Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ayat – Ayat Haji dan Umroh
Semester 3 Manajemen Haji dan Umroh
Dosen Pengampu :
Dr. Hamiruddin, M. Ag. MM.
Oleh :
Kelompok 12
ASMIAH_50800120091
MUHAMMAD AHMAD_50800120093)
MUHAMMAD FARHAN ASH-SHIDDIQ_50800120094)
MUH. ASYRAF REZKYAWAN_50800120092)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang mengenai Q.S. Al – Maidah ayat 2
ini tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak/ibu yang telah memberikan tugas
ini Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
SAMPUL .........................................................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULALUAN..........................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan.............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................
A. Surah Al-Baqarah ayat 189.............................................................................
B. Tafsir Surah Al-Baqarah ayat 189...................................................................
C. Asbabun Nuzul Surah Al-Baqarah ayat 189...................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Surah Al-Baqarah (bahasa arab: سورة البقرة, translit. sūrah al-baqarah, hari. 'Sapi Betina')
adalah surah ke-2 dalam Al-Qur:an. Surah ini terdiri dari 286 ayat, 6.221 kata, dan 25.500
huruf dan tergolong surah Madaniyah. Surah ini merupakan surah dengan jumlah ayat
terbanyak dalam Al-Qur'anSurah ini dinamai al-Baqarah yang artinya Sapi Betina sebab di
dalam surah ini terdapat kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah
kepada Bani Israil (ayat 67-74). Surah ini juga dinamai Fustatul Qur'an (Puncak Al-Qur'an)
karena memuat beberapa hukum yang tidak disebutkan dalam surah yang lain. Dinamai juga
surah Alif Lam Mim karena ayat pertama di surah berisi tiga huruf arab yakni Alif, Lam,
dan Mim.
B. Rumusan Masalah
1.Tuliskan Surah Al-Baqarah Ayat 189?
2.Bagaimana Tafsir Al-Baqarah Ayat 189?
3.Apa Asbabun Nuzul dari Surah Al-Baqarah Ayat 189?
C. Tujuan
Adapun Tujuan dari penulisan makalah ini yakni untuk memahami penjelasan yang
terkandung dalam Surah Al-Maidah ayat 2. Serta untuk menambah wawasan dan ilmu
bagi kita semua, baik si penulis maupun yang membaca.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Surah Al-Baqarah Ayat 189
Allah s.w.t. menjadikan bulan sabit sebagai penunjuk waktu bagi manusia, dengan
melaluinya mereka mengetahui waktu puasa kaum muslim dan waktu berbuka (berhari
raya) mereka, waktu kehamilan wanita, bilangan 'iddah isteri-isteri, dan tanda waktu
agama (ibadah haji) mereka.
Ia juga penunjuk waktu yang dipakai dalam bermu'amalah misalnya bila dibayar
hutangnya, bila lama bekerjanya dan keperluan lainnya.
Rasulullah s.a.w. bersabda, "Allah telah menciptakan bulan sabit. Maka apabila kalian
melihat bulan sabit, berpuasalah; dan apabila kalian melihatnya lagi, berbukalah. Tetapi
jika awan menutupi kalian, maka sempurnakanlah bilangan bulan kalian menjadi tiga
puluh hari."
Allah s.w.t. menjadikan bulan sebagai hisab (perhitungan tanggal) bagi manusia yang
dapat diketahui dengan mudah oleh manusia, khususnya oleh orang-orang awam. Jika
seandainya menggunakan matahari, tentu hanya segelintir orang yang mengetahuinya.
Pada masa jahiliyah, orang-orang Ansar yang telah melakukan ihram di waktu haji biasa
memasuki rumah dari belakang, bukan dari depan. Apabila seseorang dari mereka dilihat
masuk melalui pintu rumahnya, dia dicela oleh orang lain.
Orang-orang Ansar pada mulanya bila mereka tiba dari perjalanannya, maka seseorang
dari mereka tidak memasuki rumahnya dari arah pintunya.
Dahulu orang-orang Quraisy dikenal dengan nama Humus, mereka selalu masuk dari
pintu-pintunya dalam ihram mereka; sedangkan orang-orang Ansar dan semua orang
Arab dalam ihram mereka tidak memasukinya dari pintu.
Ketika Rasulullah s.a.w. sedang berada di sebuah kebun, selanjutnya Beliau keluar dari
pintunya, tetapi keluar juga bersamanya Qutbah ibnu Amir dari kalangan Ansar.
Mereka berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Qutbah ibnu Amir adalah seorang
pedagang, sesungguhnya dia telah keluar bersamamu dari pintu itu."
Maka Rasul s.a.w. bertanya kepada Qutbah, "Apakah yang mendorongmu melakukan
demikian?" Qutbah menjawab, "Aku melihat engkau melakukannya, maka aku ikut
melakukan seperti apa yang telah engkau lakukan."
Rasul s.a.w. bersabda, "Sesungguhnya aku adalah seorang Ahmas." Qutbah menjawab,
"Sesungguhnya agamaku juga adalah agamamu."
Dahulu beberapa kaum dari kalangan ahli Jahiliah apabila seseorang dari mereka hendak
melakukan suatu perjalanan, lalu dia keluar dari rumahnya memulai perjalanan yang
ditujunya. Kemudian sesudah dia keluar, timbul keinginan tetap tinggal dan
mengurungkan niat bepergiannya; maka dia tidak memasuki rumahnya dari pintunya,
melainkan menaiki tembok bahagian belakang.
Seorang lelaki apabila hendak melakukan i'tikaf, dia tidak memasuki rumahnya dari arah
pintunya. Penduduk Yasrib apabila kembali dari hari raya mereka, mereka memasuki
rumahnya masing-masing dari arah belakangnya.
Mereka menyangka bahawa memasuki rumahnya masing-masing dari arah belakang lebih
mendekati kebajikan (kebaikan). Maka Allah s.w.t. menurunkan firmanNya,
Dalam beramar ma'ruf dan bernahi munkar, hendaknya kalian melihat keadaan orang
yang hendak diperintahkan, dengan begitu kalian dapat bertindak dengan lembut serta
menggunakan cara terbaik agar tercapai maksud atau sebahagiannya.
Begitu juga bagi pelajar atau pengajar, hendaknya dia menggunakan cara yang mudah
dan ringan, di mana dengan cara itu tercapai maksudnya. Namun, semua ini adalah kerana
pertolongan Allah s.w.t.
Kerjakanlah apa yang telah diperintahkan oleh Allah kepada kalian dan tinggalkanlah
oleh kalian apa yang telah diharamkan Allah bagi kalian, agar kalian mendapat apa yang
dicita-citakan dan terhindar dari apa yang dikhuatirkan.
Kelak di hari kemudian, apabila kalian dihadirkan di hadapan Allah, maka Dia akan
memberi kalian pahala dan balasannya dengan lengkap dan sempurna.
B. Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca mengenai pembahasan yang kami paparkan.
DAFTAR PUSTAKA