b.
c.
d.
e.
f.
g.
Khalid al-Baghdadi (w. 240) dan Abu Umar yakni Hafs al-Duri alNahwi (w. 246). Adapun Guru al-Kisai antar lain Hamzah bin Hubaib,
Isa al-Hamdani dan dari para ahli Kufah.
Pembahasan: Dikr al-Istiadzah
Membaca istiadzah dengan lafad sesuai
dengan al-Quran yakni surat al-Nahl ayat 98 dan sebuah hadis yang
diriwayatkan oleh Nafi bin Jubair dari Nabi. Dan tidak ada perbedaan
pendapat tentang membaca secara keras istiadzah baik membaca diawal
al-Quran atau ditengah al-Quran atau yang lainnya. Riwayat dari Ishaq
al-Musayyabi mengungkapkan bahwa Nafi mempelankan bacaan
istiadzah ketika membaca al-Quran secara keseluruhan. Riwayat Sulaim
mengatakan bahwa Hamzam mengeraskan istiadzah hanya pada surat
al-Fatihah dan selain surat tersebut dipelankan. Menurut Khalaf dan
Khallad bahwa imam Hmazah memperbolehkan membaca istiadzah
secara pelan atau keras ketika membaca al-Quran.
Pembahasan: Dikr al-Tasmiyah.
Terdapat perbedaan dalam membaca basmalah diantara dua surat.
Ibn Kasir, Qalun, Asim dan al-Kisai membaca basmalah diantara dua
surat secara keseluruhan, kecuali diantara surat al-Anfal dan Baraah dan
imam Qurra tidak berbeda pendapat untuk tidak membaca basmalah
diantara kedua surat tersebut. Selain tiga ulama di atas, tidak membaca
basmalah diantara dua surat. Hamzah menyambungkan (wasal) akhir
surat dengan awal surat tanpa membaca basmalah. Dalam madzhab
Waras, Abu Amr dan Abu Amir adalah dengan cara saktah tanpa
basmalah dan ada yang membaca fasal (memisah) dengan basmalah di
antara empat surat yakni surat al-Mudatsir dan surat al-Qiyamah surat
al-Infithar dan surat al-mutaffifin surat al-Fajr dan surat al-Balad surat
al-Asr dan al-Humazah. Tidak ada perbedaan dalam membaca basmalah
pada awal surat al-fatihah. Sedangkan membaca ayat yang terletak di
tengah surat maka ada kebebasan kepada pembaca untuk membaca
basmalah atau tidak.
Pembahasan: Surah Ummu al-Quran.
Imam Asim dan al-Kisai membaca malik dengan alif, sedangkan
imam lainnya tanpa alif. Khalaf membaca al-sirat dan sirat dengan
ismam hurf pada huruf , sedangkan Khalad membaca ismam pada
al-sirat saja, sedangkan Qunbul membaca dengan adapun imam
lainnya membaca dengan Dalam jama Imam Hamzah membaca
alaihim, ilaihim, ladaihim dengan dhammah huruf sedangkan
disemua tempat dalam al-Quran, imam lainnya membaca kasrah.
jama terletak sebelum huruf hidup, Ibn Kasir dan Qalun membaca
dhammah pada jama dan menghubungkannya dengan sukun, baik
setelahnya berupa hamzah qatha atau bukan, sedangkan Waras
membaca dhammah jama dan menyambungkannya dengan bila
bertemu
hamzah
qatha,
sedangkan
Imam
qiraat
lainnya
membaca sukun mim jama. jama terletak setelah huruf mati dan jika
sebelumnya berupa , dan sebelum berupa kasrah atau sukun, maka
Hamzah dan al-Kisai membaca dhammah ha dan bila jika diwashalkan,
dan membaca kasrah apabila diwaqafkan. Abu Amr membacanya
dengan kasrah jama, sedangkan imam lainnya membaca kasrah
dan dhammah
jama ketika washal.
dan
ketika
waqaf mereka
membaca kasrah dan sukun jama.
Pembahasan: Dua Huruf Yang Sama Pada Satu Kata Atau Dua
Kata
Ketahuilah bahwa Abu `Amr tidak mengidhgamkan 2 huruf yang
sama pada satu kata kecuali hanya pada 2 ayat. Yakni yang pertama,
pada surah al-Baqarah (QS. 2:200) manaasikakum. Dan yang kedua,
pada surah al-Muddatstsir (QS. 74:42) maa salakakum.Dan selain
daripada itu, ia membacanya dengan jelas (idzhar), seperti jibaahuhum,
wujuuhuhum, atuhaajjuunanaa, dan yang serupa dengan itu.
Dan adapun jika ada 2 huruf yang sama pada 2 kata, maka huruf
yang pertama di-idhgam-kan kepada huruf yang kedua. Sama halnya
huruf sebelumnya itu bersukun atau berharakat, pada semu ayat AlQur`an. Sebagai contoh: fiihi hudan, innahuu hua, an ya`tiya
yaumun, dan selainnya. Kecuali pada firman-Nya dalam surah Luqman:
falaa yahzunka kufruhuu (QS. 31:23), ayat ini tidak di-idhgam-kan
karena adanya nun sukun sebelum huruf kaf, maka ia harus dibaca
samar. Dan adapun jika huruf yang pertama dari 2 huruf yang sama itu
bertasydid, bertanwin, sebagai ta mukhatab, atau mutakallim, seperti
firman-Nya: uhilla lakum, ummi muusaa, kuntu turaaban, dan yang
serupa dengan itu, maka tidak diidhgamkan.
Dan jika mu`tal, seperti pada firman-Nya: wa man yabtagi ghayral
islaami diinan, yakhlu lakum, dan wa in yaku kaadziban, maka para
ulama qurra` berbeda pendapat. Madzhab Ibnu Mujahid dan pengikutnya
membacanya dengan idzhar (jelas), sedangkan madzhab Abu Bakr adDajuni dan selainnya membacanya dengan idhgam. Dan adapun firmanNya aala luuthin, maka Ibnu Mujahid dan mayoritas ulama Baghdad
membacanya dengan idzhar. Sedangkan yang lain membacanya dengan
idhgam.
Para ulama qurra` berbeda pendapat mengenai huruf waw dari
kata huwa. Jika huruf ha sebelumnya didhammah, kemudia bertemu
huruf yang sama, seperti firman-Nya: illaa huwa walmalaaikatu,
ka`annahuu huwa wa uutiinal `ilmu, dan yang serupa dengan itu, maka
Ibnu Mujahid membacanya dengan idzhar. Sedangkan yang lain
membacanya dengan idhgam. Dan Ibnu Mujahid dan selainnya sepakat
membaca secara idhgam jika ada huruf ya bertemu dengan huruf ya.
Seperti pada firman-Nya: an ya`tiya yawmun dan nuudiya
yaamuusaa. Dan adapun firman-Nya: wallaa`iy ya`isna pada surah
ath-Thalaq (QS. 65:4), bagi madzhab yang menggantu huruf hamzah
dengan ya sukun, maka tidak boleh membacanya dengan idhgam.
Pembahasan: Penyebutan Dua Huruf Yang Hampir Sama Pada
Satu Kata Atau Dua Kata
adapun jika berhenti pada huruf ra yang dikasrah, maka terbagi dua:
jika dihilangkan harakatnya, maka ia dibaca tipis seperti jika
membacanya secara sambung. Dan jika membaca waqaf dengan sukun,
maka ia dibaca tebal, selama tidak ada sebelumnya huruf yang berkasrah
atau ada ya sukun. Seperti pada firman-Nya: munhamir dan
nadziir. Berdasarkan bacaan Warasy, maka semua kata ini dibaca tipis.
Pembahasan: Penyebutan Huruf Lam
Ketahuilah bahwa madzhab Warasy membaca tebal huruf lam
yang berharakat fathah, dan huruf sebelumnya ialah: shad, dza`, dan
tha`. Ketiga huruf ini harus berharakat fathah atau sukun, bukan yang
lain. Sebagai contoh:
1. Shad. ash-shalaatu, mushallaa, fayushallibu, dan yang
serupa dengan itu.
2. Dza`. idzaa udzlima, yudzlamu, bidzallaamin, dan yang
serupa dengan itu.
3. Tha`. ath-thalaaqu, mu`aththilatin, bathlun, dan yang
serupa dengan itu.
Dam jika lam bertemu dengan shad yang berada pada awal
suatu ayat, dan ia diakhiri dengan huruf ya, sebagai contoh: shallaa
dana fashallaa, maka boleh dibaca tebal atau tipis. Demikian pula
halnya jika huruf lam didahului dengan ketiga huruf tersebut di atas,
lalu ia dibaca waqaf, maka ia boleh dibaca tebal atau tipis.
Sedangkan yang lain membaca huruf lam yang berfathah dengan
tipis bagaimanapun keadaannya. Dan mereka sepakat untuk membaca
tebal pada nama Allah swt. disertai dengan baris fathah dan dhammah.
Seperti
pada
firman-Nya:
qaalallaahu,
rusulullaahi,
qaalullaahumma, dan yang serupa dengan itu. Dan dibaca tipis jika
huruf sebelumnya berbaris kasrah dan dibaca sambung. Seperti pada
firman-Nya: bismillaahi, alhamdu lillaahi qulillaahumma, dan yang
serupa dengan itu.
Pembahasan: Penyebutan Waqaf Pada Akhir Kalimat
Ketahuilah bahwa biasanya, semua ulama qurra` jika berhenti pada
akhir kalimat yang berharakat jika dibaca sambung, maka ia
membacanya dengan sukun jika berhenti. Tidak ada yang lain. Namun,
pada dasarnya, ada riwayat yang bersumber dari para ulama Kufah dan
Abu `Amr bahwa jika berhenti pada suatu kalimat, maka harus ada
isyarat yang menunjukkan harakat huruf tersebut, baik itu secara
isymam atau ruum. Sedangkan yang lain tidak mendapatkan riwayat ini.
Adapun dengan membacanya secara ruum, yakni hanya
melafadzkannya dengan suara yang samar-samar. Tidak menyebutkan
harakatnya secara jelas. Sedangkan secara isymam, yakni mulut seolaholah menyebut harakat dhammah setelah mensukunkan huruf tersebut.
Adapun ulama qurra` yang membacanya dengan ruum, maka kalimat
tersebut harus berbentuk rafa`, dhammah, jar, dan kasrah. Tidak dibaca
demikian jika kata itu berbentuk nashab atau fathah. Dan adapun ulama
qurra` yang membacanya dengan isymam, maka kalimat tersebut harus
berbentuk rafa` dan dhammah. Bukan yang lain.
Berbeda dengan para imam selain tiga imam tersebut, mereka membaca
huruf ya dengan harakat fathah, tanpa meng-imalah-kan.
Contoh yang terakhir seperti kalimat yang dibaca
berbeda oleh para imam besar qurra. Imam Ibn Amir, Imam Hamzah
dan Imam al-Kisai membaca huruf nun pada kalimat di atas dengan
harakat kasrah, sehingga kalimat di atas dibaca ( wa laakini
asy-Syayaathin). Namun, imam qurra yang lain tidak membaca huruf
nun dengan harakat kasrah, tetapi dengan harakat fathah, sehingga
kalimat di atas dapat dibaca menjadi ( wa laakinna asySyayathin). Dari kedua bacaan di sini dapat dilihat perbedaan dasarnya.
Bacaan yang pertama membaca huruf nun dengan harapat kasrah,
sedangkan bacaan kedua membaca huruf nun dengan harakat fathah.
Dari semua paparan contoh di atas maka dapat difahami bahwa
bacaan qiraah sabah yang dipaparkan di sini bergerak pada masalah
perbedaan laggam, cara pengucapan dan sifatnya, seperti izhar, idgam,
waqaf dan lain-lain yang diambil dari cara baca ketujuh imam qurra.
Perbedaan Qiraat dalam Surat Ali Imran
Perbedaan qiraat yang dipaparkan oleh Abu Amr pada surat Ali
Imran tetap dengan metode yang sama yaitu menyampaikan sisi yang
berbeda saja, tanpa menuliskannya secara lengkap dalam satu ayat.
Misalkan cara membaca kalimat yang mana dua kalimat
tersebut dibaca dengan huruf yaoleh Imam Hamzah dan Imam al-Kisai.
Namun imam qurra selain mereka berdua, mereka membacanya dengan
huruf ta. Jadi, dua kalimat tersebut dibaca ( satughlabun wa
tukhsarun). Dua perbedaan bacaan ini tidak mendapatkan penjelasan
secara mendalam dari Abu Amr, dia hanya memaparkan perbedaan
qiraat secara deskriptif dan singkat.
Kemudian pada kalimat yang berbunyi , pada kalimat ini juga
terdapat perbedaan qiraat. Al-Kufiyun membaca huruf fa pada kalimat
tersebut dengan memasukkan tasydid, sehingga dibaca
( wa
kaffalaha). Berbeda dengan ulama selain al-Kufiyun, mereka membaca
huruf fa dengan takhfif, artinya tidak diberi huruf tasydid, sehingga
dibaca
( wa kafalaha). Dari contoh ini juga Abu Amr hanya
memberikan perbedaan qiraat para imam dan tidak memberikan alasan
lebih mendalam tentang dasar perbedaan qiraat mereka.
Perbedaan Qiraat yang lain terdapat pada kalimat . Pada
kalimat tersebut, Imam Nafi membaca huruf Hamzah yang pertama
dengan harakat kasrah, sehingga dibaca ( inni akhluqu). Namun
ulama selain Imam Nafi membaca huruf hamzah yang pertama dengan
harakat fatha, sehingga dibaca ( anni akhluqu). Perbedaan dari
kedua qiraat tersebut terdapat pada cara membaca huruf hamzah pada
kalimat anni. Yang pertama membaca dengan harakat kasrah dan yang
kedua membaca dengan harakat fatha.
Pembahasan Utama:
Aplikasi Qiraat Dalam Pembacaan Ayat Al-Quran
(Nb: Nomor angka Seperti: 78. 89, 123, 124 atau nomor lainnya
menunnjukkan ayat dalam sebuah surat, bukan nomor urut)
Q.S. AL-Baqarah
Q.S: Al-Maidah
2 Abu Amr dan Ibnu Amir membaca< > terdapat dalam dua
tema (8) 15 dengan mensukun nun dan selebihnya memfathah. Ibnu
Katsir dan Ibnu Amr < > dengan mengkasrah huruf hamzah dan
selebihnya dengan fathah
6 nafi, ibnu amr, al-kassai, dan hafsh < >dengan menashab
lam dan selebihnya dengan jar
42 Ibnu Katsir, Abu Amr, dan al-Kassai < >terdapat sepertiha
tema (ayat 62 dan 63) dengan mendhammah ha dan selebihnya disukun
57 Abu Amr dan al-Kassai < > dengan memotong ra dan
selebihnya di nashab
9 89 Ibnu Dzakwan < > dengan alif di takhfif, Abu
Bakar/Hamzah/al-kassai mentakhfif tanpa alif dan selebihnya di tasydid
tapa alif
15 107 Hafsh < > dengan memfathah ta, ha dan apabila
dimulai alif kasrah dan selebihnya dengan ta dhammah dan ha kasrah
dan apabila dimulai dengan alif dhmmah. Abu Bakar dan Hamzah <
>dengan menggunakan jama dan selebihnya <18 < yang kedua.
3 27 Hamzah dan Hafsh< > <>dengan menashab ba dan
nun dan Ibnu Amir < >dengan hanya menashab dan selebihnya
dengan rafa
32 Ibnu Amir < > dengan menggunakan lam salah satunya
dan memotong ta dan selebihnya 6 tanpa mim dan merafa ta. Nafi dan
Ibnu Amir memotong< > terdapat pada surah al-araf:169 dengan
huruf Ta dan selebihnya huruf Ya
33 Nafi dan al-Kassai < > ikhfa dan selebihnya bertasydid
9 40 Nafi < >dan < >dan < >dan < >dan yang
serupa dengannya apabila sebelum ra dan hamzah dengan meringankan
hamzah yang berada setelah ra dan al-Kassai menganggap salah kata
dasarnya dan dia membenarkan selebihnya dan Hamzah apabila waqaf
maka disepakati
12 44 Ibn Amir < > terdapat pada surah al-araf dan surah
al-Qamar:11 dan < >terdapat pada surah al-Anbiya:96 dengan
mentasydid huruf ta pada huruf tersebut dan yang lain di takhfif
10 52 Ibn Amir < >terdapat pada surah al-Kahfi:28 dengan
men-dhammaah waw dan ghain dan yang selebihnya dengan mem-fathah
alif dan ghain
54 Ashim dan Ibn Amir < > <> dengan mem-fathah
18 kedua hamzah, menurut Nafi dengan mem-fathah yang awalnya saja
dan selebihnya dengan kasrah
55 Abu Bakar, Hamzah, dan al-Kassai < >dengan huruf ya dan
selebihnya dengan ta, Nafi < > dengan menashab lam dan
selebihnya dengan rafa
57 al-Hirmayani dan Ashim < >dengan shad yang dipotong dan
selebihnya dengan huruf Dha 3 dengan mengkasrah dan mewaqafnya
tanpa diikuti oleh huruf ya
21 Hamzah <> dan < >dengan alif dan selebihnya
dengan huruf ta
63 Abu Bakar < >terdapat pada surah al-Araf:55 dengan mengkasrah huruf kha dan selebihnya dengan dhammah. Orang-orang Kufi <
> dengan alif tanpa ya dan selebihnya dengan ya dan ta
64 orang-orang kufi dan hisyam < > dengan men-tasydid
dan selebihnya men-takhfif
68 Ibn Amir < > dengan tasydid dan selebihnya di takhfif
12 80 Nafi, Ibn Amr, berbeda dengan Hisyam < >dengan
men-takhfif nun dan selebihnya dengan tasydid
83 al-Kufiyun < > terdadat dalam surah Yusuf: 76 15 dengan
tanwin dan selebihnya tanpa tanwin
87 Hamzah dan al-Kassai < >terdapat pada surah shad:48
dengan Lam yang ditasydid dan Ya sukun dan selebihnya dengan
mensukun salah satu lam dan mem-fat-hah Ya
90 Ibn Dzakwan < > dengan mengkasrah ha dan
meyambungnya, dan menurut Hisyam dengan mengkasrahnya tanpa
menyambungnya dengan hamzah, dan al-kassai menghapus kedua huruf
Ha dan selebihnya dengan huruf sukun
91 Ibnu Katsir dan Abu Amr < > dengan huruf
Ya pada ketiganya dan selabihnya dengan Ta
92 Abu Amr < > dengan Ya dan selebihnya dengan Ta
94 Nafi, Hafsh, dan al-Kassai < > dengan menashab Nun
dan selebihnya dirafa
95 < > telah disebutkan
96 orang-orang Kufi < >atas wazan < ><> dengan
menashab lam dan selebihnya < >dengan wazan < >dan menjar
lam <>
98 Ibnu Katsir dan Ibnu Amr < >dengan mengkasrah Qaf dan
selebihnya dengan fat-hah
99 Hamzah dan al-Kassai < > dalam dua tema terdapat pada
surah yasin:35 dengan mendhammah keduanya dan selebihnya dengan
fat-hah
100 nafi < >dengan mentasydid ra dan selebihnya dengan
fat-hah
105 Ibnu Katsir dab Abu Amr < >dengan ali dan ta fathah,
menurut Ibnu Amir tanpa ta dan sin fathah dan mensukun ta dan
selebihnya tanpa alif dan mensukun sin dan memfathah ta
109 Ibnu Katsir, Abu Amr, dan Abu Bakar berbeda pendapat <
>dengan mengkasrah hamzah dan selebihnya dengan fathah. Ibnu
Amir dan Hamzah < > dengan ta dan selebihnya dengan ba
Q.S al-Anam ayat 111: Imam Nafi dan Ibn Amir membaca ayat
Kullu syaiin Qibala dengan huruf Qaf berbaris bawah (katsrah) dan
huruf ba berbaris atas (fathah), Sedangkan al-Baqun membacanya
dengan huruf Qaf berbaris dhommah, sehingga menjadi kullu syaiin
Qubula.
Q.S al-Anam ayat 114: Imam Ibn Amir dan Hafs membaca ayat
innahu munazzalun dengan tasydid, sedangkan al-Baqun membacanya
dengan mukhaffah (ringan).
Q.S al-Araf ayat 98: Imam Harmayan (red. julukan ) dan Ibn Amir
membaca ayat au amina dengan waw disukunkan, adapun al-Baqun
membacanya dengan waw di fathahkan menjadi awa amina.
Q.S al-Araf ayat 112: Imam Hamzah dan Kisai membaca ayat
bikulli sahhaarin dengan mad alif setelah huruf ha , adapun al-Baqun
membacanya dengan mad alif setelah huruf sin, menjadi bi kulli
saahirin.
Q.S al-Araf ayat 113: Imam Harmayan dan Hafs membaca ayat
inna lana la ajra dengan maksud khabr, sedangkan al-Baqun
membacanya dengan maksud istifham, menjadi a inna lana ajra.
Q.S al-Araf ayat 117: Imam Hafs membaca ayat talqafu dengan
lam sukun, namun al-Baqun membacanya dengan fathah di lam, menjadi
talaqafu.
Q.S al-Araf ayat 128: Imam Harmayan membaca ayat sanaqtulu
dengan huruf nun fathah dan ta dhommah, namun al-Baqun membacanya
dengan nun dhammad dan ta katsroh, menjadi sanuqtilu.
Q.S al-Araf ayat 137: Abu Bakar dan Ibn Amir membaca ayat
yarusyun, adapun al-Baqun membacanya dengan ra difathahkan
menjadi yarasyun.
Q.S al-Araf ayat 138: Imam Hamzah dan Kisai membaca yakifun
dengan kaf dikastrahkan, adapun al-Baqun membacanya dengan kaf di
dhommahkan menjdi yakufun.
Q.S al-Araf ayat 141: Imam Ibn Amir membaca ayat wa idz
anjakum, adapun al-Baqun membacanya wa idz anjainaakum dengan
tambahan ya nun alif. Nafi membaca yaqtuluna abnaakum sedangkan
al-Baqun membacanya yuqootiluna abnaakum dengan ya dhommad
dan qaf kastroh.
Q.S al-Araf ayat 143: Imam Hamzah dan kisai membaca ayat
jaalahu dakka
dengan mad, sedangkan al-Baqun membacanya
dengan tanwin dibagian akhir menjadi jaalahu dakkan.
Q.S al-Araf ayat 148: Imam Hamzah dan Kisai membaca ayat min
hilliyihim dengan ha baris bawah, adapun al-Baqun mendhommahkan
huruf ha, menjadi min hulliyihim
Q.S al-Araf ayat 149: Imam Hamzah dan Kisai membaca ayat
tarhamna rabbana wa taghfir lana, adapun al-Baqun membacanya
dengan ya dan mendhommahkan ba, menjadi yaghfirlana rabbuna
Q.S al-Araf ayat 157: Imam Ibn Amir membaca ayat anhum
asraahum dengan alif maksud jama, adapun al-Baqun membacanya
dengan alif kasroh tanpa alif setelah shad untuk makna satu (tauhid),
sehingga menjadi anhum israhum.
Q.S al-Araf ayat 161 : Imam Naf dan Ibn Amir membaca ayat
tughfaru lakum dengan ta dhommah dan fa fathah, adapun al-Baqun
membacanya nun fathah dan fa kasroh menjadi naghfir lakum.
Q.S al-Araf ayat 165: Imam Nafi membaca ayat biadzabin biisin,
Abu Bakr membacanya baiasun namun al-Baqun membacanya dengan
baiisin dengan ba fathah dan hamzah katsroh.
Q.S al-Araf ayat 193: Imam Nafi membaca ayat la yatbaukum
namun al-Baqun membacanya dengan tasydid menjadi la yattabiukum.
Q.S AL-ANBIYA
Bacaan lafaz pada surat al-anbiya ayat 4 HAFS, HAMZAH
dan AL-KISAI membaca dengan AL BAQUN (Imam yang lain) membaca
dengan tanpa
Bacaan lafaz ayat 7 dan ayat 25 HAFS, HAMZAH
dan AL-KISAI membaca dengan dan di kasrah AL BAQUN (Imam
yang lain) membaca dengan dan di fathah
Bacaan lafaz ayat 30 IBN KATSIR membaca dengan
tanpa setelah AL BAQUN (Imam yang lain) membaca dengan setelah
197. Ibnu `Amir membaca awalam yakun dengan huruf ta, dan
lahum aayatun dengan rafa`. Sedangkan yang lain dengan memakai
ya dan menashabnya.
217. Nafi` dan Ibnu `Amir membaca fatawakkal dengan huruf
fa, sedangkan yang lain dengan waw.
Q.S. al-Naml
7. Para ulama Kufah membaca bisyihaabin dengan tanwin,
sedangkan yang lain tidak bertanwin.
21. Ibnu Katsir membaca aw laya`tiyannii dengan dua huruf
nun, nun yang pertama difathah dan bertasydid. Sedangkan yang lain
cuma satu huruf nun, dikasrah dan bertasydid.
22. `Ashim membaca famakatsa dengan memfathah kaf-nya,
sedangkan yang lain mendhammahnya. Al-Bizzi dan Abu `Amr membaca
min saba`in dan pada surah Saba` (QS. 34:15) dengan memfathah
hamzah pada keduanya tanpa bertanwin. Qunbul mensukun keduanya
karena waqaf. Sedangkan yang lain menjarnya dan bertanwin.
25. al-Kisa`I membaca allaa yasjuduu dengan tidak mentasydid
lam-nya, sedangkan yang lain mentasydidnya. Hafsh dan al-Kisa`I
membaca maa yukhfuuna wa maa yu`linuuna dengan ta, sedangkan
yang lain dengan ya.
28. `Ashim, Abu `Amr, dan Hamzah membaca fa`alqih ilaihim
dengan mensukun huruf ha. Sedangkan Qalun menkasrahnya.
44. Qunbul membaca `an saaqayhaa, pada surah Shad (QS.
38:33) bissuuqi, dan pada surah al-Fath (QS. 48:29) `alaa suuqihii,
dengan memakai hamzah pada ketiga-tiganya. Sedangkan yang lain tidak
memakai hamzah.
49. Hamzah dan al-Kisa`I membaca lanubayyitannahuu dan
tsumma lanaquulanna dengan ta pada keduanya, mendhammah ta
yang kedua, da mendhammah lam yang kedua. Sedangkan yang lain
dengan memakai nun dan memfathah ta dan lam.
51. Para ulama Kufah membaca innaa dammarnaahum dengan
memfathah hamzah-nya. Sedangkan yang lain menkasrahnya.
59. `Ashim dan Abu `Amr membaca khairun ammaa yusyrikuun
dengan ya, sedangkan yang lain dengan ta.
62. Abu `Amr dan Hisyam membaca qaliilan maa tadzakkaruun
dengan ya, sedangkan yang lain dengan ta.
82. Para ulama Kufah membaca anna an-naasadengan memfathah
hamzah-nya. Sedangkan yang lain menkasrahnya.
87. Hafsh dan Hamzah membaca wa kullun atawhu dengan tidak
memanjangkan hamzah dan memfathah ta-nya. Sedangkan yang lain
memanjangkan hamzah dan mendhammah ta-nya.
88. Ibnu Katsir, Abu `Amr, dan Hisyam membaca khabiirun bimaa
taf`aluun dengan ya. Sedangkan yang lain dengan ta.
89. Para ulama Kufah membaca min faza`in dengan tanwin,
sedangkan yang lain tanpa tanwin. Para ulama Kufah dan Nafi` membaca
yawma`idzin dengan memfathah mim-nya, sedangkan yang lain
menkasrahnya.
Q.S Al-Qashash
8. Hamzah dan al-Kisa`I membaca `aduwwan wa hazanan dengan
mendhammah ha dan mensukun zay-nya. Sedangkan yang lain
memfathah kedua huruf tersebut.
23. Ibnu `Amir dan Abu `Amr membaca hattaa yushdira dengan
memfathah ya dan mendhammah dal. Sedangkan yang lain
mendhammah ya dan menkasrah dal-nya.
29. `Ashim membaca aw jadzwatin dengan memfathah jim-nya.
Hamzah membacanya dengan dhammah. Dan yang lain membacanya
dengan kasrah.
32. Hafsah membaca minarrahbi dengan memfatha ra dan
mensukun ha-nya. Imam Haramain dan Abu `Amr memfathah
keduanya. Dan yang lain mendhammah ra dan mensukun ha. Ibnu
Katsir membaca fadzaanika dengan mentasydid nun-nya, sedangkan
yang lain tidak.
34. Nafi` membaca ma`iya rid`an dengan memfathah dal dan
tanpa ada huruf hamzah. Sedangkan yang lain mensukun dal-nya dan
ada huruf hamzah. `Ashim dan Hamzah membaca yushaddiqunii
dengan merafa` qaf-nya, sedangkan yang lain menjazamnya.
37. Ibnu Katsir membaca qaala muusaa tanpa ada huruf waw,
sedangkan yang lain membacanya dengan wa qaala, dengan huruf
waw.
39. Nafi`, Hamzah, dan al-Kisa`I membaca ilaynaa laa yurja`uun
dengan memfathah ya dan menkasrah jim-nya. Sedangkan yang lain
mendhammah ya dan memfathah jim.
48. Para ulama Kufah membaca qaaluu sahraani dengan
menkasrah sin dan mensukun ha-nya. Sedangkan yang lain
memfathah sin, ada alif setelahnya, dan menkasrah ha-nya.
57. Nafi` membaca yujbaa ilaihi dengan huruf ta, sedangkan
yang lain dengan ya.
60. Abu `Amr membaca afalaa ta`qiluun dengan huruf ya,
sedangkan yang lain dengan ta.
Q.S Surah Al-Ankabut
19. Abu Bakr, Hamzah, dan al-Kisa`I membaca awalam yaraw
kayfa dengan ta, sedangkan yang lain dengan ya. Ibnu Katsir dan
Abu `Amr membaca an-nasy`ata pada surah ini (ayat 20), pada surah
an-Najm (QS. 53:47), dan pada surah al-Waqi`ah (QS. 56:62) dengan
memfathah syin dan ada alif setelahnya. Sedangkan yang lain
mensukun syin dan tidak ada alif setelahnya.
32. Hamzah dan al-Kisa`I membaca lanunajjiyannahuu dengan
tidak bertasydid. Ibnu Katsir, Abu Bakr, Hamzah, dan al-Kisa`I membaca
innaa munajjuuka (ayat 33) juga dengan tidak bertasydid. Sedangkan
yang lain membaca keduanya dengan bertasydid.
42. `Ashim dan Abu `Amr membaca maa yad`uuna dengan ya,
sedangkan yang lain dengan ta.
58. Hamzah dan al-Kisa`I membaca lanubawwi`annahum dengan
huruf tsa yang disukun, tanpa ada hamzah. Sedangkan yang lain
dengan ba yang difathah serta ada hamzah.
Pada lafadz
, Abu Bakr membacanya dengan harakat
dlammah, dan lainnya membaca dengan Nashab [fathah].
Lafadz , Imam Nafi dan Abu Amr membacanya dengan
tambahan Alif sukun sebagai pengganti huruf hamzah, sedangkan Ibnu
Dzakwan tetap membacanya dengan huruf hamzah sukun, sedang imam
lainnya membaca dengan huruf hamzah yang difathah.
Pada lafadz , terdapat beberapa varian bacaan, Hafash dan
Hamzah membacanya dengan mensukun sin dan membaca fathah huruf
kaf, begitu juga dengan al kisai, ia membaca lafadz tersebut fengan
bacaan yang sama hanya saja pada huruf kaf ia membacanya dengan
harakat kasrah, sedang imam qiraat selain mereka membaca huruf sin
dengan harakat fathah dan membaca huruf ka>f dengan harakat kasrah
erta menambahkan alif di antara kedua huruf tersebut,
.
Abu Amr membaca lafadz , tanpa memberikan tanwin
pada pada huruf lam pada lada lafadz tersebut, sedangngkan para imam
yang lain membaca lam dengan tanwin dan meringankannya dengan
tambahan lam-alif, .
Imam hafash, Hamzah dan al Kisa>i membaca lafadz ,
dengan huruf nun dan mengkasrah huf zai, dan pada lafadz ,
mereka membacanya dengan nashab sedang para imam yang lain
membaca dengan huruf ya dan membaca huruf zai dengan
harakat fathah dan pada lafadz , dengan bacaan rafa.
Pada kalimat , Ibnu Katsir, Abu Amr dan Hisyam
membacanya dengan mentasydid
huruf ain tanpa disertai dengan
tambahan alif, dan imam qiraat yang lain memberikan tambahan alif
setelah ba dengan tanpa mentasydid huruf ainnya.
Ibnu Amir dan Hafash membaca kalimat , dengan harakat
dlammah pada huruf wawu, sedang imam yang lain mengganti wawu
dengan hamzah dan membacanya dengan dlammah.
Ibnu Amir dan al Kisa>I membaca lafadz , dalam surat
saba dan lafadz dalam surat al zumar dengan membaca
isymam dlammah pada huruf ha dan si>n, dan imam lainnya dengan
murni kasrah.
Bacaan pada 3 [tiga] huruf ya dalam lafadz , imam
hamzah mensukunkannya, pada lafadz , Ibnu Katsir, Abu Bakar
dan al Kisa>i mensukunkannya, dan pada lafadz , imam Nafi
dan Abu Amr membaca huruf ya dengan harakat fathah.
Q.S Fathir
Imam Hamzah dan al Kisa>i membaca lafadz , dengan
mengkasrah ra pada lafadz tersebut, sedangkan yang lain membacanya
dengan harakat dlammah [rafa]. Dan pada lafadz , Abu Amr
membaca dlammah pada huruf ya dan membaca fathah pada huruf Kha,
imam yang lain membacanya dengan harakat fathah pada huruf ya dan
dlommah pada huruf kha.
, Abu Amr membaca dengan huruf ya , dengan harakat
dlaommah pada huruf ya dan fathah pada huruf zai, sedang imam
lainnya dengan menggunakan huruf nun dan diharakati fathah dan pada
hruf zai dengan dua pilihan harakat, yaitu kasrah dan fathah, / .
Q.S Yasin
Abu Bakar, Hamzah dan al Kisa>i membaca , tanpa
huruf Ha, selain mereka membacanya dengan huruf Ha. Selanjutnya
pada kalimat , Para Ulama Kuffah dan Ibnu Amir membaca
dengan harakat fathah terhadap huruf Ra , sedang yang lain
membacanya dengan harakat fathah, . Pada lafadz , Nafi dan
Ibnu Amir membacanya dengan bentuk kalimat jama yaitu dengan
tambahan alif setelah ya dan membaca hruf ta dengan harakat kasrah,
sedangkan yang lain tetap membacanya dengan bentuk tunggal / mufrad
dan membaca fathah terhadap huruf ta nya,
.
Ibnu Katsir, Warasy dan Hisyam, membaca dengan harakat
fathah pada huruf kha dan mentasydid huruf shad,
, Imam Qalu>n
mensukun huruf Kha dan Imam Hamzah mensukun kha dan
mentakhfif /membaca huruf shad pada kalimat tersebut tanpa tasydid,
kasrah
dan
mensukun
huruf
lam
serta
Q.S Shad
Pada lafadz , Hamzah dan al Kisa>i membaca huruf fa
dengan harakat dlammah, selain keduanya, membaca fa dengan fathah.
Ibnu Katsir membaca , dalam bentuk mufrad sedangkan
selain Ibnu Katsir membacanya dengan bentuk jama, . Imam Nafi
dan Hisyam membaca lafadz , tanpa tanwin sedangkan selain
keduanya membaca lafadz tersebut dengan tanwin.
Imam Ibnu Katsir dan Abu Amr membaca kalimat , dengan
huruf ya, selain keduannya membaca dengan huruf ta. Selanjutnya pada
kalimat , pada surat ini dan surat al Naba ayat 25, , Hafash,
Hamzah dan al Kisa>i membaca huruf sin dengan tasydid, selain
mereka, membacanya tanpa tasydid.
, Abu Amr membacanya dengan dlammah pada huruf
hamzah dan dengan bentuk jama , sedangkan imam lain selain Abu
Amr membaca hamzah tersebut dengan harakat fathah dan tambahan alif
setelahnya. Pada kalimat , Abu Amr, hamzah dan al Kisa>i
menyambungkan huruf alif, namun ketika menjadikannya permulaan
merak membacanya dengan harakat kasrah. Imam Ashim dan Hamzah
pada lafadz , mereka membaca dengan dlammah selain mereka,
membaca dengan fathah.
Q.S: al Zumar
Imam Nafi, Ashim, Hamzah dan Hisyam membaca lafadz
dengan beberapa perbedaan, membaca huruf Hha[ ]dengan harakat
dlammah, sedang Hisyam mensukunnya [dengan dua riwayat; Abu al
Fath dan Abu Syubah], melalui al Yazidi.
Abu Syubah membaca lafadz , dengan huruf ya yang
dibaca fathah saat dibaca washal [sambung], dan mensukunnya saat
waqaf [berhenti]. Abu Hamdun dan beberapa imam yang lain
meriwayatkan bacaan pada kalimat tersebut dari al Yazidi dengan dibaca
fathah saat washal dan dibuang [tidak dibaca] saat waqaf., pembacaan
yang demikian menurut Abu Amr merupakan upaya penyamaan [qiyas]
terhadap pendapatnya.
Pada lafadz dan , membacanya dengan tanwin
pada kemua kalimat tersebut,dan membaca nashab [fathah] pada lafadz
, selainnya, membacanya tanpa tanwin dan mengkasrahkan lafadz
dan .
Pada lafadz , Hamzah dan al Kisa>i membaca huruf dlad
[ ]dengan harakat dlammah atau kasrah dan fathah pada huruf ya.
Sedangakan pada lafadz , membacanya dengan harakat dlammah.
Para imam qiraat lain membaca huruf qaf dan dlad dengan harakat
fathah dan tambahan alif setelahnya sedang pada lafadz , dibaca
dengan harakat fathah.
Q.S: al Mukmin
dalam bentuk mufrad, sedang yang lain membaca huruf qaf dengan
harakat dlammah dalam bentuk jama. Pada kalimat , Ashim,
Hamzah dan Hisyam membaca huruf pada lafadz , dengan tasydid,
selain mereka membaca dengan cara demikian.
Q.S: al-Munafiqun
Dalam bacaan Qanabi, Abu Amru, dan al-Kasai> dalam ayat 4,
dalam redaksi Khusybu dan yang lainnya membacanya dengan
khusyubu, sebagaimana dalam mushaf Utsmani. Sedangkan dalam ayat
ke-5,
dalam
redaksi
lawwaw
Na>fi
membacanya
dengan
menghilangkan waw dan yang lainnya mentasydidkannya. Dalam ayat
ke-10 dalam redaksi wa akun, ayat ini dibaca oleh Abu Amru
membacanya dengan wa> ku>na. Sedangkan selainnya membacanya
serupa dengan yang ada dalam mushaf Utsmani.Dalam ayat ke-11
redaksi bima> tamalu>na, Abu Bakar membacanya dengan Ya, atau
bima> yamalu>na, sedangkan yang lainnya membacanya serupa
dengan mushaf Utsmani.
Q.S: al-Taghabun
Terkait dengan surat ini, terdapat perbedaan bacaan dalam ayat
ke-9, dalam mushaf Utsmani, yukaffir dan yudkhilhu, dengan ya.
Akan tetapi Na>fi dan Ibn A>mir membacanya dengan tukaffir dan
yudkhilhu.
Q.S: al-Thalaq
Dalam ayat 11 surah al-Thala>q, Na>fi dan Ibn A>mir
membacanya dengan nudkhilhu, sedangkan yang lainnya membacanya
dengan yudkhilhu sebagaimana yang terdapat dalam mushaf Utsmani.
Q.S: al-Tahrim
Dalam ayat 3, al-Kasai membaca redaksi Arafa badhlahu
dengan membaca ra tanpa tasydid. Sedangkan yang lain membacanya
dengan Arrafa badhlahu, atau tetap mentasydidkan ra seperti yang
terdapat dalam mushaf Utsmani. Dalam ayat 8, Abu Bakr membacanya
dengan Nushu>ha>, sedangkan yang lain dengan Nashu>ha>,
seperti yang tertera dalam mushaf Utsmani. Dalam ayat 12, Abu Amir
dan Hafsh membaca kutubihi sebagai kalimat jama, sedangkan yang
lainnya membacanya sebagai kalimat mufrad (kitabihi).
Q.S al-Mulk
Dalam ayat 3, Hamzah dan al-Kasai membaca tafawwut, atau
mentasydidkan waw. Sedangkan yang lainnya membacanya dengan
tafa>wut, seperti yang ada dalam mushaf Utsmani. Pada ayat 29, alKasai membaca fasatalamu>na dengan fasayalamu>na.
Q.S Nun dan al-Qalam
Pada ayat 14, Abu Bakar dan Hamzah membaca a an ka>na ,
sedangkan Abu Amr dengan satu hamzah an ka>na, lalu Ibn
Dzakwa>n membaca tanpa hamzah , dan Hisyam membacanya dengan