Muslim
Yang juga perlu diketahui bahwa ketinggian akhlak di dalam Islam, tidaklah
terbatas kepasa sesama Muslim. Namun manfaat dari akhlak tersebut juga
akan dirasakan oleh semua umat manusia. Karenanya, semua perkara di atas
juga diharamkan bagi setiap manusia. Jika ada orang kafir diperlakukan
dengan salah satu perkara di antas, maka hal itu semata-mata karena
kekafirannya.
a. Dilarang mendhaliminya.
Tidak boleh melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan bahaya bagi diri,
agama, kehormatan dan agamanya, tanpa alasan yang dibenarkan agama.
Karena hal itu adalah kedhaliman yang akan menghancurkan persaudaraan
Islam. Tentang kedhaliman, telah dikupas pada pembahasan hadits, “Wahai
hamba-Ku, Aku telah haramkan kedhaliman atas diri-Ku, dan Aku haramkan
atas kalian. Makan janganlah saling mendhalimi.”
d. Dilarang menghinanya.
Seorang muslim dilarang menganggap remeh saudaranya. Hendaklah
memposisikan saudaranya pada posisi semestinya. Karena ketika Allah
menciptakannya, Dia tidak menghinakannya, tetapi memuliakannya,
meninggikannya, mengajaknya berbicara, dan memeliharanya. Maka menghina
kepadanya merupakan tindakan yang melampaui batas terhadap Allah , karena
dia telah bersikap sombong yang merupakan dosa besar.
Oleh karena itu Rasulullah saw. bersabda, “Cukuplah seorang hamba berbuat
jahat bila ia menghina saudaranya sesama muslim.” Penghinaan muncul dari
kesombongan, sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim, bahwa Rasulullah saw.
bersabda, “Sombong adalah menolak kebenaran dan menghina manusia.”
Imam Ahmad meriwayatkan, “Sombong adalah tidak mengetahui kebenaran
dan menghina manusia.”
Dalam riwayat lain, “Tidak menghargai manusia. Dia melihat manusia bukan
apa-apa.” Hal itu karena orang yang sombong melihat dirinya sempurna,
sementara orang lain banyak kekurangannya, maka ia mengecilkan dan
menghinakan mereka. sombong adalah keburukan yang paling besar, karena ia
akan memasukkan pemiliknya ke dalam neraka dan menjauhkannya dari
surga.
Dari shahih Muslim disebutkan, “Tidak akan masuk surga orang yang di dalam
hatinya terdapat sebesar biji saawi kesombongan.” Haritsah bin Wahhab ra.
berkata, bahwa Rasulullah bersabda, “Tidaklah ingin aku beritahukan kepada
kalian tentang ahli surga? Yaitu setiap orang lemah yang dianggap lemah, yang
jika berjanji kepada Allah ia memenuhinya. Tidakkah kalian ingin aku
beritahukan tentang penghuni neraka? yaitu semua orang yang kasar, tidak
sabaran, dan sombong.” (HR Bukhari dan Muslim)
Takwa adalah menjauhi adzab Allah swt. dengan cara melakukan setiap
perintah dan meninggalkan semua larangan. Sesungguhnya Allah swt. hanya
akan menghormati manusia dengan ketakwaannya, bukan karena diri atau
kekayaannya. Karenanya bisa saja seseorang di mata orang lain hina karena
kurang beruntung dalam kenikmatan dunia, akan tetapi di sisi Allah ia
mempunyai kedudukan dan nilai tinggi dibanding orang yang terpandang di
mata masyarakat, karena kedudukan, kekuasaan, dan harta yang sebenarnya
diperoleh secara tidak halal.
Suatu ketika Rasulullah saw. ditanya: “Siapakah orang yang paling mulia.”
Beliau menjawab, “Orang yang paling mulia adalah yang paling bertakwa di
antara kalian.”
Rasulullah saw. bersabda. “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada jasad dan
bentuk tubuh kalian, akan tetapi melihat hati kalian.”
Dengan demikian, tidak seorang pun mengetahui hakekat takwa kecuali Allah
swt. berbagai amalan yang tampak juga belum tentu membuahkan ketakwaan.
Namun yang akan melahirkan ketakwaan adalah ketakutan kepada Allah dan
senantiasa melakukan muraqabah (selalu merasa diawasi Allah).
Jika demikian maka betapa banyak orang yang berwajah tampan ataupun
cantik, memiliki harta melimpah, kedudukan yang tinggi, namun hatinya
kosong dari ketakwaan. Betapa banyak orang yang kurang beruntung dalam
tiga hal di atas, namun hatinya penuh dengan ketakwaan, mereka ini lah yang
paling mulia di sisi Allah swt. Bermuara dari realita ini, maka menghina adalah
kejahatan yang besar, karena telah menjungkirbalikkan barometer yang ada,
dengan bertumpu pada sisi luar dan mencampakkan sisi dalam yang menjadi
barometer yang sebenarnya.
Untuk menciptakan kondisi ini, Allah telah menetapkan hukuman qishash bagi
siapa saja yang membunuh atau menghilangkan salah satu anggota tubuh,
menetapkan potong tangan sebagai hukuman orang yang mencuri, menetapkan
rajam bagi pezina.
“Janganlah antara dua orang saling berbisik dan meninggalkan orang yang
ketiga, karena hal itu dapat membuatnya sedih.” (HR Bukhari dan Muslim) dan
dalam riwayat lain terdapat tambahan, “Kerena hal itu dapat menyakiti
seorang mukmin. Sedangkan Allah membenci orang yang menyakiti seorang
mukmin.”
10. Selain hal-hal di atas, ada beberapa hal yang bisa disimpulkan dari hadits-
hadits di atas:
– Islam bukan hanya aqidah dan ibadah, akan tetapi juga mencakup akhlak
dan muamalah.
– Dalam Islam akhlak tercela merupakan kejahatan yang sangat dibenci
– Niat dan amalan adalah barometer yang digunakan Allah untuk menimbang
hamba-Nya
– Hati adalah sumber ketakutan kepada Allah.