0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
67 tayangan17 halaman
Tafsir Al-Munir merupakan kitab tafsir karya Prof. Dr. Wahbah bin Mushthafaaz Zuhaili Abu ‘Ubadah yang menggunakan pendekatan multidisipliner dengan metode pengumpulan data, analisis, interpretasi linguistik, sosial-historis dan sistemik, serta penulisan tematik. Kitab ini menyajikan penafsiran ayat Al-Quran secara teratur berdasarkan tema-tema tertentu.
Tafsir Al-Munir merupakan kitab tafsir karya Prof. Dr. Wahbah bin Mushthafaaz Zuhaili Abu ‘Ubadah yang menggunakan pendekatan multidisipliner dengan metode pengumpulan data, analisis, interpretasi linguistik, sosial-historis dan sistemik, serta penulisan tematik. Kitab ini menyajikan penafsiran ayat Al-Quran secara teratur berdasarkan tema-tema tertentu.
Tafsir Al-Munir merupakan kitab tafsir karya Prof. Dr. Wahbah bin Mushthafaaz Zuhaili Abu ‘Ubadah yang menggunakan pendekatan multidisipliner dengan metode pengumpulan data, analisis, interpretasi linguistik, sosial-historis dan sistemik, serta penulisan tematik. Kitab ini menyajikan penafsiran ayat Al-Quran secara teratur berdasarkan tema-tema tertentu.
✓ Ain / Ezzah / Husna BIODATA PENGARANG Biodata (Tafsir Al-Munir) ❖ Nama : Prof. Dr. Wahbah bin Mushthafaaz Zuhaili Abu ‘Ubadah ❖ Tempat & Tarikh Lahir : di kawasan Dir Athiyah iaitu ibu kota negara Syria pada 6 mac 1932 ❖ Sifat peribadi : Ia sendiri dibesarkan di lingkungan ulama-ulama Mazhab Hanafi, yang membentuk pemikirannya dalam mazhab feqah. Walaupun bermazhab Hanafi, namun dalam pengembangan dakwahnya ia tidak mengedepankan mazhab atau aliran yang dianutnya. Beliau tetap bersikap neutral dan sentiasa menghargai pendapat-pendapat mazhab lain. ❖ Keluarga : Ayahnya, Musthafaaz-Zuhaili, adalah seorang penghafal Alquran dan banyak melakukan kajian terhadap kandungannya. Ibunya bernama Fathimah binti Musthafa Sa`dah, dikenal dengan sosok yang kuat berpegang teguh pada ajaran agama ❖ Taraf Pendidikan : -Melanjutkan keperguruan tinggi dan meraih gelar sarjana mudanya di jurusan Ilmu-ilmu Syari`ah di Syria -Beliau juga melanjutkan pelajaran di Universiti Al-Azhar dalam jurusan Syari`ah dan Bahasa Arab dan Universiti Ain Syams, jurusan Hukum -Beliau juga menyambung pelajaran pada peringkat Master di Universiti Cairo dalam jurusan Hukum Islam selama dua tahun sahaja. Setelah itu beliau menyambung pada peringkat PhD
❖ Sumbangan : Al Fiqh Al Islami wa Adillatuh, At Tafsir Al Munir, Al Fiqh Al
Islami fi uslubih Al Jadid, Nazariyat Adh Dharurah Asy Syari`ah, Ushul Al Fiqh Al Islami,Az Zharai`ah fi As Siyasah Asy Syari`ah,Al `Alaqat ad-Dualiyah fi Al Islam,Juhud Taqnin Al Fiqh Al Islami, Al Fiqh Al Hanbali Al Muyassar, At Tafsir Al Wasith tiga jilid, Al I`jaz fi Al Qur’an, Al Qishshah Al Qur’aniyah PENGENALAN KITAB TAFSIR التفسري املنري يف العقيدة والشعيع واملهج KELEBIHAN KITAB • 1- Pembagian ayat-ayat al-Quran menurut kesatuan objek kajiandengan judul judul yang jelas. • 2. Penjelasan terhadap apa yang terkandung dalam semua surat secaraumum • 3. Penjabaran masalah kebahasaan (linguistik). • 4. Menyebutkan asbab al-nuzul berdasar hadis yang sahih dan menolakyang dhaif dan memberikan keterangan terhadap kisah-kisah para Nabi dan peristiwa besar Islam seperti, perang Badar atau Uhud dari sumber kitab sejarah yang dipercayai. • 5. Penafsiran (tafsir) dan Penjelasan (bayan). • 6. Hukum hukum yang di-istinbath dari ayat ayat tertentu • 7. Kebalaghaan dan i`rab yang banyak terdapat pada ayat ayat al-Qur'an, agar dapat membantu memberikan penjelasan makna-makna bagi siapa yang menginginkan dan jauh dari peristilahan yang menghalangi dari pemahaman tafsir terhadap orang yang tidak menginginkan bantuannya. KELEMAHAN KITAB
• Tafsir Al- Munir menggabungkan tafsir-tafsir yang ada, seolah-olah penulis
tidak mengungkapkan suatu tafsiran baru yang sesuai dengan kehidupan moden sekarang. • Ini adalah suatu kelemahan yang dilakukan oleh Wahbah az-Zuhaily hanya mengutip dan melakukan sistematika pembahasan yang lebih rapi dari tafsir- tafsir yang lain sahaja. METODOLOGI MUFASSIR MENYAJIKAN ISI KANDUNGAN
• Tafsir Al-Munir menggunakan 5 metode dalam penafsiran
• Secara umum ia menggunakan metode kajian yang bersifat terapan, iaitu penulis berusaha melakukan kegiatan penafsiran dari berbagai macam metode yang meskipun pada akhirnya sebuah metode terapan akan muncul lebih dominan dan beberapa metode yang ada. 1. METODE PENDEKATAN • Metode pendekatan dalam kitab tafsir ini berupaya melakukan pendekatan multidisipliner • Pendekatan yang paling menonjol adalah pendekatan fiqh (hukum Islam), pendekatan kebahasaan dan pendekatan ilmu kalam • Penulis tidak ingin terpengaruh dengan berbagai macam perbezaan pendapat, mazhab tertentu dan warisan keyakinan dulu. • Tetapi kebenaran yang dituntun oleh al-Qur'an berdasarkan sifat bahasa Arab, penistilahan syar"iyat dan penjelasan pendapat para ulama dan ahli tafsir penuh dengan tanggungjawab dan terhindar dari kefanatikan dari penggunaan ayat ayat al-Qur'an untuk mendukung pendapat sebuah mazhab atau sesebuah organisasi yang melakukan ta'wil sekehendak hati untuk mendukung teori ilmiah klasik atau moden. 2. PENGUMPULAN DATA Penulis mengumpulkan data dari ayat al-Qur'an atau hadis Nabi saw dan data lain yang dianggap penting dan perlu. -Ini didasarkan kepada corak penafsiran penulis dengan cara menggabungkan penafsiran bi al-ma'tsur dan bi al-ma'qul berdasarkan kepada sumber yang sah dari kitab tafsir yang klasik dan moden. Tulisan makalah kontemporer tentang al-Qur'an dan penjelasan tentang asbab al-nuzul serta i'rab yang berguna untuk membantu memahami ayat ayat. Inilah yang memberi petunjuk tentang corak penafsiran penulis dalam pengumpulan data melalui cara riwayat dan dirayat. 3. Analisis • Dari analisa penulis terhadap ayat ayat al-Quran akan terlihat metode penulisan yang sesungguhnya dari penulis. Misalnya ayat-ayat dari surah al-Fatihah: • Mengungkapkan secara umum kandungannya • Nama-nama lain yang dimiliki dari nama surah tersebut, seperti; dalam sebuah hadis Qudsi disebut dengan "al-shalat” “"بيين الصالة قسمت وبني عبدي نصفني • Kemulian yang dimiliki dari surah tersebut. Beberapa hadis sahih antaranya di, • kemuliannya tentang menyebutkan; “ وهو الس بع املثاين,• "ما أنزل هللاا يف التوراة وال يف الاجنيل مثل أم القرأن • I'rab kalimat yang dijelaskan dari sisi struktur pola bentukan kalimat setiap ayat, baik yang berbentuk kausa ataupun frasa, seperti; الحمدهللاadalah مبتدأ و خبرdan رب العالمينadalah .صفة هللا 4. INTERPRETASI ❑ Interpretasi linguistic • menggunakan pengertian dan kaedah2 kebahasaan, gramatikal sintaksis dan morfologis, juga semantik etimologis yang membahas arti dari struktur huruf dasar bahasa Arab atau semantik morfologis yang membahas makna yang diperoleh dari perubahan bentuk akar kata.
❑ Interpretasi sosial historis
• Menggunakan riwayat kehidupan sosial politik dan kultural bangsa arab sebelum dan sesudah turunnya al quran. • Penulis dalam memahami sejarah dan kisah2 dalam Al Quran mempunyai upaya utk lebih memahami keadaan sebelum turunnya Al quran dengan mencari penjelasan melalui kitab Tafsir Al Khazin atau Tafsir Al Bagawy atau buku sejarah. ❑ Interpretasi sistemik
• Merupakan pengambilan makna yg terkandung dlm ayat berdasarkan
kedudukannya dalam ayat, di antara ayat-ayat ataupun di dalam surahnya • Seperti ketika Allah menjelaskan tntg keadaan orang2 mukmin pada surah Al Baqarah (2 : 1-5) dan menghubungkan dengan ayat seterusnya yang menjelaskan sifat sifat orang kafir. dengan alasan aqad muqaran (hubungan perbandingan) antara kelompok beriman dan kelompok kafir, • karena kekafiran lawan keimanan, dan orang orang yang beriman akan mendapat keselamatan sedangkan orang orang kafir akan binasa dan kekal di neraka jahannam 5. PENULISAN BUKU • -Metode penulisan yang ditempuh penulis dalam kitab tafsir ini adalah metode tematik atau maudhu'iy yang melakukan kegiatan penafsiran dengan mendatangkan ayat ayat al-Qur'an yang terhimpun dalam satu tema. Contohnya: jihad, hudud, kewarisan, hukum perkawinan, riba, khamar dan sebagainya. • Metode maudlzu'iy ini dianggap sebagai metode yang sangat penting dan relevan dengan keadaan masa kini, dengan dasar penyajian yang bersifat naratif maka gambaran masalah yang dipaparkan akan terlihat utuh, cuma pada satu sisi uraian argumentasi yang diharapkan dapat mengembangkan akal berfikir tidak tampak dan justeru akan menimbulkan kesan mendalam. (H. Abd. Muin Salim, 1999: 31). TERIMA KASIH