Anda di halaman 1dari 25

1.

1 Latar Belakang Berfikir Kreatif


Berfikir Kreatif, itulah yang harus dimiliki setiap orang. Mungkin
tanpa Berfikir Kreatif orang akan kesulitan dalam pemenuhan
kebutuhan hidup di dunia. Kekreatifan akan membedakan manusia
satu dengan yang lain sebab memang orang yang kreatif itu lebih
maju daripada teman-temannya dan banyak idenya kelihatan aneh
atau tidak mungkin bagi mereka.
Berfikir Kreatif bukanlah suatu yang baru. Ahli-ahli fikir kreatif
telah ada ribuan tahun yang lalu, mungkin jauh sebelum menusia
menemukan api dan roda. Para ahli fikir tersebut memberdayakan
akal pikirannya dan kemampuan kreatifitasnya untuk
menghasilkan sesuatu yang baru. Maka dari itu bukan tidak
mungkin bagi kita untuk memaksimalkan kemampuan kreatifitas
kita sehingga menghasilkan prestasi.
Misalnya pada wisausaha, Seorang wirausaha adalah seorang yang
memiliki jiwa dan kemampuan tertentu dalam berkreasi dan
berinovasi. Ia adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the
new and different) atau kemampuan kreatif dan inovatif.
Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut secara riil tercermin
dalam kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start up),
kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative),
kemampuan untuk mencari peluang (opportunity), keberanian
untuk menanggung risiko(risk bearing) dan kemampuan untuk
mengembangkan ide. Disinilah suatu kreatifitas sangat diperlukan
untuk mengembangkan ide dan bahkan untuk mempertahankan
suatu ide yang telah ada.

Dalam berwirausaha terdapat persaingan yang ketat. Untuk


memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus
memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut
sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan
gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang
telah ada selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif
umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu.
Justru seringkali ide-ide jenius yang memberikan terobosanterobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh
gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian kreativitas serta manfaatnya bagi manusia ?
1.2.2 Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi kreativitas
manusia?
1.2.3 Bagaimana Teori Kreativitas?
1.2.4 Sebutkan tahapan dalam berfikir kreatif?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian kreativitas serta manfaatnya
bagi manusia
1.3.2 Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi
kreativitas manusia
1.3.3 Untuk mengetahui Teori Kreativitas
1.3.4 Untuk mengetahui tahapan dalam berfikir kreatif
1.4 Manfaat

1.4.1 Tercapainya tujuan makalah sehingga hasilnya dapat


dijadikan pertimbangan dalam menganalisi tentang psikologi
umum khususnya berfikir kreatif
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian kreativitas serta manfaatnya bagi manusia
A. Pengertian kreativitas
Berikut ini kami sajikan beberapa pengertian kreativitas yang
dikemukakan oleh para ahli:
Pengertian Kreativitas Menurut Widayatun: Kreativitas adalah
suatu kemampuan untuk memecahkan masalah, yang memberikan
individu menciptakan ide-ide asli/adaptif fungsi kegunaannya
secara penuh untuk berkembang.
Pengertian Kreativitas Menurut James R. Evans: Kreativitas
adalah keterampilan untuk menentukan pertalian baru, melihat
subjek perspektif baru, dan membentuk kombinasi-kombinasi baru
dari dua atau lebih konsep yang telah tercetak dalam pikiran
Pengertian Kreativitas Menurut Santrock: Kreativitas adalah
kemampuan untuk memikirkan tentang sesuatu dalam cara yang
baru dan tidak biasanya serta untuk mendapatkan solusi-solusi
yang unik.
Pengertian Kreativitas Menurut Semiawan: Kreativitas adalah
kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan
menerapkannya dalam pemecahan masalah. Kreativitas meliputi
baik ciri-ciri aptitude seperti kelancaran (fluency), keluwesan

(flexibility), dan keaslian (originality) dalam pemikiran, maupun


ciri-ciri non aptitude, seperti rasa ingin tahu, senang mengajukan
pertanyaan dan selalu ingin mencari pengalaman-pengalaman baru.
Pengertian Kreativitas Menurut Munandar: Kreativitas adalah
kemampuan untuk mengkombinasikan, memecahkan atau
menjawab masalah, dan cerminan kemampuan operasional anak
kreatif.
Dalam KBBI, kreatif didefenisikan sebagai kemampuan untuk
mencipta atau proses timbulnya ide baru. Pada intinya pengertian
kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan
sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata,
dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non aptitude, dalam karya
baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, dan
semuanya relatif berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.
Sebenarnya, ada banyak pengertian kreativitas, misalnya ada yang
mengartikan kreativitas sebagai upaya melakukan aktivitas baru
dan mengagumkan. Di lain pihak, ada yang menganggap bahwa
kreativitas adalah menciptakan inovasi baru yang mencengangkan.
Campbell (dalam Manguhardjana, 1986) mengemukakan
kreativitas sebagai suatu kegiatan yang mendatangkan hasil yang
sifatnya :
a. Baru atau novel, yang diartikan sebagai inovatif, belum ada
sebelumnya, segar, menarik, aneh dan mengejutkan.
b. Berguna atau useful, yang diartikan sebagai lebih enak, lebih
praktis, mempermudah, mendorong, mengembangkan, mendidik,
memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan,
mendatangkan hasil yang baik.

c. Dapat dimengerti atau understandable, yang diartikan hasil yang


sama dapat dimengerti dan dapat dibuat di lain waktu, atau
sebaliknya peristiwa-peristiwa yang terjadi begitu saja, tak dapat
dimengerti, tak dapat diramalkan dan tak dapat diulangi.
Ciri-ciri kreativitas
Guilford (dalam Munandar, 2009) mengemukakan ciri-ciri dari
kreativitas antara lain:
a. Kelancaran berpikir (fluency of thinking), yaitu kemampuan
untuk menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran
seseorang secara cepat. Dalam kelancaran berpikir, yang
ditekankan adalah kuantitas, dan bukan kualitas.
b. Keluwesan berpikir (flexibility), yaitu kemampuan untuk
memproduksi sejumlah ide, jawaban-jawaban atau pertanyaanpertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut
pandang yang berbeda-beda, mencari alternatif atau arah yang
berbeda-beda, serta mampu menggunakan bermacam-macam
pendekatan atau cara pemikiran. Orang yang kreatif adalah orang
yang luwes dalam berpikir. Mereka dengan mudah dapat
meninggalkan cara berpikir lama dan menggantikannya dengan
cara berpikir yang baru.
c.
Elaborasi
(elaboration),
yaitu
kemampuan
dalam
mengembangkan gagasan dan menambahkan atau memperinci
detail-detail dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga
menjadi lebih menarik.
d. Originalitas (originality), yaitu kemampuan untuk mencetuskan
gagasan unik atau kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli.
Maka,kreativitas merupakan kemampuan seseorang berfikir dan

bertingkah laku. Seseorang yang memiliki kreativitas atau


kemampuan berfikir divergensi yang tinggi tidak banyak kesulitan
dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu,
kreativitas yang didefinisikan para ahli selalu berkaitan dengan
kemampuan berfikir dan bertingkah laku.
B. manfaat kreativitas bagi manusia
Seorang Albert Einstein berkata bahwa imajinasi lebih baik
dibanding kecerdasan. Imajinasi berkait dengan kreatifitas.
Kreativitas memberikan banyak manfaat bagi individu maupun
masyarakat luas. Berbagai manfaat dari kreativitas sebagai berikut:
Membuat Hidup Lebih Indah
Kreativitas akan membuat hidup menjadi lebih indah karena akan
dikelilingi oleh hal-hal yang bervariasi dan tidak monoton.
Menjalankan kegiatan yang penuh rutinitas akan membuat cepat
merasa bosan, tidak semangat, dan pasif. Melakukan hal-hal kreatif
yang bervariasi akan memberikan sesuatu yag baru dan segar.
Selain bersekolah, sebagai remaja kita juga perlu mencoba hal-hal
baru yang positif.
Meningkatkan Apresiasi terhadap Ide Orang Lain
Kreativitas akan meningkatkan pengertian dan apresiasi akan
berbagai gagasan orang lain. Orang yang kreatif pasti bisa
menerima dan menghargai ide-ide orang lain, tanpa memandang
siapapun yang memberikan ide tersebut.
Meningkatkan Motivasi dan Semangat Hidup
Kreativitas akan meningkatkan semangat atau motivasi hidup.
Orang yang kreatif tidak akan takut kehilangan peluang, sebab ia
bisa menciptakan peluang sendiri. Orang yang kreatif tidak takut

menghadapi masalah karena ia mampu menyelesaikan masalah


dengan daya kreatifnya.
Salah Satu Faktor Kesuksesan Usaha
Semakin hari kreativtas dalam dunia usaha akan semakin
diperlukan. Dalam dunia bisnis kreativitas menjadi salah satu
faktor kesuksesan usaha. Semua kegiatan usaha memerlukan
kreativitas, mulai penciptaan barang atau jasa, cara produksinya,
cara pemasaran, cara pembayaran, dan menjaga kesetiaan pembeli
untuk terus menggunakan produknya. Dengan semakin
meningkatnya persaingan usaha, kreativitas mutlak diperlukan oleh
seorang wirausaha untuk memenangkan persaingan.
Awal Terjadinya Inovasi dan Perubahan
Kreativitas menjadi langkah awal terjadinya inovasi (penemuan)
perubahan-perubahan. Inovasi adalah hasil pendayagunaan
kreativitas tertentu sehingga menjadi sebuah cara, proses, produk,
atau sumber nilai baru, yang berbeda dari sebelumnya.
Meningkatkan Kualitas dan Taraf Hidup Manusia
Kreativitas berperan besar dalam meningkatkan kesejahteraan dan
kualitas hidup manusia. Salah satu ciri karya yang kreatif adalah
yang memberikan manfaat sosial sebab jika tidak memberikan
manfaat, tidak ada artinya.
2.2
Factor-faktor
yang
mempengaruhi
kreativitas
manusia
Menurut Rogers (dalam Munandar, 2009), faktor-faktor yang
dapat mendorong terwujudnya kreativitas individu diantaranya:
a. Dorongan dari dalam diri sendiri (motivasi intrinsik)
Menurut Roger (dalam Munandar, 2009) setiap individu memiliki

kecenderungan atau dorongan dari dalam dirinya untuk


berkreativitas, mewujudkan potensi, mengungkapkan dan
mengaktifkan semua kapasitas yang dimilikinya. Dorongan ini
merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu
membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya
dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya (Rogers dalam
Munandar, 2009). Hal ini juga didukung oleh pendapat Munandar
(2009) yang menyatakan individu harus memiliki motivasi
intrinsik untuk melakukan sesuatu atas keinginan dari dirinya
sendiri, selain didukung oleh perhatian, dorongan, dan pelatihan
dari lingkungan.
Menurut Rogers (dalam Zulkarnain, 2002), kondisi internal (interal
press) yang dapat mendorong seseorang untuk berkreasi
diantaranya:
1) Keterbukaan terhadap pengalaman
Keterbukaan terhadap pengalaman adalah kemampuan menerima
segala sumber informasi dari pengalaman hidupnya sendiri dengan
menerima apa adanya, tanpa ada usaha defense, tanpa kekakuan
terhadap pengalaman-pengalaman tersebut dan keterbukaan
terhadap konsep secara utuh, kepercayaan, persepsi dan hipotesis.
Dengan
Universitas Sumatera Utara
demikian individu kreatif adalah individu yang mampu menerima
perbedaan.
2) Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan
pribadi seseorang (internal locus of evaluation)
Pada dasarnya penilaian terhadap produk ciptaan seseorang

terutama ditentukan oleh diri sendiri, bukan karena kritik dan


pujian dari orang lain. Walaupun demikian individu tidak tertutup
dari kemungkinan masukan dan kritikan dari orang lain.
3) Kemampuan untuk bereksperimen atau bermain dengan
konsep-konsep.
Merupakan kemampuan untuk membentuk kombinasi dari hal-hal
yang sudah ada sebelumnya.
b. Dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik)
Munandar (2009) mengemukakan bahwa lingkungan yang
dapat mempengaruhi kreativitas individu dapat berupa lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lingkungan keluarga
merupakan kekuatan yang penting dan merupakan sumber pertama
dan utama dalam pengembangan kreativitas individu. Pada
lingkungan sekolah, pendidikan di setiap jenjangnya mulai dari pra
sekolah hingga ke perguruan tinggi dapat berperan dalam
menumbuhkan dan meningkatkan kreativitas individu. Pada
lingkungan
masyarakat,
kebudayaan-kebudayaan
yang
berkembang dalam masyarakat juga turut mempengaruhi
kreativitas individu. Rogers Universitas Sumatera Utara
(dalam Munandar, 2009) menyatakan kondisi lingkungan yang
dapat mengembangkan kreativitas ditandai dengan adanya:
1) Keamanan psikologis
Keamanan psikologis dapat terbentuk melalui 3 proses yang saling
berhubungan, yaitu:
a) Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala
kelebihan dan keterbatasannya.
b) Mengusahakan suasana yang didalamnya tidak terdapat evaluasi

eksternal (atau sekurang-kurangnya tidak bersifat atau mempunyai


efek mengancam.
c) Memberikan pengertian secara empatis, ikut menghayati
perasaan, pemikiran, tindakan individu, dan mampu melihat dari
sudut pandang mereka dan menerimanya.
2) Kebebasan psikologis
Lingkungan yang bebas secara psikologis, memberikan
kesempatan kepada individu untuk bebas mengekspresikan secara
simbolis pikiran-pikiran atau perasaan-perasaannya.
Munandar (dalam Zulkarnain, 2002) menyatakan faktor-faktor
yang mempengaruhi kreativitas dapat berupa kemampuan berpikir
dan sifat kepribadian yang berinteraksi dengan lingkungan tertentu.
Faktor kemampuan berpikir terdiri dari kecerdasan (inteligensi)
dan pemerkayaan bahan berpikir berupa pengalaman dan
ketrampilan. Faktor kepribadian terdiri dari ingin tahu, harga diri
dan Universitas Sumatera Utara
kepercayaan diri, sifat mandiri, berani mengambil resiko dan sifat
asertif (Kuwato, dalam Zulkarnain, 2002).
Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, terdapat
berbagai faktor lainnya yang dapat menyebabkan munculnya
variasi atau perbedaan kreativitas yang dimiliki individu, yang
menurut Hurlock (1993) yaitu:
a. Jenis kelamin
Anak laki-laki menunjukkan kreativitas yang lebih besar daripada
anak perempuan, terutama setelah berlalunya masa kanak-kanak.
Untuk sebagian besar hal ini disebabkan oleh perbedaan perlakuan
terhadap anak laki-laki dan anak perempuan. Anak laki-laki diberi

kesempatan untuk mandiri, didesak oleh teman sebaya untuk lebih


mengambil resiko dan didorong oleh para orangtua dan guru untuk
lebih menunjukkan inisiatif dan orisinalitas.
b. Status sosial ekonomi
Anak dari kelompok sosial ekonomi yang lebih tinggi cenderung
lebih kreatif daripada anak yang berasal dari sosial ekonomi
kelompok yang lebih rendah. Lingkungan anak kelompok
sosioekonomi yang lebih tinggi memberi lebih banyak kesempatan
untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan
bagi kreativitas.
c. Urutan kelahiran
Anak dari berbagai urutan kelahiran menunjukkan tingkat
kreativitas yang berbeda. Perbedaan ini lebih menekankan
lingkungan daripada bawaan. Anak yang lahir di tengah, lahir
belakangan dan anak tunggal mungkin Universitas Sumatera Utara
memiliki kreativitas yang tinggi dari pada anak pertama.
Umumnya anak yang lahir pertama lebih ditekan untuk
menyesuaikan diri dengan harapan orangtua, tekanan ini lebih
mendorong anak untuk menjadi anak yang penurut daripada
pencipta.
d. Ukuran keluarga
Anak dari keluarga kecil bilamana kondisi lain sama cenderung
lebih kreatif daripada anak dari keluarga besar. Dalam keluarga
besar, cara mendidik anak yang otoriter dan kondisi sosioekonomi
kurang menguntungkan mungkin lebih mempengaruhi dan
menghalangi perkembangan kreativitas.
e. Lingkungan kota vs lingkungan pedesaan

Anak dari lingkungan kota cenderung lebih kreatif daripada anak


lingkungan pedesaan.
f. Inteligensi
Setiap anak yang lebih pandai menunjukkan kreativitas yang lebih
besar daripada anak yang kurang pandai. Mereka mempunyai lebih
banyak gagasan baru untuk menangani suasana sosial dan mampu
merumuskan lebih banyak penyelesaian bagi konflik tersebut.
2.3 Teori kreativitas
Mackler dan Shontz (Semiawan, 1998: 92) mengemukakan bahwa
dalam studi kreativitas ada 6 (enam) teori pokok kreativitas, yaitu :
1.
Teori Psikoanalisis.
2.
Teori Assosiasionistik
3.
Teori Gestalt
4.
Teori Eksistensial
5.
Teori Interpersonal.
6.
Teori Trait
Sehubungan degan teori kreativitas di atas, Sunarti, dkk (2001: 3133) mengemukakan mengenai deskripsi singkat tentang teori
kreativitas tersebut yang antara lain sebagai berikut :
1.
Teori Psikoanalisis.
Teori psikoanalisis dikembangkan oleh Freud dengan konsep
sublimasi sebagai titik tolaknya. Kemampuan sublimasi
merupakan kemampuan merubah tujuan seksual asli menjadi
tujuan lain. Perbedaan individu dapat terjadi karena kekuatan
instink seksual dan kemampuan sublimasi tersebut. Menurut Freud
dalam upaya mengadaptasi kesukaran hidup terdapat tiga alat/cara
yang dapat ditempuh yaitu : (1) peralihan minat yang sangat kuat,

(2) gratifikasi sunstantif, dan (3) substansi yang memabukkan.


Kreativitas dalam hal ini dipandang sebagai pengganti yaitu alat
yang dapat melepaskan diri dari kesukaran sehingga dapat
mencapai berbagai tingkat kepuasaan dalam waktu yang terbatas.
2.
Teori Assosiasionistik.
Teori assosiasionistik berkenaan dengan kreativitas yang
dipelopori oleh Ribot yang merupakan pelopor assosiasionist.
Assosiasionist menunjukkan pada pertautan dalam proses mental
sehingga suatu proses cenderung menimbulkan proses mental
lainnya. Menurut teori assosiasionistik, dalam proses berfikir
kreatif, berfikir analogis memainkan peranan penting.
3.
Teori Gestalt.
Teori gestalt memfokuskan perhatiannya terhadap proses
terjadinya persepsi dan pengertian pada manusia. Teori ini
mengemukakan bahwa pengalaman manusia berstruktur yang
terbentuk dalam suatu keseluruhan. Manusia mengamati stimulus
dalam keseluruhan yang terorganisir, bukan dalam bagian-bagian
yang terpisah.
4.
Teori Eksistensial.
Teori eksistensial menjelaskan bahwa pribadi kreatif dalam
momen-momen kreatifnya. Teori eksistensial tidak mencoba
mengurangi keseluruhan menjadi segmen-segmen dan menjelaskan
proses secara keseluruhan. Jika teori Gestalt memberikan konsep
kekuatan medan, struktur, gestalt dan vektor-vektor, maka teori
eksistensial hanya memberikan konsep encounter (pertemuan).
5.
Teori Interpersonal.
Teori interpersonal memandang kreativitas menekankan pada

creator sebagai innovator dan orang lain yang mengenal dan


mengakui kreasinya. Dengan kata lain teori ini memandang
penting arti nilai dalam karya kreatif, karena nilai
mengimplikasikan pengakuan dan kontrol sosial.
6.
Teori Trait.
Karakteristik pada individu yang dapat diteliti melalui suatu
pendekatan yang menekankan pada perbedaan individual. Guilford
menjelaskan bahwa trait utama pada manusia berkaitan dengan
kreativitas. Trait tersebut mencakup antara lain: sensitivitas
terhadap masalah, kelancaran berfikir, keluwesan berfikir,
orisanalitas berfikir, redefinisi dan elaborasi.
2.4 Tahapan proses berfikir kreatif
Menurut Cropley (1999), terdapat 3 tahapan perkembangan
kreativitas diantaranya:
a. Tahap prekonvensional (Preconventional phase)
Tahap ini terjadi pada usia 68 tahun. Pada tahap ini, individu
menunjukkan spontanitas dan emosional dalam menghasilkan
suatu karya, yang kemudian mengarah kepada hasil yang aestetik
dan menyenangkan. Individu menghasilkan sesuatu yang baru
tanpa memperhatikan aturan dan batasan dari luar.
b. Tahap konvensional (Conventional phase)
Tahap ini berlangsung pada usia 912 tahun. Pada tahap ini
kemampuan berpikir seseorang dibatasi oleh aturan-aturan yang
ada sehingga karya yang dihasilkan menjadi kaku. Selain itu, pada
tahap ini kemampuan kritis dan evaluatif juga berkembang.
c. Tahap poskonvensional (Postconventional phase)
Tahap ini berlangsung pada usia 12 tahun hingga dewasa. Pada

tahap ini, individu sudah mampu menghasilkan karya-karya baru


yang telah disesuaikan dengan batasan-batasan eksternal dan nilainilai konvensional yang ada di lingkungan.
Kreativitas dapat ditingkatkan dengan cara memahami bahwa
proses kreatif terdiri dari empat tahap yang masing-masing
membutuhkan kerja keras.
1. Persiapan : proses mengumpulkan informasi, menganalisa dan
mengeksplor solusi. Langkah ini mencakup persiapan akal untuk
siap berfikir kreatif, Pelatihan formal, pelatihan saat kerja,
pengalaman bekerja dan mengambil peluang belajar lainnya.
Pelatihan ini memberikan dasar cara membangun kreatifitas dan
inovasi.
2. Inkubasi : Alam bawah sadar memerlukan waktu untuk
merefleksi informasi yang dikumpulkan
3. Penerangan : inspirasi tidak datang saat seseorang sedang
memikirkan suatu masalah, melainkan ketika dia berada dalam
keadaan yang rileks. fase dalam proses kreatif ini terjadi selama
fase inkubasi ketika terobosan spontan menyebabkan seorang
tersebut mendapatkan suatu pencerahan
4. Verifikasi : Bagi wirausahawan, menguji ide memastikan akurasi
dan manfaatnya, dijalankan dengan melakukan percobaan,
menjalankan simulasi, menguji pemasaran produk atau jasa,
menetapkan program pemandu dalam skala kecil, membuat
prototype dan banyak kegiatan lainnya yang dirancang untuk
memverifikasi bahwa ide baru tersebut bisa diterapkan dengan
berhasil dan praktis.
Kendala yang Menghambat Kreativitas

1. Berpikir negatif pada individu dan tim : fokus pada aspek


negatif dari suatu masalah daripada mencari peluang untuk
menemukan solusi
2. Takut akan kegagalan : sebuah rasa takut akan kegagalan dan
takut tampil bodoh di hadapan orang lain
3. Kurangnya waktu berpikir yang berkualitas dan pengalaman
yang menarik : stress dapat mempersulit untuk dapat berfikir
objektif dan menghambat proses berfikir yang alami
4. Banyaknya aturan dan peraturan, kurangnya kebebasan untuk
berkembang : terlalu banyak peraturan dapat mendorong
kemalasan seseorang. Seseorang perlu kebebasan untuk dapat
berpikir kreatif dan mengembangkan kreativitasnya..
5. Membuat asumsi yang belum tentu benar : kegagalan dalam
mengidentifikasi asumsi yang anda buat akan menghambat proses
berkembangnya ide baru. Jadi tidak seharusnya kita terlalu banyak
berasumsi, karena asumsi tersebut belum tentu benar.
6. Terlalu banyak logika: terlalu banyak menggunakan logika
diluar imajinasi, intuisi, dan sintesis dari proses berpikir
7. Berpikir tidak kreatif : rintangan yang terbesar adalah ketika
anda berpikir bahwa anda tidak kreatif
Orang yang tidak kreatif memiliki ciri-ciri : Tidak dapat berpikir
positif terhadap suatu permasalahan Terlalu sibuk dan stress untuk
dapat berpikir secara objektif Sangat kritis terhadap diri sendiri
Takut untuk menggunakan ide baru Takut terlihat bodoh dihadapan
orang lain rentan untuk menerapkan logika sebagai resor pertama
dan terakhir ragu bahwa banyak orang yang mampu menjadi
kreatif tidak mampu berpikir secara lateral tidak terinspirasi

walaupun dihadapkan dengan ide baru


Di sisi lain kreatifitas dalam diri seseorang dapat didorong dengan
mengeksplor kualitas dan karakteristik dari orang lain yang
berpikir kreatif dan aktivitas juga tahap-tahap yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan proses berpikir kreatif.
Mengembangkan Kreativitas
Agar seseorang menjadi kreatif dapat melakukan langkahlangkah :
1. Berpikir diluar kerangka masalah
Dapat bersifat terbuka terhadap observasi dan pemikiran baru,
walaupun terlihat aneh pada awalnya. Kita cenderung untuk
melihat apa yang kita harapkan, tapi jika kita mau membuka
pikiran kita diatas batas wajar kita akan menjadi lebih jeli, objektif,
dan kreatif dalam pikiran kita. Dapat mempertimbangkan titik awal
dan perspektif ketika mencari solusi dapat sangat mengispirasi.
Pendekatan masalah dari sudut pandang yang berbeda
dapat mendorong munculnya ide baru. Berpikir kreatif dapat
menjadi sebuah petualangan baru yang menimbulkan sebuah
pengalaman yang sangat berharga.
2. Mengenali kapan asumsi harus dibuat dan saat tidak boleh
menggunakan asumsi
Jangan menganggap semua yang kita asumsikan adalah benar.
Jangan mengedepankan persepsi atau ide-ide yang dimiliki
sebelum mendapatkan pengetahuan yang sebenarnya. Asumsi dan
persepsi seringkali tidak beralasan dan dapat menyesatkan, serta
hambatan yang besar untuk dapat berpikir kreatif.
3. Berpikir picik dan memperluas bidang visi (untuk menggambar

pada pengalaman lainnya individu dan bisnis).


Sangat mudah jika hanya berpikir dalam sebuah ruang lingkup
ketika Anda dihadapkan dengan suatu masalah, tetapi jika Anda
memperluas parameter Anda, jawaban yang muncul mungkin lebih
dekat dari yang Anda pikirkan. Teknologi dan praktik di industri
selain diri sendiri mungkin memicu ide, yang mengarah kepada
solusi. Pengalaman dapat memperluas wawasan Anda dan
membuka segala macam jalan baru untuk berpikir
4. Mengembangkan dan menyesuaikan ide-ide lebih dari satu
sumber
Sebagai manusia kita tidak bisa membuat sesuatu asumsi atau
keputusan dari ketiadaan, pikiran kita membutuhkan sesuatu bahan
atau modal untuk bekerja, jadi kita menggabungkan ide dan unsurunsur yang sudah ada untuk menciptakan ide-ide dan produk baru.
Pemikiran yang kreatif dapat melihat kemungkinan, dan hubungan
antara berbagai ide yang tidak terpikirkan sebelumnya.
5. Practice Serendipity (menemukan suatu keterangan yang
bernilai secara tidak sengaja pada saat mencari sesuatu yang lain)
memiliki rentang perhatian yang luas dan berbagai kepentingan
adalah penting.
Ketika kita terlibat dalam suatu proses pemecahan masalah kita
cenderung fokus hanya kepada masalah tersebut tapi kita harus
selalu terbuka dan menyadari hal-hal yang datang tak terduga. Apa
yang mungkin tampak tidak relevan pada awalnya kemudian bisa
menjadi sesuatu yang signifikan jika kita berpikir secara kreatif.
Hal ini mungkin akan memakan waktu, yang membuat pemikir
kreatif harus mempertahankan banyak informasi dan pengalaman

sebanyak mungkin. Pengalaman ini yang mungkin menjadi


pemicu untuk berfikir kreatif yang mungkin menjadi satu-satunya
yang dapat memecahkan permasalahan yang sulit.
6. Teknologi Mentransfer dari suatu bidang ke bidang lainnya
Menjaga pikiran yang terbuka ketika dihadapkan dengan suatu
masalah dan melihat di luar situasi kalian sendiri. Seringkali
departemen lain, organisasi serta industri bisa memberikan
inspirasi untuk mengembangkan gagasan untuk mengatasi
tantangan. Para pemikir kreatif paling berhasil memiliki
pengetahuan tentang lebih dari satu bidang dan sering membuat
nama mereka muncul di beberapa bidang berbeda dari yang
mereka kuasai.
7. Menjadi terbuka dan siap menggunakan peluang atau hal-hal tak
terduga dan peristiwa yang berguna.
Memiliki fokus perhatian yang luas dan mengembangkan kekuatan
pengalaman untuk memanfaatkan kesempatan yang Anda temui
dalam hidup Anda. Menggunakan pengalaman Anda untuk
menafsirkan hal-hal ini sebagai sesuatu yang berguna tanpa
prasangka. Anda mungkin harus menginvestasikan banyak waktu
membuka diri untuk pengalaman tetapi mereka akan memberikan
Anda dasar referensi yang baik untuk kreativitas dimasa depan.
8. Menggali proses pemikiran dan elemen utama pikiran di tempat
bekerja dalam menganalisa, menilai, dan melakukan sintesa
Berpikir kreatif tidak bisa dibagi ke dalam sebuah proses maupun
sistem tertentu. Sifat dari kreativitas bisa diartikan merupakan
proses yang teratur. Namun, biasanya diawali dengan melakukan
analisis sebuah masalah kemudian memainkannya dengan

melakukan restrukturisasi. (bersintesa). Selanjutnya kita


mengaturnya dengan menggunakan imajinasi kita dan menilai
pemikiran yang kita hubungkan menjadi sebuah solusi yang
memungkinkan.
9. Menggunakanya kedalam pikiran bawah sadar
Tidur merupakan salah satu cara untuk memungkinkan adanya ideide yang akan dihasilkan. Bermimpi membuat anda merasa bebas
total dan tidak dirasakan pada saat keadaan normal. Meskipun hal
in tidak memberikan jawaban yang tepat tetapi bisa untuk
mengarahkan pikiran terjaga Anda ke arah yang benar. Anda harus
mencatat mimpi Anda segera setelah Anda bangun sehingga
mereka tidak hilang. Otak mampu
menganalisis informasi yang mungkin anda sendiri tidak
menyadarinya. Dengan mematikan pikiran sadar Anda, Anda
membiarkan pikiran Anda yang mendalam untuk mulai
menganalisa, menilai, dan mensintesis pengetahuan di hati anda.
Anda tidak dapat mengontrol jenis inspirasi tetapi Anda harus tetap
waspada dan penuh harap, agar anda dapat mengetahui ketika ia
menampakkan dirinya. 10. Mencatat ide-ide atau pikiran yang
telah ditemukan Memiliki notebook adalah cara yang baik sebagai
bahan rekaman untuk penggunaan masa depan Anda. Buatlah
catatan dari percakapan (nyata atau dari TV atau radio), kutipan
dari artikel atau buku dan pengamatan atau pikiran. Naluri Anda
akan memberitahu Anda apa yang mungkin relevan untuk
pemecahan masalah masa depan dan berpikir kreatif . Tidak perlu
terlalu sistematis seperti ketika Anda melihat kembali melalui
catatan Anda, Anda akan membuat hubungan di antara point yang

tidak terlihat.
11. Menggunakan analogi ( untuk meningkatkan pemikiran
imajinatif ).
Alam memiliki banyak jawaban untuk masalah kita. Kami
memiliki tantangan mewujudkan mereka dan menerapkan apa
yang kita temukan dengan situasi pribadi kita. Model-model lain
dapat ditemukan dalam produk yang ada dan organisasi tetapi kita
harus sadar untuk tidak menyalin langsung karena hal ini dapat
menyebabkan lebih banyak masalah. Kita harus tetap berpikiran
terbuka dan sangat jeli ketika melihat lingkungan kita dan
menggunakan apa yang kita lihat untuk keuntungan kita.
12. Cobalah untuk kadang-kadang membuat keanehan untuk
memicu ide-ide baru
Berpikir kreatif adalah mencari sesuatu yang baru. Kadang-kadang
sesuatu yang baru dapat ditemukan dalam keanehan. Dengan
membuat keanehan Anda mulai melihat secara berbeda dan ini
dapat menyebabkan banyak pikiran kreatif dan juga sebaliknya.
Dengan menjadi lebih akrab terhadap keanehan akan membuat
anda untuk menjelajahi jalan baru yang mungkin anda tidak
menyadari keberadaannya. Kedua proses ini dapat menyebabkan
pemikir kreatif untuk ide-ide baru.
2.5 Kreativitas dalam prespektif Al Quran
Belajar sebagai suatu perubahan tingkah laku yang relatif tetap,
yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Banyak hal melibatkan
pemecahan masalah dan kreativitas. Akan tetapi kedua proses
tersebut berbeda dalam proses berfikirnya. Pemecahan masalah
melibatkan pemikiran konvergen yaitu berorientasi pada satu

jawaban yang baik dan benar. Sedangkan kreativitas melibatkan


pemikiran divergen yaitu proses berfikir yang berorientasi pada
penemuan jawaban atau mempunyai alternatif jawaban yang
banyak. Belajar kreatif berhubungan erat dengan penghayatan
terhadap pengalaman belajar yang sangat menyenangkan yang
dijalani melalui tahapan-tahapan kreativitas. Berikut ini adalah
model Treffinger untuk belajar kreatif, yaitu: Model Treffinger
untuk belajar kreatif Model Treffinger untuk belajar kreatif
menggambarkan susunan tiga tingkat yang dimulai dengan unsurunsur dasar dan menanjak ke fungsi-fungsi berfikir kreatif yang
lebih majemuk, yaitu:
a. Tingkat I Basic Tools Pada tingkat ini meliputi keterampilan
berfikir divergen dan teknik-teknik kreatif. Keterampilan dan
teknik-teknik ini mengembangkan kelancaran dan kelenturan
berfikir serta kesediaan mengungkapkan pemikiran kreatif kepada
orang lain.
b. Tingkat II Practice with Process Pada tingkat ini memberi
kesempatan kepada para siswa untuk menerapkan keterampilan
yang dipelajari pada tingkat I dalam situasi praktis. Untuk tujuan
ini digunakan strategi bermain peran, simulasi dan studi kasus.
Kemahiran dalam berfikir kreatif menuntut siswa memiliki
keterampilan untuk melakukan fungsi-fungsi seperti analisis,
evaluasi, imajinasi dan fantasi.
c. Tingkat III Working with Real Problems Pada tingkat ini siswa
menerapkan keterampilan yang dipelajarinya pada dua tingkat
pertama terhadap dunia nyata. Siswa tidak hanya belajar
keterampilan berfikir kreatif tetapi juga bagaimana menggunakan

informasi ini dalam kehidupan. Dari uraian diatas maka yang


dimaksud model pembelajaran kreatif adalah suatu pola
pendekatan yang digunakan untuk menciptakan iklim belajar dan
pembelajaran yang mendukung bagi berkembangnya kreativitas
siswa. Dengan melibatkan keterampilan kognitif maupun afektif
pada setiap tingkat dari model ini, Treffinger menunjukkan saling
berhubungan dan ketergantungan antara keduanya dalam
mendorong belajar kreatif.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berpikir kreatif adalah suatu cara berpikir dimana seseorang
mencoba menemukan hubungan-hubungan baru untuk
memperoleh jawaban baru terhadap masalah. Dalam berpikir
kreatif, seseorang dituntut untuk dapat memperoleh lebih dari satu
jawaban terhadap suatu persoalan dan untuk itu maka diperlukan
imajinasi. Adapun berpikir analitis adalah berpikir yang sebaliknya
menggunakan suatu pendekatan logis menuju ke jawaban tunggal.
Sebenarnya dalam menghadapi masalah kita membutuhkan kedua
jenis berpikir tersebut, yaitu berpikir logis-analitis dan berpikir
kreatif. Berpikir logis-analitis sering disebut dengan berpikir
konvergen, karena cara berpikir ini cenderung menyempit dan
menuju ke jawaban tunggal.
Sementara itu berpikir kreatif sering disebut sebagai berpikir
divergen, karena disini pikiran didorong untuk menyebar jauh dan
meluas dalam mencari ide-ide baru. Dalam berpikir kreatif proses

yang terjadi ternyata melalui beberapa tahapan tertentu. Suatu ide


tidak dapat dengan tiba-tiba muncul di dalam benak kita. Ide-ide
terjadi setelah berbagai macam simbol diolah di alam bawah sadar
kita. Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam terjadinya berpikir
kreatif, mau tidak mau akan melewati beberapa tahap.
Kreativitas disamping bermanfaat untuk pengembangan diri juga
merupakan kebutuhan akan perwujudan diri (aktualisasi diri)
sebagai salah satu kebutuhan paling tinggi bagi manusia.
Kreativitas adalah suatu proses merasakan dan mengamati adanya
masalah, membuat dugaan tentang kekurangan, menilai dan
menguji dugaan hipotesis kemudian mengubahnya dan mengujinya
lagi sampai pada akhirnya memperoleh hasilnya.

DAFTAR PUSTAKA
Sunaryo. 2002. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.
Semiawan R. Conny. 1998. Dimensi Kreatif dalam Filsafat Ilmu. Bandung: Remaja
Rosda Karya
Sunarti, Kustiah, dkk. 2001. Psikologi Perkembangan II. Makassar: FIP UNM
Adair, John. Adair on Creativity and Innovation. 2004. London : thorogood publising
Ltd
Mangunhardjono, AM. 1986. Mengembangkan kreativitas. Yogyakarta: Kanisius.
Mudjiran, Dkk. 2007.
Buku Ajar; Perkembangan Peserta Didik. Padang: UNP Press.
Utami Munandar. 2004. Perkembangan kreativitas anak berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Abdul Rahman Shaleh, Muhbib Abdul Wahab. Psikologi Suatu Pengantar dalam
Perspektif Islam. Kencana. Jakarta : 2004.
Asiah, N. Urgensi Pendidikan Islam dalam Pemberdayaan Masyarakat. KOMUNITAS:

Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam. No. 2, Volume III : 2007.


Hariwijaya. How to Success; Strategi Mengembangkan Diri Untuk Meraih Kesusksesan.
Tugupublisher. Yogyakarta: 2009.
Jeanne Ellis Ormrod. Psikologi Pendidikan (Membantu Siswa Tumbuh dan
Berkembang). Erlangga. Jakarta : 2010.
Muhammad Utsman Najati. Al-Quran dan Ilmu Jiwa. Mustaqiim. Kairo : 2000.
Psikologi dalam Tinjauan Hadits Nabi. Mustaqiim. Kairo : 2000.
Muhibbin Syah, M. Ed. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Remaja
Rosdakarya. Bandung : 2004.
Nashori, F. & Mucharram, R.D. 2002. Mengembangkan Kreativitas: Perspektif Psikologi
Islam. Menara Kudus. Yogyakarta : 2002.
Mustaqim, Abdul Wahab. Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta : 2010. Saifullah.
Mencerdaskan Anak. Lintas Media. Jombang : 2004.
Suharnan. Psikologi Kognitif. Srikandi. Surabaya : 2005. Syaiful Bahri Djamarah.
Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta : 2002. Utami Munandar, S.C. Mengembangkan
bakat dan kreativitas anak sekolah. Gramedia Widyatama. Jakarta : 1999.
Utami Munandar, S.C. Mengembangkan Inisatif dan Kreativitas Anak. Jurnal Pemikiran
dan Penelitian Psikologi PSIKOLOGIKA, No. 2, Volume II : 1997.
Sobur, A. Psikologi Umum.Bandung: CV Pustaka setia.2003
Sumanto, M. Paikologi Umum. Jakarta: PT Buku seru. 2014

Anda mungkin juga menyukai