Anda di halaman 1dari 25

MODUL 5

MANAJERIAL DAN GAYA


KEPEMIMPINAN

KB I
Gaya Kepemimpinan dalam Organisasi
A. Teori Manajerial dan Gaya
Kepemimpinan
. Kepemimpinan adalah pengaruh
antarpersona untuk memelihara
situasi dan penugasan melalui
komunikasi terhadap pencapaian
suatu tujuan khusus atau berbagai
tujuan (Tannenbaum, Weshler, dan
Massarik)
. Manajer berusaha mempengaruhi

Sasaran supervisor adalah mempengaruhi


seseorang atau adanya suatu perubahan
dalam perilaku bawahan yang menguntungkan
supervisor
Setiap anggota suatu organisasi menginginkan
daya tarik kepemiminan seseorang.
Seorang supervisor/pemimpin sebaiknya
memiliki daya tarik kepemimpinan yang
konstan
Jika bawahan tidak melakukan
sesuatu/tindakan positif, maka
atasan/supervisor tidak bisa melakukan
perubahan pada bawahannya.

Berdasarkan pemaparan sebelumnya, dapat


disimpulkan adanya 3 tingkat kepemimpinan:
Adanya upaya
Attemped Leadership=maksud & pemantauan usaha
untuk mempengaruhi bawahan
Adanya keberhasilan
Successful Leadership=bawahan melakukan
perubahan sebagai usaha pemimpin mempengaruhi
Efektif
Effective leadership=perubahan dari bawahan adalah
hasil pencapaian tujuan, penerimaan, ganjaran, atau
penerimaan suatu bentuk kepuasan dari perubahan tsb.

B. Komunikasi dan
Kepemimpinan
Kepemimpinan & Komunikasi dua faktor yg saling
berkait.
Komunikasi menggunakan simbol (bahasa) untuk
mempengaruhi sesuatu sehingga
mengesampingkan kekuatan secara fisik.
Kekuatan fisik: perintah, ancaman, paksaan, dalam
bentuk verbal (bahasa ucap), yang merupakan
simbol Koersi (memaksa) juga bisa disampaikan
melalui komunikasi.
Kepemimpinan tidak efektif bila bawahan tidak
melakukan perubahan/pergerakan meskipun dia
mengerti apa yang dikatakan pimpinan/atasan.

C. Asumsi-asumsi tentang orang


yang mendasari gaya kepemimpinan
Mc. Gregor: 2 asumsi, dalam teori X dan Y.
Teori X Berasumsi:
Karyawan = mesin (sehingga butuh
kontrol eksternal).
Karyawan = alat produksi (Sehingga harus
dimotivasi, dibangkitkan minatnya, dll.)
Manager yg beranggapan seperti teori X
cenderung tertutup dan mudah
mengancam pekerja.

TEORI X
Banyak karyawan berpikir bekerja tidak
menyenangkan sehingga mencoba
menghindari pekerjaan
Banyak karyawan tidak suka diperintah
sehingga harus sering dipaksa melakukan kerja
Banyak karyawan tidak ambisius sehingga
tidak butuh pertanggungjawaban
Banyak karyawan dimotivasi oleh kebutuhan
dasar
Banyak karyawan harus dikontrol secara ketat

Teori Y Berasumsi:
Cenderung memandang karyawan seperti organisasi
secara biologis (kekeluargaan) yang tumbuh
berkembang dan menjalankan kontrol
Banyak karyawan berpikir bahwa bekerja adalah proses
yg berlangsung alamiah.
Banyak karyawan merasakan bahwa kontrol diri sendiri
sangat diperlukan dalam melakukan pekerjaan yg wajar
Banyak karyawan dimotivasi terutama oleh minat
mereka dalam penerimaan sosial, diakui dan memiliki
prestasi.
Banyak Karyawan akan menerima dan mencari
pertanggungjawaban jika kepemimpinan dilakukan
dengan baik
Banyak karyawan memiliki kemampuan memacahkan
berbagai masalah secara kreatif dalam suatu organisasi.

Perbedaan Manejerial dari segi Teori X dan Y:


Teori X: Manajer cenderung memandang
pekerja sebagai alat, sehingga harus
dikontrol, diperintah, ditekan, dsb.
Teori Y: Manejer melihat karyawan sebagai
manusia yang memiliki berbagai macam
kebutuhan. Sehingga manajer berusaha
mengelola kebutuhan tersebut agar
karyawan memperoleh kepuasan yang
mereka perlukan. Manajer teori Y
menganggap bahwa personal dan tujuan
organisasional harmonis.

D. Macam-macam Manejerial dan


Gaya Kepemimpinan
Managerial Grid Theory (Blake &
Mountain, 1964)
Fokus: perhatian mendasar pada
manajer fungsi, yaitu perhatian tentang
tugas dan komponen organisasi yang
mempengaruhi karyawan. Lima gaya:
Impoverished (gaya memiskinkan), middle
of the road (Gaya di tengah jalan), team
(gaya tim), country club, Task (Gaya tugas).

3-D Theory (Reddin, 1967)


3-D teori mengemukakan beberapa tipe
manejerial/gaya kepemimpinan:
1. executive: tugas tinggi, hubungan tinggi.
2. Benevolent autocrat: Tugas tinggi,
hubungan rendah.
3. Developer: Tugas rendah, hubungan tinggi.
4. Compromiser: tugas tinggi-hubungan
tinggi.
5. Autocrat: tugas tinggi-hubungan rendah.
6. Missionary: tugas rendah-hubungan tinggi
7. Deserter: tugas rendah-hubungan rendah.

Situational Leadership (Hersey &


Blanchard, 1974, 1977)
1. Style I-Telling: Tugas tinggi-hubungan
rendah. Komunikasi satu arah.
2. Style 2-Selling:Tugas tinggi-hubungan
rendah. Komunikasi dua arah.
3. Style 3-Participating: Hubungan tinggitugas rendah. Pembagian pengambilan
keputusan.
4. Style 4-Delegating: Hubungan rendahtugas rendah. Pemberian tanggung jawab
dan pengambilan keputusan.

Four Systems Theory


a. System 1- Exploitative-Authoritative
b. System 2- Benevolent-Authoritative
c. System 3- Consultative
d. System 4- Participative

Continoum Theory (Tannenbaum & Schmidt,


1957)
Tujuh poin teori kontinum:
1. Manajer membuat keputusan dan
pengumuman
2. Manajer menjual keputusan
3. Manajer memberikan ide
4. Manajer mengeluarkan subjek keputusan
tentatif untuk suatu perubahan
5. Manajer mengemukakan masalah,
memberikan saran, dan membuat keputusan
6. Manajer mengizinkan bawahan menjalankan
fungsi dalam batasan yang ditentukan atasan

Contingency Theory (Fiedler, 1967)


Karakteristik dalam situasi
kepemimpinan dalam teori ini:
1. Adanya hubungan kepemimpinan
anggota
2. Struktur tugas
3. Posisi kekuasaan pemimpin

KB 2
Pendekatan Antarpribadi dalam
Komunikasi Organisasi
A. Definisi Gaya Komunikasi
Communicator Style Construct: Norton (1978). Suatu cara
verbal dan paraverbal berinteraksi terhadap tanda bagaimana
mengartikan, menerjemah, menyaring atau memahami.
Sembilan variabel aspek gaya Komunikasi: (menguasai dan
penentuan tugas), (dramatisasi, lelucon dan membesarbesarkan), (argumentatif/beralasan dan menikmati diskusi),
(mengggunakan ekspresi bahasa tubuh dan mimik muka),
(membuat kesan dan meninggalkan kesan), (tenang, santai,
dan praktis), (pendengar yang baik dan berempati), (terbuka
dengan perasaan dan emosi), (ramah, besar hati, dan
bijaksana).

B. Analisis Transaksional
Merupakan sistem pertama untuk
menggambarkan gaya komunikasi
antarpersona. Dikembangkan oleh Eric
Bane, dalam konsep The Games
People Play. Menyatakan bahwa
karyawan pada dasarnya baik, tetapi
perilaku mereka kadang-kadang sulit
diterima.

C. Ego States (Sikap Diri)


3 sikap diri menurut Berne:
Parent Ego State (Sikap diri orang tua): bentuk
rekaman yang tersimpan dalam otak yg berasal
dari pengamatan apa yg orang tua Anda
katakan dan lakukan.
Adult Ego State (Sikap diri orang dewasa):
Personalitas Anda yg menggambarkan sesuatu
yang disampaikan dengan melihat fakta.
Child Ego State (Sikap diri anak-anak): Bentuk
rekaman informasi yg muncul dari bagaimana
Anda merespon sewaktu Anda masih kecil.

D. Enam Gaya Komunikasi


Menurut Wofford, Gerloff dan Cummins (1977):
1. Controlling (parent): gaya komunikasi
pengontrol, membatasi, dan memerintah
perilaku org lain.
2. Structuring (parent): struktur netral mengenai
cara mengekspresikan diri, penampilan, dsb.
3. Egalitarian (Adult): gaya kesamaan dan
persamaan hak yg jelas bagi setiap orang
dalam berhubungan
4. Dynamic (Adult): dinamis sangat aktif dan
agak sedikit agresif atau komunikasi blakblakan.

5. Relinquishing (Child): Gaya


menyampaikan ide kepada bawahan
sendiri atau orang lain. Idealnya untuk
konsultasi dan membangun
kompetensi dengan yang lain.
6. Withdrawing (Child): Gaya
menyatakan minat untuk mengurangi
interaksi dengan orang lain.

E. Transaksi
Transaksi adala suatu unit interaksi
antarpersona, di mana seseorang
berbicara kepada yang lain,
memberikan suatu simulus kepada
org lain kembali.
3 macam bentuk transaksi:
Complimentary (imbang), Crossed
(silang), dan Ulterior (Terselubung).

KB 3
Hubungan Manusiawi dan Masalah
Kepemimpinan
A. Hubungan Manusiawi dan Kepemimpinan
. Human Relations (Hub. Manusiawi):
menunjang suasana dan efektivitas
lingkungan organisasi, juga berperan dalam
kesuksesan seorang pemimpin.
. Leadership (Kepemimpinan): harus mampu
membuat ikatan kerja yang kondusif,
sehingga tidak ada keterpaksaan seorang
bawahan dalam melakukan tugas.

B. Kebutuhan Manusia dan Sikapnya


Stimulus: Semua sikap yang memiliki
sebab, bisa menyenangkan atau tidak
menyenangkan.
Motivasi/dorongan: Usaha untuk
menjauhi atau mendekati sesuatu.
Persepsi: cara pandang seseorang akan
sesuatu. Persepsi seseorang akan
berbeda tergantung dari unsur
kebudayaan, norma-norma agama,
tingkat pendidikan dan pengalaman,
serta situasi ekonomi seseorang.

Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham H.


Maslow:
1. Fisiologis (kebutuhan dasar fisik dan biologis)
2. Kebutuhan akan perasaan aman (fisik dan
psikologis)
3. Sosial (kebutuhan untuk mencintai dan
dicintai, hub. Dengan sesama manusia)
4. Kebutuhan akan dihargai (manusia memiliki
harga diri, perasaan tentang tingkat sosialnya)
5. Realisasi diri (kebutuhan untuk berhasil,
mencapai dan merealisasikan sesuatu,
mencapai identitas pribadinya melalui
keberhasilannya)

C. Pemanfaatan Data Lapangan oleh


Pemimpin
- Tugas pemimpin: Mempengaruhi,
mengarahkan, mengoordinasi,
meningkatkan partisipasi
- Beberapa tugas pendukung:
a. Asumsi tentang sikap karyawan
b. Tingkat dan jenis partisipasi
c. Harapan akan partisipasi
-. Motivasi dan kebutuhan manusia yang
perlu memperoleh pendekatan khusus
(5.41-5.42)

Anda mungkin juga menyukai