Anda di halaman 1dari 58

Notulensi RKShare #2

“Menjaga dan Menambah Hafalan Quran


Di Tengah Kesibukan Mahasiswa”
Program ini merupakan salah satu program dari Rumah Kepemimpinan, sebuah lembaga pembinaan calon pemimpin bangsa.

Mau tau lebih tentang Rumah Kepemimpinan? Silahkan klik!

bit.ly/TentangRumahKepemimpinan
“Cerita dong, bagaimana awalnya mulai
berinteraksi dengan Al-Qur'an, menghafal
Al-Qur'an sampai akhirnya bisa
menyelesaikan hafalan sampai 30 juz?”
Alhamdulillah, pertama kali saya berinteraksi dengan Al-Qur’an adalah ketika abi dan ummi dulu sering
membaca Al-Quran di dekat saya dan ishaq ketika kami masih balita.
Suatu saat, ketika ummi sedang membaca ayat di surat al-baqarah yang ada bunyi “wa ismaila wa
ishaqa wa ya’kub”, mulai saat itu saya dan Ishaq suka mendengarkan Al-Qur’an karena merasa bangga
namanya ada di dalam Al-Qur’an hehe
Setelah itu, saya dan Ishaq masuk ke pesantren Daarul Huffazh dari kelas 2 sd sampai kelas 6. Di awal
kelas 3 SD sebenarnya sempat keluar dari Daarul huffazh karena satu keluarga pindah dari jakarta ke
cilegon. Tapi baru setengah tahun di cilegon Alhamdulillah Allah membuat hati saya dan ishaq untuk
kembali ke pesantren hinggal tamat kelas 6 SD. Selesai di ma’had Daarul Huffazh, Alhamdulillah saya
sudah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an sebanyak 21 Juz.
Setelah lulus sekolah dasar, saya masuk ke sekolah Daarul Qur’an milik Ustadz Yusuf Mansur. Satu tahun
di Daarul Qur’an di akhir semester kelas 1, Alhamdulillah saya bisa menyelasaikan hafalan Al-Qur’an 30
Juz.

Muhammad Ismail, Hafizh 30 Juz


Ketua SALAM UI 21
Peserta Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta
Mulai dikenalkan Al-Qur’an semenjak kecil, Alhamdulillaah.
Saat itu saya dan Ismail kecil sedang bermain, lalu tiba-tiba Ummi seperti memanggil kami berdua, saaat
kami menghampiri, ternyata Ummi bilang bahwa Ummi tidak memanggil kami berdua, Ummi sedang
membaca Qur’an. Mulai dari semenjak itulah bibit kecintaan kami terhadap Al-Qur’an tumbuh.
Mulai menghafal secara resmi sebenarnya saat di pondokkan di Ma’had Daarul Huffazh saat memasuki
kelas 2 SD di Lampung. Mulai lah kami menghafal dengan talaqqi, saat itu memang belum bisa membaca
Al-Qur’an. Mulai dari satu hari satu ayat. Sampai akhirnya mulai bisa 1 Hari 5 baris. Tepat setahun
disana, Ummi dan Abi memutuskan untuk memindahkan Aku dan Ismail dari sana, karena waktu itu Abi
mengajar di NFBS, Anyer. Akhirnya kami tinggal di NFBS dan Sekolah biasa di MI Mathlaul Anwar. Setelah
pindah ke sekolah yang baru selama kurang lebih 6 bulan, ummi cerita saya yang kecil itu mulai
mengkhawatikan hafalan yang saya punya dan sangat merindukan suasana di Ma’had Daruul Huffahz.
Dengan berbagai pertimbangan Akhirnya saya dan Ismail kembali lagi mondok, mondok sampai tamat
SD dan menyelesaikan Hafalan sekitar 20 JuzSebenarnya, berencana Lanjut sekolah di Kelantan,
Malaysia (Beasiswa).
Namun, Ishaq sempat kecekelakaan parah (di tabrak motor) saat di penghujung kelas 6. Akhirnya
dengan kondisi tersebut tidak melanjutkan kesana, dan mendapat Beasiswa di Sekolah Daarul Qur’an
Internasional milik Ustadz Yusuf Mansur. Alhamdulilah berhasil menyelesaikan di Awal Kelas VII SMP.

Muhammad Ishaq, Hafizh 30 Juz


Sekretaris Jenderal SALAM UI 21
Peserta Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta
Kalau ditanya kapan mulai menghafal, saya akan jawab pas TK karna saat TK sudah diajarkan untuk hafal
minimal surat-surat pendek.
Baru bener-bener menghafal quran itu pas SD. Saat SD, saya sekolah di SDIT di Depok. Setelah pulang
sekolah, biasanya orang tua memanggil guru mengaji kerumah saya. Waktu awal menghafal saya juga
menghafal dengan metode talaqqi baru pas sudah aga besar mulai menghafal sendiri. Lulus SD hafalan
saya 1,5 Juz. Setelah itu saya sekolah di pesantren di SMPIT As-Syifa Boarding School Subang. Disana
saya mulai intens menghafal.
Lulus SMP hafalan saya Alhamdulillah 12 Juz Lalu saya lanjut SMA di sekolah yang sama dan
Alhamdulillah selesai menyetorkan hafalan 30 Juz saat kelas 12 SMA, beberapa bulan sebelum UN.

Nida Ulhaq Fitriyah, Hafizhah 30 Juz


BPH BEM FMIPA UI 2017
Peserta Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta
Sebenernya apa sih yang menjadi motivasi ketiga
narasumber kita sampai akhirnya bisa menyelesaikan
hafalan quran sampai khatam 30 juz?

Ada gak sih orang-orang yang akhirnya berperan dalam


memotivasi kalian sampai bisa terus semangat dalam
menghafal quran dan menjaganya?
Saya jawab dulu dengan latar belakang keluarga dan pendidikan saya yaa. Alhamdulillah saya dilahirkan
di keluarga yang cukup islami. Orang tua saya sangat menekankan pendidikan agama sama anak-
anaknya. Saya dan adik kakak saya diwajibkan untuk sekolah di sekolah islam mulai dari TK sampai SMA.
Jadi memang saya sudah ada di lingkungan yang kondusif untuk menghafal. Apalagi pas SMP dan SMA
saya sekolah di pesantren.
Alasan saya mulai menghafal bisa dibilang sama seperti alasan orang lain pada umumnya. Apalagi sejak
masuk pesantren, saya sering diberikan penjelasan mengenai keutamaan keutamaan para penghafal
Quran diantaranya dapat memberikan mahkota untuk kedua orang tuanya dan dapat menjadi keluarga
Allah di muka bumi. Hal ini yang pada akhirnya menjadi motivasi saya. Dan motivasi menghafal itu
Alhamdulillah tetap terjaga karena saya ada di lingkungan yang kondusif.
Orang-orang yang paling berperan menjaga motivasi saya jelas orang tua saya. Mereka bener bener
menjadi supporting system saya ketika saya menghafal. Selain itu, guru dan teman2 saya di pesantren
juga sangat membantu saya dalam menghafal. Karena saya berada jauh dari orang tua, orang-orang
yang pertama menyemangati saya kalau saya lagi males menghafal, lagi down, dsb yaa guru dan teman
teman saya.

Nida Ulhaq Fitriyah, Hafizhah 30 Juz


BPH BEM FMIPA UI 2017
Peserta Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta
Motivasi menghafal Al-Qur'an berasal dari keinginan untuk membahagiakan kedua orang tua. Kedua
orang tua saya, abi dan ummi, merupakan dua orang yang menjadi teladan saya dalam hidup.Abi dan
ummi sebenarnya bukan penghafal Al-Qur’an dan juga bukan berasal dari keluarga yang ternuansakan
dengan nilai-nilai islam dari kecil.
Tapi Alhamdulillah abi dan ummi selalu semangat dalam mengenalkan Al-Qur'an kepada anak-anaknya.
Pada saat di pesantren Daarul Huffazh, meskipun jauh dari orang tua, abi dan ummi tetap menjadi
sumber motivasi utama. Karena abi dan ummi selalu menyempatkan datang jauh-jauh dari Jakarta ke
Lampung satu bulan satu kali untuk berkunjung.
Ketika datang, abi dan ummi selalu mengajak bermain dan berlibur ke beberapa tempat wisata alam
yang ada di lampung dan membelikan olahraga. Dan yang paling penting adalah abi dan ummi tidak
terlalu memaksakan waktu harus selesai menghafal Al-Qur’an kepada anak2nya. Abi dan ummi
cenderung memberikan anak-anaknya untuk menikmati proses menghafal Al-Qur’an.
Motivasi selama menghafal juga didapat dari ustadz dan teman-teman seperjuangan dalam menghafal
Al-Qur’an. Ustadz berperan menjaga semangat, memberikan nasihat dan menjadi tempat cerita bagi
santri-santrinya. Teman-teman seperjuangan berperan dalam menjaga semangat menghafal. Jika ada
teman yang menambah hafalan lebih cepat, akan membuat yang lain lebih serius dan semangat dalam
menghafal. dan saat menghafal Al-Qur'an, bisa dibilang Ishaq merupakan sumber motivasi saya dalam
menghafal, karena kalo masalah kecepatan dalam menghafal saya tidak pernah mau kalah dari Ishaq ;D

Muhammad Ismail, Hafizh 30 Juz


Ketua SALAM UI 21
Peserta Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta
Alhamdulillaah Motivasi itu muncul dari sendiri sebab kecintaan kepada Al-Qur’an. Alasan awalnya
sederhana, karena nama saya dan Ismail ada di dalam Al-Qur’an :)
Setelah persitiwa kagumnya ada Nama saya dan ismail dalam Al-Qur’an. semenjak itu wajib bagi Ummi
sebelum tilawah untuk membacakan Ayat Al-Qur’an yang ada nama kami berdua. Di setiap momen
itulah menambah kebanggaan dan kecintaan kami terhadap Al-Qur’an. Kami jadi suka mendengar saat
saat kakak-kakak kami mengaji dan mulai secara tidak langsung menghafal target hafalan mereka.
Motivasi itu terus tumbuh seiring banyaknya interaksi dengan Al-Qur’an. Orang-orang yang berperan
dalam menjaga Motivasi itu terus adalah orang tua, Ustadz Irsyad dan Asaatidz Lainnya, dan teman
teman seperjuangan dalam menghafalkan Al-Qur’an di Ma’had Daarul Huffazh Lampung.

Muhammad Ishaq, Hafizh 30 Juz


Sekretaris Jenderal SALAM UI 21
Peserta Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta
Jelasin dong Kak gimana sih proses kakak-kakak dalam
menghafal Al-Qur’an?

Kira-kira ada tips n trick gak Kak dalam menghafal


Qur'an?
Menghafal Qur’an bukanlah sesuatu yang susah, Allah Berfirman dalam surat Al-Qamar ayat 22, 32 dan
40 “Dan sungguh, telah kami mudahkan Al-Qur’an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau
mengambil pelajaran”.
Ayat tersebut menjelaskan bahwasannya kemudahan menghafal Al-Qur’an merupakan suatu
keniscayaan. Berikut adalah tips dan trik dari saya dalam menghafal Al-Qur’an
1. Niat yang ikhlas
Niat merupakan sesuatu yang sangat esensial dalam melakukan pekerjaan. Kebenaran niat akan
berdampak baik dan diterimanya sebuah pekerjaan, dan kerusakan niat akan berdampak buruk dan
ditolaknya sebuah pekerjaan. Dalam menghafalkan Al-Qur’an, niat seseorang akan sangat
mempengaruhi kemudahan orang tersebut dalam proses menghafal. Jika seseorang menghafalkan Al-
Qur’an karena ingin dipuji dan dikagumi oleh banyak orang, maka proses orang tersebut dalam
menghafal dan menjaga hafalan akan menjadi sulit. Namun jika seseorang menghafalkan Al-Qur’an
karena ingin lebih mendekatkan diri kepada Allah, karena ingin lebih mentadabburi dan mengamalkan
ayatnya, maka proses orang tersebut dalam menghafal dan menjaga hafalan Al-Qur’an akan menjadi
mudah.
Maka langkah pertama yang harus ditempuh oleh seorang penghafal Al-Qur’an adalah memiliki niat
yang ikhlas dan menyadari bahwa tujuannya dalam menghafalkan Al-Qur’an ini adalah untuk lebih
mendekatkan dirinya kepada Allah. Memperbaharui niat setiap hari agar tetap ikhlas menjadi rutinitas
yang harus dijalankan oleh penghafal Al-Qur’an.

Muhammad Ismail, Hafizh 30 Juz


Ketua SALAM UI 21
Peserta Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta
2. Istiqomah
Rasulullah SAW dalam sebuah hadist yang diriwatkan oleh imam bukhari dan imam muslim bersabda “katakanlah, aku beriman kepada Allah. Kemudian
Istiqomahlah.” Dalam menghafalkan Al-Qur’an, istiqomah akan menjadi ujian niat dan kesungguhan yang paling berat. Perjalanan menjadi seorang
penghafal Al-Qur’an akan dipenuhi oleh banyak kesulitan dan ujian yang banyak membuat seseorang berhenti menghafal Al-Qur’an. Rasa bosan, rasa
malas, lalai, dan perasaan perasaan yang mengganggu keistiqomahan akan selalu menemani hari-hari orang yang menghafalkan Al-Qur’an. Lalu
bagaimana cara agar tetap istiqomah ?
• Bersyukurlah akan setiap ayat yang dihafal. Sadarilah bahwa setiap ayat yang dihafal merupakan anugerah yang Allah berikan dan patut untuk
disyukuri. Cobalah untuk membaca arti dan mengamalkan setiap ayat yang dihafal.
• Bersabarlah apabila mengalami kesulitan dalam menghafalkan Al-Qur’an. Apabila mengalami kesulitan dalam menghafal, yakinilah bahwa Allah ingin
hambanya untuk lebih sering dan rajin lagi membaca Al-Qur’an. Tinggalkanlah maksiat dan sesuatu yang tidak bermanfaat, kitab Al-Qur’an ini berisi
cahaya firman Allah yang suci dan tidak akan bisa dihafal oleh pelaku maksiat
• Buatlah target harian dan mingguan dalam menghafal. Saya adalah seorang penghafal Al-Qur’an yang pada awalnya hanya bisa menghafal 2,5 baris
perhari dan target saya hanya 1 halaman perminggu. Tapi saya memiliki azam yang kuta untuk konsisten dan istiqomah dalam menghafalkan 2,5 baris
perhari dan 1 halaman perminggu, alhamdulilla satu bulan saya bisa mendapatkan 4 halaman. Memasuki bulan kedua, saya mencoba menaikan target
menjadi 5 baris perhari, alhamdulillah di akhir bulan kedua saya bisa menghafal sebanyak 4 halaman. Memasuki bulan ketiga, saya mencoba menaikan
target menjadi 7,5 baris perhari, alhamdulillah di akhir bulan ketiga saya bisa menghafalkan 12 halaman. Memasuki bulan keempat dan seterusnya,
saya mencoba untuk terus menigkatkan target perhari, sehingga alhamdulillah pada umur saya yang ke-12 saya bisa menyelesaikan hafalan 30 juz Al-
Quran dengan kondisi bisa menghafal lebih dari 2 halaman perhari.Satu poin penting yang sangat penting untuk diketahui berkaitan dengan target
perhari dan perminggu adalah kualitas kemampuan seseorang dalam menghalkan Al-Qur’an akan berbanding lurus dengan waktu yang ia luangkan
secara konsisten untuk menghafalkan Al-Qur’an. Kualitas kemampuan seseorang dalam menghaflkan Al-Qur’an akan bertambah seiring dengan
bertambahnya waktu yang ia luangkan secara konsisten dalam menghafalkan Al-Quran
• Carilah teman menghafal bersama yang memiliki impian dan komitmen yang kuat dalam menghafalkan Al-Qur’an. Saya adalah anak kembar. Saudara
kembar sayalah yang menjadi teman bersama saya dalam menghafalkan Al-Qur’an. Saudara kembar saya juga yang menjadi saingan saya dalam
menghafalkan Al-Qur’an. teman saingan ini akan memiliki dampak yang positif karena dia akan menjadi motivasi kita ketika menghafal dan menjadi
pengingat kita ketika kita bosan

Muhammad Ismail, Hafizh 30 Juz


Ketua SALAM UI 21
Peserta Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta
3. Metode yang Baik
Dalam menghafal Al-Qur’an, seseorang haruslah mengetahui metode yang paling baik untuk dirinya.
Kenalilah kelebihan yang dimiliki. Kemampuan visual, audio dan kinestetik bisa menjadi referensi cara
menghafal. Carilah informasi sebanyak mungkin tentang metode. Perbanyaklah kuantitas pertemuan
dengan para penghafal Al-Qur’an. Saya orang yang sangat percaya bahwa metode yang paling baik
dalam menghafalkan Al-Qur'an adalah metode yang di temukan oleh diri sendiri.
Kuantitas dan kualitas interaksi kita dalam mengahafal Al-Qur’an akan membuat kita paham betul
metode yang paling efektif dan efisien. Jadi untuk menemukan metode yang baik, perbanyaklah alokasi
waktu untuk menghafal Al-Qur’an 👍🏻

Muhammad Ismail, Hafizh 30 Juz


Ketua SALAM UI 21
Peserta Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta
Proses menghafal saya mungkin sama dengan kebanyakan orang pada umumnya. Saya biasa menghafal
dengan metode biasa yaitu membaca ayat berulang kali lalu baca tanpa lihat, dan seterusnya. Nah, cara
menghafal ini yang harus disesuaikan masing-masing orang :)
Tantangan terbesar saya ketika menghafal itu ketika merasa jenuh. Ada saat saat dimana semangatnya
lagi turun banget, saat dimana niat mulai melenceng, saat dimana rasanya ngafal kok ga masuk masuk,
dll. Sebenarnya jenuh itu biasa kok, dalam kegiatan lain juga kita bisa merasa jenuh, tapi kalau terus
dibiarkan bisa bahaya. Apalagi kalau jenuh dalam menghafal bisa berujung ke malas menghafal dan
mengulang hafalan sehingga hafalan yang sudah kita hafal bisa hilang.
Nah cara mengatasi jenuhnya yg menurutku berbeda untuk masing2 orang. Kalau saya pribadi, pas lagi
ngerasa jenuh saya biasa curhat ke sahabat2 saya yg juga emang lagi dalam proses menghafal. Biasanya
abis curhat saya bisa find out solusinya. Atau mungkin saya emang cuma butuh untuk cerita dan diskusi
aja. Yang ingin saya highlight disini adalah pentingnya berada dalam lingkungan yang kondusif dan
berada di lingkungan dengan orang yang punya satu visi yang sama dalam menghafal. Karena
berdasarkan pengalaman saya, lingkungan sangat berpengaruh terutama ketika motivasi dalam diri saya
lagi melemah.
Dan insya Allah kalo berada dalam lingkungan dengan orangorang yang punya visi sama, bisa saling
menguatkan kalo lagi ada di titik terendah :)

Nida Ulhaq Fitriyah, Hafizhah 30 Juz


BPH BEM FMIPA UI 2017
Peserta Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta
Proses menghafal Qur’an bisa disimpulkan dalam satu kata, bertahap.Saya mulanya
menghafal hanya bisa satu hari satu ayat. setehal konsisten menghafal satu hari ayat
dalam 2 bulan, target pun ditingkatkan menjadi sehari 3 Ayat, lalu konsisten lagi selama
satu bulan, kemudian target kembali ditingkatan dan konsisten dalam kurun waktu
tertentu. Begitu seterunya sampai target minimal pehari minimal 2 halaman. Semuanya
menjadi mudah dilakukan karena punya target yang jelas dan Istiqomah dlam
menghafal
Tips Konsep
1. Milikilah Niat yang tulus karena Allaah dalam menghafal
2. Milikilah Target Mingguan yang di detailkan perharinya
3. Perbanyaklah waktu berinteraksi dengan Al-Qur’an dalam kehidupan keseharian
4. Saat Menghafal, milikilah rasa syukur, sabar dan Ikhlas atas segala dinamika dalam
mengafal
5. Milikilah Mindset Al-Qur’an mudah dihafal, ini juga seperti yang sudah Al-Qur’an
ajarkan
6. Dianjurkan memiliki waktu khusus dalam menghafal, kalau saya di Pagi Hari ~
7. Istiqomah

Muhammad Ishaq, Hafizh 30 Juz


Sekretaris Jenderal SALAM UI 21
Peserta Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta
Tips Teknis (Menghafal 1 Halaman)
Sebenarnya, saya Menghafal dengan konsep yang umum.
1. Berwudhu
2. Memakai Al-Quran yang besar
3. Cari tempat yang kondusif (supaya ke 5 Indra bisa fokus)
4. Baca Halaman yang dipilih, baca sebanyak 10 – 20 x
5. Bagi 1 Halaman yang menjadi 3 Bagian ( Biasanya setiap Bagian 5 Baris atau 3 Ayat)
6. Hafalkan Bagian 1,
7. Mulai hafalkan per ayat (baca ayat tersebut 5-10 x, lalu tutup Al-Qur’an dan coba
baca tanpa melihat), Kalau sudah lancar lanjut menghafal
8. Hafalkan Bagian 2, Kalau sudah lancar, ulangi lagi Bagian 1 dan 2. Lanjut
9. Hafalkan Bagian 3
10. Enjoy 😊

Muhammad Ishaq, Hafizh 30 Juz


Sekretaris Jenderal SALAM UI 21
Peserta Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta
Break Dulu.. Ada Info Bermanfaat :D
Tertarik? Klik!

bit.ly/TanyaRK
Ada gak sih dampak atau manfaat yang
kalian rasakan dengan menghafal Qur'an?
Al-Qur’an merupakan sesuatu yang sangat bermanfaat dan berdampak besar dalam
kehidupan saya.
Berkat Al-Qur’an, Alhamdulillah saya dan ishaq bisa memberangkatkan umroh abi dan ummi
di tahun 2010
Berkat Al-Qur’an, Alhamdulillah saya merasa terbantu dalam memahami pelajaran. Selama
masa SD, SMP dan SMA alhamdulillah bisa selalu masuk ranking 3 besar di kelas.
Berkat Al-Qur’an, Alhamdulillah saya juga mendapat beasiswa kementrian agama untuk
menuntu ilmu Syiria. Qodarullah karena ada konflik disana, saya harus kembali ke Indonesia.
Namun alhamdulillahnya lagi berkat Al-Qur’an, sebelum saya kembali ke Indonesia, saya
berkesempatan untuk mengikuti mukhyyam Taajul Waqor selama satu bulan di Palestina
Dengan Al-Qur’an alhamdulillah dari SD kelas 3 sampai kuliah sekarang selalu dapat
beasiswa biaya dana pendidikan
Intinya, siapapun yang berinteraksi serius dengan Al-Qur’an, in syaa Allah akan mendapatkan
nikmat yang berlimpah ruah dari Allah ;)

Muhammad Ismail, Hafizh 30 Juz


Ketua SALAM UI 21
Peserta Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta
Alhamdulillaah sepertinya sudah diwakilkan oleh kembaran saya 😂
Manfaat menghafal Al-Qur'an lainnya adalah mudahnya berinteraksi
dengan Al-Qur'an, jadi bisa baca qur'an di mana saja dan kapan saja,
contohnya bisa mengulang hafalan saat di motor perjalanan ke
kampus hehe

Muhammad Ishaq, Hafizh 30 Juz


Sekretaris Jenderal SALAM UI 21
Peserta Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta
Saya yakin semua penghafal dan orang yang sering berinteraksi dengan Quran sepakat bahwa Quran
berdampak terhadap kehidupannya. Kalau saya sendiri merasa interaksi saya dengan Quran berbanding lurus
sama kemampuan akademis saya. Kemampuan akademis disini saya definisikan sebagai seberapa cepat saya
menyerap ilmu yg masuk. Rasanya setelah intens menghafal Quran, saya cepet banget menyerap pelajaran.
Dan yaa impactnya adalah prestasi akademis saya yang meningkat mulai dari prestasi di kelas sampai prestasi
diluar kelas.
Semenjak SMA, ketika interaksi saya dengan al-Quran semakin intens, prestasi saya semakin meningkat.
Alhamdulillah di setiap semesternya, saya selalu mendapat peringkat 3 teratas di angkatan. Selain itu, saya juga
diberi kesempatan beberapa kali mewakili sekolah di berbagai kompetisi seputar Fisika. Terus saya juga merasa
dapat banyak keberkahan dalam banyak hal. Misalnya pas lulus SMA dan ikut SBMPTN. Kerasa banget kalau
saya dapat kemudahan pas ikut ujian. Dan Alhamdulillah saya bisa lulus di pilihan pertama jurusan yang saya
inginkan. Saya merasa akademis saya di tahun2 terakhir SMA dan juga perjalanan saya menuju kampus dan
jurusan yang saya mau bener bener dipermudah dan ini menurut saya emang impact dari interaksi saya dengan
Quran. Jadi, emang bener kok terbukti kalau Al-Quran itu dapat meningkatkan kecerdasan.
Nah, selain itu, saya merasa ada satu dampak terbesar al-Quran di kehidupan saya. Saya jadi lebih berhati hati
dalam bertingkah laku. Karena, hafalan al-Quran itu sifatnya sensitif. Ketika kita melakukan dosa, hal ini akan
berdampak ke hilangnya hafalan kita.
That’s why, penghafal quran disebut hafidz atau hafidzoh yang berarti penjaga. Karena selain menjaga al-
Qur’an, sebetulnya kita juga dijaga dengan al-Qur’an. Dijaga agar tidak berbuat dosa supaya hafalan kita tidak
hilang :)

Nida Ulhaq Fitriyah, Hafizhah 30 Juz


BPH BEM FMIPA UI 2017
Peserta Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta
Pastinya hafalan quran harus dijaga kan yaa biar
gak hilang. Nah, gimana sih cara kakak-kakak
menjaga hafalan al-quran di tengah kesibukan?

Apalagi ada yang jadi ketua lembaga kampus


tuh, pasti sibuk..
Kalau bicara ideal, hafalan dikatakan terjaga kalau dalam satu minggu bisa terulang semua. Berarti
mungkin sekitar 4-5 Juz perhari. Waktu di pesantren dulu, saya punya 3 waktu andalan buat berinteraksi
lebih sama AlQuran yaitu sebelum subuh, setelah subuh dan setelah maghrib. Karna menurut saya di
waktu waktu itu saya bisa lebih cepat menghafal dan mengulang hafalan saya. Walaupun waktunya
sedikit, tapi sangat possible buat dimaksimalkan dalam menghafal atau mengulang hafalan.
Karena dengan berbagai kesibukan di kampus, kadang realitanya ga sebagus idealnya. Waktu untuk
organisasi cukup menyita sebagian besar waktu saya. Selain itu, diluar kampus saya masih memiliki
kewajiban sebagai peserta Rumah Kepemimpinan. Tapi, kesibukan tersebut ga cukup buat dijadiin
penghalang untuk mengulang hafalan. Jadi emang mau gamau saya harus bisa pinter pinter cari waktu.
Kalau misalnya kegiatan seharian lagi full, saya targetin tetep ngulang hafalan minimal 1-2 juz sebelum
tidur. Itu seminimal minimalnya. Kalau waktunya lebih luang, waktu sebelum subuh dan setelah subuh
juga biasanya saya pakai untuk ngulang hafalan. Kalau untuk ngulang pas jam kuliah (sambil nunggu
dosen) atau waktu luang lainnya, biasanya saya ga ngelakuin itu. Karena kalau saya pribadi untuk
ngulang hafalan harus di tempat yang kondusif, yang ga memungkinkan buat ngobrol2, dll jadi bisa
efektif. Jadi saya ga biasa untuk ngulang hafalan pas waktu kelas atau sejenisnya.
Saran saya, karna waktu sebagai mahasiswa itu sangat fleksibel, setidaknya luangkan 1 waktu khusus
untuk menghafal. Bisa pagi hari sebelum berkegiatan atau malam hari sesudah selesai semua kegiatan.
Dan untuk waktu diantaranya(pagi-malem), bisa disesuaikan dengan pribadi temen temen. Temen
temen butuh waktu yang seperti apa supaya efektif, jadi memang berbeda masing masing orangnya.

Nida Ulhaq Fitriyah, Hafizhah 30 Juz


BPH BEM FMIPA UI 2017
Peserta Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta
Menjaga hafalan bagi saya juga memiliki tantangan tersendiri jika dibandingkan menghafal. Di
Poin, ini biasanya yang sering dipertanyakan adalah soal alokasi waktu.
Imam Hasan AlBanna pernah mengatakan bahwa Kewajiban kita selalu akan lebih banyak
dibandingkan dengan waktu waktu yang kita miliki. Lalu bagaimana kita bisa menyelesaikan
semuanya?
Milikilah konsep keberkahan!
In sya Allaah keberkahan akan kita dapatkan saat kita sudah memenuhi hak-hak Allah.
Memprioritaskan hubungan kita dengan Allah dibanding dengan yang lainnya. Di Kampus, saat
tuntutan akademik meningkat dan kesibukan organisasi semakin banyak. Maka sebisa mungkin
saya mendahulukan kebutuhan saya mengulang hafalan, diusahakan sudah tilawah minimal
banget 2 Juz di Pagi hari. Sebenarnya, paradigma yang saya bangun adalah tidak membenturkan
satu kebaikan dengan kebaikan lainnya, ini lebih tentan merencanakan semua dengan baik,
mendahulukan Allah, dan punya target yang jelas. Menjaga Hafalan Al-Qur’an juga berarti
menjaga diri sendiiri, menjaga diri dari kemaksiatan, menjaga diri dari hal yang sia-sia, dan
menyibukkan diri dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an atau kebaikan lainnya.
Mungkin kedengerannya sangat idealis, tapi ini memang yang harus dipahami. Saya juga orang
yang kadang diselimuti rasa malas, main PES, dan agenda agenda main main lainnya. Tapi itu
tetap ada kok cuman sewajarnya aja hehe

Muhammad Ishaq, Hafizh 30 Juz


Sekretaris Jenderal SALAM UI 21
Peserta Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta
Setelah selesai menghafakan Al-Qur’an, yang justru lebih sulit adalah bagaimana bisa menjaga hafalan itu agar tetap terjaga utuh 30 Juz.
Dan dalam menjaga Al-Qur’an yang penting adalah bagaimana kita bisa rutin membaca nya dan juga bagiaman kita bisa menjaga perilaku
sehari-hari dari perbuatan yang tidak menggambarkan seorang penghafal Al-Qur’an.
Dalam konteks murajaah, idealnya kalo benar-benar ingin mutqin, semua hafalan harus bisa diulang dalam kurun waktu 1 minggu. Kalo
hafalannya 30 juz, berarti setiap harinya harus memurojaah hafalannya sebanyak 4.5 juz. walaupun saya sendiri belum bisa mengamalkan
teori ini secara konsisten
Selain itu, alangkah baiknya jika seorang penghafal Al-Qur’an memiliki ustadz dan agenda yang benar-benar memicu diri dia dalam
mengulang hafalan. Sewaktu SMA, saya dan ishaq setiap habis maghrib selalu memperdengarkan hafalan kami di masjid dekat rumah 1 juz
perhari. Agenda ini cukup membuat saya dan ishaq serius dalam mengulang hafalan. Alhamdulillah dampak dari program itu bisa membuat
hafalan saya dan ishaq bisa semakin lancar. Dan ternyata program itu juga bisa menjadi motivasi bagi keluarga-keluarga yang ada di sekitar
masjid. Sekarang alhamdulillah ada sekitar 8 penghafal Al-Qur’an yang lahir semenjak program itu dilaksanakan
Saat memasuki kehidupan kampus, murajaah hafalan menjadi suatu yang sangat sulit karena banyaknya kegiatan dan tugas dari kampus.
Terlebih lagi UI dan FEB merupakan kumpulan mahasiswa yang sangat beragam. Masa adaptasi awal di kampus menjadi hal yang sangat
sulit
Alhamdulillah tapi seiring berjalannya waktu. Saya memahami bahwa ada keberkahan yang Allah berikan ketika kita memang bisa
memprioritaskan murajaah hafalan dalam kehidupan.
Di periode awal tahun 2017, kemarin alhamdulillah saya bisa konsisten mengulang hafalan 3 juz perharinya secara rutin. Waktu mengulang
hafalan waktu itu hanya dua, setelah subuh atau setelah aktivitas di malam hari selesai (sekitar jam 10 malam) karena di siang hari ada
tuntutan akademik dan amanah organisasi. Memang saat itu saya lebih sering mengulang di malam hari, tidak jarang saya baru bisa tidur
jam 12 – jam 1 malam. Tapi dampak yang saya rasakan di pertengahan tahun 2017/akhir semester 6 sangat mengagumkan. Saat itu saya
alhamdulillah diberikan kesempatan menjadi imam di Malaysia dibulan ramadhan. Dan saat di malaysia, saya juga melihat bahwa IP saya
di semester 6 sangat tinggi. Di bulan ramadhan juga tidak jarang saya bisa mengulang sekitar 6-7 juz perhari, dampaknya yang lebih hebat
lagi alhamdulilah waktu itu saya sangat bisa merasakan nikmatnya beribadah kepada Allah. Dan di bulan juli tahun 2017 juga alhamdulilah
saya bisa mendapatkan juara 1 hifdzil 20 juz di ajang MTQ mahasiswa nasional di Malang
momen berat ketika murajaah pasti ada, tapi dinikmati aja, berbaik sangka sama Allah ;)

Muhammad Ismail, Hafizh 30 Juz


Ketua SALAM UI 21
Peserta Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta
Break Lagii.. Ada Info Bermanfaat :D
Tertarik? Klik!
bit.ly/TanyaRK
SESI TANYA JAWAB
PESERTA
gimana ya biar bisa istiqomah menghafal
sedangkan gak punya latar belakang keluarga yg
mendukung dan bisa sebagai support system?
Istiqomah dalam Menghafal bagi saya adalah bisa setiap harinya
menambah hafalan atau bisa menyelesaikan target hafalan yang dibuat
sendiri.
Nah, agar bisa istiqomah ini bisa dilihat dari faktor Internal dan Eksternal,
kalau dari yang saya pahami bagaimana bisa tetap Istiqomah padahal tidak
memiliki faktor pendukung Eksternal. Saya memulainya dengan pernyataan
"penting untuk kita memiliki faktor Internal yang kuat. Pada akhirnya ini
tentang kita dengan Allah. In sya Allah kalau kita memiliki ini, akan menjadi
modal Istiqomah yang baik".
Nah, kalau kita tidak memiliki dukungan eksternal dari orang tua, kita masih
bisa kok mencari teman yang sevisi agar kita bisa memiliki dukungan yang
kuat. Ini juga yang saya rasakan sebagai penghafal Qur’an.
semoga menjawab 🙏

Muhammad Ishaq, Hafizh 30 Juz


Sekretaris Jenderal SALAM UI 21
Peserta Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta
Bagaimana cara menjalankan sistematika
muraja'ah yang tepat serta pembagian rincian
waktunya dengan target minimal 2-3 juz per hari
ditengah kesibukan akademik maupun non-
akademik? Dan apakah cukup jika disetorkan
pada diri sendiri saja?
Kalo punya target perencanaan mengulang 2-3 juz perhari, hal yang paling penting
adalah bagaimana bisa mengoptimalkan seluruh waktu kosong untuk mengulang.
Jangan nunggu bener-bener ngga ada kegiatan untuk mengulang, karena itu agak
mustahil dan nanti malah ngga ngulang sama sekali.
cara yang ane lakukan dalam mengulang 3 juz perhari adalah mencoba
membacanya satu juz saat qiyamullail/subuh. satu juz di sela-sela istirahat jeda sesi
kelas/ketika ngga ada kelas. Terakhir setelah shalat isya & menyelesaikan agenda
rk/tugas kampus. saya akan coba membaca sisa juz yang belum terulang dari target
yang ditentukan.
memang berat, tapi kalo bacanya dihayati dan dinikmati, in syaa Allah bisa tercapai
targetnya

Muhammad Ismail, Hafizh 30 Juz


Ketua SALAM UI 21
Peserta Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta
Gimana cara menghafal al quran beserta ayatnya
dan artinya? Apakah hafal dulu surah nya. Klo
sdh hafal baru di ulang disebut ayat dan artinya?
Atau gimana baiknya?
Kalau saya pribadi biasanya perkata. Jadi setelah menghafal beberapa
baris, disesuaikan dengan artinya per kata. Tapi kalau saya pribadi,
gapernah bener2 menghafal artinya. Karna kalau sering dibaca dan
dicocokkan perkata antara ayat dan artinya, lama lama juga akan
hafal arti kata tersebut dan kalau membaca ayatnya bisa langsung
tervisualisasikan artinya.
Saran saya, untuk yg belum pernah belajar bahasa arab, bisa mulai
belajar bahasa arab sambil menghafal. Karna itu sangat membantu
dalam proses menghafal :)

Nida Ulhaq Fitriyah, Hafizhah 30 Juz


BPH BEM FMIPA UI 2017
Peserta Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta
Sebagai penghafal al-quran yang mana juga harus
menjaga hafalannya apa lagi dengan lingkungan
kampus yg beragam itu, apa sih yang menjadi
penyemangat kaka dan tujuan apa yg ingin didapat
dengan aktifnya kaka di Organisasi Kampus?

Hambatan atau kendala apa aja yg dihadapi saat


menjadi aktivis kampus, serta peluang apa yang bisa
didapat dgn menjadi aktivis kampus itu untuk menjaga
hapalan dan meningkatkan iman?
Penyemangat dan sebenarnya banyaak. Setelah masuk Rumah Kepemimpinan saya
semakin disadarkan bahwa penting pada akhirnya bagi kita untuk tidak sholeh
sendiri. Maka dari itu selain menjaga hafalan, berkontribusi dan memberi
kebermanfaatan kepada sekitar sama pentingnya.
Di Rumah Kepemimpinan saya diajarkan untuk bisa melihat dunia yang lebih luas,
kita tidak bisa berharap terus lingkungan yang kondusif, penting bagi kita untuk
meningkatkan imunitas keimanan kita. Kita bukan muslim yang stertil, tapi harus
jadi muslim yang memiliki imunitas yang baik.
Menjadi Penghafal Qur’an bukanlah segalanya, ini sebenarnya hanyalah modal
awal bagi seorang muslim supaya bisa istiqomah berinteraksi dengan Al-Qur’an.
Kita bisa melihat ilmuwan islam pada masa kejayaan Islam, Al-Qur’an adalah
kehidupan masa kecil mereka.
Tentunya dengan berkontribusi dimanapun mengajarkan saya untuk bisa menjaga
diri bagimanapun lingkunganya.

Muhammad Ishaq, Hafizh 30 Juz


Sekretaris Jenderal SALAM UI 21
Peserta Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta
Menambahkan jawaban pertama. kata-kata yang menggambarkan bagaimana para
peserta RK diajarkan untuk menyadari bahwa diri ini adalah milik ummat
"Tidak hanya memberi yang terbaik, tapi juga memberi dengan penuh keikhlasan.
Istiqomah menebar kebaikan, berharap kebaikan itu semakin membesar hingga
orang lain merasakan nikmatnya kebaikan yang juga kita rasakan. Meskipun, kita
bisa menjadi baik seorang diri, tanpa harus lelah memikirkan orang lain. Berdiri
tegak sendiri dengan segudang prestasi diiringi riuh apresiasi. Namun, kita patut
malu, dengan Rasulullah yang sampai detik terkahir masih mengucap lirih
ummatii.. ummatii.."

Muhammad Ismail, Hafizh 30 Juz


Ketua SALAM UI 21
Peserta Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta
Bagaimana sih cara nengubah mindset kita bahwa
intens ke Al quran itu nomer 1?

Saya termasuk orang yg belum bisa, misalnya, ada UTS,


nah saya lebih milih buat persiapan UTS, dan Alqur'an
saya Pending dulu. Ini yg mau saya ubah, bagaimana
cara mengubah mindset bahwa alquran itu nomor
satu, mau bagaimanapun keadaan kita saat itu
Terkait mindset bagaimana akhirnya Al-Qur'an bisa menjadi prioritas utama, hal
yang penting untuk diperhatikan adalah bagaimana akhirnya kita bisa mencintai Al-
Qur'an, melihat kembali sejauh mana Al-Qur'an akan berdampak sangat baik
dalam kehidupan kita baik di dunia dan di akhirat
Kurang hebat apa Al-Qur'an ketika di akhirat nanti ia bisa memberikan kemuliaan
dan kebahagiaan yang hakiki kepada orang yang kita cintai.

Muhammad Ismail, Hafizh 30 Juz


Ketua SALAM UI 21
Peserta Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta
kalau dilihat dari tadi tips istiqomah yang selalu
dikatakan adalah adanya supporting system.

Gimana kalau kondisinya sulit mendapatkan


lingkungan spt itu ditambah niatnya (internalnya) masi
naik turun gak kaya dulu waktu masih di rumah
tahfidz, hafalannya juga udah ilang"an sehingga kalau
mau murojaah udah sangat sulit?
Rasanya istiqomah akan sulit kalo kita hanya mengandalkan lingkungan di sekitar
kita. Karena tidak selamanya kita akan hidup di lingkungan yang ideal yang terus
mendorong kita untuk memperhatikan Al-Qur’an
Saran dari ane adalah mulai bangun kesadaran dalam sendiri. Perbanyak ingat
nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita. Jadikan setiap momen waktu untuk
lebih dekat dengan Al-Quran
Kalo ada masa di mana udah coba banyak ngulang hafalan tapi ngga lancar
dinikmati ajasaya pernah dalam kondisi ngulang juz 19 selama satu bulan dan
rasanya sulit banget. Kaya menghafal dari awal lagi. Tapi itu tidak membuat ane
merasa untuk membiarkan hafalan hilang begitu saja. Berbaik sangka aja terus
sama Allah.
kalo kita bisa rutin aja baca quran setiap hari sesuai proporsi hafalan yang kita
miliki, in syaa Allah hafalan tersebut akan lancar dengan sendirinya

Muhammad Ismail, Hafizh 30 Juz


Ketua SALAM UI 21
Peserta Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta
Mau tanya, kira kira hal hal apa saja yg harus kita
hindarkan dalam proses menghafal agar bisa lancar?
Pernah punya pengalaman gak kak, hal apa yang kaka
lakukan dan itu berdampak buruk terhadap hafalan?
Hindari hal yang sia-sia, kemaksiatan, dan perbuatan dosa.
Saya punya pengalaman namun sepertinya tidak usah didetailkan, yang jelas
diantara ketiga hal itu.
Lalu dampaknya apa?
Dampaknya Allah hilangkan rasa semangat atau nikmat dalam
menghafal/mengulang Al-Qur’an. Dan kedua inilah yang sebenarnya sangat
berharga, saat semangat dan nikmat dalam menghafal hilang, kita butuh waktu lagi
sampai pada akhirnya Allah kasih kenikmatan tersebut.
mungkin kita tidak bisa pada kondisi tidak bisa menghindari itu semua, yang jelas
saya mencoba untuk terus berikhtiar meminimalisasi ketiga hal tersebut dan
menyibukkan diri dengan kebaikan-kebaikan
Semoga menjawab

Muhammad Ishaq, Hafizh 30 Juz


Sekretaris Jenderal SALAM UI 21
Peserta Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta
Kira-kira bagaimana tanggapan kakak ketika ingin
menghafal namun berada di lingkungan yg biasa saja
(bukan pondokan), tidak dari kecil dan dengan bacaan
tajwid yg belum fasih? Apakah akan mempersulit
proses menghafal?
Belajar al-Qur'an bisa dimulai dari umur berapapun dan tidak ada kata terlambat :)
Mungkin ketika menghafal tidak dari kecil kekurangannya adalah kita udah punya
banyak kesibukan sehingga punya banyak prioritas yg lain. Sejujurnya lingkungan
cukup mempengaruhi proses menghafal, tapi bukan berarti harus di pondok.
Kedua hal ini bisa disiasati dengan berkumpul secara rutin dengan orang orang
yang juga sedang dalam proses menghafal. Karna dengan berkumpul rutin tsb,
harapannya bisa recharge semangat dalam menghafal lagi.
Selain itu, sekarang juga sudah banyak aplikasi belajar quran yang sudah banyak
tersedia. Aplikasi ini bisa dimanfaatkan untuk reminder supaya kita konsisten
dalam menghafal dan juga bisa dimanfaatkan dalam belajar tajwid.
Intinya adalah sekarang sudah banyak sarana untuk mempermudah menghafal
quran. Asalkan dari kita punya niat yang kuat, insya Allah gaada yang susah
dilakukan :)

Muhammad Ismail, Hafizh 30 Juz


Ketua SALAM UI 21
Peserta Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta
kenapa di zaman sekarang banyak penghafal alquran
laki2/ perempuan namun bertingkah laku jauh dari
alquran, jika orang awam melihat pasti alquran yang
disalahkan
Di zaman sekarang ini memang ada penghafal Al-Qur'an yang perilakunya kurang
menggambarkan Al-Qur'an yang dia hafal. Tetapi jangan sampai hal itu membuat
kita tidak tertarik lagi untuk menghfalkan Al-Qur’an
Bersepakatklah pada kemuliaan dan keutamaan Al-Qur'an, bukan pada perilaku
orang2 yang tidak tepat dalam berinteraksi dengannya
Yang perlu kita sikapi dalam melihat fenomena ini adalah bagaimana kita bisa
memuhasabah diri terlebih dahulu agar tidak termasuk kategori orang2 seperti itu
Kemudian yang kedua adalah mencoba menasihati orang tersebut agar bisa
kembali mengamalkan hal2 yang diajarkan Al-Qur'anDan yang terakhir adalah
menjadi teladan/contoh dengan mengaplikasikan nilai-nilai Al-Qur'an

Muhammad Ismail, Hafizh 30 Juz


Ketua SALAM UI 21
Peserta Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta
Ada Info Menarik khusus buat kamu anak:
UI, IPB, Unpad, ITB, UGM, ITS, Unair,
USU, Unhas, Unmul, UNS
Angkatan:

2016 dan 2017


CLOSING
STATEMENT
Sebagai peserta RK, hal yang paling berdampak dari RK adalah, RK
mengajarkan saya agar tidak hanya menjadi seorang penghafal Quran
biasa, tapi juga menjadi seorang penghafal Quran yang selalu
memikirkan kontribusi apa yang bisa dia berikan dan nilai-nilai Al-
Qur’an apa saja yang bisa disebarkan kepada orang orang di sekitar
saya.
Jadi, menjadi penghafal Quran 30 Juz itu bukan merupakan tujuan
akhir. Sebuah prestasi bagi kita para penghafal adalah ketika kita bisa
memahami dan menyebarkan nilai-nilai yang ada dalam al-Qur'an
minimal kepada orang orang terdekat kita :)

Nida Ulhaq Fitriyah, Hafizhah 30 Juz


BPH BEM FMIPA UI 2017
Peserta Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta
saya senang berada di grup ini bersama orang-orang yang memiliki semangat Al-Qur'an.
semoga kita semua bisa tetap istiqomah mencintai Al-Qur'an sampai akhir hayat kitaa
Al-Qur'an adalah Pedoman Hidup, maka penting pada akhirnya untuk tidak hanya membaca
atau menghafalnya, kita juga membaca terjemahannya, memahaminya, dan
mengamalkannya :)
ini semua memang tidak mudah, tapi perjuaangan istqomah hidup bersama Al-Qur'an
adalah perjuangan yang sangat berharga :")
dan di rumah Kepemiminpinan, benar apa yang disampaikan Kak Nida, kami dibina untuk
menjadi Muslim yang tidak hanya sholeh sendiri, tapi juga bermanfaat bagi ummat
Seimbang sebagai muslim produktif, mahasiswa berprestasi, dan aktivis pergerakan.
diajarkan untuk selalu rendah hati, open mind, objektif, moderat yang akhirnya bisa menjadi
muslim yang prestatif dan kontributif
Sekian, mohon maaf ya atas segala kesalahan.
Terima kasih banyaak:))

Muhammad Ishaq, Hafizh 30 Juz


Sekretaris Jenderal SALAM UI 21
Peserta Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta
Prestasi terbesar bagi seorang penghafal Al-Qur’an bukanlah saat bacaan Al-Qur’annya yang merdu
diakui oleh seluruh orang di dunia
bukanlah saat bacaanya diakui baik oleh para penghafal AlQuran yang lain
bukanlah saat dia bisa menjadi yang terbaik dengan menjadi juara di lomba2 Al-Qur’an di tingkat
nasional maupun tingkat internasional
memang itu semua prestasi
tetapi prestasi terbesar seorang penghafal Al-Qur’an adalah saat dia bisa mencintai dan menjaga
hafalannya 30 juz sampai ajal menjemput.
Saat hafalannya Al-Qur’annya membuat dia resah dan bergerak untuk memperbaiki masalah-masalah
ummat yang ada disekitarnya.
Bukankah manusia diutus untuk menjadi hamba sekaligus khalifah?
Percayalah, prestasi terbesar bagi seorang penghafal Al-Quran adalah ketika di akhirat nanti, dengan
kesungguhannya dalam menjaga hafalan, ia akan dipanggil oleh Allah untuk membaca Al-Qur’an
sebagaimana dia sering membacaya di dunia. Dan sehabis itu, kedua orang tuanya akan dipanggil untuk
diberikan jubah kehormatan dan mahkota yang sangat berkilau. Momen itu, ketika para penghafal Al-
Qur’an melihat wajah orang tuanya senyum bahagia dengan memberikan keduanya kebahagiaan yang
hakiki..
yakinlah, momen itu rasanya akan sangat cukup menjadi alasan untuk kita semua berlelah-lelah dalam
mencintai dan menjaga Al-Qur’an dengan sungguh-sungguh
Semoga Allah mengistiqomahkan kita semua dalam kebaikan !

Muhammad Ismail, Hafizh 30 Juz


Ketua SALAM UI 21
Peserta Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta

Anda mungkin juga menyukai