Anda di halaman 1dari 7

Rangkuman Materi Kuliah Metodologi Penelitian

Metode Pengumpulan Data:


Observasi, Wawancara, dan Kuisioner
Materi 7

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Sutrisno T., SE., Ak., M.Si.

Penyusun :
Muhammad Raka Sigit A. / 225020300111020

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
1. Sumber Data
Sumber data terdiri dari dua macam yaitu data primer
dan data sekunder.
-Data primer merupakan data yang
didapatkan peneliti secara langsung (langsung dari tangan
pertama)
-data sekunder adalah data yang
didapatkan peneliti dari sumber yang sudah tersedia.
2. Metode Pengumpulan Data
Dalam riset, metode pengumpulan data merupakan
komponen yang penting untuk diperhatikan demi kesuksesan
riset. Hal ini berkaitan dengan langkah-langkah yang digunakan
dalam mencari dan mengambil data, dari mana sumbernya, dan
alat yang dipakai untuk mengumpulkan data

A. Observasi
Pengumpulan data dengan metode observasi langsung atau dengan pengamatan langsung
merupakan cara pengambilan data dengan menggunakan indra penglihatan atau pendengar dalam
mengamati suatu objek atau kejadian tanpa ada bantuan alat standar lain untuk kepentingan
tersebut kemudian merekam hasil pengamatannya dengan catatan atau alat bantu lainnya.
Observasi merupakan kegiatan yang melibatkan seluruh kekuatan indera seperti pendengaran,
penglihatan, perasa, sentuhan, dan cita rasa berdasarkan pada fakta-fakta peristiwa empiris.
Tujuan observasi partisipasi adalah merekam situasi/peristiwa dalam kejadian sesungguhnya
(seperti apa adanya) pada suatu kelompok tertentu dan untuk memperoleh informasi dari objek
yang diamati berupa data, skor atau rating.
Target observasi bisa melalui aktivitas, peristiwa, setting, atau perilaku pada orang/kelompok
tersebut dengan prosedur/metode pencatatan hasil berupa catatan lapangan secara tertulis atau
video recording maupun checklist observasi. Kemudian menghasilkan data konten/hasil seperti
deskripsi tentang setting, perilaku, kegiatan ataupun emosi pada kelompok tersebut.
Observasi bisa dikategorikan sebagai metode mencari data apabila observasi tersebut mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
● Observasi objektif pada hakikatnya harus bersifat objektif atau harus diamati secara
langsung berdasarkan keadaan satu objek nyata.
● Observasi faktual, observasi juga harus dilakukan berdasarkan fakta dan hasil observasi
lapangan, serta fakta yang terbukti tanpa adanya tudingan yang membingungkan.
● Observasi dimanfaatkan untuk riset dan telah dirancang secara sistematis.
● Observasi wajib berkenaan dengan tujuan penelitian yang sudah dirancang.
● Observasi tersebut dirangkum dengan sistematis dan dikaitkan dengan proposisi umum
dan tidak dijelaskan sebagai sesuatu yang menarik perhatian saja.
Observasi secara teoretis memiliki karakter sangat bervariasi. Variasi timbul dari kemajemukan
praktisi atau penggunaan sejak tahapan penelitian, setting lokasi beragam, serta kualitas
hubungan peneliti dengan yang diteliti (Denzin & Lincoln, 2009: 525). Peneliti dapat melakukan
observasi secara individual maupun kelompok. Observasi individu berarti melakukan
pengamatan secara mandiri, tanpa melibatkan campur tangan pihak lain. Observasi kelompok
berarti melakukan pengamatan/ meneliti kelompok dari arah yang dikehendaki sendiri maupun
meneliti perilaku manusia yang tergabung dalam kelompok secara alami, tanpa rekayasa.
Tahapan atau proses observasi meliputi pemilihan (selection), pengubahan (provocation),
pencatatan (recording), dan pengkodeaan (encoding), rangkaian perilaku dan suasana (tests of
behavior setting), in situ, dan untuk tujuan empiris.
Observasi memiliki 4 dimensi dasar, yaitu:
pengendalian, keanggotaan kelompok, struktur, dan perahasiaan.
Berikut adalah jenis-jenis observasi:
1. Studi Observasional Terkendali dan Tidak Terkendali
-Observasi terkendali terjadi ketika studi observasional dilakukan dalam kondisi yang
diatur dengan cermat.
-Observasi yang tidak terkendali adalah teknik observasi yang tidak membutuhkan usaha
untuk melakukan pengendalian, memanipulasi, atau
mempengaruhi situasi kondisi. Keunggulan dari observasi yang tidak terkendali adalah
bahwa objek berupa orang dapat diamati di dalam lingkungan tinggal atau lingkungan
kerja mereka.
2. Observasi Partisipan dan Non-Partisipan
-Dalam hal observasi non partisipan, peneliti tidak terlibat langsung dalam
tindakan para pelaku, tetapi mereka mengamati pelaku dari luar jangka pandang
mereka.
-Observasi partisipan adalah pendekatan yang sering digunakan dalam studi
kasus, studi etnografi, dan studi teori dasar di mana observer memainkan peran tertentu
dalam observasi.
3. Studi Observasional Terstruktur dan Tidak Terstruktur
-Studi observasional terstruktur adalah keadaan dimana pengamat sudah menentukan
sebelumnya terkait dengan rangkaian kegiatan ataupun fenomena untuk dipelajari.
Format untuk mencatat hasil observasi bisa secara spesifik didesain untuk setiap studi
yang relevan dengan tujuan penelitian. Observasi terstruktur umumnya bersifat
kuantitatif.
-Observasi tidak terstruktur dilaksanakan di tahap awal penelitian di mana peneliti belum
memiliki batasan dari aspek observasi yang perlu perhatian khusus yang pada akhirnya
dapat mengarah pada serangkaian hipotesis tentatif yang selanjutnya akan diuji menjadi
penelitian yang bersifat deduktif.
4. Observasi Tersembunyi dan Tidak Tersembunyi
-Observasi tersembunyi yang merupakan observasi dengan objek observasi tidak
mengetahui bahwa mereka sedang diamati. Keunggulan dari observasi tersembunyi
adalah bahwa subjek penelitian tidak dipengaruhi oleh kesadaran bahwa mereka sedang
diamati.
-Observasi yang tidak tersembunyi lebih menonjol,di mana objek observasi menyadari
bahwa mereka sedang diamati.
B. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu metode mengumpulkan data yang dilaksanakan melalui tatap
muka dan tanya jawab secara langsung ataupun secara tidak langsung melalui media komunikasi
tertentu antara pencari data ataupun peneliti kepada narasumber atau sumber data sehingga
peneliti bisa mendapatkan informasi dari narasumber.
Wawancara juga dapat digunakan dalam konteks penelitian, di mana seorang peneliti
menanyakan pertanyaan kepada responden dengan tujuan untuk mengumpulkan data dan
memahami fenomena yang sedang diteliti. Dalam hal ini, pertanyaan yang diajukan biasanya
lebih terfokus pada masalah yang sedang diteliti dan lebih bertujuan untuk mengumpulkan
informasi daripada mengevaluasi kecocokan seseorang.
Berikut adalah jenis-jenis wawancara:
1. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur adalah wawancara yang menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang sama
untuk semua responden. Pertanyaan-pertanyaan tersebut telah disusun sebelumnya dan tidak
dapat diubah-ubah saat wawancara berlangsung. Dengan demikian, wawancara terstruktur
memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data yang dapat dibandingkan dengan mudah.
Wawancara ini mempunyai arti bahwa peneliti telah memahami informasi yang ingin didapatkan
dari responden sehingga daftar pertanyaan wawancara telah disusun secara sistematis dan sesuai
kronologi. Peneliti juga bisa memakai alat bantu berupa tape recorder, foto, dan material lain
yang dapat mempermudah jalannya wawancara.
2. Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang tidak menggunakan pertanyaan-pertanyaan
yang sama untuk semua responden. Pertanyaan-pertanyaan dapat berubah-ubah sesuai dengan
apa yang diinginkan oleh responden. Dengan demikian, wawancara tidak terstruktur
memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data yang lebih akurat karena dapat menyesuaikan
pertanyaan sesuai dengan apa yang sebenarnya diinginkan oleh responden.
Ini merupakan wawancara yang bebas, yaitu peneliti tidak memakai kaidah wawancara yang
berisi mengenai pertanyaan yang akan ditanyakan secara terkhusus, dan hanya berisi hal-hal
penting terkait masalah yang ingin dipecahkan kepada responden.
C. Kuisioner
Kuesioner adalah instrumen penelitian yang didalamnya terdiri dari rangkaian pertanyaan dengan
tujuan mendapatkan informasi dari pada responden yang dituju.
Kelebihan dan kekurangan dari kuesioner adalah sebagai berikut:
Kuesioner adalah salah satu cara pengumpulan informasi dengan jumlah yang cukup besar, tetapi
dengan harga lebih murah, cepat dan efisien. Dengan menggunakan kuesioner bisa mendapatkan
sampel dari banyak orang.
Proses pengumpulan data menggunakan kuesioner juga terbilang lebih cepat karena para peneliti
tidak perlu hadir pada saat pengisian kuesioner dilakukan. Kuesioner sangat bisa membantu
dalam proses penelitian populasi besar dibandingkan dengan metode wawancara yang dinilai
kurang praktis. Meski begitu, memilih menggunakan kuesioner juga memiliki kekurangan. Salah
satu permasalahan yang paling menonjol dari penggunaan kuesioner adalah para responden tidak
memberikan jawaban sesuai dengan kenyataan yang ada. Hal ini tak lepas dari para responden
yang ingin menampilkan citra diri positif mereka dan menimbulkan tindakan berbohong ketika
membuat sebuah jawaban pada kuesioner yang ada.

Berikut adalah 3 jenis kuesioner, yaitu:

1. Kuesioner secara pribadi

2. Kuesioner melalui surat

3. Kuesioner elektronik dan online

Anda mungkin juga menyukai