BAB VII
DESAIN PENELITIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
OLEH :
KELOMPOK 7
MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan................................................................................................................. 1
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, didapatkan tujuan sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui definisi dari desain penelitian
2. Untuk mengetahui manfaat, tujuan, dan ciri dari desain penelitian
3. Untuk mengetahui jenis-jenis desain penelitian
4. Untuk mengetahui strategi desain penelitian
1
1.4 MANFAAT
1. Dari segi teoritis, diharapkan tulisan ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan
untuk pembaca serta sumbangsih ilmu melalui informasi-informasi terkait dengan Desain
Penelitian dalam Metodologi Penelitian Bisnis.
2. Secara praktek, tulisan ini bermanfaat untuk memberikan informasi sejelas-jelasnya
kepada masyarakat tentang Desain Penelitian dalam Metodologi Penelitian Bisnis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
desain penelitian juga memungkinkan orang lain memahami dan mengikuti langkah-langkah
yang akan dijalankan oleh peneliti dalam menemukan jawaban.
4
Tujuan desain penelitian yang baik adalah memberikan hasil yang dinilai dapat
dipercaya. Kredibilitas mengacu pada seberapa luas hasilnya mendekati realitas dan
dipertimbangkan sebagai sesuatu yang dapat dipercaya dan masuk akal. Kredibilitas menjadi
lebih kuat jika desain penelitian mempertimbangkan sumber-sumber bias yang dapat
mengubah temuan. Bias yang dimaksud di sini adalah suatu bentuk salah sistematik, suatu
faktor yang mempengaruhi hasil, dan merusak mutu penelitian.
Tujuan desain penelitian yang baik adalah memberikan suatu jawaban yang dipercaya
terhadap suatu pertanyaan, dan bisa menurunkan kredibilitas hasilnya. Dengan mendesain
kajian yang berhati-hati, peneliti dapat melenyapkan atau sedikitnya mengurangi sumber
kesalahan (error) atau bias. Sekalipun demikian, tidak semua sumber bisa potensial dapat
dikontrol dengan sempurna dalam penelitian, tetapu kita memiliki prinsip-prinsip rancangan
penelitian untuk menekan sejauh-jauhnya pengaruh-pengaruh seperti itu.
5
Dalam penelitian bidang sosial yang lazimnya melibatkan penelitian terhadap populasi
atau masyarakat, menyebutkan terdapat berbagai desain penelitian yang digolongkan
berdasarkan tiga macam perspektif, yaitu berdasarkan hal-hal berikut.
• Jumlah kontak dengan populasi studi.
• Periode waktu rujukan studi.
• Cara penyelidikan.
Tiga macam perspektif di atas merupakan dasar penggolongan sebuah desain penelitian
sehingga terminology yang digunakan tidaklah bersifat universal. Namun, nama-nama pada
jenis penelitian dalam tiap-tiap dasar penggolongan tersebut berlaku secara universal. Setiap
jenis desain yang berbeda pada golongan yang bersifat eksklusif atau terpisah satu dengan
lainnya. Artinya, bila suatu desain penelitian digolongkan dalam jenis cross-sectional, maka
pada saat yang sama desain tersebut tidak bisa digolongkan pada jenis longitudinal tetapi dapat
digolongkan pada jenis non-eksperimental atau eksperimental, atau juga pada retrospektif atau
prospektif.
6
tersebut) (Shklovski et al, 2005). Selain itu, desain ini juga tidak bisa mengukur atau
menjelaskan adanya perubahan. Untuk mengukur dan menjelaskannya, diperlukan paling tidak
dua titik waktu terhadap populasi yang sama.
7
Desain Penelitian Longitudinal
Desain sebelum dan sesudah menggunakan pendekatan untuk menentukan tingkat
perubahan dalam fenomena, situasi, masalah, perilaku, dan sebagainya, tetapi tidak mampu
menjelaskan pola perubahan yang terjadi. Untuk menentukan pola perubahan terkait dengan
waktu, dapat digunakan desain longitudinal.
Dalam studi longitudinal, studi populasi dilakukan secara berulang atau berkala dalam
interval waktu tertentu. Biasanya dalam jangka waktu yang diaplikasikan bervariasi
bergantung pada informasi yang dibutuhkan dalam penelitian itu sendiri.
Desain longitudinal juga memiliki kelemahan, bahkan dalam beberapa kasusu
derajatnya bisa lebih tinggi. Selain itu, juga ada kelemahan tambahan, yaitu adanya
kemungkinan terjadi efek pengondisian. Efek tersebut menggambarkan situasi ketika
responden yang sama dikontak atau disurvei berulang-ulang, sehingga responden mulai
mengetahui apa yang diharapkan dari jawaban mereka. Pada akhirnya responden merespons
pertanyaan tanpa berpikir dan berpotensi memberikan jawaban yang selalu sama.
Kelebihan desain longitudinal adalah memungkinkan peneliti menentukan pola
perubahan dan memperoleh informasi factual secara berkesinambungan sehingga lebih aktual.
Metode longitudinal juga lebih andal dalam mencari jawaban tentang dinamika perubahan dan
berpotensi menyediakan informasi yang lebih lengkap, bergantung pada operasional teori dan
metodelogi penelitiannya.
8
Desain Penelitin Retrospektif dan Prospektif
Studi retrospektif prospektif fokus pada kajian pola yang terjadi pada suatu fenomena
pada masa lampau dan mengamati atau mempelajarinya untuk masa depan. Suatu penelitian
dikategorikan sebagai desain ini ketika seorang menentukan dampak suatu interensi atau
perlakuan tanpa adanya sebuah grup kontrol. Dengan pengertian ini, hampir semua studi
sebelum dan sesudah, jika dijalankan tanpa adanya kontrol, yaitu ketika baseline-nya dibangun
dari populasi yang sama dengan sebelum ada perlakuan atau interensi, dapat dikategorikan
sebagai studi retrospektif prospektif.
Berdasarkan kategori ini desain penelitian dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu
sebagai berikut.
• Penelitian eksperimental
Suatu hubungan dipelajari dengan cara mencari sebab untuk mengetahui atau
menemukan efek, akibat, dan dampaknya. Pada penelitian eksperimental, variabel bebas dapat
diobservasi, dikontrol, atau bahkan dimanipulasi untuk mengetahui dampaknya.
• Penelitian non-eksperimental
Studi menggunakan cara memulai dari efek, pengaruh, atau dampak untuk menelusuri
penyebabnya. Berbeda dengan penelitian eksperimental, dalam penelitian non-eskperimental,
dapat menghubungkan dampak pada penyebab secara retrospektif.
• Penelitian kuasi atau semi-eksperimental
Penelitian semi-eksperimental memiliki karakteristik, baik eskperimental dan non-
eksperimental, artinya Desa.
Penelitian eksperimental masih terbagi lagi menjadi banyak jenis desain studi, antara
lain sebagai berikut.
a. Desain Penelitian Sesudah Saja
Dalam jenis studi ini peneliti mengetahui bahwa populasi sedang dan telah
mendapatkan intervensi dan peneliti hanya melakukan studi terhadap dampaknya pada
populasi. Kelemahan utama desain ini adalah bahwa dua set data yang diperoleh sebenarnya
9
sangat tidak dapat diperbandingkan mengingat data awal tidaklah data yang tepat untuk
diperbandingkan.
b. Desain Penelitian Sebelum dan Sesudah
c. Desain Penelitian Grup Kontrol
Peneliti memilih dua grup populasi, yaitu grup eksperimen dan grup kontrol. Kedua
grup dibuat sedemikian rupa sehingga mempunyai kondisi yang semirip mungkin dan
sebanding. Suatu hal yang berbeda adalah adanya intervensi di salah satu grup, yaitu grup
eksperimen. Setelah beberapa waktu dilakukan observasi sesuatu terhadap kedua grup. Setiap
hasil yang menunjukkan adanya perbedaan dari kedua grup dianggap sebagai akibat dari
adanya intervensi pada grup eksperimen.
d. Desain Penelitian Kontrol Ganda
Meskipun desain grup kontrol dapat membantu peneliti menentukan secara kuantitas
dampak yang dihasilkan oleh variabel tambahan, hal tersebut tidak dapat menentukan secara
terpisah apakah dampak tersebut disebabkan oleh instrument penelitian ataukah oleh
responden. Untuk dapat mengetahui dampak secara terpisah, diperlukan desain kontrol ganda.
Dalam desain ini peneliti membuat dua grup kontrol sehingga total grup yang diobservasi
sebanyak tiga grup.
e. Desain Penelitian Komparatif
Pada beberapa kasus peneliti ingin membandingkan efektivitas metode perlakuan yang
berbeda. Untuk mengetahui hal ini lazim digunakan desain penelitian komparatif. Dalam
desain ini peneliti membagi populasi menjadi beberapa grup sebanyak metode perlakuan yang
akan diperbandingkan. Selanjutnya dilakukan observasi sesuah untuk mengetahui tingkat
perbedaan tersebut.
f. Desain Penelitian Matched-Control
Dalam studi matched, perbandingan ditentukan pada tiap individu, yaitu individual by
individual. Dua individual yang hampir mirip terhadap suatu karakteristik, misalnya usia,
gender, jenis penyakit, dalam suatu populasi dibagi dalam grup yang berbeda. Dalam kasus ini
ketika dua grup dibentuk, maka peneliti harus menentukan secara acak grup mana yang
merupakan grup eksperimental dan mana yang merupakan grup kontrol. Studi matched sering
digunakan pada uji aktivitas obat baru.
g. Desain Penelitian Placebo
Lazimnya digunakan di bidang kesehatan dan pengobatan. Seorang pasien biasanya
mempunyai keyakinan bahwa ketika mendapatkan perawatan maka si pasien tersebut merasa
10
pulih dan lebih baik dari pada sebelumnya meskipun kenyataannya perawatan tersebut tidak
efektif. Secara psikologois efek tersebut disebut efek placebo.
Desain placebo melibatkan dua atau tiga grup bergantung apakah mengikutkan grup
kontrol atau tidak untuk mengetahui tingkat efek placebo tersebut. Jika peneliti menggunakan
kontrol, maka ketiga grup tersebut adalah grup eksperimental yang mendapatkan perlakuan.
Grup ini diberi perlakuan mendapatkan perawatan dan obat yang menyembuhkan, grup diberi
obat kosong untuk mengetahui efek placebo dan grup kontrol yang tidak mendapatkan
perlakuan. Setelah itu dalam jangka waktu tertentu dilakukan obsevarsi.
Kuantitatif
a) Menekankan pada metode pengukuran, penggunaan pertanyaan terstruktur,
pembuatan alat ukur dan skala yang dapat dianalisa dengan statistik
11
e) Kebenaran adalah ciri pasti dan tidak beragam
f) Interpretasi adalah hal yang tidak pasti, beragam, tergantung dari pengamat
Kualitatif
a) Mempelajari situasi dalam dunia sehari-hari dari sudut pandang orang yang
mengalaminya
d) Kebenaran itu beragam dan kebenaran yang diberi penafsiran akan lebih
bermakna
2. Masalah penelitian
Kuantitatif
a) Menekankan pada pertanyaan “what, do, is, are”
Menjawab pertanyaan;
i. Apakah prediktor kebiasaan merokok?
Kualitatif
a) Menekankan pada pertanyaan “how, why”
Menjawab pertanyaan;
i. Bagaimana kebiasaan orang yang merokok?
ii. Mengapa prevalensi merokok pada pria lebih besar daripada wanita?
12
c) Masalah yang diteliti belum jelas
3. Tingkat pengetahuan
Kuantitatif
a) Pengetahuan yang didapatkan bersifat terukur, kuantitatif, akurat, objektif
karena data dikumpulkan melalui metode dan instrument yang sudah valid dan
reliable.
Kualitatif
a) Pengetahuan yang didapatkan lebih mendalam, kualitatif, menyeluruh, terinci
karena data dikumpulkan melalui hasil ‘penyelaman’ peneliti ke dalam dunia
responden
Kuantitatif
a) Menjawab masalah penelitian dengan menggunakan teori-teori yang berlaku
13
d) Variabel merupakan sarana untuk analisis dan pengujian hipotesis
Kualitatif
a) Menjawab masalah penelitian dengan menggunakan teori-teori yang berlaku
5. Pengumpulan data
Kuantitatif
a) Mengumpulkan data dari sejumlah sampel, lalu menggunakan temuan dalam
sampel tersebut untuk menyimpulkan tentang populasi
Kualitatif
a) Jumlah sampel tidak banyak, yang penting kaya akan informasi
14
Diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discussion) yaitu suatu metode
diskusi, dimana seorang moderator bertindak sebagai pemimpin dan pengendali
diskusi kelompok.
6. Analisis data
Kuantitatif
a) Menguji hipotesis dengan menggunakan teknik statistik yang kompleks
Kualitatif
a) Menganalisis data setelah semua data terkumpul
15
masalah secara kasus perkasus karena metodologi kualitatif yakin bahwa sifat suatu
masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya.
Menurut teori penelitian kualitatif, agar penelitinya dapat betul-betul berkualitas,
maka data yang dikumpulkan harus lengkap, yaitu berupa data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan
secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat
dipercaya, dalam hal ini adalah subjek penelitian (informan) yang berkenaan dengan
variabel yang diteliti. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari
dokumen-dokumen grafis (tabel, catatan, notulen rapat, dll), foto-foto, film, rekaman
video, benda-benda, dan lain-lain yang dapat memperkaya data primer.
Dalam penelitian kualitatif ini kehadiran peneliti sangat penting kedudukannya,
karena penelitian kualitatif adalah studi kasus, maka segala sesuatu akan sangat
bergantung pada kedudukan peneliti. Dengan demikian peneliti berkedudukan sebagai
instrument penelitian yang utama. Begitu penting dan keharusan keterlibatan peneliti
dan penghayatan terhadap permasalahan dan subjek penelitian, maka dapat dikatakan
bahwa peneliti melekat erat dengan subjek penelitian. Jadi tujuan dari metodologi ini
bukan suatu generalisasi tetapi pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah.
Sebagian besar studi kualitatif melibatkan bahasa kasus dan konteks dengan
menggunakan teknik bricolage yang dapat memeriksa proses dan kasus sosial di
Indonesia konteks sosial mereka, dan interpretasi belajar atau makna dalam pengaturan
sosial budaya tertentu. Jarang sekali apakah kita menggunakan variabel, menguji
hipotesis, atau membuat tepat ukuran dalam bentuk angka.
Sebagian besar studi kualitatif membangun asumsi bahwa bidang kehidupan sosial
tertentu secara instrinsik bersifat kualitatif. Alih-alih menoba mengubah kehidupan
sosial aktif menjadi variabel atau angka, peneliti kualitatif meminjam ide dan sudut
pandang dari orang untuk dipelajari dan menempatkan mereka dalam keadaan alami.
Alih-alih variabel, peneliti kualitatif meneliti motif, tema, perbedaan, perspektif dan
pendekatan yang bersifat induktif serta bergantung pada bentuk grounded theory.
b. Grounded Theory
Grounded theory merupakan metode riset kualitatif yang menggunakan suatu set
prosedur yang sistematik untuk mengembangkan suatu teori secara induktif tentang
16
suatu fenomena. Metode ini dimulai dari suatu pernyataan yang masih kabur dan
akhirnya menghasilkan teori yang dikumpulkan dari berbagai data. Grounded theory
membuat kenyataan bahwa kesenjangan antara teori dan praktik dapat diatasi, sehingga
dapat diaplikasikan dalam praktik dan meningkatkan pelayanan. Riset kualitatif dengan
menggunakan metode grounded theory dimulai dari data untuk mencapai suatu teori
dan bukan dimulai dari teori atau untuk menguji suatu teori, sehingga dalam riset
grounded theory diperlukan adanya berbagai prosedur atau langkah-langkah yang
sistematis dan terencana dengan baik.
Dalam penelitian kualitatif, kita dapat mengembangkan teori selama proses
pendataan. Ini sebagian besar bersifat induktif yang berarti kita membangun teori dari
data dan spesifik pengamatan terhadap konsep yang lebih luar yang mengatur data
observasional dan kemudian terus membangun prinsip atau tema yang menghubungkan
konsep. grounded theory cenderung kurang abstrak dan mendekati kejadian tertentu.
Membangun secara induktif dari data untuk teori menciptakan hubungan data dan teori
yang kuat. Namun ini bisa menjadi kelemahan juga. Peneliti dapat membuat konsep
dan prinsip penghubung banyak pengaturan yang beragam sulit, dan mungkin saja
memperlambat pengembangan konsep yang membangun ke arah menciptakan
pengetahuan umum dan abstrak. Dengan cara ini, kita bisa mebangun interkoneksi
lintas studi dan bergerak menuju pengetahuan umum.
c. Konteks Kritis
Dalam penelitian kualitatif, kami biasanya menekankan konteks sosial karena arti
tindakan sosial, acara atau pernyataan sangat tergantung pada konteks yang muncul. Jika
kita menanggalkan konteks sosial dari sebuah acara, aksi sosial, atau percakapan, mudah
didistorsi artinya dan mengubah signifikansi sosialnya. Konteks sosial mencakup
konteks waktu (kapan sesuatu terjadi), konteks spasial (dimana sesuatu terjadi), konteks
emosional (perasaan tentang bagaimana sesuatu terjadi), dan konteks sosial budaya
(situasi sosial dan lingkungan budaya dimana sesuatu terjadi).
d. Bricolage
Kajian kualitatif sebagai metode bekerja dalam setting yang alami, berusaha
memahami dan memberi tafsiran pada fenomena yang dilihat dari arti yang diberikan
orang-orang kepada subyek. Oleh sebab itu, melibatkan penggunaan dan pengumpulan
bahan secara empiris meliputi studi kasus, pengalaman pribadi, introspeksi, riwayat
hidup, wawancara, pengamatan, teks sejarah dan interaksional dan visual; yang
17
menggambarkan momen rutin dan problematis; serta maknanya dalam kehidupan
individual dan kolektif. Untuk mengembangkan kajian diatas dapat menggunakan teknik
bricolage.
Bricolage adalah metodologi berganda dari penelitian kualitatif, yang berisi
sejumlah praktek untuk memberikan pemecahan terhadap suatu masalah dalam situasi
nyata. Solusi “bricolage” adalah konstruksi yang muncul untuk dalam bentuk perubahan
alat, metode dan teknis. Bricoleur adalah penggunaan dari keahlian metodologi”nya”,
mengembangkan strategi, metode atau bahan empiris apapun yang tersedia. Produk dari
“bricoleur” adalah bricolage, suatu bentuk kreasi yang kompleks, padat, reflektif yang
menggambarkan kesan peneliti, pemahaman dan penafsirannya mengenai dunia atau
fenomena yang sedang dianalisis.
Bricoleur asuccessful memiliki pengetahuan yang mendalam, seperangkat
keterampilan esotris, dan kapasitas untuk menggabungkan atau menciptakan secara
fleksibel. Sebuah studi kualitatif mengacu pada berbagai keterampilan, bahan, dan
pendekatan sesuai kebutuhan. Ini biasanya terjadi saat kita tidak mampu mengantisipasi
kebutuhan untuk mereka. Proses pencampuran beragam sumber bahan, menerapkan
pendekatan yang berbeda, dan perakitan bit dan potongan menjadi keseluruhan adalah
analog dengan bricolage dari seorang pengrajin terampil yang mampu untuk membuat
atau memperbaiki banyak hal dengan menggunakan apapun tersedia pada saat itu.
e. Interpretasi
Dalam penelitian kualitatif proses analisis dan interpretasi data memerlukan cara
berfikir kreatif, kritis dan sangat hati-hati. Kedua proses tersebut merupakan proses yang
saling terkait dan sangat erat hubungannya. Analisis data merupakan proses untuk
pengorganisasian data dalam rangka mendapatkan pola-pola atau bentuk-bentuk
keteraturan. Sedangkan interpretasi data adalah proses pemberian makna terhadap pola-
pola atau keteraturan-keteraturan yang ditemukan dalam sebuah penelitian. Data yang
terkumpul diharapkan dapat merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian yang telah
dirumuskan.
Studi kualitatif jarang memasukkan tabel dengan angka. Satu-satunya visual
presentasi data bisa berupa peta, foto, atau diagram yang menunjukkan bagaimana
gagasan terkait. Data pun dapat berupa kutipan atau deskripsi kejadian tertentu. Studi
kualitatif memberikan makna data, menerjemahkan data tersebut, atau membuat data
tersebut agar bisa dimengerti oleh orang lain. Untuk memulai interpretasi kualitatif,
18
pertama kita harus belajar arti dari sesuatu untuk orang yang kita pelajari. Orang yang
menciptakan aktivitas dan perilaku sosial memiliki alasan pribadi atau motif untuk apa
mereka melakukannya. Ini adalah interpretasi orde pertama. Dalam penafsiran orde
kedua, kami memperoleh sebuah koherensi atau makna yang mendasari dalam data.
Peneliti menempatkan tindakan manusia sedang dipelajari ke dalam “aliran perilaku”
atau kejadian yang terkait dengannya (konteksnya). Selanjutnya pada tingkat interpretasi
yang luas, atau urutan ketiga interpretasi peneliti menetapkan teoritis umum signifikansi
terhadap data. Karena menafsirkan makna sosial dalam konteks sering merupakan tujuan
utama dari hasil studi kualitatif dan perlu diingat bahwa tiga langkah atau perintah
penafsiran membantu menyediakan cara untuk mengatur proses penelitian.
2.4.3. Desain Kuantitatif
2. Variabel dapat diidentifikasi dan diukur dengan alat-alat yang objektif dan baku.
2. Logika yang dipakai adalah logika positivistik dan menghindari hal-hal yang bersifat
subjektif.
4. Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah untuk menyusun ilmu nomotetik yaitu ilmu
yang berupa membuat hukum-hukum dari generalisasinya.
19
5. Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, dan sumber data yang dibutuhkan serta
metode pengumpulan data yang dipakai sesuai dengan apa yang telah direncanakan
sebelumnya.
7. Peneliti menempatkan diri secara terpisah dengan objek penelitian, dalam arti
dirinya tidak terlibat secara emosional dengan subjek penelitian.
9. Hasil penelitian berupa generalisasi dan prediksi, terlepas dari konteks waktu dan
situasi.
2. Variabel dependen : variabel efek atau hasil yang disebabkan oleh variabel
independen dalam hipotesis kausal. Variabel terikat merupakan vairabel yang
nilainya tergantung dari nilai variabel lainnya.
20
antas Kualitas Pelayanan (Independen) dengan Kepuasan Konsumen (Intervening)
dan Loyalitas (Dependen).
c. Hipotesis
Awalnya istilah hipotesis berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu
“hupo” artinya sementara dan “thesis’ berarti pernyataan atau teori. Karena hipotesis
adalah pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya, maka perlu diuji
kebenarannya. Hipotesis jauh lebih penting dalam penelitian ilmiah daripada hanya
dengan mengetahui apa itu dan bagaimana konsep itu dibangun.
Lima karakteristik hipotesis kausal adalah sebagai berikut.
1. Mereka memiliki setidaknya dua variabel.
4. Mereka secara logis terkait dengan pernyataan penelitian dan sebuah teori
5. Mereka dapat dipalsukan : artinya, mereka mampu menjadi diuji terhadap bukti
empiris dan terbukti benar atau salah.
21
4. Hipotesis harus sesuai dengan fakta.
5. Hipotesis harus berhubungan dengan ilmu dan sesuai dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan.
6. Hipotesis harus dapat diuji dengan nalar ataupun dengan alat-alat statistika.
7. Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk sederhana dan terbatas untuk mengurangi
timbulnya kesalahpahaman pengertian.
8. Hipotesis harus bisa menerangkan hubungan fakta-fakta dan dapat dikaitkan dengan
teknik pengujian.
Secara umum hipotesis yang baik harus menyatakan hubungan antar variabel, sesuai
dengan fakta dan ilmu pengetahuan, harus masuk akal dan dapat diuji.
e. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk Mengkaji Hipotesis
22
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Desain Penelitian dapat didefinisikan sebagai sebuah rencana prosedural yang menjadi
panduan peneliti untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti secara valid, objektif,
akurat, dan ekonomis.
2. Terdapat dua manfaat dari desain penelitian, yaitu yang pertama pertama terkait dengan
identifikasi dan/atau pengembangan prosedur dan pengaturan logistik, serta yang kedua
yaitu memudahkan orang lain untuk memahami jalannya penelitian. Tujuan penelitian
yaitu memberikan hasil yang diniliai dapat dipercaya (kredibilitas). Sedangkan, ciri desain
penelitian yaitu adanya trade off, bergantung pada derajat akurasi yang diinginkan,
berbentuk alternatif, dan biasanya berupa kompromi.
3. Jenis-jenis desain penelitian dapat digolongkan berdasarkan tiga macam perspektif, yaitu
berdasarkan jumlah kontak, berdasarkan periode waktu rujukan, dan berdasarkan cara
penyelidikan.
4. Terdapat tiga macam strategi desain penelitian, yaitu penelitian kuantitatif, penelitian
kualitatif, dan penelitian kualitatif dan kuantitatif (mix method). Penelitian kuantitatif
merupakan penelitian yang menekankan pada metode pengukuran (terdapat angka),
sedangkan penelitian kualitatif lebih menekankan pada pertanyaan “what, do, is, are”
23
DAFTAR PUSTAKA
Rahyuda, Ketut. (2020). Metode Penelitian Bisnis Base of The Research Pyramid. 2020th ed.
Denpasar, Bali: CV Sastra Utama.
24