Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN AKUNTANSI

Kerangka Teoritis dan Penyusunan Hipotesis

DISUSUN OLEH:

DIAN PURNAMASARI A31115308


GLORIA YANITA SITORUS A31115319

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS HASANUDDIN
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan kasih dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Kerangka Teoritis dan Penyusunan Hipotesis”. Makalah ini kami susun guna
untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Akuntansi yang
dibimbing oleh dosen kami, Prof. Dr. Hj. Haliah Imran, SE., M.Si., Ak., CA.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu, kami
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik
dalam susunan kalimat maupun tata bahasa yang digunakan dalam penulisan
makalah ini. Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan
inspirasi bagi para pembaca.

Makassar, 18 Februari 2018

Penulis
BAB 1

1.1.Latar Belakang
Telah diketahui bahwa dalam tinjauan literatur, ada beberapa aspek yang
perlu dilakukan, seperti mengumpulkan sumber data, mencari literatur,
mengevaluasi literatur, dan mendokumentasikan tinjauan literatur. Setelah
melakukan tinjauan kritis, maka peneliti dikatakan siap untuk menyusun
kerangka teoritis. Kerangka teoritis adalah dasar dari penelitian hipotesis
deduktif dan dasar dari hipotesis yang akan dibuat. Penyusunan kerangka
teoritis sangat diperlukan dalam penelitian deduktif, pengujian teori, dan
kausal.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1.
1.2.2. Apa saja jenis variabel dalam penelitian ilmiah?
1.2.3. Bagaimana penyusunan hipotesis yang baik?
1.2.4.

1.3.Tujuan Pembahasan
1.3.1.
1.3.2. Untuk dapat memahami jenis-jenis variabel dalam penelitian ilmiah
1.3.3. Untuk dapat memahami penyusunan hipotesis yang baik
1.3.4.
BAB 2

2.1. Kerangka Teoritis


2.2. Variabel
a. Variabel Terikat
b. Variabel Bebas
c. Variabel Moderator (moderating variable)
Variabel moderator dapat berupa variabel kualitatif (misalnya gender,
kelas, ras) dan juga dapat berupa variabel kuantitatif (tingkat penghargaan)
yang mempengaruhi tujuan atau kekuatan dari hubungan yang terdapat
antara variabel bebas dan variabel terikat. Ketika variabel moderator
muncul, maka seringkali terjadi perubahan di dalam hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat. Artinya, variabel bebas bisa jadi
membawa pengaruh yang cukup besar terhadap variabel terikat, namun
ketika variabel moderator muncul atau dimasukkan, maka pengaruh dari
variabel bebas terhadap variabel terikat dapat berkurang, sehingga timbul
suatu varians. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Variabel Bebas Variabel Terikat

Variabel
Moderator

d. Varibel Perantara (mediating/intervening variable)


Variabel perantara adalah variabel yang muncul saat variabel bebas mulai
memberikan pengaruh terhadap variabel terikat, dan saat pengaruh variabel
bebas terasa pada variabel terikat. Hal ini muncul karena kualitas temporal
pada variabel perantara. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Variabel
Variabel Bebas Variabel Terikat
Perantara

t1 t2 t3

Dari gambar di atas, dapat dijelaskan bahwa saat berjalannya waktu


penelitiaan, variabel bebas mulai memperlihatkan pengaruhnya terhadap
variabel terikat, pada kondisi t2, muncul variabel perantara yang juga ikut
mendukung konsep hubungan yang terjadi antara variabel bebas dan
variabel terikat. Dapat dikatakan bahwa variabel perantara memiliki kaitan
atau hubungan dengan variabel bebas, sehingga pada dasarnya, variabel
perantara ini akan mendukung konsep mengapa suatu variabel bebas
mempengaruhi variabel terikat.

2.3. Penyusunan Hipotesis


Hipotesis dapat diartikan sebagai sebuah rancangan yang dapat diuji secara
empiris. Hipotesis berbentuk sebagai suatu rumusan pernyataan empiris yang
menerangkan jenis hubungan yang ada di antara variabel-variabel yang
berlaku. Peneliti dapat membuktikan jenis hubungan yang terjadi antarvariabel
yang berkaitan dengan melakukan pengujian ilmiah melalui analisis statistik
atau melalui analisis kasus negatif. Sebuah hipotesis dikatakan baik jika:
- Memadai untuk tujuannya. Artinya, hipotesis yang disusun
memperlihatkan tujuan sebenarnya dari penelitian. Di mana pernyataan
hipotesis harus menjelaskan keterkaitan atau hubungan yang dianggap
terjadi antara variabel-variabel yang berlaku dan apa yang ingin peneliti
temukan dalam penelitian empiris tersebut.
- Harus dapat diuji. Artinya, meskipun hipotesis adalah sebuah pernyataan
sementara, namun pernyataan tersebut bukanlah asal. Hipotesis disusun
berdasarkan suatu konsep teori yang menjadi dasar, sehingga pernyataan
tersebut dapat diuji kebenarannya mengacu pada konsep teori yang
menajdi dasarnya.
- Harus lebih baik daripada saingannya. Artinya, hipotesis yang peneliti
buat memiliki dasar teori yang kuat. Teori ini lah yang akan membantu
peneliti untuk menguatkan keyakinannya saat membuat ataupun
membuktikan hipotesisnya. Selain itu, teori juga dapat membuat peneliti
berpikir pada lohika yang tepat dan bisa dipertahankan. Jika tidak
demikian, maka peneliti lain mungkin saja akan menyangkal dan
mengemukakan penjelasan lain yang dapat dipertahankan melalui
hipotesis yang berbeda.

Dalam menyatakan hubungan antara dua variabel atau perbandingan antara


dua kelompok, dapat dinyatakan dalam dua cara, yaitu direksional
(directional) ataupun nondireksional (nondirectional).
- Direksional adalah ketika hipotesis atau hubungan antara dua variabel
atau dua kelompok dinyatakan dalam istilah-istilah seperti positif, negatif,
lebih dari, kurang dari, dan semacamnya. Artinya bahwa arah hubungan
antara variabel-variabel ditunjukkan dengan jelas atau sifat perbedaan
antara dua kelompok pada satu variabel dinyatakan.
- Nondireksional adalah hipotesis yang menyatakan hubungan atau
perbedaan yang terjadi antarvariabel atau dua kelompok, namun tidak
memberikan indikasi mengenai arah dari hubungan atau perbedaan
tersebut. Hal ini terjadi karena bisa saja terdapat temuan yang bertentangan
dengan studi atau penelitian sebelumnya (dalam suatu studi hubungan
positif ditemukan, namun dalam studi lain hubungan negatif ditemukan).

Contoh hipotesis:
a.
Kualitas layanan Peralihan pelanggan

Biaya
peralihan
Dari hubungan yang ditunjukkan oleh gambar tersebut, peneliti dapat
membuat hipotesis-hipotesis berikut:
- Kualitas layanan yang rendah dengan biaya peralihan yang rendah,
akan meningkatkan peralihan pelanggan, dibanding ketika biaya
peralihannya tinggi.
- Biaya peralihan mempengaruhi peranan kualitas layanan terhadap
peralihan pelanggan.

Kualitas Kepuasan Peralihan


b.
layanan pelanggan pelanggan

Dari hubungan yang ditunjukkan antarvariabel di atas, peneliti dapat


membuat hipotesis berikut:
- Kualitas layanan yang tinggi, berdampak signifikan terhadap kepuasan
pelanggan, yang akan membuat peralihan pelanggan menjadi rendah.

Setelah menyusun suatu hipotesis, peneliti memberikan sebuah argumentasi.


Argumentasi ini merupakan pengembangan paragraf dari tulisan yang ditulis
oleh peneliti, biasanya berisi hubungan yang diharapkan. Hubungan yang
diharapkan ini adalah suatu integrasi yang terbentuk dari penelitian eksploratif
dan penalaran logis.
BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Setelah memahami mengenai tinjauan literatur yang perlu dipahami dalam
melakukan penelitian, peneliti sebaiknya membntuk kerangka teoritis dari
penelitiannya. Hal ini akan memudahkan peneliti untuk menunjukkan
fenomena yang ditelitinya dan juga hubungan antarvariabel yang terkait di
dalamnya. Setelah menyusun kerangka teoritis ini, peneliti menyusun suatu
hipotesis yang berisi pernyataan sementara yang menggambarkan hubungan
yang terbentuk antara variabel-variabel dalam penelitiannya. Variabel
penelitian yang dikenal umum terbagi atas empat jenis, yaitu variabel bebas,
variabel terikat, variabel moderator, dan variabel perantara. Penyusunan
hipotesis dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan direksional ataupun
dengan nondireksional.

Anda mungkin juga menyukai