Anda di halaman 1dari 88

PEDOMAN UMUM

QIRO’AH
‘ASYROH
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
Lingkup Hak Cipta
Pasal 2
1. Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak
Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ketentuan Pidana
Pasal 72
1. Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau
Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda
paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memaerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau
barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidan penjara
paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Ahmad Aniq Munir, Lc, M.S.I

PEDOMAN UMUM
QIRO’AH
‘ASYROH

Yayasan Kholiliyah Bangsri


PONDOK PESANTREN DARUT TA’LIM
Bangsri - Jepara
PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH

Penulis : Ahmad Aniq Munir, Lc, M.S.I


Editor : Tim Darut Ta’lim
Tata Letak : ABK Indonesia
Desain Sampul : A. Jamroni
Pra Cetak : Amiza Ahmad

Diterbitkan Oleh:
YAYASAN KHOLILIYAH BANGSRI
PONDOK PESANTREN DARUT TA’LIM
Dk. Banjarsari RT 03 RW 04 Wedelan Bangsri Jepara
Email : ponpesdaruttalim@gmail.com
Telp./WA : 085325221837

Bekerjasama dengan :
CV. ISTANA AGENCY
Jl. Nyi Adi Sari Gg. Dahlia I, Pilahan KG.I/722 RT 39/12
Rejowinangun-Kotagede-Yogyakarta
Telp./WA : 085729168245

Cetakan, 2019

x + 78; 14 x 21 cm
ISBN: 978-602-5430-95-4

Hak Cipta dilindungi Undang-undang


All rights reserved
KATA PENGANTAR

I slam sebagai agama yang dibawa risalahnya oleh Rasulul­lah


Muhammad SAW adalah agama yang sempurna. Islam
memberikan dua pedoman utama dalam menjalankan ibadah
yakni Al-Qur’an dan As-sunnah. Salah satu as-sunnah yang
diambil dari Rasulullah Muhammad SAW adalah tuntunan
membaca Al-Qur’an. Hal ini di kemudian hari dikaji dalam
sebuah disiplin ilmu khusus sehingga menjadikan jelas per­
bedaan antara membaca Al-Qur’an dengan mengucapkan
bahasa arab bukan Al-Qur’an. Satu contoh sederhana adalah
membaca ghunnah pada nun dan mim tasydid. Kita tidak bisa
sembarangan mengatakan ghunnah terdapat pada semua huruf
bertasydid di dalam Al-Qur’an, atau sebaliknya, yaitu mengata­
kan nun maupun mim tasydid sama dengan huruf bertasydid
lain di dalam Al-Qur’an. Ini menunjukkan bahwa para sahabat,
Tabi’in, maupun salafus salih benar-benar memperhatikan
tatacara Rasulullah Saw dalam mengajarkan Al-Qur’an.

﴾v ﴿
PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir

Tatacara tersebut selanjutnya dikodifikasi Ulama dalam


satu kajian ilmu yang bernama Ilmu Qiro’at. Ilmu Qiro’at adalah
ilmu yang mempelajari tentang tatacara mengucapkan kalimat
Al-Qur’an dan Thoriqoh Al-Ada’, atau jalur periwayatan sebuah
bacaan, yang disandarkan pada orang yang menukilnya. Dalam
ilmu Qiro’at ada istilah Qori’ dan Rowi. Qori’ adalah orang yang
terkenal sebagai pembaca Al-Qur’an dan Rowi adalah orang
yang meriwayatkan bacaan Qori’ tersebut.
Ada 10 orang Qori’ yang bacaannya di anggap sahih ber­asal
dari Rasulullah Saw. 10 Qori’ tersebut memiliki dua rawi. Saat
ini, realita yang tersaji dalam hal bacaan Al-Qur’an ini yang
paling terkenal hanyalah 1 rawi saja yaitu Hafs yang menjadi
perawi dari Asim. Kemasyhuran riwayat Hafs terutama di
Indonesia membuat tidak sedikit orang salah mengira bahwa
selain riwayat yang sudah umum (Hafs) adalah salah dan
mengada ada. Demikian ini terjadi pada salah satu cerita yang
dalam satu kesempatan seseorang membawakan tilawah de­
ngan riwayat Warsy (satu dari dua perawi Nafi’) kemudian
di­s alahkan dan dianggap mengada-ada bacaan terse­but,
padahal bacaan Al-Qur’an dari riwayat Warsy sama shahihnya
dengan riwayat Hafs. Peristiwa seperti ini sangat mungkin
karena yang mendengar bacaan Qiroat riwayat selain Hafs ini
belum mengenal ilmu Qiroat.
Lahirnya buku ini merupakan upaya untuk mengenalkan
ilmu Qiroat secara lebih dekat dan mudah pada umat Islam di

﴾ vi ﴿
Ahmad Aniq Munir -- PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH

Indonesia karena buku ini ditulis dengan bahasa Indonesia dari


maraji’ berbahasa Arab. Pengenalan ini lebih spesifiknya
ditujukan pada orang yang berminat mempelajari imu Qiro’at
dan belum menguasainya. Dengan demikian, isi di dalam buku
ini tidak memuat semua kaidah-kaidah 10 Qori’ melainkan
hanya di tuliskan kaidah-kaidah umum saja. Hali ini karena
berdasarkan pengalaman penulis mengajarkan ilmu Qiroat
‘Asyroh, menyampaikan semua kaidah pada orang yang belum
menguasai Qiro’at justru membingungkan alih-alih membuat
paham.
Adapun kaidah yang tidak penulis bahas adalah Ya’ Idlofah,
Ya’ Zawa’id, Waqaf Hamzah dan hisyam, serta Furusyul Huruf.
Tiga bagian ini insya Allah akan penulis lanjutkan dalam buku
Pedoman Qiroat ‘Asyroh II. Bagi yang begitu berminat me­
lanjutkan mempelajari ilmu Qiroat ‘Asyroh ini dapat membuka
langsung matan Syathibiyyah, matan Durrah, maupun Syarah-
syarahnya. Sebagai saran, sebelum melanjutkan belajar semua
kaidah Qiroat seyogyanya sudah mematangkan dulu kaidah-
kaidah di dalam buku ini agar tidak bingung dalam mem­
praktekkannya. Penulis juga tidak menulis contoh di beberapa
imam terakhir karena bisa mengambil contoh yang sama di
Qori’-Qori’ sebelumnya.
Akhirnya, penulis berharap semoga Allah Swt meridloi
dan menjadikan karya penulis ini bermanfaat bagi umat.
Penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

﴾ vii ﴿
membantu mewujudkan karya kecil ini terutama pada Al-
Mukarrom Syekh Nabil ‘Ali Muhammad yang merupakan guru
Ilmu Qiroat penulis selama di Kairo Mesir dan orang tua
penulis serta keluarga yang selalu mendoakan penulis. Doa
sederhana dari penulis, semoga Allah senantiasa memberi
petunjuk kepada penulis, keluarganya, murid-muridnya, dan
semua umat islam di Indonesia maupun di seluruh dunia.
Amin.

Jepara, 31 Maret 2019 / 24 Rajab 1440 H

Al-Faqir Ahmad Aniq Munir

﴾viii﴿
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................... v
DAFTAR ISI......................................................................... ix
PENDAHULUAN................................................................ 1
BAB I Imam Nafi’ / ‫نافع‬.................................................. 9
BAB II Ibnu Katsir/ ‫ابن كثري‬........................................... 35
BAB III Abu ‘Amr / ‫ أبو عمرو‬......................................... 39
BAB IV Ibnu Amir / ‫ابن اعمر‬............................................ 45
BAB V Ashim............................................................... 47
BAB VI Hamzah............................................................ 49
BAB VII Ali Al-Kisa’i/‫يلع الكسايئ‬...................................... 53
BAB VIII Abu Ja’far/ ‫أبو جعفر‬.............................................. 55
BAB IX Ya’qub / ‫يعقوب‬....................................................... 57
BAB X Kholaf / ‫خلف‬........................................................ 59
DAFTAR PUSTAKA........................................................... 65
PROFIL PENULIS............................................................... 67
﴾ ix ﴿
PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir

﴾x ﴿
PENDAHULUAN

A. MENGENAL PARA QARI’ SEPULUH


Adapun nama-nama qari’ tersebut adalah;
1. Nafi’
2. Abdullah ibnu Katsir
3. Abu ‘amr Ad-Dani
4. Abdullah ibnu ‘amir
5. Asim
6. Hamzah
7. Ali Al-Kisa’i
8. Yazid bin Qa’qa’ Abu Ja’far
9. Ya’qub Al-Hadrami
10. Khalaf
Tiap qari’ di atas memiliki dua perawi. Perawi tersebut
adalah murid qari’ yang menjadi terkenal dengan sebutan
“rawi” karena meriwayatkan bacaan gurunya. Contohnya

﴾1 ﴿
PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir

adalah Hafs yang terkenal membawa riwayat gurunya, yaitu


Asim. Oleh karenanya dikenal istilah

‫رواية حفص عن اعصم‬


Begitu juga dengan Warsy yang terkenal karena membawa
riwayat Nafi’. Oleh karenanya dikenal istilah

‫رواية ورش عن نافع‬


Oleh karenanya dalam disiplin ilmu qiraat tidak boleh ada
kesalahan penamaan, seperti menyebutkan nama Hafs dengan
qari’, atau Warsy dengan qari’, karena status mereka adalah
perawi.
Adapun nama-nama perawi dari qari’-qari’ di atas adalah
1. Nafi’.
Perawinya : Isa bin Mina (Qalun), Usman bin Sa’id (Qarsy)
2. Abdullah ibnu Katsir
Perawinya : Ahmad bin Muhammad Al-Bazzi, Muham­
mad bin Abdurrahman (Qunbul)
3. Abu ‘Amr Ad-Dani
Perawinya : Abu Umar Hafs Ad-Dury, Abu Syu’aib Sholih
bin Ziyad As-Susy
4. Abdullah ibnu Amir
Perawinya : Hisyam bin Ammar, Abdullah bin Ahmad
bin Basyir ( ibn Dzakwan )

﴾2 ﴿
Ahmad Aniq Munir -- PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH

5. Asim
Perawinya : Syu’bah bin ‘Ayyasy, Hafs bin Sulaiman
6. Hamzah
Perawinya : Khalaf bin Hisyam Al-Bazzar, Khallad bin
Khalid
7. Ali Al-Kisa’i
Perawinya : Al-Laits bin Kholid Al-Baghdadi (Abu Al-
Harits), Abu Umar Hafs Ad-Dury
8. Abu Ja’far Yazid bin Qa’qa’
Perawinya : Isa bin Wardan (Ibnu Wardan), Sulaiman bin
Muslim bin Jammaz ( Ibnu Jammaz )
9. Ya’qub Al-Hadrami
Perawinya :Muhammad bin Mutawakkil (Ruwais), Rouh
bin Abdul Mu’min
10. Khalaf
Perawinya : Ishak bin Ibrahim, Idris bin Abdul Karim

Sebagian perawi di atas ada yang terkenal dengan julu­


kannya, seperti qalun, Warsy, Al-Kisa’i, Al-Hadrami, Ruwais.
Sebagian lagi terkenal dengan nama keluarganya, seperti Ibnu
Katsir, Ibnu Dzakwan. Di antara mereka juga ada yang terkenal
dengan nama daerahnya, seperti Al-Bazzi. Dan kebanyakan
mereka terkenal dengan nama aslinya. Ini menunjukkan bahwa
tiap orang di antara qari’ maupun rawi memiliki panggilan
tertentu pada diri mereka.

﴾3 ﴿
PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir

Satu hal lagi yang penting untuk diketahui adalah qiraat


sepuluh tidak lain adalah qiraat tujuh ditambah qiraat tiga.
Qira’at tujuh adalah qira’at yang di pelajari di dalam kitab Al-
Syathibiyyah, sedangkan qira’at tiga adalah di dalam kitab Al-
Durrah Al-Mudli’ah. Qira’at tiga ini kedudukannya sama
dengan qira’at tujuh dalam kitab Syathibiyyah. Hal ini karena
syarat bacaan disebut Al-Qur’an harus meliputi tiga;
1) Sesuai dengan kaidah nahwu
2) Tercakup dalam rasm utsmani
3) Sanadnya sahih

B. HAL-HAL YANG PENTING DI DALAM MEMBACA


QIRAAT
Ada hal-hal yang penting untuk diketahui dan diamalkan
dalam belajar qiraat;
1. Untuk belajar qira’at harus dimulai dengan urutan
paling awal, yaitu Nafi’, kemudian Ibnu Katsir, dan
seterusnya.
2. Bagi pemula yang mempelajari qiraat Nafi’ maka harus
dimulai dengan Qalun. Usahakan untuk mempraktek­
kan kaidah-kaidahnya dengan membaca juz satu.
Setelah itu baru Warsy yang dipraktekkan dengan satu
juz.
3. Mempelajari qiraat Ibnu Katsir, Abu Amr, Ibnu Amir,
Ali Kisa’i cukup dengan qari’nya, jadi tidak perlu per

﴾4 ﴿
Ahmad Aniq Munir -- PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH

rawi. Begitu pula dengan Abu Ja’far, Ya’qub dan Khalaf


kesepuluh.
4. Setelah sampai pada qiraat Hamzah pemula menye­le­
saikan Khalaf dulu dan diteruskan Khallad. Kemudian
membaca jama’ Imam Hamzah yang juga dimulai
dengan Khalaf.
5. Setelah selesai mempelajari per qari’ maka dilanjutkan
dengan membaca jama’, baik qira’at sab’ah atau qira’at
asyrah.
6. Kaidah yang ditulis dalam buku ini adalah kaidah
umum dan bersifat pengenalan, tidak semua kaidah
dari qari’ atau rawi ditulis disini. Bagi yang ingin
menambah pengetahuan bisa membaca lebih lanjut
buku-buku tentang qira’at seperti matn Asy-Syathi­
biyyah, Matn Al-Durrah al-mudli’ah, Siraj Al-Qari,
Al-Wafi fi Syarh Asy-Syathibi, atau muraja’ah al-Qur’an
dengan memakai mushaf Qira’at.

C. METODE MEMBACA QIRA’AT


Ada dua cara membaca Qira’at;
1. Ifrod, yaitu membaca satu ayat atau satu surat dengan satu
rawi atau satu qari’. Semisal seseorang di dalam juz 1
membaca satu rawi yaitu qalun, setelah selesai juz 1
dilanjutkan dengan warsy yang di baca 1 juz. Begitu pula
seterusnya.

﴾5 ﴿
PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir

2. Jama’, yaitu membaca satu ayat atau satu waqafan dengan


tujuh qira’at atau sepuluh. Cara membacanya yaitu dengan
memulai Qolun dengan Mad Jaiz Munfasil Qosr dan mim
jama’ sukun. Setelah itu membaca perkhilafan dari
belakang.Contoh;
ْ‫اء َعلَيْه ْم أَأَن ْ َذ ْر َت ُه ْم أَ ْم لَم‬ َ َ َّ َّ
ٌ ‫ك َف ُروا َس َو‬ ‫الين‬
ِ ِ ‫ِإن‬
َ ْ َ ُ ُْ
‫تن ِذ ْره ْم ل يُؤ ِمنُون‬
Cara membacanya sebagai berikut;
- Qolun dan Duri Abu Amr dengan mim jama’ sukun,
dan tashil bil idkhol
َ ُ ُْ َ
- As-Susi dengan membaca ibdal ‫ل يؤ ِمنون‬
- Hisyamَ َ dengan membaca tahqiq bil idkhol pada
َ َْ
‫أأنذ ْرت ُه ْم‬
- Ibn Dzakwan, Asim, Kisa’i, dan Khalaf kesepuluh
dengan mentahqiq hamzah
- Qolun dengan mim jama’ silah dan tashil bil idkhol
َ ُ ُْ َ
- Abu Ja’far dengan membaca ibdal ‫ل يؤ ِمنون‬
- Ibn Katsir dengan tashil tanpa idkhol
- Qolun dengan mim jama’ silah dan tawassuth serta
tashil bil idkhol
- Ya’qub dengan dlummah ‫علي ِهم‬
ْ َْ َ
ْ َ ْ ُ َ ْ َ ََْ ْ َْ َ
- Saktah Idris pada ‫علي ِهم أأنذرتهم أم‬
- Warsy

﴾6 ﴿
Ahmad Aniq Munir -- PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH

ْ َ ْ ُ َ ْ َ ََْ ْ َْ َ
- Hamzah dengan tahqiq ‫علي ِهم أأنذرتهم أم‬

ْ َ ْ ُ َ ْ َ ََْ ْ َْ َ
- Khalaf Hamzah dengan saktah ‫علي ِهم أأنذرتهم أم‬

﴾7 ﴿
﴾8﴿
BAB I
IMAM NAFI’ / ‫نافع‬

A. Imam Qolun/‫قالون‬
 Di sunnahkan membaca ta’awwudz.
 Menyambung dua surat dengan bacaan basmalah.
 Mad Jaiz Munfashil punya dua wajah;
1. Qashr (dua harakat)
2. Tawassuth (empat harakat)
 Mim Jama’ ;
1. Sukun
2. Shilah. Maksud shilah disini adalah menambahkan
wawu dengan kadar satu alif. Contoh :
ْ‫أَأَن ْ َذ ْر َت ُه ُمو أَم‬ ْ َ ْ ُ َ ْ َ ََْ
di baca ‫ أأنذرتهم أ م‬-
َ ُ َ ُ
‫ه ُمو يُو ِقنُون‬ d i baca ُ‫ ه ْم يُو ِقن‬-
‫ون‬
َ ُ ُْ ُ ْ َ ُ ُْ ُ ْ
‫ َر َزقنَاه ْم ين ِفقون‬di baca ‫ َر َزقنَاه ْم ين ِفقون‬-

﴾9 ﴿
PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir

Perhatian ;
1. Shilah hanya bisa dibaca ketika di sambung dengan
kalimat sesudahnya. Apabila dalam keadaan waqaf
maka cara membacanya tetap sukun.
2. Jika setelah shilah terdapat hamzah, maka hukum
madnya mengikuti mad jaiz munfasil. Jika madnya
qasr maka shilahnya qasr, dan jika madnya tawassuth
maka madnya tawassuth.
 Pada satu kalimat yang terdapat dua hamzah, maka ham­
zah yang kedua di baca tashil, yang sebelumnya, yaitu
setelah hamzah pertama, di baca dengan mad. Hukum ini
berlaku pada hamzah yang berharakat fathah semua,
fathah dengan dlummah, dan fathah dengan kasrah.
Contoh yang berharakat fathah semua:
ْ‫آﺄَن ْ َذ ْر َت ُهم‬ di baca
ْ‫ أَأَن ْ َذ ْر َت ُه م‬-
ْ‫آﺄَ ْنتُم‬ di baca
ْ‫ أَأَ ْنتُ م‬-
ْ‫آﺄَ ْسلَ ْمتُم‬ di baca
ْ‫ أَأَ ْسلَ ْمتُ م‬-

Contoh yang berharakat fathah dengan dlummah:


َ ُْ َ َُْ
‫ آأن ِزل‬d i baca ‫ أأن ِزل‬-
ُْ َُْ
َ
‫ آﺄل ِق‬di baca َ‫ أأل ِق‬-

﴾ 10 ﴿
Ahmad Aniq Munir -- PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH

ُ ُ ِّ َ ُ
ْ‫كم‬ ُ ُ ِّ َ ُ َ
ْ‫ك م‬
‫آﺄنبئ‬ di baca ‫ أأنبئ‬-
Contoh yang berharakat fathah dengan kasrah:
َ َ ٌ َ َ َ ٌ َ َ
ِ ‫ آﺈل مع ا‬d i baca
‫هلل‬ ِ ‫ أ ِإل مع ا‬-
‫هلل‬
ُ ُ ُ َ ْ َ َ َ َّ ُ ُ ُ َ ْ َ َ َ َّ َ
‫ آﺈنك لنت يوسف‬di baca ‫ أ ِإنك لنت يوسف‬-
ً‫آﺈذا ُك َّنا تُ َرابا‬
َ ً َ ُ َّ ُ َ َ
d i baca ‫ أ ِإذا كنا ترابا‬-

 Jika terdapat dua hamzah pada dua kalimat, maka perinci­


annya sebagai berikut;
1. Jika harakatnya berupa sama-sama fathah, maka
hamzah yang pertama di hilangkan. Contoh:
ُ‫اهلل‬ َ َ َ َّ ُ ُ َ َ ْ َ َ َ َ ُّ
‫ السفهاء أموالكم ال ِت جعل‬-
di baca
ُ َ َ ْ َ َ َ ُّ
ُ‫ك ُم الَّت َج َع َل اهلل‬
ِ ‫ السفها أموال‬
ُ ْ ُ َ َ ‫ َح َّت إ َذا َج‬-
‫اء أ َح َدك ُم ال َم ْوت‬
ِ
di baca
ُ ْ َ ْ ُ ُ َ َ َ َ َ َّ َ
‫حت ِإذا جا أحدكم الموت‬

﴾ 11 ﴿
PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir

ِْ‫انلار قَالُوا َر َّبنَا َل َتْ َعلْنَا َم َع الْ َقوم‬


َّ ‫حاب‬َ ‫اء أَ ْص‬
َ ‫ تِلْ َق‬-
ِ ِ
َ ‫الظالم‬ َّ
‫ني‬ ِِ
di baca
ِْ‫انلار قَالُوا َر َّبنَا َل َتْ َعلْنَا َم َع الْ َقوم‬
َّ ‫حاب‬َ ‫تلْ َقا أَ ْص‬
ِ ِ ِ
َ ‫الظالم‬ َّ
‫ني‬ ِِ
Perhatian :
Hukum mad yang berada sebelum hamzah yang hilang
memiliki dua wajah, yaitu qasr dan tawassuth.
2. Jika harakatnya adalah kasrah, maka hamzah pertama­
nya harus di tashil.
Contoh:
َ ‫ َه ُؤ َل ِء إ ْن ُكنْتُ ْم َصادق‬-
‫ني‬ ِِ ِ
di baca
َ‫ َه ُؤ َلﺈ إ ْن ُكنْتُ ْم َصادقني‬
ِِ ِ
ََ َ ْ َ َ َّ َ ِّ َ

‫ ِمن النسا ِء ِإل ما قد سلف‬-
di baca
ََ َْ َّ ِّ
‫ِم َن الن َساﺈ ِإل َما قد َسلف‬

﴾ 12 ﴿
Ahmad Aniq Munir -- PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH

َ ‫اق َي ْع ُق‬
‫وب‬
َ َ ْ ََ ْ َ
‫ و ِمن ورا ِء ِإسح‬-
di baca
َ ‫اق َي ْع ُق‬
‫وب‬
َ َ ْ ََ ْ َ
‫و ِمن وراﺈ ِإسح‬
3. Jika harakatnya adalah dlummah, maka hamzah yang
pertama harus di tashil.
Contoh:
ُ َ َ َ َ ُ ُ َ ْ َ ُ ْ َُ َ َْ َ
‫ني‬ ِ ‫وليس ل ِمن دونِ ِه أو ِلاء أ‬
ٍ ‫ولك ِف ضل ٍل م ِب‬
di baca
ُ َ َ َ َ ُ َ ْ َ ُ ْ َُ َ َْ َ
‫ني‬ ِ ‫وليس ل ِمن دونِ ِه أو ِلاﺅˆ أ‬
ٍ ‫ولك ِف ضل ٍل م ِب‬

Perlu diketahui bahwa contoh nomor 3 tidak ditemukan


diseluruh al-qur’an kecuali satu ayat ini, yaitu surat Al-
Ahqaf ayat 32

 Jika terdapat dua hamzah pada dua kalimat yang berharakat


berbeda, maka perinciannya sebagai berikut;
1. Jika hamzah yang pertama fathah dan yang kedua
dlummah maka hamzah yang kedua dibaca tashil.
Contoh:

﴾ 13 ﴿
PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir

ُ ُ َّ َ َ ُ ُ َ ً َّ ُ َ َ َ َّ ُ

‫ك ما جاء أمة رسولها كذبوه‬
di baca
ُ‫اء ﺄُ َّم ًة َر ُسول ُ َها َك َّذبُوه‬ َّ ُ
َ ‫ك َما َج‬
Perlu di ketahui bahwa contoh ini di dalam Al-Qur’an
hanya ditemukan pada satu ayat, yaitu surat Al-
Mukminun ayat 44.

2. Jika hamzah yang pertama fathah dan hamzah yang


kedua kasrah maka hamzah yang kedua harus di baca
tashil. Contoh:
ُ ْ َ َُْ َ َ َ ْ َ َ َ ُ
‫وب ال َم ْوت‬ ‫ شهداء ِإذ حض يعق‬-
di baca
ُ ْ َ َُْ َ َ َ ْ َ َ َ ُ
‫وب ال َم ْوت‬ ‫ شهداء ِﺈذ حض يعق‬
َ‫اء إ َل يَ ْومِ الْقيَامة‬
َ َ‫ال ْغض‬
َ ْ َ ََ َ َْ ُ ََُْ َْ َ ْ ََ
ِ ِ ِ ‫ فأغرينا بينهم العداوة و‬-
di baca
َ‫اء ﺈ َل يَ ْومِ الْقيَامة‬
َ َ‫ال ْغض‬
َ ْ َ ََ َ َْ ُ ََُْ َْ َ ْ ََ
ِ ِ ِ ‫ فأغرينا بينهم العداوة و‬
َ ْ َ َ َ ْ ُ ْ ُّ َ َ ْ ْ َ
‫ان‬ َ َ
ِ ‫اليم‬ ِ ‫ أو ِلاء ِإ ِن استحبوا الكفر ع‬-
di baca
َ ْ َ َ َ ْ ُ ْ ُّ َ َ ْ ْ َ
‫ان‬ َ َ
ِ ‫اليم‬
ِ ‫أو ِلاء ِﺈ ِن استحبوا الكفر ع‬
﴾ 14 ﴿
‫‪Ahmad Aniq Munir -- PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH‬‬

‫‪3. Jika hamzah yang pertama dlummah dan yang kedua‬‬


‫‪fathah, maka hamzah yang kedua harus diganti wawu.‬‬
‫‪Contoh:‬‬
‫ْ‬ ‫َ ْ َْ ََ ُ َ َ َْ ُ ْ ُ ُ‬
‫م ‬
‫‪ -‬أن لو نشاء أصبناهم بِذنوبِ ِه ‬
‫‪di baca‬‬
‫َ ْ َْ ََ ُ َ َ َْ ُ‬
‫اه ْم ب ُذنُوبهمْ‬
‫ِ ِِ‬ ‫ أن لو نشاء وصبن‬
‫َ َ ُّ َ َ ُ َ َ َّ ُ ْ ُ ُ ُّ َ َ ُ َ َ ْ َ‬
‫كن ل‬‫ ‪ -‬آمن السفهاء أل ِإنهم هم السفهاء ول ِ‬
‫ََْ َ‬
‫يعل ُم ‬
‫ون‬
‫‪di baca‬‬
‫َ‬ ‫َ َ ُّ َ َ ُ َ َ َّ ُ ْ ُ ُ ُّ َ َ ُ َ َ‬
‫ك ْن ل‬ ‫ آمن السفهاء ول ِإنهم هم السفهاء ول ِ‬
‫ََْ َ‬
‫يعل ُمون‬
‫وء أَ ْع َماله ْم َو ُ‬
‫الل َّ َل َي ْهدي الْ َق ْومَ‬ ‫ ‪ُ -‬ز ِّي َن ل َ ُه ْم ُس ُ‬
‫ِ‬ ‫ِِ‬
‫َْ‬
‫الكفِ ِر َ ‬
‫ين‬
‫‪di baca‬‬
‫َْ‬ ‫ُ ِّ َ َ ُ ْ ُ ُ َ ْ َ ْ َ ُ َ َ ْ‬
‫الل َّ ل يه ِدي الق ْو َم‬‫زين لهم سوء وعمال ِ ِهم و‬ ‫ ‬
‫الْ َك ِفر َ‬
‫ين‬ ‫ِ‬

‫﴿ ‪﴾ 15‬‬
‫‪PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir‬‬

‫‪4. Jika hamzah yang pertama kasrah dan yang kedua‬‬


‫‪fathah maka hamzah yang kedua diganti ya’. Contoh:‬‬
‫ُ‬
‫ك مْ‬ ‫ْ ْ َ ّ َ َ ْ َ َُْْ ْ َُْ‬
‫‪ِ -‬من ِخطب ِة النسا ِء أو أكننتم ِف أنف ِس‬
‫‪di baca‬‬
‫ُ‬
‫كمْ‬ ‫ْ ْ َ ِّ َ َ ْ َ ْ َ ْ ُ ْ َ ْ ُ‬
‫ِمن ِخطب ِة النسا ِء يو أكننتم ِف أنف ِس‬ ‫ ‬

‫َ َ ََُْ َ‬ ‫َْ ْ َ ََُ ُ َ ََ‬


‫هلل ما ل تعلم ‬
‫ون‬ ‫‪ -‬بِالفحشا ِء أتقولون ع ا ِ‬
‫‪di baca‬‬
‫َ َ ََُْ َ‬ ‫َْ ْ َ ََُ ُ َ ََ‬
‫الل َّ ما ل تعلمون‬
‫بِالفحشا ِء يتقولون ع ِ‬ ‫ ‬

‫َ َ ً َ َّ َ َ ْ َ َ َ َ‬
‫اب أ ِل ٍم‬
‫ ‪ِ -‬حجارة ِمن السما ِء أ ِو ائتِنا بِعذ ٍ‬
‫ ‪di baca‬‬
‫َ َ ً َ َّ َ َ ْ َ َ َ َ‬
‫اب أ ِل ٍم‬
‫ِحجارة ِمن السما ِء ي ِو ائتِنا بِعذ ٍ‬ ‫ ‬

‫﴿ ‪﴾ 16‬‬
Ahmad Aniq Munir -- PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH

5. Jika hamzah yang pertama dlummah dan yang kedua


kasrah, maka ada dua wajah;
Mentashil hamzah yang kedua.
Mengganti hamzah yang kedua dengan wawu.
Contoh;
َ‫صاط ُم ْست‬
َ َ ُ ََ
‫يم‬
ٍ ِ‫ق‬ ٍ ِ ‫ يشاء ِإ‬-
‫ل‬
di baca
َ َ‫صاط ُم ْست‬
َ َ ُ ََ
mentashil hamzah ‫ِإل‬ ‫يم‬
ٍ ِ‫ق‬ ٍ ِ ‫يشاء ِﺈ‬
‫ل‬
َ َ ْ ُ َ
َ ِ ‫اء ول‬
ُ ََ
mengganti hamzah ‫ِإل‬ ‫يم‬ ٍ ‫ص‬
ٍ ‫اط مست ِق‬ ِ ‫يش‬

ُ ُ َ َ ُ َ َ ُّ َ ْ َ َ َ

‫ ول يأب الشهداء إِذا ما دعوا‬-
di baca
َ ُ ُ َ َ ُ َ َ ُّ َ ْ َ َ َ
mentashil hamzah ‫ِإذا‬ ‫ول يأب الشهداء ﺈذا ما دعوا‬
َ ُ ُ َ َ ُ َ َ ُّ َ ْ َ َ َ
mengganti hamzah ‫ول يأب الشهداء ِوذا ما دعوا ِإذا‬

ْ ُ ُّ َ َّ َ َ َ

‫وء ِإن‬ ‫ وما مس ِن الس‬-
di baca
ْ ْ ُ ُّ َ َّ َ َ َ
mentashil hamzah ‫ ِإن‬ ‫وء ِﺈن‬ ‫وما مس ِن الس‬
﴾ 17 ﴿
PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir

ْ ْ ُ ُّ َ َّ َ َ َ
mengganti wawu hamzah ‫ِإن‬ ‫وء ِون‬‫وما مس ِن الس‬

 Secara umum qalun memberi harakat fathah pada ya’ yang


setelahnya terdapat hamzah qatha’. Contoh:
َ ُ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ِّ
‫ن أعل ُم ما ل تعلمون‬
ْ ‫إ‬
ِ -
di baca
َ ُ َ ْ َ َ َ ُ َ ْ َ َ ِّ
‫ِإن أعلم ما ل تعلمون‬

ْ َ ُ َ ْ َ ُ ُ ْ ِّ
‫ ِإن أ ِريد أن تبوء بِ ِإث ِم‬-

di baca
ْ َ ُ َ ْ َ ُ ُ َ ِّ
‫ِإن أ ِريد أن تبوء بِ ِإث ِم‬

َّ َ َ َ َّ ِّ ُ َ َ َ ُ ُ ْ ِّ َ
َّ ‫الشيْ َطان‬
‫يم‬ ‫ج‬‫الر‬
ِ ِ ِ ‫ وإِن أ ِعيذها بِك وذريتها ِمن‬-
di baca
َّ َ ْ َّ َ َ َ َّ ِّ ُ َ َ َ ُ ُ َ ِّ َ
‫يم‬
ِ ‫ان الر ِج‬
ِ ‫وإِن أ ِعيذها بِك وذريتها ِمن الشيط‬

﴾ 18 ﴿
Ahmad Aniq Munir -- PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH

Perhatian :
Dalam membaca riwayat qalun para Ulama’ memberi­kan
urutan saat terdapat mim jama’ dengan mad jaiz munfasil.
Contoh;
ْ‫ك َو َما أُنْز َل من‬ َ ْ َ َ ْ ُ َ َ ُ ْ ُ َ َّ َ
‫الين يؤ ِمنون بِما أن ِزل ِإل‬
ِ ِ ِ ‫ {و‬.۱
َ ُ ْ َ َ
}‫قبْ ِلك َوبِال ِخ َر ِة ه ْم يُوقِنُون‬
َْ
َ‫ال ْرض قَالُوا إ َّنما‬ ُ ْ ُ َ ْ َُ َ َ َ
ِ ِ ‫ {وإِذا ِقيل لهم ل تف ِسدوا ِف‬.٢
َ ُ ْ ُ ُ َْ
}‫نن مص ِلحون‬
Urutan tersebut sebagaimana berikut ini;
1. Saat membaca pertama kali yang harus dibaca adalah
mad jaiz munfasil qasr, dan mim jama’ sukun.
2. Setelah itu mendahulukan yang paling belakang di
antara mad jaiz munfasil dengan mim jama’.
3. Jika yang paling belakang adalah mim jama’ maka
harus mendahulukan silah, kemudian membaca
tawassuth mad jaiz munfasil.
4. Tetapi jika yang paling belakang adalah mad jaiz
munfasil maka harus mendahulukan tawassuth mad
jaiz munfasil kemudian baru membaca silah.
5. Mim silah yang sesudahnya terdapat hamzah harus
dibaca tawassuth saat mad jaiz munfasil tawassuth.

﴾ 19 ﴿
‫‪PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir‬‬

‫ ‬ ‫;‪Contoh 1‬‬
‫ك َو َما أُنْز َل منْ‬
‫َ َّ َ ُ ْ ُ َ َ ُ ْ َ َ ْ َ‬
‫الين يؤ ِمنون بِما أن ِزل ِإل‬
‫ِ ِ‬ ‫‪ -‬و ِ‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ‬
‫قبْ ِلك َوبِال ِخ َر ِة ه ْم يُو ِقنُون‬
‫‪Mad jaiz munfasil qasr dan mim jama’ sukun.‬‬
‫ك َو َما أُنْز َل منْ‬
‫َ َّ َ ُ ْ ُ َ َ ُ ْ َ َ ْ َ‬
‫الين يؤ ِمنون بِما أن ِزل ِإل‬
‫ِ ِ‬ ‫‪ -‬و ِ‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ‬
‫قبْ ِلك َوبِال ِخ َر ِة ه ُم ْو يُوقِنُون‬
‫ ‬ ‫‪Mad jaiz munfasil qasr dan mim jama’ silah.‬‬
‫ك َو َمآ أُنْز َل منْ‬
‫َ َّ َ ُ ْ ُ َ َ ُ ْ َ َ ْ َ‬
‫الين يؤ ِمنون بِمآ أن ِزل ِإل‬
‫ِ ِ‬ ‫‪ -‬و ِ‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ‬
‫قبْ ِلك َوبِال ِخ َر ِة ه ْم يُوقِنُون‬
‫‪Mad jaiz munfasil tawassuth dan mim jama’ sukun.‬‬
‫ك َو َما أُنْز َل منْ‬
‫َ َّ َ ُ ْ ُ َ َ ُ ْ َ َ ْ َ‬
‫الين يؤ ِمنون بِما أن ِزل ِإل‬
‫ِ ِ‬ ‫‪ -‬و ِ‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ‬
‫قبْ ِلك َوبِال ِخ َر ِة ه ُم ْو يُو ِقنُون‬
‫‪Mad jaiz munfasil tawassuth dan mim jama’ silah.‬‬
‫;‪Contoh 2‬‬
‫َْ‬
‫ال ْرض قَالُوا إ َّنماَ‬ ‫يل ل َ ُه ْم َل ُت ْفس ُ‬‫َ َ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ف‬‫ِ‬ ‫وا‬ ‫د‬ ‫ِ‬ ‫‪ -‬وإِذا ِق‬
‫َْ ُ ُ ْ ُ َ‬
‫حون‬ ‫نن مص ِل‬
‫‪Mim jama’ sukun dan mad jaiz munfasil qasr.‬‬
‫﴿ ‪﴾ 20‬‬
Ahmad Aniq Munir -- PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH

َْ
َ‫ال ْرض قَالُوآ إ َّنما‬ ُ ‫يل ل َ ُه ْم َل ُت ْفس‬َ َ َ
ِ ِ ‫ف‬ِ ‫وا‬ ‫د‬ ِ ‫ وإِذا ِق‬-
َ ُ ْ ُ ُ َْ
‫حون‬ ‫نن مص ِل‬
Mim jama’ sukun dan mad jaiz munfasil tawassuth.
َْ
َ‫ال ْرض قَالُوا إ َّنما‬ ُ ‫يل ل َ ُه ُم ْو َل ُت ْفس‬َ َ َ
ِ ِ ‫ف‬ِ ‫وا‬‫د‬ ِ ‫ وإِذا ِق‬-
َ ُ ْ ُ ُ َْ
‫حون‬ ‫نن مص ِل‬
Mim jama’ silah dan mad jaiz munfasil qasr.
َْ
َ‫ال ْرض قَالُوآ إ َّنما‬ ُ ‫يل ل َ ُه ُم ْو َل ُت ْفس‬َ َ َ
ِ ِ ‫ف‬ِ ‫وا‬‫د‬ ِ ‫ وإِذا ِق‬-
َ ُ ْ ُ ُ َْ
‫حون‬ ‫نن مص ِل‬
Mim jama’ silah dan mad jaiz munfasil tawassuth.

B. Imam Warsy / ‫ورش‬


 Di sunnahkan membaca ta’awwudz sebagaimana qalun.
 Apabila menyambung diantara dua surat maka ada tiga
wajah;
1. Membaca basmalah sebagaimana qalun.
2. Saktah, tanpa basmalah.
3. Tidak menggunakan basmalah ataupun saktah.

﴾ 21 ﴿
‫‪PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir‬‬

‫;‪Contoh‬‬
‫َ ْ ْ ََ َ ْ ََْ َْ َ َ َْ َ َ ْ ُ ْ َ ََ‬
‫{واغ ِفر لا وارحنا أنت مولنا فانصنا ع‬ ‫ ‬
‫الْ َق ْومِ الْ َك ِفر َ‬
‫ين} [ابلقرة‪]٢٨٦ :‬‬ ‫ِ‬
‫‪dengan‬‬

‫وم} [آل عمران‪]٢ ،١ :‬‬ ‫ل ِإ َّل ُه َو الْ َ ُّ‬


‫ح الْ َق ُّي ُ‬ ‫اهلل َل إ َ َ‬
‫{الم (‪ُ )١‬‬ ‫ ‬
‫ِ‬
‫ ‬ ‫;‪Oleh warsy ada tiga wajah‬‬
‫َ ْ ْ ََ َ ْ ََْ َْ َ َ َْ َ َ ْ ُ ْ َ ََ‬
‫ع الْ َقومِْ‬ ‫‪{ .١‬واغ ِفر لا وارحنا أنت مولنا فانصنا‬
‫ُ َّ َ َ َ َّ ُ‬ ‫َّ َْ َّ ْ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬
‫ل إِل ه َو‬ ‫هلل الرمح ِن الر ِحي ِم الم الل ل إِ‬ ‫الكفِ ِرين ِمْسِب ا ِ‬
‫ح الْ َق ُّي ُ‬
‫وم}‬ ‫الْ َ ُّ‬
‫َ ْ ْ ََ َ ْ ََْ َْ َ َ َْ َ َ ْ ُ ْ َ َ َْ‬
‫صنا َع الق ْومِ‬ ‫‪{ .٢‬واغ ِفر لا وارحنا أنت مولنا فان‬
‫ح الْ َق ُّي ُ‬
‫وم}‬ ‫ل ِإ َّل ُه َو الْ َ ُّ‬ ‫الل َّ َل إ َ َ‬
‫ين‪ .‬الم ُ‬ ‫الْ َكفر ْ‬
‫ِ‬ ‫ِِ‬
‫َ ْ ْ ََ َ ْ ََْ ْ َ َ َْ َ َ ْ ُ ْ َ َ َْ‬ ‫َ‬
‫صنا َع الق ْومِ‬ ‫‪{ .۳‬واغ ِفر لا وارحنا أنت مولنا فان‬
‫ح الْ َق ُّي ُ‬
‫وم}‬ ‫ل ِإ َّل ُه َو الْ َ ُّ‬ ‫الل َّ َل إ َ َ‬
‫ين الم ُ‬ ‫الْ َكفِر َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫‪ Mad jaiz muttashil sama dengan mad jaiz munfashil (6‬‬
‫;‪harokat). Contoh‬‬
‫َ َ َّ ُ ْ ُ ُ ْ ُ ْ ُ َ‬
‫ ‪ -‬أل ِإنهم هم المف ِسدون‬
‫َ َّ َ ْ َ َ ُ َّ َ َ َ‬ ‫ُ‬
‫الين اشتوا الضللة‬ ‫‪ -‬أوﻵئِك ِ‬
‫﴿ ‪﴾ 22‬‬
Ahmad Aniq Munir -- PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH

 Jika setelah mim jama’ terdapat hamzah qatha’ maka


mimnya harus di silah dan dipanjangkan 6 harakat.
Contoh:
ْ ُ َ ْ َ ََْ ْ َْ َ ٌ َ َ
‫ سواء علي ِهم أأنذرته م‬-
di baca
ُ‫اء َعلَيْه ُمو~ أَأَن ْ َذ ْر َتهم‬
ْ ٌ ‫َس َو‬
ِ
ْ َ ُ
َ َ َ ْ ُ َّ َ
‫ون‬
‫اجع‬
ِ ‫وأنهم ِإل ِه ر‬ -
di baca
َ ُ َ ْ َ ُ ُ َّ َ َ
‫اجعون‬
ِ ‫وأنهمو~ إِل ِه ر‬
ْ ِّ َ َ ْ ْ ُ ْ َ ْ ََُ
‫فلهم أج ُرهم ِعند رب ِهم‬ -
di baca
ْ َ ُ ََُ
ْ‫ج ُر ُه ْم عنْ َد َر ِّبهم‬
ِ ِ ‫فلهمو~ أ‬

 Jika ada dua hamzah dalam satu kalimat maka perinciannya


sebagai berikut;
1. Jika kedua hamzah berharakat fathah maka ada dua
wajah;
- Mentashil hamzah yang kedua
- Mengganti hamzah yang kedua dengan alif di­
panjang­kan 6 harakat.

﴾ 23 ﴿
PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir

Contoh;
ْ‫أَ~ن ْ َذ ْر َت ُهم‬ ْ ُ َْ َ ََْ ْ ُ َ ْ َ ََْ
dan ‫ أﺄنذرتهم‬di baca ‫م‬ ‫ أأنذرته‬-
ْ‫ أَ ْ~نتُم‬dan ‫ أَﺄَ ْنتُ ْم‬di baca ‫ أَأَ ْنتُ ْ م‬-
ْ‫ أ~َ ْسلَ ْمتُم‬dan ‫ أَﺄَ ْسلَ ْمتُ ْ م‬di baca ‫ أَأَ ْسلَ ْمتُ ْ م‬-

2. Jika hamzah yang pertama fathah dan yang kedua


kasrah maka hamzah yang kedua harus di tashil.
Contoh;
َ َّ َ َ َّ َ
‫أ ِﺈنك‬ di baca ‫ أ ِإنك‬-
ً ‫ أَإ َذا ُك َّنا ع َظ‬-
ً‫ أَﺈ َذا ُك َّنا ع َظام‬di baca ‫اما‬
ِ ِ ِ ِ
َ َ ٌ َ َ َ َ ٌ َ َ
‫هلل‬ِ ‫ أ ِﺈل مع ا‬di baca ‫هلل‬ ِ ‫ أ ِإل مع ا‬-

3. Jika hamzah yang pertama fathah dan yang kedua


dlummah maka hamzah yang kedua harus ditashil.
Contoh;
َ َُْ َ َُْ
‫ أﺄن ِزل‬d i baca ‫ أأن ِز ل‬-
َُْ َُْ
َ‫ أﺄل ِق‬di baca َ ‫ أأل ِق‬-
ُ ُ ِّ َ ُ َ
ْ‫كم‬ ْ ُ ُ ِّ َ ُ َ
‫ أﺄنبئ‬di baca ‫ أأنبئكم‬-

﴾ 24 ﴿
Ahmad Aniq Munir -- PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH

 Dua hamzah berharakat sama pada dua kalimat memiliki


perincian sebagaimana berikut ini;
1. Jika dua hamzah tersebut sama-sama berharakat
fathah maka ada dua wajah;
- Tashil
- Ibdal / Mengganti hamzah yang kedua dengan alif
dan memanjangkannya 6 harakat jika setelah
hamzah berupa huruf mati, dan memanjangkan­
nya 2 harakat jika sesudahnya berupa huruf hidup.
Contoh;
َ ُ ْ َ َ َ َ َّ َ َ ُ ْ َ َ َ َ َّ َ
‫حت ِإذا جاء ﺄمرنا‬ di baca ‫ حت ِإذا جاء أمرنا‬-
َ ُ ْ َ َ َ َّ َ
ibdal 6 harakat ‫ حت إِذا جاء ~مرنا‬tashil
َ
ُ َ َ َ َ
ُ َ َ َ
‫اء ﺄ َجل َها‬ ‫ ِإذا ج‬di baca ‫اء أ َجل َها‬ ‫ ِإذا ج‬-
ُ َ َ َ
‫اءا َجل َها‬ ‫ ِإذا ج‬tashil
ً ‫ك ْم قيَاما‬ ُ َ ُ َ َ َ َّ ُ ُ َ َ ْ َ َ َ َ ُّ
ِ ‫ السفهاء أموالكم ال ِت جعل اهلل ل‬-
di baca
ً‫ك ْم قيَاما‬ ُ َ ُ َ َ َ َّ ُ ُ َ َ ْ َ َ َ َ ُّ
ِ ‫ السفهاء ﺄموالكم ال ِت جعل اهلل ل‬
ً‫ك ْم قيَاما‬ ُ َ ُ َ َ َ َّ ُ ُ َ َ ْ َ َ َ ُّ
ِ ‫اء موالكم ال ِت جعل اهلل ل‬ ~ ‫ السفه‬

﴾ 25 ﴿
PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir

2. Jika dua hamzah sama-sama berharakat kasrah maka


ada dua wajah
Tashil
Ibdal 6 harakat jika sesudah hamzah terdapat huruf
mati, dan 2 harakat jika sesudah hamzah huruf hidup.
Contoh;

َ ‫اق َي ْع ُق‬
‫وب‬
َ َ ْ ََ ْ َ
‫ و ِمن ورا ِء ِإسح‬-
Di baca

tashil
َ َُْ َ َ ْ ََ ْ َ
‫و ِمن ورا ِء ِﺈسحاق يعقوب‬
َ َُْ َ َ ْ
ibdal 6 harakat ‫و ِمن ورا ِءي~ سحاق يعقوب‬
ََ ْ َ
َ َّ ‫ َو ُه َو َّالي ف‬-
ٌ ‫الس َما ِء ِإ‬
‫ل‬ ِ ِ
di baca
َّ ‫ َو ُه َو َّالي ف‬
ٌ‫الس َما ِء ﺈ َل‬
ِ ِ ِ
ٌ َ ‫الس َمائ‬
‫ل‬ َّ ‫ َو ُه َو َّالي ف‬
ِ ِ ِ
َّ ِّ َّ ِّ
‫ ِم َن الن َسا ِء ِﺈل‬d i baca ‫ ِم َن الن َسا ِء ِإل‬-
َّ َ ِّ َ
‫ائ ل‬ ~ ِ ‫ ِمن النس‬

﴾ 26 ﴿
Ahmad Aniq Munir -- PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH

3. Jika dua hamzah sama-sama dlummah maka ada dua


wajah;
Tashil hamzah kedua
Ibdal dua harakat hamzah kedua. Contoh;
ُ َ َ َ َ ُ ُ َ َْ ُ ْ
‫ني‬
ٍ ‫ولك ِف ضل ٍل م ِب‬
ِ ‫ِمن دونِ ِه أو ِلاء أ‬
di baca
ُ َ َ َ َ ُ ُ َ َْ ُ ْ
‫ني‬
ٍ ‫ولك ِف ضل ٍل م ِب‬ِ ‫ِمن دونِ ِه أو ِلاء ﺄ‬
ُ َ َ َ َ ُْ َ َْ ُ ْ
‫ني‬
ٍ ‫ِمن دونِ ِه أو ِلاؤو ِلك ِف ضل ٍل م ِب‬

 Dua hamzah yang harakatnya berbeda pada dua kalimat


memiliki perincian sama dengan qalun
 Membaca ibdal. Ibdal adalah mengganti hamzah yang mati
dengan wawu jika hamzah sebelumnya berharakat fathah,
dengan alif jika sebelumnya berharakat fathah, dan dengan
ya’ jika sebelumnya berharakat kasrah.
Contoh;
ْ
‫يُ ْو ِمنُ ْون‬ di baca ‫يُؤ ِمنُ ْون‬

 Memiliki mad badal. Mad badal adalah membaca alif pada
hamzah mati yang sebelumnya terdapat hamzah berhara­
kat fathah, membaca wawu pada hamzah mati yang sebe­
lumnya terdapat hamzah berharakat dlummah, dan mem­

﴾ 27 ﴿
PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir

baca ya’ pada hamzah yang sebelumnya terdapat hamzah


berharakat kasroh.
Mad badal di atas bisa dibaca dengan tiga wajah:
1. Qashr 2 harokat
2. Tawashuth 4 harokat
3. Isyba’ 6 harokat
Contoh;
َ ًّ َ َ
‫السف َهاء‬ ‫ آمن‬-
Di baca
َ ‫الس‬
‫فهاء‬ ُّ ‫آم َن‬َ
َ ‫الس‬
‫فهاء‬ َ
ُّ ‫آام َن‬
َ ‫الس‬
‫فهاء‬ َ
ُّ ‫آاام َن‬
َ َ َ َ ْ ْ ُ ْ ُ َ ْ َّ َ ْ َ َ
‫ات‬
ٍ ‫الين أوتوا ال ِعلم درج‬ ِ ‫ و ِلعلم‬-
Di baca
َ َ َ َ ْ ْ ُ ْ ُ َ ْ َّ َ ْ َ َ
‫ات‬
ٍ ‫الين أوتوا ال ِعلم درج‬ ِ ‫و ِلعلم‬
َ ‫ووتُوا الْعلْ َم َد َر‬ُ
ْ ‫ال ْي َن أ‬ َّ َ ْ َ َ
‫ات‬
ٍ ‫ج‬ ِ ِ ‫و ِلعلم‬
َ َ َ َ ْ ْ ُ ْ ُ َ ْ َّ َ ْ َ َ
‫ات‬
ٍ ‫الين أوووتوا ال ِعلم درج‬ ِ ‫و ِلعلم‬

﴾ 28 ﴿
Ahmad Aniq Munir -- PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH

ُ ْ ْ
‫ ِم ْن َبع ِد ِإي َمانِك ْم‬-
Di baca
ُ ْ ْ
‫ِم ْن َبع ِد ِإي َمانِك ْم‬
ُ ْ
‫ِم ْن َبع ِد ِإييْ َمانِك ْم‬
ُ ْ
‫ِم ْن َبع ِد ِإيييْ َمانِك ْم‬

 Mentarqiq ro’ yaitu membaca ro’ dengan tipis. Ro’ di baca


tarqiq tidak hanya ketika berharakat fathah tetapi juga
berharakat dlummah. Adapun ketentuan ro’ tarqiq sebagai­
mana berikut ini:
1. Sebelum ro’ ada ya’ di sukun.
Contoh;
ٌ َ ْ َ َّ ْ
‫يات‬ ‫ ي ِهن خ‬- ‫ ِف‬
ُ َْ
‫ياث‬ ‫ل َّ ِم‬
ِ ِ -‫ َو‬
ٌ ْ ‫ك َخ‬ َ َ
‫ي‬ ِ ‫ ال‬-
‫ ذ‬
ُ ُْ َ َُ َ َ َْ
‫يه ْم‬ ‫ ل فعله ك ِب‬- ‫ ب‬

2. Dalam satu kalimat asli terdapat huruf ro’ yang sebe­


lumnya terdapat huruf berharakat karah.

﴾ 29 ﴿
PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir

Contoh;
ْ َ
‫ َراعيْ ِه بِال َو ِصيْ ِد‬-
‫ ِذ‬
ً َ ً َ
‫ راء ظا ِهرا‬- ‫ ِم‬
ُ ُ ِّ َ ُ
‫شه ْم َر ُّب ُه ْم‬ ‫ يب‬
-
َ َْ ُْ
‫ ن ِذ ُر َم ْن يش‬- ‫ م‬

3. Jika terdapat huruf mati yang jatuh di antara huruf


berharakat kasrah dan ro’, maka ro’ tersebut harus di
tarqiq. Syarat dari poin ini adalah ro’ tersebut jatuh
setelah huruf yang mati dan masih dalam satu kalimat.
Contoh;

‫ِوز َر َك‬
ْ -

‫م‬ْ ِ َ ‫ِإجرا‬
ْ
-
ُ ْ
‫ِذك ُرك ْم‬ -
ٌ ْ ‫ِسح ٌر ُمب‬
‫ي‬
ْ
-
ِ
Ketentuan ini tidak berlaku pada 3 macam huruf isti’la,
yaitu shod, tho’ dan qof. Jika sebelum ro’ adalah tiga huruf
ini maka ro’ harus di tafkhim.

﴾ 30 ﴿
Ahmad Aniq Munir -- PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH

Contoh;
ً ْ ْ
‫ِاه ِب ُطوا ِمصا‬ -
ُ َ ْ ْ َُْ
‫ِإصه ْم‬ ‫عنهم‬ -
ً ْ َْ َ
‫ لي ِه ِقطرا‬- ‫ ع‬
ً ْ َ ْ َ
‫الت ِوقرا‬ ‫م‬
ِ ِ - ‫ا‬ ‫ال‬ ‫ ف‬
Namun jika sebelum ro’ adalah huruf isti’la yang berupa
kho’ maka ro’ tetap tarqiq.
Contoh;
ْ‫اج ُهم‬ ْ ْ ُ َْ َ
ُ ‫ِإخ َر‬ ‫ ليكم‬- ‫ ع‬
ُ
‫اجك ْم‬ َ ْ َ -
َ
ِ ‫ع ِإخر‬
ً ‫ِإخ َر‬ْ ْ ُ ُ ُْ َ
‫اجا‬ ‫ ي ِرجكم‬- ‫ و‬
 Lam berharakat fathah di taghlidz ketika sebelum lam ada
huruf shod, tho’, dan dzo’ baik fathah atau sukun. Istilah
taghlidz sama dengan tafkhim, hanya saja taghlidz
digunakan pada lam, dan tafkhim digunakan pada ro’.
Syarat lam di baca taghlidz ada tiga;
1. Lam berharakat fathah.
2. Sebelum lam terdapat tiga huruf di atas, yaitu shod,
tho’ dan dzo’.
3. Tiga huruf tersebut berharakat fathah atau sukun.

﴾ 31 ﴿
PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir

Contoh;
َ َ
‫صل َح‬ -
َ ْ ْ َ ََ
‫لون‬ ‫ سيص‬- ‫ و‬
َ ْ َ
‫ ان َطل َق‬- ‫ و‬
َ َ
‫ ْطل ِع‬- ‫ م‬
َ َ
‫ ل َم‬-
‫ ظ‬
َ ْ َّ َ َ
‫ ظللنا‬- ‫ و‬
ُ‫ ْظلَم‬- َ
‫ أ‬
Kaidah ini mengecualikan beberapa hal;
1. Alif yang berada di antara tho’ dan lam. Contoh;
َ َ
‫ ال‬-
‫ ط‬
2. Alif yang berada di antara shod dan lam. Contoh;
ً َ
‫ صاال‬-
ِ‫ ف‬
3. Lam di akhir kalimat yang jatuh setelah huruf shod,
tho’ dan dzo’. Contoh;
َ َ ُْ ْ َ
‫ ن يوصل‬- ‫ أ‬
َ َ
‫ َب َطل‬-
‫ و‬
﴾ 32 ﴿
Ahmad Aniq Munir -- PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH
َّ َ
‫ ل‬-‫ ظ‬
4. Lam jatuh setelah huruf shod dan setelah lam terdapat
alif.
Contoh;
ًّ ُ
‫ َصل‬-
‫ م‬
Dari semua contoh-contoh di atas Warsy memiliki dua
wajah, yaitu taghlidz dan tarqiq, hanya saja taghlidz lebih
kuat.

 Warsy membaca taqlil semua alif baik yang jatuh setelah


ro’ ataupun tidak.
Contoh;
ُ
‫ ًدى‬- ‫ ه‬
َ َ ‫اش‬ْ
‫تى‬ -
ْ
‫ َه َوى‬- ‫ ال‬
ً -
‫وىل‬ ‫ َم‬
َ
ْ ‫ َص‬-
‫ان‬
ِ ‫ ع‬
ْ ْ
‫القىص‬ -
Kaidah di atas mengecualikan beberapa hal;

﴾ 33 ﴿
PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir

1. Satu kalimat yang memiliki dua wajah, fathah dan


taqlil. Satu kalimat tersebut berada pada surat Al-Anfal
َ ََ ََْ
ْ‫يك ُهم‬
yang berbunyi; ‫ولو أر‬
َ ْ َ
2. Kalimat ‫ ك ِمشكو ٍة‬,‫كلهما‬
َ ُ َ َ ِّ َ َْ
ِ ,‫ الربا‬,‫ات‬
ِ ‫ مرض‬yang ada
di seluruh Al-qur’an. Semua kalimat-kalimat ini di baca
fathah oleh Warsy.

 Memiliki naqlul harokat (memindah harokat) ketika ada


tanwin atau nun atau huruf yang terletak di akhir kalimah
yang bertemu dengan huruf hidup di kalimah setelahnya,
atau al yang bertemu dengan hamzah.
ُ ‫ َع َذ‬didi baca ‫اب أَل ٌم‬
ٌ‫اب َن ِلم‬ ٌ ‫ َذ‬-
‫ َع‬
ِ
َ َْ ُ ُ َ َ َْْ ُ ُ َ
‫ لكم لرض‬di baca ‫ كم الرض‬- ‫ ل‬

 Jika terdapat dua huruf len, yaitu ya’ dan wawu, berada di
antara harakat fathah dan hamzah maka ada dua wajah;
1. 6 harakat atau isyba’.
2. 4 harakat atau tawassuth.
Contoh;
ْ‫ ْو َء َة أَخيه‬- ً ْ َ
ِ ِ ‫ َس‬ ‫ يئا‬-
‫ ش‬
َ َ
‫الس ْو ِء‬
َّ ‫ َّن‬-
‫ ظ‬ ‫ي‬
ِ
ْ ‫الط‬
َّ ‫ َهيْئَة‬-
ِ ‫ك‬
﴾ 34 ﴿
BAB II
IBNU KATSIR/ ‫ابن كثير‬

 Nama lengkap Ibnu Katsir adalah Abdullah ibnu Katsir.


 Adapun nama dua perawinya adalah;
1. Al-bazziy/ ‫الزبي‬
2. Qunbul / ‫قنبل‬
 Menyambung dua surat dengan basmalah
 Membaca ha’ shilah pada dlomir dengan panjang. Contoh;
َ
‫ ِفيْ ِه‬،‫ِإلْ ِه‬
 Ibnu Katsir membaca Mad jaiz munfashil dengan qashr.
sedangkan mad wajib muttashil dengan tawasshuth.
Contoh;
َ ُْ َ
‫ ما أن ِزل‬- ِ‫ ب‬
َّ ُ َ
‫ الوا ِإن َما‬- ‫ ق‬
َ
َ‫ ْو ِلَاء‬- ‫ أ‬
﴾ 35 ﴿
PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir

‫اء‬ َ ْ -
َ ‫ال ْغ َض‬ ‫ َو‬
 Membaca mim jama’ dengan shilah ketika di sambung
dengan kalimat sesudahnya. Adapun ketika waqaf tetap
sukun.
Contoh;
َ ُ
‫ ه ُمو يُوقِنُون‬di baca ‫ون‬ َ ُ ُ ْ ُ
‫ هم يوقِن‬-
َ ُ ُْ ُ ْ
‫ َر َزقنَاه ْم ين ِفقون‬d i baca ‫ون‬ َ ُ ُْ ْ ُ َََْ
‫ رزقناهم ين ِفق‬-
ْ‫أَﺄَن ْ َذ ْر َت ُه ُمو أَم‬ ْ‫ أَأَن ْ َذ ْر َت ُه ْم أَم‬-
di baca

 Dua hamzah dalam satu kalimat maka hamzah yang kedua


harus di baca tashil, baik keduanya sama-sama berharakat
fathah, berharakat fathah dan kasrah, serta berharakat fathah
dan dlummah.
Contoh;
ُْ‫ أَﺄَن ْ َذ ْر َتهم‬di baca ‫أَأَن ْ َذ ْر َت ُه ْم‬ -
ْ‫ أَﺄَمنْتُم‬d i baca ‫أَأَمنْتُ ْم‬
ِ ِ -
َ َ َ َ
‫أ ِإذا‬ d i baca ‫أ ِإذا‬ -
َّ َ َّ َ
‫أ ِﺈنا‬ di baca ‫أ ِإنا‬ -
َ ُْ َ َ َُْ
‫ أأن ِزل‬di baca ‫أأن ِزل‬ -
﴾ 36 ﴿
Ahmad Aniq Munir -- PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH

َُْ َُْ
َ‫أﺄل ِق‬ َ
Di baca‫ أأل ِق‬-

 Dua hamzah pada dua kalimat yang berharakat sama me­


miliki perincian sebagai berikut;
1. Jika hamzahnya sama-sama berharakat fathah maka
Al-Bazzi membaca dengan menghilangkan salah satu
hamzahnya ( isqoth ) dan qunbul dengan tashil dan
ibdal.
Contoh;
ُ َ َ ْ َ َ َ َ ُّ
‫ السفهاء أموالكم‬-
Di baca
ُ َ َ ْ َ َ َ ُّ
Al-Bazzi ‫ السفها أموالكم‬
ُ َ َ ْ َ َ َ َ ُّ
Qunbul ‫ السفهاء ﺄموالكم‬
ُ َ ْ َ َ َ ُّ
Qunbul ‫اء ~م َوالك ُم‬ ‫ السفه‬
ُ ْ َْ ُ ُ َ َ َ َ َ َ
‫ ِإذا جاء أحدكم الموت‬-
Di baca
ُ ْ َْ ُ َ َ َ َ
Al-Bazzi ‫اء حدك ُم الموت‬
َ ‫إذ ا ج‬
ِ
ُ ْ َْ ُ ُ َ َ َ َ َ َ
Qunbul ‫ِإذا جاء أحدكم المو‬
‫ت‬

﴾ 37 ﴿
PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir

ُ ْ َْ ُ ُ َ َ َ َ َ َ
Qunbul ‫ِإذا جاء أحدكم الموت‬
2. Jika harakatnya sama-sama kasrah atau dlommah
maka Al-Bazzi seperti Qolun dan Qunbul seperti
Warsy.
 Jika terdapat dua hamzah pada dua kalimat berbeda yang
memiliki harakat berbeda pula maka perinciannya sama
dengan Nafi’

﴾ 38 ﴿
BAB III
ABU ‘AMR / ‫عمرو‬ ‫أبو‬

 Dua perawinya adalah;


Ad-Dury / ‫ادلوري‬
As-Susy / ‫السويس‬
 Apabila menyambung diantara dua surat maka ada tiga
wajah;
1. Membaca basmalah sebagaimana qalun.
2. Saktah, tanpa basmalah.
3. Tidak menggunakan basmalah ataupun saktah.
 Ad-Dury memiliki mad Munfashil dua wajah, qasr / dua
harakat, dan tawassuth / tiga atau empat harakat.
 Ad-Dury membaca kalimah annasi dengan imalah
 As-Susy membaca mad Munfashil dengan Qashr
 As-Susy mempunyai idgham kabir yang artinya jika ada
dua huruf sama atau dua huruf yang makhrajnya berdekatan
dengan huruf awal hidup maka diidghamkan.

﴾ 39 ﴿
PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir

Contoh;
َ َْْ ُ ُ َ َْ َ َ َْْ ُ ُ َ ََ َ
‫جعل لكم الرض‬ di baca ‫جعل لكم الرض‬
 As-Susy mempunyai ibdal (sama seperti warsy) pada
semua hamzah sukun yang selain hamzah paling akhir
pada fi’il mudhori’ yang di jazmkan.
ََْ َْ
 Abu Amr membaca taqlil wazan fa’laa / ‫ فعل‬, fi’laa / ‫ فِعل‬,
َُْ
fu’laa / ‫ فعل‬kecuali sebelum alif huruf ro’.
Contoh;
َ ْ َّ َ ََْ
‫والسلوى‬ ‫فعل‬
َ َْ
‫ِعيس‬ ‫فِع‬
‫ل‬
َ َُْ
‫ُموس‬ ‫فع‬
‫ل‬
 Abu Amr membaca imalah huruf alif yang jatuh sebelum
ro’ yang sebelumnya di baca fathah dan huruf ro’nya harus
berharokat kasroh.
Contoh;
ْ‫ع أَب ْ َصارهم‬ََ َ
‫و‬
ِِ
ُ َ ْ َ
‫ار‬ َّ
ِ ‫أصحاب انل‬
 Abu Amr membaca imalah pada kalimah al-kaafiriin.
Contoh;

﴾ 40 ﴿
Ahmad Aniq Munir -- PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH

َ ‫ِم َن الْ َكفِر‬


‫ين‬ ِ
َ ‫َل َي ْهدي الْ َق ْو َم الْ َك ِفر‬
‫ين‬ ِ ِ
 Abu Amr membaca imalah alif setelah ro’.
Contoh;
َ َ ‫ نَ َص‬،‫تى‬ ْ
َ َ ‫اش‬
‫ ن َرى‬،‫ارى‬
 Abu Amr pada kalimah him yang sebelumnya huruf jer
(ala, ila dan ba) membaca kasroh dengan syarat jika di
sambung dengan kalimah sesudahnya.
Contoh;
ُ َّ ِّ َ
‫َعليْ ِه ُم اذللة‬
ُ َ ْ ُ َْ َ
‫علي ِهم ال ِقتال‬
 Jika ada dua hamzah sama-sama berharakat fathah dalam
satu kalimat maka hukumnya sama dengan qolun.
Contoh;
ْ‫آﺄَن ْ َذ ْر َت ُهم‬ di baca
ْ‫أَأَن ْ َذ ْر َت ُه م‬
 Jika ada dua hamzah, hamzah yang pertama berharakat
fathah dan yang kedua berharakat kasrah maka hukumnya
sama dengan qolun.
Contoh;

﴾ 41 ﴿
PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir

َ َ ٌَ َ َ ٌ َ َ
ِ ‫آﺈل مع ا‬
‫هلل‬ di baca ِ ‫أ ِإل مع ا‬
‫هلل‬
 Jika ada dua hamzah, hamzah yang pertama berharakat
fathah dan yang kedua berharakat dlommah maka punya
dua wajah, tashil tanpa idkhol dan tashil dengan idkhol.
Contoh;
َ ُْ َ َُْ
‫آأن ِزل‬ di baca ‫أأن ِز ل‬
 Jika ada dua hamzah berharokat kasroh, fathah, atau
dlommah pada dua kalimat maka dibaca isqoth dengan
qashr dan mad. Contoh;
ُ ْ َ ْ ُ ُ َ َ َ َ َ َ َّ َ
‫ حت ِإذا جاء أحدكم الموت‬-

di baca
ُ ْ َ ْ ُ ُ َ َ َ َ َ َّ َ
‫ حت إِذا جا أحدكم الموت‬
ُْ ْ َ َ
َ ‫ ه ُؤل ِء ِإن كنتُ ْم َصا ِد ِق‬-
‫ني‬
di baca
َ ‫ َه ُؤ َل إ ْن ُكنْتُ ْم َصادق‬
‫ني‬ ِِ ِ
ُ ‫ك ف َض َلل‬ ُ
َ َ ُ َ ْ َ ُ ْ َُ َ َْ َ
‫ني‬ ‫ب‬‫م‬
ٍ ِ ٍ ِ ‫ول‬
ِ ‫أ‬ ‫اء‬ ‫ل‬ِ ِ ِ ‫ وليس ل ِمن‬-
‫و‬ ‫أ‬ ‫ه‬ ‫ن‬ ‫و‬‫د‬
di baca
ُ َ َ َ َ ُ َ ْ َ ُ ْ َُ َ َْ َ
‫ني‬ ِ ‫وليس ل ِمن دونِ ِه أو ِلا أ‬
ٍ ‫ولك ِف ضل ٍل م ِب‬

﴾ 42 ﴿
Ahmad Aniq Munir -- PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH

 Jika dua hamzah berbeda pada dua kalimat maka hukumnya


sama seperti nafi’

﴾ 43 ﴿
PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir

﴾ 44 ﴿
BAB IV
IBNU AMIR / ‫عامر‬ ‫ابن‬

 Dua perawinya adalah:


1. Hisyam / ‫هشام‬
2. Ibnu Dzakwan / ‫ابن ذكوان‬
 Apabila menyambung diantara dua surat maka ada tiga
wajah;
Membaca basmalah sebagaimana qalun.
Saktah, tanpa basmalah.
Tidak menggunakan basmalah ataupun saktah.
 Mad Munfashil pada ibnu amir di baca tawassuth.
 Jika ada dua hamzah berharokat fathah dalam satu kalimah,
Hisyam membaca tashil idkhol hamzah kedua dan tahqiq
bil idkhol. Selain itu, di baca tahqiq
 Ibnu Dzakwan membaca imalah pada kalimah ,‫ زاد‬,‫شاء‬
‫جاء‬.
Hisyam sama dengan kita.

﴾ 45 ﴿
PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir

 Hisyam membaca hamzah diakhir kalimah saat diwaqofkan


ُ
seperti lafal ‫ السفهاء‬dengan lima wajah;
1. Ibdal dengan qoshr
2. Ibdal dengan tawassuth
3. Ibdal dengan isyba’
4. Tashil hamzah dengan tawassuth
5. Tashil hamzah dengan qashr

﴾ 46 ﴿
BAB V
ASHIM

 Dua perawi Ashim adalah Syu’bah dan Hafsh


 Menyambung dua surat dengan basmalah
 Mad Jaiz Munfashil tawassuth
 Tempat saktah yang berlaku pada Hafsh tidak berlaku bagi
Syu’bah
 Tempat tashil yang berlaku pada Hafsh tidak berlaku bagi
Syu’bah
 Imalah yang berlaku pada Hafs tidak berlaku bagi Syu’bah

﴾ 47 ﴿
PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir

﴾ 48 ﴿
BAB VI
HAMZAH

 Dua perawinya adalah ;


a. Imam Khalaf / ‫خلف‬
b. Imam Khallad / ‫خالد‬
 Mad Munfashil sama dengan mad muttashil (6 harokat)
 Menyambung dua surat dengan washol dan saktah
 Khalaf Membaca tarkul ghunnah ketika nun mati atau
tanwin bertemu wawu atau ya’, contoh :
ُ ِّ ُ
‫ِف ك َم َّر ٍة َوه ْم‬
 Khalaf membaca saktah pada kalimah Syai’un, Syai’an, dan
Syai’in serta al yang setelahnya ada hamzah tanpa ada wajah
tahqiq. Contoh :
ٌ ِّ َ ْ َ
‫ش ٌء فاتبَاع‬
ْ َ َْ َ
‫ع ْن نف ٍس شيئًا‬

﴾ 49 ﴿
PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir

ْ َ ‫ك‬ ِّ ُ َ َ
‫ش ٍء‬ ‫ع‬
ْ
‫َوبِال َ ِخ َر ِة‬
 Khalaf: Jika ada hamzah mafshul, yaitu hamzah yang
sebelumnya ada huruf mati dalam dua kalimat, maka
dibaca saktah dan tahqiq ketika washol. Contoh :
َ ْ
‫ِمن أ ِخي ِه‬
 Khalaf: ketika al bertemu dengan hamzah ketika waqof
maka ada dua wajah; saktah dan naql.
 Khalaf: ketika hamzah mafshul waqaf maka wajahnya tiga,
tahqiq, saktah, dan naql
 Ketika syai’in waqof, maka ada 4 wajah;
1. Wajah sukun
2. Wajah roum
3. Tasydid sukun
4. Tasydid kasroh + roum
 Ketika syai’un waqof, maka ada 6 wajah;
1. Wajah sukun
2. Wajah roum
3. Tasydid sukun
4. Tasydid kasroh + roum
5. Isymam : ya’ sukun bibir mecucu isyaroh harokat
dhummah.

﴾ 50 ﴿
Ahmad Aniq Munir -- PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH

6. Isymam tasydid
 Ketika syai’an waqof, maka ada 2 wajah;
1. Syaya
2. Syaiya
 Kholaf membaca kalimah ash-shirothi dengan isymam
(suaranya campuran za’ dan shad).
 Khallad membaca pada kalimah syai’an, syai’un, syai’in
serta al dengan saktah dan tahqiq
 Khallad tidak ada saktah pada kalimah yang mafshul.
 Membaca ghunnah seperti hafsh di semua tempat ghunnah.
 Khallad: ketika al bertemu dengan hamzah ketika waqof
maka ada dua wajah; saktah dan naql.
 Khallad: ketika hamzah mafshul waqaf maka wajahnya
dua,tahqiq, dan naql
 Hamzah membaca ‘alaihim, ladaihim, ilaihim dengan ha’
diganti dengan harokat dhummah.
ْ‫ َ َليْهم‬،‫ إ َلْه ْم‬،‫َعلَيْه ْم‬
ِ ِ ِ ِ
Di baca
ْ‫ َ َل ْي ُهم‬،‫ إ َلْ ُه ْم‬،‫َعلَيْ ُه ْم‬
ِ
 Hamzah pada kalimah him ketika disambung dengan
kalimah sesudahnya berupa al, ha’ dibaca dhummah.
Contoh :

﴾ 51 ﴿
PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir

ُ َّ ِّ َ ْ َ ُ َ
‫ت َعليْ ِه ُم اذللة‬
‫ضب‬
ِ ‫و‬
di baca
ُ َّ ِّ َ ْ َ ُ َ
‫ت َعليْ ُه ُم اذللة‬ ‫ضب‬
ِ ‫و‬
 Hamzah membaca tashil atau ibdal pada hamzah disebuah
kalimah ketika diwaqofkan dengan 3 wajah, contoh;
mustahzi’uun.
1. Tashil : antara hamzah dan ya’
2. Ibdal
3. Hadzf membuang hamzah
 Hamzah membaca imalah alif yang asalnya ya’ maupun
alif layyinah. Contoh :
َ َ َ ْ َ ََ
‫ ُموس‬،‫است ْسق‬ ‫ وإِ ِذ‬،‫بل‬
 Ketika ada huruf zaidah; wawu, ba’, sin, lam, hamzah di
awal kalimah dibaca dengan dua wajah: tahqiq dan tashil.
 Pedoman membaca jama’ pada Hamzah; membaca tarkul
ghunnah dulu dan melihat khilaf yang paling akhir. Jika
ada al atau syai’ dibaca saktah baru tahqiq. Jika ada hamzah
mafshul dibaca tahqiq baru saktah.

﴾ 52 ﴿
BAB VII

ALI AL-KISA’I/
‫علي الكسائي‬

 Dua perawinya adalah :


 Abul Harist / ‫أبو احلارث‬
 Ad-Duuri / ‫ادلوري‬
 Mad munfashil sama dengan Hafs
 Al-Kisa’i membaca imalah alif yang asalnya ya’ maupun alif
layyinah. Contoh :
َ َ َ ْ َ ََ
‫ ُموس‬،‫است ْسق‬ ‫ وإِ ِذ‬،‫بل‬
 Ad-duuri membaca imalah pada kalimah al-kaafirin atau
alif yang jatuh sebelum ro’ yang dibaca kasroh.
 Ali al-kisa’i membaca imalah ta’ ta’nits apabila sebelum ta’
ada huruf hamzah, kaf, ha’, ro’ yang berharokat fathah yang
sebelum huruf 4 tersebut terdapat ya’ sukun atau huruf
yang berharokat kasroh. Contoh; al-aakhiroh dibaca al-
aakhireh.

﴾ 53 ﴿
PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir

 Apabila sebelum ta’ta’nits tidak berupa huruf 4 diatas atau


4 huruf diatas namun tidak memenuhi ketentuan diatas
maka ketentuannya jika huruf sebelum ta’ ta’nits adalah
huruf-huruf yang terkumpul pada kalimah

‫فجثت زينب ذلود شمس‬


 Maka imalah ta’ ta’nits tidak ada perkhilafan namun jika
huruf sebelum ta ta’nits selain 15 huruf diatas maka ada
perbedaan pada kisa’i.
 Membaca hum jika diwasholkan dengan al sesudahnya.
Apabila diwaqafkan tetap di baca him. Contoh;
َ ْ َ ْ ُ ُ ُ َّ ِّ ُ ُ ْ َ َ
‫اب‬
ِ ‫ بِهم السب‬،‫عليهم اذللة‬

﴾ 54 ﴿
BAB VIII
ABU JA’FAR/ ‫جعفر‬ ‫أبو‬

 Dua perawi Abu Ja’far adalah:


A. Imam Ibnu Wardan / ‫ابن وردان‬
B. Imam Ibnu Jammaaz / ‫ابن مجاز‬
 Mad munfashil dibaca qashr.
 Membaca ghunnah tanwin yang bertemu ghin dan kha’
 Abu Ja’far membaca ibdal pada hamzah yang berharokat
sukun atau hamzah yang berharokat fathah yang jatuh pada
fa’ fi’il. Contoh; yu’addih menjadi yuwaddih.
ُ ُ َُ َ
ُ‫ك ُم اهلل‬ ‫اخذ‬
ِ ‫ل يؤ‬
 Abu Ja’far membaca ibdal hamzah yang berharakat sukun
pada ‘ain fi’il atau lam fi’il. Contoh ;
ُْ َ
‫ت ُسؤه ْم‬
 Abu ja’far membaca shilah pada mim jama’ ketika washol.
Contoh:

﴾ 55 ﴿
PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir

َ ُ
‫ه ْم يُو ِقنُون‬

di baca
َ ُ
‫ه ُمو يُو ِقنُون‬
 Hukum tentang dua hamzah dalam satu kalimat sama
dengan qolun.
 Hukum dua hamzah dalam dua kalimat sama dengan Nafi’.

﴾ 56 ﴿
BAB IX
YA’QUB / ‫يعقوب‬

 Dua perawi Ya’qub adalah:


A. Imam Ruwais / ‫رويس‬
B. Imam Rouh / ‫روح‬
 Apabila menyambung diantara dua surat maka ada tiga
wajah;
Membaca basmalah sebagaimana qalun.
Saktah, tanpa basmalah.
Tidak menggunakan basmalah ataupun saktah.
 Membaca mad munfashil dengan qashr.
 Membaca hum pada kalimah him yang sebelumnya ada
ya’ sukun baik secara waqaf dan washal . Contoh :
ْ‫ يَأْتيهم‬،‫ َ َليْه ْم‬،‫ إ َلْه ْم‬،‫َعلَيْه ْم‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
Di baca
ُ ‫ يَأْت‬،‫ َ َل ْي ُه ْم‬،‫ إ َلْ ُه ْم‬،‫َعلَيْ ُه ْم‬
ْ‫يهم‬
ِ ِ
﴾ 57 ﴿
PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir

 Pada kalimah hum yang sebelumnya ada huruf berharakat


kasrah yang setelah hum ada al, Ya’qub membaca kasroh
ba’, ha’, dan mim baik secara waqaf dan washal. Contoh:
َْ ُ
ُ‫ال ْسبَاب‬ ‫بِ ِهم‬
Di baca
َْ
ُ‫ال ْسبَاب‬ ‫بِ ِه ِم‬
 Apabila sebelum hum berupa fi’il mudlori’ yang di buang
ya’ nya maka ruwais membaca dlommah ha’ nya. Contoh;
ْ‫َوإ ْن يَأْت ُهم‬
ِ ِ
 Jika ada dua hamzah dalam satu kalimat, Ruwais membaca
hamzah yang kedua dengan tashil. Rouh dengan tahqiq.
 Jika ada dua hamzah pada dua kalimat, Ruwais membaca
tashil hamzah kedua.

﴾ 58 ﴿
BAB X
KHOLAF / ‫خلف‬

 Dua perawi Kholaf adalah :


1. Imam Idris / ‫إدريس‬
2. Imam Ishaq/ ‫إسحاق‬
 Membaca mad munfashil dengan tawassuth
 Menyambung dua surat dengan washol dan saktah
 Membaca imalah pada alif yang asalnya ya’.
 Idris, selain membaca tahqiq juga membaca saktah dengan
tiga tingkatan;
1. Pada al dan syai’
2. Pada al, syai’, dan hamzah mafshul
3. Pada al, syai’, hamzah mafshul, dan hamzah maushul.
Hamzah mausul adalah hamzah hidup yang sebelum­
nya huruf mati dalam satu dalimat. Contoh;

‫القرأن‬

﴾ 59 ﴿
‫‪PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir‬‬

‫ ‬ ‫;‪Contoh‬‬
‫اء َعلَيْه ْم أَأَن ْ َذ ْر َت ُه ْم أَ ْم لَمْ‬ ‫ك َف ُروا َس َو ٌ‬ ‫َّ َّ َ َ‬
‫الين‬
‫ِ‬ ‫ِإن ِ‬ ‫‪ .1‬‬
‫ُْ ُ َ ْ َ‬
‫تن ِذ ْره ْم ل يُؤ ِمنُون‬
‫َ َ َّ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ُ َّ َ ُ َّ َ َ َ ُ ْ َ َ ْ َ َ َ‬
‫وعلم آَدم السماء كها ثم عرضهم ع الملئِك ِة‬ ‫‪ .2‬‬
‫َف َق َال أَنْبئُون بأَ ْس َما ِء َه ُؤ َل ِء إ ْن ُكنْتُ ْم َصادقنيَ‬
‫ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ ِ‬
‫حابُ‬ ‫ك أ ْص َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ َّ َ َ َ ُ َ َّ‬
‫َ‬
‫ول‬
‫الين كفروا وكذبوا بِآ َياتِنا أ ِ‬ ‫و ِ‬ ‫‪ .3‬‬
‫َّ ُ ْ َ َ ُ َ‬
‫الون‬ ‫ار هم ِفيها خ ِ‬ ‫انل ِ‬
‫ُ ْ ََْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ ْ َ َ ُ َ‬
‫الل َّ يَأ ُم ُرك ْم أن تذبُوا‬ ‫وس ل َق ْو ِمه إ َّن َ‬ ‫وإِذ قال م‬ ‫‪ .4‬‬
‫ِ ِ ِ‬
‫َ ً‬
‫َبق َرة‬
‫َ ْ َ َ َ َ ُّ َ َ ْ َ‬
‫الس َما ِء‬ ‫ك ف َّ‬
‫قد نرى تقلب وج ِه ِ‬ ‫‪ .5‬‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ َ ُّ َ َّ َ َ ُ ُ َ َ َ ْ ُ ُ ْ‬
‫الين آ َمنوا ك ِتب عليكم ال ِقصاص ِف‬ ‫يا أيها ِ‬ ‫‪ .6‬‬
‫َْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬
‫ْ َ ْ َ ْ ُ ُّ ُ ِّ َ َ ْ ُ َ ْ َ ْ َ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫القتل الر بِالر والعبد بِالعب ِد والنث بِالنث‬
‫َ ْ ٌ َ ِّ َ ٌ ْ َ ْ‬ ‫َ َ ْ ُ َُ ْ َ‬
‫وف‬ ‫ُ‬
‫ف ل ِمن أ ِخي ِه شء فاتباع بِالمعر ِ‬ ‫فمن ع ِ َ‬ ‫‪ .7‬‬
‫كمْ‬ ‫ْ َ ِّ ُ‬ ‫َ َ َْ ٌ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َََ ٌ َ‬
‫ان ذلِك ت ِفيف ِمن رب‬ ‫وأداء ِإل ِه بِ ِإحس ٍ‬
‫ٌَََْ‬
‫حة‬ ‫ور‬

‫﴿ ‪﴾ 60‬‬
‫‪Ahmad Aniq Munir -- PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH‬‬

‫َ ُْ ُ ُ ْ َ ْ ُ َ ْ ُ ُ ُ ْ ََ ْ ُ ُ ْ ْ َ ْ ُ‬
‫‪ .8‬واقتلوهم حيث ث ِقفتموهم وأخ ِرجوهم ِمن حيث‬
‫َ ْ َ ُ ُ ْ َ ْ ْ َ ُ َ َ ُّ َ ْ َ ْ‬
‫أخرجوكم وال ِفتنة أشد ِمن القت ِل‬
‫ُ َّ َ ْ َ َ َ َ ْ ُ ْ ْ َ ْ ْ َ ِّ َ َ َ ً ُ َ ً َ ْ َ‬
‫‪ .9‬ثم أنزل عليكم ِمن بع ِد الغم أمنة نعاسا يغش‬
‫َ َ ً ْ ُ ْ َ َ َ ٌ َ ْ َ َ َّ ْ ُ ْ َ ْ ُ ُ ُ ْ َ ُ ُّ َ‬
‫طائِفة ِمنكم وطائِفة قد أهمتهم أنفسهم يظنون‬
‫الَاهليةَّ‬ ‫َ ْ َ ْ َ ِّ َ َّ ْ‬
‫ِِ ِ‬ ‫الل َّ غي الق ظن‬ ‫بِ ِ‬
‫ل‬‫ك إ َ َّ‬ ‫ِّ ُ َ َ ِّ َ َ َ ُ َ‬
‫ع‬ ‫ف‬
‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ر‬ ‫و‬ ‫يك‬ ‫ف‬ ‫و‬ ‫ت‬ ‫م‬ ‫ن‬ ‫إ‬ ‫يس‬
‫َ‬
‫ع‬
‫ِ‬ ‫ا‬ ‫‪ .10‬إ ْذ قَ َال ُ‬
‫الل َّ يَ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َّ‬ ‫َ ُ‬ ‫َ ََ‬ ‫َّ‬ ‫ُ ِّ َ‬
‫ين‬ ‫ال َ‬ ‫ين كف ُروا َوجا ِعل ِ‬ ‫َو م َطه ُرك ِم َن ِ‬
‫ال‬
‫ك َف ُروا إ َل يَ ْومِ الْقيَ َ‬ ‫َّ َ ُ َ َ ْ َ َّ َ َ‬
‫ام ِة‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫الين‬ ‫اتبعوك فوق ِ‬
‫ُ‬ ‫ُ ْ ُ ْ َ ْ َ ُ َّ ُ ْ َ ْ َّ َ ْ ُ ُ َ ْ َ ْ‬
‫وف‬ ‫اس تأمرون بِالمعر ِ‬ ‫‪ .11‬كنتم خي أم ٍة أخ ِرجت لِلن ِ‬
‫ُْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َََْ ْ َ َ ُْ ْ َ َُْ ُ َ‬
‫الل َّ َول ْو آ ََم َن أهل‬ ‫وتنهون ع ِن المنك ِر وتؤ ِمن ِ ِ‬
‫ب‬ ‫ون‬
‫ْ َ َ َ َ َ ًْ َ‬
‫يا ل ُه ْم‬ ‫اب لكن خ‬ ‫كت ِ‬ ‫ال ِ‬
‫اذللَّ ُة أَ ْي َن َما ثُق ُفوا إ َّل بَبْل ِمنَ‬ ‫ُ َ ْ َ َ ْ ُ ِّ‬
‫ضبت علي ِهم‬
‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫‪ِ .12‬‬
‫الل َّ‬ ‫َ‬ ‫اءوا ب َغ َ‬ ‫اس َو َب ُ‬ ‫الل َّ َو َحبْل ِم َن َّ‬
‫ب ِمن ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ض‬ ‫ِ‬ ‫انل ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬
‫ْ َ ُ‬ ‫َ ُ َ ْ َ‬
‫ت َعليْ ِه ُم ال َم ْسكنَة‬ ‫ضب‬
‫و ِ‬

‫﴿ ‪﴾ 61‬‬
‫‪PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir‬‬

‫َّ َّ َ َ َ ُ َ ْ ُ ْ َ َ ْ ُ ْ َ ْ َ ُ ُ ْ َ َ‬
‫الين كفروا لن تغ ِن عنهم أموالهم ول‬ ‫‪ِ .13‬إن ِ‬
‫َّ‬ ‫َ ْ َ ُ ُ ْ َ َّ َ ْ ً َ َ َ ُ ْ َ ُ ُ‬
‫ُ‬
‫ار‬
‫ولك هم وقود انل ِ‬ ‫الل شيئا وأ ِ‬ ‫أولدهم ِمن ِ‬
‫وب َعلَيْه ْم أَوْ‬ ‫ش ٌء أَ ْو َيتُ َ‬ ‫َ‬
‫ك ِم َن ْال ْمر َ ْ‬ ‫َْ َ َ َ‬
‫‪ .14‬ليس ل‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ َّ َ‬ ‫ُ ِّ‬
‫ي َعذ َب ُه ْم ف ِإن ُه ْم ظال ِ ُمون‬
‫ً‬ ‫َ َ ْ َ َّ ُ َ َ ْ ُ ْ َ ْ َ َ َ‬
‫يه ْم َر ُسول‬ ‫‪ .15‬لقد َمن الل َّ ع المؤ ِم ِنني ِإذ بع ِ ِ‬
‫ف‬ ‫ث‬
‫ِّ‬ ‫ْ ْ ُ ْ َ ْ ُ َ َ ْ ْ َ َ ُ َ ِّ‬
‫يه ْم َو ُي َعل ُم ُه ُم‬ ‫ِمن أنف ِس ِهم يتلو علي ِهم آ َياتِ ِه ويز ِ‬
‫ك‬
‫َ‬ ‫َ ُ َ‬ ‫ْ َ َ َ ْ ْ َ ْ َ ُ‬
‫الك َمة َوإِن كنوا ِم ْن قبْل ل ِف َضل ٍل‬ ‫كتاب و ِ‬ ‫ال ِ‬
‫ني‬ ‫ُ‬
‫م ِب ٍ‬
‫ك ْم ُمصيبَ ٌة قَ ْد أَ َصبْتُ ْم مثْلَيْ َها قُلْتُمْ‬ ‫َ َ َ َّ َ َ َ ْ ُ‬
‫‪ .16‬أولما أصابت‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫كمْ‬ ‫ُ‬ ‫َ َّ َ َ ُ ْ ُ َ ْ ْ ْ ُ‬
‫َ‬
‫أن هذا قل هو ِمن ِعن ِد أنف ِس‬
‫َ‬ ‫َ ْ َ َ َ َ ُ ْ َ ُّ ُ ْ َ ِّ َ ُ ُ َ َ َ‬
‫‪ .17‬فاستجاب لهم ربهم أن ل أ ِضيع عمل ع ِم ٍل‬
‫ْ ُ ْ ْ َ َ َْ ُْ َ‬
‫ِمنكم ِمن ذك ٍر أو أنث‬
‫َ َ ُْ َ‬ ‫ُ‬ ‫َ َّ ْ َ ْ ْ َ َ َ ْ ُ ْ‬
‫الل َّ وما أن ِزل‬ ‫اب لمن يؤ ِمن بِ ِ‬ ‫كت ِ‬ ‫‪ .18‬وإِن ِمن أه ِل ال ِ‬
‫َْ َُ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ ُ ْ َ َ ُْ َ ْ ْ َ‬
‫َ‬
‫ل َّ ل يشتون‬ ‫اش ِعني ِ ِ‬ ‫إِلكم وما أن ِزل إِل ِهم خ ِ‬
‫ًََ َ ً‬ ‫َ‬
‫الل َّ ثمنا ق ِليل‬‫ات ِ‬ ‫بِآ َي ِ‬

‫﴿ ‪﴾ 62‬‬
‫‪Ahmad Aniq Munir -- PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH‬‬

‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ ُّ َ َّ‬
‫الين آ َمنوا اص ِبوا وصابِروا ورابِطوا‬ ‫‪ .19‬يا أيها ِ‬
‫َ َ َ َّ ُ ْ ُ ْ ُ َ‬ ‫َّ ُ‬
‫حون‬ ‫َواتقوا الل َّ لعلكم تف ِل‬
‫ك ُم الَّت َج َع َل اللَُّ‬ ‫ُّ َ َ َ َ ْ َ َ ُ‬ ‫ََ ُُْ‬
‫ِ‬ ‫‪ .20‬و ل تؤ توا السفهاء أ موال‬
‫ُ ُ ُ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ ُ ْ َ ً َ ُُْ ُ‬
‫وه ْم ف َ‬
‫يها َواك ُسوه ْم َوقولوا ل ُه ْم‬ ‫ِ‬ ‫لكم ِقياما وارزق‬
‫ًَْ َ ُْ ً‬
‫قول معروفا‬

‫﴿ ‪﴾ 63‬‬
PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir

﴾ 64 ﴿
DAFTAR PUSTAKA

Al-Dlabba’, Ali Muhammad, Al-Bahjah Al-Mardliyyah Syarh


Al-Durrah Al-Mudliyyah, Mesir; Dar Al-Sahabat, 2002
Al-Dlabba’, Ali Muhammad, Mukhtasar Bulugh Al-Umniyyah,
Mesir; Maktabah Mustafa Al-Babi Al-Halaby, 1955
Al-Hadlrami, Abi Abdillah, Syarh Al-Samanudi ala Matn Al-
Durrah Al-Mutammimah li Al-Qira’at Al-‘Asyr, Mesir;
Dar Al-Sahabat, 2006
Al-Husaini, Hasan Khalaf, Tahrir Masa’il Al-Syathibiyyah,
Mesir; Maktabah Mustafa Al-Babi Al-Halaby, 1955
Al-Shafaqisi, Al-Nuri, Ali, Ghoits Al-Naf’ fi Al-Qira’at Al-Sab’,
Mesir; Maktabah Mustafa Al-Babi Al-Halaby, 1955
Al-Suyuthi, Jalal Al-Din, Syarh Al-Syathibiyyah, Mesir;
Maktabah Qordoba, 2004
Al-Qadli, ‘Abd Al-Fattah ‘Abd Al-Ghani, Al-Budur Al-Zahirah
fi Al-Qira’at Al-‘Asyrah min Thoriqoh Al-Syathibiyyah
wa Al-Durrah, Mesir; Dar Al-Salam, 2008

﴾ 65 ﴿
PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir

Al-Qadli, ‘Abd Al-Fattah ‘Abd Al-Ghani, Al-Wafi fi Syarh Al-


Syathibiyyah, mesir; Dar Al-Salam, 2006
Al-Qadli, ‘Abd Al-Fattah ‘Abd Al-Ghani, Al-Idloh li Matn Al-
Durrah Al-Mudli’ah, Mesir; Dar Al-Salam, 2012
Al-Qashih, Ali bin Utsman bin Muhammad bin Ahmad, Siraj
Al-Qari wa Tidzrah Al-Muqri Al-Muntahi, Mesir;
Maktabah Mustafa Al-Babi Al-Halaby, 1955
Al-Syathibi, Al-Qasim bin Fiirruh bin Khalaf, Hirz Al-‘Amani
wa Wajh Al-Tihany fi Al-Qira’at Al-Sab’, Mesir; Mathba’ah
Mustafa Al-Babi Al-Halaby, 1937
Ibn Al-Jazari, Muhammad bin muhammad bin Muhammad,
Matn Al-Durrah Al-Mudli’ah, Saudi Arabia; Maktabah
Dar Al-Huda, 1994
Muhammad, Shabir, Hasan, Al-Nujum Al-Zahirah fi Tarajum
Al-Qurra’ Al-‘Arba’at ‘Asyr wa Ruwatihim wa
Thuruqihim, Saudi Arabia; Dar ‘Alam Al-Kutub, 1998

﴾ 66 ﴿
PROFIL PENULIS

Ahmad Aniq Munir lahir di Jepara pada tahun 1985 dari


pasangan Ibu Hj. Muyassaroh Kholil dan Bapak H. Ma’arif
Asrori. Masa sekolah mulai MI, Mts dan MA Hasyim Asy’ari
dijalaninya di Bangsri sembari mengaji Al-Quran langsung
pada Kakeknya KH. Kholil Abd. Hamid dan mengaji kitab di
bawah asuhan Bapaknya sendiri di PP. Darut Ta’lim Bangsri.
Selesai Aliyah meneruskan pendidikannya di Muhadloroh
Al-Anwar Sarang Rembang (2005) di bawah asuhan K.H.
Maimun Zubair. Lulus Muhadloroh melanjutkan S1 ke Al-
Azhar Kairo (2009). Sempat meneruskan pendidikan S2 di
Al-Azhar juga, namun karena konflik di Mesir pada tahun 2011
akhirnya memutuskan pulang ke Indonesia. Tahun 2013
melanjutkan S2 di UIN Walisongo Semarang dan lulus pada
tahun 2015. Selesai pendidikan S2 fokus mengabdi di Pondok
Pesantren Darut Ta’lim Bangsri yang dirintis kedua orangtua­
nya.

﴾ 67 ﴿
PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir

Pendidikan Qiro’at Asyroh dimulainya sejak tahun 2006-


2011 di bawah bimbingan Syekh Nabil Ali Muhammad, salah
satu pakar Al-Qur’an dan Qiro’at di Mesir. Ahmad Aniq Munir
juga di percaya menjadi asisten beliau sejak tahun 2008-2011
dan mulai mengajar ilmu Qiroat secara privat sejak pulang ke
Indonesia. Pada tahun 2019, merintis program intensif kajian
Qiroat Asyroh selama 99 jam (10-12 hari). Rencananya pro­
gram ini akan diadakan 2 kali dalam satu tahun sebagai realisasi
dari cita-citanya untuk menyebar luaskan Ilmu Qiroat yang
makin jarang peminat.

﴾ 68 ﴿
CATATAN

﴾ 69 ﴿
PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir

﴾ 70 ﴿
Ahmad Aniq Munir -- PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH

﴾ 71 ﴿
PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir

﴾ 72 ﴿
Ahmad Aniq Munir -- PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH

﴾ 73 ﴿
PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir

﴾ 74 ﴿
Ahmad Aniq Munir -- PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH

﴾ 75 ﴿
PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir

﴾ 76 ﴿
Ahmad Aniq Munir -- PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH

﴾ 77 ﴿
PEDOMAN UMUM QIRO’AH ‘ASYROH -- Ahmad Aniq Munir

﴾ 78 ﴿

Anda mungkin juga menyukai