Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH INTEGRASI ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN

Disusun Oleh :

1. M. Tamyiz Muhni (A017023)


2. Nur Indah Fitrianingtyas (A017023)
3. Puteri Kukuh Aprilisasi (A01702361)
4. Putri Aniptasari (A01702362)
5. Ryan Hermawan (A017023)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
TAHUN 2019 / 2020
MAKALAH INTEGRASI ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Al Islam dan Kemuhammadiyahan

Disusun Oleh :

1. M. Tamyiz Muhni (A017023)


2. Nur Indah Fitrianingtyas (A017023)
3. Puteri Kukuh Aprilisasi (A01702361)
4. Putri Aniptasari (A01702362)
5. Ryan Hermawan (A017023)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
TAHUN 2019 / 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas taufik dan hidayah-Nya
bahwa makalah “Integrasi Islam dan Ilmu Pengetahuan” telah dapat kami selesaikan
dengan baik. Makalah ini kami susun berdasarkan bahan yang kami gunakan. Dalam
rangka meningkatkan proses belajar mandiri, kami sebagai mahasiswa dituntut untuk
selalu kreatif dalam belajar dan mengembangkan potensi diri.
Makalah ini merupakan bagian dari perangkat pembelajaran mata kuliah Al
Islam dan Kemuhammadiyahan IV dan sekaligus sebagai tugas kuliah. Makalah ini
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai Integrasi Islam dan
Ilmu Pengetahuan.
Kami menyadari bahwa walaupun telah bekerja keras untuk menyusun
makalah ini namun tidak akan mungkin menjadi lebih baik tanpa masukan pihak lain.
Untuk itu kami mengharapkan kepada semua pihak agar memberikan masukan demi
perbaikan makalah ini.

Gombong, September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................................... i
Kata Pengantar........................................................................................ ii
Daftar Isi................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................
A. Latar Belakang Masalah.................................................
B. Rumusan Masalah............................................................
C. Tujuan Penulisan.............................................................
D. Manfat Penulisan.............................................................

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................


A. Hakikat Ayat-ayat Allah.................................................
B. Pengertian Ayat Qauliyah dan Qauniyah…..................
C. Interkoneksitas Dalam Memahami Ayat Qauliyah
dan Qauniyah..............…..................….................. ..…....
D. Kasus..............…..................….................. ..…..................

BAB III PENUTUP................................................................................


A. Kesimpulan.......................................................................
B. Saran.................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemikiran tentang integrasi atau islamisasi ilmu pengetahuan dewasa
ini yang dilakukan oleh kalanggan intelektual muslim, tidak lepas dari
kesadaran beragama secara totalitas ditengah ramainya dunia global yang
sarat dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan sebuah
konsep bahwa umat islam akan maju dapat menyusul orang–orang barat
apabila mampu mentransformasikan dan menyerap secara aktual terhadap
ilmu pengetahuan dalam rangka memahami wahyu, atau mampu memahami
wahyu dalam mengembangakan ilmu pengetahuan.
Proses islami ilmu pengetahuan tidak lain adalah proses pengembalian
atau pemurnian ilmu pengetahuan yang ada kepada konsep yang hakiki yaitu
tauhid, kesatuan makna kebenaran dan kesatuan sumber.
Di pandang dari sisi aksiologis (tujuan) ilmu dan teknologi harus
memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi kehidupan manusia. Artinya
ilmu dan teknologi menjadi instrumen penting dalam setiap proses
pembangunan sebagai usaha untuk mewujudkan kemaslahatan umat. Dengan
demikian, ilmu pengetahuan dan teknologi haruslah memberikan manfaat
sebesar besarnya bagi kehidupan manusia.
Untuk mencapai sasaran tersebut, maka diperlukan suatu upaya
mengintegrasikan ilmu – ilmu umum, sehingga akan tercapailah kemajuan
yang seimbang antara kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknoloogi
dengan kemajuan dalam bidang ilmu agama, moral, dan etika.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana integrasi dalam Islam?
2. Bagaimana pengetahuan dalam Islam?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui integrasi Islam dan ilmu pengetahuan.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui integrasi dalam Islam.
b) Untuk mengetahui pengetahuan dalam Islam.

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Masyarakat
Untuk memberikan wawasan dan mempermudah menjelaskan kepada
masyarakat dalam memahami interasi dalam islam dan ilmu pengetahuan
2. Bagi Rumah Sakit
Untuk menambah pengetahuan yang luas tentang integrasi didalam islam
dan ilmu pengetahuan didalam islam
3. Bagi Insitusi
Untuk memberikan informasi atau wawasan tentang integrasi didalam
islam dan ilmu pengetahuan serta metoda pembelajaran institusi islam
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakekat Ayat – ayat Allah SWT


Bagi orang Islam, pengetahuan bukan merupakan tindakan atau
pikiran yang terpencil dan abstrak, melainkan merupakan bagian yang paling
dasar dari kemaujudan dan pandangan dunianya (world-view). Oleh sebab itu
tidaklah mengherankan jika ilmu memiliki arti yang demikian penting bagi
kaum muslimin pada masa awalnya, sehingga tidak terhitung banyaknya
pemikir Islam yang larut dalam upaya mengungkap konsep ini.
Konseptualisasi ilmu yang mereka lakukan  nampak dalam upaya
mendefinisikan ilmu yang tiada habis-habisnya, dengan kepercayaan bahwa
ilmu tak lebih dari perwujudan memahami tanda-tanda kekuasaan Tuhan,
seperti juga membangun sebuah peradaban yang membutuhkan suatu
pencarian pengetahuan yang komperehensif. Sebagaimana kata Rosentall,
sebuah peradaban Muslim tanpa hal itu tak akan terbayangkan oleh orang-
orang Islam abad pertengahan sendiri, lebih-lebih pada masa sebelumnya
(Anees, 1991:73).
Masyarakat dizaman sekarang memahami Al-Qur’an sama sekali
berbeda dengan tujuan yang sebenarnya dari diturunkannya Al-Qur’an. Secara
umum, orang yang beragama Islam kadang kurang mengetahui isi didalam Al-
Qur’an. Sebagian diantara mereka seringkali menggantungkan Al-Qur’an
yang dibungkus dengan sampul yang bagus pada dinding kemudian dipajang
dan orang-orang sesekali membacanya.
Didalam ayat-ayat Al-Qur’an menyatakan bahwa tujuan diwahyukan
Al-Qur’an pada Nabi Muhammad SAW adalah untuk mengajarkan hal yang
baik serta menyempurnakan ajaran Allah SWT. Selain hal tersebut Al-Qur’an
mengajak manusia agar berfikir dan merenung. Hal ini terdapat pada Q.S
Surah Ibrahim : 52

ِ ‫اس َولِيُ ْن َذرُوا بِ ِه َولِيَ ْعلَ ُموا أَنَّ َما هُ َو إِ ٰلَهٌ َوا ِح ٌد َولِيَ َّذ َّك َر أُولُو اأْل َ ْلبَا‬
‫ب‬ ٌ ‫ٰهَ َذا بَاَل‬
ِ َّ‫غ لِلن‬

Artinya : “Al Qur’an ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan
supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui
bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang
berakal mengambil pelajar”.

Dalam Al-Qur’an, Allah mengajak manusia untuk tidak mengikuti


secara buta kepercayaan dan norma-norma di masyarakat yang tidak sesuai
dengan Al-Qur’an. Akan tetapi, memikirkan terlebih dahulu menghilangkan
segala bentuk prasangka tidak baik,hal-hal yang tabu sehingga mampu
mengikat mereka.
Manusia harus memikirkan bagaimana manusia ada tercipta,tujuan
hidup dibumi,meninggal dan hari setelah kematian. Hendaknya senantiasa
mengingat Tuhan mempertanyakan bagaimana dirinya dan alam semesta
menjadi ada. Dengan berfikir menggunakan akal dan nurani yang murni
terbebas dari ikatan sosial,ideologis, dan psikologis manusia akan merasakan
bahwa seluruh alam semesta termasuk dirinya telah diciptakan oleh Allah
sehingga akan berfikir bahwa hanya Allah yang maha sempurna.
Al-Qur’an didalamnya terdapat petunjuk kepada manusia agar
merenungkan dan mengamati. Melalui renungan yang diajarkan didalam Al-
Qur’an manusia memiliki keimanan kepada Allah akan merasakan secara
lebih baik kesempurnaan-Nya,hakmah abadi,ilmu dan kekuasaan Allah dalam
ciptaan-Nya.
Didalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat Allah didalamnya terdiri atas
segala sesuatu dialam semesta yang memperlihatkan dan mengkomunikasikan
keberadaan dan sifat-sifat Allah. Manusia dapat mengamati senantiasa ingat
akan hal ini memahami bahwa seluruh jagad raya hanya tersusun atas ayat-
ayat Allah. Hendaklah manusia mengingat tanda-tanda kebesaran Allah .

B. Pengertian Ayat Qauliyah dan Qauniyah


Ayat–ayat qauliyah adalah ayat–ayat yang difirmankan oleh Allah swt.
di dalam Al-Qur’an. Ayat-ayat ini menyentuh berbagai aspek, termasuk
tentang cara mengenal Allah swt..
Allah swt menurunkan ayat–ayat (tanda kekuasaan)-Nya melalui 2
jalur formal yaitu ayat qauliyah dan jalur non formal yaitu ayat qauniyah.
Ayat qauliyah adalah kalam Allah swt. (Al-Qur’an) yang diturunkan secara
formal kepada Nabi Muhammad SAW. Sedangkan ayat qauniyah adalah
fenomena alam, jalurnya tidak formal dan manusia mengeksplorasi sendiri,
Al-Qur’an Al-Karim yang terdiri dari 6.236 ayat itu, menguraikan berbagai
persoalan hidup dan kehidupan, antara lain menyangkut alam raya dan
fenomenanya. Uraian-uraian sekitar persoalan sering disebut ayat-ayat
qauniyah. Tidak kurang dari 750 ayat yang secara tegas menguraikan hal-hal
diatas, jumlah ini tidak termaksud ayat-ayat yang menyinggungnya secara
tersirat.
Ayat qauniyah adalah ayat atau tanda yang wujud disekeliling yang
diciptakan oleh Allah swt.. Ayat-ayat ini adalah dalam bentuk benda,
kejadian, peristiwa, dan sebagainya yang ada di dalam alam ini. Oleh karena
alam ini hanya mampu dilaksanakan oleh Allah dengan segala sistem dan
peraturan-Nya yang unik, maka ia menjadi tanda kehebatan dan keagungan
Penciptanya.
C. Interkoneksitas Dalam Memahami Ayat Qauliyah dan Qauniyah
Secara garis besar, Allah menciptakan ayat dalam dan jalan keduanya
saling menegakkan dan saling terkait satu sama lainnya. Hal ini membuktikan
bahwa kemampuan manusia untuk memaham keduannya adalah keniscayaan.
Allah tidak hanya memberikan perintah untuk sekedar memahami ayat-ayat
Allah berupa Qauliyah, tetapi juga untuk melihat fenomena alam ini.
Alam adalah ayat Allah swt. yang tidak tertuang dalam bentuk
perkataan Allah untuk dibaca dan dihafal. Tetapi alam adalah ayat Allah swt.
yang semestinya dieksplore dan digali sedalam-dalamnya untuk semakin
manusia mendekatkan diri pada kemahakuasaan Allah swt..
Berangkat dari kesadaran tentang realitas atas tangkapan indra dan
hati, yang kemudian diproses oleh akal untuk menentukan sikap mana yang
benar dan mana yang salah terhadap suatu objek atau realitas. Cara seperti itu
bisa disebut sebagai proses rasionalitas dalam ilmu. Sedangkan proses
rasionlitas itu mampu mengantarkan seseorang untuk memahami metarsional
sehingga muncul suatu kesadaran baru tentang realitas metafisika, yakni apa
yang terjadi di balik objek rasional yang bersifat fisik itu. Kesadaran ini yang
disebut sebagai transendensi.
Firman Allah (QS. Al – Imran : 191)
Artinya : (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah swt. sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) : “Ya Tuhan kami, tiadala Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami
dari siksa api neraka.”
Dalam pandangan seorang muslim ayat qauliyah akan memberikan
petunjuk / isyarat bagi kebenaran ayat qauniyah, misalnya ayat An-Nur
(24):43 mengisyaratkan terjadinya hujan, surat Al-Mukminun (22):12-14
mengisyaratkan tentang keseimbangan dan kestabilan pada sistem tata surya,
surat Al-Ankabut (29):20 mengisyaratkan adanya evolusi pada penciptaan
makhluk dibumi, surat Az-Zumar (39):5 dan surat An-Naml (27):28
mengisyaratkan adanya rotasi bumi dan bulatnya bumi, sebaliknya ayat
qauniyah akan menjadi bukti (Al-Burhan) bagi kebenaran ayat qauliyah (lihat
surat Al-Fushshilat 41: ayat 53).
1. Ayat / Fenomena Qauniyah
Dari hasil observasi dan penelitian yang berulang-ulang bahwa “siklus
hidrologi” atau siklusi air (hydrologi cycle) dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Siklus hidrologi adalah siklusi air yang terjadi akibat radiasi atau
panas matahari, sehingga air yang dilaut, sungai, dan juga air pada
tumbuh-tumbuhan mengalami penguapan ke udara (transpiration),
sehingga dikenal sebagai evapotranspiration, lalu uap air tersebut pada
ketinggian tertentu menjadi dingin dan terkondensasi menjadi awan.
Akibat angin, berkumpulan awan dengan ukuran tertentu dan terbuat
awan hujan, karena pengaruh berat dan gravitasi kemudianterjadilah
hujan (presipitation).
Beberapa air hujan bisa mengalir diatas permukaan . Tanah sebagai
aliran limpasan (overland flow) dan ada yang terserap ke dalam tanah
(infiltration). Aliran limpasan selanjutnya dapat mengisi tampungan-
cekungan (depresion-storage). Apabila tampungan ini telah terpenuhi, ai
akan menjadi limpasan permukaan (surface runoff) yang selanjutna
mengalir ke laut. Sedangkan air yang terinfiltrasi, bisa keadaan formasi
geologi memungkinkan, sebagian dapat mengalir literasi dilapisan tidak
kenyang air sebgai aliran antara (subsurface flow / interflow).
Sebagian yang lain mengair vertikal yang disebut dengan perkolasi
(percolation) yang akan mencapai lapisan kenyang air (saturated zone /
aquifer). Air dalam aquifer akan mengalir sebagai air tanah (grownwater
flow / base flow) kesungai atau ketampungan dalam (deep storage).
Siklus hidrologi ini terjadi terus menerus atau berulang – ulang dan tidak
terputus.
2. Ayat / fenomena Qauliyah
Pada penjelasan fenomena quniyah, dapat kita tarik kesimpulan bahwa
“siklus hidrologi” memiliki 4 macam proses yang saling menguatkan,
yaitu :
a. Hujan / presipitasi
b. Penguapan / evaporasi
c. Infiltrasi dan perkolasi (peresapan)
d. Lipahan permukaan (surface runoff) dan limpahan air tanah
(subsurface runoff)
D. Kasus
Manusia diera digital mulai meninggalkan ajaran yang ada didalam Al-Qur’an
mereka cenderung hanya memasang ayat-ayat Al-Qur’an pada dinding rumah
mereka dan terkadang mereka lebih percaya pada norma serta adat istiadat
didaerahnya yang belum tentu kebenarannya ada didalam Al-Qur’an. Padahal
manusia dibekali akal pikiran yang paling sempurna dibandingkan dengan
makhluk ciptaan Allah yang lainnya. Bagaimana mengembalikan ajaran dan
tujuan diciptakannya Al-Qur’an?
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa manusia dari tahun ke tahun ilmu
pengetahuan terus mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dari tahapan
yang paling mitis, pemikiran manusia terus berkembang hingga sampai pada
pemikiran yang supra rasional.
Dari hal tersebut hendaklah manusia yang diberikan akal pikiran
paling sempurna dibanding makhluk ciptaan Allah yang paling baik
mempergunakan akal pikiran sebaik mungkin berfikir sehingga mampu
menjadikan manusia yang lebih baik sesuai dengan pedoman hidup yaitu Al-
Qur’an.

B. Saran
1. Bagi Masyarakat
Masyarakat lebih paham bagaimana integrasi didalam islam dan
pengetahuan didalam islam
DAFTAR PUSTAKA

Mustopo, A. (2017). INTEGRASI AGAMA DAN ILMU PENGETAHUAN.


Universitas Siliwangi. Diunduh http://ejournal.fiaiunisi.ac.id pada Selasa, 24
September 2019 Pukul 12.42 WIB

www.academia.edu Diunduh pada Selasa, 24 September 2019 Pukul 18.24

https://file.upi.edu Diumduh pada Rabu,25 September 2019 Pukul 18.24

Anda mungkin juga menyukai