Anda di halaman 1dari 15

Lecture Note

Week 05
Data Collection
Methods

Research Methodology

BINUS ONLINE LEARNING


Data Collection Methods

Learning Outcomes

LO 3 : Mengoperasikan konsep metodologi penelitian menjadi proposal


penelitian bisnis

Peserta diharapkan mampu :


1. Mengoperasikan bagaimana cara pengumpulan data primer.
2. Menyebutkan macam-macam metode pengumpulan data
3. Mengaplikasikan pengumpulan data primer melalui wawancara
4. Mengaplikasikan pengumpulan data primer observasi
5. Mengaplikasikan pengumpulan data primer kuesioner.
5 DATA COLLECTION METHODS

5.1 Sumber Data


Data dapat diperoleh dari sumber primer dan sekunder. Data primer
mengarah pada informasi yang diperoleh dari tangan-pertama oleh peneliti pada
variabel interest untuk tujuan spesifik studi. Data sekunder mengarah pada
informasi yang dikumpulkan dari sumber-sumber yang sudah ada.
Contoh sumber data primer adalah individu, kelompok-kelompok fokus,
panel responden yang secara khusus dibuat oleh peneliti dan dari opini-opini
yang mungkin dicari pada isu-isu khusus dari waktu ke waktu.
Contoh sumber data sekunder adalah catatan atau arsip perusahaan,
publikasi pemerintah, analisis industri yang ditawarkan oleh media, situs web,
internet, dan seterusnya.
Sumber Data Primer
Sumber data primer berarti data yang berasal dari data asli, yaitu sumber
data yang dikumpulkan atau digali secara langsung oleh peneliti untuk tujuan
penelitian. Data primer dapat dikumpulkan dalam beberapa cara. Teknik yang
paling umum adalah survei mandiri, wawancara, observasi lapangan, dan
eksperimen. Berdasarkan biaya, pengumpulan data primer relatif lebih mahal dan
memakan waktu jika dibandingkan dengan pengumpulan data sekunder.
Meskipun demikian, pengumpulan data primer mungkin menjadi satu-satunya
metode yang cocok untuk beberapa jenis penelitian.
Karena aktivitas manajemen dan bisnis sebagian besar merupakan
fenomena sosial, sebagian besar informasi diperlukan untuk membuat keputusan
dalam pengaturan kerja yang berasal dari karyawan, konsumen, manajer,
investor, dan/atau pemasok. Karena alasan ini, kegiatan wawancara, observasi,
dan kuesioner sangat populer dalam penelitian bisnis. Melalui metode ini,
memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan berbagai macam data dari
responden.
Sumber data primer yang biasa digunakan dalam penelitian bisnis antara
lain: wawancara, observasi, dan kuesioner.
Individu menyediakan informasi ketika diwawancara, diadministrasi,
kuisioner, dan diamati. Wawancara mendalam kelompok, kelompok-kelompok
fokus, atau sumber-sumber data primer lainnya.
1. Kelompok Fokus (Focus Group)
Kelompok fokus terdiri dari delapan sampai sepuluh anggota dengan
seorang moderator yang memimpin diskusi mengenai topic tertentu, konsep,
atau produk selama kira-kira dua jam.

1
DATA COLLECTION METHODS |2

a. Peran Moderator
Moderator memperkenalkan topic, mengamati, dan mencatat dan/atau
merekam diskusi.
b. Sifat data yang didapatkan melalui kelompok fokus
Harus diingat bahwa walaupun data yang didapatkan melalui kelompok
anggota yang sejenis tidak semahal dibandingkan dengan yang
didapatkan melalui berbagai metode pengumpulan data lainnya, dan juga
meminjamkan diri mereka untuk analisis cepat, isi dari analisis data yang
didapatkan hanya menyediakan informasi kualitatif. Selain itu, anggota
tidak secara ilmiah merefleksi opini dari populasi yang besar, sehingga
tidak mewakili secara keseluruhan.
c. Video conferencing
Jika variasi respon regional diharapkan, beberapa kelompok fokus dapat
dibentuk termasuk moderator-moderator terlatih, pada lokasi-lokasi yang
berbeda. Proses ini dengan mudah difasilitasi melalui video
conferencing.
2. Panel
Panel seperti kelompok fokus, merupakan sumber dari informasi primer
untuk tujuan-tujuan penelitian. Kelompok fokus bertemu untuk satu kali sesi
kelompok, sedangkan panel (dari anggota) bertemu lebih dari sekali. Dalam
kasus di mana efek dari intervensi tertentu atau perubahan yang dipelajari
selama periode waktu, studi panel sangat berguna.
a. Panel Statis dan Dinamis
Panel statis merupakan panel yang anggota-anggota yang sama
menjalani panel selama periode waktu yang diperpanjang. Panel dinamis
merupakan panel yang anggotanya berubah dari waktu ke waktu seperti
fase-fase dari kemajuan studi.
b. Teknik Delphi
Teknik Delphi merupakan sebuah metode peramalan yang menggunakan
panel ahli yang dipilih secara hati-hati dengan sistematis dan interaktif.
3. Unobtrusive Measures
Unobtrusive measures atau trace measures berasal dari sumber primer yang
tidak melibatkan orang. Contoh: jumlah kaleng minuman ringan berbagai
merek yang ditemukan di kantong sampah juga memberikan ukuran tingkat
konsumsinya.
Sumber Data Sekunder
Data sekunder diperlukan untuk penelitian bisnis pada umumnya. Data sekunder
mengarah pada informasi yang dikumpulkan oleh orang lain selain peneliti yang
melaksanakan studi yang sedang berjalan.
Terdapat beberapa sumber data sekunder, termasuk buku dan majalah, publikasi
indikator ekonomi pemerintah, data sensus, abstrak statistik, basis data, media,
laporan tahunan perusahaan, dan lain-lain. Studi kasus dan catatan arsip lainnya
– sumber data sekunder – menyediakan banyak informasi untuk penelitian dan
penyelesaian masalah.
5.2 Metode Pengumpulan Data
DATA COLLECTION METHODS |3

Metode pengumpulan data merupakan bagian integral dari desain


penelitian. Terdapat beberapa metode pengumpulan data, yang memiliki
keuntungan dan kerugian tersendiri. Metode pengumpulan data termasuk
wawancara, observasi individu dan peristiwa, dengan atau tidak dengan
videotaping atau audio recording; kuisioner, dan teknik motivasional yang
bervariasi seperti tes proyektif.
Pilihan dalam metode pengumpulan data bergantung pada fasilitas yang
tersedia, tingkat keakuratan yang dibutuhkan, keahlian peneliti, rentang waktu
studi, dan biaya lain dan sumber daya dan pengumpulan data yang tersedia.
5.3 Wawancara
Metode pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian bisnis
adalah melakukan wawancara kepada responden untuk mendapatkan informasi
tentang masalah yang sedang diminati atau diteliti. Wawancara merupakan
percakapan terarah antara dua orang atau lebih. Ada banyak jenis wawancara.
Wawancara individu atau kelompok, dapat dilakukan secara tidak terstruktur atau
terstruktur, dilakukan tatap muka, atau melalui telepon, atau wawancara online.
Wawancara Tidak Terstruktur dan Terstruktur
1. Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur diartikan bahwa pewawancara tidak
memasuki pengaturan wawancara dengan urutan pertanyaan yang telah
direncanakan untuk ditanyakan kepada responden. Tujuan peneliti
melakukan wawancara tidak terstruktur adalah untuk membawa beberapa
masalah awal kearah yang lebih dalam sehingga peneliti dapat
menentukan faktor-faktor apa yang perlu diselidiki lebih lanjut secara
mendalam.
Contoh: Ceritakan tentang unit dan departemen Anda, atau jelaskan
kondisi perusahaan anda secara menyeluruh. Tentunya yang berkaitan
dengan karyawan, dan apa pun yang menurut Anda penting.
Setelah melakukan sejumlah wawancara tidak terstruktur dengan karyawan
di beberapa level dan mempelajari data yang diperoleh, peneliti akan
mengetahui variabel yang membutuhkan fokus lebih besar dan meminta
informasi yang lebih mendalam. Kondisi ini yang akan menggiring peneliti
ke tahap wawancara terstruktur, yang fokus pada variabel-variabel yang
telah diidentifikasi.
Wawancara tidak terstrukur jadi berlabel karena wawancara tersebut
tidak masuk setting wawancara dengan sebuah urutan pertanyaan yang
terencana yang akan ditanyakan pada responden.
2. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur merupakan wawancara yang dilaksanakan ketika
diketahui di mana awal dari informasi yang dibutuhkan.
Wawancara terstruktur biasa dilakukan jika peneliti telah mengetahui
informasi awal terkait dengan masalah yang akan diteliti dan
membutuhkan informasi yang lebih jelas. Isi wawancara terstruktur dapat
dipersiapkan sebelumnya, dan biasanya terdiri dari:
DATA COLLECTION METHODS |4

a. Pengantar: pewawancara memperkenalkan diri, tujuan wawancara,


memastikan kerahasiaan hasil wawancara, dan meminta izin untuk
merekam selama proses wawancara;
b. Serangkaian topik (biasanya pertanyaan) dalam urutan logis: pertama
pertanyaan "pemanasan" (yang mudah dijawab dan tidak
mengancam) dan kemudian pertanyaan utama yang mencakup tujuan
wawancara;
c. Saran untuk pertanyaan menyelidik: tindak lanjut pertanyaan yang
digunakan ketika jawaban pertama tidak jelas atau tidak lengkap,
pewawancara tidak sepenuhnya memahami jawaban, atau dalam
kasus lain di mana pewawancara membutuhkan informasi yang lebih
spesifik atau mendalam.
Ketika responden menyatakan pandangan mereka tentang pertanyaan yang
diajukan, peneliti akan mencatatnya. Pertanyaan yang sama akan
ditanyakan kepada semua orang dengan cara yang sama. Terkadang,
berdasarkan kepentingan situasi, peneliti mengambil inti dari jawaban
responden dan mengajukan pertanyaan terkait lainnya bukan pada
protokol wawancara. Melalui proses ini, faktor-faktor baru dapat
diidentifikasi dan menghasilkan pemahaman yang lebih dalam. Namun,
untuk dapat mengenali kemungkinan respon dari responden, pewawancara
harus memahami maksud dan tujuan dari setiap pertanyaan. Ini sangat
penting ketika tim pewawancara terlatih melakukan survei.
Ketika wawancara terstruktur telah dilakukan dan semua informasi
penting telah diperoleh, kondisi ini memudahkan peneliti untuk
memahami dan menggambarkan faktor-faktor penting yang berpangaruh
dalam memahami masalah.
Akhirnya, informasi dari hasil wawancara kemudian data ditabulasi dan
dianalisis. Proses ini membantu peneliti untuk menyelesaikan tugas yang
ingin dia capai, seperti menggambarkan fenomena, atau mengukurnya,
atau mengidentifikasi masalah spesifik dan mengembangkan teori tentang
faktor-faktor yang memengaruhi masalah, atau menemukan jawaban
untuk pertanyaan penelitian. Banyak penelitian kualitatif dilakukan dengan
cara ini.
Pelatihan Pewawancara
Ketika beberapa wawancara yang panjang dilaksanakan, sering kali tidak
layak untuk satu individu untuk melaksanakan semua wawancara. Tim
pewawancara terlatih dibutuhkan.
Face-to-Face dan Wawancara Telepon
Wawancara dapat dilaksanakan dengan face-to-face atau melalui telepon. Bisa
juga dengan computer-assisted.
Kelebihan dan kekurangan wawancara face-to-face adalah sebagai berikut:
- Kelebihan utama dari wawancara face-to-face atau wawancara langsung
adalah peneliti dapat menyesuaikan pertanyaan-pertanyaan sesuai yang
diperlukan, mengklarifikasi keraguan, dan memastikan bahwa respon
dimengerti dengan baik, dengan mengulang pertanyaan. Peneliti juga dapat
mengambil isyarat non-verbal dari responden. Segala ketidaknyamanan,
stres, atau masalah yang dialami responden dapat dideteksi melalui kerutan
DATA COLLECTION METHODS |5

dahi, nervous tapping, dan bahasa tubuh lainnya yang tidak sengaja
diperlihatkan oleh responden.
- Kerugian wawancara face-to-face adalah pewawancara dibatasi oleh
geografis, mereka mungkin saja memaksakan survei-survei dan dibutuhkan
sumber daya yang luas jika survei harus dilakukan secara nasional atau
internasional. Biaya pelatihan pewawancara untuk meminimalkan bias
pewawancara juga tinggi. Selain itu, responden mungkin saja merasa
gelisah mengenai anonymity respon ketika berinteraksi face-to-face dengan
pewawancara.
Kelebihan dan kekurangan wawancara telepon adalah sebagai berikut:
- Kelebihan dari wawancara telepon dari sisi peneliti adalah jumlah dari
individu berbeda dapat dicapai dalam waktu yang singkat. Dari sisi
responden, dapat menghilangkan ketidaknyamanan yang mungkin dialami
saat menghadapi pewawancara. Kebanyakan juga mengurangi
ketidaknyamanan dalam mengungkapkan informasi melalui telepon
daripada face-to-face.
- Kekurangan dari wawancara telepon yaitu responden secara sepihak
mengakhiri wawancara tanpa peringatan atau penjelasan, dengan menutup
telepon. Identitas penelpon mungkin memperburuk situasi. Selain itu,
peneliti tidak akan dapat melihat responden untuk membaca komunikasi
non-verbal.
Wawancara interaktif melalui komputer secara online telah menjadi mode
pengumpulan data yang semakin penting dalam beberapa tahun terakhir.
Wawancara yang dilakukan secara tatap muka dan dilakukan melalui telepon
memiliki kelebihan dan kekurangan, dan keduanya memiliki kegunaan dalam
situasi yang berbeda. Kelemahan dan kelebihan wawancara face-to-face dan
telepon dapat dijelaskan melalui Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Kelebihan Dan Kelemahan Wawancara
Mode dalam
Kelebihan Kelemahan
pengumpulan data
Personal atau a. Dapat membangun hubungan dan memotivasi a. Membutuhkan waktu pribadi.
tatap muka responden. b. Biaya lebih banyak ketika wilayah
b. Dapat mengklarifikasi pertanyaan, menghapus geografis cukup luas.
keraguan, serta menambah pertanyaan baru. c. Responden khawatir tentang kerahasiaan
c. Dapat membaca isyarat nonverbal. informasi yang diberikan.
d. Dapat menggunakan alat bantu visual untuk d. Pewawancara perlu dilatih.
memperjelas pertanyaan. e. Bias dalam pertanyaan
e. Data secara detail bisa diperoleh.
Wawancara a. Lebih murah dan lebih cepat daripada a. Isyarat nonverbal tidak dapat dibaca.
dengan telpon wawancara pribadi. b. Wawancara harus dibuat singkat.
b. Dapat menjangkau area geografis yang luas. c. Nomor telepon yang sudah usang dapat
c. Anonimitas lebih besar daripada wawancara dihubungi, dan yang tidak terdaftar
pribadi dihilangkan dari sampel.
d. Responden dapat mengakhiri
wawancara kapan saja.

Wawancara melalui computer (Computer-assisted interviews/CAI)


Wawancara dapat juga dilakukan dengan menggunakan bantuan computer.
Berikut dijelaskan mengenai wawancara telepon berbantuan computer
DATA COLLECTION METHODS |6

(Computer-Assisted Telephone Interviewing/ CAPI) dan wawancara pribadi


berbantuan computer (Computer-Assisted Personal Interviewing/ CATI).
Tabel. 5.2. Perbedaan CAPI dan CATI

CATI (Computer-Assisted Telephone Interviewing) CAPI (Computer-Assisted Personal Interviewing)


PC terhubung ke sistem telepon, memilih nomor responden dapat menggunakan komputer mereka sendiri
telepon, memanggil, dan menempatkan tanggapan untuk menjalankan program sendiri begitu mereka
dalam file. Data tersebut kemudian dianalisis. menerima perangkat lunak dan memasukkan tanggapan
mereka, sehingga mengurangi kesalahan dalam
pencatatan.

5.4 Observasi
Metode observasi (pengamatan) menghasilkan data pengamatan yang
lebih detail dan tidak terkontaminasi oleh biasnya data. Tetapi, metode observasi
memakan waktu. Observasi menyangkut rencana menonton, merekam,
menganalisis, dan menafsirkan perilaku, tindakan, atau peristiwa. Berbagai
pendekatan observasi telah digunakan dalam penelitian bisnis. Pendekatan
tersebut dapat dibedakan dengan empat dimensi utama bagaimana observasi
dilaksanakan:
1. Kontrol (observasi yang dilaksanakan dalam setting buatan atau setting
alami).
2. Pengamat merupakan anggota dari kelompok yang diamati atau tidak
(observasi partisipan atau observasi non-partisipan).
3. Struktur (sampai sejauh mana fokus dari observasi).
4. Kerahasiaan observasi (apakah anggota kelompok sosial yang diteliti
diberitahukan mengenai studi penelitian yang dilakukan atau tidak).
Empat Dimensi Utama yang Mengkarakterisasi tipe Observasi adalah :
1. Studi observasi terkontrol dan tidak terkontrol
Dalam penelitian percobaan, kondisi yang relevan (berhubungan pada
variabel independen dalam studi) di manipulasi atau dibuat dalam cara yang
sistematis. Efek dari variabel independen terhadap variabel dependen secara
berturut-turut diukur. Hal ini memperbolehkan peneliti menentukan
hubungan sebab-akibat.
Observasi terkontrol terjadi ketika penelitian observasi dilakukan dalam
kondisi yang diatur dengan cermat. Observasi tidak terkontrol adalah
teknik observasi yang tidak berupaya untuk mengendalikan, memanipulasi,
atau memengaruhi situasi. Peristiwa berjalan dengan sendirinya dan peneliti
mengamati peristiwa tanpa mencampuri aturan dalam kehidupan nyata.
Keuntungan dari pengamatan yang tidak terkontrol adalah orang dapat
diamati dalam berbelanja atau lingkungan kerja. Namun, kelemahan utama
dari pengamatan yang tidak terkontrol adalah sulit untuk mengurai situasi
yang seringkali rumit karena tidak dapat mengendalikan faktor untuk
membedakan penyebab peristiwa, tindakan, dan perilaku.
2. Observasi partisipan dan nonpartisipan
Pengamatan non-partisipan, peneliti tidak pernah terlibat langsung dalam
tindakan partisipan, tetapi mengamati mereka dari luar cakrawala visual,
DATA COLLECTION METHODS |7

misalnya melalui cermin satu arah atau kamera. Pengamatan partisipan


adalah pendekatan yang sering digunakan dalam studi kasus, studi etnografi,
dan studi grounded theory. Dalam pengamatan partisipan, peneliti
mengumpulkan data dengan berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari
kelompok atau organisasi yang diteliti.
3. Studi observasi terstruktur dan tidak terstruktur
Studi observasional dapat berupa pengamat nonpartisipan atau pengamat
partisipan. Kedua hal ini, sekali lagi, dapat terstruktur atau tidak terstruktur.
Studi observasi terstruktur adalah seperangkat kategori kegiatan atau
fenomena yang telah ditentukan untuk dipelajari.
Format untuk merekam pengamatan dapat secara khusus dirancang dan
disesuaikan untuk setiap penelitain agar sesuai dengan tujuan penelitian.
Pengamatan terstruktur umumnya bersifat kuantitatif. Pengamatan tidak
terstruktur pada akhirnya dapat mengarah pada serangkaian hipotesis tentatif
yang diuji dalam penelitian selanjutnya yang bersifat deduktif. Oleh karena
itu, penemuan induktif melalui pengamatan dapat membuka jalan untuk
membangun teori selanjutnya dan pengujian hipotesis.
4. Observasi tersembunyi dan terbuka
Observasi tersembunyi berkaitan dengan apakah anggota kelompok sosial
yang diteliti diberitahu bahwa mereka sedang diselidiki. Keuntungan utama
dari pengamatan tersembunyi adalah subjek penelitian tidak dipengaruhi oleh
kesadaran bahwa mereka sedang diamati. Memang, reaktivitas atau sejauh
mana pengamat mempengaruhi situasi yang diamati dapat menjadi ancaman
besar terhadap validitas hasil studi observasi. Pengamatan yang tidak
tersembunyi lebih menonjol, mungkin mengganggu keaslian perilaku yang
diteliti.
Dua Pendekatan Penting untuk Observasi
1. Observasi Partisipan: Pengenalan
Ketika Malinowski memperkenalkan metode ini dalam Argonauts of the
Western Pacific dia berpendapat bahwa metode ini menempatkan peneliti dalam
posisi “untuk memahami sudut pandang, kaitannya dengan kehidupan, untuk
menyadari pandangannya terhadap dunianya” (Malinowski, 1992, p. 25).
Sekarang dengan mudah dalam membedakan antara dua cara dasar untuk
memahami metode tersebut. Hal itu bisa dengan mengidentifikasi secara sempit
sebagai partisipan dalam cara hidup dari kelompok sosial dalam studi
dikombinasikan dengan mengamati apa yang sedang terjadi. Atau, dengan
mengecap secara luas untuk melibatkan bukan hanya partisipan dan pengamatan
tertapi juga menggunakan metode lain seperti wawancara.
a. Aspek Partisipatif dari Observasi Partisipan
Tingkat tertinggi dari partisipasi yang terjadi merupakan complete
participation. Dalam kasus ini, peneliti hidup atau bekerja dengan subjek
dalam studi dan cenderung untuk mengasumsikan a pre-established role.
Peneliti mungkin saja merahasiakan bahwa dia adalah seorang pengamat,
berperilaku secara alami sebisa mungkin dan berusaha untuk menjadi
anggota yang diterima dari kelompok sosial. Dalam banyak situasi, studi
observasi berdasarkan pada moderate participation. Peneliti mengasumsikan
sebuah posisi menengah antara menjadi orang dalam seutuhnya dan menjadi
DATA COLLECTION METHODS |8

orang luar seutuhnya. Dalam moderate participation, peneliti mengamati


tempat kejadian studi, memelihara jarak tertentu dan tidak pernah
mengintervensi. Dalam kasus active participation, peneliti tidak puas dengan
peran sebagai pengamat. Dalam kasus ini, peneliti tidak menyembunyikan
bahwa dia adalah pengamat tetapi menjelaskan fakta bahwa dia adalah
pengamat untuk kelompok sosial studi sejak dari awal.
b. Aspek Observasi dari Observasi Partisipan
Dalam banyak studi observasi, mendapatkan akses dimulai dari
mendapatkan izin untuk melaksanakan penelitian dari orang yang berposisi
tinggi dalam organisasi, lebih bagus dari manajemen tingkat atas. Untuk
mendapatkan izin melaksanakan penelitian, penting untuk menjelaskan
secara hati-hati mengenai tujuan penelitian. Setelah mendapatkan izin,
menjadi anggota yang diterima dalam kelompok sosial dalam studi yang
selanjutnya harus dilakukan.
Apa yang diamati
Faktor yang paling penting untuk menentukan apa yang akan diamati adalah
tujuan dari studi.
2. Observasi Terstruktur: Pengenalan
Ada tiga tingkatan yang berbeda dalam observasi terstruktur. Peneliti mungkin
harus menentukan kategori observasi dalam cara yang tepat dan eksklusif
(highly structured observation) atau mulai dengan rencana terperinci dari apa
yang akan diamati dan bagaimana, tetapi mengumpulkan data dalam cara yang
kurang sistematis atau ditentukan sebelumnya (semi-structured observation).
Penggunaan skema pengkodean dalam observasi terstruktur
Pertimbangan yang dilakukan untuk mengonstruksi sebuah skema kode:
- Fokus
Skema kode harus jelas apa yang sedang diamati.
- Objektif
Skema kode dan kategori harus memerlukan sedikit inferensi atau
interpretasi dari peneliti.
- Mudah digunakan
Sebuah skema kode yang baik adalah yang mudah digunakan.
- Mutually exclusive and collectively exhaustive
Kategori dalam skema kode harus mutually exclusive and collectively
exhaustive. Kategori yang mutually exclusive yaitu jika tidak kategori yang
tumpang tindih dengan kategori lainnya. Sedangkan, yang collectively
exhaustive merupakan kategori yang mencakup semua posibilitas
(misalnya, semua peristiwa yang relevan, tindakan, dan perilaku).
Keunggulan dan Kerugian Observasi
Salah satu keuntungan utama dari observasi adalah keterbukaan. Sementara
wawancara dan kuesioner memperoleh tanggapan verbal tentang tindakan dan
perilaku dari subjek, observasi memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data
perilaku tanpa mengajukan pertanyaan. Orang-orang dapat diamati di lingkungan
kerja atau di lingkungan laboratorium, dan aktivitas serta perilaku mereka atau
hal-hal menarik lainnya dapat dicatat, dianalisis, dan ditafsirkan.
Keuntungan lain dari pengamatan adalah memungkinkan untuk mengamati
kelompok individu tertentu - misalnya, anak-anak muda dan eksekutif yang
sangat. Anak-anak dapat diamati minat dan rentang perhatian mereka dengan
DATA COLLECTION METHODS |9

berbagai rangsangan, seperti keterlibatan mereka dengan mainan yang berbeda.


Pengamatan seperti itu akan membantu produsen mainan, pendidik anak,
administrator tempat penitipan anak, dan orang lain yang sangat terlibat atau
bertanggung jawab atas perkembangan anak, untuk merancang dan memodelkan
ide berdasarkan minat anak-anak, yang lebih mudah diamati daripada ditelusuri
dengan cara lain. Data yang diperoleh melalui pengamatan peristiwa yang
biasanya terjadi umumnya lebih dapat diandalkan dan bebas dari bias responden.
5.5 Kuesioner
Kuisioner adalah seperangkat pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan
sebelumnya oleh peneliti dan responden mencatat jawaban mereka, biasanya
dalam alternatif jawaban yang agak dekat. Kuesioner umumnya dirancang untuk
mengumpulkan data kuantitatif. Kuesioner dapat dikelola secara pribadi,
didistribusikan secara elektronik, atau dikirimkan langsung kepada responden.
Kuisioner umumnya lebih murah dan memakan waktu dibanding wawancara dan
observasi, tetapi kuesioner juga memungkinkan terjadinya kesalahan non-respons
yang lebih besar. Berikut pedoman dalam mendesain kuesioner dalam table 5.3.
Tabel 5.3. Pedoman Desain Kuesioner

Prinsip Penyusunan Kata Prinsip Pengukuran Tampilan Umum Kuesioner

1. Isi dan tujuan pertanyaan. → variabel mengacu pada skala dan teknik memperhatikan bagaimana
subjektif atau objektif penskalaan yang digunakan tampilan kuesioner akan
dalam konsep pengukuran, serta memudahkan responden untuk
2. Bahasa dan kata-kata dari kuesioner. →
penilaian reliabilitas dan validitas menjawab. Kuesioner yang
harus pada tingkat pemahaman responden
ukuran yang digunakan. menarik dan rapi dengan: 1.
3. Jenis dan bentuk pertanyaan. → Terbuka pengantar dan instruksi yang
atau tertutup. tepat 2. rangkaian pertanyaan
Terbuka : memungkinkan responden untuk dan alternatif jawaban yang
menjawab mereka dengan cara apapun yang disusun dengan baik
mereka pilih.
Tertutup : meminta responden untuk
membuat pilihan di antara serangkaian
alternatif yang diberikan oleh peneliti
4. Urutan pertanyaan. → dari umum ke
khusus, dari mudah ke sulit.
5. Data pribadi yang dicari dari responden.
→ memastikan anonimitas responden.

1. Kuesioner yang dikelola secara pribadi


Ketika survei terbatas pada area lokal, cara yang baik untuk
mengumpulkan data adalah dengan mengelola kuesioner secara pribadi.
Keuntungan utamanya adalah peneliti atau anggota tim peneliti dapat
mengumpulkan semua tanggapan yang diselesaikan dalam waktu singkat.
Keraguan yang dimiliki responden atas pertanyaan dapat diklarifikasi di tempat.
Peneliti juga memiliki kesempatan untuk memperkenalkan topik penelitian dan
memotivasi responden untuk memberikan jawaban yang jujur. Pemberian
DATA COLLECTION METHODS | 10

kuesioner kepada sejumlah besar orang pada saat yang sama lebih murah dan
menghabiskan lebih sedikit waktu daripada wawancara.
2. Kuesioner melalui surat
Sebuah kuesioner yang dikirim melalui surat adalah kuesioner yang
dikelola sendiri kemudian dikirimkan kepada responden melalui surat. Metode
ini telah lama menjadi andalan dalam penelitian bisnis, tetapi dengan kehadiran
internet, ponsel, dan jejaring sosial, kuesioner surat telah usang karena kuesioner
dapat diposting secara online atau dikirim melalui email.
3. Kuesioner secata elektronik dan online
Pendistribusian kuesioner secara elektronik atau online adalah mudah dan
cepat. Yang harus peneliti lakukan adalah mengirim undangan kepada
responden melalui email untuk berpartisipasi dalam survei, memposting tautan
di situs web atau blog pribadi, atau menggunakan jejaring sosial. Kuesioner
online biasanya dibuat dengan bantuan "formulir web" dengan kemampuan
menyimpan jawaban dalam database dan menampilkan hasil berupa analisi
statistik.
Kuesioner online sering digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang
lebih dalam tentang pendapat dan preferensi konsumen. Keuntungan besar dari
penelitian survei online adalah kemampuan internet untuk menyediakan akses
ke kelompok dan individu yang sulit dijangkau melalui saluran lain. Namun,
kelemahan untuk kuesioner online yaitu peneliti sering menemui masalah terkait
pengambilan sampel. Misalnya, tingkat respons yang sangat rendah membuat
sulit untuk menetapkan keterwakilan sampel dan menggeneralisasi temuan,
karena responden yang menanggapi survei mungkin sama sekali tidak mewakili
populasi yang seharusnya.
4. Prinsip pengukuran
Kuesioner dirancang dengan menggunakan kata-kata yang mudah
dipahami dan tidak menimbulkan bias ketika dijawab oleh responden. Hal ini
juga berlaku pada prinsip pengukuran yang harus diikuti untuk memastikan
bahwa data yang dikumpulkan telah sesuai untuk menguji hipotesis penelitian.
Pengukuran merujuk pada skala dan teknik skala yang digunakan dalam
mengukur konsep, serta penilaian terhadap reliabilitas dan validitas pertanyaan.
Penggunaan skala yang tepat harus bergantung pada jenis data yang akan
diperoleh. Mekanisme teknik skala yang berbeda dapat membantu peneliti untuk
menentukan jensi data yang akan digunakan. Jika memungkinkan, skala interval
dan rasio harus digunakan dalam preferensi untuk skala nominal atau ordinal.
Setelah data diperoleh, "kebaikan data" harus dinilai melalui uji validitas dan
reliabilitas. Validitas menentukan seberapa baik suatu teknik, instrumen, atau
proses dala mengukur konsep tertentu, dan reliabilitas menunjukkan seberapa
stabil dan konsistennya instrumen dalam mengukur variabel.
DATA COLLECTION METHODS | 11

Contoh

Kata Pengantar dalam Kuesieoner

Karakteristik Responden
DATA COLLECTION METHODS | 12

Daftar Pertanyaan

KESIMPULAN
Sumber data primer berarti data yang berasal dari data asli, yaitu sumber
data yang dikumpulkan atau digali secara langsung oleh peneliti untuk tujuan
penelitian. Data primer dapat dikumpulkan dalam beberapa cara. Teknik yang
paling umum adalah survei mandiri, wawancara, observasi lapangan, dan
eksperimen.
Metode pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian bisnis
adalah melakukan wawancara kepada responden untuk mendapatkan informasi
tentang masalah yang sedang diminati atau diteliti. Wawancara merupakan
percakapan terarah antara dua orang atau lebih. Ada banyak jenis wawancara.
Wawancara individu atau kelompok, dapat dilakukan secara tidak terstruktur atau
terstruktur, dilakukan tatap muka, atau melalui telepon, atau wawancara online.
Metode observasi (pengamatan) menghasilkan data pengamatan yang lebih
detail dan tidak terkontaminasi oleh biasnya data. Tetapi, metode observasi
memakan waktu. Observasi menyangkut rencana menonton, merekam,
menganalisis, dan menafsirkan perilaku, tindakan, atau peristiwa. Berbagai
pendekatan observasi telah digunakan dalam penelitian bisnis. Ini dapat
dibedakan oleh empat dimensi utama yang mencirikan cara pengamatan yang
dilakukan peneliti, yaitu (1) Studi observasional terkontrol dan tidak terkontrol,
(2) Observasi partisipan dan non-partisipan, (3) studi observasional terstruktur dan
tidak terstruktur, dan (4) pengamatan tersembunyi dan terbuka.
Kuisioner adalah seperangkat pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan
sebelumnya oleh peneliti dan responden mencatat jawaban mereka, biasanya
dalam alternatif jawaban yang agak dekat. Kuesioner umumnya dirancang untuk
mengumpulkan data kuantitatif. Kuesioner dapat dikelola secara pribadi,
didistribusikan secara elektronik, atau dikirimkan langsung kepada responden.
Kuisioner umumnya lebih murah dan memakan waktu dibanding wawancara dan
observasi, tetapi kuesioner juga memungkinkan terjadinya kesalahan non-respons
yang lebih besar.
DATA COLLECTION METHODS | 13

REFERENSI
Uma Sekaran and Roger Bougie (2019) Research Methods for Business: A Skill Building-Approach. 8th Edition.
John Wiley & Sons Ltd. ISBN 978-1-119-56124-8 [Chapter 8 – 10]
Mark Saunders, Philip Lewis and Adrian Thornhill (2016). Research methods for business students. 7th Edition.
Pearson Education Limited. ISBN 978-1-292-01662-7 [Chapter 10 – 11]

Anda mungkin juga menyukai