Anda di halaman 1dari 5

A.

INVESTASI

Investasi syariah adalah investasi yang dilakukan berdasarkan syariat Islam, dimana sektor pasar modal
yang dituju bermain di produk halal. Jadi, dana investor tidak ditempatkan di perusahaan yang menjual
makanan non halal, minuman keras, rokok dan sejenisnya. Meski investasi dapat memberikan untung
besar, nyatanya masih banyak orang yang ragu berinvestasi karena takut riba. Tapi kini sudah ada
investasi syariah yang memberikan imbal hasil besar tapi tetap mengikuti syariat agama.

Cara kerja Investasi syariah

Meski sama-sama berinvestasi di pasar modal tapi cara kerja investasi syariah dan konvensional
sangatlah berbeda. Pasalnya, investasi syariah menggunakan sistem akad.

Jadi, akad merupakan keterkaitan antara ijab dan qobul. Ijab yaitu pernyataan pihak pertama yang
memiliki keinginan untuk investasi, sedangkan qobul yaitu jawaban terhadap ijab yang dilakukan oleh
pihak penerima modal.

Ada tiga prinsip akad yang diterapkan dalam investasi syariah yaitu:

 Bakal kerjasama (Musyarakah) adalah


 Sewa menyewa (Ijarah) adalah
 Bagi hasil (Mudharabah) adalah

Jenis investasi syariah

1. Saham syariah

Secara garis besar saham merupakan surat berharga yang menjadi bukti kepemilikan modal para
pemegang saham di sebuah perusahaan.

Para pemegang saham tersebut memiliki hak untuk mendapatkan imbal hasil dari perusahaan yang
sahamnya mereka beli.

Saham itu sendiri memiliki dua jenis yakni saham konvensional dimana investor dapat leluasa membeli
saham perusahaan yang mereka inginkan, baik halal maupun non halal.

Sedangkan saham syariah investor hanya dapat membeli saham perusahaan yang menjual produk halal
atau tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

2. Sukuk (obligasi syariah)


Secara harfiah, sukuk berasal dari Bahasa Arab yang berarti instrumen legal. Sukuk juga digunakan untuk
mendeskripsikan surat berharga jangka panjang dengan prinsip syariah.

Sukuk apakah sama dengan obligasi? Bedanya adalah sukuk tidak mengenal istilah kupon bunga seperti
halnya obligasi. Pasalnya, investasi halal menganggap bunga adalah riba dalam transaksi piutang.

Jadi, obligasi syariah atau sukuk akan menyebutnya dengan istilah bagi hasil.

3. Reksadana syariah

Cara kerja reksadana konvensional dan syariah bisa dibilang sama saja, yakni manajer investasi yang
akan mengelola dana investor. Namun, perbedaannya reksadana syariah hanya bermain di perusahaan
yang berlabel halal.

Reksadana syariah juga diawasi oleh OJK dan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang akan terjun langsung
membantu manajer investasi untuk mengembangkan produk investasi syariah.

https://pintek.id/blog/investasi-syariah/#:~:text=Investasi%20syariah%20adalah%20investasi
%20yang,minuman%20keras%2C%20rokok%20dan%20sejenisnya.

B. BUNGA

Dalam Al-Quran dan Hadist sangat jelas mengatakan bahwa bunga hukumnya haram. Para pakar
ekonomi islam sudah menyimpulkan bahwa dampak dari penerapan bunga (riba) adalah akan terjadi
kehancuran. Tapi masyarakat muslim sampai hari ini mengacuhkan bunyi pesan ini. Maka kehancuranlah
yang akan terjadi.

https://ejournal.stiesyariahbengkalis.ac.id/index.php/iqtishaduna/article/view/97

perbankan syariah tidak menerapkan sistem bunga dalam aktivitas perbankannya. Bunga dianggap
bagian dari riba dan haram dalam agama Islam. Sebagai gantinya , perbankan yang berlandaskan syariah
ini menerapkan sistem bagi hasil atau nisbah yang menurut Islam sah untuk dilakukan.

https://www.cermati.com/artikel/mengenal-istilah-bagi-hasil-nisbah-perbankan-
syariah#:~:text=Sebagaimana%20yang%20sudah%20Anda%20ketahui,menurut%20Islam%20sah
%20untuk%20dilakukan.

perbankan di Indonesia saat ini terdapat dua jenis bank, yaitu Bank Konvensional dan Bank Syariah.
Keduanya memiliki perbedaan secara sistem, salah satunya adalah pembagian keuntungan.
Dalam Bank Konvensional, kita mengenal istilah bunga sebagai bentuk pembagian keuntungan.
Sedangkan pada Bank Syariah, istilah ini disebut dengan bagi hasil.

Namun sayangnya masih banyak persepsi yang kurang tepat terkait dua hal ini yang beredar di
masyarakat. Seperti anggapan bahwa konsep bunga dan bagi hasil adalah sama. Tidak sedikit juga yang
menilai bunga lebih baik daripada bagi hasil.

Persepsi tersebut yang akhirnya menimbulkan rasa enggan membeli produk keuangan di perbankan
Syariah atau Pasar Modal Syariah.

https://swa.co.id/swa/capital-market/personal-finance/ini-bedanya-bunga-dan-bagi-hasil-dalam-
keuangan-syariah

Bank konvensional dapat melakukan pengelolaan dana di dalam seluruh lini bisnis menguntungkan di
bawah naungan Undang-Undang. Sedangkan, bank syariah menggunakan aturan Islam dalam mengelola
uang nasabahnya. Bank syariah akan mengelola dana nasabah pada lini bisnis yang diizinkan oleh aturan
Islam.

https://www.merdeka.com/jabar/perbedaan-bank-konvensional-dan-bank-syariah-jangan-sampai-
salah-kln.html

perbedaan bunga syariah dan bunga konvesional

1. bunga konvesional
 Asumsi selalu untung
 Didasarkan pada jumlah uang (pokok) pinjaman
 Nasabah kredit harus tunduk pada pemberlakuan perubahan tingkat suku bunga ertentu
secara sepihak oleh bank, sesuai dengan fluktuasi tingkat suku bunga di pasar uang.
Pembayaran bunga yang sewaktu-waktu dapat meningkat atau menurun tersebut tidak
dapat dihindari oleh nasabah di dalam masa pembayaran angsuran kreditnya.
 Tidak tergantung pada kinerja usaha. Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat
meskipun jumlah keuntungan berlipatganda saat keadaan ekonomi sedang baik
 Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan proyek yang
dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi

2. Bank syariah
 Ada kemungkinan untung/rugi
 Didasarkan pada rasio bagi hasil dari pendapatan/keuntungan yang diperoleh nasabah
pembiayaan
 Margin keuntungan untuk bank (yang disepakati bersama) yang ditambahkan pada
pokok pembiayaan berlaku sebagai harga jual yang tetap sama hingga berakhirnya masa
akad. Porsi pembagian bagi hasil berdasarkan nisbah (yang disepakati bersama) berlaku
tetap sama, sesuai akad, hingga berakhirnya masa perjanjian pembiayaan (untuk
pembiayaan konsumtif)
 Jumlah pembagian bagi hasil berubah-ubah tergantung kinerja usaha (untuk
pembiayaan berdasarkan bagi hasil)
 Bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Jika proyek itu tidak
mendapatkan keuntungan maka kerugian akan ditanggung bersama kedua pihak

Sementara itu dari sisi hubungan nasabah dengan bank, ada perbedaan mencolok antara bank
konvensional dengan bank syariah.

https://money.kompas.com/read/2020/08/16/080600526/perbedaan-bunga-bank-konvensional-vs-
bagi-hasil-bank-syariah?page=all

RIBA DALAM KEHIDUPAN EKONOMI UMMAT

Riba adalah penetapan bunga atau melebihkan jumlah pinjaman saat pengembalian berdasarkan
persentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok yang dibebankan kepada peminjam. Riba secara
bahasa bermakna ziyadah (tambahan). Dalam pengertian lain, secara linguistik riba juga berarti tumbuh
dan membesar.

1. Jenis-Jenis Riba

Secara garis besar riba dikelompokkan menjadi dua, yaitu riba utang-piutang dan riba jual-beli. Riba
utang-piutang terbagi lagi menjadi riba qardh dan riba jahiliah, sedangkan riba jual-beli terbagi atas riba
fadhl dan riba nasi’ah.

 Riba Qardh
Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap kreditur (muqtaridh).
 Riba Jahiliyyah
Utang dibayar lebih dari pokoknya, karena kreditur tidak mampu membayar utangnya pada
waktu jatuh tempo.
 Riba Fadhl
Pertukaran antarbarang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda, sedangkan barang
yang dipertukarkan itu termasuk dalam jenis barang ribawi.
 Riba Nasi’ah
Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang dipertukarkan dengan jenis
barang ribawi lainnya. Riba dalam nasi’ah muncul karena adanya perbedaan, perubahan, atau
tambahan antara yang diserahkan saat ini dengan yang diserahkan kemudian.
2. Perbedaan Investasi dengan Membungakan Uang
Ada dua perbedaan mendasar antara investasi dengan membungakan uang. Perbedaan tersebut
dapat ditelaah dari definisi hingga makna masing-masing.

 Investasi adalah kegiatan usaha yang mengandung risiko karena berhadapan dengan
unsur ketidakpastian. Dengan demikian, perolehan kembaliannya (return) tidak pasti
dan tidak tetap.
 Membungakan uang adalah kegiatan usaha yang kurang mengandung risiko karena
perolehan kembaliannya berupa bunga yang relatif pasti dan tetap.

Islam mendorong masyarakat ke arah usaha nyata dan produktif. Islam mendorong seluruh masyarakat
untuk melakukan investasi dan melarang membungakan uang. Sesuai dengan definisi di atas,
menyimpan uang di bank Islam termasuk kategori kegiatan investasi karena perolehan kembaliannya
(return) dari waktu ke waktu tidak pasti dan tidak tetap. Besar kecilnya perolehan kembali itu
tergantung kepada hasil usaha yang benar-benar terjadi dan dilakukan bank sebagai mudharib atau
pengelola dana.

Dengan demikian, bank Islam tidak dapat sekadar menyalurkan uang. Bank Islam harus terus berupaya
meningkatkan kembalian atau return of investment sehingga lebih menarik dan lebih memberi
kepercayaan bagi pemilik dana.

https://id.wikipedia.org/wiki/Riba#:~:text=Riba%20adalah%20penetapan%20bunga%20atau,juga
%20berarti%20tumbuh%20dan%20membesar.

Investasi Sebagai Pengganti Bunga Dalam Sistem Ekonomi syariah

Ada dua perbedaan mendasar antara investasi dengan membungakan uang.

 Investasi adalah kegiatan usaha yang mengandung resiko karena berhadapan dengan unsur
ketidakpastian. Dengan demikian perolehan kembaliannya (return) tidak pasti dan tidak tetap.
 Membungakan uang adalah kegitan usaha yang kurang mengandung resiko karena perolehan
kembaliannya berupa bunga yang relatif pasti dan tetap.

BUNGA DAN INVESTASI

 Semakin Tinggi interest rate (bunga) maka investasi semakin menurun.


 Kecendrungan Investasi. Tingkat bunga tinggi menyebabkan kecendrungan investasi turun
 Kecendrungan usaha. Tingkat bunga tinggi menyebabkan kecendrungan Jumlah Pengusaha
turun.
 Islam mendorong masyarakat ke arah usaha nyata dan produktif. Islam mendorong seluruh
masyarakat untuk melakukan investasi dan melarang membungakan uang.
 Menyimpan uang di bank syariah termasuk kategori kegiatan investasi karena perolehan
kembaliannya (return) dari waktu ke waktu tidak pasti dan tidak tetap.
 Besar kecilnya perolehan return tergantung kepada hasil usaha yang benar-benar terjadi dan
dilakukan bank sebagai mudharib atau pengelola dana.

Anda mungkin juga menyukai