Riba Menurut pengertian secara bahasa, riba diartikan sebagai ziyadah (tambahan)
atau nama’ (berkembang).Riba adalah sebuah penambahan nilai (bunga) atau melebihkan
jumlah pinjaman saat dikembalikan dengan nilai tertentu yang diambil dari jumlah pokok
pinjaman yang harus dibayarkan oleh si peminjam. Jika sang peminjam tak mampu melunasi
riba pada waktu yang ditentukan, pihak pemberi pinjaman (bank atau perseorangan) akan
menambahkan kembali biaya hingga pembayaran bisa dilunasi. Dapat disimpulkan riba
membuat peminjam harus membayar nilai lebih dari total pinjaman yang ia lakukan.
Macam-Macam Riba
Secara umum, riba terbagi menjadi dua jenis, yakni riba buyu‘ (jual beli) dan riba ad-
duyun (utang piutang)
Berikut penjelasan mengenai macam-macam riba yang perlu Sahabat Dream waspadai:
Dalam riba, ada enam jenis barang yang masuk dalam kategori barang ribawi, yakni emas,
perak, gandum halus, gandum kasar, kurma dan garam.
1. Riba Fadhl
Jenis riba ini terjadi tatkala terjadi kegiatan jual beli atau pertukaran barang-barang ribawi
namun dengan kadar atau takaran yang berbeda.
2. Riba Yad
Riba yad terjadi saat proses jual-beli barang ribawi maupun non ribawi disertai penundaan
serah terima kedua barang yang ditukarkan, atau penundaan terhadap penerimaan salah
satunya.
Riba yad terjadi ketika proses transaksi tidak menegaskan berapa nominal harga pembayaran.
Jadi, saat proses tersebut, tidak ada kesepakatan sebelum serah terima.
3. Riba Nasi'ah
Riba nasi'ah terjadi tatkala ada proses jual-beli dengan tempo tertentu. Transaksi tersebut
dilakukan dengan dua jenis barang ribawi yang sama namun dengan penangguhan
penyerahan atau pembayaran.
Dalam kegiatan hutang piutang, ada istilah muqrid dan muqtarid. Muqrid adalah pemberi hutang,
sedangkan muqtarid adalah penerima hutang. Proses ini dikatakan sebagai riba jika
mendatangkan keuntungan bagi si pemberi hutang.
1. Riba Qardh
Riba qardh terjadi ketika ada penambahan yang dihasilkan atas pengembalian pokok pinjaman
yang disyaratkan kepada muqrid (pemberi hutang). Maksudnya, sang muqrid (pemberi hutang)
mengambil keuntungan yang disyaratkan kepada muqtarid (penerima hutang).
2. Riba Jahilliyah
Riba Jahiliyah terjadi ketika ada penambahan hutang melebihi nilai pokok pinjaman
karena muqtarid (penerima hutang) tidak mampu membayar hutangnya tepat waktu.
Islam melarang umatnya untuk bertransaksi jual-beli maupun hutang piutang jika terdapat riba
didalamnya. Larangan tersebut tertuang dalam banyak dalil ayat Al-Quran:
“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda, dan
bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan."
2. QS. Al Baqarah:279
Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan
Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu
pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya."
3. QS. Al Baqarah:276
" Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang
yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa."
4. QS. An-Nisa:161
" Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang
daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah
menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih."