Anda di halaman 1dari 4

Nama

NIM

: Rosyidatul Muizzah

: 135020307111070

Kelas : CG-Metodologi Penelitian


-KERANGKA TEORITIS DAN PENYUSUNAN HIPOTESISA. Kebutuhan atas kerangka teoritis
Kerangka teoritis mewakili kepercayaan pada bagaimana fenomena
tertentu (baik variabel baik konsep) dikaitkan dengan model lain dan
penjelasan tentang kenapa percaya bahwa variabel ini memiliki saling
keterkaitan (teori).
Proses membangun kerangka teoritis meliputi:
1. Memperkenalkan definisi dari konsep atau variabel dalam sebuah
model
2. Membangun model konseptual yang menyediakan gambaran
deskriptif tentang teori kita
3. Datang dengan teori yang menjelaskan hubungan antar variabel
menurut model kita
Dari kerangka teori, kemudian, pengujian hipotesis bisa dibangun
untuk memeriksa apakah teori kita valid atau tidak. Sejak kerangka teori
menawarkan dasar konseptual untuk diproses dengan penelitian, dan
sejak kerangka teori memasukka sesuatu tidak lebih dari identifikasi
jariangan dari hubungan antara variabel dianggap penting untuk dipelajari
dengan memberikan situasi sebuah masalah, itu adalah penting untuk
memahami apa arti variabel dan apa perbedaan dari beberapa variabel.
B. Variabel
Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa
variasi pada nilai. Nilai bisa berbeda pada berbagai waktu untuk objek
atau orang yang sama, atau pada waktu yang sama untuk objek atau
orang yang berbeda. Contoh variabel yaitu unit produksi, absensi dan
motivasi.
Empat jenis variabel utama, yaitu:
1. Variabel dependen (variabel terikat)
Variabel yang menjadi minat utama studi atau merupakan variabel
utama yang menjadi faktor yang berlaku dalam investigasi. Melalui
analisis variabel dependen, itu memungkinakan untuk menemukan
jawaban atau solusi untuk sebuah masalah.
2. Variabel independen (variabel bebas)
Variabel yang mempengaruhi variabel terikat entah secar postif
maupun negatif. Yaitu ketika variabel bebas dan variabel terikat
sama-sama ada. untuk menetapkan bahwa perubahan variabel
independen menyebabkan perubahan dalam variabel dependen,
semua empat kondisi berikut harus dipenuhi:

a. Variable independen dan variabel dependen harus di covary;


dengan kata lain, perubahan variabel dependen harus terkait
dengan perubahan pada variabel independen
b. Variabel independen harus mendahului variabel dependen.
Dengan kata lain, harus ada urutan waktu pada 2 kejadian:
penyebab harus terjadi sebelum akibat
c. Tidak ada faktor lain yang harus dijadikan penyebab
kemungkinan dari perubahan variabel dependen. Karenanya,
peneliti harus mengkontrol akibat dari variabel lain.
3. Variabel moderator
Variabel yang mempunyai hubungan ketergantungan yang kuat
dengan hubungan variabel independen atau variabel dependen.
Dimana, kehadiran variabel ini mengubah hubungan awal antara
dependen dan variabel independen .
Perbedaan antara variabel independen dan variabel
moderator.
Kadang,
kebingungan
mungkin
timbul
ketika
menentukan kapan variabel harus diperlakukan sebagai variabel
independen dan kapan diperlakukan sebagai variabel moderator.
Contohnya, dengan dua kondisi berikut:
a. Sebuah penelitian mengindikasikan bahwa kualitas terbaik dari
program pelatihan di organisasi dan pertumbuhan yang lebih
besar dari karyawan, yang lebih besar kerelaan mereka untuk
mempelajari cara terbaru untuk melakukan sesuatu.
b. Penelitian lain mengindikasikan bahwa kerelaan karyawan untuk
mempelajari sesuatu yang baru tidak dipengaruhi oleh kualitas
program pelatihan yang ditawarkan oleh organisasi untuk
seluruh individu tanpa perbedaan. Hanya dengan pertumbuhan
yang tinggi terlihat dibutuhkan untuk mempunyai kemauan
kembali untuk mempelajari sesuatu yang baru dari melalui
pelatihan khusus.
4. Variabel mediasi
Variabel yang mengemuka sebagai fungsi dari variabel bebas, dan
membantu dalam mengonseptualisasi dan menjelaskan pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat.
C. Kerangka teoritis
Langkah-langkah membuat model konseptual atau kerangka teoritisnya
yaitu:
1. Tetapkan nama variabel yang diteliti
2. Pembahasan harus menyebutkan alasan keterkaitan antarvariabel
3. Bila sifat dan arah hubungan dapat diteorikan berdasarkan temuan
penelitian sebelumnya, maka harus ada indikasi dalam pembahasan
apakah hubungan tersebut akan positif atau negatif
4. Harus ada penjelasan mengapa hubungan tersebut diperkirakan
berlaku
5. Deskripsikan teori dalam bentuk diagram skematis kerangka teoritis
D. Penyusunan Hipotesis
Setelah mengidentifikasi variabel penting dan menetapkan hubungan
antar variabel melalui pemikiran logis dalam kerangka teoritis selanjutnya
kita berada dalam posisi untuk menguji apakah hubungan yang diteorikan

benar-benar terbukti kebenarannya. Menguji hubungan tersebut dengan


analisis statistik atau melalui analisis kasus negatif dalam penelitian
kualitatif. Hasil pengujian memberi solusi untuk memecahkan masalah.
Penyataan yang dapat diuji disebut Hipotesis.
1. Definisi hipotesis
Bisa diartikan sebagai tentatif, diuji, pernyataan, yang memprediksi
apa yang diharapkan oleh peneliti untuk menemukan di dalam data
empiris si peneliti. Hipotesis bisa diartikan juga sebagai dugaan logika
dengan hubungan antara dua atau lebih variabel dinyatakan pada
bentuk penyataan diuji. Dengan pengujian hipotesis dan konfirmasi
dugaan hubungan, diharapkan solusi tersebut bisa ditemukan untuk
membenarkan suatu permasalahan.
2. Pernyataan hipotesis: Format
a. Pernyataan Jika-Maka (If-Then)
hipotesis dapat menguji apakah terdapat perbedaan antara dua
kelompok atau antara beberapa kelompok yang terkait dengan
variabel. Untuk menguji apakah hubungan atau perbedaan yang
diperkirakan tersebut eksis atau tidak, hipotesis dapat disusun
sebagai proposisi atau dalam bentuk pernyataan jika-maka.Contoh:
Karyawan yang lebih sehat akan lebih jarang mengambil cuti sakit;
Jika Karyawan lebih sehat, maka mereka akan lebih jarang
mengambil cuti sakit.
b. Hipotesis Direksional dan nondireksional
- Hipotesis Direksional
hubungan antara dua variabel atau membandingkan dua
kelompok dengan menggunakan istilah-istilah positif, negatif,
lebih dari, kurang dari, dan semacamnya. Contoh:
semakin besar stres yang dialami dalam pekerjaan, lebih rendah
kepuasan kerja dari karyawan
Wanita lebih bermotivasi di banding pria.
- Hipotesis nondireksional
hipotesis yang mendalilkan hubungan atau perbedaan, tetapi
tidak memberikan indikasi mengenai arah dari hubungan atau
perbedaan tersebut. Contoh:
ada hubungan antara umur dan kepuasan kerja
ada perbedaan antara nilai etika kerja karyawan Amerika dan
karyawan Asia
c. Hipotesis Null dan Alternatif
proposisi yang menyatakan hubungan yang difinitif dan tepat di
antara dua variabel. Korelasi populasi antara dua variabel adalah
sama dengan nol atau bahwa perbedaan dengan mean (rerata
hitung) dua kelompok dalam populasi adalah sama dengan nol
(atau suatu angka tertentu).
Hipotesis null dengan perbedaan kelompok sebagai contoh
Wanita lebih bermotivasi di banding pria, maka dapat dinyatakan
sebagai berikut:
H0 : M = W atau H0 : M - W = 0

Di mana H0 mewakili hipotesis nol, M adalah mean (rerata hitung)


tingkat motivasi pria, dan W adalah mean tingkat motivasi wanita.
Hipotesis Alternatif adalah lawan dari hipotesis null,
pernyataannya mengekspreksikan hubungan antara dua variabel
atau mengindikasikan perbedaan antara kelompok-kelompok.
Hipotesis alternatif untuk contoh diatas secara adalah
sebagai berikut:
HA : M < W yang sama dengan HA : W > M
Di mana HA mewakili hipotesis alternatif
dan M berturut-turut
adalah mean tingkat motivasi pria dan wanita.
Hipotesis null untuk hubungan antara dua variabel sebagai
contoh semakin besar stres yang dialami dalam pekerjaan, lebih
rendah kepuasan kerja dari karyawan, maka dapat dinyatakan
sebagai berikut:
H0 : = 0
Dimana mewakili korelasi antara stress dan kepuasan kerja ,
dimana pada kasus ini samadengan 0.
Hipotesis alternatif untuk contoh diatas, merupakan hipotesis
direksional, bisa dinyatakan sebagai berikut:
HA : < 0 (korelasi negatif)
Langkah-langkah yang harus diikuti dalam pengujian hipotesis:
1. Menyatakan hipotesis nol dan alternatif.
2. Memilih uji statistik yang tepat berdasarkan data, parametrik
atau nonparametrik.
3. Menentukan tingkat signifikasi yang diinginkan. ( = 0,05, atau
lebih, atau kurang)
4. Memastikan jika hasil dari analisis computer menunjukkan
bahwa tingkat signifikansi terpenuhi. Jika nilai hitung lebih besar
daripada nilai kritis , hipotesis nol ditolak dan alternatif diterima.
Jika nilai hitung lebih kecil daripada nilai kritis , hipotesis nol
diterima dan alternatif ditolak.

Anda mungkin juga menyukai