Dibuat oleh :
Asal waqaf adalah As Sukun, dan waqaf disini bermakna waqaf (berhenti) darimemberi
harakat huruf.
Dalil Syatibiyyahnya:
Penjelasannya
Asal waqaf adalah sukun () السكون, sedang Ar-Raum ( )الرومdan Al-Isyam ( )االشمامadalah
sebagai cabang (Furu’)
Arti waqaf didalam kaidah berhenti dari memberi harakat huruf, berhenti arti waqaf disini
memakai arti lughat.
B. Bacaan Ar-Rum dan Al-Isymam ketika waqaf dipakai oleh seluruh Imam Qiraat.
3
1. ABU ‘AMR dan AL KUFIYYUN memakai bacaan tersebut berdasarkan riwayat yang
baik dan mempunyai dalilnya.
Dalil Syatibiyyah:
من الروم واالشمام سمت تجمال, وعند ابي عمرو وكوفيهم به
2. Diriwayatkan, sebagian besar Ahlul Ada’ memakai bacaan tersebut untuk seluruh
Imam Qiraat.
Dalil Syatibiyyah:
Penjelasannya
Kaidah B-1 dan B-2 dapat disimpulkan bahwa apabila Waqaf pada suatu lafaz seluruh
Imam Qiraat memperbolehkan memakai bacaan Ar-Rum dari Al-Isymam. Hanya saja bagi ABU
‘AMR dan AL KUFIYYUN, (‘ASIM, HAMZAH, AL KISA’I) mempunyai tariq/Nas yang
bagus, sedang Imam Imam yang lain/ BAQIL QURRA’ (yakni NAFT’, BNU KASIR dan IBNU
‘AMR.) Walaupun tidak mempuyai Nas, Namun oleh karena sebagian ahlul Ada’ dari mereka
memakainya, maka bacaan Ar-Rum dan Al-Isyamam masih tetap diberlakukan. 1
Ar-Rum adalah memperdengarkan bunyi huruf hidup (yang mengawali akhir kata)
dengan suara lemah ketika waqaf, sehingga orang yang berdekatan masih memungkinkan untuk
mendengarnya.
Dalil Syatibiyyah:
Penjelasannya
Definisi AR-Rum didalam kaidah sudah jelas adanya, Namun ketika kaidah C ini
dicermati, terjadinya bacaan Ar-Rum adalah sebagaimana berikut:
1. Huruf yang menjadi akhir kata harus hidup/berharkat, dan apabila yang menjadi akhir
kata berupa huruf mati/AsSukun, tentu tidak diperbolehkan memakai bacaan Ar-Rum.
2. Adanya bacaan Ar-Rum hanya ketika waqaf.
3. Orang yang berdekatan dengan pembaca Al-Qur’an masih dapat mendengar, diperkirakan
bunyi huruf yang menjadi akhir kata diperlemah sampai kurang lebih tinggal sepertiga.
4.
1
W. Alhafidz Ahsin. 2006. Pengantar Ilmu Qiraat. Jakarta : Media. Hal. 96
4
Catatan: Hakekat bacaan Ar-Rum tidak dapat diketahui oleh orang tuli (tuna rungu)
Al-Isymam adalah memonyongkan kedua bibir ke muka dengan tanpa suara, serta merta
mengiringi sukun-nya huruf.
1. Apabila waqaf ada kalimat yang akhirnya dhammah atau rafa’ makanya seluruh imam
qiraat membacanya dengan 3 macam, yaitu :
- Sukun
- Al-isymam
- Ar-raum
Contoh :
من قبل
من حيث
2. Apabila waqaf ada kalimat yang akhirnya kasrah atau jar makanya seluruh imam qiraat
membacanya dengan 2 macam, yaitu :
- Sukun
- Ar-raum
Contoh :
هؤالء
3. Apabila waqaf ada kalimat yang akhirnya fatah atau nasab makanya seluruh imam qiraat
membacanya dengan sukun saja, kecuali ulama nahwu (imam sibawaihi) beliau
memberlakukan ar-raum.
Contoh :
أين
أنت
1. Ha ta’nis
Contoh :
رحمة
نعمة
2. Mim jama’
5
Yaitu bagi para imam yang menshilahkan mim jama’ dengan waw ketika wasal
Sebelumnya kita perlu mengetahui bahwa ada tujuh keadaan sebelum ha dhamir yaitu
1. Berupa dhammah
Contoh :
قلبه
2. Wau sukun
Contoh :
وشروه
3. Kasrah
Contoh :
ربه
4. Ya sukun
Contoh :
فيه
5. Fathah
Contoh :
نفسه
6. Alif
Contoh :
تخشاه
Adapun menurut pendapat mazhab pertama, tidak dibolehkan membaca ar-raum dan
isymam dari poin 1-4 dan dibolehkan pada poin 5-7.
6
Sedangkan menurut pendapat kedua, dibolehkan membaca ar-raum dan isymam pada
semua poin di atas.
Menurut istilah ulama qiraat, Ya' idhafah adalah ya' yang bukan sebagai huruf ketiga dari kata dasar
dan bukan sebagai kerangka kata dasar.
i. Ibnu Katsir membaca Isbat Ya’ Zaidah baik ketika washal maupun waqaf.
Sedangkan terjadi ikhtilaf pada bacaan rawi Hisyam, dan khusus tempat pertama
(ketika washal maupun waqaf. Berikut Dalil Syatibiyyahnya :
ِب ُخ ْلفٍ َوأ ُ ْولى النَّ ْم ِل َح ْمزة ُ َك َّمالا. َوتَثْبُتُ فِى ال َحالَي ِْن د ًُّرا لَ َو ِامعَا
ii. Ketika washal, Abu Amr, Hamzah, Al Kisai dan Nafi’ membaca Isbat Ya’
Zaidah. Berikut Dalil Syatibiyyahnya :
ُ ش ُك ْو ٌر إما ُمه
َ ٌص ِل َح َّماد
ْ الو
َ َو ِفي
Penjelasan :
i. Kaidah Asal Ibnu Katsir dalam membaca Ya’ Zaidah adalah Isbat Ya’ Zaidah baik
ketika washal maupun waqaf. Sedangkan maksud terjadi ikhtilaf pada bacaan rawi
Hisyam ialah dialam membaca Ya’ Zaidah mempunyai 2 wajah bacaan yakni
membaca Isbat Ya’ Zaidah dan membuang Ya’ Zaidah baik ketika washal maupun
waqaf.
ii. Dari Abu Amr Hamzah, Al Kisai dan Nafi’ membaca Isbat Ya’ Zaidah khusus ketika
washal, jadi apabila waqaf mereka membuang Ya’ Zaidah. Adapun jumlah Ya’
Zaidah didalam Al-Qur”an ada 62 tempat.
B. Yang Membaca Isbat Ya’ Zaidah pada lafaz –أن ْ - لَئ ْن أَ َّخ ْرتَن-سر
ْ أن تُعَلَّ َمن ْ َ إذَا ي- إلى الدَّاع
ْ – أن يأْتِيَ ِن
أن يَ ْه ِديْن – ال ُمنَا ِد – ال َج َو ِار ْ – ( يُؤْ تِيَ ِنyang disurat Al-Isra’) dan أالتَتَّ ِب َع ِنdikalangan
Imam Tujuh.
Ahlu Sama membaca Isbat Ya’ Zaidah pada lafaz أن ْ – أن يُؤْ تِيَ ِن ْ – أن تُعَلَّ َم ِن
ْ - لَئِ ْن أ َ َّخ ْرت َِن- إذَا يَس ِْر- ِإلى الدَّاع
ْ – ( يأْتِيَ ِنyang disurat Al-Isra’) dan أالتَتَّ ِب َع ِن. Berikut Dalil Syatibiyyahnya :
أن يَ ْه ِديْن – ال ُمنَا ِد – ال َج َو ِار
َ أن تُعَلٌّ َمنِي ِوالَ َوأ َّخ ْرت َِن اإلس َْرا َوتَت َّ ِبعَ ْن
س َما ِ فَيَسري إلى الدَّاعِ ا َج
ْ ِديَ ْن يُؤْ تِيَ ْن َم ْع.وارال ُمنَا ِديَه
Penjelasan :
8
Yang membaca Isbat Ya’ Zaidah pada lafaz – أن يأْتِ َي ِن ْ – أن ت ُ َع َّل َم ِن
ْ – أن يُؤْ ِت َي ِن ْ - لَئِ ْن أ َ َّخ ْرت َِن- إذَا َيس ِْر- ِإلى الدَّاع
ْ (ada 9 buah lafaz) adalah Ahlul Sama yakni terdiri dari Nafi’, Ibnu Katsir,
أن َي ْه ِديْن – ال ُمنَا ِد – ال َج َو ِار
dan Abu Amr. Jadi untuk bacaan dari masing-masing imam ini, dikembalikan pada kaidah
asalnya yang terdapat pada kaidah sebelumnya (A1-A2).
C. Yang Membaca Isbat Ya’ Zaidah pada lafaz ( نَبْغyang disurat Al-Kahfi) َيأت
ْ ع الدَّاع – أت ُمد ُّْونَن – اتَّبعُن أ ْهد ُك ْم – َو
(yang di surat Hud) إن تَ َرن – دُعاَء ُ يَ ْدdikalangan Imam
Tujuh.
i. Al-Kisai dan Ahlu Sama membaca Isbat Ya’ Zaidah pada lafaz نَب ِْغdisurat Al-
Kahfi dan ت
ِ يَأdi surat Hud.
ِ َ ف نَبْغي ِ يأ
ت في ِ هُودَ ُرفٌال ِ َوفِي ال َك ْه
............سما
ii. Hamzah, Warsy, Abu Amr, dan Al-Bazzy membaca Isbat Ya’ Zaidah pada
lafaz دُعا َ ِء. Berikut Dalil Syatibiyyahnya :
iii. Ibnu Katsir, Abu Amr, dan Qalun membaca Isbat Ya’ Zaidah pada lafaz ات َّ ِبعُ ِن
أ ْه ِد ُك ْمdan إن ت ََر ِن
ْ و.
َ Berikut Dalil Syatibiyyahnya :
iv. Ahlu Sama dan Hamzah membaca Isbat Ya’ Zaidah pada lafaz أت ُ ِمد ُّْون َِن.
Sedangkan Al-Bazzy, Warsy, dan Abu Amr membaca Isbat Ya’ Zaidah pada
ُ ْ َيد. Berikut Dalil Syatibiyyahnya:
lafaz ِع الدَّاع
Penjelasan :
9
i. Al-Kisai dan Ahlu Sama membaca Isbat Ya’ Zaidah pada lafaz ِ نَبْغdisurat Al-Kahfi
dan ت
ِ َيأdi surat Hud. Maka dari itu, bacaan dari masing-masing mereka harus
dikembalikan kepada kaidah asalnya yang terdapat pada kaidah sebelumnya (A1-A2).
Kemudian Imam Qiraat lain selain mereka (Baqil Qurra) membaca dengan
membuang Ya’ Zaidah.
ii. Pada kaidah ini juga dikembalikan kepada kaidah asalnya yang terdapat pada kaidah
sebelumnya (A1-A2). Kemudian Imam Qiraat lain selain mereka (Baqil Qurra)
membaca dengan membuang Ya’ Zaidah.
iii. Untuk kaidah yang ini, imam Qiraat seperti Qalun dan Abu Mar membaca lafaz ات َّ ِبعُ ِن
أ ْه ِد ُك ْمdan إن ت ََر ِن
ْ َوdengan Isbat Ya’ Zaidah ketika Washal dan membuang Ya Zaidah
ketika Waqaf. Sedangkan Ibnu Katsir membacanya Isbat Ya’ Zaidah. Kemudian
Imam Qiraat lainnya (Baqil Qurra) membacanya dengan membuang Ya’ Zaidah.
iv. Pada kaidah ini sudah bahwa Nafi’ dan Abu Amr membaca Isbat Ya’ Zaidah ketika
washal dan membuang Ya’ Zaidah ketika waqaf pada lafaz أت ُ ِمد ُّْون َِن, sedangkan Ibn
ُ ْ يَدWarsy
Katsir membacanya dengan Isbat Ya’ Zaidah. Begitupun dengan lafaz ِع الدَّاع
dan Abu Amr membaca Isbat Ya’ Zaidah ketika washal dan membuang Ya’ Zaidah
ketika waqaf. Sedangkan Al-Bazzy mmebaca Isbat Ya’ Zaidah. Kemudian imam
Qiraat lainnya ( Baqil Qurra) membaca membuang Ya’ Zaidah .
i. Ibnu Katsir, Warsy meng-isbatkan Ya’ Zaidah pada lafaz الوا ِد
َ ِ بdisurat Al-
Fajr, hanya saja untuk Qunbul ketika waqaf mempunyai 2 wajah bacaan.
Berikut Dalil Syatibiyyahnya:
ii. Nafi’ dan Al-Bazzy membaca Isbat Ya’ Zaidah pada lafaz أ ْك َر َم ِنdan ئن
ِ َ أ َها.
sedangkan Al-Maziny (Abu Amr) ketika membaca washal dikedua lafaz
10
Penjelasan :
i. Ibnu Katsir, Warsy meng-isbatkan Ya’ Zaidah pada lafaz الوا ِد
َ ِ بdisurat Al-Fajr:9.
Hanya saja khusus Qunbul ketika waqaf mempunyai 2 wajah bacaan yaitu Isbat
Ya’Zaidah dan membuang Ya’Zaidah. Imam Qiraat lainnya (Baqil Qurra) membaca
dengan membuang Ya’Zaidah. Perlu diketahui lafaz ini selain ditempat tersebut tidak
masuk kedalam kaidah ini.
ii. Nafi’ dan Al-Bazzy membaca Isbat Ya’ Zaidah pada lafaz أ ْك َر َم ِنdan ئن
ِ َ أ َها. sedangkan
untuk bacaan Al-Maziny (Abu Amr) membuang Ya’Zaidah lebih bagus dari pada
membaca Isbat Ya’ Zaidah pada kedua lafaz tersebut ketika washal, berarti beliau
mempunyai 2 wajah bacaan. Kemudian untuk bacaan dari masing-masing imam
qiraat dikembalikan kepada kaidah asal mereka.
1) BACAAN Imam Tujuh pada lafaz ملكdalam ayat ملك يوم الدين dengan ملك يوم الدين
surat Al-Fatihah ayat 4.
- AL-KISA’I dan ASIM memaca ملكpada ayat ملك يوم الدينdengan ملك يوم الدين. adalah
dengan Isbat Alif sesudah Mim.
Maka dari bacaan BAQIL QURRA’, yakni Imam Tujuh selain “ASIM dan ‘AL-KISA’I
(yakni NAFI, IBNU KASIR,ABU AMR. IBNU ‘AMIR dan HAMZAH) adalah
membuang Alif sesudah Mim حذف األلف بعد الميمyakni ملك يوم الدين
2) Bacaan Imam Tujuh pada lafaz ( صراطNakirah) surat Al-Fatihah ayat 6 dan الصراط
(Ma’rifah) surat Al-Fatihah ayat 5 dan di manapun berada dalam Al-Quran.
Bacaan lafaz صراطdan الصراطadalah sebagai berikut :
11
Isyam adalah memberi dua jenis harakat pada huruf awalnya, yaitu harakat kasrah
dan dhammah.
a. - Al-kisai, Qalun, Abu Amr mereka membaca dengan bacaan ( ، ل َ ْه َو، ي
َ ف َ ْه، ف َ ْه َو
َ ) ل َ ْه
َ ْ َو ه، َو ه ْ َو، ي
ي
- baqil qurra' membaca dengan bacaan ) ي
َ ِو ه،
َ و ه َُو،
َ يَ ل َ ِه، ل َ هُ َو، ي
َ ف َ ِه، ) ف َ هُ َو
b. Al-kisai dan Qalun mereka membaca dengan bacaan ( ) ث ُمَّ هْ َو
ٰ ت
a. Ibnu Katsir membaca dengan bacaan) َا د َ م، ٌ ) ك َ ل ِ ٰ َم
ٍ َ ٰ) ك َ ل ِم
b. Baqil Qurra' membaca dengan bacaan) ُ ا َ د َ م، ت
7. Bacaan lafaz َو ال ي ُ ق ْ ب َ ُلpada surat Al-Baqarah ayat 48.
a. Ibnu Katsir dan Abu Amr mereka membaca dengan bacaan ( َو ال ت ُ ٰق ب َ ُلpakai ) ت
b. Baqil Qurra' membaca dengan bacaan ) و ال ي ُ ق ْ ب َ ُلpakai
َ )ي
8. Bacaan lafaz َو ع َ د ْ ن َاpada surat Al-Baqarah ayat 51.
a. Imam tujuh selain Nafi' meng-ibdalkan Hamzah dengan وatau يcontoh nya
َ ال ن ُّ ب َُّو ة- َ ال ن ُّ ب ُْو ءَ ة
b. Imam Qalun (riwayat Nafi') meng-ibdalkan Hamzah dengan يcontohnya
ِ ل ِ ل ن َّ ب ِ ي-ِ ب ُ ي ُْو ت َال ن َّ ب ِ ي
12. Bacaan lafaz ال صَّ ا ب ِ ىٔ ِ ي ْ َنpada surat Al-Baqarah ayat 62.
a. Imam Nafi' membaca dengan bacaan ال صَّ ا ب ِ ي ْ َنtanpa Hamzah setelah ب
b. Baqil Qiraa' membaca dengan bacaan الصا ب ِ ىٔ ي ْ َنada Hamzah setelah ب
13. Bacaan lafaz ه ُ ُز او اdan ك ُ ف ُ او اdi surat Al-Baqarah ayat 67.
a. Hamzah membaca dengan bacaan ه ُْز ًٔو ا، ك ُ ف ُ ًٔو اketika wasal dan wakaf.
b. Baqil Qurra' membaca dengan bacaan ه ُ ُز او ا، ك ُ ف ُ او اketika wasal dan wakaf.
14. Bacaan lafaz ع َ َّم ا ت َع ْ َم ل ُ ْو َنsurat Al-Baqarah ayat 74 dan 85.
a. Nafi' membaca dengan bacaan ُ ط ي ْ ى َ ت ُه َ ada Alif setelah Hamzah (jama').
ِ خ
b. Baqil Qurra' membaca dengan bacaan ُ ط ي ْ ى َ ت ُه َ tanpa Alif setelah Hamzah
ِ خ
(mufrad).
14
c. Nafi', Ashim, Abu Amr, Ibnu Amir mereka membaca dengan bacaan ال ت َ ع ْ ب ُ د ُْو َن
pakaiت
d. Ibnu Katsir, Hamzah, al-kisai mereka membacadenganbacaan ال ي َ ع ْ ب ُ د ُْو َنpakaiي
16. Bacaan lafaz ح سْ ن ا ا
ُ pada surat Al-Baqarah ayat 83.
ayat 4.
َ نَ ْن
b. Baqil Qurra' membaca سخ
َ نَ ْن
b. Baqil Qurra' membaca سا ْٔ هَا
26. Bacaan lafaz َوقَالُ ْواyang terletak sesudah َع ِل ْي ٌمsurat AlBaqarah ayat 116 dan bacaan َُك ْن فَ َي ُك ْون
surat Al-Baqarah ayat 117 atau di manapun berada dalam Al-Quran.
a. Ibnu Nafi' membaca َع ِل ْي ٌم قَالُ ْوا, َفَ َي ُك ْون
b. Baqil Qurra' membaca َع ِل ْي ٌم َوقَالُ ْوا, ُفَ َي ُك ْون
27. Bacaan lafaz َوالت ُ ْس َلpada ب ْاليَ ِمي ِْن ْ َٔ َوالت ُ ْس َٔى ُل َع ْن اsurat Al-Baqarah ayat 119.
ِ ٰصح
a. Nafi'membaca َوالتَ ْس َٔى ُل
b. Baqil qurra' membaca َوالت ُ ْس َٔى ُل
28. Bacaan lafaz ِإب ْٰر ِهيْمdalam Al-Quran.
16
ٰ َوأ َ ْو
B.) a. Nafi' dan Ibnu Amir membaca ص
32. Bacaan lafaz َ أَ ْم تَقُ ْولُ ْونsurat Al-Baqarah ayat 140 dan lafaz ف
ُ َر ُء ْوsurat Al-Baqarah ayat 143
atau di manapun berada dalam Al-Quran.
A.) a. Ibnu amir, Hafs, Hamzah dan Al-Kisa'i membac َأَ ْم تَقُ ْولُ ْون