DisusunOleh :
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Mahasiswa Jurusan Ilmu al-Qur’an dan
Tafsir Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Pekalongan semester ganjil tahun
akademik 2020/2021 di lakukan secara daring 28 Oktober 2020 oleh Mahasiswa/Mahasiswi
Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin ini telah dikonsultasikan dan
diketahui oleh Dosen Pembimbing dan disahkan oleh Kajur Ilmu al-Qur’an dan Tafsir
pada:
Hari : Rabu
Mengetahui,
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Eksistensi Kegiatan KKL Bagi Mahasiswa Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Fakultas Ushuluddin, Adab&Dakwah
Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) tentang Tahfidz dan Tafsir Al-Qur’an
bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) Fakultas Ushuluddin Adab
dan Dakwah IAIN Pekalongan memiliki dasar pemikiran yang menjadi acuan
eksistensi kegiatan tersebut. Adapun dasar pemikirannya adalah sebagai berikut :
1. Dalam kurikulum jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir IAIN Pekalongan, bobot KKL
adalah 0 SKS. Namun demikian, program ini bersifat wajib bagi seluruh mahasiswa.
Dikatakan wajib karena kegiatan ini merupakan program intra-kurikule rmahasiswa
Jurusan Ilmu al-Qur’an &Tafsir, FakultasUshuludin, Adab & Dakwah IAIN
Pekalongan. Oleh karenaitu, setiap mahasiswa yang belum melakukan kegiatan ini,
dipastikan secara administrasi dan akademis belum diakui memenuhi kualifikasi
sebagai output (keluaran) danoutcome (hasil) mahasiswa IAIN Pekalongan.
2. Kompetensi utama lulusan mahasiswa Jurusan Ilmu al-Qur’an & Tafsir, Fakultas
Ushuludin, Adab & Dakwah IAIN Pekalongan yaitu menjadi sarjana (ulama) yang
menguasai ilmu-ilmu dasar ke-Islaman dalam bidang Al-Qur’an dan Tafsir baik teori
maupun praktik, secara integral dan mampu mengkomunikasikan dan
menerapkannya dalam kehidupan modern melalui penguasaan penerapan metodologi
ilmu-ilmu modern. Untuk memiliki kompetensi tersebut, mahasiswa sebagai calon
sarjana harus meningkatkan kualitas diriny amelaluiu saha pendidikan dan pelatihan,
serta menggali pengalaman yang diperoleh dari berbagai lembaga pendidikan yang
telah menunjukkan keunggulan dalam mengembangkan profesi sarjana (ulama).
3. Disamping kompetensi utama diatas, lulusan mahasiswa Jurusan Ilmu al-Qur’an
&Tafsir, Fakultas Ushuludin, Adab & Dakwah IAIN Pekalongan diharapkan mampu
mengembangkan pengetahuan yang dimiliki untuk merespon persoalan yang dihadapi
dalam kehidupan bermasyarakat.
4. Untuk itu, Fakultas Ushuludin, Adab & Dakwah dalam hal ini khususnya Jurusan
Ilmu al-Qur’an &Tafsir IAIN Pekalongan memilih Badan Pengelola Masjid Agung
Semarang dan Pusat Studi al-Qur’an Jakarta sebagai tempat KKL yang dilakukan
2
secara daring (dalam jaringan) dengan pembicara Bapak Abdul Rozaq, M.S.I dan
Bapak Dr. Zayadi, M.Ag.
B. Standar dan Kompetensi Dasar Kegiatan KKL
1. StandarKompetensi
Standar kompetensi kegiatan Kuliah Kerja Lapangan tentangStrategi
Pengembangan Tahfidz Al-Qur’an dan Kajian Tafsir al-Qur’an di Indonesia adalah
mahasiswa mampu mengaplikasikan, mempromosikan, dan mendakwahkan nilai-nilai
ilmu Al-Qur’an melalui berbagai metode pembelajaran Al-Qur’an dan tahfidz serta
tafsirnya.
2. KompetensiDasar
Adapun kompetensi dasar yang hendak dicapai oleh mahasiswa peserta Kuliah
Kerja Lapangan Jurusan Ilmu Al-Qur’an danTafsir adalah sebagai berikut:
a. Mahasiswa dapat memahami tentang metode pembelajaran tafsir Al-Qur’an dan
metode tahfidz Al-Qur’an yang ada di Indonesia, seperti yang dikembangkan oleh
Badan Pengelola Masjid Agung Semarang dan PusatStudi al-Qur’anJakarta.
b. Mahasiswa dapat mengetahui sejarah perkembangan metode tahfidz al-Qur’an
yang ada di lingkungan sekitar Masjid Agung Semarang dan juga dapat
memahami metode-metode yang dijalankan oleh Pusat Studi al-Qur’an Jakarta
dalam kajian tafsir al-Qur’an.
c. Mahasiswa dapat menyerap dan mengembangkan program-program dan model-
model pembelajaran Al-Qur’an untuk berbagai kalangan masyarakat.
d. Mahasiswa dapat mengetahui metode tahfidz Al-Qur’an yang sesuai dengan apa
yang diajarkan oleh para Ulama.
3
BAB II
Pembahasan
1
Achmad Sidiq, Masjid Besar Kauman Semarang: Sebuah Kajian Gaya Arsitektur dan Ornamen,
Jurnal Analisa, 18 (1), 2011, hlm. 41
4
pesantren Tahaffudzul Qur’an mulai menerima santri putri yang jumlahnya tidak
lebih dari santri putra.2
Pondok pesantren ini khusus untuk santri-santri yang tabarrukan. Ketik aawal
berdirinya pesantren ini memang diisi dengan santri-santri yang sudah memiliki
celengan hafalan sebelumnya. Bukan santri yang baru akan menghafalkan Al-
Qur’an.Tapi seiring dengan perkembangnya, pesantren ini menerima santri-santri
yang masih sekolah atau kuliah.
c. Pondok Pesantren Roudhotul Qur’an Kauman
Pondok Pesantren Roudhotul Qur’an didirikan oleh (alm.) KH.Turmudzi
Taslim. Pondok pesantren ini berada di sebelah Selatan Masjid Agung Kauman,
Semarang. Meskipun Pondok Pesantren ini didirikan atas prakarsa almagfurlah
KH.Turmudzi Taslim, tetapi bisa dikatakan Pondok Pesantren ini bukan milik
pribadi.3
Pondok pesantren ini khusus untuk penghafal Al-Qur’an dan tidak
memperbolehkan santrinya beraktivitas lain seperti sekolah atau kuliah. Di
pondok pesantren ini juga ada kajian-kajian kitab kuning.
Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an ini memiliki dua jenis santri, yaitu santri
yang menetap di asrama dan santri yang tidak menetap di asrama. Santri yang
menetap di asrama merupakan santri yang berkeinginan menyelesaikan
pendidikannya sampai tahap penghafalan Al-Qur’an (bilgoib) dan santri yang
tidak menetap hanya berkeinginan untuk mampu membaca Al-Qur’an secara tartil
(sesuai dengan makhroj dan tajwid yang benar).4
d. Pondok Pesantren Mathlab Mafaazil Qur’an Kauman
Pondok pesantren Mathlab Mafaazil Qur’an didirikan oleh (alm.) KH. Ahmad
Naqib Noor. Pondok pesantren ini terletak di sebelah tenggara Masjid Agung
Kauman, Semarang. KH.Ahmad Naqib Noor mendirikan pondok pesantren ini
atas mandate dari KH. Abdullah Umar. Jadi bias dibilang pondok pesantren ini
2
Anita Hidayati, Studi analisis Pemahaman Santri Tentang Materi Tajwid Dan Gharib Di Pondok
Pesantren Putri Tahaffudzul Qur’an Purwoyos oNgaliyan Semarang, (Semarang: UIN Walisongo), 2015, hlm.
58
3
Achmad Buchori, Pengaruh Intensitas Menghafal Al-Qur’an terhadap Moralitas Santri Remaja di
Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an Kauman Johar Semarang, (Doctoral dissertation, IAIN Walisongo), 2012,
hlm. 64
4
Achmad Buchori, Pengaruh Intensitas Menghafal Al-Qur’an terhadap Moralitas Santri Remaja di
Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an Kauman Johar Semarang, (Doctoral dissertation, IAIN Walisongo), 2012,
hlm. 68
5
merupakan pengembangan dari Pondok Pesantren Tahaffudzul Qur’an. Di pondok
pesantren ini memperbolehkan beraktivitas lain selain menghafal Al-Qur’an.
2. Kegiatan Keagamaan Masjid Agung Kauman Semarang dan
Pesantren-pesantren Tahfidz di Sekitarnya
Seperti yang sudah diketahui, bahwa Masjid Agung Kauman Semarang tidak
hanya digunakan untuk kegiatan peribadatan semata, tetapi juga digunakan untuk
berbagai kepentingan yang menyangkut hajat hidup umat manusia. Pada masa
sekarang, dimana kehidupan umat manusia semakin maju, kegiatan yang
diselenggarakan oleh Masjid Agung Kauman Semarang juga semakin beragam.
Seperti diselenggarakannya beberapa pengajian pada hari-hari besar Islam. Adapun
kegiatan lain yang dilaksanakan di Masjid Agung Kauman Semarang antara lain:
a. Kegiatan keagamaan rutin adalah sholat berjamaah setiap hari;
b. Kegiatan pengkajian tafsir Jalalain yang dilaksanakan setiap malam Kamis;
c. Kegiatan pembacaan al-Qur’an hingga khatam di sholat isya' dan subuh;
d. Kegiatan tadarus al-Qur'an bagi jama'ah lansia yang dilaksanakan seusai sholat
subuh;
e. Kegiatan pengajian tilawah al-Qur'an yang dilaksanakan setiap hari Ahad siang;
f. Kegiatan pengajian tafsir al-Qur'an yang dilaksanakan setiap hari dibulan
Ramadhan pada waktu setelah dhuhur;
g. Kegiatan khataman yang dilaksanakan pada penutup bulan Ramadhan;
h. Kegiatan khataman bil gha'ib pada setiap hari-hari besar Islam.
6
c) Kegiatan pengajian kitab-kitab selain tafsir al-Qur'an;
d) Kegiatan setoran hafalan al-Qur'an dengan metode sorogan maksimal dua
santri, yang dilakukan setelah Subuh, Asar, dan Maghrib;
e) Kegiatan muroja'ah dengan menggunakan sistem tasmi'antar santri.
Untuk setiap harinya pun selalu ada ustad-ustad yang standby di masjid
agung kauman yang siap menerima setoran tahfidz dari santri-santri yang ingin
menyetorkan hafalannya. Ustad-ustad tersebut adalah para hafidz qur’an yang
memiliki sanad qiraat dan hafalan , sehingga santri-santri yang hendak
menyetorkan hafalannya juga bisa tetap terjaga sanad hafalannya.
7
b. Strategi pengembangan Tahfidz dan Tafsir di Pondok Pesantren Tahaffudzul
Qur’an (PPTQ) Semarang
Pondok Pesantren yang didirikan oleh K.H Abdullah Umar ini, pada
awalnya hanya menerima santri yang ingin fokus menghafal Alqur’an dan
tidak disibukan dengan kesibukan lain seperti sekolah,kuliah atau bahkan
berkerja. Metode untuk mengembangkan tradisi tahfidz dan tafsir di pondok
ini yaitu setiap harinya memiliki kegiatan yang terjadwal dan dilaksanakan
secara rutin. Daiantaranya kegiatan setoran hafalan pada pagi dan sore hari.
Selain menghafal Alqur’an para santri juga rutin melakukan sholat sunnah
juga membaca sholawat nariyah secara bersama-sama kemudian juga ada
kajian nahwu . jadi memang di PPTQ ini setiap santri di fokuskan untuk
menghafal Alqur’an.
c. Strategi pengembangan Tahfidz dan Tafsir di Pondok Pesantren Raudhatul
Qur'an (PPRQ) Kauman, Kota Semarang
Di Pondok pesantren ini santri-santri hanya diperbolehkan menghafal
Alqur’an dan mengkaji kitab-kitab klasik tidak diperbolehkan ikut serta di
sekolah umum, kuliah bahkan berkerja. Dalam metodenya para santri
diharuskan menyetorkan hafalannya sehari tiga kali. Waktu yang di berikan
kepada santri untuk menghafal Alqur’an hanya 3-4 tahun. Standar yang
diberikan agar santri mendapat ijazah hanya bagi yang hafal Alqur’an dengan
bacaan yang bagus.
Santri juga diwajibkan tadarus Alqur’an minimal 10 juz dalam satu
hari, metode para santri untuk menghafal ayat yang banyak kemiripan adalah
dengan membacanya terus berulang-ulang. Para kyai dan ustad juga selalu
memberikan tausyiah setiap hari jumat pagi untuk membangiktkan motivasi
belajar para santri dalam menghafal Alqur’an. Santri-Santri juga diberikan
pemahaman kitab kitab tafsir klasik seperti tafsir Jalalain dan tafsir Ibnu
Katsir.
d. Strategi pengembangan Tahfidz dan Tafsir di Pondok Mathlabu Mafaazil
Qur’an (PPMMQ) kauman, Semarang
Metode pengembangan Tahfidz dan Tafsir di Pondok ini adalah dengan
prinsip mondok sambil kuliah jadi tetap fokus dengan niatnya santri
menghafal Alquran kuliah adalah sampingannya. Diantara metodenya adalah
dengan metode hafalan 40
8
a.) 10 halaman bin nadhor
b.) Ditutup 10 kali
c.) Di tangan 10 kali
d.) Dibawa jalan-jalan 10 kali
4. Hasil Diskusi KKL DR bersama Bpk Abdul Razaq M.SI (Narasumber dari
Semarang)
Berdasarkan pemaparan yang dijelaskan oleh Bpk.Abdul Razaq, maka kita banyak
mendapat pelajaran dan juga wawasan baru mengenai sejarah dan hal-hal yang berkaitan
dengan Masjid Agung Semarang, kegiatan-kegiatan yang ada disana dan juga sejarah
perkembangan/berdirinya pondok-pondok Tahfidh yang ada di Semarang sekaligus biografi
pendirinya dan juga sanad-sanad Qiro’ahnya. Dari penjelasan beliau kita dapat mengambil
beberapa point penting sebagai berikut :
1. Bahwa Masjid Agung Semarang merupakan pusat/objek atau embrio lahirnya Pondok-
pondok tahfidh yang ada di Semarang, seperti ; PP.Tahaffudzul Qur’an (PPTQ), PP.
Raudhotul Qur’an (PPRQ), PP. Mathlab Mafaz Al-Qur’an (PPMMQ).
2. Penyebaran Al-Qur’an di Semarang terbilang cukup unik karena Pusat penyebaranya
dimulai dari Instansi/ Masjid terlebih dahulu, kemudian memunculkan tokoh-tokoh
Agama dan Pondok Pesantren.
3. Sanad-sanad pendiri PONPES Tahfidh di Semarang
Pendiri PPTQ, KH. Abdullah Umar (Kudus), beliau memiliki sanad yang
bersambung kepada KH.Arwani Kudus.
Pendiri PPRQ, KH. Turmudzi Taslim, beliau memiliki sanad yang bersambaung
kepada KH.R. Muhammad bin Syekh Mahfud Termas.
Pendiri PPMMQ, KH.Ahmad Nagib Noor,beliau memiliki memiliki sanad yang
bersambung kepada
4. Syarat untuk memiliki sanad hafalan yang sah dan istiqomah adalah perlu adanya proses
tabarukkan dengan para guru yaitu melalui proses Talaqqi (bertemu). Disini kita dapat
mengambil pelajaran bahwa untuk menjadi seorang hafidh/hafidzah Al-Qur’an maka
perlu adanya seorang guru agar hafalan yang kita miliki tidak hilang begitu saja.
9
B. Pusat Studi Quran (PSQ)
Al-Qur’an merupakan sumber hukum Islam yang pertama. Oleh karenanya, al-
Qur’an ini menjadi pegangan yang utama bagi setiap umat Islam. sudah barang tentu
penggalian makna dari al-Qur’an haruslah baik dan sesuai. Tidak sembarang orang
bisa menggali makna dari al-Qur’an, perlu ada orang-orang yang khusus yang ahli
dalam bidang itu agar makna yang ada di dalam al-Qur’an tersampaikan dengan baik.
Belakangan ini marak terjadi pemaknaan al-Qur’an yang kurang sesuai sehingga
akibatnya hasil penafsirannya cenderung ekstrem. Untuk menanggulangi hal tersebut
maka, pembentukan lembaga pengkaji al-Qur’an dipandang penting. Maka pendirian
Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) ini dimaksudkan untuk mewadahi dan menciptakan
kader-kader ahli tafsir yang kompeten dan profesional.5
Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) ini didirikan oleh Prof. Dr. M. Quraish Shihab,
M.A. Lembaga ini didirikan dengan membawa visi untuk membumikan al-Qur’an di
tengah-tengah masyarakat. Sebagaimana yang disampaikan oleh Prof. Dr. M. Quraish
Shihab, M.A. saat peresmian pada tanggal 18 September 2004 “Tujuannya untuk
membumikan al-Qur’an kepada masyarakat yang pluralistik. Dan yang penting ingin
menciptakan kader mufassir (ahli tafsir) al-Qur’an yang profesional”. 6Visi ini
semakin kokoh dengan bertambahnya program-program yang menunjang
terwujudnya visi ini.7
Konsen dari lembaga ini yakni bergerak dalam bidang kajian tafsir al-Qur’an.
Dengan harapan dapat mencetak generasi kader yang berkompeten dan profesional
dalam bidang tafsir. Juga dihapakan dapat menjadi wadah untuk menggali ilmu-ilmu
ke-Islaman yang rahmatan li al-‘alamīn dan moderat dengan melalui metode yang
telah dipelajari dan dipakai selama ini. Ini merupakan harapan dari Grand Syeikh Al-
Azhar Mesir, Prof. Dr. Syeikh Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb saat meresmikan
gedung baru PSQ di Komplek Shouth City Pondok Cabe Kecamatan Pamulang, Kota
Tangerang Selatan pada tahun 2016 silam. 8
5
http://rochimin20.blogspot.com/2016/11/profil-pusat-study-quran-oleh-rizal.html diakses pada 03
November 2020 Pukul 20.03
6
https://news.detik.com/berita/d-210193/quraish-shihab-dirikan-pusat-studi-al-quran diakses pada 03
November 2020 Pukul 19.45
7
https://youtu.be/wMcFCffAqtodiakses pada 03 November 2020 Pukul 19.53
10
Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) bertempat di Jalan Kertamukti, No. 69,
Pisangan, Ciputat, Tangerang Selatan yang merupakan tanah wakaf yang letaknya
tidak jauh dari Kampus UIN Syarif Hidayatullah Ciputat. Gedung Pusat Studi Al-
Qur’an (PSQ) terdiri dari 4 lantai. Lantai pertama merupakan lantai serbaguna. Lantai
kedua ditempati oleh para staf dan direktur. Lantai ketiga merupakan tempat
perpustakaan yang terkadang juga sebagai ruang baca atau pertemuan ilmiah seperti
perkuliahan atau pelatihan. Dan lantai keempat merupakan asra bagi peserta
pendidikan keder mufassir.9
B. Program kegiatan PSQ
o. Regulasi
p. Kebinekaan
8
https://www.nu.or.id/post/read/65996/grand-syekh-resmikan-gedung-baru-pusat-studi-al-quran diakses
pada 03 November 2020 Pukul 19.38
http://rochimin20.blogspot.com/2016/11/profil-pusat-study-quran-oleh-rizal.html diakses
9
pada 03
November 2020 Pukul 19.43
11
Dalam usahanya membumikan al-Qur’an, PSQ melakukan berbagai program-program yang
didalamnya sangat menunjang dalam pengembangan ilmu-ilmu al-Qur’an. Beberapa
diantaranya yaitu terkait tahfidz dan tafsir.
1. Program Tahfidz
10
Muchlis M. Hanafi, Profile Pesantren Bayt Al-Qur`an (Jakarta: PP. Bayt Al-Qur`an, 2009), h. 1.
12
akhir pengajian halaqah tafsir ini di pindah ke Bayt al-Qur’an di Pondok Cabe
Tangerang.
Metode yang digunakan dalam pengajian adalah ceramah dan pada akhir
pengajian diberikan sesi tanya jawab bagi jamaah yang berkinginan memberi
tanggapan atau pertanyaan-pertanyaan. Pengajian dimulai pukul 09.00 wib dengan
diawali belajar mengaji dan membaca al-Qur’an secara tartil dengan dipandu oleh
santri penghafal al-Qur’an, Pesantren Bayt Al-Qur’an. Dimana santri tersebut
sekaligus bertugas sebagai protokol kegiatan pengajian pada hari itu ( menjadi
moderator, menyiapkan sarana prasarana microphone, MP3, dan konsumsi untuk
jamaah) pengajian dilaksanakan sampai waktu shalat dhuhur tiba, kemudian
dilanjutkan shalat berjamaah.
13
Pusat Studi Al-Quran (PSQ) merupakan sebuah lembaga Muslim yang
dipandang moderat danmemiliki berbagai program yang dijalankan sejak lama
dengan visinya yaitu membumikan nilai-nilai Al-Quran di tengah masyarakat
pluralistik.Untuk mencapai visinya, lembaga ini menjalankan beberapa program
diataranya ialah:
1. Kajian Membumikan Al-Qur’an
2. PSQOnline (Video, Audio, Podcast, Webinar)
3. Tafsir Academi (Program Penyiapan Kader Mufassir)
Program ini merupakan pelatihan dan pendampingan riset khusus bagi
mahasiswa pascasarjana yang sedang menyelesaikan tesis/disertasi di bidang
kajian tafsir dan ilmu-ilmu Al-Quran.
4. Daurah Tafsir Virtual(Program Penyiapan Kader Mufassir khusus IAT)
Program ini untuk kalangan mahasiswa Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.
Dalam kegiatannya para mahasiswa akan mendapat bimbingan dari para
Dewan Pakar PSQ mengenai ilmu al-Qur’an dan Tafsir.
5. Jumatan (Program Jumatan di Mall dan Perkantoran)
Terbatasnya fasilitas pelaksanaan shalat Jumat, khususnya di area perkantoran
ini menjadi salah satu tantangan masyarakat muslim perkotaan.
6. Training of Trainer
Program ini merupakan pelatihan Studi Al-Qur’an bagi dosen khususnya di
bidang Tafsir Al-Qur’an dengan wawasan Islam yang moderat. Dalam
pembekalannya model pembelajarannya berkaitan dengan moderasi Islam dan
toleransi dalam Islam.
Sementara dalam strategi pengembangan Tahfidz dan Tafsir, PSQ
melakukan program lainnya yaitu Pendidikan Pasca Tahfidz Bayt Al-Qur’an.
Pendidikan tersebut merupakan sebuah program bagi lulusan tahfidz yang
sudah hafal 30 Juz.
Kemudian kontribusi lainnya adalah dengan menelaah buku PAI dan
melakukan penyederhanaan kurikulum PAI untuk SD, SMP, SMA, capacity
Building untuk guru, dosen, dan mahasiswa.
Tujuan dari program-program PSQ diatas ialah dapat mencetak peserta
yang memiliki pemahaman keagamaan yang luas dan moderat khususnya di
bidang Tafsir. Selain itu peserta diharapkan memiliki nilai integritas dan
14
akhlak yang mulia. Terlebih lagi peserta mampu berkontribusi secara aktif dan
keilmuan maupun dalan kegiatan sosial kemasyarakatan.
15
BAB III
ANALISIS
Dari berbagai macam kegiatan yang masih banyak lagi itu sudah tergambar
jelas memang masjid agung semarang ini merupakan sebuah masjid yang menjadi
pusat studi quran atau embrionya Alquran di semarang yang semua kegiatannya
sangat diperlukan bagi kemajuan mempelajari Alquran dan melesatrikan budaya yang
unik tersebut.Hal tersebut dilengkapi dengan adanya pesantren-pesantren yang ada
disekitaran masjid agung semarang tersebut, kebanyakan pesantren tersebut semuanya
tentang mempelajari dan juga menghafal Alquran, sehingga membuat masjid agung
semarang inimemiliki cirikhas yang menonjol dan juga kental akan mempelajari
Alquran. Semoga kegiatan yang berkaitan dengan Alquran dan juga sudah berjalan
dari zaman dahulu bvisa tetap terlestarikan supaya kelak anak cucu kita bisa
mempelajari Alquran dengan budaya yang sama dan yang paling unik di sini yaitu
para kyai membuat sebuah ponpesatau lembaga terlebih dahulu sebelum santrinya
Adapun ponpes-ponpes yang ada di sekitar masjid agung yaitu ada 3 yang
pertama, yaitu ponpes Tahaffidul Quran yang didirikan oleh KH. Abdullah Umar ini
berada di sebelah utata masjid agung semarang, dalam ponpes ini khusus untuk
menghafal alquran yang metode nya sama dengan ponses lainnya seperti sorogan tiap
pagi, setoran hafalan, semaan tajwid, dan lainnya, namun ada satu metode yang bisa
dibilang uniknya yang dimiliki ponpes ini yaitu metode menghafal 40x, metode
maksutmya yaitu 10x dibaca, 10x buka tutup, 10x tutup, 10x diajak jalan-jalan. Dalam meto
unik tersebut memanh sangat berbeda dengan ponpes lainnya dan juga terdengar sangat
sulit, namun dengan usaha yang maksimal seperti menghunakan metode hagalan 40x itu
16
pasti daya ingatnya lebih kuat dan tajam, karena ada metode dibawa jalan-jalan yang
menurut penulis sangat mengena dalam segi hafalannya. Dan satu lagi di ponpes ini juga
tidak boleh menghafal sambil kuliah atau lainnya dan khusus memang untuk hafalann, di
ponpes ii juga menerima santri tabbarukan dan anak-anak sekolah
Kedua, ponpesRoudlotul Qur’an yang didirikan oleh alm.KH. Thrmuzi Taslim ini
berdiri di sebelah selatan masjid agung ini merupakan ponpes yang hanga untuk menghafal
Alquran, dan juga metodenya ada yang hampir sama dengan ponpes tahaffidzul quran
seperti sorogannya itu boleh memilih guru sesuka hatinya santri, metodenya juga
menggunakan metode klasikal, ditambah waktu untuk setoran itu ada 3 yaitu subuh, ba’da
ashar, dan ba’da maghrib, santri dengan santri lainnya pun boleh melakukan murojaah,
ditambah pengajian tentang kitab tafsir jalalain setiap hari minggu. Sedikit pengetahuan,
pendiri ponpes ini yaitu KH.Turmuzi Taslim merupan seorang kyai yang ikut andil dalam
pembuatan buku qiroati yang digunakan untuk belajar alquran diseluruh indonesia dan disinj
juga tidak diperkenankan untuk menghafal disambi kuliah atau lainnya karena dapat
mengganggu menghafal santri santri. Cara-cara yang digunaka ponpes ini dala menghafal
juga tidak terlalu sulit seperti ponpes sebelumnya, namu. Semua memilikj kelebihan dan
kekurangan masing-masing
Ketiga, ponpes Mathlab Mafazil Quran yang didirikan oleh KH. Ahmad Naqib Noor
yang berada di sebelah tenggara masjid agung semarang ini memiliki metode dan cara
mengahafal yang sama dengan ponpes sebelumnya namun yanh membedakan itu santri di
ponpes mathlab ini boleh belajar memghafal alquran dan boleh beraktifitas diluar ponpes
sehingga santir dibeirikan kebebasan dalam mencarai ilmu.
Semua nya itu ponpes itu pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-
masing dan juga sisi uniknya itu yang bisa membuat seseorang tertarik untuk bisa mbelajar
didalamnnya. Ponpes yang ada di sekitar masjid agung semarang itu saling mendukung
dalam perkembanagan atau pembelajaran Alquran di semarang, sehingga menjadikan
masjid agung sebagai embrio atau pusat pembelajaran alquran di semarang.
Pusat Studi al-Qur’an adalah sebuah institusi yang konsen dalam pengembangan studi al-
Qur’an dengan varian kegiatan. Pengembangan studi al-Qur’an dengan penguatan pada studi tafsir
merupakan salah satu program unggulan dari institusi ini, mengingat urgensi pemahaman dan
penghayatan nilai-nilai al-Qur‟an dalam kehidupan.
17
Lembaga ini resmi didirikan oleh pada tanggal 18 eptember 2004. PSQ dibangun diatas
tanah wakaf yang beralamatkan di jalan Kertamukti, no. 69, Pisangan,ciputat, tangerang selatan.
Tempat ini merupakan area kampus Fakultas Kedokteran dan kampus Pasca Sarjana UIN
Syarif Hidayatullah. Sekitar dua Km terdapat juga pusat pengkajian Hadits “Daruss Sunnah Islamic
Institute for Hadits and Sciences”.
Mewujudkan nilai nilai al-Qur’an dalam masyarakat yang pluralis. Visi ini berlandaskan fokus
pengkajian al-Qur’an.
3. Mengembangkan metodologi studi al-Qur’an yang relevan dan sinkron dengan disiplin ilmu-
ilmu lain;
6. Membangun kerjasama dengan lembaga-lembaga studi al-Qur’an di dalam dan di luar negeri.
PSQ sebagai wadah untuk mengembangkan Ilmu pengetahuan serta membumikan nilai-nilai
al-Qur’an mempunyai program yang beragam. Masing-masing program mempunyai target dan
sasaran yang berbeda pula. Beberapa program PSQ diantaranya yakni; Program pasca Tahfid,
Pendidikan kader Muufasir, Living Qur’an, Publikasi dan Penerbitan, Halaqah Tafsir, Training of
Trainer, kerjasama PSQ antara media media dan lembaga luar negri serta media penyiaran baik TV
maupun Radio
Dalam khasanah tafsir Al Quran, PSQ akan mengambil posisi menjelaskan semua
pandangan yang mengkaji sebuah masalah agama, sekaligus memberikan analisa terhadap
pandangan itu. Bahkan akan menghidangkan semua pendapat, dan jika perlu mengutarakan
dengan sikap, sebagai lembaga penilitian khusus tafsir Al Quran. Menurut Wakil Direktur PSQ
Nasaruddin Umar, lembaganya akan menjadi jembatan antara golongan liberal-progresif dengan
golongan fundamentalis. Untuk menyempitkan perbedaan yang ada. Kegiatan PSQ sudah dimulai
18
sejak pertengahan tahun 2002. Pada akhir tahun 2002, PSQ mulai membangun sarana fisik untuk
menunjang kegiatannya hingga sampai sekarang.
19
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari Kuliah Kerja Lapangan (KKL) DR ini, maka dapat diambil
kesimpulanya yaitu :
Saran yang kami berikan untuk semuanya yaitu semoga masjid agung semarang dan
juga pesantren-pesantren disekitarnya yang bisa terus berkembang dalam hal
mengembangkan pembelajaran Alquran dan juga menghafal Alquran supaya bisa dilihat dan
dipelajari oleh anak cucu kita nanti, dan juga bisa menciptakan beberapa metode atau cara
baru dalam mempelajari Alquran maupun menghafal sehingga bisa menjadi ciri khas
tersendiri yang bisa membuat masjid maupun pesantren dikenal oleh semua orang.
20
C. Daftar Pustaka
Sidiq, Achmad , 2011, Masjid Besar Kauman Semarang: Sebuah Kajian Gaya Arsitektur dan Ornamen, Jurnal
Analisa,
Hidayati, Anita, 2015, Studi analisis Pemahaman Santri Tentang Materi Tajwid Dan Gharib Di Pondok
Pesantren Putri Tahaffudzul Qur’an Purwoyoso Ngaliyan Semarang, Semarang: UIN Walisongo
Buchori, Achmad , 2012, Pengaruh Intensitas Menghafal Al-Qur’an terhadap Moralitas Santri
Remaja di Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an Kauman Johar Semarang, Doctoral dissertation, IAIN
Walisongo
https://www.nu.or.id/post/read/65996/grand-syekh-resmikan-gedung-baru-pusat-studi-al-qurandiakses pada 03
November 2020 Pukul 19.38
http://rochimin20.blogspot.com/2016/11/profil-pusat-study-quran-oleh-rizal.htmldiakses pada 03 November
2020 Pukul 19.43
M. Hanafi, Muchlis, 2009, Profile Pesantren Bayt Al-Qur`an, Jakarta: PP. Bayt Al-Qur`an
21
D. Lampiran
22
23