma, dan
(6) Garam.

Aturan   jual   beli   dari   keenam   barang   ribawi tersebut menurut hukum asalnya dari
hadits tersebut adalah jika sejenis (emas dengan emas, gandum dengan gandum, dst) maka
harus sama timbangannya dan kontan.  Apabila  berbeda  jenisnya  maka  tidak  harus sama
jumlahnya, namun tetap harus kontan. Nash hadit tersebut jelas, bila berbeda jenisnya, maka
jual belinya sesuka kalian, artinya tidak disyaratkan harus semisal, akan tetapi yang
disyaratkan adalah serah terima kontan. Lafazh al- ashnâf (jenis-jenis) dinyatakan secara
umum mencakup semua jenis barang ribawi yakni enam jenis dan tidak dikecualikan darinya
kecuali dengan nash.

D. Kontroversi Bunga Bank, Perbedaan Bagi Hasil Dan Interest

Kontroversi bunga bank merupakan sesuatu yang diharamkan dan Majelis Ulama
Indonesia (MUI) sudah jelas mengeluarkan fatwa tentang bunga bank pada tahun 2003 lalu.
Bunga Bank adalah bank interest yaitu sejumlah imbalan yang diberikan oleh bank kepada
nasabah atas dana yang disimpan di bank yang dihitung sebesar persentase tertentu dari
pokok simpanan dan jangka waktu simpanan ataupun tingkat bunga yang dikenakan terhadap
pinjaman yang diberikan bank kepada debiturnya. Dalam perbankan ada 2 macam bunga
yang diberikan oleh bank kepada nasabahnya, yaitu:

1. Bunga Simpanan, yaitu bunga yang diberikan sebagai balas jasa bagi nasabah yang
menyimpan uangnya di bank. Contohnya adalah bunga tabungan dan bunga deposito.
2. Bunga Pinjaman, yaitu bunga yang dibebankan kepada nasabah oleh bank khusus
untuk nasabah yang memiliki pinjaman di bank, contohnya adalah bunga kredit.

Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi
bank konvensional. Baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman saling mempengaruhi satu
sama lainnya. Ketika bunga simpanan tinggi, maka secara otomatis bunga pinjaman ikut naik
dan demikian pula sebaliknya. Bunga bank termasuk riba, sehingga bunga bank juga
diharamkan dalam ajaran Islam. Riba bisa saja terjadi pada pinjaman yang bersifat konsumtif,
maupun pinjaman yang bersifat produktif dan pada hakikatnya riba dalam bunga bank
memberatkan peminjam.

Perbedaan Sistem Riba (interest / Bunga) dan Bagi hasil (Nisbah)

1) Bunga dan Nisbah


Di dalam praktik riba, keuntungan yang diambil dari simpan pinjam disebut sebagai suku
bunga. Penetapan atau pemastian suku bunga dibuat pada waktu awal akad pinjaman
dengan tujuan untuk selalu mencari keuntungan. Sementara itu, keuntungan dari sistem
bagi hasil disebut sebagai nisbah. Penentuan nisbah dilakukan pada waktu awal akad
pinjaman dengan asumsi untung rugi yang akan didapat.

2) Besaran Suku Bunga dan Nisbah


Besaran suku bunga dilihat berdasarkan jumlah pinjaman. Sementara itu, besaran nisbah
dilihat berdasarkan jumlah keuntungan yang diperoleh.

3) Pembayaran Suku Bunga dan Nisbah


Pembayaran suku bunga tetap seperti yang telah disepakati tanpa pertimbangan tanpa
mempedulikan apakah peminjam sedang merugi atau tidak. Sementara itu, besaran
pembayaran nisbah tergantung proyek yang sedang dijalankan oleh peminjam. Apabila
peminjam merugi, maka kerugian akan ditanggung bersama.

Anda mungkin juga menyukai