Anda di halaman 1dari 14

HALAMAN JUDUL

MAKALAH AKHLAK DAN IBADAH


“AKHLAK MUSLIM TERHADAP PROFESI”

Disusun Oleh ;
Rahmat Adi Setianto (17511061)
Jovindian Nico Damara (17511062)
Silva Nuraini Sada (17511063)
Muhamad Fadlan Alhamid (17511065)
Rifki Hermawan Adiguna (17511066)
Aditya Rizal Fadhillah (17511067)

PRODI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan
inayah-Nya serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah guna memenuhi tugas
mata kuliah akhlak dan ibadah ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan.
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan
semoga kita selalu berpegang teguh pada sunnahnya Aamiin...
Makalah ini kami susun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk menambah
wawasan khususnya mengenai akhlak muslim terhadap profesi dan adapun metode
yang kami ambil dalam penyusunan makalah ini adalah berdasarkan pengumpulan
sumber informasi dari berbagai buku dan diambil dari beberapa artikel yang ada di
internet.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan sebagai sumbangsih
pemikiran khususnya untuk para pembaca dan tidak lupa kami mohon maaf apabila
dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi
dari keseluruhan makalah ini. Saya sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran sangat saya harapkan demi
kebaikan saya untuk kedepannya.

Yogyakarta, 20 Maret 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................................... 1


KATA PENGANTAR..................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................. 3
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................... 4
B. TUJUAN ......................................................................................................................... 4
C. MANFAAT ...................................................................................................................... 4
BAB 2 PEMBAHASAN................................................................................................................. 5
A. ETOS KERJA DALAM ISLAM ........................................................................................... 5
B. ETIKA PROFESI ............................................................................................................. 10
BAB 3 ....................................................................................................................................... 13
A. KESIMPULAN ............................................................................................................... 13
B. SARAN ......................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 14
BAB 1 PENDAHULUAN

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Makalah ini dibuat berdasarkan niat dan sesuai dengan kondisi dalam dunia
keprofesian. Dimana telah kita ketahui bahwa dalam dunia profesi kita diwajibkan
memiliki sifat akhlak islam. Akan tetapi banyak dari kita yang tidak menerapkan
akhlak Islamiyah dalam berprofesi maka dari itu makalah ini dibuat untuk merubah
pola pikir dan untuk menerapkan akhlak Islamiyah kepada penerus masa depan.
Oleh karena itu, melalui makalah ini penulis ingin menjelaskan dan
menyampaikan tentang akhlak muslim dalam profesi. Akhlak muslim sangatlah terkait
dengan profesi sebab dengan begitu profesi yang kita jalani mendapat ridho Allah SWT
dan tentunya terhindar dari hal hal buruk seperti korupsi yang merugikan banyak orang
dan tentunya diri kita sendiri. Selain itu penulis juga ingin memperdalam tentang
akhlak muslim dan ingin memperjelas bawah akhlak muslim dalam berprofesi adalah
sesuatu yang berlandaskan dengan al-qur’an dan as-sunnah.
Dan tentunya akhlak muslim dalam profesi itu akan kita peroleh dari pembelajaran
pendidikan agama islam, maka dari itu melalui Makalah ini penulis mencoba
menjelaskan dan menerangkan prinsip – prinsip akhlak muslim agar menciptakan
seorang professional yang berakhlak islam.

B. TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami etos kerja dalam islam
2. Mengetahui dan memahami etika profesi dalam islam

C. MANFAAT
Manfaat dari makalah ini, baik bagi penyusun maupun pembaca dapat menjadi
sarana penambah wawasan pengetahuan tentang Akhlak muslim dalam profesi
sebagai sumber-sumber panutan dan aktivitas muslim beserta hal – hal yang terkait
dengan profesi lainnya.
BAB 2 PEMBAHASAN

PEMBAHASAN

A. ETOS KERJA DALAM ISLAM


Berasal dari bahasa Yunani “ethos”, artinya cirri, sifat, atau kebiasaan,
adat istiadat, atau juga kecenderungan moral, pandangan hidup yang dimiliki
seseorang, suatu kelompok orang atau bangsa. Etos kerja adalah pancaran dari
sikap hidup manusia yang mendasar terhadap kerja. Allah telah menanggung
rezeki bagi setiap makhluk yang ada dimuka bumi ini, sebagai mana firmannya
dalam surat Hud (11) :6 yang berbunyi :

Artinya : Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang
memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat
penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).
Namun disisi yang lain, Allah menyatakan bahwa Allah tidak akan mengubah kondisi
seseorang selama orang (umat) tersebut tidak mengubahnya sendiri (Q.S. Al-
Ra’ad (13) :11) hal ini bisa diartikan bahwa walaupun Allah telah menyediakan
rezeki bagi manusia dan segenap makhluk yang ada di dunia ini, rezeki yang telah
tersedia itu akan didapatkan lewat jalan bekerja dan berdo’a. hal ini berhubungan
dengan takdir yaitu Takdir ghair mubram atau takdir mu'alaq yaitu: ketentuan Allah
swt. Terhadap makhluk-makhluknya yang masih bisa diubah dan diusahakan
dengan sungguh-sungguh.
Apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada orang/muslim yang bekerja itu
ditunjukan dengan prinsip-prinsip sebagi berikut.

1. Perintah untuk giat bekerja setelah selesai beribadah. Allah berfirman dalam surat
Al-Jumu’ah (62) :10 yang berbunyi :

Pertama, setiap selesai ibadah haruslah bekerja untuk mencari apa yang
dianugerakan oleh Allah. Ibadah saja tidaklah cukup, meminta rezeki tetapi tidak
berbuat dan bekerja untuk mencarinya adalah suatu sikap yang tidak
ada tuntutannya.

Kedua, dalam bekerja haruslah didasari dengan ibadah dan ingat kepada Allah,
sehingga banyaknya rezeki dan kesibukan yang tinggi tidak akan menggoyahkan
iman dan menjadi seseorang yang berfikir materialistis.

2. Perintah untuk selalu beraktivitas dan dilarang menganggur. Allah berfirman dalam
Al-Qur’an surat Alam Nasyrah (94) :7-8 yang berbunyi :

Artinya : Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),


kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain 1587, dan hanya kepada
Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

3. Larangan meminta-minta.
Dari Abu Abdillah yaitu az-Zubair bin al-Awwam r.a., katanya: “Rasulullah
s.a.w. bersabda: “Niscayalah jikalau seseorang dari engkau semua itu
mengambil tali-talinya – untuk mengikat – lalu ia datang di gunung, kemudian ia
datang kembali – di negerinya – dengan membawa sebongkokan kayu bakar
di atas punggungnya, lalu menjualnya,kemudian dengan cara sedemikian
itu Allah menahan wajahnya – yakni dicukupi kebutuhannya, maka hal
yang semacam itu adalah lebih baik baginya daripada meminta-minta sesuatu
pada orang-orang, baik mereka itu suka memberinya atau menolaknya.”
(Riwayat Bukhari)

4. Didalam berusaha seorang muslim tidak boleh berputus asa bila menemui
kegagalan dan kesulitan. Hanya pribadi-pribadi yang menghargai nilai kerja yang
kelak akan mampu menjadikan masyaraklatnya sebagai masyarakat yang
tangguh, dan sebaliknya, pribadi yang malas dan bermental pengemis hanyalah
akan mengorbankan masyarakat bahkan generasinya sebagai umat yang
terbelakang, terjajah, dan terbelenggu dalam kategori bangsa yang memiliki
nilai kerja teri, tidak mempunyai wibawa,

Indikasi-indikasi Orang Beretos Tinggi

Gunnar Myrdal dalam bukunya Asian Drama mengemukakan tiga belas sikap yang
menandai etos kerja tinggi pada seseorang :

1) Efisien
2) Rajin
3) Teratur
4) Disiplin/tepat waktu
5) Hemat
6) Jujur dan teliti
7) Rasional dalam mengambil keputusan dan tindakan
8) Bersedia menerima perubahan
9) Gesit dalam memanfaatkan kesempatan
10) Energik
11) Ketulusan dan percaya diri
12) Mampu bekerja sama, dan
13) Mempunyai visi yang jauh kedepan.

Ciri Etos Kerja Muslimah

1. Memiliki Jiwa Kepemimpinan (leadership)

Berulang kali kita membaca istilah “khalifah fil Ardhi” yang berarti
pemimpin, subjek, pengambil keputusan atau yang aktif berperan. Memimpin
berarti mengambil peras secara aktif untuk mempengaruhi orang lain, agar
orang lain tersebut dapat berbuat sesuai dengan keinginannya.

2. Selalu Berhitung

Sebagaimana Rasulullah bersabda dengan ungkapannya yang paling indah


: “Bekerjalah untuk duniamu, seakan-akan engkau akan hidup selama-
selamanya dan beribadahlah untuk akhirat seakan-akan engkau akan mati besok”.
Setiap langkah dalam kehidupannya selalu memperhitungkan segala aspek
dan resikonya (what if principle) dan tentu saja sebuah perhitungan yang rasional.
The most important thing in doing businesss is trying keeping promises and be in
time.

3. Menghargai Waktu

QS. Al-Ashr : 1-3 :


Artinya : Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam
kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh
dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran. Waktu baginya adalah rahmat yang tiada terhitung
nilainya. Baginya pengertian terhadap makna waktu merupakan rasa tanggung
jawab yang sangat besar.

4. Dia tidak pernah merasa puas berbuat kebaikan (positive improvements)


Dengan semangat, seorang muslim selalu berusaha untuk mengambil posisi dan
memainkan perannya yang dinamis dan kreatif.
5. Hidup berhemat dan efisien
Orang yang berhemat adalah orang yang mempunyai pandangan jauh kedepan
(futureoutlook) Allah berfirman QS. Al-Hasyr : 18

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan


hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari
esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dia berhemat bukanlah dikarenakan ingin
menumpuk kekayaan, sehingga melahirkan sifat kikir individualistis. Tetapi
berhemat dikarenakan ada satu reserve, bahwa tidak selamanya waktu itu
berjalan secara lurus, sehingga berhemat berarti mengestimasikan apa yang
akan terjadi dimasa yang akan dating. 6) Memiliki insting bertanding dan
bersaing Semangat bertanding merupakan sisi lain dari citra seorang muslim yang
memiliki semangat jihad. Firman Allah dalam QS. Al-Baqarah : 148)
Kualitas silaturahmi yang dinyatakan dalam bentuk sambung rasa yang dinamis
dapat memberikan dampak yang sangat luas. Apabila dunia bisnis afalah dunia relasi,
sebuah jaringan yang membutuhkan lebih banyak informasi dan komunikasi.
Sebab itu tidak ada alas an sedikitpun bagi seorang muslim untuk mengisolasi
diri dari tatanan pergaulan sosial. Apabila dikaitkan dengan dunia usaha, silaturahmi
yang dihayati dengan kesadaran ibadah serta keahlian komunikasi buakn saja
menghasilkan pengalaman tetapi juga secara gradual dapat menciptakan
lingkaran pengaruh serta melahirkan sebuah ikatan kepentingan yang saling
menguntungkan dengan jaringan sosial yang bertambah luas.

B. ETIKA PROFESI
1. Meletakkan kerja sebagia amal shaleh yang dilakukan dalam konteks dan
tahapan yang runtut ats iman, ilmu dan amal. Karena itulah, kerja
akan bernilai ibadah. Pertama, sebagai sebuah aktivitas yang bernilai ibadah,
kedua, sebagai sebuah aktivitas untuk memperoleh keuntungan finansial.
2. Menunaikan kerja sebagai suatu penunaian amanah yang harus dilakukan
secara profesioanl. Diaktakan sebagi amanah karena pada hakikatnya setiap
waktu, kesempatan, dan aktivitas, akan dimintai pertanggungjawaban oleh
Allah.
3. Melakukan kerja dengan wawasan masa depan dan wawasan ukhrawi.
Artinya, dalam melakukan kerja seseorang harus mengingat kepentingan hari
depannya, sehingga dalam bekerja tidak hanya menggunakan kesempatan
untuk mencari keuntungan pribadi sebanyak mungkin dengan melupakan apa
kelanjutannya di masa depan, kerugian dan resikonya. Sementara itu, yang
dimaksud dengan bekerja dengan wawasan ukhrawi adalah bahwa dalam
melaksanakan setiap, seorang muslim harus merasakan semua akibat
di akhiarat nanti Melanggar hal itu sama saja dengan menyengaja dirinya
untuk terjerumus dalam api neraka. Hal ini bisa dibaca dan disimpulkan dari
ayat Allah QS. Al- Hayr (59) :18 yang berbunyi :

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan


hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari
esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dari uraian tentang etos kerja
tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam konsep islam, bekerja
merupakan sebuah aktivitas yang bukan hanya bersifat duniawi, melainkan juga
bersifat ukhrawi

Macam macam takdir profesi :

1. Takdir mubrom
Takdir mubram merupakan ketentuan Allah swt. Terhadap makhluknya
yang tidak bisa diubah lagi, contohnya adalah kematian. Apabila ajal telah tiba
kepada seseorang, maka seorangpun tidak akan ada yang bisa
menolaknya. Firman Allah swt: "sesungguhnya perintahnya dia
menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "JADILAH!" maka
terjadi". (QS yaasin ayat 82). Kematian pasti datang kepada seseorang,
waktunya tidak bisa diundurkan dan tidak bisa pula dimajukan. Firman
Allah swt: "dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila
ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan
sesaatpun." (QS. Al A'raf ayat 34).
2. Takdir mu’alaq
Takdir ghair mubram atau takdir mu'alaq yaitu: ketentuan
Allah swt. Terhadap makhluk-makhluknya yang masih bisa diubah dan
diusahakan dengan sungguh- sungguh.
BAB 3 PENUTUP

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setiap profesional muslim mempunyai kewajiban moral untuk selalu berpedoman
kepada Etika/Akhlak yang telah digariskan oleh Allah swt dan diperagakan oleh
Rasulullah saw. Serta Islam amat menghormati dan menghargai pekerjaan yang
Memiliki Jiwa Kepemimpinan (leadership), Selalu Berhitung, Menghargai Waktu, Dia
tidak pernah merasa puas berbuat kebaikan , Hidup berhemat, efisien, dan
sederhana.

B. SARAN
Saran kami dalam bekerja harus memperhatikan serta melaksanakan etika dan etos
kerja yang telah dijarkan olah Rasullulah dan yang dijelaskan dalam al quran. Apapun
pekerjaan itu asalkan halal dan memperhatikan etos dan etika bekerja insyaallah
berkah.
DAFTAR PUSTAKA

https://dokumen.tips/documents/akhlak-muslim-terhadap-profesi.html
https://media.neliti.com/media/publications/7305-ID-etos-kerja-sesuai-
dengan-etika-profesi-islam.pdf

Anda mungkin juga menyukai