SLIDE 2
SLIDE 3
Pertama: al-Khansa, Tumadhar binti Amr bin al-Harits Ibu Para Mujahid
“Anak-anakku, kalian memeluk Islam dengan penuh ketaatan dan hijrah dengan
penuh kerelaan. Demi Allah, yang tidak ada sesembahan yang hak kecuali Dia,
sungguh kalian terlahir dari ibu yang sama. Aku tidak pernah mengkhianati ayah
kalian. Dan takpernah pula menyamarkan nasab kalian. Kalian semua tahu
balasan besar yang telah Allah siapkan bagi seorang muslim dalam memerangi
orang-orang yang kafir. Ketahuilah (anak-anakku), negeri yang kekal itu lebih
baik dari tempat yang fana ini”. ”Andaikata esok kalian masih diberi kesehatan
oleh Allah, maka perangilah musuh kalian dengan gagah berani, mintalah
kemenangan kepada Allah atas musuh-musuh-Nya”.
SLIDE 4
Ketika sinar pagi telah terbit, kedua pasukan pun bertemu. Kabar syahid
anak-anak ibunda al-Khansa sampai kepadanya. Ia berkata, “Segala puji bagi
Allah yang telah memuliakanku dengan kematian mereka. Aku berharap Rabku
mengumpulkanku bersama mereka dalam kasih sayang-Nya.” Sungguh kesabaran
dan keikhlasan yang luar biasa.
SLIDE 4
Kedua Ibu Sufyan ats-Tsaury
SLIDE 5
SLIDE 6
Fatimah dikenal cerdas. Ia adalah sosok yang tegar dan tidak pernah
mengeluh. Ketika suaminya wafat, tak sedikit pun harta ia warisi. Dengan kondisi
serba kekurangan, ia berjuang untuk memberikan yang terbaik bagi anak semata
wayangnya (Imam asy-Syafi’I). Keinginannya satu, kelak buah hatinya tersebut
menjadi figur hebat dan bermanfaat bagi semua. Ibunya membawa Muhammad
kecil hijrah dari Gaza menuju Mekah. Kemudian ibunya mengirim imam asy-
Syafi’I ke pedesaan yang bahasa Arabnya masih murni, sehingga bahasa Arab
beliau pun jadi tertata dan fasih. Ibunya juga memperhatikan agar asy-Syafi’I bisa
berkuda dan memanah.
SLIDE 6
Inilah surat yang ditulis ibu Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah kepada dirinya,
setelah beliau memohon izin kepada sang ibu untuk tetap tinggal di Mesir. Surat
ini memberikan kesan yang cukup mendalam kepada kita tentang bagaimana
sosok ibunda Ibnu Taimiyah yang teguh jiwa dan hatinya. Wanita kuat yang lebih
senang anaknya bermanfaat bagi orang banyak ketimbang untuk dirinya sendiri.
SLIDE 8
SLIDE 9
SLIDE 10
Itulah ibunda para ulama yang berhasil dalam mendidik anak-anaknya.
Marilah saat ini kita benahi keimanan, memperbaiki aqidah dan akhlak serta
membekali diri dengan ilmu. Jangan kita lupa dan lalai terhadap peranan ini,
karena jika demikian maka akan lahirlah generasi yang gamang akidah dan
agamanya. Generasi yang mudah terombang-ambing tak berprinsip. Mereka
tergerus mengalir bersama zaman, terbang bersama hembusan angin pemikiran.
Semoga kita diberi petunjuk dan kekuatan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
SUMBER : https://kisahmuslim.com/5227-ibunda-para-ulama.html