Anda di halaman 1dari 5

Chapter 5 – Theoritical Framework and Hypothesis Development by Uma Sekaran and

Roger Bougie

Pentingnya Kerangka Kerja Teoritis


Kerangka kerja teoritis menunujukkan kepercayaan seorang peneliti terhadap seberapa
pasti suatu fenomena (variabel atau konsep) berhubungan satu sama lain dan terdapat pula
penjelasan mengenai mengapa peneliti memercayai bahwa variabel-variabel ini
berhubungan satu sama lain.
Terdapat beberapa proses dari pembangunan kerangka kerja teoritis, antara lain:
a. Memperkenalkan definisi dari konsep atau variabel pada model penelitian kita.
b. Mengembangkan model konseptual yang menyediakan gambaran secara
deskriptif mengenai teori penelitian
c. Menjelaskan dengan teori yang menyediakan penjelasan mengenai hubungan
antara variabel yang terdapat pada model / penelitian.

Setelah kerangka kerja teoritis disusun, kemudian hipotesis dapat dikembangkan untuk
menguji apakah teori yang kita ajukan sebelumnya valid atau tidak valid.

Variabel

Variabel adalah sesuatu membedakan nilai. Nilai dapat berbeda pada waktu yang
berbeda-beda, pada objek atau subjek yang sama atau pada waktu yang sama, namun pada
objek atau subjek yang berbeda.
Terdapat empat jenis utama variabel, antara lain:

 Variabel Dependent
 Variabel Independent
 Moderating Variable
 Mediating Variable

a) Variabel Dependent

Variabel dependent adalah variabel utama yang diminati oleh peneliti. Tujuan utama
dari penelitian adalah mendeskripsikan dan memahami mengenai variabel dependent, ayau
untuk menjelaskan variabilitas dari variabel dependent tersebut, atau memprediksinya.
Melalui analisis dari variabel dependent (mencari tahu variabel-variabel apa saja yang dapat
memengaruhi variabel dependent, peneliti akan dapat menemukan jaswaban atau solusi dari
permasalahan yang sedang diteliti. Mungkin saja dalam sebuah penelitian, terdapat dua atau
lebih variabel dependent. Penelitian yang seperti ini disebut dengan muitivariate statistical
analyses.

b) Variabel Independent
Seperti yang kita ketahui bahwa variabel Independent adalah varaiabel-varabel yang
dipengaruhi oleh variabel dependent. Eksistensi dari variabel ini dipengaruhi oleh eksistensi
dari variabel dependent. Saat terdapat variabel dependent¸ maka terdapat variabel
independent. Saat terdapat perubahan, baik itu peningkatan maupun penurunan pada
variabel dependent¸ maka terdapat efek pula terhadap variabel dependent, baik itu
peningkatan, maupun penurunan. Terdapat empat situasi yang mungkin terjadi, sebagai
berikut:
1. Antara variabel independent dan variabel dependent akan berhubungan covary; yaitu
perubahan pada variabel dependent seharusnya berhubungan dengan perubahan pada
variabel independent.
2. Terdapat hubungan sebab-akibat pada variabel independent dan variabel dependent.
Terdapat rangkaian waktu yang saling berentetan; suatu penyebab haruslah meuncul
sebelum munculnya akibat
3. Tidak ada faktor apapun yang mungkin menyebabkan perubahan pada variabel
independent. Oleh sebab itu, peneliti haruslah mengontrol dampak dari variabel-variabel
lainnya.
4. Penjelasan secara logis dibtuhkan dan penjelasan tersebut hetuslah menjelaskan mengapa
variabel independent memengaruhi variabel dependent.

c) Moderating Variable

Variabel Moderating memiliki dampak yang cukup besar terhadap variabel


independent dan dependent. Kehadiran variabel ketiga ini memodifikasi hubungan asli
antara variabel independent dan variabel dependent. Hubungan antara variabel
independent dan variabel dependent berubah menjadi dependent terhadap variabel
lainnya dikarenakan keberadaan moderating variable.
d) Mediating Variable (Intervening Variable)
Variabel ini muncul di antara waktu variabel independent mulai untuk memengaruhi
variabel dependent. Dengan kata lain, memunuculkan mediating variable membantu
peneliti untuk memahami proses memengaruhinya variabel independent terhadap
variabel dependent.

Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis adalah sebuah pondasi utama dimana seluruh proyek penelitian
deduktif itu didasarkan. Secara logis dikembangkan, dijelaskan, dan diuraikan jaringan
asosiasi antara variabel-variabel yang dianggap relevan dengan situasi masalah dan
diidentifikasi melalui proses seperti wawancara, observasi, dan studi literatur. Pengalaman
dan intuisi juga dapat memandu untuk pengembangan kerangka teoritis.

Ini menjadi jelas pada tahap itu, untuk sampai pada solusi yang baik untuk suatu
masalah, pertama-tama kita harus mengidentifikasi masalah itu, dan juga variabel yang
terlibat didalamnya. Hubungan antara telaah literatur dan kerangka teoritis adalah untuk
menyediakan pondasi yang baik untu mengembangkan tugas akhir. Kerangka teoritis
menunjukkan dan menguraikan hubungan diantara variabel-variabel, penjelasan teori yang
melandasi hubungannya, dan mendeskripsikan dasar dan arah dari hubungan tersebut. Seperti
telaah literatur meninjau tahapan untuk kerangka teoritis yang baik, dalam bagiannya ini
menyediakan dasar yang logis untuk mengembangkan hipotesis yang dapat di uji.
Komponen yang harus dipenuhi untuk membangun Kerangka Teoritis :

1. Variabel-variabel yang dianggap relevan dengan studi harus didefinisikan secara


jelas.
2. Model konseptual yang menggambarkan hubungan antara variabel dalam model
harus diberikan.
3. Harus ada penjelasan yang jelas mengapa kita berharap hubungan ini ada.

Pengembangan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian. Hipotesis
adalah suatu pernyataan yang masih harus diuji kebenarannya secara empiris. Secara
keseluruhan hipotesis berarti dibawah kebenaran (belum tentu benar) dan baru dapat diangkat
menjadi suatu kebenaran jika memang telah disertai dengan bukti-bukti.

Format pernyataan hipotesis


Seperti yang sudah di nyatakan, sebuah hipotesis dapat didefinisikan sebagai
pernyataan yang dapat di uji dari hubungan antara variabel-variabel. Sebuah hipotesis juga
dapat menguji apakah terdapat perbedaan antara dua kelompok (atau diantara beberapa
kelompok) sehubungan dengan variabel-variabel. Untuk memeriksa apakah ada hubungan
yang di duga diawal atau temuan lainnya, hipotesis ini dapat ditetapkan sebagai proposisi atau
di dalam format pernyataan if-then / jika-maka. Dua format tersebut dapat di lihat di dalam
contoh berikut :
• Pekerja yang lebih sehat mengambil cuti sakit lebih jarang
• Jika pekerja lebih sehat, maka mereka akan cuti sakit lebih jarang

Hipotesis langsung dan tidak langsung


Jika dalam pernyataan hipotesis digunakan istilah positif, negatif, lebih dari, kurang
dari, maka pernyataan ini disebut hipotesis langsung dikarenakan terindikasi arah dari
hubungan antar variabel. Seperti pada contoh
• Semakin besar stress yang terjadi di dalam pekerjaan, maka kepuasan kerja dari karyawan
menurun
• Wanita lebih termotivasi disbanding dengan pria

Sedangkan, non-directional hypothesis adalah pernyataan yang mengungkapkan


hubungan atau perbedaan, tetapi tidak mengindikasikan arah dari hubungan atau perbedaan
tesebut. Atau dalam kata lain tidak dapat dikatakan positif atau negatif seperti contoh hipotesis
directional.
• Terdapat hubungan antara umur dengan kepuasan kerja
• Terdapat perbedaan antara nilai etika kerja antara orang Amerika dan orang Asia
Hipotesis non-directional ini di formulasikan selain karena hubungan dan perbedaan
tersebut belum pernah di eksplorasi dan juga tidak terdapat dasar untuk mementukan arah,
atau dapat juga karena terdapat konflik antara temuan temuan riset sebelumnya.

Hipotesis Null dan Alternate


Metode hipotesis deduktif membutuhkan bahwa hipotesis yang dibangun adalah
falsifiable / dapat dicari lawannya. Hipotesis tersebut harus ditulis dalam suatu cara dimana
peneliti lainnya dapat melihat hipotesis tersebut salah. Untuk alasan tersebut, hipotesis
kadangkala diikuti oleh hipotesis null. Sebuah hipotesis null ( H0 ) adalah sebuah hipotesis
yang di atur untuk di tolak dalam rangka mendukung sebuah hipotesis tandingan, yang di
labelkan HA. Saat digunakan, hipotesis null di asumsikan benar sampai terdapat bukti
statistik, dimana dalam format tes hipotesis, mengindikasikan sebaliknya.

Setelah memformulaikan hipotesis null dan hipotesis tandingan, pengujian statistik


yang sesuai ( t-test , f-test ) dapat di aplikasikan, dimana akan yang menunjukkan apakah ada
bukti atau tidak yang ditemukan untuk hipotesis alternatif adalah bahwa ada perbedaan yang
signifikan antara dua kelompok atau bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabel,
sebagaimana hipotesis awal
Langkah langkah untuk pengujian hipotesis adalah :
1. Menentukan hipotesis null dan hipotesis tandingan

2. Memilih pengujian statistik yang sesuai yang berdasarkan penggumpulan data yaitu
parametric atau non parametric
3. Menentukan level of significance yang diinginkan ( p= 0.05, bias kurang atau lebih )
4. Melihat output dari analisa computer yang mengindikasikan level of signifince terpenuhi.

Hypothesis Testing with Qualitative Research : Negative Case Analysis


Hipotesis juga bisa di uji dengan data kualitatif. Sebagia contoh, mari kita katakan
seperti ini, setalah kita melakukan interview yang panjang lebar, seorang peneliti telah
mengembangkan kerangka teoritis yang praktiknya tidak etis oleh karyawan atas
ketidakmampuan untuk membedakan mana yang benar atau salah, atau karena membutuhkan
dana yang lebih banyak, atau organisasi mengabaikan pe;atihan. Untuk menguji hipotesis
bahwa ketiga factor utama ini pengaruh pelatihan yang tidak etis, peneliti harus melihat data
untuk menyanggah hipotesis.

Managerial Implication
Pada masa sekarang, akan mudah untuk mengikuti progress dqari sebuah penelitian
mulai dari tahap pertama, saat manajer merasakan cakupan masalah,lalu memngumpulkan
data awal yang meliputi pengulasan literature, lalu membangun kerangka kerja theoritis
berdasarkan ulasan literature dan di pandu oleh pengalaman dan intusi-intuisi,sampai
merumuskan hipotesis untuk di uji.

Anda mungkin juga menyukai