1
Dengan menyebut nama Allah yang maha pemurah (didunia dan akhirat) lagi maha penyayang
(di akhirat)
)...(
Kumulai nazham ini dengan menyebut nama Allah yang maha suci, pengasih, penyayang lagi
tempat berlindung.
)...(
Kedua, Semoga sholawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada nabi Muhammad SAW.
yang di utus untuk semua umat manusia,
)...(
keluarga, sahabat serta para pengikutnya yang setia dalam hal kebaikan.
)...(
Ketiga, segala puji senantiasa bagi allah, karena tanpa didahului dengannya, keberkahan amal
akan berkurang.
)...(
Selanjutnya, al-Quran merupakan perantara kita dengan Allah, oleh sebab itu, bersungguh-
sungguhlah dalam mempelajarinya supaya terhindar dari tipu daya musuh.
)...(
Alangkah berhak al-Quran untuk di pelajari dengan sungguh-sungguh baik petunjuk maupun
bukti-buktinya. orang yang mengamalkan isinya dialah yang berjalan melalui petunjuk yang
benar.
)...(
Perumpamaan pembaca al-Quran yang ikhlas laksana buah utrujji, rasanya manis lagi harum
baunya.
)...(
Qori (pakar ilmu bacaan al-Quran) yang ikhlas adalah imam yang dinaungi ketenangan dan
kewibawaan.
)...(
Dialah orang yang paling pantas disebut pembela al-Quran karena senantiasa menggali
kandungan al-Quran hingga ajal menjemputnya.
)...(
Al-Quran merupakan syafaat yang terkokoh, anugerah dan keutamaannya pun paling
mencukupi.
)...(
Al-Quran adalah sebaik-baik teman duduk, ceritanya tak menjemukan, bahkan bertambah
menarik jika diulang-ulang.
)...(
Dikala pembaca al-Quran meninggal dunia, alam kuburnya akan diterangi al-Quran.
)...(
Disana (alam qubur), laksana tempat istirahat dan pertamanan, sebab al-Quran jua, qori
memperoleh puncak kemuliaannya.
)...(
Al-Quran akan memohonkan keridhaan Allah untuk kekasihnya (pembaca al-Quran), oh..
alangkah bagus permohonannya.
)...(
2
Wahai pembaca al-Quran yang berpegang teguh, memuliakan, mengagungkannya dalam segala
hal.
)...(
Serta membahagiakan kedua orang tuamu dan memakaikan mahkota yang bercahaya kepada
keduanya.
)...(
Maka bagaimanakah anggapanmu terhadap balasan anak tersebut (kepada kedua orang
tuanya),dialah ahlullah, orang yang terpilih lagi mulia.
)...(
Yang senantiasa berbuat baik, sabar dan taqwa, bahkan sifat-sifatnya termaktub dalam al-Quran
secara rinci.
)...(
Berbuat baiklah selama masih hidup, perbaikilah perilakumu didunia dengan amal yang baik .
20)...(
Semoga Allah membalas kebaikan para imam yang telah meriwayatkan al-Quran hingga sampai
kepada kita.
)...(
Diantara mereka adalah tujuh imam yang adil, ilmunya sempurna laksana bulan purnama
ditengah langit.
)...(
Perawinya banyak bertebaran laksana bintang-bintang yang menerangi kegelapan malam hingga
tak tersisa sedikitpun.
)...(
Satu persatu engkau akan mengetahui mereka beserta dua perawinya.1
)...(
Para ulama memilih mereka (ketujuh imam tersebut) dari sekian banyak imam karena mereka
tidak menjadikan al-Quran sebagai sarana mencari harta.
)...(
Pertama adalah imam yang bau mulutnya harum ketika berbicara, terkenal dengan nama Nafi,
tinggal dikota Madinah.
)...(
Dua perawinya adalah:
1. Abu Musa Isa bin Maina al Madani, terkenal dengan sebutan Qalun
2. Utsman bin Said al Misri, terkenal dengan sebutan Warsy
)...(
Kedua adalah imam Abdullah bin Katsir, terkenal dengan nama Ibnu Katsir, banyak perawi
yang meriwayatkan bacaannya.
)...(
Diantara perawinya yang melalui sanad (tidak secara langsung dari imam Ibnu Katsir) adalah:
1. Abu al Hasan Ahmad bin Muhammad bin Abdullah bin Qosim bin Nafi Ibnu Abi
Bazzah, terkenal dengan nama al Bazzi.
)...(
Diantara perawinya yang melalui sanad (tidak secara langsung dari imam Hamzah), melainkan
dari Sulaim (murid imam Hamzah) adalah:
1. Abu Muhammad Khalaf bin Hisyam al Bazar, terkenal dengan sebutan Khalaf.
2. Abu Isa Khollad bin Kholid as Shirofi, terkenal dengan sebutan Khollad.
)...(
Ketujuh adalah Abu al Hasan Ali bin Hamzah an Nahwi, atau lebih dikenal dengan nama Al
kisai, karena beliau ketika ihram memakai pakaian (kisai).
)...(
Dua perawinya adalah:
1. Abu al Harits al Laits bin Kholid al Baghdadi, terkenal dengan sebutan Abu al Harits.
)...(
Pertama kusebutkan ayatnya, lalu rumus aba jadin pada huruf pertama di kata selanjutnya, lalu
wawu sebagai pemisah setelah selesai pembahasannya.
)...(
Tetapi, terkadang tidak kutaruh wawu (sebagai pemisah) jika kalimatnya sudah menunjukkan
bahwa pembahasannya selesai.
)...(
Terkadang rumus tersebut kuulang-ulang karena alasan tertentu, tetapi pengulangan tersebut tidak
menyulitkan dalam memahaminya.
)...(
)...(
5
Huruf ( )untuk menunjukkan tiga imam Kufah, ) )untuk enam imam selain Nafi dan ()
untuk imam Kufah dan Ibnu Amir.
)...(
)....................................(
) (untuk imam Kufah dan Ibnu Katsir, ) (untuk imam Kufah dan Abu Amr
dan ( ) untuk al Kisai dan Hamzah.
)..................................(
)...(
)...(
Kata ( )untuk menunjukkan imam al Kisai, Hamzah dan Syubah, ( )untuk imam al
Kisai, Hamzah dan Hafs, ( )untuk Nafi dan Ibnu Amir, ( )untuk Nafi, Ibnu Katsir dan
Abu Amr, ( )untuk Ibnu Katsir dan Abu Amr, ( )untuk Ibnu Katsir, Abu Amr dan Ibnu Amir
)...(
Kata ( )untuk Ibnu Katsir Dan Nafi, ( )untuk Nafi dan tiga imam Kufah.
)...(
Rumus kata tersebut bila berkumpul dengan rumus huruf boleh berada sebelum atau sesudahnya,
kemudian kuletakkan wawu sebagai pemisah setelah selesai pembahasannya.
)...(
)...(
)...(
6
Bila terdapat dua bacaan, maka cukup kusebut satu saja, sisanya (al baqun) berarti lawan dari
kata tersebut, contoh: disebutkan mad, berarti Qurra yang lain (al baqun) membaca qashr .
8
Berkatalah yang benar, andaikata tidak ada keselarasan dan kemaslahatan agama dan dunia, maka
binasalah manusia disebabkan perselisihan dan kebencian.
)...(
Hiduplah dengan hati yang bersih, jauhilah fitnah supaya diampuni semua dosamu dan
dimasukkan kedalam surga.
)...(
Bersabarlah hidup didunia ini, walaupun terasa seperti memegang bara api, supaya selamat dari
azab akhirat.
)...(
)...(
Andaikan orang yang malas beribadah dibantu oleh matanya, tentulah akan senantiasa menangis,
tetapi karena hatiyang keras sehingga tak dapat menangis, aduh.. kasihan sekali orang yang
menyia-nyiakan hidupnya.
)...(
Kujadikan diriku sebagai tebusan bagi orang yang mencari petunjuk Allah saja, sedang dia
menjadikan Al-quran sebagai penghilang dahaga dan sarana untuk mencari ampunan Allah.
)...(
(Bagi orang tersebut diatas) Bumi yang ditempatinya terasa indah dan menumbuhkan wewangian
dipagi hari.
)...(
Berbahagialah orang yang menyesali perbuatan yang menyia-nyiakan umurnya dan merindukan
pahala Allah sebagai pembakar semangatnya didalam hati.
)...(
Dialah yang terpilih, Allah memuliakannya diatas semua manusia, dekat dengan rahmat-Nya,
jarang padanannya, dicintai dan menjadi tempat pengaduan bagi semua orang.
)...(
Tidak pernah menghina orang lain, karena memandang semua orang sebagai hamba Allah yang
tingkah lakunya telah ditetapkan Allah.
)...(
(selalu menyesali kesalahan-kesalahan dan menganggap sedikit kebajikannya) sehingga
memandang dirinya lebih hina dan kurang bersabar.
)...(
Ada yang mengatakan: jadilah seperti anjing yang selalu setia walaupun telah diusir tuannya.
)...(
)...(
Wahai saudaraku, semoga tuhan penguasa ars menjauhkan perkara yang tidak kita sukai, dan
menjadikan kita termasuk orang yang memperoleh syafaat al-Quran diwaktu orang
melalaikannya.
)...(
Dengan pertolongan Allah, aku dapat menjauhi kemaksiatan dan taat kepada Allah, hanya Allah
yang bisa mengampuni semua dosaku.
)...(
Ya Allah, engkaulah zat yang mencukupiku dan sebaik-baik wakil.
Bab Taawwudz
9
)...(
Qurra sepakat membaca taawudz1 dengan jahr (jelas) sebelum memulai membaca al Quran.2
)...(
Contoh ringkasnya terdapat pada surat an Nahl, atau bisa ditambahkan lafazh yang bersifat
mengagungkan Allah.
Sebagian lafazh-lafazh taawudz:3
)...(
Namun, (tambahan tersebut) tidak ada hadits shahih yang menyebutkan selain dari nash al Quran
yang penjelasannya masih umum.
)...(
Dalam hal ini, terdapat perbedaan pendapat yang perinciannya diterangkan dalam kitab ushul fiqh
dan hadits.
)...(
Nafi dan Hamzah membaca taawudz secara sirri (samar), hanya saja pada permulaan fatihah,
imam Hamzah membaca dengan jahr (jelas).
Bab Basmalah
( ... )
Al Kisai, Asim dan Ibnu Katsir membaca basmalah ketika mewashalkan (menyambung) dua
surat.
)...(
Hamzah membaca dengan tanpa basmalah ketika menyambung dua surat, sementara Ibnu Amir,
Warsy dan Abu Amr membaca washal (menyambung dua surat dengan tanpa basmalah) dan
saktah(berhenti sejenak tanpa bernafas).
)...(
Dalam menyambung surat, tidak terdapat nash yang menyatakan tiga wajah (washal, saktah dan
basmalah) dengan jelas bagi Ibnu Amir, Warsy dan Abu Amr.
)...(
)...(
Ibnu Amir, Warsy dan Abu Amr lebih memilih saktah ketika menyambung dua surat, tetapi
sebagian ulama( yang meriwayatkan bacaan ketiga imam tersebut) membaca basmalah pada
empat surat (al Qiyamah, al Muthaffifin, al Balad dan al Humazah).4
)...(
Membaca basmalah tidak diperbolehkan ketika menyambung atau memulai surat at Taubah,
dikarenakan surat ini turun pada waktu peperangan.
)...(
Surat Al Fatihah
)...(
Al Kisai, Ashim membaca panjang mim pada , (sementara al-baqun3 membacanya
pendek).
Qunbul membaca dengan pada ( baik memakai ataupun tidak).
)...(
Khalaf membaca dengan isymam4 pada semua lafazh ( baik memakai ataupun tidak),
namun Khollad membaca isymam hanya pada ayat .5
)...(
Hamzah membaca dhummah ha pada setiap lafazh , ,( baik washal maupun
wakaf).
)...(
Ibnu Katsir membaca shilah pada mim jama yang bertemu dengan huruf hidup (berharakat)
ketika washal.6
contoh:
Sedangkan Qalun dalam hal ini, mempunyai dua wajah yaitu:
1. mensukun mim jama, contoh:
2. Membaca shilah mim jama, contoh:
)...(
Warsy membaca washal (dengan panjang 6 harakat) pada mim mim jama yang bertemu hamzah
qotho.7 Contoh:
sementara al baqun membaca sukun, contoh:
8
)...(
)...(
)...(
Qurra sepakat membaca dhummah pada mim jama yang jatuh sebelum huruf mati (sukun),
contoh:
Hanya saja, apabila mim jama tersebut9 juga jatuh sesudah ha yang didahului kasrah atau ya
mati, maka:
- Abu Amr membaca kasrah pada mim jama dan hanya,
11
contoh:
,
- Hamzah dan al Kisai membaca dhummah pada mim jama dan hanya,
contoh:
,
Bab Idgham Kabir
Idgham menurut bahasa adalah memasukkan, sedangkan menurut istilah adalah mengucapkan
dua huruf menjadi satu huruf yang bertasydid.
Idgham dibagi dua:
1. Idgham shaghir : apabila huruf pertama mati, sementara huruf kedua hidup.
2. Idgham kabir : apabila kedua huruf tersebut sama-sama hidup.
Sebab-sebab idgham ada tiga:1- sama 2- sejenis 3- berdekatan.
)...(
Bacaan idgham kabir merupakan kekhususan bacaan Abu Amr al Bashri riwayat as Susi.
)...(
Idgham kabir dalam satu kata hanya terdapat pada dua ayat, yaitu:
1.
dibaca .
2.
dibaca .
)...(
)...(
Sementara itu as Susi juga membaca idgham kabir pada dua huruf yang sama dalam dua kata,
contoh:
- (
) 1
- ( ) 2
- ( )
3
- (
) 4
)...(
)...(
Hukum idgham kabir tersebut dapat berlaku bila memenuhi syarat:
1. Bukan ta mutakallim, seperti:
2. Bukan ta mukhathab, seperti:
3. Huruf pertama tidak ditanwin, seperti:
4. Huruf pertama tidak ditasydid, seperti:
)...(
Begitu juga lafazh tidak dibaca idgham, karena nun dibaca ikhfa, sedangkan
hukum ikhfa berdekatan dengan idgham, maka seakan-akan kaf tersebut ditasydid.5
)...(
)...(
As Susi memiliki dua wajah bila pertemuan dua huruf yang sama tersebut disebabkan
pembuangan.
1 An Nahl: 19
2 Al Baqarah: 2
3 At Taubah: 87
4 Al Araf: 199
5 Taqrib Al Maani
12
Contoh: (
) 2 (
1 ()
) 3 ( ketiga lafazh tersebut
diperbolehkan membaca idgham dan tidak).
)...(
Hanya saja lafazh dan harus dibaca idgham.
)...(
)...(
Sebagian ulama berpendapat:4 kata tidak diidghamkan karena hurufnya terlalu sedikit,
namun pendapat ini ditolak dengan alasan lafazh dibaca idgham, padahal hurufnya lebih
sedikit atau andaikata dengan alasan huruf kedua diilal,5 tetap dianggap kurang tepat.
)...(
Kata berasal dari kata ( ha diganti hamzah mati kemudian diganti alif),6dan sebagian
berpendapat dari ( wawu diganti alif karena berharakat dan jatuh setelah fathah).7
)...(
Wawu kata
dibaca idgham karena ha nya didhummah,8 tetapi jika wawu tersebut
berfaedah mad, maka tidak diperbolehkan membaca idgham ( ) .
)...(
As Susi juga mengidghamkan kata ,dan yang semisalnya.9 Contoh:
)...(
Abu Amr dan al Bazzi memiliki dua wajah pada kata dibuang) ( huruf ya 10
1. Hamzah diganti yadan dibaca panjang 6 harakat, dalam bagian ini terbagi dua wajah:
- Izhar sebab asalnya hamzah berharakat.
- Idgham sebab ada ya mati dan sesudahnya ya berharakat.
2. Tashil dengan dua bacaan yaitu: qashr dan mad.
Bab Idgham Mutaqaribain Dalam Satu Kata Dan Dua Kata
)...(
)...(
)...(
As Susi membaca idgham pada dua huruf mutaqaribain dalam satu kata, seperti mengidghamkan
qaf ke dalam kaf dengan dua syarat:
1. sebelum qaf terdapat huruf berharakat .
2. sesudah qaf terdapat mim jama.
dan .
contoh:
Catatan:
1
huruf ya pada dibuang karena dibaca jazm asalnya
2
Huruf nun pada dibuang karena takhfif (meringankan), asalnya
3 surat Yusuf ayat 9, huruf wawu pada dibuang karena dibaca jazm, asalnya
4 Abu Bakr bin Mujahid
5 Ilal adalah istilah dalam ilmu nahwu untuk memperingan bacaan karena sebab-sebab tertentu.
6 Pendapat imam sibawih.
7 Pendapat imam Al Kisai
8 Dikecualikan lafazh
, tidak diidghamkan karena hanya disukun.
9 Yaitu setiap ya berharakat jatuh setelah kasrah.
10 Surat At Talaq.
13
Bila salah satu dari ketentuan tersebut tidak terpenuhi, maka di baca izhar.
Contoh: ( syarat pertama tidak terpenuhi).
( syarat kedua tidak terpenuhi).
)...(
(Menurut riwayat as Susi) kata () 1 memiliki dua wajah (idgham dan izhar), hanya saja
bacaan idgham dianggap lebih bagus.2
)...(
)...(
As Susi membaca idgham pada dua huruf mutaqaribain atau mutajanisain dalam dua kata, yang
jumlah hurufnya 16 yang teringkas pada nazham kedua.3
)...(
Perkara-perkara yang membatalkan bacaan idgham(dua kata):
1- huruf awal ditanwin, contoh: ( )4 (
)5
2- huruf awal ta khithab, contoh: () 6 ( )7
3- huruf awal dibaca jazm, contoh: ( ) ,(
)
8
)...(
)...(
Contoh huruf 16 yang dibaca idgham:
- diidghamkan ke dalam hanya pada surat Ali Imran: 185, contoh: (
), 9 sedangkan selain ayat tersebut dibaca idzhar, contoh: (
) 10
1 Surat At Tahrim.
2 Karena ada nun jama yang dianggap berat, sementara idgham datang untuk meringankan.
3 Huruf yang berwarna merah atau bergaris bawah.
4 Az Zumar: 6
5 Al Hasyr: 14
6 Al Qashash: 45
7 Thaha: 40
8 Al Isra: 26
9 Ali Imran: 185
10 Al Baqarah: 229
11 Yusuf: 76
12 Jumat: 11
14
Catatan
Syeikh adh Dhaba menyatakan bahwa pada surat maryam: 4 diperbolehkan membaca dengan
dua wajah (izhar dan idgham).2
(...)
pada 10 huruf yang teringkas pada nazham diatas:As Susi mengidghamkan
3
7
4
8
5
9
6 10
(...)
berharakat fathah dan jatuh setelah huruf mati (Ketentuan idgham diatas tidak berlaku) apabila
, contoh: kecuali ,
(tidak dibaca idgham) dan
,
)(terbaca idgham karena ta termasuk pengecualian
(...)
(...)
(...)
diganti juga diidghamkan pada huruf 10 tersebut, dengan catatan kedudukan Selanjutnya
(ta tidak dimasukkan karena ta bertemu ta menjadi idgham mutamatsilain).
11
1
1 Maryam: 4
2 Kitab Irsyadu al Murid, hal: 41
3 An Nisa: 134
4 Al kahfi: 28
5 Yusuf: 72
6 Al Baqarah: 187
7 Al Mukminun: 112
8 Al Ahqaf: 10
9 Fushilat: 50
10 An Nahl: 32
11 Az Zumar 73
15
2 3
4
5
6
7
Namun pada beberapa tempat, salah satu huruf diatas memiliki dua wajah, yaitu:
( a. Surat al Baqarah: 83 ).8
).9 ( b. Surat al Jumuah: 5
( c. Surat al Isra: 26 ) ).10
( dan ar Rum: 38
) d. Surat an Nisa: 102 ).
11
Sementara itu, sebagian murid as Susi juga memiliki dua wajah (izhar dan idgham)12 pada ta
( lafazh ).13
(...)
) diidghamkan pada 5 huruf :)
( ) contoh:( a. ). 14
( ) contoh:( b. ).
15
( ) contoh:( c. ). 16
( ) contoh:( d.
) 17
( ) contoh:( e. )18.
) diidghamkan pada dua tempat:( Sedangkan
( ) contoh:( a.
).
19
( ) contoh:( b. ). 20
(...)
(...)
),21 begitu juga sebaliknya, ( ), contoh:( ) kepada( As Susi mengidghamkan huruf
1 Al furqan 11
2 An Naba 38
3 Al dhariat 1
4 An Nisa 97
5 An Nur 4
6 Al adiyat 1
7 Ali imran 79
8 Ta diidghamkan ke tsa.
9 Ta diidghamkan ke tsa.
10 Ta diidghamkan ke dzal.
11 Ta diidghamkan ke tha.
12 Izhar dengan alasan ta khitab dan idgham sebab meringankan bacaan ta yang berharakat kasrah yang
dianggap berat.
13 Maryam: 27
14 Al Hijr: 65
15 An Naml: 16
16 Ali imran: 14
17 Al Baqarah: 58
18 Al Dzariyat: 24
19 Al Jin: 3
20 Al Kahfi: 61
21 Hud: 78
16
contoh: ( ) , asalkan tidak berharakat fathah dan jatuh setelah huruf mati kecuali lafazh
1
17
(
) ,1
() , 2
) ,3
(
(
) ,4
(
) . 5
Bab Ha Kinayah
)...(
)...(
Dalam al Quran keadaan ha dhomir terbagi empat:
1- Diantara huruf berharakat dan huruf mati, semua Qurra membaca pendek,
contoh: 6
2- Diantara dua huruf mati, semua Qurra membaca pendek,
contoh: 7
3- Diantara dua huruf berharakat, semua Qurra membaca shilah8 kecuali bertemu hamzah
qotho, maka dibaca mad jaiz munfashil9,
contoh:
4- Diantara huruf mati dan huruf berharakat.
Ibnu Katsir membaca 2 harakat, al baqun membaca pendek,
sementara imam hafsh membaca 2 harakat hanya pada 10
)...(
Hukum ha pada
13 ,12
, 11 ,terperinci sebagai
berikut:
a. Hamzah (), syubah ( )dan abu amr ( )mensukun ha nya lafazh tersebut.
b. Qalun dan wajah pertama Hisyam mengkasrahnya tanpa shilah(1 harakat), sedangkan
wajah keduanya dengan shilah14.
c. Warsy, Ibnu Katsir, Ibnu Dzakwan, Hafsh dan Kisai membaca kasrah dengan shilah.
)...(
)...(
)...(
1 Al araf: 199
2 Asy Syura: 41
3 Maryam: 28
4 Fushilat: 28
5 Ar Radu 37
6
An Nisa 83.
7
Ali Imran 45.
8
Dua harakat.
9
Hamzah dan warsy membaca 3 alif, al baqun 2 alif.
10
Al Furqon 69.
11
Dua tempat pada Ali imran 75.
12
An Nisa 115.
13
Dua tempat pada Ali imran 145.
14
Panjang tergantung imamnya masing-masing.
18
Ha pada 1 terperinci sebagai berikut:
a. Hamzah (), syubah (), abu amr ( )dan Hafsh mensukun ha nya lafazh tersebut.
b. Qalun dan wajah pertama Hisyam mengkasrahnya tanpa shilah(1harakat), sedangkan
wajah keduanya dengan shilah2.
c. Warsy, Ibnu Katsir, Ibnu Dzakwan dan Kisai membaca kasrah dengan shilah.
Ha pada 3
terperinci sebagai berikut:
a. Abu Amr (), syubah ( )dan wajah pertama Khollad mengkasrah qaf dan
mensukun ha.
b. Hafsh mensukun qaf dan mengkasrah ha tanpa shilah.
c. Qalun dan wajah pertama Hisyam mengkasrah keduanya tanpa shilah, sedangkan
wajah keduanya dengan shilah (2 harakat).
d. Warsy, Ibnu Katsir, Ibnu Dzakwan, Khalaf, kisai dan wajah kedua Khollad membaca
kasrah keduanya dengan shilah (2 harakat).
Ha pada 4 terperinci sebagai berikut:
a. As Susi (ya) mensukun hanya.
b. Qalun memiliki dua wajah: ha dikasrah dengan shilah(2 harakat) dan tanpa shilah.
c. Al baqun membaca kasrah dengan shilah (2 harakat).
)...(
)...(
Ha pada
terperinci sebagai berikut:
a. As Susi, wajah pertama hisyam dan Ad Duri Abu Amr mensukun hanya
b. Hamzah, Ashim, Nafi dan wajah kedua Hisyam membaca dhummah tanpa shilah.
c. Al baqun (Ibnu katsir, Ibnu dzakwan, AlkisaI dan wajah kedua ad Duri Abu Amr)
membaca dhummah dengan shilah.
Dan khusus lafazh
) 7(
pada surat az Zalzalah,
Hisyam mensukun pada dua ha tersebut baik washal maupun waqaf, sedangkan al baqun
membaca dhummah dengan shilah (2 harakat).
)...(
)...(
Lafazh surat al Araf dan asy Syuara terperinci sebagai berikut:
a. Ibnu Katsir dan Hisyam menambahkan hamzah mati, mendummah dan shilah pada ha
( ha dibaca 2 harakat)
b. Abu Amr menambahkan hamzah mati, mendummah tanpa shilah pada ha:
c. Ibnu Dzakwan menambahkan hamzah mati, mengkasrah tapa shilah:
d. Ashim dan Hamzah mensukun ha tanpa menambahkan hamzah:
e. Warsy dan Kisai mengkasrah dengan shilah tanpa hamzah:
f. Qalun mengkasrah tanpa shilah dan hamzah:
Bab Mad Dan Qashr
1
An Naml 28.
2
Panjang tergantung imamnya masing-masing.
3 An Nur 52
4 Thaha 75
19
Mad secara bahasa: tambah,sedangkan menurut istilah: memanjangkan suara dengan huruf mad
pada waktu bertemu hamzah atau sukun.
)...(
Huruf mad terbagi tiga:
1. alif yang jatuh setelah fathah.
2. Wawu mati jatuh setelah dhummah.
3. Ya mati jatuh setelah kasrah.
)...(
)...(
Mad terbagi dua:
1. Mad thabii: mad yang tidak bertemu hamzah atau sukun.
2. Mad fari: kebalikan mad thabii.
) dengan panjang masing-masing qashr , tawassuth dan thul, sedangkan al baqun membaca
dua harakat.
)...(
)...(
)...(
2
Pengecualian mad badal terbagi dua:
1- ushul
- Sebelumnya berupa huruf shahih mati dalam satu kalimat: ,
- Alif setelah hamzah bukan mengganti tanwin pada waktu waqaf: , , .
- huruf mad jatuh setelah hamzah washal: , , ( pada ibtida dengan kata
tersebut).
Ketika washal, Warsy membaca tujuh wajah1 pada dua kata ( surat yunus 51 dan 91) :
- Tiga wajah: Ibdal hamzah washal (6 harakat) beserta qashr , tawassuth dan thul.
- Tiga wajah: tashil beserta qashr , tawassuth dan thul.
- Satu wajah: Qashr hamzah washal beserta qashr badal, masing-masing dibaca dua
harakat.
Sedangkan ketika waqaf, Warsy sama dengan Qalun, yaitu sembilan wajah:
- Tiga wajah: Ibdal hamzah washal (6 harakat) beserta qashr , tawassuth dan thul.
- Tiga wajah: Qashr hamzah washal (2 harakat) beserta qashr , tawassuth dan thul.
- Tiga wajah: Tashil hamzah washal beserta qashr , tawassuth dan thul.
Qalun ketika washal membaca tiga wajah:
- Ibdal hamzah washal (6 harakat) beserta qashr badal (2 harakat).
- Qashr hamzah washal (2 harakat) beserta qashr badal (2 harakat).
- Tashil hamzah washal beserta qashr badal (2 harakat).
Warsy pada lafazh memiliki dua wajah :
- Qashr , riwayat imam ad Dani dalam kitab al Jami.
- Qashr , tawassuth dan thul, riwayat ad Dani dalam kitab at Taisir.
Maksud lafazh : madzhab imam Ibnu Gholabun, salah satu guru Abi Amr ad
Dani hanya membaca qashr dalam bab mad badal.
)...(
Mad far'i yang bertemu sukun terbagi dua:
1. Sukun asli. 2. sukun aridh (datang belakangan).
)...(
)...(
Huruf fawatih suwar terbaca 6 harakat, asal terbentuk dari tiga huruf serta huruf tengahnya
berupa mad (, , , , , , )yang dinamakan mad lazim harfi.
Mad lazim harfi terbagi dua:
1. Mutsaqqal: terdapat tasydid setelah mad, seperti: lam pada , sin pada
2. Mukhaffaf: terdapat sukun setelah mad, seperti: , , mim pada
Huruf seperti terdapat dua wajah (tawassuth dan thul), pada ,
Sedangkan huruf seperti ( ada lima huruf yang terkumpul pada )terbaca qashr (2
harakat) karena tidak bertemu sukun.
Alif pada fawatih suwar dibaca pendek (1 harakat) karena huruf tengahnya tidak berupa mad.
Catatan:
Mim pada awal surat ali imran
ketika washal terdapat dua wajah(6 harakat dan 2 harakat),
sementara ketika waqaf terbaca 6 harakat.
Warsy juga mempunyai dua wajah (6 harakat dan 2 harakat) ketika washal pada awal surat al
( harakat hamzah dipindah ke mim), dan semua imam sepakat membaca 6
Ankabut
harakat ketika waqaf.
)...(
)...(
)...(
Bab pertemuan dua hamzah dalam satu kata
)...(
)...(
ketika dua hamzah bertemu dalam satu kata ( baik berharakat fathah: , kasrah:
, dhummah: ) , Nafi, Ibnu Katsi dan AbuAmr ( )membaca tashil hamzah kedua
Sedangkan al baqun membaca tahqiq dalam tiga keadaan tersebut.
Khusus pada hamzah yang berharakat fathah, terdapat beberapa wajah:
- Hisyam memiliki dua wajah ketika: tashil dan tahqiq1.
- Bacaan Warsy menurut riwayat Ahli Mesir: hamzah kedua diganti huruf mad (6 harakat)
bila bertemu dengan huruf mati, seperti ( ) dan bila tidak, maka dibaca 2 harakat
() .2
- Bacaan Warsy menurut riwayat Ahli Baghdad: membaca tashil hamzah kedua.
)...(
Rincian bacaan )):
- Hamzah, al Kisai dan Syubah membaca tahqiq kedua hamzah.
- Al baqun (Nafi, IbnuKatsir, Abu Amr, Ibnu dzakwan dan hafsh) membaca tahqiq
hamzah pertama dan men-tashil yang kedua.
1 Al Ahqaf:20.
23
Jika hamzah washal berada antara tarif mati1 dan hamzah qotho maka semua Qurra sepakat
mengganti hamzah washal dengan alif dengan panjang enam harakat dan juga diperbolehkan
membaca tashil hamzah washal tanpa mad, akan tetapi wajah pertama lebih baik.
Lafazh tersebut dalam al Quran ada enam tempat:
- Surat al Anam:143 dan 144 ( ) .
- Surat Yunus:91 (
) .
- Surat Yunus:59 ( ) .
- Surat an Naml:59 ( ) .
- Surat Yunus:81( ) khusus bacaan Abu Amr2.
)...(
Jika dan saudaranya dibaca tashil, maka tidak boleh mendatangkan alif antara hamzah
istifham dan hamzah qotho, begitu juga tidak boleh pada kata yang terdapat tiga hamzah ()
pada tiga tempat dan (( .3
)...(
Pertemuan dua hamzah dalam satu kata terbagi tiga:
1. Keduanya di fathah () .
2. Hamzah pertama difathah dan hamzah kedua dikasrah () .
3. Hamzah pertama difathah dan hamzah kedua didhummah () .
)...(
Rincian bacaan:
- Qalun dan Ibnu Amr membaca dua harakat4 pada hamzah pertama, baik hamzah kedua
berharakat fathah ataupun kasrah.
- Hisyam membaca dua harakat pada hamzah pertama, bila hamzah kedua berharakat
fathah.
Dan jika hamzah kedua berharakat kasrah, maka (hamzah kedua tersebut) boleh dibaca
dua wajah:
1- Dua harakat.
2- Satu harakat.
- Al baqun membaca tanpa mad(satu harakat).
)...(
)...(
(penambahan alif antara dua hamzah yang berharakat fathah dan kasrah) Hisyam hanya membaca
satu wajah5 dalam tujuh tempat:
1. Surat Maryam:66 ( (
2. Surat al Araf:81( )
3. Surat al Araf :113( )
4. Surat asy Syuara:41((
5. Surat as Shofat:52 ) )
6. Surat as Shofat:86 ( (
7. Surat Fushilat:9 ( ;) khusus surat ini, Hisyam membaca hamzah kedua
dengan tahqiq dan tashil.
)...(
1 Hamzah disebut hamzah washal, terkadang lam tarif berharakat, berasal dari pindahan harakat huruf
setelahnya.
2 Selain Abu Amr tidak menambahkan hamzah qotho.
3 Surat az Zuhruf.
4 Memasukkan alif antara dua hamzah.
5 yakni dua harakat pada hamzah pertama.
24
Rincian bacaan lafazh ( )
- Hisyam memiliki dua wajah pada hamzah pertama (membaca dua harakat dan satu
harakat) dalam lima tempat:
1. Surat at Taubah:12 ()
2. Surat al Anbiya:73 ()
3. Surat al Qashash:5 ()
4. Surat al Qashash:41 ( )
5. Surat as Sajdah:24 ( ) .
- Nafi, Ibnu Katsir dan Abu Amr ( )membaca tashil untuk hamzah kedua dalam lima
tempat tersebut, sedangkan selainnya dibaca tahqiq.
)...(
)...(
Bila hamzah kedua berharakat dhummah (1 , 3, 2 ) sedangkan hamzah pertama
berharakat fathah, maka hukum bacaannya terperinci sebagai berikut:
- Hisyam mempunyai tiga wajah:
1. Membaca tahqiq kedua hamzah dan membaca pendek (satu harakat) hamzah
pertama pada ketiga lafazh tersebut.
2. Membaca pendek (satu harakat) dan tahqiq hamzah pertama serta membaca
tashil hamzah kedua pada
3. Membaca dua harakat dan tahqiq hamzah pertama serta membaca tashil
hamzah kedua pada dan .
- Qalun membaca hamzah pertama dua harakat dan membaca tashil hamzah kedua.
- Al baqun membaca kedua hamzah tersebut satu harakat dengan tahqiq.
Bab Pertemuan Dua hamzah Pada Dua Kata
)...(
)...(
Abu Amr membuang hamzah pertama pada dua hamzah qotho yang bertemu dalam dua kata,
serta membaca dua wajah (dua dan empat harakat), hal ini berlaku jika harakat keduanya sama
(baik fathah, kasrah maupun dhummah).
( , 4 )( 5 , ( )6
Contoh: (
)...(
Bacaan Qalun dan Bazzi sama dengan Abu Amr7 pada dua hamzah yang berharakat fathah,
sedangkan yang berharakat kasrah dan dhummah, hamzah pertama dibaca tashil.
)...(
1
Selain surat Ali Imran.
2
surat Shad
3
surat al Qomar.
4
Hamzah lafazh dibuang.
5 Hamzah lafazh dibuang.
6 Hamzah lafazh dibuang.
7 Membuang hamzah pertama serta membaca dua wajah (dua dan empat harakat) pada mad sebelum
hamzah pertama.
25
Qalun dan Bazzi membaca lafazh dengan ( hamzah pertama diganti
wawu kemudian diidghamkan).
Sebagian riwayat lain, membacanya dengan men-tashil hamzah pertama dan membaca dua atau
empat harakat pada mad sebelumnya (seperti kaidah asal).
)...(
Warsy dan Qunbul pada hamzah kedua (dari dua hamzah yang sama harakatnya) memiliki
beberapa bacaan:
1. Membaca tahqiq hamzah pertama dan tashil hamzah kedua.
2. Membaca tahqiq hamzah pertama dan mengganti hamzah kedua dengan huruf mad yang
sesuai dengan harakat sebelumnya. Dalam hal ini, jika setelah hamzah kedua tersebut
berharakat maka hamzah pertama dibaca dua harakat.contoh: , .
)...(
Lafazh))1 menurut bacaan Warsy mempunyai tiga wajah:
1. Membaca tahqiq hamzah pertama dan tashil pada hamzah kedua.
2. Membaca tahqiq hamzah pertama dan mengganti hamzah kedua dengan huruf mad yang
sesuai dengan harakat sebelumnya, dalam hal ini, hamzah pertama dibaca enam harakat
karena bertemu sukun pada huruf nun2 (
)
3. Membaca tahqiq hamzah pertama dan mengganti hamzah kedua dengan ya berharakat
kasrah () .
Lafazh (
)3 menurut Warsy mempunyai empat wajah:
- Wajah pertama , kedua dan ketiga sama dengan lafazh
- Wajah keempat sama dengan wajah kedua pada lafazh , hanya saja hamzah
pertama dibaca dua harakat karena melihat harakat naql4 pada huruf nun.
Catatan:
Lafazh () 5 menurut bacaan Warsy memiliki tiga wajah:
- Wajah pertama dan kedua sama dengan wajah .
- wajah ketiga sama dengan wajah keempat lafazh
.
Lafazh (
menurut Warsy dan Qunbul, bacaannya sama dengan lafazh
) 6
, hanya saja untuk alasan wajah ketiga adalah harakat pada nun sebagai penyelamat dari
pertemuan dua huruf mati.
1 Al Baqarah 31
2 Mad lazim
3 An Nur 33
4 Pindahan dari harakat huruf sebelumnya.
5 Al Ahzab 50
6 Al Ahzab 32
7 Al Hijr 61
8 Al Qomar 41
26
Qalun dan Bazzi membolehkan huruf mad dibaca dua atau empat harakat, bila jatuh sebelum
hamzah yang dibaca tashil.
Abi Amr1, (Qalun dan Bazzi)2 juga membolehkan dua wajah, jika jatuh sebelum hamzah yang
dibuang.
)...(
)...(
)...(
)...(
Menurut ahlu ( ) 3ada beberapa bacaan:
1. Men-tashil hamzah kedua, dengan syarat:
a. Hamzah pertama fathah dan yang kedua kasrah, ( ) 4
b. Hamzah pertama fathah dan yang kedua dhummah, ( ) 5
2. Mengganti dengan huruf yang sesuai dengan harakat sebelumnya, dengan syarat:
a. Hamzah pertama dhummah dan yang kedua fathah, contoh: () 6
(hamzah kedua diganti wawu karena jatuh setelah dhummah).
b. Hamzah pertama kasrah dan yang kedua fathah, contoh: (
)
(hamzah kedua diganti ya karena jatuh setelah kasrah).
3. Jika hamzah pertama dhummah dan yang kedua kasrah, boleh men-tashil atau mengganti
wawu, contoh:
Sedangkan menurut al baqun (selain ahlu )membaca tahqiq.
Catatan:
Hukum tersebut berlaku ketika washal. Sedangkan pada saat ibtida7, hamzah kedua tetap dibaca
tahqiq.
)...(
Ibdal adalah mengganti hamzah dengan huruf yang sesuai dengan harakat sebelumnya (alif, ya
atau wawu) tanpa ada campuran suara hamzah.
Tashil adalah membaca antara hamzah dan huruf yang sesuai dengan harakat yang disandang
hamzah tersebut8.
Bab Hamzah Yang Sendirian
)...(
)...(
1 Bacaan ini terdapat pada pertemuan dua hamzah dalam dua kalimat yang harakatnya sama.
2 Qalun dan Bazzi membuang hamzah pertama pada pertemuan dua hamzah yang berharakat fathah
3 Nafi, Ibnu katsir dan Abu Amr
4 Al Hujurat 9
5 Al Muminun 44
6 Al Baqarah 13
7 Memulai membaca al Quran
8 Jika hamzah berharakat dhummah berarti wawu, fathah berarti alif dan kasrah berati ya atau lebih mudah
o Asy Syura:33 (
)
- Lafazh ( )pada surat al Kahfi:16 (
(
- Lafazh ( )pada surat al Baqarah:106 (
)
- Lafazh ( )pada surat an Najm:36 ( )
)...(
2- Sukun menjadi alamat mabni10, dalam al Quran terdapat sebelas kata, yang semuanya fiil amr
mabni sukun:
o Al Kahfi:10)
)
o Al Baqarah:33 ( )
o Yusuf:36 ( )
o Al Hijr:49 ( )
o Al Hijr:51( )
o Al Qomar:28 ( )
o Al Araf:111 dan asy Syuara:36 ( )
o Al Isra:14 ()
o Al Alaq:1 dan 3 ( ,
)
28
)...(
3- Mengucapkan hamzah lebih mudah dari pada menggantinya, dalam al Quran hanya terdapat
dua kata:
o Al Ahzab:51()
o Al Maarij:13 ((
4- Tetap terbaca tahqiq, sebab bila hamzah diganti, terjadi keserupaan makna. Hal ini dalam al
Quran hanya terdapat pada surat Maryam:74 (
) 1
)...(
5- Bacaannya keluar dari kaidah2 bila hamzah diganti, dalam al Quran ada dua tempat:
o Al Balad:20 ( (
o Al Humazah:8 ( )
)...(
As Susi men-tahqiq hamzah lafazh pada dua tempat:
o Surat al Baqarah:54 yang diulang dua kali (
)
)...(
Menurut Warsy dan as Susi: hamzah pada lafazh ()3 dan diganti ya sehingga menjadi ()
dan ( )4 disemua ayat al Quran.
Menurut Warsy, as Susi dan al Kisai: hamzah pada lafazh juga diganti ya, dalam al Quran
hanya terdapat pada surat Yusuf yang diulang tiga kali,
o Ayat 13 (
)
o Ayat 14 (
)
o Ayat 17 ( )
Sedangkan al baqun men-tahqiq hamzah pada ketiga lafazh tersebut.5
)...(
Menurut Syubah dan as Susi: hamzah awal yang mati pada lafazh diganti wawu, baik
nakirah ( )maupun makrifat ().
Sedangkan al baqun men-tahqiq hamzah lafazh tersebut.
1 Bila hamzah diganti, maknanya serupa dengan makna yaitu segar, padahal yang dimaksudkan bukan
makna tersebut.
2 lafazh berasal dari , mahmuz fa berwazan ,
bila hamzahnya diganti, maka keluar dari bentuk
asalnya, menjadi
, mutal fa.
3 Al Hajj 45
5 Lafazh , dan
29
Sedangkan al baqun membaca tahqiq pada hamzah lafazh tersebut.
)...(
ketika dua hamzah bertemu dalam satu kata, semua Qurra sepakat mengganti hamzah kedua
dengan huruf mad yang sesuai dengan harakat sebelumnya. Hal ini berlaku bila hamzah kedua
mati (sukun). Contoh:,, , .
Bab Perpindahan Harakat Hamzah Pada Huruf Mati Sebelumnya
)...(
Menurut Warsy: harakat hamzah dipindah kepada huruf mati sebelumnya dengan tiga syarat:
o Huruf sebelum hamzah harus mati.
o Huruf mati tersebut berada diakhir kata, sedangkan hamzah berada pada awal kata
berikutnya.
o Huruf mati tersebut harus shahih (bukan huruf mad).
, setelah dipindah menjadi
Contoh:
Catatan :
Warsy tidak memindahkan harakat hamzah pada mim jama, contoh:
)...(
Pada kata yang dibaca naql oleh warsy, seperti ( ) , perawi Hamzah mempunyai beberapa
bacaan:
Bacaan Khalaf :
- Membaca saktah ketika washal, sedangkan ketika waqaf boleh dengan naql atau saktah.
- Membaca tanpa saktah ketika washal, sedangkan ketika waqaf boleh dengan naql atau
tanpa saktah)
Bacaan Khollad:
- membaca tanpa saktah ketika washal, sedangkan ketika waqaf boleh dengan naql atau
tanpa naql.
)...(
)...(
Bacaan Khalaf pada lafazh dan :
- membaca saktah keduanya pada waktu washal, sedangkan waqafnya boleh dengan naql
atau saktah.
1
Ya nya bertasydid karena pertemuan dua ya.
2 Hamzah diganti ya lalu diidghamkan pada ya sebelumnya.
3 Kitab Irsyadul Murid syarah asy Syathibiyah hal 69.
30
Maksud nazham ... adalah:
Nafi pada dua lafazh dalam surat Yunus:51 dan 91 membaca dengan membuang hamzah
setelah memindah harakatnya kepada lam, menjadi 1
)...(
)...(
)...(
)...(
Madzhab Qurra pada lafazh surat an Najm:50
- Warsy membaca pada waktu washal, sedangkan ketika waqaf, ibtidanya2 ada
dua wajah:
o Memulai dengan hamzah washal ( ) .
o Memulai dengan lam tarif ( ) .
- Ketika washal, Abu Amr sama dengan Warsy, sedangkan ketika waqaf, ibtidanya ada
tiga wajah:
o Wajah pertama dan kedua sama dengan Warsy.
o Memulai dengan asal kata ( ) 3
- Qalun membaca pada waktu washal, sedangkan ketika waqaf, ibtidanya ada tiga
wajah:
o Memulai dengan hamzah washal ( ) .
o Memulai dengan lam tarif ( )
o Memulai dengan asal kata ( ) 4.
- Ibnu Katsir, Ibnu Amr dan imam kufah5 memiliki wajah satu, baik washal ()
atau ibtida ( ) .
Semua Qurra membolehkan dua wajah pada waktu ibtida dengan lafazh 6 :
o Memulai dengan hamzah washal ( ) .
o Memulai dengan lam tarif ( ) .
)...(
Nafi membuang hamzah setelah memindahkan harakatnya ke huruf dal pada
lafazh menjadi
7
, sedangkan al baqun men-tahqiq hamzah (tanpa
naql kecuali hamzah pada waktu waqaf).
Sewaktu membaca washal pada surat al Haqqah 19 ( ) , Warsy memiliki dua wajah:
o Harakat hamzah tidak dipindah ke ha 8(ha dibiarkan mati).
o Harakat hamzah dipindah ke ha ( ) .
Bacaan
tergantung bacaan yang dipilih pada ayat sebelumnya(
) :
- Jika membaca tanpa naql, lafazh harus dibaca saktah.
- Jika membaca dengan naql, lafazh harus dibaca idgham.
1 dalam hal ini, Qalun keluar dari kaidah asalnya ( tidak mempunyai kaidah naql), sedangkan Warsy tetap
pada kaidahnya (naql).
2 Memulai membaca.
3 Wajah ini lebih utama dari pada wajah sebelumnya.
4 Wajah ini lebih utama dari pada wajah sebelumnya.
5 Ashim, Hamzah dan al Kisai.
6 Surat al Hujurat 11.
7 Al Qoshosh 34
8 Bacaan ini lebih shohih.
31
Bab Bacaan Waqaf Hamzah Dan Hisyam Pada Huruf Hamzah
)...(
Imam Hamzah merubah huruf hamzah (baik berada diujung atau ditengah kata) pada waktu
waqaf, dengan empat wajah:
o Ibdal
o Naql
o Tashil
o Membuang (hadzaf)
)...(
Pertama: waqaf dengan ibdal .
Bila terdapat hamzah mati, kemudian diganti dengan huruf mad yang sesuai dengan harakat
sebelumnya,
baik ditengah ( , , ) maupun diakhir kata ( , , ) 1
)...(
Kedua: waqaf dengan naql.
Bila hamzah dibuang setelah harakatnya dialihkan ke huruf mati sebelumnya,2 baik berada
ditengah, seperti (,, ) menjadi ( , , ) maupun diakhir kata,
seperti (
, ) menjadi ( , ) .
)...(
)...(
Ketiga: waqaf dengan tashil.
Bila hamzah berada ditengah kata serta jatuh setelah alif, seperti ( , ) dan ( ,
)3. Dalam hal ini alif boleh dibaca qashr atau mad.4
Keempat: waqaf dengan membuang (hadzaf).
Bila hamzah berada diakhir kata dan jatuh setelah alif ( , ) menjadi ( ,
). Dalam hal ini alif boleh dibaca qashr , tawassuth atau thul5.
)...(
Hamzah diganti dengan huruf yang sesuai dengan harakat sebelumnya, jika jatuh setelah wawu
atau ya zaidah.6seperti:
o menjadi
o menjadi
o menjadi
o menjadi
o menjadi
Dan jika wawu atau ya termasuk akar kata (bukan zaidah), ketika waqaf memiliki dua wajah:
o menjadi atau
1 Asalnya
2 Dengan syarat hamzah jatuh setelah huruf mati.
3 Kedua kata ini jika terbaca waqaf, tanwinnya diganti alif (berarti hamzah tidak diakhir kata karena masih
ada alif)
4 Mad menurut Hisyam empat harakat sedangkan menurut Hamzah enam harakat, pada alif sebelum hamzah.
5 Taqribul maani/hal. 99
6 Bukan termasuk akar kata.
32
o
menjadi atau
o menjadi atau
o menjadi atau
o menjadi atau
)...(
)...(
Hukum waqaf hamzah berharakat yang jatuh setelah huruf hidup ada sembilan:
1. Diganti ya, jika hamzah berharakat fathah jatuh setelah kasrah, seperti:
a. Contoh: ,, menjadi , ,
2. Diganti wawu, jika hamzah berharakat fathah jatuh setelah dhummah, seperti:
a. Contoh: , , menjadi , ,
Sementara sisanya, dibaca tashil:
3. Berharakat fathah serta jatuh setelah fathah ( , ).
4. Berharakat kasrah serta jatuh setelah dhummah ( , )
5. Berharakat kasrah serta jatuh setelah kasrah ( ,).
6. Berharakat kasrah serta jatuh setelah fathah ( ,) .
7. Berharakat dhummah serta jatuh setelah dhummah ().
8. Berharakat dhummah serta jatuh setelah fathah (,) .
9. Berharakat dhummah serta jatuh setelah kasrah ( ,)
Maksud nazham ...:
Waqaf Hisyam sama dengan Hamzah jika huruf hamzah diakhir kata, sedangkan bila berada
ditengah, waqafnya sama dengan Hafs (tahqiq).
)...(
).......................................(
Jika waqaf pada 1
( hamzah diganti ya), boleh membaca dua wajah:
1. membaca izhar ( karena ya berasal dari hamzah)
2. membaca idgham ( karena pertemuan dua ya dalam satu kata)
Begitu juga kata yang serupa dengannya, seperti:
o menjadi atau
o menjadi atau
o menjadi atau
Jika waqaf pada dan ( hamzah diganti ya), boleh membaca dua wajah:
o Mendhummah ha, menjadi dan ( karena ya berasal dari hamzah)2
o Mengkasrah ha, menjadi dan ( karena didahului ya yang dibaca
panjang)3
)...........................(
)...(
)...(
Ahlu ada meriwayatkan bahwa Imam Hamzah mengikuti rasm utsmani ketika waqaf.
4
Jika huruf hamzah ditulis wawu, waqafnya dengan wawu, jika ditulis ya, waqafnya pun dengan
ya.
Catatan
Tidak semua yang ditulis wawu atau ya kalau waqaf harus dengan huruf tersebut melainkan
yang menjadi pedoman adalah riwayat yang shahih, seperti:
1 Surat Maryam 74
2 Pendapat Abi al Fath faris dan jumhur Qurra bacaan hamzah.
3 Pendapat Abi al Hasan Thahir bin Ghalabun.
4 Para peneliti bacaan Qurra.
33
o pada waktu waqaf, tidak boleh diganti wawu, meskipun hamzah ditulis
wawu.
o pada waktu waqaf, tidak boleh diganti ya, meskipun hamzah ditulis ya.
o pada waktu waqaf, hamzah tidak boleh dibuang, meskipun hamzah tidak
ditulis wawu atau ya.
Pakar nahwu al Ahfasy mengatakan bahwa hamzah yang berharakat dhummah dan jatuh setelah
kasrah diganti dengan ya, begitu juga Imam Hamzah ketika waqaf. Seperti:
o menjadi
o
menjadi
o menjadi
Sebaliknya bila hamzah berharakat kasrah serta jatuh setelah dhummah, maka diganti wawu
ketika waqaf. Seperti:
o
menjadi
o menjadi
Nazham:...
Dalam hal ini,1 sebagian ulama berpendapat bahwa membaca tashil dianggap sulit.
)...(
Ketika waqaf, imam Hamzah juga membuang hamzah (setelah memindah harakatnya pada huruf
sebelumnya) yang tidak ditulis wawu atau ya pada rasm utsmani, (seperti menjadi
dan kata yang serupa dengannya).
Kesimpulan:
Lafazh mempunyai tiga wajah:
o Men-tashil hamzah menurut madzhab qiyasi
o Mengganti hamzah dengan ya menurut madzhab al Ahfash an Nahwi.
o Membuang hamzah menurut madzhab ar rasm utsmani.
Lafazh () 2 mempunyai dua wajah:
o Men-tashil hamzah menurut madzhab qiyasi.
o Membuang hamzah menurut madzhab ar rasm utsmani.
)...(
)...(
Menurut imam Hamzah: waqaf pada kata yang kemasukan huruf tambahan, huruf hamzah boleh
dibaca dua wajah:
o Tashil3 (madzhab Abi al Fath Faris)
o Tahqiq4 (madzhab Abi al Hasan Thahir bin Ghalabun).
Catatan
Jika qori membaca dengan saktah (huruf mati yang bertemu hamzah), maka hamzah yang berada
ditengah (disebabkan kemasukan huruf tambahan) dibaca tashil.5 Seperti
Sedangkan jika tidak dibaca saktah, boleh dibaca tahqiq atau tashil.6
Huruf tambahan yang masuk pada hamzah berjumlah sepuluh:
1. Ha tanbih ()( ).
2. Ya nida ()( ).
34
Keduanya boleh dibaca qashr atau thul ketika tashil, sementara ketika tahqiq harus dibaca thul.
3. Lam ()1
4. Ba ()( )( )2
5. Hamzah ()( )3
6. Sin ()( )4
7. Kaf ()( )
8. Fa ()
9. Wawu ()5
Kaidah:
Jika hamzah berharakat fathah serta jatuh setelah kasrah, boleh dibaca tahqiq atau diganti dengan
ya ketika waqaf.
10. Lam tarif ()( )( )6
Imam Hamzah memperbolehkan membaca tahqiq atau tashil ketika waqaf pada lafazh:
, ,
, , , ,
)...(
Huruf hamzah yang berada diakhir kata dan tidak diganti huruf mad ketika waqaf, dibaca isymam
atau raum, contoh wajah-wajah waqaf :
Lafazh () ,(
) ,(
) diperbolehkan membaca tiga wajah:
1. Naql dengan sukun
2. Naql dengan isymam
3. Naql dengan raum.
Dan bila hamzah berharakat kasrah () , diperbolehkan membaca dua wajah:
1. Naql dengan sukun.
2. Naql dengan raum.
Lafazh , dan
diperbolehkan membaca tiga wajah:
1. Hamzah diganti ya lalu diidghamkan ()( )( )
2. Hamzah diganti ya lalu diidghamkan serta dibaca isymam.
3. Hamzah diganti ya lalu diidghamkan serta dibaca raum.
Jika hamzah dikasrah serta jatuh setelah seperti ( )(
) , diperbolehkan membaca
empat wajah:
- Naql dengan sukun atau raum.
- Hamzah diganti ya/ wawu7 lalu diidghamkan serta dibaca sukun atau raum.
35
- Tiga wajah: hamzah diganti wawu serta sukun dengan panjang qashr , tawassuth dan
thul.
- Dua wajah: hamzah diganti wawu serta isymam dengan panjang qashr , tawassuth dan
thul.
- Hamzah diganti wawu serta raum dengan panjang qashr .
Wakaf pada kata yang serupa dengan juga mempunyai dua madzhab:
Madzhab qiyasi terdapat lima wajah:
- Tiga wajah: hamzah diganti alif dengan panjang qashr , tawassuth dan thul.
- Dua wajah: hamzah ditashil serta raum dengan panjang qashr dan thul.
Madzhab rasm utsmani terdapat empat wajah:
- Tiga wajah: hamzah diganti ya mati serta dibaca qashr , tawasuh dan thul.
- Raum serta dibaca qashr .
Waqaf pada dan terdapat lima wajah:1
1. Hamzah diganti ya mati
2. Tashil serta raum
3. Hamzah diganti ya berharakat dhummah, lalu disukun sebab waqaf.
4. Sama dengan nomor tiga tetapi dengan isymam.
5. Hamzah diganti ya berharakat dhummah serta dibaca raum.
)...(
Waqaf pada hamzah yang jatuh setelah wawu asal2 mati, seperti: , dan atau ya
asal mati, seperti:, dan terdapat dua wajah:
1. Naql
2. Mengganti (ibdal) terus idgham.
)...(
Ketika waqaf pada hamzah yang berada diakhir kata dan jatuh setelah huruf hidup (
-) atau alif (-) , boleh dibaca dua wajah :
1. Raum dengan tashil, jika hamzah berharakat dhummah atau kasrah.
2. Sukun, setelah mengganti hamzah dengan huruf mad.
)...(
Ulama yang mengatakan bahwa tidak diperbolehkan waqaf dengan raum meskipun memenuhi
syarat dianggap menyimpang dari kaidah. Karena Imam Hamzah membolehkan raum dan
isymam pada lafazh yang dibaca rafa/ dhummah, dan raum pada kata yang dibaca jar/ kasrah,
sedangkan pada waktu dibaca nasab/ fathah tidak diperbolehkan membaca raum atau isymam.
)...(
Terkadang huruf hamzah mempunyai beberapa keadaan yang sulit sehingga hanya dapat
dijelaskan oleh pakar nahwu.
Bab Izhar Dan Idgham Shaghir
)...(
Akan kututurkan huruf-huruf yang menurut riwayat dibaca izhar dan idgham.
)...(
1 Yang empat ditinjau dari amaliyah, sedangkan yang terakhir dari taqdiran, Taqrib al Maani hal 110.
2 Bagian dari akar kata.
36
)...(
Kusebutkan huruf ( (pada bait terlebih dulu, lalu nama Qurranya secara langsung atau melalui
rumus, kemudian wawu sebagai pemisah pembahasan (fashilah).
)...(
Dalam bab ini, selain , juga diterangkan lafazh , , dan .
)...(
Bacaan ( ) bila bertemu dengan salah satu dari enam huruf:
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
)...(
Rincian bacaan Qurra pada lafazh ():
Nafi, Ibnu Katsir dan Ashim membaca izhar, bila bertemu keenam huruf tersebut.
Al Kisai dan Khollad mengidghamkan bila bertemu jim, sisanya1 dibaca izhar.
)...(
Khalaf mengidghamkan bila bertemu ta dan dal, sisanya dibaca izhar.
Ibnu Dzakwan hanya mengidghamkan bila bertemu dal, sisanya dibaca izhar.
Al baqun (selain Qurra diatas2) membaca izhar bila bertemu keenam huruf tersebut.
)...(
Bacaan ( )bila bertemu dengan salah satu dari delapan huruf:
)...(
Rincian bacaan Qurra pada lafazh ():
Ashim, Qalun dan Ibnu Katsir membaca izhar, bila bertemu delapan huruf tersebut.
Warsy mengidghamkan bila bertemu dhad dan dha, sisanya dibaca izhar.
)...(
)...(
1 Selain jim.
2 Abu Amr dan Hisyam
37
Ibnu Dzakwan mengidghamkan bila bertemu dhad , dzal, zay dan dha,sisanya dibaca izhar,
kecuali lafazh boleh dibaca kedua-duanya1.
Hisyam membaca idgham bila bertemu semua huruf tersebut, kecuali pada surat Shad
dibaca izhar.
Al baqun2 membaca idgham bila bertemu dengan semua huruf tersebut.
)...(
Bacaan bila bertemu dengan salah satu dari enam huruf:
)...(
Rincian bacaan Qurra pada lafazh ( ):
Ibnu Katsir, Ashim dan Qalun membaca izhar, bila bertemu semua huruf tersebut.
Warsy hanya mengidghamkan bila bertemu zho, sisanya dibaca izhar.
)...(
)...(
Ibnu Amir mengizharkan bila bertemu sin, jim dan zay, sisanya dibaca igham, kecuali:
- lafazh pada surat Hajj:40, Hisyam membaca izhar,
- lafazh Ibnu Dzakwan membaca izhar.3
Al baqun4 membaca idgham, bila bertemu semua huruf tersebut.
)...(
)...(
Pertemuan lafazh dan dengan delapan huruf terbagi tiga:
- ) )hanya bertemu dengan ( ) 5
- ),,,, )hanya bertemu dengan , seperti: ( ( ) ( )
)
() ( )
- ), ) boleh bertemu dengan atau , seperti: ( ( ) ( ) ( )
)
Rincian bacaan Qurra pada lafazh dan :
Al Kisai membaca idgham bila bertemu dengan delapan huruf tersebut.
Hamzah mengidghamkan pada dan pada dan juga dan pada ( sisanya dibaca
izhar).
)...(
1 Izhar menurut riwayat imam ad Dani dari Abdul Aziz al Farisi sedangkan idgham menurut riwayat imam ad
Dani dari Abi al Hasan Thahir bin Ghalabun.
2 Abu Amr, hamzah dan al Kisai.
3 Ada yang berpendapat bahwa Ibnu Dzakwan membaca dua wajah pada lafazh tersebut, namun setelah
38
Khollad membaca dua wajah (izhar dan idgham) pada surat an Nisa 155 () .1
Abu Amr mengidghamkan hanya dalam dua tempat:
- Surat al Mulk:3 ( )
- Surat al Haqqah:8 ( )
)...(
Hisyam mengizharkan ketika bertemu dengan dan pada semua tempat dalam al Quran
dan mengizharkan saat bertemu hanya pada surat ar Rod:16.2 Seperti: (
).
Al baqun3 mengizharkan dan ketika bertemu dengan delapan huruf tersebut.
Bab Tentang Kesepakatan Qurra Dalam Membaca Idgham Pada Lafazh
( , , , dan )
)...(
)...(
Qurra sepakat mengidghamkan lafazh-lafazh dibawah ini:
- bertemu dengan )( dan )(
- bertemu dengan )( dan )(
) , )( dan )(
- bertemu dengan (
- bertemu dengan )(
- bertemu dengan )( dan )(
- bertemu dengan )( dan )(
)...(
Qurra sepakat membaca idgham pada pertemuan dua huruf yang sama, dengan catatan huruf
yang pertama mati, baik dalam satu kata, seperti: (- )ataupun dua kata,
seperti:
() .hukum idgham ini tidak berlaku manakala huruf yang
pertama berupa huruf mad, seperti: (-).
Catatan
Ketika washal, semua Qurra selain hamzah membaca dengan dua wajah:
- Izhar4 (membaca dengan saktah/ diam sejenak tanpa bernafas).
- Idgham (membaca dengan satu hamzah bertasydid)
Bab Hukum Bacaan Huruf Yang Berdekatan Makhrajnya
)...(
Khollad, al Kisai dan Abu Amr mengidghamkan ( )yang dibaca jazm saat bertemu dengan
dalam lima tempat:
1. Surat an Nisa:74 ( )
2. Surat ar Rad:5 ( )
3. Surat al Isra:63 ( )
1 Idgham menurut thariq Abi al Fath Faris dan izhar menurut thariq Abi al Hasan Thahir bin Ghalabun.
2 Sedangkan sisanya dibaca idgham.
3 Nafi, Ibnu Katsir, Ibnu Dzakwan dan Ashim.
4 Madzhab ini lebih unggul.
39
4. Surat Thaha:97 ( )
5. Surat al Hujurat:11 ( )
Menurut Ibnu Ghalabun, Khollad hanya membaca idgham pada surat al Hujurat tersebut, namun
Abu al Fath Faris membacanya dengan dua wajah (idgham atau izhar).
sedangkan al baqun membaca izhar pada kelima tempat tersebut.
)...
Abu al Haris mengidghamkan ( yang dibaca jazm) pada dalam enam tempat:
1. Surat al Baqarah:231 ( )
2. Surat Ali Imran:28 (
)
3. Surat an Nisa:30 ( )
4. Surat an Nisa:114 ( )
5. Surat al Furqan:68 ( )
6. Surat al Munafiqun:9 ( ) .
Sedangkan al baqun membaca izhar pada enam tempat tersebut.
Bila dibaca rofa, Qurra sepakat membaca izhar seperti:
Al kisai mengidghamkan ke hanya pada surat Saba 9 ( ), sedangkan
al baqun membaca izhar.
)...(
)...(
Hamzah, al Kisai dan Abu Amr mengidghamkan ke pada lafazh hanya pada tiga
tempat:
1. Surat al Ghafir:27 ( )
2. Surat ad Dukhan:20 ( )
3. Surat Thaha:96 ()
Sedangkan al baqun membaca izhar pada tiga tempat tersebut.
Maksud nadzam
Abu Amr, Hisyam, Hamzah dan al Kisai mengidghamkan ke pada surat al Araf 43 dan az
Zuhruf 72 ( ), namun al baqun membaca izhar.
Bab hukum nun mati dan tanwin
)...(
Qurra sepakat membaca idgham tanpa ghunnah pada tanwin dan nun mati ketika bertemu
dengan (
) dan ( )
)...(
Semua Qurra sepakat membaca idgham dengan ngunnah nun mati atau tanwin saat bertemu
dengan salah satu huruf . Kecuali Khalaf membaca idgham tanpa ngunnah pada dan .
Catatan penting:
Syarat nun mati dibaca idgham itu harus terdiri dari dua kata. Bila tidak, maka dibaca izhar
muthlak, seperti: -
)...(
Alasan nun mati saat bertemu dengan atau dalam satu kata dibaca izhar adalah khawatir
terjadi keserupaan dengan kata yang ditasydid.
)...(
Semua Qurra sepakat membaca izhar pada nun mati atau tanwin saat bertemu dengan huruf halqi
(/////)
)...(
Semua Qurra membaca iqlab pada nun mati/ tanwin dan ikhfa' syafawi pada mim mati saat
bertemu dengan , seperti: ) / ) dan () .
Dan juga sepakat membaca ikhfa saat bertemu dengan lima belas huruf yang terkumpul dalam
nazham:
.....
41
Bab Fath, Imalah dan Taqlil
)...(
Cara mengetahui alif yang berasal dari ya(baik isim atau fiil) adalah:
- (Isim) bila alif ketika mufrad berubah menjadi ya pada waktu mutsanna, seperti:
menjadi ,
menjadi ,
menjadi ,
menjadi .
- (Fiil) disambung dengan ta mutakallim atau mukhathab, seperti:
menjadi
menjadi
menjadi
menjadi
Hamzah dan al Kisai membaca imalah , seperti:// / .
Catatan
Ketika isim dimutsannakan atau fiil bila bertemu dengan ta mutakallim/ mukhathab, alif
berubah menjadi wawu, maka tidak dibaca imalah, seperti:
Isim: menjadi , menjadi , menjadi .
Fiil: menjadi , menjadi , menjadi .
)...(
)...(
Hamzah dan al Kisai membaca imalah yang mengikuti wazan:
- , seperti: - - - , dan nama .
- , seperti: - - , dan nama
- , seperti: - - - , dan nama
- , seperti: - -
- , seperti: - - -
)...(
Hamzah dan al Kisai membaca imalah pada lafazh-lafazh dibawah ini1:
- contoh:
- contoh:
Catatan
Lafazh-lafazh dibawah ini dibaca imalah2 meskipun tidak ditulis dengan ya:
- lafazh dalam surat Isra, al Qashash dan yasin saat waqaf.
- lafazh dalam surat al Haqqah saat waqaf.
)...(
Hamzah dan al Kisai membaca imalah pada tsulatsi mazid 3meskipun asalnya wawu,
seperti:
,
,
)...(
)...(
)...(
)...(
)...(
)...(
Hamzah dan al Kisai membaca imalah lafazh ( yang didahului wawu) pada surat an
Najm:44
)) . Sedangkan pada selain surat tersebut, hanya al Kisai saja yang membaca
imalah (baik didahului / ataupun tidak).
Al Kisai membaca imalah pada kata-kata dibawah ini:4
- Lafazh dalam surat Yusuf :43 dan 100 ( ( ) )
- Lafazh dalam surat Yusuf:43 ( ) , ash Shoffat:105 ( )
dan al Fath:27 (
) .
Sementara pada surat al Isra:60 hanya ketika waqaf saja dibaca imalah ()
- Lafazh dalam semua surat, contoh:
- Lafazh ( )dalam semua surat, contoh:
5
1 Surat an Nur:21.
2 Hamzah dan al Kisai
3 Kata yang akarnya tiga huruf lalu ditambahkan satu huruf atau lebih.
4 Hamzah tidak membaca imalah.
5 Alif setelah ya dibaca imalah.
43
- Lafazh dalam surat asy Syams:6 ( ) .
- Lafazh dalam surat ad Duha:2 (
) .
- Lafazh dalam surat an Naziat:30 () .
)...(
Hamzah dan al Kisai membaca imalah pada lafazh-lafazh dibawah ini:2
- Lafazh dalam surat asy Syams:1 ( ) .
- Lafazh
- Lafazh pada semua surat.
- Lafazh pada surat an Najm:5 ( ).
)...(
Hafsh ad Duri dari al Kisai membaca imalah lafazh-lafazh dibawah ini:
- Lafazh pada surat Yusuf:5 ( ) .
- Lafazh pada surat Yusuf:23 (
) , sementara lafazh pada ayat:21
( ) dibaca imalah oleh Hamzah dan al Kisai.
- Lafazh pada surat Maryam:162 ( ) .
- Lafazh pada surat an Nur:35 ( ) .
- Lafazh (
)pada surat al Baqarah:38 ( ) dan Thaha:123(
3
)
)...(
)...(
)...(
Hamzah dan al Kisai membaca imalah pada kata yang berakhiran ( baik berasal dari
/), kecuali lafazh-lafazh yang menjadi kekhususan al Kisai.4
Catatan penting:
Tanwin yang diganti alif ketika waqaf, tidak dibaca imalah, seperti: / /.
Hamzah dan al Kisai membaca imalah pada tiap akhir ayat yang berupa alif5 dalam sebelas
surat, yaitu: Thaha, an Najm, al Maarij, al Qiyamah, an Naziat, Abasa, al Ala, asy Syams, al
Lail, ad Dhuha dan al Alaq, contoh:
----------
)...(
Hamzah, al Kisai dan Syubah membaca imalah pada lafazh-lafazh berikut:
- Lafazh pada surat al Anfal 17 ( ) .
- Lafazh pada tempat yang kedua dalam surat al Isra 72 () .
- Lafazh pada surat Thaha 58 ( ) dan lafazh pada surat al Qiyamah
36 (
), hanya ketika waqaf saja, kedua lafazh ini dibaca imalah.
)...(
Hamzah membaca imalah alif setelah ra pada surat asy Syuara 61 ( ) saat washal,
sedangkan ketika waqaf pada lafazh , alif yang jatuh setelah ra dan yang jatuh setelah
hamzah, keduanya dibaca imalah.
Al Kisai hanya membaca imalah alif setelah hamzah pada lafazh ketika waqaf saja,
sementara Warsy membaca fathah dan taqlil saat waqaf.
1 , ,
Lafazh , termasuk pengecualian ( alif berasal dari wawu bukan ya)
2 Kata yang berakhiran huruf alif yang asalnya wawu.
3 Dimudhafkan pada ya mutakallim.
4 Lafazh-lafazhnya telah disebutkan pada nazham diatas.
5 Baik berasal dari wawu atau ya , baik isim atau fiil.
44
Lafazh pada surat al Anfal 38( ) , semua Qurra sepakat tidak membaca
imalah, baik washal ataupun waqaf.
Abu Amr , hamzah dan al Kisai membaca imalah alif pada dalam surat al Isra72
( ) .
Kesimpulan bacaan pada surat al Isra 72:
- Hamzah, al Kisai dan Syubah membaca imalah kedua lafazh .
- Abu Amr membaca imalah lafazh yang pertama dan fathah yang kedua.
- Warsy membaca dua wajah (fathah dan taqlil) pada kedua lafazh .
- Al baqun membaca fathah keduanya.
Dan lafazh selain dalam surat al Isra, seperti: 1 :
- Hamzah dan al Kisai membaca imalah.
- Warsy membaca dua wajah (fathah dan taqlil).
)...(
Hamzah, al Kisai dan Abu Amr membaca imalah semua alif maqshurah yang jatuh setelah ra.
Seperti: -------
Hafsh membaca imalah lafazh pada surat Hud 41.
)...(
Khollad membaca imalah alif setelah hamzah pada lafazh dalam surat al Isra 83
( ) dan Fushilat 51 ( ) ,
sedangkan Syubah membaca imalah lafazh tersebut pada surat al Isra saja.
As Susi membaca fathah pada kedua surat tersebut.
Khalaf dan al Kisai membaca imalah nun dan hamzah pada kedua surat tersebut.
Warsy membaca dua wajah pada kedua tempat tersebut (keterangan ini pada nazham
selanjutnya).
Al baqun membaca fathah nun dan hamzah pada kedua surat tersebut.
)...(
Hisyam, Hamzah dan al Kisai membaca imalah alif pada lafazh 2 dalam surat al Ahzab 53
( ) .
Hamzah dan al Kisai membaca imalah alif yang jatuh setelah lam pada 3 dalam surat al
Isra 23 () .
)...(
)...(
Madzhab Warsy:
- Membaca taqlil alif yang jatuh setelah ra, kecuali surat an Anfal 43 (
4
)
dibaca dua wajah (fathah dan taqlil).
- Membaca fathah dan taqlil pada 5 , seperti :-------
, kecuali empat lafazh ()1--6-
45
- Membaca taqlil pada tiap akhir ayat yang berupa alif2, dalam sebelas surat yang telah
disebutkan, dan bila alif tersebut bertemu , dibaca dua wajah(fathah dan taqlil),
kecuali sebelum alif terdapat huruf ra, seperti: 3 .
Catatan penting:
Bila dalam satu ayat terdapat dan mad badal () , warsy memiliki empat wajah:
- Pertama dan kedua: fathah dan qashr (dua harakat) atau thul (enam harakat) badal.
- Tiga dan empat: taqlil dan tawassuth (empat harakat) atau thul (enam harakat)
badal.
)...(
Abu Amr membaca imalah alif tanits pada kata yang ikut wazan )( , )( dan
().
Ketika waqaf, Lafazh pada surat al Kahfi 33 (
) , Abu amr dan Warsy
membaca dua wajah (fathah dan taqlil) , sedangkan hamzah dan al Kisai juga membaca dua
wajah (fathah4 dan imalah).
Abu Amr membaca taqlil pada tiap akhir ayat yang berupa alif5, dalam sebelas surat yang telah
disebutkan, kecuali 6 dibaca imalah, seperti: -- .
)...(
Ad Duri Abu Amr membaca taqlil alif maqshurah dalam empat kata:
- Surat Hud 72 (
) .
- Lafazh pada semua surat.
- Surat az Zumar 56 ( ) .
- Surat Yusuf 84 (
) .
)...(
)...(
)...(
Hamzah membaca imalah fiil madli tsulatsi mujarrad yang ain fiil nya berupa alif pada sepuluh
tempat:
1. Lafazh , seperti:
2. Lafazh , seperti:
3. Lafazh , seperti:
4. Lafazh , seperti:
5. Lafazh , seperti:
6. Lafazh , seperti:
7. Lafazh , seperti:
8. Lafazh , seperti:
9. Lafazh , seperti:
10. Lafazh , seperti: (disamping hamzah, al Kisai dan Syubah juga membaca
imalah)
Catatan:
1 Surat al Isra
2 Baik berasal dari wawu atau ya , baik isim atau fiil.
3 Dibaca taqlil saja.
4 Fathah lebih unggul dari imalah.
5 Baik berasal dari wawu atau ya , baik isim atau fiil.
6 Kata yang sebelum alif terdapat ra.
46
Hamzah membaca imalah pada kesembilan lafazh tersebut pada semua surat, kecuali lafazh
dalam surat al Ahzab 10 ( ) dan Shod 63 (
) tidak dibaca imalah.
Ibnu Dzakwan membaca imalah lafazh dan pada semua surat, sedangkan lafazh
mempunyai dua wajah (fathah dan imalah), kecuali pada surat al Baqarah 10 ( )
hanya dibaca imalah.
Al baqun1 membaca fathah pada semua lafazh tersebut.
)...(
)...(
Abu Amr dan ad Duri al Kisai membaca imalah alif yang jatuh sebelum ra yang berada diakhir
kata dan berharakat kasrah2, contoh: - -
-
tidak dibaca imalah karena ra lafazh tersebut berada ditengah kata,
Sedangkan lafazh
antara alif dan ya yang dibuang sebagai tanda jazm.
)...(
)...(
)...(
Abu Amr dan ad Duri al Kisai membaca imalah lafazh 3( baik dibaca nashab atau jar
maupun nakirah atau marifat).
Al Kisai, Syubah, Abu Amr dan Qalun membaca imalah lafazh pada surat at Taubah 109
(
), sedangkan Ibnu Dzakwan memiliki dua wajah (fathah dan imalah).
Ad Duri al Kisai membaca imalah lafazh pada surat al Maidah 22 ( ) dan
asy Syuara 130 (
dan lafazh pada surat an Nisa 36(
)
) .
Warsy dan Hamzah sepakat membaca taqlil lafazh pada surat Ibrahim 28 (
) dan lafazh
pada semua surat dengan syarat ra dibaca jar (kasrah).
)...(
Abu Amr dan al Kisai membaca imalah alif yang berada diantara dua ra (dengan catatan rayang
kedua berada di akhir kata), seperti:
,
,
sedangkan Warsy
membaca taqlil dan Al baqun membaca fathah.
)...(
)...(
..................................(
Ad Duri al Kisai membaca imalah alif pada beberapa kata dibawah ini:
- Lafazh pada surat Ali Imran 52 (
) dan ash Shof 14 (
).
- Surat Ali Imran 133 ( ).
- Surat al Mukminun 56 (
).
- Surat al Hasyr 24 (
).
- Surat al Baqarah 54 diulang dua kali ( ) .
- Lafazh ( setelah )pada semua surat.
47
- Lafazh pada semua surat.
- Lafazh
pada semua surat.
- Lafazh ( setelah )pada surat Fushilat () .
- Lafazh pada surat asy Syura 32 (
) dan surat ar Rahman 24
(
) dan at Takwir 16 (
) .
)...(
)...(
1 Jika dibaca nashab atau rafa, semua Qurra sepakat membaca fathah.
2 Fathah adalah bacaan ad Dani dari Ibnu Ghalabun, sedangkan imalah adalah bacaan ad Dani dari Abi al Fath
faris.
3 yang menjadi sebab alif dibaca imalah.
48
Alif tidak boleh dibaca imalah bila bertemu dengan huruf mati, bahkan harus dibuang karena
menghindari pertemuan dua huruf mati, namun bila waqaf pada lafazh / / / ,
tetap terbaca imalah bagi Qurra yang membaca imalah dan taqlil bagi yang membaca taqlil1.
seperti:
,
,
,
,
kecuali as Susi boleh memiliki dua wajah (fathah atau imalah) bahkan pada al Baqarah 55
) dan at Taubah 105 (
(
) memiliki tiga wajah:
1. Fathah serta tafkhim pada lafazh jalalah.
2. Imalah serta tafkhim pada lafazh jalalah.
3. Imalah serta tarqiq pada lafazh jalalah.
)...(
)...(
Kata yang berakhiran alif maqshurah dibaca sesuai dengan kaidah asal2 ketika waqaf, meskipun
pada waktu washal harus terbaca fathah karena ditanwin, seperti: - - .
Abi Amr membaca fathah pada lafazh baik ketika washal maupun waqaf, hanya saja hamzah
dan al Kisai membaca imalah dan warsy membaca taqlil saja.
Bab Madzhab Al Kisai Pada Ha Tanits Ketika Waqaf
)...(
)...(
)...(
)...(
Al Kisai memiliki dua madzhab dalam membaca imalah ha tanits ketika waqaf:
1. Madzhab tafshili.
Madzhab ini adalah bacaan ad Dani dari Abi al Hasan Ibnu Ghalabun, dengan ketentuan
sebagai berikut:
- Ha tanits dibaca imalah bila didahului salah satu huruf lima belas yang terangkum dalam
lafazh
,
2. Madzhab ijmali
Madzhab ini adalah bacaan ad Dani dari Abi al Fath Faris dengan ketentuan sebagai berikut:
- Ha tanits dibaca imalah bila jatuh setelah huruf hijaiyah selain alif1.
Bab Madzhab Qurra Dalam Bacaan Ra
)...(
)...(
Warsy membaca imalah ra (baik berharakat fathah maupun dhummah) dengan ketentuan sebagai
berikut:
1- terletak setelah ya mati, contoh: ,
2- jatuh setelah kasrah dalam satu kata, contoh: ,
3- berada setelah huruh mati selain huruf istila, sementara huruf istila tersebut
didahului kasrah, contoh: , dalam hal ini, huruf dikecualikan dari huruf
istila, contoh: ( ra tidak boleh dibaca tarqiq).
)...(
Warsy membaca tafkhim pada nama ajamiah2 meskipun memenuhi syarat tarqiq diatas,
(contoh: - - -
( , dan yang diulang-ulang, (contoh: -
-
) dalam semua surat.
)...(
Warsy memiliki dua wajah (tarqiq dan tafkhim) pada lafadz ( - - - - -) .
- Jumhur dan ad Dani dari Abi al Fath Faris membaca tafkhim pada kata- kata tersebut.
- Sebagian ulama dan ad Dani dari Abi al Hasan bin al Ghalabun membaca tarqiq.
Catatan:
Bila mad badal dan kata-kata diatas berkumpul dalam satu ayat,
contoh:3 , hukum bacaannya terperinci sebagai berikut:
- Membaca badal (dua, empat atau enam harakat) serta mentafkhim .
- Membaca badal (dua atau enam harakat) serta mentarqiq .4
)...(
1 berarti tidak diperkenankan membaca imalah bila sebelum ha tanits terdapat huruf alif, Contoh :
2 Nama selain arab
3 Al Ahzab 41
4 Tidak boleh membaca badal empat harakat serta mentarqiq ra.
50
Semua Thariq warsy sepakat membaca tafkhim pada ra awal lafazh dalam surat al
Mursalat, (baik washal maupun waqaf) karena ra yang kedua berharakat kasrah.
Sedangkan lafazh dalam surat al Anam, Warsy memiliki dua madzhab:
- Abu Amr ad Dani dari Abi al Qosim Khalaf bin Khaqan membaca tafkhim.
- Abu Amr ad Dani dari Abi al Fath Faris dan Ibnu Ghalabun membaca tarqiq.
)...(
Sebenarnya bacaan ra menurut warsy selain lafazh yang telah disebutkan terdapat beberapa
madzhab lain yang lemah, oleh karena hal itu, tidak disebutkan perinciannya.
)...(
Semua Qurra sepakat membaca tarqiq ra mati yang jatuh setelah huruf yang berharakat asal
kasrah dalam satu kata, contoh: -
- -
-
)...(
)...(
Semua Qurra sepakat membaca tafkhim pada ra yang jatuh sebelum huruf istila,
Contoh: lafazh - - - - - -
- - .
Huruf istila terangkum pada lafazh .
Lafazh dalam surat asy Syuara terdapat dua wajah:
- Tarqiq karena huruf istila berharakat kasrah dianggap lemah.
- Tafkhim karena kaidah (ra yang jatuh sebelum huruf istila dibaca tafkhim, tanpa
memandang harakat kasrah).
Menurut al Kisai, ra juga boleh dibaca tarqiq atau tafkhim pada lafazh yang pada waktu
waqaf dibaca imalah pada ha tanits.
)...(
)...(
Ra yang jatuh setelah kasrah yang datang belakangan1 dalam satu kata (baik diselah-selahi huruf
mati, contoh - , atau bertemu langsung, contoh: - -
-
), pada
waktu memulai (ibtida) dengan hamzah washal, semua Qurra(termasuk warsy) sepakat
membaca tafkhim. begitu juga bila kasrah yang mendahului ra tersebut pada kata sebelumnya
(beda kata), contoh: (
, , ( ) , ) .
)...(
Ulama yang membaca tarqiq ra yang terletak sebelum kasrah atau ya itu tidak mempunyai
dasar yang kuat, akan tetapi hukum sebenarnya adalah semua Qurra membaca tafkhim ra
tersebut.
)...(
)...(
)...(
Semua Qurra sepakat membaca tarqiq ra yang berharakat kasrah (baik terletak diawal kata
contoh: - mupun ditengah, contoh: ) , begitu juga ra yang berharakat
-
kasrah aridlah2 ketika washal, contoh: .
Warsy mentarqiq lafazh pada waktu washal, sedangkan ra lafazh - -
dibaca tarqiq bagi imam/ perawi yang membaca imalah.
1 Hamzah washal adalah hamzah yang didatangkan untuk membantu kata yang didahului huruf mati agar bisa
berbunyi, sehingga harakat yang disandangnyapun di hukumi aridl (datang belakangan).
2 Harakat kasrah yang datang belakangan karena sebab-sebab tertentu.
51
a. contoh: - - - - -
- - .
2. Tarqiq, bila didahului kasrah tanpa pemisah() , ya mati ( ) atau didahului huruf
mati selain istila yang terletak setelah kasrah ( -) .
Catatan:
dibaca tarqiq bagi imam/ perawi yang membaca imalah atau taqlil, bila didahului alif yang
dibaca imalah atau taqlil ( ).
Lafazh )
) dan ( )terdapat dua wajah(tarqiq dan tafkhim), namun tarqiq lebih
diunggulkan untuk menunjukkan ya yang dibuang.
3. Lafazh dibaca dua wajah (tarqiq atau tafkhim), namun tafkhim diunggulkan karena
dibaca tafkhim saat washal, sedangkan lafazh dibaca dua wajah (tarqiq atau tafkhim),
namun tarqiq diunggulkan karena dibaca tarqiq saat washal.
4. Semua Qurra membolehkan waqaf raum pada ra dengan ketentuan, bila berharakat
kasrah ketika washal, maka dibaca raum dengan tarqiq.
)...(
Hukum asal bacaan ra adalah tafkhim berarti bila tidak terdapat sebab-sebab tarqiq, maka
dikembalikan ke hukum asal.
Bab Hukum Bacaan Lam
)...(
)...(
Warsy membaca taghlidh1 lam yang berharakat fathah (baik bertasydid ataupun tidak, ditengah
ataupun diakhir kata) dengan syarat didahului //( baik berharakat fathah atau sukun),
contoh: -
-
- - -
.
)...(
)...(
Warsy memiliki dua wajah (tarqiq dan taghlidh), bila keduanya2 diselah-selahi alif contoh:
dan , dan ketika membaca waqaf pada lam yang berada di akhir kata, contoh: ,
namun bacaan taghlidh lebih diutamakan.
Begitu juga, ketika alif yang dibaca imalah terletak setelah lam dengan perincian bacaan sebagai
berikut:
- Ulama mengunggulkan taghlidh3 bila tidak berada di akhir ayat ( ) .
- Sebaliknya, tarqiq4 yang diunggulkan bila berada di akhir ayat { )10(
}
Catatan:
Lawan kata taghlidh adalah taqlil, oleh karena itu, bila lam dibaca taghlidh, maka dibaca
fathah, begitu sebaliknya5.
1 Tebal.
2 Antara lam dan huruf //
3 Dibaca taghlidh karena hukum asal.
4 Dibaca tarqiq karena terdapat alif setelahnya.
5 Bila Lam dibaca tarqiq maka dibaca taqlil.
52
)...(
)...(
Semua Qurra sepakat membaca tarqiq lafazh jalalah bila terletak setelah kasrah, contoh: ,
dan tafkhim bila terletak setelah fathah atau dhummah, contoh: - .
Bab waqaf pada beberapa akhir kata
)...(
Waqaf menurut bahasa adalah berhenti, sedangkan secara istilah adalah berhenti membaca
sebentar untuk mengambil nafas dengan niat akan memulai membaca lagi.
Hukum asal waqaf adalah mensukun huruf pada waktu berhenti.
)...(
Menurut riwayat Ashim, Hamzah, Al Kisai dan Abi Amr melalui thariq yang kuat, boleh
membaca waqaf dengan raum atau isymam meskipun tetap memperkenankan waqaf dengan
sukun.
)...(
Mayoritas Ahlul ada memakai bacaan raum dan isymam untuk semua imam qiroat.2
1
)...(
Raum adalah membaca dengan suara lemah3 pada huruf hidup ketika waqaf, sehingga hanya
orang yang berdekatan serta memperhatikan saja yang dimungkinkan untuk mendengarnya.4
)...(
Isymam adalah membaca dengan cara memoncongkan kedua bibir kemuka tanpa mengeluarkan
suara ditengah-tengah suara mensukun huruf.
)...(
)...(
Membaca raum dan isymam terjadi pada kata yang berharakat dhummah / rafa, sedangkan raum
juga terjadi pada kata yang berharakat kasrah / jar. Akan tetapi tidak boleh membaca keduanya5
pada kata yang berharakat fathah atau nashab, meskipun pakar nahwu memperbolehkannya.
)...(
Pada nazham diatas, penyebutan dhummah, fathah dan kasrah dimaksudkan untuk kata yang
mabni, contoh:
-- , sedangkan rafa, nashab dan jar untuk kata yang murab,
contoh:
- - .
)...(
Raum dan isymam tidak boleh pada tiga tempat:
1. Waqaf pada kata yang berakhiran ta tanits marbuthah6, contoh: .
2. Waqaf pada mim jama bagi yang membaca shilah, karena waqafnya dengan sukun.
Catatan:
Rincian bacaan waqaf pada huruf yang jatuh setelah huruf mad.
- bila huruf tersebut berharakat dhummah (), terdapat tujuh wajah:
o Qashr , tawassuth dan thul serta sukun.
o Qashr , tawassuth dan thul serta isymam.
o Qashr serta isymam.
- bila berharakat kasrah (
), terdapat empat wajah:
o Qashr , tawassuth dan thul serta sukun.
o Qashr serta raum.
- Bila berharakat fathah (), terdapat tiga wajah:
o Qashr , tawassuth dan thul serta sukun.
Beberapa keadaan kata yang berakhiran hamzah yang didahului mad pada waktu waqaf:
pertama rafa, contoh:
- warsy mempunyai tiga wajah:
o Dibaca enam harakat serta sukun/ raum/ isymam.
- Al baqun1 mempunyai delapan wajah:
o Empat, lima atau enam harakat serta sukun.
o Empat, lima atau enam harakat serta isymam.
o Empat atau lima harakat serta raum.
Kedua jar,contoh:
- Warsy mempunyai dua wajah:
o Enam harakat serta raum dan isymam.
- Al baqun mempunyai lima wajah:
o Empat, lima atau enam harakat serta sukun.
o Empat atau lima harakat serta raum.
Ketiga nashab, contoh:
1Yang dimaksud Al baqun disini dan berikutnya adalah imam Selain hamzah dan Hisyam karena hukum
waqaf keduanya telah disebutkan pada bab tersendiri.
54
- Warsy hanya membaca enam harakat serta sukun.
- Al baqun mempunyai tiga wajah:
o Empat, lima atau enam harakat serta sukun.
Bab Waqaf Rasm Utsmani
)...(
)...(
Imam kufah1, Abu Amr dan nafi mengharuskan mengikuti rasm utsmani ketika waqaf,
sedangkan ibnu Katsir dan Ibnu Amir menganggap bagus mengikuti rasm utsmani.
)...(
Ha tanits dalam rasm utsmani bila ditulis dengan ta ta nits mabsuthah, Ibnu Katsir , abi Amr
dan al Kisai membaca ha ketika waqaf, sedangkan al baqun tetap membaca ta.
Didalam al Quran terdapat tiga belas kata ha tanits yang ditulis mabsuthah dalam empat puluh
satu tempat :
- Kata dalam tujuh tempat
o Surat al Baqarah 218 (
)
o Surat al araf 56 ( )
o Surat Hud 73 ( )
o Surat Maryam 2 ( )
o Surat ar Rum 50 ( )
o Surat az Zukhruf ada dua tempat dalam ayat 32
(
)
- Kata dalam sebelas tempat:
o Surat al Baqarah 231 ( )
o Surat Ali Imran 103 ( )
o Surat al Maidah 11 ( )
o Surat ibrahim 28 dan 34 ( ( )
)
o Surat an Nahl 72, 83 dan 114 (
( )
)
(
)
o Surat Luqman 31 ( )
o Surat Fathir 3 (
)
o Surat ath Thur 29 ( )
- Kata
dalam lima tempat:
o Surat al Anfal 38 ( )
o Surat Ghafir 85 ( )
o Surat Fathir 43 ada tiga tempat
(
)
- Kata dalam tujuh tempat:
o Surat Ali Imran 35 ( )
o Surat Yusuf 30 dan 51 ( )
(
)
o Surat al Qashash 9 ( )
o Surat at Tahrim11 dan dua tempat pada 10 (
)
)...(
Lafazh (
)
7 , (
8, () 9, (
)
) 10
56
Dalam kitab an Nasyr, semua Qurra membolehkan dua wajah tersebut.
)...(
Al Kisai dan Abu Amr mewaqafkan kata (
) 1, () 2 dan
(
)3 dengan alif, sedangkan al baqun membaca waqaf dengan ha.
)...(
Ketika washal, Ibnu Amr membaca dhummah pada ketiga ayat tersebut, sedangkan al baqun
membaca fathah.
Catatan
Selain ketiga ayat tersebut, rasm utsmani menulis dengan menambahkan alif setelah ha, dan juga
semua Qurra sepakat mewaqafkan dengan alif.
)...(
Semua Qurra mewaqafkan 5dengan ha dan 4 dengan nun, hanya saja Abu Amr dan al
Kisai memiliki dua wajah.
(Al Kisai)
- Sama dengan semua Qurra
- Dengan ya () pada keduanya.
(Abu Amr)
- Sama dengan semua Qurra.
- Dengan kaf () pada keduanya .
)...(
Hamzah dan al Kisai mewaqafkan dengan alif ( ) dalam ayat al baqun mentara, se 6
dengan ) ( .
Catatan
Dalam kitab Taqrib al Maani, semua Qurra membolehkan waqaf dengan keduanya karena
dalam rasm utsmani ditulis terpisah.
Al Kisai mewaqafkan dengan ya ( ) dalam ayat
7 , sedangkan al baqun
mewaqafkan dengan mensukun dal.
)...(
Al Bazzi mewaqafkan dengan dua wajah pada kata ----
- menambah ha saktah ( - - - -)
- Tanpa ha saktah
Sedangkan al baqun hanya membaca waqaf tanpa ha saktah.
Bab Madzhab Bacaan Ya Idlofah
)...(
)...(
1 Az Zukhruf 49.
2 An Nur 31.
3 Ar Rahman 31.
4 Surat al Qoshosh 82.
5 Surat al Qoshosh 82.
6 Surat al Isra 110.
7 Surat an Naml 18.
57
Ya idlofah adalah ya tambahan (bukan akar kata), sehingga dimungkinkan untuk dipisahkan dan
diganti dengan huruf ha atau kaf.
contoh: ( ya tersebut dapat diganti dengan ha/ kaf menjadi /).
Catatan
Ya idlofah ditinjau dari letaknya terbagi enam bagian:
- Terletak sebelum hamzah qotho yang berharakat fathah, dalam al Quran ada sembilan
puluh sembilan tempat.
- Terletak sebelum hamzah qotho yang berharakat kasrah, dalam al Quran ada lima puluh
dua tempat.
- Terletak sebelum hamzah qotho yang berharakat dhummah, dalam al Quran ada sepuluh
tempat.
- Terletak sebelum , dalam al Quran ada empat belas tempat.
- Terletak sebelum hamzah washal(bukan ), dalam al Quran ada tujuh tempat.
- Terletak sebelum huruf selain hamzah qotho atau washal.
)...(
Qurra berbeda bacaan dalam ya zaidah yang berjumlah dua ratus dua belas.
)...(
)...(
Bagian pertama
Ahlu ( Nafi, Ibnu Katsir dan Abu Amr) membaca fathah ya idlofah, bila bertemu hamzah
qotho yang berharakat fathah, contoh: , dalam al Quran berjumlah sembilan puluh
sembilan, kecuali empat tempat, ya tetap dibaca sukun, yaitu:
- Surat al Araf 143 ( )
- Surat at Taubah 49 ( ) .
- Surat Maryam 43 (
)
- Surat Hud 47 ( )
)...(
Ibnu Katsir membaca fathah ya idlofah pada tiga tempat:
- Surat Ghofir 26 ( )
- Surat Ghofir 60 ( )
- Surat al Baqarah 152 ()
Al baqun membaca sukun pada ketiganya.
)...(
Al Haramain1 membaca fathah ya pada empat tempat:
- ( ) pada surat Yusuf 13 ( ) .
- ( ) pada surat al ahqaf 17 ( ) .
- ( ) pada surat Thaha 125 ( ) .
- ( ) pada surat az Zumar 64 (
) .
Sedangkan al baqun membaca sukun.
)...(
)...(
Ahlu dan Ibnu Dzakwan membaca fathah ya lafazh pada surat hud 92 (
), sedangkan al baqun membaca sukun.
Ahlu dan Hisyam membaca fathah ya lafazh pada surat Ghafir 41 () .
Sedangkan al baqun membaca sukun.
Ahlu dan Ibnu Amr membaca fathah lafazh pada enam tempat:
- Surat Yusuf 46 ( ) .
- Surat Thaha10 dan al Qashash 29 ( ) .
- Surat al Mukminun 100 () .
- Surat al Qashash 38 ( ) .
- Surat Ghafir 36 ( ) .
Sedangkan al baqun membaca sukun.
Ahlu , Ibnu Amr dan Hafsh membaca fathah ya lafazh pada dua tempat:
- Surat at Taubah 83 ( )
- Surat al Mulk 28 (
) .
Sedangkan al baqun (Syubah, Hamzah dan al Kisai) membaca sukun.
Abu Amr, Nafi dan Qunbul membaca fathah ya lafazh pada surat al Qashash 78
(
) .
Sedangkan al baqun (termasuk al Bazzi) membaca sukun.
)...(
)...(
Bagian kedua
1 Imam Nafi dan Ibnu Katsir.
59
Ya terletak sebelum hamzah qotho yang berharakat kasrah, dalam al Quran ada lima puluh dua
tempat.
Kaidah umum:
Nafi dan Abu Amr membaca fathah pada ya selain lafazh yang dikecualikan.
Nafi membaca fathah ya pada kata-kata berikut:
- Surat al Hijr 71 ()
- Surat Ali Imran 52 dan surat ash Shof 14 ( )
- Surat asy Syuara 52 ( )
- Surat Shod 78 (
)
- Surat al Kahfi 69, al Qashash 27 dan ash Shaffat 102 ( )
Sedangkan al baqun (termasuk Abu Amr) membaca sukun.
)...(
Warsy membaca fathah ya lafazh pada surat Yusuf 100 () , sedangkan al
baqun membaca sukun.
NafiHafsh dan Abu Amr membaca fathah ya lafazh pada surat al Maidah 21
( )
Nafi dan Abu Amr membaca fathah ya pada lafazh dalam surat al Mujadalah 21
(
) , sedangkan al baqun membaca sukun.
)...(
)...(
)....................................(
Ibnu Katsir, Syubah, Hamzah dan al Kisai mensukun ya pada kata- kata berikut:
- ) ) pada surat al Maidah 116 ( ) .
- ) ) pada surat Yunus 72, surat Hud 29 dan 51, surat Saba 47 ( ).
- ( ) pada surat asy Syuara 109, 127, 145, 164 dan 180 (
) .
Sedangkan al baqun membaca fathah kata-kata tersebut.
Al Kufi1 mensukun ya pada dua kata berikut:
- ( ) pada surat Nuh 6 ( )
- ( ) pada surat Yusuf 38 ()
Sedangkan al baqun membaca fathah keduanya.
Ibnu Katsir dan al Kufi mensukun ya pada dua kata berikut:
- kata pada surat Yusuf 86 ( ) .
- Kata pada surat Hud 88 ( ) .
Sedangkan al baqun membaca fathah keduanya.
Sumua Qurra sepakat mensukun kata-kata berikut:
- ( ) pada surat al Qashash 34 (
) .
- ( ) pada surat al Araf 14 ()
- ( ) pada surat al Hijr 36 dan Shod 79 ( )
- ( ) pada surat al Munafiqun 10 ()
- ( ) pada surat al Ahqaf 15 ( )
- ( ) pada surat Yusuf 33 ()
- ( ) pada surat Ghafir ayat 41 ( ) dan ayat 43 ( ) .
)..............................(
1 Ashim, Hamzah dan al Kisai
60
)...(
Bagian ketiga
Ya terletak sebelum hamzah qotho yang berharakat dhummah, dalam al Quran ada sepuluh
tempat.
Rincian bacaan Qurra:
Nafi membaca fathah ya(sedangkan al baqun membaca sukun) pada kesepuluh tempat tersebut.
- ( ) pada surat Ali Imran 36 ( )
- ( ) dan (
) pada surat al Maidah 29 (
)dan 115 ( )
- ( ) pada surat al An am 14 dan az Zumar 11 ( )
- ( ) pada surat al Araf 156 ( )
- ( ) pada surat Hud 54 ( )
- ( ) pada surat Yusuf 59 ( )
- ( ) pada surat an Naml 29 ( )
- ( ) pada surat al Qashash 27 ( ) .
Semua Qurra sepakat membaca sukun ya pada kedua tempat berikut:
- ( ) pada surat al Baqarah 40 ( ) .
- ( ) pada surat al Kahfi 96 ( )
)...(
)...(
)...(
)...(
Bagian keempat
Ya terletak sebelum , dalam al Quran ada empat belas tempat:
- ( ) pada lima tempat:
o surat Ibrahim 31 ( )
o al Ankabut 56 (
)
o az Zumar 53 (
)
o al Anbiya 105 ( )
o Saba13 (
)
- ( ) pada surat al Baqarah 124 ( )
- (
) pada surat az Zumar 38 ( ).
- ( ) pada surat al Baqarah 258 ( )
- (
) pada surat Maryam 30 ( )
- ( ) pada surat al Araf 146 ( )
- (
) pada surat al Mulk 28 ( )
- ( ) pada surat al Anbiya 83 ( )
- ( ) pada surat Shod 41 ( )
- ( ) pada surat al Araf 33 ( ) .
Rincian bacaan Qurra:
Hamzah mensukun kesemuanya, sedangkan Hafsh membaca sukun hanya pada satu tempat
dalam surat al Baqarah 1241 ( ) .
Ibnu Amir, Hamzah dan al Kisai mensukun ya(sedangkan al baqun membaca fathah) pada surat
Ibrahim 31 () .
Abu Amr, Hamzah dan al Kisai mensukun ya (sedangkan al baqun membaca fathah) pada dua
tempat:
- ) ) pada surat al Ankabut 56 ( ) .
- ( ) pada surat az Zumar 53 (
) .
1 Selain pada ayat ini, Hafsh membaca fathah.
61
Ibnu Amir dan Hamzah mensukun ya(sedangkan al baqun membaca fathah) pada surat al Araf
146 ( ).
)...(
)...(
Bagian kelima
Ya terletak sebelum hamzah washal (bukan ), dalam al Quran ada tujuh tempat:
Ibnu Katsir dan Abu Amr membaca fathah (sedangkan al baqun membaca sukun) pada dua
tempat:
- ( ) pada surat Thaha 31 ( ) .
- ( ) pada surat al Araf 144 (
) .
Abu Amr membaca fathah (sedangkan al baqun membaca sukun) kata pada surat al Furqan
27 (
) .
Nafi, Ibnu Katsir dan Abu Amr membaca fathah (sedangkan al baqun membaca sukun) pada dua
kata berikut:
- ( ) pada surat Thaha 41 ( ) .
- ( ) pada surat Thaha 42 () .
Nafi, Abu Amr dan al Bazzi membaca fathah (sedangkan al baqun membaca sukun) pada kata
berikut:
- ( ) pada surat al furqan 30 ( ) .
Nafi, Ibnu Katsir, Abu Amr dan Syubah membaca fathah (sedangkan al baqun membaca sukun)
kata pada surat ash Shof ( ) .
)...(
Bagian keenam
Ya terletak sebelum huruf selain hamzah qotho atau washal, dalam hal ini Qurra berbeda
pendapat sampai tiga puluh tempat:
(
) pada surat al An am 162 ( ) , semua Qurra membaca fathah kecuali
Warsy mempunyai dua wajah (fathah dan sukun) dan Qalun membaca sukun1.
)...(
Nafi, Ibnu Amr dan Hafsh membaca fathah (sedangkan al baqun membaca sukun) kata
pada surat Ali Imran 20 (
) dan surat al Anam (
).
Hafsh dan Hisyam membaca fathah (sedangkan al baqun membaca sukun) pada kata dalam
surat Nuh 28 ( ) .
Hafsh, Nafi dan Hisyam membaca fathah (sedangkan al baqun membaca sukun) pada kata
dalam surat al Baqarah 125 ( )dan al Hajj 26 ( ) .
)...(
Ibnu Katsir membaca fathah (sedangkan al baqun membaca sukun) pada ( ) dalam surat
Fushshilat 46 ( ) dan ( (dalam surat Maryam 5 (
).
Nafi, Hisyam dan Hafsh membaca fathah pada ( ) dalam surat al Kafirun 6 ( ) ,
Al Bazzi membaca dua wajah (fathah dan sukun), sedangkan al baqun hanya membaca sukun
saja.
)...(
Nafi membaca fathah ya (sedangkan al baqun membaca sukun) pada kata dalam surat al
Anam 162 ( ) .
Ibnu Amir membaca fathah (sedangkan al baqun membaca sukun) dua kata berikut:
- ) ) dalam surat al Anam 153 ( ) .
1Ketika warsy dan Qalun membaca wajah sukun maka bacaannya menjadi mad lazim dengan panjang enam
harakat baik washal maupun waqaf.
62
- ( ) dalam surat al Ankabut 56 ( ) .
Ibnu Katsir, Hisyam, al Kisai dan Ashim membaca fathah (sedangkan al baqun membaca sukun)
dalam surat an Naml 20 (
pada kata ) .
)...(
Hafsh membaca fathah (sedangkan al baqun membaca sukun) pada ( ) dalam ketiga lafazh
berikut:
- Surat Shod 23 ( ) .
- Surat Ibrahim 22 ( ) .
- Surat Shad 69 ( ) .
Dan juga, ( ) dalam delapan tempat berikut:
- Surat al Araf 105 ( )
- Surat at Taubah 83 ( )
- Surat al Kahfi 67, 72 dan 75 ( )
- Surat al Anbiya 24 ( )
- Surat asy Syuara 62 ( )
- Surat al Qashash 34 ( )
Hafsh dan Warsy membaca fathah (sedangkan al baqun membaca sukun) pada ( ) dalam surat
asy Syuara 118 ( ) .
)...(
Warsy membaca fathah (sedangkan al baqun membaca sukun) pada dua kata berikut:
- ( ) pada surat al Baqarah 186 ( ) .
- ( ) ad Dukhan 21(
) .
Rincian bacaan ( ) pada surat az Zukhruf 68 ( ) :
- Syubah menetapkan ya berharakat fathah ketika washal dan sukun ketika waqaf.
- Hafsh, Hamzah, al Kisai dan Ibnu Katsir membuang ya, baik ketika washal maupun
waqaf.
- Nafi, Abu Amr dan Ibnu Amir menetapkan ya berharakat sukun, baik ketika washal
maupun waqaf.
)...(
Warsy dan Hafsh membaca fathah (sedangkan al baqun membaca sukun) pada ( ) dalam surat
Thaha 18 (
) .
Hamzah mensukun ya(sedangkan al baqun membaca fathah) pada ( ) dalam surat Yasin 22
(
) .
Bab Ya Zaidah
)...(
Ya zaidah adalah ya tambahan yang berada diakhir kata pada rasm utsmani, sedangkan
perbedaannya dengan ya idlofah adalah:
- Ya zaidah hanya ada pada isim (- )dan fiil (- )saja, sedangkan ya
idlofah ada pada isim, fiil dan huruf.
- Ya zaidah dibuang, sementara ya idlofah ditetapkan pada rasm utsmani.
63
- Perbedaan ya zaidah seputar ditetapkan dan dibuang, sementara ya idlofah seputar
harakat fathah dan sukun.
- Ya zaidah terkadang termasuk akar kata (- )dan terkadang memang tambahan
(
-) 1, sementara ya idlofah hanya tambahan saja.
)...(
)...(
Kaidah umum bagi Qurra dalam menetapkan atau membuang ya zaidah sebagai berikut:
- Ibnu Katsir menetapkannya baik ketika washal maupun waqaf.
- Hisyam memiliki dua wajah (menetapkan atau membuang) ketika washal maupun waqaf.
- Hamzah menetapkan ya ketika washal dan membuangnya ketika waqaf, kecuali surat an
Naml 36 ( ) ditetapkan saat washal dan waqaf.
- Abu Amr, Nafi dan al Kisai menetapkan ya ketika washal dan membuangnya ketika
waqaf.
- Al baqun membuangnya ketika washal dan waqaf, selain kata yangdikecualikan.
)...(
)...(
)...(
)...(
Ibnu Katsir meneapkan ya baik ketika washal maupun waqaf, sementara Nafi dan Abu Amr
ketika waqaf saja pada kata-kata berikut:
- Surat al Fajr 4 ( )
- Surat al Qomar 8 ()
- Surat asy Syura 32 ()
- Surat Qaf 41 ( )
- Surat kahfi 24, 40 dan 66 ( )
( )
(
).
- Surat al Isra 62 ()
- Surat Thaha 93 ( )
Catatan
Bagi Qurra yang menetapkan ya, bila bertemu hamzah qotho,contoh: , maka
dibaca mad munfashil.
Ahlu dan al Kisai menetapkan ya pada surat al Kahfi 64 ( ) dan Hud 105 (
) .
Al Bazzi menetapkan ya ketika washal dan waqaf2, sementara Hamzah, Warsy dan Abu Amr
ketika washal saja pada surat Ibrahim 40 ( ),
Ibnu Katsir menetapkan ya ketika washal dan waqaf, sementara Abu Amr dan Qalun ketika
washal3 saja pada dua kata berikut:
- Surat Ghafir 38 () .
- Surat al Kahfi 39 () .
Ahlu dan Hamzah menetapkan ya pada surat an Naml 36 ( ) dengan rician:
- Hamzah dan Ibnu Katsir menetapkan ketika washal dan waqaf.
- Nafi dan Abu Amr ketika washal
- Al baqun membuang ya ketika washal dan waqaf.
64
Al Bazzi menetapkan ya ketika washal dan waqaf, Warsy dan Abu Amr ketika washal
(sedangkan al baqun membuangnya ketika washal dan waqaf) pada surat al Qomar 6 (
) .
)...(
Ibnu Katsir menetapkan ya ketika washal dan waqaf, Warsy ketika washal sementara Qunbul
memiliki dua wajah ketika waqaf (menetapkan dan membuang ya) pada surat al Fajr 9 (
) 1.
)...(
Nafi menetapkan ya ketika washal, al Bazzi ketika washal dan waqaf pada surat al Fajr 15 dan
16 ( ( ) ) , sedangkan Abu Amr membuangnya ketika waqaf dan dua
wajah ketika washal hanya saja membuangnya lebih bagus dari pada menetapkannya.2
)...(
Nafi, Abu Amr dan Hafsh menetapkan ya berharakat fathah ketika washal pada surat an Naml
) , namun ketika waqaf terdapat dua wajah kecuali Warsy.3
36 (
)...(
)...(
)...(
)...(
)...(
Ibnu Katsir menetapkan ya ketika washal dan waqaf, sementara Warsy dan Abu Amr ketika
washal saja (al baqun membuang ya ketika keduanya) pada dua kata berikut:
- Surat Saba 13 () .
- Surat al Hajj 25 (
).
Nafi dan Abu Amr menetapkan ya (sedangkan al baqun membuangnya) baik ketika washal
maupun waqaf pada dua kata berikut:
- Surat al Isra 97 ( ) .
- Surat Ali Imran 20 ( ) .
Hisyam menetapkan ya ketika washal dan waqaf, sementara Abu Amr ketika washal saja (al-
baqun membuang ya ketika keduanya)4 pada surat al Araf 195 (
) .
Ibnu Katsir menetapkan ya ketika washal dan waqaf sementara Abu Amr ketika washal saja (al
baqun membuang ya ketika keduanya) pada surat Yusuf 66 ( ) .
Abu Amr dan Warsy menetapkan ya ketika washal sedangkan al baqun membuangnya pada
surat Hud 46 ( ) .
Abu Amr menetapkannya ketika washal (sedangkan al baqun membuangnya) pada kata-kata
berikut:
- Surat hud 78 ( )
- Surat Ibrahim 22 ( )
- Surat al Anam 80 ( )
- Surat al Baqarah 197 (
)
- Surat al Maidah 44 (
)
- Surat Ali Imran 175 ()
Qunbul menetapkannya (sedangkan al baqun membuangnya) ketika washal dan waqaf pada surat
Yusuf 90 ( ) .
65
)...(
Ibnu Katsir menetapkannya (sedangkan al baqun membuangnya) ketika washal dan waqaf pada
surat ar Rad 9 ( ) .
Ibnu katsir menetapkannya ketika washal dan waqaf sementara warsy ketika washal saja (al
baqun termasuk Qalun menurut riwayat yang shahih membuangnya ketika washal dan waqaf1 )
pada surat Ghafir 15 dan 32 ( ( ) )
)...(
Abu Amr dan Warsy menetapkannya ketika washal sedangkan Qalun menurut riwayat yang
paling shahih membuangnya2 pada surat al Baqarah 186 ( ) 3
)...(
)...(
Warsy menetapkan ya4 pada kata-kata berikut:
- Surat al Mulk 17 ( )
- Surat ash Shoffat 56 ( )
- Surat ad Dukhan 20 dan 21() ()
- Surat al Qomar 16, 18, 21, 30, 37 dan 39 ( )
- Surat Ibrahim 14 ( ) dan surat Qaf 14 dan 45 ( ( ) )
- Surat Yasin 43 ()
- Surat al Qashash 34 (
)
- Surat al Hajj 44, Saba 45, Fathir 26 dan al Mulk 18 ( )
)...(
Salah satu riwayat menyatakan bahwa as Susi menetapkan ya berharakat fathah ketika washal
dan sukun ketika waqaf, tetapi menurut riwayat yang shahih hanya membuang ya baik ketika
washal maupun waqaf pada surat az Zumar 17 ( )
Abu Amr menetapkan ya ketika washal pada surat az Zukhruf 61 (
5
)
)...(
Semua Qurra sepakat menetapkan yakarena ditetapkan pada rasm utsmani, hanya saja imam
Ibnu Dzakwan mempunyai dua wajah (menetapkan dan membuang ya) baik ketika washal
maupun waqaf pada surat al Kahfi 70 ( )
)...(
Salah satu riwayat menyebutkan bahwa Qunbul mempunyai dua wajah pada surat Yusuf 12 (
) , namun menurut riwayat yang shahih hanya membuang ya ketika washal
dan waqaf.
Semua Qurra sepakat menetapkan ya pada surat al Qashash 22 ( )
)...(
Demikianlah kaidah usul (yakni kaidah yang berulang-ulang dalam surat al Quran) telah selesai
dengan pertolongan Allah.
)...(
Selanjutnya akan kunazhamkan Farsyu Al Huruf 6 (yakni kata-kata al Quran yang terjadi
perbedaan diantara Qurra).
)...(
yang lain.
66
Pada nazham selanjutnya, akan kusebutkan juga rumus dan sesuatu yang masih ada hubungan
dengannya, cukuplah Allah sebagai penolongku, tiada kerugian bagi orang yang bersungguh
apabila dicukupi Allah.
Alhamdulillah
14-januari-2012
M. Yusuf fitriadi
67