Anda di halaman 1dari 10

MEMPERINDAH BACAAN QUR’AN DENGAN

TAJWID YANG BENAR


(Hukum Bacaan Mad Silah, Mad Badal, Mad Tamkin, Dan Mad Farqi)
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah : Pembelajaran Al Qur’an Hadist di Madrasah

Dosen Pengampu: Drs Subakir Saerozi, M.SI

Semester III Kelas PAI A

Disusun Oleh :

Syaifudin (16.10.1077)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN TARBIAH

SEKOLAH TINGGI ILMU AL-QUR’AN (STIQ) AN NUR

YOGYAKARTA

2017
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmad, nikmat, serta
inayahnya yang saat ini juga masih diberikan kesehatan jasmani maupun rohani, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah Pembelajaran Al Qur’an Hadist di Madrasah yang berjudul
“MEMPERINDAH BACAAN AL QUR’AN DENGAN TAJWID YANG BENAR” dengan
tepat waktu. Sholawat serta salam kita haturkan kepada Baginda Agung Muhammad SAW, yang
kita nanti-nanti syafaatnya diyaumul qiyamah nanti. Amiin

Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Pembelajaran Al Qur’an
Hadist di Madrasah. Dalam penulisannya tanpa bimbingan dan bantuan dari semua pihak,
tentunya kami belum bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu, oleh karena itu kami ucapkan
terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Subakir Saerozi, MSI selaku Dosen Pengampu mata kuliah Pembelajaran Al
Qur’an Hadist di Madrasah.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelsaian tugas makalah ini.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, penulis senantiasa mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun guna
penyempurnaan makalah ini..

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami
khususnya, dan bagi para pembaca umumnya.

Wasalamu’alaikum, Wr. Wb.

Bantul, 5 Desember 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………….……………………… I
ABSTRAK………………………………………………………………………………… ii
KATA PENGANTAR……………………………………………..……………………… iii
DAFTAR ISI……………………………………………………….……………………… iv
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang………………………………………………….…………………… 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan………………………………………….………………………. 1
BAB II Pembahasan
A. Pengertian Tajwid………………………………………………………………….. 2
B. Hukum Bacaan Mad Silah, Mad Badal, Mad Tamkin, Dan Mad Farqi ………….. 3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………………………….. 10
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………… 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Membaca Al-Qur’an termasuk Ibadah karena itu, setiap muslim dituntut untuk membaca
al-Quran dengan baik dan benar dan agar bacaan Quran menjadi baik dan benar maka tiap
muslim harus mempelajari Tajwid. Tajwid secara harfiah bermakna sesuatu yang elok atau bagus
karena kata tajwid berasal dari jawwada – yujawwidu – tajwiidan berarti membaguskan atau
memperindah, dengan demikian belajar tajwid akan memperindah bacaan al-Quran sebab fungsi
ilmu tajwid itu sendiri yaitu menyampaikan dengan sebaik-baiknya dan sempurna dari tiap-tiap
bacaan ayat al-Quran baik makharijul huruf (tempat keluar huruf), shifatul huruf ( cara
pengucapan huruf), ahkamul huruf (hubungan antar huruf) mapun ahkamul maddi wal qashr
(hukum panjang dan pendek ucapan). Oleh karena itu, setiap orang yang belajar membaca al-
Qur’an, harus memahami kaidah-kaidah dalam membaca al-Qur’an (ilmu tajwid). Dalam
makalah ini akan dibahas mengenai hukum bacaan mad silah, mad badal, mad tamkin, dan mad
farqi.

B. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan ketentuan-ketentuan bacaan mad silah, mad
badal, mad tamkin, dan mad farqi dalam Q.S. al-Qari‘ah (101), Q.S. al-Zalzalah (99) dan pada
surah-surah pendek pilihan.

C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diakan dibahas dalam makalah ini adalah Bagaimana ketentuan-
ketentuan bacaan mad silah, mad badal, mad tamkin, dan mad farqi dalam Q.S. al-Qari‘ah (101),
Q.S. al-Zalzalah (99) dan pada surah-surah pendek pilihan?

BAB II

PEMBAHASAN
A. TAJWID

Tajwīd (‫ )تجويد‬secara harfiah mengandung arti melakukan sesuatu dengan elok dan indah
atau bagus dan membaguskan, tajwid berasal dari kata ” Jawwada ” (‫دا‬N‫تجوي‬-‫وّد‬N‫يج‬-‫ )جوّد‬dalam
bahasa Arab. Dalam ilmu Qiraah, tajwid berarti mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan
memberikan sifat-sifat yang dimilikinya. Jadi ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari
bagaimana cara melafazkan atau mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suci Al-
Quran maupun Hadist dan lainnya.

Dalam ilmu tajwid dikenal beberapa istilah yang harus diperhatikan dan diketahui dalam
pembacaan Al-Quran, diantaranya :

a. Makharijul huruf, yakni tempat keluar masuknya huruf


b. Shifatul huruf, yakni cara melafalkan atau mengucapkan huruf
c. Ahkamul huruf, yakni hubungan antara huruf
d. Ahkamul maddi wal qasr, yakni panjang dan pendeknya dalam melafazkan ucapan dalam
tiap ayat Al-Quran
e. Ahkamul waqaf wal ibtida’, yakni mengetahui huruf yang harus mulai dibaca dan berhenti
pada bacaan bila ada tanda huruf tajwid
f. dan Al-Khat dan Al-Utsmani.
Arti lainnya dari ilmu tajwid adalah melafazkan, membunyikan dan menyampaikan dengan
sebaik-baiknya dan sempurna dari tiap-tiap bacaan dalam ayat Al-Quran. Menurut para
Ulama besar menyatakan bahwa hukum bagi seseorang yang mempelajari tajwid adalah
Fardhu Kifayah, yakni dengan mengamalkan ilmu tajwd ketika memabaca Al-Quran dan
Fardhu ‘Ain atau wajib hukumnya baik laki-laki atau perempuan yang mu’allaf atau
seseorang yang baru masuk dan mempelajari Islam dan KitabNya.

Mengenal, mempelajari dan mengamalkan ilmu tajwid berserta pemahaman akan ilmu
tajwid itu sendiri merupakan hukum wajib suatu ilmu yang harus dipelajari, untuk menghindari
kesalahan dalam membaca ayat suci Al-Quran dan melafazkannya dengan baik dan benar
sehingga tiap ayat-ayat yang dilantunkan terdengar indah dan sempurna. Berikut ini ada dalil
atau pernyataan shahih dari Allah SWT yang mewajibkan setiap HambaNya untuk membaca Al-
Quran dengan memahami tajwid, diantaranya :
a. Dalil pertama di ambil dari Al-Quran. Allah SWT berfirman dalam ayatNya yang artinya
“Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan/tartil (bertajwid)”[QS:Al-Muzzammil (73): 4].
Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad untuk
membaca Al-Quran yang diturunkan kepadanya dengan tartil, yaitu memperindah
pengucapan setiap huruf-hurufnya (bertajwid).
b. Dalil kedua diambil dari As-Sunnah ( Hadist ) yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah r.a.
(istri Nabi Muhammad SAW), ketika beliau ditanya tentang bagaimana bacaan Al-Quran dan
sholat Rasulullah SAW, maka beliau menjawab: ”Ketahuilah bahwa Baginda S.A.W. Sholat
kemudian tidur yang lamanya sama seperti ketika beliau sholat tadi, kemudian Baginda
kembali sholat yang lamanya sama seperti ketika beliau tidur tadi, kemudian tidur lagi yang
lamanya sama seperti ketika beliau sholat tadi hingga menjelang shubuh. Kemudian dia
(Ummu Salamah) mencontohkan cara bacaan Rasulullah S.A.W. dengan menunjukkan (satu)
bacaan yang menjelaskan (ucapan) huruf-hurufnya satu persatu.” (Hadits 2847 Jamik At-
Tirmizi).
c. Dalil ketiga diambil dari Ijma atau pendapat para ulama besar Islam. Yakni kesepakatan para
ulama yang dilihat dari zaman Rasulullah SAW hingga sampai saat ini, yang menyatakan
bahwa membaca Al-Quran dengan ber-Tajwid merupakan hukum atau sesuatu yang fardhu
dan wajib.

B. Hukum Bacaan Mad Silah, Mad Badal, Mad Tamkin, Dan Mad Farqi1
1. Mad Silah

Hukum bacaan mad ini fokus kepada dua hal yaitu ha’ dhomir/kata ganti ) ‫ ( هُ \ ِه \ هُ \ ِه‬dan
hamzah. Menurut bahasa, Mad artinya panjang, silah berarti hubungan.

Secara istilah mad silah adalah bacaan yang terjadi karena adanya ha’ dhamir yang tidak
didahului sukun, tidak didahului bacaan panjang, tidak diikuti sukun, dan tidak diikuti hamzah.
Bacaan mad silah ini hanya terjadi pada ha’ dhamir. Namun perlu diketahui bahwa tidak semua
ha itu dhamir. Lebih jelasnya perhatikan kalimat yang mengandung ha’ pada tabel berikut!
1
M. Hikam Rofiqi Usman. 1997. ANTIQ Aturan Tilawatil Qur’an. Kediri : Pon.Pes Lirboyo hal 9
Dari tabel tersebut, dapat dipahami bahwa:

a. Tidak semua ha’ adalah dhamir.


b. Tidak semua dhamir termasuk mad silah.

Mad silah dibedakan menjadi dua yaitu:

a) Mad silah qasirah (pendek), yaitu mad silah yang tidak diikuti hamzah. Dibaca panjang dua
harakat /satu alif.

Contoh:

b) Mad silah thawilah (panjang), yaitu mad silah yang diikuti hamzah, dibaca panjang lima
harakat/ dua setengah alif.
Contoh:
2. Mad Badal

Badal artinya, ganti. Dinamakan mad badal karena ada huruf mad ( ‫ ي‬, ‫ ) و‬menggantikan
hamzah sukun. Mad badal terjadi karena adanya hamzah berharakat fathah, dhommah, atau
kasrah, bertemu hamzah sukun. Hamzah tersebut diganti dengan harakat berdiri (ٰ ). Cara
membacanya dipanjangkan dua harakat/ satu alif.

Contoh:

3. Mad Tamkin

Tamkin artinya penetapan, pemantapan, atau penguatan. Mad tamkin adalah bacaan mad
yang terjadi karena adanya ya sukun ( ْ‫ ) ي‬didahului ya bertasydid dan berkasrah. Cara
membacanya dengan menetapkan, memantapkan bunyi ya yang bertasydid dengan ditekan dan
ditahan.

Contoh:

4. Mad Farqi

Menurut bahasa, farqi berarti pembeda. Maksudnya bacaan mad ini digunakan untuk
membedakan antara kalimat tanya dan bukan kalimat tanya. Yang dibaca panjang (mad) adalah
kalimat tanya. Sedangkan yang dibaca pendek (bukan mad), bukan kalimat tanya. Panjang
bacaan mad farqi ini adalah enam harakat/ tiga alif. Cara membacanya, dengan memanjangkan
hamzah istifham (kata tanya) enam harakat lalu diidzghamkan kepada huruf berikutnya.

Bacaan mad farqi tidak banyak dalam Al-Qur’an, hanya ada pada beberapa tempat,
misalnya Q.S. Al An’am 143, 144

Contohnya :
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Ketentuan-ketentuan bacaan mad silah, mad badal, mad tamkin, dan mad farqi dalam
Q.S. al-Qari‘ah (101), Q.S. al-Zalzalah (99) dan pada surah-surah pendek pilihan antara lain :

a) Mad silah adalah bacaan yang terjadi karena adanya ha’ dhamir yang tidak didahului sukun,
tidak didahului bacaan panjang, tidak diikuti sukun, dan tidak diikuti hamzah.
b) Mad badal terjadi karena adanya hamzah berharakat fathah, dhommah, atau kasrah, bertemu
hamzah sukun. Hamzah tersebut diganti dengan harakat berdiri (ٰ ). Cara membacanya
dipanjangkan dua harakat/ satu alif.
c) Mad tamkin adalah bacaan mad yang terjadi karena adanya ya sukun ( ْ‫ ) ي‬didahului ya
bertasydid dan berkasrah. Cara membacanya dengan menetapkan, memantapkan bunyi ya
yang bertasydid dengan ditekan dan ditahan.
d) Panjang bacaan mad farqi ini adalah enam harakat/ tiga alif. Cara membacanya, dengan
memanjangkan hamzah istifham (kata tanya) enam harakat lalu diidzghamkan kepada huruf
berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

KEMENAG. 2016. Buku Siswa Al Qur’an Hadist. Jakarta : DIRJEN Madrasah KEMENAG

Usman, M. Hikam Rofiqi. 1997. ANTIQ Aturan Tilawatil Qur’an. Kediri : Pon.Pes Lirboyo

Anda mungkin juga menyukai