Anda di halaman 1dari 4

RESUME

THEORETICAL FRAMEWORK AND HYPOTHESIS DEVELOPMENT

Muhammad Ainun Zaky/A012222032

A. Kebutuhan Kerangka Kerja Teoritis

Kerangka kerja teoritis mewakili kepercayaan dan bagaimana kepastian suatu

fenomena (atau variable atau konsep) yang berhubungan satu sama lain (model) dan

sebuah penjelasan mengapa percaya bahwa variable-variabel tersebut terasosiasi satu

sama lain (teori).

Proses dalam membangun kerangka kerja teoritis termasuk:

1. Memperkenalkan definisi-definisi dari konsep atau variable dalam model.

2. Mengembangkan sebuah model konseptual yang menyediakan penggambaran

deskriptif dari teori.

3. Hadir dengan teori yang menyediakan penjelasan hubungan antara variable-variabel

dalam model.

B. Variabel

Sebuah variable adalah sesuatu yang dapat membedakan nilai. Nilai dapat

berbeda pada waktu yang bervariasi untuk sebuah objek atau orang, atau pada waktu

yang sama untuk objek yang berbeda atau orang.


 Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel dari kertertarikan (kepentingan) utama peneliti.

Tujuan peneliti adalah untuk memahami dan mendeskripsikan variabel dependen,

atau untuk menjelaskan keragamannya, atau untuk memprediksikan.

 Variabel Independen

Secara umum diduga bahwa variabel independen adalah salah satu yang

mempengaruhi variabel dependen dalam hal yang positif atau negative.

 Variabel Moderat

Variabel moderat adalah variabel yang memiliki efek kontigen (tidak pasti) pada

hubungan variabel independent – variabel dependen.

 Variabel Mediasi

Variabel mediasi (atau variabel intervensi) adalah variabel yang muncul antara waktu

variabel independent mulai beroperasi untuk mempengaruhi variabel dependen dan

waktu akibatnya mulai dirasakan.

C. Komponen Kerangka Teori

Kerangka teoritis yang baik mengidentifikasi dan mendefinisikan variabel-variabel

penting dalam situasi yang relevan dengan masalah dan selanjutnya menggambarkan dan

menjelaskan keterkaitan antara variabel-variabel tersebut.

Ada tiga fitur dasar yang harus dimasukkan dalam kerangka teori apapun:

1. Variabel yang dianggap relevan dengan penelitian harus didefinisikan dengan jelas.
2. Sebuah model konseptual yang menggambarkan hubungan antara variabel dalam

model harus diberikan.

3. Harus ada penjelasan yang jelas mengapa kita berharap hubungan ini ada.

D. Pengembangan Hipotesis

Hipotesis dapat didefinisikan sebagai hubungan yang diduga secara logis antara dua atau

lebih variabel yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Dengan

menguji hipotesis dan mengkonfirmasi hubungan dugaan, diharapkan dapat ditemukan

solusi untuk memperbaiki masalah yang dihadapi.

E. Hipotesis Terarah dan Hipotesis Tidak Terarah

Hipotesis terarah ialah hipotesis yang mengungkapkan hasil penelitian secara

spesifik. Hipotesis ini biasanya ditandai dengan kalimat hubungan variabel yang

positif/negative (+/-), lebih dari atau kurang dari.

Sementara hipotesis tidak terarah adalah hipotesis yang menyatakan hubungan

atau perbedaan, tetapi tidak menyatakan secara spesifik hubungan atau perbedaan

tersebut. Dengan kata lain, meskipun mungkin ada dugaan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara dua variabel, kita mungkin tidak dapat mengatakan apakah hubungan

tersebut positif atau negative.

F. Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif

Hipotesis Nol atau Hipotesis Nihil atau hipotesis null dalam notasi, hipotesis ini

dituliskan dengan “Ho” adalah hipotesis yang meniadakan perbedaan antar kelompok

atau meniadakan hubungan sebab akibat antar variabel yang artinya selisih variabel

pertama dengan variabel kedua adalah nol atau nihil.


Hipotesis alternatif adalah lawan dari hipotesis nol. Jika hipotesis nol tidak

terbukti, maka hipotesis alternatif dapat diterima. Sebaliknya jika hipotesis nol dapat

dibuktikan kebenarannya, maka hipotesis alternatif tidak dapat diterima.

G. Pengujian Hipotesis dengan Penelitian Kualitatif: Analisis Kasus Negatif

Hipotesis dapat diuji dengan data kualitatif. Sebagai contoh, setelah wawancara

yang panjang, seorang peneliti telah mengembangkan kerangka kerja teoritis bahwa

praktik tak pantas oleh karyawan adalah sebuah fungsi dari ketidakmampuan untuk

menentukan antara benar dan salah, atau kebutuhan untuk uang lebih, praktik organisasi

yang tidak berbeda. Untuk menguji hipotesis bahwa ketiga factor tersebut merupakan

factor primer yang mempengaruhi praktik-praktik tak pantas, peneliti harus mencari data

membuktikan hipotesis.

H. Implikasi Manajerial

Pada hubungan ini, hal ini menjadi mudah untuk mengikuti perkembangan

penelitian dari tingkat awal, Ketika manajer mengetahui ruang lingkup permasalahan,

pengumpulan data pendahuluan (termasuk tinjauan pustaka), pengembangan kerangka

kerja teoritis berdasarkan tinjauan pustaka dan dipandu oleh pengalaman dan intuisi,

formulasi hipotesis untuk pengujian.

Anda mungkin juga menyukai