Anda di halaman 1dari 18

METODOLOGI PENELITIAN BISNIS

BAB V
PROSES PENELITIAN

OLEH:
KELOMPOK V

CARLO YUNANTA 2080621009 / 09


I MADE ADI PRABAWA 2080621010 / 10

MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
5.1 Pendahuluan - Proses Penilitian
Pada proses penelitian biasanya peneliti menggunakan proses berurutan yang mencakup
berbagai langkah yang di definisikan dengan jelas. Tidak ada yang mengatakan bahwa
penelitian memerlukan penyelesaian setiap langkah sebelum langkah berikutnya dimulai.
Pengulangan, penyederhanaan, dan pengabaian suatu proses kadang kala terjadi. Beberapa
langkah dimulai tidak sesuai dengan urutannya, ada pula yang dilaksanakan secara bersamaan,
dan terkadang dilewatkan begitu saja.

5.2 Masalah Proses Penelitian


1) Sindrom Teknik-Favorit
Beberapa peneliti terikat pada metode. Mereka menyusun kembali pertanyaan
manajemen agar sejalan dengan metodologi favorit mereka. Artinya, peneliti yang
menyukai metode survei, akan menyusun kembali pertanyaan manajemen sehingga
dapat diselesaikan dengan metode survei. Orang yang ahli dalam beberapa teknik,
tetapi tidak dalam teknik lain seringkali dibutakan oleh kecakapan khusus mereka.
2) Penambangan Basis Data Perusahaan
Adanya basis data dapat mengecoh seorang manajer, seolah olah mengurangi
kebutuhan penelitian lain. Penggalian basis data informasi manajemen memang saat
ini populer dan semua organisasi semakin menghargai kemampuan untuk memperoleh
informasi yang bermakna. Namun, penggalian data seperti ini jarang menjawab
pertanyaan manajemen yang terkait dengan dilema manajemen tertentu.
3) Pertanyaan yang Tidak Dapat Diteliti
Tidak semua pertanyaan manajemen dapat diteliti, dan tidak semua pertanyaan
penelitian dapat dijawab. Agar dapat diteliti, pertanyaan tersebut haruslah berupa
pertanyaan yang dapat dijawab dengan adanya observasi dan pengumpulan data lain.
4) Masalah Manajemen yang Didefinisikan Dengan Buruk
Beberapa kategori masalah begitu kompleks, bermuatan nilai, dan terikat oleh kendala
sehingga terbukti sulit sekali ditangani dengan bentuk analisis yang tradisional.
5) Penelitian dengan Motivasi Politik
Seringkali sebuah penelitian tidak benar-benar diperlukan, tetapi tetap saja mendapat
persetujuan untuk dilakukan hanya karena dengan kehadiran penelitian tersebut dapat
mendukung ide kesayangan manajer tertentu. Pada kesempatan lain, penelitian
mungkin disahkan sebagai perlindungan diri oleh para pengambil keputusan kalau-
kalau nanti mereka dikritik di kemudian hari.
5.3 Proposal Penelitian
Proposal merupakan tawaran individu atau perusahaan untuk menghasilkan suatu
produk atau mengadakan jasa bagi calon pembeli atau sponsor. Tujuan proposal penelitian
adalah sebagai berikut:
1) Menyajikan pertanyaan manajemen untuk diteliti dan mengaitkan kepentingannya
2) Mendiskusikan upaya penelitian pihak lain yang sebelumnya sudah pernah
mengerjakan pertanyaan manajemn terkait
3) Mengusulkan data yang diperlukan untuk mengatasi pertanyaan manajemen dan
bagaimana data tersebut akan dikumpulkan, dianalisis dan ditafsirkan

Proposal penelitian juga harus menyajikan rencana, layanan, dan sertifikasi peneliti
dengan cara yang sebaik mungkin untuk meningkatkan kemungkinan terpilihnya proposal
tersebut diantara para pesaingnya.
Manfaat proposal penelitian:
1) Manfaat bagi sponsor
a. Memungkinkan sponsor menilai ketulusan tujuan peneliti, kejelasan desainnya,
sejauh mana materi latar belakangny arelevan, dan kecocokan peneliti untuk
melaksanakan proyek.
b. Proposal memperlihatkan disiplin, organisasi, dan logika peneliti sehingga
sponsor dapat membandingkan dengan proposal lainnya.
2) Manfaat bagi peneliti
a. Proses penulisan proposal mendorong peneliti untuk merencanakan dan
meninjau langkah-langkah logis proyeknya.
b. Pengembangan proposal memberikan kesempatan unruk mengetahui
kekurangan dalam logika, kesalahan asumsi, bahkan pertanyaan manajemen
yang tidak dibahas secara memadai oleh tujuan dan desain penelitian yang
bersangkutan.

Jenis-jenis Proposal Penelitian


Secara umum, proposal penelitian dibagi menjadi dua yaitu:
1) Proposal intrernal
Dikerjakan oleh staf spesialis / departemen penelitian di dalam perusahaan.
2) Proposal eksternal
Proposal yang disponsori oleh panitia dana bantuan universitas, badan
pemerintahan, kontraktor pemerintah, organisasi nirlaba atau perusahaan lainnya.
Proposal eksternal dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
a. Proposal permohonan: Proposal ini mungkin bersaing dengan proposal lain
untuk suatu atau dana bantuan.
b. Proposal penawaran: Saran peneliti kontrak untuk penelitian yang mungkin
dilakukan. Contohnya, perusahaan konsultasi yang menyarankan suatu proyek
penelitian pad klien yang meminta konsultasi.

Mengevaluasi Proposal Penelitian


Proposal patuh pada pemeriksaan formal dan informal. Pemeriksaan formal dilakukan secara
teratur untuk proposal permohonan. Proses pemeriksaan formal bervariasi teteapi biasanya
mencakup beberapa hal berikut:
1) Pengembangan kriteria tujuan dengan menggunakan pedoman RFP
2) Pemberian angka untuk setiap kriteria dengan menggunakan skala universal
3) Pemberian bobot pada tiap kriteria berdasarkan kepentingan tiap kriteria
4) Pembuatan skor untuk tiap proposal yang menggunakan jumlah semua skor kriteria
yang sudah ditimbang

5.4 Sumber Gagasan Masalah Penelitian


Salah satu cara yang digunakan untuk melakukan pendekatan pada proses penelitian adalah
dengan mengemukakan masalah dasar yang menjadi alasan untuk penelitian tersebut.
Kemudian berusaha mengembangkan pertanyaan lain dengan memerinci secara progresif
pertanyaan orisinal menjadi pertanyaan lebih spesifik.
Proses menemukan gagasan dan masalah penelitian lebih dikenal dengan hierarki pertanyaan
penelitian manajemen. Proses tersebut dimulai pada tingkat yang paling umum.
1) Dilema Manajemen
Hal ini biasanya merupakan gejala dari masalah yang sebenarnya, misalnya naiknya
biaya, menurunnya penjualan.
2) Pertanyaan Manajemen
Mencerminkan suatu keputusan yang harus dibuat seorang manajer dan merupakan
masalah yang menyebabkan penelitian dilakukan. Contohnya seperti seorang
pemimpin bank menghadapi tugas untuk mengembangkan suatu strategi, bagaimana
cara menaikkan tabungan untuk meningkatkan keuntungan.
3) Pertanyaan Penelitian
Jika penelitian sudah memiliki pertanyaan manajemen yang jelas, maka rumusan ini
harus diterjemahkan ke dalam pertanyaan penelitan yaitu suatu pertanyaan yang
menekankan pada fakta dan pengumpulan informasi. Contohnya pimpinan bank
membuat pertanyaan “faktor utama apa yang menyebabkan kegagalan bank dalam
mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi dalam tingkat tabungan?”
4) Pertanyaan Investigasi
Merupakan pertanyaan penelitian yang lebih khusus. Bila masalah penelitian
dirumuskan dengan baik dan jelas maka dapat disimpulkan bahwa sub pertanyaan
khusus yang akan mengarahkan tahap-tahap perencanaan riset dari proses penelitian.
Contohnya “Bagaimanakah kedudukan masyarakat berkaitan dengan jasa keuangan
dan pemanfaatannya?”
a. Jasa-jasa keuangan khusus apa yang dipakai?
b. Sejauh mana jasa tersebut menarik
c. Faktor-faktor apa yang memengaruhi seseorang untuk menggunakan jasa tertentu?
5) Pertanyaan Pengukuran
Merupakan tahap terakhir dari hierarki, dimana pertanyaan pengukuran merupakan
pertanyaan sebenarnya diajukan pada responden, dan pertanyaan ini muncul pada
kuesioner.
6) Keputusan Manajemen
Merupakan tindakan apa yang diambil oleh manajemen berdasarkan temuan-temuan
penelitian yang ada.

Sumber Penemuan Masalah


Sumber masalah penelitian yang utama berasal dari pengalaman dan literatur. Sumber masalah
penelitian berasal dari hal hal berikut:
1) Literatur yang dipubliksikan
2) Literatur yang tidak dipublikasikan
Berikut ini pembahasan mengenai beberapa sumber penemuan masalah penelitian yang berasal
dari literatur yang dipublikasikan:
1) Buku teks merupakan salah satu jenis literatur yang dipublikasikan yang berisi
banyak informasi sebagai sumber penemuan masalah penelitian.
2) Jurnal, merupakan salah satu jenis literatur yang berisi artikel-artikel yang
menelaah berbagai macam konsep teoritis.
3) Text database, merupakan jenis literatur yang berisi kompilasi daftar buku,
jurnal, majalah atau literatur lainnya yang dipublikasikan seccara periodik.

Metode Penemuan Masalah


Aspek-aspek yang dapat dikembangkan dari masalah-masalah penelitian sebelumnya, antara
lain adalah lingkungan subjek yang diteliti, dimensi atau perspektif masalah penelitian dan
metode penelitian. Ide untuk menemukan masalah penelitian dapat diperoleh melalui dua
pendekatan yaitu formal dan informal. Pendekatan formal secara umum dinilai lebih baik
dibandingkan dengan pendekatan informal.
1) Pendekatan Formal
a. Metode analog
Metode ini mgngunakan pengetahuan yang diperoleh dari hasil penelitian pada
bidang tertentu untuk menentukan masalah penelitian pada bidang lain yang terkait.
b. Metode Renovasi
Menurut metode ini, masalah penelitian dapat ditentukan dengan cara memperbaiki
atau mengganti komponen teori atau metode yang kurang relevan dengan
komponen teori lain yang lebih efektif.
c. Metode Dialektis
Metode ini menentukan masalah penelitian dengan mengajukan usulan
pengembangan terhadap teori atau metodde yang telah ada. Fokus masalah yang
diteliti adalah penerapan teori atau metode alternatif.
d. Metode Morfologi
Merupakan metode formal yang digunakan untuk menemukan masalaha penelitian
dengan menganalisis berbagai kemungkinan kombinasi bidang masalah penelitian
yang saling berhubungan dalam bentuk matriks.
e. Metode Dekomposisi
Berdasarkan metode ini, masalah penelitian ditemukan dengan cara membagi
masalah ke dalam elemen-elemen yang lebih spesifik.
f. Metode Agregasi
Merupakan metode kebalikan dari metode dekomposisi, yaitu menggunakan hasil
penelitian atau teori dari berbagai bidang penelitian yang berbeda untuk
menentukan suatu masalah penelitian yang lebih kompleks.
2) Pendekatan Informal
a. Metode Perkiraan
Metode ini menemukan masalah penelitian bisnis berdsarkan intuisi pembuat
keputusan mengenai situasi tertentu yang diperkirakan mempunyai potensi
masalah.
b. Metode Fenomenologi
Metode ini menemukan masalah penelitian berdasarkan hasil observasi terhadap
fakta atau kejadian. Pengamatan terhadap fenomena kemungkinan dapat
mengarahkan pada penyusunan suatu dugaan atau hipotesis.
c. Metode consensus
Merupakan kebiasaaan yang dipraktikkan dalam bisnis yang tidak dilandasi oleh
konsep atau suatu teori yang baku.
d. Metode pengalaman
Masalah penelitian seperti yang telah disebutkan di atas, diantaranya dapat
ditemukan berdasarkan pengalaman perusahaan atau orang-orang dalam
perusahaan.

5.5 Tinjauan Literatur


Pada tahap ini penelitian akan melakukan proses kajian terhadap teori-teori atau hasil studi
terdahulu. Proses ini dinamakan theoritical assesment. Kajian terhadap teori hasil studi
difokuskan pada konsep utama yang digunakan. Konsep utama dalam hal ini adalah variabel
dependen nya. Pada tahap ini, peneliti dapat menyusun penjelasan tentang konsep-konsep yang
akan digunakan, variabel-variabel dan proposisi yang terkait.

Manfaat Tinjauan Literatur


1) Mengenali teori-teori dasar dan konsep yang telah dikemukakan ahli terdahulu
2) Mengikuti perkembangan dalam penelitian dalam bidang yang akan diteliti
3) Memanfaatkan data sekunder
4) Menghindari duplikasi
5) Penelusuran dan penelaahan literatur yang relevan dengan masalah penelitian untuk
mengungkapkan oikiran secara sistematis, kritis dan analitis.
Fungsi Tinjauan Literatur
1) Meningkatkan pemahaman peneliti tentang teori-teori yang relevan
2) Berfungsi untuk menjelaskan, membedakan, meramal dan mengendalikan suatu
fenomena atau suatu gejala yang berhubungan dengan masalah penelitian.
3) Dapat menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan.
4) Menguraikan teori-teori temuan-temuan peneliti terdahulu dan bahan penelitian lainnya
yang diperoleh dari acuan yang dijadikan landasan untuk melakukan penelitian yang
diusulkan.
5) Membantu peneliti menjelaskan latar belakang masalah yang diteliti
6) Meningkatkan keyakinan dan motivasi bagi peneliti
7) Meningkatkan kemampuan pemahaman peneliti secara mendalam dalam disiplin ilmu
yang diteliti
8) Dapat digunakan peneliti untuk menyusun kerangka konseptual
9) Tinjauan literatur mengacu pada daftar pustaka

Proses Tinjauan Literatur


Secara umum terdapat empat tahapan dalam melakukan tinjauan literatur dalam pelaksanaan
penelitian yaitu sebagai berikut :
1) Penelusuran Literatur
Agar penelusuran literatur berjalan efektif, sebaiknya peneliti telah mempunyai paling
tidak bayangan sebuah ide penelitian yang akan dilakukan sehingga penelusuran
literatur dapat lebih mengerucut.
2) Mengkaji Literatur Terpilih
Setelah mengumpulkan buku dan jurnal yang dirasa sesuai dengan bidang yang akan
diteliti dan ditekuni, selanjutnya peneliti harus mulai membaca keseluruhan literatur
tersebut secara kritis untuk menarik suatu tema dan isu dari literatur tersebut
3) Menyusun dan Mengembangkan Kerangka Teoritis
Kemungkinan materi dalam literatur memuat banyak aspek yang bisa jadi terkait secara
langsung atau tidak langsung dengan penelitian. Untuk itu peneliti harus menyusun dan
mengembangkan kerangka teoritis. Untuk menyusun dan mengembangkan kerangka
teoritis, sebaiknya dimulai dari informasi umum lalu kemudian informasi yang lebih
spesifik.
4) Menyusun dan Mengembangkan Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual sebenarnya merupakan cabang atau bagian dari kerangka teoritis,
tetapi lebih terkonsentrasi pada satu atau dua bagian kerangka teoritis dan akan menjadi
dasar kajian utama penelitian. Kerangka teoritis berisi teori atau isu terkait dengan area
yang akan diselidiki.

5.6 Merumuskan Masalah


Menurut Dantes (2012:23-25), tugas pertama yang dihadapi seorang peneliti adalah
pemilihan dan penentuan masalah yang akan diteliti. Pemilihan dan perumusan masalah
merupakan aspek-aspek yang penting yang nantinya akan menyangkut seluruh proses
penelitian. Oleh karenanya perumusan masalah tidak dapat dianggap mudah. Tidak semua
pertanyaan dapat diteliti, dan tidak semua pertanyaan penelitian dapat dijawab. Agar dapat
diteliti, suatu pertanyaan haruslah sedemikian rupa sehingga pengumpulan data dapat
memberikan jawaban. Hal itu penting karena banyak pertanyaan tidak dapat dijawab jika
hanya berdasarkan informasi.
Masalah penelitian adalah pertanyaan mengenai keterkaitan yang terdapat pada
seperangkat peristiwa dalam suatu bidang ilmu. Penelitian dilakukan untuk memperoleh
¡awaban terhadap pertanyaan tersebut. Para peneliti umumnya menemukan sumber
permasalahan dari hal-hal berikut.
1) Pengalaman
Pengalaman merupakan salah satu sumber yang bermanfaat bagi peneliti yang
belum berpengalaman untuk mendapatkan permasalahan yang diteliti.
Contohnyaseorang guru, maka pengalaman sebagai seorang guru merupakan
sumber yang sangat membantu dalam pemilihan masalah melalui permasalahan
sehari-hari yang dilakukan.
2) Deduksi dari teori
Deduksi ini merupakan deduksi yang dibuat dari tEori yang berkaitan dalam
bidangnya yang diketahui oleh peneliti.
3) Literatur yang relevan
Literatur merupakan sumber lain untuk menentukan masalah. Bacaan mengenai
hasil penelitian yang telah dilakukan orang tidak hanya bermanfaat untuk
mengetahui masalah-masalahnya yang baik dan mempelajari metode penelitian
tetapi juga bermanfaat untuk menemukan masalah masalah yang disarankan untuk
diteliti lebih lanjut.
Berikut tahapan merumuskan masalah penelitian menurut cooper dan Schinder
(2006:65)

5.1 Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan resmi dari proposisi yang belum terbukti yang dapat diuji
secara empiris (Zikmund, 2010:42). Proposisi adalah suatu pernyataan mengenai konsep-
konsep yang dinilai benar atau salah jika merujuk kepada fenomena yang dapat diamati.
Bilamana suatu proposisi dirumuskan untuk diuji secara empiris, maka disebut sebagai
hipotesis. Hipotesis kadang-kadang juga digambarkan sebagai pernyataan-pernyataan
menetapkan variabel-variabel kepada kasus-kasus. Suatu kasus dalam pengertian in
dirumuskan sebagai suatu kesatuan atau hal-hal yang dinyatakan oleh hipotesis. Menurut
Dantes (2012: 28), hipotesis dapat didefinisikan sebagai jawaban sementara terhadap suatu
permasalahan yang dihadapi dan harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis merupakan
pernyataan sederhana mengenai suatu harapan peneliti tentang hubungan antarvariabel
dalam masalah. Setelah hipotesis tersusun, peneliti mengujinya melalui penelitian. Oleh
karena itu, hipotesis disajikan hanya sebagai suatu pemecahan masalah sementara dengan
pengertian bahwa penelitian yang dilaksanakan tersebut dapat berakibat penolakan atau
penerimaan hipotesis yang disajikan. Menurut Cooper dan Schindler (2006: 53), hipotesis
yang kuat harus memenuhi tiga syarat, yaitu seperti berikut.
1) Memadai untuk mencapai tujuannya.
2) Dapat diuji.
3) Lebih baik daripada pesaingnya.

Fungi Hipotesis
1) Memberikan keterangan tentatife mengenai fenomena tertentu dan memudahkan
penambahan pengetahuan peneliti dalam bidang yang akan diteliti.
2) Menyatakan hubungan yang dapat diuji (testable) melalui penelitian. Pertanyaan
tidak dapat diuji secara langsung, tetapi melalui hubungan-hubungan variabel.
3) Memberikan arah penelitian. Hipotesis merupakan pernyataan khusus yang
dirumuskan berdasarkan kerangka pikir yang disusun dari kajian koherensi
antaratori dan kajian empirik. Hal tersebut akan menentukan jenis data yang
diperlukan untuk menguji praduga. Dengan kata lain, hipotesis memberikan
kepada peneliti apa yang harus dikerjakan.
4) Memberikan kerangka untuk melaporkan simpulan penelitian. Akan lebih mudah
jika peneliti membuat simpulan setiap hipotesis secara terpisah. Dengan demikian,
orang akan dapat membaca hasil pengujian setiap hipotesis dengan mudah
(Dantes, 2012: 29 - 31).

Jenis - jenis Hipotesis


1) Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan proposisi yang menyatakan keberadaan, besar,
bentuk, atau distribusi suatu variabel.Misalnya, "Tingkat pengangguran di kota A
sekarang lebih dari enam persen angkatan kerja". Dalam hal ini, kasusnya adalah
kota A, sedangkan variabelnya adalah pengangguran.
2) Hipotesis Mengenai Hubungan
Hipotesis in menyatakan pernyataan-pernyataan yang menggambarkan suatu
hubungan antara dua variabel, berkaitan dengan suatu kasus tertentu. Hipotesis
mengenai hubungan memiliki dua arti, yaitu sebagai berikut.
a. Hubungan korelasional hanya menyatakan bahwa variabel-variabel terjadi
bersamaan dalam suatu cara tertentu tapa menyatakan variabel yang satu
menyebabkan variabel yang lain. Contoh hipotesis korelasi adalah: (1) teknisi
muda (di bawah usia 35 tahun) kurang produktif dibandingkan dengan mereka
yang berusia 35 tahun atau lebih. (2) penduduk bagian Atlanta (Amerika) lebih
banyak mendukung Presiden Amerika dibandingkan dengan penduduk di St.
Louis (Amerika).
b. Hipotesis sebab akibat ada implikasi bahwa adanya atau berubahnya satu
variabel menyebabkan atau cenderung berpengaruh pada variabel yang lain.
Variabel penyebab disebut variabel independen (IV) sedangkan variabel lain
disebut dengan variable dependen (VD). Contoh hipotesis sebab akbar adalah:
(1) suatu kenaikan dalam pendapatan keluarga cenderung menaikkan
persentase pendapatan yang ditabung, (2) keterbukaan perusahaan terhadap
masalah-masalah industry yang dihadapi cenderung berpengaruh baik kepada
sikap para pekerja terhadap perusahaan. Ketika mengartikan hipotesis sebab
akibat, peneliti harus mempertimbangkan arah pengaruh/penyebab. Jadi, dalam
contoh (1), kita asumsikan bahwa pendapatan keluarga memengaruhi tingkat
tabungan, bukan sebaliknya. Pada contoh (2) pesan keterbukaan jelas
mendahului pengukuran sikap karyawan, maka arah keterbukaan ke sikap
tampaknya jelas (Cooper dan Emory, 1996: 42-43).

Format Hipotesis
Format hipotesis yang baik, antara lain seperti di bawah ini,
1) Merupakan dugaan terhadap nilai variabel mandiri, perbandingan nilai variabel
mandiri antara berbagai sampel atau waktu yang berbeda, dan merupakan dugaan
tentang hubungan antara dua variabel atau lebih (pada umumnya hipotesis
deskriptif atau nilai variabel mandiri tidak di rumuskan.
2) Dinyatakan dalam kalimat positif yang jelas sehingga tidak menimbulkan berbagai
penafsiran.
3) Dapat diuji berdasarkan data yang dikumpulkan dengan menggunakan teknis
pengumpulan data yang benar.
4) Dianalisis, baik dengan statistic deskriptif maupun inferensial.
Hipotesis dapat berupa pernyataan simbolik dan pernyataan verbal. Penulisan hipotesis
akan sedikit berbeda untuk penelitian eksperimen dan penelitian deskriptif. Conton
penulisan hipotesis menurut Dantes (2012: 34) seperti berikut.
1) Penelitian Eksperimen
a. Hipotesis Statistik
H0 : N, = U,
H1 : N, > U,
b. Hipotesis Penelitian
H0: Kelompok X sama prestasinya dengan Y
H1: Kelompok X lebih tinggi prestasinya daripada kelompok Y

2) Penelitian Deskriptif
a. Hipotesis Statistik
H,: rxy = 0
H, : rxy > 0

3) Hipotesis Penelitian
H0: Tidak terdapat hubungan antara variabel X dan variabel Y
H1 : Terdapat hubungan antara variabel X dan variable Y

5.8 Etika dalam Penelitian


Etika adalah norma atau standar perilaku yang menuntut pilihan moral mengenai perilaku kita
dan hubungan kita dengan orang lain. Tujuan dari etika dalam penelitian adalah memastikan
bahwa tak seorang pun dibahayakan atau dirugikan akibat penelitian. Tujuan ini biasanya
tercapai. Namun, aktivitas tidak etis semakin menyebar dan mencakup pelanggaran
kesepakatan rahasia, pelanggaran kerahasiaan peserta, menyajikan hasil tidak benar, menipu
orang, melainkan bagian yang tidak benar, menghindari kewajiban hukum, dan lain lain.
(Cooper and Schindler, 2006:132)

Perlakuan Etis atas peserta


1) Menjelaskan manfaat Studi
Setiap kali kontak langsung dengan peserta, peneliti harus membicarakan manfaat
studi dengan hati-hati agar tidak terlalu melebihkan atau meremehkan manfaat
tersebut. Terkadang tujuan dan manfaat sebenarnya suatu studi harus dirahasiakan
dari bias. Kebutuhan untuk merahasiakan tujuan akan langsung menyebabkan
masalah tipuan.
2) Menjelaskan hak dan perlindungan peserta
Tipuan terjadi ketika peserta hanya diberi tahu sebagian dari kebenaran atau ketika
kebenarannya. Sebagian orang percaya hal ini tidak boleh terjadi. Yang lain
mengusulkan dua alasan untuk membenarkan adanya tipuan (1) untuk mencegah
terjadinya bias oleh peserta sebelum survei atau eksperimen dan (2) untuk
melindungi kerahasiaan pihak ketiga (misalnya sponsor). Tipuan tidak boleh
digunakan dalam upaya untuk memperbaiki nilai respons.
3) Memperoleh persetujuan berdasarkan informasi
Mendapatkan persetujuan berdasarkan informasi dari peserta merupakan proses
pengungkapan sepenuhnya atau prosedur dari survei yang diusulkan atau desain
penelitian lain sebelum memintaizin untuk melanjutkan studinya. Ada beberapa
pengecualian yang menuntut adanya formulir persetujuan yang ditandatangani ole
peseta. Sewaktu berurusan dengan anak-anak, sangat bijaksana meminta orang tua
atau wali menandatangani formulir persetujuan. Selain itu juga sewaktu
mengerjakan penelitian yang berkaitan dengan medis atau psikologis dan ada
kemungkinan membahayakan peserta.
4) Melindungi kerahasiaan
a) Memperoleh dokumen kerahasiaan yang ditandatangani.
b) Membatasi akses ke identifikasi peserta
c) Mengungkapkan informasi peserta hanya dengan persetujuan tertulis.
d) Membatasi akses ke instrumen data di mana peserta dapat teridentifikasi.
e) Tidak mengungkapkan subbagian data
5) Hak atas Privasi
a) Menqinformasikan kepada peserta tentang hak mereka untuk menolak
menjawab pertanyaan apa pun atau ikut serta dalam studi bersangkutan.
b) Memperoleh izin untuk mewawancarai peserta.
c) Menjadwalkan wawancara lapangan dan lewat telepon.
d) Membatasi waktu yang diperlukan Untuk partisipasi.
e) Membatasi observasi hanya untuk perilaku di tempat umum.
Etika atas Sponsor
1) Kerahasiaan
a) Kerahasiaan sponsor: perusahaan mempunyai hak untuk memisahkan diri dari
peran sponsor suatu proyek penelitian.
b) Kerahasiaan tujuan: melibatkan perlindungan atas tujuan studi atau
perinciannya.
c) Kerahasiaan hasil temuan: kebanyakan sponsor menginginkan agar data dan
temuan penelitian dirahasiakan, setidaknya hingga keputusan manajemen
dibuat.
2) Hak atas penelitian yang bermutu
Pertimbangan etika yang penting bagi peneliti dan sponsor atas penelitian yang
bermutu atau hak atas kualitas. Hak ini mencakup hal-hal berikut.
a) Memberikan desain penelitian yang tepat untuk pertanyaan penelitian.
b) Memaksimalkan nilai sponsor untuk sumberdaya yang dikeluarkan.
c) Menyediakan teknik penanganan data dan pelaporan data yang sesuai untuk
data yang dikumpulkan.
3) Etika sponsor
Terkadang peneliti mungkin diminta oleh sponsor untuk melakukan tindakan yang
tidak etis. Kepatuhan peneliti akan menjadi pelanggaran standar etika. Beberapa
contoh yang harus dihindari (Cooper dan Schindler, 2006:142-144) adalah sebagai
barikut.
a) Pelanggaran kerahasiaan peserta.
b) Perubahan data atau penciptaan data palsu untuk memenuhi tujuan yang
dinginkan.
c) Perubahan presentasi atau penafsiran data.
d) Penafsiran data dari perspektif yang bias.
e) Penghilangan bagian dari analisis data dan kesimpulan.
f) Pemberian rekomendasi diluar cakupan data yang dikumpulkan.
Etika Peneliti dan Anggota Tim
Etika peneliti dan anggota tim menurut Cooper dan Schindler (2006: 144 -145) dan Widi (2010:
268 - 269) seperti di bawah ini.
1) Keamanan
Tanggung jawab peneliti meliputi mendesain suatu proyek sehingga keamanan
semua pewawancara, petugas survei, petugas eksperimen, atau pengamat dapat
dijaga.
2) Perilaku etis
a) Menghindari bias: bias pada bagian peneliti merupakan hal yang tidak etis.
Bias merupakan keinginan untuk mencoba menyembunyikan sesuatu yang
telah ditemukan dalam sebuah penelitian.
b) Menerapkan metodologi peneltian yang sesuai tepat, dan benar dalam
menjalankan penelitian.
c) Pembuatan laporan secara benar.
d) Tidak menyalahgunakan informasi.
3) Proteksi terhadap anonymity Para peneliti dan tim melindungi kerahasiaan
informasi klien dan anonimitas responden. Setiap orang yang menangani data
harus telah menandatangani suatu pernyataan mengenai kerahasiaan.
Penutup

Dalam proses penelitian peneliti harus mengetahui masalah untuk dapat mendefinisikan
hal-hal yang harus dikerjakan agar dapat menyusun proposal penelitian yang berkaitan dengan
jenis jenis proposal penelitian dan mengevaluasinya.
Pentingnya pemahaman mengenai proses penelitian akan berujung pada pengambilan
keputusan penelitian yang tepat seperti mengerti cara mengindentifikasi sumber gagasan
masalah penelitian, sumber penemuan masalah, metode penemuan masalah yang digunakan
serta menggunakan tinjaua literatur yang tepat untuk mendukung sebuah penelitian. Dengan
memahami proses penelitian maka dapat dirumuskan masalah melalui hipotesis penilitian yang
akan dibuat.
Pada proses penelitian berikutnya etika dalam penelitian juga menjadi penting untuk
diperhatikan misalnya etika pada perlakuan etis atas peserta, etika atas sponsor dan etika
peneliti dan anggota tim. Dengan memahami etika dalam penelitian diharapkan hasil dan
implikasi dari penelitian dapat berguna untuk banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA

Rahyuda, Ketut. 2020. Metode Penelitian Bisnis Base of The Research Pyramid. 2020th
ed. Denpasar, Bali: CV Sastra Utama.

Anda mungkin juga menyukai