Anda di halaman 1dari 42

Theoretical Framework

and
Hypothesis Development
Kelompok 2:
Citra Ananda ( 12030120410019)
Priyono (12030120410023)
Beti ( 12030120410020)
TABLE OF CONTENTS

01
Kerangka Teoritis 03
Uma Sekaran dan Roger
Bougie, 2016 Chapter 5
Perbedaan Variabel
Moderator-Mediator

02 Dalam Penelitian
Psikologi Sosial
Pengembangan Baron & Kenny 1986
Hipotesis
Uma Sekaran dan Roger
Bougie, 2016 Chapter 5
INTRODUCTION
Pengembangan
Kerangka Teoritis

Deduktif Pengujian Teori Penelitian


Kausal

Kerangka teoritis melibatkan identifikasi jaringan hubungan antar


variabel yang dianggap penting untuk masalah yang diteliti
01
KERANGKA
TEORITIS
Kebutuhan Kerangka Teoritis
 Kerangka Teoritis mewakili keyakinan kita bagaimana fenomena tertentu
(atau variabel atau konsep) terkait satu sama lain (model) dan menjelaskan
mengapa kita yakin bahwa variabel-variabel ini saling terkait (teori).
 Proses membangun kerangka teoritis meliputi:
 Memperkenalkan definisi konsep atau variabel model.
 Membangun model konseptual yang memberikan representasi deskriptif
dari teori.
 Muncul dengan teori yang memberikan penjelasan untuk hubungan
antara variabel dalam model.
 Karena kerangka teoritis melibatkan identifikasi hubungan antara variabel yang
dianggap penting untuk penelitian dari masalah tertentu, maka penting
memahami apa arti dari variabel dan jenis-jenis variabel yang berbeda
VARIABEL
Variabel adalah sesuatu yang memiliki nilai yang berbeda atau beragam

Variabel Dependen Variabel Variabel Moderasi Variabel Mediasi


(dikenal juga sebagai Independen (dikenal
variabel kriteria) juga sebagai variabel
prediktor)
Variabel
Variabel Dependen Independen
 Variabel independen adalah variabel yang
 Variabel yang menjadi minat mempengaruhi variabel dependen baik
utama peneliti. secara positif maupun negatif.
 Tujuan peneliti adalah untuk  Syarat bahwa perubahan independen
memahami dan mendeskripsikan penyebab perubahan variabel dependen:
variabel atau menjelaskan - Variabel independen dan dependen
variabilitas atau harus saling melengkapi
memprediksinya. - Variabel independen harus mendahului
 Melalui analisis, akan variabel dependen
ditemukan variabel apa yang - Tidak ada faktor lain yang menjadi
mempengaruhi variabel kemungkinan penyebab perubahan
dependen variabel dependen
- Diperlukan penjelasan logis (teori) dan
harus menjelaskan mengapa variabel
independen mempengaruhi variabel
dependen
Variabel Moderasi
 adalah variabel yang memiliki kekuatan kontingen berpengaruh pada hubungan variabel
independen-variabel dependen. Artinya, adanya variabel ketiga (variabel moderasi) mengubah
hubungan asli antara variabel independen dan variabel dependen.

Contoh:
Perbedaan antara variabel independen dan Variabel
variabel moderasi Dependen Variabel
Moderasi
Ilustrasi:
1. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa semakin baik kualitas
program pelatihan dalam suatu organisasi dan semakin
besar kebutuhan pertumbuhan dari karyawan (di mana,
kebutuhan untuk berkembang dan tumbuh dalam pekerjaan
itu kuat), maka semakin besar keinginan mereka untuk
mempelajari cara-cara baru dalam melakukan sesuatu.

2. Penelitian lain menunjukkan bahwa kesediaan karyawan


untuk mempelajari cara-cara baru dalam melakukan sesuatu
tidak dipengaruhi oleh kualitas program pelatihan yang
ditawarkan organisasi. Hanya mereka yang memiliki
kebutuhan untuk tumbuh yang menginginkan untuk belajar
melakukan hal-hal baru melalui pelatihan khusus.

Variabel
Independen
Variabel Mediasi
 (atau variabel intervening), salah satu yang muncul antara waktu variabel independen mulai
beroperasi untuk mempengaruhi variabel dependen dan waktu dampaknya dirasakan
 Variabel mediasi muncul sebagai fungsi dari variabel independen yang beroperasi dalam situasi
apapun dan membantu untuk membuat konsep serta menjelaskan pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen.

Contoh:
BAGAIMANA TEORI DIHASILKAN

 Kerangka teoritis adalah fondasi yang mendasari seluruh proyek penelitian


deduktif.

 Hubungan antara tinjauan pustaka dan kerangka teoritis:


- Tinjauan pustaka mengidentifikasi variabel-variabel yang mungkin penting,
sebagaimana ditentukan oleh temuan-temuan penelitian sebelumnya. Lalu
membentuk dasar untuk model teoretis.
- Kerangka teoritis mewakili dan menguraikan hubungan antar variabel,
menjelaskan teori yang mendasari hubungan, dan menjelaskan sifat dan arah
hubungan. Ini memberi dasar logis untuk mengembangkan hipotesis yang
dapat diuji.
Komponen Kerangka Teoritis

 Kerangka teoritis yang baik mengidentifikasi dan mendefiniskan variabel-


variabel penting dalam situasi yang relevan dengan masalah dan kemudian
mendeskripsikan dan menjelaskan keterkaitan antara variabel-variabel tersebut.

 Tiga fitur yang harus disertakan dalam kerangka teoritis:


 Variabel yang dianggap relevan dengan penelitian harus didefinisikan dengan
jelas.
 Model konseptual yang menggambarkan hubungan antar variabel dalam
model harus diberikan.
 Harus ada penjelasan yang jelas tentang mengapa kita mengharapkan
hubungan ini ada.
02 2
PENGEMBANGAN
HIPOTESIS
Definisi Hipotesis
 Hipotesis adalah pernyataan tentatif, namun dapat diuji, yang memprediksi apa
yang Anda harapkan untuk ditemukan dalam data empiris Anda.

 Hipotesis berasal dari teori yang menjadi dasar model konseptual Anda dan
seringkali bersifat relasional

 Hipotesis dapat didefinisikan sebagai hubungan yang diduga secara logis antara
dua atau lebih variabel yang diekspresikan dalam bentuk pernyataan yang dapat
diuji.

Dengan menguji hipotesis dan mengkonfirmasi hubungan


dugaan, diharapkan solusi dapat ditemukan untuk memperbaiki
masalah yang dihadapi.
Contoh

Keberagaman tenaga kerja berpengaruh positif terhadap efektivitas organisasi.

 Di atas adalah pernyataan yang dapat diuji. Dengan


mengukur tingkat keragaman tenaga kerja dan
keefektifan organisasi , kita dapat secara statistik
menguji hubungan antara kedua variabel ini untuk
melihat apakah ada korelasi yang signifikan (positif)
antara keduanya.
Pernyataan hipotesis: format
 Pernyataan : Jika – maka pernyataan (if then-statement)
Untuk memeriksa apakah ada atau tidak dugaan hubungan atau perbedaan, hipotesis ini
dapat ditetapkan sebagai proposisi atau dalam bentuk pernyataan : jika – maka
Contoh :

 Wanita muda akan lebih cenderung mengungkapkan ketidakpuasan dengan


berat badan mereka, ketika mereka lebih sering terpapar gambar model
kurus dalam iklan

 Jika remaja putri lebih sering terpapar gambar model kurus dalam iklan,
maka mereka akan lebih cenderung mengungkapkan ketidakpuasan dengan
berat badan mereka.
Hipotesis Terarah (Directional) dan Tidak
Terarah (Nondirectional)
Hipotesis terarah  hipotesis yang menunjukkan arah hubungan antara variabel apakah positif atau
negatif ataupun sifat perbedaan antara dua kelompok pada variabel (lebih dari/kurang dari).
Contoh:
 Semakin besar stress yang dialami dalam pekerjaan, maka semakin rendah kepuasan kerja
karyawan
 Wanita lebih termotivasi daripada pria

Hipotesisi tidak terarah  hipotesis yang mendalilkan hubungan atau perbedaan, tetapi tidak
menawarkan indikasi arah hubungan atau perbedaan ini. Dengan kata lain, meskipun diduga terdapat
hubungan yang signifikan antara dua variabel, tapi kita tidak dapat mengatakan apakah hubungan tersebut
positif atau negatif.
Contoh:
• Ada hubungan antara kecenderungan arousal-seeking dan preferensi konsumen untuk desain
produk yang kompleks
• Ada perbedaan antara nilai-nilai etos kerja karyawan Amerika dan Asia
Hipotesis
Hipotesis Nol (H0) Alternatif (HA)
 Hipotesis yang dibuat untuk  Kebalikan dari hipotesis nol
ditolak untuk mendukung hipotesis  Hipotesis alternatif adalah
alternatif. pernyataan yang
 Hipotesis nol dapat menyatakan mengungkapkan hubungan
bahwa korelasi antara dua variabel antara dua variabel atau
sama dengan nol atau bahwa menunjukkan perbedaan
perbedaan rata-rata dua kelompok antar kelompok.
dalam populasi sama dengan nol
(atau bilangan pasti lainnya)
 Contoh :
 Iklan tidak mempengaruhi
penjualan
 Wanita dan pria membeli sepatu
dalam jumlah yang sama
Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif
 Hipotesis
1.   nol dirumuskan sehingga dapat diuji untuk kemungkinan penolakan. Jika kita menolak
hipotesis nol, maka semua hipotesis alternatif yang diizinkan terkait hubungan tertentu yang diuji dapat
didukung.
 Kerangka teori dalam pengembangan hipotesis ini didasarkan pada logika yang kuat dan dapat
dipertahankan.

 Hipotesisi nol sehubungan dengan perbedaan kelompok yang dinyatakan dalam contoh “Wanita lebih
termotivasi daripada pria” adalah:

atau

dan hipotesis alternatifnya:

atau
Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif
1.  
 Untuk hipotesis nondirectional dari kelompok rata-rata yang berbeda dalam nilai etos kerja.
Contohnya: Ada perbedaan antara nilai etos karyawan Amerika dan Asia.
maka hipotesis nolnya adalah:

atau

dan hipotesis altenatifnya:


Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif
1.  
 Hipotesis nol untuk hubungan antara kedua variabel dalam contoh berikut:
“Semakian besar stress yang dialami dalam pekerjaan, semakin rendah kepuasan kerja karyawan”
Yang menjadi H0 adalah tidak ada hubungan antara stress yang dialami di tempat kerja dan kepuasan
kerja karyawan. Maka dinyatakan dalam statistik sebagai berikut:

merepresentasikan korelasi antara stress dan kepuasan kerja, yang dalam hal ini =0 ( atau tidak ada korelasi

 Hipotesis alternatifnya
(korelasinya negatif)
1.  
 Setelah merumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, maka dapat diterapkan uji statistik yang sesuai.
 Langkah-langkah yang harus diikuti dalam pengujian hipotesis adalah:
1. Menyatakan hipotesis nol dan hipotesis alternatif.
2. Pilih uji statistik yang sesuai tergantung apakah data yang dikumpulkan bersifat parametrik atau
nonparametrik.
3. Menentukan tingkat signifikansi yang diinginkan (p=0,05 atau lebih atau kurang).
4. Lihat apakah hasil output dari analisis komputer menunjukkan bahwa tingkat signifikansi terpenuhi.
Lalu cari nilai kritis yang menentukan wilayah penerimaan pada tabel yang sesuai (tabel t, tabel F, tabel
. Nilai kritis membatasi wilayah penolakan dari penerimaan hipotesis nol. Ketika hasilnya lebih besar
dari nilai kritis, hipotesis ditolak, dan alternatifnya diterima.
IMPLIKASI MANAJERIAL

 Pengetahuan tentang bagaimana dan tujuan apa kerangka teoritis dikembangkan dan
hipotesis yang dihasilkan memungkinkan manajer menjadi penilai yang cerdas atas
laporan yang disampaikan oleh konsultan.
 Konsep variabel independen dan variabel dependen memperluas pemahaman
manajer tentang bagaimana beberapa faktor (variabel independen dalam model) dapat
memberikan kemungkinan solusi untuk masalah (variabel dependen dalam model).
 Konsep variabel moderasi memungkinkan manajer untuk memahami bahwa
beberapa solusi yang diusulkan mungkin tidak menyelesaikan masalah untuk semua
orang atau dalam setiap situasi.
 Pengetahuan tentang signifikansi dan mengapa hipotesis tertentu diterima atau
ditolak, membantu manajer dalam pengambilan keputusan yang masuk akal.
03 Perbedaan Variabel Moderator-
Mediator dalam Penelitian
Psikologis Sosial: Pertimbangan
Konseptual, Strategis, dan
Statistik
By :
Reuben M. Baron and David A. Kenny
Tujuan Analisis
memperjelas pentingnya perbedaan dari hal yang dimiliki variabel moderator dan mediator
sebagai variabel ke tiga pada teori dan penelitian

tidak jarang peneliti psikologi sosial menyebut istilah moderator dan mediator secara
bergantian
Secara khusus, peneliti membedakan antara dua fungsi dari variabel ketiga
Fungsi dari moderator sebagai variabel ke tiga adalah membagi focal independent variables menjadi
beberapa partisi atau subgroup yang membentuk pengaruh maksimal pada variabel dependent,

Fungsi mediator sebagai variabel ke tiga untuk membantu menggambarkan mekanisme pengaruh
focal variable independent mana saja yang berpengaruh pada variabel dependent
Artikel ini menegaskan adanya dampak konseptual jika gagal menilai perbedaan dari mediator dan
moderator, sehingga akan dijelaskan dalam beberapa tahap yakni tahap konseptual, strategis, dan
statistik
Sifat Moderator
Secara umum

Moderator, kualitatif (misalnya, jenis kelamin, ras, class) atau Moderator kuantitatif (misalnya, tingkat
penghargaan) yang mempengaruhi arah dan / atau kekuatan hubungan antara variabel independent atau
prediktor dan variabel dependent atau kriteria
Secara khusus
Dalam kerangka analisis korelasional, moderator adalah variabel ketiga yang mempengaruhi korelasi zero-
order antara dua variabel lainnya

Analysis of variance (ANOVA)

Dasar pengaruh moderator dapat direpresentasikan sebagai interaksi antara variabel


independen fokus dan faktor yang menentukan kondisi yang sesuai untuk pengoperasiannya
Tahap Pembentukan Kerangka Analitik untuk Menguji
Pengaruh Moderator
Sebuah moderator dapat dipandang secara kategoris
atau secara karakteristik dan hal itu akan
mempengaruhi arah atau kekuatan hubungan antara
variabel prediktor (misalnya a) dan variabel dependen .
Dalam bentuk formal, b adalah moderator, bila
hubungan antara dua (atau lebih) variabel, katakanlah
a dan Y, merupakan fungsi tingkat b. Berikut ini bentuk
matematisnya: Y = f (a, b, a * b), dimana Y = outcome
variable, a = variable prediktor, dan b = variabel
moderator ; disini a * b menunjukkan pengaruh
gabungan a dan b

variabel moderator selalu berfungsi sebagai variabel independen,


Memilih Prosedur Analitik yang Sesuai:
Menguji Moderasi

Prosedur analisis khusus untuk mengukur dan menguji moderasional dengan


hipotesis tepat

moderasi menyiratkan hubungan kausal antara dua variabel berubah sebagai suatu
fungsi dari variabel moderator

Cara untuk mengukur dan menguji efek diferensial tergantung sebagian pada tingkat
pengukuran variabel independen dan variabel moderator
Pertimbangan untuk 4 kasus

Cara untuk mengukur


dan menguji efek-efek
yang berbeda
tergantung pada
tingkat pengukuran
dari variabel
independen dan
variabel moderator.
Terdapat 4 kasus yang
dapat muncul akibat
kita mengaitkan dua
dimensi seperti yang
dapat dilihat pada
tabel disamping:
Tiga cara ideal di mana moderator mengubah pengaruh variabel
independen terhadap dependen variabel
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
berubah secara linier terhadap moderator. Hipotesis linier
menunjukkan perubahan bertahap dan stabil dalam
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
sebagai moderator perubahan.
Fungsi kedua pada gambar adalah kuadrat fungsi. Misalnya,
pesan yang membangkitkan rasa takut mungkin lebih banyak
umumnya efektif daripada pesan rasional untuk semua subjek
ber-IQ rendah, tetapi seiring dengan meningkatnya IQ, pesan
yang membangkitkan rasa takut kehilangan keunggulannya dan
pesan rasional menjadi lebih efektif
Fungsi ketiga pada Gambar 2 adalah fungsi langkah. Di beberapa
tingkat IQ kritis, pesan rasional menjadi lebih efektif daripada
pesan yang membangkitkan rasa takut. Pola ini diuji dengan
dichot menghilangkan moderator pada titik di mana langkah
tersebut seharusnya terjadi dan berlanjut seperti dalam Kasus 1
Karateristik Mediator
Pertimbangan Analitik Umum

Suatu variabel dapat dikatakan


berfungsi sebagai mediator
sejauh ia menjelaskan hubungan
antara variabel prediktor dan Sebuah variabel berfungsi sebagai mediator ketika
kriteria. Mediator menjelaskan memenuhi kondisi berikut
bagaimana external physical
events mengambil signifikansi variasi dalam tingkat variabel independen dapat secara
psikologis internal. Sedangkan signifikan menjelaskan variasi dalam asumsi mediator (yaitu,
variabel moderator menentukan Jalur a)
kapan efek tertentu akan terjadi , variasi dalam mediator secara signifikan menghitung variasi
mediator berbicara tentang dalam variabel dependen (yaitu, Jalur b), dan (c) ketika Jalur a
bagaimana atau mengapa efek dan b dikendalikan, signifikan sebelumnya hubungan antara
seperti itu terjadi variabel independen dan dependen tidak ada
signifikan lebih lama, dengan demonstrasi media terkuat yang
terjadi saat Jalur c adalah nol
Menguji Mediasi
Untuk menguji mediasi, harus memperkirakan tiga persamaan regresi berikut
melakukan regresi mediator terhadap variabel independen
X memprediksi M.    Analisis regresi ini akan menghasilkan nilai estimasi prediktor. Kita namakan
nilai ini dengan nama jalur‐a. Jalur ini nilainya juga diharapkan nilainya signifikan

regresi variabel dependen pada variabel independen


X memprediksi Y.   Analisis regresi ini akan menghasilkan nilai estimasi prediktor. Kita namakan nilai ini
dengan nama jalur‐c. Jalur ini nilainya diharapkan nilainya signifikan (p<0.05).

meregresi variabel dependen pada keduanya variabel independen dan mediator


M memprediksi Y (mengestimasi DV dengan mengendalikan IV).   Sekarang kita menganalisis efek M dan X
terhadap Y. Masukkan X dan M sebagai prediktor terhadap Y. Analisis regresi ini akan menghasilkan dua
nilai estimasi prediktor dari M dan X. Prediksi M terhadap Y kita namakan jalur‐b  sedangkan prediksi X
terhadap Y kita namakan jalur‐c’ . Jalur‐b nilainya diharapkan signifikan, sedangkan jalur‐c’ nilainya
diharapkan tidak signifikan.
Syarat-syarat berikut harus dipenuhi untuk membentuk mediasi

variabel independent harus mempengaruhi mediator pada persamaan


pertama

variabel independen harus terbukti mempengaruhi variabel dependen dalam


persamaan kedua
mediator harus mempengaruhi variabel dependen dalam
persamaan ketiga
Gambaran Umum Perbedaan Konseptual Antara
Moderator dan Mediator
Mediasi Moderator
untuk mendemonstrasikan mediasi seseorang penelitian moderator biasanya memiliki minat
harus membangun hubungan yang kuat antara yang lebih besar dalam variabel prediktor itu
prediktor dan variabel mediasi sendiri.

variabel mediasi dan beberapa


variabel endogen atau kriteria distal Prediktor pragmatis orientasi adalah tipikal dalam
psikologi industri, di mana prediktor sering
berupa tes, dalam psikologi sosial sering kali
penelitian berorientasi mediator lebih
moderator secara teoritis diturunkan sebagai
tertarik pada mekanisme daripada variabel
mediator.
eksogen itu sendiri (misalnya, disonansi
dan mediator kontrol pribadi telah
diterapkan sebagai penjelasan berbagai
prediktor
Pertimbangan Strategis ( 1 )
Moderator to mediator.

Seorang peneliti dapat mulai dengan orientasi moderator dan berakhir dengan menjelaskan proses
mediator, atau memulai dengan pendekatan mediator dan mendapatkan intervensi tipe moderator
Sebagai contoh
masalah perbedaan tingkat kecemasan yaitu, ketika anak-anak kulit hitam dan putih ditempatkan di
lingkungan belajar kelas menengah, anak-anak kulit hitam mungkin mengalaminya tingkat kecemasan
evaluatif yang lebih tinggi. Oleh karena itu, tingkat kecemasan evaluatif dapat didalilkan untuk
menengahi efektivitas diferensial dari teknik instruksional yang diberikan. Jadi, inilah dimana variabel
moderator telah berguna untuk menunjukkan kemungkinan variabel mediator

jika dua variabel memiliki kekuatan yang sama sebagai moderator potensial dari hubungan sifat-
perilaku, seseorang harus memilih variabel yang lebih siap. cocok untuk spesifikasi mekanisme
mediasi
Pertimbangan Strategis ( 2 )
Medirator to moderator.

Sebagai Contoh
memediasi hubungan antara kepadatan sosial dan penurunan kinerja tugas.

Dalam situasi ini seorang mediator dapat menyarankan intervensi lingkungan untuk mencegah
efek samping kepadatan. Misalnya, apa yang tampaknya dibutuhkan adalah intervensi yang akan
berfungsi untuk meningkatkan kendali atas pertemuan sosial.

Jadi, kadang-kadang efek moderator mungkin menyarankan seorang mediator untuk melakukan
uji pada tahap penelitian yang lebih maju di bidang tertentu.
Sebaliknya, mediator dapat digunakan untuk menurunkan intervensi melayani tujuan yang
diterapkan
Implikasi Operasional
sejumlah implikasi dari pembedaan moderator-mediator pada tingkat pemilihan operasi penelitian
Interpretasi moderator tentang hubungan antara stresor dan kontrol biasanya memerlukan
manipulasi kontrol eksperimental sebagai sarana untuk membangun kemandirian antara stresor dan
kontrol sebagai fitur lingkungan yang terpisah dari stressor

Ketika kontrol dimanipulasi secara eksperimental dalam melayani fungsi moderator, seseorang
tidak perlu mengukur kontrol yang dirasakan, yang merupakan konsep kognitif intraorganismik

penilaian independen atas kontrol yang dirasakan sangat penting untuk alasan konseptual, bukan
karena alasan metodologis seperti dalam kasus moderator. Karena status konseptual penilaian ini
dalam kasus mediator, perhatian utama seseorang adalah demonstrasi validitas konstruk, situasi
yang idealnya membutuhkan beberapa pengukuran independen dan konvergen
Kerangka Kerja untuk Menggabungkan Mediasi dan
Moderasi
Manipulasi Kontrol( C )

Stressor ( S ) : Variabel independent ( predictor )

Manipulasi Kontrol X Stressor ( CS )

Kontrol yang Dirasakan ( P ).

Outcome ( O )
Implikasi dan Aplikasi Perbedaan Moderator-
Mediator
Tiga bidang penelitian psikologi sosial

Pengendalian
penelitian tentang dampak pengendalian pribadi dalam psikologi sosial dan lingkungan dilakukan secara
metodologis (tetapi tidak secara teoritis) ambivalen sehubungan dengan control status penyebab
variabel

Peneliti cenderung menggunakan manipulasi mental eksperimental dari kontrol pribadi dengan
menggunakan ANOVA

Untuk memberikan bukti mediasi yang lebih kuat, diperlukan penilaian independen tentang
dampak stresor pada beberapa indeks pengendalian organisme.
Implikasi dan Aplikasi Perbedaan Moderator-
Mediator ( 2)
hubungan niat perilaku

Niat perilaku adalah contoh yang jelas dari konsep mediator dalam psikologi psikologi sosial

Fishbein dan Ajzen berasumsi bahwa dampak sikap dan faktor normatif pada perilaku imediasi
melalui niat perilaku

Fishbein's (1966) menemukan , niat itu prediktor yang lebih baik untuk wanita daripada pria
dengan sendirinya paling baik dilihat sebagai efek moderator,

Jenis kelamin memiliki efek seperti itu pada niat seksual , Sebagai contoh, dapat dikatakan
bahwa niat memprediksi lebih baik untuk wanita karena wanita kurang impulsif
dibandingkan pria dalam hal waktu perilaku seksual.
Implikasi dan Aplikasi Perbedaan Moderator-
Mediator ( 3)
Menghubungkan Disposisi Global dengan Perilaku: Sikap dan Sifat

sifat-perilaku dan hubungan sikap-perilaku secara eksplisit didekati dari perspektif


variabel moderator

Misalnya, keefektifan prediksi dari kedua sifat dan sikap meningkat ketika pemantauan diri (Snyder,
1983) dan kesadaran diri (Scheier, 1980), masing-masing digunakan sebagai variabel moderator

Menempatkan variabel moderator dan mediator dalam sistem sebab-akibat yang sama membantu
menonjolkan peran yang lebih dinamis yang dimainkan oleh mediator dibandingkan dengan moderator
(Finney, Mitchell, Cronkite, & Moos, 1984).
Menghubungkan Pemantauan Diri X Hubungan sifat dengan mekanisme mediasi tertentu menyiratkan
bahwa variasi dalam pemantauan diri menimbulkan atau memasukkan pola penanganan atau
pemrosesan informasi yang berbeda yang menyebabkan orang menjadi kurang lebih konsisten dengan
sikap mereka dalam perilaku mereka
Many
THANK
S!

Anda mungkin juga menyukai