Anda di halaman 1dari 9

AIK

ISLAM DAN PERSOALAN HIDUP DAN KERJA

“RAHMAT ALLAH TERHADAP ORANG YANG RAJIN BEKERJA”

OLEH :

1. Aisyah Hilali Restanti (62020050116)


2. Erlinda Nur Rahma Azhar (62020050115)

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYA KUDUS


2020/2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuha Yang Maha Esa berkat ilmu dan limpahan rahmat serta karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah “Rahmat Allah terhadap
Orang yang Rajin Bekerja” merupakan tugas yang diemban dari dosen kelas pembimbing
dapat diselesaikan dengan baik. Dalam penulisan makalah ini dapat bantuan dai berbagai
pihak.

Penulis sangat menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Pada
kesempatan ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak, yang kan banyak membantu demi perbaikan dan kesempurnaan makalah. Penulis
berharap semoga makalah ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai suatu acuan untuk
pembuatan makalah berikutnya yang lebih baik.

Lamongan, 10 desember 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDU

L............................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. Islam dan Persoalan Hidup dan Kerja........................................................................................6
1. Rahmat Allah terhadap Orang yang Rajin Bekerja................................................................6
PENUTUP............................................................................................................................................8
A. Kesimpulan................................................................................................................................8
B. Saran..........................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................9

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agama Islam yang berdasarkan Alquran dan Hadis sebagai tuntunan dan pegangan bagi
kaum muslimin mempunyai fungsi tidak hanya mengatur dalam segi ibadah saja melainkan
juga mengatur umat dalam memberikan tuntutan dalam masalah yang berkenaan dengan kerja.
Padahal dalam situasi globalisasi saat ini, kita dituntut untuk menunjukkan etos kerja yang
tidak hanya rajin, gigih, setia, akan tetapi senantiasa menyeimbangkan dengan nilai nilai
Islami yang tentunya tidak boleh melampaui rel-rel yang telah ditetapkan Alquran dan Hadis.

Kerja dalam pengertian luas adalah semua bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik
dalam hal materi maupun non-materi, intelektual atau fisik maupun hal-hal yang berkaitan
dengan masalah keduniawian atau keakhiratan. Kamus besar bahasa Indonesia susunan WJS
Poerdarminta mengemukakan bahwa kerja adalah perbuatan melakukan sesuatu. Pekerjaan
adalah sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah.

Dalam melakukan pekerjaan, pastinya ada prinsi-prinsip yang harus diperhatikan


sebagaimana prinsip kerja yang terdapat dalam hukum Islam, yaitu prinsip-prinsip muamalah
dalam bekerja maupun dalam mengelola keuangan diantaranya niat bekerja, kerja, tujuan dan
orientasi bekerja mencari penghasilan yang halal, bekerja pada bidang-bidang yang baik serta
menghindari segala yang diharamkan kotor (keji), menjauhi muamalah yang,mengandung
unsur MAGHRIB (Maysir, Gharar, Riba dan Batil), Mengangkat dan mendelegasikan
pekerjaan pada ahlinya, memberikan hakhak pekerja seorang pengusaha haruslah mengetahui
bahwa memberikan kepada pekerja akan haknya tanpa dikurangi, membelanjakan harta secara
adil, jadilah orang yang adil (ditengah-tengah) dalam membelanjakan harta, tanpa israf
(berlebihan) dan tidak pula taqtir (terlalu irit), membayar zakat fitrah.

Setiap manusia memerlukan harta untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satunya
melalui bekerja manusia akan berusaha memperoleh harta kekayaan. Karena tanpa berusaha
manusia tidak akan mendapatkan apa – apa. Perbedaan dalam rezeki ada keterangannya dalam
surat An – Nahl : 71 yang mengatakan bahwa allah melebihkan sebagian kamu terhadap
sebagian yang lain tentang rezeki. Sebenarnya kekayaan dengan segala bentuknya, baik

4
material maupun spiritual merupakan keutamaan dan mempunyai nilai lebih dibandingkan
dengan kemiskinan meskipun demikian, kekayaan bukanlah segala – galanya bukan tujuan
akhir dari kehidupan muslim.

B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Seperti apa rahmat Allah terhadap orang yang rajin bekerja?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1. Menjelaskan rahmat Allah terhadap orang yang rajin bekerja?

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Islam dan Persoalan Hidup dan Kerja

Hakekat hidup dan kerja, rahmat Allah terhadap orang yang rajin bekerja, akhlak dalam
bekerja, keharusan professionalisme dalam bekerja.

1. Rahmat Allah Terhadap Orang Yang Rajin Bekerja

Umar bin Khattab khalifah ke dua setelah Abu bakar siddiq berkata “aku benci orang
berpangku tangan, tanpa ada aktifitas kerja, baik kerja untuk dunia atau untuk
kepentingan di akherat kelak” Dalam hal ini khalifah umar sangat menghargai dan
menyenangi orang yang rajin bekerja dan beraktifitas Sebagai muslim yang ta’at, Umar
selalu mendorong umat Islam untuk memiliki semangat bekerja dan beramal, serta
menjauhkan diri dari sifat malas.

Selain itu umat manusia juga diperintahkan untuk bekerja keras (istifragh ma fi al-
wus’i), yakni mengerahkan segenap daya dan kemampuan yang ada dalam merealisasikan
setiap pekerjaan yang baik dengan motivasi mendapatkan pahala dan pertolongan dari
Allah, dalam penekanan bahwa pekerjaan tersebut dilakukan dengan cara benar dan baik.
Istifragh ma fil wus’i dapat juga diartikan sebagai mobilisasi serta optimalisasi sumber
daya, sebab Allah SWT telah menyediakan fasilitas segala sumber daya yang diperlukan
melalui hukum taskhir, yakni menundukkan seluruh isi langit dan bumi untuk manusia,
tinggal peran manusia sendiri dalam memobilisasi serta mendayagunakannya secara
optimal dalam rangka melaksanakan apa-apa yang ridhai Allah SWT.

Rosulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah senang jika seorang diantara kamu
mengerjakan sesuatu pekerjaan dengan tekun” (Mursi, 1997: 38). Jadi kerja yang
dilakukan dengan baik dan benar, penuh kesungguhan, perfect, serta istifragh ma fil
wus’i dan tujuan akhirnya adalah karena mengharap ridho Allah (lillahi ta’aala) tidak
hanya mendapatkan harta yang berupa materil saja tetapi akan memperoleh harta yang
berupa Inmateril (pahala, ampunan dan kesempatan bertemu Allah) sebagaimana sabda

6
Rosulullah SAW: “Barangsiapa mencari dunia dengan halal, menjaga diri dari minta-
minta, berusaha untuk keluarganya dan belas kasih kepada tetangganya, maka ia bertemu
Allah dengan wajah seperti bulan purnama” (Al-Qalami 2003:126).

Rasulullah bersabda “Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari lemah pendirian, sifat
malas, penakut, kikir, hilangnya kesadaran, terlilit hutang dan dikendalikan orang lain.
Dan akau berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, dan dari fitnah (ketika hidup dan mati).
(H.R Bukhari dan Muslim)Orang muslim yang akan berhasil dalam hidupnya adalah
kemampuannya meninggalkan perbuatan yang melahirkan kemalasan/tidak produktif dan
digantinya dengan amalam yang bermanfa’at. Sabda Rasulullah Saw. Dari Abu hurairah“
Sebaik-baik Islamnya seseorang adalah meninggalkan perbuatan yang tidak bermanfa’at”
(HR. Tarmizi).

Kerja juga merupakan salah satu sebab atau sarana syar’i untuk memiliki harta secara
individual. Telah nyata bahwa komitmen Islam sangat menekankan keharusan bekerja
bagi manusia di bumi dalam rangka mencari rezeki yang diberikan Allah supaya manusia
dalam konteks melaksanakan fungsinya sebagai khalifah di muka bumi untuk beribadah
kepada Allah (Muslich, 2004: 48), sebagaimana tergambar dalam sabda Rosulullah SAW:
“Barang siapa merasa letih di malam hari karena bekerja dengan tangannya, maka malam
itu ia memperoleh ampunan Allah”(Mursi, 1997: 10).

Bekerja bagi seorang muslim adalah dalam rangka mendapatkan rezki yang halal dan
memberikan manfa’at yang sebesar-besarnya bagi masyarakat sebagai ibadahnya kepada
Allah swt. Firman-Nya :“Apabila shalat telah ditunaikan, maka bertebaranlah kamu
dimuka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar
kamu beruntung” (al-Jmu’ah: 10) Dalam pandangan Islam bekerja merukapan bagian dari
ibadah, maka aplikasi dan implementasinya perlu diikat dan dilandasi oleh akhlak/etika,
yang senantiasa disebut etika profesi. Etika/akhlaq yangmencerminkan sifat terpuji, yaitu
Shiddiq, istiqamah, futhanah, amanah dan tablig. Dari uraian diatas, dapat difahami,
bahwa seorang muslim yang akan mendapat kasih sayang dari Allah swt adalah apabila
orang itu jauh dari sifat malas, senang melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfa’at,
rajin bekerja, tidak menyia-nyiakan waktu, menyadari bahwa semua aktifitas yang
dilakukan adalah dalam rangka beribadah kepada Allah Swt.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Rahmat Allah terhadap orang yang rajin bekerja ia tidak hanya mendapatakan harta
berupa materil saja tetapi akan memperoleh harta yang berupa Inmateril (pahala, ampunan dan
kesempatan bertemu Allah). Akan tetapi seseorang tersebut harus bekerja dengan baik dan
benar, penuh kesungguhan , serta istifragh ma fil wus’i (bekerja keras/rajin bekerja) dan
tujuan akhirnya adalah karena mengharap ridho Allah (lillahi ta’aala).

B. Saran

Bekerja dengan sunguh-sunguh merupakan mencirikan seorang muslim yang taat kepada
Allah Swt. Allah tidak merubah nasib suatu kaum selain kaum itu merubah nasibnya sendiri,
kehidupan kita tidak terlepas dari kebutuhan-kebutuhan sandang dan pangan. Untuk
memperoleh itu semua kita harus bekerja untuk memperoleh kondisi ekonomi yang baik,
Islam sudah memberikan penjelasan bagaimana cara bekerja secara sungguh sungguh dan
professional. Marilah kita bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan rahmat dan
ridho Allah Swt dan memperoleh rezeki yang halal.

C.

8
DAFTAR PUSTAKA

KH. Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islam, Gema Insani Press, Jakarta, 2002, hlm.
2-26.

Prof. Dr. Muhammad Mutawalli asy-Sya’rawi, Jiwa dan Semangat Islam, Gema Insani Press,
Jakarta, 1992, hlm. 36-38.

Drs. M. Thalib, Pedoman Wiraswasta dan manajemen Islami, CV. Pustaka Mantiq, Solo,
1992, hlm. 18-20

KH. Toto Tasmara, Ibid, hlm. 73-139.

Anda mungkin juga menyukai