Data primer ( primary data) mengacu pada informasi yang diperoleh langsung
oleh peneliti terkait dengan variabel ketertarikan untuk tujuan tertentu dari studi.
Individu memberikan informasi ketika diwawancara diberikan kuisioner, atau
diobservasi. Wawancara mendalam terhadap kelompok atau kelompok focus
merupakan sumber lain yang kaya akan data primer
Ukuran Umum, berasal dari sumber primer yang tidak melibatkan orang-
orang. Contohnya adalah kerusakan jurnal-jurnal di perpustakaan yang
memberikan indikasi yang baik terkait kepopuleran jurnal-jurnal tersebut
2. Sumber Data Sekunder
Data sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber sumber
yang sudah ada. Terdapat beberapa sumber data sekunder, termasuk buku
dan majalah, publikasi pemerintah, media, laporan tahunan perusahaan, dsb.
Kelebihan mencari sumber data sekunder adalah penghematan waktu dan biaya
untuk mendapatkan informasi. Akan tetapi, data sekunder sebagai satu sumber
informasi memiliki kekurangan karena dapat menjadi usang atau digantikan
dengan yang baru.
B. Metode Pengumpulan Data
C. Wawancara
D. Metode Proyektif
Ide atau pemikiran tertentu yang tidak dapat dengan mudah diungkapkan
dengankata-kata taau yangtetap berada dalam pikiran responden selalu dapay
diungkap melalui penelitian motivasional. Teknik yang lazim untuk mendapatkan data
semacam itu adalah asosisasi kata, thematic apperception test , uji inkblot, dsb.
Teknik asosiasi kata, seperti meminta responden dengan cepat mengasosiasikan
sebuah kata dengan hal pertama yang muncul di pikiran mereka. Thematic
apperception test , yaitu meminta responden untuk merangkai cerita di sekitar gambar
yang ditunjukkan. Dan uji inkblot menggunakan noda tinta berwarna yang
diinterpretasikan oleh responden yang menjelaskan apa yang mereka lihat dalam
beragam pola dan warna tersebut.
email adalah bahwa daerah geografis yang luas dapat tercakup dalam survei.
Namun, tingkat pengembalian kuesioner tersebut biasanya rendah. Tingkat respon
30% dianggap diterima. Kelemahan lain dari kuesioner elektronik dan mail adalah
bahwa keraguan responden mungkin tidak bisa diklarifikasi.
B. Pedoman Desain Kuesioner
Prinsip-prinsip desain kuesioner harus fokus pada tiga bagian. Ketiganya adalah
isu penting dalam desain kuesioner karena hal tersebut dapat meminimalkan kerancuan
dalam penelitian. Prinsip-prinsip tersebut yaitu :
2. Prinsip pengukuran kata. Seperti halnya terdapat pedoman yang harus diikuti
untuk memastikan bahwa kata-kata dari kuesioner sudah tepat untuk
meminimalkan kerancuan, sehingga juga ada beberapa prinsip pengukuran yang
harus diikuti untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sesuai untuk
menguji hipotesis. Pengukuran mengacu pada skala dan teknik skala yang
digunakan dalam mengukur konsep, serta penilaian keandalan dan validitas dari
langkah-langkah yang digunakan.
3. Review desain kuesioner. Untuk meminimalkan kerancuan responden dan
kesalahan pengukuran, semua prinsip yang dibahas harus diikuti dengan hati-hati.
Ketika instrumen yang divalidasi digunakan, temuan studi ini bermanfaat bagi
komunitas ilmiah karena hasilnya dapat direplikasi dan menambah teori dasar yang
telah ada.
Para peneliti yang terlibat dalam penelitian lintas budaya berusaha untuk melacak
persamaan dan perbedaan dalam respon perilaku dan sikap karyawan di berbagai
tingkatan dalam budaya yang berbeda. Ketika data dikumpulkan, seseorang
harus memperhatikan alat ukur dan bagaimana data dikumpulkan, selain
menjadi peka terhadap perbedaan budaya dalam penggunaan istilah tertentu.
Survei juga harus disesuaikan dengan budaya yang berbeda.