Modul Adab Kelas X

MODUL ADAB KELAS X
IDN BOARDING SCHOOL

Modul Adab Kelas X
Daftar isi
Daftar isi 1
Kata Pengantar .................................................................................................................................................... 2
SEMESTER SATU .................................................................................................................................................. 3
Kedudukan Adab Dalam Islam ......................................................................................................................... 3
Adab-Adab Tidur ............................................................................................................................................. 6
Adab Membuang Hajat ................................................................................................................................... 8
Adab-Adab Berpakaian .................................................................................................................................. 11
Adab Memberi Salam .................................................................................................................................... 14
Adab di Jalan Raya ......................................................................................................................................... 17
Adab Berkunjung ........................................................................................................................................... 19
Adab di Majelis .............................................................................................................................................. 22
Adab Berbicara .............................................................................................................................................. 25
Adab Bercanda .............................................................................................................................................. 28
Adab di Masjid ............................................................................................................................................... 30
Adab Membaca Al-Qur’an ............................................................................................................................. 33
Adab Berdoa .................................................................................................................................................. 36
Adab Makan dan Minum ............................................................................................................................... 38
Adab Jenazah dan Takziyah ........................................................................................................................... 41
Adab Berbicara .............................................................................................................................................. 43
Adab Bercanda .............................................................................................................................................. 46
Adab di Masjid ............................................................................................................................................... 48
Adab Berdoa .................................................................................................................................................. 54
SEMESTER DUA................................................................................................................................................. 62
Adab Berbicara .............................................................................................................................................. 62
Adab Bercanda .............................................................................................................................................. 65
Adab di Masjid ............................................................................................................................................... 67
Adab Berdoa .................................................................................................................................................. 73
Referensi ........................................................................................................................................................... 81
1
Modul Adab Kelas X
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala, Rabb semesta alam. Kemudian
shalawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad ‫ﷺ‬, keluarganya,
para sahabatnya, dan seluruh umatnya sampai hari kiamat nanti.
Para ulama senantiasa berwasiat untuk mempelajari adab sebelum mempelajari ilmu. Oleh
karena itu, kami berinisiatif untuk menyusun modul pelajaran Adab untuk kelas X SMK. Semoga dapat
menjadi bekal siswa saat akan menuntut ilmu maupun dalam kehidupan kesehariannya.
Pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak retak” begitupun dalam penyusunan modul ini
masih banyak kekurangan. Kami terbuka menerima kritik dan saran untuk perbaikan modul ini.
Semoga apa yang kami upayakan ini menjadi amal jariah bagi kami selaku penyusun di yaumil hisab
kelak. Aamiin.
Penyusun
Djati Purnomo Sidhi, S.H

Editor tim Diniyah IDN
2
Modul Adab Kelas X
SEMESTER SATU
Deskripsi Materi
Kompetensi Dasar
1. Mengetahui kedudukan adab dalam Islam.
2. Mengetahui hadis tentang Tentang kedudukan adab dalam Islam.
3. Mengetahui penjelasan ulama tentang kedudukan adab dalam Islam.
4. Mengetahui pengaruh dari adab yang jelek.
5. Mengenal mulianya adab Rasul shallallahu alaihi wasallam.
6. Mengetahui macam-macam adab dalam agama Islam.
Indikator
1. Mampu Menjelaskan kedudukan adab di dalam Islam.
2. Mampu melafalkan hadis tentang kedudukan adab serta mengartikannya.
3. Mampu menjelaskan terhadap adab.
4. Mampu menyebutkan pengaruh adat yang jelek.
5. Mampu mengenalkan adab Rasul Sallallahu Alaihi Wasallam secara global.
6. Mampu memaparkan jenis-jenis adab.
Kedudukan Adab Dalam Islam
Adab adalah menggunakan sesuatu yang terpuji berupa ucapan dan perbuatan atau yang
terkenal dengan sebutan Al-Akhlak Al-Karimah. Dalam Islam, masalah adab dan akhlak mendapat
perhatian serius yang tidak didapatkan pada tatanan manapun. Hal ini dikarenakan syariat Islam adalah
rangkaian dari aqidah, ibadah, akhlak, dan muamalah. Ini semua tidak bisa dipisah-pisahkan. Manakala
seseorang mengesampingkan salah satu dari perkara tersebut, misalnya akhlak, maka akan terjadi
ketimpangan dalam perkara dunia dan akhiratnya. Satu dengan yang lainnya ada keterkaitan
sebagaimana sabda Rasulullah:
ِ ‫َم ْن َكانَ يُؤْ مِ ُن بِاهللِ َوا ْليَ ْو ِم ْاْلخِ ِر فَ ْليُ ْحس ِْن إِلَى َج‬
‫ار ِه‬
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berbuat baik terhadap tetangganya.”
(HR. Muslim, Bab Al-Hatstsu ’ala Ikramil Jaar wadh Dhaif)
Di sini terlihat jelas bagaimana kaitan antara akidah dan akhlak yang baik. Oleh karena itu, Nabi
menafikan keimanan orang yang tidak menjaga amanah dan janjinya.
َ َ‫ َوالَ ِديْنَ ِل َم ْن ال‬،ُ‫الَ إِ ْي َمانَ ِل َم ْن الَ أ َ َمانَةَ لَه‬
ُ‫ع ْهدَ لَه‬
“Tidak ada iman bagi orang yang tidak menjaga amanah dan tidak ada agama bagi orang yang tidak
menjaga janjinya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’
no. 7179)
3
Modul Adab Kelas X
Suatu amal saleh tidak bernilai sebagai ibadah di sisi-Nya jika adab dan akhlaknya tidak dijaga.
Nabi ‫ ﷺ‬bersabda (yang artinya): “Barangsiapa tidak meninggalkan ucapan dusta dan perbuatan dusta
maka Allah tidak butuh dengan (amalan) meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Al-Bukhari no.
1903). Maksudnya puasanya tidak bernilai pahala.
Allah ‫ ﷻ‬telah menjelaskan bahwa adab memiliki pengaruh yang besar untuk mendatangkan
kecintaan dari manusia, sebagaimana firman-Nya:
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut, terhadap mereka. Seandainya
kamu bersikap keras lagi berhati kasar tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu
maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam
urusan itu.” (QS. Ali ‘Imran: 159)
Asy-Syaikh As-Sa’di rahimahullah menerangkan: “Akhlak yang baik dari seorang pemuka
(tokoh) agama menjadikan manusia tertarik masuk ke dalam agama Allah ‫ ﷻ‬dan menjadikan mereka
senang dengan agama-Nya. Di samping itu, pelakunya akan mendapat pujian dan pahala yang khusus.
Sebaliknya akhlak yang jelek dari seorang tokoh agama menyebabkan orang lari dari agama
dan benci kepadanya, di samping pelakunya mendapat celaan dan hukuman yang khusus. Inilah Rasul
sosok yang maksum (terjaga dari dosa serta kesalahan) dan firman Allah tersebut ditujukan kepada
beliau, lantas bagaimana dengan orang lain selain beliau?
Bukankah hal yang paling harus dan perkara terpenting adalah seseorang meniru akhlak beliau
yang mulia, bergaul dengan manusia dengan apa yang Nabi ‫ ﷺ‬contohkan berupa sifat lemah lembut,
akhlak yang baik dan menjadikan hati manusia suka? Ini dalam rangka melaksanakan perintah Allah ‫ﷻ‬
dan menarik para hamba ke dalam agama-Nya.” (Taisir Al-Karimirrahman hal. 154)
Jenis-jenis Adab
Pembahasan adab sangat luas cakupannya. Tidak terbatas pada masalah adab terhadap manusia
saja. bahkan pembahasan adab mencakup:
1. Adab terhadap Allah ‫ﷻ‬
Yakni dengan seseorang memercayai berita-Nya, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya serta bersabar atas takdir-Nya. Di dalam dirinya tertanam sikap cinta, berharap, dan
takut hanya kepada-Nya. Segala ucapan dan perbuatannya mencerminkan pengagungan dan
penghormatan kepada-Nya. Namun adab terhadap Allah ‫ ﷻ‬tidak terealisasi dengan baik kecuali
dengan mengenal nama-nama Allah ‫ ﷻ‬dan sifat-sifat-Nya yang mulia. Demikian pula dengan
mengenal syariat-Nya, hal-hal yang dicintai Allah ‫ ﷻ‬dan yang dibenci-Nya, serta (yang tak kalah
penting) adanya kesiapan jiwa untuk menerima kebenaran secara total. Ini adalah pokok dari adab.
Manakala hal ini tidak ada pada diri seseorang maka tidak ada kebaikan pada dirinya.
2. Adab terhadap Rasulullah ‫ﷺ‬.
4
Modul Adab Kelas X
Yaitu dengan berserah diri terhadap keputusannya, tunduk kepada perintahnya, dan memercayai
beritanya tanpa membandingkannya dengan hal apapun, baik pendapat-pendapat manusia, keragu-
raguan, kias (analogi) yang batil, atau dengan menyimpangkan ucapannya dari maksud yang
sesungguhnya. Termasuk adab terhadap beliau adalah tidak mendahului keputusannya dan tidak
mengangkat suara di sisinya lebih dari suaranya. Allah ‫ ﷻ‬berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi,
dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara)
sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak terhapus (pahala) amalanmu, sedang
kamu tidak menyadari.” (Al-Hujurat: 2)
Jika mengangkat suara melebihi suara Nabi ‫ ﷺ‬bisa menjadikan batal amal kebaikan seseorang,
bagaimana kiranya orang yang menentang sabdanya dengan akal semata atau pendapat-pendapat
manusia?!
3. Adab terhadap orang lain.
Yaitu bermuamalah (bergaul) bersama manusia dengan perbedaan status mereka sesuai
kedudukannya. Terhadap orangtua, ini mempunyai adab tertentu. Bersama orang alim dan
penguasa, ada adab khusus yang sesuai dengan mereka. Dan adab kepada tamu, ini pun tidak sama
dengan adab kepada keluarga sendiri, dan seterusnya.
4. Adab yang umum sesuai keadaan.
Misalnya adab ketika safar, bermajelis, makan dan minum. Walhasil, beradabnya seorang adalah
pertanda kebahagiaan dan kesuksesannya. Lihatlah, bagaimana seseorang dilepaskan dari
marabahaya karena baik adabnya terhadap orangtua, setelah sebelumnya terkurung dalam goa yang
tertutup pintunya oleh batu besar. (HR Bukhari no. 5974)
Namun sebaliknya, seorang ahli ibadah dari bani Israil yang bernama Juraij tatkala kurang beradab
terhadap ibunya, dia mendapat doa kejelekan dari ibunya. Juraij mendapat musibah dengan dituduh
berbuat zina sehingga dia ditangkap dan diarak dengan tangan terikat. Bahkan tempat ibadahnya
pun dihancurkan. (lihat jenis-jenis adab dan penjelasannya dalam kitab Madarijus Salikin karya
Ibnul Qayyim, 2/375-392 cet. Maktabah As-Sunnah)1
Pertanyaan
1. Jelaskan kedudukan adab dalam agama Islam!
2. Apa yang dimaksud dengan adab kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala?
3. Apa yang dimaksud dengan adab kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam?
4. Apa yang dimaksud dengan adab kepada orang lain?
5. Apa perbedaan adab dan akhlak?
1
http://asysyariah.com/adab-dalam-islam-dan-perhatian-islam-terhadapnya/
5
Modul Adab Kelas X
Deskripsi Materi
Kompetensi Dasar
1. Menghayati kesempurnaan Islam dari sisi pencakupan syari’atnya terhadap setiap lini
kehidupan.
2. Menghayati adab-adab tidur.
3. Terbiasa mempraktekkan adab-adab tidur di kehidupan sehari-hari.
4. Memahami adab-adab tidur.
Indikator
1. Mampu menjelaskan adab-adab tidur.
2. Mampu menunjukkan perilaku menyelisihi adab-adab tidur.
3. Mampu mempraktekkan adab-adab tidur di depan guru dan siswa.
4. Mampu menunjukkan dalil tentang adab-adab tidur.
5. Mampu mempraktekkan adab-adab tidur di lingkungan sekolah dan masyarakat.
Adab-Adab Tidur
1. Bermuhasabah atau Mengoreksi diri sebelum tidur

Seorang muslim ketika akan tidur hendaknya mengoreksi diri atas perbuatan dan amalan yang
dilakukannya pada hari itu. Kalau dia mendapati amalannya baik maka memuji Allah Ta’ala, tetapi
ketika amalannya masih kurang, bahkan melakukan perbuatan yang tidak baik maka bertobat dan
beristighfar serta bertekad untuk tidak mengulangi lagi besok harinya.
2. Tidur di awal waktu
Berdasarkan hadits Aisyah radiyallahu ‘anhaa, bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬beliau tidur di awal malam
dan bangun di akhir malam kemudian melaksanakan shalat.
3. Mengambil wudhu sebelum tidur dan tidur miring ke kanan
Dari Al-Barra’ bin ‘Aazib radiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,”Jika kalian hendak
pergi tidur maka berwudhulah sebagaimana wudhu untuk shalat, kemudian berbaringlah pada
tulang rusuk bagian kanan.” (HR Bukhari)
Tidak masalah apabila nanti berpindah ke sisi bagian kiri ketika tidur.
4. Mengibaskan sarung atau kain ke atas kasur
Dilakukan sebanyak tiga kali sebelum berbaring di atasnya, berdasarkan hadits Abu Hurairah,
bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, ”Jika salah seorang dari kalian hendak menuju tempat tidurnya
maka kibaskan bagian dalam sarungnya ke tempat tidur, karena dia tidak tahu apa yang terdapat
di kasurnya.” (HR Bukhari & Muslim)
5. Dimakruhkan tidur telungkup
6
Modul Adab Kelas X
Dasarnya adalah hadits Abu Dzar radiyallahu‘anhu dia berkata, ”Suatu ketika nabi ‫ ﷺ‬melewatiku
sedangkan aku sedang tidur telungkup maka beliau membangunkanku dengan kakinya dan
berkata, ”Wahai Junaidab2, sesungguhnya ini adalah cara tidurnya penduduk neraka.” (HR Ibnu
Majah dinilai shahih oleh Al-Albani)
6. Mengecek dan menutup pintu-pintu serta jendela, dan mematikan keran air serta lampu
Berdasarkan hadits Jabir radiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, ”Matikanlah lampu
ketika malam saat akan tidur, dan tutuplah pintu-pintu dan tempat air serta wadah makanan dan
minuman.” (Muttafaqun ‘alaihi)
7. Membaca ayat kursi, dzikir, dan doa-doa sebelum tidur
Hendaknya membaca ayat kursi, surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas kemudian membaca doa
sebelum tidur seperti :
‫ِب ْسمِكَ اللَّ ُه َّم أ َ ُموتُ َوأ َ ْح َيا‬
“Dengan menyebut nama-Mu ya Allah aku mati dan aku hidup”
8. Ketika terbangun karena mimpi buruk, berdoa dan meludah ke kiri 3x
Ketika seseorang terbangun karena mimpi buruk atau sesuatu yang tidak menyenangkan maka
hendaknya dia berdoa;
ِ ‫ان َوأ َ ْن َي ْحض ُُر‬
‫ون‬ ِ ‫ط‬َ ‫شي‬
َّ ‫ت ال‬
ِ ‫ض ِب ِه َوش َِر ِع َبا ِد ِه َوم ِْن َه َمزَ ا‬ َ ‫هللا التَّا َّم ِة م ِْن‬
َ ‫غ‬ ِ ‫ت‬ ِ ‫أَعُوذُ ِب َك ِل َما‬
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari murka-Nya dan keburukan
hamba-hamba-Nya dan dari was-was setan agar tidak menghampiriku.”
9. Membaca doa setelah bangun tidur
Ketika bangun dari tidur tidak lupa membaca doa berikut ini
‫ي أ َ ْحيَانَا بَ ْعدَ َما أ َ َماتَنَا َو ِإلَ ْي ِه النُّشُ ْو ِر‬
ْ ‫َلِل الَّ ِذ‬
ِ َّ ِ ُ‫ا َ ْل َح ْمد‬
“Segala puji bagi Allah, yang telah membangunkan kami setelah menidurkan kami dan kepada-
Nya-lah kami dibangkitkan”
Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan adab tidur?
2. Sebutkan contoh-contoh adab tidur!
3. Sebutkan ayat, zikir, dan doa-doa sebelum tidur?
4. Apa yang dilakukan jika terbangun karena mimpi buruk?
5. Mengapa dimakruhkan tidur tengkurap?
2
Bentuk isim tashgir dari Jundub, nama asli Abu Dzar
7
Modul Adab Kelas X
Deskripsi Materi
Kompetensi Dasar
1. Menghayati kesempurnaan Islam dari sisi kelengkapan syariatnya bahkan tentang adab
buang hajat.
2. Menghayati adab-adab buang hajat.
3. Terbiasa mempraktekkan adab-adab buang hajat di kehidupan sehari-hari.
4. Memahami adab-adab buang hajat.
Indikator
1. Mampu menjelaskan adab-adab buang hajat.
2. Mampu menunjukkan perilaku menyelisihi adab-adab buang hajat.
3. Mampu menunjukkan dalil tentang adab-adab buang hajat.
4. Mampu mempraktekkan adab-adab buang hajat di lingkungan sekolah dan
masyarakat.
Adab Membuang Hajat
1. Bersegera untuk menunaikan hajat

Kapan saja seseorang merasa ingin buang hajat, maka hendaknya ia bersegera pergi ke WC karena
hal tersebut memiliki manfaat, baik dari segi agama maupun kesehatan.
2. Mencari tempat yang tertutup dari pandangan manusia ketika membuang hajat.
Berdasarkan hadits dari Al-Mughirah bin Syu’bah radiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi ‫ ﷺ‬apabila pergi
untuk membuang hajat beliau menjauh dari manusia. (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan
Tirmidzi, dinilai shahih oleh Al-Albani)
3. Menjauhi 3 tempat yang menimbulkan laknat manusia
Ketika membuang hajat maka jauhilah tempat mengalirnya air, jalan, dan tempat berteduh.
Berdasarkan hadits Mu’adz bin Jabal radiyallahu ‘anhu bahwa Nabi ‫ﷺ‬, ”Jauhilah 3 tempat untuk
membuang hajat: Tempat mengalirnya air, jalan tempat lalu lalang manusia, dan tempat
berteduh.” (HR Ahmad, dinilai hasan oleh Al-Albani)
4. Tidak mengangkat pakaian sebelum dekat dengan tanah
Hal itu bertujuan agar aurat tidak terlihat oleh orang lain, berdasarkan hadits Anas radiyallahu
‘anhu, ”Dahulu nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika ingin membuang hajat tidak mengangkat
pakaiannya sebelum dekat dengan tanah.” (HR Abu Dawud & Tirmidzi, dinilai shahih oleh Al-
AlBani)
5. Tidak masuk WC membawa sesuatu yang bertuliskan lafadz Allah
8
Modul Adab Kelas X
Kecuali memang dalam keadaan darurat, karena WC adalah tempat untuk kotoran dan najis, juga
tempat berkumpulnya setan. Hal itu bertujuan untuk menjaga nama Allah agar tidak terjadi
pelecehan terhadap nama Allah.
6. Larangan untuk menghadap kiblat dan membelakanginya
Dasarnya adalah hadits Abu Ayyub Al-Anshori radiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda, ”Jika kalian mendatangi WC jangan menghadap ke kiblat atau
membelakanginya ketika buang air kecil atau buang air besar. Akan tetapi menghadaplah ke timur
atau ke barat.” (Muttafaqun ‘alaihi). Apabila di Indonesia maka seharusnya menghadap ke Utara
atau Selatan. Hal ini berlaku apabila membuang hajat di padang terbuka, kalau di dalam bangunan
atau ada penghalang antara orang tersebut dengan kiblat, tidak mengapa.
7. Larangan buang air kecil di air yang tidak mengalir
Berdasarkan hadits dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda, ”Janganlah ada yang buang air kecil di air yang tidak mengalir kemudian
mandi di tempat itu.” (HR Bukhari & Muslim)
8. Dimakruhkan menggunakan tangan kanan ketika membuang hajat
Berdasarkan hadits Abu Qatadah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ”Janganlah
salah seorang dari kalian menyentuh kemaluannya dengan tangan kanan ketika buang air kecil,
dan jangan cebok dengan tangan kanannya.” (HR Bukhari & Muslim)
9. Disunnahkan duduk saat buang air kecil dan boleh juga berdiri
Pada dasarnya posisi buang air kecil adalah duduk atau jongkok, berdasarkan hadits Aisyah
radiyallahu ‘anha, ”Siapa saja yang mengatakan bahwa nabi buang air kecil berdiri janganlah
kalian percayai. Beliau ketika buang air kecil selalu duduk.” (HR Nasa’i dishahihkan oleh Al-
AlBani)
Diperbolehkan buang air kecil dengan berdiri dengan syarat badan dan pakaiannya tidak terkena
najis, dan tidak terlihat oleh orang lain. Berdasarkan hadits Hudzaifah beliau berkata, ”Waktu itu
saya bersama nabi, beliau pergi ke tempat pembuangan sampah suatu kaum kemudian beliau
kencing dengan berdiri, maka aku menjauhinya. Maka beliau berkata, ‘Mendekatlah’ maka saya
mendekati beliau hingga berdiri di belakangnya, kemudian beliau berwudhu dan mengusap kedua
khufnya.” (HR Bukhari & Muslim)
10. Dimakruhkan berbicara ketika membuang hajat kecuali ada kebutuhan
Dalilnya adalah hadits Ibnu Umar radiyallahu ‘anhuma bahwa ada seorang lelaki yang melewati
Rasulullah ‫ ﷺ‬saat sedang buat hajat dan mengucapkan salam. Beliau tidak membalas salamnya.
11. Dilarang bersuci (cebok) dengan tulang atau kotoran kering dan disunnahkan dengan bilangan
ganjil
9
Modul Adab Kelas X
Berdasarkan hadits Salman Al-Farisi radiyallahu ‘anhu beliau berkata, ”Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam melarang kami beristinja’ (bersuci) kurang dari tiga batu, atau bersuci dengan
kotoran kering atau tulang.” (HR Muslim)
Dalam hadits lain dikatakan, ”Barangsiapa yang bersuci dengan batu (istijmar) hendaklah dengan
bilangan ganjil.”
12. Masuk ke WC dengan kaki kiri dan keluar dengan kaki kanan
Disertai dengan membaca dzikir ketika masuk dan keluar WC. Dari Anas beliau
berkata,”Rasulullah ‫ ﷺ‬jika masuk WC beliau berdoa Allahumma innii a’udzubika minal khubutsi
wal khobaa’its.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Ketika keluar dari WC mendahulukan kaki kanan dan berdoa “Ghufraanaka”.
13. Mencuci tangan setelah membuang hajat
Berdasarkan hadits Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi ‫ ﷺ‬selesai membuang hajatnya
kemudian beliau beristinja’ dengan air dari wadah kecil, lantas menggosokkan tangannya di
tanah.” Dalam riwayat lain,”Lantas beliau mengusapkan tangannya ke tanah.” (HR Abu Dawud
dan Ibnu Majah)
Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan adab membuang hajat?
2. Sebutkan contoh-contoh adab membuang hajat?
3. Sebutkan tiga tempat yang hendaknya dijauhi ketika buang hajat karena bisa menimbulkan
laknat manusia!
4. Bolehkah menghadap atau membelakangi kiblat ketika buang hajat? Jealaskan!
5. Sebutkan adab-adab beristinja!
10
Modul Adab Kelas X
Deskripsi Materi
Kompetensi Dasar
kehidupan.
2. Menghayati adab-adab berpakaian.
3. Terbiasa mempraktekkan adab-adab berpakaian di kehidupan sehari-hari.
4. Memahami adab-adab berpakaian.
Indikator
1. Mampu menjelaskan adab-adab berpakaian.
2. Mampu menunjukkan perilaku menyelisihi adab-adab berpakaian.
3. Mampu mempraktekkan adab-adab berpakaian di depan guru dan siswa.
4. Mampu menunjukkan dalil tentang adab-adab berpakaian.
5. Mampu mempraktekkan adab-adab berpakaian di lingkungan sekolah dan masyarakat.
Adab-Adab Berpakaian
1. Memakai pakaian yang baru, yang indah, dan bersih

Dasarnya adalah sabda nabi ‫ ﷺ‬kepada salah seorang sahabat karena melihatnya memakai pakaian
yang compang camping, ”Ketika Allah ‫ ﷻ‬memberikanmu harta hendaknya bekas kenikmatan dan
kemurahan Allah itu dinampakkan.” (HR Abu Dawud dinilai shahih oleh Al-AlBani)
2. Pakaian yang dipakai menutupi aurat tubuh
Yaitu dengan memakai pakaian yang longgar tidak menampakkan lekukan tubuh dan tidak terlalu
sempit sehingga menampakkan bentuk tubuh yang seharusnya ditutupi.
3. Pakaian yang dipakai oleh laki-laki tidak boleh menyerupai pakaian perempuan dan sebaliknya.
Berdasarkan hadits Ibnu Abbas radiyallahu ‘anhuma beliau berkata,”Rasulullah ‫ ﷺ‬melaknat laki-
laki yang meniru-niru perempuan dan melaknat perempuan yang meniru-niru laki-laki.” (HR
Bukhari). Yang dimaksud meniru-niru bisa dari cara berpakaian atau yang lainnya.
4. Pakaian yang dipakai bukan merupakan pakaian syuhroh
Berdasarkan sabda Nabi ‫ ﷺ‬:”Barangsiapa memakai pakaian syuhroh di dunia, maka Allah akan
memakaikan pakaian kehinaan untuknya di hari kiamat.” (HR Ahmad dinilai hasan oleh Al-
AlBani)
Pakaian syuhroh adalah pakaian yang membuat orang yang memakainya tampil beda, menjadi
tenar atau bahan pembicaraan orang, karena anehnya atau tidak sesuai dengan statusnya. Misalnya
orang sipil memakai pakaian dinas militer, atau memakai jubah di tengah-tengah masyarakat yang
tidak biasa memakainya.
11
Modul Adab Kelas X
5. Baju ataupun kaos yang dipakai tidak bergambar salib ataupun makhluk bernyawa
Berdasarkan hadits Aisyah radiyallahu ‘anha beliau berkata, ”Nabi ‫ ﷺ‬ketika melihat tanda salib
pada baju yang ada di rumahnya segera menghapusnya.” (HR Bukhari dan Ahmad)
Bagi lelaki diharamkan memakai sutra dan emas kecuali dalam keadaan darurat
Dalilnya adalah hadits Ali radiyallahu ‘anhu beliau berkata, ”Sesungguhnya nabi ‫ ﷺ‬memegang
sutra di tangan kanannya dan emas di tangan kirinya seraya bersabda,”Sesungguhnya dua hal ini
haram bagi umatku yang laki-laki.” (HR Abu Dawud)
6. Dilarang memakai celana, sarung, jubah yang melebihi mata kaki untuk laki-laki
Berdasarkan hadits Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu bahwa nabi ‫ ﷺ‬bersabda,”Kain yang melewati
mata kaki maka tempatnya adalah di neraka.” (HR Bukhari) adapun untuk wanita maka
pakaiannya harus menutupi seluruh tubuh termasuk kedua kakinya.
Diharamkan memakai pakaian yang melewati mata kaki karena sombong dan merasa tinggi
berdasarkan hadits,”Allah tidak akan melihat kepada orang yang memakai pakaian melewati mata
kakinya karena sombong pada hari kiamat.” (Muttafaqun ‘alaihi)
7. Memulai dengan bagian yang kanan terlebih dahulu ketika memakai pakaian
Mendahulukan bagian tubuh yang kanan ketika memakai pakaian, berdasarkan hadits dari Ibunda
Aisyah radiyallahu ‘anhaa, beliau berkata,”Rasulullah ‫ ﷺ‬menyukai memulai seuatu dengan yang
kanan, seperti saat memakai sandal, menyisir rambut, bersuci dan semua urusan penting lainnya.”
(Muttafaqun ‘alaihi)
8. Ketika memakai pakaian yang baru disunnahkan untuk membaca doa :
ٍ‫ي َوالَ قُ َّوة‬ َ ‫ي َهذَا (الث َّ ْو‬
َ ‫ب) َو َرزَ قَنِ ْي ِه ِم ْن‬
ْ ِ‫غي ِْر َح ْو ٍل مِ ن‬ ْ ‫َلِل الَّ ِذ‬
َ ‫ي َك‬
ْ ِ‫سان‬ ِ َّ ِ ُ‫ا ْل َح ْمد‬
“Segala puji bagi Allah yang telah memakaikan kepadaku pakaian ini dan yang telah memberikan
rizki pakaian ini kepadaku tanpa ada daya dan kekuatan dariku.”
9. Disunnahkan untuk memakai pakaian yang berwarna putih
Pakaian yang berwarna putih memang pakaian yang menjadi favorit nabi, bahkan beliau
memerintahkan umatnya untuk memakai pakaian putih. “Pakailah pakaian berwarna putih,
karena hal itu adalah sebaik-baik pakian kalian.” (HR Ahmad, dinilai shahih oleh Al-AlBani)
10. Memakai wewangian / parfum bagi laki-laki dan perempuan.
Tampil wangi sangat dianjurkan dalam Islam, terutama bagi laki-laki. Namun, tidak diperbolehkan
ketika sedang ihram untuk haji maupun umrah. Adapun untuk perempuan hanya boleh memakai
wewangian di depan mahram atau kalangan perempuan saja. Dilarang untuk memakainya di antara
laki-laki yang bukan mahramnya.
Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan adab berpakaian?
12
Modul Adab Kelas X
2. Apa yang dimaksud dengan pakaian syuhroh? Apakah boleh memakainya?
3. Apa yang dimaksud dengan isbal?
4. Sebutkan hal-hal yang tidak boleh dalam sebuah pakaian!
5. Apakah syariat menganjur menggunakan pakaian yang baru, indah, dan bersih?
13
Modul Adab Kelas X
Deskripsi Materi
Kompetensi Dasar
kehidupan.
2. Menghayati adab-adab memberi salam.
3. Terbiasa mempraktekkan adab-adab memberi salam di kehidupan sehari-hari.
4. Memahami adab-adab memberi salam.
Indikator
1. Mampu menjelaskan adab-adab memberi salam.
2. Mampu menunjukkan perilaku menyelisihi adab-adab memberi salam.
3. Mampu mempraktekkan adab-adab memberi salam di depan guru dan siswa.
4. Mampu menunjukkan dalil tentang adab-adab memberi salam.
5. Mampu mempraktekkan adab-adab memberi salam di lingkungan sekolah dan
masyarakat.
Adab Memberi Salam
1. Tidak memulai salam dengan mengucapkan “Alaikas salaam” karena diriwayatkan dari Jabir Al-
Hajiimiy radiyallahu ‘anhu beliau berkata, Saya mendatangi Nabi ‫ ﷺ‬lantas saya katakan ‘alaikas
salam wahai Rasulullah. Beliau bersabda,”Jangan katakan ‘alaikas salam, akan tetapi ucapkan :
Assalaamu ‘alaika”. Dalam riwayat Abu Dawud ditambahkan,”Karena ‘alaikas salam adalam
salamnya orang mati.” (HR Abu Dawud dan Tirmidziy, dinilai shahi oleh Al-AlBani)
2. Mengulang salam sampai 3x apabila diperlukan atau kepada rombongan besar. Dasarnya adalah
hadits Anas radiyallahu ‘anhu : “Bahwa Nabi ‫ ﷺ‬jika beliau berbicara, beliau mengulanginya tiga
kali. Dan jika mendatangi suatu kaum beliau memberi salam kepada mereka tiga kali.” (HR
Bukhari)
3. Termasuk sunnah nabi bahwa orang yang menaiki kendaraan memberi salam terlebih dahulu
kepada orang yang berjalan, orang yang berjalan kepada orang yang duduk atau berdiri, rombongan
yang sedikit kepada yang banyak, dan yang muda kepada yang tua.
4. Disunnahkan untuk mengucapkan salam dengan suara yang didengar begitu juga yang menjawab.
Kecuali ada orang-orang yang sedang tertidur, disunnahkan mengecilkan suara agar tidak
membangunkan mereka. Dari Miqdad bin Aswad beliau bercerita,”... “Dan kami pun memerah
susu (binatang ternak) hingga setiap orang dapat bagian minum dari kami, dan kami sediakan
bagian untuk Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam Miqdad berkata, ‘Maka Nabi pun datang di
14
Modul Adab Kelas X
malam hari dan memberikan salam yang tidak membangunkan orang yang sedang tidur, namun
dapat didengar oleh orang yang bangun’.”(HR. Muslim).
5. Disunahkan memberikan salam di waktu masuk ke suatu majelis dan ketika akan
meninggalkannya, karena sebuah hadits menyebutkan:
“Apabila salah seorang kamu sampai di suatu majlis hendaklah memberikan salam. Dan apabila
hendak keluar, hendaklah memberikan salam, dan tidaklah yang pertama lebih berhak daripada
yang kedua. (HR. Abu Daud dan disahihkan oleh Al-Albani).
6. Disunnahkan memberi salam di saat masuk ke suatu rumah sekalipun rumah itu kosong, karena
Allah telah berfirman yang artinya:
“Dan apabila kamu akan masuk ke suatu rumah, maka ucapkanlah salam atas diri kalian” (QS.
An-Nur(24) : 61)
Dan karena ucapan Ibnu Umar Radhiallaahu ‘anhuma, “Apabila seseorang akan masuk ke suatu
rumah yang tidak berpenghuni, maka hendaklah ia mengucapkan : Assalamu àlaina wa àla
ìbadillahis shalihin” (HR. Bukhari di dalam Al-Adab Al-Mufrad, dan disahihkan oleh Al-Albani).
7. Dimakruhkan memberi salam kepada orang yang sedang di WC (buang hajat), karena hadits Ibnu
Umar Radhiallaahu ‘anhuma yang menyebutkan, “Bahwasanya ada seseorang yang lewat
sedangkan Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam sedang buang air kecil, dan orang itu
memberi salam. Maka Nabi tidak menjawabnya”. (HR. Muslim)
8. Disunnahkan memberi salam kepada anak-anak, karena hadits yang bersumber dari Anas
Radhiallaahu ‘anhu menyebutkan, “Bahwasanya ketika ia lewat di sekitar anak-anak ia memberi
salam, dan ia mengatakan, ‘Demikianlah yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa
sallam’.” (Muttafaq ’alaih).
9. Tidak memulai mengucapkan salam kepada Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani), sebab Rasulullah ‫ﷺ‬
bersabda :” Janganlah kalian terlebih dahulu memberi salam kepada orang-orang Yahudi dan
Nasrani…..” (HR. Muslim). Dan apabila mereka yang memberi salam maka kita jawab dengan
mengucapkan “wa àlaikum” saja,
10. Disunnahkan memberi salam kepada orang yang kamu kenal ataupun yang tidak kamu kenal. Di
dalam hadits Abdullah bin Umar Radhiallaahu ‘anhu disebutkan bahwasanya ada seseorang yang
bertanya kepada Nabi ‫ ﷺ‬: “Islam yang manakah yang paling baik? Jawab Nabi: Engkau
memberikan makanan dan memberi salam kepada orang yang telah kamu kenal dan yang belum
kamu kenal”. (Muttafaq ’alaih).
11. Disunnahkan menjawab salam orang yang menyampaikan salam lewat orang lain dan kepada yang
dititipinya. “Pada suatu ketika seorang lelaki datang kepada Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa
sallam lalu berkata: Sesungguhnya ayahku menyampaikan salam untukmu. Maka Nabi menjawab,
“àlaika wa àla abikas salam ( HR . Abu dawud dan dihasankan Al Albani )
15
Modul Adab Kelas X
12. Dilarang memberi salam dengan isyarat kecuali ada uzur, seperti karena sedang shalat atau bisu
atau karena orang yang akan diberi salam itu jauh jaraknya. Di dalam hadits Jabir bin Abdullah
Radhiallaahu ‘anhu diriwayatkan bahwasanya Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Janganlah kalian memberi salam seperti orang-orang Yahudi dan Nasrani, karena
sesungguhnya pemberian salam mereka memakai isyarat dengan tangan”. (HR. Al-Baihaqi dan
dinilai hasan oleh Al-Albani).
13. Disunnahkan kepada seseorang berjabat tangan dengan saudaranya. Hadits Rasulullah
mengatakan, “Apabila ada dua orang muslim yang berjumpa lalu berjabat tangan, maka dosa
keduanya diampuni sebelum mereka berpisah.” (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani).
14. Dianjurkan tidak menarik (melepas) tangan kita terlebih dahulu di saat berjabat tangan sebelum
orang yang diajak berjabat tangan itu melepasnya. Hadits yang bersumber dari Anas Radhiallaahu
‘anhu menyebutkan: “Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam apabila beliau disambut oleh
seseorang lalu berjabat tangan, maka Nabi tidak melepas tangannya sebelum orang itu yang
melepasnya….” (HR. At-Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al-Albani).
15. Haram hukumnya membungkukkan tubuh atau sujud ketika memberi penghormatan, karena hadits
yang bersumber dari Anas menyebutkan: Ada seorang lelaki berkata, “Wahai Rasulullah, kalau
salah seorang di antara kami berjumpa dengan temannya, apakah ia harus membungkukkan
tubuhnya kepadanya? Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Tidak’. Orang itu
bertanya, ‘Apakah ia merangkul dan menciumnya?’, Jawab nabi, ‘Tidak’. Orang itu bertanya,
‘Apakah ia berjabat tangan dengannya?’ Jawab Nabi, ‘IYa, jika ia mau’.” (HR. At-Turmudzi dan
dinilai shahih oleh Al-Albani).
16. Haram berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahram. Ketika Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi
wa sallam akan membaiat kaum wanita, mereka hendak meraih tangan beliau untuk berjabat
tangan, lantas beliau bersabda, “Sesungguhnya aku tidak berjabat tangan dengan kaum wanita”.
(HR.Tirmidzi dan Nasaì, dan dishahihkan oleh Albani).
Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan adab memberi salam?
2. Dalam hadis nabi, siapa yang disunahkan untuk memulai salam?
3. Apakah boleh berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahram?
4. Apakah boleh memulai salam kepada Ahlul kitab?
5. Apa jawaban kita apabila Ahlul kitab mengucapkan salam kepada kita?
16
Modul Adab Kelas X
Deskripsi Materi
Kompetensi Dasar
kehidupan.
2. Menghayati adab-adab di jalan raya.
3. Terbiasa mempraktekkan adab-adab di jalan raya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Memahami adab-adab di jalan raya.
Indikator
1. Mampu menjelaskan adab-adab di jalan raya.
2. Mampu menunjukkan perilaku menyelisihi adab-adab di jalan raya.
3. Mampu mempraktekkan adab-adab di jalan raya di depan guru dan siswa.
4. Mampu menunjukkan dalil tentang adab-adab di jalan raya.
5. Mampu mempraktekkan adab-adab di jalan raya di lingkungan sekolah dan
masyarakat.
Adab di Jalan Raya
1. Berjalan dengan penuh ketenangan dan rendah hati, tidak berjalan seperti orang sombong serta
mengangkat kepala dan membuang muka dari manusia karena merasa lebih tinggi.
Berdasarkan firman Allah Ta’ala :
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah
kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS Luqman : 18)
2. Menahan pandangan, perintah ini untuk laki-laki dan perempuan.
Allah Ta’ala berfirman, “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, ‘Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi
mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". (30) Katakanlah
kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara
kemaluannya” (QS An-Nur : 30-31)
3. Menahan diri agar tidak mengotori jalan
Yaitu dengan cara tidak melempar kotoran atau sampah sisa makanan ke jalan. Juga tidak
membuang hajat di jalan atau tempat duduk-duduk dan tempat berteduh.
4. Menghilangkan gangguan yang berada di jalan
Hal itu termasuk bentuk sedekah, dan juga termasuk sebab yang bisa memasukkan orang ke dalam
surga. Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, ”Ada seorang lelaki
17
Modul Adab Kelas X
yang berjalan menemukan ranting berduri tergeletak di tengah jalan kemudian dia
menyingkirkannya. Maka Allah memberinya pahala dan mengampuninya.” Dalam riwayat lain,
”Maka Allah memasukannya ke dalam surga.” (Muttafaqun ‘alaihi)
5. Menjawab panggilan salam baik orang yang dikenal maupun tidak dikenal.
6. Beramar makruf nahi mungkar di jalan. Hal ini wajib bagi setiap muslim sesuai kemampuannya.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda: “Siapa saja yang melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tangannya,
jika tidak mampu maka ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka ingkarilah dengan
hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman.” (HR Muslim)
7. Mengarahkan orang yang tersesat, membantu orang yang membutuhkan, menghentikan perbuatan
orang yang buruk, dan menolong orang yang dizalimi.
8. Tidak menyetir dan berkendara dengan kecepatan tinggi di jalan yang ramai, serta memberi
kesempatan orang yang menyeberang untuk lewat. Semua ini bentuk tolong-menolong dalam
ketakwaan.
Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan adab di jalan raya?
2. Sebutkan contoh-contoh adab di jalan raya!
3. Siapa yang seharusnya menundukkan pandangan di jalan raya?
4. Selain orang yang dikenal Apakah kita juga menjawab salam orang yang tidak kita kenal?
5. Sebutkan bentuk tolong-menolong di jalan raya!
18
Modul Adab Kelas X
Deskripsi Materi
Kompetensi Dasar
kehidupan.
2. Menghayati adab-adab berkunjung.
3. Terbiasa mempraktekkan adab-adab berkunjung dalam kehidupan sehari-hari.
4. Memahami adab-adab berkunjung.
Indikator
1. Mampu menjelaskan adab-adab berkunjung.
2. Mampu menunjukkan perilaku menyelisihi adab-adab berkunjung.
3. Mampu mempraktekkan adab-adab berkunjung di depan guru dan siswa.
4. Mampu menunjukkan dalil tentang adab-adab berkunjung.
5. Mampu mempraktekkan adab-adab berkunjung di lingkungan sekolah dan masyarakat.
Adab Berkunjung
1. Memilih waktu yang tepat untuk bertamu

Saat bertamu ke rumah orang lain hendaknya kita memilih waktu yang tepat, yaitu saat tuan rumah
tidak sedang beristirahat. Di dalam Al Qur’an Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki,
dan orang-orang yang belum baligh diantara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam
satu hari), yaitu: sebelum shalat subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah
hari, dan sesudah shalat Isya’. (Itulah) tiga aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak
(pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada
keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu.
Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (QS. An-Nur : 58)
Dalam ayat di atas Allah ‫ ﷻ‬memerintahkan kaum mukminin, agar para pelayan yang mereka miliki
dan anak-anak yang belum baligh meminta izin kepada mereka pada tiga waktu. Pertama :
Sebelum shalat subuh, karena biasanya orang-orang pada waktu itu sedang tidur nyenyak. Kedua
: Ketika kamu menanggalkan pakaian (luar) mu di tengah hari”, yaitu pada waktu tidur siang,
karena pada saat itu orang-orang melepas pakaian mereka untuk bersantai bersama keluarga.
Ketiga : Sesudah sesudah shalat Isya, karena saat itu adalah waktu tidur.
2. Mengetuk Pintu Rumah Orang yang Dikunjungi Dengan Lembut
19
Modul Adab Kelas X
Dari Anas bin Malik radiyallahu ‘anhu beliau berkata : “Sesungguhnya pintu-pintu rumah Nabi
Muhammad ‫ ﷺ‬dahulu diketuk dengan kuku.” (HR. Bukhari dalam Al-Adabul Mufrod dan dinilai
shahih oleh Al-AlBani)
3. Tidak Menghadap Langsung Ke Depan Pintu
Hendaknya orang yang bertamu tidak menghadap langsung ke depan pintu ketika sedang mengetuk
pintu, sebaiknya ia berada di sebelah kanan ataupun kiri. Tujuannya agar tidak melihat langsung
isi rumah, karena fungsi dari mengetuk pintu dan meminta izin agar tamu tidak melihat isi dalam
rumah secara langsung. Mungkin di dalam ada orang yang belum menutup aurat secara sempurna,
atau ada sesuatu yang tidak boleh dilihat oleh tamu.
4. Mengucapkan salam
Ucapkan salam sebelum atau berbarengan dengan mengetuk pintu, jangan sampai kita bertamu
tanpa mengucap salam terlebih dahulu. Dari Rib’i berkata: “Seorang lelaki dari bani ‘Amir
menceritakan kepada kami, bahwa dia minta izin (masuk) kepada Nabi ‫ ﷺ‬ketika beliau tengah
berada di dalam rumahnya, ia berkata: “Apakah aku boleh masuk ?”, Rasulullah ‫ ﷺ‬berkata
kepada pembantunya: “Hampirilah ia, ajarkan cara meminta izin, dan katakan kepadanya:
“Ucapkanlah “Assalamu’alaikum”, apakah aku boleh masuk?”, lalu lelaki tersebut
mendengarnya kemudian mengucapkan: “Assalamu’alaikum, apakah aku boleh masuk?”, maka
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam memberinya izin, lalu ia pun masuk. (HR. Ahmad dan Abu
Daud)
5. Cukup Mengetuk Sebanyak 3x, Jika Tidak Dijawab Maka Pulanglah
Batasan untuk meminta izin masuk, atau mengetuk pintu untuk bertamu adalah tiga kali. Jika tidak
ada jawaban dari tuan rumah, hendaknya segera pulang. Dari Abu Musa Al-Asy’ary
radhiallahu’anhu, dia berkata: “Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, “Minta izin masuk rumah itu tiga kali, jika
diizinkan untuk kamu (masuklah) dan jika tidak maka pulanglah!” (HR. Bukhari dan Muslim)
6. Menyebut Nama Jika Ditanya ‘Siapa?’
Apabila tuan rumah menanyakan siapa yang meminta izin dan mengetuk pintu, maka jangan
mengatakan “saya” tapi sebutkanlah nama atau kunyah yang dikenal. Dasarnya adalah hadits Jabir
radiyallahu ‘anhu beliau berkata: ”Aku mendatangi Nabi ‫ ﷺ‬untuk membayar hutang ayahku.
Kemudian aku mengetuk pintu beliau, dan Nabi berkata, ”Siapa di luar?” maka aku menjawab :
”Saya” lantas beliau mengatakan, ”Saya...Saya” seakan-akan membencinya.” (Muttafaqun
‘alaihi)
7. Segera Pulang Apabila Diminta
Mungkin tuan rumah sedang sibuk atau tidak bisa menemuinya tamu pada momen tersebut,
sehingga terkadang meminta tamunya untuk pulang. Jika demikian kondisinya, maka sebagai tamu
20
Modul Adab Kelas X
harus lapang dada untuk segera pulang. Allah Ta’ala berfirman : “Jika dikatakan kepada kamu
“Pulanglah”, maka pulanglah. Hal itu lebih bersih untukmu.” (QS An-Nur : 28)
8. Tidak Memasuki Rumah yang Kosong
Jika rumah yang didatangi sedang kosong karena penghuninya pergi maka tidak boleh masuk
sembarangan. Hal itu melanggar hak-hak orang lain. Dilarang juga mengintip isi dalam rumah
orang lain. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda: “Jikalau ada
seseorang mengintipmu tanpa izin, lalu engkau lempar dia dengan batu hingga matanya kau colok
, maka engkau tidak berdosa denganmya”. (Muttafaq ’alaih)
Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan adab berkunjung?
2. Sebutkan contoh-contoh adab berkunjung!
3. Jelaskan ketentuan dalam mengetuk pintu rumah seseorang?
4. Mengapa dilarang bagi seorang tamu untuk menghadap pintu rumah seseorang?
5. Sebutkan waktu-waktu terlarang untuk bertamu!
21
Modul Adab Kelas X
Deskripsi Materi
Kompetensi Dasar
kehidupan.
2. Menghayati adab-adab di majelis.
3. Terbiasa mempraktekkan adab-adab di majelis dalam kehidupan sehari-hari.
4. Memahami adab-adab di majelis.
Indikator
1. Mampu menjelaskan adab-adab di majelis.
2. Mampu menunjukkan perilaku menyelisihi adab-adab di majelis.
3. Mampu mempraktekkan adab-adab di majelis di depan guru dan siswa.
4. Mampu menunjukkan dalil tentang adab-adab di majelis.
5. Mampu mempraktekkan adab-adab di majelis dalam lingkungan sekolah dan
masyarakat.
Adab di Majelis
1. Mengucap Salam Ketika Datang atau Pergi

Ucapkan salam kepada orang-orang yang berada di majelis ketika datang maupun akan pergi.
Berdasarkan hadits dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :
ِ‫ت ْاْل ُ ْولَى أ َ َح ُّق مِ نَ ْاْلخِ َرة‬ َ ُ‫ام فَ ْلي‬
َ ‫س ِل ْم َفلَ ْي‬
ِ ‫س‬ ْ ‫ِس فَ ْليَ ْجل‬
َ َ‫ِس ث ُ َّم ِإذَا ق‬ َ ‫س ِل ْم فَإِ ْن بَدَا لَهُ أ َ ْن يَجْ ل‬
َ ُ‫ِإذَا ا ْنت َ َهى أ َ َحدُكُ ْم ِإلَى ا ْل َم ْجل ِِس َف ْلي‬
“Apabila salah seorang di antara kamu tiba di majlis, maka hendaknya ia mengucapkan salam.
Jika ingin duduk, maka silahkan duduk. Kemudian apabila dia bangun, maka hendaklah ia
mengucapkan salam, karena salam yang pertama tidaklah lebih berhak daripada salam yang
terakhir.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim dari Abu Hurairah,
dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jaami’ no. 400)
2. Duduk di Tempat yang Tersisa

Apabila datang ke majelis maka pilihlah tempat duduk yang tersisa berdasarkan hadits Jabir bin
Samuroh beliau berkata : “Dahulu kami jika mendatangi Nabi ‫ ﷺ‬kami akan duduk di tempat yang
tersisa.” (HR Abu Dawud dan dinilai shahih oleh Al-AlBani)
3. Tidak Menyerobot Tempat Duduk Dengan Membangunkan Orang Lain
Demikian pula hendaknya seorang muslim tidak membangunkan seseorang dari tempat duduknya
agar ia duduk di situ, meskipun ia termasuk orang yang terpandang. Hal itu karena manusia adalah
keturunan Adam, sedangkan Adam dari tanah, tidak ada yang membedakan di antara mereka selain
22
Modul Adab Kelas X
takwanya. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda: “Tidak boleh seseorang membangunkan orang lain dari tempat
duduknya, lalu ia duduk di situ. Tetapi (katakanlah), “Geser dan luaskanlah.” (HR. Ahmad dan
Muslim)
4. Tidak duduk di tengah halaqah atau lingkaran
Salah satu adab ketika berkumpul di majelis dan membuat halaqah melingkar, jangan duduk di
tengah lingkaran tersebut. Akan tetapi duduknya di dalam lingkaran bersama dengan yang lainnya.
5. Tidak duduk di antara dua orang kecuali dengan izin keduanya.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:
‫س بَيْنَ َر ُجلَي ِْن إِ َّال بِإِذْنِ ِه َما‬
ْ َ‫َال يُجْ ل‬
“Dilarang duduk di antara dua orang kecuali dengan izin keduanya.” (HR. Abu Dawud, dan
dihasankan oleh Syaikh Al AlBani)
6. Tidak Menduduki Tempat yang Sedang Ditinggal Sebentar Oleh Pemiliknya
Dalilnya adalah sabda Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬: “Jika salah seorang dari kalian berdiri dari tempat
duduknya, kemudian kembali lagi maka dia yang lebih berhak.” (HR Muslim)
7. Tidak Berbisik-bisik Dua Orang Tanpa Mengajak yang Ketiga
Larangan ini dimaksudkan agar tidak timbul su’udzon karena orang yang ketiga tidak diajak
berbicara. Termasuk dalam larangan berbisik-bisik antara dua orang tanpa melibatkan ketiga
adalah berbicara menggunakan bahasa daerah yang tidak dipahami oleh temannya yang lain.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
ُ‫اس أَجْ َل أ َ ْن يُح ِْزنَه‬

ِ َّ‫ِإذَا كُ ْنت ُ ْم ث َ ََلثَةً فَ ََل يَتَنَا َجى َر ُج ََل ِن دُونَ ْاْلخ َِر َحتَّى ت َ ْخت َ ِلطُوا ِبالن‬
“Apabila kondisi kalian sedang bertiga, maka janganlah dua orang saling berbisik, sementara
yang satunya ditinggalkan, sampai berbaur dengan banyak orang, sebagai antisipasi agar tidak
membuatnya bersedih.” (HR. Bukhari dan Muslim)
8. Tidak Memenuhi Majelis Dengan Tawa
Banyak tertawa akan mematikan hati, oleh sebab itu janganlah penuhi majelis terutama majelis
ilmu dengan canda tawa. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :“Janganlah kalian banyak tertawa, karena
banyak tertawa akan mematikan hati.” (HR Ibnu Majah, dinilai shahih oleh Al-AlBani)
9. Menjaga Amanah Majelis
Seorang muslim hendaknya menjaga rahasia majelis ketika ia telah pergi meninggalkannya dan
tidak menceritakan hal yang terjadi di dalamnya, karena hal itu merupakan amanah. Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ي أ َ َمانَة‬
َ ‫ث ث ُ َّم ا ْلتَفَتَ فَ ِه‬
ِ ‫الر ُج ُل ِبا ْل َحدِي‬ َ ‫ِإذَا َحد‬
َّ ‫َّث‬
23
Modul Adab Kelas X
“Apabila seseorang menyampaikan suatu cerita, lalu ia menoleh (ke kanan dan ke kiri), maka hal
itu adalah amanah.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam
Ash Shahiihah (1089) dan Shahihul Jami’ (486)
10. Tidak Melakukan Hal yang tidak etis
Ketika berada di majelis tidak selayaknya seseorang melakukan hal yang tidak etis, sehingga
membuat orang yang hadir di majelis tidak nyaman, seperti: menguap, bersendawa dengan keras,
memainkan ingus, dan yang lainnya.
11. Menutup Majelis Dengan Do’a
Setelah majelis berakhir maka ditutup dengan membaca doa kaffaratul majelis. Rasulullah ‫ﷺ‬
bersabda:
" َ‫ أ َ ْست َ ْغف ُِركَ َوأَتُوبُ ِإلَيْك‬،ُ‫َّللا‬
َّ َّ‫ أ َ ْش َهدُ أ َ ْن الَ ِإلَهَ ِإال‬، َ‫ "سُ ْب َحانَكَ اللَّ ُه َّم َو ِب َح ْمدِك‬:ُ‫ارة ُ ا ْل َمجْ ل ِِس أ َ ْن يَقُو َل ا ْل َع ْبد‬
َ َّ‫َكف‬
“Kaffaratul Majlis adalah seorang hamba berkata, “Mahasuci Engkau Ya Allah dan dengan
memuji-Mu. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau saja, dan
tidak ada sekutu bagi-Mu. Aku meminta ampun dan bertobat kepada-Mu.” (HR. Thabrani dalam
Al Mu’jamul Kabir, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami’ no. 4487)
Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan adab di majelis?
2. Sebutkan contoh-contoh adab di majelis!
3. Jelaskan ketentuan mengambil tempat duduk!
4. Mengapa dilarang bagi dua orang berbisik-bisik dengan keberadaan orang ketiga?
5. Apa yang sebaiknya dilakukan untuk menutup majelis?
24
Modul Adab Kelas X
Deskripsi Materi
Kompetensi Dasar
kehidupan.
2. Menghayati adab-adab berbicara.
3. Terbiasa mempraktekkan adab-adab berbicara di kehidupan sehari-hari.
4. Memahami adab-adab berbicara.
Indikator
1. Mampu menjelaskan adab-adab berbicara.
2. Mampu menunjukkan perilaku menyelisihi adab-adab berbicara.
3. Mampu mempraktekkan adab-adab berbicara di depan guru dan siswa.
4. Mampu menunjukkan dalil tentang adab-adab berbicara.
5. Mampu mempraktekkan adab-adab berbicara di lingkungan sekolah dan masyarakat.
Adab Berbicara
1. Berbicara sesuatu yang baik

Seorang muslim hendaknya selalu membiasakan untuk berkata yang baik-baik saja, tidak
mengeluarkan ucapan yang kotor atau menyakiti orang lain. Allah Ta’ala berfirman :“Tidak ada
kebaikan pada kebanyakan pembicaraan rahasia mereka, kecuali pembicaraan rahasia dari
orang yang menyuruh (manusia) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan
perdamaian di antara manusia.” (QS An-Nisa’ : 114)
2. Berbicara dengan santun
Yaitu berbicara dengan suara yang dapat didengar, tidak dengan nada tinggi atau terlalu lirih
sehingga tidak terdengar oleh lawan bicara. Tidak dibuat-buat atau dengan suara yang mendayu-
dayu.
3. Meninggalkan pembicaraan yang tidak berguna.
Seorang muslim sudah sepantasnya meninggalkan pembicaraan yang tidak berguna, karena hal
itu bisa membuang waktunya yang sangat berharga. Terkadang pembicaraan itu mendatangkan
dosa ketika menggibah orang lain.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,”Di antara tanda baiknya seorang muslim, dia meninggalkan sesuatu
yang tidak berguna untuk dirinya.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah)
4. Tidak menceritakan setiap yang didengar tanpa mengecek kebenarannya terlebih dahulu
25
Modul Adab Kelas X
Orang yang selalu menceritakan setiap berita yang didengar tanpa mengecek dan tabayyun
(mencari kebenarannya) terlebih dahulu disebut sebagai pembohong. Karena bisa saja berita
yang disebarkan adalah hoaks. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :”Cukuplah seorang itu disebut sebagai
pembohong jika menceritakan semua yang didengarnya.” (HR Muslim)
5. Menjauhi berdebat dan saling membantah walaupun dalam keadaan benar, atau berbohong
walaupaun dalam keadaan bercanda. Karena debat itu akan membangkitkan emosi,
mengobarkan kemurkaan, menyebabkan dendam, dan mencela orang lain. Dasarnya adalah
sabda Nabi ‫ ﷺ‬:
ٍ ‫اْلن َِّة لِمن تَرَك الْ َك ِذب وإِ ْن َكا َن ما ِزحا وبِب ي‬
‫ت ِِف أ َْعلَى‬ ِ ِ ٍ ِ ِ ِ ِِْ ‫ض‬ ٍ ‫أَ ََن َزعِيم بِب ي‬
ِ َ‫ت ِِف َرب‬
َْ َ ً َ َ َ َ ْ َ َْ ‫اْلَنَّة ل َم ْن تََرَك الْمَراءَ َوإ ْن َكا َن حُمقًّا َوبِبَ ْيت ِف َو َسط‬ َْ ٌ
ِِ
‫ا ْْلَنَّة ل َم ْن َح َّس َن حخلح َقهح‬
“Saya memberikan jaminan rumah di pinggiran surga bagi orang yang meningalkan perdebatan
walaupun dia orang yang benar. Saya memberikan jaminan rumah di tengah surga bagi orang
yang meningalkan kedustaan walaupun dia bercanda. Saya memberikan jaminan rumah di surga
yang tinggi bagi orang yang membaguskan akhlaqnya.” [HR. Abu Dawud, no. 4800, dinilai hasan
oleh Al-Albaniy di dalam ash-Shahihah, no. 273]
6. Berbicara dengan tenang dan tidak tergesa-gesa
Hendaknya ketika berbicara tidak terlalu cepat, berbicaralah dengan tenang dan tidak tergesa-
gesa sehingga lawan bicara bisa menangkap hal yang dibicarakan dengan jelas. ‘Aisyah
radiyallahu ‘anha mengatakan : “Sesungguhnya Nabi ‫ ﷺ‬ketika berbicara kalau ada yang
menghitungnya niscaya akan bisa menghitungnya.” (Muttafaqun ‘alaihi)
7. Tidak mengucapkan sesuatu yang kotor
Seorang muslim yang beradab akan menjaga mulutnya untuk tidak mengucapkan sesuatu yang
keji lagi kotor. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :”Seorang mukmin itu bukanlah pencela atau pengutuk
atau yang keji pembicaraannya”.. (HR. Al-Bukhari di dalam Al-Adab al Mufrad dan dishahihkan
oleh Al-Albani).
8. Tidak bergosip maupun mengadu domba orang lain
Bergosip atau menggibah dan mengadu domba orang lain termasuk perbuatan dosa besar dan
dilarang dalam Islam. Allah Ta’ala berfirman “Dan janganlah sebagian kamu menggunjing
sebagian yang lain”. (QS. Al-Hujurat : 12). Dalam haditsnya Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda : “Tidak akan
masuk surga tukang adu domba.” (Muttafaqun ‘alaihi)
9. Mendengarkan orang yang sedang berbicara dan tidak memotongnya, tidak menampakkan kita
lebih tahu, dan tidak merendahkan pendapatnya atau menuduhnya berbohong
26
Modul Adab Kelas X
Salah satu seni berkomunikasi agar orang lain menghargai adalah tidak memotong pembicaraan
orang lain, tidak merasa sok pintar dan tidak merendahkannya.
10. Tidak berbicara terlalu panjang lebar sehingga tidak memberikan kesempatan yang lain untuk
berbicara
11. Tidak berkata-kata keras dan kasar
Berkata keras dan kasar seringkali menyebabkan permusuhan dengan orang lain, karena
perasaan sakit hati. Untuk itu perhatikan cara berbicara, jangan lupa untuk berbicara dengan
tenang dan lemah lembut.
12. Tidak mengucapkan kata-kata yang bernada ejekan, candaan, dan merendahkan orang lain
Allah Ta’ala dengan tegas melarang hamba-hambaNya untuk saling mengejek dan merendahkan
kehormatan yang lain. Karena hal tersebut hanya akan mengakibatkan sakit hati dan
permusuhan. Allah Ta’ala berfirman :”Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum
mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari
mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita
lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang
mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil
memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.” (QS Al-Hujurat : 11)
Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan adab berbicara?
2. Sebutkan contoh-contoh adab berbicara!
3. Sebutkan contoh pembicaraan yang buruk!
4. Sebutkan janji nabi kepada orang yang meninggalkan perdebatan (tidak bermanfaat)
walaupun dia benar!
5. Bolehkah seseorang menceritakan setiap apa yang dia dengar? Jelaskan!
27
Modul Adab Kelas X
Deskripsi Materi
Kompetensi Dasar
kehidupan.
2. Menghayati adab-adab bercanda.
3. Terbiasa mempraktekkan adab-adab bercanda di kehidupan sehari-hari.
4. Memahami adab-adab bercanda.
Indikator
1. Mampu menjelaskan adab-adab bercanda.
2. Mampu menunjukkan perilaku menyelisihi adab-adab bercanda.
3. Mampu mempraktekkan adab-adab bercanda di depan guru dan siswa.
4. Mampu menunjukkan dalil tentang adab-adab bercanda.
5. Mampu mempraktekkan adab-adab bercanda di lingkungan sekolah dan masyarakat.
Adab Bercanda
Bercanda merupakan salah satu cara untuk mencairkan suasana yang tegang. Bercanda juga dapat
menjadi terapi untuk menghilangkan stres. Akan tetapi, Islam mengatur rambu-rambu dalam
bercanda. Di antara adab-adab dalam bercanda adalah sebagai berikut :
1. Isi Candaan Tidak Mengandung Unsur Keagamaan
Materi yang disampaikan ketika bercanda jangan sampai menyinggung keagamaan seperti
bercanda tentang Allah, ayat-ayatNya, sunnah-sunnah Rasulullah maupun syiar-syiar agama
Islam yang lain.
Dahulu orang-orang yang menjadikan para pembaca Al-Qur’an di sisi nabi sebagai bahan
bercanda mendapatkan teguran dari Allah ‘Azza wa Jalla. Allah Ta’ala berfirman :
“Dan jika kamu tanyakan kepada orang-orang munafik (tentang apa yang mereka lakukan)
tentulah mereka akan menjawab : "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-
main saja", katakanlah : "Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kalian selalu
berolok-olok ?", tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman…” (QS.
At Taubah, 65 – 66).
2. Candaan yang Dilakukan Tidak Mengandung Kebohongan
Ketika seseorang berniat untuk membuat candaan, sebaiknya tidak perlu membuat cerita bohong
atau rekayasa, agar orang yang mendengar tertawa. Cukupkan dengan membuat candaan
28
Modul Adab Kelas X
dengan hal yang benar-benar terjadi. Sehingga tidak masuk dalam ancaman Nabi ‫ ﷺ‬dalam
haditsnya yang berbunyi :
“Celakalah orang yang bercerita kemudian dia berbohong agar orang yang mendengarnya
tertawa. Celaka untuknya, celaka untuknya.” (HR Ahmad dan dinilai hasan oleh Al-Albaniy)
3. Tidak Menyakiti Orang Lain
Satu hal yang perlu diperhatikan, jangan sampai candaan merugikan orang lain. Baik dengan
menyembunyikan barang miliknya, atau menyakitinya, entah itu dengan memukul, menendang,
dan lain-lain, semisal dengan “prank” (menipu) saat sekarang ini. Karena Rasulullah ‫ﷺ‬
bersabda,”Tidak boleh salah seorang mengambil barang temannya baik serius maupun bercanda,
jika dia mengambil tongkat temannya hendaknya segera mengembalikannya.” (HR Ahmad dan
Abu
Dawud, dinilai hasan oleh Al-Albaniy)
4. Tidak Bercanda Dengan Semua Orang
Ketika akan bercanda maka lihat dulu siapa yang diajak bercanda, kalau memang itu lebih tua
umurnya, atau kita tahu dia akan marah dan tidak suka ketika ada orang bercanda, maka jangan
dilakukan di depan mereka. Begitu juga jangan bercanda denga lawan jenis yang bukan mahram.
5. Tidak Terlalu Sering Bercanda
Salah satu efek negatif seorang yang gemar bercanda adalah, orang lain tidak memiliki rasa
hormat kepadanya. Karena seolah-olah sudah menjadi sifatnya yang mendarah daging, akhirnya
orang akan meremehkannya dan sulit untuk serius dan percaya kepadanya.
Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan adab bercanda?
2. Sebutkan contoh-contoh adab bercanda!
3. Apakah boleh berbohong dalam rangka bercanda?
4. Mengapa kita dianjurkan untuk tidak terlalu sering bercanda?
5. Apa ancaman Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bagi orang yang berdusta dalam candaannya?
Deskripsi Materi
Kompetensi Dasar
kehidupan.
29
Modul Adab Kelas X
2. Menghayati adab-adab di masjid.
3. Terbiasa mempraktekkan adab-adab di masjid dalam kehidupan sehari-hari.
4. Memahami adab-adab di masjid.
Indikator
1. Mampu menjelaskan adab-adab di masjid.
2. Mampu menunjukkan perilaku menyelisihi adab-adab di masjid.
3. Mampu mempraktekkan adab-adab di masjid di depan guru dan siswa.
4. Mampu menunjukkan dalil tentang adab-adab di masjid.
5. Mampu mempraktekkan adab-adab di masjid di lingkungan sekolah dan masyarakat.
Adab di Masjid
1. Berdoa ketika akan pergi ke masjid

Dalilnya hadits Ibnu Abbas radiyallahu ‘anhuma ia berkata, “Apabila Rasulullah ‫ ﷺ‬keluar untuk
sholat beliau membaca :
‫ورا َوِم ْن أ ََم ِامى‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫اللَّه َّم اجعل ِِف قَ ْلِِب نح‬
ً ‫اج َع ْل م ْن َخ ْلفى نح‬ َ َ‫اج َع ْل ِِف ب‬
ً ‫ص ِرى نح‬
ْ ‫ورا َو‬ ْ ‫ورا َو‬
ً ‫اج َع ْل ِف َسَْعى نح‬ ً ‫ورا َوِف ل َس ِاِن نح‬
ْ ‫ورا َو‬ ً ْ َْ ‫ح‬
ِ ِ ‫نحورا واجعل ِمن فَوقِى نح‬
ً ‫ اللَّ حه َّم أ َْعط ِِن نح‬.‫ورا‬
‫ورا‬ ً ‫ورا َوم ْن ََْت ِِت نح‬
ً ْ ْ ْ َْ َ ً
“Ya Allah, berikanlah cahaya di hatiku, pendengaranku, penglihatanku, di belakangku, di
hadapanku, di atasku dan di bawahku. Ya Allah berikanlah aku cahaya” (Muttafaqun ‘alaihi)
2. Berjalan ke Masjid dengan tenang
Saat berjalan menuju masjid, tetap berjalanlah dengan tenang dan tidak tergesa-gesa, dalilnya
adalah sabda Nabi ‫“ ﷺ‬Apabila sholat telah ditegakkan (iqomat), janganlah kalian
mendatanginya dengan tergesa-gesa, datanglah dengan berjalan dan tenang. Apa yang kalian
dapati maka sholatlah, dan roka’at yang terlewat maka sempurnakanlah.” (Muttafaqun ‘alaihi)
3. Berdoa Ketika Masuk dan Keluar Masjid
Disunnahkan bagi orang yang memasuki masjid untuk mendahulukan kaki kanan kemudian
bershalawat kepada nabi ‫ ﷺ‬dan membaca doa :
َ ِ‫اب َر ْْحَت‬
‫ك‬ َ ‫اللَّ حه َّم افْ تَ ْح ِِل أَبْ َو‬
“Ya Allah bukakanlah pintu-pintu rahmatMu untukku.”
Apabila hendak keluar maka dahulukan kaki kiri kemudian bershalawat kepada nabi dan
membaca doa :
‫ك‬ ِ ْ َ‫اللَّه َّم إِِّن أَسأَلحك ِمن ف‬

َ ‫ضل‬ ْ َ ْ ِ ‫ح‬
30
Modul Adab Kelas X
“Ya Allah sesungguhnya aku meminta keutamaanMU” (HR Muslim)
4. Melaksanakan Shalat Tahiyyatul Masjid
Setelah memasuki masjid, jangan duduk terlebih dahulu sebelum melaksanakan shalat tahiyyatul
masjid. Dalilnya adalah sabda Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬: “Jika salah seorang dari kalian memasuki
masjid, hendaklah shalat dua raka’at (sunnah) sebelum duduk.” (Muttafaqun ‘alaihi)
5. Larangan Jual Beli, Mengumumkan Barang Hilang di Masjid
Seorang muslim tidak boleh melakukan jual beli baik secara offline maupun online di dalam
masjid, begitu juga tidak boleh mengumumkan kehilangan barang di dalam masjid. Dasarnya
adalah hadits dari Nabi ‫ﷺ‬, beliau bersabda :”Apabila kalian melihat orang yang berjual beli di
masjid maka ucapkanlah,”Semoga Allah tidak memberi keuntungan terhadap jual belimu.”, dan
jika kalian melihat orang yang mengumumkan kehilangan barang di dalam masjid maka
katakan,”Semoga Allah tidak mengembalikan barangmu yang hilang.” (HR Tirmidziy dan dinilai
shahih oleh Al-Albaniy)
6. Larangan Datang ke Masjid Bagi Orang yang Memiliki Bau Tidak Sedap
Orang yang baru makan bawang merah, bawang putih, atau memiliki bau badan tidak sedap
dilarang datang ke masjid. Karena hal itu akan mengganggu jama’ah yang lainnya. Termasuk juga
orang yang baru merokok, atau memakai pakaian yang bau sebab sudah lama tidak ganti.
Sebaiknya jika akan datang ke masjid hilangkan terlebih dahulu bau yang tidak sedap yang berasal
dari badan ataupun mulut.
Dasar larangan ini adalah sabda Nabi ‫ ﷺ‬:”Barangsiapa yang makan bawang merah atau bawang
putih maka jangan mendekat ke masjid kami, karena malaikat terganggu dengan sesuatu yang
mengganggu anak adam.” (HR Muslim)
7. Larangan Keluar Dari Masjid Setelah Adzan
Abu Hurairah mengatakan, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memerintahkan kami: “Jika
kalian di masjid kemudian adzan dikumandangkan maka kalian tidak boleh keluar sampai
menyelesaikan shalat.” (HR. Ahmad no. 10946, dishahihkan oleh Syu’aib Al Arnauth dalam tahqiq
beliau terhadap Al Musnad).
Syaikh Abdul Aziz bin Baz mengatakan,” “Boleh keluar dari masjid setelah adzan untuk suatu
kebutuhan yang urgen seperti wudhu atau seperti yang disebutkan penanya (yaitu menyambut
tamu) jika ia berniat untuk kembali lagi ke masjid sebelum iqamah. Dan tidak boleh keluar dari
masjid setelah adzan bagi orang yang tidak berniat untuk kembali lagi, kecuali jika ada udzur
syar’i. Hal ini berdasarkan hadits Abu Hurairah” (Majmu’ Fatawa wal Maqalat Syaikh Ibni Baz,
10/338).
31
Modul Adab Kelas X
8. Tidak Lewat di Depan Orang yang Shalat

Tidak boleh untuk sengaja lewat di depan orang yang shalat, untuk itu hendaknya orang yang
shalat mendekat ke sutroh3. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :”Seandainya orang yang lewat di depan
orang shalat itu tau apa yang akan menimpanya, tentu berdiri selama empat puluh lebih baik
baginya dibandingkan lewat di depan orang shalat.” (Muttafaqun ‘alaihi)
9. Tidak Menjadikan Masjid Sebagai Jalan Berlalu Lalang
Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬bersabda : “Jangan kalian jadikan masjid sebagai jalan tempat berlalu
lalang, kecuali untuk berdzikir dan shalat.” (HR Thabaraniy, dinilai hasan oleh Al-Albaniy)
10. Tidak Berteriak atau Mengangkat Suara Sehingga Mengganggu Orang Shalat
Fungsi masjid adalah untuk berdzikir, shalat, membaca Al-Qur’an. Tidak selayaknya untuk
berteriak di dalam masjid sehingga mengganggu jama’ah yang ada. Termasuk dalam larangan ini
adalah tidak mematikan hp atau mengubah menjadi mode diam saat shalat berlangsung, karena
bunyi nada dering dapat mengganggu kekhusyukan jama’ah.
Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan adab di masjid?
2. Sebutkan contoh-contoh adab di masjid?
3. Apa yang pertama kali dilakukan setelah masuk masjid?
4. Apakah boleh lewat di depan orang yang sedang salat?
5. Apakah boleh berjual beli di dalam masjid?
6.
3
Sutroh adalah sesuatu yang diletakkan di depan orang yang sholat agar menjadi penghalang agar orang lain tidak lewat
langsung di hadapannya.
32
Modul Adab Kelas X
Deskripsi Materi
Kompetensi Dasar
kehidupan.
2. Menghayati adab-adab membaca al-Quran.
3. Terbiasa mempraktekkan adab-adab membaca al-Quran dalam kehidupan sehari-hari.
4. Memahami adab-adab membaca al-Quran.
Indikator
1. Mampu menjelaskan adab-adab membaca al-Quran.
2. Mampu menunjukkan perilaku menyelisihi adab-adab membaca al-Quran.
3. Mampu mempraktekkan adab-adab membaca al-Quran di depan guru dan siswa.
4. Mampu menunjukkan dalil tentang adab-adab membaca al-Quran.
5. Mampu mempraktekkan adab-adab membaca al-Quran di lingkungan sekolah dan
masyarakat.
Adab Membaca Al-Qur’an
1. Hendaknya orang yang membaca Al-Qur’an dalam keadaan suci, yaitu dalam keadaan sudah
berwudhu dan bersih pada pakaian, badan, dan tempat membaca Al-Qur’an.
2. Memilih tempat yang tenang dan waktu yang cocok, karena hal itu lebih mudah untuk
meningkatkan semangat membaca dan mengosongkan hati.
3. Mengawali bacaan dengan isti’adzah (meminta perlindungan) dari syaithan yang terkutuk,
kemudian membaca basmalah di setiap awal surat, kecuali surat At-Taubah. Allah Ta’ala
berfirman,” Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada
Allah dari syaitan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl : 98)
4. Orang yang membaca Al-Qur’an harus memperhatikan hukum-hukum tajwid dan makhraj huruf,
serta membacanya dengan tartil sebagaimana firman Allah Ta’ala : “dan bacalah Al-Qur’an
dengan tartil.” (QS Al-Muzzamil : 4)
5. Disunnahkan untuk memanjangkan bacaan dan membaguskan suara ketika membaca Al-Qur’an.
Anas bin Malik ditanya bagaimana bacaan Al-Qur’annya Nabi ‫ ?ﷺ‬Beliau menjawab : “Nabi
memanjangkan bacaannya, kemudian beliau membaca bismillahirrahmaanirrahiim, dengan
memanjangkan bismillah, memanjangkan lafadz Allah, dan memanjangkan lafadz arrahmaan,
dan memanjangkan lafadz arrahiim.” (HR Bukhari)
33
Modul Adab Kelas X
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda : “Hiasilah Al-Qur’an dengan suara kalian.” (HR Abu Dawud, dinilai shahih
oleh Al-Albaniy)
6. Mentadaburi makna Al-Qur’an dengan berinteraksi bersama ayat-ayatnya, meminta surga
kepada Allah apabila melewati ayat-ayat tentang surga, dan memohon perlindungan dari neraka
ketika melewatinya. Allah Ta’ala berfirman : ”Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan
kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya
mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS Shad : 29)
Dalam hadits Hudzaifah beliau berkata,”....Ketika melewati ayat didalamnya atas tasbih, beliau
bertasbih. Kalau lewat ayat permohonan, beliau memohon. Kalau melewati dengan
perlindungan, beliau berlindung.” (HR Muslim)
7. Menyimak Bacaan Al-Qur’an dan Diam saat mendengarkannya
Berdasarkan firman Allah Ta’ala : ”Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-
baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” (QS Al-A’raf : 204)
8. Memberikan waktu khusus untuk membaca Al-Qur’an, dan menjadikan itu sebagai amalan rutin
setiap harinya, serta tidak lupa untuk selalu mempelajari maknanya. Hal itu dimaksudkan agar
tidak lupa, berdasarkan sabda Nabi ‫ﷺ‬, “Jagalah Al-Qur'an, demi Yang jiwaku berada di tangan-
Nya, Al-Qur'an itu lebih cepat lepas dari pada seekor unta dari ikatannya” (HR Bukhari)
9. Tidak boleh memegang mushaf Al-Qur’an kecuali dalam keadaan suci. Hal itu selaras dengan
firman Allah Ta’ala: “Tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan.” (QS
Al-Waqi’ah : 79)
10. Diperbolehkan bagi wanita haid dan nifas untuk membaca Al-Qur’an tanpa memegang mushaf.
Ini adalah pendapat yang paling kuat di antara perbedaan pendapat para ulama. Karena tidak ada
larangan dari Nabi mengenai terlarangnya membaca Al-Qur’an bagi wanita haid.
11. Disunnahkan untuk mengeraskan bacaan Al-Qur’an selama tidak menimbulkan efek negatif
seperti riya, atau mengganggu orang yang sedang shalat di dekatnya.
12. Termasuk amalan yang sunnah ialah menghentikan bacaan ketika mengantuk. Hal ini
berdasarkan sabda Nabi ‫ ﷺ‬: “Apabila kalian bangun malam, lantas bacaan al-Qurannya menjadi
kacau, sampai dia tidak sadar apa yang dia baca, hendaknya dia tidur. (HR. Muslim, Ibnu Majah
dan yang lainnya).
Pertanyaan
1. Sebutkan contoh-contoh adab membaca al-Quran!
2. Bagaimana seharusnya keadaan seseorang jika hendak membaca Alquran?
34
Modul Adab Kelas X
3. Dengan apa hendaknya seorang mengawali membaca Alquran?
4. Apa yang seharusnya dilakukan ketika diacakan al-Quran?
5. Apa yang sunnah untuk dilakukan ketiak melewati ayat ancaman (tentang neraka) atau ayat
kabar gembira (tentang surga)
35
Modul Adab Kelas X
Deskripsi Materi
Kompetensi Dasar
kehidupan.
2. Menghayati adab-adab berdoa.
3. Terbiasa mempraktekkan adab-adab berdoa dalam kehidupan sehari-hari.
4. Memahami adab-adab berdoa.
Indikator
1. Mampu menjelaskan adab-adab berdoa.
2. Mampu menunjukkan perilaku menyelisihi adab-adab berdoa.
3. Mampu mempraktekkan adab-adab berdoa di depan guru dan siswa.
4. Mampu menunjukkan dalil tentang adab-adab berdoa.
5. Mampu mempraktekkan adab-adab berdoa di lingkungan sekolah dan masyarakat.
Adab Berdoa
1. Memuji dan menyanjung Allah kemudian bershalawat kepada Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬sebelum
berdoa : Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar seseorang memanjatkan doa
dalam shalatnya, lalu ia tidak memanjatkan shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Beliau pun berkata, “Orang ini terlalu tergesa-gesa dalam doanya.” Kemudian beliau
memanggilnya lalu menegurnya atau mengatakan kepada lainnya, “Jika salah seorang di antara
kalian berdoa, maka mulailah dengan memuji Allah, menyanjung-Nya, lalu bershalawat kepada
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu mintalah doa yang diinginkan.” (HR. Tirmidzi, no. 3477
dan Abu Daud, no. 1481. Abu Isa At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)’
2. Mengakui semua dosa dan kesalahan yang telah diperbuat, serta tunduk merasa khusyuk,
berharap dan cemas saat berdoa. Berdasarkan firman Allah Ta’ala : ”Sesungguhnya mereka
adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik
dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang
yang khusyu' kepada Kami.” (QS Al-Anbiya’ : 90 )
3. Berwudhu, menghadap kiblat, dan mengangkat kedua tangan ketika berdoa. Dalam hadits Abu
Musa Al-Asy’ariy disebutkan bahwa saat Nabi ‫ ﷺ‬selesai dari Perang Hunain, beliau minta
36
Modul Adab Kelas X
diambilkan air kemudian berwudhu’, lantas beliau mengangkat kedua tangannya, dan aku
melihat secara langsung sampai terlihat putih ketiaknya, kata Abu Musa.” (HR Muttafaqun ‘alaihi)
4. Bersungguh-sungguh dalam meminta dan Yakin Doanya akan terkabul
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian mengatakan ketika berdoa, ‘Ya
Allah, ampunilah aku jika Engkau mau. Ya Allah, rahmatilah aku, jika Engkau mau’. Hendaknya
dia mantapkan keinginannya, karena sungguh tidak ada yang memaksa Allah.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila kalian
berdoa, hendaknya dia mantapkan keinginannya. Karena Allah tidak keberatan dan kesulitan
untuk mewujudkan sesuatu.” (HR. Ibn Hibban dan dishahihkan Syua’ib Al-Arnauth)
5. Menghindari Doa yang berisi keburukan untuk diri sendiri, anak-anak, dan harta
Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬bersabda : ”Jangan kalian mendoakan keburukan untuk diri sendiri, jangan
mendoakan keburukan untuk anak-anak kalian, dan jangan mendoakan keburukan untuk harta
kalian. Karena doa kalian bisa saja bertepatan dengan waktu Allah mengabulkan doa sehingga
permintaan kalian terpenuhi.” (HR Muslim)
6. Merendahkan suara dan berbisik ketika berdoa
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda : “Wahai manusia, kasihanilah diri kalian. Sesungguhnya kalian tidak
menyeru Dzat yang tuli dan tidak ada, sesungguhnya Allah bersama kalian, Dia Maha mendengar
lagi Maha dekat.” (HR. Bukhari)
7. Menghadirkan Hati ketika berdoa
Di antara bentuk rasa yakin ketika berdoa adalah hatinya sadar bahwa dia sedang meminta
sesuatu. Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Berdoalah kepada Allah dan kalian yakin akan dikabulkan. Ketahuilah, sesungguhnya Allah tidak
mengabulkan doa dari hati yang lalai, dan lengah (dengan doanya).” (HR. Tirmidzi dan
dishahihkan Al-Albani)
8. Tidak perlu bersajak ketika berdoa
Ibnu Abbas radiyallahu ‘anhuma berkata kepada ‘Ikrimah :”Hindarilah bersajak ketika berdoa,
karena aku bersama Rasulullah ‫ ﷺ‬dan para sahabatnya, mereka tidak melakukan hal itu.” (HR
Bukhari)
Pertanyaan
1. Sebutkan contoh-contoh adab berdoa!

2. Sebutkan sebaik-baik keadaan seseorang jika hendak berdoa!
37
Modul Adab Kelas X
3. Dengan apa seharusnya seseorang memulai doanya!
4. Bagaimana seharusnya intonasi suara ketika berdoa?
5. Sebutkan sebab-sebab terhalang dari dikabulkannya doa!
Deskripsi Materi
Kompetensi Dasar
kehidupan.
2. Menghayati adab-adab makan dan minum.
3. Terbiasa mempraktekkan adab-adab makan dan minum dalam kehidupan sehari-hari.
4. Memahami adab-adab makan dan minum.
Indikator
1. Mampu menjelaskan adab-adab makan dan minum.
2. Mampu menunjukkan perilaku menyelisihi adab-adab makan dan minum.
3. Mampu mempraktekkan adab-adab makan dan minum di depan guru dan siswa.
4. Mampu menunjukkan dalil tentang adab-adab makan dan minum.
5. Mampu mempraktekkan adab-adab makan dan minum di lingkungan sekolah dan
masyarakat.
Adab Makan dan Minum
1. Berusaha mencari makanan dan minuman yang halal

Allah Ta’ala befirman : “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik
yang Kami berikan kepadamu.” (QS Al-Baqarah : 172) makna dari rezeki yang baik adalah yang
halal.
2. Berniat agar makanan dan minuman yang diserap tubuh dapat menguatkan badan untuk
beribadah kepada Allah, agar aktifitas makan dan minum yang dilakukan bernilai pahala.
3. Mencuci tangan sebelum makan jika tangan tersebut kotor, dan mencuci tangan sesudah makan
agar bersih dari bekas makanan.
4. Berusaha menerima dan ridha terhadap makanan yang ada, serta tidak mencela makanan.
Dasarnya adalah hadits dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu ia berkata, ”Rasulullah ‫ ﷺ‬tidak
38
Modul Adab Kelas X
pernah mencela makanan sekalipun, kalau beliau berminat beliau akan memakannya, dan jika
tidak menyukainya beliau akan meninggalkannya.” (Muttafaqun ‘alaihi)
5. Tidak makan atau minum sambil bersandar atau tengkurap
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu beliau mengatakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
melarang dua jenis makanan: yaitu duduk dalam jamuan makan yang menyuguhkan minum-
minuman keras dan makan sambil tengkurap.” (HR Abu Daud dan Ibnu Majjah. Hadits ini
dishahihkan oleh al-Albani).
6. Tidak makan atau minum yang berasal dari wadah yang terbuat dari emas atau perak
Dari Hudzaifah bahwa Nabi ‫ ﷺ‬bersabda :”... Jangan kalian minum dari bejana emas dan perak,
dan jangan kalian makan dari piring yang berasal dari emas dan perak. Karena itu untuk orang
kafir di dunia dan untuk kaum muslimin di akhirat.” (Muttafaqun ‘alaihi)
7. Memulai makan dan minum dengan membaca “Bismillah” dan mengakhirinya dengan membaca
“Alhamdulillah”
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,”Jika salah seorang dari kalian makan hendaklah menyebut nama Allah.
Namun jika lupa maka ucapkan “Bismillah awwalahu wa aakhirahu” (HR Abu Dawud, dinilai
8. Makan dan minum menggunakan tangan kanan, tidak boleh memakai tangan kiri dan mengambil
yang paling dekat terlebih dahulu.
9. Disunnahkan makan dengan tiga jari dan menjilatinya setelah selesai makan.
Dari Ka’ab bin Malik dari bapaknya, beliau berkata :”Rasulullah ‫ ﷺ‬dahulu makan dengan tiga
jemari beliau dan menjilati tangannya sebelum mencucinya.” (HR Muslim)
10. Mengambil makanan yang terjatuh dan membersihkannya, kemudian memakannya
11. Tidak meniup makanan dan minuman yang masih panas, dan tidak bernafas dalam air ketika
minum
12. Tidak berlebih-lebihan dalam makan dan minum
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda : “Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk dibandingkan
perutnya sendiri. Cukup satu suap atau dua suap saja untuk menahan punggungnya. Kalau itu
tidak cukup maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk
udara.” (HR Ahmad dan dinilai shahih oleh Al-Albaniy)
13. Tidak melihat muka orang-orang yang sedang makan karena hal itu mengganggu mereka
14. Mendahulukan orang yang lebih tua atau lebih tinggi jabatannya ketika sedang makan bersama
15. Tidak melakukan hal-hal yang membuat orang lain merasa risih saat sedang makan bersama
16. Tidak minum langsung dari mulut tempat minuman
39
Modul Adab Kelas X
17. Disunnahkan duduk saat sedang minum.
Pertanyaan
1. Sebutkan contoh-contoh Adab makan dan minum!
2. Bagaimana caranya agar makan dan minum bernilai ibadah?
3. Bolehkah makan dan minum dari piring dan gelas emas?
4. Apa yang diucapkan ketika memulai dan menutup makan dan minum?
5. Sebutkan ayat Alquran yang memerintahkan untuk memakan dari yang halal! Al
40
Modul Adab Kelas X
Deskripsi Materi
Kompetensi Dasar
kehidupan.
2. Menghayati adab-adab seputar jenazah dan takziyah.
3. Terbiasa mempraktekkan adab-adab seputar jenazah dan takziyah dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Memahami adab-adab seputar jenazah dan takziyah.
Indikator
1. Mampu menjelaskan adab-adab seputar jenazah dan takziyah.
2. Mampu menunjukkan perilaku menyelisihi adab-adab seputar jenazah dan takziyah.
3. Mampu mempraktekkan adab-adabseputar jenazah dan takziyah di depan guru dan
siswa.
4. Mampu menunjukkan dalil tentang adab-adab seputar jenazah dan takziyah.
5. Mampu mempraktekkan adab-adab seputar jenazah dan takziyah di lingkungan
sekolah dan masyarakat.
Adab Jenazah dan Takziyah
1. Bersegera untuk menyiapkan jenazah dan menguburkannya, sebagai bentuk membantu

kesusahan keluarga mayit dan simpati kepada mereka. Berdasarkan hadits dari Abu Hurairah
bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda : ”Segeralah kamu sekalian [mengubur] jenazah. Kalau dia orang
shalih maka suatu kebaikan telah kamu berikan kepadanya. Dan kalau dia bukan orang shalih,
maka [dengan mempercepat itu] kamu telah membuang keburukan dari pundak kalian.”
2. Tidak menangisi jenazah dengan suara keras, serta tidak meratapinya atau memukul diri dan
merobek baju. Karena Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda : ”Bukan bagian dari kami orang yang memukul
pipi dan merobek baju (karena sedih terhadap jenazah), dan berseru dengan seruan jahiliyah.”
(HR Bukhari)
3. Disunnahkan untuk mengiringi jenazah sampai dikuburan. Hal ini berdasar sabda Nabi ‫“ ﷺ‬Barang
siapa yang menyaksikan jenazah hingga menyolatinya baginya satu qiroth, dan siapa yang
menyaksikannya sampai dikuburkan baginya dua qiroth.” Para sahabat bertanya,”Apa itu dua
qiroth?” Rasulullah menjawab,”Mendapat pahala sebesar dua gunung yang besar.” (Muttafaqun
‘alaihi)
41
Modul Adab Kelas X
4. Memuji mayit dengan menyebutkan kebaikannya, serta menahan diri untuk menyebutkan
sesuatu yang jelek tentangnya. Dikarenakan Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :”Janganlah kalian mencela
orang-orang yang sudah mati, karena mereka itu sudah sampai kepada apa yang telah mereka
lakukan’ “. (HR Bukhariy)
5. Memohon ampunan bagi mayit setelah dikuburkan
Dari Ibnu Umar beliau berkata, Rasulullah ‫ ﷺ‬jika selesai menguburkan jenazah beliau berdiri dan
berkata,”Mohonkan ampunan untuk saudaramu dan mintakan keteguhan kepada Allah, karena
dia sekarang sedang ditanya.” (HR Abu Dawud, dan dinilai shahih oleh Al-Albaniy)
6. Dianjurkan untuk menghibur keluarga mayit dan membuatkan makanan untuk mereka. Karena
mereka sudah ditimpa kesedihan dengan meninggalnya anggota keluarga, maka jangan
diperberat kesedihan itu dengan mereka membuatkan makanan untuk tamu yang datang
ta’ziyah. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda : ”Buatkan makanan kepada keluarga Ja’far, karena mereka
sedang didatangi oleh sesuatu yang menyibukkan.” (HR Abu Dawud dan dinilai shahih oleh Al-
Albaniy)
7. Berusaha untuk bertakziyah kepada keluarga mayit dan mendorongnya untuk bersabar.
Tidak lupa untuk mengucapkan doa yang diajarkan Rasulullah ‫ ﷺ‬ketika ta’ziyah :
‫ب‬ ِ ِ ْ َ‫َخ َذ ولَهح ما أ َْعطَى وحك ُّل َشي ٍء عِنْ َدهح ِِبَج ٍل مس ًّمى فَلْت‬ ِِ
ْ ‫ص ِْب َولْتَ ْحتَس‬ َ‫َ ح‬ ْ َ َ َ َ ‫َّّلِل َما أ‬
“Sesungguhnya adalah milik Allah apa yang Dia ambil, dan akan kembali kepadaNya apa yang
Dia berikan. Segala sesuatu yang ada disisiNya ada jangka waktu tertentu (ada ajalnya). Maka
hendaklah engkau bersabar dan mengharap pahala dari Allah.” [HR Muslim, 3/39].
Pertanyaan
1. Sebutkan contoh-contoh adab seputar jenazah dan takziah!
2. Mengapa kita diperintahkan untuk mempercepat pengurusan jenazah?
3. Sebutkan pahala yang dijanjikan bagi orang yang menshalatkan dan menguburkan jenazah!
4. Apa yang seharusnya dilakukan setelah menguburkan jenazah di tempat pemakaman?
5. Apa yang dimaksud dengan takziah? Jelaskan gambaran takziah Nabi Shallallahu Alaihi
Wasallam!
42
Modul Adab Kelas X
Deskripsi Materi
Kompetensi Dasar
kehidupan.
Indikator
Adab Berbicara

dayu.
43
Modul Adab Kelas X
‫ت ِِف أ َْعلَى‬ ِ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ت ِِف رب‬ ٍ ‫أَ ََن َزعِيم بِب ي‬
َْ َ ً َ َ َ َ ْ َ َْ ‫ض ا ْْلَنَّة ل َم ْن تََرَك الْمَراءَ َوإ ْن َكا َن حُمقًّا َوبِبَ ْيت ِف َو َسط‬ََ َْ ٌ
ِِ
oleh Al-Albani).
44
Modul Adab Kelas X
berbicara
Pertanyaan
walaupun dia benar!
45
Modul Adab Kelas X
Deskripsi Materi
Kompetensi Dasar
kehidupan.
Indikator
Adab Bercanda
Islam yang lain.
46
Modul Adab Kelas X
Abu
Pertanyaan
47
Modul Adab Kelas X
Deskripsi Materi
Kompetensi Dasar
kehidupan.
Indikator
Adab di Masjid

‫ورا َوِم ْن أ ََم ِامى‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫اللَّه َّم اجعل ِِف قَلِِْب نح‬
ً ‫اج َع ْل م ْن َخلْفى نح‬ َ َ‫اج َع ْل ِِف ب‬
48
Modul Adab Kelas X
membaca doa :

49
Modul Adab Kelas X
10/338).

Pertanyaan
4
50
Modul Adab Kelas X
Deskripsi Materi
Kompetensi Dasar
kehidupan.
Indikator
masyarakat.
51
Modul Adab Kelas X
oleh Al-Albaniy)
Al-Waqi’ah : 79)
dan yang lainnya).
52
Modul Adab Kelas X
Pertanyaan
53
Modul Adab Kelas X
Deskripsi Materi
Kompetensi Dasar
kehidupan.
Indikator
Adab Berdoa
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu mintalah doa yang diinginkan.” (HR. Tirmidzi, no. 3477 dan
Abu Daud, no. 1481. Abu Isa At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)’
54
Modul Adab Kelas X
Muslim)
Bukhari)
Pertanyaan

55
Modul Adab Kelas X
56
Modul Adab Kelas X
Deskripsi Materi
Kompetensi Dasar
kehidupan.
Indikator
masyarakat.
halal.
57
Modul Adab Kelas X
“Alhamdulillah”
minum

Pertanyaan
58
Modul Adab Kelas X
59
Modul Adab Kelas X
Deskripsi Materi
Kompetensi Dasar
kehidupan.
sehari-hari.
Indikator
siswa.

(HR Bukhari)
‘alaihi)
60
Modul Adab Kelas X
Albaniy)
Pertanyaan
Wasallam!
61
Modul Adab Kelas X
SEMESTER DUA
Deskripsi Materi
Kompetensi Dasar
kehidupan.
Indikator
Adab Berbicara
dayu.
62
Modul Adab Kelas X
‫ت ِِف أ َْعلَى‬ ِ ِ ٍ ِ ِ ِ ِِْ ‫ض‬ ٍ ‫أَ ََن َزعِيم بِب ي‬
ِ َ‫ت ِِف َرب‬
َْ َ ً َ َ َ َ ْ َ َْ ‫اْلَنَّة ل َم ْن تََرَك الْمَراءَ َوإ ْن َكا َن حُمقًّا َوبِبَ ْيت ِف َو َسط‬ َْ ٌ
ِِ
oleh Al-Albani).
63
Modul Adab Kelas X
berbicara
Pertanyaan
walaupun dia benar!
64
Modul Adab Kelas X
Deskripsi Materi
Kompetensi Dasar
kehidupan.
Indikator
Adab Bercanda
Islam yang lain.
65
Modul Adab Kelas X
Abu
Pertanyaan
66
Modul Adab Kelas X
Deskripsi Materi
Kompetensi Dasar
kehidupan.
Indikator
Adab di Masjid

‫ورا َوِم ْن أ ََم ِامى‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫اللَّه َّم اجعل ِِف قَلِِْب نح‬
ً ‫اج َع ْل م ْن َخلْفى نح‬ َ َ‫اج َع ْل ِِف ب‬
67
Modul Adab Kelas X
membaca doa :

68
Modul Adab Kelas X
10/338).

Pertanyaan
5
69
Modul Adab Kelas X
Deskripsi Materi
Kompetensi Dasar
kehidupan.
Indikator
masyarakat.
70
Modul Adab Kelas X
oleh Al-Albaniy)
Al-Waqi’ah : 79)
dan yang lainnya).
71
Modul Adab Kelas X
Pertanyaan
72
Modul Adab Kelas X
Deskripsi Materi
Kompetensi Dasar
kehidupan.
Indikator
Adab Berdoa
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu mintalah doa yang diinginkan.” (HR. Tirmidzi, no. 3477 dan
Abu Daud, no. 1481. Abu Isa At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)’
73
Modul Adab Kelas X
Muslim)
Bukhari)
Pertanyaan

74
Modul Adab Kelas X
75
Modul Adab Kelas X
Deskripsi Materi
Kompetensi Dasar
kehidupan.
Indikator
masyarakat.
halal.
76
Modul Adab Kelas X
“Alhamdulillah”
minum

Pertanyaan
77
Modul Adab Kelas X
Deskripsi Materi
Kompetensi Dasar
kehidupan.
sehari-hari.
Indikator
siswa.

(HR Bukhari)
78
Modul Adab Kelas X
‘alaihi)
Albaniy)
Pertanyaan
Wasallam!
79
Modul Adab Kelas X
80
Modul Adab Kelas X
Referensi
- Al-Qur’anul Karim
- “Aadaabul Muslim fil yaumi wal lailah”, Divis Pendidikan Dar al-Wathon, Saudi Arabia.
81

Modul Adab Kelas X

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Deskripsi Asli:

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Modul Adab Kelas X

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

MODUL ADAB KELAS X

IDN BOARDING SCHOOL

Djati Purnomo Sidhi, S.H

Kedudukan Adab Dalam Islam

1. Bermuhasabah atau Mengoreksi diri sebelum tidur

Adab Membuang Hajat

1. Bersegera untuk menunaikan hajat

1. Memakai pakaian yang baru, yang indah, dan bersih

Adab Memberi Salam

Adab di Jalan Raya

1. Memilih waktu yang tepat untuk bertamu

1. Mengucap Salam Ketika Datang atau Pergi

2. Duduk di Tempat yang Tersisa

ُ‫اس أَجْ َل أ َ ْن يُح ِْزنَه‬

1. Berbicara sesuatu yang baik

1. Berdoa ketika akan pergi ke masjid

‫ك‬ ِ ْ َ‫اللَّه َّم إِِّن أَسأَلحك ِمن ف‬

8. Tidak Lewat di Depan Orang yang Shalat

Adab Membaca Al-Qur’an

1. Sebutkan contoh-contoh adab berdoa!

Adab Makan dan Minum

1. Berusaha mencari makanan dan minuman yang halal

16. Tidak minum langsung dari mulut tempat minuman

Adab Jenazah dan Takziyah

1. Bersegera untuk menyiapkan jenazah dan menguburkannya, sebagai bentuk membantu

13. Berbicara sesuatu yang baik

lebih tahu, dan tidak merendahkan pendapatnya atau menuduhnya berbohong

1. Berdoa ketika akan pergi ke masjid

‫ك‬ ِ ْ َ‫اللَّه َّم إِِّن أَسأَلحك ِمن ف‬

8. Tidak Lewat di Depan Orang yang Shalat

Adab Membaca Al-Qur’an

1. Sebutkan contoh-contoh adab berdoa!

Adab Makan dan Minum

1. Berusaha mencari makanan dan minuman yang halal

16. Tidak minum langsung dari mulut tempat minuman

Adab Jenazah dan Takziyah

1. Bersegera untuk menyiapkan jenazah dan menguburkannya, sebagai bentuk membantu

1. Berbicara sesuatu yang baik

1. Berdoa ketika akan pergi ke masjid

‫ك‬ ِ ْ َ‫اللَّه َّم إِِّن أَسأَلحك ِمن ف‬

8. Tidak Lewat di Depan Orang yang Shalat

Adab Membaca Al-Qur’an

1. Sebutkan contoh-contoh adab berdoa!

Adab Makan dan Minum

1. Berusaha mencari makanan dan minuman yang halal

16. Tidak minum langsung dari mulut tempat minuman

Adab Jenazah dan Takziyah

1. Bersegera untuk menyiapkan jenazah dan menguburkannya, sebagai bentuk membantu

Anda mungkin juga menyukai