Anda di halaman 1dari 20

Nama : Irene Berliana Savitri

NIM : F1319031
Kelas / Fakultas : A / Ekonomi dan Bisnis
Mata Kuliah : Metodologi Penelitian I

BAB 7
DATA COLLECTION METHODS: INTRODUCTION AND INTERVIEWS

Sumber Data

Data dapat diperoleh dari sumber primer dan sekunder. Data primer mengarah pada
informasi yang diperoleh dari tangan-pertama oleh peneliti pada variabel interest untuk
tujuan spesifik studi. Data sekunder mengarah pada informasi yang dikumpulkan dari
sumber-sumber yang sudah ada. Contoh sumber data primer adalah individu, kelompok-
kelompok fokus, panel responden yang secara khusus dibuat oleh peneliti dan dari
opini-opini yang mungkin dicari pada isu-isu khusus dari waktu ke waktu.

Contoh sumber data sekunder adalah catatan atau arsip perusahaan, publikasi
pemerintah, analisis industri yang ditawarkan oleh media, situs web, internet, dan
seterusnya.

Sumber Data Primer

Individu menyediakan informasi ketika diwawancara, diadministrasi, kuisioner, dan


diamati. Wawancara mendalam kelompok, kelompok-kelompok fokus, atau sumber-
sumber data primer lainnya.

Kelompok Fokus
Kelompok fokus terdiri dari delapan sampai sepuluh anggota dengan seorang moderator
yang memimpin diskusi mengenai topic tertentu, konsep, atau produk selama kira-kira
dua jam.
 Peran Moderator
Moderator memperkenalkan topic, mengamati, dan mencatat dan/atau merekam
diskusi.
 Sifat data yang didapatkan melalui kelompok fokus
Harus diingat bahwa walaupun data yang didapatkan melalui kelompok anggota
yang sejenis tidak semahal dibandingkan dengan yang didapatkan melalui
berbagai metode pengumpulan data lainnya, dan juga meminjamkan diri mereka
untuk analisis cepat, isi dari analisis data yang didapatkan hanya menyediakan
informasi kualitatif. Selain itu, anggota tidak secara ilmiah merefleksi opini dari
populasi yang besar, sehingga tidak mewakili secara keseluruhan.
 Videoconferencing
Jika variasi respon regional diharapkan, beberapa kelompok fokus dapat
dibentuk termasuk moderator-moderator terlatih, pada lokasi-lokasi yang
berbeda. Proses ini dengan mudah difasilitasi melalui videoconferencing.

Panel
Panel seperti kelompok fokus, merupakan sumber dari informasi primer untuk tujuan-
tujuan penelitian. Kelompok fokus bertemu untuk satu kali sesi kelompok, sedangkan
panel (dari anggota) bertemu lebih dari sekali. Dalam kasus di mana efek dari intervensi
tertentu atau perubahan yang dipelajari selama periode waktu, studi panel sangat
berguna.
 Panel Statis dan Dinamis
Panel statis merupakan panel yang anggota-anggota yang sama menjalani panel
selama periode waktu yang diperpanjang. Panel dinamis merupakan panel yang
anggotanya berubah dari waktu ke waktu seperti fase-fase dari kemajuan studi.
 Teknik Delphi
Teknik Delphi merupakan sebuah metode peramalan yang menggunakan panel
ahli yang dipilih secara hati-hati dengan sistematis dan interaktif.

Unobtrusive Measures
Unobtrusive measures atau trace measures berasal dari sumber primer yang tidak
melibatkan orang.

Sumber Data Sekunder


Data sekunder diperlukan untuk penelitian bisnis pada umumnya. Data sekunder
mengarah pada informasi yang dikumpulkan oleh orang lain selain peneliti yang
melaksanakan studi yang sedang berjalan.
Terdapat beberapa sumber data sekunder, termasuk buku dan majalah, publikasi
indikator ekonomi pemerintah, data sensus, abstrak statistik, basis data, media, laporan
tahunan perusahaan, dan lain-lain. Studi kasus dan catatan arsip lainnya – sumber data
sekunder – menyediakan banyak informasi untuk penelitian dan penyelesaian masalah.

Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data merupakan bagian integral dari desain penelitian. Terdapat
beberapa metode pengumpulan data, yang memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri.
Metode pengumpulan data termasuk wawancara, observasi individu dan peristiwa,
dengan atau tidak dengan videotaping atau audio recording; kuisioner, dan teknik
motivasional yang bervariasi seperti tes proyektif.
Pilihan dalam metode pengumpulan data bergantung pada fasilitas yang tersedia, tingkat
keakuratan yang dibutuhkan, keahlian peneliti, rentang waktu studi, dan biaya lain dan
sumber daya dan pengumpulan data yang tersedia.

Wawancara Tidak Terstruktur dan Terstruktur


 Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstrukur jadi berlabel karena wawancara tersebut tidak
masuk setting wawancara dengan sebuah urutan pertanyaan yang terencana yang
akan ditanyakan pada responden.
 Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur merupakan wawancara yang dilaksanakan ketika
diketahui di mana awal dari informasi yang dibutuhkan.

Pelatihan Pewawancara
Ketika beberapa wawancara yang panjang dilaksanakan, sering kali tidak layak untuk
satu individu untuk melaksanakan semua wawancara. Tim pewawancara terlatih
dibutuhkan.
Face-to-Face dan Wawancara Telepon
Wawancara dapat dilaksanakan dengan face-to-face atau melalui telepon. Bisa juga
dengan computer-assisted.
Kelebihan dan kekurangan wawancara face-to-face adalah sebagai berikut:
Kelebihan utama dari wawancara face-to-face atau wawancara langsung adalah peneliti
dapat menyesuaikan pertanyaan-pertanyaan sesuai yang diperlukan, mengklarifikasi
keraguan, dan memastikan bahwa respon dimengerti dengan baik, dengan mengulang
pertanyaan. Peneliti juga dapat mengambil isyarat non-verbal dari responden. Segala
ketidaknyamanan, stres, atau masalah yang dialami responden dapat dideteksi melalui
kerutan dahi, nervous tapping, dan bahasa tubuh lainnya yang tidak sengaja
diperlihatkan oleh responden. Kerugian wawancara face-to-face adalah pewawancara
dibatasi oleh geografis, mereka mungkin saja memaksakan survei-survei dan
dibutuhkan sumber daya yang luas jika survei harus dilakukan secara nasional atau
internasional. Biaya pelatihan pewawancara untuk meminimalkan bias pewawancara
juga tinggi. Selain itu, responden mungkin saja merasa gelisah mengenai anonymity
respon ketika berinteraksi face-to-face dengan pewawancara.
Kelebihan dan kekurangan wawancara telepon adalah sebagai berikut:
Kelebihan dari wawancara telepon dari sisi peneliti adalah jumlah dari individu berbeda
dapat dicapai dalam waktu yang singkat. Dari sisi responden, dapat menghilangkan
ketidaknyamanan yang mungkin dialami saat menghadapi pewawancara. Kebanyakan
juga mengurangi ketidaknyamanan dalam mengungkapkan informasi melalui telepon
daripada face-to-face. Kekurangan dari wawancara telepon yaitu responden secara
sepihak mengakhiri wawancara tanpa peringatan atau penjelasan, dengan menutup
telepon. Identitas penelpon mungkin memperburuk situasi. Selain itu, peneliti tidak
akan dapat melihat responden untuk membaca komunikasi non-verbal.

Metode Proyektif
Beberapa ide dan pemikiran tertentu tidak dapat dengan mudah diucapkan atau tetap
berada pada tingkat ketidaksadaran dalam pikiran responden biasanya dapat dibawa ke
permukaan melalui penelitian motivasional. Teknik-teknik yang familiar untuk
pengumpulan data seperti itu adalah teknik word association, sentence completion,
thematic apperception test, inkblot test, dan seterusnya.
Teknik word association seperti menanyakan responden dengan cepat mengasosiasikan
word – say, work – dengan sesuatu yang pertama kali terpikirkan. Mirip dengan
sentence completion. Tes thematic apperception (TAT) memanggil responden untuk
mengarang cerita sesuai gambar yang diperlihatkan. Inkblot test menggunakan inkblot
yang diwarnai yang diinterpretasikan oleh responden yang akan menjelaskan apa yang
mereka lihat dalam berbagai pola dan warna.
BAB 7
DATA COLLECTION METHODS: OBSERVATION

Definisi dan Tujuan Penelitian


Observasi menyangkut pengamatan terencana, perekaman, analisis, dan interpretasi
perilaku, tindakan, atau peristiwa. Beberapa pendekatan observasi telah digunakan
dalam penelitian bisnis. Pendekatan tersebut dapat dibedakan dengan empat dimensi
utama bagaimana observasi dilaksanakan:
1. Kontrol (observasi yang dilaksanakan dalam setting buatan atau setting alami).
2. Pengamat merupakan anggota dari kelompok yang diamati atau tidak (observasi
partisipan atau observasi non-partisipan).
3. Struktur (sampai sejauh mana fokus dari observasi).
4. Kerahasiaan observasi (apakah anggota kelompok sosial yang diteliti
diberitahukan mengenai studi penelitian yang dilakukan atau tidak).

Empat Dimensi Utama yang Mengkarakterisasi Jenis Observasi


Studi Observasi Terkontrol Vs Studi Observasi Tidak Terkontrol
Dalam penelitian percobaan, kondisi yang relevan (berhubungan pada variabel
independen dalam studi) di manipulasi atau dibuat dalam cara yang sistematis. Efek dari
variabel independen terhadap variabel dependen secara berturut-turut diukur. Hal ini
memperbolehkan peneliti menentukan hubungan sebab-akibat.
Observasi terkontrol terjadi ketika penelitian observasi dilakukan dalam kondisi yang
secara hati-hati diatur. Observasi tidak terkontrol merupakan teknik observasi yang
tidak berusaha untuk mengontrol, memanipulasi, atau pengaruh situasi. Keuntungan
observasi tidak terkontrol adalah orang-orang dapat diobservasi dalam lingkungan kerja
atau shopping yang alami. Kekurangan observasi tidak terkontrol adalah biasanya sulit
untuk menguraikan situasi yang rumit karena kita tidak mengontrol setiap faktor yang
ada. Hal yang sulit untuk membedakan penyebab peristiwa, tindakan, dan perilaku.

Observasi Partisipan Vs Observasi Non-Partisipan


Dalam kasus observasi non-partisipan, peneliti tidak pernah terlibat secara langsung
dalam tindakan pemeran, tetapi mengamati mereka di luar pengetahuan pemeran
(actor), melalui one-way mirror atau kamera. Observasi partisipan adalah sebuah
pendekatan yang sering digunakan dalam studi kasus, studi etnografi, dan studi teori
dasar. Dalam observasi partisipan peneliti mengumpulkan data dengan berpartisipasi
dalam kehidupan sehari-hari dari kelompok atau organisasi dalam studi.

Studi Observasi Terstruktur Vs Studi Observasi Tidak Terstruktur


Ketika pengamat memiliki set yang telah ditentukan dari kategori aktivitas atau
fenomena yang direncakan untuk diteliti, ini merupakan studi observasi terstruktur.
Observasi terstruktur secara umum merupakan penelitian kuantitatif.
Pada awal studi, pengamat bisa saja tidak memiliki ide pasti dari aspek-aspek tertentu
yang membutuhkan fokus. Pengamatan peristiwa yang terjadi juga merupakan bagian
dari rencana dalam banyak bentuk penelitian eksplorasi dan kualitatif. Dalam kasus ini,
pengamat akan merekam semua yang diamati. Studi tersebut merupakan studi observasi
tidak terstruktur. Studi observasi tidak terstruktur diklaim sebagai karakteristik dari
penelitian kualitatif.

Observasi yang Dirahasiakan Vs Observasi yang Tidak Dirahasiakan


Kerahasiaan observasi berkaitan pada apakah anggota dari kelompok sosial dalam studi
diberitahukan bahwa mereka sedang diinvestigasi. Keuntungan utama dari concealed
observation adalah subjek penelitian tidak dipengaruhi oleh kesadaran bahwa mereka
sedang diamati. Unconcealed observation lebih obtrusive, mungkin mengganggu
keaslian dari perilaku dalam studi.
Concealed observation memiliki beberapa kekurangan etika yang serius. Concealed
observation meningkatkan masalah etika yang mungkin melanggar prinsip informasi
persetujuan, privasi, dan kepercayaan.

Dua Pendekatan Penting untuk Observasi


Observasi Partisipan: Pengenalan
Ketika Malinowski memperkenalkan metode ini dalam Argonauts of the Western
Pacific dia berpendapat bahwa metode ini menempatkan peneliti dalam posisi “untuk
memahami sudut pandang, kaitannya dengan kehidupan, untuk menyadari
pandangannya terhadap dunianya” (Malinowski, 1992, p. 25). Sekarang dengan mudah
dalam membedakan antara dua cara dasar untuk memahami metode tersebut. Hal itu
bisa dengan mengidentifikasi secara sempit sebagai partisipan dalam cara hidup dari
kelompok sosial dalam studi dikombinasikan dengan mengamati apa yang sedang
terjadi. Atau, dengan mengecap secara luas untuk melibatkan bukan hanya partisipan
dan pengamatan tertapi juga menggunakan metode lain seperti wawancara.

Aspek Partisipatif dari Observasi Partisipan


Tingkat tertinggi dari partisipasi yang terjadi merupakan complete participation. Dalam
kasus ini, peneliti hidup atau bekerja dengan subjek dalam studi dan cenderung untuk
mengasumsikan a pre-established role. Peneliti mungkin saja merahasiakan bahwa dia
adalah seorang pengamat, berperilaku secara alami sebisa mungkin dan berusaha untuk
menjadi anggota yang diterima dari kelompok sosial. Dalam banyak situasi, studi
observasi berdasarkan pada moderate participation. Peneliti mengasumsikan sebuah
posisi menengah antara menjadi orang dalam seutuhnya dan menjadi orang luar
seutuhnya. Dalam moderate participation, peneliti mengamati tempat kejadian studi,
memelihara jarak tertentu dan tidak pernah mengintervensi. Dalam kasus active
participation, peneliti tidak puas dengan peran sebagai pengamat. Dalam kasus ini,
peneliti tidak menyembunyikan bahwa dia adalah pengamat tetapi menjelaskan fakta
bahwa dia adalah pengamat untuk kelompok sosial studi sejak dari awal.

Aspek Observasi dari Observasi Partisipan


Dalam banyak studi observasi, mendapatkan akses dimulai dari mendapatkan izin untuk
melaksanakan penelitian dari orang yang berposisi tinggi dalam organisasi, lebih bagus
dari manajemen tingkat atas. Untuk mendapatkan izin melaksanakan penelitian, penting
untuk menjelaskan secara hati-hati mengenai tujuan penelitian. Setelah mendapatkan
izin, menjadi anggota yang diterima dalam kelompok sosial dalam studi yang
selanjutnya harus dilakukan.

Apa yang diamati


Faktor yang paling penting untuk menentukan apa yang akan diamati adalah tujuan dari
studi.
Observasi Terstruktur: Pengenalan
Ada tiga tingkatan yang berbeda dalam observasi terstruktur. Peneliti mungkin harus
menentukan kategori observasi dalam cara yang tepat dan eksklusif (highly structured
observation) atau mulai dengan rencana terperinci dari apa yang akan diamati dan
bagaimana, tetapi mengumpulkan data dalam cara yang kurang sistematis atau
ditentukan sebelumnya (semi-structured observation).

Penggunaan skema pengkodean dalam observasi terstruktur


Pertimbangan yang dilakukan untuk mengonstruksi sebuah skema kode:
 Fokus
Skema kode harus jelas apa yang sedang diamati.
 Objektif
Skema kode dan kategori harus memerlukan sedikit inferensi atau interpretasi
dari peneliti.
 Mudah digunakan
Sebuah skema kode yang baik adalah yang mudah digunakan.
 Mutually exclusive and collectively exhaustive
Kategori dalam skema kode harus mutually exclusive and collectively
exhaustive. Kategori yang mutually exclusive yaitu jika tidak kategori yang
tumpang tindih dengan kategori lainnya. Sedangkan, yang collectively
exhaustive merupakan kategori yang mencakup semua posibilitas (misalnya,
semua peristiwa yang relevan, tindakan, dan perilaku).

Keuntungan dan Kerugian Observasi


Salah satu keuntungan utama dari observasi adalah directness. Observasi
memperbolehkan peneliti untuk mengumpulkan data keperilakuan tanpa menanyakan
pertanyaan. Keuntungan observasi lainnya adalah memungkinkan untuk mengamati
kelompok individual tertentu – contohnya, anak-anak kecil dan eksekutif yang sangat
sibuk – dari siapa pun yang sulit untuk mendapatkan informasi. Kerugian dari observasi
adalah reactivity menjadi ancaman untuk validitas hasil studi observasi. Data yang
diamati dari sudut pandang peneliti dapat menjadi bias pengamat. Masalah praktis
observasi adalah penggunaan waktu. Banyak bentuk observasi yang pengamat harus
secara fisik hadir, sering kali membutuhkan waktu yang panjang.
BAB 9
DATA COLLECTION METHODS: QUESTIONNAIRES

Jenis-Jenis Kuisioner
Kuisioner adalah suatu set pertanyaan tertulis yang diformulasi sebelumnya untuk para
responden mencatat jawaban, biasanya dalam gambaran dekat alternatif. Kuisioner
merupakan metode pengumpulan data yang efisien ketika melaksanakan penelitian
deskriptif atau eksplorasi. Kuisioner secara umum didesain untuk mengumpulkan data
kuantitatif dalam jumlah besar.

Kelebihan dan Kekurangan dari Jenis-Jenis Kuisioner


Bentuk Pengumpulan Kelebihan Kekurangan
Data
Personally administered  Dapat membangun  Penjelasan bisa saja
questionnaires hubungan dan bias.
memotivasi  Membutuhkan waktu
responden. dan usaha.
 Keraguan dapat
diklarifikasi.
 Lebih murah ketika
diatur untuk
kelompok responden.
 Hampir 100%
kepastian respon.
 Anonim responden
tinggi.
Mail questionnaires  Anonymity yang  Tingkat respon selalu
tinggi. rendah.
 Daerah geografis  Tidak dapat
yang luas dapat mengklarifikasi
dicapai. pertanyaan.
 Hadiah token dapat  Prosedur follow-up
terlampir untuk untuk yang tidak
mencari pemenuhan. merespon dibutuhkan
 Responden dapat
mengambil waku
lebih untuk
merespon.
Electronic  Mudah diatur.  Computer literacy
questionnaires  Dapat meraih secara adalah keharusan.
global.  Responden harus
 Sangat murah. memiliki akses ke
 Pengiriman yang fasilitas.
cepat.  Responden harus mau
 Responden dapat untuk menyelesaikan
mengambil waktu survei.
yang lebih untuk
menjawab.

Petunjuk Desain Kuisioner


Prinsip Susunan Kata
Prinsip susunan kata mengarah pada faktor-faktor seperti:
1. Kesesuaian isi dari pertanyaan.
2. Bagaimana pertanyaan disusun dan tingkat kesempurnaan bahasa yang
digunakan.
3. Jenis dan bentuk pertanyaan yang ditanyakan.
4. Urutan pertanyaan.
5. Data personal yang dicari dari responden.
Prinsip Pengukuran
Hal ini mengarah pada skala dan teknik skala yang digunakan dalam konsep
pengukuran, juga penilaian reabilitas dan validitas ukuran yang digunakan.

Dimensi-Dimensi Internasional dari Survei


Isu-Isu Khusus dalam Instrumen untuk Penelitian Lintas-Budaya
Isu-isu khusus tertentu perlu untuk ditujukan ketika mendesain instrumen untuk
pengumpulan data dari berbagai negara. Karena bahasa yang berbeda digunakan di
negara yang berbeda, penting untuk memastikan bahwa penerjemahan instrumen pada
bahasa local cocok secara akurat pada bahasa aslinya.
Isu-Isu Pengumpulan Data
Ada tiga isu yang penting untuk pengumpulan data lintas-budaya – kesamaan respon,
waktu pengumpulan data, dan status individu yang mengumpulkan data.

Tinjauan Kelebihan dan Kekurangan dari Metode Pengumpulan Data yang


Berbeda dan Kapan untuk Digunakan
Wawancara tatap muka menyediakan data yang kaya, menawarkan kesempatan untuk
membangun hubungan dengan responden dan membantu untuk mengeksplor dan
memahami isu-isu rumit. Pada sisi negatif, wawancara tatap muka memiliki potensi
untuk memperkenalkan bias pewawancara dan mahal jika subjek dalam jumlah besar
terlibat. Wawancara tatap muka paling cocok dalam tahap eksplorasi penelitian ketika
peneliti mencoba untuk mendapatkan pandangan yang melingkupi konsep atau faktor-
faktor situasi.
Wawancara telepon membantu untuk menghubungi subjek yang tersebar di berbagai
daerah geografis dan mendapatkan respon segera dari mereka. Pada sisi negatif,
pewawancara tidak dapat mengamati respon non-verbal responden dan orang yang
diwawancara dapat menblok panggilan.
Studi observasi membantu dalam memahami isu kompleks melalui pengamatan
langsung dan kemudian, jika mungkin, menanyakan pertanyaan untuk mencari
klarifikasi pada isu tertentu. Pada sisi negatif, sangat mahal, karena periode waktu yang
panjang dari observasi dibutuhkan, dan bias pengamat mungkin saja terdapat dalam
data. Studi observasi paling cocok untuk penelitian yang tidak membutuhkan laporan
diri sendiri dari data deskriptif.
Personally administering questionnaires untuk kelompok individu membantu untuk (1)
membangun hubungan dengan responden saat memperkenalkan survei, (2)
menyediakan klarifikasi yang dicari oleh responden, dan (3) mengumpulkan kuisioner
dengan segera setelah diselesaikan. Pada sisi negatif, sangat mahal, khususnya jika
sampel tersebar secara luas. Personally administered questionnaires paling cocok ketika
data yang dikumpulkan dari subjek yang berlokasi dekat satu sama lain dan kelompok
responden dapat dengan senang hati dirancang.
Mail atau electronic questionnaires paling cocok (dan mungkin hanya alternatif yang
tersedia untuk peneliti) ketika informasi yang diperoleh pada skala substansial melalui
pertanyaan terstruktur, pada biaya yang layak, dari sampel yang tersebar luas secara
geografis.

Multimetode Pengumpulan Data


Jika respon yang dikumpulkan melalui wawancara, kuisioner, dan observasi sangat
berkolerasi satu sama lain, maka kita akan memiliki kepercayaan mengenai kebenaran
data yag terkumpul.

Implikasi Manajerial
Sebagai manajer, mungkin saja akan melibatkan konsultan untuk melakukan penelitian
dan mungkin saja tidak akan mengumpulkan data sendiri melalui wawancara, kuisioner,
atau observasi. Akan tetapi, manajer akan terpaksa untuk mendapatkan informasi yang
berhubungan dengan pekerjaan melalui wawancara klien, karyawan, atau lainnya,
manajer akan tahu bagaimana untuk mengajukan pertanyaan yang tidak bias untuk
menimbulkan jenis respon yang berguna. Selain itu, sebagai manajer akan dapat
menentukan tingkat kesempurnaan data yang ingin dikumpulkan.

Etika Pengumpulan Data


Etika dan Peneliti
1. Memperlakukan informasi yang diperoleh dengan kepercayaan dan menjaga privasi.
2. Tidak salah menyajikan sifat studi kepada subjek.
3. Peka terhadap permintaan informasi pribadi atau yang dapat mengganggu, harus
menawarkan alasan yang khusus.
4. Tidak boleh melanggar harga diri subjek penelitian.
5. Tidak memaksa untuk merespon survei.
6. Pengamat non-partisipan sebaiknya tidak mengganggu sebisa mungkin.
7. Dalam studi lab, subjek diberikan pengungkapan alasan eksperimen.
8. Subjek tidak pernah diekspos agar tidak mengalami ancaman fisik atau mental.
9. Tidak salah menyajikan atau distorsi dalam melaporkan data yang terkumpul.
BAB 10
DATA COLLECTION METHODS: DESAIN EKSPERIMEN

Pengertian

Desain ekperimen (experimental design) merupakan desain studi dimana peneliti dapat
menciptakan lingkungan / kondisi tiruan, mengontrol beberapa variabel dan
memanipulasi variabel bebas untuk membuktikan hubungan sebab akibat.
Desain eksperimen terbagi atas dua kategori yaitu:
- eksperimen lab (lab experiments), dan
- eksperimen lapangan (fields experiments)

Eksperimen lab

Eksperimen lab (lab experiments) merupakan desain eksperimen yang diatur dalam
suatu lingkungan tiruan dimana kontrol dan manipulasi diberikan untuk membuktikan
hubungan sebab akibat di antara variabel yang diminati peneliti. Jika hubungan sebab
akibat antara variabel bebas dan terikat ingin dibuktikan dengan jelas, maka semua
variabel lain yang mungkin mencemari atau mengacaukan hubungan tersebut harus
dikontrol dengan ketat. Kontrol dan manipulasi paling baik dilakukan dalam situasi
buatan (laboratorium), di mana pengaruh klausal dapat diuji. Pengertian dari kontrol dan
manipulasi adalah sbb

1. Kontrol
Ketika kita merumuskan hubungan sebab-akibat antara dua variabel X dan Y, adalah
mungkin bahwa suatu faktor, misalnya A, juga mempengaruhi variabel terikat Y. Dalam
hal tersebut, adalah mustahil untuk menentukkan tingkat di mana Y hanya terjadi karena
X, karena kita mengetahui seberapa besar total variasi Y disebabkan oleh kehadiran
faktor A.

2. Manipulasi Variabel Bebas


Manipulasi secara sederhana berarti bahwa kita membuat tingkat yang berbeda pada
variabel bebas untuk menilai dampak pada variabel terikat. Menipulasi variabel bebas
juga disebut perlakuan (treatment), dan hasil perlakuan disebut pengaruh perlakukan
(treatment effect). Mengontrol Variabel “Pengganggu” yang Mencemari Dalam
mengontrol variabel “pengganggu” yang mencemari suatu penelitian dapat dilakukan
dua cara berikut, yatu:
a. Memadankan Kelompok
Memadankan atau menjodohkan (matching) merupakan metode dalam mengontrol
faktor yang diketahui mencemari dalam suatu studi ekperimen, dengan secara sengaja
menyebarkannya bersama-sama di seluruh kelompok eksperimental dan kontrol
agar tidak mengacaukan hubungan sebab akibat. Dalam metode ini, berbagai
karakteristik yang mengacaukan di kelompokkan dan secara sengaja disebarkan
kedalam semua kelompok.
b. Randomisasi
Randomisasi merupakan proses mengontrol variabel pengganggu (nuisance variable)
dengan secara acak menempatkan anggota di antara beberapa kelompok ekperimen dan
kontrol, sehingga variabel yang mengacaukan secara acak dibagi ke seluruh kelompok.
Dalam randomisasi, proses di mana orang yang ditarik (yaitu, setiap orang mempunyai
peluang yang diketahui dan sama untuk ditarik) dan penempatan mereka dalam
kelompok mana pun (tiap orang bisa ditempatkan ke dalam kelompok manapun) adalah
acak.

Eksperimen lapangan

Eksperimen lapangan (fields experiments) merupakan eksperimen yang dilakukan untuk


mendeteksi hubungan sebab akibat dalam lingkungan alami dimana peristiwa terjadi
secara normal. Eksperimen lapangan adalah eksperimen yang dilakukan dalam
lingkungan alami di mana pekerjaan dilakuan sehari-hari, namun kepada satu atau lebih
kelompok diberikan perlakuan tertentu. Kelompok kontrol bisa diatur dalam eksperimen
lapangan. Kelompok eksperimen dan kontrol dalam eksperimen lapangan bisa terdiri
dari orang-orang yang bekerja di beberapa pabrik dalam radius yang sama, atau lainnya.

Validitas internal dan validitas eksternal


Validitas internal merupakan validitas yang mengacu pada tingkat keyakinan kita
tentang pengaruh kausal yaitu, bahwa variabel X menyebabkan variabel Y) sementara
validitas eksternal mengacu pada tingkat generalisasi dari hasil sebuah studi kausal pada
situasi, orang, atau validitas lain. Ekperimen lapangan mempunyai validitas eksternal
yang lebih tinggi (karena hasilnya lebih dapat digeneralisasi pada situasi organisasi
lainnya), namun mempunyai validitas internal yang lebih rendah (karena kita tidak bisa
yakin mengenai sampai tingkat apa variabel X sendirian menyebabkan variabel Y).
Berbanding terbalik dengan eksperimen lapangan, eksperimen lab memiliki validitas
internal yang lebih tinggi dan validitas eksternal rendah.
Terdapat trade off antara validitas internal dan eksternal. Bila peneliti menginginkan
validitas internal yang tinggi maka sebaiknya bersedia menetukan validitas eksternal
yang lebih rendah dan sebaliknya.

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Validitas Internal


Validitas internal eksperimen lab dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor pencemar.
Faktor pencemar yang mungkin ada ini merupakan ancaman untuk validitas internal.
Tujuh ancaman utama pada validitas internal adalah :

1. Pengaruh Sejarah
Peristiwa atau faktor tertentu yang berdampak pada hubungan variabel bebas dan
variabel terikat mungkin muncul tanpa diduga sementara ekperimen dilakukan, dan
sejarah peristiwa tersebut akan mengacaukan hubungan sebab akibat antara kedua
variabel, sehingga mempengaruhi validitas internal.

2. Pengaruh Maturasi
Pengaruh maturasi merupakan sebuah fungsi dari proses biologis dan pisikologis yang
berlaku dalam responden sebagai hasil dari perjalanan waktu. Contoh proses maturasi
bisa meliputi pertambahan usia, kelelahan, rasa lapar dan kebosanan. Dengan kata lain,
terdapat pengaruh maturasi pada variabel terikat dan murni karena perjalan waktu.

3. Pengaruh Pengujian
Perbedaan antara skor prates dan pascates yang dilakukan terhadap subjek dihubungkan
dengan perlakuan, tetapi, ketika responden diberi prates, hal tersebut mungkin
mempengarui respons mereka dalam pascates, yang akan berdampak merugikan
terhadap validitas internal.
4. Pengaruh instrumentasi
Pengaruh instrumentasi adalah ancaman lain untuk validitas internal. Hal tersebut bisa
muncul karna perubahan dalam instrumentasi pengukuran antara prates dan pascates.

5. Pengaruh bias seleksi


Ancaman pada validitas internal juga bisa berasal dari seleksi subjek yang tidak tepat
atau tidak cocok untuk kelompok eksperimen dan kontrol. Respons subjek dapat
mencemari hubungan sebab-akibat dan juga merupakan ancaman yag tidak dapat
memenuhi kriteria kelompok kontrol akan menjadi ancaman bagi validitas internal
dalam jenis eksperimen tertentu.

6. Pengaruh regresi statistik


Pengaruh regresi statistik muncul jika anggota yang terpilih untuk kelompok
eksperimen mempunyai skor awal yang ekstrem pada variabel terikat.

7. Pengaruh Mortalitas
Faktor pengacau lain pada hubungan seb-akibat adalah mortalitas atau pengurangan
anggota dalam kelompok eksperimen, kontrol, atau keduanya, saat eksperimen
berlangsung.
a. Mendesak orang untuk berpartisipasi dalam eksperimen dengan paksaan, atau
menggunakan tekanan sosial.
b. Memberikan tugas kasar dan mengajukan pertanyaan yang merendahkan dan
mengurangi harga diri meraka.
c. Menipu subjek dengan secara sengaja menyesatkan mereka terkait penelitian
yang sebenarnya.
d. Menimbulkan stress fisik atau mental bagi peserta.
e. Tidak membolehkan subjek mengundurkan diri dari penelitian meskipun mereka
ingin.
f. Menggunakan hasil penelitian untuk merugikan peserta, atau tujuan yang tidak
mereka inginkan.
g. Tidak menjelaskan prosedur yang berlaku dalam eksperimen.
h. Menempatkan peserta dalam situasi yang berbahaya dan tidak aman
i. Tidak mengadakan tanya-jawab dengan peserta secara penuh dan akurat setelah
eksperimen berakhir.
j. Tidak menjaga privasi dan rahasia informasi yang diberikan oleh peserta.
k. Tidak memberi insentif untuk kelompok kontrol.

Implikasi manajerial
Sebelum menggunakan desain eksperimen dalam studi penelitian, adalah penting untuk
mempertimbangkan apahkah hal tersebut perlu, dan jika demikian, sampai tingkat apa.
Hal tersebut penting karena desain eksperimen membutuhkan upaya khusus dan
mengubah-ubah tingkat intervensidengan arus kegiatan yang biasa. Meskipun manajer
mungkin sering tidak tertarik dalam hubungan sebab-akibat, pengetahuan yang baik
mengenai desain eksperimen bisa membantu perkembangan sejumlah studi awal yang
dilakukan untuk menguji apakah faktor seperti sistem bonus, tarif per satuan, waktu
istirahat, dan seterusnya membawa pada hasi positif seperti motivasi yang lebih baik,
peningkatan kinerja, dan kondisi kerja lainnya yang diinginkan di tempat kerja. Manajer
pemasaran dapat menggunakan desain eksperimen untuk mempelajari pengaruh pada
iklan penjualan, promosi penjualan, harga, dan sebagainya. Kesadaran akan manfaat
simulasi sebagai alat penelitian juga bisa menghasilkan ikhtiar penelitian yang kreatif
dalam bidang manajemen, sebagai mana hal tersebut terjadi dalam sisi manufaktur
bisnis.

Anda mungkin juga menyukai