Al-ISLAM KEMUHAMMADIYAAN IV
“TANGGUNG JAWAB ILMUWAN DALAM BERBANGSA DAN
BERNEGARA”
DI SUSUN OLEH:
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya, dan tidak lupa kita mengirim salam dan salawat kepada baginda Nabi Besar Muhammad
SAW yang telah membawakan kita suatu ajaran yang benar yaitu agama Islam.
Dalam mata kuliah “Al-Islam Kemuhammadiyahan” ini, saya mendapatkan tugas untuk
membuat makalah yang berjudul “Tanggung Jawab Ilmuwan dalam Berbangsa dan Bernegara”.
Saya harap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam
hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai tanggung jawab ilmuwan dalam berbangsa dan
bernegara, khususnya bagi penulis. Makalah ini memang masih jauh dari sempurna, maka
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih
baik.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Dewi Vindayani
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1. Rumusan Masalah………….…………………………………………………………….1
2. Tujuan Penulisan…………………….…………………………………………………...1
3. Manfaat Penulisan……………………………...………………………………………...1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kedudukan, Kewajiban ILmuwan Dalam Masyarakat Umat dan Bangsa………….…2-6
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan……………………………………………………………………………...7
2. Saran……………………………………………………..………………………………7
A. Latar Belakang
Allah SWT berfirman dalam QS. Al- Mudattsir ayat 38 yang artinya :
Dari kontek ayat ini, kita mengetahui bahwa Allah SWT menciptakan manusia dengan
segala potensinya memiliki “tugas” untuk tunduk dan patuh terhadap hukum-hukum Allah SWT
dan suatu saat nanti pada saat yang ditentukan oleh Allah semua manusia akan diminta
pertanggung jawabannya sebagai bukti bahwa manusia sebagai pengemban amanah Allah SWT.
Dalam melakukan misinya, manusia diberi petunjuk bahwa dalam hidup ada dua jalan
yaitu, jalan baik dan jalan yang buruk. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Balad ayat 10 yang
artinya :
A. Pengertian Ilmuwan
1. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia hal. 325, Ilmuwan adalah :
a) orang yang ahli,
b) orang yang banyak pengetahuan mengetahui suatu ilmu,
c) orang yang berkecimpung dalam ilmu pengetahuan
d) orang yang bekerja dan mendalami ilmu pengetahuan dengan tekun dan sungguh-
sungguh.
2. Menurut Webster Dictionary, Ilmuwan ( Sciantist ) adalah seorang yang terlibat dalam
kegiatan sistematis untuk memperoleh pengetahuan ( ilmu ).
3. Ensiklopedia Islam mengartikan ilmuwan sebagai orang yang ahli dan banyak
pengetahuannya dalam suatu atau beberapa bidang ilmu.
4. Ilmuwan merupakan profesi, gelar atau capaian professional yang diberikan masyarakat
kepada seorang yang mengabdikan dirinya. Pada kegiatan penelitian ilmiah dalam rangka
mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang alam semesta, termasuk
fenomena fisika, matematis dan kehidupan social.
5. Istilah ilmuwan dipakai untuk menyebut aktifitas seseorang untuk menggali
permasalahan ilmuwan secara menyeluruh dan mengeluarkan gagasan dalam bentuk
ilmiah sebagai bukti hasil kerja mereka kepada dunia dan juga untuk berbagi hasil
penyelidikan tersebut kepada masyarakat awam, karena mereka merasa bahwa tanggung
jawab itu ada dipundaknya.
6. Ilmuwan memiliki beberapa ciri yang ditunjukkan oleh cara berfikir yang dianut serta
dalam perilaku seorang ilmuwan. Mereka memilih bidang keilmuan sebagai profesi.
Untuk itu yang bersangkutan harus tunduk dibawah wibawa ilmu. Karena ilmu
merupakan alat yang paling mampu dalam mencari dan mengetahui kebenaran. Seorang ilmuwan
tampaknya tidak cukup hanya memiliki daya kritis tinggi atau pun pragmatis, kejujuran, jiwa
terbuka dan tekad besar dalam mencari atau menunjukkan kebenaran pada akhirnya, netral, tetapi
lebih dari semua itu ialah penghayatan terhadap etika serta moral ilmu dimana manusia dan
kehidupan itu harus menjadi pilihan juga sekaligus junjungan utama.
Banyak yang mengartikan ilmuwan sama dengan intelektual, namun pada dasarnya
berbeda. Intelektual adalah pemikir-pemikir yang memiliki kemampuan penganalisaan terhadap
masalah tertentu.
B. Tanggung Jawab Ilmuwan
Tanggung jawab ilmuwan dalam pengembangan ilmu sekurang-kurangnya berdimensi
religious atau etis dan social. Pada intinya, dimensi religious atau etis seorang ilmuwan
hendaknya tidak melanggar kepatutan yang dituntut darinya berdasarkan etika umum dan etika
keilmuan yang ditekuninya. Sedangkan dimensi sosial pengembangan ilmu mewajibkan ilmuwan
berlaku jujur, mengakui keterbatasannya bahkan kegagalannya, mengakui temuan orang lain,
menjalani prosedur ilmiah tertentu yang sudah disepakati dalam dunia keilmuan atau
mengkomunikasikan hal baru dengan para sejawatnya atau kajian pustaka yang sudah ada untuk
mendapatkan konfirmasi, menjelaskan hasil-hasil temuannya secara terbuka dan sebenar-
benarnya sehingga dapat dimengerti orang lain sebagaimana ia juga memperoleh bahan-bahan
dari orang lain guna mendukung teori-teori yang dikembangkannya. Karena tanggung jawab
ilmuwan merupakan ikhtiar mulia sehingga seorang ilmuwan tidak mudah tergoda, apalagi
tergelincir untuk menyalahgunakan ilmu.
“ Ilmu Pengetahuan tanpa Agama lumpuh Agama tanpa Ilmu Pengetahuan Buta “
DR. Yususf Al-Qaradawi menjelaskan ada tujuh sisi tanggung jawab seorang ilmuwan muslim,
yaitu:
a) Bertanggung jawab dalam hal memelihara dan menjaga ilmu, agar ilmu tetap ada (tidak
hilang).
b) Bertanggung jawab dalam hal memperdalam dan meraih hakekatnya, agar ilmu itu
menjadi meningkat,
c) Bertanggung jawab dalam mengamalkannya, agar ilmu itu berbuah,
d) Bertanggung jawab dalam mengajarkannya kepada orang yang mencarinya, agar ilmu itu
menjadi bersih (terbayar zakatnya),
e) Bertanggung jawab dalam menyebarluaskan dan mempublikasikannya agar manfaat ilmu
itu semakin luas,
f) Bertanggung jawab dalam menyiapkan generasi yang akan mewarisi dan memikulkan
agar mata rantai ilmu tidak terputus, lalu, terutama, bahkan pertama sekali
g) Bertanggung jawab dalam mengikhlaskan ilmunya untuk Allah SWT semata, agar ilmu
itu diterima oleh Allah SWT.
Ilmu merupakan hasil karya seseorang yang dikomunikasikan dan dikaji secara luas oleh
masyarakat. Jika hasil karyanya itu memenuhi syarat-syarat keilmuan, maka karya ilmiah itu,
akan menjadi ilmu pengetahuan dan digunakan oleh masyarakat luas. Maka jelaslah jika
ilmuwan memiliki tanggung jawab yang besar, bukan saja karena ia adalah warga masyarakat,
tetapi karena ia juga memiliki fungsi tertentu dalam masyarakat. Fungsinya selaku ilmuwan,
tidak hanya sebatas penelitian bidang keilmuan, tetapi juga bertanggung jawab atas hasil
penelitiannya agar dapat digunakan oleh masyarakat, serta bertanggung jawab dalam mengawal
hasil penelitiannya agar tidak disalah gunakan.
Selain itu pula, dalam masyarakat seringkali terdapat berbagai masalah yang belum
diketahui pemecahannya. Maka ilmuwan sebagai seorang yang terpandang, dengan daya
analisisnya diharapkan mampu mendapatkan pemecahan dari masalah tersebut. Seorang ilmuwan
dengan kemampuan berpikirnya mampu mempengaruhi opini masyarakat terhadap suatu
masalah. Ilmuwan mempunyai kewajiban sosial untuk menyampaikan kepada masyarakat dalam
bahasa yang mudah dicerna. Tanggung jawab sosial seorang ilmuwan adalah memberikan
perspektif yang benar: untung dan rugi, baik dan buruknya, sehingga penyelesaian yang objektif
dapat dimungkinkan.
Tanggung jawab sosial lainnya dari seorang ilmuwan adalah dalam bidang etika. Dalam
bidang etika ilmuwan harus memposisikan dirinya sebagai pemberi contoh. Seorang ilmuwan
haruslah bersifat obyektif, terbuka, menerima kritik dan pendapat orang lain, kukuh dalam
pendiriannya, dan berani mengakui kesalahannya. Semua sifat ini beserta sifat-sifat lainnya,
merupakan implikasi etis dari berbagai proses penemuan ilmiah. Seorang ilmuwan pada
hakikatnya adalah manusia yang biasa berpikir dengan teratur dan teliti. Seorang ilmuwan tidak
menolak atau menerima sesuatu secara begitu saja tanpa pemikiran yang cermat. Disinilah
kelebihan seorang ilmuwan dibandingkan dengan cara berpikir orang awam. Kelebihan seorang
ilmuwan dalam berpikir secara teratur dan cermat inilah yang menyebabkan dia mempunyai
tanggung jawab sosial. Dia mesti berbicara kepada masyarakat sekiranya ia mengetahui bahwa
berpikir mereka keliru, dan apa yang membikin mereka keliru, dan yang lebih penting lagi harga
apa yang harus dibayar untuk kekeliruan itu.Sudah seharusnya pula terdapat dalam diri seorang
ilmuwan sebagai suri tauladan dalam masyarakat.
Dengan kemampuan pengetahuannya seorang ilmuwan harus dapat mempengaruhi opini
masyarakat terhadap masalah-masalah yang seyogyanya mereka sadari. Dalam hal ini, berbeda
dengan menghadapi masyarakat, ilmuwan yang elitis dan esoteric, dia harus berbicara dengan
bahasa yang dapat dicerna oleh orang awam. Untuk itu ilmuwan bukan saja mengandalkan
pengetahuannya dan daya analisisnya namun juga integritas kepribadiannya.
Dibidang etika tanggungjawab sosial seseorang ilmuwan bukan lagi memberi informasi
namun memberi contoh. Dia harus tampil didepan bagaimana caranya bersifat obyektif, terbuka,
menerima kritikan, menerima pendapat orang lain, kukuh dalam pendirian yang dianggap benar
dan berani mengakui kesalahan. Tugas seorang ilmuwan harus menjelaskan hasil penelitiannya
sejernih mungkin atas dasar rasionalitas dan metodologis yang tepat.
Kewajiban ilmuwan terhadap bangsa yaitu sebagai khalifah Allah SWT di bumi. Karena
sebagai hamba yang dipercayai oleh Allah SWT, maka seorang ilmuwan harus bertanggung
jawab atas amanat yang dipikulnya.
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa seorang ilmuwan muslim mempunyai tanggung jawab,
dan ia akan dimintai pertanggung jawaban atas ilmu yang dimilikinya. Rasulullah SAW
bersabda:
Dari Abu Barzah Al-Aslami, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Tidak bergeser kedua
telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga ia ditanya tentang umurnya; dalam hal
apa ia menghabiskannya, tentang ilmunya; dalam hal apa ia berbuat, tentang hartanya; dari
mana ia mendapatkannya dan dalam hal apa ia membelanjakannya, dan tentang pisiknya;
dalam hal apa ia mempergunakannya”. (HR At-Tirmidzi, dan ia berkata: “Ini hadits hasan
shahih”, hadits no. 2417).
b) Aspek politik
Kompleksitas masyarakat dan kepentingan-kepentingannya menuntut adanya
pemikiran-pemikiran untuk membina dan membangun masyarakat agar tidak terjadi
instabilitasi politik sehingga dalam bernegara para ilmuwan dapat memberikan solusi
terhadap problem-problem yang terjadi.
c) Aspek ekonomi
Idealnya bagi bangsa yang maju adalah adanya pembelajaran di sektor ekonomi
yang adil dan merata karena keberhasilan ekonomi akan meningkatkan taraf hidup
bangsa. Maka para ilmuwan merencanakan pertumbuhan ekonomi dengan cermat dan
dapat memberikan solusi agar pertumbuhan tersebut berkesinambungan serta tercipta
kesetiakawanan agar terhindar dari kecemburuan.
B. Saran
Penulis berharap pembaca lebih mendalami lagi mengenai tanggung jawab ilmuwan dalam
berbangsa dan bernegara karena ilmuwan mempunyai peran yang penting dalam membentuk
opini dan moral masyarakat, umat, serta proses pembangunan bangsa supaya maju dan
bermartabat.
DAFTAR PUSTAKA