Anda di halaman 1dari 7

Rangkuman Materi Kuliah

Metodologi Penelitian
Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Sutrisno T., SE., Ak., M.Si.

Penyusun :

Muhammad Raka Sigit A. / 225020300111020

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN

BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2024
A. Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis adalah landasan penelitian hipotetis-deduktif karena merupakan dasar
hipotesis yang akan dikembangkan. Kerangka teoritis bisa juga diartikan identifikasi
teori-teori yang dijadikan landasan berfikir untuk melaksanakan suatu penelitian. Kerangka
teoritis menjadi suatu gambaran atau rencana yang berisi penjelasan dari semua hal yang
dijadikan sebagai bahan penelitian. Ini berlandaskan pada hasil penelitian dan biasanya
mencakup relasi antara variabel-variabel yang terlibat.
Kerangka teoritis dapat berbentuk skema atau diagram dan membantu penulis memahami
variabel-variabel yang menjadi dasar karya ilmiah.
Pengembangan kerangka teoritis sangat penting dalam penelitian deduktif, pengujian teori,
dan kausal tetapi tidak dalam penelitian eksploratif atau deskriptif di mana seseorang tidak
mengembangkan kerangka teoritis untuk mengembangkan dan menguji hipotesisnya.
● Fungsi Kerangka Teoritis
Kerangka teortis mewakili keyakinan peneliti tentang bagaimana fenomena (atau variabel
atau konsep) tertentu saling terkait satu sama lain (model) dan penjelasan mengapa penelliti
yakin bahwa variabel-variabel tersebut terkait satu sama lain (teori).
Oleh karena itu, Keranga Teoritis harus menyoroti dua komponen, yaitu model dan teori.
Baik model maupun teori mengalir secara logis dari dokumentasi penelitian sebelumnya pada
suatu bidang permasalahan.
Definisi teori yang diberikan oleh Fain (2004) yang menyatakan teori adalah sekumpulan
interrelasi berbagai pernyataan (atau konsep) yang terorganisasi dan sistematik yang secara
khusus menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel, yang bertujuan untuk
memahami permasalahan atau latar belakang masalah. Demikian demikian menurut Fain,
teori memiliki karakteristik:
1. Sekumpulan pernyataan (atau konsep) terorganisir dan tersusun secara sistematik yang
menghubungkan beberapa variable
2. Bertujuan untuk memahami permasalahan atau latar belakang dari permasalahan.
Sedangkan mengenai komponen model, kerangka teoritis merupakan suatu model konseptual
mengenai bagaimana seseorang menyatakan hubungan antara beberapa faktor yang dianggap
penting bagi suatu masalah.
Berikut adalah fungsi lain dari kerangka teoritis,
Menetapkan Ketentuan: Kerangka teoritis membantu menetapkan istilah-istilah penting
terkait topik penelitian.
Menyatukan Bagian Penelitian: Kerangka teoritis membantu menyusun data yang saling
berhubungan dan merumuskan kesimpulan.
Menggambarkan Latar Belakang: Kerangka teoritis membantu menjelaskan alasan pemilihan
topik penelitian.
Sebagai Pembatas Penelitian: Kerangka teoritis membantu membatasi masalah yang akan
dibahas.
Memberi Informasi Metode yang Digunakan: Kerangka teoritis memberikan informasi
tentang metode yang digunakan dalam penelitian.
● Komponen-komponen dalam Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis memiliki setidaknya 5 komponen di dalamnya yang merupakan
karakteristik pokok yang harus terkandung dalam kerangka teoritis:
1. Variabel yang relevan dengan masalah yang diteliti diidentifikasi dan diberi nama
2. Hubungan antar variabel dinyatakan dengan jelas
3. Ada indikasi apakah hubungan itu negatif atau positif
4. Ada keterangan yang jelas mengapa kita mengharapkan hubungan itu di mana keterangan
ini bisa kita dapatkan dari penelitian-penelitian sebelumnya atau dari teori.
5. Agar mudah dipahami oleh pembaca, sebaiknya kita membuat diagram skematis.
Selain itu, Kerangka teoritis harus memiliki tiga fitur atau komponen dasar:
1. Definisi yang jelas dari variabel yang dianggap relevan untuk penelitian
2. Model konseptual yang menggambarkan hubungan antara variabel dalam model
3. Penjelasan yang jelas mengapa kita mengharapkan hubungan ini untuk ada

D. Variabel
● Pengertian Variabel
Variabel adalah segala sesuatu yang dapat mempunyai nilai yang berbeda atau bervariasi.
Nilai-nilai tersebut dapat berbeda pada waktu yang berbeda-beda untuk objek atau orang
yang sama atau pada waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda.
Variabel juga memiliki deifinisi sebagai karakteristik yang melekat pada beberapa subyek
yang dapat dibeda-bedakan intensitasnya, banyaknya, atau katagorinya. Variabel merupakan
aspek spesifik yang penting dalam riset, karena merupakan konsepsualisasi yang
mengkomunikasikan aspek-aspek utama proses riset ilmiah, yaitu : rumusan masalah,
hipotesis, desain penelitian, analisis data dan hasil penelitian.

● Ada 4 tipe variabel penelitian yang perlu dipahami.


1. Variabel dependen: Variabel dependen adalah variabel yang menjadi isu utama dalam
penelitian. Variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel ini menjadi perhatian peneliti
karena tujuan riset adalah menjelaskan atau memprediksi variabilitas variabel dependen.
Analisis terhadap variabel dependen memungkinkan peneliti untuk menemukan jawaban atau
pemecahan terhadap masalah riset.
2. Variabel independen: Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi (baik
secara positif maupun negatif) variabel dependen. Adanya variabel dependen dengan
demikian karena keberadaan variabel independen. Variabel independen menjadi penyebab
yang diperkirakan mengakibatkan terjadinya variabel dependen. Variabel independen dengan
kata lain, merupakan sesuatu yang mendahului (antecedent)
3. Variabel pemoderasi (moderating variable): Variabel ini berperan untuk
memperkuat/melunakkan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Variabel ini memberikan efek situasional yang kuat pada hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen. Contoh : Untuk memberikan gambaran yang jelas
mengenai pengaruh situasional dari variabel moderating (masa kerja karyawan) sebagai
pelunak hubungan antara variabel independen (tingkat pendidikan) dengan variabel dependen
(tingkat gaji karyawan)
4. Variabel mediasi / variabel antara (intervening variable). Variabel antara adalah variabel
yang terletak diantara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel ini muncul
pada waktu antara variabel independen beroperasi mempengaruhi variabel dependen.
Variabel antara ini mengakibatkan pengaruh variabel independen pada variabel dependen
menjadi tidak langsung.
Contoh: Gambar berikut menjelaskan fungsi variabel antara (tingkat gaji karyawan) pada
hubungan antara variabel independen (tingkat pendidikan) dengan variabel dependen
(kepuasan kerja karyawan). Dalam model berikut juga ditunjukkan contoh dua variabel
pemoderasi masing-masing lamanya pengalaman kerja karyawan dan adanya tekanan
kejiwaan (stres) dalam bekerja.
● Jenis hubungan antar variabel
1. Hubungan positif Hubungan ini terjadi bila baik variabel independen maupun variabel
dependen mempunyai arah yang sama. Ketika variabel independen meningkat, variabel
dependen juga meningkat. Demikian juga sebaliknya, ketika variabel independen
menurun, variabel dependen juga menurun.
2. Hubungan negatif Hubungan ini terjadi bila variabel independen dan variabel dependen
mempunyai arah yang berkebalikan. Ketika variabel independen meningkat, maka
variabel dependen menurun. Sebaliknya, ketika variabel independen menurun, maka
variabel dependen meningkat.

B. Pembentukan Teori
Teori dihasilkan dari kerangka teoritis. Kerangka teoritis dikembangkan melalui ulasan kritis
dari literatur dan penelitian kualitatif, seperti melalui wawancara, pengamatan, dan analisis
konten dokumen. Penelitian kualitatif memungkinkan peneliti untuk mempertimbangkan
konteks spesifik organisasi dan untuk lebih memperbaiki ide ide mereka sehubungan dengan
kemungkinan solusi untuk masalah.
Untuk mencapai solusi yang baik untuk masalah, peneliti harus mengidentifikasi masalah
atau variabel, antara variabel dependen, independen dm moderasi dan mediasi. Setelah
mengidentifikasi variabel yang sesuai, langkah berikutnya adalah untuk menguraikan
jaringan asosiasi antara variabel, sehingga hipotesis yang relevan dapat dikembangkan dan
kemudian diuji. Pengembangan dan pengujian kerangka teoritis dapat dilihat sebagai langkah
penting dalam proses penelitian.

C. Pengembangan Hipotesis
● Pengertian hipotesis
Hipotesis dapat didefinisikan sebagai suatu hubungan yang dapat diduga secara logis antara
dua atau lebih variabel, yang dinyatakan dalam bentuk atau rumusan pernyataan yang dapat
diuji. Hubungan tersebut merupakan dugaan peneliti berdasarkan keterkaitan hubungan yang
telah melalui pengembangan kerangka teoritis dalam suatu riset.
● Format Pernyataan Hipotesis
1. Proposisi: “Proses penyusunan anggaran yang lebih partisipatif, akan lebih efektif
meningkatkan kinerja manajerial”
2. Pernyataan jika-maka: “Jika tenaga kerja lebih sehat, maka dia tidak akan sering
mengambil cuti sakit.” dan “Jika proses penyusunan anggaran lebih partisipatif, maka kinerja
manajerial akan meningkat lebih efektif”
3. Berarah (directional): “Ada hubungan negatif antara stress yang dialami oleh karyawan
dalam bekerja dengan kepuasan kerja karyawan tersebut.”
4. Tidak berarah (nondirectional): merupakan hipotesis mengenai hubungan atau
pembandingan antara dua variabel, tetapi tidak menyebutkan arahnya. “Ada hubungan antara
umur dan kepuasan kerja.”
“Ada perbedaan nilai etika antara pekerja Jepang dengan pekerja Indonesia”
● Jenis-jenis hipotesis
1. Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif Hipotesis nol (null-hypotheses) menyatakan
bahwa korelasi antara dua variabel sama dengan nol, atau secara umum menyatakan
tidak adanya hubungan yang signifikan antara 2 variabel atau tidak adanya perbedaan
yang signifikan antara 2 kelompok.
2. Hipotesis alternatif (alternate hypotheses) merupakan lawan (kebalikan) dari hipotesis
nol, yang menunjukkan adanya hubungan atau perbedaan antara variabel yang diteliti.
● Langkah-langkah dalam Menguji Hipotesis
1. Tentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif,
2. Pilihlah alat uji statistik yang tepat (tergantung pada data yang dikumpulkan, apakah
parametrik atau nonparametrik),
3. Tentukan level of significance yang diinginkan (=0.05, bisa lebih, bisa kurang),
4. Lihat nilai pada hasil print out dan nilai kritis di tabel,
5. Bila nilai hasil print out lebih besar dari nilai kritis tabel, maka H0 ditolak, HA diterima.
Sementara bila nilai hasil print out lebih kecil dari nilai kritis tabel, hipotesis nol diterima,
dan hipotesis alternatif ditolak.

D. Implikasi Manajerial
Implikasi manajerial adalah Pengetahuan tentang bagaimana dan untuk tujuan apa kerangka
teoritis dikembangkan, dan hipotesis dihasilkan memungkinkan manajer menjadi penilai yang
cerdas atas laporan penelitian yang disampaikan oleh konsultan. Setelah masalah
diidentifikasi, pemahaman yang baik tentang konsep variabel independen dan variabel
dependen akan memperluas pemahaman para manajer tentang bagaimana berbagai faktor
(variabel dependen dalam model) dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Pemahaman
tentang konsep variabel moderasi memungkinkan manajer untuk memahami bahwa beberapa
solusi yang diusulkan mungkin tidak menyelesaikan masalah untuk semua orang atau dalam
setiap situasi.

Anda mungkin juga menyukai