Anda di halaman 1dari 37

Ringkasan Terjamah Kitab Taisir Fi al-Qiraat al-Sab

Oleh: Syamsul Wathani (132010058)


Pembahasan: Dikr Asm al-Qurra wa al-Rijal
a. Nafi al-Madani bernama lengkap Nafi bin Abdurrahman bin Abi

b.

c.

d.

e.

f.

g.

Nuaim, ia lahir di kota Isfahan dan wafat di Madinah 169 H.


Muridnya adalah Qalun yang bernama lengkap Isa bin Mina alMadani al-Zuraqi (w. 220 H) dan Warasy yang berama lengkap
Usman bin Said al-Misri (w.197 H). Guru beliau yakni Yazid bin alQaqa, Hurmuz, Syaibah, Muslim bin Jundab dan al-Rumani, mereka
belajar dari Abu Hurairah, Ibn Abbas, Ubay bin Kaab dari Nabi.
Ibn Kasir al-Makki bernama lengkap Abdullah ibn Kasir al-Dari, ia
seorang tabiin yang wafat pada 120 H di Makkah. Muridnya adalah
Qunbul yang bernama lengkap Muhammad bin Abdurrahman Said
bin Jurjah al-Mahzumi (w.280) dan Bazzi yakni Ahmad bin Muhammad
Abdullah bin Qasim (w. 240). Adapun guru beliau adaah; Saib alMahzumi dari Ubay, Mujahid bin Jabar dan Darbas, dari Ibn Abbas
dari Ubay dan Zaid dari Nabi.
AbuAmr al-Basri yakni Abu Amr bin Ala bin Ammar Wafat di Kufah
pada tahun 154 H. Murid Beliau adalah al-Duri yakni Abu Amr Hafs
bin Umar bin Abdul Azis (w. 250 H) dan al-Susii yakni Abu Syuaib
Shaleh bin Ziyad bin Abdullah (w. 261 H). Guru beliau dari ahli
Makkah antara lain Mujahid, Said bin Jabir, Ikrimah, Ata bin Rabah.
Dari Ahli Madinah yakni Yazid bin Qaqa, Rumani dari Ahli Basrah
yakni Hasan al-Basri, Yahya bin Yamar.
Ibn Amir bernama lengkap Abdullah bin Amir Al-Yahsabi, ia termasuk
tabiin dan wafat pada 118 H di Damaskus. Muridnya adalah Hisyam
bin Ammar bin Nasir bin Aban (w. 245) dan Ibn Zakwan yakni
Abdullah bin Ahmad bin Basyir bin Zakwan (w. 242). Adapun Guru Ibn
Amir adalah Abu Darda dari Nabi, Mughirah dari Usman dari Nabi.
Asim bernama lengkap Asim bin Abi al-Nujjud, ia adalah seorang
tabiin dan wafat di Kufah pada tahun 127. Muridnya adalah Abu
Bakar Syubah bin Iyasi bin Salim al-Asadi (w. 194) dan Abu Umar
Hafs bin Sulaiman bin Maghirah al-Asadi (w. 190). Adapun guru
beliau adalah Abu Abdurrahman bin Hubaib al-Sulami dari Usman,
Ali, Ubay, Zaid, Ibn Masud dari Nabi sedangkan Zirr bin Hubais dari
Usman dan Ibn Masud dari Nabi.
Hamzah bernama lengkap Hamzah bin Habib bn Ummarah bin
Ismail, beliau wafat di Halwan pad masa Khalifah Abi Jafar alMansur pada tahun 156 H. muridnya adalah Abu Muhammad Khalaf
bin Hisyam al-Bazzar (w. 219) dan Khallad bin Khalid as-Sayrafi
(w.210). adapun gurunya antara lain: Mughirab bin Miqsam, Jafar
bin Muhammad al-Shadiq, al-Amasy dari Yahya bin Wassab dari para
sahabat Ibn Masud, seperti Alqamah, Aswad, al-Khuzaii, Zirr dari
Ibn Masud dari Nabi.
Al-Kisai bernama lengkap Ali bin Hamzah al-Nahwi, ia wafat di
Khufah pada 189. Muridnya adalah Abu al-Hars yakni al-Lais bin

Khalid al-Baghdadi (w. 240) dan Abu Umar yakni Hafs al-Duri alNahwi (w. 246). Adapun Guru al-Kisai antar lain Hamzah bin Hubaib,
Isa al-Hamdani dan dari para ahli Kufah.
Pembahasan: Dikr al-Istiadzah
Membaca istiadzah dengan lafad sesuai
dengan al-Quran yakni surat al-Nahl ayat 98 dan sebuah hadis yang
diriwayatkan oleh Nafi bin Jubair dari Nabi. Dan tidak ada perbedaan
pendapat tentang membaca secara keras istiadzah baik membaca diawal
al-Quran atau ditengah al-Quran atau yang lainnya. Riwayat dari Ishaq
al-Musayyabi mengungkapkan bahwa Nafi mempelankan bacaan
istiadzah ketika membaca al-Quran secara keseluruhan. Riwayat Sulaim
mengatakan bahwa Hamzam mengeraskan istiadzah hanya pada surat
al-Fatihah dan selain surat tersebut dipelankan. Menurut Khalaf dan
Khallad bahwa imam Hmazah memperbolehkan membaca istiadzah
secara pelan atau keras ketika membaca al-Quran.
Pembahasan: Dikr al-Tasmiyah.
Terdapat perbedaan dalam membaca basmalah diantara dua surat.
Ibn Kasir, Qalun, Asim dan al-Kisai membaca basmalah diantara dua
surat secara keseluruhan, kecuali diantara surat al-Anfal dan Baraah dan
imam Qurra tidak berbeda pendapat untuk tidak membaca basmalah
diantara kedua surat tersebut. Selain tiga ulama di atas, tidak membaca
basmalah diantara dua surat. Hamzah menyambungkan (wasal) akhir
surat dengan awal surat tanpa membaca basmalah. Dalam madzhab
Waras, Abu Amr dan Abu Amir adalah dengan cara saktah tanpa
basmalah dan ada yang membaca fasal (memisah) dengan basmalah di
antara empat surat yakni surat al-Mudatsir dan surat al-Qiyamah surat
al-Infithar dan surat al-mutaffifin surat al-Fajr dan surat al-Balad surat
al-Asr dan al-Humazah. Tidak ada perbedaan dalam membaca basmalah
pada awal surat al-fatihah. Sedangkan membaca ayat yang terletak di
tengah surat maka ada kebebasan kepada pembaca untuk membaca
basmalah atau tidak.
Pembahasan: Surah Ummu al-Quran.
Imam Asim dan al-Kisai membaca malik dengan alif, sedangkan
imam lainnya tanpa alif. Khalaf membaca al-sirat dan sirat dengan
ismam hurf pada huruf , sedangkan Khalad membaca ismam pada
al-sirat saja, sedangkan Qunbul membaca dengan adapun imam
lainnya membaca dengan Dalam jama Imam Hamzah membaca
alaihim, ilaihim, ladaihim dengan dhammah huruf sedangkan
disemua tempat dalam al-Quran, imam lainnya membaca kasrah.
jama terletak sebelum huruf hidup, Ibn Kasir dan Qalun membaca
dhammah pada jama dan menghubungkannya dengan sukun, baik
setelahnya berupa hamzah qatha atau bukan, sedangkan Waras
membaca dhammah jama dan menyambungkannya dengan bila
bertemu
hamzah
qatha,
sedangkan
Imam
qiraat
lainnya

membaca sukun mim jama. jama terletak setelah huruf mati dan jika
sebelumnya berupa , dan sebelum berupa kasrah atau sukun, maka
Hamzah dan al-Kisai membaca dhammah ha dan bila jika diwashalkan,
dan membaca kasrah apabila diwaqafkan. Abu Amr membacanya
dengan kasrah jama, sedangkan imam lainnya membaca kasrah
dan dhammah
jama ketika washal.
dan
ketika
waqaf mereka
membaca kasrah dan sukun jama.
Pembahasan: Dua Huruf Yang Sama Pada Satu Kata Atau Dua
Kata
Ketahuilah bahwa Abu `Amr tidak mengidhgamkan 2 huruf yang
sama pada satu kata kecuali hanya pada 2 ayat. Yakni yang pertama,
pada surah al-Baqarah (QS. 2:200) manaasikakum. Dan yang kedua,
pada surah al-Muddatstsir (QS. 74:42) maa salakakum.Dan selain
daripada itu, ia membacanya dengan jelas (idzhar), seperti jibaahuhum,
wujuuhuhum, atuhaajjuunanaa, dan yang serupa dengan itu.
Dan adapun jika ada 2 huruf yang sama pada 2 kata, maka huruf
yang pertama di-idhgam-kan kepada huruf yang kedua. Sama halnya
huruf sebelumnya itu bersukun atau berharakat, pada semu ayat AlQur`an. Sebagai contoh: fiihi hudan, innahuu hua, an ya`tiya
yaumun, dan selainnya. Kecuali pada firman-Nya dalam surah Luqman:
falaa yahzunka kufruhuu (QS. 31:23), ayat ini tidak di-idhgam-kan
karena adanya nun sukun sebelum huruf kaf, maka ia harus dibaca
samar. Dan adapun jika huruf yang pertama dari 2 huruf yang sama itu
bertasydid, bertanwin, sebagai ta mukhatab, atau mutakallim, seperti
firman-Nya: uhilla lakum, ummi muusaa, kuntu turaaban, dan yang
serupa dengan itu, maka tidak diidhgamkan.
Dan jika mu`tal, seperti pada firman-Nya: wa man yabtagi ghayral
islaami diinan, yakhlu lakum, dan wa in yaku kaadziban, maka para
ulama qurra` berbeda pendapat. Madzhab Ibnu Mujahid dan pengikutnya
membacanya dengan idzhar (jelas), sedangkan madzhab Abu Bakr adDajuni dan selainnya membacanya dengan idhgam. Dan adapun firmanNya aala luuthin, maka Ibnu Mujahid dan mayoritas ulama Baghdad
membacanya dengan idzhar. Sedangkan yang lain membacanya dengan
idhgam.
Para ulama qurra` berbeda pendapat mengenai huruf waw dari
kata huwa. Jika huruf ha sebelumnya didhammah, kemudia bertemu
huruf yang sama, seperti firman-Nya: illaa huwa walmalaaikatu,
ka`annahuu huwa wa uutiinal `ilmu, dan yang serupa dengan itu, maka
Ibnu Mujahid membacanya dengan idzhar. Sedangkan yang lain
membacanya dengan idhgam. Dan Ibnu Mujahid dan selainnya sepakat
membaca secara idhgam jika ada huruf ya bertemu dengan huruf ya.
Seperti pada firman-Nya: an ya`tiya yawmun dan nuudiya
yaamuusaa. Dan adapun firman-Nya: wallaa`iy ya`isna pada surah
ath-Thalaq (QS. 65:4), bagi madzhab yang menggantu huruf hamzah
dengan ya sukun, maka tidak boleh membacanya dengan idhgam.
Pembahasan: Penyebutan Dua Huruf Yang Hampir Sama Pada
Satu Kata Atau Dua Kata

Ketahuilah, tidak dibaca idhgamjika ada 2 huruf yang hampir sama


dalam satu kata kecuali huruf qaf bertemu dengan kaf yang
berbentuk dhamir jama` mudzakkar, dan jika huruf sebelum qaf itu
berharakat. Seperti pada firman-Nya: khalaqakum, razaqakum,
yakhluqukum, yarzuqukum, waatsaqakum, dan yang serupa
dengan itu. Para ulama qurra` berbeda pendapat pada firman-Nya: in
thallaqakunna pada surah al-Tahrim (QS. 66:5). Ibnu Mujahid dan
mayoritas pengikutnya membacanya dengan idzhar, sedangkan yang lain
membacanya dengan idhgam.
Dan adapun jika ada 2 huruf yang hampir sama berada pada 2 kata,
maka dibaca idhgam. Khusus pada 16 huruf ini. Yakni: 1. Ha. 2. Qaf 3.
Kaf 4. Jim 5. Syin 6. Dha` 7. Sin 8. Dal 9. Ta 10. Dzal 11. Tsa` 12. Ra 13.
Lam 14. Nun 15. Mim, dan 16. Ba. Semua huruf ini dibaca idhgam
selama huruf yang pertama tidak bertanwin, bertasydid, sebagai ta
mukhatab, atau mu`tal. Seperti pada firman-Nya: walaa nashiirin
laqad, alhaqqu kaman, liman khalaqta thiinan, dan lam yu`ta
sa`atan.
Adapun ha jika bertemu dengan `ain, maka dibaca idhgam.
Seperti pada surah Ali Imran (QS. 3:185) faman zuhziha `ani nnaari.
Adapun qaf jika bertemu dengan kaf, maka dibaca idhgam jika huruf
sebelumnya berharakat. Seperti pada firman-Nya:khaaliqu kulla
syai`in, khalaqa kulla syai`in, khalaqa kulla daabbatin, dan yang
serupa dengan itu. Jika huruf sebelumnya bersukun, maka tidak dibaca
idhgam. Seperti pada firman-Nya: wa fawqa kulli dzii `ilmin.
Adapun kaf jika bertemu dengan qaf, maka juga dibaca idhgam
jika huruf sebelumnya berharakat. Seperti pada firman-Nya: wa
nuqaddisu laka qaala, kaana rabbuka qadiiran, dan yang serupa
dengan itu. Dan jika huruf sebelum kaf disukun, maka tidak dibaca
idhgam. Seperti pada firman-Nya: ilayka qaaladan laa yahzunka
qawluhum.
Adapun jim jika bertemu syin, maka dibaca idhgam. Seperti
pada firman-Nya: ukhruja syath`ahuu. Dan jika bertemu dengan ta,
seperti pada firman-Nya: dzil ma`aariji ta`ruju.
Adapun syin jika bertemu dengan sin, maka dibaca idhgam.
Seperti pada firman-Nya: ilaa dzil `arsyi sabiilan.
Adapun dha` jika bertemu dengan syin, maka dibaca idhgam.
Seperti pada firman-Nya: liba`dhi sya`nihii.
Adapun sin jika bertemu dengan zay, maka dibaca idhgam.
Seperti pada firman-Nya: wa idzaa nnufuusu zuwwijat. Dan jika
bertemu dengan syin, maka para ulama qurra` berbeda pendapat.
Seperti pada firman-Nya: ar-ra`su syaiban.
Adapun dal, maka dibaca idhgam jika huruf sebelumnya
berharakat, pada 5 huruf. Yakni:
1. Ta. Seperti pada firman-Nya: fil masaajidi tilka.
2. Dzal. Seperti pada firman-Nya: alqalaa`ida dzaalika.
3. Sin. Seperti pada firman-Nya: `adada siniina.
4. Syin. Seperti pada firman-Nya: syahida syaahidun.
5. Shad. Seperti pada firman-Nya: fii maq`adi shidqin.

Adapun jika huruf sebelumnya sukun dan ia berharakat kasrah atau


dhammah, maka ia dibaca idhgam pada 9 huruf:
1. Ta. Seperti pada firman-Nya: mina sshaydi tanaaluhu.
2. Dzal. Seperti pada firman-Nya: min ba`di dzaalika.
3. Tsa`. Seperti pada firman-Nya: yuriidu tsawaaba ddunyaa.
4. Dza`. Seperti pada firman-Nya: yuriidu dzulman.
5. Zay. Seperti pada firman-Nya: turiidu ziinata.
6. Sin. Seperti pada firman-Nya: al-ashfaadi saraabiiluhum.
7. Shad. Seperti pada firman-Nya: fil Mahdi shabiyyan.
8. Dha`. Seperti pada firman-Nya: min ba`di dharraa`a. dan
9. Jim. Seperti pada firman-Nya: daawuuda jaaluuta.
Dan jika huruf sebelum dal itu sukun dan ia berharakat fathah,
maka ia tidak dibaca idhgamkecuali jika bertemu dengan huruf ta
karena berada pada satu makhraj. Seperti pada firman-Nya: maa kaada
taziighu.
Adapun ta, maka ia dibaca idhgamselama ia tidak berbentuk isim
mukhatabjika ia bertemu dengan 10 huruf. Yakni:
1. Tha`. Seperti pada firman-Nya: ash-shalaata tharafayin
nahaari.
2. Dzal. Seperti pada firman-Nya: `adzaabal aakhirati dzaalika.
3. Tsa`. Seperti pada firman-Nya: bil bayyinaati tsumma.
4. Dza`. Seperti pada firman-Nya: al-malaa`ikatu dzaalimiiy.
(Madzhab Warasy) membaca tebal huruf ra yang difathah jika
didahului dengan huruf isti`la`. Seperti: i`raadhan, ishrahum,
qithran, dan fithrathallaahi. Dan tidak ada perbedaan pendapat
membaca tebal huruf ra yang difathah jika sebelumnya ada kasrah
yang tidak lazim. Contohnya: birasuulin, birasyiidin, biru`uusikum,
liruqiyyika, dan yang serupa dengan itu. Dan juga dibaca tebal kata
ulidhdharari pada surah an-Nisa` (QS. 4:95) karena didahului dengan
huruf dha`. Sedangkan ulama yang lain membaca tebal fathah huruf
ra semua yang telah dijelaskan.
Pasal: Semua ra yang didahului dengan huruf yang berfathah
dan berdhammah dan ia disertai dengan huruf yang bersukun,
sedangkan ra-nya berharakat fathah, dhammah, atau sukun, maka dia
dibaca tebal menurut ijma` para ulama. Seperti: hudziral mautu,
yuradduuna, al-`usrati, al-yusra, marji`ukum, dan yang serupa
dengan itu. Sama halnya jika ra sukun yang didahului dengan huruf
yang berkasrah, atau ia berada setelah huruf isti`la`. Contohnya:
amirtaabuu, irshaadan, mirshaadan, firqatin, qirthaasin, dan
yang serupa dengan itu.
Dan jika huruf yang berkasrah sebelumnya itu lazim, dan
setelahnya tidak ada huruf isti`la`, maka ia dibaca tipis. Contohnya:
miryatin, syir`atin, fir`auna, dan sebagainya. Demikian pula halnya
semua huruf ra yang berkasrah, maka tidak ada perbedaan ia dibaca
tipis.
Pasal: Adapun jika berhenti pada huruf ra yang didhammah, atau
difathah, atau disukun, maka ia boleh dibaca tebal atau dibaca tipis. Dan

adapun jika berhenti pada huruf ra yang dikasrah, maka terbagi dua:
jika dihilangkan harakatnya, maka ia dibaca tipis seperti jika
membacanya secara sambung. Dan jika membaca waqaf dengan sukun,
maka ia dibaca tebal, selama tidak ada sebelumnya huruf yang berkasrah
atau ada ya sukun. Seperti pada firman-Nya: munhamir dan
nadziir. Berdasarkan bacaan Warasy, maka semua kata ini dibaca tipis.
Pembahasan: Penyebutan Huruf Lam
Ketahuilah bahwa madzhab Warasy membaca tebal huruf lam
yang berharakat fathah, dan huruf sebelumnya ialah: shad, dza`, dan
tha`. Ketiga huruf ini harus berharakat fathah atau sukun, bukan yang
lain. Sebagai contoh:
1. Shad. ash-shalaatu, mushallaa, fayushallibu, dan yang
serupa dengan itu.
2. Dza`. idzaa udzlima, yudzlamu, bidzallaamin, dan yang
serupa dengan itu.
3. Tha`. ath-thalaaqu, mu`aththilatin, bathlun, dan yang
serupa dengan itu.
Dam jika lam bertemu dengan shad yang berada pada awal
suatu ayat, dan ia diakhiri dengan huruf ya, sebagai contoh: shallaa
dana fashallaa, maka boleh dibaca tebal atau tipis. Demikian pula
halnya jika huruf lam didahului dengan ketiga huruf tersebut di atas,
lalu ia dibaca waqaf, maka ia boleh dibaca tebal atau tipis.
Sedangkan yang lain membaca huruf lam yang berfathah dengan
tipis bagaimanapun keadaannya. Dan mereka sepakat untuk membaca
tebal pada nama Allah swt. disertai dengan baris fathah dan dhammah.
Seperti
pada
firman-Nya:
qaalallaahu,
rusulullaahi,
qaalullaahumma, dan yang serupa dengan itu. Dan dibaca tipis jika
huruf sebelumnya berbaris kasrah dan dibaca sambung. Seperti pada
firman-Nya: bismillaahi, alhamdu lillaahi qulillaahumma, dan yang
serupa dengan itu.
Pembahasan: Penyebutan Waqaf Pada Akhir Kalimat
Ketahuilah bahwa biasanya, semua ulama qurra` jika berhenti pada
akhir kalimat yang berharakat jika dibaca sambung, maka ia
membacanya dengan sukun jika berhenti. Tidak ada yang lain. Namun,
pada dasarnya, ada riwayat yang bersumber dari para ulama Kufah dan
Abu `Amr bahwa jika berhenti pada suatu kalimat, maka harus ada
isyarat yang menunjukkan harakat huruf tersebut, baik itu secara
isymam atau ruum. Sedangkan yang lain tidak mendapatkan riwayat ini.
Adapun dengan membacanya secara ruum, yakni hanya
melafadzkannya dengan suara yang samar-samar. Tidak menyebutkan
harakatnya secara jelas. Sedangkan secara isymam, yakni mulut seolaholah menyebut harakat dhammah setelah mensukunkan huruf tersebut.
Adapun ulama qurra` yang membacanya dengan ruum, maka kalimat
tersebut harus berbentuk rafa`, dhammah, jar, dan kasrah. Tidak dibaca
demikian jika kata itu berbentuk nashab atau fathah. Dan adapun ulama
qurra` yang membacanya dengan isymam, maka kalimat tersebut harus
berbentuk rafa` dan dhammah. Bukan yang lain.

Pasal: adapun jika suatu kalimat diakhiri dengan harakat mim


jama`, maka madzhab yang membacanya dengan dhammah tidak boleh
membaca dengan cara mengisyaratkannya dengan ruum atau
isymam.Karena harakat huruf tersebut akan hilang jika berhenti.
Demikian pula jika diakhiri dengan ha ta`nits karena ia akan
berharakat sukun.
Pembahasan: Penyebutan Waqaf Sesuai Dengan Tulisan Mushaf
Ketahuilah bahwa riwayat yang bersumber dari Nafi`, Abu `Amr,
dan para ulama Kufah, bahwa jika mereka berhenti pada suatu kalimat,
maka haraktnya sesuai dengan tulisan pada mushaf. Lain halnya dengan
yang diriwayatkan dari Ibnu Katsir dan Ibnu `Amir, mereka tidak
membacanya demikian karena adanya perbedaan. Sebagai contoh: ha
ta`nits pada mushaf ditulis dengan huruf ta pada dasarnya. Misalnya:
na`amat ,rahimat, syajarat, tsamarat, dan yang serupa dengan
itu. Al-Kisa`I dan Abu `Amr, jika keduanya berhenti pada kata-kata
tersebut, maka ia membacanya dengan huruf ha. Mereka
menqiyaskannya pada Ibnu Katsir bahwa sesungguhnya Hasan bin
Hubab pernah bertanya kepada al-Bizzi tentang waqaf pada kalimat
tsamarat min akmaamihaa (QS. 41:47), beliau menjawab: dengan ha.
Maka al-Kisa`I, jika berhenti pada kalimat mardhaatin, dzaata
bahjatin, dan hayhaata hayhaata, maka ia membacanya dengan ha.
Ibnu Katsir dan Ibnu `Amir, jika berhenti pada kata yaa abati, maka ia
membacanya dengan ha. Sedangkan yang lain membaca semua itu
dengan huruf ta sesuai dengan tulisan mushaf.
Abu `Amr meriwayatkan dari Ibnu al-Yazidi dari ayahnya, bahwa
jika berhenti pada kalimat wa ka`ayyin dalam semua ayat Al-Qur`an,
maka mereka membacanya dengan huruf ya. Sedangkan yang lain
dengan nun.
Abu `Amr meriwayatkan dari Abu Abdurrahman, dari ayahnya,
bahwa pada kalimat famaali haa`ulaa`i (QS. 4:78), maali haadzal
kitaabi (QS. 18:49), maali haadzar rasuuli (QS. 25:7), dan famaali
haadzal ladziina kafaruu (QS. 70:36), jika ia berhenti pada kata maa,
maka ia tidak membaca huruf lam-nya pada keempat ayat tersebut.
Sedangkan yang lain membacanya dengan lam yang terpisah.
Hamzah dan al-Kisa`I, ketika berhenti pada kalimat dalam firmanNya: ayyan maa tad`uu (QS. 17:110), ia membacanya dengan ayyin,
tanpa ada kata maa. Mereka mengganti huruf alif dengan tanwin.
Sedangkan yang lain tetap memakai maa. Abu `Amr dan al-Kisa`I,
ketika berhenti pada firman-Nya: ayyuhal mu`minuun pada surah anNur (QS. 24:31), yaa ayyuhas saahiru pada surah az-Zukhruf (QS.
43:49), dan ayyuha tstsaqalaani pada surah ar-Rahman (QS. 55:31),
mereka membacanya dengan alif. Sedangkan yang lain tanpa alif. Dan alKisa`I, ketika berhenti pada kalimat waadin namli (QS. 27:18), ia
membacanya dengan ya. Sedangkan yang lain tanpa ada ya.
Pasal: Al-Bizzi sendiri menambahkan huruf ha sukun ketika
berhenti pada kata maasebagai kata Tanya, dan jika didahului oleh
huruf jar. Seperti pada firman-Nya: falima taqtuluuna, lima

taquuluuna, fiima anta, mimma khuliqa, fabima tubasysyiruuna,


dan yang serupa dengan itu.
Pembahasan: Sukut [diam] terhadap huruf Mati sebelum huruf
Hamzah
Ketauhilah!, Imam Hamzah meriwayatkan bacaan dari khalaf,
bahwa terdapat cara baca diam [sukut] terhadap huruf yang disukun jika
ia terdapat di akhir kalimat dan huruf sukun tersebut tidak berupa huruf
Mad [panjang], kemudian setelah huruf tersebut terdapat huruf hamzah,
cara [baca] diam tersebut dilakukan sebentar atau dikenal dengan istilah
saktah lathifah, tanpa disertai pemotongan nafas, cara tersebut
dimaksudkan agar bacaan terhadap huruf hamzah menjadi jelas. Contoh
dari kaidah tersebut adalah, , dan , , , dan
beberapa contoh lainnya.
Alasan pembacaan tersebut adalah, bahwa kalimat tersebut
diposisikan sebagai dua kalimat yang berbeda, namun jika huruf sukun
tersebut bertemu dengan hamzah dalam satu kalimat yang bersambung
seperti lafadz , maka tidak perlu melakukan saktah atau diam sejenak.
Kemudian Abu Amr menyatakan bahwa ia belajar kepada Abi al Hasan
dua riwayat bacaan saktah yaitu, saktah atas huruf lam tarif atau
marifah dan pada kalimat dan . Selain Abu Amr, bacaan atas huruf
sukun tersebut tetap washal [sambung] dengan hamzah tanpa harus
melakukan diam, di antara yang membaca demikian adalah madzhab
Imam Warasy.
Pembahasan: Membaca fathah dan sukun atas huruf-huruf ya
yang diidlafahkan
Ketahuilah !, kurang lebih terdapat 214 huruf ya yang
diperdebatkan dalam masalah ini, di antaranya adalah huruf ya yang
bersamaan dengan huruf hamzah yang dibaca fathah, ini terdapat 99 ya,
dan yang dibaca kasrah 52 ya dan yang dibaca dlammah terdapat 10,
sedangkan yang bersama huruf alif washal dan lam terdapat 16 huruf
ya, dan juga terdapat huruf ya yang bersama huruf alif saja tanpa lam
terdapat hurus ya sejumlah 7 huruf ya, dan sisanya 30 huruf ya.
Selanjutnya, penting untuk diketahui bahwa, setiap huruf ya yang
setelahnya terdapat huruf hamzah yang dibaca fathah, seperti lafadz
dan , , Abu Amr dan , membacanya dengan harakat
fathah, sedang Ibnu Katsir membaca 3 huruf ya dalam surat al baqarah
ayat 152, , dan dalam surat gha>fir, , dan beberapa
contoh lainnya.
Setiap huruf ya yang setelahnya terdapat huruf hamzah yang
dikasrah seperti lafadz , dan lafadz , atau , Imam Nafi dan
Abu Amr membaca ya yang demikian dengan harakat fathah dalam surat
apapun dalam Al Quran, namun berbeda dengan imam Nafi, ia
membacanya dengan harakat fathah pada 8 tempat saja, misalnya dalam
surat Ali Imran ayat 52 atau surat al Sha>f ayat 14, seperti lafadz
, dan contoh-contoh lainnya.
Kaidah selanjutnya ialah, jika terdapat huruf ya dan setelahnya
terdapat huruf hamzah yang dibaca dlammah, maka menurut imam Nafi

ya tersebut harus dibaca fathah, seperti lafadz , selain Nafi,


ya tersebut disukun.
Fashl berikutnya menjelaskan bahwa, setiap ya yang setelahnya
terdapat alif lam seperti lafadz, , dan , menurut Imam
Hamzah harus disukun, pendapat tersebut kemudian diikuti oleh al
Kisa>i yang menerapkan pada tiga tempatm dalam surat Ibrahim ayat
31, , dan surat al Ankabu>t ayat 56 serta surat al Zumar ayat
53, selain keduanya, Abu Amr juga menerapkan pada dua tempat yaitu
dalam surat al Ankabut dan al Zumar, juga Ibnu Amir dalam surat al
Ara>f ayat 146 dan surat Ibra>him ayat 31. Hafash dalam surat al
Baqarah ayat 124 , selain dari imam-imam tersebut, membaca
ya dengan harakat fathah.
Imam abu Syubah memiliki pendapat tersendiri, menurutnya huruf
ya tersebut [ya yang setelahnya terdapat huruf alif lam] harus dibaca
fathah dan tetap ditampakkan maski dalam kondisi waqaf sukun, eperti
dalam surat al Zumar ayat 17, , namun menurut selain Abu
Syubah, ya tersebut mesti dibuang dalam 2 posisi, namun pendapat ini
menuai kontradiksi di kalangan ulam Qiraat.
Kemudian, setiap ya yang setelahnya terdapat huruf alif, seperti
lafadz, , dan contoh serupa lainnya, menurut imam Nafi
ya tersebut harus disukun dalam tiga tempat saja, sedangkan menurut
Ibnu Katsir dalam dua tempat saja. berbeda dari kedua imam tersebut,
Abu Amr merumuskan bahwa ya tersebut harus dibaca fathah bukan
sukun.
Perbedaan Qiraat dalam Surat al-Baqarah
Di dalam surat al-Baqarah terdapat kalimat yang dibaca
secara berbeda oleh para imam qurra. Al-Haramayani (Imam ibn Kasir
dan Imam Nafi) dan Imam Abu Arm, mereka membaca kalimat tersebut
dengan mengucapkan yaitu dengan menambahkan alif pada
huruf kha sehingga huruf tersebut dibaca panjang dan berharakat
fathah. Sedangkan huruf ya dibaca dhamma dan huruf dal dibaca kasra.
Kalau kalimat tersebut ditulis dalam bentuk latin dapat dibaca menjadi
yukhaadiuna. Namun, ulama selain al-Haramayani dan Imam Abu Amr,
membaca kalimat tersebut dengan cara tidak membaca huruf kha
dengan panjang, artinya meniadakan alif darinya. Kemudian huruf ya
dan dal diberi harakat fathah.
Kemudian, terdapat perbedaan bacaan antara imam yang satu
dengan yang lain pada beberapa kalimat dalam Al-Quran. Contoh sebagi
berikut:
} {
Pada kalimat di atas, ibn Kasir, Abu Umaru membaca dengan
bacaan yaitu membaca dengan huruf ta. Kemudian, selain dari
dua imam tersebut membaca ayat di atas dengan cara baca yaitu
membaca dengan huruf ya.
Contoh selanjutnya berbicara tentang cara baca pada awal surat
Yasin. Dalam hal ini terdapat perbedaan cara baca. Kalau Abu Bakar,
Hamzah dan al-Kisai membaca huruf ya pada kalimat dengan
imalah, maksudnya membengkokkan harakat fathah pada huruf ya.

Berbeda dengan para imam selain tiga imam tersebut, mereka membaca
huruf ya dengan harakat fathah, tanpa meng-imalah-kan.
Contoh yang terakhir seperti kalimat yang dibaca
berbeda oleh para imam besar qurra. Imam Ibn Amir, Imam Hamzah
dan Imam al-Kisai membaca huruf nun pada kalimat di atas dengan
harakat kasrah, sehingga kalimat di atas dibaca ( wa laakini
asy-Syayaathin). Namun, imam qurra yang lain tidak membaca huruf
nun dengan harakat kasrah, tetapi dengan harakat fathah, sehingga
kalimat di atas dapat dibaca menjadi ( wa laakinna asySyayathin). Dari kedua bacaan di sini dapat dilihat perbedaan dasarnya.
Bacaan yang pertama membaca huruf nun dengan harapat kasrah,
sedangkan bacaan kedua membaca huruf nun dengan harakat fathah.
Dari semua paparan contoh di atas maka dapat difahami bahwa
bacaan qiraah sabah yang dipaparkan di sini bergerak pada masalah
perbedaan laggam, cara pengucapan dan sifatnya, seperti izhar, idgam,
waqaf dan lain-lain yang diambil dari cara baca ketujuh imam qurra.
Perbedaan Qiraat dalam Surat Ali Imran
Perbedaan qiraat yang dipaparkan oleh Abu Amr pada surat Ali
Imran tetap dengan metode yang sama yaitu menyampaikan sisi yang
berbeda saja, tanpa menuliskannya secara lengkap dalam satu ayat.
Misalkan cara membaca kalimat yang mana dua kalimat
tersebut dibaca dengan huruf yaoleh Imam Hamzah dan Imam al-Kisai.
Namun imam qurra selain mereka berdua, mereka membacanya dengan
huruf ta. Jadi, dua kalimat tersebut dibaca ( satughlabun wa
tukhsarun). Dua perbedaan bacaan ini tidak mendapatkan penjelasan
secara mendalam dari Abu Amr, dia hanya memaparkan perbedaan
qiraat secara deskriptif dan singkat.
Kemudian pada kalimat yang berbunyi , pada kalimat ini juga
terdapat perbedaan qiraat. Al-Kufiyun membaca huruf fa pada kalimat
tersebut dengan memasukkan tasydid, sehingga dibaca
( wa
kaffalaha). Berbeda dengan ulama selain al-Kufiyun, mereka membaca
huruf fa dengan takhfif, artinya tidak diberi huruf tasydid, sehingga
dibaca
( wa kafalaha). Dari contoh ini juga Abu Amr hanya
memberikan perbedaan qiraat para imam dan tidak memberikan alasan
lebih mendalam tentang dasar perbedaan qiraat mereka.
Perbedaan Qiraat yang lain terdapat pada kalimat . Pada
kalimat tersebut, Imam Nafi membaca huruf Hamzah yang pertama
dengan harakat kasrah, sehingga dibaca ( inni akhluqu). Namun
ulama selain Imam Nafi membaca huruf hamzah yang pertama dengan
harakat fatha, sehingga dibaca ( anni akhluqu). Perbedaan dari
kedua qiraat tersebut terdapat pada cara membaca huruf hamzah pada
kalimat anni. Yang pertama membaca dengan harakat kasrah dan yang
kedua membaca dengan harakat fatha.
Pembahasan Utama:
Aplikasi Qiraat Dalam Pembacaan Ayat Al-Quran
(Nb: Nomor angka Seperti: 78. 89, 123, 124 atau nomor lainnya
menunnjukkan ayat dalam sebuah surat, bukan nomor urut)
Q.S. AL-Baqarah

Pada ayat 62, Nafi membaca redaksi al-Shabiin dan al-Shabiun


dengan al-Shabin dan al-Shabun tanpa hamzah, sedangkan yang
lainnya membacanya dengan hamzah seperti yang ada dalam mushaf
utsmani.
Pada ayat 83, Ibn Katsir, Hamzah dan al-Kasai membaca la
yabuduna Illa Allah (dengan ta), sedangkan yang lain membacanya
dengan la tabuduna illa Allah. Lalu Hamzah dan al-Kasai membaca
pada redaksi li al-Na>si Hasanan, sedangkan yang lainnya
membacanya dengan li al-Nasi Husnan.
132. Nafi` dan Ibnu Amir membaca wa awsha dengan alif
pendek, dan yang lain dengan selain huruf alif bertasydid.
140. Hafsh, Ibnu Amir, Hamzah, dan al-Kisa`I membaca am
taquluna dengan huruf ta, dan yang lain membacanya dengan huruf
Ya.
143. Ulama haramain, Ibnu Amir, dan Hafsh membaca laraufun
membaca dengan tasydid, dan yang lainnya membaca pendek.
144. Ibnu Amir, Hamzah, dan al-Kisa`I membaca `amma
ta`malun setelah wa lain atayta dengan huruf ta dan yang lainnya
dengan huruf ya.
148. Ibnu Amir membaca muwalliihaa dengan huruf alif, dan
yang lain dengan huruf ya.
149. Abu `Amr membaca `ammaa ta`malun setelahnya wa min
haytsu dengan huruf ya dan yang lain dengan huruf ta.
158. Hamzah dan al-Kisa`I membaca wa man tathawwa`a pada 2
tempat (ayat 184) dengan huruf ya, huruf tha`-nya ditasydid,dan
`ain-nya disukun. Dan yang lain membaca dengan huruf ta, huruf
tha`-nya tidak ditasydid.
165. Nafi` dan Ibnu Amir membaca walaw taraa al-ladziina
dengan huruf ta, sedangkan yang lain membaca dengan huruf ya.Dan
pada idz yarawna, Ibnu Amir membacanya dengan dhammah,
sedangkan yang lain dengan fathah.
168. Qanbal, Hafsh, Ibnu Amir, dan al-Kisa`I membaca
khuthwaatidengan didhammah huruf tha`-nya, sedangkan yang lain
dengan sukun.
177. Hafsah dan Hamzah membaca laysal birra dengan nashab,
sedangkan yang lain dengan rafa`. Dan tidak ada perbedaan pada yang
kedua (QS. 2:189), dengan rafa`. Nafi` dan Ibnu Amir membaca wa
laakinnal birrapada dua tempat (QS. 2: 177 dan 189) dengan menkasrah
Nun dan merafa` huruf ra. Sedangkan yang lain dengan memfathah
Nun dan mentasydidkannya dan menashab huruf ra-nya.
182. Abu Bakr, Hamzah, dan al-Kisa`I membaca min maushin
dengan memfathah huruf waw dan mentasydid shad-nya, sedangkan
yang lain tidak mentasydidnya.
184. Nafi` dan Ibnu Dzakwan membaca fidyatun tha`aamu
masaakiin dengan idhafah dan dalam bentuk jama`. Sedangkan yang
lain dengan tanwin, huruf mim-nya dirafa`, dan dalam bentuk mufrad.
Bagi orang yang membaca jama`, maka huruf mim, Sin, dan Nunnya difathahdan alif-nya tetap. Dan bagi yang membaca mufrad, maka
huruf mim dan nun-nya dikasrah dan alif-nya dibuang.

210. Ibnu `Amir, Hamzah, dan al-Kisa`I membaca turja`ul umuur


dengan memfathah huruf ta dan menkasrah jim-nya. Sedangkan yang
lain mendhammah huruf ta dan memfathah jim-nya.
214. Nafi` membaca hattaa yaquulu dengan merafa` lam-nya
dan yang lain menashab-nya.
216. Hamzah dan al-Kisa`I membaca itsmun kabiirun dengan
huruf tsa, sedangkan yang lain dengan huruf ba.
219. Abu `Amr membaca qulil `afwa dengan rafa`, sedangkan
yang lain dengan nashab.
220. Al-Bizzi dari riwayat Abi Rabi`ah membaca la`a`antakum
dengan membaca panjang hamzah-nya, sedangkan yang lain membaca
pendek.
222. Abu Bakr, Hamzah, dan al-Kisa`I membaca hattaa yathurna
dengan memfathah huruf tha` dan ha-nya, sedangkan yang lain
dengan mensukun tha` dan mendhammah ha-nya.
229. Hamzah membaca illaa an yakhaafaa dengan mendhammah
ya-nya, sedangkan yang lain memfathahnya.
233. Ibnu Katsir dan Abu `Amr membaca walaa tudhaarra
dengan merafa` huruf ra-nya, sedangkan yang lain dengan fathah. Ibnu
Katsir membaca maa aataytum dengan pendek, demikian pula pada
surah Ar-Rum (QS. 30:39) wa maa aataytum min riban, sedangkan yang
lain dengan membaca panjang.
236. Hamzah dan al-Kisa`I membaca tamassuuhunna pada dua
tempat (ayat 236 dan 237) dan pada surah al-Ahzab (QS. 33:49) dengan
mendhammah ta dan memakai alif. Sedangkan yang lain dengan
memfathah ta-nya dan tanpa alif. Hafsh, Ibnu Dzakwan, Hamzah, dan
al-Kisa`I membaca qaddarahuu dengan memfathah dal-nya,
sedangkan yang lain mensukunnya.
240. Ulama haramain, Abu Bakr, dan al-Kisa`I membaca
washiyyatan dengan rafa`, sedangkan yang lain dengan nashab.
249. Para ulama Kufah dan Ibnu Amir membaca gurfah dengan
mendhammah huruf gha`-nya, sedangkan yang lain memfathahnya.
251. Nafi` membaca dhaf`ullaahi dan pada surah al-Haj (QS.
22:40) dengan menkasrah dal-nya da nada alif setelah huruf fa.
Sedangkan yang lain dengan memfathah dal, mensukun fa, dan tanpa
alif.
254. Ibnu Katsir dan Abu `Amr membaca laa bay`un fiihi wa laa
khullatun wa laa syafaa`atun dan pada surah Ibrahim (QS. 14:31) laa
bay`un fiihi wa laa khilaal, dan pada surah al-Thur (QS. 52:23) laa
lagwun fiihaa wa laa ta`tsiim dengan nashab, tanpa tanwin pada semua
lafadz. Sedangkan yang lain dengan rafa` dan bertanwin.
260. Hamzah membaca fashurhunna dengan menkasrah shadnya, sedangkan yang lain mendhammahnya. Abu Bakr membaca juz`an
dan juz`un dengan mendhammah huruf zay, sedangkan yang lain
mensukunnya.
265. `Ashim dan Ibnu Amir membaca birabwatin dan pada surah
al-Mu`minun (QS. 23:50) dengan memfathah ra-nya, sedangkan yang
lain membaca mendhammahnya. Ulama haramain dan Abu `Amr

membaca ukulahaa, ukuluhuu, dan al-akl dengan tipis, sedangkan


yang lain membacanya dengan tebal.
267. Al-Bizzi mentasydid huruf ta pada fi`il mudhari` di 31
tempat. Di antarany: pada surah ini walaa tayammamuu, pada Ali
Imran (QS. 3:103) walaa tafarraquu, pada surah an-Nisa` (QS. 4:97)
innalladziina tawaffaahum, pada surah al-Maidah (QS. 5:2)
wata`aawanuu, surah al-Mumtahanah (QS. 60:5) an tuwalluhum, dan
pada ayat yang lain. Sedangkan yang lainnya membacanya dengan tidak
bertasydid.
279. Abu Bakr dan Hamzah membaca fa`dzanuu dengan panjang
dan menkasrah huruf dzal-nya. Sedangkan yang lain membaca pendek
dan memfathah dzal-nya.
280. Nafi` membaca ilaa maysarah dengan mendhammah sinnya. Sedangkan yang lain memfathahnya. `Ashim membaca wa in
tashaddaquu dengan tidak mentasydid shad-nya. Sedangkan yang lain
mentasydidnya.
281. Abu `Amr membaca turja`uuna fiihi dengan memfathah ta
dan menkasrah jim-nya. Sedangkan yang lain mendhammah ta dan
memfathah jim-nya.
283. Ibnu Katsir dan Abu `Amr membaca farihaanun dengan
mendhammah ra dan ha tanpa ada alif. Sedangkan yang lain
menkasrah ra, memfathah ha, dan ada alif setelahnya.
284. `Ashim dan Ibnu `Amir membaca fayagfiru dan wa
yu`adzdzibu dengan rafa`, sedangkan yang lain menjazamnya.
285. Hamzah dan Al-Kisa`I membaca wakitaabihi dengan alif dan
berbentuk mufrad. Sedangkan yang lain tanpa alif dan berbentuk jama`.
Abu `Amr membaca rusulunaa, rusulukum, rusuluhum, dan
subulanaa, jika ada 2 huruf setelah lam, maka sin dan ba-nya
disukun. Dan yang lain mendhammahnya.
Q.S Ali Imran
3. Abu `Amr, Ibnu Dzakwan, dan al-Kisa`I membaca at-tawraata
dengan imalah pada semua ayat Al-Qur`an. Sedangkan yang lain
memfathahnya, demikian pula bacaan Qalun.
12. Hamzah dan al-Kisa`i membaca sayuglabuuna wa
yuhsyaruuna dengan huruf ya pada keduanya. Sedangkan yang lain
dengan huruf ta.
13. Nafi` membaca tarawnahum dengan huruf ta, sedangkan
yang lain dengan ya.
15. Abu Bakr membaca wa ridhwaanun dan pada surah al-Maidah
(QS. 5:16) manittaba`a ridhwaanahu dengan mendhammah ra-nya.
Sdangkan yang lain menkasrahnya.
19. al-Kisa`I membaca innaddiina `indallaahi dengan memfathah
hamzah, sedangkan yang lain menkasrahnya.
21. Hamzah membaca wa yuqaatiluuna lladziina dengan alif,
mendhammah ya, dan mekasrah ta-nya. Sedangkan yang lain
membaca tanpa alif, ya-nya difathah, dan mendhammah ta-nya.

27. Nafi`, Hafsh, Hamzah dan al-Kisa`I membaca al-hayya minal


mayyiti, al-mayyita minal hayyi, dan ilaa baladin mayyitin, dengan
bertasydid. Sedangkan yang lain tidak.
48. Nafi` dan `Ashim membaca wa nu`allimuhu dengan ya.
Sedangkan yang lain dengan huruf nun.
49. Nafi` membaca annii akhluqu dengan menkasrah huruf
hamzah-nya, sedangkan yang lain memfathahnya. Nafi` membaca
fayakuunu thayran pada surah ini dan pada surah al-Ma`idah (QS.
5:110) dengan huruf alif dan hamzah pada bentuk mufrad. Sedangkan
yang lain tanpa alif dan hamzah dalam bentuk jama`.
57. Hafsh membaca fanuwaffiihim dengan huruf ya, sedangkan
yang lain dengan huruf nun.
66. Nafi` dan Abu `Amr membaca haa`antum dengan panjang,
tanpa ada huruf hamzah. Dan warasy membaca dengan sedikit panjang.
Qunbul memakai huruf hamzah, tanpa ada alif setelah ha. Sedangkan
yang lain membaca panjang dan memakai hamzah.
73. Ibnu Katsir membaca an-yu`taa dengan panjang sebagai kata
Tanya. Sedangkan yang lain membaca pendek dengan kata berita.
80. `Ashim, Hamzah, dan Ibnu `Amir membaca walaa
ya`murukum dengan menashab ra-nya. Sedangkan yang lain
merafa`nya.
81. Hamzah membaca an-nabiyyiina lamaa dengan menkasrah
lam-nya. Sedangkan yang lain memfathahnya. Nafi` membaca
aataytukum dengan huruf nun dan alif dalam bentuk jama`.
Sedangkan yang lain dengan huruf ta dalam bentuk mufrad.
83. Hafsh dan Abu `Amr membaca tabguunadengan huruf ya.
Hafsh membaca wa ilaihi turja`uuna dengan ya. Dan sedangkan yang
lain dengan huruf ta pada kedua-duanya.
97. Hafsh, Hamzah, dan al-Kisa`I membaca hijjul bayti dengan
menkasrah huruf ha. Sedangkan yang lain memfathahnya.
115. Hafsh, Hamzah, dan al-Kisa`I membaca wamaa yaf`aluu min
khairin falan yukfaruuhu dengan ya semuanya. Sedangkan yang lain
dengan huruf ta.
120. Para ulama Kufah dan Ibnu `Amir membaca laa
yadhurrukum dengan mendhammah huruf dha` dan merafa` ra
serta mentasydidnya. Sedangkan yang lain menkasrah huruf dha` dan
menjazam ra.
124. Ibnu `Amir membaca munzaliina dan pada surah al-Ankabut
(QS. 29:34) innaa munziluuna dengan bertasydid pada keduanya.
Sedangkan yang lain tidak.
125. Ibnu Katsir, Abu `Amr, dan `Ashim membaca musawwimiina
dengan menkasrah huruf waw. Sedangkan yang lain memfathahnya.
133. Nafi` dan Ibnu `Amir membaca saari`uu tanpa ada waw
sebelum huruf sin. Sedangkan yang lain memakai huruf waw.
140. Abu Bakr, Hamzah, dan al-Kisa`I membaca qarhun dan alqarh (ayat 172) dengan mendhammah huruf qaf. Sedangkan yang lain
memfathahnya.

154. Hamzah dan al-Kisa`I membaca yagsyaa thaa`ifatan dengan


ta. Sedangkan yang lain dengan ya. Abu `Amr membaca kullahuu
lillaahi dengan merafa` lam-nya, sedangkan yang lain menashabnya.
156. Ibnu Katsir, Hamzah, dan al-Kisa`I membaca wallaahu bimaa
ta`maluuna bashiir dengan ya, sedangkan yang lain dengan ta.
157. Ibnu Katsir, Abu `Amr, Ibnu `Amir, dan Abu Bakr membaca
muttum dan muttu dengan mendhammah mim-nya. Sedangkan
yang lain menkasrahnya. Hafsh membaca khairun mimmaa yajma`uuna
dengan ya, sedangkan yang lain dengan ta.
161. Ibnu Katsir, Abu `Amr, dan `Ashim membaca an yagulla
dengan memfathah ya dan mendhammah huruf ghain.Sedangkan
yang lain mendhammah ya dan memfathah ghain.
168. Hisyam membaca maa qataluu dengan mentasydid ta-nya.
Sedangkan yang lain tidak.
171. al-Kisa`I membaca wa innallaaha laa yudhii`u dengan
menkasrah hamzah-nya. Sedangkan yang lain memfathahnya.
178 Hamzah ( ) ( ) 170 dengan huruf Ta
pada keduanya ( ) dengan huruf Ta yang selebihnya
dengan huruf Ya pada sepertiga
179.Hamzah dan al-Kassai ( ) terdapat dalam surah al-Anfal
dengan mendhamma huruf Ya dan memfathah Mim dan mengkasrah Ya
selebihnya dengan memfathah Ya dan mengkasrah Mim
180 menurut Ibnu Katsir dan Abu Amr ( ) dengan
menggunakan huruf Ya dan selebihnya huruf Ta.
181 menurut Hamzah ()dengan huruf Ya yang mencakup Ta
fathah, ( )menggunakan huruf rafa al-Lam ( )dengan huruf Ya
selebihnya dengan huruf Nun fathah dan Ta dhamma dan Lam yang di
nashab ( )dengan huruf Nun.
188 Ibnu Katsir dan Abu Amr ( ) dengan huruf ya dan
mendhamma Ba dan selebihnya dengan huruf Ta dan memfathah Ba.
195 Ibnu Katsir dan Ibnu Amir ( )dalam surah al-Anam ( )
dengan mantasydid kedua Ta dan selebihnya ditakhfif, Hamzah dan alKassai ( ) dalam surah at-Taubah ( ) keduanya dimulai
dengan maful sebelum fail dan selebihnya dimulai dengan fail sebelum
maful.
Q.S An-Nisa
Orang Kufi membaca ( )dengan mantakhfif Sin dan selebihnya
hamzahnya di tasydid ( )dengan memotong huruf Mim dan
selebihnya dinasabkan.
9. Nafi dan ibnu Amirberkata ( )tanpa Alif dan selebihnya
menggunakan Alif, ( ) telah disebutkan sebelumnya.
13 nafi dan Ibnu Amir ( )pada dua huruf ayat 13 dan 14 dengan
huruf Nun dan selebihnya dengan Ya
18, 16 Ibnu Katsir ( )dalam surah ( )63 : dalam sruah alHajj: 19 ( )dalam surah al-Qashash:27 ( )dalam surah Fussilat (
)29 dengan mentasydid Nun dan memungkinkan memperpanjang
huruf Alif dan Ya sebelumnya pada lima kondisi dan mentakhfif tanpa
memanjangkan huruf Ya.

25 Abu Bakar, Hamzah, dan al-Kassai ( ) dengan memfathah


huruf hamzah dan Shad 12 dan selebihnya dengan mendhammah huruf
hamzah dan mengkasrah huruf Shad
29 Orang Kufi ( )dengan nasab dan selebihnya rafa
31 Nafi ( )terdapat pada surah al-Hajj:59 dengan memfathah
huruf Mim dan selebihnya 15 dengan nasab
32 Ibnu Katsir dan al-Kassai ( )( ) dan ( ) dan
yg serupa dengannya ketika bentuknya ada yang sama dan sebelum
huruf Sin, Waw, atau Fa tanpa hamzah pada kata dasarnya dan
selebihnya dengan hamzah
33 Orang Kufi ( ) tanpa alif dan selebihnya dengan alif
37 Hamzah dan al-Kassai ( )terdapat pada surah al-Hadid:24
dengan menfathah 3 huruf Ba, Kha, dan selebihnya dengan
mendhammah huruf Ba dan mensukun Kha
73 Ibnu Katsir dan Hafs < > dengan huruf Ta dan selebihnya
dengan Ya
77 Ibnu Katsir dan Hamzah dan al-Kassai < > yaitu kedua
15 dengan ya dan selebihnya dengan Ta tanpa adanya perbedaan pada
awal (49) yaitu dengan Ya
81 Abu Amr dan Hamzah < > dengan mengidgham huruf
Ta pada ta dan selebihnya dengan Fathah Ta tanpa adanya idgham
87 Hamzah dan al-Kassai < > dan < >dan < >dan
< >dan < >dan yang serupa apabila huruf Shad berhenti
setelahnya
114 Hamzah dan Abu Amr < > dengan Ya dan
selebihnya dengan Nun
134 ibnu Katsir, Abu Amr dan Abu Bakar < > terdapat
pada surah Maryam:60 Ghafir:40 dengan mendhammah huruf Ya dan
memfathah Kha dan selebihnya dengan memfathah 12 huruf Ya dan
mendhammah huruf Kha
136 Orang Kufi < > dengan mendhammah huruf Ya dan
menempatkan shad dan lam kasrah setelahnya dengan memfathah huruf
ba, shad, dan lam dengan tasydid shad dan diikuti alif setelahnya 15
135 ibnu amir dan hamzah < > dengan mendhammah lam dan
menempatkan waw setelahnya dengan menempatkan huruf lam
setelahnya
140 Ashim < > dengan memfathah nun dan za dan selebihnya
dengan nun dhamma, za kasrah
145 orang kufi < > dengan mensukun huruf ra dan
selebihnya dengan fathah
152 Hafs < > dengan ya dan selebihnya dengan nun
154 Warsy < > dengan memfathah ain dan mentasydid dal dan
mengikhfa harakat ain dan mentasydid huruf dal
162 Hamzah < > dengan huruf ya dan selebihnya dengan
nun
163 Hamzah < >terdapat dalam surah subhana:55 dalam surah
al-anbiyaa:105 < > pada spertiganya huruf za di dhammah dan
selebihnya di fathah

Q.S: Al-Maidah
2 Abu Amr dan Ibnu Amir membaca< > terdapat dalam dua
tema (8) 15 dengan mensukun nun dan selebihnya memfathah. Ibnu
Katsir dan Ibnu Amr < > dengan mengkasrah huruf hamzah dan
selebihnya dengan fathah
6 nafi, ibnu amr, al-kassai, dan hafsh < >dengan menashab
lam dan selebihnya dengan jar
42 Ibnu Katsir, Abu Amr, dan al-Kassai < >terdapat sepertiha
tema (ayat 62 dan 63) dengan mendhammah ha dan selebihnya disukun
57 Abu Amr dan al-Kassai < > dengan memotong ra dan
selebihnya di nashab
9 89 Ibnu Dzakwan < > dengan alif di takhfif, Abu
Bakar/Hamzah/al-kassai mentakhfif tanpa alif dan selebihnya di tasydid
tapa alif
15 107 Hafsh < > dengan memfathah ta, ha dan apabila
dimulai alif kasrah dan selebihnya dengan ta dhammah dan ha kasrah
dan apabila dimulai dengan alif dhmmah. Abu Bakar dan Hamzah <
>dengan menggunakan jama dan selebihnya <18 < yang kedua.
3 27 Hamzah dan Hafsh< > <>dengan menashab ba dan
nun dan Ibnu Amir < >dengan hanya menashab dan selebihnya
dengan rafa
32 Ibnu Amir < > dengan menggunakan lam salah satunya
dan memotong ta dan selebihnya 6 tanpa mim dan merafa ta. Nafi dan
Ibnu Amir memotong< > terdapat pada surah al-araf:169 dengan
huruf Ta dan selebihnya huruf Ya
33 Nafi dan al-Kassai < > ikhfa dan selebihnya bertasydid
9 40 Nafi < >dan < >dan < >dan < >dan yang
serupa dengannya apabila sebelum ra dan hamzah dengan meringankan
hamzah yang berada setelah ra dan al-Kassai menganggap salah kata
dasarnya dan dia membenarkan selebihnya dan Hamzah apabila waqaf
maka disepakati
12 44 Ibn Amir < > terdapat pada surah al-araf dan surah
al-Qamar:11 dan < >terdapat pada surah al-Anbiya:96 dengan
mentasydid huruf ta pada huruf tersebut dan yang lain di takhfif
10 52 Ibn Amir < >terdapat pada surah al-Kahfi:28 dengan
men-dhammaah waw dan ghain dan yang selebihnya dengan mem-fathah
alif dan ghain
54 Ashim dan Ibn Amir < > <> dengan mem-fathah
18 kedua hamzah, menurut Nafi dengan mem-fathah yang awalnya saja
dan selebihnya dengan kasrah
55 Abu Bakar, Hamzah, dan al-Kassai < >dengan huruf ya dan
selebihnya dengan ta, Nafi < > dengan menashab lam dan
selebihnya dengan rafa
57 al-Hirmayani dan Ashim < >dengan shad yang dipotong dan
selebihnya dengan huruf Dha 3 dengan mengkasrah dan mewaqafnya
tanpa diikuti oleh huruf ya
21 Hamzah <> dan < >dengan alif dan selebihnya
dengan huruf ta

63 Abu Bakar < >terdapat pada surah al-Araf:55 dengan mengkasrah huruf kha dan selebihnya dengan dhammah. Orang-orang Kufi <
> dengan alif tanpa ya dan selebihnya dengan ya dan ta
64 orang-orang kufi dan hisyam < > dengan men-tasydid
dan selebihnya men-takhfif
68 Ibn Amir < > dengan tasydid dan selebihnya di takhfif
12 80 Nafi, Ibn Amr, berbeda dengan Hisyam < >dengan
men-takhfif nun dan selebihnya dengan tasydid
83 al-Kufiyun < > terdadat dalam surah Yusuf: 76 15 dengan
tanwin dan selebihnya tanpa tanwin
87 Hamzah dan al-Kassai < >terdapat pada surah shad:48
dengan Lam yang ditasydid dan Ya sukun dan selebihnya dengan
mensukun salah satu lam dan mem-fat-hah Ya
90 Ibn Dzakwan < > dengan mengkasrah ha dan
meyambungnya, dan menurut Hisyam dengan mengkasrahnya tanpa
menyambungnya dengan hamzah, dan al-kassai menghapus kedua huruf
Ha dan selebihnya dengan huruf sukun
91 Ibnu Katsir dan Abu Amr < > dengan huruf
Ya pada ketiganya dan selabihnya dengan Ta
92 Abu Amr < > dengan Ya dan selebihnya dengan Ta
94 Nafi, Hafsh, dan al-Kassai < > dengan menashab Nun
dan selebihnya dirafa
95 < > telah disebutkan
96 orang-orang Kufi < >atas wazan < ><> dengan
menashab lam dan selebihnya < >dengan wazan < >dan menjar
lam <>
98 Ibnu Katsir dan Ibnu Amr < >dengan mengkasrah Qaf dan
selebihnya dengan fat-hah
99 Hamzah dan al-Kassai < > dalam dua tema terdapat pada
surah yasin:35 dengan mendhammah keduanya dan selebihnya dengan
fat-hah
100 nafi < >dengan mentasydid ra dan selebihnya dengan
fat-hah
105 Ibnu Katsir dab Abu Amr < >dengan ali dan ta fathah,
menurut Ibnu Amir tanpa ta dan sin fathah dan mensukun ta dan
selebihnya tanpa alif dan mensukun sin dan memfathah ta
109 Ibnu Katsir, Abu Amr, dan Abu Bakar berbeda pendapat <
>dengan mengkasrah hamzah dan selebihnya dengan fathah. Ibnu
Amir dan Hamzah < > dengan ta dan selebihnya dengan ba
Q.S al-Anam ayat 111: Imam Nafi dan Ibn Amir membaca ayat
Kullu syaiin Qibala dengan huruf Qaf berbaris bawah (katsrah) dan
huruf ba berbaris atas (fathah), Sedangkan al-Baqun membacanya
dengan huruf Qaf berbaris dhommah, sehingga menjadi kullu syaiin
Qubula.
Q.S al-Anam ayat 114: Imam Ibn Amir dan Hafs membaca ayat
innahu munazzalun dengan tasydid, sedangkan al-Baqun membacanya
dengan mukhaffah (ringan).

Q.S al-Anam ayat 115: orang Kufah membaca ayat kalimatu


rabbika dengan maksud satu (tauhid),sdangkan al-Baqun membacanya
dengan maksud Jama (banyak), menjadi kalimaatu rabbika.
Q.S al-Anam ayat 119: orang Kufah membaca ayat liyudilluuna
atau dalam Suarat Yunus liyudilluu dengan men dhommahkan huruf
ya, sedangkan al-Baqun membacanya dengan mem fathahkan huruf ya,
sehingga menjadi liyaddilluna.
Orang Kufah dan Imam Nafi
membacanya Wa qod fasshola namun al-Baqun membacanya Wa qod
fasshila dengan baris bawah huruf shad. Imam Nafi dan Hafs membaca
ayat ma harrama namun al-Baqun membacanya ma hurrima dengan
huruf ha di dhommahkan dan ra di katsrahkan.
Q.S al-Anam ayat 122: Imam Nafi membaca ayat awamangkana
mayyitan, sedangkan al-Baqun membacanya dengan tidak men
tasydidkan
huruf
ya
melainkan
men
sukunkannya
menjadi
awamangkana maytan.
Q.S al-Anam ayat 124: Imam Ibn Katsir dan Hafs membaca ayat
yajalu
risalatah,
tetapi
al-Baqun
membacanya
dengan
ta
dibarisbawahkan, menjadi yajalu risalatih.
Q.S al-Anam ayat 128: Imam Hafs membaca ayat wayauma
yahsyuruhum, tetapi al-Baqun mengganti huruf ya dengan nun,
sehingga menjadi wa yauma nahsyuruhum.
Q.S al-Anam ayat 132: Imam Ibn Amir membaca ayat amma
tamalun, namun al-Baqun membacanya dengan menggantikan huruf
ta dgn ya, sehingga menjadi amma yamalun.
Q.S al-Anam ayat 136: Imam al-Kisai membaca ayat bizumihim
dengan hururf zal di dhommahkan, tetapi al-Baqun membacanya
bizamihim dengan memfathahkan huruf zal.
Q.S al-Anam ayat 137: Imam Ibn Amir membaca ayat
wakadzalika zuyyina, al-Baqun membaca zayyina dengan hururf zal
di fathahkan, dan Ibn Amir membaca ayat qutilu auladahum dengan
hururf lam di dhommahkan dan dal di fathahkan, adapun al-Baqun
membacanya qutila auladuhum dengan huruf lam di fathahkan dan dal
di dhommahkan.
Q.S al-Anam ayat 139: Abu Bakr dan Ibn Amir membaca ayat
wain takun mayyitatun, namun al-Baqun menggati ta dgn ya serta
menashobkan ta marbuthah, sehingga menjadi wa iyyakun mayyitatan.
Q.S al-Anam ayat 141: Imam Ibn Amir, Ashim dan Abu Amr
membaca ayat yauma hasaduhun al-Baqun membaca dengan baris
bawah sehingga menjadi yauma hisaduhu
Q.S al-Anam ayat 143: Orang Kufah dan Nafi membaca ayat
waminal mazi dengan sukun huruf ain, namun al-Baqun membacanya
dengan memfathahkan ain, sehingga menjadi waminal maazi.
Q.S al-Anam ayat 145: Imam Ibn Katsir, Ibn Amir dan Hamzah
membaca ayat illa an takuna maytatun namun al-Baqun membacanya
dengan menggantikan ta dengan ya serta menasabkan ta marbuthah,
menjadi illa an yakuna maytatan.
Q.S al-Anam ayat 152: Imam Hafs, Hamzah dan Kisai membaca
ayat tadzkuruna dengan huruf kaf di dhommahkan, namun al-Baqun

membacanya menggunakan tasydid pada huruf kaf, sehingga menjadi


tudzakkiruna.
Q.S al-Anam ayat 153: Imam Hamzah dan KisaI membaca ayat
wa in hadza, namun al-Baqun membaca dengan fathah hamzah dan
tasydid nun, sehingga menjadi wa anna hadza.
Q.S al-Anam ayat 158: Imam Hamzah dan Kisai membaca ayat
illa an yatiyahum, namun al-Baqun membacanya dengan ta, menjadi
illa an tatiyahum
Q.S al-Anam ayat 161 : Orang Kufah dan Ibn Amir membaca ayat
diinan qiyaaman, namun al-Baqun membacanya dengan fathah huruf
qaf dan kasroh huruf ya, sehingga menjadi Diinan qayyiman
Q.S al-Araf
Q.S al-Araf ayat 3: Imam Ibn Amir membaca ayat Qolilan ma
yatadzakkarun, al-Baqun membacanya tanpa disertai dengan huruf ya,
sehingga menjadi Qolilan ma tadzakkarun
Q.S al-Araf ayat 25: Imam Hamzah, Kisai dan Ibn Dzakwan
membaca ayat waminha takhrujun, adapun Al-Baqun membaca dengan
ta di dhommahkan, menjadi tukhrajun.
Q.S al-Araf ayat 26 : Imam Nafi, Ibn Amir dan al-Kisai membaca
ayat walibasat taqwa dengan hurruf sin di fathahkan, adapun al-Baqun
membacanya dengan dhammah pada sin, sehingga menjadi walibasut
taqwa.
Q.S al-Araf ayat 32 : Imam Nafi membaca ayat kholisatun,
adapun al-Baqun membaca dengan fathah pada akhir, sehingga menjadi
kholisatan.
Q.S al-Araf ayat 38 : Orang kufah membaca ayat walakin la
yalamun, al-Baqun mengganti ya dengan ta.
Q.S al-Araf ayat 43: Imam Ibn Amir membaca ayat ma kunna
linahtadi, al-Baqun menambahkan waw sebelum huruf mim, menjadi
wa maa kunna lnahtadi
Q.S al-Araf ayat 44 : Imam al-Kisai membaca ayat qolu naim
dengan huruf ain di katsrahkan, adapun al-Baqun membacanya biasa
dengan ain dibaris ataskan, menjadi qolu naam.
Q.S al-Araf ayat 54: Abu Bakr, Hamzah dan al-Kisai membaca ayat
yaghsyallaiya degan mutsaqqoh, sedangkan al-Baqun membcanya
mukhaffafah (ringan/tipis).
Q.S al-Araf ayat 59: Imam al Kisai membaca ayat min ilahin
ghairih, dengan khafad . adapun al-Baqun membacanya dengan
dhammah di huruf ra , sehingga menjadi min ilahin qhairuh
Q.S al-Araf ayat 62 : Imam Abu Amr membaca ayat ubaligukum
dengan takhfif dan al-Baqun membacanya dengan musyaddadah,
sehingga menjadi uballigukum.
Q.S al-Araf ayat 75 : Ibn Amir membaca wa qalal malau, alBaqun membacanya tidak disertai dengan huruf waw.
Q.S al-Araf ayat 81: Imam Nafi dan Hafs membaca ayat innakum
latatuna dengan maksud khabr, adapun al-Baqun membacanya dengan
maksud istifham, menjadi a innakum lattuna.

Q.S al-Araf ayat 98: Imam Harmayan (red. julukan ) dan Ibn Amir
membaca ayat au amina dengan waw disukunkan, adapun al-Baqun
membacanya dengan waw di fathahkan menjadi awa amina.
Q.S al-Araf ayat 112: Imam Hamzah dan Kisai membaca ayat
bikulli sahhaarin dengan mad alif setelah huruf ha , adapun al-Baqun
membacanya dengan mad alif setelah huruf sin, menjadi bi kulli
saahirin.
Q.S al-Araf ayat 113: Imam Harmayan dan Hafs membaca ayat
inna lana la ajra dengan maksud khabr, sedangkan al-Baqun
membacanya dengan maksud istifham, menjadi a inna lana ajra.
Q.S al-Araf ayat 117: Imam Hafs membaca ayat talqafu dengan
lam sukun, namun al-Baqun membacanya dengan fathah di lam, menjadi
talaqafu.
Q.S al-Araf ayat 128: Imam Harmayan membaca ayat sanaqtulu
dengan huruf nun fathah dan ta dhommah, namun al-Baqun membacanya
dengan nun dhammad dan ta katsroh, menjadi sanuqtilu.
Q.S al-Araf ayat 137: Abu Bakar dan Ibn Amir membaca ayat
yarusyun, adapun al-Baqun membacanya dengan ra difathahkan
menjadi yarasyun.
Q.S al-Araf ayat 138: Imam Hamzah dan Kisai membaca yakifun
dengan kaf dikastrahkan, adapun al-Baqun membacanya dengan kaf di
dhommahkan menjdi yakufun.
Q.S al-Araf ayat 141: Imam Ibn Amir membaca ayat wa idz
anjakum, adapun al-Baqun membacanya wa idz anjainaakum dengan
tambahan ya nun alif. Nafi membaca yaqtuluna abnaakum sedangkan
al-Baqun membacanya yuqootiluna abnaakum dengan ya dhommad
dan qaf kastroh.
Q.S al-Araf ayat 143: Imam Hamzah dan kisai membaca ayat
jaalahu dakka
dengan mad, sedangkan al-Baqun membacanya
dengan tanwin dibagian akhir menjadi jaalahu dakkan.
Q.S al-Araf ayat 148: Imam Hamzah dan Kisai membaca ayat min
hilliyihim dengan ha baris bawah, adapun al-Baqun mendhommahkan
huruf ha, menjadi min hulliyihim
Q.S al-Araf ayat 149: Imam Hamzah dan Kisai membaca ayat
tarhamna rabbana wa taghfir lana, adapun al-Baqun membacanya
dengan ya dan mendhommahkan ba, menjadi yaghfirlana rabbuna
Q.S al-Araf ayat 157: Imam Ibn Amir membaca ayat anhum
asraahum dengan alif maksud jama, adapun al-Baqun membacanya
dengan alif kasroh tanpa alif setelah shad untuk makna satu (tauhid),
sehingga menjadi anhum israhum.
Q.S al-Araf ayat 161 : Imam Naf dan Ibn Amir membaca ayat
tughfaru lakum dengan ta dhommah dan fa fathah, adapun al-Baqun
membacanya nun fathah dan fa kasroh menjadi naghfir lakum.
Q.S al-Araf ayat 165: Imam Nafi membaca ayat biadzabin biisin,
Abu Bakr membacanya baiasun namun al-Baqun membacanya dengan
baiisin dengan ba fathah dan hamzah katsroh.
Q.S al-Araf ayat 193: Imam Nafi membaca ayat la yatbaukum
namun al-Baqun membacanya dengan tasydid menjadi la yattabiukum.

Q.S al-Araf ayat 202: Imam Nafi membaca ayat Yumiddunahum,


namun al-Baqun membacanya yamuddunahum dengan ya fathah.
Q.S. Al-Anfal
Q.S al-Anfal ayat 9 : Imam Nafi membaca ayat murdafin namun
al-Baqun membaris bawahkan huruf dal, menjadi murdifin.
Q.S al-Anfal ayat 11: Imam Ibn Katsir dan abu Amr membaca ayat
idz yaghsyakum, dan al-Baqun membacanya idz yagassyakum dengan
gain fathah dan syin tasydid.
Q.S al-Anfal ayat 18: Imam Harmayan dan Abu Amr membaca ayat
Muwahhinu kaidi dan al-Baqun membacanya Muhinu kaidin yakni
dengan mensukunkan waw menghfadh kan ha.
Q.S al-Anfal ayat 19: Imam Nafi , Ibn Amir dan Hafs membaca ayat
wa annallaha, al-Baqun mengkasrohkan hamzah menjadi wa
annalana
Q.S al-Anfal ayat 42 : Imam Ibn Katsir dan Abu Amr membaca bil
idwati adapun al-Baqun membacanya bil udwati.
Q.S al-Anfal ayat
50: Imam Ibn Amir membaca ayat idz
tatawaffalladzina, dan al-Baqun membacanya idz yatawaffaladzina.
Q.S. al-Taubah
Q.S al-Taubah ayat 12 : Orang Kufah dan Ibn Amir membacanya a
immata namun al-Baqun membacanya dengan alif dan ya dikasrohkan,
menjadi ayimmata. Namun dibagian lain, Ibn Amir membaca kasroh
pada ayat la imana lahum dan al-Baqun memfathahkan menjadi la
aimana lahum.
Q.S al-Taubah ayat 30: Imam Ashim dan Kisai membaca ayat
uzairun ibnullah dengan tanwin dan hamzah kasroh, adapun al-Baqun
tidak men tanwinkannya, menjadi uzairubnullah.
Q.S al-Taubah ayat 37; Imam Warsy membaca ayat innama nasiyy
dengan ya tasydid dan tanpa hamzah, al-Baqun mensukunkan ya,
ditambah dengan hamzah dan mad menjadi innama nasii aa.
Q.S al-Taubah ayat 99 : Imam Warsy membaca ayat Qurbatun
dengan ra sukun, al-Baqun membacanya dengan ra dhommah.
Q.S al-Taubah ayat 106: Imam Ibn Katsir, Ibn Amir, Abu Bakr, Abu
Amr membaca murjauna dengan hamzah, al-Baqun membacanya tanfa
hamzah menjadi murjauna.
Q.S al-Taubah ayat 109 : Imam Nafi dan Ibn Amir membaca ayat
afaman ussisa bun yanuhu dengan hamzah dhommah, syin katsroh dan
nun dhommah, adapun al-Baqun membaca afaman assasa bunyanahu
dengan hamzah nashob, syin nashob dan nun nashob.
Q.S Yunus
Q.S Yunus ayat 2 : Orang kufah dan Ibn katsir membaca dengan
mad lasaahirun sedangkan Al-Baqun tidak, sehingga menjadi
lasahirun .
Q.S Yunus ayat 11: Imam Ibn Amir membaca ayat laqodo ilaihim
dengan qaf dan dal fathah, adapun al-Bqun membacanya laqudiya
ilaihim dengan qaf dhimmah, dhal kasroh dan ya nashob.

Q.S Yunus ayat 16 ; Imam Abu Qasim membca ayat wa ladraakum


tanpa alif lansung disambung, sedangkan al-Baqun membacanya dengan
alif wa laa adraakum sehingga menjadi nahi/naf.
Q.S Yunus ayat 22: Imam Ibn Amir membaca ayat wayunsyirukum
fil bahri wal barri dengan nun dan syin. Al-Baqun membacanya dengan
sin dan ya, menjadi wayusayyirukum.
Q.S Yunus ayat 28: Imam Ibn Katsir membaca ayat qathan
minallaili dengan tha sukun, al-Baqun membacanya dengan tha fathah,
menjadi qathaan minallaili.
Q.S Yunus ayat 30 : Imam Hamzah dan Kisai membaca ayat
hunalika tatlu denngan ta. Al-Baqun membaca dengan ba menjadi
hunalika tablu

Q.S AL-ANBIYA
Bacaan lafaz pada surat al-anbiya ayat 4 HAFS, HAMZAH
dan AL-KISAI membaca dengan AL BAQUN (Imam yang lain) membaca
dengan tanpa
Bacaan lafaz ayat 7 dan ayat 25 HAFS, HAMZAH
dan AL-KISAI membaca dengan dan di kasrah AL BAQUN (Imam
yang lain) membaca dengan dan di fathah
Bacaan lafaz ayat 30 IBN KATSIR membaca dengan
tanpa setelah AL BAQUN (Imam yang lain) membaca dengan setelah

Bacaan lafaz ayat 45 IBN AMIR membaca dengan di


dammah dan di kasrah dan di nashabkan AL BAQUN (Imam yang lain)
membaca dengan dan di fathah dan di rafakan
Bacaan lafaz ayat 47 NAFI membaca dengan di rafa AL
BAQUN (Imam yang lain) membaca dengan di nasabkan
Bacaan lafaz ayat 58 AL-KISAI membaca dengan di kasrah AL
BAQUN (Imam yang lain) membaca dengan di dammah
Bacaan lafaz ayat 95 ABU BAKAR, HAMZAH DAN AL-KISAI
membaca dengan di kasrah dan di sukun AL BAQUN (Imam yang
lain) membaca dengan keduanya di fathah dan setelah
Bacaan lafaz ayat 104 HAFS, HAMZAH DAN AL-KISAI
membaca dengan jama AL BAQUN (Imam yang lain) membaca dengan
mufrad
Bacaan lafaz ayat 112 HAFS membaca dengan AL BAQUN
(Imam yang lain) membaca dengan tanpa
Q.S AL-HAJJ
Bacaan lafaz ayat 2 HAMZAH DAN AL-KISAI
membaca dengan tanpa pada keduanya atas wazan AL BAQUN
(Imam yang lain) membaca dengan atas wazan
ayat 29 WARSY,
Bacaan lafaz ayat 15 dan , ,
ABU AMR DA
Bacaan lafaz ayat 38 IBN KATSIR DAN ABU AMR membaca
dengan dan di fathah dan di sukun tanpa AL BAQUN (Imam yang

lain) membaca dengan didamah, di fathah dan setelahnya dan di


kasrah.
Bacaan lafaz dan ayat 39 NAFI, ASHIM DAN ABU AMR
membaca dengan di dammah, AL BAQUN (Imam yang lain) membaca
dengan di fathah. NAFI, IBNU AMIR DAN HAFS membaca dengan
di fathah, AL BAQUN (Imam yang lain) membaca dengan di kasrah.
Bacaan lafaz ayat 45 ABU AMR membaca dengan di
dammah AL BAQUN (Imam yang lain) membaca dengan di fathah dan
setelahnya.
Bacaan lafaz ayat 51 IBN KATSIR DAN ABU AMR membaca
dengan di tasydid tanpa AL BAQUN (Imam yang lain) membaca
dengan dan di takhfif
Bacaan lafaz ayat 62 dan di surat luqman 30
ALHARAMAYANI, IBN AMIR DAN ABU BAKAR membaca dengan AL
BAQUN (Imam yang lain) membaca dengan
Q.S AL-MUMINUN
ayat 8 dan surat al-maarij ayat 32 IBN KATSIR
Bacaan lafaz
membaca dengan tanpa dan mufrad. AL BAQUN (Imam yang lain)
membaca dengan dan jama.
Bacaan lafaz
ayat 9 HAMZAH DAN AL-KISAI membaca
dengan mufrad AL BAQUN (Imam yang lain) membaca dengan dan
jama
Bacaan lafaz ayat 14 ABU BAKAR DAN IBNU AMIR
membaca dengan di fathah dan di sukun pada keduanya. AL BAQUN
(Imam yang lain) membaca dengan di kasrah dan di fathah dan
setelahnya.
Bacaan lafaz dan ayat 20 AL-KUFIYYUN DAN IBN
AMIR membaca di fathah, AL BAQUN (Imam yang lain) membaca
dengan di kasrah. IBN KATSIR DAN ABU AMR membaca dengan di
dammah dan di kasrah, AL BAQUN (Imam yang lain) membaca dengan
di fathah dan di dammah.
Bacaan lafaz ayat 29 ABU BAKAR membaca dengan di fathah
dan di kasrah AL BAQUN (Imam yang lain) membaca dengan di
dammah dan di fathah
137. Ibnu Katsir, Abu `Amr, dan al-Kisa`I membaca illaa khuluqul
awwaliina dengan memfathah ha dan mensukun lam-nya.
Sedangkan yang lain mendhammah kedua-duanya.
149. Para ulama Kufah dan Ibnu `Amir membaca faraahiin
dengan alif, sedangkan yang lain tanpa ada alif.
176. Ulama Haramain dan Ibnu `Amir membaca ashaabul aykati
dengan huruf lam yang difathah, tanpa ada hamzah setelahnya, tidak
ada alif sebelumnya, dan memfathah ta-nya. Sedangkan yang lain
dengan memakai alif lam disertai hamzah dan menjar huruf ta-nya.
187. Hafsh membaca kisafan di sini dan pada surah Saba` (QS.
34:9) dengan memfathah huruf sin. Sedangkan yang lain mensukunnya.
193. Ibnu `Amir, Hamzah, Abu Bakr, dan al-Kisa`I membaca nuzila
bihii dengan mentasydid zay-nya, dan ar-ruuhul amiina dengan
menashab keduanya. Sedangkan yang lain tidak mentasydid zay dan
merafa`nya.

197. Ibnu `Amir membaca awalam yakun dengan huruf ta, dan
lahum aayatun dengan rafa`. Sedangkan yang lain dengan memakai
ya dan menashabnya.
217. Nafi` dan Ibnu `Amir membaca fatawakkal dengan huruf
fa, sedangkan yang lain dengan waw.
Q.S. al-Naml
7. Para ulama Kufah membaca bisyihaabin dengan tanwin,
sedangkan yang lain tidak bertanwin.
21. Ibnu Katsir membaca aw laya`tiyannii dengan dua huruf
nun, nun yang pertama difathah dan bertasydid. Sedangkan yang lain
cuma satu huruf nun, dikasrah dan bertasydid.
22. `Ashim membaca famakatsa dengan memfathah kaf-nya,
sedangkan yang lain mendhammahnya. Al-Bizzi dan Abu `Amr membaca
min saba`in dan pada surah Saba` (QS. 34:15) dengan memfathah
hamzah pada keduanya tanpa bertanwin. Qunbul mensukun keduanya
karena waqaf. Sedangkan yang lain menjarnya dan bertanwin.
25. al-Kisa`I membaca allaa yasjuduu dengan tidak mentasydid
lam-nya, sedangkan yang lain mentasydidnya. Hafsh dan al-Kisa`I
membaca maa yukhfuuna wa maa yu`linuuna dengan ta, sedangkan
yang lain dengan ya.
28. `Ashim, Abu `Amr, dan Hamzah membaca fa`alqih ilaihim
dengan mensukun huruf ha. Sedangkan Qalun menkasrahnya.
44. Qunbul membaca `an saaqayhaa, pada surah Shad (QS.
38:33) bissuuqi, dan pada surah al-Fath (QS. 48:29) `alaa suuqihii,
dengan memakai hamzah pada ketiga-tiganya. Sedangkan yang lain tidak
memakai hamzah.
49. Hamzah dan al-Kisa`I membaca lanubayyitannahuu dan
tsumma lanaquulanna dengan ta pada keduanya, mendhammah ta
yang kedua, da mendhammah lam yang kedua. Sedangkan yang lain
dengan memakai nun dan memfathah ta dan lam.
51. Para ulama Kufah membaca innaa dammarnaahum dengan
memfathah hamzah-nya. Sedangkan yang lain menkasrahnya.
59. `Ashim dan Abu `Amr membaca khairun ammaa yusyrikuun
dengan ya, sedangkan yang lain dengan ta.
62. Abu `Amr dan Hisyam membaca qaliilan maa tadzakkaruun
dengan ya, sedangkan yang lain dengan ta.
82. Para ulama Kufah membaca anna an-naasadengan memfathah
hamzah-nya. Sedangkan yang lain menkasrahnya.
87. Hafsh dan Hamzah membaca wa kullun atawhu dengan tidak
memanjangkan hamzah dan memfathah ta-nya. Sedangkan yang lain
memanjangkan hamzah dan mendhammah ta-nya.
88. Ibnu Katsir, Abu `Amr, dan Hisyam membaca khabiirun bimaa
taf`aluun dengan ya. Sedangkan yang lain dengan ta.
89. Para ulama Kufah membaca min faza`in dengan tanwin,
sedangkan yang lain tanpa tanwin. Para ulama Kufah dan Nafi` membaca
yawma`idzin dengan memfathah mim-nya, sedangkan yang lain
menkasrahnya.

Q.S Al-Qashash
8. Hamzah dan al-Kisa`I membaca `aduwwan wa hazanan dengan
mendhammah ha dan mensukun zay-nya. Sedangkan yang lain
memfathah kedua huruf tersebut.
23. Ibnu `Amir dan Abu `Amr membaca hattaa yushdira dengan
memfathah ya dan mendhammah dal. Sedangkan yang lain
mendhammah ya dan menkasrah dal-nya.
29. `Ashim membaca aw jadzwatin dengan memfathah jim-nya.
Hamzah membacanya dengan dhammah. Dan yang lain membacanya
dengan kasrah.
32. Hafsah membaca minarrahbi dengan memfatha ra dan
mensukun ha-nya. Imam Haramain dan Abu `Amr memfathah
keduanya. Dan yang lain mendhammah ra dan mensukun ha. Ibnu
Katsir membaca fadzaanika dengan mentasydid nun-nya, sedangkan
yang lain tidak.
34. Nafi` membaca ma`iya rid`an dengan memfathah dal dan
tanpa ada huruf hamzah. Sedangkan yang lain mensukun dal-nya dan
ada huruf hamzah. `Ashim dan Hamzah membaca yushaddiqunii
dengan merafa` qaf-nya, sedangkan yang lain menjazamnya.
37. Ibnu Katsir membaca qaala muusaa tanpa ada huruf waw,
sedangkan yang lain membacanya dengan wa qaala, dengan huruf
waw.
39. Nafi`, Hamzah, dan al-Kisa`I membaca ilaynaa laa yurja`uun
dengan memfathah ya dan menkasrah jim-nya. Sedangkan yang lain
mendhammah ya dan memfathah jim.
48. Para ulama Kufah membaca qaaluu sahraani dengan
menkasrah sin dan mensukun ha-nya. Sedangkan yang lain
memfathah sin, ada alif setelahnya, dan menkasrah ha-nya.
57. Nafi` membaca yujbaa ilaihi dengan huruf ta, sedangkan
yang lain dengan ya.
60. Abu `Amr membaca afalaa ta`qiluun dengan huruf ya,
sedangkan yang lain dengan ta.
Q.S Surah Al-Ankabut
19. Abu Bakr, Hamzah, dan al-Kisa`I membaca awalam yaraw
kayfa dengan ta, sedangkan yang lain dengan ya. Ibnu Katsir dan
Abu `Amr membaca an-nasy`ata pada surah ini (ayat 20), pada surah
an-Najm (QS. 53:47), dan pada surah al-Waqi`ah (QS. 56:62) dengan
memfathah syin dan ada alif setelahnya. Sedangkan yang lain
mensukun syin dan tidak ada alif setelahnya.
32. Hamzah dan al-Kisa`I membaca lanunajjiyannahuu dengan
tidak bertasydid. Ibnu Katsir, Abu Bakr, Hamzah, dan al-Kisa`I membaca
innaa munajjuuka (ayat 33) juga dengan tidak bertasydid. Sedangkan
yang lain membaca keduanya dengan bertasydid.
42. `Ashim dan Abu `Amr membaca maa yad`uuna dengan ya,
sedangkan yang lain dengan ta.
58. Hamzah dan al-Kisa`I membaca lanubawwi`annahum dengan
huruf tsa yang disukun, tanpa ada hamzah. Sedangkan yang lain
dengan ba yang difathah serta ada hamzah.

66. Ibnu Katsir, Qalun, Hamzah, dan al-Kisa`I membaca


waliyatamatta`uu dengan mensukun lam. Sedangkan yang lain
menkasrahnya.
Q.S ar-Rum
10. Para ulama Kufah dan Ibnu `Amir membaca tsumma kaana
`aaqibata lladziina dengan nashab, sedangkan yang lain merafa`nya.
11. Abu Bakr dan Abu `Amr membaca tsumma ilayhi turja`uun
dengan ya, sedangkan yang lain dengan ta.
48. Ibnu `Amir membaca kisafan dengan mensukun sin,
sedangkan yang lain memfathahnya.
50. Ibnu `Amir, Hafsah, Hamzah, dan al-Kisa`I membaca ilaa
aatsaari dengan alif dalam bentuk jama`. Sedangkan yang lain tanpa alif
dalam bentuk mufrad.
54. Abu Bakr dan Hamzah membaca min dha`fin dengan
memfathah dha`-nya. Sedangkan yang lain mendhammahnya. Para
ulama Kufah membaca laa yanfa`u lladziina pada surah ini (ayat 57)
dengan ya, sedangkan yang lain dengan ta.
Q.S Luqman
3. Hamzah membaca hudan wa rahmatan dengan rafa`,
sedangkan yang lain membaca dengan nashab.
6. Hafsah, Hamzah, dan al-Kisa`I membaca wa yattakhidzahaa
dengan nashab, sedangkan yang lain dengan rafa`.
13. Ibnu Katsir membaca yaa bunayya laa tusyrik dengan
mensukun ya-nya, sedangkan Hafsah memfathahnya. Dan yang lain
menkasrahnya.
18. Ibnu Katsir, `Ashim, dan Ibnu `Amir membaca walaa tusha`ir
khaddaka dengan mentasydid `ain-nya, tanpa ada alif. Sedangkan
yang lain dengan tidak mentasydid `ain dan ada alif.
27. Abu `Amr membaca walbahru yamudduhuu dengan
menashab ra-nya. Sedangkan yang lain merafa`nya.
34. Nafi`, `Ashim, dan Ibnu `Amir membaca wa yunazzilul gaytsa
pada surah ini dan pada surah asy-Syura (QS. 42:28) dengan tasydid.
Sedangkan yang lain tidak mentasydidnya.
Q.S As-Sajadah
7. Ibnu Katsir, Ibnu `Amir, dan Abu `Amr membaca kullu syai`in
khalaqahuu dengan mensukun lam-nya. Sedangkan yang lain
memfathahnya.
17. Hamzah membaca maa ukhfiya lahum dengan mensukun
ya-nya. Sedangkan yang lain memfathahnya.
24. Hamzah dan al-Kisa`I membaca lammaa shabaruu dengan
menkasrah lam dan tidak mentasydid mim-nya.Sedangkan yang lain
memfathah lam dan mentasydid mim-nya.
Q.S Al-Ahzab

2. Abu `Amr membaca bimaa ta`maluuna khabiir dan bimaa


ta`maluuna bashiir (ayat 9) dengan huruf ya pada keduanya.
Sedangkan yang lain dengan ta.
10. Hamzah dan Abu `Amr membaca adz-dzunuuna dengan
membuang huruf alif-nya. Ibnu Katsir, Hafsah, dan al-Kisa`I
membuangnya jika dibaca sambung. Sedangkan yang lain dengan tetap
memakai alif.
13. Hafsah membaca laa muqaama lakum dengan mendhammah
mim-nya, sedangkan yang lain memfathahnya.
14. Ulama Haramain membaca la`atawhaa dengan pendek,
sedangkan yang lain dengan panjang.
31. Hamzah dan al-Kisa`I membaca wa ta`mal shaalihan nu`tihaa
ajrahaa dengan huruf ya pada keduanya. Sedangkan yang lain dengan
huruf ta pada yang pertama, dan dengan huruf nun pada yang kedua.
33. Nafi` dan `Ashim membaca waqarna dengan memfathah
qaf-nya. Sedangkan yang lain menkasrahnya.
Q.S Saba`
12. Abu Bakr membaca wa lisulaymaana ar-riiha dengan rafa`.
Sedangkan yang lain dengan nashab.
14. Nafi` dan Abu `Amr membaca minsa`atah dengan alif yang
disukun sebagai pengganti dari hamzah. Ibnu Dzakwan dengan hamzah
yang disukun. Sedangkan yang lain dengan hamzah yang difathah.
15. Hafsah dan Hamzah membaca fii maskanihim dengan
mensukun sin dan memfathah kaf-nya. Sedangkan yang lain dengan
memfathah sin, menkasrah kaf, dan ada alif pada keduanya.
16. Abu `Amr membaca dzawaatay ukulin khamthindengan tidak
men-tanwin-kan hurum lam. Sedangkan yang lain membacanya dengan
bertanwin.
17. Hafsah, Hamzah, dan al-Kisa`I membaca wa hal nujaazii
dengan nun dan menkasrah zay-nya. Dan kata illal kafuura dibaca
dengan nashab. Sedangkan yang lain membaca dengan ya dan
memfathah zay-nya. Dan kata illal kafuura dibaca dengan rafa`.
19. Ibnu Katsir, Abu `Amr, dan Hisyam membaca rabbanaa baa`id
bayna dengan mentasydid huruf `ain tanpa ada alif. Sedangkan yang
lain tidak mentasydidnya dan memakai alif.
20. Para ulama Kufah membaca wa laqad shaddaqa dengan
mentasydid dal-nya. Sedangkan yang lain tidak.
Q.S Saba
Terdapat perbedaan bacaan terhadap huruf mim lafadz dalam
ayat , Ibnu Katsir dan Hafash membaca rafa,
, sedang imam
Qiraat yang lain membacanya dengan kasrah. Di samping terdapat
dalam surat Saba, ayat tersebut juga terdapat dalam surat al Jatsiyah
dan dibaca dengan bacaan yang sama.
Dalam kalimat dan kalimat , al Kisa>i dan
Hamzah membaca huruf awalnya dengan menggunakan Ya, sedang
imam qiraat yang lain membacanya dengan Nun.

Pada lafadz
, Abu Bakr membacanya dengan harakat
dlammah, dan lainnya membaca dengan Nashab [fathah].
Lafadz , Imam Nafi dan Abu Amr membacanya dengan
tambahan Alif sukun sebagai pengganti huruf hamzah, sedangkan Ibnu
Dzakwan tetap membacanya dengan huruf hamzah sukun, sedang imam
lainnya membaca dengan huruf hamzah yang difathah.
Pada lafadz , terdapat beberapa varian bacaan, Hafash dan
Hamzah membacanya dengan mensukun sin dan membaca fathah huruf
kaf, begitu juga dengan al kisai, ia membaca lafadz tersebut fengan
bacaan yang sama hanya saja pada huruf kaf ia membacanya dengan
harakat kasrah, sedang imam qiraat selain mereka membaca huruf sin
dengan harakat fathah dan membaca huruf ka>f dengan harakat kasrah
erta menambahkan alif di antara kedua huruf tersebut,


.
Abu Amr membaca lafadz , tanpa memberikan tanwin
pada pada huruf lam pada lada lafadz tersebut, sedangngkan para imam
yang lain membaca lam dengan tanwin dan meringankannya dengan
tambahan lam-alif, .
Imam hafash, Hamzah dan al Kisa>i membaca lafadz ,
dengan huruf nun dan mengkasrah huf zai, dan pada lafadz ,
mereka membacanya dengan nashab sedang para imam yang lain
membaca dengan huruf ya dan membaca huruf zai dengan
harakat fathah dan pada lafadz , dengan bacaan rafa.
Pada kalimat , Ibnu Katsir, Abu Amr dan Hisyam
membacanya dengan mentasydid
huruf ain tanpa disertai dengan
tambahan alif, dan imam qiraat yang lain memberikan tambahan alif
setelah ba dengan tanpa mentasydid huruf ainnya.
Ibnu Amir dan Hafash membaca kalimat , dengan harakat
dlammah pada huruf wawu, sedang imam yang lain mengganti wawu
dengan hamzah dan membacanya dengan dlammah.
Ibnu Amir dan al Kisa>I membaca lafadz , dalam surat
saba dan lafadz dalam surat al zumar dengan membaca
isymam dlammah pada huruf ha dan si>n, dan imam lainnya dengan
murni kasrah.
Bacaan pada 3 [tiga] huruf ya dalam lafadz , imam
hamzah mensukunkannya, pada lafadz , Ibnu Katsir, Abu Bakar
dan al Kisa>i mensukunkannya, dan pada lafadz , imam Nafi
dan Abu Amr membaca huruf ya dengan harakat fathah.
Q.S Fathir
Imam Hamzah dan al Kisa>i membaca lafadz , dengan
mengkasrah ra pada lafadz tersebut, sedangkan yang lain membacanya
dengan harakat dlammah [rafa]. Dan pada lafadz , Abu Amr
membaca dlammah pada huruf ya dan membaca fathah pada huruf Kha,
imam yang lain membacanya dengan harakat fathah pada huruf ya dan
dlommah pada huruf kha.
, Abu Amr membaca dengan huruf ya , dengan harakat
dlaommah pada huruf ya dan fathah pada huruf zai, sedang imam
lainnya dengan menggunakan huruf nun dan diharakati fathah dan pada
hruf zai dengan dua pilihan harakat, yaitu kasrah dan fathah, / .

Q.S Yasin
Abu Bakar, Hamzah dan al Kisa>i membaca , tanpa
huruf Ha, selain mereka membacanya dengan huruf Ha. Selanjutnya
pada kalimat , Para Ulama Kuffah dan Ibnu Amir membaca
dengan harakat fathah terhadap huruf Ra , sedang yang lain
membacanya dengan harakat fathah, . Pada lafadz , Nafi dan
Ibnu Amir membacanya dengan bentuk kalimat jama yaitu dengan
tambahan alif setelah ya dan membaca hruf ta dengan harakat kasrah,
sedangkan yang lain tetap membacanya dengan bentuk tunggal / mufrad
dan membaca fathah terhadap huruf ta nya,
.
Ibnu Katsir, Warasy dan Hisyam, membaca dengan harakat
fathah pada huruf kha dan mentasydid huruf shad,
, Imam Qalu>n
mensukun huruf Kha dan Imam Hamzah mensukun kha dan
mentakhfif /membaca huruf shad pada kalimat tersebut tanpa tasydid,

, imam Ashim, Ibnu Dzakwan dan al Kisa>i membaca huruf kha


dengan harakat kasrah dan mentasydid huruf shad,
.

Imam Na>fi dan Ashim dalam kalimat , membaca kasrah


huruf jim dan ba serta mentasydid huruf lam, sedangkan Abu Amr dan
Ibnu Amir membaca jim dengan dlammah dan mensukun huruf ba serta
, bacaan serupa oleh imam qiraat
membaca lam tanpa tasydid,
yang lain namun bedanya pada huruf ba dibaca dlammah.
Pada tiga [3] huruf ya dalam kalimat berbeda, imam
Hamzah mensukunnya, pada kalimat , imam Nafi dan Abu
Amr membacanya dengan harakat fathah, dan pada kalimat , Abu
Amr dan membacnya dengan harakat fathah.
Q.S As-Shaffat
Imam Hamzah membaca ayat ke 1,2 dan 3 yaitu
, dan juga kalimat , dengan meng-idzghamkan
huruf ta pada huruf setelahnya tanpa disertai penanda. Abu al Fath
meriwayatkan pembacaan Khalad pada kalimat dan ,
dengan cara serupa, yaitu meng-idzghamkan ta pada huruf setelahnya
tanpa disertai penanda. Imam Qiraat yang lain membaca ta pada
kalimat-kalimat tersebut dengan harakat kasrah tanpa diidzghamkan
pada huruf setelahnya kecuali madzhab imam Abi Amr tetap
mengidzghamkannya.
Pada kalimat , imam Ashim dan Hamzah membaca dengan
tanwin selain keduanya tanpa tanwin. Pada kalimat , Abu Bakar
membaca dengan harakat fathah selainnya membaca dengan kasrah.
Imam Hafash, Hamzah dan al Kisa>i membaca lafadz ,
dengan mentasydid pada huruf sin dan mim , sedangkan imam
selain mereka membacanya dengan sukun pada sin dan mentakhfif huruf
mim. Hamzah dan al Kisa>i membaca kalimat , dengan membaca
dlammah huruf ta, sedangkan selainnya membaca ta dengan harakat
fathah.
Imam Nafi dan Ibnu Amir membaca kalimat secara
terpisah sebagaimana membaca , namun selain mereka, membaca

hamzah dengan harakat


disambungkan, .

kasrah

dan

mensukun

huruf

lam

serta

Q.S Shad
Pada lafadz , Hamzah dan al Kisa>i membaca huruf fa
dengan harakat dlammah, selain keduanya, membaca fa dengan fathah.
Ibnu Katsir membaca , dalam bentuk mufrad sedangkan
selain Ibnu Katsir membacanya dengan bentuk jama, . Imam Nafi
dan Hisyam membaca lafadz , tanpa tanwin sedangkan selain
keduanya membaca lafadz tersebut dengan tanwin.
Imam Ibnu Katsir dan Abu Amr membaca kalimat , dengan
huruf ya, selain keduannya membaca dengan huruf ta. Selanjutnya pada
kalimat , pada surat ini dan surat al Naba ayat 25, , Hafash,
Hamzah dan al Kisa>i membaca huruf sin dengan tasydid, selain
mereka, membacanya tanpa tasydid.
, Abu Amr membacanya dengan dlammah pada huruf
hamzah dan dengan bentuk jama , sedangkan imam lain selain Abu
Amr membaca hamzah tersebut dengan harakat fathah dan tambahan alif
setelahnya. Pada kalimat , Abu Amr, hamzah dan al Kisa>i
menyambungkan huruf alif, namun ketika menjadikannya permulaan
merak membacanya dengan harakat kasrah. Imam Ashim dan Hamzah
pada lafadz , mereka membaca dengan dlammah selain mereka,
membaca dengan fathah.
Q.S: al Zumar
Imam Nafi, Ashim, Hamzah dan Hisyam membaca lafadz
dengan beberapa perbedaan, membaca huruf Hha[ ]dengan harakat
dlammah, sedang Hisyam mensukunnya [dengan dua riwayat; Abu al
Fath dan Abu Syubah], melalui al Yazidi.
Abu Syubah membaca lafadz , dengan huruf ya yang
dibaca fathah saat dibaca washal [sambung], dan mensukunnya saat
waqaf [berhenti]. Abu Hamdun dan beberapa imam yang lain
meriwayatkan bacaan pada kalimat tersebut dari al Yazidi dengan dibaca
fathah saat washal dan dibuang [tidak dibaca] saat waqaf., pembacaan
yang demikian menurut Abu Amr merupakan upaya penyamaan [qiyas]
terhadap pendapatnya.
Pada lafadz dan , membacanya dengan tanwin
pada kemua kalimat tersebut,dan membaca nashab [fathah] pada lafadz
, selainnya, membacanya tanpa tanwin dan mengkasrahkan lafadz
dan .
Pada lafadz , Hamzah dan al Kisa>i membaca huruf dlad
[ ]dengan harakat dlammah atau kasrah dan fathah pada huruf ya.
Sedangakan pada lafadz , membacanya dengan harakat dlammah.
Para imam qiraat lain membaca huruf qaf dan dlad dengan harakat
fathah dan tambahan alif setelahnya sedang pada lafadz , dibaca
dengan harakat fathah.
Q.S: al Mukmin

Abu Amr dan Ibnu Dzakwan membaca lafadz , dengan


tanwin, dan yang lain tanpa tanwin. Pada lafadz , dengan fathah pada
huruf ainnya, sedang yang lain, dengan rafa. Ibnu Katsir, Ibnu Amir, Abu
Amr dan Abu Bakar membaca lafadz , dengan mewashalkan alif,
membaca dlammah huruf kha dan memulainya dengan dlammah.
Pada lafadz , Ulama Kuffah dan Imam Nafi membaca
dengan huruf ya sedang yang lain dengan ta. Pada lafadz ,
Ulama Kuffah membaca dengan dua ta, sedang yang lain dengan ya dan
ta. Ibnu Katsir dan Abu Bakar membaca kalimat , dengan
harakat dlammah pada huruf ya dan fathah pada huruf Kha, imam yang
lain membaca fathah huruf ya dan dlammah huruf kha.
Q.S: Fusshilat
Ulama Kuffah dan Ibnu Amir membaca lafadz , dengan harakat
kasrah pada huruf ha. Imam Nafi membaca kalimat , dengan
huruf nun yang dibaca fathah dan syin yang dibaca dlammah. Pada
kalimat , Ibnu Katsir, Ibnu Amir dan Abu Bakar dan Abu Syubah
mensukunkan huruf ra.
Pada lafadz , Hisyam membacanya dengan satu huruf hamzah
tanpa memanjangkannya dan menjadikannya kalam khabar, sedangkan
selainnya, membacanya sebagai kalam istifham dan menambahkan huruf
hamzah. Abu Bakar, Hamzah dan al Kisai membacanya dengan dua
huruf hamzah.
Perbedaan dalam pembacaan kalimat tersebut terdapat pendapat
yang lain, Abu Bakar, Hamzah dan al Kisa>i membacanya dengan dua
huruf hamzah, yang lain membacanya dengan satu hamzah dan dibaca
panjang, imam Qa>lu>n dan Abu Amr membacanya dengan Isyba.
Q.S: Surat al Syura
Hafash, hamzah dan al Kisa>i, membaca lafadz , dengan
huruf ta sedang yang lain membaca dengan huruf ya. Pada kalimat
, Nafi dan ibnu Amir membaca dengan huruf ba [tanpa huruf fa],
sedang yang lain membacanya dengan huruf fa [ ] . , Nafi
dan Ibnu Amir membaca huruf mim dengan harakat dlammah dan selain
keduanya, membaca huruf mim dengan fathah.
Hamzah dan al Kisa>I membaca lafadz , dalam surat ini [al
Syu>ra> ] dan surat al Najm, dengan mengkasrah huruf ba tanpa
tambahan alif juga hamzah. Sedang yang lain memfathah ba dengan
tambahan alif dan hamzah setelahnya, .
Q.S: al Zukhruf
Pada kalimat, , Hafash, Hamzah dan al Kisa>i membaca
dlammah pada huruf ya, membaca fathah pada huruf nun dan
mentasydid huruf syin. Imam qiraat yang lain membaca ya dengan
harakat fathah, mensukun nun dan huruf syin tidak ditasydid.
Pada kalimat , Ibnu Amir dan Hafash menambahkan alif
setelah huruf qaf [ ]sedang yang lain tidak menambahkannya, . Pada
kalimat , Ibnu Katsir, Abu Amr membacanya dengan fathah terhadap
huruf sin dan mensukun huruf qaf sehingga kalimat tersebut tampil

dalam bentuk mufrad, sedang yang lain membaca huruf qaf dengan
harakat dlammah dalam bentuk jama. Pada kalimat , Ashim,
Hamzah dan Hisyam membaca huruf pada lafadz , dengan tasydid,
selain mereka membaca dengan cara demikian.
Q.S: al-Munafiqun
Dalam bacaan Qanabi, Abu Amru, dan al-Kasai> dalam ayat 4,
dalam redaksi Khusybu dan yang lainnya membacanya dengan
khusyubu, sebagaimana dalam mushaf Utsmani. Sedangkan dalam ayat
ke-5,
dalam
redaksi
lawwaw
Na>fi
membacanya
dengan
menghilangkan waw dan yang lainnya mentasydidkannya. Dalam ayat
ke-10 dalam redaksi wa akun, ayat ini dibaca oleh Abu Amru
membacanya dengan wa> ku>na. Sedangkan selainnya membacanya
serupa dengan yang ada dalam mushaf Utsmani.Dalam ayat ke-11
redaksi bima> tamalu>na, Abu Bakar membacanya dengan Ya, atau
bima> yamalu>na, sedangkan yang lainnya membacanya serupa
dengan mushaf Utsmani.
Q.S: al-Taghabun
Terkait dengan surat ini, terdapat perbedaan bacaan dalam ayat
ke-9, dalam mushaf Utsmani, yukaffir dan yudkhilhu, dengan ya.
Akan tetapi Na>fi dan Ibn A>mir membacanya dengan tukaffir dan
yudkhilhu.
Q.S: al-Thalaq
Dalam ayat 11 surah al-Thala>q, Na>fi dan Ibn A>mir
membacanya dengan nudkhilhu, sedangkan yang lainnya membacanya
dengan yudkhilhu sebagaimana yang terdapat dalam mushaf Utsmani.
Q.S: al-Tahrim
Dalam ayat 3, al-Kasai membaca redaksi Arafa badhlahu
dengan membaca ra tanpa tasydid. Sedangkan yang lain membacanya
dengan Arrafa badhlahu, atau tetap mentasydidkan ra seperti yang
terdapat dalam mushaf Utsmani. Dalam ayat 8, Abu Bakr membacanya
dengan Nushu>ha>, sedangkan yang lain dengan Nashu>ha>,
seperti yang tertera dalam mushaf Utsmani. Dalam ayat 12, Abu Amir
dan Hafsh membaca kutubihi sebagai kalimat jama, sedangkan yang
lainnya membacanya sebagai kalimat mufrad (kitabihi).
Q.S al-Mulk
Dalam ayat 3, Hamzah dan al-Kasai membaca tafawwut, atau
mentasydidkan waw. Sedangkan yang lainnya membacanya dengan
tafa>wut, seperti yang ada dalam mushaf Utsmani. Pada ayat 29, alKasai membaca fasatalamu>na dengan fasayalamu>na.
Q.S Nun dan al-Qalam
Pada ayat 14, Abu Bakar dan Hamzah membaca a an ka>na ,
sedangkan Abu Amr dengan satu hamzah an ka>na, lalu Ibn
Dzakwa>n membaca tanpa hamzah , dan Hisyam membacanya dengan

kaidah mad yang penjelasannya telah dijelaskan pada bab sebelumnya,


dan qa>ri yang lain membacanya demikian.
Pada ayat 51, Na>fi membaca liyazliqu>na dengan memfathahkan
ya, sedangkan yang lainnya membacanya liyuzkiqu>na atau dengan
mendhommahkan ya.
Q.S: al-Haqqah
Abu amr dan al-Kasai membaca redaksi min qibalahu pada ayat 8
dengan mengkasrahkan qaf dan memfathahkan ba, sedangkan yang
lainnya membacanya dengan min qablahu.
Pada ayat 18, al-Kasai dan Hamzah membaca redaksi la> yakhfi>
minkum dengan ya, sedangkan yang lainnya membacanya dengan la>
takhfi> minkum. Sebagaimana yang telah disepakati dalam mushaf
Utsmani.
Pada ayat 41 dan 42, Ibn Katsir dan Ibn A>mr membaca qali>lan
ma> yuminu>n dan qali>lan ma> yadzakkaru>n atau dengan
membaca keduanya dengan ta, sedangkan yang lainnya membacanya
dengan ya qali>lan ma> tuminu>n dan qali>lan ma>
tadzakkaru<n, hal ini yang juga disampaikan oleh al-Naqa>sy dari alAkhfa>sy dari Ibn Dzakwa>n.
Q.S: al-Maarij
Pada ayat 1, Na>fi dan Ibn Amr membaca redaksi saala dengan
tetap mencantumkan alif sa>kinah sebagai pengganti hamzah,
sedangkan yang lain membacanya dengan hamzah.
Pada ayat 4, al-Kasai membaca yaruju sedangkan yang lainnya
membacanya dengan ta, taruju.
Pada ayat 11, Na>fi membaca man adza>b yaumaidzin sedangkan
yang lainnya membacanya dengan min adza>bi yaumaidzin.
Pada
ayat
16,
Hamshah
membaca
taza>atan
dengan
menashabkan, sedangkan yang lainnya taza>atun dengan merafakan.
Pada ayat 33, Hafshah membaca bi syaha>da>tihim dengan alif
jama, sedangkan yang lainnya tanpa alif.
Q.S: Nuh
Na>fi, A>shim dan Ibn A>mir membaca redaksi wa waladahu
pada ayat 21, sedangkan yang lainnya membaca wa wuldahu.
Pada ayat 23, Na>fi membaca wudda> sedangkan yang lainnya
wadda>.
Pada ayat 25, Abu Amru> membaca mimma> qadhla>ya>hum
sedangkan yang lainnya membaca qadhla>yata>hum.
Q.S: al-Jin
Pada ayat 17, al-Kufiyyu>n membaca yaslikuhu dengan ya
sementara yang lainnya membacanya dengan ta taslikuhu.
Pada ayat 19, Na>fi dan Abu Bakar membaca wa Innahu> lamma,
dengan mengkasrahkan lam, sedangkan yang lainnya membacanya
dengan wa annahu> lamma. Hisya>m, pada redaksi alaihi lubada>

dengan mendhammahkan lam, sedangkan yang lainnya mengkasrahkan


lam sehingga bacaannya alaihi Libada>.
Q.S: al-Muzammil
Pada ayat 6, Abu amr dan Ibn A>mir membaca redaksi asyaddu
withaa>. Sedangkan qari yang lainnya membacanya dengan asyaddu
watha>.
Pada ayat 9, Abu Bakar, Ibn A>mir, Hamzah dan al-Kasai membaca
redaksi rabb al-Masyriq dengan mengkhafidhkan ba. Sedangkan yang
lainnya membacanya dengan rabbu al-Masyriq, dengan mengrafakan
ba.
Q.S: al-Mudatstsir
Pada ayat 5, Hafshah membaca redaksi al-Rujza, sedangkan yang
lainnya membacanya dengan al-Rijza.
Pada ayat 50, Na>fi dan Ibn A>mir membaca Mustanfirah dengan
memfathahkan fa, sedangkan yang lainnya mengkasrahkannya.
Q.S: al-Qiyamah
Pada ayat 15, Qunbul membaca la> Uqsimu biyaumin tanpa alif,
setelah La>m begitu yang ia riwayatkan dari al-Naqqa>sy dari Abi
Rabi>ah yang diriwayatkan dari al-Bazzi>. Sementara yang lainnya
membacanya dengan alif dan tidak ada perdebetan di antara yang
membaca seperti pendapat yang kedua ini.
Pada ayat 7, Na>fi membaca faidza> bariqa dengan
memfathahkan ra sehingga faidza> baraqa sedangkan yang lainnya
membacanya dengan bariqa.
Pada ayat 20 dan 21, al-Kuffiyyu>n membaca bal tuhibbu>n dan
wa tadzaru>na sedangkan yang lainnya membacanya dengan bal
yuhibbu>n dan wa yadzaru>na.
Pada ayat 37, Hafsh membaca min manni yumna> dengan ya,
sedangkan yang lainnya membacanya dengan ta yakni min manni
tumna>.
Q.S: al-Insan
Pada ayat 4, Na>fi, al-Kasai, Abu bakr, dan Hisya>m, mereka
membaca sala>sila dengan tanwin dan mewaqafkan dengan alif.
Sedangkan tanpa tanwin (seperti yang tertera dalam mushaf utsmani),
sedangkan Hamzah, Qunbul, dan Hafsh membaca dari bacaanku, dari
Abu Fath yakni tanpa Alif, begitu juga yang disampaikan oleh alNaqqa>sy dari Abi Rabi>ah dari al-Bazzi dari al-Akhfasy dari Ibn
Dzakwa>n. Namun yang lainnya mewaqafkan dengan alif dan
menyambungnya dengan fathah.
Q.S: al-Mursalat
Pada ayat 6, Al-Hurmaya>ni, Abu A>mir dan Abu Bakr membaca Au
Nudzran dengan mendhommahkan dzal, (au nudzuran) sedangkan yang
lainnya membacanya dengan mensukunkan huruf dzal (au Nudzran).

Pada ayat 11, Abu Amru membaca uqqitat dengan waw


(wuqqitat), sedangkan yang lainnya membacanya dengan hamzah seperti
yang ada dalam mushaf uqqitat.
Pada ayat 23, Na>fi dan al-Kasai membaca redaksi faqadarna
dengan mentasydidkan huruf dal, sehingga bacaannya menjadi
faqaddarna, namun yang lainnya membacanya dengan ringan seperti
yang ada dalam mushaf.
Q.S: al-Naba - al-Balad
Pada ayat 23 (surah al-Naba), Hamzah membaca redaksi
la>bitsi>na dengan alif, sehingga ia dibaca panjang, sedangkan yang
lainnya membaca tanpa alif.
Pada ayat 18 surah al-Na>ziat, al-Hurmaya>ni membaca redaksi an
tazakka> dengan mentasydidkan huruf za, sedangkan yang lainnya
membacanya dengan ringan.
Surah Abasa ayat 4, Ashim membaca redaksi fatanfaahu dengan
menashobkan huruf ain, sedangkan yang lainnya merafakannya.
Pada ayat 6, al-Hurmiya>ni membaca lahu> tashadda> dengan
mentasydidkan huruf sha>d, sedangkan yang lainnya membacanya
dengan datar sebagaimana yang ada pada mushaf.
Pada ayat 25, al-Ku>fiyyu>n membaca redaksi inna> shababna>
dengan
mentasydidkan
hamzah,
sedangkan
yang
lainnya
mengkasrahkannya.
Surah al-Takwi>r ayat 6, Ibn Katsir dan Abu Amr membaca sujjirat
dengan membacanya datar tanpa tasydi>d, sedangkan yang lainnya
mentasydidkan.
Pada ayat 12, Na>fi, Hafsh, dan Ibn Dzakwa>n membaca redaksi
suirat dengan mentasydidkan huruf ain, sedangkan yang lainnya
membacanya datar.
Pada ayat 24, Ibn Katsir, Abu Amr, dan al-Kasai membaca redaksi
bidzanni>na dengan huruf dza, sedangkan yang lainnya membaca
dengan huruf dhladh.
Surah al-infitha>r ayat 7, al-Kufiyyu>n membaca redaksi faadalak
dengan membaca huruf dal tanpa tasydi>d, sedangkan yang lainnya
mentasydidkannya.
Ayat 19, Ibn Katsir dan Abu Amr membaca redaksi yauma la>
tamliku dengan merafakan huruf mim (yaumu) dan yang lainnya
menashabkannya.
Surah
al-Tath>fi>n
ayat
26,
al-Kasai
membaca
kalimat
khita>muhu dengan alif setelah huruf kha, sedangkan yang lainnya
mengkasrahkan huruf kha dan alif setelah ta.
Pada ayat 31, Hafsh membaca redaksi fakihi>n dengan tanpa alif,
sedangkan yang lainnya membacanya dengan alif.
Surah al-Insyiqa>q ayat 19, Ibn Katsir, Hamzah dan al-Kasai
membaca latarkabunna dengan memfathahkan huruf ba, sedangkan
yang lainnya mendhammahkan.
Surah al-Buru>j ayat 15, Hamzah dan al-Kasai, membaca dzu>
al-arsy al-maji>d dengan mengkhafidhkan huruf dal, sementara yang
lainnya merafakannya.

Pada ayat 22, Na>fi membaca redaksi mahfu>dz dengan


merafakan huruf dza> sedangkan yang lainnya mengkhafidhkan.
Surah al-Tha>riq ayat 4, A>shim, Ibn Amir, dan Hamzah membaca
lamma> alaiha> dengan mentasydidkan huruf mim, sedangkan yang
lainnya membacanya dengan datar.
Surah al-Ala> azza wa jalla> ayat 3, al-Kasai membaca redaksi
walladzi qaddara dengan mentakhfifkan huruf dal, sedangkan yang
lainnya mentasydidkannya.
Ayat 16, Abu Amr membaca redaksi bal yutsiru>n (dengan ya)
sedangkan yang lainnya membacanya dengan ta bal tutsiru>n.
Surah al-Gha>syiyah ayat 4, Abu Bakr dan Abu Amr membaca
tashla> na>ran dengan mendhammahkan huruf ta (tushla> na>ran),
sedangkan yang lainnya membacanya dengan memfathahkannya.

Anda mungkin juga menyukai